BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

44
22 BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal Ada alasan mengapa praktik insider trading dilarang untuk dilakukan di industri pasar modal. Alasan utama karena praktik insider trading menciderai prinsip keterbukaan (disclosure principle). Begitu pentingnya eksistensi dan kedududukan prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal, sehingga kalau belum bisa menjamin prinsip keterbukaan ini, hukum pasar modal tersebut dianggap masih belum bisa menegakkan industri pasar modal. Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. 34 Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal, yang antara lain adalah sebagai berikut: 35 1. Memelihara Kepercayaan Publik Terhadap Pasar. Kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham). 2. Menciptakan Mekanisme Pasar yang Efisien 34 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.1. 35 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.99. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

Page 1: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

22

BAB II

PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL

A. Urgensi Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal

Ada alasan mengapa praktik insider trading dilarang untuk dilakukan di

industri pasar modal. Alasan utama karena praktik insider trading menciderai

prinsip keterbukaan (disclosure principle). Begitu pentingnya eksistensi dan

kedududukan prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal, sehingga kalau

belum bisa menjamin prinsip keterbukaan ini, hukum pasar modal tersebut

dianggap masih belum bisa menegakkan industri pasar modal.

Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa pasar modal didasarkan

pada prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan

bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian atau penjualan saham.34

Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan

dalam pasar modal, yang antara lain adalah sebagai berikut:

35

1. Memelihara Kepercayaan Publik Terhadap Pasar.

Kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya

ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya

mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran

dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa

saham).

2. Menciptakan Mekanisme Pasar yang Efisien

34 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.1. 35 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.99.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

23

Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem

keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi

anggota saham dan profesional pasar.

3. Prinsip Keterbukaan Penting untuk Mencegah Penipuan

Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan

memberi perlindungan kepada investor dari tindakan penipuan

(fraud), misalnya penipuan dalam bentuk perbuatan yang

menyesatkan, pernyataan (misrepresentation) informasi, maka

perlindungan kepada investor tersebut diberikan sejak awal dengan

adanya prinsip keterbukaan sebagai protector.

Prinsip keterbukaan terhadap segala aspek kegiatan perusahaan yang

disyaratkan terhadap semua perusahaan yang menjual efeknya kepada masyarakat,

merupakan salah satu langkah atau cara awal yang dapat dipergunakan sebagai

alat untuk mendeteksi adanya tindakan penipuan, manipulasi pasar, serta insider

trading di negara-negara yang mempunyai bursa efek seperti Australia,

Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.36

Keterbukaan diartikan memberikan akses seluasnya kepada pemegang

saham atau investor untuk mengetahui keadaan atau informasi penting

perusahaan. Keterbukaan juga mengandung arti mengungkapkan semua hal secara

tuntas, benar, dan lengkap.

37

36 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.45. 37 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.228.

Informasi yang berkualitas demikian ini dapat

menjadikan investor mengetahui keadaan atau informasi penting perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

24

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga memberikan

pengertian Keterbukaan di dalam Pasal 1 angka 25 :38

Informasi perusahaan adalah segala data, fakta ataupun peristiwa yang

telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan perusahaan, baik

informasi tersebut menyangkut efek yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun

tidak berkaitan dengan efek perusahaan.

Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

39

Bentuk informasi perusahaan :

40

1. Informasi Publik

Informasi publik adalah informasi yang disediakan oleh perusahaan

untuk umum, dalam arti setiap orang boleh mengetahuinya. Informasi

publik ini dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, antara lain :

prospektus, press release (siaran pers) yang diterbitkan perusahaan,

laporan keuangan, laporan tahunan, laporan-laporan berkala, dan

laporan insidentil, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk

konferensi pers atau public expose lainnya.

2. Informasi Nonpublik

38 Pasal 1 angka 25 UUPM. 39 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit.,hlm.10. 40 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

25

Informasi yang termasuk informasi non-public erat kaitannya dengan

peraturan mengenai insider trading. Informasi ini adalah informasi

yang tidak disediakan untuk umum, dalam arti tidak semua orang

berhak atau dapat mengetahuinya. Yang termasuk dalam kategori ini

antara lain projeksi-projeksi bisnis ataupun finansial perusahaan,

rencana-rencana manajemen, rencana-rencana corporate action, atau

rencana perusahaan lainnya yang belum dilaksanakan atau belum pasti

akan dilaksanakan.

3. Informasi yang Jelas

Untuk dapat dikategorikan sebagai informasi perusahaan maka

informasi tersebut bentuknya haruslah sudah jelas, bukan sekedar

rumor. Hal ini berkaitan pula dengan tanggung jawab orang dalam

perusahaan apabila terdapat kecurigaan terjadinya insider trading.

4. Informasi Price Sensitive.

Informasi material yang sensitif terhadap harga efek perusahaan

adalah informasi yang apabila diketahui suatu pihak, maka pihak

tersebut, dalam keadaan yang normal, akan terpengaruh untuk

melakukan perdagangan efek perusahaan, dan adanya informasi

tersebut akan mempengaruhi turun naiknya harga efek perusahaan,

Terdapat berbagai pandangan mengenai penentuan suatu informasi

dikategorikan sebagai informasi materil atau bukan informasi materil.41

41 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.11.

Pertama,

suatu informasi dikategorikan sebagai fakta materil bila informasi yang sifatnya

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

26

tidak publik tersebut ,¾ menurut pemegang saham yang berakal sehat, adalah

penting bagi para pemegang saham, bukan semata-mata karena apa yang ingin

mereka ketahui. Bila fakta yang dihilangkan atau pernyataan yang tidak benar itu

secara substantif mungkin berarti (penting) sehingga dapat mengubah informasi

menjadi milik masyarakat, maka fakta tersebut adalah materil.

Kedua, penafsiran tentang fakta materil berkembang kepada apa yang

dimaksud dengan informasi “firm-specific”.Standarnya adalah informasi yang

spesifik untuk perusahaan yang bersangkutan. Standar informasi yang bersifat

firm-spesific ini merupakan standar baru, suatu terobosan terhadap standar fakta

materil sebagaimana lazimnya diatur oleh federal securities laws. Berdasarkan

standar baru ini, kewajiban penyampaian informasi tidak lahir berdasarkan

peraturan perundang-undangan, tetapi berdasarkan adanya informasi yang bersifat

firm-spesific.Suatu informasi tersebut tidak dapat menjadi materil, kecuali

informasi itu memiliki firm-specific.

Ketiga, banyak pendapat para ahli yang menyatakan bahwa suatu

informasi merupakan fakta materil bila informasi tersebut dapat mempengaruhi

turun naiknya harga saham. Dalam pasar saham yang modern, harga saham bukan

ditentukan oleh investor-investor individual amatir melainkan ditentukan oleh

investor profesional, dengan perkataan lain suatu informasi yang salah tidak dapat

merubah harga saham apabila informasi itu tidak dipercaya oleh investor potensil

yang profesional.42

42 Asumsi ini diterima oleh banyak pengadilan. Dalam Basic, Inc v. Levinson 485 U.S.

224 (1988) pengadilan berpendapat : “the proper measure of materiality in a securities fraud suit is whether the alleged misstatment would have have affected the investment decision of a reasonable investor”. Ibid, hlm.14.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

27

Setelah pemahaman mengenai suatu informasi dikategorikan sebagai fakta

materil atau bukan fakta materil telah diketahui, maka pemahaman berlanjut

kepada sejauh mana suatu informasi materil yang berisikan fakta materil tersebut

dapat di disclose ke publik atau tidak dapat di disclose ke publik. Dalam

memutuskan apakah suatu informasi akan diungkapkan (disclose) atau tidak,

perusahaan harus memperhatikan ketentuan Undang-Undang Pasar Modal dan

peraturan bursa dimana saham-saham perusahaan didaftarkan dan dicatatkan.43

Di satu pihak hukum terus mengejar dan memerinci sedetil-detilnya

tentang hal-hal apa saja yang mesti di disclose oleh pihak-pihak penyandang

kewajiban disclosure. Di pihak lain hukum juga harus memproteksi kepentingan-

kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan membuka informasi tersebut.

