Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Transcript of Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan Kalkulus
1. Himpunan 2. Sistem Bilangan 3. Sistem Koordinat 4. Persamaan Garis lurus
2
1.1 Sistem Bilangan Real
Pada bagian ini, diingatkan kembali pada konsep tentang himpunan. Himpunan adalah
sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. Unsur-unsur dalam himpunan S
disebut anggota (elemen) S. Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan
kosong, ditulis dengan notasi φ atau { }. Jika a merupakan anggota himpunan S, maka
dituliskan Sa ∈ dan dibaca “a elemen S”. Jika a bukan anggota himpunan S, maka dituliskan
Sa ∉ dan dibaca “a bukan elemen S”.
Pada umumnya, sebarang himpunan dapat dinyatakan dengan 2 cara.
1. Mendaftar seluruh anggotanya. Sebagai contoh, himpunan A yang terdiri atas unsur-
unsur 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dapat dinyatakan sebagai:
}9,8,7,6,5,4,3,2,1{=A
2. Menuliskan syarat keanggotaan yang dimiliki oleh seluruh anggota suatu himpunan
tetapi tidak dimiliki oleh unsur-unsur yang bukan anggota himpunan tersebut. Apabila
himpunan A di atas dinyatakan dengan cara ini, maka dapat ditulis:
}10darikurangpositifbulatbilangan{ xxA =
Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B, ditulis BA ⊂ , jika setiap anggota
A merupakan anggota B. Kiranya tidaklah sulit untuk dipahami bahwa A⊂φ untuk sebarang
himpunan A. Selanjutnya, akan disampaikan beberapa himpunan bilangan yang dipandang
cukup penting.
Himpunan semua bilangan asli adalah { }...,3,2,1=N . Himpunan ini tertutup terhadap operasi
penjumlahan dan operasi pergandaan, artinya N∈+ yx dan N∈yx. untuk setiap N∈yx, .
Oleh karena itu, himpunan semua bilangan asli membentuk suatu sistem dan biasa disebut
sistem bilangan asli. Sistem bilangan asli bersama-sama dengan bilangan nol dan bilangan-
bilangan bulat negatif membentuk Sistem Bilangan Bulat, ditulis dengan notasi Z,
{ }...,3,2,1,0,1,2,3..., −−−=Z
Bilangan rasional adalah bilangan yang merupakan hasil bagi bilangan bulat dan
bilangan asli. Himpunan semua bilangan rasional ditulis dengan notasi Q,
∈∈= NZQ ba
ba
dan:
Dalam kehidupan nyata seringkali dijumpai bilangan-bilangan yang tidak rasional.
Bilangan yang tidak rasional disebut bilangan irasional. Contoh-contoh bilangan irasional
antara lain adalah 2 dan π. Bilangan 2 adalah panjang sisi miring segitiga siku-siku
dengan panjang sisi-sisi tegaknya masing-masing adalah 1 (lihat Gambar 1.1).
3
Gambar 1.1 Segi tiga siku-siku
Sedangkan bilangan π merupakan hasil bagi keliling sebarang lingkaran terhadap diameternya
(Gambar 1.2).
Gambar 1.2 Pembagian antara keliling dengan diameter lingkaran
Himpunan semua bilangan irasional bersama-sama dengan Q membentuk himpunan semua
bilangan real R. Seperti telah diketahui, untuk menyatakan sebarang bilangan real seringkali
digunakan cara desimal. Sebagai contoh, bilangan-bilangan 667
dan,35
,43
masing-masing
dapat dinyatakan dalam desimal sebagai ( ) ( ) dan,...666,1,75,0 ....1060606,0 Dapat
ditunjukkan bahwa bentuk desimal bilangan-bilangan rasional adalah salah satu dari 2 tipe
berikut:
i. berhenti ( dst.81
,25
,43
), atau
ii. berulang beraturan ( dst.,667
,35
).
