Pendahuluan Tumpang Opo Ae

67
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi).

description

panduan timpang sari jagung dan kedelai

Transcript of Pendahuluan Tumpang Opo Ae

Page 1: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan

memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender

penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur

(tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus

dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi

tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai

komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,

keteknikan dan sosial ekonomi).

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada

lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan

tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis

tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga

pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat

melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa

faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air,

kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman

yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan

ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan.

1.2 Tujuan Penelitian

            Untuk mengetahui cara penanaman tumpang sari tanaman jagung dan

kedelai dan menghitung dosis pemupukannya.

Page 2: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa

pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu

yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah

penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman

budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah.

Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Penanaman yang

dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai

atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.Tumpang sari

dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman

perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil

atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping).

Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam kehutanan

hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi

budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal sebagai mina tani.

Tumpang sari adalah cara bercocok tanam pada satu petak lahan dengan dua

atau tiga tanaman sekaligus. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan

beberapa keuntungan antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik

baiknya. Manfaat lainnya adalah dalam satu musim kadang hama menyerang pada

salah satu tanaman, namun tidak menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika

satu jenis tanaman terserang penyakit maka jenis tanaman lainnya masih bisa

selamat.Jagung bisa tumbuh dengan baik jika ditanam disela sela tanaman kedelai,

biasanya untuk periode musim tanam yang ke tiga yaitu padi - padi - kedelai. Pola

semacam ini sudah mulai banyak diterapkan para petani pada lahan sawah semi

irigasi, dimana pada musim penghujan mereka menanam padi sebanyak 2 kali

Page 3: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

sedangkan pada musim kemarau ganti menanam kedelai dengan memanfaat air

tanah yang dipompa dengan menggunakan mesin diesel. Sebagai persiapan awal

lahan bekas tanaman padi dibuat selokan menggunakan traktor dengan jarak

kurang lebih satu setengah meter. Kemudian benih kedelai dimasukkan pada

lubang lubang yang telah di buat menggunakan tugal (gejik). Pada keesokan

harinya barulah benih jagung ditanam dengan cara yang sama menggunakan tugal.

Usahakan benih jagung yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup dengan

pasir atau pupuk kandang, bisa juga menggunakan sekam bekas pembakaran

pabrik tahu. Mengapa di beri jarak satu hari setelah penanaman kedelai karena

benih jagung tidak menyukai lahan yang terlalu banyak air. Tanah yang basah

tanpa ada genangan air akan membuat benih jagung tumbuh dengan baik. Jika

terlalu banyak air benih jagung akan membusuk. Pada setiap gulutan tanah cukup

diberi satu deret tanaman jagung dan posisi deretan berada ditepi saluran air

bagian kiri dan kanannya. Tidak perlu tiap saluran air diberi tanaman jagung

namun beri jeda satu saluran air kosong tak ada tanaman jagungnya, sedangkan

sebelahnya ada lagi tanamannya.

Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada

sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan

kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang

sirih. Usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang

lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman

selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak

ditanami selama periode tertentu. Produktivitas merupakan suatu hal yang sangat

vital dalam usaha pertanian, dimana akhir-akhir ini semakin ditantang untuk

mengimbangi tuntutan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa. Peningkatan

jumlah penduduk menyebabkan permintaan akan kebutuhan hasil-hasil pertanian

baik jenis, jumlah maupun kualitasnya. Disisi lain lahan untuk pertanian semakin

Page 4: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

terbatas karena alih  fungsi lahan  menjadi tempat pemukiman, industri, sarana

jalan serta sarana fisik lainnya, Untuk itu, bagaimana merancang suatu model

penanaman, agar lahan yang semakin terbatas itu dapat menghasilkan produksi

yang tinggi secara berkelanjutan.Jagung sebagai tanaman pangan, menduduki

urutan kedua setelah padi. Disamping itu juga mempunyai peranan yang tidak

kalah pentingnya dengan padi, karena jagung merupakan salah satu jenis bahan

makanan yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai

pengganti beras. Di Indonesia sangat mendukung dikembangkannya komoditi

jagung, sebab jagung memiliki potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan

