Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

download Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

of 4

Transcript of Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

  • 8/17/2019 Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

    1/4

    PENENTUAN KADAR SULFAT MENGGUNAKAN

    TURBIDIMETRI

    Listiana Cahya Lestari2*

    , Ajeng Widyaswari1, dan Zulhan Arif MSi

    1

    1 Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

     Alam, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680, Indonesia 2 Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

     Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680, Indonesia *G44120093

    Abstrak

    Sulfat merupakan senyawa yang paling stabil secara kimia karena dalam

     bentuk oksida paling tinggi. Konsentrasi ion sulfat atau SO42-  dapat ditentukan

    dengan metode turbidimetri. Metode turbidimetri didasarkan pada pengukuraninterferensi yang disebabkan endapan pada jalur cahaya.  Ion sulfat dalam NaCl-HCl dan larutan gliserol-etanol dengan penambahan kristal BaCl2  akan

    membentuk koloid tersuspensi (berpenampakan keruh). Semakin tinggi

    konsentrasi sulfat maka semakin keruh cairannya yang diukur dengan

    turbidimeter .  Pada percobaan konsentrasi rata-rata sampel 1 sebesar 103.4750

     ppm dan konsentrasi rata-rata sampel 2 sebesar 54.6275 ppm. Hasil percobaan

    menunjukkan kadar sulfat dalam sampel 1 lebih tinggi dibandingkan sampel 2.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan yang terjadi ketika dalam

     percobaan diantaranya terjadi pengocokan yang kurang maksimal, penambahan

     pereaksi kurang cermat, dan larutan yang sudah terkontaminasi.

    Kata kunci : Turbidimetri, ion sulfat, BaCl2 , NaCl-HCl, gliserol-etanol

    Pendahuluan

    Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikulat dalam

    suspensi yang didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel.

    Turbidimetri sedikit berbeda dengan adsorbansi spektrofotometer. Turbidimetri

    mengukur sinar yang dibelokkan sedangkan spektrofotometer mengukur sinar

    yang diteruskan. Ada dua satuan yang digunakan pada turbidimetri, yaitu NTU

    dan FAU. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapatdinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang

    datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi

    konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas

    didasarkan pada pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan

    terhadap intensitas cahaya yang datang, Dalam instrumen ini intensitas diukur

    secara langsung. Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan

    larutan standar (Khopkar 2003).

    Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas

     berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung

     juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan

    http://um.ac.id/http://ksupointer.com/http://ksupointer.com/http://um.ac.id/

  • 8/17/2019 Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

    2/4

     pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat

     panjang gelombangnya. Pengukuran turbidimetri dapat dilakukan saat terjadi

    reaksi sempurna antara zat yang akan dianalisis dan pereaksi serta hasil kelarutan

    zat yang terbentuk kecil. Contoh analisis turbidimetri antara lain penentuan SO4 

    terlarut dalam air dengan penambahan BaCl2 sehingga terbentuk BaSO4 (Skoog etal. 2004).

    Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan pada turbidimeter dan

    nefelometer. Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi diukur

    sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur.

    Meskipun prcsisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis,

    sedangkan akurasi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap

    instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter, sedangkan

    nefelometer kurang sering digunakan pada analisis anorganik. Pada konsentrasi

    yang lebih tinggi, absorbsi bervariasi secara linier terhadap konsentrasi,

    sedangkan pada konsentrasi lebih rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl2,tembaga ferosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak demikian halnya.

    Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelindung koloid

     biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan

    stabil (Skoog et al. 2004). 

    Tujuan Percobaan

    Menentukan kadar sulfat dalam larutan contoh dengan turbidimetri.

