PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

16
PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA ( Oleh: Gustiyudha E. U, I Gede Putu Anggara Diva, Jerry Fabian, Lintang Cahaya Rizky, dan Lucky Astri F. ) PENDAHULUAN Pasar modal adalah salah satu lembaga pembiayaan atau wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor) dimana di dalamnya terdapat transaksi penawaran umum dan perdagangan efek dari perusahaan publik kepada masyarakat investor. Kegiatan tersebut dilindungi oleh payung hukum yang sangat menjunjung tinggi prinsip keterbukaan. Prinsip keterbukaan adalah persoalan inti dalam pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri sebab prinsip tersebut menjadi landasan pertimbangan bagi para pelaku di pasar modal untuk melakukan aktivitas perpasarmodalan secara rasional. Namun demikian, masih terdapat banyak pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan di dalam praktek pasar modal di seluruh dunia. Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan di pasar modal adalah praktek Insider trading. Dalam pasar modal di Indonesia, praktek insider trading tergolong salah satu pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait di dalam sejumlah skandal, apakah itu yang melibatkan emiten swasta ataupun BUMN. Hal tersebut terjadi bukan hanya karena sulitnya pembuktian terjadinya praktek tersebut, tetapi

Transcript of PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

Page 1: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

( Oleh: Gustiyudha E. U, I Gede Putu Anggara Diva, Jerry Fabian, Lintang Cahaya Rizky, dan Lucky Astri F. )

PENDAHULUAN

Pasar modal adalah salah satu lembaga pembiayaan atau wadah untuk mencari dana

bagi perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor) dimana di

dalamnya terdapat transaksi penawaran umum dan perdagangan efek dari perusahaan publik

kepada masyarakat investor. Kegiatan tersebut dilindungi oleh payung hukum yang sangat

menjunjung tinggi prinsip keterbukaan. Prinsip keterbukaan adalah persoalan inti dalam pasar

modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri sebab prinsip tersebut menjadi

landasan pertimbangan bagi para pelaku di pasar modal untuk melakukan aktivitas

perpasarmodalan secara rasional. Namun demikian, masih terdapat banyak pelanggaran

terhadap prinsip keterbukaan di dalam praktek pasar modal di seluruh dunia. Salah satu

bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan di pasar modal adalah praktek Insider

trading. Dalam pasar modal di Indonesia, praktek insider trading tergolong salah satu

pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait di dalam sejumlah

skandal, apakah itu yang melibatkan emiten swasta ataupun BUMN. Hal tersebut terjadi

bukan hanya karena sulitnya pembuktian terjadinya praktek tersebut, tetapi juga karena

sanksi yang diberikan selama ini bersifat kurang tegas. Sanksi yang diberikan terhadap

praktek Insider trading selama ini hanya berupa sanksi administratif yaitu denda. Padahal, di

dalam peraturan perundangan tentang pasar modal (UUPM) disebutkan bahwa praktek

Insider trading termasuk dalam tindak kejahatan pidana. Tindak kejahatan pidana seharusnya

tidak hanya mendapatkan sanksi administrstif, tetapi juga mendapat sanksi kurungan agar

memberikan efek jera kepada pelakunya. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka menarik

untuk dikaji permasalahan tentang praktek Insider trading di Indonesia dalam sebuah

makalah yasng berjudul “PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI

INDONESIA”.

Page 2: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

PEMBAHASAN

A. Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan

Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

Baik pasar modal maupun pasar uang adalah merupakan bagian dari pasar keuangan

(financial market). Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian

pasar modal yang lebih spesifik, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal memiliki peran besar bagi

perekonomian dari suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu

fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas

atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan

dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka

pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan

memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat

memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya

dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar

modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik

dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti dalam pasar modal dan sekaligus

merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa

pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan

tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil

keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Setidak-tidaknya ada tiga

fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal menurut Bismar Nasution yang dituangkan

dalam bukunya Keterbukaan Dalam Pasar Modal:

Page 3: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

1. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

Tidak adanya keterbukaan dalam pasar modal membuat investor tidak percaya

terhadap mekanisme pasar. Sebab prinsip keterbukaan memiliki peranan penting bagi

investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi karena melalui

keterbukaan bisa terbentuk suatu penilaian (judgment) terhadap investasi, sehingga

investor secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portofolio mereka. Makin

jelas informasi perusahaan maka keinginan investor untuk melakukan investasi makin

tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi dapat

menimbulkan ketidakpastian bagi investor, dan konsekuensinya menimbulkan

ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal.

2. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien.

Filosofi ini didasarkan pada kontruksi pemberian informasi secara penuh sehingga

menciptakan pasar modal yang efisien, yaitu harga saham sepenuhnya merupakan

refleksi dari seluruh informasi yang tersedia. Dengan demikian prinsip keterbukaan

dapat berperan dalam meningkatkan ketersediaan informasi yang benar, agar dapat

ditetapkan harga pasar yang akurat. Hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan

pasar modal sebagai lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan informasi. Tanpa

informasi peserta pasar tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan

tersebut.

3. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud). Barry Rider

menyatakan bahwa semakin banyak informasi yang diungkapakan akan

meminimalisasi tindakan salah dan penyalahgunaan. Selanjutnya dia menyatakan

bahwa dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu lagi dibuktikan, tetapi

lebih banyak tergantung informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siap

informasi itu disampaikan. Fungsi prinsip keterbukaan untuk mencegah terjadinya

penipuan tersebut adalah pendapat yang paling tua.

B. Insider Trading

Insider trading secara harafiah berarti perdagangan orang dalam. Dalam istilah hukum

pasar modal, Insider trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang

tergolong “orang dalam” perusahaan (dalam arti luas), dimana perdagangan efek tersebut

didasarkan karena adanya suatu “informasi orang dalam” (inside information) yang penting

dan mengandung fakta material, dimana pelaku Insider Trading (Inside Trader)

Page 4: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

mengharapkan keuntungan ekonomi, secara langsung atau tidak langsung. Praktek insider

trading merupakan salah satu praktek yang melanggar prinsip keterbukaan dalam pasar

modal. Selain itu, praktek tersebut juga merupakan praktek perdagangan saham yang tidak

adil (unfair trading) karena posisi inside trader yang lebih baik (dalam kepemilikan

informational advantages) dibandingkan dengan investor lain.

1. Pelaku Insider Trading

Pengaturan insider trading terdapat di dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal (UUPM ) pasal 95 sampai 98 Undang- Undang tersebut. Di dalam Pasal

95 UUPM diatur bahwa:

“ Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam

dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek Emiten atau Perusahaan Publik

dimaksud; atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan

Publik yang bersangkutan.”

Yang termasuk orang dalam pasal tersebut adalah Corporate Insiders. Secara teknis

Corporate Insiders dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Traditional Insiders: Traditional Insiders merupakan pihak yang berada dalam

fiduciary position (pihak yang wajib menjalankan fiduciary obligation di dalam

perusahaan) di dalam Emiten atau Perusahaan Publik. Yang termasuk dalam

traditional insiders adalah Komisaris, Direktur, Pegawai, Pemegang Saham Utama

Emiten atau Perusahaan Publik.

2) Temporary Insiders: Temporary Insiders atau quasi insiders adalah pihak luar

perusahaan mempunyai hubungan trust dan confidence dengan perusahaan atau

mempunyai hubungan jangka pendek yang mengakibatkan fiduciary obligations

mereka kepada perusahaan. Oleh karena hubungan tersebut memungkinkan pihak luar

tersebut memperoleh inside information. Yang termasuk dalam temporary insisders

adalah konsultan hukum, notaris, akuntan atau penasehat keuangan dan investasi,

serta pemasok atau kontraktor yang bekerja sama dengan emiten/perusahaan publik

tersebut.

Page 5: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

2. Informasi orang dalam (Inside Information) dalam Insider trading

Yang dimaksud dengan informasi dalam insider trading adalah informasi material

yang penting dan belum dibuka untuk umum (undisclosed information), misalnya:

1) Merger, konsolidasi dan akuisisi;

2) Pemecahan saham dan pembagian dividen saham;

3) Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan komisaris

perusahaan;

4) Pendapatan dan deviden yang luar biasa;

5) Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

6) Produk atau penemuan baru yang berarti;

7) Perubahan tahun fiskal perusahaan;

8) Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;

9) Perolehan atau kehilangan kontrak penting

10) Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan komisaris

perusahaan;

11) Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang

12) Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material

jumlahnya.

