Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
-
Upload
erwin-setiawan -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
1/10
Pendekatan sosiobudaya dan pengembangan posyandu
Modal dasar sebagai konteks upaya ppeningkatan kesehatan reproduksi pada masyarakat di lini
terdepan
1. Pendahuluan
Gangguan kesehatan merupakan kenyataan konsekuensi perilaku yang berwujud
tindakan yang didasari (diketahui) atautidak disadari (tidak diketahui) merugikan
kesehatan atau menurunkan derajat kesehatan si pelaku sendiri, atau orang-orang lain,
atau suatu kelompok. Gangguan kesehatan yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas
pada kategori penyakit fisik dan mental seara indi!idual dan kelompok tetapi juga
kategori kesejahteraan sosial. "erbeda dari rumusan #$% mengenai konsep sehat
menurut ukuran-ukuuran yang dianggap uni!ersal, di sini konsep sehat merupakan
kondisi indi!idu dan dianggap uni!ersal, disinni konsep sehat merupakan kondisi
indi!idu dan kelompok sosial yang bersifat dinamis, selalu dalam keaaan berubah.
&. Penggolongan perilaku kesehatan
'ntuk mendalami masalah-masalah perilaku kesehatan bagi kepentingan
penelitian terapan, di bawah ini diketengahkan suatu model yang menggolongkan
perilaku-erilaku yang menguntungkan kesehatan dan perilaku-perilaku yang merugikan
kesehatan.
a. Perilaku sadar yang menguntungkan kesehatan
Perilaku-perilaku yang seara sadar dilakukan oleh seseorang yang berdampak
menguntungkan kesehatan. Golongan perilaku ini langsung berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan penegahan penyakit serta penyembuhan dari penyakit yang
dijalankan dengan sengaja atas dasar pengetahuan pelayanan dan perawatan medisdipenuhi melalui fasilitas-fasilitas yang tersedia yang menakup
ystem perawatan rumah tangga
ystem perawatan tradisional yang diberikan oleh prametra (pemraktek atau
praktisi medis tradisional)
ystem perawatan formal (biomedis atau kedokteran)
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
2/10
*alam kenyataan system-sistem ini dipergunakan seara bergantian. ystem
apa yang diutamakan atau dijadikan pilihan pertama tergantung pada berbagai fator,
antara lain pengetahuan budaya, persepsi etiologi, persepsi derajat keparahan,
pengalaman sebagai pasien, keperayaan dan kemampuan ekonomis. +enyataan lain
menunjukkan pula bahwa system-sistem tersebut seara keseluruhan merupakan
sumber atau fasilitas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kesehatan, atau merupakan
multisystem perawatan kesehatan dalam masyarakat.
*ari segi lain, kita dapat mempelajari tingkat-tingkat keefektifan sistem-
sistem perawatan rumah tangga dan keprametraan atau kedukunan maupun masalah-
masalah perilaku pemberi pelayanan dalam sistem medis formal yang belum berhasil
memenuhi kebutuhan dan harapan pihak peguna.
b. Perilaku sadar yang merugikan kesehatan
+enyataan umum menunjukkan bahwa perilaku yang dijalankan seara sadar
atau diketahui tetapi tidak menguntungkan kesehatan terdapat pula di kalangan orang
berpendidikan atau professional atau seara umum pada masyarakat-masyarakat yang
sudah maju. +ebiasaan merokok (termasuk kalangan ibu hamil), pengabaian pola
makanan sehat sesuai dengan kondisi biomedis, ketidakteraturan dalam pemeriksaan
kondisi kehamilan, alkoholisme, penemaran lingkungan dalam pemeriksaan kondisi
kehamilan, alkoholisme, penemaran lingkungan, suisida, infantisida, pengguguran
kandungan, perkelahian, hanya beberapa ontoh dari sekian banyak jenis perilaku ini.
Persoalan yang dihadapi adalah bahwa kalangan yang berperilaku demikian
bukan tidak memiliki kesadaran atau pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang
mereka hadapi atau konsekuensi-konsekuensinya menyebabkan pendekatan
penanggulangan sangat rumit serta memerlukan penyelesaian dari segi hukum.
ermasuk dalam kompleks masalah ini adalah perilaku pemberi pelayanan dan
perawatan yang merugikan resepien atau pasien.