Terkait dengan kewajiban keterbukaan ini pertanyaan yang timbul adalah

hal-hal apakah yang dapat diinformasikan oleh perusahaan kepada masyarakat dan

sebaliknya, hal-hal mana saja yang diperlukan oleh masyarakat sebelum

mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya.

Pertanyaan selanjutnya, yakni bagaimanakah menjaga keseimbangan antara

kepentingan perusahaan untuk menjaga rahasia perusahaan di satu pihak dan di

pihak lain hak-hak pemegang saham untuk melindungi investasi mereka, sehingga

hal ini merupakan suatu dilema.

44

Secara hukum emiten dituntut untuk menerapkan keterbukaan di dalam

menyampaikan informasi yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi di lain sisi

emiten dan perusahaan publik perlu mempertimbangkan secara matang mengenai

43 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.11. 44 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.24-25.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

28

hal-hal apa saja yang bisa diungkap ke publik.45 Ekses yang muncul dari

pengungkapan informasi rinci ke publik bisa menjadikan perusahaan pesaing

mengetahui keadaan perusahaan. Oleh karena itu, emiten meminta untuk

diberikan hak menjaga informasi yang merupakan rahasia perusahaan. Adalah

tugas hukum menyelaraskan dua kepentingan yang saling bertolak belakang.46

Keselarasan diantara dua kepentingan yang kontradiktif tersebut, tercermin

dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar modal

tidaklah semata-mata full tetapi juga haruslah fair, seperti yang tersimpul dalam

istilah full and fair disclosure

47

Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh kewajiban keterbukaan, misalnya,

Pasal 86

.

48 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

mewajibkan emiten segera melaporkan kepada Bapepam (sekarang OJK), dan

mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat

mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 setelah

terjadinya peristiwa tersebut. Sementara Pasal 6849

45 Untuk transaksi tertentu yang bersifat rahasia dan sangat sensitif bagi kegiatan usaha

perusahaan, otoritas pasar modal memberi kesempatan kepada perusahaan untuk tidak menyampaikan keseluruhan transaksi tersebut, namun cukup memberikan ringkasannya dan meminta agar otoritas pasar modal memperlakukannya sebagai dokumen rahasia dan tidak diberlakukan sebagai dokumen publik.

46 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.229. 47 Di Amerika Serikat, peraturan tentang fair disclosure ini terdapat di dalam Regulation

FD yang dikeluarkan oleh Securities and Exchange Commission (SEC) yang merupakan peraturan yang relatif baru yang mengatur hal-hal yang menyangkut disclosure tentang hal-hal tertentu. Menurut peraturan ini, apabila emiten atau pihak lain yang bertindak atas nama emiten, melakukan disclosure tentang informasi material non-publik kepada beberapa pihak tertentu (pada umumnya, kepada para profesional di pasar modal dan para pemegang saham emiten yang kemungkinan akan melakukan perdagangan dengan informasi tersebut), maka emiten harus melakukan disclosure kepada publik atas informasi tersebut.

48 Pasal 86 UUPM. 49 Pasal 68 UUPM.

dari Undang-Undang Pasar

Modal tersebut mewajibkan akuntan publik untuk menyampaikan pemberitahuan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

29

yang sifatnya rahasia kepada Bapepam selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja

sejak ditemukan adanya hal-hal sebagai berikut : (a) Pelanggaran yang dilakukan

terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksananya

dan (b) hal-hal yang dapat membahayakan lembaga dimaksud atau kepentingan

nasabahnya.50

Contoh-contoh tersebut di atas sebagaimana telah bersesuaian dengan

amanat Undang-Undang Pasar Modal tidaklah mudah untuk benar-benar

diterapkan. Kenyataannya, terdapat pertentangan batasan dan kendala untuk

menerapkan keterbukaan antara investor atau pemegang saham disatu pihak

dengan emiten pihak lain :

51

1. Investor atau pemegang saham menginginkan keterbukaan yang

sifatnya full disclosure

52

2. Investor menginginkan informasi yang tepat waktu, sementara emiten

berusaha untuk menahan informasi untuk beberapa waktu dengan

alasan pengurangan biaya penyebaran dan penerbitan laporan.

dalam mendapatkan informasi mengenai

emiten, sementara emiten hanya bersedia membuka informasi hingga

tingkatan tertentu.

50 Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta : Airlangga,

2006), hlm.61. 51 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.228. 52 Prinsip Full disclosure bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau

siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan informasi secara jelas, seakurat, dan selengkap mungkin mengenai fakta material yang berkaitan dengan tindakan perusahaan atau efeknya yang berpotensi kuat memengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

30

3. Investor menginginkan untuk memperoleh data yang rinci dan akurat,

sementara emiten hanya bersedia memberikan informasi secara garis

besar.

Emiten wajib menyampaikan informasi secara lengkap dan akurat.

Dikatakan lengkap kalau informasi yang disampaikan itu utuh, tidak ada yang

tertinggal atau disembunyikan, disamarkan, atau tidak menyampaikan apa-apa

atas fakta material. Dikatakan akurat jika informasi yang disampaikan

mengandung kebenaran dan ketepatan. Kalau tidak memenuhi syarat tersebut,

maka informasi dikatakan sebagai informasi yang tidak benar atau menyesatkan

(Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal), setiap pihak yang terkait

diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian yang ditimbulkan akibat

penyampaian informasi tersebut.

Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

menyebutkan :53

a. Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran.

Pihak-pihak yang bisa dimintakan pertanggungjawaban sebagai liable person atas Pernyataan Pendaftaran adalah:

b. Direktur atau komisaris emiten pada waktu Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.

c. Penjamin Pelaksana Emisi Efek. d. Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang

memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran.

Dengan demikian tampak bahwa pengaturan mengenai keterbukaan atau

transparansi ini merupakan syarat mutlak yang bersifat universal yang ditemukan

53 Pasal 80 (ayat) 1 UUPM.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

31

di dalam dunia pasar modal. Mengingat pasar modal merupakan tempat

bertemunya permintaan dan penawaran dana dalam jumlah yang amat besar dan

datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis, maka wajar kiranya keterbukaan ini

menjadi prinsip yang amat diperlukan oleh investor untuk meyakinkan dirinya

mendapatkan informasi yang benar dan lengkap.54

Terdapat beberapa teori yang menunjukkan secara gamblang bagaimana

vitalnya keterbukaan suatu informasi perusahaan khususnya mengenai harga efek

perusahaan dalam hal seorang investor membeli efek perusahaan. Teori tersebut

adalah Efficient Capital Market Hypothesis. Teori ini mengajarkan bahwa suatu

pasar akan efficient jika :

55

1. Pergerakan harga dari suatu efek yang diperdagangkan di pasar mesti

merefleksi ketersediaan informasi; dan

2. Harga bergerak secara simultan dengan suatu informasi yang tidak

“bias”.

Pada mulanya Efficient Capital Market Hypothesis (ECMH) muncul dalam

literatur ekonomi dan kemudian menjadi alat bagi ahli hukum serta menjadi bahan

untuk membuat opini hukum. Karena tidak adanya suatu penjelasan yang sama

mengenai pasar yang efisien, hal itu menjadi persoalan yang serius bagi para

hakim, ahli hukum dan pembuat peraturan, yang akan memakai pendekatan

ECMH sebagai dasar kebijakan dalam pengaturan.56

54 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.226. 55 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : PT.Citra Aditya

Bakti,1996),hlm.80. 56 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.12.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

32

Pendekatan ECMH melahirkan fraud-on-the-market theory yang

berkenaan dengan tanggungjawab Tergugat. Inti suatu gugatan dalam penipuan

pasar modal berdasarkan fraud-on-the-market theory adalah apabila terjadi

misrepresentation dan informasi itu masuk ke pasar yang secara cepat dapat

merubah harga saham. Untuk merubah harga saham, informasi yang salah tersebut

harus dapat mempengaruhi orang-orang yang mempunyai kapasitas yang dapat

mempengaruhi harga saham yang diperdagangkan. Orang-orang yang mempunyai

kapasitas seperti itu menjadi ukuran dalam penentuan adanya

penipuan.57

57 Ibid, hlm.14.

Berdasarkan teori ini adalah melawan hukum bagi setiap orang

membuat pernyataan yang menyesatkan atau tidak menyatakan suatu fakta

materiel baik langsung maupun tidak langsung.

