PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi...

123
PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN SPIRITUAL QUOTIENT ARY GINANJAR AGUSTIAN SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh: Fahmi Bastian NIM: 121 08 012 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Transcript of PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi...

Page 1: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL

DAN SPIRITUAL QUOTIENT ARY GINANJAR AGUSTIAN

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Fahmi Bastian

NIM: 121 08 012

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

ii

Page 3: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

iii

Page 4: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

iv

Page 5: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

v

Page 6: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik

dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan

lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela

dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan

Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al Hujaraat, 11)

PERSEMBAHAN

Ibu dan Ayahku

Nenek, Bulek, dan segenap keluarga

Mei Susiana

Teman-teman Mapala Mitapasa

Teman-teman STAIN Sport Club (SSC)

Teman-teman PKM I STAIN Salatiga

Page 7: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

vii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat

dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya

Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Pendidikan Islam menurut Konsep

Emosional dan Spiritual Quotient Ary Ginanjar Agustian” ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut

Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan

3. Ibu Siti Rohayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI

4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan

tulisan ini.

5. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga

Page 8: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

viii

ABSTRAK

Bastian, Fahmi. 2015. Pendidikan Islam Menurut Konsep Emosianal dan

Spiritual Quotient Ary Ginanjar Agustian. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

Kata Kunci: Pendidikan islam, Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, Islam mengupayakan

pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan seimbang, dengan

terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan ia dapat

melaksanakan fungsi pengabdiannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Untuk

dapat melaksanakan pengabdian tersebut tentunya harus dibina seluruh potensi

yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan, perasaan dan kepekaan, karena

potensi-potensi itu merupakan kekayaan dalam diri manusia yang amat berharga.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah pertama,

ingin mengetahui konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian. Kedua, untuk mengetahui

relevansi konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian dengan Pendidikan Islam.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan memakai metode deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud

membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian,

dalam arti akumulasi data dasar dengan cara deskriptif semata. Penelitian ini

menggunakan Metode Riset Perpustakaan (library research). Dengan teknik

analisis deskriptif kualitatif. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis

dengan menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian

mempunyai relevansi dengan Pendidikan Islam. Bahwa konsep pengembangan

kecerdasan emosional dan spiritual yang digagas Ary Ginanjar Agustian dengan

Pendidikan Islam mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membentuk Insan

Kamil (manusia sempurna) dan menumbuh-kembangkan potensi dasar manusia

(fitrah / god spot) atau manusia yang baik di mata manusia dan baik di hadapan

sang Khalik (secara vertikal dan horizontal) atau istilah dalam pendidikan

Nasional adalah manusia seutuhnya.

Pembentukan kepribadian antara Pendidikan Islam dengan Emotional

Spiritul Quotient (Fitrah dan God Spot) penulis meyakini konsep Emotional

Spiritul Quotient mempunyai nilai-nilai pendidikan yang cukup memberikan

penjelasan baru terhadap bagaimana cara menumbuh kembangkan kepribadian

manusia. Sehingga kepribadian yang utuh (Insan Kamil) menjadi muara terakhir

pada setiap tujuan pendidikan (Islam).

Page 9: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................vi

ABSTRAK ..................................................................................................vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 5

E. Metodologi Penelitian.............................................................................. 6

F. Penegasan Istilah ................................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 12

BAB II : BIOGRAFI ARY GINANJAR AGUSTIAN

A. Latar Belakang Munculnya Konsep ESQ............................................... 14

B. Latar Belakang Pendidikan.......................................................................16

C. ESQ Leadership Center.......................................................................... 16

D. Karya-karya Ary Ginanjar ..................................................................... 18

E. Penghargaan dan Jabatan ...................................................................... 19

Page 10: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

x

BAB III : PENDIDIKAN ISLAM KONSEP EMOSIONAL DAN

SPIRITUAL QUOTIENT ARY GINANJAR AGUSTIAN

A. Pendidikan Islam.....................................................................................21

1. Pengertian Pendidikan Islam............................................................21

2. Dasar Pendidikan Islam....................................................................22

3. Tujuan Pendidikan Islam................................................................ .25

4. Nilai Pendidikan Islam.....................................................................28

B. Deskripsi Konsep ESQ ......................................................................... 32

1. Definisi ESQ................................................................................... 34

2. ESQ Model..................................................................................... 35

a. Zero Mind Proses....................................................................... 36

b. Mental Building......................................................................... 41

c. Personal Strenght....................................................................... 47

d. Sosial Strenght........................................................................... 49

3. Menerapkan Spiritual Capital......................................................... 52

4. Prinsip Tauhid............................................................................... 55

5. Hubungan Kerja Sama Antara EQ, IQ, dan SQ Dalam ESQ

Model........................................................................................... 56

6. Konsep Keseluruhan ESQ Model................................................. 59

BAB IV : ANALISIS PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP

EMOSIONAL DAN SPIRITUAL QUOTIENT ARY GINANJAR

AGUSTIAN

Page 11: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

xi

A. Pendidikan Islam Menurut Konsep Emosional dan Spiritual Quotient

Ary Ginanjar Agustian............................................................................62

1. Penanaman Ihsan (Penjernihan Emosi dan Pikiran)........................63

2. Penanaman Iman (Aqidah).............................................................. 67

3. Penanaman Keislaman (Ibadah dan Akhlak)..................................74

a. Pemeliharan Karakter Melalui Ibadah (Amaliyah).................... 74

b. Penanaman Akhlak (Khuluqiyah)............................................ 86

B. Relevansi Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian dengan

Pendidikan Islam ............................................................................. 94

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................ 97

B. Saran-saran............................................................................................ .99

C. Penutup................................................................................................. .100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Apa yang terjadi di masa lalu dan saat ini merupakan pelajaran

berharga untuk dijadikan bahan refleksi di dalam merumuskan pendidikan

Islam yang ideal di masa mendatang. Dengan melihat laju perubahan zaman

yang berjalan begitu cepat, kita tentunya sadar bahwa persoalan yang

dihadapi oleh pendidikan Islam di masa mendatang sangat kompleks, baik

persoalan internal maupun eksternal.

Rumusan pendidikan Islam yang ideal di masa mendatang tentu

harus merujuk kepada al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber utama kegiatan

pendidikan Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam surat As Syuura ayat 52:

( .Asy Syuura:52)

Artinya: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Alquran)

dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al

kitab (Alquran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami

menjadikan Alquran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang

Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu

benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (Tafsir Nurul Islam

jilid 16,2006:587).

Namun demikian, kedua sumber tersebut tetap harus didialogkan

dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat ini. Tanpa itu, gagasan

Page 13: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

2

pendidikan Islam yang dirumuskan bisa jadi tidak relevan dan tidak mampu

menjawab persoalan-persoalan krusial yang dihadapi umat Islam.

Krisis akhlak menjadi pangkal penyebab timbulnya krisis dalam

berbagai kehidupan bangsa saat ini belum ada tanda-tanda untuk berakhir.

Kebobrokan moral semacam inilah yang dihadapi Rasulullah saw pada awal

perjuangannya. Itulah sebabnya fokus perhatian dakwah beliau diarahkan

pada upaya penyempurnaan akhlak.

Itulah sebabnya belakangan ini banyak sekali seminar yang digelar

kalangan pendidik yang bertekad mencari solusi untuk mengatasi krisis

akhlak itu. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti

dengan kecerdasan moral, pendidikan agama dan pendidikan moral harus siap

menghadapi tantangan global, pendidikan harus memberikan kontribusi yang

nyata dalam mewujudkan masyarakat terdidik yang dilandasi dengan akhlak

yang baik (Abuddin, 2002:221).

Untuk membangun dan melahirkan profil SDM yang berkualitas,

baik material maupun spiritual, diperlukan sebuah sistem pendidikan yang

senantiasa berpijak pada paradigma antroposentrisme-transendental. Hal ini

setidaknya didasarkan pada tiga argumentasi, yaitu: pertama, peserta didik

merupakan makhluk Allah swt yang mulitidimensi dan dibekali dengan multi-

potensi yang dinamis dan potensial. Kedua, peserta didik merupakan manusia

yang dinamis dan berkembang secara merdeka sesuai dengan potensinya yang

diatur lewat sunatullah, bukan sebagai benda mati yang bisa dibongkar

pasang sesuai dengan keinginan pembuat program. Ketiga, pendidikan

Page 14: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

3

dilakukan tidak lain adalah untuk membekali peserta didik agar mampu

melaksanakan amanat dan tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah swt

(Nizar, 2002:189).

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, Islam mengupayakan

pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan seimbang, dengan

terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan ia dapat

melaksanakan fungsi pengabdiannya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Untuk dapat melaksanakan pengabdian tersebut tentunya harus dibina seluruh

potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan, perasaan dan

kepekaan, karena potensi-potensi itu merupakan kekayaan dalam diri manusia

yang amat berharga (Abuddin, 1997: 51).

Pokok pikiran di atas memberikan gambaran bahwa baik secara

teoritis dan praktis pendidikan Islam yang ditawarkan harus mampu

mengakomodir semua dimensi dan potensi tersebut dalam sebuah sistem

pendidikan yang integral dan utuh. Dengan berpijak pada acuan ini,

pendidikan Islam akan mampu memainkan perannya dalam menciptakan

manusia berkualitas, baik secara material maupun spiritual. Jika tidak,

berbagai upaya tersebut akan mengalami stagnasi dan kegagalan dalam upaya

memadukan potensi-potensi tersebut.

Oleh karena itu pendidikan dalam pembentukan sikap (emosi) dan

perilaku anak tidak harus selalu berorientasi pada kecerdasan intelektual

(intellectual quotient), akan tetapi harus berorientasi juga pada upaya

penumbuh kembangan atau meningkatkan emotional quotient dan spiritual

Page 15: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

4

quotient pada diri anak didik, karena kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ)

adalah cara kita menggunakan makna, nilai, tujuan, dan motivasi spiritual

dalam proses berfikir kita (IQ) dan proses merasa kita (EQ) dalam membuat

keputusan serta dalam berfikir atau melakukan sesuatu (Agustian, 2001:47).

Dalam pengembangan dan peningkatan emotional quotient berbeda

dengan intellectual quotient, yang umumnya hampir tidak berubah selama

anak hidup. Bila kemampuan murni kognitif relatif tidak berubah, maka

sesungguhnya kecakapan emosional dan spiritual dapat dipelajari kapan saja,

dengan motivasi dan usaha yang benar maka penguasaan emosi dan spiritual

tersebut dapat diwujudkan (Agustian, 2001:3).

Dari uraian tersebut di atas, maka dalam pembahasan ini penulis

mencoba menguraikan PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP

EMOSIONAL DAN SPIRITUAL QUOTIENT ARY GINANJAR

AGUSTIAN.

Dalam pengembangan serta mensinergikan ketiga kecerdasan

(intellectual, emotional dan spiritual quotient) tersebut, dalam konsep ESQ

Ary Ginanjar Agustian terdapat nilai-nilai Pendidikan Islam yang berasal dari

inti ajaran Islam yang selama ini hanya dianggap sebagai ritualitas saja.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang baik adalah permasalahan yang datang dari diri

sendiri, karena di dorong adanya keinginan untuk memperoleh jawabannya.

Berdasarkan uraian diatas maka permasalah yang akan dimunculkan dalam

penelitian ini adalah:

Page 16: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

5

1. Bagaimana konsep emosional dan spiritual quotient Ary Ginanjar

Agustian?

2. Bagaimana Relevansi konsep Emosional dan Spiritual Quotient Ary

Ginanjar Agustian dengan Pendidikan Islam?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai permasalahan diatas maka tujuan penelitian yang

diharapkan dapat tercapai yaitu:

1. Untuk mengetahui konsep emosional dan spiritual quotient Ary

Ginanjar Agustian

2. Untuk mengetahui Relevansi konsep emosional dan spiritual quotient

Ary Ginanjar Agustian dengan tujuan pendidikan islam

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Sesuai permasalahan diatas maka kegunaan penelitian yang

diharapkan dapat tercapai yaitu:

1. Teoritis

a. Dapat menjadi salah satu sumber informasi tentang pendidikan

Islam menurut ESQ Ary Ginanjar Agustian secara mendalam.

b. Dapat memperluas pengetahuan tentang pendidikan Islam menurut

konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian.

2. Praktis

a. Ingin memberikan wawasan kepada seluruh elemen masyarakat,

khususnya pelaku dan pemerhati pendidikan Islam tentang konsep

emosional dan spiritual quotient Ary Ginanjar Agustian

Page 17: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

6

b. Ingin memberikan sumbangsih pemikiran pada praktisi dan

akademisi pendidikan islam tentang pendidikan islam menurut

konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian

c. Bagi pihak penulis secara pribadi berguna, karena merupakan yang

pertama kali dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu

syarat dalam penyelesaian studi di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

E. METODE PENELITIAN

Pada dasarnya penelitian adalah kegiatan untuk menemukan,

mengembangkan dan mengkaji suatu pengetahuan, oleh karena itu penelitian

harus didasarkan pada penyelidikan dan pengumpulan data dengan analisa

yang logis untuk tujuan yang tertentu.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library

research) yaitu serangkaian kegiatan dengan metode pengumpulan

data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian

(Mestika, 2004: 3).

Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan bahwa data-data

informasi yang dipakai sebagai dasar penelitian skripsi ini diambil

dari membaca, memahami buku-buku, majalah ataupun literatur

lainnya. Artinya penulisan dengan kepustakaan murni yaitu dengan

menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang

penulis angkat.

Page 18: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

7

Dalam hal ini mengkaji tentang Pendidikan Islam menurut

konsep Emosional dan Spiritual Quotient Ary Ginanjar Agustian.

Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan

kajian pustaka, yakni dengan menuliskan, mengedit, mengklarifikasi,

mereduksi, dan menyajikan data.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan literer/library qualitative

dengan memakai metode deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud

membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau

kejadian kejadian, dalam arti akumulasi data dasar dengan cara

deskriptif semata. Deskripsi yang dibuat bertujuan menuliskan secara

sistematis bahasan penelitian (Suryabrata, 1995:76). Penelitian ini

dimaksud untuk meneliti kondisi kehidupan Ary Ginanjar Agustian

dalam kapasitas penemu konsep ESQ yang tentunya mengalami tahap-

tahap pemikirannya.

3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penyusunan ini diperoleh melalui kajian

pustaka dan dokumentasi.

a. Kajian Pustaka

Dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan library

research, yaitu usaha untuk memperoleh data dengan menggunakan

sumber kepustakaan, artinya meneliti buku-buku yang ada

Page 19: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

8

relevansinya dengan permasalahan yang sedang dibahas (Mestika,

2004: 1-2).

b. Dokumentasi

Dokumentasi dalam arti sempit adalah data variable yang

berbentuk tulisan, Sedangkan dokumen dalam arti luas meliputi

dokumen, foto, tape recorder, VCD dan sebagainya, Pengumpulan

data melalui dokumentasi ini dihasilkan dari internet, majalah dan

informasi lainnya (Koentjoroningrat,1994:46).

4. Sumber data

Sumber data penelitian ini diambil dari berbagai sumber

tertulis, diantaranya sebagai berikut:

a. Sumber data primer

Yaitu sumber-sumber yang memberikan data langsung dari

tangan pertama. Sumber data penulisan ini diambil dari buku

yang ditulis oleh Bapak Ary Ginanjar Agustian, yaitu:

“Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual”.

“Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power”.

b. Sumber data sekunder

Yaitu data yang diperoleh, dibuat dan merupakan

perubahan dari sumber pertama, sifat sumber sekunder ini tidak

langsung.

Page 20: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

9

5. Metode analisis data

a. Analisis Isi (Content Analysis)

Setelah data terkumpul, data dipilah-pilah.

Diklarifikasikan dan dikategorikan sesuai tema pembahasan yang

peneliti angkat. Proses analisis ini dilakukan dengan

menggunakan Content Analysis, yaitu mengungkap isi pemikiran

tokoh yang diteliti (Nawawi,1993:68)

Holsti, sebagaimana dikutip Lexy J. Moeloeng

mengemukakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang

digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan

karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis

(Moleong, 2001: 163).

b. Induksi

Cara berfikir induksi adalah pembahasan yang berangkat

dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus, konkrit, kemudian

ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum

(Hadi, 2000: 43).

c. Deduksi

Cara berfikir deduksi adalah pembahasan yang berangkat

dari dasar-dasar pengertian umum, proposisi-proposisi yang

bersifat umum yang berlaku secara umum dan meneliti persoalan-

persoalan khusus dari segi dasar-dasar penelitian yang umum.

Page 21: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

10

F. PENEGASAN ISTILAH

Untuk memperjelas penulisan, terlebih dahulu penulis sampaikan

beberapa pengertian kata kunci dalam penelitian ini, antara lain:

1. Pendidikan Islam

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Pendidikan berasal dari kata

“didik”, lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi

“mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan, oleh karenanya

diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan

kecerdasan pikiran. Sedangkan Menurut bahasa Yunani, Pendidikan

berasal dari kata “pedagogi” yaitu kata “paid” artinya anak, sedangkan

“agogos” artinya membimbing, sehingga pedagogi dapat diartikan

sebagai ilmu dan seni mengajar anak” (kamus besar,1994:232).

Pendidikan islam sebagai aktifitas yang bergerak dalam proses

pembinaan kepribadian muslim, maka Pendidikan Islam memerlukan

sebuah dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar tersebut ia

akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah

diprogramkan. Dalam konteks ini dasar yang menjadi acuan Pendidikan

Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang

dapat menghantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan

(Nizar, 2002:34).

Pendidikan Islam, baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas

yang bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh, paripurna

memerlukan suatu dasar yang kokoh, dalam artian kajian tentang

Page 22: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

11

Pendidikan Islam tidak boleh lepas dari landasan yang terkait dengan

sumber ajaran Islam itu sendiri (Rosyadi, 2004:153).

