Rosita puspa 5x ma
-
Upload
rosita-puspa -
Category
Economy & Finance
-
view
121 -
download
3
Transcript of Rosita puspa 5x ma
MAKALAH
EKONOMI INDONESIA
Diajukakan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Ekonomi Indonesia
Dosen, ADE FAUJI,SE,MM
Disusun Oleh
Rosita Puspa E.P
11140646
5x-ma
PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1)
SEKOLAH TINGGI EKONOMI
STIE BINA BANGSA BANTEN
2016
BAB I
GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA
A. pembahasan
1. Berdasarkan pendekatan Kronologis Histories subtansi PI digolongkan menjadi:
1. Masa Sebelum Terjajah (sebelum tahun 1600)
2. Masa Penjajahan (1600-1945)
3. Masa Sebelum 1966 (sejak merdeka )
4. Masa Sesudah 1966 (sejak orde baru )
5. Masa sesudah ORBA (masa Reformasi Ekonomi)
6. Sejak merdeka sampai 1966, kurang berkembang. Kabinet selalu berganti sehingga
mengikuti kebijakan-kebijakan ekonomi kabinet .
2. Pertumbuhan ekonomi
Periode 1952 – 1958 : 6,9 % , periode 1960 – 1965 : 1,9 % , APBN Defisit, dibiayai dengan mencetak
uang baru -> inflasi -> 1966 hiperinflasi . Inflasi sudah dimulai sejak 1955 sebesar 33 % .
3. Nasionalisasi Perusahaan Asing menjadi BUMN :
Kekurangan Kapital
Anti Investasi Asing (inward looking)
Nasionalisasi Perusahaan Asing terutama milik Belanda mulai tahun 1951
Tahun 1958 Nasionalisasi secara besar-besaran, berdasarkan Undang-undang No. 78/1958/ tentang
Investasi Asing Isinya Anti Investasi Asing. Akibatnya terjadi pelarian modal (Capital Flight).
Peranan Indonesia dalam perdagangan internasional sebagai negara pengeksport bahan mentah :
kopra, teh, kelapa sawit, lada, tembakau, gula merosot. Diganti Malaysia.
4. Kondisi Perekonomian Indonesia Pada Masa Penjajahan
a) Kajian Tentang Sistem Perekonomian Indonesia di Masa Kolonial Belanda
Sebagai hasil dari berbagai kajian yang lebih mutakhir mengenai sejarah
perekonomian .pertengahan dasawarsa tahun 1960-an terdapat beberapa arsip Belanda dan
Indonesia yang berisikan tentang sistem administrasi pada masa pemerintahan Belanda yang
terjadi pada abda ke-19 dan abad ke-20 yang dibuka untuk umum .
5. Keadaan Perekonomian Indonesia Dari Orde Lama, Orde Baru, Sampai Repormasi
1. Pemerintahan Mada Masa Orde Lama
A. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
B. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
2. Pemerintahan Masa Orde Baru
3. Pemerintahan Reformasi
1) PEMERINTAHAN MADA MASA ORDE LAMA
A. Masa pasca Kemerdekaan (1945-1950)
a. Pada masa awal kemerdekaan, keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk, yang antara lain
disebabkan oleh :
1. Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata
uang secara tidak terkendali.
2. Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup
pintu perdagangan luar negeri RI.
3. Kas Negara kosong
4. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan
b. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi,antara lain :
Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan IR. Surachman pada
bulan Juli 1946.
Upaya menembus blockade dengan diplomasi beras ke India (India merupakan Negara yang
mengalami nasib yang sama dengan Indonesia yaitu sama-sama pernah dijajah,
Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang
bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak.
Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis .
B) Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Permasalah ekonomi yang dihadai oleh bangsa Indonesia masih sama seperti sebelumnya. Usaha-
usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain
Program Benteng (Kabinet Natsir)
Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat
UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. (Kabinet
Sukiman)
Sistem ekonomi Ali (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak
Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha
pribumi.
Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya .
C) Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi
terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur
oleh pemerintah).
a. Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang
b. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin
c. Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000
menjadi Rp 1.
