Pendapatan Freeport Dan Newmont

download Pendapatan Freeport Dan Newmont

of 7

description

huhh

Transcript of Pendapatan Freeport Dan Newmont

Pendapatan Freeport dan Perubahan Menjadi Perusahaan RaksasaBerdasarkan potensi kandungan mineral yang diuraikan di atas, diperoleh bahwa total pendapatan yang dapat diterima di Ertsberg minimal US$ 70 miliar dan total potensi pendapatan di Grasberg bernilai sekitar US$ 300 miliar. Dari total potensi tersebut, kita menemukan bahwa sejauh ini Freeport sebagai penambang, telah memperoleh porsi pendapatan yang lebih besar dibanding negara sebagai pemilik sumberdaya. Hal ini dapat kita temukan dari data-data yang diperoleh maupun dalam laporan keuangan yang diterbitkan Freeport.Pendapatan berdasarkan estimasi potensi mineral selama periode Ertsberg di atas adalah sekitar US$ 70 miliar. Kami tidak menuduh bahwa Freeport telah melakukan manipulasi. Namun, fakta bahwa emas diakui sebagai by product pada awal penambangan, dan bahwa perak tidak dinyatakan sebagai mineral yang dihasilkan, merupakan potensi pendapatan yang sangat besar yang mungkin saja disembunyikan dalam laporan keuangan resmi Freeport. Dengan demikian, jika hal ini benar, tidak mengherankan kalau Freeport yang pada awal berdirinya adalah perusahaan gurem bisa menjelma menjadi perusahaan raksasa dalam waktu singkat.Dugaan penipuan atau penyembunyian total pendapatan dari unsur emas sebagai by product ini pada gilirannya telah pula merugikan penerimaan negara dalam jumlah sangat besar. Mereka menjadi besar diduga karena menipu dan menjajah. Tetapi memang ini terjadi akibat adanya penyelewengan dan KKN oleh oknum-oknum Indonesia juga.

Berdasarkan tabel di atas, jika kita membandingkan akumulasi pendapatan PT Freeport Indonesia (2004-2008) dengan penerimaan Indonesia (2004-2008) akan dapat terlihat nyata, bahwa Indonesia sangat dirugikan. Total pendapatan PT Freeport Indonesia dari tahun 2004-2008 adalah US$ 17,893 miliar. Jika seluruh pengeluaran biaya operasi dan pajak yang dikeluarkan Freeport diasumsikan 50% dari pendapatan, penerimaan bersih Freeport selama 2004-2008 adalah US$ US$ 8,946 miliar.Pada Tabel 2 di atas kita juga dapat menghitung total penerimaan dari berasal dari pajak dan royalti sebesar US$ 4,411 miliar. Dengan demikian, Indonesia sebagai pemilik sah sumberdaya mineral tersebut justru memperoleh penerimaan yang lebih kecil dibanding Freeport sebagai kontraktor pemegang hak KK, dengan perbandingan U$ 4,411 miliar (Indonesia): U$$ 8,946 miliar (Freeport). Perbedaan penerimaan yang merugikan Indonesia ini harus segera diubah, dan caranya adalah dengan renegosiasi KK dan pemilikan saham Freeport oleh BUMN.Seperti disebutkan di atas, disamping tembaga, Freeport merupakan penghasil utama emas Indonesia. Emas saat ini menjadi produk utama Freeport, bukan lagi tembaga. Hal ini disebabkan semakin tingginya konsentrasi emas dan perak dalam bahan galian/deposit yang ditemukan. Produksi emas ini terus meningkat hingga mencapai 67% dari produksi emas nasional pada tahun 1995.Sejak menemukan deposit emas terbesar dan tembaga terbesar nomor tiga di dunia, Freeport berubah menjadi tambang emas raksasa skala dunia. Total asset yang dimiliki PT Freeport Indonesia hingga akhir tahun 2005 mencapai US$ 5,55 miliar. Pada Januari 2006, PT FI mengumumkan pendapatan tahun 2005 mencapai angka US$ 4,012 miliar (setara Rp 40 triliun), naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Bahkan pada tahun 2007 menyebutkan pendapatan PT FI mencapai US$ 5,315 miliar.Berdasarkan laporan keuangan Juni 2008, dapat dilihat bahwa nilai total asset PT FI adalah sebesar US$ 23,35 miliar. Sebagai kesimpulan, kita mendesak agar pemerintah Indonesia segera memiliki saham di Freeport. Namun, harga saham yang harus dibayar bukanlah berdasarkan harga pasar FCX. Harga saham tersebut haruslah lebih kecil, dengan memperhitungkan berbagai penyelewengan dan kemudahan yang telah diterima PTFI selama berinvestasi di Indonesia.