Menurut Ahmad D. Marimba (1989:19) memberikan definisi

pendidikan dalam konteks Pendidikan Islam. Ia mengemukakan bahwa

Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Di dalam al-Qur‟an atau hadist sebagai sumber utama ajaran

Islam dapat ditemukan kata-kata atau istilah yang pengertiannya terkait

dengan pendidikan, yaitu rabba, „allama, dan addaba. Dari ketiga istilah

tersebut kata rabba paling sering dipakai, yang bentuk masdarnya

menjadi tarbiyah. Oleh karenanya tarbiyah yang berarti mendidik dan

memelihara secara implisit di dalamnya terkandung istilah Rabb (Tuhan)

sebagai Rabb al-alamin (Achmadi, 2005:24).

Sementara Achmadi memberikan pengertian Pendidikan Islam

sebagai segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah serta

sumber daya manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan

kamil) sesuai dengan norma Islam (Achmadi, 2005:29).

Jadi menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Islam mempunyai tujuan yaitu mengoptimalkan seluruh aspek

kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan,

dan pandangan.

2. Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian

Page 23: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

12

Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian berarti rancangan atau ide

dari Ary Ginanjar Agustian tentang kecerdasan emosional dan spiritual

yang dikembangkan melalui penghayatan dari inti ajaran Islam, yaitu

Rukun Iman dan Rukun Islam. Konsep ini ia tuangkan dalam sebuah

buku yang sempat menjadi best seller, yaitu Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Arga

Jakarta pada tahun 2001.

Dalam menjelaskan kecerdasan emosional dan spiritual tersebut,

penulis selalu memberikan contoh dari kisah nyata kehidupan yang

dialaminya atau dari pengalaman orang lain, sehingga memudahkan

pembaca dalam memahami aspek kecerdasan tersebut.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Agar lebih mudah dalam memahami tata urutan pembahasan dan

kerangka berfikir, maka penulis menguraikan tentang sistematika

pembahasan dalam skripsi ini, meliputi:

Bagian Awal, Pada bagian ini terdiri dari: halaman judul, halaman

pengesahan, halaman keaslian, halaman motto dan persembahan, halaman

kata pengantar, halaman abstraksi, halaman daftar isi.

BAB I Pendahuluan, bab ini di uraikan gambaran umum

pembahasan skripsi yang meliputi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika

penulisan.

Page 24: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

13

BAB II Biografi Ary Ginanjar Agustian, bab ini menjelaskan

tentang biografi Ary Ginanjar Agustian yang meliputi riwayat hidup, latar

belakang pemikiran, sosio-historis Ary ginanjar serta karya dan penghargaan

yang pernah di dapatkan.

BAB III Pendidikan Islam dan Konsep Emotional Dan

Spiritual Quotient Ary Ginanjar Agustian, bab ini menjelaskan tentang

hal-hal yang berkiatan dengan pendidikan islam, meliputi: pengertian

pendidikan islam, dasar-dasar pendidikan islam, tujuan pendidikan islam dan

nilai-nilai pendidikan islam, serta pemikiran Ary Ginanjar tentang konsep

ESQ yang meliputi pengertian, model ESQ dan penerapannya.

BAB IV Analisis Tentang Pendidikan Islam Menurut Konsep

Emotional Dan Spiritual Quotient Ary Ginanjar Agustian, bab ini

menjelaskan tentang relevansi konsep emotional dan spiritual quotient Ary

Ginanjar Agustian dengan pendidikan islam.

BAB V Penutup, bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan,

saran-saran dan penutup.

Bagian Akhir, bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka,

lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.

Page 25: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

14

BAB II

BIOGRAFI ARY GINANJAR AGUSTIAN

A. Latar Belakang Munculnya Konsep ESQ

Di balik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri seorang

tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus pendiri ESQ

Leadership Center adalah Ary Ginanjar Agustian.

Ary Ginanjar Agustian juga seorang tokoh praktisi dalam bidang

pelatihan SDM yang berkiprah di dunia usaha dan terjun langsung ke

persaingan dunia bisnis yang sangat kompetitif dan penuh tantangan. Ia

adalah seorang otodidak yang belajar langsung dari lapangan dan dunia

usaha.

Sebelum menemukan konsep ESQ, Ary Ginanjar pernah belajar

tentang Islam pada seorang saleh dan tawadhu, yaitu seorang tokoh ulama

Bali, HS Habib Adnan, ilmu yang diajarkan terasa begitu mengesankan, Ary

Ginanjar diberi kebebasan untuk berfikir dan berkreasi begitu merdeka,

hingga menerima ajaran islam secara logis tanpa pemaksaan dan doktrin.

Lewat kebebasannya dalam berfikirnya dia menyimpulkan bahwa Islam

bukan hanya peraturan dan hukum-hukum, melainkan juga ilmu, cinta kasih,

dan yang paling mengesankan bagi Ary Ginanjar bahwa kecerdasan Emosi

atau EQ (Emosional Quotient), bahkan kecerdasan Spiritual atau SQ (Spritual

Quotient), ternyata mengikuti konsep Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan

yang menjadi dasar agama Islam (Agustian, 2001: xix)

Page 26: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

15

Meminjam istilah Dr. Ali Shariati, seseorang intelektual muslim,

bahwa manusia adalah makhluk dua-dimensi yang membutuhkan

penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat, oleh sebab itu,

manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan

intelegensia yang baik (EQ plus IQ) dan penting pula penguasaan ruhiyah

vertikal atau Spiritual Quatient (SQ). Dan merujuk pada istilah dua-

dimensional tersebut, sebuah upaya penggabungan terhadap ketiga konsep

dilakukan. Lewat sebuah perenungan yang panjang, Ary Ginanjar mencoba

melakukan sebuah usaha penggabungan dari ketiga konsep tersebut dalam

bentuk konsep ESQ (Emosional dan Spiritual Quotient) yang dapat

memelihara keseimbangan antara kutub keakhiratan dan kutub keduniawian

(Agustian, 2001: xx)

Sepuluh tahun mengerjakan proses pecarian dan penggalian yang

mendalam terhadap sumber material tersebut. Semakin dalam penggalian

tersebut itu dilakuakan semakin mendapatkan sebuah “kesimpulan” dari

keseluruhannya sebagai sebuah titik terang pencerahan. Titik pencerahan

yang berpangkal pada rukun Islam dan rukun iman yang telah dipraktekkan

dalam bisnisnya pada tahun-tahun terakhir ini, dan melalui usaha pencarian,

penggalian, dan penerapan langsung dalam dunia nyata. Ary Ginanjar ingin

berbagi dengan saudara-saudara lewat buku yang diberi judul Rahasia Sukses

Membangun Emosinal Dan Spiritual ESQ – Emosional Spiritual Quotient

Berdasarkan 6 Rukun Iman, 5 Rukun Islam (Agustian, 2001:xxi).

Page 27: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

16

B. Latar Belakang Pendidikan

Pengetahuan yang diperoleh Ary Ginanjar Agustian melalui

beberapa tahap pendidikan. Universitas Udayana, Bali, dan Tafe College,

Adelaide, Australia adalah akademik yang dipilih oleh Ary Ginanjar dalam

menempuh pendidikan tingkat atas. Ary pernah menjadi pengajar tetap di

Politeknik Universitas Udayana, Jimbaran, Bali selama lima tahun

(www.wikipedia.com).

C. ESQ Leadership Center

Ary Ginanjar Agustian adalah Presiden direktur PT Arga Bangun

Bangsa dan pendiri ESQ Leadership Center (ESQLC) ini dilahirkan oleh

sepasang orang tua bernama Bapak H. Abdul Rahim Agustik dan Ibu Hj.

Anna Ralana Rohim di Bali pada tanggal 24 Maret 1965, istrinya bernama

Linda Damayanti dan dikaruniai 4 anak yang bernama Anjar, Erick, Rima dan

Eqi (www.wikipedia.com).

Dia menyelesaikan pendidikan sarjana strata 1 di Universitas

Udayana Bali dan dilanjutkan di Tafe College Adelaide South Australia dan

juga melanjutkan di STP Bandung dan pernah menjadi pengajar tetap di

Politeknik Universitas Udayana Bali (Agustian, 2001:ix).

Pada awalnya Ary Ginanjar menjelaskan konsep ESQ melalui

bedah buku dan ceramah di berbagai tempat secara cuma-cuma. Setelah

berjalan sekian lama, ia pun menyadari bahwa penyampaian dengan metode

tersebut kurang efektif. Dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, peserta

selalu berganti, sehingga penyampaian materi tak pernah tuntas, begitu pula

Page 28: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

17

metode ceramah yang ia praktekkan juga dirasakan kurang efektif karena

hanya memberi pemahaman dalam tataran intelektual (teori) saja, tanpa

menggugah emosi dan spiritual sebagaimana yang diharapkannya.

Karena itu, Ary Ginanjar Agustian kemudian merombak metode

penyampaiannya menjadi training selama tiga hari dengan dilengkapi oleh

multimedia dan sound system dan dalam rangka mendukung kegiatan

pelatihannya Ary Ginanjar Agustian mendirikan ESQ Leadership Center

yaitu sebuah lembaga training kepemimpinan dan sumber daya manusia.

Keberhasilannya dalam memberikan motivasi dan semangat

perubahan melalui buku dan training tersebut, membuat Ary Ginanjar

Agustian terpilih sebagai salah satu The Most Powerful People and Ideas in

Business 2004 oleh Majalah Swasembada. Ia juga terpilih menjadi Tokoh

Perubahan 2005 oleh Koran Republika, bukan hanya itu, ia juga didaulat

menjadi pengurus dewan pakar ICMI periode 2005-2010

(www.esqway165.com).

Selain itu, pada tanggal 28 Oktober 2008, dalam rangka Hari

Pemuda, Ary Ginajar Agustian mendapat penghargaan dari Menteri Pemuda

dan Olah Raga (MENPORA) sebagai Pengembang Metode ESQ dalam

Meningkatkan Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Bermartabat.

Majalah Biografi Politik juga menobatkan Ary Ginanjar Agustian sebagai

Pemimpin Muda Berpengaruh 2008. Ia juga dipercaya untuk menjadi salah

seorang pengurus pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode 2008 -

2011.

Page 29: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

18

Pada bulan Maret tahun 2007, Ary Ginanjar Agustian telah berhasil

memperkenalkan ESQ kepada sejumlah pakar spiritual quotient (SQ) dari

berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Denmark, Belanda, Nepal

dan India pada sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh The Oxford

Academy of Total Intelligence di Inggris. Hingga kini, Ary Ginanjar Agustian

telah mencetak kader hampir 100 trainer dan ia membina dan menurunkan

seluruh ilmunya kepada para kadernya secara simultan melalui berbagai

metoda: coaching, ToT, sistem mentor, CBT (computer based training), dll.

Jumlah seluruh kader yang ia didik hingga awal 2009 mencapai lebih dari

600.000 orang.

Pada tanggal 17 Desember 2007, Ary Ginanjar dianugerahi gelar

Doctor Honoris Causa di bidang Pendidikan Karakter oleh Universitas

Negeri Yogyakarta. Penghargaan ini menjadi indikator bahwa The

ESQWay165 diterima di kalangan akademisi sebagai metode yang tepat

untuk membangun karakter (www.aryginanjaresq.wordpres.com).

D. Karya-karya Ary Ginanjar Agustian

Diantara karya-karya beliau yang telah dipublikasikan, yaitu:

1. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ; The

ESQ Way 165, 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam

2. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power; sebuah Inner Journey

melalui al-Ihsan

3. Rahasia Sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual

4. ESQ for Teens

Page 30: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

19

5. Untaian Mutiara 165

6. Nasehat Asmaul Husna. (www.wikipedia.com )

E. Penghargaan Dan Jabatan

Beberapa penghargaan dan jabatan yang pernah disandangnya adalah :

1. Tahun 2004, The Most Powerful and Ideas in Business oleh majalah

SWA.

2. Tahun 2005, Agents Of Change oleh koran Republika.

3. Tahun 2008, Hero of New Peroid oleh majalah SIMPATI ZONE.

4. Tahun 2009, One Of The Most Powerful People oleh majalah Biografi

Politik.

5. Tahun 2009, ESQ Model sebagai metode pembangunan karakter oleh

Kementrian Pemuda Dan Olahraga, Republik Indonesia.

6. Tahun 2009, Preaching Dedication oleh nahdlotul ulama.

7. Tahun 2009, Golden Honory Police oleh kepala kepolisian wilayah

Jawa Barat.

8. Tahun 2010 – 2015 wakil ketua bidang agama, budaya dan

pengembangan karakter bangsa, ICMI pusat.

9. Tahun 2011, Anugrah Darjat Khalifah Kalam dari PIKUM

(Pertumbuhan Seni Silat Ikatan Kalam Utama) Malaysia.

10. Tahun 2012, penghargaan pemilik HAKI sukses dari Wakil Presiden

RI.

11. Tahun 2013, tokoh inspiratf dari balai pustaka dan majalah Horison

dalam peringatan hari sastra indonesia.

Page 31: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

20

12. Tahun 2013, Anugrah Integritas Nasional dari KUPAS (Komunitas

Pengusaha Anti Suap ) indonesia.

Bisnis pelatihannya melalui program ESQ telah melahirkan ratusan

ribu alumni, dan telah diadakan di hampir seluruh kota di Indonesia, juga di

Malaysia, Brunei, Singapura, Eropa, Amerika Serikat (www.wikipedia.com).

Page 32: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

21

BAB III

PENDIDIKAN ISLAM DAN KONSEP EMOSIONAL DAN SPIRITUAL

QUOTIENT ARY GINANJAR AGUSTIAN

A. PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat

awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan

memberi latihan, oleh karenanya diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan

pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan Menurut

bahasa Yunani, Pendidikan berasal dari kata “pedagogi” yaitu kata

“paid” artinya anak, sedangkan “agogos” artinya membimbing, sehingga

pedagogi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar anak” (Kamus

bahasa indonesia,1994:232)

Dari pengertian pendidikan di atas Ahmad D. Marimba

memberikan definisi pendidikan dalam konteks Pendidikan Islam. Ia

mengemukakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama

(Marimba,1989:19).

Di dalam al-Qur‟an atau hadist sebagai sumber utama ajaran

Islam dapat ditemukan kata-kata atau istilah yang pengertiannya terkait

dengan pendidikan, yaitu rabba, ‘allama, dan addaba. Dari ketiga istilah

tersebut kata rabba paling sering dipakai, yang bentuk masdarnya

Page 33: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

22

menjadi tarbiyah. Oleh karenanya tarbiyah yang berarti mendidik dan

memelihara secara implisit di dalamnya terkandung istilah Rabb (Tuhan)

sebagai Rabb al-‘alamin (Achmadi,2005:24).

Manusia sebagai khalifatullah fi al-ardli memiliki tanggung

jawab dalam pendidikan. Bertolak dari pandangan teosentrisme yang

menjadikan Tuhan sebagai pusat ihwal kehidupan, istilah dan konsep

tarbiyah menjadi tepat digunakan untuk memberi makna Pendidikan

Islam sebagai implementasi peran manusia sebagai khalifatullah

(Achmadi,2005:26). Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an:

(Qs.Al Baqoroh :30)....

Artinya : “ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

(Qs. Al Baqoroh :30) (Tafsir Nurul Islam,2006:52).

Sementara Achmadi memberikan pengertian Pendidikan Islam

sebagai segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah serta

sumber daya manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan

kamil) sesuai dengan norma Islam (Achmadi,2005:29).

2. Dasar Pendidikan Islam

Sebagai aktifitas yang bergerak dalam proses pembinaan

kepribadian muslim, maka Pendidikan Islam memerlukan sebuah dasar

yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar tersebut ia akan

memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan.

Dalam konteks ini dasar yang menjadi acuan Pendidikan Islam

Page 34: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

23

hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat

menghantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan

(Nizar,2002:34)

Pendidikan Islam, baik sebagai konsep maupun sebagai

aktivitas yang bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh,

paripurna memerlukan suatu dasar yang kokoh, dalam artian kajian

tentang Pendidikan Islam tidak boleh lepas dari landasan yang terkait

dengan sumber ajaran Islam itu sendiri (Rosyadi,2004:153)

Dasar ideal pendidikan islam adalah identik dengan agama

islam itu sendiri. Pendidikan islam utamanya memiliki empat macam

yaitu:

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan kepada

Nabi Muhammad saw, untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-

Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap dan juga merupakan

pedoman bagi kehidupan manusia, yang meliputi seluruh aspek

kehidupan manusia yang bersifat universal. Al-Qur‟an merupakan

sumber pendidikan yang lengkap berupa pendidikan sosial, akidah,

akhlak, ibadah, dan muamalah (Syafaat dan Sahrani,2008:20)

Sebagaimana yang diungkapkan (Azyumardi,1998) bahwa Al-Qu‟an

mempunyai kedudukan yang paling depan dalam mengambil sumber-

sumber pendidikan lainnya. Segala kegiatan dan proses pendidikan

harus berorientasi kepada prinsip nilai-nilai Al-Qur‟an.

Page 35: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

24

b. Sunnah (Hadis)

Dasar yang kedua selain Al-Qur‟an adalah sunnah Rosulullah. Sunnah

adalah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosulullah.

Dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang

lain yang diketahui oleh Rosulullah dan beliau membiarkan saja

kejadian atau perbuatan itu berjalan. Seperti Al-Qur‟an, sunnah juga

berisi akidah dan syariah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk

kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina

umat menjadi manusia yang seutuhnya atau muslim yang bertaqwa.

Untuk itu Rosulullah menjadi guru dan pendidik utama (Syafaat dan

Sahrani,2008:22).

