Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C...
Transcript of Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C...
PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHALAT
PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC
MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG
TANGERANG
Skripsi
Di ajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I )
Disusun Oleh
Khusnul Mubarok
Nim: 102052025640
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
42
PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHALAT
PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC
MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG
TANGERANG
Oleh
Khusnul Mubarok
Nim: 102052025640
Di Bawah Bimbingan
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd
Nip : 150 277 649
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
43
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini yang berjudul ”PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH
SHATAT PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC MUARA
SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG TANGERANG”. Telah
di ujukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17
Februari 2009 skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S I) pada Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam
Jakarta, 17 Februari 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Murodi, MA Nasichah, MA
Nip : 150 254 102 Nip : 150 276 298
Anggota
Penguji I Penguji II
Dra.Hj. Elidar Husein, MA Drs. M. Lutfi, MA
Nip: 150 102 402 Nip: 150 268 782
Pembimbing
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd
Nip : 150 277 649
44
ABSTRAK
Khusnul Mubarok
Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c di SLB-BC
Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang
Bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c adalah sebuah usaha
dewan guru serta kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan pendidikan idabah shalat khususnya, walaupun ibadah tersebut tidak diwajibkan
oleh syariat islam karena anak tunagrahita adalah anak yang kurang normal
Adapun penelitian tentang ibadah shalat pada anak tunagrahita-c bertujuan
untuk mengenalkan bahwa di dalam agam kita ada ibadah yang namanya shalat
lima waktu dan di sertai gerakan dan bacaanya, jadi barang siapa yang akan
melaksanakan ibadah tersebut maka harus melalui bimbingan terlebih dahulu,
agar ibadah tersebut sesuai dengan syariat, rukun dan wajibnya shalat.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan data
yang di peroleh dengan cara observasi, wawancara dan perpustakaan
Hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa bimbingan ibadah shalat
pada anak tunagrahita-c di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang ini dengan metode nasihat (ceramah), metode pembiasaan dan metode
praktek
45
KATA PENGANTAR
��� ا ا���� ا�����
Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji serta syukur kehadirat
Ilahi Rabbi yang mana telah mencurahkan segenap rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya
dan merampungkan skripsi ini dengan judul ”Pendekatan Bimbingan Ibadah
Shalat Pada Anak Tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe
Ilir Pamulang Tangerang”
Shalawat seiring salam, semoga Allah SWT, melimpahkan kepada nabi
Muhammad SAW, sahabat, keluarga, serta kepada orang yang setia sampai akhir
zaman. Amin
Penulis merasa jauh dari sempurna adalah menyusun skripsi ini. Tetapi
kebahagiaan itu tidak akan tercapai tanpa adanya kemauan dan semangat yang
tinggi, serta do’a dan dukungan yang sangat tulus kepada penulis, oleh karenanya
penulis haturkan ribuan terimakasih yang tidak terhingga kepada :
1. Prof. DR. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah dan Prof. DR. Azzumardi Azra, MA mantan Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ayahanda Abah Muhamad Mahroni (H. Syahroni) dan Ibunda Tercinta
Siti Fathonah (Alm) mudah-mudahan ditempatkan yang paling layak disisi
Allah SWT. Dan yang telah mencurahkan kasih dan sayangnya kepada
penulis, serta kesabaran dan keikhlasan dalam doa yang tak mengenal lelah
dan letih di sepanjang malam dan siang demi kelancaran penulis menempuh
study terutama pada saat penyelesaian skripsi ini, semoga mereka senantiasa
dalam naungan rahmat dan maghfirah serta hidayah Allah Swt
3. Abi KH. Drs. Syarif Rahmat RA, SQ. MA dan Hj. Uswatun Hasanah,
S.Ag, selaku pengasuh Pondok Pesantren UMMUL QURA Jakarta
46
4. Bapak Dr. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Drs. M. Lutfi, MA sebagai ketua Jurusa Bimbingan dan Penyuluhan
Islam
6. Ibu. Nurul Hidayati, S. Ag, M. Pd, sebagai pembimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi
7. Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Jurusan BPI
yang telah mendidik penulis hingga menjadi sarjana
8. Kakanda tercinta Hj. Nur Ramlah, teteh Aza Jumrah, teh Nazwa, kakak
Halimudin dan teteh Fatimah, serta adik-adik ku yang tersayang Tusniatul
Amnah (teh Anah), Husni Mubarok (Uu), dan ponakanku yang lucu dan
imut-imut. Alfiah, Syukron Nawawi, Hasan Syadili, Nang Afik, Nang
Angga dan Neng Aza, Retno Wulandari, Tias Moro Widiyawati, Bayu
Aji Saputra. Yang selalu memberikan motivasi tinggi untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta memberikan moril maupun materil yang
penulis tidak mampu untuk membalasnya, akhirnya saya serahkan kepada
Allahlah yang maha tinggi
9. Papa Suparman dan mama Dewi Damayanti tercinta yang tak pernah lelah
memberikan pemasukan dan dorongan kepada penulis agar cepat
terselesaikanya kuliah ini guna meraih masa depan yang cerah
10. Bunda Siti Nuriyah, S.Pd.I, yang telah memotivasi dan memberikan moril
maupun materil. Dan Ustd. Usef Taufik Hidayat, S.Th.I, SQ, mudah-
mudahan jasa-jasa beliau dibalas oleh Allah SWT, serta teman-teman dan
adik-adik ku yang tercinta di Pondok Pesantren Ummul Qura Jakarta
11. Kepada seseorang yang tercinta yang telah memberikan motivasi dan
keparcayaan diri yang tinggi kepada penulis
12. Pihak sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang yaitu : Bapak Mansur Qurtubi, BA. Ibu Siti, S.Ag, Pak Agus
Setiawan, yang telah memberkan waktu dan kesempatannya kepada penulis
47
Semoga Allah SWT, memberikan limpahan rahmat kepada mereka semua.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi penbaca.
Jakarta, 25 September 2008
Penulis
48
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................... ii
LEMBARAN PERSETUJUAN .............................................................. iii
ABSTRAK................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR.............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................... 6
1. Pembatasan Massalah ........................................................ 6
2. Perumusan Masalah ........................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
2. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
D. Metode Penelitian ................................................................. 8
1. Jenis Penelitian .................................................................. 8
2. Pendekatan Penelitian ........................................................ 8
3. Metode Penelitian .............................................................. 9
49
4. Penetapan Lokasi Penelitian............................................... 10
5. Subjek Penelitian ............................................................... 11
6. Teknik Pencatatan Data ..................................................... 11
7. Teknik Pengelola Data ....................................................... 12
8. Teknik Analisis Data ......................................................... 12
9. Metode Penulisan .............................................................. 14
E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 14
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Tunagrahita ............................................................. 16
1. Pengertian Tunagrahita ................................................... 16
2. Klasifikasi Tunagrahita .................................................. 17
3. Karakteristik Tunagrahita ................................................ 19
4. Sebab-sebab Tunagrahita ................................................ 21
B. Bimbingan ............................................................................ 24
1. Pengertian Bimbingan ..................................................... 24
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan ........................................ 26
3. Pendekatan Bimbingan ................................................... 29
C. Ibadah Shalat ........................................................................ 32
1. Pengertian Ibadah Shalat ................................................. 32
2. Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat ..................................... 36
3. Tujuan Ibadah Shalat ...................................................... 38
50
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB-BC Muara
Sejahtera Pondok Cabe ....................................................... 41
B. Visi, Misi, dan Tujuan SLB-BC Muara Sejahtera
Pondok Cabe Ilir Pamlang Tangerang ............................... 45
C. Sarana Didik ........................................................................ 46
D. Struktur SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir
Pamulag Tangerang ............................................................51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Metode Bimbinga Ibadah Shalat Pada Anak
Tunagrahita-c di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok
Cabe Ilir Pamulang Tangerang ........................................... 52
1. Metode Nasihat ( Ceramah ) ......................................... 53
2. Metode Pembiasaan ..................................................... 56
3. Metode Praktek............................................................. 59
B. Pelaksanaan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c ......... 60
BAB V PENUTUP
A. ...................................................................................... Kesim
pulan ............................................................................................. 62
B. Saran ................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
51
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dilahirkan ke dunia ini dilengkapi dengan segala
potensinya. Potensi manusia ini ada yang bersifat dzahir dan ada yang bersifat
batin. Kedua potensi ini menghantarkan manusia menuju gerbang keilmuan.
Allah Swt berfirman:
������������������������ ���������������� ���������������� �������������������� ���������������������������� ���������������������������� ����!!!!���� """"####
$$$$%%%%����&&&&☺☺☺☺(((())))����****++++,,,, ����----....////0000⌧⌧⌧⌧2222 """"3333****������������ ��������++++5555 66667777☺☺☺☺888888885555��������
���� ����9999::::������������;;;;���������������� ((((<<<<====����....////>>>>����;;;;���������������� ???? ����������������))))****++++5555
$$$$%%%%���� ����7777@@@@++++,,,, AAAABBBBCCCC����
Artimya : ” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Qs. An-Nah : 78)l
Di antara mereka, ternyata ada yang diberikan oleh sang pemilik
cobaan berupa cacat salah satu atau bahkan mungkin seluruh fisik pada
tubuhnya. Allah Swt. berfirman:
��������DDDDEEEE����FFFFGGGG��������EEEE HHHH ���� IIII5555�������� ����JJJJKKKK MMMM��������IIII�������� NNNNJJJJOOOO PPPP))))����EEEE����QQQQ ��������������������
����RRRR����****����SSSS////5555�������� ����GGGGTTTTJJJJUUUU++++>>>> ������������<<<<VVVV////KKKK(((())))���� ���������������� PPPPWWWW�������� ****,,,,
XXXX����****MMMM ������������ SSSSYYYY⌧⌧⌧⌧ZZZZ����\\\\TTTT XXXX����****MMMM 7777������������ SSSSYYYY++++KKKK(((())))����]]]] ^MMMM****MMMM ������������ SSSSYYYY����7777____DDDD����
SSSSYYYY++++KKKKGGGG))))++++EEEENNNN` JJJJaaaa���� ⌧⌧⌧⌧bbbb��������
52
SSSSYYYY++++KKKKGGGG))))++++EEEE****` ����OOOOJJJJ����cccc����SSSSVVVV����dddd5555 ������������++++5555 eeee ffff ggggKKKK����TTTT�������� NNNNJJJJOOOO ����hhhhiiii����((((����QQQQ����;;;;��������
������������ HHHH����������������@@@@((((jjjj ����NNNN((((kkkkJJJJKKKK 55553333������������ QQQQ####llll99998888DDDD���� XXXX����****MMMM ����������������mmmm ////EEEE!!!!nnnn oooo⌧⌧⌧⌧////ZZZZ���� ^MMMM****MMMM qqqq����rrrr��������****))))����SSSS������������5555
��������ssssttttuuuu====����2222�������� qqqq ����ssssvvvvIIII���������������� ���� ���� eeeewwwwGGGGOOOO������������xxxxEEEE ����ssssvvvvIIII���������������� ���� ���� yyyyzzzz���� EEEE
����NNNN((((kkkkJJJJKKKK gggg{{{{++++||||����QQQQ�������� mmmm &&&&☺☺☺☺****////5555�������� """"⌧⌧⌧⌧////0000⌧⌧⌧⌧vvvv����5555 ��������(((())))����****����EEEE ���������������� ����====����****�������� }}}}����>>>>))))����]]]] ����----....////0000⌧⌧⌧⌧2222 eeee ~~~~���� ++++,,,,�������� $$$$&&&&����QQQQ����;;;;�������� IIII<<<<====����������������
��������++++||||JJJJUUUU++++>>>> ��������IIII////5555����~~~~TTTT�������� ��������////zzzz(((())))����]]]] ����������������☺☺☺☺////5555��������
7777���� ffff������������������������ 7777����������������QQQQ�������� 7777����������������vvvv����TTTT���������������� ������������ ��������3333sssstttt
uuuu���������������� }}}}����zzzzJJJJ������������ Artimya : Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari
segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian
(dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini
kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi
itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
indah.(Qs. Al-Hajj :5)
Pada ayat di atas ketidaksempurnaan dalam fisik mereka, secara rasio
akan mengurangi potensi anak tunagrahita–c ringan menjadi insan yang
berilmu dan beramal. Akan tetapi, hal itu sebenarnya tidak bisa menjadi
alasan, karena ilmu bisa dicapai dengan tekad dan kerja yang keras. Apalagi
53
bila kondisi tersebut menjadi alasan untuk gugurnya kewajiban menuntut
ilmu, hak – hak ilahi maupun hak- hak adami. Allah Swt berfirman :
����%%%%JJJJKKKK 2222������������ """"#### ����aaaagggg���� ����EEEE ������������ ����hhhh��������++++KKKKJJJJ���� eeee����������������
qqqq������������aaaagggg���� ����EEEE ������������ ��������������������ssssZZZZTTTT����FFFFJJJJ����
Artimya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(Qs.Ar-Ra’d : 11)
Sebagai contoh yang spesifik lagi adalah golongan anak-anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan
bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retaldation, mentally retorded,
mental deficieney, mental defective, dan lain-lain.
Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, yaitu
menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata yang
ditandai oleh keterbatasan inteligensi dan ketidak cakapan dalam interaksi
sosial. Anak tunagrahita atau dikenal dengan istilah terbelakang mental karena
keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah
biasa secara klasik. Oleh karena itu, anak terbelakang mental membutuhkan
layanan pendidikan dengan secara khusus, yakni disesuaikan kemampuan
anak itu1.