2). Pemerintahan Masa Orde Baru
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak membuat rakyatnya bebas dari kemiskinan
dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang saja. Dampak negatif
kondisi ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru antara lain :
Ketergantungan terhadap Minyak dan Gas Bumi (Migas) Migas merupakan salah satu
sumber pendapatan utama bagi anggaran belanja negara.
Ketergantungan terhadap Bantuan Luar Negara Akibat berkurangnya pendapatan dari
Migas, pemerintah melakukan penjadualan kembali proyek – proyek pembangunan yang
ada, terutama yang menggunakan valuta asing. Mengusahakan peningkatan ekspor
komoditi non migas dan terakhir meminta peningkatan pinjaman luar negeri kepada negara
– negara maju. Ironisnya, di tahun 1986/87, sebanyak 81% hutang yang diperoleh untuk
membayar hutang lama ditambah bunganya.
a. “structural adjustment” dimana ada 4 jenis kebijakan penyesuaian
• Program stabilisasi jangka pendek atau kebijakan manajemen permintaan dalam bentuk
kebijakan fiskal, moneter dan nilai tukar mata uang dengan tujuan menurunkan tingkat
permintaan agregat.
• Kebijakan struktural demi peningkatan output melalui peningkatan efisiensi dan alokasi
sumber daya dengan cara mengurangi distorsi akibat pengendalian harga, pajak, subsidi dan
berbagai hambatan perdagangan.
• Kebijakan peningkatan kapasitas produktif ekonomi melalui penggalakan tabungan dan
investasi. Perbaikan tabungan pemerintah melalui reformasi fiskal
• Kebijakan menciptakan lingkungan legal yang bisa mendorong agar mekanisme pasar
beroperasi efektif termasuk jaminan hak milik dan berbagai tindakan pendukungnya seperti
reformasi hukum dan peraturan.
b. Orde Baru Membangun Ekonomi Hanya
• Masa peralihan ( 1966 – 1968)
• Pembangunan jangka panjang tahap I ( 1969 – 1993)
• Pembangunan jangka panjang tahap II ( 1994 – 2019)
c. Tahun 1969 merupakan Masa Pembang Ekonomi. Pembangunan Jangka Panjang dimulai
sejak 1 April 1969 REPELITA.
• Pelita I : 1969 – 1974
• Pelita II : 1974 – 1979
• Pelita III : 1979 – 1984
• Pelita IV : 1984 -1989
• Pelita V : 1989 – 1994
• Pelita VI : 1994 – 1999
d. Sasaran Pembangunan Setiap Tahap Repelita
• Repelita I
pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya pertrumbuhan ekonomi yang tinggi stabilitas
nasional yang sehat da dinamis
• Repelita II
pertumbuhan ekonomi yang tinggi pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya s
tabil nasional yang sehat dan dinamis
• Repelita III
Pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, stabilisasi nasional.
e. 1966-1968 Masa Stabilisasi Dan Rehabilitasi Ekonomi
Program Ekonomi Jangka Pendek Yaitu :
1. Tahap Penyelamatan (Juli – Desb 1966)
2. Tahap Rehabilitasi ( Jan - Juli 1967)
3. Tahap Konsolidasi (Juli - Desb 1967)
4. Tahap Stabilisasi (Jan – Juli 1968)
3) pemerintahan repormasi
a. Pengertian Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politi, ekonomi, social dan
budaya yang berbau Orde baru. Atau membangun kembali, menyusun kembali.
b. Keadaan Pemerintahan Pada Masa Repormasi
Pemerintahan repormasi yang dipimpin oleh gusdur pada awal pemerintahan kondisi
perekonomian menunjukan adanya perbaikan tapi tidak berjalan lama. Presiden bertindak diktator,
sikap presiden tidak sejalan dengan DPR dan KKN tetap berjalan. Sebagai permasalahan dalam negri
tidak terselesaikan dengan baik serusakan sosial yang bernuansa desintregresi mencul dimana-mana.
