Penentuan Primer
-
Upload
carollius-pratama-putra -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
Transcript of Penentuan Primer
PENENTUAN PRIMER
Pendahuluan
Primer adalah oligonukleotida pendek yang mempunyai urutan nukleotida yang
komplementer dengan urutan nukleotida DNA template. Primer berjalan dari kedua ujung
DNA template. Metode penentuan primer kali ini dengan bantuan software
primer3_results.cgi release 0.4.0. Gen yang diambil adalah Tumor Supresor gene P53 dari
Homo sapiens.
Hasil
No mispriming library specifiedUsing 1-based sequence positionsOLIGO start len tm gc% any 3' seq LEFT PRIMER 856 20 60.17 45.00 6.00 3.00 TTTCGAAGCCAGCATAATCCRIGHT PRIMER 1123 20 60.34 45.00 7.00 2.00 TTAGAAACGGGGTTTCACCASEQUENCE SIZE: 1190INCLUDED REGION SIZE: 1190
PRODUCT SIZE: 268, PAIR ANY COMPL: 5.00, PAIR 3' COMPL: 0.00
1 TTCCTGTATGGAAATCCAGTTATTCTGTCTCCACTTGTTGAAATAGGCTTCCTTTCTCTA
61 CTGAATGCTTTTAATTTTAATTATTTTACAGTTGGAGTATAGGGCTACCATTTTAGTGCT
121 ATTTTCTTTTTTTCTTTGTTAATTTTTGAGACAGGGACTCACACTGTTGCCCAGGCTAGA
181 GTACAATGGCACAATCAAGGCTTACTGCAGCCTCGAACCCCTGGGCTCAAGCAGTCCTCT
241 AGCAGCCTCACGAGTAGCTGGGATTACTCCACCACACCCAGCTAACTATTTTATTTTTTT
301 GTATTGACAGGATCTCACTATGTTGCCCAGGCTGGTCTCAAACTGCTGGCCTCAAGCTTT
361 CATCCCATCTCGGCCTCCCAAAGTGCTGGGATTACAGGTGTGAGCCACCATGCCTGACCT
421 CTTAGTGCTATTTTCTATTTATCTCCTCTGTTCTCTGCTCTCTTTAAACGTTGGAGGAAG
481 AAACAGTACCCATCTTACACAAACTCTTCAGAAAACAGAGGAACAGACTGGGCGCGGTGG
541 CTCATACCTGTAATCTCAGCACTTTGGTACGCTGAGGCAGGGGATCATTTGAGGTCGGGA
1
601 GTTCGAGACCAGCCTGGCCAACACGGCGAAACCCCATCTCTACTAAAAATACAAAAAGTA
661 GCTAGGCGTGGTGACACATACCTGTAATGCCAGTTACTCAGGAGGCTGAGGCACAAGAAT
721 CCCTTGAACCTGGGAAGCGGAGGTTGCAGTGAGCCGAGATTGCGCCACTGCACTCCAGCC
781 TGGGCAACAGAGTGAGACCCTGTCTCAGAAAAAAAAAGAAAGAAAGAAAAAATAGAGGAA
841 TATTTCCCAACTTGTTTTCGAAGCCAGCATAATCCTGGTACCAAAACCAAACAAGGACAT >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
901 TATAAGAAAAGAAAATATAGACCAATATTCCTGTTAGCATAGACATGCAACAGCTAACCA
961 ATTTTAGCAAACCAAACCTGGTAATATAGAAAAAAGGATAAATAGGCCAGTCGCGGTGGC
1021 TCACGCCTGTAATCCCAGCACTTTGGGAGGCTGAGGCAGGCAGATCACTTGAGGTCAGGA
1081 GTTTGAGACCAGCCTGACCAACATGGTGAAACCCCGTTTCTAATAAAAATACAAAAATCA <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
1141 GGCTGGGCACGGTGGCTCACGCCTGTAATCCCAGCACTTTGGGAGGCCGA
KEYS (in order of precedence):>>>>>> left primer<<<<<< right primer
ADDITIONAL OLIGOS start len tm gc% any 3' seq
1 LEFT PRIMER 845 20 60.23 45.00 6.00 2.00 TCCCAACTTGTTTTCGAAGC RIGHT PRIMER 1123 20 60.34 45.00 7.00 2.00 TTAGAAACGGGGTTTCACCA PRODUCT SIZE: 279, PAIR ANY COMPL: 5.00, PAIR 3' COMPL: 1.00