Manusia telah direncanakan oleh Allah untuk memikul tanggung
jawab khalifah di bumi Allah berfirman :
Sunaryo Kartadinata, Psikologi Anak luar Biasa, (Departemen Pendidikan dan kebudayaan),
h. 83.
54
�����****���� ~~~~����iiii2222������������ $$$$VVVV(((())));;;; ��������++++5555 ���� ���� NNNNJJJJOOOO AAAA��������QQQQ����;;;;�������� ����VVVV****zzzz����☺☺☺☺���� XXXX����****MMMM ����~~~~������������xxxx������������ NNNN((((kkkkJJJJKKKK
����������������☺☺☺☺888888885555�������� uuuu����&&&&��������XXXX����99998888++++>>>> 6666����SSSS���� ������������������������☺☺☺☺���� eeee ��������****������������
��������3333����JJJJ���� WWWW��������⌧⌧⌧⌧.... ����6666JJJJ))))����]]]] AAAA����____���� ////||||JJJJKKKK�������� ����{{{{����++++iiii $$$$����DDDD��������QQQQ
����YYYY++++����GGGG����(((())))☺☺☺☺>>>>))))����5555 NNNNJJJJ<<<<����JJJJKKKK 3333����iiii���� NNNNJJJJOOOO AAAA��������QQQQ����;;;;��������
IIIIYYYY⌧⌧⌧⌧ZZZZ0000JJJJ))))���� qqqq qqqq����rrrr��������5555����++++iiii 3333****////�������������������� ����YYYY����aaaa����>>>> ������������
&&&&====����8888////ZZZZEEEE ����YYYY����aaaa����>>>> ssssSSSS����ZZZZ8888<<<<������������ ������������������������������������������������ &&&&����////����####nnnn��������
&&&&⌧⌧⌧⌧JJJJ����SSSS99998888����TTTT ⌧⌧⌧⌧}}}}����====7777☺☺☺☺YYYY��������tttt HHHH ��������====++++KKKK����TTTT�������� SSSS++++5555 qqqq ����{{{{����++++iiii
rrrrNNNNJJJJ<<<<����JJJJKKKK ����(((())))7777�������� ������������ """"#### ������������&&&&☺☺☺☺(((())))����****++++,,,, AAAAmmmmgggg����
Artinya :”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."(Qs. Al-Baqarah : 30-39)
Untuk maksud itulah Allah memberikan akal dan rohani. Bagi
penderita tunagrahita tugas ini merupakan kemustahilan. Akan tetapi
sebenarnya kemustahilan itu akan hilang melalui pendidikan sehingga
tanggung jawab khalifah di bumi masih mereka pikul.
Pendidikan adalah bagian dari proses yang diharapkan untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan itu dapat dirumuskan secara singkat
dan padat, seperti kematangan dari integritas atau kesempurnaan pribadi dan
55
terbentuknya keperibadian muslim. Integritas ini meliputi aspek jasmani,
intelektual, emosional dan etis dari individu ke dalam manusia paripurna.
Tujuan pendidikan Islam sejajar dengan pandangan bahwa manusia
merupakan makhluk Allah yang mulia dengan akal dan perasaan serta ilmu
dan kebudayaan pantas menjadi khalifah Allah di bumi. Tentu saja bobot dan
ukurannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yaitu mahluk yang mulia
dalam perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa serta lanjut usia.2
Sebagai salah satu metodologi pendidikan dalam ilmu jiwa agama
ada yang dikenal dengan istilah counseling dengan pendekatan religio-
psiychotherapy, untuk counseling masih dalam perkembangan, di kalangan
ahli-ahli kedokteran jiwa di Amerika Serikat, sedangkan di dunia Islam belum
dikembangkan menurut pendekatan ilmiah.
Dalam hubungannya dengan tugas, guru agama sebagai guidance-
counselor agama di sekolah umum dan madrasah perlu mengetahui prinsip-
prinsip penggunaan psikoterapi atau religio psikoterapi dalam proses
counseling. Walaupun guru agama bukan ahli psikoterapi atau psycheater atau
psikolog (ahli dalam ilmu psikologi), sekurang-kurangnya sangat dianjurkan
untuk mengetahui dasar-dasar dari ilmu yang dapat membantu kelancaran
tugasnya. .3
Dari wacana di atas, dapat dilihat urgensi seseorang guidance
counselor yang memakai pendekatan religi psycoterapy di sisi seorang anak
tunagrahita diharapkan ke hadirannya disisi mereka untuk mendidik,
2 Fadiliah Suraraga, Solihicha, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: ), h. 39.
3 M.Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta : Penerbit PT.Golden Terayon
Press 1996), h. 65.
56
membina sekaligus memotivasi mereka dalam mewujukan cita-cita mereka
berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dan kajian ilmiah dan sekaligus dijadikan pembahasan skripsi
dengan judul : Pendekatan Bimbingn Ibadah Shalat Pada Anak
Tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang.
57
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalahnya adalah pelaksanaan bimbingan
ibadah shalat terhadap 18 anak tunagrahita-C SLB/BC Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang yang mampu didik. Bimbingan ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keimanan anak tunagrahita walaupun IQ-nya di
bawah rata-rata dan sekaligus membekali amal ibadah sebagai seorang
muslim, karena agama merupakan kebutuhan bagi manusia. Untuk itu
sejauh guru agama memerapkan metode serta pendekatan apa yang di
gunakan unuk melaksanakan bimbingan ibadah shalat apada anak
tunagrahit-c ringan yang IQ 50-70 di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok
Cabe Ilir Pamulang Tangerang, perlu diteliti secara ilmiyah. Maka dari
pada itu perlu adanya usaha demi tercapainya hasil yang baik dalam
pelaksanaan bimbingan ibadah shalat
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis hanya membatasi pada
pendekatan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c yang
memiliki IQ 50-70 di sebabkan IQ tersebut mampu menangkap informasi
atau bimbingan yang di laksanakan di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok
Cabe Ilir Pamulang Tangerang
2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas maka pembatasannya
dapat dirumuskan sebagai berikut :
58
a. Bagaimana pelaksanaan bimbingan ibadah shalat yang telah
disampaikan pada anak tunagrahita-C di SLB/C Muara Sejahtera
Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangeranng
b. Bagaimana cara pendekatan bimbingan ibadah shalat pada anak
tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang :
a. Untuk mengetahui peleksanaan bimbingan ibadah shalat pada anak-
anak tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang.
b. Untuk mengetahui cara pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan
bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C SLB/BC Muara
Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang .
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori
yang penulis dapatkan dalam perkuliahan di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
59
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran
yang bermanfaat bagi pihak sekolah SLB/BC Muara sejahtera Pondok
Cabe Ilir Pamulangn Tangerang dan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi.
c. Penelitian ini juga bermanfaat untuk melengkapi persyaratan
memperoleh gelar keserjanaan strata satu (S-1) Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif,
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka,
laporan penelitian akan berisikap kutipan-kutipan atau untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari
naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen
resmilainnya.4
2. Pendekatan Penelitian
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis
bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang
akan diteliti adalah sebatas manakah guru agama mendidik atau
4 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Cet, ke-2, h. 39.
60
membimbing anak-anak tunagrahita-c ringan di sekolah SLB/BC Muara
Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulangn Tangerang tentang bimbingan
ibadah shalat yang diadakan di sekolahnya
Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian
karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini,
didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan
digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.
3. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan dalam metode komunikasi langsung
dan tidak langsung, dengan menggunakan alat sebagai berikut :
a. Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki.5 Sutrisno Hadi mengungkapkan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses
yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan
di antara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.6
Melalui data yang diperoleh dari observasi ini, penulis akan
menggambarkan dan mencatat bagian dengan pihak-pihak terkait,
proses bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C sesuai dengan
apa yang penulis lihat dan saksikan selama penelitian berlangsung
5 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM , 1984), h. 141. 6 Sugiono, Metode Penulisan Administrasi, (Bandung : Penerbit Al-Fabeta, 2005), Cet, ke-12,
h. 166.
61
b. Wawancara (interview), dimana penulis mengadakan tanya jawab
kepada pihak sekolah dan yang bersangkutan untuk mendapatkan data
yang cukup kuat. Yang terdiri dari guru agama, kepala sekolah, dan
pembantu guru agama
4. Penetapan lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe,
yang berlokasikan di Desa Pondok Cabe Ilir Kecamatan Pamulang,
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten yang beralamatkan di Jalan Trubus
II Rt. 04/04 Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Kab : Tangerang, Propinsi
Banten Kode Pos 15418.
Alasan penulis memilih lokasi penelitian tersebut adalah :
a. Mengingat sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang ini adalah suatu lembaga pendidikan yang sudah
berdiri sejak bulan Desember tahun 1988 hingga sekarang, sehingga
menurut penulis sangat tepat dan akurat untuk dijadikan sebagai subjek
penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti
b. Lokasi dapat terjangkau dari tempat tinggal penulis, sehingga penulis
dapat menghemat waktu tenaga serta biaya
62
5. Subjek Penelitian/Analisis Data
Sesuai dengan karekteristik penulisan kualitatif, dalam memilih
responden ini dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi
(ideal) individu dalam masyarakat, yang penting di sini bukan jumlah
responden kasusnya, melainkan potensi tiap kasus yang memberi
pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipahami.
Pemilihan informal tergantung pada jenis informasi yang hendak
dikumpulkan. Cara termudah untuk mendapatkan informan adalah teknik
“bola salju”. Dalam teknik ini peneliti harus mengenal beberapa informal
kunci dan meminta perkenalkannya kepada informan lain.7
6. Teknik Pencatatan Data
Alat penelitian yang sering digunakan adalah catatan lapangan (data
lapangan). Catatan lapangan atau data tidak lain dari pada yang dibuat
peneliti sewaktu mengadakan wawancara terbuka (pada subjek penelitian
tahu mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dan
tujuan wawancara itu), atau menyaksikan kejadian tertentu. Catatan
lapangan (data) itu dibuat dalam bentuk kata-kata kunci, singkat, pokok
utama saja, kemudian dilengkapi dan di sempurnakan apabila sudah
pulang ketempat tinggal.
Pencatat data di lapangan hendaknya direkam apa yang perlu dan
yang tidak perlu dicatat. Uraian tentang data dan orang yang diamati atau
7 MT. Felix Sitorus, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor : Kelompok Dokumentasi
Ilmu Sosial, 1998), h. 50.
63
yang diwawancarai, bagaimana menghadapi perubahan latar penelitian,
dan bagaiman cara memberikan pendapat dan tanggapan sendiri mengenai
informasi yang dikumpulkan.8
7. Teknik Pengolahan Data
Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka penelitian akan mengolah dan menganalisis data yang
sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu di
lakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian di talaah satu demi
satu. Pertanyaan dengan kata tanya “mengapa”alasan apa”dan “bagaimana
terjadinya” akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.9
Mernurut Patton sebagaimana dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam
bukunya “Metode Penelitian Kualitatif “ bahwa analisis data adalah proses menurut urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, katagori
sebagai suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan sebuah tema dan dapat ditemukan hipotesis kerjanya.10
8. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis dengan cara direduksi dalam hal ini seluruh data
yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan kemudian diringkas dan
dikelompokan menurut katagori yang diinginkan mengindentifikasikan
aspek penting dari tema yang diteliti.
8 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosada Karya,
1989), Cet, ke-1, h. 5.
9 E. KristiPoerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta : LPSP 3
UI, 1998), Cet, ke-1, h. 57. 10
Ibid;, h. 5.
64
Reduksi membuat peneliti untuk memutuskan data yang
dikumpulkan. Selanjutnya, bagaimanah sampel selanjutnya apa metode
analisis, yang akan digunakan dan akhirnya dibuat sebuah kesimpulan.
Tujuan terpenting dari reduksi data adalah untuk mengidentifikasi tema
utama yang diteliti dengan meberikan katagori pada informasi yang telah
dikumpulkan seperti yang telah dijelaskan Patton Lexy, 2002, dalam
menganalisa data adalah dengan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya kedalam satu pola, katagori dan satu uraian dasar.11
Reduksi data membantu peneliti memutuskan data yang di
kumpulkan selanjutnya. Dalam hal ini seperangkat hasil data juga perlu
diorganisasikan kedalam satu bentuk tertenu (disflay data) sehingga
melihat sosoknya lebih utuh. Ia bisa berbentuk seketsa, sinopsis atau
bentuk-bentuk lainnya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk
mempermudah upaya pemaparan dan menegaskan kesimpulan.12
Dari rumusan tersebut dapat kita menarik garis bawah dalam
menganalisis data memerlukan proses seperti, mengorganisasikan,
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkatagorikan data.
Setelah data dianalisis kemudian data dirumuskan.
Data yang telah didapat dari catatan lapangan (hasil wawancara
terhadap kepala sekolah, guru agama, pembantu guru agama). Dalam hal
ini peneliti mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan
11 Ibid;, h. 103. 12
Burha Bungin, Op;,cit, h. 70.
65
mengkatagorikannya. Setelah dianalisis kemudian dirumuskan dan di
sajikan.
9. Metode Penulisan
Adapun dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
“Pedoman penulisan skripsi,Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Press Tahun 2004 “ Selain itu, penulis juga menggunakan buku-
buku yang berkaitan denga metode penelitian.