c. Faktor Penyebab Munculnya Reformasi
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru,
terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada
awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan,
muncul suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini
menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya
penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat
pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
a. Krisi Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan
politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di
pegang oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh
MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam kenyataannya) anggota MPR
sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi
pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan
reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk
keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN. Krisis politik sebagai faktor
penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI
saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun
pemerintahan Indonesia.
b. Krisi Hukum
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan. Sejak
munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi
salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat
mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
c. Krisi Ekonomi
Krisi moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu
untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka
pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin
bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya
sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan
Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
d. Krisi Kepercayaan
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah pemerintah
mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998, Aksi mahasiswa
yang semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang mahasiswa,
teragedi mahasiswa itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan kampus dan masyarakat
yang menantang kebijakan pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
namun tuntutan dari masyarakat agar Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin banyak
disampaikan, Rencana kunjungan mahasiswa ke Gedung DPR / MPR untuk melakukan dialog
dengan para pimpinan DPR / MPR akhirnya berubah menjadi mimbar bebas dan mereka memilih
untuk tetap tinggal di gedung wakil rakyat tersebut sebelum tuntutan reformasi total di penuhinya.
Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat demontrasinya agar presiden Soeharto mengundurkan diri
akhirnya mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR / MPR. Maka pada tanggal 18
Mei 1998 pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.
d. Kronologi Lahirnya Reformasi
1) Keberanian Amin Rais membongkar kebobrokan sistem pengelolaan PT Freeport
2) Peristiwa 27 Juli 1996 (KUDATULI) yaitu penyerbuan kantor PDI yang ditempati
Megawati oleh PDI pro-Suryadi
3) Terpilihnya kembali Bpk Soeharto sebagai presiden pada bulan Maret 1998
4) Terjadinya demonstrasi besar-besaran mahasiswa di Tri Sakti pada 12 Mei 1998
5) Terjadinya Kerusuhan di Jakarta pada 13 dan 14 Mei 1998 yang berakibat makin
Terpuruknya perekonomian Indonesia.
6) Didudukinya gedung DPR / MPR oleh para mahasiswa pada 19 Mei 1998
7) Pada 20 Mei 1998 Presiden Soeharto memanggil para tokoh nasional, guna membentuk
kabinet reformasi tetapi ditolak
8) Presiden Soeharto meletakkan jabatannya pada 21 Mei 1998 di Istana Negara dan
digantikan oleh B.J Habiebi.
BAB II
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
A. pembahasan
1. Dinamika pembangunan ekonomi di suatu negara banyak dipengaruhi oleh:
• Faktor internal
Meliputi kondisi fisik (termasuk iklim), letak geografi, jumlah dan kualitas sumberdaya,
kondisi awal ekonomi, sosbudpol dan peranan pemerintah dalam perekonomian
• Faktor Eksternal
Meliputi perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik dunia, serta keamanan
global
• Kondisi perekonomian masa lampau (sejarah)
2. Sejarah perekonomian Indonesia
A. Masa Orde Lama
Keadaan Ekonomi Keuangan Pada Masa Awal Kemerdekaan Amat Buruk Karena Inflasi Yang
Disebabkan Oleh Beredarnya Lebih Dari Satu Mata Uang Secara Tidak Terkendali. Pada Oktober
1946 Pemerintah RI Mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) Sebagai Pengganti Uang Jepang.
Namun Adanya Blokade Ekonomi Oleh Belanda Dengan Menutup Pintu Perdagangan Luar Negeri
Mengakibatkan Kekosongan Kas Negara.
Pada Awalnya Sistem Pemerintahan Indonesia Adalah Sistem Demokrasi Liberal, Sehingga Sistem
Ekonomi Adalah Paham Ekonomi Liberal
• Iklim Politik Yang Tidak Kondusif Menyebabkan Mengganggu Perekonomian Indonesia
Muncul Sistem Politik Yang Lebih Condong Ke Sistem Sosialis Faham Ekonomi Terpimpin
Merupakan Refleksi Dan Perasaan Anti Kolonialisme.