. Perilaku tidak sadar yang merugikan kesehatan
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
3/10
Makin kurang pengetahuan kesehatan umum, makin besar kegiatan-kegiatan
yang dilakukan yang tergolong merugikan kesehatan. Gejala ini tentu tidak tergolong
kurang di kalangan anggota masyarakat yang berpendidikan kurang atau yang
terisolasi dari arus-arus informasi. Golongan masalah ini paling banyak dipelajari,
terutama karena penanggulangannya merupakan salah satu tujuan utama berbagai
program pembangunan kesehatan masyarakat, misalnya penegahan penyakit dan
promosi kesehatan kalangan pasangan usia subur, para ibu hamil dan anak-anak balita
pada berbagai masyarakat pedesaan dan lapisan sosial bawah di kota-kota.
d. Perilaku tidak sadar yang menguntungkan kesehatan
Golngan perilaku ini menunjukkan bahwa tanpa dasar pengetahuan manfaat
biomedis umum yang terkait, seseorang atau sekelompok orang dapat menjalankan
kegiatan-kegiatan tertentu yang seara langsung atau tidak langsung memeberi
dampak positif terhadap derajat kesehatan mereka kita perlu meneliti, misalnya pola
makanan tradisional, praktek perawatan dan penegahan gangguan kesehatan
golongan ibu hamil yang seara biomedis adalah positif. pa pula manfaat berbagai
praktek pantangan maupun keharusan bagi ibu hamil dan dalam menghadapai
persalinan "erbagai pertanyaan lainnya dapat diranang untuk mengetahui golongan
perilaku ini.
Perlu diingat bahwa apapuun bentuk-bentuk perilaku yang diperoleh
memerlukan pembuktian biomedis. ebagai lapangan perhatian, golongan pperilaku
ini paling kurang mendapat perhatian kalangan ilmuan sosial.
*emikian pula dengan berbagai kegiatan yang ingin ditingkatkan dan
dikembangkan melalui posyandu, puskesmas dan program-program penyuluhan yang
dijalankan seara tersendiri, kesemuanya merupakan upaya penanggulangan masalah-
masalah kesehatan yang bersumber pada perilaku yang tidak sadar merugikan
kesehatan.
Persoalannya adalah bagaimana merenanakan program-program yang efektif
dari segi komunikasi ino!asi bagi penduduk yang sangat besar tingkat
keanekaragaman sosiobudaya, selain jumlahnya yang juga sangat besar. +alau kita
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
4/10
menyadari konsekuensi dari kenyataan ini, kita dapat menyatakan bahwa pendekatan
yang paling sesuai pada suatu populasi budaya tertentu tidak harus demikian seara
utuh hasil penerapannya pada populasi-populasi budaya lain.
/. Pelayanan +esehatan Primera. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
alah satu bidang perhatian antropologi kesehatan terapan adalah pelayanan
kesehatan primer (P+P) atau primary health care. "idang perhatian ini menunjukkan
integrasi antara segi biomedisin penyakit umum dan penegahan penyakit dengan segi
nonbiomedisin dalam rangka penanggulangan masalah-masalah kesehatan dan
peningkatan tingkat kesehatan penduduk melalui puskesmas, posyandu, dasawisma,
maupun program keluarga berenana dan program-program lainnya kesemuanyamengkomunisasikan gagasan, nilai dan perilaku yang menguntungkan kesehatan selain
memberikan perawatan kuratif, kepada penduduk umumnya, lapisan bawah, maupun
penduduk mayoritas pedesaan. egi nonbiomedisin di sini menakup masalah masalah-
masalah kendala dan potensi perubahan baik yang bersumber pada penduduk resipien
maupun yang bersumber pada institusi atau organisasi pemberi pelayanan atau organisasi
pemberi pelayanan atau komunikator gagasan, nilai dan perilakuu yang menguntungkan
kesehatan tersebut. +onteks masalah-masalah ini adalah sistem-sistem sosiobudaya
umumnya khususnya sistem kebudayaan kesehatan tradisional komunitas resepien dan
sistem intuisi formal pemberi pelayanan kesehatan biomedis, serta interaksi pelayanan
antara petugas-petugas kesehatannya (provider)dan pasien serta anggota-anggota
komunitas resipien lainnya, sasaran program-program PKP.