E. Tinjauan Pustaka
Mengenai bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c di
SLB/BC Muara Sejahtera pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang, penulis
mengacu pada pada buku karangan Frida Mangun Song, ”Psikologi
Pendidikan Anak Luar Biasa”, Sudjadi ”Materi Penelitian dan ATG dalam
Perkembangannya”, H. Baihaki ”Fikih Ibadah”, serta Zakiah Daradjat ” Ilmu
Jiwa Agama”
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini disesuaikan dengan pokok masalah
yang akan diteliti. Pembahasan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, adapun tiap-
tiap babnya dibagi lagi dalam sub-sub, dengan sistematika sebagai berikut :
66
BAB I : Merupakan bab Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang
Masalah, Pambatasan dan Perumusa Masalah, Tujuan dan manfaat
Penelitian, Metode Penulisa dan Sistematika Penulisan
BAB II : Mengungkapan landasan teori yang terdiri dari. Pengertian
Tunagrahita, Klasifikasi Tuagrahita, Karekteristik Tunagrahita,
Penyebab Tunagrahita, Pengertian Bimbingan, Fungsi dan Tujuan
Bimbingan, Metode Bimbingan, Pengertian Shalat, Fungsi dan
Tujuan Ibadah Shalat
BAB III : Membicarakan deskriptif objek penelitian yang mencakup Sejarah
dan Latar Belakang Berdirinya SLB/BC Muara Sejahtera, Visi dan
Misi Tujuan SLB/BC, serta Struktur SLB/BC Muara Sejahtera
pondok Cabe
BAB IV: Dalam bab ini merpakan temuan lapangan dan analisa data, upaya
bimbingan ibadah shalat dilaksanakan. Adapun metode yang
digunakan, Metode Nasihat(ceramah), Metode Pembiasaan,
Metode Praktek, Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat, serta
Bimbingan Ibadah Shalat pada anak Tunagrahita
BAB V : Kesimpulan dan Saran
67
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Tunagrahita
1. Pengertian Tunagrahita
Banyak yang memberikan pengertian tentang anak tunagrahita, dari
sekian banyak pengertian yang ada akan penulis kemukakan beberapa
pendapat sebagai berikut : Menurut Japan Leaque For the Mentally
Retalded seperti dikutip Muljono Abdurrahman dan Sujadi S, yang
diaksud retaldasi mental ialah “1. Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ
70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku, 2. Kekurangan dalam
prilaku adaptif, dan 3. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa
konsepsi hingga usia 18 tahun.
Adapun secara etimologi, tunagrahita berarti rusak atau tidak
memiliki kemampuan atau pengertian. Tunagrahita sering disebut
keterbelakangan mental atau retaldasi mental.
Menurut AAMR (Amarican Association on Mental Retaldation)
keterbelakangan mental menunjukan adanyan keterbatasan dalam fungsi
intelektual yang dibawah rata-rata yang berkaitan dengan keterbatasan
pada dua atau lebih dari keterampilan adaptasi seperti komunikasi,
merawat diri sendiri, ketrampilan sosial, kesehatan dan keamanan, fungsi
administrasi, waktu luang dan lain-lain. Keadaan ini tampak sebelum usia
18 tahun.13
Ada macam-macam anak berkelainan, salah saatunya adalah anak
tunagrahita, ada yang menyebut bodoh, abnormal, dungu, tuna mental,
13 Frida Mangunsong, Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa, (Jakarta : LPSP 3 UI,
1990), h. 102.
68
retarded, mental deficiency, mental defectif. Adapun tunagrahita dari
etimologis mempunyai arti sebagai berikut :
Tuna : Kurang, tidak memiliki atau rugi.
Grahita : Cacat pikiran, lemah daya tangkap.14
Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa
anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai IQ di bawah rata-rata anak
normal yang terjadi pada masa perkembangan anak sebelum usia 18 tahun
dan disertai gangguan pada penyesuaian tingkah laku sehingga
membutuhkan program pendidikan khusus.
2. Klasifikasi Tunagrahita
Anak-anak tunagrahita telah menjadi kajian dari berbagai ilmu,
sehingga menimbulkan dari berbagai jenis klasifikasi yang berbeda.
Klasifikasi dapat ditinjau dari pandangan medis, biologis, sosiologis,
psikologis dan pendidikan :
Klasifikasi secara medis biologis menurut Roan (1979) yang dikutif
oleh Mulyono dan Soedjadi sebagai berikut :
a. Retardasi mental tarap perbatasan IQ 68- 70
b. Retardasi mental taraf ringan IQ 52-67
c. Retardasi mental taraf sedang IQ 36- 51
d. Retardasi mental taraf berat IQ kurang dari 20
e. Retardasi mental tak tergolongkan15
14 Anton M. Mulyono, Sri Sukesih, Adi Sunarya, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Depdikbud RI, 1988), cet. ke-1, h. 185.
69
Sedangkan klasifikasi tunagrahita menurut PP.No. 27 tahun 1991
yang dikutip oleh Muhammad Amin adalah :
1. Tunagrahita ringan ( IQ 50-70 )
Kelompok tunagrahita ini masih memiliki kemampuan untuk
berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan
kemampuan kerja, mereka mampu melakukan pekerjaan semi sekil dan
pekerjaan sosial sederhana.
2. Tunagrahita sedang ( IQ 30-50 )
Memiliki kemampuan intelektual umum dan adaptasi prilaku dibawah
anak tunagrahita ringan, dapat mempelajari keterampilan akademik
sederhana.
3. Tunagrahita berat dan sangat berat (IQ di bawah 30)
Hampir tidak memiliki kemampuan untuk melatih mengurus diri
sendiri, melakukan sosialisasi dan bekerja. Sepanjang hidup selalu
tergantung pada orang lain.16
Pengklasifikasian lainnya adalah berdasarkan medis dan biologis.
Menurut pandangan medis, tunagrahita dipandang sebagai suatu akibat
dari sebab suatu penyakit atau kondisi biologis yang tidak sempurna. Sipat
dari pengklasifikasikan ini berdasarkan faktor penyebabnya atau faktor
etiologis, menurut Grossman yang dikutip oleh Mulyono dan Soedjadi
adalah sebagai berikut :
15
Mulyono A. dan Soedjadi S, Bahan Kuliah Ortopedagogik Umum, (Jakarta : IKIP,
1993), h. 3. 16
M. Amin, Ortipedagogik Anak Tunagrahita, (Bandung : Depdikbud, 1995), h. 22.
70
1. Akibat Infeksi atau intoxikasi
2. Akibat ruda paksa atau fisik lain
3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi
4. Akibat gangguan waktu kehamilan
5. Akibat penyakit atau pengaruh prenatal yang tidak diketahui.17
Klasifikasi Tunagrahita berdasarkan derajat
Keterbelakangannya(sumber blake, 1979)18
IQ Level
keterbelakangan Setandar Binet Skala Wescehler
Ringan 68-52 69-55
Sedang 51-36 54-40
Berat 32-90 39-45
Sangat Berat > 19 > 24
3. Karakteristik Tunagrahita
1. Anak Tunagrahita Ringan
Para peleksana pendidik seyogyanya mengenal dan memahami
karakteristik, permasalahan dan kebutuhan siswa tersebut, adapun
karakteristiuktunagrahita ringan sebagai berikut :
a). Ciri Fisik dan Motorik
17
Mulyono, Soedjadi, Op;. cit, h. 24. 18 T. Sujihati, Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung : PT. Refika Aditama,
2005), h. 108.
71
Hasil penilitian Rarlek 1980 yang dihimpun oleh Samuel A, Kirek
1980 menyimpulkan bahwa kesehatan tubuh dan kematangan
motorik anak tunagrahita ringan lebih lemah dari pada anak normal
yang sesuai dengannya.
b). Bahasa dan penggunaannya kurang mampu menarik kesimpulan
mengenai apa yang dibacakannya
c). Keperibadian
Cici-ciri keperibadian anak-anak tunagrahita ringan diantaranya
dalah kurang percaya diri, merasa rendah diri, mudah prustasi
2. Anak Tunagrahita Sedang
a). Segi Fisik
Keadaan fisik penyandang tunagrahita sedang tidak sebaik
penyandang tunagrahita ringan, mereka mengalami kurang
keseimbangan, kurang kordinasi gerak (kerterbatasan dalam gerak)
b). Segi Sosialisasi
Dapat bergaul dengan tetangga terdekat, teman-temanya, dengan
orang disekitarnya dengan baik
c). Segi Pekerjaan
Dapat mengerjakan hal-hal yang sipatnya sederhana dan rutin
dengan tetap dalam pengawasan, bagi pria misalnya : Berlatih
dalam hal pertualangan dan bagi wanita misalnya menyulam,
membuat telapak meja, lap tangan dan sebagainya
3. Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
72
a). Segi Fisik
Keberadaan fisiknya telah memperhatikan kelainan-kelainan, ini
lebih berat dibandingkan dengan tunagrahita ringan dan sedang
b). Segi Kecerdasan
Menurut Malahajati Abdullah (1956) bahwa : Kemampuan berfikir
seorang ediot berumur 30 tahun sama dengan anak normal yang
berumur 3 tahun19
Wiliam M. Cruickshanek mengemukakan anak tunagrahita mampu
didik yaitu : Hambatan mental yang dialami anak ini, menyebabkan anak
mereka tidak dapat menyamai kecepatan anak normal dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah namun demikian, mereka yang
tergolong mampu didik ini masih dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan bidang akademis, serta mempunyai kesempatan untuk
memiliki beberapa keterampilan yang memungkinkan mereka mendapat
tempat dalam kehidupan.20
4. Sebab-sebab Anak Tunagrahita
Sebab-sabab terjadinya anak tunagrahita karena infeksi, abnormalitas
kromosom, gangguan waktu dalam kandungan, pengaruh metabolisme,
mal-nutrisi dan gangguan di otak. Secara umum ketunagrahitaan dapat di
sebabkan oleh berbagai faktor yaitu
1. Faktor Genetik
19
Astati, Persiapan Penyandang Tunagrahita, (Bandung : CV. Pendawa, 2001), cet, ke-
1. h. 5. 20 William M. Cruickshanek, Ph. D, G. Orvillie Johnson ED: D, Education Of Exception
Childen and Yauth, School Of Edication, (Syuracuse University, 1962), h. 4.
73
a. Sebab genetik lainnya disebabkan oleh sindroma down (trauma)
atau sindroma mongolisme (karena penderitanya sering bermata
sipit, mirip orang mongol)21
b. Berupa kerusakan biokimiawi
Menurut Waisman dan Geritsen yang dikutip oleh Kirek dan
Gallagher dalam Suedjadi, bahwa pada saat ini adalah kurang lebih 90
penyakit yang dapat menyebabkan kelainan metabolisme sejak
kelahiran, dan hal-hal tersebut dapat diturunkan secara genetic dalam
arti suatu perumusan sifat-sifat.22
Hal tersebut berlangsung akibat
kerusakan dalam beberapa kromosom yang dikendalikan oleh system
enzim terhadap yang diperlakukan untuk melekukan fungsi normal
suatu jaringan tubuh. Hubungan yang erat antara gen-gen dan enzim
pengendali adalah signifikan dengan penyakit-penyakit yang timbul
akibat kerusakan secara biokimiawi dan genetic yang berhubungan
dengan keterbelakangan mental.23
2. Faktor prenatal I
Beberapa kondisi yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
embrio dan yang menyebabkan terhadapnya perkembangan system
syaraf serta menyebabkan retardasi mental. Misalnya : Suatu ibu
9 Nur’aeni, Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1997, cet. ke 1, h.105. 22
Soedjadi, Materi Pelatihan dan ATG dalam Perkembangannya, (Jakarta :
Depdikbud), h. 10. 23
Tamsih Udin AM dan E Teja Ningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa,
SPG/SPO/KPG, (Bandung : Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet.
ke-1, h. 42.
74
hamil menghidap penyakit rubella, keracunan makanan,
penyalahgunaan obat-obat terlarang.
3. Faktor prenatal II
Berbagai peristiwa saat melahirkan yang memungkinkan terjadinya
retardasi mental yang terutama adalah luka-luka saat kelahiran
(penggunaan alat Bantu kelahiran), sesak napas (asphysixia), dan
prematuritas.
Menurut Fredesich Schrelber seperti dikutif oleh kirk dan Gelagher
bahwa” kerusakan mental pada anak kadang-kadang merupakan akibat
kekurangan oksigen pada otak (Cerebralanoxia). Kelahiran premature
juga dapat menyebabkan retardasi mental seperti dikemukakan oleh
kirk dan Gallagher bahwa “ lebih banyak anak-anak yang lahir
premature yang menderita epilepis, Cerebral Palesy dan retardasi
mental dari pada anak-anak yang tidak premature.
4. Faktor postnatal
Anak-anak yang mengalami infeksi pada otak atau selaput otak
(encephalitis dan meningitis), kecelakaan berat sampai geger otak,
mal-nutrisi dapat mengakibatkan retardasi mental. 24
Jadi proses kelahiran yang berkaitan dengan lamanya kelahiran dan
sulitnya kelahiran, penggunaan alat-alat kedokteran, lahir sungsang,
kekurangan oksigen pada otak dan lahir premature dapat
mengakibatkan retardasi mental.
24 Kirk Samuel A dan James J. Galegher, Education Exceptional Children, (Boston
Houghton Miffhin Co), h. 107.
75
B. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologi kata “bimbingan” merupakan terjemah dari kata
“guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
“menunjukan, membimbing, menuntun ataupun membantu”.25 Sedangkan
bimbingan dalam kata bahasa Indonesia diartikan memberi informasi,
yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil
suatu keputusan atau memberitahukan sasuatu sambil memberikan nasihat,
pengarahan, menuntun kesuatu tujuan.26
Dalam kehidupan sehari-hari,
seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan hubungan
saling berpengaruh antara orang yang satu dengan orang yang lainnya,
peristiwa bimbingan setiap hari dapat terjadi. Orang tua membimbing
anaknya, guru membimbing muridnya ia senantiasa memerlukan bantuan
orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini di sebut dengan
bimbingan atau guidance.