JAKARTA. Freeport-McMoRan Copper Gold Inc, perusahaan tambang terbesar di dunia, membukukan pendapatan US$ 6,03 miliar pada semester I 2013 dari penjualan tembaga dan emas yang berasal dari tambang Grasberg, Papua.Laporan resmi Freeport yang dirilis Selasa (23/7), menyebutkan penjualan tembaga tambang Grasberg mencapai 356 juta pound dan 342 ribu ounces emas.Dengan realisasi hargajual rata US$ 3,20 per pound tembaga, dan US$ US$ 1.431 per ounces emas. Freeport membukukan pendapatan dari penjualan tembaga sebesar USS 1,14 miliar dan penjualan emassebesar US$ 4,89 miliar.Realisasi pendapatan Freeport di semester I 2013 turun 36,7% dibanding periode yang sama 2012 sebesar US$ 9,53 miliar. Penurunan pendapatan dari tambang Grasberg yang dikelola anak usaha Freeport, PT Freeport Indonesia, dipicu penurunan volume penjualan emas dan penurunan harga jual rata-rata tembaga dan emas.Penjualan tembaga Januari-Juni tercatat sebanyak 356 juta pound, naik 12,3% dari 317 juta pound pada periode yang sama tahun lalu. Namun realisasi harga jual rata-rata tembaga turun menjadi US$ 3,20 per pound dari US$ 3,56 pound pada periode yang sama tahun lalu.Penjualan emas Januari-Juni tercatat turun 33,3% menjadi 342 ribu ounces dari 513 ribu ounces pada periode yang sama 2012. Sementara realisasi harga jual rata-rata turun signifikan menjadi US$ 1.431 per ounces dari US$ 1.639 per ounce.Secara kuartalan, penjualan tembaga kuartal II 2013 tercatat turun 13,6% menjadi 158 juta pound dari 183 juta pound pada kuartal II 2012 sebanyak 183 juta pound. Sedangkan penjualan emas turun 38,8% menjadi 151 ribu ounces dari 247 ribu ounces.Menurut manajemen Freeport, penurunan penjualan merupakan dampak penghentian sementara operasi tambang Grasberg pasca peristiwa runtuhnya fasilitas latihan bawah tanah di area Big Gossan pada 14 Mei 2013.Pemerintah Indonesia baru mengizinkan pengoperasian tambang terbuka pada 24 Juni 2013, sementara tambang bawah tanah beroperasi pada 7 Juli 2013."Penghentian sementara kegiatan pertambangan dan pengolahan di PT Freeport Indonesia, yang kemudian dilanjutkan, berdampak pada pengurangan produksi yang diperkirakan sekitar 125 juta pound tembaga dan 125 ribu ounces emas untuk kuartal kedua 2013," ungkap manajemen Freeport.Produksi tembaga dari tambang Grasberg sepanjang semester I 2013 naik 20,9% menjadi 358 juta pound dari 269 juta pound pada periode yang sama 2012.Namun penghentian sementara tambang mengakibatkan produksi kuartal II 2013 turun 19,6% menjadi 139 juta pound dari 173 juta pound pada kuartal II 2012.Produksi emas semester I 2013 turun 25,2% menjadi 243 ribu ounces dari 459 ribu ounces pada semester I 2013. Produksi emas kuartal II juga turun 38,8% menjadi 151 ribu ounces dari 247 ribu ounces pada kuartal II 2012.Freeport melaporkan, pada periode 10 Juli - 19 Juli 2013, pabrik pengolahan bijih atau ore (mill) rata-rata mengolah sekitar 200.000 metrik ton bijih per hari menjadi konsentrat.Rozik Soetjipto, Presiden Direktur Freeport Indonesia, rm-ngatakan produksi tambang Grasberg tahun ini diperkirakan 20% di bawah target."Hanya mencapai 80% dari target karena dua tambang sudah bulan berhenti," kata dia.Rozik mengatakan bijih mineral dari tambang bawah DOZ tanah memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga harus ditambahkan kapur untuk menetralisir kandungan asam. Hal ini mempengaruhi produksi konsentrat.Target PenjualanManajemen Freeport menyebutkan produktivitas dalam operasi tambang terbuka Grasberg dan tambang bawah tanah di area Deep Ore Zone (DOZ) tambang terus ditingkatkan.Saat ini area DOZ diperkirakan menghasilkan 40 ribu metrik ton bijih per hari dan akan mencapai 80 ribu metrik ton bijih per hari pada pertengahan 2014."Penjualan dari tambang Indonesia diperkirakan sekitar 0,9 miliar pound tembaga dan 1 juta ounces emas untuk 2013, dibanding dengan 0,7 miliar pound tembaga dan 0,9 juta ounces emas pada tahun 2012," ungkap manajemen Freeport.Estimasi penjualan tembaga dan emas tahun ini lebih rendah dari perkiraan pada April 2013 terutama disebabkan oleh penghentian sementara operasi tambang yang sebelumnya terjadi.Selain itu, dampak usaha perusahaan untuk meningkatkan produksi dari tambang bawah tanah dan waktu mengakses kadar emas dan tembaga yang lebih tinggi di tambang terbuka juga berdampak terhadap penurunan produksi."Penjualan dari tambang Indonesia diperkirakan akan meningkat pada 2014 sampai 2016 karena Freeport Indonesia akan mendapatkan akses ke kadar bijih yang lebih tinggi," tulis manajemen perseroan.

