PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

37
i PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: Ajeng Sekar Pertiwi NIM : 232009052 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

Page 1: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

i

PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI

Oleh:

Ajeng Sekar Pertiwi

NIM : 232009052

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …
Page 3: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …
Page 4: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52 -60

:(0298) 321212, 311881

Telex 322364 ukswsa ia

Salatiga 50711 - Indonesia

Fax. (0298) -3 21433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : Ajeng Sekar Pertiwi

N I M : 232009052

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Pencatatan Piutang Pada PT Puspa Madu Sari

Pembimbing : Johnson Dongoran, SE,MBA,

Tanggal di uji : 23 Januari 2015

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri

tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan

yang telah saya peroleh.

Salatiga, 23 Januari 2015

Yang memberi pernyataan,

Ajeng Sekar Pertiwi

Page 5: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

iii

Page 6: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

iv

MOTTO

“Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat

mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk

dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. ~ (Tom Bodett)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu

menyesali apa yang belum kita capai. ~ (Schopenhauer)

Page 7: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

v

KATA PENGANTAR

Setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan sistem akuntansi yang sesuai

dengan kondisi masing-masing perusahaan. Salah satu sistem yang digunakan oleh

perusahaan adalah catatan akuntansi piutang tak tertagih dan tertagih.Dengan melihat

uraian tersebut maka penulis uraikan pada Bab Pendahuluan, dijabarkan latar

belakang penelitian, masalah penelitian, persoalan penelitian. Bab berikutnya

menjabarkan Landasan Teori. Metode penelitian mencakup jenis dan sumber data

serta teknik analisis yang digunakan. Bab selanjutnya merupakan inti dari penelitian,

yang terdiri dari analisis dan bahasan analisis. Bab terakhir menyajikan kesimpulan

penelitian beserta imlikasinya.

Penulis berharap, kiranya penelitian sederhana ini bermanfaat bagi pembaca

umum dan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya, maupun peneliti lain. Penulis

menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu segala kritik

dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan

menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang

sama.

Salatiga, Januari 2015

Penulis

Page 8: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah

menuntun, melimpahkan berkahNya, memberikan segala yang telah penulis perlukan,

sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai kelengkapan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas

Kristen Satya Wacana.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan, petunjuk, serta

kerja sama dari berbagai pihak terutama kepadaJohnson Dongoran, SE,MBA,selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan kritik serta masukan yang bermanfaat.

Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT. Yang telah melancarkan dan memberikan kekuatan spiritual

kepada penulis dalam menyelesaikan pengerjaan tugas akhir.

2. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE,MBA, selaku Kaprogdi Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Bapak Johnson Dongoran,SE,MBA,selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan inspirasi dan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam

membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Ibu Maria Rio Rita, SE,Msi selaku Wali Studi yang telah memberikan dorongan

dan masukan, serta memberikan pengetahuan kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.

6. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis

selama kuliah.

7. Ibu, Kakak, dan Adik terima kasih atas doa, bimbingan, sarana, dan dorongan

semangat, serta dukungan yang diberikan kepada penulis.

Page 9: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

vii

8. Johan Chris Timotius yang rela berada di samping penulis dalam suka maupun

duka, terima kasih atas doa, dukungan, dan cinta kasih yang selalu diberikan.

9. Buat sahabat-sahabatku Dinis, Bingar, Osa, Wery, Bowo, Dhana, Agung,

Rengga, Yuni, Nunik, Ida dan teman-teman FEB angkatan 2009, terima kasih

atas doa dan dukungan yang selalu diberikan.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

untuk semuanya.

Page 10: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................ ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ............................................................................. iii

Moto .......................................................................................................................... iv

Kata Pengantar .......................................................................................................... v

Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ vi

Daftar Isi.................................................................................................................... viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian ......................................................................................... 1

Persoalan Penelitian .................................................................................................. 4

Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA

Piutang ...................................................................................................................... 4

Klasifikasi Piutang .................................................................................................... 6

Akuntansi Piutang Usaha .......................................................................................... 7

Pengakuan Piutang Usaha ......................................................................................... 9

Penilaian Piutang Usaha ............................................................................................ 9

Piutang Usaha yang Tak Tertagih ............................................................................ 10

METODE PENELITIAN .......................................................................................... 15

Page 11: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

ix

HASIL TEMUAN

Profil Perusahaan ..................................................................................................... 15

Pencatatan Piutang Pada PT PuspaMadu Sari .......................................................... 16

Pembahasan ............................................................................................................... 23

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................................................... 24

Saran .......................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26

Page 12: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik

berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban

dan ekuitas atau pos-pos rinciannya. Menurut Kieso (2002), piutang (receivables)

adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lain.

