3. Makalah Insider Trading

30
Insider Trading Dalam Transaksi Saham Oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk PAPER Oleh Kelompok 1 : Nama : 1. M. ALFARUQ NIRWANA 2. RALLYTA HERO PRASAPTA W 3. A HASHFI LUTHFI 4. AGUNG DARMAWAN 5. MUHAMMAD IQBAL 6. RAHANDY RIZKI P. 7. SULISTYOWATI (11010115410 009) (11010115410 010) (11010115410 019) (11010115410 031) (11010115410 056) (11010115410 033) (11010115410

description

3

Transcript of 3. Makalah Insider Trading

Page 1: 3. Makalah Insider Trading

Insider Trading Dalam Transaksi Saham

Oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk

PAPER

Oleh Kelompok 1 :

Nama : 1. M. ALFARUQ NIRWANA

2. RALLYTA HERO PRASAPTA W

3. A HASHFI LUTHFI

4. AGUNG DARMAWAN

5. MUHAMMAD IQBAL

6. RAHANDY RIZKI P.

7. SULISTYOWATI

(11010115410009)

(11010115410010)

(11010115410019)

(11010115410031)

(11010115410056)

(11010115410033)

(11010115410051)

Mata Kuliah : Kejahatan Di Bidang IPTEK dan Teknologi

Dosen : Pof. Dr. Nyoman Serikat P. J. S.H., M.H.

Konsentrasi : HET

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

Page 2: 3. Makalah Insider Trading

Insider Trading Secara Umum

Insider trading secara harafiah berarti perdagangan orang dalam. Dalam istilah hukum

pasar modal, "Insider trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang

tergolong orang dalam/perusahaan (dalam arti luas), dimana perdagangan efek tersebut

didasarkan karena adanya suatu informasi orang dalam/ (inside information) yang penting

dan mengandung fakta material, dimana pelaku Insider Trading (Inside Trader)

mengharapkan keuntungan ekonomi, secara langsung atau tidak langsung. Praktek insider

trading merupakan salah satu praktek yang melanggar prinsip keterbukaan dalam pasar

modal.

Sedangkan menurut Munir Fuadi, Insider Trading adalah perdagangan efek yang

dilakukan oleh mereka yang tergolong “orang dalam” perusahaan (dalam artian luas),

perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi karena adanya suatu “informasi orang dalam”

(inside information) yang penting dan belum terbuka untuk umum, dengan perdagangan

mana, pihak pedagang insider tersebut mengharapkan akan mendapatkan keuntungan

ekonomi secara pribadi, langsung atau tidak langsung, atau yang merupakan keuntungan

jalam pintas (short swing profit).

Dari pengertian insider trading tersebut di atas, maka secara yuridis, ditemukan

beberapa elemen dari suatu pranata hukum Insider trading, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya perdangan efek

2. Dilakukan orang dalam perusahaan

3. Adanya inside information

4. Inside Information tersebut belum terbuka untuk umum

5. Perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut

6. Tujuannya untuk mendapat keuntungan yang tidak layak

Ada dua istilah penting dalam rumusan ini, yakni “orang dalam” dan “informasi orang

dalam”. Yang termasuk kategori orang dalam misalnya adalah: komisaris, direktur, pegawai

perusahaan, dan pemegang saham utama perusahaan. Selain itu, orang di luar perusahaan bisa

profesional atau pegawai perusahan lain yang jadi konsultan, kontraktor, pemasok juga

merupakan orang dalam.

Adapun informasi orang dalam adalah informasi material tentang perusahaan yang

belum diumumkan kepada publik. Sampai di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa transaksi

orang dalam atau insider trading adalah transaksi saham yang didasari informasi penting

Page 3: 3. Makalah Insider Trading

tentang perusahaan yang masih rahasia. Transaksi itu bisa dilakukan oleh orang dalam

perusahaan maupun pihak luar.

Selain itu, praktek tersebut juga merupakan praktek perdagangan saham yang tidak

adil (unfair trading) karena posisi inside trader yang lebih baik (dalam kepemilikan

informational advantages) dibandingkan dengan investor lain.

Dalam pasar modal, prinsip keterbukaan informasi wajib dilakukan untuk menjaga

kepercayaan investor dan menjaga terciptanya pasar yang baik. Informasi yang harus di-

disclose adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek

keuangan, hukum manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat.

Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan masih banyak terdapat dalam praktek pasar

modal diseluruh dunia. Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan dipasar

modal adalah insider trading.

Tujuan pelaksanaan prinsip keterbukaan untuk membantu menetapkan harga pasar

yang akurat, relevan dengan kebutuhan investor canggih atau profesional (sophisticated

investor) yang memerlukan informasi untuk keputusan investasi

Pengaturan insider trading terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995

tentang Pasar Modal pasal 95 sampai Undang- undang tersebut. Di dalam Pasal 95 mengatur

bahwa :

“Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang

dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efeknya. Emiten atau Perusahaan

Publik dimaksud atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau

Perusahaan Publik yang bersangkutan.”

Yang termasuk orang dalam pasal tersebut adalah Corporate Insiders. Secara teknis

rate Insiders dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Traditional Insiders

Traditional Insiders merupakan pihak yang berada dalam fiduciary position (pihak yang

wajib menjalankan fiduciaryn obligation di dalam perusahaan) di dalam emiten atau

Perusahaan Publik. Yang termasuk dalam traditional insiders adalah Komisaris, Direktur,

Pegawai, Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik.