As-sunnah dijadikan sebagai landasan dasar Pendidikan Islam yang

kedua, karena Rasulullah SAW meletakkan Pendidikan Islam

semenjak beliau diangkat menjadi utusan Allah. Misalnya beliau telah

mengajarkan cara membaca dan menghafalkan kitab suci al-Qur‟an

beserta pengamalannya, seperti mendidik wudlu, sholat, dzikir,

berdoa, dan sebagainya (Rosyadi,2004:154)

c. Perkataan, perbuatan, sikap para sahabat

Pada masa Khulafaur Rasyidin sumber pendidikan dalam islam sudah

mengalami perkembangan. Selain Al-Qur‟an dan Sunnah, juga

perkataan dan perbuatan para sahabat. Oleh karena itu, dalam

memahami Al-Qur‟an dan sunnah tidak sembarangan. Kita harus

menggunakan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman yang

Page 36: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

25

dimiliki oleh para sahabat. Merekalan orang-orang yang paling paham

tentang keduanya. Sebab, mereka telah mendapay pengajaran

langsung dari pendidik terbaik yang ada di atas permukaan bimi ini

yaitu Rosulullah saw. Melalui perantara merekalah, generasi

setelahnya hingga generasi kita sekarang ini dapat mengetahui dan

mengerti Al-Qur‟an dan Sunnah (Syafaat dan Sahrani,2008:28).

d. Ijtihad

Salah satu sumber hukum Islam yang valid (muktama) adalah ijtihad.

Ijtihad ini dilakukan untuk menetapkan hukum atau tuntutan suatu

perkara yang adakalanya tidak terdapat di Al-Qur‟an dan Sunnah.

Ijtihad ini dilakukan untuk menjelaskan suatu perkara dan ditetapkan

hukumnya bila tidak mendapat keterangan dari Al-Qur‟an maupun

Sunnah. (Syafaat dan Sahrani,2008:29).

Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan menggunakan

seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat Islambuntuk

menetapkan atau menentukan suatu syariat Islam. Ijtihad dalam hal ini

dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan,termasuk aspek

pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada al-Qur‟an dan as-Sunnah

dan diolah oleh akal yang sehat oleh para ahli Pendidikan Islam

(Darajat,1996:21).

3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan Pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai

tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai

Page 37: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

26

mahluk Allah SWT, agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi

manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.

Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan yang akan dicapai

dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan

cara lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi

sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan

(Darajat,1996:30).

Apabila perumusan tersebut di atas dikaitkan dengan ayat suci

al- Qur‟an dan hadist, maka tujuan Pendidikan Islam adalah sebagai

berikut:

a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah SWT

b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah

SWT

c. Menanamkan dasar keimanan yang kuat kepada anak didik

Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi sebagaimana yang

dikutip Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, tujuan Pendidikan Islam yaitu

tujuan yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad Saw sewaktu

hidupnya, yaitu pembentukan moral yang tinggi (Mujib dan

Mudzakkir,2008:79).

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir menyimpulkan bahwa

tujuan Pendidikan Islam adalah terbentuknya Insan Kamil yang memiliki

wajahwajah Qur’ani dan memiliki wawasan kaffah agar mampu

Page 38: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

27

menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan dan pewaris Nabi.

Wajah-wajah Qur’ani tersebut yaitu:

a. Wajah kekeluargaan dan persaudaraan yang menumbuhkan sikap

egalitarianisme.

b. Wajah yang penuh kemuliaan sebagai mahluk yang berakal dan

dimuliakan.

c. Wajah yang kreatif yang menumbuhkan gagasan-gagasan baru dan

bermanfaat bagi kemanusiaan.

d. Wajah yang penuh keterbukaan yang menumbuhkan prestasi kerja

dan pengabdian mendahului prestasi.

e. Wajah yang monokotomis yang menumbuhkan integralisme sistem

ilahiyyah (ketuhanan) ke dalam sistem insaniyyah (kemanusiaan)

dan sistem kauniyyah (kealaman).

f. Wajah keseimbangan yang menumbuhkan kebijakan dan kearifan

dalam mengambil keputusan.

g. Wajah kasih sayang menumbuhkan karakter dan aksi solidaritas dan

sinergi.

h. Wajah alturistik yang menumbuhkan wajah kebersamaan dalam

mendahulukan orang lain.

i. Wajah demokrasi yang menumbuhkan wajah penghargaan dan

penghormatan terhadap persepsi dan aspirasi yang berbeda.

j. Wajah keadilan yang menimbulkan persamaan hak serta perolehan.

Page 39: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

28

k. Wajah disiplin yang menimbulkan keteraturan dan ketertiban dalam

kehidupan.

l. Wajah manusiawi yang menumbuhkan usaha menghindarkan diri

dari dominasi dan eksploitasi.

m. Wajah penuh kesederhanaan yang menumbuhkan rasa dan karsa

menjauhkan diri dari pemborosan.

n. Wajah yang intelektual atau terpelajar yang menumbuhkan daya

imajinasi dan daya cipta.

o. Wajah bernilai tambah (added value) (Mujib dan

Mudzakkir,2008:83-84).

4. Nilai Pendidikan Islam

Pendidikan Islam bertujuan menciptakan manusia yang saleh

dan ideal dalam atmosfer kehidupan sosial masyarakat, sekaligus

berusaha untuk kebahagiaan akhiratnya. Oleh karena itu jika

menginginkan agar Pendidikan Islam tetap menjadi sesuatu yang

istimewa dan memiliki fungsi yang optimal, maka harus dilakukan

internalisasi nilai-nilai ajaran Islam dalam berbagai aspeknya.

Mansur Isna menyusun klasifikasi nilai menjadi beberapa

macam tinjauan. Pertama, ditinjau dari sumbernya, nilai dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) yaitu: nilai ilahiyyah (nash) dan insaniyyah (produk

budaya). Kedua, ditinjau dari segi kualitasnya, terbagi menjadi nilai

hakiki dan instrumental. Ketiga, ditinjau dari segi eksistensinya, nilai

dapat dibagi menjadi nilai universal dan nilai lokal. Keempat, ditinjau

Page 40: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

29

dari masa berlakunya, nilai dapat dibagi menjadi nilai abadi, pasang surut

dan temporal (Darajat,1996:98-99).

Sedangkan H.M. Arifin mendefinisikan sistem nilai sebagai

suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih komponen

yang satu sama lain saling mempengaruhi atau bekerja dalam satu

kesatuan atau keterpaduan yang bulat yang berorientasi kepada nilai

(Arifin,2000:139) Sistem nilai yang dijadikan kerangka acuan yang

menjadi rujukan cara berperilaku lahiriyah dan rohaniah manusia muslim

adalah nilai yang diajarkan dalam al-Qur‟an dan Hadis. Jadi, sistem nilai

dalam Pendidikan Islam adalah bersifat menyeluruh, bulat dan terpadu,

tidak terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang satu sama lainnya

berdiri sendiri. Sebagai sebuah kebulatan, nilai menurut M. Arifin itu

mengandung dua aspek, yaitu aspek normatif (kaidah, pedoman) dan

aspek operatif (menjadi landasan amal perbuatan) (Arifin,2000:140).

Melihat dari segi normatif, sistem nilai dalam Pendidikan

Islam mengandung arti hitam-putih, yaitu pertimbangan tentang baik dan

buruk, benar dan salah, haq dan batil, diridhai dan dimurkai oleh Allah.

Dan dari segi operatif nilai tersebut dibagi menjadi lima kategori yang

menjadi prinsip dasar perbuatan manusia yaitu nilai wajib, sunnah,

mubah, makruh, dan haram.

Sedangkan Noer Muhadjir mengelompokkan sistem nilai

dalam dua jenis, yaitu pertama, nilai-nilai ilahiyyah yang terdiri dari nilai

ubudiyyah dan nilai muamalah. Kedua, nilai etik insaniyyah, yang terdiri

Page 41: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

30

dari nilai rasional, nilai individual, nilai sosial, nilai biofisik, nilai

ekonomi, nilai politik dan nilai estetik (Thoha,1996:65). Dua jenis nilai,

yakni nilai ilahiyyah dan nilai etik insaniyyah ini saling berkaitan secara

integral dan menyeluruh serta tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

yang lainnya.

Sistem nilai dalam Pendidikan Islam mempunyai keunggulan

universal, berbeda dengan sistem nilai lainnya. Sayyid Abul A‟la al

Maududi sebagaimana dikutip M. Arifin menyebutkan 3 ciri utama,

yaitu:

a. Keridhaan Allah merupakan tujuan hidup muslim yang utama.

b. Ditegakkan nilai-nilai Islam berkuasa penuh atas segala aspek

kehidupan manusia.

c. Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang

didasarkan atas norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahatan

(Arifin,2000:142).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem nilai dalam

Pendidikan Islam berpusat pada sikap mencari ridha Allah, pengendalian

hawa nafsu dan kemampuan berbuat kebajikan serta menjauhi perbuatan

jahat. Suatu sistem nilai yang menyeluruh yang tidak hanya berkaitan

dengan kehidupan pribadi dan sosial semata, tetapi juga memberikan

arah bagi manusia untuk berinteraksi dengan Penciptanya. Jadi dapat

dipahami bahwa sistem nilai yang dijadikan acuan, yang menjadi rujukan

Page 42: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

31

cara berperilaku lahiriyyah dan rohaniyyah seorang muslim adalah nilai

yang sesuai dengan ajaran al-Qur‟an dan al-Hadist.

Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai dalam proses

aktualisasi nilai-nilai al-Qur‟an dalam pendidikan meliputi tiga dimensi

atau aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh

pendidikan.58 Ketiga hal tersebut yaitu:

a. Dimensi spiritual yaitu iman, takwa, dan akhlak mulia (yang

tercermin dalam ibadah dan muamalah).

b. Dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri,

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

c. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada pembentukan

kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada

peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor

ajar (lingkungan), dengan berpedoman kepada nilainilai ke-Islaman.

d. Dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan, yaitu cerdas,

kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional, inovatif dan

produktif.

e. Dimensi kecerdasan ini berimplikasi bagi pemahaman nilai-nilai al-

Qur‟an dalam pendidikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem nilai yang

ada dalam Pendidikan Islam bermuara pada pembentukan pribadi yang

bertaqwa kepada Allah, dengan jalan mengembangkan segenap dimensi

secara menyeluruh yang tidak hanya terkait dengan kehidupan pribadi

Page 43: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

32

seseorang dengan masyarakat, namun juga mengarahkan manusia kepada

pribadi yang diridhai Allah SWT.

Al-Qur‟an memuat nilai normatif yang menjadi acuan dalam

Pendidikan Islam, nilai-nilai tersebut yaitu:

a. „Itiqadiyyah yaitu yang berkaitan dengan pendidikan keimanan,

seperti percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir serta

qada‟ dan qadar.

b. Khuluqiyyah yaitu yang berkaitan dengan pendidikan etika, yang

bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah dan

menghiasi diri dengan perilaku terpuji.

c. ‘Amaliyyah yaitu yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku

sehari hari meliputi pendidikan ibadah seperti shalat, puasa, zakat,

haji dan pendidikan muamalah.

B. DESKRIPSI KONSEP ESQ

ESQ adalah kecerdasan yang menentukan tingkat keberhasilan

manusia dalam kehidupan, baik sebagai khalifah fil al-ard maupun sebagai

„abd. ESQ yang diusung oleh Ary Ginanjar Agustian ini, dibangun dengan

landasan dasar seorang muslim, yaitu 6 rukun iman dan 5 rukun Islam yang

kemudian ditambah dengan ihsan. Rupanya, apa yang menjadi temuan

psikolog barat menjadi kritik bagi Ary Ginanjar Agustian. Bahwa apa yang

dicetuskan oleh Zohar dan Marshall di atas hanya masih sebatas pada temuan

material dan parsial (sekular). Ary Ginanjar Agustian (lagi-lagi)

Page 44: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

33

mengelaborasikan EQ dan SQ dengan nilai-nilai yang dianutnya (Islam)

menjadi suatu integrasi yang utuh tanpa dikotomi. Ia menulis:

”Selama ini banyak berkembang dalam masyarakat kita sebuah

pandangan dengan stereotip, dikotomisasi antara dunia dan akhirat.

Dikotomisasi antara unsur-unsur kebendaan dan unsur agama, antara

unsur kasat mata dan tak kasat mata. Materialisme versus orientasi nilai-

nilai Ilahiyah semata. Mereka yang memilih keberhasilan di alam

“vertikal” cenderung berfikir bahwa kesuksesan di dunia justru adalah

sesuatu yang bisa “dinisbikan” atau sesuatu yang bisa demikian

mudahnya „dimarginalkan‟. Hasilnya mereka unggul dalam kekusyu‟an

berdzikir dan kekhidmatan berkontemplasi namun menjadi kalah dalam

percaturan ekonomi, ilmu pengetahuan, sosial, politik dan perdagangan

di alam “horizontal”. Begitupun sebaliknya yang hanya berpijak pada

alam kebendaan, kekuatan berpikirnya tak pernah diimbangi oleh

kekuatan dzikir. Realitas kebendaan yang masih membelenggu hati, tidak

mudah baginya untuk berpijak pada alam fitrahnya (zero mind)”.

Dengan didasarkan pada realitas di atas maka dengan berbekal

pada pengalamannya pada dunia bisnis – Ary Ginanjar Agustian adalah

seorang pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI dan telah menekuni

dunia training kepribadian, pengembangan diri dan karir – dan atas

bimbingan spiritual KH. Habib Adnan, menemukan suatu model kecerdasan

“alternatif” berupa ESQ model. ESQ model ini kemudian dituangkan dalam

bentuk buku “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

ESQ Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun

Islam”. Di dalam buku tersebut Ary Ginanjar Agustian mencoba

mengkonvergensikan secara tepat antara kecerdasan emosi (EQ) dan

kecerdasan spiritual (SQ) dengan didasarkan pada nilai-nilai yang dianut,

yaitu Islam dan pengalamannya sebagai seorang pengusaha. Meskipun EQ

dan SQ memiliki muatan yang berbeda namun sama-sama penting untuk

dapat bersinergi antara satu dengan yang lain. Sebuah penggabungan gagasan

Page 45: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

34

kedua energi tersebut menyusun metode yang lebih dapat diandalkan dalam

menemukan yang benar dan hakiki. Secara sederhana Ary Ginanjar Agustian

menggambarkan konvergensi bentuk kecerdasan tersebut sebagai berikut:

SQ ESQ

TUHAN TUHAN

ESQ

Manusia Manusia

Manusia

Manusia Manusia

Untuk mengetahui konsep ini penulis akan mengutipkan per

bagian, dari bagian-bagian penting yang akan menjadi bahan analisis dalam

skripsi ini. Bagian-bagian tersebut yaitu:

1. Definisi ESQ

Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan ilmu ESQ (Emotional

Spiritual Quotient) adalah ilmu pengetahuan baru yang menjabarkan

tentang suatu fenomena “gerakan thawaf spiritual” atau spiritual kosmos,

yang menjelaskan tentang bagaimana meletakkan aktivitas manusia agar

mampu mengikuti pola-pola atau etika alam semesta, sehingga manusia

dapat hidup di dunia dengan penuh makna, serta memiliki perasaan

nyaman dan aman, tidak melanggar atau tidak bertentangan dengan azaz

SBO (spiritual based organization) yang sudah baku dan pasti. Apabila

dalam ilmu atom ada model atom Rutherford yang dapat menjelaskan garis

orbit stasioner electron, maka dalam dimensi spiritual ada sebuah model

dinamakan ESQ Model yang berfungsi sebagai sebuah mekanisme

Page 46: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

35

sistematis untuk mengolah dan mengatur energi spiritual. ESQ Model juga

bertujuan agar setiap diri manusia memiliki sebuah “mata hati” yang

mampu untuk melihat, apakah seseorang sudah menjejakkan diri pada

garis orbit yang benar (in line) dan mengitari pusat orbit yang tepat (on

line) (Agustian, 2003:20).

2. ESQ Model

ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk

mengatur ketiga dimensi manusia, yaitu body, mind dan soul atau dimensi

fisik, mental dan spiritual dalam satu kesatuan yang integral.

Sederhananya, ESQ berbicara tentang bagaimana mengatur tiga komponen

utama, yaitu Iman, Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid.

Seperti diketahui bahwa dalam setiap diri manusia ada titik Tuhan (God

spot) yang didalamnya terdapat energi berupa percikan sifat-sifat Allah

Sang Pencipta. Dalam God spot ini bermuara suara hati Ilahiyyah yang

merupakan collective unconscious, yang kemudian berpotensi besar

sebagai kekuatan spiritual (SQ). Suara-suara hati milik sang Ilahi dalam

God spot ini dinamakan Spiritual Capital. Pada titik inilah terjadi

komunikasi Ilahiyyah, yang senantiasa memberitahu apa saja yang

diinginkan-Nya. Melalui titik ini pula, ia memberitahu larangan-Nya agar

manusia selaras dengan ketentuan alam semesta. Namun, inner value dan

drive yang terdapat dalam God spot ini seringkali tertutup oleh “lingkaran

hitam” yang di dalamnya dipenuhi oleh persepsi atau paradigma dunia

(Agustian,2003:28).

Page 47: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

36

Oleh karena itu, ada beberapa langkah untuk membuka

“lingkaran hitam” atau mengaktifkan SQ, yaitu :

a. Membersihkan diri secara lahiriah dan batiniah atau melalui Zero Mind

Process (ZMP) yaitu sebuah proses yang bertujuan untuk

membersihkan hati dari belenggu yang menutupinya atau upaya untuk

mengenali dan menghapus apa yang menutupi potensi dalam God spot,

sehingga spiritual power muncul. Belenggu-belenggu tersebut, yaitu

( Agustian, 2001:74):

ZERO MIND PROCESS

Bagan Zero Mind Process 1.1

1) Prasangka

Salah satu faktor yang mempengaruhi keobjektifan seseorang

dalam melihat suatu hal, yaitu adanya prasangkaprasangka atau

dugaan-dugaan orang tersebut. Orang yang sering dipengaruhi oleh

prasangka prasangka yang buruk atau negatif, maka ia sering

terjerumus dalam kesalahan. Hal ini sebagaimana yang tersebut

dalam salah satu hadits, bahwasanya sebagian dari prasangka-

prasangka itu adalah dosa.

