Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

14
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS STRATEGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL DAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS 1 AV 2 SMK KARYA GUNA 1 BEKASI Disusun oleh : NAMA : Muhammad Fahmi Arif No.Reg : 5215 06 7283 JURUSAN : Pend. Teknik Elektronika JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITS NEGERI JAKARTA 2010

Transcript of Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

Page 1: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

STRATEGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL DAN KOMPUTER

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS 1 AV 2 SMK KARYA GUNA 1 BEKASI

Disusun oleh :

NAMA : Muhammad Fahmi Arif No.Reg : 5215 06 7283 JURUSAN : Pend. Teknik Elektronika

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITS NEGERI JAKARTA 2010

Page 2: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia saat ini sedang memasuki era alih teknologi dalam rangka menyongsong pembangunan jangka panjang. Pada saat ini pembangunan sedang giat-giatnya dilaksanakan, begitu pula di bidang pendidikan.

Pembangunan dibidang pendidikan khususnya pendidikan teknologi dan kejuruan

berangsur-angsur ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta diselaraskan dengan kebutuhan di lapangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demi memenuhi kebutuhan lapangan dan menyelaraskan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhirnya lembaga pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan teknologi dan kejuruan dituntut untuk mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang tampil.

Terkait dengan mutu pendidikan, khususnya SMK saat ini kurang memuaskan dalam artian

mereka banyak yang belum siap untuk memasuki dunia kerja. Hal ini disebabkan karena nilai kompetensi mereka banyak yang berada pada batas minimal. Siswa SMK lebih suka praktek dibandingkan dengan belajar teori, pada saat belajar teori banyak siswa yang malas ataupun cepat bosan. Melihat kondisi tersebut dirasa perlu mengambil langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah menggunakan media Audio Visual ( music dan gambar animasi ) dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan memakai media tersebut diharapkan siswa akan memiliki minat dan semangat untuk belajar

B. Sasaran Tindakan

Siswa Program Keahlian Teknik Audio Video Tingkat I.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah dengan menggunakan media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Elektronika Digital dan Komputer? 2. Jenis media Audio Visual apa yang sesuai untuk pembelajaran Elektronika Digital dan

Komputer ? 3. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Elektronika

Digital dan Komputer? 4. Suara dan animasi pilihan siapa yang sesuai untuk meningkatkan minat siswa saat belajar

Elektronika Digital dan Komputer ? Pilihan siswa atau pilihan guru ?

Page 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

D. Pembatasan Masalah

Karena begitu luasnya permasalahan yang ada dan waktu penelitian yang terbatas maka penelitian tindakan kelas ini hanya dibatasi pada masalah : Apakah minat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan suara dan gambar animasi untuk meningkatkan minat belajar siswa saat belajar Elektronika Digital dan Komputer?

E. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa saat belajar teori elektronika Digital dan Komputer dengan menggunakan media Audio Visual? F. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah atas minat belajar siswa terhadap pelajaran Elektronika Digital dan Komputer yaitu dengan menggunakan media Audio Visual pada saat proses pembelajaran.

G. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini akan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Elektronika Digital dan Komputer.

Page 4: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

BAB II.

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian ini memilih media Audio Visual sebagai pemecahan masalah atas minat

belajar siswa pada saat belajar teori Elektronika Digital dan Komputer di kelas. Hubungan tersebut di dapat dari landasan teori yang ada sebagai berikut :

Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang memerintah. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya.

Mengembangkan suatu minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa

melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari atau dilakukan dengan dirinya sendiri sebagai dirinya sendiri sebagai individu. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat itu.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu persyaratan yang menunjukan bahwa

siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Di dalam belajar peran minat sangatlah penting. Belajar yang disertai minat akan

mendorong siswa belajar untuk lebih giat dan lebih baik dari pada siswa yang belajar tanpa disertai minat. Minat timbul pada diri siswa yang belajar tanpa disertai minat. Minat timbul pada diri siswa karena tertarik akan sesuatu kebutuhan atau merasakanbahwa sesuatu yang akan dipelajarinya itu dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun bila minat itu tidak disertai dengan usaha yang baik, maka belajar akan sulit berhsil dengan baik.