Pengakuan piutang dapat diakui (dibebankan ke pendapatan) dengan dua

metode dasar akutansi yaitu konsep dasar kas (cash basis) dan konsep dasar akrual

(accrual basis). Dalam akuntansi dasar kas (cash basis), pendapatan dan beban

dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode kas diterima atau dibayar. Laba

(rugi) bersih merupakan selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dengan

pengeluaran kas (beban). Pengakuan piutang dalam pelaporan keuangan dengan

menggunakan konsep dasar kas seringkali memberikan informasi yang tidak akurat

bagi pemakainya. Dalam akuntansi dasar akrual (accrual basis), beban dan

pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Konsep dasar

akrual (accrual basis) dapat memberikan informasi yang akurat dalam pelaporan

keuangan karena konsep ini didasari oleh konsep upaya dan hasil (Raharjaputra 2009)

Banyak pemilik yang mengunakan catatan akuntansi berdasarkan atas arus kas

keluar dan arus masuk. Pinasti (2000) mengungkapkan bahwa ” pengusaha kecil di

Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam

pengelolaan usahanya”. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) identik dengan masih kurangnya kesadaran untuk

Page 13: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

2

menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. Hal tersebut disebabkan

rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) dari manajer pemilik dan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan

penyusunan laporan keuangan bagi UKM (Suhairi, 2004).

PT Puspa Madu Sari yang termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan ringan.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini melakukan penjualan secara tunai

maupun non tunai. Perusahaan ini menjual barang berdasarkan pesanan dari pihak

pembeli. Tetapi seiring berjalannya usaha ini, perusahaan mengalami penurunan

pendapatan dari tahun ke tahun. Setelah pemilik mengetahui bahwa perusahaannya

mengalami penurunan pendapatan, maka ia melakukan pengecekan terhadap laporan

keuangan yang selama ini dikerjakan oleh bagian keuangan, dan ternyata terdapat

piutang dari order barang yang dilakukan oleh pembeli yang tidak bisa ditagih, yang

menyebabkan terjadinya piutang tak tertagih. Tidak hanya itu, saat pembeli masih

memiliki tanggungan hutang terhadap perusahaan,pembeli masih bisa melakukan

order barang, sehingga makin menumpuk piutang.

Selain itu, distributor dari perusahaan yang berada di luar kota terindikasi

telah melakukan tindakan penggelapan uang dari hasil penjualan yang seharusnya

disetorkan ke perusahaan. Dengan adanya penggelapan oleh distributor tersebut,

maka PT Puspa Madu Sari mengalami kerugian yang besar sehingga perusahaan akan

bangkrut, karena tidak bisa membayar gaji karyawan. Merasa perusahaannya akan

mengalami kebangkrutan apabila diteruskan kemudian pemilik berinisiatif menjual

Page 14: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

3

perusahaannya kepada rekannya sendiri. Dalam hal ini pemilik merasa memiliki

beberapa alasan mengapa perusahaan ada baiknya untuk dijual, yaitu : pemilik tidak

ingin menanggung rugi yang lebih banyak. Pemilik tidak harus memberhentikan

pegawainya dari pekerjaan ( PHK ) sehingga pemilik tidak ada kewajiban untuk

membayar pesangon untuk pegawainya, dan pemilik mengharapkan usaha ini akan

lebih baik pada masa yang akan datang apabila dijual ke pihak lain.

PT Puspa Madu Sari baik kepemilikan sekarang maupun yang lama masih

belum menggunakan pencatatan akuntansi piutang berdasarkan PSAK yaitu piutang

harus dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan, dikurangi dengan taksiran jumlah

yang tidak dapat ditagih, karena hanya mengandalkan catatan akuntansi berdasarkan

cash basis, yang mana PT Puspa Madu Sari hanya mencatat pendapatan dan beban

pada periode kas diterima atau dibayar. Hal ini yang menyebabkan pengakuan

piutang dalam catatan keuangan PT Puspa Madu Sari memberikan informasi yang

tidak akurat bagi pemakainya. Oleh sebab itu PT Puspa Sari Madu membutuhkan

pencatatan akuntansi piutang berdasarkan PSAK yang dapat membantu perusahaan

dalam memudahkan untuk mengontrol piutang, selain itu juga sebagai alat bantu

untuk menganalisis piutang perusahaan, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu

acuan pengambilan keputusan yang tepat dalam memberikan pembelian roti secara

kredit.

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka akan dibahas dalam penelitian ini

mengenai : pencatatan piutang baik tak tertagih maupun tertagih pada PT Puspa

Madu Sari

Page 15: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

4

Persoalan Penelitian

Adapun persoalan yang akan dikaji adalah: Bagaimana pencatatan Piutang

baik tak tertagih maupun tertagih pada PT Puspa Madu Sari dan apakah pencatatan

sudah sesuai dengan PSAK ?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana cara

pencatatan Piutang baik tak tertagih maupun tertagih pada PT Puspa Madu Sari serta

mengetahui apakah pencatatan sudah sesuai dengan PSAK.