mudah diusahakan. Konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat, karena itu

peluang pemasaran jagung masih terbuka lebar).Selain komoditi jagung sebagai

bahan makanan, masih dibutuhkan komoditi lain seperti kacang hijau. Kacang

hijau merupakan salah satu jenis komoditi dari jenis tanaman leguminosa yang

mempunyai arti penting. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan

kacang tanah. Manfaat kacang hijau sebagai penghasil bahan makanan merupakan

hal yang sangat penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin

terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat

yang relatif kurang vitamin. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan antara

lain tumpang sari, tumpang gilir, tanaman bersisispan, dan tanamana campuran. 

Tumpang sari  (intercropping), adalah melakukan penanaman lebih dari satu

tanaman  yang memiliki umur sama atau berbeda contoh tumpang sari sama umur

seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon,

padi gogo.Tumpang gilir (Multiple Cropping) yaitu penanaman yang dilakukan

secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain

untuk mendapat keuntungan maksimum.

Page 5: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

Tumbuhan monokotil dan dikotil ialah salah satu penggolongan secara garis

besar darikelompok tetumbuhan, oleh sebab itu dengan pengamatan ini

diharapkan mampu menganalisistipe tumbuhannya berdasarkan anatominya. pada

pengamatan jaringan yang dimiliki oleh keduatumbuhan relatif sama, tetapi bila

diteliti perbedaan nampak pada susunan berkas pengangkutnyabila pada dikotil,

memiliki kambium dan monokotil tidak berkambium yang nantinya

akanmemengaruhi pertulangan daunnya (nervatio) dari tumbuhan monokotil

maupun dikotil. tumbuhan itu terbagi atas beberapa jenis, diantaranya tumbuhan

berbiji.Tumbuhan berbiji (spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup

(angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) dikelompokkan lagi

menjadi dua, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping

dua (dikotil). Masing-masing jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai

ciri karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi.

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada

lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan

tanaman. Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan dan waktu yang

sama , dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan

kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-

beda.

Page 6: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis

tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari yaitu:

1) Mencegah dan mengurangi pengangguran musim

2) Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani

3) Adanya pengolahan tanah yang minimal

4) Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai

tambah

5) Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh

tanaman yang satu lagi.

Tumpang sari mengkombinasikan bermacam tanaman dalam satu lahan. Ada

banyak manfaat yang diberikan tumpang sari dan kombinasinya pun beraneka

ragam. Jenis - jenis kombinasinya dapat berupa : 1. Tanaman legum, pohon buah -

buah kecil, padi - padian dan tanaman sayuran. 2. Jagung dan kacang - kacangan ,

jagung akan menaungi kacang - kacangan dan kacang akan memberi nitrogen bagi

jagung.Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan yaitu:

mengurangi kegagalan panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani.

keuntungan lain, mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan lingkungan

dan  tenaga kerja, menekan serangan hama dan penyakit,selain itu dapat

meningkatkan efisiensi penggunaan air.Masalah yang timbul dari budidaya

tumpang sari adalah terjadinya persaingan antara dua spesies yang ditanam,

persaingan dapat mencakup air, hara,cahaya dan ruang. Sebagai dampak

persaingan ,baik tanaman utama, maupun tanaman sela, mengalami penurunan

pertumbuhan dan hasil dibandingkan petumbuhan dan hasil tanaman monokultur.

Jagung memang asli benua Amerika. Diperkirakan ia berasal dari Meksiko.

Page 7: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

Buktinya, fosil tepung sari berumur 80.000 tahun ditemukan 6 km di bawah kota

Meksiko

Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua

setelah beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan

makanan/pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi

makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20%. Sebaliknya,

penggunaan sebagai bahan pangan menurun.

Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun cenderung meningkat karena adanya

varietas-varietas unggul baru. Pada tahun pertama Pelita I hasil jagung nasional

hanya 0,9 ton/hektar tetapi dalam lima tahun terakhir (1990-1994) meningkat

menjadi 2,17 ton/hektar.

Lokasi usaha adalah salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian karena

menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jagung merupakan tanaman yang

berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis yang tinggi.