2. Temporary Insiders

Temporary Insiders atau quasi insiders adalah pihak luar perusahaan mempunyai

hubungan trust dan confidence dengan perusahaan atau mempunyai hubungan jangka

pendek yang mengakibatkan fiduciary Obligations mereka kepada perusahaan. Oleh

karena hubungan tersebut memungkinkan pihak luar tersebut memperoleh inside

Page 4: 3. Makalah Insider Trading

information. Yang termasuk dalam temporary insiders adalah konsultan hukum, notaris,

akuntan atau penasehat keuangan dan investasi, serta pemasok atau kontraktor yang

bekerja sama dengan emiten;perusahaan publik tersebut.

Beberapa pertimbangan adanya insider trading antara lain sebagai berikut:

1. Insider Trading berbahaya bagi mekanisme Pasar yang Fair dan Efisien

2. Insider Trading Juga berdampak Negatif bagi emiten

3. Kerugian Materiil bagi Investor

4. Kerahasiaan itu milik negara (Teori Business Property)

Insider Trading dalam UU No. 8 Tahun 1995

Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 pasal 95 memberi arti kepada orang

dalam sebagi pihak-pihak yang tergolong dalam:

1. Komisaris, Direktur, atau pengawas perusahaan terbuka

2. Pemegang saham utama perusahan terbuka

3. Orang yang karena kedudukannya, profesinya atau karena hubungan usahanya dengan

perusahaan terbuka memungkinkan memperoleh informasi orang dalam. Dengan

kedudukan disini dimaksudkan sebagai lembaga, institusi atau badan pemerintahan.

Sementara yang merupakan “hubungan usaha” adalah hubungan kerja atau kemitraan

dalam kegiatan usahanya, seperti, nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, kreditur,

dan lain-lain

4. Pihak yang tidak lagi menjadi pihak sebagaimana tersebut dalam point 1,2,3 tersebut

sebelum lewat jangka waktu 6 bulan.

Ada juga yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “orang Dalam” adalah para

pemegang saham dari suatu perusahaan terbuka yang juga menjabat suatu posisi eksekutif.

Juga terhadap para pedagang menurut jabatannya, seperti yang dibedakan dari seorang

anggota dari masyarakat yang menanam modalnya, yang dikenal sebagai seorang “insider”

atau “lamb.”

Sebenarnya masih terdapat pihak lain selain yang disebut dalam Undang-Undang

Pasar Modal No.8 tahun 1995, yang mestinya masih mungkin dan pantas dijerat dengan

perbuatan insider trading, yakni:

1. Pihak lain yang menerima informasi dari insider (secara tidak melawan hukum) yang

masih belum kategori persyaratan “dengan pembatasan”

2. Pihak yang menerima informasi dari insider secara pasif, tetapi kemudian menggunakan

dalam artian trading.

Page 5: 3. Makalah Insider Trading

3. Tippee (Outsider) baik yang pasif maupun aktif dalam mencari informasi tanpa

mencarinya

4. Secondary tippee (pihak lain yang menerima informasi bukan langsung dari orang dalam

tetapi melalui tippee lain)

Orang-orang tersebut di atas yang mempunyai informasi orang dalam, dilarang

melakukan pembelian atau penjualan atas efek perusahaan dimana mereka mempunyai posisi

seperti disebutkan diatas. Selain itu terdapat juga Pihak-pihak yang seharusnya dikecualikan

sebagai insider trading adalah sebagai berikut:

1. Analyst yang independen, seperti orang luar yang ahli dalam bidang tertentu, di mana

dengan keahliannya dapat memperkirakan dengan tepat tentang apa yang terjadi dalam

perusahaan, atau

2. Penerima informasi secara kebetulan, seperti seseorang yang kebetulan “nguping”

percakapan di antara dua orang di sebuah warung pojok.

Yang termasuk trading yang dilarang terdapat pada Undang-undang Pasar Modal No.

8 Tahun 1995, yaitu selain larangan transaksi atas efek perusahaan, larangan orang dalam

yang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek tersebut,

orang dalam yang memberikan informasi kepada orang lain dengan maksud menggunakan

informasi tersebut untuk melakukan transaksi efek, orang yang memperoleh informasi orang

dalam dari orang dalam dengan melawan hukum, orang yang memperoleh informasi orang

dalam secara tidak melawan huku, tapi penyediaan informasi tersebut dengan batasan-batasan

dan perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam dari suatu perusahaan terbuka

yang melakukan transaksi seperti yang disebutkan diatas, kecuali transaksi dilakukan bukan

atas tanggungan sendiri atau atas perintah nasabah.

Informasi Orang Dalam Inside Information

Dalam Insider trading yang dimaksud dengan informasi dalam insider trading adalah

informasi material yang penting dan belum dibuka untuk umum (undisclosed information),

misalnya :

Merger, konsolidasi dan akuisisi

Pemecahan saham dan pembagian deviden saham

Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan/atau direktur dan komisaris

perusahaan

Pendapatan dan deviden yang luar biasa

Perolehan atau kehilangan kontrak penting

Page 6: 3. Makalah Insider Trading

Produk atau penemuan baru yang berarti

Perubahan tahun fiskal perusahaan

Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen

Perolehan atau kehilangan kontrak penting

Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan/atau direktur dan komisaris

perusahaan

Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang

Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material

jumlahnya.