TINJAUAN PUSTAKA

Piutang

Menurut PSAK No. 43, piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk

pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan

yang berasal dari transaksi usaha. Menurut PSAK no.9 Tahun 2009, Piutang usaha

meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam

rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan lain-lain yang

diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai

aktiva lancar.

Perusahaan yang berorientasi pada laba tentunya harus memiliki penghasilan.

Penghasilan yang diperoleh sesudah dikurangi biaya-biaya akan mendatangkan laba

atau rugi yang membawa pengaruh pada jumlah kekayaan perusahaan. Aktivitas

Page 16: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

5

utama perusahaan jasa dan dagang adalah menjual jasa atau barang dagangan secara

tunai maupun kredit. Penjualan dilakukan secara tunai, langsung mendatangkan uang

tunai. Namun penjualan secara kredit, akan mengakibatkan hak penagihan atas

piutang.

Piutang sendiri timbul dari penjualan barang ataupun jasa karena terdapat

kebijakan secara kredit menurut Baridwan (2004), yaitu :

1) Pembeli membutuhkan barang dan jasa secara langsung, namun tidak bisa

mereka bayar secara langsung atau lebih menyukai untuk membayar secara

kredit atau cicil.

2) Penjual dapat menjual lebih banyak dengan melakukan penjualan kredit

dibandingkan dengan hanya melakukan penjualan tunai.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2005), yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita,

“piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian

besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau

jasa. Istilah piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas

lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.”

Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa piutang antara lain

merupakan semua tuntutan terhadap langganan baik berbentuk perkiraan uang,

barang maupun jasa dan segala bentuk perkiraan seperti transaksi. Penjualan secara

kredit menimbulkan hak bagi perusahaan melakukan penagihan pada langganannya,

dimana hal itu ditentukan oleh persyaratan yang telah disepakati bersama pada saat

melakukan transaksi.

Page 17: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

6

Klasifikasi Piutang

Piutang pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi piutang usaha dan

piutang lain-lain. Piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang

merupakan kegiatan usaha normal perusahaan disebut piutang usaha (trade

receivables). Sedangkan piutang jenis lain-lain seperti piutang pegawai (employee

receivables), piutang bunga, piutang dari perusahaan afiliasi, piutang pemegang

saham, dan lain-lain. Namun menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004) dalam banyak

kasus, piutang usaha adalah ”piutang terbuka” tanpa jaminan, dan sering disebut

sebagai accounts receivable.

Penggolongan piutang menurut SAK yaitu menurut sumber terjadinya, ialah

piutang usaha dan piutang lain-lain. Sedangkan pengklasifikasian bisa dengan

beberapa cara. Pertama, piutang terdiri dari piutang usaha (trade receivables) dan

piutang non-usaha (non-trade receivables). Cara pengklasifikasian yang lain, piutang

terdiri dari piutang yang bersifat lancar atau jangka pendek, dan piutang tidak lancar

atau jangka panjang.

Namun, secara garis besar pengelompokkan piutang berdasarkan Warren,

Reeve, dan Fess (2008) adalah sebagai berikut :

1) Piutang usaha (accounts receivable)

Page 18: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

7

Transaksi yang paling banyak memungkinkan menciptakan piutang adalah

penjualan barang secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan tertagih dalam

periode waktu yang relatif pendek, seperti 30-60 hari yang dikelompokkan sebagai

aset lancar.

2) Wesel tagih (notes receivable)

Wesel tagih adalah tagihan yang didukung dengan janji tertulis debitur untuk

membayar pada tanggal tertentu. Wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam jangka

waktu setahun. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan.

3) Piutang lain-lain (other receivables)

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Apabila

tertagih dalam waktu satu tahun maka dikasifikasikan sebagai aset lancar, jika

penagihannya lebih dari satu tahun maka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar di

bawah akun investasi. Piutang ini meliputi piutang bunga, piutang pajak, piutang

pejabat atau piutang karyawan.

Akuntansi Piutang Usaha

Akuntansi piutang dagang tetap berpedoman pada sistem akuntansi yang

lazim digunakan. Untuk itu setiap transaksi dilakukan pencatatan piutang dengan

tujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi

Page 19: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

8

piutang ini disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan pelunasan dari

debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang. Oleh karena itu setiap transaksi

harus disertai bukti-bukti atau dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar untuk

pencatatan akuntansi (Simamora, 2000).

Transaksi-transaksi tersebut dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut :

a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan.

Piutang usaha xxx

Penjualan/Pendapatan xxx

b. Transaksi retur penjualan.

Retur Penjualan xxx

Piutang usaha xxx

c. Transaksi penerimaan kas dari debitur.

Kas xxx

Piutang usaha xxx

d. Transaksi penghapusan piutang.