Apabila bentuk desimal suatu bilangan tidak termasuk salah satu tipe di atas, maka bilangan
tersebut adalah irasional. Sebagai contoh, bilangan-bilangan:
...14159,3...414213,12 == π
1.2 Sifat-sifat Sistem Bilangan Real
Pembaca diingatkan kembali kepada sifat-sifat yang berlaku di dalam R. Untuk
sebarang bilangan real dcba dan,,, berlaku sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sifat komutatif
(i). abbaabba ..).ii( =+=+
2. Sifat asosiatif
1
1
2
d1
l1 l2
d2 π==
2
2
1
1dl
dl
4
( ) ( )( ) ( ) cbacbacba
cbacbacba......).ii(
).i(==
++=++=++
3. Sifat distibutif
).().().( cabacba +=+
4. (i). 0,1
. ≠= bb
aba
(ii). 0,0,.
).().(≠≠
+=+ db
dbcbda
dc
ba
(iii). 0,0,..
. ≠≠= dbdbca
dc
ba
5. (i). ).().().( bababa −=−=−
(ii). baba .)).(( =−−
(iii). aa =−− )(
6. (i). 00
=a
, untuk setiap bilangan 0≠a .
(ii). 0a
tak terdefinisikan.
(iii). 1=aa
, untuk setiap bilangan 0≠a .
1.3 Garis Bilangan
Secara geometris, sistem bilangan real R dapat digambarkan dengan garis lurus. Mula-
mula diambil sebarang titik untuk dipasangkan dengan bilangan 0. Titik ini dinamakan titik
asal (origin), ditulis dengan O. Pada kedua sisi dari O dibuat skala sama (segmen) dan
disepakati arah positif disebelah kanan O sedangkan arah negatif disebelah kiri O.
Selanjutnya, bilangan-bilangan bulat positif 1, 2, 3, … dapat dipasangkan dengan masing-
masing titik di kanan O dan bilangan-bilangan ...,3,2,1 −−− dengan titik-titik di sebelah kiri
O. Dengan membagi setiap segmen, maka dapat ditentukan lokasi untuk bilangan-bilangan
,2,32
,21
− dst. ( perhatikan Gambar 1.3)
• • • • • • •
Gambar 1.3 Garis bilangan
−2 −1 0 1 2 3
21
5
Dengan cara demikian, maka setiap bilangan real menentukan tepat satu titik pada garis lurus
dan sebaliknya setiap titik pada garis lurus menentukan tepat satu bilangan real. Oleh sebab
itu, garis lurus sering disebut pula Garis Bilangan Real.
1.4 Pertidaksamaan
Perubah (variable) adalah lambang (symbol) yang digunakan untuk menyatakan
sebarang anggota suatu himpunan. Jika himpunannya R maka perubahnya disebut perubah
real. Selanjutnya, yang dimaksudkan dengan perubah adalah perubah real.
Pertidaksamaan (inequality) adalah pernyataan matematis yang memuat satu perubah
atau lebih dan salah satu tanda ketidaksamaan (<, >, ≤, ≥).
Contoh
a. 172 +≤− xx c. 922 ≤+ yx
b. 1312
>+−
xx
d. 0122 <−− xx
Menyelesaikan suatu pertidaksamaan memiliki arti mencari seluruh bilangan real yang dapat
dicapai oleh perubah-perubah yang ada dalam pertidaksamaan tersebut sehingga
pertidaksamaan tersebut menjadi benar.Himpunan semua bilangan yang demikian ini disebut
penyelesaian. Sifat-sifat dan hukum dalam R sangat membantu dalam mencari penyelesaian
suatu pertidaksamaan.
Contoh Tentukan penyelesaian pertidaksamaan 7552 +<− xx .
Penyelesaian:
4)31.(12)31.(3
12355755552
7552
−>⇔−>−−⇔
<−⇔+−+<+−−⇔
+<−
xxx
xxxxxx
Jadi, penyelesaian pertidaksamaan di atas adalah { }4−>∈ xRx .
1.5 Nilai Mutlak (Absolute Value)
Nilai mutlak suatu bilangan adalah panjang/jarak bilangan tersebut dari bilangan 0.
Jadi, nilai mutlak 5 adalah 5, nilai mutlak −7 adalah 7, nilai mutlak 0 adalah 0, dan
seterusnya.