Informasi tersebut diatas mengandung fakta material yang dapat mempengaruhi harga

saham dan apabila seseorang memiliki informasi tersebut akan menempatkan dirinya pada

posisi yang diuntungkan (informational advantage). Namun, ada beberapa hal yang patut

diperhatikan mengenai informasi perusahaan yaitu bahwa tidak semua informasi meskipun

material dan dapat mempengaruhi harga saham harus diberitahukan kepada publik, informasi

tersebut antara lain yaitu :

Informasi yang belum matang untuk diberitahukan kepada publik. Misalnya sebuah

perusahaan pertambangan menemukan sumber minyak bari yang belum begitu pasti

Informasi, yang apabila diberitahukan kepada publik akan dimanfaatkan oleh pesaing-

pesaingnya sehingga merugikan perusahaan tersebut.

Informasi yang memang sifatnya rahasia. Ini yang sering disebut rahasia perusahaan.

Misalnya jika ada kontrak dengan pihak ketiga, tetapi dalam

Kontrak tersebut ada klausula yang menyatakan bahwa apa yang ada dalam kontrak

tersebut adalah bersifat rahasia di antara para pihak tersebut.

Pembuktian Insider Trading

Praktek Insider trading mungkin dapat dideteksi dengan cukup mudah. Hal tersebut

dapat dideteksi dari beberapa fakta-fakta yang ada ketika praktek tersebut terjadi, diantaranya

ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang

bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan

harga dan volume perdagangan efek sebelum diumumkannya informasi material kepada

publik dan terjadinya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak

wajar. Namun, seperti halnya bentuk kejahatan kerah putih (white collar crime) lainnya,

insider trading amat sulit untuk dibuktikkan karena pembuktian tindak kejahatan ini

memerlukan standard pembuktian yang tinggi.

Page 7: 3. Makalah Insider Trading

Seperti yang diungkapkan oleh Mulya Lubis dan Alexander Lay mengenai Standar

pembuktian praktek Insider trading tidak mudah karena praktek ini termasuk tindak pidana

dalam pasar modal yang memerlukan standar pembuktian beyond reasonable doubt . Standar

pembuktian tersebut memungkinkan pelaku Insider trading dibebaskan oleh pengadilan

karena pengadilan tidak mampu membuktikan bahwa pelaku bersalah. Dalam sistem hukum

Indonesia terdapat lima alat pembuktian yang dianggap sah, yaitu surat-surat, kesaksian,

persangkaan, pengakuan dan sumpah. Bila ditelaah, alat bukti yang dimaksud dalam pasal

tersebut maka insider trading tidak dapat dibuktikan karena bukti transaksi yang dilakukan di

bursa merupakan hasil elektronik yaitu berupa print out dan bukan termasuk kategori surat

sebagaimana disebutkan dalam undang- undang. Namun pembuktian praktek Insider trading

masih dapat dilakukan dengan investigasi para pihak yang dideteksi telah melakukan praktek

tersebut dan juga dari pemeriksaan dokumen-dokumen tertulis, termasuk di dalamnya

lembaran transaksi elektronik.

Sanksi Praktik

Insider Trading dalam Ketentuan UUPM pasal 104 disebutkan bahwa praktek Insider

Trading merupakan tindak kejahatan pidana. Oleh karena itu, dalam pasal tersebut disebutkan

bahwa sanksi hukum atas tindakan tersebut adalah berupa ancaman pidana penjara paling

lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima belas milliar rupiah.

Sanksi Praktik Insider Trading

Insider Trading merupakan tindak kejahatan pidana. Oleh karena itu, dalam pasal

tersebut disebutkan bahwa sanksi hukum atas tindakan tersebut adalah berupa ancaman

pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima belas milliar rupiah.

Kasus

Seperti halnya dengan kasus yang terdapat pada PT Perusahaan Gas Negara Tbk, yang

melakukan transaksi saham dibursa efek pada periode 12 september 2006 sampai dengan 11

januari 2007. Masalahnya adalah jatuhnya harga penjualan harga saham PGAS yang

dilakukan, dari Rp 9.650,00 menjadi Rp 7.400,00. Kasus yang dialami PT Perusahaan Gas

Negara Tbk disangka telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan UUPM tentang adanya

dugaan pelanggaran pada prinsip keterbukaan informasi dan dugaan praktek haram insider

trading karena melihat jatuhnya atau anjloknya penjualan harga saham PGAS yang sangat

signifikan dan di luar nalar logika manusia terhadap nilai penurunan harga saham tersebut.

Page 8: 3. Makalah Insider Trading

Bapepam Putuskan Kasus Insider Trading PGN Siang Ini

Selasa, 18/12/2007

Jakarta-Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akhirnya akan

memberikan keputusan soal kasus dugaan insider trading (pengelabuan informasi oleh orang

dalam) di PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

"Hari ini akan diputuskan," ujar Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyelidikan Bapepam Wahyu

Hidayat, di Jakarta, Selasa (18/12/2007). Rapat Bapepam akan dimulai sekitar pukul 14.00

WIB. Kasus dugaan insider trading PGN menguak ke permukaan pada Januari 2007 lalu.

Dugaan muncul akibat penundaaan proyek pipanisasi gas Sumsel-Jabar (SSWJ) yang tidak

segera dilaporkan manajemen ke publik. Akibatnya harga saham pada 12 Januari 2007

terjungkal 23,32 persen menjadi Rp 7.400 per saham.

Tidak dilaporkannya penundaan proyek tersebut diduga terkait dengan kepentingan divestasi

saham PGN 5,32 persen pada 15 Desember 2006 agar harga ketika divestasi tidak turun.

Kepala Bapepam-LK sebelumnya mengaku kesulitan mencari bukti-bukti hukum untuk

penanganan dugaan kasus insider trading PGN.