Kata guidance itu sendiri diartikan bimbingan bantuan juga di
artikan pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal
dari kata dasar (to) “guide”, yang artinya menuntun, menjadi petunjuk
jalan, mengemudi.27
Menurut Aunur Rahim Faqih dalam bukunya
bimbingan dan konseling dalam islam mengartikan bimbingan islam
adalah proses pemberitahuan terhadap individu agar mampu hidup selaras
25
Hallen A, Bimbingan dan Konseling , (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet. ke-1, h. 3. 26
W.J.S, Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,
1995), h. 225. 27 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen
MKDK, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), cet. ke-1, h. 9-10.
76
dengan ketentuan petunjuk Allah Swt, sehingga dapat tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.28
Pepatah mengatakan :
��� �� ا������ وس��� �� ا���ةس
Artinya : Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat
Dan Allah SWT pun menjelaskan dalam surat Al- Asr ayat 1-3 yaitu :
JJJJaaaaAAAA****////5555���������������� AAAA�������� ����JJJJKKKK ������������99998888jjjj���������������� NNNN��������++++5555 {{{{aaaa7777uuuu��������
AAAA�������� ����####JJJJKKKK ����OOOO��������iiii2222������������ qqqq��������IIII�������������������� qqqq��������****))))����☺☺☺☺������������
������������++++JJJJ))))����^::::5555�������� qqqq������������9999������������++++,,,,�������� ������������++++////5555��������JJJJ���� qqqq������������9999������������++++,,,,�������� JJJJaaaa����5555^::::5555��������JJJJ���� AAAAmmmm����
Artinya:”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi”. (Qs. Al-Ashr : 1-3)
Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, di bawah ini
dikutip beberapa definisi :
a. Menurut Crow, bimbingan dapat di artikan sebagai bantuan yang di
berikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang
individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-
kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya
sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.
b. Menurut Stopps, suatu proses yang terus menerus dalam membantu
perkenbangan individu untuk mencapai perkembangannya secara
28 Aunur Rahman Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII
Press), cet. ke-2. h. 4.
77
maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya baik
bagi dunianya maupun bagi masyarakat.29
c. Bimbingan adalah suatu poses dari pendidikan yang teratur dan
sistematika guna membantu pertumbuhan anak atas kekuatanya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang akhirnya ia
dapat memperoleh pengalaman-pemgalaman yang dapat memberikan sambungan yang berarti bagi masyarakat.30
Sedangkan dalam “Year Book of Ediucation” yang di kutif oleh
satu Djumhur dan Moh. Surya, dikemukakan bahwa bimbingan
adalah”suatu proses bantuan individu melelui usahanya sendiri untuk
menemukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.31 Jadi yang dimaksud
bimbingan adalah” proses bimbingan bantuan yang di lakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa, agar orang yang di bimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat di kembangkan
berdasarkan norma-norma yang ada.32
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan
Apabila di lihat dari proses pendidikan ada tiga fungsi utama
bimbingan yaitu fungsi penyaluran (Distribliitive), fungsi pengadaptasi
(adaptive) dan fungsi penyesuaian (adjustive).
29
Op,. cit;, h. 9-10. 30
Prianto dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1999), cet. ke-1, h. 94. 31
1 Djumhur dan Moh. Surya, Mimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bimbingan : CD
Ilmu), h. 25. 32
Prianto dan Erman Anti., Op,. cit. h. 99.
78
a. Fungsi penyaluran (distributive), yaitu fungsi bimbingan bantuan
pada murid-murid dalam memilih kemungkinan-kemungkinan
kesempatan yang terdapat dalam lingkungan sekolah. Disamping itu
termasuk dalam fungsi penyaluran ini adalah membantu murid dalam
menentukan masa depannya.
b. Fungsi pengadaptasi (adaptive), yaitu fungsi bimbingan sebagai
pemberi bantuan terhadap staf sekolah (terutama guru-guru) untuk
mengadaptasikan prilaku yang mendidik setaf sekolah, dan terutama
program pengajaran dan intergransi belajar mengajar.
c. Fungsi penyesuaian (adjutive), yaitu fungsi bimbinga sebagai pemberi
tahuan kepada murid-murid agar mereka memperoleh penyesuaian
pelaksanaan, fungsi ini diwujudkan dalam membantu murid
menghadap masalah penyesuaian pribadi dan maju secara optimal
dalam memperkembangkan pribadinya. Pelaksanaan fungsi ini di
wujudkan dalam membantu murid yang menghadapi masalah
penyesuaian yang dialaminya.33
d. Fungsi adaptasi adalah fungsi bimbingan dalam jumlah khususnya
untuk mengadaptasikan program pengajaran atau latihan tentang
minat, kemampuan, kebutuhan murid
e. Fungsi penyesuaian adalah fungsi penyesuaian pribadi, dalam rangka
mempersiapkan penyaluran kepekaan yang disesuaikan dengan
ketentuan anak
33
Umar dan Sartono,Op,. cit, h. 24-26.
79
f. Fungsi pencegahan adalah usaha bimbingan terhadap siswa untuk
menghindari kemungkinan terjadi hambatan dalam perkembangan
g. Fungsi perbaikan adalah untuk perbaiki kondisinya yang dipandang
kurang mendalam.34
Tujuan bimbingan secara terperici adalah sebagai berikut :
a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan jiwa dan mental. Serta jiwa menjadi tenang.
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan
tingkahlaku yang dapat memberikan manfaat baik pada dirinya sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan social dan
sekitarnya.
c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu
sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, keistimewaan, tolong
menolong dan kasih sayang.35
d. Untuk menghasilkan sepiritual pada diri individu untuk berbuat taat
pada Tuhan-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta
ketabahan menerima ujian-Nya.36
Adapun tujuan umum dalam bimbingan adalah untuk membantun
individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang di milikinya (seperti latar belakang
34
Hasan Walinono, Bimbingan Penyuluhan Terhadap Anak Luar Biasa, Anak
Tunagrahita Ringan, (SLB-C, 1987), h. 9. 35
M.Hamdani Bakran Adz. Dzaky, Pesiko Terapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta :
Fajar Pustaka Baru, 2001), cet. ke-1, h. 167. 36
Ibid., h. 168.
80
keluarga, pendidikan, serta social ekonomi), serta sesuai dengan ketentuan
positif lingkungannya. Insan seperti itu adalah insan yang mandiri yang
memiliki kemampuan memahami diri sendiri.37
3. Pendekatan Bimbingan
Menurut Ng Kim Chyo, seorang pakar pembelajaran
berkembangsaan Malaysia, mengemukaan batasan tentang pendekataan
arah atau hal yang kita ambil untuk mengambil suatu sasaran (to come
near to ini ani sense). Dalam pengetikan yang lebih kuasa pendekatan juga
diartikan sebagai pengguna strategi yang dipilih untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.38
Pendekatan adalah teoritis dalam melakukan suatu perencanaan
dalam hal ini, kita mengenal ada dua pendekatan perencanaan yaitu
perencanaan yang bersifat memaksa (top-down planning) dari pendekatan
yang bersifat menghimput dari ide-ide dasar dari masyarakat bahwa
(bottom up planning). Pendekatan down planning dalam perencanaan
maupun pengembangan di Indonesia memiliki banyak kelemahan yang
disebabkan oleh ter-sentralistik-nya keputusan, pembimbing dan
pengelolanya. Pendekatan tersebut menjadi pendekatan yang kurang
efektif, mengingat semakin berkembangnya wilayah maupun kota di
37
Priatno dan Erman Anti.,Op. cit, h. 114. 38 http: //www.curriki.org/ywiki/bin/dowenload/Col dager/KB2
PENDEKATANPEMBELAJARANSAINSDISD/.doc diaskes pada 20 Pebruari 2009.
81
daerah dan adanya era globalisasi yang menuntut tiap daerah untuk dapat
bersaing dengan daerah lain. 39
Pendekatan yang dipandang strategis untuk mengembangkan
program antara lain adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan ini
menekankan bahwa dalam upaya mengembangkan program itu dilakukan
oleh pimpinan program atau pengelola program dan pihak-pihak yang
terkait dengan program. Partisipasi merupakan suatu proses yang
mengajarkan suatu kelompok masyarakat atau lebih, yang terlibat dalam
penyelenggaraan program, berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan program.40
Sedangkan menurut Isbandi dengan mengutip pendapat Batten, ada
dua pendekatan dalam konsep community development, yaitu: Direktif
(Instruktif), dan non-direktif (partisipatif). Pertama, pendekatan direktif
adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan asumsi bahwa community
worker (Tim pengembangan masyarakat) tahu apa yang dibutuhkan dan
apa yang baik untuk masyarakat. Sehingga peran fasilitator bersifat
dominan, karena prakarsa kegiatan dan sumebr daya yang dibutuhkan
lebih banyak beralasan fasilitator.41
Kedua, pendekatan non-direktif adalah
pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada asumsi bahwa masyarakat
39
Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota fakultas teknik dan Univ. Diponegoro, “
Perencanaan farsifatif . Solusi perencanaan berbasis masyarakat di masa depan”.
Diakses pada tanggal 20 Feb. 2009. dari http://pwk.undip.ac.id/d3/berita
terkini/partisipatif.html 40
Pengembangan Program Pendampingan Masyarakat dalam Jurnal PMI, Vol. I, No. 2,
Maret 2004, h. 90. 41
Andi Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas
Pengantar pada pemikiran pendekatan praktis. (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,
2003), h. 228.
82
tahu apa yang merka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Dalam
pendekatan ini, pendekata utama dalam masyarakat adalah masyarakat
mandiri. Masyarakat diberi keputusan untuk membuat analisis dan
mengambil keputusan yang berguna bagi diri mereka sendiri dan mereka
di beri pendekatan penuh dalam penempuhan cara-cara untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan. 42
Dalam kehidupan modern ini, masyarakat berhadapan dalam
berbagai masalah yang terkadang berada diluar kerangka budaya, atau
bahkan bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dianut. Untuk
budaya ini tidak jarang membuat orang mengalami krisis psikis, sosial dan
tak jarang mengalami kehampaan spiritual. Maka daripada itu konseling
yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan agama yang dikenal
dengan sebutan bimbingan konseling agama di mana di dalamnya terdapat
prinsip-prinsip agama Islam.
Berikut ini akan diuraikan sistimatika psikologi dalam bimbingan
dan konseling agama yang diberikan oleh Dr. Achmad Mubarok, MA:43
1. Klien diajak memahami realita apa sebenarnya yang sedang dihadapi,
misalnya : tentang kehilangan sesuatu yang dicintainya (hak, jabatan,
ditinggal mati oleh keluarganya).
2. Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung
disekitarnya, bahwa ada perubahan-perubahan yang sedang
berlangsung.
42
Ibid., h. 230. 43 Achmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, (Jakarta, PT. Bina Rena
Pariwarna, 2002), Cet. ke-3, h. 4.
83
3. diajak untuk memahami tuhan itu maha kuasa, maha mengetahui,
maha adil, maha pengasih dan maha penyayang, dan bahwa semua
manusia diberi peluang untuk bertobat dan mendekatkan diri kepada-
Nya, untuk memperbaiki diri dan untuk memperoleh sesuatu yang
bermakna.44
Dari pengertian pendekatan di atas, dapat penulis simpulkan
pendekatan perencanaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pendekatan yang bersifat memaksa (Top Down Planning)
2. Pendekatan yang bersifat (Down Planning)
Adapun pendektan yang dipandang dari strategi untuk
mengembangkan program antara lain adalah partisipatif, partisipatif
merupakan suatu proses yang mengajarkan suatu kelompok mesyarakat
atau lebih untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan program
C. Ibadah Shalat
1. Pengertian Ibadah Shalat
Pengertian ibadah shalat adalah do’a, rahmat dan minta ampun. Dan
kata shalat dalam bahasa arab di gunakan dalam beberapa pengertian,
adapun kata shalat dalam arti do’a tercantum dalam Al-Qur’an yaitu :
0000****;;;; 7777������������ ����������������JJJJ����������������////������������ IIIIYYYY++++iiii====9999 ��������****���� JJJJ��������++++����****,,,,
��������aaaa����dddd��������~~~~****,,,,�������� ����YYYY����PPPP ��������33339999�������� ��������JJJJ����////0000(((())))����]]]] qqqq ����JJJJKKKK
SSSS++++,,,,eeee����(((())))9999 ⌦⌦⌦⌦����++++���� ����������������¡¡¡¡����
44 Achmad Mubarok, Jiwa dalam Al-qur’an, (Jakarta: Paramadina, 2000), Cet. ke-1, h.
84
������������������������ 666666660000����☺☺☺☺���� MMMMzzzzJJJJ))))����]]]] AAAA����ggggmmmm����
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kata shalat dalam arti rahmat dan minta ampun sebagai mana
tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab. Ayat 56 yaitu :
����JJJJKKKK 2222������������ ££££������������xxxx⌧⌧⌧⌧vvvv����GGGG����(((())))����������������
������������¤¤¤¤))))9999::::EEEE NNNN((((,,,,���� %%%%����ggggkkkk IIII5555�������� eeee ����YYYY����$$$$====����FFFFGGGG��������EEEE $$$$¦¦¦¦��������iiii2222������������ qqqq��������IIII�������������������� qqqq��������¤¤¤¤))))9999 ��������////0000(((())))����
qqqq��������&&&&☺☺☺☺��������))))������������ ����§§§§☺☺☺☺zzzzJJJJ))))8888((((3333 AAAAJJJJ��������
Artinya:”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.(qs.