Penerapan atau aplikasi dari teori-teori tersebut sangatlah penting dalam

prosedur keterbukaan di industri pasar modal untuk menjamin perlindungan bagi

masyarakat investor yang berinvestasi di pasar modal. Begitu vitalnya prinsip

keterbukaan ini dalam dunia Pasar Modal, karena dari segi substansial,

keterbukaan memampukan publik untuk mendapatkan akses informasi penting

yang berkaitan dengan perusahaan. Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien

apabila semua pemodal memperoleh informasi dalam waktu yang bersamaan

disertai kualitas informasi yang sama (equal treatment dalam akses informasi).

Sementara dari segi yuridis, keterbukaan merupakan jaminan bagi hak publik

untuk terus mendapatkan akses penting dengan sanksi untuk hambatan atau

kelalaian yang dilakukan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

33

Pengenaan sanksi yang termuat dalam Undang-Undang Pasar Modal serta

penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap ketentuan mengenai

keterbukaan ini menjadikan pemegang saham atau investor terlindungi secara

hukum dari praktik-praktik manipulasi dalam perusahaan publik.58 Karena apabila

investor tidak merasa mendapatkan perlindungan hukum yang memadai, maka

hampir dipastikan arus investasi melalui pasar modal akan kecil, kalau tidak mau

dikatakan tidak ada. Perlindungan hukum tersebut sangat diperlukan untuk

mencapai terbentuknya pasar modal yang fair, teratur, efisien. Dengan cara

memberikan kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan dan

penegakannya. Pasal 93 Undang-Undang Pasar Modal59

a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atak keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau

:

Setiap pihak pihak, dilarang dengan cara apapun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan :

b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.

Jaminan keterbukaan informasi akan memberikan pedoman bagi calon

investor atau pemegang saham untuk mengambil keputusan. Kualitas informasi

akan terjaga jika keterbukaan bisa dijamin.

58 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit., hlm.227. 59 Pasal 93 UUPM. Di Amerika Serikat, peraturan tentang pengungkapan ini terdapat

pada Rule 10b-5 dari the Securities and Exchange Act of 1934.Untuk pelanggaran Rule 10b-5 sanksinya adalah ganti rugi atas kerugian yang diderita investor yang melakukan perdagangan saham perusahaan dengan dasar kepercayaan atas pernyataan atau informasi yang didisclose oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

34

Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal dilakukan melalui

3 (tiga) tahap, yaitu60

1. Keterbukaan pada saat penawaran umum (primary market level), yang

didahului dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke

Bapepam (sekarang OJK) dengan menyertakan semua dokumen

penting yang dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor IX.C.1 tentang

Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran antara lain :

:

a. Disclosure Via Prospektus61

Peraturan perundang-undangan dan praktik di pasar modal

Indonesia memperkenalkan 3 (tiga) macam propektus, sebagai

berikut

.

62

(1) Prospektus biasa.

:

(2) Prospektus ringkas (wajib dimuat dalam dua surat kabar).

(3) Prospektus dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan

menengah atau kecil.

Selanjutnya, menurut penjelasan atas Pasal 78 ayat (3) dari

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal63

(1) Uraian tentang penawaran umum.

, suatu

prospektus sekurang-kurangnya memuat :

(2) Tujuan dan Penggunaan Dana Penawaran Umum.

60 M.Irsan Nasaruddin (et. al), Op.Cit.,hlm.229. 61 Prospektus merupakan suatu dokumen hukum. Konsekuesinya, apabila ada seseorang

yang menawarkan atau menjual suatu efek dengan menggunakan prospektus yang memuat informasi yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan pihak tersebut mengetahui atau sepatutnya mengetahui hal yang bersangkutan, maka dia wajib bertanggung jawab secara hukum atas kerugian yang timbul sebagai akibat dari perbuatan tersebut.

62 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit.,hlm.83. 63 Penjelasan Pasal 78 (ayat) 3 UUPM.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

35

(3) Analisi dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan. (4) Risiko usaha. (5) Data keuangan. (6) Keterangan dari segi hukum. (7) Informasi mengenai pemesanan pembelian efek, dan (8) Keterangan tentang Anggaran Dasar.

Ada teori yang menyatakan bahwa suatu prospektus yang baik

haruslah pendek dan dapat dibaca oleh orang kebanyakan (layman =

the man in the street).Walaupun mengenai sebenarnya hanya suatu

mitos belaka, yaitu yang disebut dengan the Myth of the Informed

Layman. Karena, manusia kebanyakan tidak akan dan tidak akan

pernah membaca prospektus yang sebenarnya bersifat teknikal itu.

Karena itu, sering juga suatu prospektus dijuluki sebagai Nothing but

Crying Wolf.

Sehingga kemudian muncul pula teori yang menyatakan bahwa

sebaiknya pembuatan suatu prospektus itu ditujukan kepada orang-

orang profesional atau para ahli, mengingat orang kebanyakan (the

man in the street) tidak akan pernah mau membaca prospektus.

b. Disclosure Via Dokumen Lain yang Bukan Prospektus.64

Selain dari informasi tentang emiten yang terdapat dalam

prospektus, masih banyak informasi lain di luar prospektus tetapi juga

tersedia bagi publik. Seorang yang ingin membeli saham, atau siapa

saja yang berminat dengan informasi tertentu dapat memperolehnya

dari pihak otoritas tertentu, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

64 Ibid, hlm.89.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

36

misalnya, sungguhpun informasi tersebut tidak termasuk dalam

dokumen yang namanya prospektus tersebut. Jadi sebenanrya

prospektus tersebut hanya sebagian saja dari informasi yang

diperuntukkan untuk publik.

Banyak juga informasi-informasi penting buat seorang investor

yang dapat dicari misalnya di OJK. Bagi pihak otoritas sendiri,

informasi-informasi yang dianggap penting bagi investor akan

disediakan untuk publik. Bahkan ada dokumen-dokumen yang

sebenarnya dipersyaratkan dalam proses going public, tetapi tidak

termasuk prospektus. Laporan konsultan hukum dalam bentuk legal

audit misalnya, juga tidak masuk prospektus, tetapi tersedia bagi

publik.

c. Disclosure Via Legal Audit dan Legal Opinion.

Legal audit atau lazim juga disebut Legal Due Diligence (LDD)

adalah kegiatan pemeriksaan secara seksama dari segi hukum yang

dilakukan oleh konsultan hukum terhadap suatu perusahaan atau

obyek transaksi sesuai dengan tujuan transaksi, untuk memperoleh

informasi atau fakta material yang dapat menggambarkan kondisi

suatu perusahaan atau obyek transaksi.65

(1) Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum terhadap

dokumen yang diaudit atau diperiksa;

Tujuan dilakukannya legal audit atau LDD yaitu:

65 Diana Kusumasari, Legal Audit, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl507/legal-

audit-%282%29 diakses tanggal 20 Januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

37

(2) Memeriksakan legalitas suatu badan hukum/badan usaha;

(3) Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan hukum/badan usaha;

(4) Memberikan pandangan hukum atau kepastian hukum dalam

suatu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Sedangkan legal opinion, sampai saat ini tidak ada defenisi yang

baku mengenai legal opinion di Indonesia. Tetapi apabila mengacu

pada literatur yang telah ada sebelumnya dan yang telah berlaku

secara internasional, defenisi legal opinion adalah:

“ A written document in which an attorney provides his or her understanding of the law as applied to assumed facts. The attorney may be a private attorney or attorney representing the state or other governmental antity”. A party may entitled to rely on a legal opinion, depending on factors such as the identity of the parties to whom the opinion was addressed and the law governing these opinion”66

Legal opinion adalah sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan

padanan aplikasi bagi para pengacara atau pengertian pendapat

hukum yang berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para

pihak terkait sesuai dengan fakta-faktanya. Seorang pengacara bisa

saja secara pribadi mewakili berbagai aspek peraturan entitas hukum

yang mengatur tentang hal itu. Salah satu pihak berhak untuk

meyakinkan pendapat hukum, tergantung dari faktor-faktor identitas

para pihak terkait yang dibuat oleh seorang pengacara melalui

pendapat hukum dan undang-undang yang mengaturnya).