Cadangan kerugian piutang xxx

Piutang usaha xxx

Dalam melakukan penjualan kredit, perusahaan biasanya memberikan diskon

penjualan ataupun diskon dagang. Diskon dagang biasanya dinyatakan dalam

persentase, sedangkan diskon penjualan dinyatakan dalam bentuk istilah 2/10, n/30

yang artinya diskon 2% dibayarkan dalam 10 hari, jatuh tempo dalam 30 hari).

Page 20: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

9

Penilaian piutang usaha sedikit lebih kompleks, jumlah piutang yang dinilai dan

dilaporkan pada neraca hendaknya menunjukkan jumlah bersih yang diperkirakan

akan diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih (net realizable value)

memerlukan estimasi baik atas piutang yang tak tertagih maupun retur dan potongan

penjualan (Simamora, 2000).

Pengakuan Piutang Usaha

Piutang dagang dapat diakui pada saat terjadi pemindahan hak atau serah

terima atas barang yang dijual dari penjual (perusahaan) kepada pembeli, atau yang

disebut dnegan transfer of title.

Menurut Sulistiawan (2006:80). Piutang usaha terjadi ketika perusahaan

melakukan penjualan, namun belum menerima uang sebagai hasil penjualannya.

Sedangkan menurut Keiso (2001:387).Dalam sebagian besar transaksi piutang,

jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran (the exchange price) adalah

jumlah yang terhutang dari debitor (seorang pelanggan atau peminjam) dan

umumnya dibuktikan dengan beberapa dokumen bisnis biasanya berupa fakta

(invoice).

Penilaian Piutang Usaha

Piutang usaha harus dilaporkan sebesar nilai realisasi bersih (net realizable

value) yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima dalam bentuk

Page 21: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

10

kas, yang tidak selalu berjumlah yang secara resmi merupakan piutang. Penentuan

nilai realisasi, bersih (net realizable value) memerlukan estimasi baik atas piutang

yang tak tertagih atau piutang ragu-ragu maupun retur penjualan dan pengurangan

harga yang diberikan.

Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa, “ piutang dinyatakan

sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat

diterima. Jumlah bruto piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan

penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak diterima”

Piutang Usaha yang Tak Tertagih

Penjualan atas dasar selain penjualan tunai, beresiko menimbulkan kegagalan

untuk menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan.

Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang

ragu-ragu (atau beban piutang tidak tertagih atau kerugian piutang).

Menurut Kieso (2002) yang diterjemahkan oleh Emill Salim piutang tak

tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal

pencatatan yang tepat pada akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan

yang berkaitan dengan laba. Piutang yang telah ditetapkan sebagai piutang tak

tertagih bukan merupakan aktiva lagi, oleh karena itu harus dikeluarkan dari pos

piutang dalam neraca. Piutang tak tertagih merupakan suatu kerugian, dan kerugian

ini harus dicatat sebagai beban (expense), yaitu beban piutang tak tertagih (bad debt

expense), yang disajikan dalam laporan laba rugi. Semua penghapusan ini dicatat

Page 22: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

11

dengan tepat dan teliti karena berhubungan langsung dengan laporan keuangan yang

digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan (Kieso, 2002).

Ada tiga cara untuk menaksir besarnya cadangan penghapusan piutang, yaitu

(Kieso, 2002):

1) Menggunakan analisis umur piutang (aging schedule)

2) Taksiran dari saldo akhir piutang dalam neraca

3) Taksiran dari jumlah selama satu periode.

Menurut Reeve, Warren, dan Fees (2005) terdapat metode akuntansi yang

digunakan untuk mencatat piutang tak tertagih :

“There are two methods of accounting for receivables that appear to be

uncollectible. The allowance method provides an expense for uncollectible receivable

in advance of their write-off. The other procedure, called direct write-off, recognized

the expense only when accounting are judge to be worthless.”

Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat dua metode akuntansi untuk

mencatat piutang tak tertagih, yaitu :

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

Penggunaan metode ini didasarkan pada adanya indikasi bahwa piutang usaha

tidak dapat ditagih lagi dan tidak bernilai lagi. Pencatatan kerugian piutang dilakukan

jika ada kepastian bahwa debitur tidak mampu membayar kewajibannya kepada

perusahaan. Kelemahan metode ini adalah tidak dapat dibandingkannya pendapatan

dan beban periode yang bersangkutan dengan nilai piutang yang dilaporkan bukan

merupakan nilai yang dapat direalisasikan.