• Restrukturisasi Pembangunan Yang Memerlukan Dana Besar Mengalami Kesulitan
Pendanaan Dari Blok Kapitalis
• Terjadi Instabilisasi Politik Terjadi Pegantian Pemerintahaan
Buruknya Kondisi Ekonomi, Karena:
• Kondisi Politik Dalam Negeri
• Keterkaitan Faktor Produksi
a. Beberapa peristiwa pada masa orde lama :
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Daya Tarik Indonesia Akan Sumber Daya Alam Dan Rempah-rempah Membuat Bangsa-bangsa
Eropa Berbondong-bondong Datang Untuk Menguasai Indonesia. Sebelum Merdeka Setidaknya Ada
4 Negara Yang Pernah Menjajah Indonesia.
Dalam Masa Penjajahan Belanda Selama 350 Tahun Belanda Melakukan Berbagai Perubahan
Kebijakan Dalam Hal Ekonomi, Salah Satunya Dengan Dibentuknya Vereenigde Oost-indische
Compagnie (VOC). Belanda Memberikan Wewenang Untuk Mengatur Hindia Belanda Dengan
Tujuan Menghindari Persaingan Antar Sesama Pedagang Belanda, Sekaligus Untuk Menyaingi
Perusahaan Imperialis Lain Seperti EIC Milik Inggris.
Untuk Mempermudah Aksinya Di Hindia Belanda, Voc Diberi Hak Octrooi, Yang Antara
Lain Meliputi A. Hak Mencetak Uang
B. Hak Mengangkat Dan Memberhentikan Pegawai
C. Hak Menyatakan Perang Dan Damai
D. Hak Untuk Membuat Angkatan Bersenjata Sendiri
E. Hak Untuk Membuat Perjanjian Dengan Raja-raja
Namun Pada Tahun 1795, VOC Dibubarkan Karena Dianggap Gagal Dalam Mengeksplorasi
Kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan Itu Nampak Pada Defisitnya Kas VOC, Yang Antara Lain
Disebabkan Oleh :
A. Peperangan Yang Terus-menerus Dilakukan Oleh VOC Dan Memakan Biaya Besar
B.Penggunaan Tentara Sewaan Membutuhkan Biaya Besar
C.Korupsi Yang Dilakukan Pegawai VOC Sendiri
D.Pembagian Dividen Kepada Para Pemegang Saham.
Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal pengusaha pribumi masih belum
mampu bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada akhirnya hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar agar tingkat harga turun
Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu menumbuhkan wiraswasta pribumi agar bisa
berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional
Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai Akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Maka Indonesia Menjalankan Sistem Demokrasi
Terpimpin Dan Struktur Ekonomi Indonesia Menjurus Pada Sistem Etatisme (Segalanya Diatur
Pemerintah). Namun Lagi-lagi Sistem Ini Belum Mampu Memperbaiki Keadaan Ekonomi Indonesia.
Akibatnya Adalah :
Devaluasi Menurunkan Nilai Uang Dan Semua Simpanan Di Bank Diatas 25.000 Dibekukan
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) Untuk Mencapai Tahap Ekonomi Sosialis
Indonesia Dengan Cara Terpimpin
Kegagalan Dalam Berbagai Tindakan Moneter
B. Masa orde baru
Pada awal orde baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah
berorintasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan
pokok rakyat.