PT Freeport Indonesia optimistis dapat mendongkrak produksi emas hingga mencapai 1,3 juta ounce tahun ini dari tambang Grassberg, Papua. Jumlah tersebut lebih tinggi sekitar 44,4% dibandingkan produksi 2012 lalu yang sebesar 900.000 ounce.Rozik B. Soetjipto, Presiden Direktur Freeport Indonesia, mengatakan keyakinan perusahaan untuk mendongkrak produksi emas itu didasarkan pada tahapan penambangan (mine sequencing) yang telah memasuki kandungan logam yang lebih tinggi.Dengan mine sequencing yang yang telah memasuki areal dengan kandungan logam yang lebih tinggi diharapkan dapat mengkompensasi pencapaian produksi emas tahun lalui, katanya di Jakarta, Kamis (21/2).Pada 2012 lalu, produksi emas Freeport Indonesia hanya mencapai sekitar 900.000 ounce. Hal itu disebabkan kondisi pertambangan di Grasberg memasuki areal dengan kadar emas dan tembaga yang rendah. Jumlah produksi bijih pada tahun 2012 lalu mencapai 165.000 ton per hari, atau turun dari tahun sebelumnya sebanyak 166.000 ton per hari.Selain mine sequencing yang telah memasuki areal kandungan logam yang tinggi, tidak adanya aksi mogok karyawan perusahaan juga menjadi salah satu faktor dari keyakinan perusahaan. Dengan berakhirnya aksi mogok karyawan, maka produktivitas karyawan juga pasti meningkat, ujarnya.Peningkatan produksi emas Freeport itu menjadi penunjang utama dari peningkatan target produksi emas secara nasional dari 66 ton pada 2012, menjadi 88 ton pada 2013. Freeport bersama Newmont Nusa Tenggara dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk menjadi tiga perusahaan utama dalam pemenuhan target produksi emas tahun ini.Hingga saat ini cadangan terbukti Freeport sebesar 828 juta ton bijih. Terdiri dari 1,1 persen tembaga, 1,01 part-per million (ppm) emas, serta 4,22 ppm perak. Pada 2012 lalu, kadar kandungan tembaga mencapai 0,62% sedangkan emas mencapai 0,59 gram per ton.Meskipun produksi emas Freeport pada 2012 mengalami penurunan, perusahaan mampu memperoleh pendapatan sebesar US$ 3,92 miliar. hal itu disebabkan harga rata-rata emas tahun lalu mengalami peningkatan 5,1%, yakni dari US$ 1.583 per ons menjadi US$ 1.664 per ons.Sedangkan untuk harga rata-rata tembaga pada 2012 mencapai US$ 3,58 per pon, turun tipis dari tahun sebelumnya sebesar US$ 3,85 per pon.