2 LEFT PRIMER 851 20 60.39 45.00 6.00 2.00 CTTGTTTTCGAAGCCAGCAT RIGHT PRIMER 1123 20 60.34 45.00 7.00 2.00 TTAGAAACGGGGTTTCACCA PRODUCT SIZE: 273, PAIR ANY COMPL: 5.00, PAIR 3' COMPL: 1.00
3 LEFT PRIMER 702 20 59.96 55.00 3.00 3.00 GAGGCTGAGGCACAAGAATC RIGHT PRIMER 1017 20 60.84 50.00 4.00 2.00 ACCGCGACTGGCCTATTTAT PRODUCT SIZE: 316, PAIR ANY COMPL: 4.00, PAIR 3' COMPL: 1.00
4 LEFT PRIMER 856 20 60.17 45.00 6.00 3.00 TTTCGAAGCCAGCATAATCC RIGHT PRIMER 1122 20 59.29 45.00 7.00 2.00 TAGAAACGGGGTTTCACCAT PRODUCT SIZE: 267, PAIR ANY COMPL: 4.00, PAIR 3' COMPL: 0.00
Statistics con too in in no tm tm high high high sid many tar excl bad GC too too any 3' poly end ered Ns get reg GC% clamp low high compl compl X stab okLeft 8527 0 0 0 545 0 2889 2985 3 11 87 141 1848Right 8483 0 0 0 324 0 2375 3742 0 8 77 158 1782Pair Stats:considered 2579, unacceptable product size 2560, ok 19
2
primer3 release 1.1.4
(primer3_results.cgi release 0.4.0)
3
EKSTRAKSI DNA
Pendahuluan
Ekstraksi DNA merupakan prosedur rutin dalam analisis molekuler. Dalam
menganalisis DNA, DNA yang diperlukan adalah dalam bentuk murni. Selain itu, sebelum
memulai PCR (Polymerase Chain Reaction), kita harus melakukan ekstraksi dari DNA yang
ingin kita perbanyak terlebih dahulu. Proses ekstraksi ini terdiri dari 4 tahapan yaitu lisis,
binding, washing ,dan elution.
Pada sel darah putih, DNA terdapat pada nukelus dan mitokondria. Logikanya untuk
memperoleh DNA, kita harus melepaskan semua pelindung - pelindung di sekitar DNA. Hal
inilah yang dilakukan dalam proses ekstraksi DNA. Prinsip dari ekstraksi DNA ini ada dua,
yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan
campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul
besar akan berada dibawah tabung (pelet) dan molekul ringan berada pada bagian atas tabung
(supernatan). Sedangkan, presipitasi merupakan langkah yang dilakukan untuk
mengendapkan suatu komponen dari campuran.
Tujuan
Visualisai DNA dengan elektroforesis gel,
Peninjauan pola fragmen DNA hasil pemotongan secara enzimatik melalui teknik
hibridisasi southern.
Isolasi DNA genomik dalam rangka pembuatan pustaka genomik.
Isolasi DNA yang diperlukan sebagai cetakan (template) dalam prosedur perbanyakan
DNA secara in vitro melalui teknik PCR.
Tahapan Ekstraksi DNA dari Sampel Darah
1. Resuspensi pelet dengan menambahkan Buffer A sebanyak 4 x volume total sample.
2. Tambahkan SDS (Sodium Doecyl Sulfat) 18% sebanyak 1 x volume total sample
(konsentrasi akhir 3%).
3. Bolak - balik tabung agar tercampur dan lisis.
4. Diamkan dalam suhu kamar selama 2 menit.
4
5. Tambahkan fenol / kloroform (25 fenol : 24 kloroform : 1 isoamil alkohol) sebanyak 6
x volume total sample.