Tujuan jangka panjang : meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses industrialisasi dalam
sekala besar Kegiatan pembangunan ekonomi di pusatkan di pulau Jawa, khususnya Jawa Barat
Program Penghijauan (Green Revolution) di sektor Pertania Peningkatan Pertumbuhan ekonomi
pendapatan perkapita meningkat, hal ini dipengaruhi oleh :
• Kemampuan Kabinet
• Pendapatan dari ekspor minyak
• Pinjaman Luar Negeri dan PMA
Deregulasi sektor moneter dan riil Dibanding Orde Lama, terjadi peningkatan kinerja ekonomi
nasional
C. Masa Transisi
Krisis keuangan kawasan Asia krisis moneter di Indonesia yang ditandai depresiasi rupiah
terhadap dollar Usaha mengatasi krisis :
• Melakukan intervensi cadangan devisa menipis
• Meminta bantuan dari IMF
• Penerapan kebijaksanaan makro, meliputi fiskal dan moneter (pencabutan Subsidi)
• Restrukturisasi sektor keuanga
• Reformasi Struktural
• Terjadi tarik ulur antara kepentingan domestik dengan IMF
Krisis ekonomi ini berdampak pula pada krisis politik
D. Masa Reformasi
Kondisi Perekonomian Menunjukkan Perbaikan Dibanding Dengan Zaman Sebelumnya Stabilitas
Keamanan Politik Dan Sosial Mendapatkan Ancaman-ancaman Serius à Meningkatkan Country
Risk, Kondisi Perekonomian Indonesia Cenderung Lebih Buruk Dibanding Masa Transisi, Dimana :
• Country Risk Semakin Besar
• IHSG Menunjukkan Pertumbuhan Negatif
• Nilai Tukar Rupiah Semakin Merosot
Sampai Pada Masa Kepemimipinan Presiden Abdurrahman Wahit, Megawati Soekarnoputri,
Hingga Sekarang Masa Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Pun Masalah-masalah
Yang Diwariskan Dari Masa Orde Baru Masih Belum Dapat Diselesaikan Secara Sepenuhnya. Bisa
Dilihat Dengan Masih Adanya KKN, Inflasi, Pemulihan Ekonomi, Kinerja BUMN, Dan Melemahnya
Nilai Tukar Rupiah Yang Menjadi Masalah Polemik Bagi Perekonomian Indonesia.
Sejarah ekonomi Indonesia pasca penjajahan sendiri dibagi menjadi tiga system Yaitu :
Sistem Monopoli VOC,
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (1602-akhir
1799) Merupakan Perusahaan Yang Menerapkan Sistem Monopoli Dalam Membeli Komoditi-
komoditi Perdagangan Seperti Rempah-rempah, Sehingga Harganya Tertekan Karena Ditetapkan
Sepihak Oleh VOC. Meskipun Bukan Pemerintah Penjajah Belanda, Namun Kehadiran VOC Justru
Membuat Kerugian Bagi Bangsa Indonesia, Terutama Petani Pada Masa Itu. Hal Ini Dikarenakan
Bangsa Indonesia Merasa VOC Mempunyai Kekuasaan Dan Daya-paksa Seperti Pemerintah.
Namun, Voc Memiliki Kebangkrutan Pada Tahun 1799 Dan Menyebabkan Kepemerintahan
Belanda Terhenti Sementara (1811-1816) Dan Penguasaan Indonesia Diambil Alih Oleh Inggris Pada
Saat Belanda Diduduki Jerman, Dan Pemerintah Belanda Mengungsi Ke Inggris. Dan Pada Saat Itu,
Letnan Gubernur Thomas Robert Raffles Memperkenalkan “Sistem Sewa Tanah” Untuk
Mengefisienkan Tanah Jajahan. Sistem Ini Tidak Segera Diambil Alih Oleh Pemerintah Penjajah
Belanda Setelah Indonesia Diseahkan Kembali Kepada Belanda .
Sistem Tanam Paksa
Pada Tahun 1830, Pemerintah Belanda Hampir Mengalami Kebangkrutan Karena Terlibat Dalam
Dua Perang Besar, Yaitu Perang Diponegoro (1825-1830) Dan Perang Padri (1821-1837). Karena Hal
Tersebut, Gubernur Jendral Van Den Bosch Mendapatkan Izin Untuk Melaksanakan Sebuah Sistem,
Yaitu “Culture Stelsel” Atau Yang Dikenal Dengan Istilah Sistem Tanam Paksa. Tujuan Utamanya
Tidak Lain Untuk Mengisi Kas Pemerintahan Jajahan Yang Kosong, Atau Menutup Defisit Anggaran
Pemerintah Yang Besar.