Karena suka terhadap cahaya, maka lokasi yang akan digunakan untuk usaha

budidaya jagung dipilih areal yang terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan

airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan.Untuk dapat melaksanakan pola

tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan

yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar

matahari dan hama penyakitTanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan

yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan

tanah tersebut subur, gambut, kaya akan bahan organik dan drainase maupun

aerase baik. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal

tanaman jagung antara 5,5-6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8.

BAB III

METODE

Page 8: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu : Penanaman benih, Sabtu, 19 april 2014, Penyulaman 26 april 2014.

Tempat : Disamping Gedung OECF Fakultas Pertanian Universitas

Mulawarman

3.2. Alat dan Bahan

Alat : Parang, tali raffia, meteran, alat tulis, ember, cangkul.

Bahan : benih jagug, benih kacang kedelai, papan plot untuk nama

kelompok, air, pupuk.

3.3.Cara Kerja

1. Persiapan lahan.dilakukan dengan membuka lahan (pembersihan areal lahan)

dan pengolahan tanah (pembuatan bedengan 2 x 3 meter.

2. Pembuatan jarak tanam. Untuk jagung 50 x 50 cm dan untuk kacang kedelai

berada Siantar jagung dengan jarak 25 x 25 cm.

3. Penanaman. Dilakukan sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.

Penanaman berselang seling dengan jagung dan kacang kedelai.

4. Pemeliharaan. Dilakukan dengan penyiraman, pemupukan, penjarangan,

penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Page 9: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

JAGUNG I (pengamatan pertama, selasa 6 mei 2014)

NOTINGGI

TANAMANJUMLAH DAUN LEBAR DAUN

1. 33 6 3,7

2. 30 7 4

3. 25 6 5,9

4. 28 6 4,9

5. 20 6 3,5

6. 26 5 3,4

7. 18 4 2,1

8. 41 7 4

9. 33 6 3,3

10. 31 5 4

11. 48 8 5

12. 39 8 5

13. 47 6 4

14. 52 9 5,2

15. 32 5 4,9

16. 44 7 5

17. 42 7 5

18. 55 9 3,9

19. 45 7 5

20. 35 4 3,9

21. 33 6 3,8

22. 34 8 4,1

23. 53 9 4,6

Page 10: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

24. 47 8 4,2

25. 41 8 4,9

26. 34 7 5,5

27. 49 7 4,9

28. 38 9 4,9

29. 57 8 4,9

30. 35 8 4,1

31. 43 7 5

32. 50 7 5,5

33. 50 6 5,5

34. 31 8 3,4

35. 30 7 4,2

36. 39 5 3,4

37. 43 9 5,6

38. 47 8 5,9

39. 32 10 6

40. 39 7 4

KEDELAI I (pengamatan pertama, selasa, 6 mei 2014)

NO TINGGI TANAMAN JUMLAH LEBAR DAUN

Page 11: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

DAUN

1) 14 7

2) 6 2

3) - -

4) - -

5) - -

6) 13 5

7) -

8) 14 5

9) 10,5 5

10) 11,5 5

11) - -

12) - -

13) 13,5 5

14) 15,5 5

15) 12,5 5

16) 0 -

17) 7 6

18) 11 4

19) 13 5

20) 9,5 5

21) - -

22) 3 -

23) 14 11

24) - -

Page 12: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

25) 12 5

26) 13,5 5

27) 11,5 5

28) 11.5 5

29) - -

30) - -

31) - -

32) - -

33) 11,5 5

34) - -

35) 10,5 5

36) 11,5 5

37) - -

38) 11 5

39) 14 5

40) 10 5

41) - -

42) 8 6

43) 7 6

44) 8 5

45) - -

46) 12 5

47) 12 5

48) 3 -

49) - -

Page 13: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

50) - -

51) - -

52) 2 -

53) - -

54) 2 -

55) 4 -

56) - -

57) 8,5 5

58) 11,5 5

59) 14,5 5

60) 15 8

61) 12 5

62) 16 5

63) - -

64) - -

65) - -

66) 14 5

67) 9 5

68) 5 5

69) 10 6

70) 13 -

71) - -

72) - -

73) - -

74) 11 7

Page 14: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

75) 7 5

76) - -

77) 11 6

78) 2 -

79) - -

80) 14 6

JAGUNG II (pengamatan jagung kedua, jum’at 16 mei 2014)