67

66 Ibid.

67 Dwi S Nugraha, Legal Opinion (Pendapat Hukum), http://advokat.blogger.or.id/legal-opinion-pendapat-hukum/ , diakses tanggal 20 Januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

38

Setiap konsultan hukum khususnya konsultan hukum pasar modal

harus menguasai tata cara pembuatan suatu legal audit dan legal

opinion, karena kedua dokumen tersebut merupakan suatu instrumen

penting bagi perusahaan yang go public. Legal opinion dimasukkan

kedalam prospektus sementara legal audit tidak dimuat dalam

prospektus tetapi tersedia juga sebagai public information.

(1) Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan

efeknya di bursa (secondary market level). Dalam hal ini

emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala

dan terus-menerus (continuously disclosure) kepada Bapepam

(OJK) dan Bursa, termasuk laporan keuangan berkala yang

diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2. tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

(2) Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporannya

harus disampaikan secara tepat waktu (timely disclosure),

yakni peristiwa yang dirinci dalam Peraturan Bapepam Nomor

X.K.1. tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera

Diumumkan Kepada Publik, yakni68

(a) Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material

:

68 Peraturan Bapepam Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera

Diumumkan Kepada Publik, Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-86/PM/1996, Tanggal : 24 Januari 1996, http://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/X.K.1.htm , di akses tanggal 20 Januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

39

yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

(b) Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut:

1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan;

2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;

3. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;

4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. Produk atau penemuan baru yang berarti; 6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan

penting dalam manajemen; 7. Pengumuman pembelian kembali atau

pembayaran Efek yang bersifat utang; 8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat

atau secara terbatas yang material jumlahnya; 9. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang

material; 10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11. Tuntutan hukum yang penting terhadap

perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan;

12. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;

13. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;

14. Penggantian Wali Amanat; 15. Perubahan tahun fiskal perusahaan;

Bapepam (Sekarang OJK) sebagai Otoritas dan Pengawas Pasar Modal

Indonesia harus benar-benar menjamin kepentingan dan perlindungan baik bagi

masyarakat investor maupun emiten atau perusahaan publik yang terwujud dalam

peraturan-peraturan yang selaras dan seimbang yang menguntungkan masing-

masing pihak. Prinsip keterbukaan sebagai dasar fundamental industri pasar

modal harus benar-benar ditegakkan. Sebab ketiadaan keterbukaan atau

ketertutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

40

kerugian bagi emiten maupun perusahaan publik. Semakin jelas informasi

perusahaan, maka keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi,

sebaliknya, ketiadaan atau ketertutupan informasi dapat menimbulkan keragu-

raguan investor untuk berinvestasi.

B. Pengertian Insider Trading

Hakikatnya, orang dalam (insider) yang membeli saham perusaham dan

kemudian menjualnya ketika harganya naik, merupakan suatu peristiwa yang

biasa. Yang membuatnya menjadi tidak biasa adalah apabila orang dalam

melakukan pembelian dan penjualan tersebut, orang dalam itu mendasarkan

perbuatannya kepada adanya informasi material tentang perusahaan yang belum

diinformasikan kepada publik, misalnya tentang rencana perusahaan untuk

melakukan merger, atau rencana akan mengakuisisi perusahaan lain yang akan

membuat nilai perusahaan itu menjadi naik.69

Apabila hal ini terjadi maka bukan saja perbuatan tersebut menjadi

perbuatan yang tidak biasa, bahkan perbuatan itu akan mengakibatkan orang

dalam tersebut dapat dikenakan tuduhan melakukan kejahatan pasar modal yang

dinamakan insider trading atau perdagangan orang dalam. Yang disebut orang

dalam adalah direksi, komisaris, pemegang saham utama atu orang yang

mempunyai relasi dekat dengan manajemen emiten.

70

Munir Fuady berpendapat bahwa insider trading adalah perdagangan efek

yang dilakukan oleh mereka yang tergolong orang dalam perusahaan (dalam

artian luas), perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi karena adanya suatu

69 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit.,hlm.3-4. 70 Aristides Katoppo, Op.Cit., hlm.418.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

41

“informasi orang dalam” (inside information) yang penting dan belum terbuka

untuk umum. Informasi tersebut sifatnya rahasia dan belum menjadi milik publik,

tetapi bocor ke kalangan pelaku bursa.

Najib A. Giysmar memberikan pengertian bahwa insider trading adalah

perdagangan efek yang dilakukan oleh orang dalam berdasarkan informasi orang

dalam baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai informasi yang

belum terbuka untuk masyarakat dari orang dalam dan patut diduga bahwa

informasi tersebut material sehingga dapat mempengaruhi harga efek yang

bersangkutan. Batasan ini akan dapat menjangkau transaksi yang dilakukan oleh

tipper dan tippe.71

Informasi tersebut menyebabkan, investor dapat memproyeksikan harga

saham, investor pun membeli saham lebih dahulu dalam jumlah besar.

72 Pihak

pedagang insider dengan informasi tersebut mengharapkan akan mendapatkan

keuntungan jalan pintas (short swing profit). Satu dan lain hal selama tidak

dikecualikan oleh undang-undang yang berlaku. Keuntungan jalan pintas tersebut

lebih dari keuntungan sepatutnya yang diterima, karena itu keuntungan yang

demikian disebut juga dengan excess return. Dan dalam bahasa hukum ini

merupakan tindakan memperkaya diri secara tidak sah, atau memiliki apa yang

sebenarnya bukan haknya.73

Sofyan A. Djalil memberikan pengertian bahwa insider trading adalah

istilah teknis yang hanya dikenal di pasar modal. Istilah ini mengacu kepada

praktik dimana orang dalam perusahaan (corporate insiders) melakukan transaksi

71 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.44. 72 Ibid. 73 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.167.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

42

sekuritas (trading) dengan menggunakan informasi yang eksklusif mereka

miliki.74

“Illegal insider trading refers generally to buying or selling a security, in breach of a fiduciary duty or other relationship of trust and confidence, while in possession of material, nonpublic information about the security. Insider trading violations may also include "tipping" such information, securities trading by the person "tipped," and securities trading by those who misappropriate such information.”

Securities Exchange Commission (SEC) memberikan pandangan bahwa

insider trading adalah :

75

“It is the trading that takes place when those privileged with confidential information about important events use the special advantage of that knowledge to reap profits or avoid losses on the stock market, to the detriment of the source of the information and to the typical investors who buy or sell their stock without the advantage of "inside" information”.

Thomas C. Newkirk dan Melissa A. Robertson, seorang Associate

Director dan Senior Counsel, dari Division of Enforcement U.S. Securities &

Exchange Commission (SEC) memberikan pengertian bahwa insider trading

adalah :

76

Undang-Undang Pasar Modal Indonesia Nomor 8 Tahun 1995, tidak

memberikan batasan insider trading yang tegas. Undang-Undang Pasar Modal

hanya memberikan batasan terhadap transaksi yang dilarang antara lain yaitu

orang dalam perusahaan yang mempunyai informasi orang dilarang melakukan

74 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta : Sinar

Grafika,2009),hlm.81-82. 75 http://www.sec.gov/answers/insider.htm diakses tanggal 5 Desember 2013. 76 http://www.sec.gov/news/speech/speecharchive/1998/spch221.htm diakses tanggal 5

Desember 2013.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

43

transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten atau perusahaan lain yang

melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.77

Perundang-undangan Malaysia mengenai insider trading menyatakan

bahwa insider trading adalah suatu situasi dimana seseorang, membeli atau

menjual efek sedangkan ia memiliki informasi rahasia yang mempunyai dampak

atas harga yang akan diberikan terhadap efek tersebut. Informasi tersebut didapat

melalui atau karena adanya hubungan antara orang tersebut dengan perusahaan

yang efeknya akan dijual-belikan. Orang tersebut mungkin direktur, pegawai,

ataupun konsultan perusahaan yang bersangkutan, dan mungkin pula ia adalah

orang yang mempunyai kedudukan yang menyebabkan ia dapat memperoleh

informasi rahasia tersebut, dan memberikan informasi rahasia itu kepada orang

lain secara langsung atau tidak langsung.

78

Dari beberapa pengertian insider trading tersebut di atas, maka secara

yuridis, ditemukan beberapa elemen dari suatu pranata hukum insider trading,

yaitu sebagai berikut :

79

1. Adanya perdagangan efek.

2. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan.