"Kita perlu bukti-bukti hukum, inilah kesulitan kita. Memang butuh waktu yang panjang,

kadang semakin lama semakin tidak kelihatan," ujar Fuad beberapa waktu lalu.

Kesulitan pemeriksaan insider trading menurut Fuad, tidak hanya terjadi di Indonesia tapi

hampir di semua negara mengalaminya termasuk AS. "Di AS saja butuh waktu 10 tahun

untuk menyelesaikan insider trading," ujarnya.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2007/12/18/105241/868594/6/bapepam-putuskan-

kasus-insider-trading-pgn-siang-ini

Page 9: 3. Makalah Insider Trading

Kasus Insider Trading, Bapepam Denda 9 Karyawan PGN

Kamis, 27/12/2007

Jakarta-Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) hanya

memberikan sanksi administratif berupa denda terhadap 9 orang karyawan dan mantan

karyawan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam kasus perdagangan saham PGN (insider

trading).

Ke-9 Orang itu adalah mantan Dirut PGN WMP Simanjuntak didenda Rp 2,330 miliar,

mantan Sekretaris Perusahaan Widyatmiko Bapang sebesar Rp 25 juta, Adil Abas Rp 30 juta,

Nursubagjo Prijono Rp 53 juta, Iwan Heriawan Rp 76 juta, Djoko Saputro Rp 154 juta, Hari

Pratoyo Rp 9 juta, Rosichin Rp 184 juta, dan Thohir Nur Ilhami Rp 317 juta.

Dengan demikian total denda Rp 3,178 miliar yang dikenakan Bapepam terhadap 9 orang

karyawan dan mantan karyawan PGN itu. Demikian disampaikan Ketua Bapepam Fuad

Rahmany dalam siaran pers, Kamis (27/12/2007).

"Sanksi tersebut ditetapkan antara lain dengan mempertimbangkan pola transaksi dan akses

yang bersangkutan terhadap informasi orang dalam," ujarnya.

Kasus ini bermula dari terjadinya penurunan secara signifikan harga saham PGN di BEJ

sebesar 23,32 persen dari Rp 9.650 pada 11 Januari 2006 menjadi Rp 7.400 per lembar saham

pada 12 Januari 2007.

Penurunan harga saham tersebut sangat erat kaitannya dengan rilis dari manajemen PGN

sehari sebelumnya. Dalam rilis tersebut dinyatakan bahwa terjadi penurunan besarnya

volume gas yang akan dialirkan yaitu mulai dari 150 mmscd menjadi 50 mmscfd.

Selain itu juga dinyatakan bahwa tertundanya gas in (dalam rangka komersialisasi) yang

semula akan dilakukan pada akhir tahun 2006 tertunda menjadi Maret 2007.

Informasi itu sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen PGN sejak tanggal 12 September

2006 (informasi penurunan volume gas) dan tanggal 18 Desember 2006 tentang penundaaan

gas in.

"Kedua informasi itu dikategorikan informasi yang material dan dapat mempengaruhi harga

saham di bursa efek, hal tersebut tercermin dari penurunan harga saham PGAS pada 12

Januari 2006," ujarnya.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2007/12/27/134921/871501/6/kasus-insider-trading-

bapepam-denda-9-karyawan-pgn

Page 10: 3. Makalah Insider Trading

Posisi Kasus

PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengalami jatuhnya penjualan saham di bursa efek.

Kasus ini terjadi pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007. Kejadian

tersebut diindikasi adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal pada transaksi

penjualan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Awal mula penurunan secara signifikan

harga jual saham PT perusahaan Gas Negara Tbk di Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp.

9.650,00 (harga penutupan pada tanggal 11 januari 2006) menjadi Rp. 7.400,00 per lembar

saham pada tanggal 12 Januari 2007.

Dugaan adanya insider trading sangat terasa pada saat harga saham PGN anjlok pada

harga Rp 7.400,00. Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak wajar, karena merujuk pada

harga sebelumnya Rp 9.650,00 yang berarti telah jatuh sebanyak 23,36%. Dengan jatuhnya

harga saham dalam penjualan dibursa efek, patut diduga bahwa terdapat kesalahan atau pun

kesengajaan dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Yang dimaksud “orang dalam” kasus PGN sebagaimana dalam Undang-Undang Pasar

Modal adalah Kementerian BUMN, sebagai pemegang saham, manajemen emiten, serta

Danareksa Sekuritas, Bahana Securitas dan Credit Suisse sebagai konsultan.

Pada masa periode tersebut, yaitu 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007

terdapat perdagangan saham yang dilakukan oleh para pihak “orang dalam” perusahaan.

Mereka yang termasuk “orang dalam” telah melakukan transaksi saham perusahaan PT

Perusahaan Gas Negara Tbk.

Transaksi saham yang diduga dilakukan oleh para pihak atau pihak-pihak yang

termasuk “orang dalam” yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 Undang-Undang Pasar

Modal dan para pihak yang sebagaimana diuraikan sebelumnya, sangat berhubungan erat

dengan apa yang telah menimpa PT Perusahaan Gas Negara Tbk .

Selain dugaan terjadinya praktek insider trading pada transaksi saham PT Perusahaan

Gas Negara Tbk, terdapat juga indikasi terjadinya pelanggaran prinsip keterbukaan informasi

yang di lakukan, yang dapat dikaitkan dengan masalah insider trading yaitu anjloknya harga

saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada saat penjualan dibursa efek.