Page 23: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

12

Ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih tersebut adalah :

a. Untuk menghapus piutang tak tertagih

(D) Beban piutang tak tertagih xxx

(K) Piutang xxx

b. Untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapus sebelumnya

(D) Piutang xxx

(K) Beban piutang tak tertagih xxx

c. Untuk mencatat penerimaan kas dari pembayaran piutang yang telah

dihapuskan

(D) Kas xxx

(K) Pendapatan lain-lain xxx

2. Metode Penyisihan (Allowance Method)

Perusahaan-perusahaan besar umumnya menggunakan metode penyisihan

ntuk mengestimasi besarnya piutang usaha tidak tertagih. Metode penyisihan

mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi, dimana penjualan kredit

dilakukan. Piutang tak tertagih harus dicacat pada periode yang sama seperti

penjualan untuk mendapatkan penandingan yang tepat atas beban dan pendapatan

serta nilai dari piutang yang tercatat pada neraca merupakan nilai yang dapat

direalisasi. Jurnal-jurnal akuntansi yang berhubungan dengan metode ini adalah

sebagai berikut :

a. Pada saat pembentukan cadangan

(D) Beban piutang tak tertagih xxx

Page 24: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

13

(K) Cadangan Piutang tak tertagih xxx

b. Pada saat penghapusan piutang tak tertagih

(D) Cadangan Piutang tak tertagih xxx

(K) Piutang Usaha xxx

Apabila Piutang Usaha yang telah dihapuskan akan dilakukan pembayaran

oleh Debitur, maka Piutang Usaha harus dimunculkan kembali, jurnalnya :

c. Pada saat ada informasi, Piutang yang telah dihapus, akan dibayar

(D) Piutang Usaha xxx

(K) Cadangan Piutang tak tertagih xxx

d. Pada saat diterimanya pelunasan

(D) Kas xxx

(K) Piutang xxx

Estimasi atas piutang tak tertagih dapat didasarkan pada :

1) Jumlah penjualan, dimana piutang timbul akibat adanya penjualan kredit.

Perusahaan dapat menggunakan jumlah penjualan selama satu periode sebagai

dasar estimasi piutang tak tertagih dengan persentase tertentu.

2) Jumlah piutang, dimana perusahaan menentukan lamanya waktu piutang usaha

tersebut beredar. Untuk itu perusahaan membuat skedul umur piiutang (Aging

Schedule). Skedul ini menunjukkan jumlah dan umur piutang.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) no. 9, piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan, dikurangi dengan

taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang tetap disajikan pada

Page 25: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

14

neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang digunakan untuk taksiran

jumlah yang tidak dapat ditagih. Dalam PSAK no.9, pencatatan piutang sebagai

berikut :

1. Pada saat terjadi penjualan kredit, dicatat dalam jurnal

(D) Piutang dagang xxx

(K) Penjualan xxx

2. Pada saat pengakuan kerugian piutang, dicatat dalam jurnal

(D) Kerugian piutang xxx

(K) Cadangan kerugian xxx

3. Pada saat penghapusan piutang, dicatat dalam jurnal

(D) Cadangan kerugian xxx

(K) Piutang dagang xxx

Jika kerugian piutang ini nanti diakui pada akhir periode, maka diketahui

bahwa adanya sejumlah piutang tak tertagih yang didukung oleh data yang akurat

yang dihitung oleh bagian akuntansi, maka piutang yang tak tertagih berpengaruh

pada total bersih pendapatan perusahaan pada saat itu. Perusahaan akan

memperlakukan biaya kerugian piutang sebagai pendapatan lain-lain, ketika diterima

sejumlah uang dari pelanggan yang hutangnya telah dihapuskan pada periode sesudah

terjadinya penghapusan piutang. Jika terjadinya pada periode dimana piutang

dihapuskan, maka dilakukan dengan mengurangi biaya kerugian piutang.

Page 26: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

15

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi kasus di PT Puspa Madu Sari. Data yang

digunakan dalam penelitian ini data primer. Data primer berasal dari hasil tanya

jawab dengan pimpinan PT Puspa Madu Sari melalui wawancara secara langsung

terkait pencatatan Piutang pada PT Puspa Madu Sari. Data dianalisis dengan metode

deskriptif kualitatif (Sugiyono, 2008). Adapun langkah penelitian adalah

menggambarkan pencatatan Piutang pada PT Puspa Madu Sari.

HASIL TEMUAN

Profil Perusahaan

PT Puspa Madu Sari pertama kali didirikan pada tahun 2007 di Salatiga oleh

Hubertus Bruinink seorang pria berkebangsaan Belanda yang menetap di Indonesia,

yang pada saat itu memulai usahanya dalam bidang produksi makanan ringan. PT

Puspa Madu Sari memproduksi makanan ringan khas Belanda berupa stropwaffell.

Selama perjalanan merintis usahanya, produk makanan ringan ini sudah memasuki

beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Denpasar, Surabaya, Malang,

Bandung dan beberapa toko di Salatiga.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini melakukan penjualan secara

tunai maupun non tunai. Perusahaan ini menjual barang berdasarkan pesanan dari

pihak pembeli. Pada saat ini PT Puspa Madu Sari yang terletak di jalan Nakula

Sadewa No.47 Kembang Arum, Salatiga dibawah naungan manajemen dan

Page 27: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

16

merupakan anak perusahaan dari Bio Maret yang berkantor di Jl. Nakula Sadewa

No.47 Kembang Arum, Salatiga.