    Metode Percobaan

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan adalah turbidimeter, gelas piala, gelas ukur, labu takar 25 ml,

    dan buret dan bahan yang digunakan adalah larutan standar sulfat 0.01 M (1.814 g

    K 2SO4 kering dilarutkan dalam 1 L air), NaCl-HCl (60g NaCl dilarutkan dalam

    200 ml air, tambahkan 5 ml HCl pekat, encerkan sampai 250 ml), BaCl2, dan

    larutan gliserol-etanol (1 volume gliserol + 2 volume etanol)

    Prosedur Percobaan

    Standar sulfat disiapkan dengan 6 labu takar 25 ml yang berisi masing-masing

    0.125, 0.250, 0.375, 0.500, 0.625, dan 0.750 ml standar sulfat. Setiap masing-

    masing labu ditambahkan 2.5 ml NaCl-HCl dan 5.0 ml larutan gliserol-etanol lalu

    diencerkan sampai tanda tera dengan air. Tambahkan 0.75 g BaCl2 ke tiap labu,

    tutup dan kocok selama 1 menit dengan cara membalik-balik labu takar. Siapkan

    larutan blanko, seperti prosedur di atas tetapi tanpa penambahan larutan standar

    sulfat. Larutan analat disiapkan dengan perlakuan yang sama seperti larutan

    standar dan dibuat dalam 2 kali ulangan. Turbiditas diukur dari masing-masing

    larutan. Selanjutnya, kurva dibuat dari hubungan turbiditas dengan kandungan

    sulfat (ppm). Kadar sulfat dihitung dalam analat beserta standar deviasi dan selang

    kepercayaan 95%.

  • 8/17/2019 Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

    3/4

    Hasil dan Pembahasan

    Kekeruhan air dalam istilah tekniknya biasanya disebut turbiditas atau

    turbidan. Kekeruhan dapat diukur dalam banyak cara. Secara tradisional, metode

    Jackson Candle dapat digunakan untuk mengukur kekeruhan. Hasilnya dinyatakansebagai Jackson Turbidity Unit  (JTU). Namun, metode ini tidak dapat mengukur

    kekeruhan dalam konsentrasi rendah sehingga harus digunakan turbidimeter.

    Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada

     pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah

     perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar mula – 

    mula. Sinar yang dipancarkan oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh

    cermin cekung dan kemudian dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel

    yang tersuspensi. Sinar yang jatuh pada partikel –  partikel yang tersuspensi

    tersebut akan ditebarkan/dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh

    cuplikan akan ditangkap oleh nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 90º )

    dari sumber cahaya. Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnyamembentuk garis lurus dari sumber cahaya disebut turbidimeter

    Percobaan kali ini akan mengukur kadar atau konsentrasi sulfat dengan

    menggunakan spektrometer berdasarkan prinsip turbiditas/kekeruhan. Dimana

    sulfat akan berekasi dengan kristal BaCl2 dan buffer NaCL-HCL akan

    membentuk koloid tersuspensi (kekeruhan). Semakin tinggi konsentrasi sulfat,

    maka semakin keruh cairan yang bersangkutan (Mulyono 2007). Penambahan

    HCL-NaCL ini adalah untuk menjaga pH larutan, karena apabila pada pH > 8

    sulfida membentuk ion sulfida namun pada pH < 8 sulfida cenderung dalam

     bentuk H2S yang akan melepas gas yang berbau busuk. Dan penambahan larutan

    ini adalah untuk menstabilkan suspensi koloid BaSO4 yang akan terbentuk.

    Penambahan gliserol-etanol ini akan menghasilkan larutan yang menjadi agak

    kental (Chen 2011). Kekentalan ini akan menjaga suspensi koloid stabil dan

    merata (endapan tidak mengendap), sehingga kekeruhan dapat diukur pada

    spektrofotometer. Kemudian dilakukan penambahan BaCl2, dimana BaCl2 ini

    akan bereaksi dengan sulfat sehingga menghasilkan BaSO4. Kemudian larutan

    didiamkan selama 3-5 menit, hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan agar

     pereaksi bereaksi sempurna dan koloid yang dihasilkan stabil. kemudian diukur

    absorbansinya pada Panjang gelombang yang digunakan adalah sebesar 477 nm,

    karena sulfat akan optimal terbaca pada panjang gelombang 477 nm. Turbiditas

    atau kekeruhan berbanding lurus dengan konsentrasi. Dengan demikian setiapkenaikan konsentrasi akan meningkat pula kekeruhan larutan. Hal ini disebabkan

    karena semakin tinggi konsentrasi larutan maka keberadaan partikel-partikel kecil

     penyusun koloid BaSO4 akan semakin tinggi. Keberadaan partikel-partikel ini

    menyebabkan kekeruhan yang makin tinggi (Khopkar 2003). Partikel-partikel ini

    akan berada saling rapat didalam larutan yang memungkinkan pembiasan cahaya

    lebih banyak.