Analisis Kasus

Di dalam UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, disebutkan beberapa pokok-

pokok kejahatan pasar modal yang biasanya menjadi pilar modus yang selanjutnya

dikembangkan dan dikombinasikan dengan bentuk-bentuk yang lain. Insider trading

merupakan suatu kejahatan yang sering dilakukan dalam industri pasar modal. Oleh sebab itu,

Page 11: 3. Makalah Insider Trading

peraturan pasar modal selalu menempatkan ketentuan hukum yang melarang insider trading

dilakukan oleh pelaku pasar. Penggunaan inside information yang dilakukan oleh insider,

melanggar prinsip transparansi yang dijunjung dan harus selalu ditegakkan oleh pasar modal.

Informasi dalam kegiatan di pasar modal merupakan elemen yang paling penting

bagi sebuah industri pasar. Setiap pihak, terutama investor, berhak atas penerimaan informasi

yang mengandung kebenaran dan penyampaian informasi tersebut harus secara fair dan

wajar.

Insider trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang tergolong

“orang dalam” perusahaan (dalam arti luas), perdagangan mana yang didasarkan atau

dimotivasi karena adanya suatu “informasi orang dalam” (inside information) yang penting

dan belum terbuka untuk umum, dengan perdagangan mana, pihak pedagang insider tersebut

mengharapkan akan mendapatkan keuntungan ekonomi secara pribadi, langsung atau tidak

langsung, atau yang merupakan keuntungan jalan pintas (short swing profit).

Menurut Bismar Nasution, praktek insider trading ini terjadi apabila “orang dalam”

(insider) perusahaan melakukan perdagangan dengan menggunakan informasi yang belum di-

disclose. Dalam hal ini, insider mempunyai informasi yang mengandung fakta materiil yang

dapat mempengaruhi harga saham. Posisi insider yang lebih baik (informational advantages)

dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan saham, oleh karena itu dapat

menciptakan perdagangan saham yang tidak fair, mengingat bahwa insider trading adalah

suatu praktek yang dilakukan oleh “orang dalam” perusahaan (corporate insider) melakukan

perdagangan saham dengan menggunakan informasi yang mengandung fakta materiil yang

dimiliki, sedangkan informasi itu belum terbuka (tersedia) untuk umum (inside public

information).

Tingkat pelanggaran insider trading dapat menentukan bagaimana sistem dan

kepatuhan emiten menegakkan prinsip-prinsip full disclosure dan moralitas pelaku pasar itu

sendiri. Kepatuhan untuk menegakkan prinsip transparansi harus dihadapkan dengan

ancaman hukuman berat bagi pelanggarannya. Pelanggaran yang dilakukan “orang dalam”

dengan adanya informasi penting atau informasi materiil yang belum terbuka untuk umum

yaitu praktek insider trading secara langsung melanggar ketentuan terhadap prinsip

keterbukaan. Karena informasi materiil yang begitu penting untuk publik dimanfaatkan oleh

pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dengan cara melawan hukum, yaitu

melakukan praktek haram dalam pasar modal.

Kasus-kasus insider trading biasanya terjadi dimana orang dalam perusahaan

melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi yang sangat eksklusif yang

Page 12: 3. Makalah Insider Trading

mereka miliki. Informasi tersebut digunakan oleh pelaku pasar untuk bertransaksi sekuritas,

yang tujuannya mendapatkan keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar,

informasi materiil sangat dibutuhkan dalam perdagangan saham, biasanya berbagai cara

ditempuh oleh pelaku pasar untuk mendapatkan informasi yang materiil yang sifatnya non

publik, untuk digunakan dalam perdagangan saham, seperti persengkokolan dengan orang

dalam untuk mendapatkan informasi yang materiil yang kemudiandigunakan dalam

perdagangan efek .

Keterbukaan dalam pelaksanaan di dalam pasar modal sangatlah penting, sehingga

keterbukaan harus selalu dilakukan dan ditaati bagi semua pihak, sehingga tercipta suatu

pasar yang baik dan efisiensi serta kedepannya pasar modal dapat dipercaya bagi investor-

investor asing karena terciptanya pasar yang sehat di dalam pelaksanaannya.

Keterbukaan tentang fakta materiil sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada

keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi

investor, sehingga dia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian untuk penjualan saham. Prinsip keterbukaan (disclosure principles) merupakan

suatu keharusan baik untuk kepentingan pengelola bursa, Bapepam dan pemodal/investor.

Informasi yang harus di-disclose adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang

meliputi aspek keuangan, hukum manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada

masyarakat.

Tujuan pelaksanaan prinsip keterbukaan untuk membantu menetapkan harga pasar

yang akurat, relevan dengan kebutuhan investor canggih atau professional (sophisticated

investor) yang memerlukan informasi untuk keputusan investasi, karena dalam pasar modal

yang modern harga saham tidak ditentukan oleh investor-investor individual amatir atau

investor biasa (average investor), tetapi oleh investor profesional.

Manfaat diterapkannya prinsip keterbukaan adalah Pertama, berfungsi untuk

memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Pada dasarnya para calon investor (pemodal)

mempunyai hak untuk mengetahui secara detail mengenai segala sesuatu tentang bisnis

perusahaan, di mana mereka akan menempatkan uangnya, maka untuk itu harus dapat

dimengerti bahwa hal tersebut juga merupakan suatu tahap peralihan dari perusahaan privat

menjadi perusahaan publik, yang merupakan suatu hal yang sangat menantang bagi pemilik

dan manajemennya. Kedua, berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien.