Pencatatan Piutang Pada PT Puspa Madu Sari

Pencatatan piutang tak tertagih dilihat dari tiga hal yaitu prosedur, dokumen

yang digunakan dan pelaporan.

1) Prosedur

Piutang usaha adalah suatu hal yang penting bagi pihak manajemen

perusahaan, karena piutang merupakan aktiva lancar yang mempengaruhi jumlah

harta atau kas. Selain itu pada umumnya transaksi penjualan yang terjadi pada

perusahaan dilakukan secara kredit, sehingga dari setiap transaksi menimbulkan

piutang bagi perusahaan. Untuk itu PT Puspa Madu Sari mengawasi pengelolaan

piutang secara baik dan ditangani secara khusus.

Prosedur piutang usaha pada PT Puspa Madu Sari seluruh bagian yang ada

dalam perusahaan terlibat dalam mengawasi pengelolaan piutang usaha. Karena pada

bagian pengiriman dan bagian produksi kebanyakan melakukan transaksi secara

kredit, sehingga dari setiap kegiatan transaksinya menimbulkan piutang usaha. Setiap

bagian dari perusahaan harus bekerja sama dengan baik supaya kegiatan usaha dapat

berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Prosedur piutang usaha pada PT Puspa Madu Sari berdasarkan penjualan langsung

terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

Page 28: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

17

1. Setelah terjadinya transaksi penjualan secara kredit, berdasarkan Surat

Pengantar (Delivery Order) membuat kwitansi (2 rangkap), , faktur penjualan

(2 rangkap) dan surat permohonan pembayaran (2 rangkap).

2. Setelah itu perusahaan mengirimkan kwitansi, faktur penjualan, surat

pengantar dan surat permohonan pembayaran kepada pelanggan. Setelah

ditagih kemudian di rekap kedalam rekap penjualan.

3. Bagian asministrasi mencatat kwitansi, surat pengantar, faktur penjualan, dan

faktur pajak standar ke dalam buku besar penjualan serta menginput data-data

tersebut ke dalam komputer kemudian data-data tersebut diarsipkan.

4. Bagian administrasi menyerahkan kwitansi, faktur penjualan, dan surat

pengantar kepada manajer pimpinan beserta surat permohonan pembayaran.

5. Apabila sampai akhir bulan tersebut belum terjadi pembayaran oleh

pelanggan. Bagian administrasi membuat Bukti Pengakuan Piutang (BPP) dan

melakukan penjurnalan berdasarkan penjualan yang dilihat kwitansi, faktur

penjualan, surat pengantar.

6. Bagian administrasi menyerahkan faktur penjualan kepada pimpinan

perusahaan.

7. Setelah dua minggu, administrasi melakukan konfirmasi kepada pelanggan,

untuk mengetahui apakah pelanggan sudah membayar hutangnya. Biasanya

pembayaran dilakukan melalui transfer bank.

Page 29: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

18

8. Apabila terjadi pembayaran, bagian administrasi melakukan konfirmasi ke

bank, untuk mengetahui adanya transfer masuk dari pelanggan dan berapa

nominalnya.

9. Setelah itu bagian administrasi mencocokkan besarnya nominal yang dibayar

oleh pelanggan dengan surat pengantar, faktur penjualan, faktur pajak dan

kwitansi.

10. Kemudian dibuat kwitansi penerimaan kas, serta dilakukan penjurnalan

kemudian data-data tersebut diinput ke dalam komputer.

11. Pada saat akan membuat laporan keuangan, maka bagian administrasi

mengecek terlebih dahulu hasil dari pemrosesan data yang dilakukan oleh

komputer. Kemudian di print dan diperiksa per triwulan.

2) Dokumen

Dalam prosedur piutang usaha digunakan dokumen yang digunakan untuk

mencatat data-data penting dari setiap transaksi perusahaan, sehingga dapat

digunakan untuk meminimalisir terjadinya kekeliruan dalam pembukuan. Dokumen

yang digunakan dalam prosedur piutang usaha pada PT Puspa Madu Sari yaitu:

1. Surat Pengantar (Delivery Order)

Didalamnya terdapat nomor kontrak, tanggal kontrak, tanggal penyerahan

barang, serta rincian mengenai spesifikasi barang dan jumlah barang yang

dijual kepada pelanggan.

Page 30: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

19

2. Kwitansi

Didalamnya terdapat nomor kwitansi, pemberi uang, besarnya nominal yang

diterima oleh perusahaan dan rincian transaksi tersebut.