Al-Ahzab. 56)
Dalam istilah ilmu Fiqih shalat adalah suatu bentuk ibadah yang di
manifastikan dalam melaksanaan perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan
tertentu serta dengan syarat-syarat tertentu pula yang dimulai dengan
takbir dan di akhiri dengan salam.45
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan-perbuatan tertentu
yang di mulai takbir bagi Allah dan di sudahi dengan membaca salam.46
Shalat dalam agama Islam menepati kedudukan yang tidak dapat di
45 H. Baihaki, Fiqih Ibadah, (Bandung : M 25, 1996), cet. ke-1, h. 10-14. 46
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (1) (Bandung : PT. Al-Ma’ari, 1973), cet. ke-1, h. 205.
85
tandingi oleh ibadah manapun. Ia merupakan tiangnya agama dimana ia
tidak dapat tegak kecuali dengan shalat. Rosulullah Saw bersabda :
��ل !" �0/ ی�رس-ل ا : "� م��د�� ()'& ر#� ا��ل . ا�)1�� ��& ی0��!1 ا�3!'2 وی)�"1�� "� ا�!'�ر
رأس ا�م� ا9س5م و"-د7 ا�6'5ة ودروة س!�م .... & ا ا�3>�د �� س)�
Artinya : Dari Muadz bin Zabal rodiallahuanhu. Dia berkata : Saya
bertanya, wahay rosulallah beri amalan yang bisa menyebabkan saya
masuk surga dan jauh dari neraka. Rosulallah menjawab : Pokok urusan
ialah islam, sedangkan tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah
berjuang di jalan Allah.”47
Shalat dalam ajaran islam mempunyai kedudukan yang sangat
penting, terlihat dari peryataan-pernyataan yang terdapat dalam Al-Qur’an
dan As-sunah yang antara lain sebagai berikut :
a. Shalat dinilai sebagai tiang agama
b. Shalat merupakan kewajiban yang paling pertama diturunkan kepada
nabi.
c. Shalat merupakan kewajiban universal, yang telah di wajibkan kepada
nabi-nabi sebelum nabi Muhammad Saw.
d. Shalat merupakan wasiat terakhir nabi. Shalat merupakan sebagai ciri
orang-orang yang bertaqwa (QS. Al- Baqarah. 1-3)
�MMMM����5555���� AAAA�������� SSSS����5555����++++|||| ����))))��������xxxx����vvvv////5555�������� """"#### 9999))))����EEEE����QQQQ 8888
��������0000����>>>> 8888 ~~~~oooo====****����
47
Ibid, h. 205.
86
��������zzzzggggKKKK¨����&&&&☺☺☺☺>>>>))))����dddd5555 AAAA�������� ����OOOO��������iiii2222������������ ������������IIII������������++++EEEE
))))////0000����////5555��������JJJJ���� ������������llll0000ggggKKKKEEEE�������� ((((<<<<eeee����(((())))^::::5555��������
��������ZZZZ������������ ��������&&&&������������IIII////iiii��������QQQQ ������������ssssKKKK����ZZZZIIIIEEEE
Artinya :”Alif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Mereka yang
berimankepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezkiyang kami anugerahkan kepada mereka”. (Qs. Al-
Baqarah : 1-3)
Shalat merupakan sebagai ciri orang yang berbahagia (Al-Mu’minun. 1-2)
7777====++++iiii ⌧⌧⌧⌧(((())))////>>>>�������� ������������IIII������������++++&&&&☺☺☺☺////5555�������� AAAA�������� ����OOOO��������iiii2222������������ ��������****���� NNNNJJJJOOOO
������������""""⌧⌧⌧⌧9999 ������������****����@@@@�������� AAAA�������� Artinya :”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya”. (Qs. Al-
Mu’minun : 1-2)
e. Shalat berperan untuk menyucikan diri dari kemungkaran (QS. Al-
Ankabut. 45).48
3333////,,,,�������� ���������������� ��������AAAA��������!!!!���� SSSS////0000++++5555JJJJKKKK $$$$ªªªª�������� gggg))))��������xxxx����////5555�������� ggggMMMM����iiii���������������� ((((<<<<eeee����(((())))^::::5555�������� qqqq
����%%%%JJJJKKKK ((((<<<<eeee����(((())))^::::5555�������� eeeeQQQQ++++jjjj����IIII++++,,,, AAAAªªªª���� ��������������������@@@@++++⌧⌧⌧⌧ZZZZ////5555��������
mmmm ++++IIII&&&&☺☺☺☺////5555���������������� ////��������iiii++++������������ ....������������ ����aaaa����5555««««tttt��������
������������������������ ¬¬¬¬MMMM(((())))����****����EEEE ������������ ������������****<<<<VVVV::::++++,,,, AAAAJJJJ����
Artinya :”Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan
48 Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam, (Penerbit dan penyebaran buku-buku
Jakarta, Indonesia), h. 198-199.
87
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (Qs. Al-Ankabut : 45)
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan shalat
adalah kewjiban bagi orang-orang muslim laki-laki maupun muslim
perempuan yang sudah baligh dan suatu ibada yang paling tinggi
derajatnya disisi Allah Swt, dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya,
dan shalat adalah pesan terakhir nabi Muhammad Saw pada umatnya, dan
memiliki beberapa syarat diantaranya adalah 1, Syarat Sahnya Shalat 2,
Sahnya Shalat 3. Batalnya Shalat. Perbuatan-perbuatan tertentu yang di
mulai dari takbir dan di akhiri dengan bacaan salam.
2. Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat
a. Fungsi Ibadah Shalat
Adapun ibadah shalat berfungsi sebagai menghidupkan kesadaran
tauhid serta memantapkanya di dalam hati, menghapus kepercayaan
kepada berbagai kuasa goib yang selalu di sembah oleh orang-orangn
musyrik untuk meminta pertolongan, melalui ibadah shalat, perasaan
takut, haibah dan harapan kepada Allah akan meresap kedalam hati.
Inilah ruh ibadah yang sebenarnya dan bukan bentuk prilaku lahir,
perbuatan atau ucapan-ucapan.49
49 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu , 1999), cet. ke-2,
h. 67.
88
Kemudian fungsi lain dari ibadah shalat ialah sebagai penawar
yang mujarab bagi kesehatan jiwa, rohani dan fisik manusia setra
memberikan keterangan batin manusia.50
Shalat juga dapat berfungsi sebagai :
f. Sarana komunikasi langsung antara hamba dengan sang khaliqnya
dan salah satu sarana untuk mencapai kebahagiaan
g. Merupakan sarana terbesar dalam tazkiyah an-nafs (pembersihan
jiwa)
h. Sarana terbatas untuk mengingat Allah swt.51
Allah SWT berfirman :
7777ggggMMMM����iiii���������������� ((((<<<<eeee����(((())))^::::5555�������� cccc~~~~mmmm ««««tttt����iiiiJJJJ����
Artimya : ” Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.(Qs. At-
Thaha : 14)
Dalam ayat ini bahwa shalat itu mengingat Allah, memuji dan
memohon do’a kepada –Nya. Karena dalam shalat itu hubungan antara
manusia dengan Tuhan-Nya.
Dalam Al-Qura’an dijelaskan bahwa shalat berfungsi untuk
mencegah seseorang melekukan perbuatan keji dan mungkar, seperti
dalam firman Allah Swt :
����%%%%JJJJKKKK ((((<<<<eeee����(((())))^::::5555�������� eeeeQQQQ++++jjjj����IIII++++,,,, AAAAªªªª���� ��������������������@@@@++++⌧⌧⌧⌧ZZZZ////5555��������
mmmm ++++IIII&&&&☺☺☺☺////5555����������������
50 Nasaruddin Razak, Dinul Islam, (Bandung : Al- Ma’arif, 1993), cet. ke-11, h. 182. 51
Sa’id Hawwa, Mensucikan Jiwa, (Jakarta : Rabbani Pers, 2000), cet. ke-3, h. 33.
89
////��������iiii++++������������ ....������������ ����aaaa����5555««««tttt��������
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain)”.(Qs. Al-Ankabut : 45)
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa fungsi ibadah shalat
adalah untuk mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.
Karena dengan shalat , manusia senantiasa akan merasakan ketenangan
hati dan jiwa sehingga dia mempunyai kesadaran hidup yang pasti.
b.Tujuan Ibadah Shalat
Allah menciptakan manusia berbeda dengan mahluk yang lainnya,
yakni untuk mengadbi (beribadah) kepada-Nya. Karena dengan
beribadah itu Allah akan mengangkat derajat manusia yang tinggi, dalam
penghidupanya di dunia dan keberuntungan di hari kemudian. Untuk
mencapai derajat yang tinggi itu dalam berbagai lapangan kehidupan,
baik lahir ataupun batin, perlulah manusia itu mengikuti perintah Allah
dan menjalankan petunjuk-Nya dengan sepenuh hati.
Apabila manusi itu hanya di ciptakan untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah, maka setiap orang itu perlu mengetahui
pengertian dan hakikat ibadah itu sendiri agar ia dapat meleksanakan
dengan benar. Selain itu pun ia juga perlu mengetahui fungsi dan tujuan
dari ibadah shalat yang di lakukan.
90
Ibadah shalat mempunyai tujuan pokok dan tambahan. Tujuan
pokonya adalah menghadapkan diri kepada Allah Yang Maha Esa dan
mengkonsentasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan
adanya tujuan itu seseorang akan mencapai derajat yang paling tinggi di
akhirat. Sedangkan tujuan tambahan adalah agar terciptanya
kemaslahatan diri manusia dan terwujudnya usaha yang terbaik.52
Ada tiga macam tujuan ibadah shalat yaitu :
a. Untuk membuktikan diri kita sebagai hamba Allah Swt.
b. Untuk membuktikan diri sebagai manusia, dan
c. Untuk memberikan ketaqwaan dalam diri manusia.53
Dalam beberapa tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1) Untuk mempertahankan mertabat manusia yang memperoleh
sebutan makhluk yang baik menurut Allah, baik dalam rupa,
penampilan, cara hidup dan kebiasaannya bila di bandingkan
dengan mahluk yang lain.
2) Menyukseskan tugas khalifah, karena selain ibadah manusia
memiliki tugas sebagai khalifah yaitu mengolah, mengatur,
memanfaatkan dan memakmurkan dunia ini.
3) Untuk mencari keridohan Allah, karena tujuan akhir dari berbagai
ibadah yang di kerjakan yaitu untuk mencari keridhoan Allah, baik
ibadah badaniah maupun ibadah maliyah.
52 Lahmuddin Nasution, Op. cit. h. 2. 53
A. Rahman Ritonga dan Zaenuddin, Op.cit., h. 9.
91
Jadi tujuan hakiki dari ibadah shalat ialah menghadapkan diri
kepada Allah untuk mengingatkan manusia tentang rasa keagungan dan
rasa kekuasaan-Nya, menunggalkan-Nya tumpuan dari segala hal.
Tujuan hakiki dari perintah ibadah shalat hanya Allah saja yang
benar-benar mengetahuinya, akan tetapi secara umum di ketahui dan di
pahami bahwa tujuan ibadah shalat itu tidak lain kecuali untuk beribadah
kepada-Nya. Dalam Al- Qur’an terdapat beberapa petujuk mengenai
tujuan ibadah shalat yaitu :
����OOOO��������iiii2222�������� qqqq��������IIII������������������������ NNNNOOOO��������llll7777����++++,,,,�������� MMMM&&&&����������������****))))****iiii mmmm ////����gggg0000JJJJ���� ....������������ """"����
Artinya :”Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah.”(Qs. Ar-Ra’d : 28)
qqqq ����%%%%JJJJKKKK ((((<<<<eeee����(((())))^::::5555�������� eeeeQQQQ++++jjjj����IIII++++,,,, AAAAªªªª���� ��������������������@@@@++++⌧⌧⌧⌧ZZZZ////5555��������
mmmm ++++IIII&&&&☺☺☺☺////5555����������������
Artimya :” Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.”(Qs. Al-
Ankabut : 45)
92
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB/BC Muara Sejahtera
Pondok Cabe Ilir Pamulanng Tangerang
Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
dibidang Pendidikan Luar Biasa Calon Pengurus Yayasan mengadakan
pertemuan di Komplek SLB/A Pembina Tingkat Nasional Jakarta sekitar
bulan Desember tahun 1988.
Hasil Pertemuan tersebut disepakati untuk mendirikan yayasan yang
disebut Yayasan Pendidikan Muara Sejahtera, yakni suatu yayasan yang
menyelenggarakan Sekolah Luar Biasa, dengan susunan badan pendiri sebagai
berikut :
a. Drs Zulbadi : Ketua
b. Drs. Sultan Effendi : Sekretaris
c. Drs. Sutarno : Bendahara I
d. Drs. Suratidja : Bendahara II
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan dikemudian hari,
para calon pengurus terlebih dahulu menandatangani surat pernyataan yang
intinya penyelenggaraan pendidikan di SLB/BC Muara Sejahtera benar-benar
bersifat amal, pengabdian, dan untuk meningkatkan profesionalisme dibidang
93
pendidikan dan pelayanan bagi Anak Luar Biasa yang istilah sekarang anak
berkebutuhan khusus .