ZERO MIND

PROCESS

PENGARUH

PRINSIP

HIDUP

PRASANGK

A

NEGATIVE

PENGARUH

SUDUT

PANDANG

PENGARUH

PRIORITAS

PENGARUH

PENGALAM

AN

PENGARUH

LITERATUR

PENGARUH

PERBANDIN

GAN

Page 48: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

37

Tindakan seseorang itu sangat bergantung dengan alam

pikirannya masing-masing, dan salah satu faktor yang

mempengaruhinya, yaitu lingkungan. Apabila lingkungan seseorang

itu tidak baik, maka ia pun menjadi tidak baik, selalu curiga, dan

seringkali berprasangka negatif kepada orang lain. Sebaliknya jika

lingkungannya baik atau, maka ia pun menjadi baik, dan memiliki

prasangka-prasangka yang baik pula (Agustian, 2001:16).

2) Prinsip-prinsip hidup

Beberapa dekade ini kita melihat berbagai prinsip hidup yang

menghasilkan berbagai tindakan manusia yang begitu beragam.

Prinsip hidup yang dianut dan diyakini itu telah menciptakan

berbagai tipe pemikiran dengan tujuannya masing masing. Seperti

paham Peter Drucker dalam bukunya “Management by Objective”

yang dikutip Ary Ginanjar Agustian ternyata hanya menghasilkan

budak-budak materialis di bidang ekonomi, efisiensi, dan teknologi,

tetapi hatinya kekeringan dan tidak memiliki ketentraman batin.

Sebaliknya adanya aliran Thaoisme yang mengagungkan

ketentraman dan keseimbangan batin, tetapi menghasilkan manusia-

manusia yang lari dari tanggung jawab ekonomi. Bahkan baru-baru

ini mengemuka suatu prinsip baru di era krisis ekonomi, yakni tidak

ada persahabatan yang abadi, yang ada hanya kepentingan abadi.

Prinsip seperti ini sungguh melawan suara hati manusia yang

sebenarnya sangat memuliakan arti persahabatan, tolong menolong

Page 49: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

38

dan kasih sayang antar sesama. begitu pula prinsip “yang penting

penampilan” prinsip ini telah berhasil membelokkan bangsa ini

menjadi bangsa yang konsumtif dan mendewakan penampilan luar,

tanpa memperhatikan sisi terdalam manusia yaitu hati nurani

(Agustian, 2001:20).

Prinsip-prinsip di atas umumnya berakhir dengan kegagalan,

baik kegagalan lahiriah atau kegagalan batiniah, karena prinsip-

prinsip tersebut bertentangan dengan suara hati nurani, sehingga

akan menimbulkan kesengsaraan atau bahkan kehancuran (Agustian,

2001:21).

3) Pengalaman

Pengalaman-pengalaman hidup atau kejadian-kejadian yang

dialami seseorang akan sangat berperan dalam menciptakan

pemikiran seseorang, sehingga membentuk suatu “paradigma” yang

melekat di dalam pikirannya. Seringkali paradigma itu dijadikan

sebagai suatu “kaca mata” dan sebuah tolok ukur bagi dirinya atau

untuk menilai lingkungannya, Sehingga melihat sesuatu secara

subyektif. Hal ini akan menjadikan dirinya terkungkung dan kadang

tidak menyadari sama sekali bahwa alam pikirannya terganggu

(Agustian, 2001:24).

4) Kepentingan dan prioritas

Setiap orang mempunyai kepentingan di dalam menentukan

pilihan hidupnya namun acapkali mereka terjebak dengan

Page 50: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

39

kepentingan-kepentingan yang salah didalam mengambil keputusan.

Sebagai contoh pada hari sabtu tanggal 12 Agustus 2000, sebuah

kapal selam nuklir Rusia “Kursk” yang mengangkut 118 orang awak

dan persenjataan nuklir, kandas di dasar laut Barents pada

kedalaman 119 meter. Kapal perang sepanjang 154 meter dengan

bobot permukaan 13.900 ton ini tergolek tanpa daya di dasar laut

yang terletak di barat laut Rusia. Namun, pihak pemerintah rusia,

dalam hal ini presiden rusia Vladimir Putin tidak segera mengambil

tindakan atau meminta bantuan internasional dikarenakan alasan

“rahasia strategis”, namun setelah empat hari berlalu, ia baru angkat

bicara dan meminta bantuan internasional. Dan didapatinya seluruh

awak kapal selam nuklir tersebut telah tewas (Agustian, 2001:27).

Sebuah ilustrasi di atas menunjukkan sebuah prinsip yang

keliru, karena ia telah mengingkari hati nuraninya sendiri. Setiap

prinsip akan melahirkan kepentingan, dan kepentingan akan

menentukan prioritas apa yang akan didahulukan, seperti Vladimir

Putin yang lebih mengedepankan kepentingan politik dari pada 118

nyawa awak kapal yang membutuhkan bantuan di dasar perairan

yang dingin di laut Barents (Agustian, 2001:27).

5) Sudut pandang

Dalam melihat sesuatu yang sama, orang satu dengan yang

lain biasanya mempunyai tanggapan atau pendapat yang berbeda.

Hal ini dikarenakan mereka mempunyai sudut pandang yang

Page 51: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

40

berbeda. Sudut pandang seseorang dipengaruhi oleh latar belakang

kehidupannya, yakni pengalaman, pengetahuan dan lingkungan.

Oleh karena itu dalam rangka ZMP ini, maka ia harus melihat secara

obyektif dan komprehensif, bukan dengan satu sudut pandang saja

(Agustian dan Mukri, 2008:100).

6) Perbandingan

Maksud pembanding di sini, yaitu merubah prinsip tanpa

mempelajarinya atau dalam istilah fiqih adalah taqlid buta. Orang

tersebut selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain

atau ia ikut-ikutan. Sehingga orang tersebut selalu dalam

kebingungan di dalam menentukan sesuatu atau melangkah

(Agustian dan Mukri, 2008:109).

7) Literatur

Bacaan adalah sumber pengetahuan, ilmu dan berbagai hal

mengenai kehidupan. Cara pandang seseorang juga dipengaruhi oleh

apa yang mereka baca. Jika apa yang dibaca mengatakan salah, maka

seseorang akan terpengaruh untuk mengatakan salah, sebaliknya,

jika bacaan tersebut menganggap benar, maka seseorang tersebut

akan menganggapnya benar. Sehingga, seringkali orang terjebak

dalam kesalahan dan tak punya prinsip yang jelas. Oleh karena itu

bacaan yang menjadi tuntunan yang benar adalah yang berlandaskan

pada al-Qur‟an dan Hadis bukan bacaan yang berlandaskan akal atau

Page 52: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

41

suatu paham kepercayaan masyarakat tertentu yang salah (Agustian

dan Mukri, 2008:114).

b. Menanamkan 6 prinsip yang berlandaskan Rukun Iman

Setelah melalui proses zero mind process (ZMP), maka

langkah selanjutnya yaitu menanamkan 6 prinsip yang berlandaskan

pada rukun iman. Prinsip-prinsip tersebut yaitu prinsip bintang (star

principle) atau prinsip landasan hidup atau prinsip dasar, yaitu beriman

kepada Allah SWT, prinsip malaikat (angel principle) atau prinsip

kepercayaan, prinsip kepemimpinan (leadership principle), prinsip

pembelajaran (learning principle), prinsip masa depan (vision

principle), dan prinsip keteraturan (well organized principle).

Keseluruhan prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk mengendalikan

emosi manusia agar selalu dalam posisi stabil, karena kecerdasan

spiritual (SQ) hanya bisa bekerja ketika emosi dalam keadaaan stabil.

Untuk lebih jelas dan detailnya dari semua prinsip-prinsip tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 53: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

42

MENTAL BUILDING

Bagan Mental Building 1.2

1) Star Principle

Prinsip ini mengajarkan tentang:

a) Bekerja karena Allah, bukan karena pamrih kepada orang lain.

Hal ini akan membuat seseorang memiliki integritas yang tinggi,

yang merupakan sumber kepercayaan dan keberhasilan.

b) Tidak berprinsip kepada selain Allah. Tidak berprinsip pada

sesuatu yang labil dan tidak pasti seperti harta, nafsu hewani,

kedudukan, penghargaan orang lain atau apa pun selain Allah. Hal

ini akan membuat mental lebih siap menghadapi kemungkinan

apa pun yang akan terjadi pada diri.

c) Melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan sebaik-

baiknya karena Allah, dan selalu ingat kepada Allah Yang Maha

Tinggi, hal ini akan membuahkan hasil yang jauh berbeda dan

jauh lebih baik.

MENTAL

BUILDING

WELL

ORGANIZED

PRINCIPLE

LEARNING

PRINCIPLE

ANGEL

PRINCIPLE

LEADERSHIP

PRINCIPLE

VISION

PRINCIPLE

STAR PRINCIPLE

Page 54: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

43

d) Selalu berpedoman pada sifat-sifat Allah, seperti ingin selalu

maju, ingin selalu adil, ingin selalu memberi, ingin selalu

memberi kasih dan sayang, ingin selalu bijaksana, dan ingin

selalu memelihara.

e) Membangun kepercayaan dari dalam diri, tidak karena

penampilan fisik tetapi karena iman.

f) Membangun motivasi sebagai mahluk Allah yang sempurna dan

wakil Allah, meraih cita-cita dan harapan dengan kemauan yang

kuat membara (Agustian , 2001:171).

2) Angel Principle

Prinsip ini mengajarkan apabila bekerja, selalu mengerjakan

dengan tulus, ikhlas dan jujur, seperti malaikat, selalu berkeyakinan

bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah nilai ibadah.

Berprestasi dengan setinggi-tingginya di setiap pekerjaan, karena

merasa selalu melihat Allah atau dilihat Allah. Tidak perlu diawasi

oleh orang lain atau meminta penghargaan dari orang lain, karena

Allah lah yang menghargai, bukan mereka dan tidak melakukan

suatu pekerjaan dengan setengah-setengah. Karena dengan begitu,

kepercayaan dan integritas yang keduanya adalah sumber

persahabatan dan kepercayaan akan tumbuh (Agustian, 2001:171).

3) Leadership Principle

Prinsip ini mengajarkan:

Page 55: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

44

a) Memberi perhatian kepada semua orang dengan tulus agar

dicintai, dan menjalin selalu tali persahabatan.

b) Membantu orang lain dengan ikhlas, mempelajari apa tangisan

dan impiannya, kemudian membantunya.

c) Selalu mengajari dan mendidik orang lain yang membutuhkan

bimbingan.

d) Menjaga selalu sikap dan tingkah laku, karena hal ini bisa

meningkatkan atau menurunkan kepercayaan, dan juga hal

tersebut akan berpengaruh kepada lingkungan.

e) Menjadi pemimpin karena pengaruh anda, bukan karena hak.

f) Mendengar selalu suara hati, memimpin hati, bukan memimpin

kepala (Agustian, 2001:172).

4) Learning Principle

Prinsip ini mengajarkan:

a) Membaca buku-buku, belajar, berusaha membaca satu lembar

setiap hari walaupun sedang malas. Membaca Koran atau majalah

bukanlah dikatakan membaca, karena isinya banyak merupakan

informasi atau gossip yang seringkali mempengaruhi pikiran.

b) Membaca situasi lingkungan, mempelajari dan menganalisa

kemudian mengambil hikmah dibaliknya, setelah itu

mengupayakan suatu langkah perbaikan dan penyempurnaan.

c) Membaca al-Qur‟an dan Hadits, tidak hanya membunyikan saja,

tetapi mengambil makna dan inti sarinya.

Page 56: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

45

d) Ketika sedang bingung untuk mengambil keputusan, maka

mencari petunjuk dalam al-Qur‟an dan Hadits.

e) Membaca lingkungan dan situasi, menelaah dengan ilmu, menilai

dengan jernih, mengambil filosofi dan menjadikan sebagai

pelajaran yang berharga (Agustian, 2001:172).

5) Vision Principle

Prinsip ini mengajarkan:

a) Memiliki tujuan dan misi jangka pendek dan jangka panjang.

b) Membedakan mana pekerjaan yang penting dan mana yang tidak

penting.

c) Menentukan mana yang harus diprioritaskan. Orang yang sibuk

terdiri dari dua jenis, yaitu sibuk mencapai tujuan dan sibuk

mengisi waktu.

d) Memulai bekerja dengan doa dan target yang jelas.

e) Membuat rencana kerja untuk esok hari pada sore atau malam

hari.

f) Mengevaluasi setiap pekerjaan yang dilakukan hari ini pada sore

atau malam hari.

g) Menuliskan pada buku harian.

h) Membuat target kerja tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

i) Melaksanakan dengan penuh konsisten (Agustian, 2001:172-173).

6) Well Organized Principle

Prinsip ini mengajarkan:

Page 57: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

46

a) Membuat semuanya serba teratur dalam suatu sistem.

b) Menentukan rencana atau tujuan secara jelas.

c) Memelihara atau membangun dalam satu kesatuan organisasi dan

faktor-faktor yang mendukungnya.

d) Memikirkan cara memotivasi agar semuanya bergerak sesuai

dengan harapan.

e) Memikirkan cara mengawasi dan mengontrol agar sesuai dengan

rencana.

f) Melaksanakan dengan sangat disiplin, karena kesadaran diri dan

bukan karena orang lain (Agustian, 2001:173).

c. Menerapkan 3 prinsip kekuatan pribadi (personal strength) dan 2

prinsip ketangguhan sosial (social strength) yang berlandaskan pada

rukun Islam. Kelima prinsip tersebut yaitu penetapan misi (mission

statement) dengan syahadat, pembangunan karakter (character

building) dengan shalat, pengendalian diri (self controlling) dengan

puasa, ketangguhan sosial (social strength) atau memberi kebaikan

kepada semua mahluk dengan zakat dan aplikasi total (total action)

dengan haji. Untuk lebih jelas dan detailnya dari semua prinsip-prinsip

adalah sebagai berikut:

Page 58: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

47

PERSONAL STRENGHT

Bagan Personal Strenght 1.3

1) Mision Statement

Prinsip ini mengajarkan:

a) Ketika mengucapkan dua kalimat syahadat, baik di dalam shalat

atau di dalam doa lainnya, ucapkanlah dengan perlahanlahan,

berupayalah untuk memperoleh makna dari ucapan tersebut, yaitu

untuk:

1. Menetapkan misi kehidupan

2. Membulatkan tekad untuk hanya bersujud kepada Allah

3. Menyerap dan mengingat sifat-sifat Allah yang luhur

4. Menerapkan sifat-sifat mulia tersebut dalam keseharian,

dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW

5. Menanamkan komitmen untuk memegang teguh rukun iman

dan rukun Islam

6. Berjanji dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk

mematuhi janji atau syahadat dengan sepenuh hati (Agustian,

2001:232).

PERSONAL

STRENGTH

MISSION

STATEMENT

SELF

CONTROLING

CHARACTER

BUILDING

Page 59: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

48

2) Character Building

Prinsip ini mengajarkan:

Pembangunan karakter tidak cukup hanya di mulai dan diakhiri

dengan penetapan misi saja. Hal itu perlu di lanjutkan dengan proses

yang di lakukan terus menerus dan berlangsung sepanjang hidup

melalui sholat. Proses ini merupakan suatu langkah untuk

menyelaraskan antara prinsip keimanan dan kenyataan hidup yang di

hadapi (Agustian, 2001:198).

Melakukan shalat lima waktu dengan disiplin dan khusyu‟. Dengan

shalat produktifitas bekerja seseorang akan meningkat, karena

seseorang butuh relaksasi, sehingga setelah selesai shalat, pikiran

akan kembali jernih dan kembali cerdas (Agustian, 2001: 232 ).

Sholat adalah “seutas tali yang panjang” yang berfungsi sebagai

penuntun keberhasilan hingga akhir hayat anda, jangan pernah

lepaskan tali penuntun itu (Agustian, 2001:233).

3) Self Controling

Prinsip ini mengajarkan:

Tujuan akhir dari pengendalian diri yang dilatih dan dilambangkan

dengan puasa sebenarnya adalah mencapai sebuah keberhasilan,

bukan merupakan sebuah pelarian diri dari kenyataan hidup di dunia

yang seharusnya dihadapi.

Tujuan dari puasa yang sebenarnya adalah “menahan diri” dalam arti

yang luas . menahan diri dari belenggu nafsu duniawi yang

Page 60: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

49

berlebihan dan tidak terkendali, atau nafsu batiniyah yang tidak

seimbang (Agustian,2001:218).

Melakukan puasa wajib (pada bulan ramadhan) dan puasa sunnah

(puasa senin-kamis, puasa ayyamul bidh dan lain-lain) untuk

pengendalian diri. Dan tidak melaksanakannya dengan dalih untuk

bermalas-malasan. Karena sebenarnya rahasianya di sini, yakni

bekerja maksimum sambil menahan lapar dan haus serta emosi.