3. Faktur Pajak Standar

Didalamnya terdapat berapa besarnya pajak yang harus dibayar oleh

pelanggan atas pembelian yang dilakukannya. Pada umumnya sebesar 10%

dari total pembelian pelanggan. Yang akan dimasukkan ke dalam pajak

keluaran dan nantinya akan disetorkan oleh perusahaan kepada kantor pajak

4. Faktur Penjualan

Didalamnya terdapat nomor kontrak, tanggal kontrak serta rincian mengenai

spesifikasi barang, jumlah barang dan harga barang yang dijual kepada

pelanggan ditambah PPN 10% dari total penjualan.

5. Buku Monitoring (Buku Besar Penjualan)

Merupakan buku yang mencatat semua transaksi penjualan perusahaan baik

yang secara tunai maupun kredit. Yang didalamnya terdapat nomor kontrak,

tanggal kontrak serta rincian mengenai spesifikasi barang, jumlah barang dan

harga barang yang dijual kepada pelanggan ditambah PPN 10% dari total

penjualan beserta tanggal pembayaran oleh pelanggan.

6. Bukti Pengakuan Piutang (BPP)

Mencatat penjualan yang pembayarannya belum terjadi pada bulan yang

sama, maka pada bulan berikutnya dibuat Bukti Pengakuan Piutang atas

transaksi tersebut.

Page 31: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

20

7. Bukti Pengakuan Hutang (BPH)

Digunakan untuk pertanggungjawaban Harga Pokok Penjualan (HPP) yang

dipertanggungkan pada bulan berikutnya.

8. Voucher Penerimaan Kas

Dibuat apabila perusahaan menerima uang atas pembayaran piutang oleh

pelanggan, yang didalamnya tercantum berapa nominal yang diterima serta

rincian mengenai transaksi penjualannya.

3) Laporan

Dari hasil wawancara denan pimpinan PT Puspa Madu Sari Ditemukan

bahwa perusahaan tidak mencatat maupun mengestimasi penyisihan piutang tak

tertagih. Perusahaan hanya menerapkan penghapusan piutang tak tertagih. Hal ini

menyebabkan bertambahnya beban operasional dalam penjualan, karena penghapusan

piutang ini akan mengurangi pendapatan perusahaan.

Secara teoritis, jika besarnya estimasi atas piutang tak tertagih adalah akurat,

maka akun cadangan seharusnya selalu mendekati nol. Akan tetapi estimasi tidak

pernah nol karena perusahaan akan terus melakukan penjualan kredit dan membuat

estimasi yang baru.

PT Puspa Madu Sari pada akhir tahun 2012 memiliki saldo piutang dagang

sebesar Rp. 899.426.000 dan diestimasi bahwa besarnya piutang tak tertagih

berdasarkan pada masing-masing kelompok umurnya seperti diringkas pada tabel

berikut :

Page 32: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

21

Tabel 1

Kelompok Umur Piutang Tak Tertagih PT Puspa Madu Sari

Kisaran Umur

Piutang

Saldo

(Rp)

Estimasi Piutang Tak

Tertagih

Prosentase Jumlah

Belum jatuh tempo 788.165.000 2 15.763.300

Sudah jatuh tempo

1-30 hari 30.951.000 5 1.547.550

31-60 hari 6.555.000 10 655.500

61-90 hari 73.755.000 15 11.063.250

> 90 hari 0 20 0

Total 899.426.000 29.029.600

PT Puspa Madu Sari menggunakan catatan akuntansi dalam bentuk akrual

(accrual basis), beban dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode

yang sama. Konsep dasar akrual (accrual basis) dapat memberikan informasi yang

akurat dalam pelaporan keuangan karena konsep ini didasari oleh konsep upaya dan

hasil. Pencatatan penyisihan piutang tak tertagih pada PT Puspa Madu Sari adalah

menggunakan metode cadangan kerugian piutang dengan menggunakan estimasi dari

jumlah piutang usaha. Besarnya estimasi akan menjadi saldo akhir akun cadangan

piutang tak tertagih. Berdasarkan hasil wawanvcara dengan staf PT Puspa Madu Sari

diketahui bahwa pada tahun 2012 PT Puspa Madu Sari memiliki beban kerugian

piutang tak tertagih sebesar Rp. 49.029.600 sehingga pada saat penyisihan piutang tak

tertagih dengan menggunakan metode cadangan kerugian piutang tak tertagih adalah

sebagai berikut :

Page 33: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

22

Beban kerugian piutang tak tertagih Rp. 49.029.600

Cadangan kerugian piutang Rp. 49.029.600

Pada 31 Oktober 2012, PT Puspa Madu Sari menghapus piutang nasabah

sebesar Rp 32.250.200 karena pembayaran dari pembeli tidak disetorkan dan terjadi

penggelapan oleh distributor perusahaan. Dan PT Puspa Madu Sari membuat

pencatatan dalam bentuk jurnal sebagai berikut:

Cadangan kerugian piutang Rp.32.250.200

Piutang Usaha Rp.32.250.200

Sementara itu pada 30 Desember 2012, ada sebagian nasabah PT Puspa Madu

Sari yang membayar hutangnya yang telah dihapuskan dengan total Rp 12.257.400,

dan PT Puspa Madu Sari mencatatnya sebagai berikut:

Piutang Usaha Rp. 12.257.400

Cadangan kerugian piutang Rp. 12.257.400

Kas Rp. 12.257.400

Piutang Usaha Rp. 12.257.400

Page 34: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

23

Pembahasan

Berdasarkan prosedur piutang yang dilakukan PT Puspa Madu Sari dapat

ditarik kesimpulan bahwa prosedur tersebut telah sesuai dengan prosedur piutang

usaha yang telah ditetapkan oleh perusahaan. PT Puspa Madu Sari telah melakukan

prosedur tersebut dengan baik, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam

proses pembukuan maupun dalam proses penagihan piutang.

PT Puspa Madu Sari sudah mulai melakukan perkiraan piutang tak tertagih

untuk mengurangi terjadinya piutang yang terhapus dengan umur yang lama,

sehingga membuat pendapatan perusahaan berkurang. Jika perusahaan ini semakin

besar dan berkembang, maka penyisihan piutang sangat penting dilakukan.

Menurut Mulyadi (2003), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan

kredit terdiri dari: surat order pengiriman, faktur, rekapitulasi harga pokok penjualan

dan bukti memorial, sedangkan dokumen pokok yang digunakan dalam prosedur

pencatatan piutang adalah sebagai berikut : faktur penjualan, bukti kas masuk, memo

kredit dan bukti memorial. Dokumen yang digunakan oleh PT Puspa Madu Sari

dalam prosedur piutang usaha pada umumnya telah sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Mulyadi (2003). PT Puspa Madu Sari membuat dokumen prosedur

piutang usaha, mulai dari surat pengantar, kwitansi, faktur pajak standar, faktor

penjualan, buku monitoring (buku besar penjualan), Bukti pengakuan piutang (BPP),

Bukti Pengakuan Hutang (BPH) dan voucher penerimaan kas.

Page 35: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

24

Berdasarkan pencatatan keuangan piutang tak tertagih, PT Puspa Madu Sari

sudah sesuai dengan peraturan PSAK. Untuk lebih jelasnya diringkas pada tabel

berikut.

Tabel. 2

Kesesuaian Catatan Akuntansi antara Teori PSAK No.9 dan Praktek Pada PT Puspa

Madu Sari

PSAK No.9,

Teori Praktek

Pada saat terjadi penjualan kredit

(D) Piutang dagang

(K) Penjualan

Sesuai

(D) Piutang dagang

(K) Penjualan

Pada saat pengakuan kerugian

piutang

(D) Kerugian Piutang

(K) Cadangan Kerugian

Sesuai

(D) Kerugian Piutang

(K) Cadangan Kerugian

Pada saat penghapusan piutang

(D) Cadangan Kerugian

(K) Piutang dagang

Sesuai

(D) Cadangan Kerugian

(K) Piutang dagan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Prosedur pencatatan piutang pada PT Puspa Madu Sari telah sesuai dengan

prosedur pencatatan transaksi penjualan yang terdiri dari beberapa tahapan di mulai

dari terjadinya transaksi penjualan melalui tunai maupun non tunai sampai

penjurnalan transaksi dan penginputan data ke dalam komputer . Hal ini dilakukan

untuk menghindari kesalahan dalam proses pembukuan maupun dalam proses

Page 36: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

25

penagihan piutang. Dan berdasarkan pencatatan keuangan piutang tak tertagih, PT

Puspa Madu Sari sudah melakukan penjurnalan transaksi yang sesuai dengan

peraturan PSAK.

Saran

Dalam melakukan pencatatan piutang , perusahaan diharapkan mengikuti

standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Page 37: PENCATATAN PIUTANG PADA PT PUSPA MADU SARI Oleh: …

26

Daftar Pustaka

Baridwan, Z. 2004. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi

5.Yogyakarta:BPFE

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi

Intermediete, Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit

Erlangga, Jakarta

Pinasti, M. 2007. Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha

ParaPedagang Kecil di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas.”Jurnal

Ekonomi,Bisnis dan Akuntansi No. 1/Vol. 3/Mei.

Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Salemba

Empat. Jakarta.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Simamora, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba

Empat

Suhairi, 2004. Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) Bagi Usaha Kecil Dan Menengah. Simposium Nasional Akuntansi 9

Padang

Warren, Carl S: Reeves, James M;Fess,Philip E, Pengantar Akutansi, Edisi ke21,

Salemba empat, Jakarta, 2005