Page 15: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

NO TINGGI TANAMANJUMLAH

DAUNLEBAR DAUN

Page 16: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

1) 45 4

2) 31 4

3) 43 4

4) 42 4

5) 26 4

6) 45 5

7) 36 4

8) 55 5

9) 31 4

10) 52 4

11) 46 5

12) 43 6

13) 47 5

14) 46 6

15) 32 3

16) 45 5

17) 33 5

18) 37 5

19) 41 5

20) 49 6

21) 37 4

22) 45 5

23) 55 7

24) 45 5

25) 37 4

Page 17: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

26) 43 5

27) 50 6

28) 48 5

29) 48 5

30) 46 5

31) 34 4

32) 47 5

33) 46 5

34) 42 5

35) 37 4

36) 35 4

37) 42 5

38) 39 5

39) 49 5

40) 36,5 5

KEDELAI II (pengamatan kedua, jum’at 16 mei 2014)

NO TINGGI TANAMAN JUMLAH DAUN PEBAR DAUN

Page 18: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

1) 16,7 8 3

2) 9 2 1,2

3) - - -

4) - - -

5) 14,5 8 2,7

6) 17,5 8 3,3

7) - - -

8) 15,5 8 3,4

9) 13,5 8 3

10) 17 11 4,4

11) - - -

12) - - -

13) 16 8 3

14) 22 11 4,7

15) 15 8 2,2

16) - - -

17) 11,5 8 2,4

18) 11,5 8 2,3

19) 17,5 9 3,6

20) 14,5 8 3,9

21) - - -

22) 5 - -

23) 20 14 3,1

24) - - -

25) 18 8 3,6

Page 19: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

26) 16,5 8 3,9

27) 17,5 8 3,7

28) 18,6 8 3,5

29) - - -

30) - - -

31) - - -

32) - - -

33) 16,5 8 4,6

34) - -

35) 17 8 4,7

36) 17 8 4

37) 8,5 2 1,5

38) 18,5 11 4

39) 19,5 8 4,3

40) 17 9 3,9

41) - - -

42) 12 9 3,4

43) - - -

44) 13,5 6 2,3

45) 13,5 6 2,3

46) 18 8 2,6

47) 16 4 3,5

48) 17,9 2 3,1

49) - - -

50) - - -

Page 20: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

51) - - -

52) 11,5 2 2,4

53) - - -

54) - - -

55) 14,5 5 3,5

56) 18 5 3,1

57) - - -

58) 15 8 3

59) - - -

60) 15,5 11 4,2

61) 16,5 8 5,1

62) 20,2 11 5,1

63) 16 11 4,3

64) 20 11 3,1

65) - - -

66) - - -

67) - - -

68) 17 11 5

69) 12,5 9 2,7

70) - - -

71) 7 5 2,1

72) 13 6 1,8

73) 18,5 11 4,7

74) - - -

75) - - -

Page 21: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

76) - - -

77) - - -

78) 13,5 7 2,5

79) 12,5 7 2,7

80) - - -

JAGUNG III (pengamatan ketiga, abu 28 mei 2014)

NO TINGGI TANAMANJUMLAH

DAUNLEBAR DAUN

Page 22: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

1) 110 7 6

2) 86 5 4,5

3) 121,2 7 6,4

4) 117,5 9 4,5

5) 121,2 5 4,3

6) 100,2 5 4,4

7) 99 7 5

8) 110,6 5 4,3

9) 67,8 5 4

10) 97,6 5 6,5

11) 99,9 9 4,5

12) 105,3 5 5

13) 120,3 6 5

14) 109,9 6 5,7

15) 70,5 5 4,2

16) 100,5 6 5.6

17) 100,2 5 4.2

18) 115,6 6 6

19) 112,9 6 4.5

20) 76,5 5 4

21) 90,2 6 5

22) 98,7 6 4,3

23) 140 7 4,9

24) 120,2 5 5

25) 100 4 3,9

Page 23: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

26) 84,2 4 4,2

27) 120 6 3,3

28) 129 5 3,9

29) 121 6 4,2

30) 112 5 3

31) 99 5 3,2

32) 120,6 7 4,1

33) 119,2 6 5

34) 118,3 7 5,2

35) 119 5 3,8

36) 76 4 4,6

37) 111,6 5 5,6

38) 121 5 4,3

39) 119,8 5 4

40) 72,9 4 3,3

JAGUNG IV (pengamatan keemat, rabu 4 juni 2014)