b. Pos pelayanan terpadu (posyandu)
Permasalahan lain menyangkut intuisi pelayanan penegahan penyakit dan
keluarga berenana bagi isteri berusia subur, bayi dan balita yang dikenal sebagai Pos
Pelayanan erpadu (posyandu) yang diharapkan dilahirkan dan dikembangkan atas
kesadaran dan upaya sendiri atau partisipasi sosial dari setiap komunitas di desa dan
dikota. Posyandu adalah milik penduduk. esuai dengan renana kegiatan-kegiatan
posyandu dilaksanakan oleh anggota-anggota P++ tingkat desa dan kelurahan di bawah
kepemimpinan istri kepala desa dan istri lurah sebagai ketua tim pennggerak P++
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
5/10
setempat. elain itu pula, posyandu berada dalam wadah 0+M* dalam koordinasi kepala
desa dan lurah. Menurut ketentuan *epartemen *alam egeri wadah ini memadukan
pimpinan formal(pemerintahan) dengan tokoh-tokoh informal yang menyusun renana
kerja pembangunan desa serta mengatur pelaksanaannya berdasarkan keputusan bersama
yang ditetapkan seara demokratis. *engan demikian posyandu merupakan program yang
ditetapkan seara demokratis. *engan demikian posyandu merupakan program yang
diranang dan dilaksanakan dalam organisasi 0+M*.
Masalah-masalah umum yang ditemukan dalam rangka penelitian di ulawesi
'tara, 2awa "arat dan Maluku. "ahwa keseluruhan makna Posyandu dan kegunaannya
seara menyeluruh belum di pahami seara memuaskan dan merata di kalangan pimpinan
formal. "ahwa anggota-anggota pimpinan formal melaksanakan perintah istri amat
sebagai ketua tim penggerak P++ keamatan dan amat untuk mendirikan dan
menggiatkan Posyandu sedikit banyak memang terlihat. amun demikian, tidak semua
desa dan kelurahan mengupayakan seara sungguh-sungguh kepemimpinan kepala desa,
lurah dan amat belum memperlihatkan keterarahannya pada pembimbingan dalam
merenanakan dan melaksanakan program Posyandu dalam rangka 0+M* sesuai dengan
ketentuan, seperti halnya pula para istri mereka. 'mumnya program Posyandu tidak
dianggap atau digolongkan ke dalam prioritas utama dengan kata lain ia kalah dari
beberapa program fisik, seperti pembangunan bendungan, perbaikan jalan dan selokan
pengaturan air sawah, pembangunan balai desa, penagihan pajak, penjagaan keamanan
dan ketenangan politik, atau program-program jangka pendek yang langsung diawasi
oleh atasan.
*i daerah-daerah penelitian masih umum dijumpai desa-desa yang belum
memiliki institusi kesehatan ini dan kalau memiliki, tidak berjalan atau berjalan pada
beberapa bulan pertama kemudian lumpuh, atau dihidupkan ulang pada saat ada
kunjungan pemimpin atasan. tau ada pula yang pada penimbangan bayu dan pengisian
+M, pemberian makanan tambahan, sedangkan kegiatan-kegiatan lain sangat tidak
teratur dilaksanakan. "ahkan ada kegiatan yang tidak termasuk dalam program Posyandu,
yaitu perawatan kuratif, yang dilaksanakan seara teratur oleh sejulah keil Posyandu,
menyebabkan institusi kesehatan ini ramai dikunjungi bukan hanya oleh para ibu yang
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
6/10
membawa "alita tetapi juga oleh orang-orang lain sebagai pasien. Pelaksana perawatan
umumnya adalah paramedi Puskesmas yang juga bertugas di Posyandu. "iaya
perawatan lebih banyak disesuaikan dengan kemampuan pasien selain harga obat-obatan.
da pula yang karena sering dikunjungi oleh dokter Puskesmas menyebabkan Posyandu
yang bersangkutan jauh lebih banyak dipenuhi oleh para pengunjung yang menari
pengobatan.
3. $ambatan-hambatan osial "udaya
a. spek +ebudayaan
4tiologi dan perawatan penyakit. +ualitas penyakit sebagai konsep kebudayaan
yang menjadi dasar pengobatan, sering kali merupakan persoalan yang dihadapi oleh
petugas-petugas kesehatan di daerah pedesaan. Masih merupakan kepeerayaan yangumum bahwa ada penyakit-penyakit yang dianggap disebabkan oleh makhluk-makhluk
dan kekuatan gaib, sepertiguna-guna(dengan berbagai alasan), gangguan makhluk halus,
pelanggaran taboo hukuman uhan atau *ewa dan sebagainya. istem perawatan
kesehatan yang harus dilaksanakan terhadap penyakit-penyakit dengan sebab-sebab seperti
ini adalah pula bersifat ilmu gaib dan yang hanya dapat dikerjakan oleh dukun dan praktisi
medis sejenisnya. ekalipun pada masyarakat dimana perawatan kesehatan modern sudah
tidak asing lagi, keperayaan terhadap etiologi seperti ini masih di anut. +enyataan ini
merupakan penerminan dari pengkategorian penyakit-penyakit ke dalam penyakit-
penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dan yang hanya dapat disembuhkan oleh
dukun. *alam kenyataannya, penyakit seseorang yang dapat diduga disebabkan oleh
sesuatu yang bersifat supraalamiah tidak hanya dimintakan perawatan kepada dukun tetapi
juga kepada dokter atau perawat atau yang disebut mantra.