Informasi tersebut diatas mengandung fakta material yang dapat mempengaruhi harga

saham dan apabila seseorang memiliki informasi tersebut akan menempatkan dirinya pada

posisi yang diuntungkan (informational advantage). Namun, ada beberapa hal yang patut

diperhatikan mengenai informasi perusahaan yaitu bahwa tidak semua informasi meskipun

material dan dapat mempengaruhi harga saham harus diberitahukan kepada publik, informasi

tersebut antara lain yaitu:

1) Informasi yang belum matang untuk diberitahukan kepada publik. Misalnya sebuah

perusahaan pertambangan menemukan sumber minyak baru yang belum begitu pasti;

2) Informasi, yang apabila diberitahukan kepada publik akan dimanfaatkan oleh pesaing-

pesaingnya sehingga merugikan perusahaan tersebut;

3) Informasi yang memang sifatnya rahasia. Ini yang sering disebut rahasia perusahaan.

Misalnya jika ada kontrak dengan pihak ketiga, tetapi dalam kontraktersebut ada

Page 6: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

klausula yang menyatakan bahwa apa yang ada dalam kontrak tersebut adalah bersifat

rahasia di antara para pihak tersebut.

3. Pembuktian Insider Trading

Praktek Insider trading mungkin dapat dideteksi dengan cukup mudah. Hal tersebut

dapat dideteksi dari beberapa fakta-fakta yang ada ketika praktek tersebut terjadi, diantaranya

ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang

bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan

harga dan volume perdagangan efek sebelum diumumkannya informasi material kepada

publik dan terjadinya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak

wajar. Namun, seperti halnya bentuk kejahatan kerah putih (white collar crime) lainnya,

insider trading amat sulit untuk dibuktikkan karena pembuktian tindak kejahatan ini

memerlukan standard pembuktian yang tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Mulya Lubis

dan Alexander Lay (2008) “Standar pembuktian praktek Insider trading tidak mudah karena

praktek ini termasuk tindak pidana dalam pasar modal yang memerlukan standar pembuktian

beyond reasonable doubt. Standar pembuktian tersebut memungkinkan pelaku Insider

trading dibebaskan oleh pengadilan karena pengadilan tidak mampu membuktikan bahwa

pelaku bersalah”. Dalam sistem hukum Indonesia terdapat lima alat pembuktian yang

dianggap sah, yaitu surat-surat, kesaksian, persangkaan, pengakuan dan sumpah. Jika

ditelaah, alat bukti yang dimaksud dalam pasal tersebut maka insider trading tidak dapat

dibuktikan karena bukti transaksi yang dilakukan di bursa merupakan hasil elektronik yaitu

berupa print out dan bukan termasuk kategori surat sebagaimana disebutkan dalam undang-

undang. Namun pembuktian praktek Insider trading masih dapat dilakukan dengan

investigasi para pihak yang dideteksi telah melakukan praktek tersebut dan juga dari

pemeriksaan dokumen-dokumen tertulis, termasuk di dalamnya lembaran transaksi

elektronik.

4. Sanksi Praktek Insider Trading

Dalam UUPM Pasal 104 disebutkan bahwa praktek Insider Trading merupakan tindak

kejahatan pidana. Oleh karena itu, dalam pasal tersebut disebutkan bahwa sanksi hukum atas

tindakan tersebut adalah berupa ancaman pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan

denda paling banyak lima belas milliar rupiah.

Page 7: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

C. PRAKTEK INSIDER TRADING DALAM KASUS PGAS

Sudah hampir lebih dari 31 tahun Pasar Modal Indonesia beroperasi dan berbagai

upaya telah dilakukan untuk memajukan pasar modal sehingga pasar modal Indonesia dapat

berkembang menjadi pendorong berkembangnya dunia usaha di negara kira. Pasar modal