NO JUMLAH DAUN LEBAR DAUN

Page 24: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

TANAMAN

1) 136 9 7,5

2) 109 7 6,5

3) 144 9 8,2

4) 147,5 11 7,6

5) 151 7 7,2

6) 142,5 8 7,4

7) 154,7 9 7,3

8) 164,1 8 7,2

9) 104,3 7 7,1

10) 133,9 8 8,2

11) 134,9 11 7,4

12) 145,3 7 7

13) 1677,3 10 7,4

14) 169,8 10 7,9

15) 105,6 7 6,1

16) 141,2 11 7,9

17) 132,1 10 6,7

18) 155,1 8 8

19) 159,3 9 8,1

20) 109,7 7 5,9

21) 126,1 8 7

22) 129,9 10 7

23) 183,5 12 7,6

24) 154,3 10 7,5

Page 25: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

25) 141,8 9 6

26) 184,2 9 6,1

27) 167,3 11 6,6

28) 162,2 10 6,4

29) 160,5 11 7,6

30) 133,2 10 5,5

31) 120,1 10 5,9

32) 151 11 7,3

33) 143,3 10 8

34) 143,8 11 7,3

35) 123,1 9 6,3

36) 107,7 8 6

37) 129,8 9 8,5

38) 135,2 9 8,1

39) 150,1 10 8

40) 110,5 9 6,4

KEDELAI IV (pengamatan ke empat, rabu 4 juni 2014)