6. Homogenkan dengan cara membolakbalikan tabung.
7. Sentrifugasi sample dengan kecepatan 2800 rpm selama 10 menit.
8. Pindahkan fase atas ke dalam tabung baru.
9. Endapkan denga 1 / 10 volume 3M NaAc, pH 5,2 dan volume EtOH, suhu 200C.
10. Buang alkohol hati - hati agar endapan DNA tidak terbuang.
11. Larutkan endapan DNA dengan TE sebanyaj 400 μL.
12. Tambahkan fenol / kloroform lagi.
13. Ambil supernatan dan pindahkan ke tabung yang bersih, endapkan dengan 1 / 10
volume 3 M NaAc, pH 5,2 dan 2,5 volume EtOH, homogenkan.
14. Ambil endapan DNA lalu larutkan endapan DNA dengan TE sebanyak 500 μL.
15. DNA sudah terekstraksi.
Keterangan
Buffer A terdiri dari :
1. NaAc, pH 5.2 50mM
2. NaCl 100mM
3. EDTA 1mM
4. ddH2O
TE terdiri dari :
1. 10 mM Tris HCl
2. 1 mM EDTA pH 8.0 (+20C)
Analisis
Buffer A berfungsi sebagai resuspensi yaitu penggabungan kembali pelet yang telah
terbentuk dengan larutan yang dicampurkan dan sebagai pengkelat. Pemilihan buffer tersebut
dilihat dari kemampuan buffer menghasilkan arus listrik.
SDS (Sodium Doecyl Sulfat) atau larutan deterjen pekat berfungsi sebagai larutan
pelisis dan juga bertindak sebagai pengahambat semua enzim nuklease yang ada selama
proses ekstraksi. Hal ini bisa dipahami karena SDS memiliki 2 bagian yaitu (lipofilik dan
hidrofilik) serta bersifat basa.
5
Fenol / kloroform untuk mengekstraksi DNA dari kontaminan. Fenol merupakan
pelarut organik yang dapat melarutkan protein, lipid, dan molekul lain seperti polisakarida,
yang diharapkan akan didapatkan supernatan yang berisis DNA bebas kontaminan.
Sedangkan, kloroform dapat berfungsi sebgai pendenaturasi protein, tetapi DNA tidak
terdenaturasi karena tidak larut dalam pelarut organik seperti klorofom / fenol.
Sentrifugasi bertujuan untuk memisahkan debris dan komponen sel lain yang menjadi
pengotor dengan DNA. Kemudian dilakukan penambahan alkohol sebagai presipitat DNA
setelah dilakukan sentrifugasi dan pemindahan fasa. Penambahan alkohol ini berfungsi
sebagai penghilang kloroform. sebab bila kloroform masih berada di dalam sample maka
dikhawatirkan akan menghambat kerja enzim - enzim restriksi atau enzim lain yang
diperlukan pada langkah selanjutnya.
KONVENSIONAL POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
6
Pendahuluan
Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu cara yang cepat, sederhana, dan
tidak memakan biaya besar untuk menggandakan fragmen DNA tertentu dari sejumlah kecil
bahan sumber DNA secara in vitro. PCR pertama kali ditemukan Kary Mullis pada 1983,
meskipun penemuan ini belum diketahui umum sampai dengan tahun 1985. PCR merupakan
suatu teknik dasar yang harus diketahui oleh setiap orang yang ingin berkecimpung /
mempelajari biomolekuler.
Komponen - komponen yang diperlukan pada proses PCR adalah DNA template,
sepasang primer (oligonukleotida pendek yang mempunyai urutan nukleotida yang
komplementer dengan urutan nukleotida DNA template), dNTPs, buffer PCR, MgCl2, DNA
polimerase.
