Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa , Apa , dan Bagaimana ?)

29
Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling (Mengapa, Apa, dan Bagaimana?) Oleh : AKHMAD SUDRAJAT http:// akhmadsudrajat.wordpress.com Disajikan dalam Kegiatan MGBK Kab. Kuningan Selasa, 04 Oktober 2010

description

Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa , Apa , dan Bagaimana ?). Oleh : AKHMAD SUDRAJAT http:// akhmadsudrajat.wordpress.com Disajikan dalam K egiatan MGBK Kab. Kuningan Se lasa , 04 Okto ber 2010. I. Mengapa Pendidikan Karakter ?. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa , Apa , dan Bagaimana ?)

Page 1: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

(Mengapa, Apa, dan Bagaimana?)Oleh : AKHMAD SUDRAJAT

http:// akhmadsudrajat.wordpress.com

Disajikan dalam Kegiatan MGBK Kab. Kuningan

Selasa, 04 Oktober 2010

Page 2: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

I. Mengapa Pendidikan Karakter?

Page 3: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Bagaimana dengan kondisi kita saat ini?

Page 4: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Peradaban manusia telah mengalami kemunduran sejalan dengan adanya kemunduran karakter generasi muda kita. Ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda kehancuran suatu bangsa.

1. meningkatnya kekerasan pada remaja2. penggunaan kata-kata yang memburuk3. pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak

kekerasan4. meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas5. kaburnya batasan moral baik-buruk,6. menurunnya etos kerja7. rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru8. rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara9. membudayanya ketidakjujuran10. adanya saling curiga dan kebencian di antara sesama.

(Thomas Lickona, dalam Suparlan, 2010)

Page 5: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

II. Apa Pendidikan Karakter?

Page 6: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Apa Pendidikan itu?

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pasal 1 Ayat 1)

Page 7: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Apa Karakter itu?“Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.” (Kemendiknas, 2010)

“Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat”

Suyanto, Ph. D . 2010. Urgensi Pendidikan Karakter .http:// www. mandikasmen.go.id

Page 8: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa

KARAKTER

Moral Knowing

Moral Feeling

Moral Action

TUHAN Y M E

SESAMADIRI SENDIRI

LINGKUNGANKEBANGSAAN

Nilai-Nilai

Nilai-Nilai

Nilai-Nilai

Nilai-Nilai

Nilai-Nilai

Page 9: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.

Page 10: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Apa Pendidikan Karakter itu? “character education is the deliberate effort to help

people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within. David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004)

“Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan – yaitu kualitas kemanusian yang baik secara obyektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan”. (Suparlan , 2010)

"Any deliberate approach by which school personnel, often in conjunction with parents and community members, help children and youth become caring, principled and responsible“ (Williams & Schnaps 1999)

Page 11: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

(Kemendiknas, 2010)

Page 12: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Secara khusus tujuan pendidikan moral adalah membantu siswa agar secara moral lebih bertanggung jawab, menjadi warga negara yang lebih berdisiplin

(McBrien & Brandt dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).

Page 13: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Dalam nuansa bimbingan dan konseling tujuan dari pendidikan karakter adalah "assist students in becoming positive and self-directed in their lives and education and in striving toward future goals

(American School Counselor Association, dalam Muhammad Nur Wangid, 2010)

Page 14: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

14

INTERVENSI

HABITUASI

Perilaku Berkarakter

MANAJEMEN

PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAANAgama, Pancasila, UUD 1945,

UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas

Teori Pendidikan, Psikologi,

Nilai, Sosial Budaya

Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) dan best practices

Nilai-nilai Karakter

PERANGKAT PENDUKUNGKebijakan, Pedoman, Sumber Daya,Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku

kepentingan.

Skema Pendidikan Karakter di SMP

PEMBELAJARANEKSTRA

KURIKULER

Page 15: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

11 Prinsip Pendidikan Karakter1. Komunitas sekolah mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai

landasan karakter yang baik.2. Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara komprehensif,  di dalamnya  mencakup berpikir

(thinking), merasa (feeling), dan melakukan (doing).3. Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif, intensif, dan proaktif dalam  pengembangan

karakter.4. Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki kepedulian tinggi.(caring)5. Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para siswanya untuk melakukan berbagai tindakan

moral (moral action).6. Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang, dapat menghargai dan

menghormati seluruh  peserta didik, mengembangkan karakter mereka, dan berusaha membantu mereka untuk meraih berbagai kesuksesan.

7. Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri  yang kuat8. Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah komunitas belajar etis yang senantiasa

 berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah disepakati. Mereka menjadi  sosok teladan bagi para siswa.

9. Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan dukungan penuh terhadap gagasan  pendidikan karakter dalam jangka panjang.

10. Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter

11. Secara teratur, sekolah melakukan asesmen  terhadap budaya dan iklim sekolah, keberfungsian para staf sebagai pendidik karakter di sekolah, dan sejauh mana siswa  dapat mewujudkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Character Education Partnership

Page 16: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Konfigurasi karakter

Kemendiknas (2010)

Page 17: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

III. Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah?

Page 18: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui

Layanan Bimbingan dan

Konseling

Page 19: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)
Page 20: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter

Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, maka orientasi, tujuan dan pelaksanaan BK juga merupakan bagian dari orientasi, tujuan dan pelaksanaan pendidikan karakter.

Program Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan bagian inti pendidikan karakter yang dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik mencapai kemandirian yang diharapkan sebagai karakter bangsa Indonesia yang dibutuhkan saat ini dan masa depan.

Page 21: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan berbasis nilai (baca: karakter), layanan etis normatif, dan bukan layanan bebas nilai. Seorang konselor perlu memahami betul hakekat manusia dan perkembangannya sebagai makhluk sadar nilai dan perkembangannya ke arah normatif-etis. Seorang konselor harus memahami perkembangan nilai, namun seorang konselor tidak boleh memaksakan nilai yang dianutnya kepada konseli (peserta didik yang dilayani), dan tidak boleh meneladankan diri untuk ditiru konselinya, melainkan memfasilitasi konseli untuk menemukan makna nilai kehidupannya.

(Sunaryo, 2006)

Page 22: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

POSISI DAN PERAN KONSELOR SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

POSISI KONSELOR: Sebagai salah satu pihak yang

berkepentingan dengan pendidikan karakter, konselor sekolah harus berkomitmen untuk melaksanakan pendidikan karakter (Stone dan Dyal dalam Muhammad Nur Wangid, 2010 ).

Page 23: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Professional school counselors need to take an active role in initiating, facilitating and promoting character education programs in the school curriculum. The professional school counselor, as a part of the school community and as a highly resourceful person, takes an active role by working cooperatively with the teachers and administration in providing character education in the schools as an integral part of the school curriculum and activities" (ASCA dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).

Page 24: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

PERAN KONSELOR Konselor sebagai Pendidik Konselor sebagai Manajer dan

Perancang Kegiatan Pendidikan Karakter Konselor sebagai Konselor dan Healer/Pro

blem Solver Konselor sebagai Konsultan dan Mediator Konselor sebagai Panutan/Contoh/Model

(Muhammad Nur Wangid, 2010)

Page 25: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Menyelenggarakan layanan konseling, mencakup :

1. Layanan Dasar2. Layanan Responsif3. Bimbingan Individual4. Dukungan Sistem

Page 26: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

KomponenProgram

BK

LayananDasar

LayananPerencanaan

Individual

DukunganSistem

LayananResponsif

1. Pengembangan Profesional2. Konsultasi3. Kolaborasi4. Manajemen

PesertaDidik

CATUR SUKSES Pribadi – Sosial Akademik -- Karir

IQEISI

Syamsu Yusuf L.N dan .A. Juntika Nurihsan. 2007

Page 27: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

Materi Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan

1. Perilaku seksual2. Pengetahuan tentang karakter3. Pemahaman tentang moral sosial4. Keterampilan pemecahan masalah5. Kompetensi emosional6. Hubungan dengan orang lain 7. Perasaan keterikatan dengan sekolah8. Prestasi akademis9. Kompetensi berkomunikasi10. Sikap kepada guru

( Berkowitz, Battistich, dan Bier dalam Muhammad Nur Wangid, 2010)

Page 28: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

18 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa

10. Semangat Kebangsaan11. Cinta Tanah Air12. Menghargai Prestasi13. Bersahabat/Komuniktif14. Cinta Damai15. Gemar Membaca16. Peduli Lingkungan17. Peduli Sosial18. Tanggung-jawab

1. Religius2. Jujur3. Toleransi4. Disiplin5. Kerja Keras6. Kreatif7. Mandiri8. Demokratis9. Rasa Ingin Tahu

(Kemendiknas, 2010 )

Page 29: Pendidikan Karakter  dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ( Mengapa ,  Apa ,  dan Bagaimana ?)

PENUTUP Konselor sekolah memiliki tugas yang sangat dekat dan erat

dengan misi pendidikan karakter. Oleh karena itu, konselor berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling yang bernuansa nilai-nilai pendidikan karakter secara optimal

Konselor seyogyanya dapat terus mengembangkan kompetensinya sebagaimana disyaratkan dalam Permendiknas No. 28 Tahun 2009

Tingkatkan frekuensi dan intensitas pelayanan Konselor seyogyanya dapat kerjasama (kolaborasi dan

kooperasi) dengan seluruh stake holder pendidikan