3. Adanya inside information.

4. Inside information tersebut belum terbuka untuk umum.

5. Perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut.

6. Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yang tidak layak.

77 Pasal 95 UUPM. Batasan pada UUPM tersebut adalah sama dengan insider trading, sebagaimana dikenal dalam transaksi efek yang dilarang di Amerika.

78 Puan Rafiah Salim dalam Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.8.

79 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

44

C. Unsur-Unsur Insider Trading.

Insider trading ini berbeda dengan kejahatan pasar modal lain yang pada

umumnya adalah menyangkut perbuatan-perbuatan yang secara umum memang

dilarang, yaitu perbuatan yang berkaitan dengan pemberian informasi palsu,

menyesatkan, tidak benar atau perbuatan yang berupa penipuan dan penggelapan,

atau penyiaran informasi palsu atau menyesatkan tentang efek perusahaan emiten.

Kasus-kasus insider trading biasanya terjadi dimana orang dalam

perusahaan melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi yang

sangat eksklusif yang mereka miliki. Informasi tersebut digunakan oleh pelaku

pasar untuk bertransaksi sekuritas, yang tujuannya mendapatkan keuntungan.

Untuk mendapat keuntungan yang besar, informasi materil sangat dibutuhkan

dalam perdagangan saham, biasanya berbagai cara ditempuh oleh pelaku pasar

untuk mendapatkan informasi yang materil yang sifatnya non-publik, untuk

digunaan dalam perdagangan saham, seperti persengkokolan dengan orang dalam

untuk mendapatkan informasi yang materil yang kemudian digunakan dalam

perdagangan efek.80

Untuk dapat dikategorikan ke dalam perbuatan insider trading maka harus

terdapat unsur-unsur sebagai berikut :

81

1. Pelaku harus menyadari adanya suatu informasi tertentu.

2. Informasi tersebut tidak tersedia untuk publik.

80 Donald Moody Pangemanan, dalam Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,Op.Cit, hlm.82. 81 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading: Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.9.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

45

3. Investor yang rasional mengharapkan jika informasi dirilis ke publik,

akan membawa dampak material terhadap harga atau nilai efek suatu

perusahaan tersebut.

4. Pelaku harus mengetahui, atau patut diduga mengetahui, bahwa

informasi tersebut bersifat material dan tidak tersedia untuk publik

(informasi non-publik).

Jika semua unsur di atas terpenuhi maka seseorang yang memiliki

informasi material tidak dibolehkan melakukan perdagangan efek perusahaan

sebelum informasi itu disampaikan kepada publik. Hal ini sesuai dengan

ketentuan “disclosure or abstain from trading”82

Perlu diperhatikan dua hal yang menyangkut informasi non-publik,yaitu

:

. Selain dilarang melakukan

perdagangan ia juga tidak diperbolehkan untuk menyuruh orang lain melakukan

perdagangan atau memberikan informasi tersebut kepada orang lain yang patut

diduganya akan melakukan perdagangan.

83

1. Informasi tersebut tidak tersedia secara umum.

2. Informasi tersebut sensitif84

82 Disclose or Abstain Rule, maksudnya pihak orang dalam yang mepunyai informasi

tersebut tinggal memilih satu diantara dua, apakah berusaha untuk mendisclose informasi yang ada sehingga dengan demikian apabila ia melakukan trading, maka tindakan yang bersangkutan tidak terkena larangan insider trading.ataupun tidak melakukan disclosure, misalnya informasi tersebut masih belum matang untuk dipublikasi, tetapi dengan pilihan bahwa dia tidak boleh melakukan trading. Jika hal yang terakhir yang dipilih, maka kepada para insider yang bersangkutan terkena duty not to trade atau refrain from trading rules.

83 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Loc.Cit. 84 Informasi yang sensitif terhadap harga efek artinya dengan mendapatkan informasi

tersebut, pemegang saham yang rasional (rational investor), akan terpengaruh untuk memperdagangkan saham yang dimilikinya.

terhadap harga efek perusahaan yang

bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

46

Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar terjadinya suatu insider trading

adalah terjadinya suatu perdagangan (trading). Sehingga apabila seorang

mempunyai informasi orang dalam tetapi belum diperdagangkan, belumlah dapat

dikatakan telah melakukan insider trading, tetapi mungkin telah melanggar

kewajiban disclosure.85

Sepanjang informasi atau informasi materil tersebut belum di disclose

kepada publik maka informasi tersebut masih dianggap informasi orang dalam

(nonpublic inside information). Jika orang dalam melakukan transaksi dengan

menggunakan informasi ini maka ia dianggap telah melakukan pelanggaran atas

ketentuan insider trading ini.

Seperti telah disinggung di atas, unsur penting dari insider trading adalah

adanya informasi material non-publik yang sensitif terhadap harga efek, dan unsur

lainnya adalah bahwa informasi tersebut hanya dimiliki salah satu pihak dalam

perdagangan . Hal ini berarti bahwa apabila kedua belah pihak mempunyai

informasi yang sama maka tidak dapat dikatakan terjadi insider trading, meskipun

kemungkinan keduanya dapat dikenakan tuduhan pelanggaran lain.

86

Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi

orang dalam antara lain dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang

melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi

orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan atau

penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar.

87

85 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum, Op.Cit., hlm.171. 86 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit., hlm.83-84. 87 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

47

Fakta menunjukkan bahwa harga sekuritas ditentukan oleh informasi yang

tersedia. Jika informasi mengenai perusahaan tertentu adalah positif, misalnya

perusahaan tersebut memperoleh laba yang luar biasa, maka harga sahamnya tentu

akan naik, demikian sebaliknya jika informasi negatif yang terjadi. Siapa saja

yang memiliki informasi tersebut sebelum orang lain memperolehnya, ia berada

dalam posisi yang diuntungkan (informational advantages). Ia dapat memperoleh

keuntungan ekonomis jika melakukan transaksi dengan menggunakan informasi

tersebut.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (Pasal

95,96,97), yang termasuk trading yang dilarang adalah : (tetapi dalam hal ini

Bapepam dapat membuat pengecualiannya, vide Pasal 99).88

1. Orang dalam yang melakukan pembelian atau penjualan atas :

a. Efek perusahaan di mana informasi berasal.

b. Efek perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan

perusahaan terbuka tersebut.

2. Orang dalam yang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan

pembelian atau penjualan atas efek tersebut.

3. Orang yang memberi informasi orang dalam kepada pihak lain

manapun yang patut diduga dapat menggunakan informasi tersebut

untuk melakukan pembelian atau penjualan efek.

88 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.172.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

48

4. Orang lain yang secara melawan hukum memperoleh informasi orang

dalam dari orang dalam tersebut lalu digunakannya dengan cara-cara

seperti tersebut dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.

5. Orang lain yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam

secara tidak melawan hukum, tetapi penyediaan informasi tersebut

dengan pembatasan-pembatasan (misalnya dengan kewajiban

merahasiakan), kemudian menggunakan informasi tersebut dengan

cara-cara seperti dimaksud dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.

6. Perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam dari suatu

perusahaan terbuka yang melakukan transaksi seperti dimaksud dalam

point 1, 2 dan 3 tersebut, kecuali terpenuhi dua syarat sebagai berikut :

a. Transaksi dilakukan bukan atas tanggungan, tetapi atas perintah

nasabah, dan

b. Perusahaan efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada

nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan.

Insider dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori, antara lain sebagai

berikut :89

1. Insider primer, terdiri dari direktur, komisaris, para pejabat senior

yang mempunyai akses atas informasi yang belum dipublikasi.

2. Insider sekunder, terdiri dari para konsultan yang terlibat aktif di

kegiatan perusahaan, perwakilan, advisor dan “orang luar” lainnya

yang mempunyai akses atas informasi orang dalam.

89 Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.16.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

49

3. Tipper, orang dalam yang mempunyai informasi dan kemudian

memberikannya kepada orang luar untuk melakukan perdagangan

efek perusahaan.

4. Tippe, orang luar yang mendapat informasi dari orang dalam

perusahaan dan menggunakannya untuk perdagangan saham

perusahaan.