Prinsip Kerja PCR
Materi awal yang digunakan dalam PCR berupa larutan DNA untai ganda yang
mengandung urutan nukleotida yang ditargetkan untuk disalin. Kemudian, ditambahkan jenis
DNA polimerase yang resisten terhadap panas, dNTPs, dan primer. Primer dibutuhkan agar
DNA polimerase dapat memulai sintesis DNA, juga untuk menentukan segmen DNA tertentu
yang akan diperkuat.
Terdapat 3 tahapan utama dalam PCR yang akan diulang - ulang sampai 30 - 40
siklus. Hal ini dilakukan di mesin PCR, yaitu suatu mesin yang dapat menaikkan atau
menurunkan suhu di suatu tabung tempat reaksi berjalan dalam waktu yang singkat.
1. Denaturasi (93 - 950C)
Selama proses ini, untai ganda DNA terbuka karena ikatan hidrogen yang mengikat
kedua rantai terputus serta semua reaksi enzimatis berhenti. Proses ini memakan
waktu 30 detik sampai 1 menit.
2. Annealing (37 - 650C)
7
Primer bergerak acak dikarenakan gerak brown. Ikatan ion terbentuk seketika. Untuk
ikatan yang lebih stabil, dibutuhkan waktu yang lebih lama. Proses ini memakan
waktu 30 detik sampai 1 menit.
3. Pemanjangan (70 - 750C)
Sintesis rantai DNA yang komplemen dengan utas parental dipengantarai oleh DNA
polimerase dan dNTPs yang terdapat dalam campuran reaksi setelah penempelan
primer sempurna. Pada suhu ini, DNA polimerase bekerja optimal. DNA polimerase
menambahkan nukleotida (dari dNTPs) sebagai komplemen dari rantai DNA
template. Proses ini memakan waktu sekitar 2 menit.
Aplikasi PCR
Kloning gen.
Pendeteksian kelainan genetik.
Paternity test.
Mutagenesis untuk mendeteksi fungsi protein.
Mengidentifikasi perubahan ekspresi gen dari gen yang tidak diketahui.
Analisis forensik.
kontrol kualitas dari industri.
ELEKTROFORESIS
8
Langkah - langkah PCR
Pendahuluan
Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan molekul seluler berdasarkan atas
pergerakan molekul - molekul protein bermuatan di dalam medan listrik. Pergerakan molekul
dalam medan listrik dipnegaruhi oleh bentuk, ukuran, besar muatan, dan sifat kimia dari
molekul. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada
makromolekul (pada proses kali ini DNA yang bemuatan - (negatif)). Jika molekul
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, misalnya gel agarose, kemudian dialiri
arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut
akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut
tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk
molekulnya.
Elektroforesis DNA merupakan teknik post - PCR konvensional untuk keperluan
proses visualisasi. Elektroforesis ini bekerja berdasarkan atas ukuran ( berat molekul ) dan
struktur fisik molekulnya. Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel -
partikel bermuatan negatif akan bergerak ke arah kutub positif, sedangkan partikel - partikel
bermuatan positif akan bergerak ke kutub negatif.
Teknik elektroforesis dapat digunakan untuk analisis DNA, RNA, maupun protein.
Elektroforesis DNA misalnya dilakukan untuk menganalisis fragmen - fragmen DNA hasil
pemotongan dengan enzim restriksi. Fragmen molekul DNA yang telah dipotong - potong
dapat ditentukan ukurannya dengan cara membuat gel agarosa, yaitu suatu bahan semi padat
berupa polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut. Molekul RNA dapat dianalisa dengan
prinsip yang sama, yaitu menggunakan gel agarose tetapi dengan buffer yang mengandung
formaldehid. Untuk elektroforesis protein yang berbeda hanyalah gel yang digunakan yaitu
gel polikrilamid.
Tahapan Pembuatan Gel Agarose
1. Timbang agarose sebanyak 2 gr ( 25).
2. Tuang ke dalam botol / tabung tahan panas.
3. Tambahkan 100 ml buffer TBE (tris-borat-EDTA).
4. Didihkan sampai larut dalam pemanas / microwave selama 4 menit.
5. Dinginkan pada suhu kamar sampai suhu 600C.
9
6. Tambahkan EtBr sebanyak 5 μL. (EtBr bersifat karsinogenik, laboran harus selalu
memakai sarung tangan pada saat bekerja).