Indonesia telah mengalami serangkaian reformasi semenjak pertama kali beroperasi hingga

sekarang. Bursa efek yang dulu terbagi menjadi 2, yaitu BEJ dan BES, sekarang telah

terintegrasi menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). Lembaga pengawasan pasar modal yang

dulu belum terintegrasi pun, sekarang sudah terintegrasi menjadi BAPEPAM-LK (Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) sejak Desember 2005. Berikut ini bagan

yang menggambarkan struktur organisasi pasar modal yang sekarang. Namun, sangat

disayangkan masih banyak terjadi praktek-praktek pelanggaran prinsip keterbukaan di

dalamnya. Pelanggaran tersebut tidak hanya dilakukan oleh emiten-emiten swasta tetapi juga

banyak dilakukan oleh emiten BUMN. Mulai dari pelanggaran kecil, seperti keterlambatan

penyampaiaan informasi material perusahaan emiten, sampai dengan pelanggaran berat yang

termasuk tindak pidana pasar modal, seperti manipulasi pasar dan Insider trading. Kasus-

kasus ataupun dugaan praktek Insider trading dalam pasar modal kita cukup banyak. Namun,

tak satupun dari kasus tersebut yang pernah dibawa dalam proses litigasi (peradilan di

pengadilan).

Kasus PGAS (kode emiten) ini bermula dari terjadinya penurunan secara signifikan

harga saham PGAS di Bursa Efek Indonesia, yaitu 23,36%, dari Rp 9.650 (harga penutupan

pada tanggal 11 Januari 2006) menjadi Rp 7.400 per lembar saham pada tanggal 12 Januari

2007. Penurunan harga saham tersebut sangat erat kaitannya dengan siaran pers yang

dikeluarkan manajemen PGAS sehari sebelumnya (11 Januari 2007). Dalam siaran pers

tersebut dinyatakan bahwa terjadi koreksi atas rencana besarnya volume gas yang akan

dialirkan, yaitu mulai dari (paling sedikit) 150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Selain itu,

juga dinyatakan bahwa tertundanya gas in (dalam rangka komersialisasi) yang semula akan

dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007.

Informasi yang dirilis tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen PGAS

sejak tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan volume gas) serta sejak

tanggal 18 Desember 2006 (informasi tertundanya gas in). Kedua informasi tersebut

dikategorikan sebagai informasi yang material dan dapat memengaruhi harga saham di bursa

efek. Hal tersebut tercermin dari penurunan harga saham PGAS pada tanggal 12 Januari

Page 8: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

2007. Bahwa pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, orang dalam

PGAS yang melakukan transaksi saham PGAS yaitu: Adil Abas, Nursubagjo Prijono, WMP

Simanjuntak, Widyatmiko Bapang, Iwan Heriawan, Djoko Saputro, Hari Pratoyo, Rosichin,

Thohir Nur Ilhami. Tentu saja ini melanggar pasal 95 tentang perdagangan oleh orang dalam.

Menurut Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, orang dalam

dari emiten atau perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang

melakukan pembelian atau penjualan atas efek emiten atau perusahaan publik dimaksud, atau

perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang

bersangkutan. Sementara dalam Pasal 96 disebutkan bahwa orang dalam dilarang

memengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud; atau

memberi informasi orang dalam kepada pihak mana pun yang patut diduganya dapat

menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek.

Pasal 104 mengatur, setiap pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 Ayat (1), dan Pasal

98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 15

miliar. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Bapepam-LK menetapkan sanksi administrative

berupa denda terhadap kesembilan pengurus PGAS: Adil Abas Rp 30 juta, Nursubagjo

Prijono Rp 53 juta, Widyatmiko Bapang Rp25 juta Iwan Heriawan Rp 76 juta, Djoko Saputro

Rp 154 juta, Hari Pratoyo Rp 9 juta, Rosichin Rp 184 juta, Thohir Nur Ilhami Rp 317 juta.

Mantan Direktur Utama WMP Simanjuntak didenda paling banyak, yakni Rp 2,33 miliar.

Sanksi tersebut menurut Bapepam, ditetapkan antara lain dengan mempertimbangkan pola

transaksi dan akses yang bersangkutan terhadap informasi orang dalam.