Kategori insider lain sebenarnya masih ada selain yang telah diatur oleh

Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, yang mestinya masih

mungkin dan pantas dijerat dengan perbuatan insider trading ini, yaitu pihak lain

yang menerima informasi dari insider (tidak secara melawan hukum) yang masih

belum masuk kategori persyaratan “dengan pembatasan” sebagaimana dimaksud

point 5 ( Pasal 97 ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal), bahkan mungkin hanya

pasif saja dalam menerima informasi tersebut tetapi kemudian digunakan dalam

artian trading.

Ingat bahwa Undang-Undang Pasar Modal menggunakan kata-kata

“berusaha untuk memperoleh informasi” bagi pihak lain, yang berarti pihak lain

tersebut harus aktif dan inisiatif untuk mendapatkan informasi tersebut mesti

berasal dari pihak lain tersebut. Misalnya apa yang disebut dengan tippee, baik

yang aktif mencari informasi, ataupun yang pasif menerima informasi tanpa

mencarinya. Mestinya pihak tippee ini dilarang juga untuk melakukan trading

dalam pengertian insider trading.90

90 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.172-173.

Sementara yang dilarang oleh Undang-

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

50

Undang Pasar Modal hanyalah pihak tippee yang aktif dan dengan inisiatifnya

sendiri mencari informasi, di mana :91

1. Informasi tersebut dicari dengan jalan melanggar hukum, seperti

dengan mencuri, membujuk, kekerasan atau ancaman, atau

2. Atau informasi tersebut disertai dengan pembatasan-pembatasan

(seperti kewajiban merahasiakan).

Bahkan semestinya, selain tippee tersebut (aktif atau pasif), apa yang

disebut secondary tippee pun pantas dilarang. Secondary tippee adalah pihak lain

yang menerima informasi bukan langsung dari orang dalam tetapi melalui tippee

lain. Dalam hal ini missappropreation theory yang akan dibahas lebih lanjut di

bab IV dapat menjangkau kategori insider jenis secondary tippee ini sebagai

kategori insider trading.

D. Pengecualian terhadap Insider Trading

Tidak semua informasi orang dalam yang ditradingkan dapat dikenakan

tuduhan sebagai insider trading92

91 Ibid. 92 Dalam hal tidak terdapat larangan atas penggunaan informasi oleh suatu Pihak dan

apabila dalam kenyataanya suatu Perusahaan atau Direksinya menyediakan informasi tersebut tanpa pembatasan kepada Pihak manapun dan menyediakannya apabila diminta, maka informasi yang demikian dianggap tidak lagi sebagai informasi orang dalam meskipun informasi tersebut tidak dipublikasikan. C.S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan dan Hukum Dagang Indonesia : Perbankan dan Permodalan di Indonesia (Jakarta : Sinar Grafika, 1996),hlm. 251.

. Ini merupakan prinsip lain dari hukum pasar

modal yang dianut di banyak negara. Sebaliknya ada juga peristiwa dimana

informasi memang tidak perlu bahkan tidak boleh didisclose, tetapi juga tidak

boleh menjadi dasar suatu trading.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

51

Apa yang disebut dengan bonafide insider transaction misalnya sering kali

dianggap tidak melakukan insider trading. Jadi dalam hal ini, persoalan apakan si

pelaku beritikad baik atau tidak merupakan faktor yang sangat menentukan.

Sungguhpun diakui bahwa hal tersebut tidak selamanya mudah diketahui dalam

praktek.93

Untuk mempertegas mengenai pihak mana sajakah yang tidak patut untuk

melakukan trading, maka pihak-pihak seperti konsultan hukum pasar modal,

akuntan publik, appraiser, notaris, investment bankers, dan lain-lain juga terikat

Tindakan yang biasanya tidak tergolong dalam tindakan insider trading

contohnya, terhadap para tippee yang mendapat informasi secara “kebetulan” dari

pihak lain. Misalnya sambil si trader duduk-duduk di suatu restoran, lalu datang

dua orang yang tidak dikenal membicarakan masalah yang kebetulan tergolong

sebagai inside information. Kebetulan si trader ini secara tidak sengaja

mendengar percakapan. Maka, apabila si trader tersebut akhirnya melakukan

trading, hal tersebut umumnya dianggap bukanlah merupakan perbuatan insider

trading.

Contoh lain lagi, jika para ahli independent, yang dengan keahlian dan

ketajaman analisisnya, dia dapat mengetahui atau memperkirakan dengan persis

apa yang sedang terjadi dalam suatu perusahaan, termasuk persoalan yang masih

termasuk ke dalam golongan inside information. Maka apabila pihak analyst

tersebut misalnya melakukan trading, tidaklah pantas dia dipersalahkan dan

dihukum karena telah melakukan insider trading.

93 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.180.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

52

untuk tidak melakukan trading atas saham dari emiten yang bersangkutan,

berdasarkan teori yang dikenal dengan sebutan Contractual Obligation of

Confidentiality94

1. Analyst yang independen, seperti orang luar yang ahli dalam bidang

tertentu, dimana dengan keahliannya dapat memperkirakan dengan

tepat apa yang terjadi dalam perusahaan, atau

Mestinya pihak-pihak yang pantas dikecualikan sebagai insider adalah :

2. Penerima informasi secara kebetulan, seperti seseorang yang

kebetulan “nguping” percakapan antara dua orang di sebuah restoran.

Sementara itu, contoh dari informasi yang tidak perlu bahkan tidak boleh

didisclose adalah sebagai berikut :

1. Informasi yang belum matang untuk didisclose. Misalnya sebuah

perusahaan pertambangan menemukan sumur baru yang belum pasti.

2. Informasi, yang apabila didisclose akan dimanfaatkan oleh pesaing-

pesaingnya sehingga merugikan perusahaan tersebut.

3. Informasi yang sifatnya memang rahasia. Ini yang sering disebut

rahasia perusahaan. Misalnya jika ada kontrak dengan pihak ketiga,

tetapi dalam kontrak tersebut ada klausula yang menyatakan bahwa

apa-apa yang ada dalam kontrak tersebut adalah bersifat rahasia

diantara pihak tersebut.

Terhadap ketiga hal tersebut diatas, maka tidaklah mungkin didisclose,

sungguhpun hal tersebut merupakan informasi penting yang dapat mempengaruhi

94 Ibid, hlm.173.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

53

harga saham di pasar. Biasanya terhadap informasi tersebut, hukum tidak

memaksanya untuk mendisclose, tetapi juga tidak dibenarkan untuk dilakukan

trading berdasarkan informasi tersebut. Jadi yang berlaku adalah prinsip disclose

or abstain rule.

E. Pro Kontra Insider Trading

Menurut seorang pakar di bidang keuangan, insider trading dilihat sebagai

masalah jika terdapat unsur penipuan (fraud atau deceit). Misalnya pendapat

Michael Rozeff, Profesor dari University of Iowa yang banyak menulis tentang

insider trading, menyimpulkan bahwa insider trading merupakan topik yang

masih kontroversial dan belum ada kesepakatan tentang ini. Menurutnya, sebagian

besar investor menerima insider trading sebagai suatu kenyataan. Insider trading

akan menarik perhatian masyarakat setelah melewati berita yang spektakuler

tentang kasus insider trading di media massa.95

Henry G. Manne, mengkritik adanya larangan terhadap insider trading.

Manne membuat beberapa teori dalam menyerang ketentuan hukum yang

Menarik untuk disimak adalah dua pendapat yang saling bertentangan.

Pendapat pertama diungkap oleh Henry G. Manne yang memaparkan hal tentang

insider trading sebagai berikut: “Insider trading provides an incentive for

entrepreneurial activity, and that it enhances market efficiency through the faster

dissemination of information”. Artinya bahwa insider trading memberikan satu

insentif bagi kegiatan kewirausahaan, dan dapat meningkatkan efisiensi pasar

melalui informasi yang cepat tersebar.