Ketiga, untuk mencegah penipuan (fraund). Pengungkapan informasi tentang fakta materiil

secara akurat dan penuh diperkirakan dapat merealisasikan tujuan prinsip keterbukaan dan

mengantisipasi timbulnya pernyataan yang menyesatkan (misleading) bagi investor.

Page 13: 3. Makalah Insider Trading

Keterbukaan yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang Pasar Modal pada dasarnya

mencakup dua hal, yaitu keterbukaan yang sifatnya berkala (periodic disclosure) dan

keterbukaan yang sifatnya berdasarkan adanya informasi, peristiwa atau kejadian yang

dialami oleh emiten (episodic disclosure). Sesuai dengan namanya yaitu periodic disclosure

ini maka emiten wajib menyampaikan laporannya menurut jangka waktu tertentu yang

diwajibkan. Contoh dari kewajiban ini adalah ketika emiten menjalankan kewajiban

menyampaikan laporan keuangan yang harus disampaikan oleh emiten tiap kwartalan

(tiga bulan) atau tengah tahunan. Sedangkan episodic disclosure merupakan laporan yang

harus disampaikan menurut adanya informasi atau kejadian peristiwanya, yaitu peristiwa-

peristiwa yang dapat mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan investasi.

Contohnya adalah yang sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam No. X.K.1 yang

antara lain menyebutkan tentang peristiwa-peristiwa penting tersebut seperti :

penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha

patungan .

Yang dimaksud fakta material berdasarkan Pasal 1 butir 7 UU.No.8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal menyatakan bahwa “Informasi atau fakta materiil adalah informasi atau

fakta yang penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat

mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau

pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”.

Keterbukaan wajib terus berlangsung selama perusahaan “go public”. Prinsip

keterbukaan itu dilaksanakan melalui penyampaian :

1. Laporan keuangan secara berkala

Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif mempunyai

kewajiban meyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan

pengumumannya kepada investor. Laporan keuangan ini terdiri dari “Laporan Tahunan”

dan “Laporan tiap semester”. Dengan laporan keuangan yang berkala ini Bapepam

melakukan fungsi pengawasan dengan terus memonitor kesehatan keuangan emiten.

2. Keterbukaan Mengenai Adanya Fakta Material Baru

Peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham, harus segera

dilaporkan paling lambat 2 hari kerja.

Dapat disimpulkan bahwa Insider trading bertentangan dengan prinsip

keterbukaan karena yang bersangkutan membeli atau menjual saham berdasarkan

informasi dari “orang dalam” yang tidak publik sifatnya. Tindakan tersebut merugikan

Page 14: 3. Makalah Insider Trading

pihak lain yang tidak menerima informasi yang sama pada waktu yang sama, sehingga ia

tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dipegangnya.

Pada kasus PT Perusahaan Gas Negara, seharusnya dilakukan dan disesuaikan

pada peraturan pasar modal Tahun 1995 yang telah ada. Khususnya pada hal keterbukaan

informasi yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara, terdapat fakta-fakta materil

yang relevan yang dapat ditarik kedalam pasal-pasal UUPM yang terkait dengan

keterbukaan informasi. Pada pasal 86 butir 1 Undang- undang Nomor 8 Tahun 1995,

mempunyai unsur-unsur, yaitu :

1. Peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek

2. Segera diumumkan selambat-lambatnya pada akhir kerja ke-2 (kedua) setelah

terjadinya peristiwa tersebut

3. Wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan masyarakat

Selain Pasal 86 yang mengatur tentang prinsip keterbukaan dalam pasar modal,

juga dikaitkan dengan Pasal 93 Undang-Undang Pasar Modal yang berisikan tentang

suatu informasi yang menyesatkan disampaikan kepada publik yang dapat

mempengaruhi harga efek di pasar modal.

Pasal 93

“Setiap Pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan

keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi

harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat penyataan dibuat atau keterangan

diberikan:

a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa

pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan;

atau

b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran

material dari pernyataan atau keterangan tersebut.”

Dengan melihat dan memahami unsur-unsur yang terdapat pada Pasal 86 butir 1

Undang-undang Pasar Modal tersebut. Lalu unsur-unsur tersebut kita terapkan pada kasus PT

Perusahaan Gas Negara yang terdapat fakta-fakta material yang relevan, dimana pada

Penurunan harga saham tersebut sangat erat kaitannya dengan press release yang dikeluarkan

oleh PGAS pada tanggal 11 januari 2007 tentang penurunan volume gas dari 150 MMSCFD

menjadi 30 MMSCFD dan tertundanya gas-in yang semula akan dilakukan pada akhir

desember 2006 menjadi maret 2007. Informasi ini telah diketahui sejak tanggal 12 September

2006 tentang penurunan volume dan tanggal 18 Desember 2006 tentang tertundanya gas in,

Page 15: 3. Makalah Insider Trading

dan seharusnya langsung diberitahukan kepada Bapepam dan masyarakat publik yang

bersangkutan. Pihak PT Perusahaan Gas Negara seharusnya langsung diberitahukan kepada

publik pada saat diketahuinya informasi tentang penurunan volume tersebut yaitu tanggal 12

September 2006 dan paling lambat pada 2 (dua) hari setelah diterimanya informasi tersebut.