Page 26: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

N0 TINGGI TANAMANJUMLAH

DAUNLEBAR DAUN

Page 27: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

1) 21 10 3,6

2) 11 15 1

3) 23,2 6 3,4

4) 16,3 7 2,1

5) 21,9 14 3,1

6) 30,1 17 5

7) 18 15 2

8) 33 19 5,5

9) 23 15 4,4

10) 35,7 19 6

11) 12,1 9 1,8

12) 11,7 6 2,2

13) 25,3 18 4,1

14) 38,4 19 6,3

15) 25,9 12 3,6

16) 28,5 15 3

17) 28 15 4,8

18) 34 17 4

19) 22 17 3,9

20) - -

21) - -

22) 26 16 1,4

23) 33 18 5,1

24) 26 20 5,1

25) 31 14 5,6

Page 28: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

26) 30 12 6,9

27) - 0 -

28) 13 2 2,6

29) - -

30) - -

31) 31 18 6

32) - -

33) 33 18 4,4

34) 21 11 2,2

35) 21 10 2,6

36) 36 19 4,9

37) 32 14 5

38) 29 17 2,5

39) - - -

40) 24 18 5

41) - - -

42) 22 12 3,3

43) 15 9 3,8

44) - - -

45) 33 16 6,1

46) 28 15 5,4

47) 32 14 4,8

48) - - -

49) - - -

50) - - -

Page 29: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

51) 19 11 3,5

52) - - -

53) - - -

54) 25 11 3,9

55) 26 17 4,3

56) 36 18 3,9

57) - - -

58) - - -

59) - - -

60) 21 11 4

61) 21 18 3,9

62) - - -

63) - - -

64) 38 19 5,1

65) 21 16 5,6

66) 14 13 6

67) 33 12 3,9

68) 18 18 4,5

69) - - -

70) 28,5 18 6

71) 27 19 4,2

72) 20 18 5,7

73) - - -

74) - - -

75) 15 18 6

Page 30: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

76) 24 19 4,3

77) - - 0

78) - - 3,7

79) 21 16 2,9

80) 18 17 2,7

4.2. Pembahasan

Praktikum ini diawali dengan pembukaan lahan, kemudian pengolahan

Page 31: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

lahan dan pembuatan bedengan. Pembukaan lahan dilakukan dengan menebas

vegetasi berupa rumput rumput gajah yang ada pada lahan tersebut. Kemudian

dilanjutkan dengan pengolahan lahan, pengolahan lahan dilakukan dengan cara

menambahkan bahan organik dengan harapan dapat membantu menggeburkan

tanah. Setelah itu dilakukan penanaman jagung dan kedelai. Pada budidaya kali

ini jarak tanam yang digunakan adalah untuk jagung yaitu 50 50 cm dan

diantara jagung dan jagung tersebut ditanami dengan kedelai. Berarti dapat

dikatakan tanaman kedelai memiliki jarak tanam 25 25 cm.

Kedalaman tanam juga harus diperhatikan, karena jika terlalu dalam

maka bisa menyebabkan biji tidak tumbuh. Demikian pula jika terlalu dangkal

akan menyebabkan tanaman mudah rebah jika sudah tumbuh. Kedalaman tanam

tanaman jagung biasanya lebih dalam dari tanaman kedelai. Hal ini dikarenakan

tipe perkecambahannya yang berbeda. Pada tanaman jagung tipe

perkecambahannya adalah hipogeal yaitu biji tidak ikut terangkat kepermukaan

sedangkan tanaman kedelai tipe perkecambahannya adalah epigeal yaitu tipe

perkecambahan yang mengangkat kotiledon dari biji. Sehingga jika tanaman

kedelai ditanaman terlalu dalam dapat menyebabkan biji tidak tumbuh karena

tanaman tidak kuat mengangkat kotiledon keatas menembus tanah. Sehingga biji

dapat busuk dan mati.

Setelah ditanam maka dilakukan pemeliharaan dengan cara penyiraman

untuk menjaga kelembaban tanah dan memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.

Penyiraman dilakukan setiap sore hari dengan cara manual atau menggunakan

model irigasi tradisional menggunakan ember. Selain penyiraman dilakukan pula

pemupukan, sanitasi (pembersihan dari gulma) dan pengendalian hama penyakit.

Berikut adalah data perhitungan pemupukan.

Page 32: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

Perhitungan pupuk :

Dari rekomendasi dosis pemupukan tertera bahwa kebutuhan pupuk untuk

tanaman jagung adalah : N = 45 kh/ha, P2O5 = 60 kg/ha, dan K2O = 30 kg/ha.

Maka dapat dihitung jumlah pupuk tersedia yang akan diberikan kepada tanaman.

Jika pupuk yang tersedia untuk mengganti unsur N adalah urea, untuk mengganti

kebutuhan P2O5 adalah SP 36 dan untuk mengganti unsur K2O maka dapat

dihitung jumlahnya sebagai berikut.

Unsur N dalam urea adalah = 45%, P2O5 dalam SP36 = 36 % dan K2O

dalam KCL = 51 %, maka dosis pemupukan dalam luasan 1 Ha adalah :

Dosis urea = 100 kg/Ha

Dosis SP36 = 166,6 kg/Ha = 167 kg/Ha

Dosis KCL = 58,82 kg/ Ha

Maka dapat dihitung dosis pupuk yang diberikan untuk petak/ bedengan :

Ukuran bedengan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 3,

maka:

Ukuran bedengan = 2 3 = 6 m2.

Luas satu hektar = 100 100 = 10000 m2

o Dosis urea dalam satu hektar = 100 kg/ Ha,

Maka = → 10000 x = 100 6 → x = = 0,06 kg

Page 33: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

Jika dijadikan dalam gram maka menjadi 60 gram/ bedengan.

o Dosis SP36 dalam satu hektar = 167 kg/ Ha

Maka = → 10000 x = 167 6 → x = = 0,1002 kg.

Jika dijadikan dalam gram maka menjadi 100,2 gram/ bedengan.

o Dosis KCL dalam satu hektar = 58,82 kg/ Ha

Maka = → 10000 x = 58,82 6 → x = = 0,0353 kg.