95 M.S. Tumanggor, Kajian Hukum Atas Insider Trading Di Pasar Modal : Suatu

Antisipasi Terhadap Pengembangan Ekonomi Indonesia (Satu Telaah Singkat), (Bandung : Universitas Padjadjaran, tth), hlm.7-8.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

54

melarang praktek insider trading. Hipotesis yang dipergunakan Manne dalam

menganalisis pendapatnya adalah the efficient market hypothesis and the random

walk hypothesis. Berdasarkan the efficient market hypothesis, maka akan dapat

diramalkan bahwa harga saham akan terefleksikan berdasarkan informasi yang

tersedia dan kemudian harga akan bergerak secara random.96

Dua masalah dasar mengenai tanggapan Manne terhadap keuntungan

immoral yaitu :

Pendapat Manne yang pertama tersebut membenarkan bahwa insider

trading akan membuat pasar lebih efisien. Apabila orang dalam diperbolehkan

melakukan transaksi, mereka akan seringkali melakukan transaksi saham sehingga

menjadi pasti. Kritikan yang khusus ditujukan kepada analisis Manne tersebut

adalah menuntut agar orang dalam dilarang mendapatkan keuntungan immoral

dari praktek insider trading. Manne berpendapat bahwa sesuatu dikatakan

immoral adalah merupakan pernyataan normatif.

97

1. Kasus insider trading menunjukkan bahwa orang-orang di luar

manajer sering dianggap sebagai insider trading.

2. Manne lalai menyatakan bahwa manajer juga dapat memperoleh

keuntungan yang tidak terduga-duga dari turunnya harga saham.

Pendapat lainnya diungkap oleh U Bhattacharya dan H Daouk sebagai

berikut:

“Recently, empirical studies have also found that the proper enforcement

of insider trading laws reduces the cost of equity capital by about 5 %,

96 Henry G.Manne dalam Najib A.Giysmar, Op.Cit., hlm.47. 97 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

55

which suggest that any advantage from a market efficiency perspective is

outweighed by the loss of investor confidence caused by insider trading”.

Artinya bahwa, berdasarkan studi empiris terkini didapat kesimpulan

bahwa penegakan hukum terkait kasus insider trading akan mengurangi biaya

modal kira-kira 5 %, keuntungan lain dari tindakan tersebut adalah efisiensi pasar

tercapai sekaligus tingkat kepercayaan investor akan meningkat.

Pendapat kedua ini banyak dukungan karena pesan yang begitu kuat akan

perlindungan bagi investor dimana terdapat 3 (tiga) hal penting yang akan dicapai

jika penegakan hukum terhadap kasus insider trading dilaksanakan, yaitu:

1. Regulasi yang efektif di bidang hukum khususnya penegakan hukum

secara umum akan menghasilkan pengembangan pasar modal ke arah

yang lebih baik sekaligus perlindungan bagi investor;

2. Regulasi yang efektif akan membentuk siklus keterkaitan positif

antara investor dan perusahaan publik di mana dengan tingkat risiko

yang rendah akan dicapai biaya operasional yang rendah, pada

akhirnya akan menarik perusahaan-perusahaan untuk menjadi

perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal;

3. Para regulator dan badan yang menangani penegakan hukum di pasar

modal wajib mampu untuk mendeteksi dan mencegah tindakan-

tindakan yang dapat merugikan investor. Jika investor kehilangan

kepercayaannya maka pasar modal akan masuk pada siklus negatif di

mana nilai saham akan jatuh, perusahaan-perusahan publik yang

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

56

masuk dalam kategori baik akan keluar dari pasar modal, pada

akhirnya aktivitas pasar modal secara keseluruhan akan terhenti.

Tujuan utama dari pelaku insider trading adalah untuk memperoleh

keuntungan melalui pemanfaatan informasi yang belum ter-publish kepada publik,

sehingga pelaku-pelaku dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, memang dalam

hukum pidana dapat terlaksana dengan alat bukti sebagaimana disebut dalam

Pasal 184 KUHAP yang berbunyi: “alat bukti yang sah meliputi keterangan saksi,

keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan tersangka”. Namun hal ini sangat

sulit dibuktikan dan alat bukti sebagaimana disebut dalam Pasal 184 KUHAP ini

tidak cukup untuk memenuhi pembuktian insider trading.

F. Dampak Insider Trading bagi Industri Pasar Modal

Insider trading memang berbahaya bagi kehidupan pasar modal.

Membiarkan suatu insider trading hidup merajalela, sama saja seperti bunuh diri

bagi pasar modal tersebut. Tetapi apa gerangan yang menjadi dasar pertimbangan

sehingga perbuatan insider trading ini dilarang bahkan dapat menjadi suatu

perbuatan pidana. Kiranya banyak dasar pertimbangan untuk itu. Antara lain

sebagai berikut :98

1. Insider Trading Berbahaya bagi Mekanisme Pasar yang Fair dan

Efisien

Dapat diibaratkan bahwa jika suatu insider trading tidak dilarang,

maka berjalannya pasar adalah seperti berjalannya suatu mobil tanpa

minyak pelumas. Hal ini disebabkan karena :

98 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Op.Cit., hlm.168-169.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

57

a. Pembentukan Harga yang Tidak Fair (Informed Market

Theory).

Jika ada insider trading, akan tidak terbentuk harga yang fair

berhubung kurangnya informasi tentang keadaan barang yang

sebenarnya. Padahal harga yang fair tersebut merupakan sinyal

yang akurat mengenai jumlah sumber daya yang perlu dialokasi.

b. Perlakuan yang Tidak Adil di Antara Para Pelaku Pasar (Market

Egalitarism Theory atau Fair Play).

Suatu pasar yang baik adalah pasar dimana semua anggota pasar

diperlakukan secara sama dan adil. Di pasar modal, semua

pelaku berhak atas informasi yang sama. Sedangkan dengan

adanya insider trading, maka hanya sebagian kecil atau bahkan

satu orang saja yang mempunyai informasi tertentu.

c. Berbahaya bagi Kelangsungan Hidup Pasar Modal.

Jika keadaan pasar tidak fair, akan banyak orang meninggalkan

pasar modal yang bersangkutan untuk beralih ke pasar modal di

negeri lain ataupun ke jenis-jenis investasi lainnya. Maka

dengan itu, eksistensi pasar modal yang bersangkutan akan

terancam.

2. Insider Trading juga Berdampak Negatif bagi Emiten

Dengan adanya insider trading, pihak investor akan hilang

kepercayaannya terhadap emiten itu sendiri, dan sama sekali baik

investor jatuh, akan sulit baginya untuk berkembang atau menambah

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

58

permodalan selanjutnya. Bahkan mungkin saja pihak pelaku insider

trading tersebut berbuat hal-hal yang merugikan emiten agar harga

berfluktuasi, sehingga dia dapat mengambil keuntungan dari situ.

Padahal keuntungan tersebut dapat digolongkan sebagai Unjust

Enrichment (memperkaya diri sendiri secara tidak sah dengan

memiliki apa yang bukan haknya).

3. Kerugian Materil Bagi Investor

Memang dengan terjadinya perbuatan yang dapat digolongkan ke

dalam insider trading ini, maka pihak investor akan mengalami

kerugian secara langsung. Mungkin dia telah membeli surat berharga

dengan harga yang kelewat mahal, ataupun menjualnya dengan harga

yang kelewat murah. Bahkan investor dapat dikatakan telah dikhianati

oleh pihak insider trader tersebut. Padahal, dimana-mana,

perlindungan publik (investor) selalu menjadi fokus inti dari

pengaturan hukum di bidang pasar modal.

4. Kerahasiaan itu Miliknya Perusahaan. (Business Property Theory)

Informasi rahasia itu miliknya perusahaan sesuai dengan asas

pengakuan hak milik intelektual. Karena itu, tidaklah pada tempatnya

milik perusahaan tersebut dimanfaatkan pihak lain selain perusahaan

itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

59

G. Pengaturan Insider Trading di Indonesia

Instrumen Hukum Pasar Modal di Indonesia antara lain :99

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Bursa;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan

Kegiatan di Bidang Pasar Modal juncto Peraturan Pemerintah Nomor

12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor

45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar

Modal;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di

Bidang Pasar Modal;

5. 3 (tiga) Keputusan Menteri Keuangan;

6. 157 (seratur lima puluh tujuh) Peraturan Bapepam.

Walaupun Indonesia telah mempunyai undang-undang yang mengatur

mengenai pasar modal sejak tahun lima puluhan, tetapi larangan perdagangan

orang dalam ini mulai diintrodusir dengan diberlakukannya Keputusan Menteri

Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal.100

99 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit., hlm.66. 100 Sebelum berlakunya UUPM, Indonesia telah mempunyai undang-undang yang

mengatur mengenai pasar modal yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Penetapan “Undang-Undang Darurat tentang Bursa ( Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 79) sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67).