7. Tuang ke dalam tray yang sebelumnya sudah dipasang comb.
Tahapan Loading
1. Masukkan produk hasil RT-PCR ke dalam well yang dibentuk oleh comb pada gel
agarose.
2. Setelah semua produk RT-PCR yang akan kita analisa masuk ke dalam well, tutup cell
unit dengan cell lid dan kemudian letakkan tutup alumunium foil di atasnya. Tutup
aluminium foil digunakan untuk melindungi lid sensor dari gangguan sinal lampu
yang terlalu terang.
3. Hidupkan tombol ON lalu atur dengan ketentuan; output voltage : 100 volt; time : 40
menit; arus listrik : 400 μA.
4. Sebagai indikasi alat menyala, terlihat gelembung - gelembung udara dari elektroda.
Tahapan Visualisasi
1. Setelah proses elektroforesis selesai, rendam gel dalam larutan EtBr.
2. Letakkan gel di atas UV Box.
3. Nyalakan UV (Lindungi mata anda dengan kaca mata pelindung pada saat mengamati
di atas UV-transiluminator)
4. Atur fokus pemotretan
5. Lihat lah pita - pita pada gel.
Analisis
10
Contoh hasil elektroforesis
Buffer elektroforesis yang digunakan harus sesuai dengan pelarut yang digunakan
untuk pembuatan gel agarose, misal :
Tris-acetate : kemampuannya paling rendah, tetapi efektif untuk isolasi DNA dari
gel agarose baik elektrolusi maupun gel ekstraksi.
Tris-borat : resolusi cukup baik, tapi untuk mengisolasi kembali DNA dari
agarose
Untuk mendeteksi potongan - potongan DNA berupa bands - DNA pada gel agarose
digunakan pewarna yang mengandung fluorosen dengan konsentrasi rendah, seperti EtBr.
EtBr akan menyisip ke dalam DNA. Penggunaan EtBr dimaksudkan untuk membantu
visualisasi karena EtBr akan memendarkan sinar UV.
Semakin luas pita hasil elektroforesis, menandakan DNA telah menjadi potongan -
potongan kecil, dimana potongan kecil tersebut berjalan lebih cepat menuju elektrodda positif
dibandingkan potongan DNA yang lebih besar. DNA memiliki muatan negatif sehingga akan
bergerak menuju elektroda positif saat di elektroforesis. Pita DNA hasil elektroforesis dapat
dilihat melalui penyinaran dengan menggunakan sinar UV, karena adanya EtBr sebagai
pewarna DNA yang menyebabkan fluoresensi.
Kegunaan Metode Elektroforesis
Pola protein dari satu spesies hewan berbeda dengan yang lainnya, secara
elektroforesis akan memperlihatkan pola yang berbeda pula. Faktor tersebutlah yang
menyebabkan pola protein dapat digunakan untuk membedakan spesies hewan. Perbedaan
pola protein inilah yang sering digunakan sebab untuk membedakan populasi secara tepat
kadang kala tidak dapat dilakukan apabila hanya menggunakan pengamatan secara
morfologis saja. Fenomena ini pula yang menyebabkan metode elektroforesis banyak
dilakukan untuk pengamatan taksonomi, sistematik dan genetik serta untuk mengidentifikasi
spesies hewan maupun tumbuhan (biosistematik). Dapat pula digunakan untuk melihat
rekonstruksi filogenetik dari suatu jenis hewan maupun tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
11
Campbell.2002.Biologi. Jakarta : Erlangga
Yuwono.2005.Biologi Molekuler. Yogyakarta : Erlangga
Rianta Pratiwi. 2001. Mengenal Pustaka Elektroforesis (http://oseanografi.lipi.go.id)
Made Pharmawati.2009. Optimalisasi Ekstraksi DNA dan PCR - RAPD Pada Grevillea spp.
www.biotech.wisc.edu
12