6
Definisi . Nilai mutlak R∈x , ditulis dengan notasi x , didefinisikan sebagai:
2xx = .
Definisi di atas dapat pula dinyatakan sebagai:
<−
≥=
0,
0,
xx
xxx
Sebagai contoh, 8)8(8 =−−=− , 25
25
= , 33 = , dst. Selanjutnya, sifat-sifat nilai mutlak
diterangkan sebagai berikut.
A.Sifat –sifat Nilai Mutlak Jika Ryx ∈, maka:
a. yxyx .. =
b. 0, ≠= yasaly
x
yx
c. yxyx +≤+ (Ketaksamaan segitiga)
d. yxyx −≥−
Secara geometris, nilai mutlak ax − dapat diartikan sebagai jarak dari a ke x.
Sebagai contoh, jika 73 =−x maka artinya x berjarak 7 unit di sebelah kanan atau di sebelah
kiri 3 (lihat Gambar 1.4).
• • • • • • • • • • • • • • • • • •
Gambar 1.4 Garis bilangan untuk nilai mutlak untuk 73 =−x
Jadi, penyelesaian 73 =−x adalah { }10,4− .
B. Sifat –sifat Nilai Mutlak Jika 0≥a , maka: axaxax −==⇔= atau .
Sebagai contoh,
4atau4berarti4 −=== xxx
−4 3 10
7 unit 7 unit
7
35
atau35
53atau5353
−==⇔
−==⇔=
xx
xxx
Secara sama,
2atau542atau102
732atau732berarti732
−==⇔−==⇔
−=−=−=−
xxxx
xxx
C. Sifat –Sifat Nilai Mutlak Jika 0≥a , maka:
(a). axaax ≤≤−⇔≤ .
(b). axaxax ≥−≤⇔≥ atau .
Contoh Selesaikan 732 ≥−x .
Penyelesaian:
( ) ( )
5atau2102atau42
732atau732732
≥−≤⇔≥−≤⇔
≥−−≤−⇔≥−
xxxx
xxx
Jadi, penyelesaian adalah { }5atau2 ≥−≤∈ xxRx .
1. 6 Selang (Interval)
Diberikan sebarang dua bilangan real a dan b, dengan ba < . Berturut-turut
didefinisikan:
{ } { }{ } { }{ } { }
{ } { }axxaaxxa
axxaaxxa
bxaxbabxaxba
bxaxbabxaxba
<=−∞≤=−∞
>=∞≥=∞
≤<=<≤=
<<=≤≤=
),(],(
),(),[
],(),[
),(],[
1.7 Sistem Koordinat Cartesius
Diperhatikan 2 garis lurus, satu mendatar (horizontal) dan yang lain tegak (vertical).
Selanjutnya, garis mendatar ini disebut sumbu-x sedangkan garis yang tegak disebut sumbu-y.
Perpotongan kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal (origin) dan diberi tanda O. Seperti
biasanya, titik-titik disebelah kanan O dikaitkan dengan bilangan-bilangan real positif
sedangkan titik-titik di sebelah kiri O dengan bilangan-bilangan real negatif. Demikian pula
dengan titik-titik di sebelah atas O dan di sebelah bawah O masing-masing dikaitkan dengan
bilangan-bilangan real positif dan negatif.
8
Oleh ke dua sumbu, bidang datar (bidang koordinat) terbagi menjadi 4 daerah
(kwadran), yaitu kwadran I, kwadran II, kwadran III, dan kwadran IV (lihat Gambar 1.2.1).
Gambar 1.4 Sistem Koordinat Kartesian
Letak sebarang titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan berurutan ),( yx . Titik
),( yxP mempunyai arti bahwa jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y masing-masing adalah
xy dan . Apabila )0atau(0 << yx maka titik P berada di sebelah kiri (atau sebelah
bawah) titik asal O dan apabila )0atau(0 >> yx maka titik P terletak di sebelah kanan
(atau sebelah atas) titik asal O. Dalam hal ini, x disebut absis titik P sedangkan y disebut
ordinat titik P.