Sehingga pada saat yang demikian ini muncul sifat-sifat fitrah seperti

rahman, rahim, sabar, adil, memberi, sikap sungguh-sungguh,

konsisten dan sifat-sifat mulia lainnya (Agustian, 2001: 233).

d. Menerapkan 2 prinsip ketangguhan sosial (social strength) yang

berlandaskan pada rukun Islam. Kedua prinsip tersebut yaitu sinergi

(strategic collaboration) atau memberi kebaikan kepada semua mahluk

dengan zakat dan aplikasi total (total action) dengan haji. Untuk lebih

jelas dan detailnya dari semua prinsip-prinsip adalah sebagai berikut:

SOCIAL STRENGTH

Bagan Social Strenght 1.4

SOCIAL

STRENGTH

STRATEGIC

COLLABORATION

TOTAL ACTION

Page 61: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

50

1. Strategic Collaboration

Prinsip ini mengajarkan:

Menunaikan zakat secara ikhlas karena Allah Yang Maha Kaya. Di

samping untuk menolong orang lain, zakat juga melatih dan

mengasah sikap kepekaan sosial, tidak hanya dalam teori saja,

tetapi juga dalam tindakan yang nyata. Melakukan prinsip zakat

dalam arti luas adalah dasar dari sinergi dan kolaborasi yang

sukses. Melakukan investasi kredibilitas, membangun landasan

kooperatif, berempati, investasi komitmen, memiliki sikap

keterbukaan dan kompromi. Semua hal di atas adalah prinsip dasar

sebuah aliansi yang berhasil. Zakat adalah langkah kongkrit dan

pengasahan dari sikap-sikap penting di atas. Inilah langkah nyata

untuk membangun kecerdasan sosial atau membangun social

strength. Zakat adalah suatu metode untuk membangkitkan dan

memunculkan suara hati yang berasal dari sifat mulia ar-Rohman,

ar-Rohim, al-Wahhab, ar-Rozzaq, as- Salam, al-Fattah, al-Adl,

asy-Syakur, al-Qoyyum, al-Mughniy dan al-Jami’. Suara-suara hati

itulah dasar dari ESQ, khususnya kecerdasan sosial (Agustian,

2001:283 ).

2. Total Action

Apabila sudah memiliki kemampuan, baik harta atau jiwa, maka

wajib melakukan ibadah haji. Inilah sublimasi dari keseluruhan

kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) berdasarkan rukun Iman dan

Page 62: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

51

rukun Islam. Inilah puncak training dan sekaligus ibadah utama

untuk membangun ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial. Ini

adalah ibadah fisik, di mana seluruh ibadah dilakukan melalui

gerakan yang konkrit dan jelas. Seluruh prinsip di dalam rukun

iman dan langkah di dalam rukun Islam dilaksanakan secara total

dan menyeluruh. Di sinilah letak “transformasi puncak” dari

keyakinan dan prinsip yang abstrak ke aplikasi gerak yang konkrit.

Seluruh langkah mengarah kepada prinsip yang tunggal, yaitu

komitmen kepada Allah Yang Maha Esa. Jika mengetahui makna

dari setiap ritual ibadah haji, maka kita akan mendapatkan hikmah

yang luar biasa (Agustian, 2001: 283).

Berikut adalah nilainilai yang terkandung dalam ibadah haji

(Agustian, 2001: 283-284):

1. Ihrom, merupakan proses zero mind proccess

2. Thawaf, menunjukkan komitmen dan integritas kepada Allah

Yang Maha Esa

3. Sa‟i melambangkan sebuah perjuangan manusia di dalam

mencari ridha Allah SWT

4. Lontar Jumrah, menunjukkan tantangan yang harus dihadapi

oleh manusia

5. Wukuf, merupakan waktu untuk evaluasi dan visualisasi yang

dilaksanakan dan ditransformasikan secara fisik.

Page 63: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

52

6. Jamaah Haji, menunjukkan adanya sinergi dan kolaborasi

Semua rangkaian perjalanan ibadah haji dari awal hingga akhir di

atas melambangkan kehidupan perjalanan manusia di mana

terdapat tantangan dan perjuangan, sehingga melahirkan

orangorang yang mempunyai visi (visioner).

Dari rangkaian seluruh ibadah tersebut akan menghasilkan suatu

paradigma yang kuat atau bangunan mental yang terpatri kuat di

dalam hati tentang makna kehidupan yang sebenarnya.

3. Menerapkan Spiritual Capital

Spiritual capital adalah suara hati spiritual atau collective

unconscious yang menciptakan nilai-nilai (value) serta dorongan dari

dalam (drive). Sifat-sifat tersebut menuju sifat-sifat Allah yang terletak

pada spiritual center atau God spot. Inilah proto kesadaran yang dianggap

sebagai arketipe oleh Zohar, yang diduga sebagai super-ego oleh Freud,

self actualization oleh Maslow, unconscious mind oleh C.G. Jung dan

dinamakan “makna hidup” oleh Frankl (Agustian, 2003: 103-104).

Sifat tersebut berjumlah tiga puluh tiga dan disebut Asmaul

Husna Value System (AHVS) yang menghasilkan ultimate value dan

ultimate self drive. Ketiga puluh tiga suara hati tersebut (AHVS) adalah

sebagai berikut: (Agustian, 2003: 108-110).

a. Pengasih, dorongan untuk menyayangi sesama, ini adalah wujud ihsan

kepada ar-Rahman.

Page 64: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

53

b. Mampu menguasai diri, kemampuan untuk meredam hawa nafsu

adalah wujud ihsan kepada al-Malik.

c. Berhati jernih, bebas dari iri, dengki dan paradigma negatif adalah

wujud ihsan kepada al-Quddus.

d. Cinta damai, tidak suka kekerasan dan selalu ingin kedamaian, adalah

wujud ihsan kepada as-Salam.

e. Dipercaya, memiliki sidat amanah atau accountable, adalah wujud

ihsan kepada al-Mukmin.

f. Kreatif, senantiasa produktif dengan ide-ide baru adalah wujud ihsan

kepada al-Kholiq.

g. Pemaaf, mudah menerima maaf adalah wujud ihsan kepada al-

Ghaffar.

h. Murah Hati, suka memberi dengan ikhlas adalah wujud ihsan kepada

al-Wahhab.

i. Terbuka, mau menerima kritik dan saran adalah wujud ihsan kepada

al-Fattah.

j. Disiplin, mengerjakan tugas dengan disiplin dan tanggungjawab

adalah wujud ihsan kepada al-Matin.

k. Empati/peduli, mampu merasakan suara hati orang lain adalah wujud

ihsan kepada as-Sami‟.

l. Objektif, tidak dipengaruhi pandangan dan kepentingan pribadi adalah

wujud ihsan kepada al-Haqq.

Page 65: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

54

m. Adil, meletakkan segalanya sesuai dengan porsinya adalah wujud

ihsan kepada al-„Adl.

n. Mensyukuri, menerima segala hal dengan ikhlas adalah wujud ihsan

kepada asy-Syakur.

o. Berpikiran maju, memiliki visi ke depan adalah wujud ihsan kepada

al-Akhir.

p. Luas hati, dapat menerima kenyataan dengan berlapang dada, sabar

adalah wujud ihsan kepada al-Wasi‟.

q. Bertanggung jawab, mampu menyelesaikan semua tugas secara tuntas

adalah wujud ihsan kepada al-Wakil.

r. Komitmen tinggi, bisa memegang janji adalah wujud ihsan kepada al-

Muqit.

s. Kokoh, teguh dalam berusaha adalah wujud ihsan kepada al-Qawiyy.

t. Mandiri, dapat diandalkan adalah wujud ihsan kepada al-Qayyum.

u. Kompeten, ahli di bidangnya adalah wujud ihsan kepada al-Qadir.

v. Cerdas, senantiasa memiliki keinginan untuk belajar adalah wujud

ihsan kepada ar-Rasyid.

w. Berani mengambil keputusan adalah wujud ihsan kepada al-Hakam.

x. Enerjik, senantiasa bersemangat adalah wujud ihsan kepada al-Aziz.

y. Suka mendukung adalah wujud ihsan kepada al-Rafi‟.

z. Koperatif atau suka bekerja sama adalah wujud ihsan kepada al-Jami‟.

aa. Dermawan adalah wujud ihsan kepada al-Barr.

Page 66: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

55

bb. Memberikan manfaat di manapun berada dan selalu berguna adalah

wujud ihsan kepada an-Nafi‟.

cc. Inspirator adalah wujud ihsan kepada al-Ba‟its.

dd. Estetis, rapi dan bersih adalah wujud ihsan kepada al-Badi‟.

ee. Mendelegasikan atau senantiasa memiliki kemampuan untuk

mengajari bawahan adalah wujud ihsan kepada al-Warits.

ff. Waspada atau berhati-hati dalam setiap langkah adalah wujud ihsan

kepada al-Khabir.

gg. Sabar adalah wujud ihsan kepada ash-Shabur.

4. Prinsip Tauhid

Prinsip “God Sentris” atau Tauhid adalah sebuah penyerahan

diri secara total tanpa reserve, seperti inilah yang diajarkan oleh Nabi

Ibrahim as melalui doktrin tauhid, maka nilai spiritual seperti keadilan,

kejujuran, kebersamaan, kasih sayang dan perdamaian akan tercipta

dengan sendirinya (Agustian, 2003: 201 ).

Akan tetapi jika berprinsip atau ber “ilah” selain Allah, maka

kerusakanlah yang akan terjadi, baik dalam skala pribadi, lokal, regional,

nasional maupun internasional. Pada skala pribadi contohnya, ketika

ber”ilah” pada kemewahan, materi, jabatan, dan gaya hidup, maka

kerusakan pribadi lambat laun akan muncul, seperti takut kehilangan, rasa

kekurangan yang mendera terus-menerus, selalu memiliki perasaan yang

tidak pernah puas akan kebendaan, kecemasan berlebihan, takut pensiun,

khawatir pindah atau turun jabatan, dan yang paling parah adalah

Page 67: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

56

menghalalkan segala macam cara untuk mempertahankan “ilah” tersebut,

seperti dengan korupsi, kolusi dan nepotisme.

5. Hubungan Kerja Sama Antara EQ, IQ, dan SQ Dalam ESQ Model

Bagan 1.5

Dengan melihat bagan Meta Kecerdasan. Kita akan melihat

bahwa kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual

sangat berkaitan erat satu dengan yang lain. Dari bagan tersebut dapat kita

lihat, apabila kita berorientasi pada Ketuhanan, maka hasilnya adalah EQ,

IQ dan SQ yang terintegrasi. Pada saat masalah datang maka radar hati

OUTPUT

DIMENSI FISIK

IQ

DIMENSI

SPIRITUAL

SQ

DIMENSI EMOSI

EQ

Masalah & tantangan

Radar Hati

Orientasi

Materialisme

Orientasi

Spiritualisme

Tauhid

Emosi tidak

terkendali

- Marah

- Sedih

- Kesal,takut

Emosi terkendali

- Tenang

- Damai

God Spot terbelenggu

Suara Hati tertutup

Logika Tidak

Berjalan

IQ, EQ SQ Terpisah

God Spot terbuka

Suara Hati Spiritual

Bekerja

Logika Bekerja

Normal

IQ, EQ, SQ

terintegrasi

Page 68: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

57

bereaksi menangkap signal. Karena berorientasi pada materialisme, maka

emosi yang dihasilkan adalah emosi yang tidak terkendali, sehingga

menghasilkan sikap-sikap sebagai berikut: marah, sedih, kesal dan takut.

Akibat emosi yang tidak terkendali, God Spot menjadi terbelenggu atau

suara hati tidak memiliki peluang untuk muncul. Bisikan suara hati ilahiah

yang bersifat mulia tidak lagi bisa didengarkan, yang berperan adalah

emosi. IQ, EQ dan SQ mempunyai hubungan yang erat. Apabila seseorang

berprinsip pada tauhid, maka ketiga kecerdasan tersebut akan terintegrasi

(Agustian, 2003: 217).

Kesadaran Tauhid akan mengendalikan emosi, sehingga akan

timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali

itu, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga

bisikanbisikan ilahiyyah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih

sayang, kejujuran, tanggungjawab, kepedulian, kreativitas, komitmen,

kebersamaan, perdamaian, dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar.

Dengan demikian potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja

dengan optimal, yaitu sebuah perhitungan intelektualitas yang

berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kejujuran dan tanggung jawab.

Sebaliknya jika ber “ilah” pada materialisme, maka emosi yang dihasilkan

adalah emosi yang tidak terkendali, sehingga menghasilkan sikap-sikap

seperti marah, sedih, kesal dan takut. Akibatnya God spot menjadi

terbelenggu atau suara hati tidak memiliki peluang untuk muncul. Bisikan

Page 69: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

58

suara hati ilahiyyah yang bersifat mulia tidak lagi bisa didengar dan

menjadi tidak berfungsi (Agustian, 2003: 218).

Secara sederhana dapat digambarkan, bahwa tauhid akan

mampu menstabilkan tekanan pada amygdale (system saraf emosi),

sehingga emosi selalu terkendali. Pada saat inilah seseorang dikatakan

memiliki EQ tinggi. Emosi yang tenang terkendali akan menghasilkan

optimalisasi pada fungsi kerja God spot dan mengeluarkan suara hati

ilahiyyah. Suara-suara ilahiyyah itulah bisikan penting yang mampu

menghasilkan keputusan yang benar. Pada momentum inilah seseorang

dikatakan memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi (Agustian, 2003:

218).

Penyederhanaan Bagan hubungan IQ, EQ, dan SQ dalam model ESQ (Ary

Ginanjar Agustian) .

Bagan 1.6

Orientasi materialisme

1. ketika masalah muncul pada dimensi fisik,

2. maka akan terjadi rangsangan pada dimensi emosi, berupa kemarahan,

kesedihan, kekesalan.

1

3

2

Dimensi Fisik (IQ)

Dimensi Emosi (eq)

Dimensi spiritual (SQ)

Page 70: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

59

3. akibatnya, suara hati ilahiah pada dimensi spiritual (SQ) tidak bisa

bekerja. Akhirnya aktivitas pada dimensi fisik akan bekerja tidak

optimum bahkan tidak normal.

Orientasi Spiritualisme Tauhid

1. ketika terjadi masalah pada dimensi fisik,

2. maka akan tejadi rangsangan pada dimensi emosi (EQ). namun karena

aspek mental telah dilindungi oleh prinsip tauhid, maka emosi akan

tetap tenang terkendali.

3. akibatnya, suara hati ilahiah pada dimensi spiritual (SQ) bekerja

dengan baik (www. blog.tp.ac.id).

6. Konsep Keseluruhan ESQ Model

Bagan keseluruhan ESQ model

1. Penjernihan Emosi

Bagian 1

2. Pembangunan Mental

Bagian 2

3. Ketangguhan Pribadi

Bagian 3

4. Ketangguhan Sosial

Bagian 4

ZERO MIND PROCESS

Manusia Paripurna ESQ

Mentally dan Phisically

CHARACTER BUILDING

PEMBANGUNAN KARAKTER

SELF CONTROLING

PENGENDALIAN DIRI

STRATEGIC COLLABORATION

SINERGI

TOTAL ACTION

LANGKAH TOTAL

MISSION STATEMENT

PENERAPAN MISI

MENTAL BUILDING

6 PRINSIP

Page 71: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

60

Dengan melihat bagan diatas bisa disimpulkan bahwa secara keseluruhan

konsep ESQ memiliki tahapan-tahapan yang dimana itu saling ada

keterkaitan. Untuk mencapai manusia yang paripurna secara Emosi dan

Spiritualnya. Tahapan-tahapannya yaitu :

1. Penjernihan emosi

Penjernihan emosi adalah bagaimana seseorang dapat terbebas dari

belenggu prasangka-prasangka negatif, prinsip-prinsip hidup yang

menyesatkan, pengalaman yang mempengaruhi pikiran, egoisme

kepentingan dan prioritas, perbandingan-perbandingan yang

subyektif, dan terbebas dari pengaruh-pengaruh belenggu literatur

yang menyesatkan (Agustian, 2001:59).

Setelah melalui bagian penjernihan emosi ini diharapkan sudah bisa

mengenali tujuh faktor yang dapat membelenggu God-Spot (fitrah)

dan sudah mampu mengantisipasi dan menjernihkan hati dan pikiran

anda yang mungkin terbelenggu, baik secara disadari atau tanpa

disadari (Agustian, 2001:65).

2. Pembangunan mental

Pembangunan mental yaitu dimana sesorang sudah bisa mencapai

penjernihan emosi “zero mind process” maka tahapan selanjutnya

adalah pembangunan mental yang dimana harus memiliki prinsip

hidup yang kokoh dan mulia, memiliki prinsip kepercayaan yang

tangguh, memiliki jiwa kepemimpinan yang agung, memiliki jiwa

pembelajaran yang tidak kenal henti, selalu berorientasi kepada masa

Page 72: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

61

depan, dan selalu berorientasi manajemen yang teratur, disiplin,

sistematis dan integratif (Agustian, 2001:174).

3. Ketangguhan pribadi

Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang berada pada posisi atau

dalam keadaan telah memiliki pegangan prinsip hidup yang kokoh

dan jelas. Seseorang bisa di katakan tangguh apabila ia telah

memiliki prinsip yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh

lingkungan yang terus berubah dengan cepat.

Seseorang boleh dikatakan tangguh apabila sudah merdeka dari

berbagai belenggu yang bisa menyesatkan penglihatan dan pikiran,

sehingga tidak terhanyut oleh belenggu yang bisa menyesatkan. Dan

orang yang memiliki ketangguhan pribadi tidak akan pernah sakit

hati, apabila ia sendiri tidak mengijinkan hatinya untuk disakiti. Ia

mampu memilih respon atau reaksi yang ia sukai yang sesuai dengan

prinsip yang dianut (Agustian, 2001:177).

4. Ketangguhan sosial

Ketangguhan sosial yaitu membentuk pertahanan aktif dari dalam

keluar, yang dimana memberi kepada lingkungan sosial yang akan

membentuk suatu sinergi, dan nantinya bisa membangun suatu

landasan yang kokoh guna membangun sebuah sinergi yang kuat,

yaitu berlandaskan sikap empati, kepercayaan, sikap koperatif dan

keterbukaan, serta kredibilitas (Agustian, 2001:237).