PT NEWMONTProduksi harian PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dalam bentuk biji (ore) tembaga, emas sekitar 120 ribu ton per hari.

"Kapasitas produksi biji PTNNT capai 120 ribu ton per hari (biji/ore), kemudian material tersebut akan diolah dipabrik pengolahan dan menghasilkan emas sekitar 0,5 gram dan 0,6 atau 7 per sen tembaga, atau 6 ribu atau 7 ribu gram per ton per hari," kata Manager Publik Relations PTNNT Kasan Mulyono di Sumbawa, Selasa (2/3).

Kasan menambahkan, dari produksi harian 120 ribu ton materials, produksi per tahunnya bisa mencapai rata 40-50 juta ton. "Setelah diolah di pabrik pengolahan menghasilkan konsentrat tembaga yang kemudian langsung di pasarkan baik pasar domestik maupun ekspor," katanya.

Rata-rata produk kosentrat sekitar 20% nya dipasarkan ke konsumen domestik, ke pabrik pengolahan (smelting) di Gresik, Jawa Timur. Selain ke pasar domestik kosentrat ini produk akhir, kosentrat tembaga, dikirmi ke luar negeri maupun ke gresiKepala Departemen Komunikasi PT Newmont Nusa Tenggara Rubi W. Purnomo mengatakan selama tiga tahun sejak 2011, perusahaan mengalami paceklik karena menggunakan bahan baku berkadar rendah. Namun, kami tetap optimistis bisa mencapai target produksi sesuai rencana penambangan, yakni 192 juta pound tembaga dan 65 ribu ounce emas hingga akhir tahun ini, ucapnya ketika dihubungiTempo,Senin, 11 Maret 2013.

Menurut Rubi,PT Newmont Nusa Tenggarasejak 2011 memasuki fase keenam dalam siklus penambangan, yakni pelebaran lubang tambang. Selama fase itu, perusahaan hanya mengolah bijih dari cadangan bahan baku ataustockpileyang berkadar rendah. Ini tentu mempengaruhi tingkat produksi.

Namun, Rubi menambahkan berdasarkan hasil penyelidikan awal, perusahaan melihat adanya potensi untuk bisa mengembangkan Proyek Batu Hijau ke fase 7. Beberapa perubahan strategi pertambangan dilakukan untuk memastikan tambang fase ketujuh ekonomis.

Menurut dia, perubahan rencana penambangan akan memberikan tambahan terhadap umur proyek Batu Hijau selama 10 tahun sehingga penutupan tambang direncanakan pada tahun 2037. Kegiatan fase ketujuh akan dimulai setelah kami mendapatkan izin lingkungan dari pemerintah, katanya.

Saat fase ketujuh berhasil mengeruk batuan material ekonomis, diharapkan harga mineral tinggi. Dengan demikian, bisa menutupi penurunan produksi tahun lalu.

Pada tahun 2012,perusahaan tambang yang berlokasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, ini memproduksi 161 juta pound tembaga dan 70 ribu ounces emasdalam bentuk konsentrat. Saat ini Newmont Nusa Tenggara memiliki cadangan bahan baku sebesar 260 juta ton. Sedangkan kapasitas pengolahan per hari mencapai 120 ribu ton.