1. Visual ( belajar dengan cara melihat )

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek - obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Page 5: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

Ciri - ciri gaya belajar visual :

Bicara agak cepat Pembaca cepat dan tekun Lebih suka musik dari pada seni Tidak mudah terganggu oleh keributan Lebih suka membaca dari pada dibacakan Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali

minta bantuan orang untuk mengulanginya Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. b. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting. c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi. d. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video). e. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori ( belajar dengan cara mendengar )

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang - sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch ( tinggi rendahnya ), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

Penampilan rapi Mudah terganggu oleh keributan Biasanya ia pembicara yang fasih Berbicara dalam irama yang terpola Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

Page 6: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang

dilihat Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. 3. Gunakan suara musik untuk mengajarkan anak. 4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal. 5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk

mendengarkannya sebelum tidur.

Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:

1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran. 2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya. 3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan

pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, cd pembelajaran, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).

4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, dvd, dan sebagainya.

5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.

6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media

pendidikan.

Page 7: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

Media Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul

mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan / ketidakberhasilan dalam

memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan / ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.

Secara umum media mempunyai kegunaan:

1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber

belajar. 4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori & kinestetiknya. 5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan

persepsi yang sama. Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat

ditingkatkan 8. Peran guru berubahan kearah yang positif

Page 8: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

Untuk itu perlu dicermarti daftar kelompok media instruksional menurut Anderson, 1976 berikut ini :

No KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL 1. Audio pita audio (rol atau kaset)

piringan audio radio (rekaman siaran)

2. Cetak buku teks terprogram buku pegangan/manual buku tugas

3. Audio – Cetak buku latihan dilengkapi kaset gambar/poster (dilengkapi audio)

4. Proyek Visual Diam film bingkai (slide) film rangkai (berisi pesan verbal)

5. Proyek Visual Diam dengan Audio

film bingkai (slide) suara film rangkai suara

6. Visual Gerak film bisu dengan judul (caption) 7. Visual Gerak dengan Audio film suara

video/vcd/dvd 8. Benda benda nyata

model tirual (mock up) 9. Komputer media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted

Instructional) & CMI ( Computer Managed Instructional )

Dari teori di atas di dapat bahwa ada tiga ( 3 ) modalitas belajar seseorang yaitu suara, penglihatan dan gerakan. Yang terkait dengan penelitian ini adalah audio dan visual. Melihat dua ( 2 ) tipe ini, akan cocok apabila diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, oleh karenanya penelitian ini akan menerapkan poin 1 dan 7 pada tabel di atas yaitu musik sebagai pengiring dan materi pembelajaran dengan gambar animasi diikuti dengan suara.

Page 9: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional

Tujuan penelitian ini untuk menemukan macam-macam suara dan gambar animasi yang sesuai untuk meningkatkan minat belajar Elektronika Digital dan Komputer.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Januari – Mei 2010 di kelas I AV 2 Semester 2, Sekolah Menengah Kejuruan Karya Guna 1 Bekasi, Jl. Cirebon Komp. Perumahan Duren Jaya, BEKASI TIMUR, KOTA BEKASI, 17111

C. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif dan dilakukan dengan metode Classroom Action Research. Penelitian akan dilakukan dalam siklus – siklus yang masing – masing terdiri dari perencanaan tindakan, memonitor pelaksanaan dan peninjauan kembali. Pada siklus berikutnya dimungkinkan adanya revisi tindakan untuk tujuan yang belum mencapai indikator.

Siklus ini dijalankan berdasarkan frekuensi pembelajaran, satu siklus terdiri dari dua

pertemuan. Pengertian PTK atau action research secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu

bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK itu dilaksanakan berupa proses kajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi 1) Perencanaan

Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang telah Anda lakukan sehari-hari, tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan benar antara pembelajaran biasa dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus hanyalah bagian yang diteliti saja.

Page 10: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

2) Pelaksanaan Pelaksanaan akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat direalisasikan secara

penuh. Jika tidak, perlu dilihat polanya dalam periode tertentu; mungkin hanya sebagian yang dapat dilaksanakan. Tentu saja dapat dielaborasikan pelaksanaan ini secara detail, sampai hal-hal yang otentik.

3) Pengamatan

Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di sini. 4) Refleksi

Refleksi berisikan penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan yang terjadi setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri dengan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.

Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing tahap adalah sebagai berikut :

Page 11: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

Instrumen Penelitian Data yang akan diambil berupa observasi Kegiatan Belajar Mengajar.

Tabel 1 Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

Keterangan : a. Tanda persegi panjang mewakili posisi siswa dalam kelas. b. Pengisian dilakukan setiap 20 menit sekali pada saat kegiatan belajar mengajar. Siswa yang melakukan tingkah laku di bawah ini akan dinomeri pada peta kelas sesuai dengan nomor urutan tingkah laku yang telah dibuat sebelumnya. Jika tidak melakukan tingkah laku yang diamati, maka persegi panjang tetap kosong. TINGKAH LAKU YANG DIAMATI ASPEK MINAT YANG DIAMATI

1. Tidak memperhatikan guru 2. Berbicara dengan teman diluar

pelajaran 3. Mengganggu siswa lain 4. Izin keluar kelas 5. Menyimak dengan seksama 6. Mencatat pelajaran 7. Aktif menjawab pertanyaan guru 8. Menjawab pertanyaan guru yang

diajukan padanya 9. Aktif bertanya pada guru 10. Ingin mencoba demonstrasi yang

dilakukan guru

1. Perhatian, rasa ingin tahu 2. Perhatian ( negatif ) 3. Perhatian ( negatif ) 4. Perhatian ( negatif ) 5. Perhatian, rasa ingin tahu, ketekunan 6. Ketekunan 7. Keaktifan, motivasi 8. Keaktifan 9. Keaktifan, rasa ingin tahu, motivasi 10. Keaktifan, rasa ingin tahu, motivasi

Page 12: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

E. Dokumen siswa Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi berkurangnya

kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa dilihat dan dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran.

F. Catatan Lapangan

Catatan – catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian – kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan – perbaikan terhadap rencana awal.

G. Wawancara dengan siswa Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan pemilihan siswa yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan belajar siswa selama proses pembelajaran berikutnya. H. Teknik Analisa Data

Hasil penelitian yang berasal dari lembar observasi kegiatan belajar mengajar akan ditampilkan dalam bentuk teabel persiklus. Sementara hasil wawancara dengan siswa akan dijelaskan secara deskriptif. Data yang diambil dari lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar yaitu jumlah siswa yang melakukan kegiatan yang telah disebutkan pada lembar observasi kelas, akan dibuat tabel sebagai berikut.

Tabel 2 Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

Setelah diuraikan secara deskriptif, kemudian dari data tersebut akan dibuat perbandingan dengan indikator yang dimaksudkan.

Tujuan penelitian ini akan tercapai apabila jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar dengan baik meningkat dan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar dengan tidak baik menurun.

Page 13: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

BAB IV

PENUTUP KESIMPULAN Untuk meningkatkan minat belajar dan lebih mudah mempelajari konsep-konsep yang

relative sulit dipahami diperlukan model pembelajarn yang menarik seperti model pembelajaran menggunakan media audio visual. Selain membantu dalam pengembangan pemahaman konsep, model pembelajaran menggunakan media audio visual semacam ini akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif dan berdampak positif diperlukan model pembelajaran menggunakan media audio visual yang menarik, berkualitas dan mudah diaplikasikan. Model pembelajaran menggunakan media audio visual ini perlu pula diaplikasi pada mata pelajaran lainnya agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.

Page 14: Proposal Penelitian Tindakan Kelas Fahmi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara. Bachtiar, Harsja. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Pustaka Teknologi Pendidikan Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Raka Joni, T. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PCP PPGSM Ditjen Dikti. Simarta, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi Supriadi. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Suryosubroto,B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Tim Pelatih PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: DEPDIKBUD Yasin, Burhanuddin, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas (Pendekatan Efektif -Perbaikan Mutu Pembelajaran dan Prestasi Siswa ).Jakarta: Bumi Aksara. http://www.e-psikologi.com/anak/index.htm http://nuritaputranti.wordpress.com/2007/12/28/gaya-belajar-anda-visual-auditori-atau-kinestetik/ http://teknologipendidikan.wordpress.com/ http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/prinsip-pengembangan-media-pendidikan-sebuah-pengantar/