Jika dijadikan dalam gram maka menjadi 35,3 gram/ bedengan.

Pemupukan diberikan sebanyak dua kali yaitu ketika jagung berumur 20

hari dan ketika jagung berumur 40 hari. Berarti ketika jagung berumur 20 hari

diberikan separuh dari dosis pupuk yang tertera diatas. Berarti pada saat jagung

berumur 20 hari maka urea yang diberiakan sebanyak 30 gram, SP36 sebanyak

50,1 gram dan KCl sebanyak 17,65 gam. Dan sisanya diberikan pada saat jagung

berumur 40 hari.

Pada lahan budidaya tidak ditemukan adanya hama sehingga tidak ada

metode pengendalian yang kami terapkan. Hal ini terjadi karena kebersihan dari

lahan selalu terjaga. Dari hasil pengamatan yang ada dapat dilihat bahwa setiap

kali pengukuran selalu tampak peningkatan pertumbuhan dari tanaman.

peningkatan tersebut dapat dilihat dari panjang tanaman, jumlah daun, lebar daun

dan panjang daun yang selalu meningkat.

Peningkatan pertumbuhan dari masing masing tanaman dipengaruhi oleh

perawatan atau pemeliharaan tanaman yang dilakukan. Baik dari segi penyiraman,

pemupukan dan pengendalian hama penyakit yang selalu terpenuhi. Data yang

menunjukan peningkatan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan di atas. Dari

panjang daun, lebar daun dan jumlah daun yang meningkat dapat membantu

Page 34: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

meningkatkan hasil produksi dari tanaman karena hasil dipengaruhi oleh

fotosintesis yang berlangsung didaun. Pada awalnya dari tanaman jagung

diharapkan dapat dipanen ketika jagung sudah menjadi baby corn, tetapi

kenyataannya waktunya tidak cukup untuk menunggu hingga jagung menjadi

baby corn. Pada saat pengamatan terakhir (yaitu pengamtan ke-4) dilakukan

tanaman jagung belum masuk pada fase generatifnya (belum terjadi pembungaan).

Sedangkan pada tanaman kedelai, pada saat pengamatan ke-3 tanaman kedelai

sudah masuk pada fase generatifnya ditandai dengan munculnya bunga pada

tanaman tersebut. Kemudian pada pengamatan terakhir yaitun pengamtan ke-4

tanaman kedelai sudah mulai berbuah.

Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan dari tanaman kedelai lebih cepat

dibandingkan dengan tanaman jagung. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan

mengapa tanaman jagung baik ditumpang sarikan dengan tanaman kedelai. Selain

itu, juga karena tanaman kedelai termasuk tanaman leguminase yang baik dalam

hal penambatan nitrogen dari udara, sehingga membantu menyediakan kebutuhan

unsur N bagi tanaman jagung.

Page 35: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

BAB V

KESIMPULAN

1. Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture)

berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam

dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan.

2. Tanaman jagung baik ditumpang sarikan dengan tanaman kedelai karena

tanaman kedelai dapat membantu menyediakan kebutuhan unsur N bagi

tanaman jagung.

3. Jarak tanam perlu diperhitungkan karena juga dapat mempengaruhi hasil

produksi dari tanaman.

4. Pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai dari setiap pengamatan selalu

mengalami peningkatan.

5. Tanaman kedelai lebih cepat memasuki fase generatifnya dibandingkan

dengan tanaman jagung.

Page 36: Pendahuluan Tumpang Opo Ae

DAFTAR PUSTAKA

Aninomous. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Penerbit Nuansa Aulia : Bandung.

Budiman, H. 2012. Sukses Bertanam Jagung. Penerbit Pustaka Baru Press : Yogyakarta.

Purwono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.

Suhaeni, N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai. Penerbit Nuansa : Bandung.

Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.

Indriyanto. 2010. WWW. Indriyanto. Blogspot.com/2010/bertanam-jagung/11am.

Intanayu. 2011. WWW. Intanayu. blogspot.com/2011/Parameter-tanaman/10am.

Tini. 2012. WWW. Tinisustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/

bubuk-kedelai-dari-biji-dan-kacang.html