Sama dengan halnya informasi tertundanya gas in, seharusnya pihak PT Perusahaan

Gas Negara langsung memberitahukan kepada publik tanggal 18 Desember 2006 atau

selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah hari kerja sebagaimana yang telah dicantumkan atau

diatur dalam Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang khususnya terdapat

pada Pasal 86 butir (1). Dengan melihat kronologis di atas, maka pada fakta-fakta materiil

yang ada pada kasus PT Perusahaan Gas Negara telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat

pada pasal 86 butir 1 UUPM, dimana fakta tentang adanya peristiwa material yang dapat

mempengaruhi harga saham yaitu informasi tentang penurunan volume yang diketahui sejak

tanggal 12 September 2006 dan tentang tertundanya gas in tanggal 18 Desember 2006.

Lalu unsur yang menyatakan bahwa terdapatnya informasi tentang peristiwa material

yang dapat mempengaruhi harga saham harus segera diumumkan kepada Bapepam dan

masyarakat selambat-lambatnya pada akhir kerja ke-2 setelah terjadi peristiwa tersebut, pada

unsur ini pihak PT Perusahaan Gas Negara tidak melaksanakan sesuai dengan peraturan

Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 86 butir 1. Sedangkan Pihak PT Perusahaan

Gas Negara baru menjelaskan semua informasi tentang peristiwa material ini pada 11 Januari

2007 yang diduga karena penginformasian yang dikeluarkan oleh pihak PGN pada tanggal

tersebut berpengaruh erat dengan anjloknya harga saham PGN.

Dan dengan kronologi yang ada, dikaitkan dengan pasal 93 UU Pasar Modal, dimana

pihak dari PGN dalam melakukan siaran pers pada tanggal 11 januari 2007 tersebut, telah

menyampaikan tentang adanya perubahan proyek tentang besaran volume gas dan adanya

perubahan penyaluran gas in yang semula akan dilakukan Desember 2006 menjadi 2007.

Siaran pers yang dilakukan bila dikaitkan pada Pasal 93 tentang penyampaian keterangan

yang materialnya tidak benar atau meyesatkan yang dapat mempengaruhi harga efek di pasar,

tidak dapat dimasukan dari kronologi pada Pasal tersebut, karena pada fakta-fakta yang

ditemukan pada kronologi di atas pihak PGN telah menyampaikan informasi yang sesuai

berdasarkan pada apa yang telah terjadi, dan tidak ada informasi yang disampaikan dalam

siaran pers pada tanggal 11 januari 2007 termasuk pada penyampaian keterangan material

yang tidak benar atau menyesatkan karena informasi tersebut merupakan informasi yang

didapat pihak PGN. Namun kesalahan yang dilakukan pihak PGN hanya saja pada saat waktu

penyampaiannya dimana pihak PGN tidak menyampaikan sesuai Pasal 86 dimana harus

Page 16: 3. Makalah Insider Trading

disampaikannya informasi material yang dapat mempengaruhi harga efek di Pasar Modal

maksimal 2 hari setelah hari kerja. Jadi pada kasus ini, fakta-fakta pada kasus tidak

memenuhi unsur di Pasal 93 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Permasalahan tentang anjloknya harga saham PGN di bursa efek, yang diduga adanya

tindakan insider trading, maka dengan ini permasalahan juga harus dianalisis dengan

mengacu pada ketentuan-ketentuan yang melarang atau mengatur tentang insider trading.

Tindakan tersebut melanggar Pasal 95, 96, dan 97 UU Pasar Modal ditentukan bahwa pihak

yang mempunyai informasi orang dalam, baik dia merupakan orang dalam atau bukan

dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek emiten atau perusahaan publik

dimaksud atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan

publik yang bersangkutan.

Lebih jauh ditentukan dalam Pasal 97 UUPM bahwa setiap pihak yang dengan

sengaja berusaha secara melawan hukum untuk memperoleh dan pada akhirnya memperoleh

informasi orang dalam dikenakan larangan yang sama dengan ketentuan Pasal 95 dan 96 di

atas. Informasi orang dalam yang dimaksud adalah informasi materiil yang dimiliki oleh

“orang dalam” yang belum tersedia untuk umum dan masih bersifat rahasia.

Larangan mengenai praktek insider trading telah diatur dalam UU Pasar Modal Bab

XI, yang mengatur mengenai Penipuan, Manipulasi Pasar dan Perdagangan Orang Dalam.

Aturan mengenai perdagangan orang dalam diatur dalam Pasal 95 sampai dengan Pasal 99.

Dalam kasus yang berjalan selama hampir setahun ini, ada 4 hal yang dihadapi oleh

PGN mulai dari pelanggaran prinsip keterbukaan hingga insider trading. Beberapa di

antaranya dijabarkan sebagai berikut :

1. Pelanggaran Prinsip Disclosure Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Kepada

Bapepam dan Masyarakat Tentang Peristiwa Material.

Dalam Pasal 86 ayat (2) No. 5 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan

bahwa perusahaan publik menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan

kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek

selambat- lambatnya pada akhir hari kerja ke -2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa

tersebut.

Pada kenyataannya PT. Gas Negara terlambat melaporkan fakta atas penundaan

proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT. PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan

keterbukaan informasi sebanyak 35 hari. Mengenai informasi penurunan volume gas dan

informasi tertundanya gas ini kategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor

X.K.1. sehingga telah jelas, bahwa PT. Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2) UU No.5

Page 17: 3. Makalah Insider Trading

Tahun 1995 jo. Peraturan Nomor X.K.1. dengan pelanggaran ini PT PGN dikenai sanksi

administratif berupa denda sebesar 35 juta.