Pada komunitas-komunitas rumpun (tribal ommunities), keperayaan terhadap
sebab penyakit yang bersifat magikeagamaan seperti ini mendominir isi konsep teori
penyakit dan peraktek penyembuhan. edang pada komunitas-komunitas pedesaan
(peasant communities) keperayaan ini telah berkurang dan tidak lagi menjadi satu-
satunya yang dipegang, akibat perkembangan sistem etiologi lain yang bersifat naturalisti
(foster 1567). elain itu, peristiwa-peristiwa emosional, dislokasi organ-organ tubuh,
penjangkitan, keletihan kerja, kekurangan tidur, kekurangan makanan dan lain-lain adalah
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
7/10
pula merupakan aspek lain dalam konsep kausalitas penyakit mereka. *emikianlah,
praktek pengobatan yang dikenal bukan semata-mata dengan menggunakan jampi-jampi
tetapi juga dengan ampuran ramuan tumbuh-tumbuhan. %bat-obatan farmakologis juga
sudah dikenal di kalangan penduduk pedesaan ini.
+etidaktahuan dan ketidak mengertian akan kuman dan pathogen lainnya sebagai
sebab penyakit (menurut ilmu kedokteran), memang merupakan masalah dalam
meningkatkan keperayaan rakyat terhadap praktek-praktek perawatan medis modern.
idak jarang diagnose yang diberikan oleh seorang dukun terhadap penyakit yang diderita
seseorang meleset. Pada saat dirasakan bahwa perawatan dukun tidak membawa hasil
yang diharapkan, pasien dialihkan ke dokter. "iasanya pasien seperti ini sudah sukar untuk
ditolong karena pada saat tiba di tangan dokter keadaan penyakit sudah parah. *apat
terjadi pasien seperti ini meninggal dunia di tangan dokter.
b. spek +emasyarakatan
Pengambilan keputusan umumnya, pengambilan keputusan terhadap perawatan
medis apa yang akan dipilih, dilakukan oleh anggota-anggota kerabat dewasa dalam
keluarga batih dan atau dalam lingkungan kekerabatan oleh kawan-kawan dan tetangga
turut juga mempengaruhi pengambilan keputusan. Perawatan terhadap anak ditentukan
oleh orang tuanya. %rang tua akan meminta petunjuk dari pihak-pihak luar bilamana
penyakit anak mengkhawatirkan. $al yang sama berlaku juga bagi orang dewasa yang
sakit berat karena yang bersangkutan sendiri (bersama isteri atau suaminya) sukar
memutuskan sebelum mendengar saran-saran dari pihak-pihak luar. palagi kalau
sesudah dirawat oleh dukun atau dokter penyakitnya belum juga hilang.
Pari ahli beranggapan bahwa suatu program ino!asi kesehatan akan dapat efektif,
antara lain, bila ide, keperayaan dan praktek medis yang ingin kita adopsikan dapat
dimasukkan ke dalam sistem-sistem sosial dalam komunitas pedesaan, dalam rangka
kegiatan peranan dan wibawa dari tokoh-tokoh pada tiap-tiap sistem sosial ini. Masalah
pokok yang dihadapi, adalah bagaimana memoti!asikan tokoh-tokoh ini sehingga
peranan dan wibawa mereka dapat berfungsi dalam ino!asi kesehatan.
8. Masalah-masalah yang bersumber pada %rganisasi +esehatan
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
8/10
Puskesmas sebagai suatu sistem organisasi, sekaliun keil, tidak luput dari berbagai
masalah. Masalah-masalah organisasi, disiplin kerja personel, dan konsekuensi kekurangan
biaya merupakan hal-hal yang biasa terdapat dalam sistem ini. ekalipun demikian, hasil-
hasil yang telah diapai oleh dokter dan paramedi dalam berbagai segi kegiatan dari sistem
ini patut dihargai.
a. Peranan mantri
dalah merupakan suatu kenyataan bahwa sejak waktu yang lama peranan para
mantra atau perawat (baik di daerah pedesaan maupun di kota-kota). Penduduk telah
memperoleh banyak pertolongan medis dari mereka. *alam personel medis yang penting
sebagai pembantu dokter. *i luar pekerjaan mereka yang resi di puskesmas atau
pembantu puskesmas, mereka bebas berpraktek. amun demikian, untuk kasus-kasus
penyakit yang tidak dapat ditangani harus dialihkan ke dokter puskesmas. *iharapkan
pula bahwa mereka seara tetap member laporan kepada dokter puskesmas mengenai
persoalan-persoalan perawatan yang timbul.