Pada tanggal 29 Januari 1990, Akte Notaris Yayasan selesai dibuat
dan domisili yayasan berada di wilayah Jakarta Selatan. Setelah pengurus
memiliki Akte Notaris, maka diadakan observasi dan pendataan terhadap
Anak Luar Biasa di sekitar Kelurahan Lebak Bulus, Kelurahan Karang Tengah
dan di tempat lain yang menurut para pengurus yayasan memungkinkan untuk
mendirikan SLB, tetapi semua usaha belum berhasil. Untuk selanjutnya para
pengurus yayasan mengadakan pendataan dengan menghubungi Bapak Lurah
Cireundeu, Bapak Lurah Pisangan dan Bapak Lurah Pondok Cabe Ilir. Dari
hasil pendataan ditemukan 8 orang anak luar biasa, 5 orang berdomisili di
keluarahan pondok cabe ilir dan 3 orang berdomisili di kelurahan Cireundeu
Ciputat.
Berdasarkan musyawarah pengurus yayasan, maka ditetapkan
pendirian SLB/BC Muara Sejahtera di kelurahan Pondok Cabe Ilir dengan
mengontrak sebuah rumah di jalan cabe III, terhitung tanggal 1 November
1989. Tanggal 1 November 1989 diadakan rapat antara orang tua anak dan
pengurus yayasan yang intinya kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan
tanggal 10 November 1989.
Kegiatan belajar mengajar di SLB/BC Muara Sejahtera secara resmi
dilaksanakan tanggal 10 November 1989, oleh 2 orang guru yakni Drs.Suhadi
dan Drs.Zulbadi, murid yang hadir 5 orang. Setelah kegiatan belajar
dilaksanakan dan pengurus yayasan meyakini benar bahwa kegiatan tersebut
94
perlu ditangani dengan serius, maka usaha pembenahan administrasi dan
pelaporan segera diselesaikan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama semua
pelaporan dan administrasi Yayasan dan SLB/BC Muara Sejahtera dapat
diselesaikan dengan baik, karena besarnya perhatian pemerintah setempat
terhadap kegiatan tersebut.
Pada tanggal 1 November 1990, SLB/BC Muara Sejahtera pindah ke
jalan kelor II, Pondok Cabe Ilir dengan bangunan sekolah masih tetap kontrak
tahunan.
Setelah berpindah-pindah mengontrak, SLB/BC Muara Sejahtera
mendapat bantuan dari Depsos Rp. 13 Juta dan direalisasikan untuk pembelian
tanah seluas 250 meter² di jalan Trubus II Pondok cabe pamulang.
Pada tanggal 13 Mei 1992, dengan persediaan dana sebesar Rp. 3 juta
dari IMESCO DITO, Ibu E.N.Sudharmono dan H. Suryana Patma dimulai
peletakan batu pertama, hal ini untuk menghindari kontrak rumah yang akan
berakhir pada tanggal 1 November 1992.
Pada hari itu juga diluar dugaan pengurus Lions Club Jakarta Matahari
dan Lions Club Jakarta Nusa Indah datang di lokasi dan menyampaikan akan
memberi bantuan gedung sekolah.
Tanggal 31 Mei 1992 pengurus Yayasan Pendidikan Muara Sejahtera
menerima bantuan bangunan secara simbolik dari Presiden Lions Club Jakarta
Matahari dan Lions Club Jakarta Nusa Indah.
Pada tanggal 10 November 1992 Gedung di SLB/BC Muara Sejahtera
diresmikan oleh Ibu E.N.Sudharmono.
95
Pada tahun 1996 SLB/BC Muara Sejahtera mendapat bantuan dana
dari Ibu E.N.Sudharmono sebesar 10 Juta dan dibelikan tanah di bagian
belakang seluas 70 meter²
Pada bulan Januari 1998 dalam rangka HUT Pelita SLB/BC Muara
Sejahtera mendapat bantuan dana yang dipakai untuk membangun dua lokal
kelas dengan tambahan dana dari Lions Club Jakarta Matahari dan keluarga
Alm. Ibu Ali Wardana.
Pada akhir tahun 1999 SLB/BC Muara Sejahtera mendapat bantuan
jalan setapak dari keluarga Bapak H. Arnadi karena selama ini tidak
mempunyai jalan.
Pada akhir tahun 2001 akhirnya SLB/BC Muara Sejahtera mendapat dana
pinjaman untuk pembebasan tanah depan yang sudah di idam-idamkan sejak
lama.
Seluas 160 meter², sehingga mempunyai halaman untuk bermain dan
sarana olah raga anak-anak.
Pada tanggal 20 Desember 2003 mulai di bangun secara bertahap
penambahan kelas yang rencananya akan di bangun sebanyak 6 lokal dan 1
kamar mandi di halaman belakang dengan bantuan dari berbagai pihak
diantaranya, Bapak Menkokesra, Bapak Bupati Kab.Tangerang, PT PAS dan
donatur perorangan.
Perkembangan dari tahun ke tahun ini tak luput dari antusiasme
berbagai pihak pendukung pendidikan yang Insya Allah tak pernah padam.
96
B. Visi, Misi dan Tujuan SLB-BC Muara Sejahtera
SLB/BC Muara Sejahtera yang memberikan pelayanan pendidikan
bagi anak tuna rungu, tunagrahita, hiperaktif dan autis mulai dari TKLB
sampai SMLB di daerah Pondok Cabe dan Sekitarnya mempunyai
visi,misi dan tujuan sekolah sebagai berikut:
1. Visi
Unggul dalam pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
sehingga menjadi manusia yang beriman dan taqwa, mandiri dan
berperan di masyarakat.
2. Misi
a. Menuntaskan wajar pendidikan dasar 9 tahun bagi anak
berkebutuhan khusus di sekitar Pondok Cabe.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja bagi anak
berkebutuhan khusus sehingga para lulusan siap memasuki dunia
kerja di masyarakat.
c. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk
pengembangan pendidikan Luar Biasa.
3. Tujuan
a. Memberikan kesempatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus di
daerah Pondok Cabe dan sekitarnya.
b. Mewujudkan iklim masyarakat belajar di daerah Pondok Cabe dan
sekitarnya.
97
c. Menjalin hubungan dan kerja sama dengan tokoh masyarakat dan
penduduk sekitar untuk turut berperan serta dalam
penyelenggaraan pendidikan.
d. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan luar biasa dengan
memberdayakan seluruh potensi sumber daya sesuai dengan ciri
khas masyarakat setempat.
4. Sasaran Didik
Yayasan Pendidikan Muara Sejahtera memprakarsai berdirinya :
1. SLB B Muara Sejahtera
Memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa tuna rungu dari tingkat
TKLB, SDLB, SLTPLB, dan SMLB.
2. SLB C Muara Sejahtera
Memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa tunagrahita ringan dan
sedang yang mencakup jenjang :
a). TKLB-C, SDLB-C, SLTPLB-C,SMLB-C
b). TKLB-C1, SDLB-C1, SLTPLB-C1, SMLB-C1
3. Unit Pelayanan Khusus
Memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
dengan system terapi dan remedial yang selanjutnya pada kondisi
tertentu siswa akan masuk ke sekolah biasa atau SLB sesuai dengan
kondisi siswa.
98
Saat ini baru melayani siswa hiper aktif dan autis dan sedang dijajaki
bagi siswa berkesulitan belajar dan intervensi dini.
E. Muara Sejahtera Dari tahun ke tahun
- Tahun 1989-1991
Pada saat berdirinya SLB Muara Sejahtera merupakan satu unit
pendidikan yang menangani anak tunarungu dan tunagrahita dalam satu
naungan yang disebut SLB/BC Muara Sejahtera. Pada tahap awal ini
merupakan masa-masa sulit dan penuh perjuangan dimana kondisi sekolah
yang tidak menetap dan sangat memprihatinkan kadang beralas tanah
beratap asbes jauh dari nyaman
bagi situasi belajar. Namun demikian para pengajar walaupun
dengan honor alakadarnya tak mematahkan semangat untuk terus
melaksanakan kegiatan belajar bahkan menyusuri pelosok mendata,
memberi pengertian kepada para orang tua dan mengajak siswa yang
berkebutuhan khusus agar mau bersekolah.
- Tenaga pengajar
Beberapa tenaga pengajar yang pernah mengajar di SLB Muara
Sejahtera pada masa ini yaitu ;
1. Drs. Suhadi
2. Jatmiko
3. Drs. Slamet Santoso
4. Sugiyanto
99
5. Nurwidayati
Pada akhir tahun 1991 mendapat bantuan guru Negeri dari Kanwil
Depdikbud Prop. Jawa Barat waktu itu yaitu Dra. Tati Nurul Hayati
pindahan dari SLB/AYKB Garut.
- Siswa
Jumlah siswa sampai akhir tahun tercatat 14 orang siswa tunarungu 14
orang siswa tunagrahita
- Program Kerja dan hubungan dengan Masyarakat
Keadaan sekolah yang memprihatinkan di pinggiran Jakarta tersebut
ternyata mengundang simpati dan dukungan dari masyarakat hingga
sempat diliput salah satu TV swasta terbesar saat itu dan menggugah Ibu
E.N.Sudharmono sebagai isteri Wapres saat itu yang memberi perhatian
besar dan menjadi tonggak perubahan bagi SLB/BC Muara Sejahtera.
Semua bantuan tersebut yang sampai dipergunakan untuk
kelangsungan pendidikan dan melaksanakan program-program yang
dilaksanakan di SLB /BC Muara Sejahtera seperti pengadaan alat-alat
pendidikan,sarana,kegiatan makan bersama.
Tahun 1992-2000
Pada tanggal 10 Desember 1992, Gedung SLB/BC Muara
Sejahtera diresmikan oleh Ibu E.N.Sudharmono sebagai bentuk bantuan
dari Lions club Jakarta Matahari dan Lions Club Jakarta Dahlia. Seiring
dengan berjalannya waktu kegiatan-kegiatanpun mulai berjalan dengan
mapan,murid dan guru terus bertambah silih berganti namun bukan berarti
100
perjalanan mulus ada saja kendala yang mengganjal diantaranya
tertutupnya jalan ke sekolah karena terhalang tanah milik orang lain.
Dengan negosiasi yang alot akhirnya SLB/BC diperkenankan memakai
jalan setapak selebar 0,50 m dan mengambil dari pinggiran kali 0,50 m
walaupun sempitnya jalan ini agak mengkhawatirkan mengingat berbagai
kondisi anak-anak luar biasa kurang leluasa untuk menapaki jalan.
Pada akhir tahun 2000 Yayasan dapat mengusahakan pinjaman
untuk dapat membeli tanah depan sehingga selain leluasa untuk jalan
anak-anak juga mendapat sarana untuk olahraga dan bermain.Tenaga
pengajar
Beberapa tenaga pengajar dan kepala sekolah yang bertugas silih
berganti di SLB/BC Muara Sejahtera diantaranya :
1. Drs.Slamet Santoso
2. Dra.Tati Nurul Hayati
3. Nurwidayati
4. Sumiati
5. Minto Basuki
6. Dra.Iis Ratnadinwati
7. Asniati
8. Sri Hartati
9. Sri Puji Taryanti
Pada tahun 1997-1999 SLB/BC Muara Sejahtera pernah membuka
TK untuk umum namun karena berbagai kendala TK tersebut ditutup
kembali.
Program siswa kerja dan hubungan masyarakat
50
Mengingat jumlah siswa cenderung bertambah, maka sekolah
mengupayakan penambahan lokal dengan memanfaatkan lahan belakang
sebanyak 2 kelas selama itu juga dengan bantuan berbagai pihak
alhamdulillah tanah dibagian depan dapat diurug dan di benteng sehingga
kelayakan sekolah sudah mulai tampak. Beberapa program penunjang
pendidikan yang di laksanakan di sekolah diantaranya :
Program orang tua asuh
Beberapa donatur
Berkembangnya dunia pendidikan dan tumbuhnya kesadaran penuh
dari orang tua siswa berkebutuhan khusus, pemerintah dan masyarakat
untuk mengangkat pendidikan khusus lebih terangkat ke permukaan mulai
terasa semenjak naiknya Subdit PLB menjadi Direktorat PLB.
Beberapa isu seperti aksesibilitas, inklusi, penanganan autis,
akselerasi dsb mendongkrak perubahan pandangan terhadap pendidikan
khusus secara perlahan.54
54 Selayanng Pandang SLB/BC, Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang
Banten
51
P e s e r t a D i d i k
C. Struktur SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Tahun Pelajaran 2006-2007
STRUKTUR ORGANISASI
SLB/BC MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE
PAMULANG TANGERANG BANTEN
Komite Sekolah
Drs. Amin Bagus, M. Pd
Kepala Sekolah
Mansur Qurtubi, BA
Ketua Yayasan
Drs. Zulbani, M. Pd
Guru kelas
Dwi Rianti Rum
Guru kelas
Agus Helfi Rahman
Guru kelas
Evi Hovpipah, S. Pd
Guru kelas
Sri puji taryanti
Guru kelas
Siti Nur Hayati, S. Ag
Guru kelas
Endang Sri Wahyuningsih, S. Ag
Guru kelas
Isma Endah
Guru kelas
Iyef Syah Dudin, S. sos
Koordinator B
Dwi rianti rumiyani
Koordinator C
Drs. Iis ratna dinwanti
Tata Usaha
Iyef Syahdudin, S. sos
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C di SLB-
BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Pada dasarnya setiap anak yang diciptakan sudah diberi bakat dan
potensi-potensi fitri yang dapat diarahkan kepada kebaikan sebagaimana pula
dapat diarahkan kepada kejahatan.