Tentunya, Sistem Ini Dinilai Cukup Berat Bagi Rakyat Indonesia Saat Itu, Dikarenakan Petani
Harus Menanam Tanaman Tertentu Dan Menjualnya Pada Harga Yang Ditetapkan Kepada
Pemerintah, Serta Penduduk Desa Yang Tidak Memiliki Tanah Harus Bekerja 73 Hari Dalam Setahun
Pada Kebun-kebun Milik Pemerintah. Hal Ini Mengakibatkan Produksi Pangan Rakyat Merosot Dan
Timbul Kelaparan Di Berbagai Tempat Di Jawa. Meskipun Kas Pemerintah Belanda Mengalami
Surplus, Namun Sistem Ini Akhirnya Dihapus Pada Tahun 1870 Setelah Mendapat Protes Keras Dari
Berbagai Kalangan Di Belanda.
Sistem Kapitalis-liberal.
Sistem Terakhir Yang Dianut Pada Zaman Penjajahan Adalah Sistem Ekonomi Kapitalis-liberal.
Dari Kata “Kapitalis” Maupun “Liberal”, Kita Dapat Mengetahui Bahwa Sistem Ini Bukan Lagi
Diatur Oleh Pemerintah, Melainkan Diatur Oleh Pengusaha Swasta, Namun Tetap Diawasi Oleh
Pemerintah Melalui Peraturan Per-undang-undangan. Undang-undang Pertama Yang Menandai
Sistem Baru Ini Adalah UU Agraria Tahun 1870, “Yang Memperbolehkan Perusahaan-perusahaan
Perkebunan Swasta Menyewa Lahan-lahan Yang Luas Untuk Jangka Waktu 75-99 Tahun, Untuk
Ditanami Tanaman Keras Seperti Karet, The, Kopi, Kelapa Sawit, Sawi, Atau Untuk Tanaman
Semusim Seperti Tebu Dan Tembakau.
Di Beberapa Daerah Rakyat Sudah Terlebih Dahulu Menanamnya, Dan Mengakibatkan
Terjadinya Persaingan Antara Perkebunan Besar Dengan Perkebunan Rakyat Atau Pajak Pendapatan,
Namun Di Pihak Lain Penduduk Pribumi (Perkebunan Rakyat) Yang Sudah Terlebih Dahulu
Mengembangkan Tanaman-tanaman Tersebut “Tidak Boleh Dirugikan” Terutama Pemasaran
BAB III
SISTEM EKONOMI INDONESIA
Pengertia Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan
mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara
sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki
semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah.
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut :
1. Perekonomian Terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai
wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan
menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor
produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang,
pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet. dan
banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20.
2.Sistem Ekonomi Tradisional
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah
lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka
inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang
berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian indonesia saat ini.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan
ekonomi itu meningkat.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang
triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun
ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen. Ekonomi indonesia saat
ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional
yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain.
dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.
Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Sejak negara republik Indonesia berdiri sudah banyak tokoh-tokoh negara yang telah
merumuskan perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secra individu maupun melalui
diskusi kelompok. Dinegara Amerika tahun 1949 menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah
ekonomi semacam campuran tetapi telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan
sebagai sistem ekonomi pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut
demokrasi ekonomi.
Pelaku Ekonomi Utama Dalam Perekonomian Indonesia
Rumah Tangga Konsumsi /RTK
Rumah tangga konsumsi merupakan unit ekonomi yang paling kecil. Rumah tangga konsumsi adalah
pemilik atau penyedia jasa dari berbagai faktor produksi. Faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Rumah tangga
konsumsi juga akan menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhannya. Peran Rumah Tangga Konsumsi adalah :
• Konsumen
• Pemasok atau pemilik faktor produksi
Faktor produksi ada 4 macam yaitu :
• Alam
• Tenaga kerja
• Modal
• Skill/keahlian
Rumah Tangga Produksi/RTP/Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh satu atau beberapa orang yang bertujuan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Perusahaan merupakan tempat
berlangsungnya produksi. Peran Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yaitu
• Produsen : menghasilkan barang dan jasa
• Pengguna faktor produksi : menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa
• Agen pembangunan : membantu pemerintah dengan menjalankan kegiatan pembangunan
Pemerintahan
Pemerintahan mencangkup semua lembaga atau badan pemerintahan yang memiliki wewenang
dan tugas mengatur ekonomi. Dan pemerintah terjun langsung dalam kegiatan ekonomi melalui
perusahaan negara (BUMN/BUMD).