Larangan ini kemudian

diperkuat dengan diberlakukannya Undang-Undang Pasar Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

60

Ketentuan mengenai larangan insider trading telah diatur di dalam Pasal

95-99 Undang-Undang Pasar Modal. Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal :101

1. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau

Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas Efek :

2. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.

Dalam penjelasan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal102

1. Komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;

, dijelaskan bahwa :

Yang dimaksud orang dalam adalah :

2. Pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik; 3. Orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau

karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam; atau

4. Pihak dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas.

Di Indonesia pengaturan atas larangan penggunaan informasi orang dalam

(inside information) pertama kali diintrodusir dalam Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990. Keputusan Menteri Keuangan ini

sebenarnya merupakan “suplemen” atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952

tentang Bursa, yang sama sekali tidak mengatur secara spesifik tentang kejahatan-

kejahatan yang ada di pasar modal.103

101 Pasal 95 UUPM. 102 Penjelasan Pasal 95 UUPM. 103 Syprianus Aristeus, Penegakan Hukum Terhadap Insider Trading Di Pasar Modal

dan Upaya Perlindungan Terhadap Investor, (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, 2011), hlm.15.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

61

Karena pengaturan mengenai pasar modal dirasakan tidak memadai lagi

dengan sebuah peraturan menteri dan undang-undang yang terlalu sumir serta

ketinggalan zaman maka pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dikeluarkannya Undang-Undang

Pasar Modal merupakan usaha pemerintah untuk membenahi landasan hukum

industri keuangan kita, dan ini dilakukan dengan dikeluarkannya berbagai

undang-undang lainnya sejak awal 1990 seperti Undang-Undang tentang

Perbankan dan Asuransi.104

Ketentuan selanjutnya dari Undang-Undang Pasar Modal memperluas

jangkauan dari Pasal 95 baik terhadap orang dalam yang

mendorong/mempengaruhi orang lain atau memberikan informasi orang dalam

kepada pihak lain. Pasal 96 Pasal 96

105

1. Mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan Efek dimaksud; atau

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal menyatakan :

Orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dilarang :

2. Memberi informasi orang dalam kepada Pihak mana pun yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek.

Undang-Undang Pasar Modal juga mengatur ketentuan mengenai siapa-

siapa yang dikenakan larangan yang sama dengan larangan bagi insider. Pasal 97

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan :106

1. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang

104 Ibid. 105 Pasal 96 UUPM. 106 Pasal 97 UUPM.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

62

berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.

2. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan.

Kemudian juga diatur mengenai ketentuan pelarangan transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan efek sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Pasal

98107

1. Transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya; dan

:

Perusahaan Efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten atau Perusahaan publik dilarang melakukan transaksi efek Emiten atau Perusahaan Publik tersebut, kecuali apabila:

2. Perusahaan Efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai Efek yang bersangkutan.

Sudah sedemikian “rapih” nya Undang-Undang Pasar Modal Indonesia

mengatur ketentuan insider trading namun masih belum mampu menjangkau

secara luas praktik insider trading yang terjadi. Istilah orang dalam atau insider

dalam Undang-undang ini yang mengatur bahwa orang dalam tidak hanya

mencakup komisaris, direktur, pemegang saham utama dan pegawai. Tetapi juga

mencakup juga orang atau badan hukum atau pihak lain yang karena profesi atau

karena hubungannya dengan perusahaan (emiten) menjadikannya sebagai orang

dalam.

Ini misalnya mencakup pengacara, konsultan hukum, notaris, penasihat

(keuangan, investasi), pemasok, ataupun kontraktor. Atau juga mereka yang enam

107 Pasal 98 UUPM.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

63

bulan terakhir mempunyai kedudukan atau hubungan seperti itu dengan

perusahaan.108

Masalah yang menonjol dalam ketentuan insider trading sebagaimana

terdapat dalam Undang-Undang Pasar Modal indonesia, yakni:

Berdasarkan penjelasan Pasal 95 diatas serta pasal-pasal yang menyangkut

orang dalam, maka istilah orang dalam (insider) sebenarnya bukanlah merupakan

istilah yang tepat untuk menggambarkan orang dalam tersebut. Hal ini karena

istilah orang dalam tidak berarti hanya orang yang bekerja atau yang mempunyai

hubungan dengan perusahaan atau emiten tetapi juga semua pihak yang

mendapatkan informasi yang dapat dikategorikan sebagai informasi orang dalam.

Pasal 95 maupun penjelasannya tidak mengamanatkan pengaturan lebih

lanjut dalam bentuk Peraturan Pemerintah mengenai orang dalam. Untuk

mencegah praktik insider trading dalam berbagai bentuknya yang tidak tercakup

dalam Undang-Undang Pasar Modal, maka perlu diatur dalam bentuk peraturan

Bapepam.

109

1. Berkaitan dengan ketentuan kategori insider yang belum cukup

memadai. Di satu sisi, ketentuan kategori insider dalam Undang-

Undang Pasar Modal tersebut telah ada kemiripannya dengan yang

pernah berkembang di pasar modal Amerika Serikat mengenai

kategori insider. Namun tidak semua kategori insider sama antara

Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dan peraturan pasar modal

Amerika Serikat. Artinya Undang-Undang Pasar Modal Indonesia

108 Syprianus Aristeus, Op.Cit., hlm.16. 109 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.255-256.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

64

dalam menentukan kategori insider didasarkan dari seseorang yang

mempunyai fiduciary duty.

2. Undang-Undang Pasar Modal Indonesia tidak mengatur ketentuan

“pihak lain yang menerima informasi tidak langsung dari insider,

tetapi informasi diterima dari tippee yang lain (secondary tippee)

sebagai kategori insider.

3. Tidak adanya pengaturan secondary tippee tersebut menandakan

Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dalam mengatur kategori

insider belum secara maksimal mengatur rambu-rambu insider

trading dan keadaan pengaturan tersebut membuktikan Undang-

Undang Pasar Modal Indonesia belum secara menyeluruh menerapkan

pertanggungjawaban hukum insider sesuai dengan pendekatan teori

penyalahgunaan (misappropreation theory).

4. Ketidakcukupan peraturan yang dapat dipakai untuk menentukan

informasi dikategorikan sebagai informasi non-public dalam insider

trading.

Seorang pakar pasar modal Arman Nefi, selaku pembicara dalam sebuah

diskusi yang diselenggarakan Djokosoetono Research Center (DRC) di Fakultas

Hukum Universitas Indonesia, menilai bahwa sulitnya Undang-Undang Pasar

Modal menjangkau praktik insider trading disebabkan karena locus dan tempus

delicti untuk mengusut insider trading tidak sama dengan pidana konvensional.

Selain itu, sifatnya yang paperless dan wireless menyebabkan sulitnya

Universitas Sumatera Utara

Page 44: BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi ...

65

pembuktian di pengadilan. Ditambah lagi dengan mudahnya para pelaku

menyembunyikan barang bukti.110

Undang-Undang Pasar Modal Indonesia didalamnya juga terdapat celah

hukum (loopehole) dalam menjangkau insider trading yang didasarkan

penggunaan atau penyalahgunaan informasi oleh orang luar untuk melakukan

transaksi. Undang-undang tersebut hanya mampu menjangkau insider trading

karena pelanggaran dari fiduciary duty saja. Undang-undang tersebut dapat

menjatuhkan sanksi bagi pemberi maupun penerima tip dari orang dalam

mengenai fakta material. Tetapi Undang-undang tersebut tidak dapat menjatuhkan

sanksi terhadap seseorang (bukan orang dalam) yang mendapatkan informasi

secara tidak sengaja yaitu secara kebetulan mendengar pembicaraan orang dalam

disebuah rumah makan, mengenai kebijakan perusahaan yang merupakan suatu

fakta material.

110 Latifah K Wardhani, UU Pasar Modal Lemah Atasi Insider Trading,

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4dba2b371c571/uu-pasar-modal-tak-bisa-atasi-insider-trading diakses tanggal 7 Desember 2013.

Universitas Sumatera Utara