Page 73: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

62

BAB IV

ANALISIS PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL

DAN SPIRITUAL QUOTIENT ARY GINANJAR AGUSTIAN

A. Pendidikan Islam Menurut Konsep Emosional Dan Spiritual Quotient

Ary Ginanjar Agustian

Pada dasarnya konsep ESQ sama dengan konsep yang diajarkan

secara tradisional tetapi yang sedikit membedakannya adalah ESQ

mengenalkan konsep “revolusi budaya” dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana nilai-nilai ketuhanan dalam Asmaul Husna dibawa dalam perilaku

sehari-hari seperti kejujuran, integritas, tanggung-jawab, kebijaksanaan,

inspirasi, semangat kerja keras, dll. Nilai-nilai inilah yang kemudian

dikenalkan oleh Ary sebagai nilai ilahiah yang ada dalam diri manusia.

Konsep ketuhanan tidak hanya menjadi nilai filosofis, tetapi harus

dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari (the way of life).

ESQ akan memandu seseorang dalam membangunkan prinsip

hidup dan keperibadian berdasarkan ESQ Way 165. Angka 165 merupakan

simbol bagi 1 hati yang Ihsan pada God Spot, 6 Prinsip Moral berdasarkan

Rukun Iman dan 5 Langkah Kejayaan yang berdasarkan Rukun Islam.

(Agustian, 2001:xxi )

ESQ bertujuan untuk lahirkan manusia yang unggul dari sudut

emosi dan spiritual dengan cara mengembangkan potensi keperibadian.

Membentuk manusia unggul bukanlah suatu perkara yang mudah malah

Page 74: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

63

memerlukan suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan selain

daripada komitmen yang tinggi pada diri seseorang.

Pendidikan Islam yang ada dalam konsep ESQ Ary Ginanjar

Agustian adalah sebagai berikut:

1. Penanaman Ihsan (Penjernihan Emosi dan Pikiran)

Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat Ihsan

disebut muhsin berarti orang yang berbuat baik.setiap perbuatan yang

baik yang nampak pada sikap jiwa dan prilaku yang sesuai atau

dilandaskan pada aqidah dan syariat Islam disebit Ihsan. Dengan

demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada pada suatu

sistem yang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah. (Wahhab,

2004 :23-24)

Terlebih lagi, konsep ESQ ini bermuara pada God Spot

(fitrah) yang bisa diartikan ihsan, God Spot adalah Lahirnya kesadaran

diri melalui Zero Mind Proses yang dimana ada tujuh belenggu di

dalam diri, yakni prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman,

kepentingan, sudut pandang, pembanding, serta fanatisme, merupakan

hal yang mempengaruhi cara berpikir seseorang. Oleh karena itu,

kemampuan melihat sesuatu secara jernih harus didahului oleh

kemampuan mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi kejernihan

berpikir. Dengan mengembalikan manusia pada fitrahnya, manusia

akan mampu melihat dengan “mata hati”, mampu memilih dan

Page 75: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

64

memprioritaskan pilihan dengan benar, sesuai suara hati murni ( Fitrah

Diri ).

Pemaknaan ihsan seperti ini jelas berbeda dengan seperti

pemaknaan yang telah dikenal sebelumnya. Karena makna ihsan yang

dikenal sebelumnya merupakan bentuk ibadah yang kita lakukan

sepenuhnya diperhatikan oleh Allah dan Allah akan selalu mengawasi

kita di manapun kita berada. Rumusan Ari Ginanjar tentang ihsan ini

merupakan rumusan prinsip dari makna ihsan dihubungkan dengan

realita kehidupan masyarakat yang ada.

Dalam konsep ESQ, konsep Ihsan mencerminkan nilai

ibadah kepada Khalik dan Makhluk. Ihsan sasarannya adalah di bidang

ubudiyah dan mu’amalah (hubungan manusia yang bersifat vertikal

dan horisontal). Selanjutnya, pelaksanaan dan pencapaian Ihsan yaitu

dengan jalan melatih diri terus menerus, memusatkan pikiran dan rasa

(jiwa) ke satu arah atau jurusan sesuai yang dimaksudkan oleh Allah.

Mengonsentrasikan segala asma Allah yang serba dalam kemahaan

(Maha Tinggi, Maha Mulia, Maha Suci, dan lain sebagainya), dengan

penuh rasa, bahwa manusia adalah sebagai hamba-Nya yang lemah

(dlaif). (Falih dan Yusuf,2003:57)

Setelah God spot terbuka, maka seseorang akan dapat

berbuat ihsan dalam kehidupannya. Ihsan yang bersumber dari Asmaul

Husna Value System AHVS tersebut sebagai berikut:

Page 76: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

65

a. Pengasih atau Mempunyai Dorongan Menyayangi Sesama Manusia

Sifat pengasih adalah sifat Allah yang diberikan kepada

semua mahluknya. Baik yang tampak atau yang ghaib, baik kecil

atau besar, baik yang beriman atau tidak beriman. Tak satu pun

mahluk di alam ini yang tidak mendapatkan Rahmat-Nya.

Meneladani sifat ini, berarti mengasihi dan menyayangi beberapa

golongan antara lain:

Kasih Sayang terhadap Kedua Orang Tua

Kasih Sayang terhadap Kerabat

Kasih Sayang terhadap Anak Kecil

Kasih Sayang terhadap Suami atau Isteri

Kasih Sayang kepada Saudara Seagama

Kasih Sayang kepada Semua Orang

Kasih Sayang terhadap Hewan

Kasih sayang memiliki nilai yang utama, sedangkan

keras hati adalah kehinaan. Jika kasih sayang ini menjadi karakter

seseorang, maka orang tersebut akan dikasih sayangi oleh orang

lain dan Allah akan meluhurkan derajat dan mengangkat

martabatnya, karena Allah tidak menihilkan pahala orang – orang

yang berbuat kebaikan.

b. Mampu Menguasai Diri atau Mampu Meredam Hawa Nafsu

Mampu menguasai diri atau mampu meredam hawa nafsu adalah

meneladani sifat Allah al-Maalik. Sifat ini adalah sifat yang agung.

Page 77: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

66

Rasulullah saw pun memohonkan rahmat bagi orang yang memiliki

sifat tersebut. Contoh dari sifat tersebut adalah ketika seseorang

marah, apakah lidahnya dapat dikendalikannya atau tidak? Atau

ketika terdapat kobaran api rasa cemburu dalam dirinya, apakah

imannya dapat mematikan api tersebut? Ringkasnya, orang tersebut

berada di persimpangan jalan – satu jalan menuju Allah swt dan

surga, sementara jalan yang lain merupakan jalan yang menuju api

neraka.

c. Berhati Jernih atau Tidak Iri Hati dan Dengki

Sifat iri hati atau dengki termasuk penyakit manusia yang

berbahaya, di mana seseorang lupa untuk mencari kebahagiaannya

sendiri dan hanya menginginkan penderitaan dan kemalangan

orang lain.

Kesenangan dan kebahagiaannya sendiri baginya adalah

membuang-buang waktu ketika dibandingkan dengan keinginannya

terhadap ketidakbahagiaan orang lain. Keadaan seperti itu tidak ada

pada hewan lain apapun kecuali manusia. Menghindari sifat ini,

akan membawa kepada ketenangan dan kebahagiaan hidup.

d. Amanah (dapat dipercaya)

Amanah merupakan sifat yang ada (wajib) pada seorang rasul. Sifat

tersebut termasuk salah satu sifat terpenting dalam agama Islam.

Sebenarnya sudah banyak manusia yang mengenal makna sifat

tersebut, namun kebanyakan dari mereka belum menerapkan sifat

Page 78: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

67

terpuji itu secara utuh dalam kehidupan sehari-hari. Amanah

memiliki arti yang sangat luas, tidak hanya sebatas harta atau

jabatan saja. Oleh karena itu, ada beberapa jenis amanah, antara

lain:

Amanah harta benda atau barang – barang titipan

Amanah dalam jual beli

Amanah dalam profesi atau jabatan

Amanah dalam menjaga rahasia

Amanah dalam bersikap kepada wanita

Amanah anak – anak dalam bersikap di hadapan orang tuanya

Amanah terhadap nikmat Allah

Amanah dalam menjaga agama

2. Penanaman Iman (Aqidah)

Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata

„aqada - ya‟qidu - „aqdan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan

kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan.(Ilyas,

1992:1) Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan

itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan

mengandung perjanjian.

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada

orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam

agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan

perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada

Page 79: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

68

Rasul. Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur‟an dan As

Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya

digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber

aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.

(Daudy, 1997:23)

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah

ditetapkan oleh Allah, dan kita sebagai manusia wajib meyakininya

sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman (mu‟min).

Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri

seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-

dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua

hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.

(Daudy, 1997:25)

pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistimatika arkanul iman

(rukun iman) yaitu:

1. Iman Kepada Allah SWT.

2. Iman Kepada Malaikat

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.

4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.

5. Iman Kepada Hari Akhir.

6. Iman Kepada Takdir Allah.

Sesuai dengan pembahasan aqidah dapat juga mengikuti

arkanul iman (rukun iman), pada konsep ESQ tentang penanaman

Page 80: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

69

aqidah terdapat pada bagian membangun mental (mental building)

yang dimana pada bagian ini ary ginanjar merujuk pada 6 rukun

iman, dimulai dari pembangunan prinsip bintang (star principle),

Angel Principle, di lanjutkan dengan Leadership Principle, Learning

Principle, Vision Principle dan yang terakhir Well Organized

Principle. Adapun penggambarannya sebagai berikut:

a. Star principle (Iman Kepada Allah)

Prinsip yang pertama ini merupakan penjabaran dari makna iman

kepada Allah dalam rukun iman. Menurut Ari Ginanjar, prinsip

seorang bintang adalah memiliki rasa aman intrinsik, kepercayaan

diri yang tinggi, integritas yang kuat, bersikap bijaksana, dan

memiliki motivasi yang tinggi, semua dilandasi dan dibangun

karena iman kepada Allah. Penjelasan ini merupakan didasarkan

kepada prinsip makna iman kepada Allah dengan dihubungkan

dengan realita yang ada sehingga makna iman kepada Allah

menjadi hidup dalam kehidupan manusia.

b. Angel Principle (Iman Kepada Malaikat)

Prinsip yang kedua ini merupakan penjabaran dari makna iman

kepada malaikat dalam rukun iman. Menurut Ari Ginanjar, orang

yang berprinsip seperti malaikat akan menghasil orang yang

sebagai berikut yakni seseorang yang memiliki tingkat loyalitas

tinggi, komitmen yang kuat, memiliki kebiasaan untuk mengawali

dan memberi, suka menolong dan memiliki sikap saling percaya.

Page 81: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

70

Dengan demikian, Ari Ginanjar menyatakan bahwa untuk menjadi

seorang seperti malaikat, maka dia harus bisa mempraktekkan

kebaikan dan ciri-ciri yang malaikat punya di dalam kehidupan

sehingga orang tersebut akan menjadi manusia yang paripurna.

c. Leadership Principle (Iman Kepada Rasul Allah)

Prinsip yang ketiga ini merupakan makna penjabaran dari iman

kepada rasul atau utusan Allah dalam rukun iman. Pemimpin sejati

menurut Ari Ginanjar adalah seorang yang selalu mencintai dan

memberi perhatian kepada orang lain sehingga ia dicintai. Memiliki

integritas yang kuat sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu

membimbing dan mempelajari pengikutnya. Memiliki kepribadian

yang kuat dan konsisten. Memimpin berdasarkan atas suara hati

yang fitrah. Dengan meneladani sifat-sifat dari rasul, maka akan

membuat kita memiliki prinsip kepemimpinan yang menentramkan

masyarakat.

d. Learning Principle (Iman Kepada Kitab Allah)

Prinsip yang keempat ini merupakan makna penjabaran dari iman

kepada kitab-kitab Allah dalam rukun iman. Menurut Ari Ginanjar,

hasil dari proses pembelajaran antara lain:

Memiliki kebiasaan membaca buku dan situasi dengan

cermat.

Selalu berpikir kritis dan mendalam.

Selalu mengevaluasi pemikirannya kembali.

Page 82: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

71

Bersikap terbuka untuk mengadakan penyempurnaan.

Memiliki pedoman yang kuat dalam belajar yaitu berpegang

hanya kepada Allah.

Hasil dari proses pembelajaran di atas merupakan sebuah

pemikiran yang sesuai dengan konteks yang harus dilakukan oleh

semua orang dalam mempraktekkan iman kepada kitab-kitab Allah,

sehingga kitab-kitab Allah menjadi lebih membumi di dalam

kehidupan manusia.

e. Vision Principle (Iman Kepada Hari Akhir)

Prinsip yang kelima ini merupakan makna penjabaran dari iman

kepada hari akhir (kiamat) dalam rukun iman. Hasil dari prinsip

masa depan menurut Ari Ginanjar yakni selalu berorientasi kepada

tujuan akhir dalam setiap langkah yang dibuat, melakukan setiap

langkah secara optimal dan sungguh-sungguh, memiliki kendali

diri dan sosial karena telah memiliki kesadaran akan adanya hari

kemudian, memiliki kepastian akan masa depan dan memiliki

ketenangan batiniah yang tinggi yang tercipta oleh keyakinannya

akan adanya hari pembalasan.

Dengan kesadaran visi akan hari akhir tersebut, akan mendorong

manusia terus berbuat dan berjuang dengan sebaik-baiknya di muka

bumi hingga akhir hayat tanpa perlu diri merasa berhenti.

Page 83: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

72

f. Well Organized Principle (Iman Kepada Qadha dan Qadar)

Prinsip yang keenam ini merupakan penjabaran dari iman kepada

qadha dan qadar dalam rukun iman. Menurut Ari Ginanjar, hasil

dari prinsip keteraturan akan memiliki kesadaran, ketenangan dan

keyakinan dalam berusaha karena pengetahuan akan kepastian

hukum alam dan hukum sosial, memahami akan arti penting sebuah

proses yang harus dilalui, selalu berorientasi kepada pembentukan

sistem dan selalu berupaya menjaga sistem yang telah dibentuk.

Inilah yang akan didapat oleh orang yang menjalankan prinsip

keteraturan, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna karena

sadar bahwa hidup ini sudah ada keteraturannya dari Allah.

Apabila seseorang telah melalui mental building atau

membangun mental dengan 6 prinsip yang berlandaskan rukun iman

diatas. Maka seseorang akan memiliki prinsip hidup tauhid yang

kokoh, prinsip kepercayaan yang teguh, jiwa kepimpinan yang agung,

jiwa pembelajar yang tidak kenal henti, selalu berorientasi kepada

masa depan, serta selalu berorientasi sistem dan ikhlas dengan takdir.

Keenam prinsip tersebut berfungsi memperkokoh akidah atau

keimanan seseorang.

Karena aqidah di ibaratkan pondasi untuk mendirikan

bangunan, semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, harus

semakin kokoh fondasi yang dibuat. Kalau fondasi itu lemah makan

bangunan itu akan cepat ambruk, tidak ada bangunan tanpa fondasi.

Page 84: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

73

Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan

melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan

mu‟amalat dengan baik, ibadah seseorang tidak akan diterima oleh

Allah SWT kalau tidak dilandasi oleh aqidah. Seseorang tidaklah

berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar.

Itulah sebabnya kenapa Rosulullah SAW selama 13 tahun

periode makah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah

yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan islam dengan mudah

berdiri dan akan bertahan terus sampai hari kiamat.

Dengan demikian, 6 Prinsip yang sesuai dengan 6 rukun

iman diatas akan terimplementasi pada empat hal yaitu:

a. Terhadap Tuhan, yaitu hadirnya perasaan takut untuk tidak

mengerjakan perintah-Nya dan melanggar perintah-Nya, karena

sesungguhnya dengan EQ maka dapat dirasakan manisnya cinta

dan kebenaran Tuhan.

b. Terhadap harga diri, yaitu hadirnya rasa ingin selalu

meningkatkan citra jati diri, serta membangun ketauladanan dan

charisma diri.

c. Terhadap ekstensi manusia dan kemasyarakatan (sosial), yaitu

hadirnya sikap empati, saling menghormati, menyayangi,

persahabatan, tolong menolong, dan sebagainya.

Page 85: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

74

d. Terhadap etika, yaitu hadirnya kesadaran untuk memelihara hak

dan kewajiban yang ada dalam masyarakat, menghormati

norma-norma hidup, akhlak dan sebagainya.

3. Penanaman Keislaman (Ibadah dan Akhlak)

a. Pemeliharan karakter melalui ibadah (Amaliyah)

Ibadah di dalam Islam memiliki tiga dimensi, yaitu

individual, spiritual dan sosial. Kesempurnaan ibadah di dalam

Islam tidak hanya dinilai aspek pelaksanaan formal yang meliputi

kesempurnaan syarat dan rukun tetapi juga implementasi sosial-

kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,

seorang tidak disebut haji jika di dalam dirinya tidak tertanam jiwa

sosial dan kepedulian atas persoalan-persoalan kemanusiaan.

(Mu‟ti,2004:59)

Ibadah dalam arti khusus (terbatas) ialah perlakuan

penyembahan kepada Allah, sesuai dengan yang telah ditentukan

(yang terkandung dalam rukun Islam) dan segala cabang-

cabangnya, yakni yang sifatnya hukum wajib atau sunnah atau

yang datangnya atas perintah atau pun anjuran-anjuran. Shalat

fardhu dan shalat-shalat sunnah, zakat, sedekah jariyah, haji dan

umrah serta yang lain adalah amal atau perbuatan baik yang

dicontohkan dari sunnah Rasulullah.(Falih dan Yusuf,2003:57)

Ibadah dalam konsep ESQ berada dalam Personal

Strength atau Ketangguhan Pribadi. Ary Ginanajar Agustian

Page 86: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

75

menjadikan shahadat, shalat, dan puasa sebagai salah satu metode

pemeliharaan karakter, karena di dalamnya terkandung mekanisme

RMP (repetitive magic power) atau pengulangan secara terus

menerus. Dalam RMP ini, energi potensial yang maha dahsyat

yang berada dalam diri setiap manusia (dalam god spot-nya) diubah

menjadi energi kinetik (energi gerak) secara berulang-ulang,

sehingga menghasilkan sebuah karakter manusia yang handal.