Rasulullah saw bersabda :
م�م� م-�-د ی-�� "0� ا�@?�ة �<�-ا7 ی>-=د� اوی!6�ا� روا7 ا��Eرى وم��0 "� (اوی!3=��� و�� روای2 اویB�آ��
)ا�� ه�ی�ة
Artinya : Seseorang tidak di lahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka
kedua orang tuanya yang menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi dalam
riwayat lain musyrik ( HR. Bukhari Muslim)55
Sesungguhnya yang mengajarkan prinsip-prinsip agama islam pada
anak sewaktu kecil seperti ajaran shalat, ajaran shalat adalah yang sangat
penting yang disadari oleh orang tua, khususnya dan diperhatikan oleh
pendidik (guru), karena hal itulah yang menentukan masa depan anak
kejenjang keluhuran dan kesempurnaan.
55 Imam AL Bukhari, Shahih, (Semarang : Toha Putra, tt) Jaz II, h. 97.
Shalat adalah salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan sebagai
ibadah yang wajib dilaksanakan (fardhu a’in) bagi setiap mukmin laki-laki
maupun perempuan yang mukhalaf (sudah baligh). Berarti setiap muslim yang
lahir ke dunia ini dan berada dalam lingkungan keluarga yang muslim, kelak
ia akan di kenakan taklif (kewajiban) untuk melaksanakan shalat.
Akan tetapi anak tunagrahita ini tidak dikenakan takilf (kewajiban)
dikarenakan mereka merupakan anak yang memiliki keterbatasan dalam
membedakan mana yanng hak dan mana yang batil, sehingga mereka
memerlukan suatu bimbingan yang terus menerus dalam hidupnya (kurang
mampu untuk mandiri sepenuhnya).
Secara eduktif metodologis, membimbing anak tunagrahita untuk
melaksanakan ibadah terutama ibadah shalat, karena itu memerlukan beberapa
metode yang sesuai dalam bimbingan tersebut. Sehingga dengan harapan
metode-metode yang diberikan dapat memenuhi harapan yang diinginkan
(potensi anak bisa dioptimalkan), dalam hal ini akan diuraikan beberapa
metode yang berpengaruh terhadap bimbingan ibadah shalat bagi anak
tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang. Adapun metode yang dimaksud adalah :
1. Metode Nasihat ( ceramah )
Sebagian ilmu berkata nasihat adalah perhatian hati terhadap yang di
nasihati siapapun dia. Nasihat ialah salah satu cara dari al-mau’izahu al-
hasanah yang mengingatkan dari segala perbuatan pasti ada sangsi dan
akibatnya. Al-Asfahani memberikan pemahaman terhadap term tersebut
dengan makna al-mau’idzah merupakan sebuah tindakan yang mengingatkan
seseorang dengan baik dan lemah lembut agar dapat meluluhkan hatinya.
Secara terminologi nasihat adalah memerintah atau melarang atau
menganjurkan yang dibarengi dengan motivasi dan ancaman. Adapun
pengertian nasihat dalam kamus bahasa Indonesia balai pustaka adalah
membrerikan petujuk kepada jalan yang benar. Juga berarti mengatakan
sesuatu yang benar dengnan cara melunakan hati.56
Nasihat harus berkesan
dengan jiwa atau mengikat jiwa dengan keimanan dan petunjuk.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 66
��+5�� �GT�� �<V����⌧�
����a()� ����
q�r�*)��/i�� ���98sZT��
��� q��� ���� ���
���m ��E�z � � �(�*)*+> �#JK
3zJ)+i ����R��� q ��+5��
��� ®�� q��*)*+> ���
���¯s��E °��J� ��i++5
�Ia� � ����¡� u=⌧2����
�-x±JS�²+,
Artinya :”Dan Sesungguhnya kalau kami perintahkan kepada mereka:
"Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka
tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. dan
Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada
mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
menguatkan (iman mereka),”
Ibnu Taimia menjelaskan ada beberapa sifat yang harus di miliki oleh
seseorang penasihat diantaranya adalah harus memiliki ilmu tentang keadaan
orang yang diperintah dan yang dilarang. Adapun memberikan nasihat
56 Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amanah), h. 340.
merupakan salah satu seseorang dalam menuntun orang lain menuju kepada
jalan yang baik.
Sedangkan nasihat kepada kaum muslimin pada umumnya menolong
mereka dalam hal kebaikan dan melarang mereka berbuat keburukan,
membimbing mereka kepada petunjuk dan mencegah mereka dengan sekuat
tenaga dari kesesatan, mencintai kebaikan untuk mereka sebagaimana mereka
mencintainya untuk dirinya sendiri, dikarenakan semua adalah hamba-hamba
Allah, maka haruslah bagi mereka seorang hamba untuk memandang mereka
dengan kacamata yang satu yaitu kacamata kebenaran.
Adapun kita semua adalah hamba-hamba Allah yang diperintahkan
untuk saling menasihati, ini dapat kita lihat pada beberapa ayat al qur’an
diantaranya adalah :
Allah berfirman dalam Surat Al - Ashr ayat 1 – 3
JaA*/5���� A�� �JK
���98j���� N��+5 {a7u�� A��
�#JK �O��i2��� q��I�����
q��*)�☺��� ���+J)�^:5��
q���9���+,��
���+/5��J�
q���9���+,��
Ja�5^:5��J� Am� Artuinya : ”Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian,Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran”.
Untuk menjadi seorang penasehat ada beberapa sifat diantaranya
adalah : Orang tersebut harus memiliki ilmu keadaan orang yang di
nasihatinya. Adapun yang dimaksud metode nasihat di sini adalah dalam
bantuk ceramah atau arahan pada anak didik serta memberikan contoh mana
yang baik dan mana yangn buruk. Metode nasihat yang baik diterapkan di
SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe ini sudah sesuai dengan firman Allah
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125
��z�� eN(kJK �30Jv� SJ(��Q
�Y☺��/³��J�
�Y+s���☺/5���� �Y�I98Y�/³��
q M&�/5�=���� �g�25��J� �Q��
&�987��� e �JK S¨��Q ��*�
¬M()7�� �☺J� 39� ��
°��J�0Jv� q ��*��� ¬M()7��
�O��=�x7�&☺/5��J� Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”.
Jadi nasihat disini adalah sudah menjadi kewajiban kaum muslilmin
laki-laki maupun kaum muslimin perempuan, dari nasihat disini tidak
membedakan mana yang IQ nya normal dan mana yang IQ nya kurang normal
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2
q���T���*+,�� N(,�
J´ag5/5�� ~��/K¨x5���� q "#�� q���T���*+, N(,�
gM/M���� �����7=*/5����
e q��sK ,���� 2��� q �JK
2��� &=E�=⌧2 gW�+K�*/5��
A��
Artimya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya
2. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan merupakan proses pemahaman kebiasaan dalam
pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan yang cocok dan sesuai
dengan perkembangan jiwanya. Karena metode ini digunakan untuk mendidik
atau membimbing anak dengan jalan membiasakan anak agar ia terbiasa, baik
melalui teladan orang tua atau pembimbing.
Pembiasaan tersebut akan membentuk sikap tertentu, lambat laun sifat
itu akan bertambah jelas dan kuat karena telah menjadi bagian dari pribadinya.
Siswa akan cenderung akan melaksanakan shalat karena ada pembiasaan dari
lingkungannya untuk melaksanakan shalat, hal tersebut sesuai dengan
pendapat ibu Zakiah Daradjat yaitu ” Apabila sianak tidak terbiasa
melaksanakan ajaran agama terutama ibadah (secara konteks seperti shalat,
puasa, membaca al-qur’an dan berdo’a) dan tidak pula dilatih atau di biasakan
hal-hal yang di perintahkan Allah dalam kehidupan sehari-hari serta tidak
dilatih untuk menghindari larangannya, maka pada waktu dewasanya nanti ia
akan cenderung kepada sikap acuh tak acuh, anti agama atau sekurang-
kurangnya ia tidak akan merasakan pentingnya agama bagi dirinya. Tapi
sebaliknya, anak yang mendapatkan pelatihan dan pembiasaan agama, pada
waktu dewasanya nanti akan merasa kebutuhan akan agama.57
Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Yang dimaksud
dengan kebiasaan (habit) ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniforem,
dan hampir-hampir otomatis (hampir-hanpir tidak disadari oleh pelakunya).
Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat
penting terutama bagi anak-anak. Dalam kondisi seperti ini mereka perlu
dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan pola pikir
tertentu. Anak perlu dibiasakan untuk mandi, makan, tidur, secara teratur,
serta bermain-main, berbicara, belajar, dan sebagainya.
Seseorang yang telah mempunyai kebiasan tertentu akan dapat
melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan, segala sesuatu
yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk dirubah dan tetap
berlangsung sampai hari tua
Di dalam al qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukan kepada
penggunaan metode pembiasaan. Diantaranya terdapat firman Allah dalam
surat An-Nur 58 sebagai berikut :
��DE�FG��E $¦��i2���
q��I�����
��Tg0/.�x8�z�5 �O��i2���
7�+()�� M�I�☺�E��
�O��i2����� M+5
q���*)�S�E ��*)��/³��
57 Zakiah Darajat, llmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), Cet, Ke- 15, h. 64.
M�I�� R�()�M ���X �� e ����
�3�S+i <e�()9 m 7µ⌧Z/5��
�Oc�(�� ���*"_+, ������0�M
����� <�a J�2s5�� ������
�=�*�� <e�()9
�����@�*/5�� e &R�()�M
����Q��� ���25 e $☯/0+5
���/0()�] "#�� ��J�/z()�]
S��I� u�*�=�*�� e $%�*>�X�+ ��/0()�]
��svs_�*�� eN(,� k·�*�� e S�5�⌧0⌧� &OJ�c�SE ����
��+5 ����E��� ������
MzJ)�] _Mz�� AJC�
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak
(lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di
antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu:
sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan Pakaian (luar)mu di
tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi
kamu[1047]. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari
(tiga waktu) itu[1048]. mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada
keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Adapun pembiasaan dalam bahasa metodologi adalah ”Trayel and Error”
Dan menurut pribahasa Arab adalah :
ا���دة تLHM ا�� تJ�ا. ا�H'��2� ا���دةArtinya : Pendidikan adalah pembiasaan dan pembiasaan adalah
merupakan pengulangan.
Jadi dengan demikian pembiasaan ibadah shalat hendaknya dengan
usaha, apalagi anak tunagrahita yang perlu arahan dan bimbingan khusus yang
terus menerus. Ketika di rumah orang tualah yang sangat berperan kepada
anaknya agar bisa atau membangkitkan kesadaran terhadap tingkah laku yang
di biasakan (ibadah shalat). Sedangkan guru ibadah shalat khusus tunagrahita
haya mampu memberikan teori dan praktek di sekolah saja tentang ibadah
shalat. Maka sangat tinggilah peran orang tua dalam bimbingan terhadap
anaknya ketika dirumah menjadi anak yang agamis.
3. Metode Praktek
Metode praktek lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan dilapangan yang bisa berarti
ditempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah
pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta,
sehingga dapat memicu kemampuannya. Sifat metode praktek adalah
pengembangan ketrampilan.
Jadi metode prktek adalah metode implementasi dari metode
pembiasaan dalam rangka pembelajaran, khususnya pelajaran pendidikan
agama islam. Sedangkan tujuannya adalah supaya mampu mengetahui tatacara
pelaksaanakan kegiatan pelaksanaan bimbingan ibadah dalam kehidupanya
sehari-hari khususnya ibadah shalat.
Dan metode ini bersinambungan dengan hadits nabi yang berbunyi :
��ل رس-ل ا ص&' ا "0� وس0'� : �ی�ة یN-ل "� ا�� ه : P�Q�� �J!���' ا��م�ی
Artinya : Dari Abu Hurairoh berkata, Rasulullah Saw bersabda.
Janganlah minum diantara kamu dengan berdiri58
Dari hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa apabila seseorang
melarang atau merintah jangan saja mampu berbicara akan tetapi mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita–C
SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang
Pendekatan yang di inginkan untuk membimbing ibadah shalat pada
anak tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe adalah
pendekatan individual.
Pendekatan individual adalah melakukan komunikasi langsung secara
individual dengan yang di bimbing (klien). Hal ini dilakukan oleh pembimbng
(guru agama) di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe, untuk membimbing
ibadah shalat khususnya.
Adapun pendekatan ini digunakan ketika guru sedang mengajarkan
gerakan dan bacaan shalat. Pelaksanakan dilakukan dengan program karena
bacaan dengan gerakan shalat itu dilakukan secara berkelompok, apalagi anak
tunagrahita yang dalam kehidupannya selalu memerlukan pendekatan
individual. Anak-anak akan memperhatikan gerakan yang sedang dicontohkan
oleh pembimbing kemudian anak (klien) tersebut menirukan gerakan dan
bacaannya dalam shalat
58 Syekh bin Bazz, Shoheh Muslim, (Beirut Lebanon : Darul Fikri) Cet. ke-2, h. 279.
Jadi pendekatan individual ini sangat efektif walaupun membutuhkan
waktu yang cukup lama karena sesuai dengan kemampuan IQ nya nasing-
masing.
Ada beberapa target untuk membimbing ibadah shalat pada anak
tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe. Adapun targetnya
yaitu, anak mampu mengikuti dan mengulang-ngulang gerakan dan bacaan
yang telah diperaktekkan dan dilafalkan oleh pembimbing(guru agama) serta
gerakan-gerakan yang di concohkannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada ahkir bagian skripsi ini, dari data serta informasi yang penulis
peroleh serta uraian yang sangat sederhana penulis sekiranya dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai IQ di bawah anak-anak
normal yang terjadi pada masa perkembangan anak pada sebelum usia 18
tahun dan di sertai gangguan ada penyesuaian tingkahlaku sehingga
membutuhkan program pendidikan khusus
2. Anak tunagrahita terbagi menjadi tiga tingkatan
a. Tunagrahita ringan (IQ 50-70)
b. Tunagrahita sedang (IQ 30-50)
c. Tunagrahita berat dan sangat berat (IQ di bawah 30)
3. Bimbingan adalah menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk
mengambil suatu keputusan atau memberikan sesuatu sambil memberikan
nasihat, pengarahan, dan menuntun suatu tujuan
4. Ibadah merupakan suatu nama yang mencakup segala perbuatan yang
disukai dan diridhai Allah Swt. Dan kita sebagaimana hambanya
semaksimal mungkin kita untuk mengabdikan dirinya kepada sang khalik
guna meraih keridhaan-Nya, serta meraih keselamatan di dunia dan di
akhirat.