Peran Pemerintah sebagai pelaku ekonomi yaitu :
• Pengatur : mengatur perekonomian negara sehingga tercipta stabilitas ekonomi agar tidak
merugikan masyarakat
• Konsumen : membutuhkan barang dan jasa dalam menjalankan tugasnya
• Produsen : menghasilkan barang dan jasa melalui perusahaan milik negara (BUMN
dan BUMD)
• Regulasi : pengaturan kegiatan ekonomi secara langsung, sehingga pemerintah dapat menata
kehidupan perekonomian sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan
• Deregulasi : upaya penghapusan regulasi yang dinilai menghambat perekonomian.
Masyarakat luar negri
Peranan masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi adalah :
• Perdagangan
• Pertukaran tenaga kerja
• Penanaman modal
• Pemberian pinjaman dan pemberian bantuan
BAB IV
PERTUMBUHAN EKONOMIAN INDONESIA
a.pembahasan
pengertian pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Merupakan Perkembangan Kegiatan Dalam Perekonomian Yang
Menyebabkan Barang Dan Jasa Yang Diproduksikan Dalam Masyarakat Bertambah Dan
Kemakmuran Masyarakat Meningkat, Pertumbuhan Ekonomi Dapat Dipandang Sebagai Masalah
Makro Ekonmi Dalam Jangka Panjang
Pertumbuhan Ekonomi Dapat Diartikan Juga Sebagai Proses Kenaikan Kapasitas Produksi Suatu
Perekonomian Yang Diwujudkan Daam Bentuk Penaikan Pendapatan Nasional, Perekonomian
Dikatanan Mengalami Pertumbuhan Apabila Jumlah Balas Jasa Rill Terhadap Pengguna Faktor-
faktor Produksi Pada Tahun Tertentu Lebih Besar Dari Pada Tahun Sebelumnya.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Secara Umum
• Faktor Produksi, Yaitu Harus Mampu Memanfaatkan Tenaga Kerja Yang Ada Dan
Penggunaan Bahan Baku Industri Dalam Negeri Semaksimal Mungkin.
• Faktor Investasi, Yaitu Dengan Membuat Kebijakan Investasi Yang Tidak Rumit Dan
Berpihak Pada Pasar.
• Faktor Perdagangan Luar Negeri Dan Neraca Pembayaran, Harus Surplus Sehingga Mampu
Meningkatkan Cadangan Devisa Dan Menstabilkan Nilai Rupiah.
• Faktor Kebijakan Moneter Dan Inflasi, Yaitu Kebijakan Terhadap Nilai Tukar Rupiah Dan
Tingkat Suku Bunga Ini Juga Harus Di Antisipatif Dan Diterima Pasar.
• Faktor Keuangan Negara, Yaitu Berupa Kebijakan Fiskal Yang Konstruktif Dan Mampu
Membiayai Pengeluaran Pemerintah.
c. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi
• Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
• Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
d.faktor penggerak pertumbuhan ekonomi
1. Sumber-sumber Alam
Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lain-lain. Beberapa
negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam
yang dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta
rendahnya persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih serius.
2. sumber daya manusia
bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkambang pada
umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas
sumber-sumber daya tenaga kerja sangat rendah.
3.akumulasi kapasitas
Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang memadai untuk
menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk memelihara kesehatan
masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.