(Agustian,2003:270)

Ary Ginanjar Agustian menggambarkan penghayatan

dalam personal stength (ketangguhan pribadi) sebagai berikut:

Mission Statement (Penentapan misi)

Misi merupakan motivasi untuk menggerakkan

kekuatan dalam mencapai kemajuan. Misi kehidupan tertinggi

adalah pengabdian kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Kalimat syahadat merupakan komitemen dari 6

rukun iman, di mana merupakan kekuatan sebuah visi yaitu

memulai dengan tujuan akhir dan membulatkan tekad diri. Di

sinilah yang harus dilakukan sebelum melangkah yaitu

memiliki visi yang jelas dan meneguhkan hati untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan dengan keyakinan dan optimisme

sehingga akan menjadi dorongan yang dahsyat untuk mencapai

cita-cita.

Page 87: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

76

Untuk dapat mencapai apa yang dicita-citakan harus

dapat mengubah diri sendiri terlebih dulu, mengembangkan

sifat positif, menentukan tujuan yang akan mengarahkan hidup

menjadi lebih baik dan menguatkan keyakinan dalam diri

bahwa akan berhasil

Setiap manusia yang melakukan tindakan harus

didasari oleh wawasan dan pemahaman tentang apa yang

dilakukannya sehingga dapat mendatangkan manfaat baginya.

Tindakan adalah proses yang harus disadari input dan

outputnya.

Syahadat adalah bentuk transformasi untuk

membumikan sifat Allah yang serba mulia sehingga manusia

akan mampu menerjemahkan Asmaul Husna dalam keseharian

yang akan mampu membangkitkan keyakinan manusia bahwa

Asmaul Husna dalam tataran keduniawian tidak mustahil.

Sebagai contoh adalah keseharian Rosulullah yang menjadi

contoh nyata transformasi nilai spiritual menuju implementasi

kehidupan di dunia.

Komitmen total kepada Allah SWT berupa ikrar

Syahadat yang artinya berjanji untuk mengabdikan hidup

hanya untuk Allah. Jadi Berikrar kepada Allah melalui

Syahadat artinya berkomitmen total untuk patuh pada 1 ihsan,

Page 88: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

77

6 rukun iman dan 5 rukun Islam, sekaligus penjabaran dari isi

syahadat antara manusia dan Allah.

Character Building (pembangunan karakter)

Dalam tekanan pekerjaan sehari-hari pikiran

seseorang sering terhanyut untuk menyelesaikan berbagai

tugas sehingga dapat terlihat bodoh sehingga perlu

mengistirahatkan pikiran kita, dengan melakukan shalat untuk

mendengar kembali suara hati yangmemberikan bisikan

Ilahiah, menyambut dengan kejernihan pikiran sehingga akan

peka kembali. Relaksasi melalui shalat akan memberikan

ruang berpikir bagi perasaan intuitif untuk menjaga kestabilan

emosi dan spiritual seseorang sekaligus menjaga God Spot.

Kecerdasan Emosi adalah kemampuan untuk

merasakan, memahami secara efektif menerapkan daya dan

kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi dan

pengaruh manusia. Emosi akan meningkatkan kreativitas,

kolaborasi, inisiatif dan transformasi. Untuk meningkatkan

kecerdasan emosi dapat dilakukan dengan meluangkan waktu

2 atau menit dan bangun 5 menit lebih awal dari biasanya.

Dengan melakukan repetitive magic power akan menjadi

solusi energizing yang akan mengisi jiwa sehingga akan

mampu mengasah God Spot manusia.

Page 89: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

78

Karena sering melihat beberapa kisah dan peristiwa

memilukan di sekitar kita akan dpat mempangaruhi jiwa kita

sehingga perlu ada penyeimbangan sisi emosional dengan

pengalaman positif. Dengan melakukan shalat secara rutin

akan menciptakan pengalaman batiniah sekaligus fisik karena

aktivitas shalat akan memberikan makna reinforcement.

Kegiatan fisik akan lebih mudah diingat sehingga akan

menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.

Lingkungan sering tidak sesuai dengan keinginan

atau harapan batin sehingga dapat menyebabkan depresi akibat

ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan. Perubahan

suasana hati sering mendorong seseorang mengambil tindakan

untuk mengubahnya. Energi emosi dapat menjadi penyelaras

terhadap lingkungan luarnya yang akan mendorong bagi

kemajuan mereka. Shalat merupakan salah satu cara untuk

menampung dorongan tersebut dan dapat untuk menambah

energi baru. Inilah letak keseimbangan hidup sesungguhnya,

keseimbangan pikiran, hati, dan tindakan. Keseimbangan ini

seperti garis yang mengarah ke atas, kegiatan shalat akan

meningkatkan energi dari waktu ke wakti (God Spot

Empowerment).

Shalat merupakan pelatihan untuk menjaga kualitas

kejernihan emosi dan spiritual seseorang. Dalam shalat core

Page 90: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

79

purposes ditanam didalamnya sehingga terbangun kejelasan

visi dan misi yang membuat manusia mantap dalam menjalani

aktivitas hidupnya. Sehingga seseorang akan hanya berpegang

teguh pada nilai Robbani, namun core values ini sangat

fluktuatif karenanya diperlukan values reinforcement. Dalam

ESQ, Islam menjawab melalui character building yang sangat

efektif melalui shalat.

Ary Ginanjar Agustian menggambarkan

penghayatan dalam ibadah shalat sebagai berikut:

(Agustian,2003:271-273)

a. Niat Shalat

Ini adalah sebuah awal aktivitas ketika akan memulai

ibadah shalat. Niat berarti mempunyai visi ke depan.

b. Takbiratul Ihram

Aktivitas ini dilakukan sebagai pembuka ibadah shalat

dengan kesucian hati. Adapun sifat-sifat Allah Swt yang

dibaca ketika takbiratul ihram adalah agung dan besar

sebagaimana dalam ucapan Allahu Akbar.

c. Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah surat pertama dalam al-Qur‟an, ia

menjadi surat pembuka yang berarti pembuka dunia batin.

Surat tersebut juga sebagai metode evaluasi diri, yakni

Page 91: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

80

dengan menghayati kandungannya dan menilai sejauh mana

ibadah dan muamalah yang telah dilakukan.

d. Rukuk

Bacaan yang dibaca ketika rukuk yaitu subhana rabbiyal

adzimi wa bihamdihi sebanyak 3 kali. Maka sifat Allah Swt

yang diteladani dan dihayati dari lafadz ini adalah suci dan

agung. Dengan seringnya kita mengingat sifat Allah yang

suci dan agung ini, maka secara tidak langsung dapat

menanamkan dalam diri seseorang untuk memiliki jiwa

yang suci.

e. Berdiri (I‟tidal)

Pada posisi ini membaca samiallahu liman hamidah dan

robbana lakal hamdu mil‟ussamawati wal ardli wa mil’u

ma syi’ta min syaiin ba’du. Lafadz tersebut mengandung

sifat teladan yaitu mendengar atau empati dan berterima

kasih.

f. Sujud

Dengan sujud berarti seseorang menundukkan dirinya

kepada Allah swt, buka kepada siapapun selain hanya

kepada Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Adapun

sifat – sifat Allah yang diteladani yaitu tinggi dan suci.

g. Duduk setelah sujud

Page 92: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

81

pada posisi ini seseorang mengoreksi setiap jengkal

kesalahannya dan keburukannya dengan membaca

robbigfirli warhamni wajburni warfa‟ni warzuqni wahdini

wa ‘afini wa’fuanni. Selain meminta ampunan atas

kesalahan yang telah dilakukan, sifat baik yang diteladani

yaitu agung dan mengakui kesalahan.

h. Tasyahud

Pada posisi ini sifat yang diteladani yaitu:

1) Damai (assalamu‟alaika ayyuhan nabiyyu)

2) Pengasih (warahmatullahi wabarakatuh)

3) Terpuji (innaka hamidun majid)

4) Mulia (innaka hamidun majid)

Dari beberapa sifat di atas, metode RMP yang

diaplikasikan untuk membentuk karakter seseorang adalah

sebagai berikut:

(Agustian,2003:275-276)

a. Takbir atau menyebut kebesaran Allah yang akan

menghasilkan semangat. Kalimat ini dibaca sebanyak 94

kali.

b. Tasbih atau menyebut kesucian Allah akan menghasilkan

transparansi. Kalimat ini dibaca sebanyak 51 kali.

c. Tawajjuh atau ketauhidan akan menghasilkan prinsip.

Kalimat ini dibaca sebanyak 5 kali.

Page 93: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

82

d. Al-Fatihah yang berisikan makna sebagai berikut:

1) Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

Hal ini akan menimbulkan kesadaran bahwa apa yang

dilaksanakan adalah atas nama Allah yang memiliki sifat-

sifat agung, mulia, dan tinggi serta bertindak sebagai

wakilnya.

2) Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam

Penyebutan kalimat ini, secara berulang-ulang akan

menimbulkan kesadaran bahwa bekerja atau beramal hanya

untuk mengabdi kepada Allah Yang Maha Mulia, Sang

pemilik bumi dan segala isinya.

3) Yang Maha Pengasih lagi Penyayang

Sifat-sifat ini pula yang harus dimiliki oleh orang yang

membacanya.

4) Yang Merajai Hari Pembalasan

Mengingatkan agar senantiasa memiliki visi jauh ke depan.

5) Hanya kepada Engkau-lah kami mengabdi dan hanya

kepada

Engkau kami mohon pertolongan Inilah pembangunan

prinsip tauhid, pembebasan manusia dari penghambaan

terhadap materialisme dan keduniawian.

Page 94: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

83

6) Jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan

mereka yang telah Engkau murkai, bukan pula jalan mereka

yang sesat. Kalimat ini mengajarkan pada sikap konsistensi

dan persistensi.

Relaksasi melalui shalat akan memberikan ruang

berpikir bagi perasaan intuitif untuk menjaga dan menstabilkan

kecerdasan emosi serta spiritual seseorang, sekaligus menjaga

keutuhan fitrah (God spot) yang telah dimilikinya. Inilah

metode pemeliharaan dan sekaligus pelatihan untuk aset

manusia, karena begitu besarnya hikmah shalat, Allah

menyampaikannya langsung kepada Nabi Muhammad Saw

ketika beliau Isra‟ Mi‟raj.

Melalui sholat seseorang akan dapat

menvisualisasikan prinsip hidup yang diperoleh melalui

keenam prinsip dalam pembangunan mental berdasarkan rukun

islam itu. Sholat juga merupakan suatu kekuatan afirmasi atau

penegasan kembali yang dapat membantu seseorang untuk

lebih menyelaraskan nilai-nilai keimanan dengan realitas

kehidupan.

Self Controling (Pengendalian diri)

Tujuan akhir dari pengendalian diri yang dilatih dan

dilambangkan dengan puasa adalah mencapai keberhasilan

bukan pelarian dari kenyatan hidup. Tujuan puasa adalah

Page 95: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

84

menahan diri dalam arti luas yaitu dari ego duniawi yang tidak

terkendali dan keluar dari garis orbit dan nafsu batiniah yang

tidak seimbang.

Secara umum, tujuan berpuasa adalah mencapai

kemerdekaan sejati, bebas dari belenggu yang mengungkung

God Spot atau Spiritual capital seseorang. Puasa merupakan

metode pelatihan yang rutin dan sistematis untuk menjaga

fitrah manusia sehingga memiliki kesadaran diri dan akan

menghasilkan akhlakul karimah.

Puasa harus didahului dengan niat. Puasa merupakan

bentuk pelatihan yang telah diberikan Allah untuk membangun

kecerdasan emosi. Bila seseorang telah mampu memaknai

hidup yang sesungguhnya maka dia akan sadar bahwa tujuan

puasa adalah pembebasan diri dari belenggu dan memelihara

fitrah dalam rangka memakmurkan bumi di jalan Allah.

Seseorang yang mampu menghentikan pengabdian

dirinya akan menjadi pribadi yang hebat dan akan

meningkatkan potensi dirinya untuk menghasilkan yang

terbaik dengan standard yang tinggi dan tidak berhenti pada

batasan duniawi.

Salah satu manfaat puasa adalah bentuk pelatihan

untuk mengendalikan suasana hati. Puasa merupakan pelatihan

untuk menolak pikiran yang negatif agar dapat berpikir jernih

Page 96: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

85

dan produktif. Prinsip tetap tenang saat menghadapi provokasi

atau tekanan berlaku untuk siapapun.

Sebuah studi terhadap sejumlah manajer di lapangan

bahwa yang dinilai terbaik sebagai komunikator adalah orang

yang mempunyai sikap tenag, mampu mengesampingkan

dorongan yang timbul dari perasaan mereka sendiri, dan

mampu memfokuskan diri sepenuhnya pada masalah yang

dihadapi. Hasilnya, para manajer mampu memanfaatkan waktu

yang tersedia untuk menghimpun informasi penting dan dapat

memberikan umpan balik yang konstruktif.

Pengendalian diri pada saat berpuasa ini penting dan

dapat meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan emosi.

Orang yang mampu mengendalikan emosi akan dapat lebih

mampu berkonsentrasi, cerdas dan lebih luwes dalam

menghadapi tekanan. Puasa dapat juga berfungsi sebagai

pengendali pikiran dan hati agar tetap pada garis orbit, berada

pada jalur fitrah.

Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang berada

pada posisi telah memiliki prinsip hidup yang kokoh dan jelas,

tidak terpengaruh dengan perubahan kondisi lingkungannya. Secara

sistematis, ketangguhan pribadi adalah seseorang yang telah

memiliki 6 prinsip moral :

Page 97: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

86

Memiliki prinsip dasar tauhid yaitu prinsip bintang, yaitu

berprinsip hanya kepada Allah SWT (Spiritual Commitment).

Memiliki Prinsip Kepercayaan, Yaitu Komitmen Seperti

Malaikat (Spiritual Integrity).

Memiliki Prinsip Kepemimpinan, dengan meneladani Rosul

(Spiritual Leadership).

Selalu Memiliki Prinsip Pembelajaran, berpedoman pada Al

Quran (Continuous Improvement).

Memiliki Prinsip Masa Depan (Spiritual Vision).

Memiliki Prinsip Keteraturan, ikhlas pada ketentuan (rules)

Allah.

Pelaksanaan dalam dimensi fisik (execution) memiliki 3

(lima) pedoman, yaitu :

Memiliki Mission Statement Yang Jelas Yaitu “Dua Kalimat

Syahadat” Sebagai Tujuan Hidup Dan Komitmen Kepada

Tuhan.

Memiliki Sebuah Metode Pembangunan Karakter Melalui

Sholat Lima Waktu.

Memiliki Kemampuan Pengendalian Diri Yang Dilatih

Disimbolkan Dengan Puasa.

Jadi pembangunan karakter tidaklah cukup hanya di

mulai dan diakhiri dengan penetapan misi saja. Hal ini perlu di

lanjutkan dengan proses yang dilakukan secara terus menerus dan

Page 98: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

87

berlangsung sepanjang hidup, proses ini merupakan suatu langkah

untuk menyelaraskan antara prinsip keimanan dan kenyataan hidup

yang harus dijalani yaitu dengan sholat dan puasa.

b. Penanaman Akhlak (Khuluqiyah)

Akhlak dari segi bahasa : berasal daripada perkataan

'khulq' yang bererti perilaku, perangai atau tabiat. Maksud ni

terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan akhlak Rasulullah

saw yang bermaksud : "Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran."

Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas

ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku

Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan ajaran al-

Quran.

Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam

dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan

mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."

Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang

yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa

pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu."

Dari pada definisi tersebut dapat kita fahami bahawa

akhlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam

jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam

melakukan sesuatu tindakan.

Page 99: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

88

Akhlak dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak ada yang baik dan ada yang buruk sedangkan yang kita

harapkan adalah akhlak yang baik atau mahmudah. Akhlak yang

berhubungan dengan cara kita berinteraksi dengan manusia yang

lain, juga dengan makhluk hidup yang lain dan juga Tuhan dalam

kehidupan sehari-hari sangat penting sehingga perlu adanya

pendalaman tentang akhlak itu sendiri.

Akhlak merupakan bagian dari keseluruhan system

Syariat Islam. Dalam banyak hal, akhlak selalu menjadi tolak ukur

yang bisa mengukur keberagaman seseorang. Sabda Rasulullah

SAW : “Sebaik-baiknya iman seseoarang adalah yang paling bagus

akhlaknya”. Bahkan misi utama dan pertama yang diemban

Rasulullah SAW diutus oleh Allah ke muka bumi ini adalah dalam

rangka menyempurnakan akhlak umat manusia.(Solihin, 2002:56)

Penanaman akhlak dalam konsep ESQ berada dalam

Sosial strnght atau Ketangguhan sosial. Memberdayakan potensi

spiritual (core values) Memanfaatkan semua sumberdaya

merupakan teknik dasar untuk melakukan sinergi dalam rangka

mencapai sebuah tujuan secara efektif. Lingkungan sosial adalah

Sumberdaya utama pendukung keberhasilan.

Ary Ginanjar menggambarkan penghayatan dalam

personal stength (ketangguhan pribadi) sebagai berikut:

Zakat (Strategic collaboration)

Page 100: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

89

Zakat adalah langkah nyata untuk mengeluarkan

potensi spiritual (fitrah) menjadi sebuah langkah konkret guna

membangun sebuah sinergi yang kuat yaitu berlandaskan sikap

empati, kepercayaan, kooperatif, keterbukaan serta kredibilitas.

Dalam aspek hubungan social banyak persoalan yang ditemui

karena factor “lebih” dan “kurang” dari orang-orang di sekitar

kita, dimana kita dapat mengisi ruang kekurangan tersebut

dengan memberi (zakat). Prinsip zakat adalah mengeluarkan /

memberi kepada lingkungan sosial dalam rangka membentuk

sinergi yang kuat.