    Pada awalnya yang diukur adalah larutan blanko 0 ppm. Fungsi dari

    larutan blanko adalah sebagai faktor koreksi terhadap pelarut dan pereaksi yang

    digunakan. Sehingga pada pengukuran blanko ini adalah pengukuran serapan

    untuk pelarut dan pereaksinya. Kemudian pengukuran dilakukan pada larutan

  • 8/17/2019 Penentuan Kadar Sulfat Menggunakan Turbi

    4/4

    standar 8.7, 17.4, 26.1, 34.8, 43.5, dan 52.2 ppm (Tabel 1). Sebelum pengukuran

    masing-masing larutan deret standar, larutan dikocok terlebih dahulu agar

    suspensi koloid merata saat diukur. Sehingga bila dilihat dari grafik, semakin

     besar konsentrasi maka nilai NTUnya pun semakin besar, dimana garis yang

    terbentuk adalah garis linear terlihat pada Gambar 1. Garis linear yang dihasilkanini menunjukan bahwa absorbansi adalah fungsi dari konsentrasi. Dengan

    mendapatkan persamaan garis linear pada grafik, maka konsentrasi sampel dapat

    dihitung. Selain dengan cara menghitung dari persamaan garis konsentrasi sampel

    dapat juga ditentukan dengan menginterpolasikan langsung kedalam grafik. Dari

    grafik yang telah dibuat didapat regeresi linear sebesar 0.972. Nilai ini

    menunjukan koefisien korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi besar

    sehingga linearitas dari kurva adalah baik, dimana grafik memenuhi syarat sebagai

    garis linear untuk penentuan konsentrasi sampel. Dari hasil pengukuran sampel,

    didapat konsentrasi rata-rata sampel 1 sebesar 103.4750 ppm dan konsentrasi rata-

    rata sampel 2 sebesar 54.6275 ppm. Konsentrasi standar maksimal yang

    ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI No : 907/MENKES/VII/2002 untuk sulfatdalam air minum adalah sebesar 250 mg/L atau sebesar 24.22 ppm (Sutanto dan

    Iryani 2011). Dapat dikatakan konsentrasi sulfat dalam air pada percobaan ini

    memiiki konsentrasi yang lebih besar dibandingkan dengan peraturan dari

     peraturan yang ditetapkan. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

    kesalahan diantaranya terjadi ketika saat pengocokan kurang maksimal,

     penambahan pereaksi kurang cermat, dan larutan yang sudah terkontaminasi

    Simpulan

    Metode turbidimetri pengukurannya didasarkan pada interferensi yang

    disebabkan endapan pada jalur cahaya. Dari hasil percobaan didapat Tingkat

    kekeruhan dari setiap sampel air memiliki kadar yang berbeda dan kedua kadar

    tersebut  melebihi batas konsentrasi sulfat dalam air menurut peraturan yang

    ditetapkan Menteri Kesehatan RI No : 907/MENKES/VII/2002. Adapun kurang

    akuratan dalam pengukuran karena adanya kesalahan dalam pengukuran maupun

     preparasi sampel.

    Daftar Pustaka

    Chen YW. 2011.  Automatic Cell Counting for Hemacytometers through image

     Processing . Taiwan (TW): Natioal Chung-Cheng University. 

    Khopkar SM. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta(ID): UI-Press. 

    Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta(ID): Bumi Aksara.

    Skoog DA, West DM, Holler FJ, Crouch SR. 2004.  Fundamentals of Analytical

    Chemistry 8th Edition. Belmont (US): Brooks/Cole.

    Sutanto dan Iryani A. 2011. Hujan asam dan perubahan kadar nitrat dan sulfatdalam air sumur di wilayah industri Cibinong-Citeureup Bogor.  Jurnal

    Teknologi Pengolahan Limbah.14 (1): 1-9.