2. Pelanggaran Prinsip Disclosure Terhadap Pemberian Keterangan yang secara Material

Tidak Benar.

Ada beberapa hal yang seringkali dilarang dalam hal keterbukaan informasi, di

antaranya sebagai berikut dalam :

a. memberikan informasi yang salah sama sekali.

b. memberikan informasi yang setengah benar.

c. memberikan informasi yang tidak lengkap.

d. Sama sekali diam terhadap fakta informasi material

Keempat hal ini dilarang karena oleh hukum dianggap dapat menimbulkan

'misleading' bagi investor dalam memberikan keputusan untuk membeli atau tidak suatu

efek. Ketentuan ini juga diadopsi dalam Pasal 93 No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

yang menyebutkan bahwa tiap pihak dilarang, dengan cara apa pun, memberikan

keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi

harga Efek di Bursa Efek .

Dalam kasus PT. PGN yakni memberikan keterangan material tidak benar tentang

rencana volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWB (South Sumatera West

Java). Akta itu sudah diketahui atau sewajarnya diketahui oleh Direksi, yang kemudian

seharusnya keterangan itu disampaikan kepada publik, namun tidak disampaikan.

Sehingga jelas bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap pasal 93 UU. No. 8 tahun 1995

dan diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 15

Milyar Rupiah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya Bapepam LK

menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 5 Milyar kepada Direksi PT.

PGN yang menjabat pada periode bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007 yaitu Sutikno, Adil

Abas, Djoko Pramono, WMP Simanjuntak dan Nursubagjo Prijono.

3. Keterlibatan Fiduciary Position dalam Kasus Insider Trading Transaksi Efek PT. GAS

Negara

Dalam Pasal 95 UU. N0.8 No. 1995 tentang Pasar Modal menerangkan bahwa

“orang dalam” dari perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang

melakukan transaksi atas Efek Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud. Penjelasan

pasal 95 memberi arti kepada orang dalam sebagai pihak-pihak yang tergolong dalam :

a. Komisaris, Direktur, atau pengawas perusahaan terbuka.

b. Pemegang saham utama perusahan terbuka

Page 18: 3. Makalah Insider Trading

c. Orang yang karena kedudukannya, profesinya atau karena hubungan usahanya dengan

perusahaan terbuka memungkinkan memperoleh Informasi orang dalam dengan

kedudukan disini dimaksudkan sebagai lembaga, institusi atau badan pemerintahan.

Sementara yang merupakan hubungan usaha adalah hubungan kerja atau kemitraan

dalam kegiatan usahanya, seperti, nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, kreditur,

dan lain- lain.

d. Pihak yang tidak lagi menjadi pihak sebagaimana tersebut dalam point 1,2,3 tersebut

sebelum lewat jangka waktu 6 bulan.

Bahwa pada periode 13 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, 9 orang

dalam PT.PGN melakukan transaksi saham PT. PGN, baik Direksi maupun mantan Direksi.

Sehingga unsur - unsur di atas terpenuhi. Sanksi tersebut ditetapkan antara lain dengan

mempertimbangkan pola transaksi dan akses yang bersangkutan terhadap informasi orang

dalam.

Kesimpulan

Dari paparan analisis kasus di atas disimpulkan sebagai berikut :

1. PT. Gas Negara melanggar Pasal 86 ayat (2) UU No. 5/1995 jo. Peraturan Nomor X.K.1.

karena terlambat melaporkan fakta atas penundaan proyek pipanisasi yang dilakukan

oleh PT PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi sebanyak

35 hari. Mengenai informasi penurunan volume gas dan informasi tertundanya gas in

dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor X.K.1.

2. Mengenai pemberian keterangan yang secara material tidak benar tentang rencana

volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ (South Sumatera-West Java) jelas

bahwa PT PGN melakukan pelanggaran terhadap Pasal 93 UU No. 8/1995 . Oleh karena

itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya Bapepam-LK menjatuhkan sanksi administratif

berupa denda sebesar Rp. 5 miliar kepada Direksi PT PGN yang menjabat pada periode

bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007.

3. Terkait dengan keterlibatan orang dalam PT. PGN dalam kasus ini maka telah jelas

bahwa “orang dalam” PT. PGN ini melanggar Pasal 95 UU No. 8/1995 tentang Pasar

Modal yang menerangkan bahwa “orang dalam” dari perusahaan publik yang

mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan transaksi atas Efek Emiten atau

Perusahaan Publik dimaksud hal ini diperjelas dalam penjelasan Pasal 95.

Page 19: 3. Makalah Insider Trading

Saran

Saran dari kami yakni sebagai berikut :

1. Bahwa setiap emiten harus menjalankan prinsip disclosure ini dengan sungguh-sungguh,

sehingga kesalahan akibat ketidakterbukaannya terhadap suatu fakta atau material dapat

menimbulkan kerugian yang amat besar, tidak hanya kepada investor sendiri, namun

dapat berakibat kepada emiten itu sendiri, akibat kerugian yang diderita akibat kasus itu.

2. Mengenai penerapan sanksi administratif berupa denda, maka terkait dengan adanya

kasus ini belum adanya mekanisme yang jelas mengenai penerapan denda terhadap pihak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 dan Pasal 95. Dalam Pasal 104 hanya

dikemukakan mengenai batasan atas yakni pidana penjara 10 tahun dan denda paling

banyak Rp. 15 Milyar. Oleh karena itu harus ada batasan yang jelas mengenai denda ini,

terutama mengenai batas bawah dalam penerapan denda.