*ibalik kesan umum tentang pertolongan mereka tersebut, sebenarnya kita belum
banyak mengetahui tentang kenyataan-kenyataan berhubungan dengan peranan
perawatan mereka serta konsekuensi-konsekuensinya. +ebiasaan penduduk dalam
menari perawatan yang mudah berpindah-pindah dari seorang praktisi ke praktisi yang
lain, menyebabkan hasil-hasil perawatan paramedi sukar untuk diikuti dan dimintakan
pertanggungjawaban.
idak semua kasus yang mereka tidak dapat tangani telah dilaporkan kepada
dokter. *emikian pula, kegagalan perawatan yang terjadi dalam rangka praktek informal
mereka tidak diketahui, seolah-olah itu adalah belakang dari keadaan ini kebiasaan
melakukan praktek yang bebas atau tanpa pengawasan sikap yang mereasa sudah
berpengalaman memilih untuk tidak melaporkan atas alasan kepentingan pribadi dan
merasa sudah ukup dengan menganjurkan si pasien supaya pergi ke Puskesmas untuk
perawatan lebih teliti.
b. $ubungan dokter-pasien
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
9/10
$ubungan antara dokter dan pasien terjadi karena adanya kebutuhan kebutuhan
kesehatan pihak kedua. $ubungan ini adalah hubungan peranan antarkedua belah pihak,
masing-masing dengan pengharapan, kewajiban dan latar belakang kebudayaan sendiri-
sendiri ("loom 1598, :oster 1567, #ilson 156;, igerist 159;). Perhatian terhadap
masalah ini bukan hanya penting dalam rangka perawatan pasien di rumah sakit atau di
tempat-tempat praktek partikulir, tetapi terlebih juga pada puskesmas-puskesmas di mana
penyampaian ide, keperayaan dan praktek medis modern seara realistis dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Persoalan utama ialah bagaimana situasi hubungan perawatan
dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan pendidikan kesehatan.
$ubungan dokter-pasien sebenarnya adalah hubungan yang asimetris (#ilson
156;) dimana karena tingkah laku peranan yang dimainkan oleh dokter antara lain adalah
sebagai atasan sedangkan pasien adalah sebagai atasan sedangkan pasien adalah sebagai
bawahan. Peranan yang berbeda tingkat antara kedua pihak ini, ditandai oleh hierarki
yang oleh :oster (1567) disebut sebagai hubungan dominance submission. *engan irri
hubungan seperti ini, bersama-sama dengan irri-iri tingkah laku dokter, seperti
impersonalitas, pandangan organismik (:abrega 1563) dan sikap yang mementingkan
efisiensi professional, telah menyebabkan seorang pasien (sejak diagnose sampai
penyembuhan) tidak akan sempat mengerti sepenuhnya sebab-sebab dari penyakitnya
serta ara-ara menghindari diri dari penyakit seperti itu menurut ilmu kedokteran.
palagi kalau penjelasannya tidak diberikan atau kalau diberikan keterangan hanya
sepintas lalu disampaikan atau kalau diberikan keterangan seukupnya fator kesukaran
bahasa dari pihak pasien kurang diperhatikan. +onsekuensi lain dari situasi hubungan
seperti ini ialah bahwa tidak jarang pasien merasa penderitaannya (sebagai keseluruhan
dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan ekonomis) tidak atau kurang mendapat
perhatian dokter. Pula, ada keendrungan bahwa konteks sosial budaya pasien harus
ditinggalkan di luar ruangan pemeriksaan. *engan demikian, keseluruhan prosesinteraksi yang terjadi berada dalam lingkungan kebudayaan professional kedokteran.
Persepsi dokter terhadap pasiennya adalah sebagai indi!idu yang sedang sakit, bukan
sebagai seorang sakit dengan sistem sosial budaya tertentu yang berbeda dari yang ia
miliki.
-
7/26/2019 Pendekatan Sosiobudaya Dan Pengembangan Posyandu
10/10
Pada dasarnya, kenyataan-kenyataan tingkah laku dokter dalam hubungannya
dengan pasien merupakan penerminan dari orientasi nilai kebudayaan kedokteran yang
dienkulturasikan sejak ia berada dalam lembaga pendidikan kedokteran.