Zakat, sebagai langkah pembuka atau memulai

dengan memberi, secara konkret mampu menghasilkan nilai-

nilai kepercayaan kemudian mengantarkan sebuah investasi

keterbukaan bagi kedua belah pihak. Zakat menghasilkan

sikap-sikap kompromi masing-masing pihak mampu

merasakan (empati) terhadap apa yang diinginkan oleh pihak

lain.

Keberhasilan dalam membangun investasi

kepercayaan akan membuahkan kredibilitas, keterbukaan,

kompromi, efektivitas dan komitmen untuk memudahkan

merangkai rantai-rantai sinergi dan aliansi sosial.

Zakat merupakan suatu metode pembelajaran agar

seseorang memiliki kesadaran diri sebagai salah satu bagian

Page 101: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

90

dari lingkungan sosial / tanggung jawab sosial yang selalu

melakukan kolaborasi dengan lingkungannya.

Kunci utama menjalin hubungan social dengan

memahami orang lain (empati) adalah dengan memahami diri

kita sendiri. Zakat disini adalah mengetahui, memahami apa

yang dibutuhkan orang lain, berusaha untuk masuk ke dalam

hati dan perasaan mereka sekaligus memberi bantuan agar

mereka dapat memenuhi kebutuhannya agar kharisma

seseorang terbentuk.

Pemahaman tentang sifat-sifat Allah sangat

berkaitan dengan kemampuan memahami dan mengerti

motivasi orang lain serta meningkatkan kecerdasan social diri

kita atau Alat utama untuk melaksanakan hubungan social.

Makna zakat juga seperti melakukan koreksi terhadap diri

sendiri, membangun sinergi berdasarkan kepercayaan yang

dibangun melalui integritas tulus, pemberian kepercayaan

kepada orang lain : Keinginan untuk memohon ampunan, tidak

menyalahkan orang lain serta rela berkorban untuk menjaga

kepercayaan.

Zakat adalah sebagai bentuk metode penananam

akhlak yang kongkrit, karena dengan zakat kita dibiasakan

melakukan akhlak yang mahmudah seperti, Pemurah, adalah

sikap seseorang yang ringan untuk mengeluarkan sebagian

Page 102: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

91

hartanya untuk kepentingan orang lain, Tolong menolong

adalah sikap manusia yang tidak dapat hidup sendiri–sendiri

dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok,

bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling

mepengaruhi.

Aplikasi Total (Haji)

Ary Ginanjar Agustian menjadikan ibadah haji

sebagai salah satu cara untuk menanamkan akhlak, karena

ibadah haji adalah ibadah yang sarat nilai. Sebagaimana ibadah

lainnya, haji bukanlah amaliah formal yang diukur dari

pelaksanaannya semata-mata. Di samping nilai ubudiyyah

(pengabdian) dan spiritualnya, haji merupakan sarana untuk

membentuk manusia yang bertaqwa. Ukuran ketaqwaan

seseorang tidak hanya dilihat dari kualitas ibadahnya, tetapi

yang juga sangat penting adalah manifestasinya dalam

kehidupan.

Haji merupakan ibadah yang sarat dengan

pembinaan kemanusiaan. Haji mengajarkan kemanusiaan,

persamaan, keharusan memelihara jiwa, harta dan kehormatan

serta larangan menindas kaum dhuafa. Rangkaian ibadah haji

menanamkan dalam diri setiap muslim agar mereka menyadari

jati dirinya sebagai manusia, bagaimana manusia meraih

kebahagiaan dan kehormatan serta apa yang harus dilakukan

untuk sesama. (Mu‟ti,2004:57)

Page 103: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

92

Secara berurutan, rangkaian ibadah haji dimulai dari

miqat, niat melaksanakan ibadah haji. Pakaian yang

sebelumnya terdiri dari berbagai model dan warna, diganti

dengan pakaian ihram. Semua berwarna putih, tidak berjahit.

Secara simbolis, miqat menggambarkan nilai kemanusiaan.

Dihadapan manusia mereka boleh berbeda karena harta dan

jabatan, tetapi dihadapan Allah mereka semua sama. Hal ini

mengandung ajaran agar manusia tidak membanggakan

kekayaan, kelompok, pangkat, dan jabatannya. Suatu saat

semua akan hilang. Semuanya akan menghadap Allah hanya

dengan dua lembar kain berwarna putih. Selama berpakaian

ihram, jamaah haji dilarang melakukan beberapa hal seperti

mereka dilarang mengumbar nafsu birahi, bertengkar membuat

kerusakan, menyakiti binatang, berburu, menumpahkan darah

dan merusak pepohonan. Hal ini memberikan kesadaran agar

manusia senantiasa memelihara diri dan lingkungannya.

Manusia tidak boleh mementingkan dirinya sendiri dan

menghancurkan sesama atau mahluk lainnya. Jamaah haji

kemudian melakukan thawaf atau mengelilingi ka‟bah. Di

dekat ka‟bah terdapat hijr Ismail (pangkuan Ismail). Di situlah

ibunda Ismail, Siti Hajar mengasuh puteranya. Siti Hajar

memiliki ketabahan dan kemauan yang keras dalam mengasuh

Page 104: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

93

puteranya, ia juga sangat bertanggung jawab, patuh pada suami

dan taat kepada Allah. (Mu‟ti,2004:57)

Rangkaian sa‟i memiliki arti usaha yang sungguh-

sungguh dan kerja keras. Ibadah ini merupakan rekonstruksi

bagaimana Hajar berusaha dengan susah payah untuk

mendapatkan seteguk air untuk anaknya. Guna mendapatkan

air itu, Hajar berlari bolak-balik dari bukit Shafa ke bukit

Marwa. Hal ini mengandung pelajaran, bahwa siapapun bisa

menjadi yang terbaik kalau dia bekerja keras. Manusia harus

mendasari perbuatannya dengan niat yang suci dan tegar dalam

menghadapi setiap tantangan. Manusia harus bermurah hati,

kasih sayang dan mau memaafkan kesalahan orang lain.

Manusia tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri. Ibadah

wuquf di Arafah mengandung pelajaran untuk merenungkan

jati dirinya dan menemukan kearifan. Pada tahap ini manusia

diharapkan menemukan kearifan, menjadi manusia yang arif

dan bijaksana. Setiap gerak langkahnya senantiasa didasari

pengetahuan yang mendalam sehingga tidak menimbulkan

kerusakan dan merugikan orang lain. Melempar jumrah berarti

membuang jauh-jauh sifat-sifat setan dari dalam dirinya. Sifat

– sifat itu antara lain suka menghasut dan membujuk orang lain

Page 105: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

94

untuk berbuat kemungkaran, permusuhan, dan pembunuhan.

(Mu‟ti,2004:58-59)

Jadi haji adalah sebuah training yang di berikan oleh

Tuhan, namum masalahnya tidak banyak orang mau mengkaji

secara mendalam, bahwa di dalam unsur haji terletak sebuah

“maha training” yang luar biasa. Di dalamnya terdapat unsur

pelatihan prinsip, yang di dasari pada suara hati (Asmaul

Husna), serta praktek itu sendiri yaitu akhlakul karimah. Di

sinilah puncak pelatihan ketangguhan pribadi dan ketangguhan

sosial yang sesungguhnya, bagi orang yang beriman dan

berfikir. (Agustian, 2001:264)

B. Relevansi Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian dengan Pendidikan Islam

Bagan relevan Relevansi Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian dengan

Pendidikan Islam

Bagan 1.7

GOD

SPOT

(FITRAH)

Ihsan (ketaqwaan)

Islam

1. Ibadah

2. Akhlak

Aqidah (Keimanan)

Pokok dasar

Pendidikan

Islam

ESQ

model

165

Iman

(Pembangunan

mental)

Islam

1. Ketangguh

an pribadi

2. Ketangguh

an sosial

Ihsan

(Penjernihan

emosi dan

pikiran)

Page 106: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

95

ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk

mengatur ketiga dimensi manusia, yaitu body, mind dan soul atau dimensi

fisik, mental dan spiritual dalam satu kesatuan yang integral. Sederhananya,

ESQ berbicara tentang bagaimana mengatur tiga komponen utama, yaitu

Iman, Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. Dengan

demikian, ESQ Ary Ginanjar Agustian ini menawarkan terobosan penting

dalam transfer of value yang diambil dari Rukun Iman dan Rukun Islam serta

Ihsan. Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian memadukan integrasi IQ, EQ dan

SQ melalui prinsip tauhid. Dengan kesadaran Tauhid emosi akan terkendali,

sehingga akan timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang

terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja,

sehingga bisikan-bisikan Ilahiyyah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan,

kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen,

kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar

sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan

optimal.

Nilai Pendidikan Islam yang ada dalam konsep ESQ Ary

Ginanjar Agustian, yaitu penanaman akidah yang benar (‘itiqadiyyah),

pemeliharaan karakter melalui ibadah („amaliyyah) dan penanaman akhlak

(khuluqiyyah).

ESQ mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan Islam

dalam membentuk kepribadian manusia. Penulis mengkaji adanya muatan

nilai-nilai pendidikan pada ESQ dalam menumbuh-kembangkan potensi

dasar manusia (fitrah / god spot) Apabila ESQ mempunyai pusat mekanisme

Page 107: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

96

aktivitas yang bertumpu pada God Spot (titik Tuhan).Sedangkan potensi dasar

pendidikan Islam adalah berawal dari fitrah. God Spot dan fitrah ternyata dua

terminologi yang mempunyai satu arti, yaitu potensi dasar kesucian manusia

Dari kesamaan pangkal pembentukan kepribadian antara

Pendidikan Islam dengan Emotional Spiritul Quotient (Fitrah dan God Spot)

penulis meyakini konsep Emotional Spiritul Quotient mempunyai nilai-nilai

pendidikan yang cukup memberikan penjelasan baru terhadap bagaimana cara

menumbuh kembangkan kepribadian manusia. Sehingga kepribadian yang

utuh (Insan Kamil) menjadi muara terakhir pada setiap tujuan pendidikan

(Islam).

Para pakar pendidikan Islam dengan berbagai ungkapan, pada

umumnya sepakat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina pribadi

muslim yang sempurna dan taat dalam beribadah. Termasuk salah satunya

adalah akhlak mulia. Al-Akhlak al-karimah dalam Islam adalah hal yang

berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi

(istiqamah), rendah hati (tawadu), usaha keras (tawakkal), ketulusan (ikhlas),

totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan

(ihsan).

Konsep ESQ ary Ginanjar bisa menjadi alternatif konsep untuk

menyempurnakan pelaksanaan pendidikan islam, sehingga tujuan Pendidikan

Islam untuk mencetak insan yang bertaqwa dan taat beribadah dapat tercapai.

Tentunya para guru harus dibekali terlebih dahulu dengan training ESQ,

supaya aplikasi dari konsep ESQ tersebut dapat berjalan dengan baik.

Page 108: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

97

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan uraian pembahasan dan analisis tentang

“Pendidikan Islam Menurut Konsep Emosional Dan Spritual Quotient Ary

Ginanjar Agustian”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep Emosional Dan Spritual Quotient Ary Ginanjar Agustian yaitu:

ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk mengatur ketiga

dimensi manusia, yaitu body, mind dan soul atau dimensi fisik, mental

dan spiritual dalam satu kesatuan yang integral. Sederhananya, ESQ

berbicara tentang bagaimana mengatur tiga komponen utama, yaitu Iman,

Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. Dengan

demikian, ESQ Ary Ginanjar Agustian ini menawarkan terobosan

penting dalam transfer of value yang diambil dari Rukun Iman dan

Rukun Islam serta Ihsan. Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian

memadukan integrasi IQ, EQ dan SQ melalui prinsip tauhid. Dengan

kesadaran Tauhid emosi akan terkendali, sehingga akan timbul rasa

tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut,

maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga bisikan-

bisikan Ilahiyyah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih

sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen,

kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar

Page 109: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

98

sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan

optimal.

2. Relevansi Konsep Emosional Dan Spritual Quotient Ary Ginanjar

Agustian dengan pendidikan islam.

Ajaran Pendidikan Islam yang ada dalam konsep ESQ Ary Ginanjar

Agustian, yaitu penanaman akidah yang benar (i‟tiqadiyyah),

pemeliharaan karakter melalui ibadah („amaliyyah) dan penanaman

akhlak (khuluqiyyah). Relevansi konsep ESQ dengan Pendidikan Islam

adalah bahwa konsep pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual

yang digagas Ary Ginanjar Agustian dengan Pendidikan Islam

mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membentuk Insan Kamil

(manusia sempurna) yang memiliki wajah-wajah qur’ani dan memiliki

wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas sebagai „abd, khalifah

atau pewaris nabi (warotsatul anbiya‟). ESQ mempunyai tujuan yang

sama dengan pendidikan Islam dalam membentuk kepribadian manusia.

Penulis mengkaji adanya muatan nilai-nilai pendidikan pada ESQ dalam

menumbuh-kembangkan potensi dasar manusia (fitrah / god spot)

Apabila ESQ mempunyai pusat mekanisme aktivitas yang bertumpu

pada God Spot (titik Tuhan). Sedangkan potensi dasar pendidikan Islam

adalah berawal dari fitrah. God Spot dan fitrah ternyata dua terminologi

yang mempunyai satu arti, yaitu potensi dasar kesucian manusia.

Pembentukan kepribadian antara Pendidikan Islam dengan Emotional

Spiritul Quotient (Fitrah dan God Spot) penulis meyakini konsep

Page 110: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

99

Emotional Spiritul Quotient mempunyai nilai-nilai pendidikan yang

cukup memberikan penjelasan baru terhadap bagaimana cara menumbuh

kembangkan kepribadian manusia. Sehingga kepribadian yang utuh

(Insan Kamil) menjadi muara terakhir pada setiap tujuan pendidikan

(Islam).

B. SARAN – SARAN

Saran – saran berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:

1. Pendidikan Islam bertujuan menciptakan manusia yang saleh dan ideal

dalam atmosfer kehidupan sosial masyarakat, sekaligus berusaha untuk

kebahagiaan akhiratnya. Oleh karena itu jika menginginkan agar

Pendidikan Islam tetap menjadi sesuatu yang istimewa dan memiliki

fungsi yang optimal, maka harus dilakukan internalisasi nilai-nilai ajaran

Islam dalam berbagai aspek nya.

2. Dengan maraknya kenakalan yang dilakukan para siswa-siswi sekolah

menengah seperti terlibat tawuran atau mengkonsumsi obat-obatan

terlarang, maka hal ini menunjukkan kegagalan pendidikan agama di

sekolah-sekolah atau di madrasah. Oleh karena itu, hendaknya para

pelaku pendidikan dalam hal ini guru, mampu memberikan pengajaran

yang mengkombinasikan antara teori dan praktek dengan

mengkontekstualisasikan pendidikan agama dalam masyarakat.

Page 111: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

100

C. PENUTUP

Alhamdulillahi Rabbil „alamin, hanya itulah kata yang pantas terucap

dengan selesainya penulisan skripsi ini, atas rahmat, hidayah, dan inayah-

Nya, penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan ataupun bantuan yang berupa

moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Teriring do‟a semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada

penulis dan kepada para pembaca. Hanya kepada Allah SWT penulis

memohon ridlo, rahmat, taufiq, hidayah dan inayah. Amin ya Rabal „alamin.

Page 112: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

101

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 2005. Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agustian, Ary Ginanjar, dan Ridwan Mukri, 2008. ESQ for Teens 1, Jakarta: PT.

Arga.

_______, 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power,Jakarta: PT. Arga.

_______, 2001.Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,

Jakarta: PT. Arga.

_______, 2005. The ESQ Way 165, cet. XXV, Jakarta, Arga Wijaya Persada.

Ashadi, Falih, dan Cahyo Yusuf, 2003. Akhlak Membentuk Pribadi Muslim,

Semarang: CV. Aneka Ilmu, Cet. II.

Darajat, Zakiah dkk., 1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisno, 2000. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, Jilid I, Cet.

XXX

http://id.wikipedia.org/wiki/Ary_Ginanjar_Agustian: Biografi Ary Ginanjar

https://aryginanjaresq.wordpress.com/ : Ary Ginanjar Sang Maestro

http://www.esqway165.com/about-us/founder/ : ESQ Way 165

Koentjaraningrat, 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta,

Gramedia.

Marimba, Ahmad D, 1989a. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-

Ma‟arif.

_______, 1989b. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma‟arif , Cet.

VIII

Moleong,Lexy J., 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosda Karya , Cet. XIV.

Mu‟ti, Abdul, 2004. Deformalisasi Islam, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu,

Cet. I.

Nata, Abuddin, 1997. Filsafat Pendidkan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

_______, 2002. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 113: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

102

Nawawi, Hadawi, dan Mimi Martini, 1999. Penelitian Terapan, Yogyakarta:

Gajahmada University Press.

Nizar, Syamsul, 2002. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis,

Praktis,Jakarta:Ciputat Pers.

Rosyadi, Khoiron, 2004. Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I.

Suharyanto, “ESQ; Konvergensi Nilai Kecerdasan Manusia”,

Suryabrata, Sumadi, 1995. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Cet. IX.

Thoha, Chabib, 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994. Kamus

Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka, Cet. III.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. III.

Tim Penyusun 2006. Tafsir Nurul Qur‟an, Jakarta: Balai Pustaka, Jilid 1 dan 6.

Zed, Mestika, 2004. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Page 114: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

103

Page 115: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

104

Page 116: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

105

Page 117: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

106

Page 118: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

107

Page 119: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

108

Page 120: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

109

Page 121: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

110

Page 122: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

111

Page 123: PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KONSEP EMOSIONAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/330/1/Fahmi Bastian_12108012… · potensi yang dimiliki, yaitu potensi spiritual, kecerdasan,

112