• • • • • • • • • • • • • • •
Gambar 1.4 Sistem Koordinat Kartesian dengan beberapa posisi titik
Hal-hal yang berhubungan dengan dasar – dasar kalkulus
1. Persamaan Jarak
Jika a dan b adalah sisi datar dan sisi tegak maka besarnya c dapat dihitung :
Kwadran I 0,0 >> yx
Kwadran II 0,0 >< yx
Kwadran III 0,0 << yx
Kwadran IV 0,0 <> yx
• • • • • • • •
• )2,5(P
• )4,1(−A
• )1,3( −B
9
a2 + b2 = c2
Andaikan P dan Q adalah titik titik koordinat (x1 , y1) dan (x2 , y2), sedangkan R
berada pada koordinat (x2 , y1). Dengan menerapkan teorema Pythagoras, dapat menentukan
Rumus Jarak seperti berikut
212
212 )()(),( yyxxQPd −+−=
1. Persamaan Garis Lurus
a. Slope garis
12
12)(xxyy
xy
mslope−−
=∆∆
=
Slope merupakan ukuran kecuraman garis
- garis horizontal memiliki slope nol
- garis yang arahnya naik memiliki slope positif
- garis yang arahnya turun memiliki slope negative
c b
a
10
untuk gambar dibawah dapat dinyatakan dengan
12
12'1
'2
'1
'2
xxyy
xxyy
−−
=−−
b. Slope-Titik. Garis lurus yang melalui dua titik koordinat, yang diperoleh suatu
persamaan :
y – y1 = m(x2 – x1)
c. Slope-perpotongan. Bila garis luru memotong sumbu y dengan koordinat (0,b)
seperti pada gambar, maka dapat dinyatakan
y = mx + b
11
d. Garis vertical dan horizontal. Bila garis lurus yang melalui sumbu x dinyatakan
dengan x = k; yang melalui sumbu y dinyatakan dengan y = l.
e. Garis Paralel. Dua garis dikatakan parallel jika garis-garis tersebut memiliki
dlope (m) yang sama. Contohnya garis y = 2x + 2 dan y = 2x + 5 memiliki slope (
m) =2.
y
x = k
x
y = l
(k,0)
(0,l)
O
12
f. Garis tegak lurus. Two garis yang tidak vertikal dikatakan tegal lurus jika dan
hanya jika slope garis yang satu berbanding terbalik negatife dengan slope garis
yang lain.
Dengan teorema Pythagoras, segitiga P1OP2 pada gambar dibawah dapat
dinyatakan :
[d(P1,O)]2 + [d(P2,O)]2 = [d(P1,P2)]2
221
221
22
22
21
21 )()()()( yyxxyxyx −+−=+++
2x1x2 + 2y1y2 = 0 , menjadi 2
2
1
1
yx
xy
−=
g. Grafik Persamaan. Grafik persamaan dalam x dan y terdiri dari beberapa titik
dalam bidang dengan koordinat (x,y).
Cara menggambar grafik :
1. Tentukan beberapa titik koordinat dari persamaan yang digambar.
2. Plot titik tersebut disuatu bidang koordinat
3. Hubungkan titik-titik tersebut.
Contoh : grafik persamaan y = x2 – 3
13
Kesimetrian dari grafik
1. Simetri terhadap sumbu y jika x menjadi –x (contoh: y = x2 - 3)
2. simteri terhadap sumbu x jika y menjadi –y (contoh : x = y2+1)
3. simetri terhadap titik asal (O) jika x menjadi –x dan y menjadi –y (contoh : y = x3 )
h. Grafik persamaan kuadrat dan pangkat tiga. Grafik persamaan kuadrat
memiliki kurva yang berbentuk parabola. Persaman kuadrat dinyatakan sebagai
1. y = ax2 + bx + c; bila a > 0, parabola terbuka keatas dan a< 0, parabola terbuka
kebawah
2 x = ay2 + by + c; bila a > 0, parabola terbuka kekanan dan a < 0, parabola terbuka
kekiri.