5. Adapun metode pelaksaanan bimbingan ibadah shalat di sekolah SLB-BC
Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang menggunakan
beberapa metode diantaranya adalah : (1). Metode Nasihat (ceramah) yaitu
metode yang menerangkan tentang ucapan atau kata-kata yang lemah
lembut di depan anak didiknya. (2). Metode Pembiasaan adalah
merupakan suatu proses penanaman kebiasaan dalam pembinaan pribadi
anak sangat di perlukan pembiasaan yang sangat cocok dan sesuai dengan
perkembangai jiwanya. (3). Metode Peraktek adalah bertujuan untuk
melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam mengaflikasikan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya.
B. Saran
Mengingat waktu bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c
khususnya, karena bimbingan ibadah shalat dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga ataupun dalam lingkungan. Ada
beberapa saran yang penulis kemukakan yang kiranya dapat menjadi maslahat
guna untuk meningkatkan kualitas kegiatan pelaksanaan bimbingan ibadah
shalat pada siswa SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang yang lebih baik lagi yaitu :
1. Dari pihak sekolah harus menyediakan ruangan khusus unuk melaksankan
suatu ibadah khususnya ibadah shalat, guna untuk semaksimal mungkin
guru idabah membimbingnya
2. Kiranya guru agama atau pembimbing agar senantiasa meningkatkan terus
pendekatannya pada anak tunaggrahita khususnya, guna untuk
menciptakan kesadaran tentang bantuk-bentuk ibadah dan memproduk
anak yang beriman dan bertakwa ke pada Allah Swt
3. Pada guru pembimbing (guru agama) kiranya memanfaatkan waktu yang
kiranya telah di sediakan oleh pihak sekolah atau bagian kurikulum di
sekolah SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang
sehingga anak yang di bimbing mampu mengaflikasikan kedalam
kehidupannya sehari-hari, baik dalam kalangan keluarga maupun dalam
kalangan masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Kartadinata Sunaryo, H. Drs, Psikologi Luar Biasa, Depdikbud, Jakarta,
1983
- Suraraga Fadilah. Dr, Solichah, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Islam, Jakarta : PT. Golden Terayon Pres, 1983
- Arifin, H. M, Teoro-teori Konseling Agama dan Umum, Jakarta :
PT.Gorden Terayon Press, 1996
- Mari Sing Rimbun dan Sofian Efendi, Metodi Penelitian Survai, jakarta :
LPES, 1997, Cet. ke-2
- Suhartono Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung : Renmaja Rosada,
2000, Cet. ke-2
- Bungin Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja
Drafindo Persada, 2003, Cet. ke-2
- Hadi Sutrisno, Metodologi Riset II, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM, 1984
- Sugino, Metode Penulisa Administrasi, Bandung : Al-Fabeta, 2005, Cet.
ke-12
- Sitorus Felix. MT, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, Bogor :
Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998
- Moleong. Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.
Remaja Rosada Karya, 1989, Cet. ke-1
- Poerwandari Kristi. E, Pendekatan Kualitatif dalam Pendekatan Psikologi,
Jakatra : LPSP 3 UI, 1998, Cet. ke-1
- Mangungson frida, Psikologi Pendidikan Luar Biasa, Jakarta : LPSP 3 UI,
1990
- Mulyono Anton. M, Sri Sukersih, Adi sunarya, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakatra : Depdikbud RI, 1988
- Mulyono A. dan S. Suedjadi, Bahan Kuliah Ortopedagogik Umum, Jakatra
: IKIP, 1993
- Amin. M, Ortipedogogik, Anak Tunagrahita Bandung : Depdikbud, 1995
- Cruickshanek Wiliam. M, JohnsonOrvillie, Ph.D.G, Education Of
Ekcaftion Chiden and Yauth, School Of Education, Syuracuse University,
1962
- Sudjadi, Materi Penelitian dan ATG dalam Perkembangannya, Jakarta :
Dekdikbud, 1990, Cet. ke-1
- A, Mallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Press, 2002, Cet.
ke-1
- Sartono dan Umar, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, Bandung : Pusat Setia, 1998, Cet. ke-1
- Faqih Aunur Rahman, Bimbingan Konseling dalam Islam, Yogyakatra :
UII Press, 1996, Cet. ke-2
- Anti Erman dan Prianto, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1999, Cet. ke-1
- Surya. Moh dan Djumhur I, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah,
Bimbingan : CD Ilmu, 1991, Cet. ke-1
- Hamdani Bakran dan Adz. M, Psikologi Terapi dan Konseling dalam
Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Barat, 2001, Cet. ke-1
- Arifin. M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Askara, 1991, Cet. ke-1
- Baihaki. H, Fiqih Ibadah, Bandung : M 25, 1996, Cet. ke-1
- Sabik Sayid, Fiqih Sunnah (1),Bandung : PT.Al- Ma’arif,1973,Cet.ke-1
- Dzakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam, Penerbit dan Penyebaran
Buku-buku, Jakatra : Indonesia, 1996, Cet. ke-9
- Nasotion Lahmudin, Fiqih Ibadah, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999,
Cet. ke-2
- Hawa Sa’id, Mensucikan Jiwa, Jakarta : Rabani Press, 2000, Cet. ke-3
- Masfuk Juhdi. H, Studi Islam Ibadah, Jakarta :Rajawali Offset, 1992, Cet.
ke-2
- Selayang Pandang SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang
Tangerang Banten, 1988
- Muzier Suparta. H, Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta : Kencana,
2003, Cet. ke-1
- Mubarok Achmad, Konseling Agama Teori dan Kasus, (Jakarta : PT. Bina
Rena Pariwarna, 2002), Cet. ke-3.
- ” Jiwa dalam Al-Qur’an, (Jakarta, Paramadina, 2000), Cet. Ke-1.
- http://www.curriki.org/ywiki/bin/download/colldagar/B2PENDEKATAN
PEMBELAJARANSAINSDISD/.doc di askes pada 20 Februari 2009.
- http://pwk.undip.ac.id/d3/beritaterkini/partisipatif.httm
- Pengembangan Program Pendampingan masyarakat dalam Jurnal PMI,
Vol I, No. 2, Maret 2004.
- Isbandi Andi, Pemberayaan Masyarakat dan Intervensi Komunitas,
Pengantar pada Penilaian dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : Lembaga
Penerbit FE-UI,2003).
FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA WISUDA ( KE-75)
SEMESTER GANJIL/GENAP TAHUN 2009/2010
1. Nama : Khusnul Mubarok
2. Tempat/Tanggal Lahir : Karawangan,12 Oktober 1982 3. Nomor Pokok : 102052025640
4. Fakultas : Dakwah dan Komunikasi 5. Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
6. Program : S I
7. Judul Skripsi : Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada
anak TunagrahitaC di SLB/BC Muara
Sejahtera Pondok cabe Ilir Pamulang
Tangerang
8. Tanggal Lulus : 17 Februari 2009
9. No.Ijazah :
10. Indek Prestasi : 2, 92
11. Jabatan dalam Organisasi :
Kemahasiswaan
12. Alamat Asal : Kp Banteng Karamat Rt.20/05 Desa
Cikarang Kec. Cilamaya Kab. Karawang
13. Alamat Sekarang : Jl.Raya Pondok Cabe Ilir Rt.01/04
Pamulang Tangerang
14. Nama Ayah : Mahroni 15. Pendidikan Ayah : SD
16. Pekerjaan Ayah : Petani 17. Nama Ibu : Siti Fathonah (Alm)
18. Pendidikan Ibu : SD
19. Pekerjaan Ibu : Rumah Tangga
Jakarta, 27 Februari 2009
Tanda tangan Ybs
Khusnul Mubarok
IDENTITAS ALUMNI
Wisuda Ke : 75/ Tahun Akademik : 2009/2010
Yang bertandatangan di bawah ini, 1. Nama : Khusnul Mubarok
2. Nomor Pokok/NIM : 102052025640 3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat/Tanggal Lahir : Karawangan,12 Oktober 1982 5. Alamat Asal : Kp Banteng Karamat Rt.20/05 Desa
Cikarang Kec. Cilamaya Kab. Karawang
6. Alamat Sekarang : Jl.Raya Pondok Cabe Ilir Rt.01/04
Pamulang Tangerang
7. Kode Pos : 15418
8. Telepon : 081809575543
9. Jurusan/Program Studi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
10. Judul Skripsi : Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada
Anak Tunagrahita-c di SLB/BC Muara
Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
11. Pembimbing : Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd
12. Penguji 1 : Drs. M. Lutfi, MA
13. Penguji 2 : Dra. Hj. Elidar Husein, MA
14. Tanggal Lulus Ujian : 17 Februari 2009 15. IP/Yudisium : 2, 92 / C
16. Nomor & tgl ijazah : 17. Pekerjaan :
18. Alamat Pekerjaan :
Mengetahui, Jakarta, 26 Februari 2009
Ketua Jurusan Tanda Tangan Ybs
Drs. M. Lutfi, MA Khusnul Mubarok
BERITA WAWANCARA
Nama : Mansur Qurtubi, BA
Jabatan : Kepala Sekolah
Tempat : Kantor Sekolah
Hari/ Tanggal : 15 Agustus 2008
Isi Wawancara
T. Dimanakah bimbingan ibadah shalat anak tunagrahita di laksanakan?
J. Di Mushala, di karenakan sarana dan prasaran di sekolah kurang memadai,
jadi kami dari pihak sekolah langsung bekerjasama dengan masyarakat
setempat dan ketua mushala yang ada.
T. Apa yang melatar belakangi di laksanakanya bimbingan ibadah shalat pada
anak tunagrahita?
J. Yang melatar belekangi bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita
adalah untuk melatih pembiasaan pada anak karena ini lebih menggunakan
metode pembiasaan, adapun cara maksimalnya mereka memahami dan
kurangnya pemahaman, jadi istilah pembiasan mereka untuk melakukan
kebiasaan ibadah shalat itu harus continiou dalam melakukan dan
melaksanakannya
T. Pada tahun berapa bimbingan ibadah shalat untuk anak tunagrahita di
laksanakan?
J. Sekitar dari tahun 1990-an bimbingan ibadah shalat pada anak tunagtrahita
itu di lakanakan, karena sejak saya sebelum pindak ke sekolah ini juga
suda berjalan bimbingan itu, jadi saya disini hanya melanjutkan pogram-
program yang ada dan memantau berjalannya efektifitas bimbingan
ibadah shalat anak-anak tunagrahita dan anak-anak yang lainya.
T. Siapa yang mengajarkan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita di
sekolah ini?
J. Yang mengajarkan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita di
sekolah ini adalah ibu Siti, ibu Isma, dan ibu Iis, Serta di bantu dengan
guru-guru kelasnya masing-masing adapun untuk koordinatornya yang
saya tunjuk langsung adalah ibu Siti karen ia mempunyai latar belakang
dari UIN, sedangkan yang lainya ada yang dari IKIP, ITB, sedangkan yang
lainya dari perguruan umum.
T. Kapan bimbingan ibadah shalat anak tunagtrahita itu di laksanakan dan
pada jam berapa di laksanakanya?
J. Adapun harinya itu, hari selasa dan hari kamis, akan tetapi disini di
wajibkan bagi seluruh siswa. Adapun jamnya pada jam terakhir tepatnya
pada waktu shalat dzuhur.
T. Kenapa bimbinmgan ibadah shalat itu di wajibkan bagi anak tunagrahita?
J. Bukanhanya anak tunagrahita saja, akan tetapi anak tunarungu, bahkan
anak anak autis pun ikut melaksanakan bimbingan ibadah shalat, tapai
anak autis yang ringan, dan kita kan umat beragama muslim dan kebetulan
anak- anak disini mayoritas muslim, jadi kami dari pihak sekolah
mewajibkan anak-anak muslim untuk melaksanakan bimbingan ibadah
shalat
T. Bagaimana menurut bapak tentang penerapan bimbingan ibadah shalat pada
anak tunagrahita?
J. Kalau menurut bapak mengenai penerapan atau metode yang digunakan
oleh bu Siti dan yang lainnya itu sudah cukup bagus, karena saya melihat
sudah ada beberapa anak yang bisa mengaflikasikan kedalam kehidupanya
sehari-hari ?
T. Bagaimana menurut bapak tentang bimbingan ibdah shalat yang di
laksanakan di sekolah ini memberikan kontribusi pada anak tunagrhita?
J. Yang bapak lihat sudah walaupun tidak seluruhnya anak mampu anak
mengikutu metode –metode yangb ibu siti terapkan dan laksanakan di
sekolah ini
T. Apakah ada kurikulum tentang bimbingan idabah shalat di sekolah ini?
J. Ada, akan tetapi, jika kita megikkuti kurikulum yang ada, ya agak
kewalahan dalam membimbinganya karena kurikulum dari DIKNAS itu
agak sulit untuk bisa di pahami dan di ikuti oleh anak-anak
Pondok Cabe, 15 Agustus 2008
Interview Interwviewer
Mansyur Qurtubi, BA Khusnul Mubarok