Terkait Blok Elang, Rubi menambahkan status eksplorasi di blok ini masih dalam tahap awal dan masih memerlukan beberapa tahapan lagi untuk lebih memahami potensi mineral yang ada. Pada dasarnya, kami akan terus melakukan eksplorasi pada seluruh wilayah kontrak karya sesuai dengan ketentuan kontrak karya, ucapnya.

Sebelumnya ketika menerima kunjungan wartawan ke area pertambangan Batu Hijau, Rubi menegaskan, perusahaan masih memungkinkan untuk melakukan eksplorasi tambang baru. Dari konsensi kontrak karya 87.540 hektare, yang dipinjam pakai Newmont Nusa Tenggara hanya seluas 6.417 hektare. Karena itulah, untuk menggenjot produksi, Newmont akan melakukan eksplorasi di empat blok baru, katanya Jumat lalu.

Keempat blok itu adalah Blok Elang, Blok Rinti, Lunyuk dan Teluk Panas. Sejak 1986, perusahaan sudah mengeksplorasi wilayah Nusa Tenggara Barat. Namun, baru tahun 2000 menemukan bijih tambang emas dan perak.Perusahaan tambang emas dan tembaga, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) memproyeksikan produksi konsentrat emas sekitar 114.000 ounces dan tembaga 192 juta pound di tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun ini.Kepala Departemen Komunikasi PT NTT Rubi W Purnomo mengatakan, proyeksi tersebut tetap dipatok tinggi, meski saat ini ada pengerjaan Fase 6 dan 7 di sumur tambang (fit). Yakni, pengupasan lapisan permukaan dan pelebaran dinding tambang sehingga produksi saat ini hanya mengolah batuan dari stockpile (cadangan). "Ini sesuai dengan perencanaan perusahaan," ujar Rubi di Sumbawa Barat, pekan kemarin.Setelah pengupasan lapisan permukaan di fase-6 dan fase-7, material batuan tambang ekonomis akan dibawa lagi ke pengolahan. Menurut Senior Spesialis Long Term Plan Engineer PT NNT Erik Barnas, proses pengupasan tanah permukaan ini akan berlangsung hingga tahun depan. "Saat ini stockpile sebesar 260 juta ton. Sedangkan kapasitas pengolahan 120.000 ton per hari," ujar Erik saat disambangiNeracadi lokasi tambang Batu Hijau.Erik mengungkapkan, saat ini Newmont hanya mengolah hasil galian dari stockpile yang telah dimiliki. Sedangkan dari sumur tambang kita hanya mendapatkan hasil galian yang tidak memiliki kandungannya atau batuan tidak berguna. Kita di sini (Batu Hijau) hanya memproduksi konsentrat yang mengandung tembaga dan emas. Penjualan juga masih dalam bentuk konsentrat atau serbuk kering, tidak dalam bentuk tembaga jadi dan emas batangan

Sementara itu, berdasarkan laporan perusahaan, pada kuartal pertama 2012 tercatat produksi tambang Batu Hijau mencapai 7,936,117 ton konsentrat. Terdiri dari produksi konsentrat tembaga 45,263,433 juta pound dan konsentrat emas 23,286 ounches. "Produksi ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Super Intendent Management Tailing PT NNT Dinar Aryasena.Dinar juga menjelaskan, proses pemisahan konsentrat dalam instalasi pengolahan dilakukan tanpa campuran kimiawi, seperti pengolahan mineral menjadi produk. "Namun ph-nya tetap dinormalkan sebelum dilepas dan disalurkan pipa tailing ke laut. Jadi prosesnya pemisahan konsentrat. Ini seperti proses memeras santan kelapa," ujar Dinar.Sebagai informasi, sampai saat ini, diameter sumur tambang PT NNT di Batu Hijau mencapai 2 km dengan kedalaman 250 meter di bawah permukaan laut. Awalnya sumur tersebut berbentuk bukit dengan ketinggian 620 meter di atas permukaan laut. Jadi pit tambang PT NNT memiliki ukuran diameter 2 km dan total ketinggian 920 meter. Perkiraan akan mencapai dasar sumur pada 2024 dan rencana penutupan tambang pada 2027 mendatang.