Dari contoh contoh kasus di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Bapepam-LK

sebagai otoritas dan regulator pasar modal kita kurang tegas dalam menindaklanjuti kasus

insider trading. Kebanyakan kasus hanya diselesaikan dengan pengenaam sanksi

adaministratif yang kurang bisa menimbulkan efek jera bagi para pelaku tindak pidana pasar

modal tesebut. Akibatnya para pelaku yang pernah melakukan praktek curang tidak akan

terdisinsentif untuk tidak mengulangi perbuatannya. Seperti yang diungkapkan oleh Yanuar

Rizqi, praktisi hukim pasar modal, ”Dampak dari hilangnya penegakan sanksi pidana adalah

efek jera. Sehingga, ruang gerak pelaku di kemudian hari tidak bisa dipersempit. Saat ini, jika

ada yang menelusuri daftar hitam Bapepam-LK atau meriset publikasi media soal kecurangan

pasar modal di Indonesia, hasilnya pasti mayoritas pelaku-pelaku yang melakukan tindak

Page 9: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

kecurangan adalah pihak-pihak yang sama” ( Majalah Trust. dalam artikel yang berjudul 30

Tahun Pasar Modal Kita). Bapepam sepertinya enggan dalam menyelesaikan kasus- kasus

tersebut ke proses litigasi walaupun sebenarnya kasus tersebut tindak pidana pasar modal.

Dalam makalahnya, Elfira Taufani menyebutkan bahwa keengganan Bapepam dalam

membawa kasus tersebut ke dalam proses litigasi dikarenakan proses litigasi Insider trading

dan tindak pidana pasar modal lainnya cenderung memakan waktu dan biaya lama serta

pembuktian dari kasus-kasus tersebut juga sulit.

Jika keengganan yang menyebabkan tidak terlaksana proses pelakasanaan hukum

pidana tersebut terus berlangsung maka dapat dipastikan lama kelamaan pasar modal kita

akan ambruk karena investor, baik domestik dan asing, sudah tidak lagi memiliki

kepercayaan terhadap pasar modal. Pertumbuhan ekonomi akan melambat karena investor

akan lebih memilih berinvestasi di pasar modal negara lain yang lebih sehat dan dapat

dipercaya. Indra Safitri mengungkapkan bahwa pasar modal tidak akan menjadi instrumen

penggerak investasi ekonomi apabila rapuhnya penegakan hukum masih belum dapat

diselesaikan.

PENUTUP

A. Solusi

Dari pembahasan diatas, penulis mencoba menemukan beberapa solusi melalui studi

literatur dalam menangani praktek insider trading dan penegakan hukum tindak insider

trading.

1) BAPEPAM-LK harus lebih bertindak proaktif dalam mengawasi jalannya pasar

modal sehingga para pelaku yang berniat melakukan tindak pelanggaran akan lebih

terdisinsntif.

2) BAPEPAM-LK melakukan koordinsi yang integratif dengan lembaga penegakan

hukum (seperti kepolisian dan kejaksaan) dan lembaga pemerintah yang lain seperti

PPATK (Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) atau Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI) dalam tindakan preventif maupun penyelesaian kasus insider

trading.

Page 10: PENEGAKAN HUKUM PRAKTEK INSIDER TRADING DI INDONESIA

3) Perlu di adakan revisi UU Pasar Modal agar kasus dugaan insider trading dapat lebih

mudah dibuktikan. Revisi ini perlu dilakukan karena selama ini hukum tertulis

Indonesia hanya menganut asas pembuktian yang terbatas. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan penerapan civil penalty (yang sudah diterapkan di AS) yaitu

mekanisme campuran antara hukum pidana dan perdata, dimana sanksi hukuman

menganut hukum pidana (yang lebih berat hukumannya) tetapi mengugunakan

standar pembuktian untuk kasus perdata biasa yang dikenal engan istilah balance of

probabilities.

4) Pengimplementasian our of court settlement, yaitu penyelesaian kasus tindak pidana

pasar modal diluar pengadilan tanpa menghilangkan rekam pidana dalam database

tindak pidana pasar modal.

B. Kesimpulan

Penegakan hukum terhadap kasus insider trading di pasar modal Indonesia kurang

tegas karena proses peradilan tindak pidana pasar modal memakan waktu dan biaya yang

besar dan juga pembuktian yang rumit. Untuk itu perlu diadakan pengawasan yang lebih

ketat, sanksi yang tegas, serta alternatif-alternatif lain dalam penegakan hukum tersebut

seperti civil penalty dan out of court settlement demi Pasar Modal Indonesia yang sehat dan

dapat membawa arus positif dalam perekonomian nasional Indonesia.