4.kemajuan teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia
digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
5.sistem masyarakat dan sikap masyarakat
Di beberapa Negara berkembang , system social dan sikap masyarakat menjadi penghambat
perkembangan ekonomi yang cukup serius, beberapa kebiasaan atau adat istiadat secara tradisional
yang masih dianut masyarakatnya monolak untuk menggunakan cara atau alat produksi yang lebih
efektif dan efisien. Masyarakat lebih munyukai peralatan yang tidak produktif dan tidak efektif. Pada
masyarakat akan sulit pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
6. modal
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi tentu memerlukan modal, baik
modal barangmaupun modal uang. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, jumlahmodal yang
terbatas menjadi masalah. Di negara berkembang, tingkat pembentukan modal yang rendah
disebabkan karena kemampuan menabung yang rendah. Kemampuan menabung yang rendah
disebabkan karena rendahnya tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan rendah disebabkan karena
tingkat produktivitas yang rendah. Tingkat produktivitas yang rendah disebabkan karena tingkat
pembentukan modal yang rendah, sehingga kegiatan investasi tidak bisa berkembang. Demikian
seterusnya sehingga membentuk suatu lingkaran.
e. Faktor Yang Menghambat Pertumbuhan Ekonomi
• Masih Tingginya Pengangguran Dan Kerentanan Pasar Tenaga Kerja
• Lemahnya Kegiatan Investasi
• Tingginya Potensi Tekanan Inflasi Secara Struktural
f. Ciri-ciri Negara Yang Mengalami Pertumbuhan Ekonomi
• Mengalami Peningkatan Gpn
• Mengalami Peningkatan Investasi Potensial
• Ditemukan Sumber-sumber Produktif Yang Dapat Digunakan Dengan Lebih Baik Dinegara
Tersebut
g. Empat Masalah Baru Yang Terjadi Di Indonesia
Kemerosotan Tingkat Investasi Riil /Langsung.
Karena Jika Investasi Turun Maka Kegiatan-kegiatproduksi Secara Nasional Pun Akan Ikut
Turun. Jika Kegiatan Produksi Menurun,output Akan Merosot Dan Laju Pertumbuhanekonomi Juga
Merosot Dan Celakanya Halini Berlangsung Cukup Lama Terjadi Diindonesia An Dan Tidak Banyak
Yangmengetahui Yangmembahayakan Perekonomian Nasionaltanpa Ada Upaya Koreksi.Resiko
Jangka Luasnya. Permasalahan Ini Dialami Juga Oleh Negara-negara Di Asianamun Permasalahan
Tidak Serumit Di Indnesia
Investasi Tetap Di Indonesiasampai Tahun 2008 Masihdibawah Tingkat Masa Sebelumkrisis.
Padahal Investasi Tetapsecara Langsung Menentukaninvestasi Riil Atau Investasilangsung Berkaitan
Denganproduksi Seperti Berupa Pendirian Pabrik, Pembukaanlahan Baru Dll, Namun
disisilain,Sektor keuangan Indonesia mencatat perkembangan sangat pesat,sehingga lambat tahun
sector riil. Sector keuangan sudah bisnis tersendiri.Uang bukan Cuma alat, Secara global,perubahan
ini mulai terjadisekitar tahun1973 tidak lama setelah AS melepaskan jaminan emasterhadap
dollar yang diedarkan. Sejak saat itu,sector keuangan tumbuh luar biasa dan sekian kali lipat lebih
besar .
Perubahan Saldo Dankomposisi Neraca Transaksi
Fakta Mencolok Pertama Adalah Sebelum Krisis Semuanegara Yang Mengalami Krisis Mencatat
Deficit Neraca Transaksiberjalan. Kebalikannya, Setelah Krisis Semua Negara Mencatatsurplus. Ini
Dikarenakan Pada Periode Pascakrisis, Begitumemungkinkan, Setiap Negara Kini Berusaha Keras
Mencetaksurplus Neraca Transaksi Berjalan.Berkat Langkah Ini, Maka Jumlah Cadangan
Internasionalsemua Negara, Termasuk Indonesia, Juga Mengalami Kenaikkan.Perubahan Itu Ternyata
Diikuti Oleh Perubahan Pada Perhitungan Danmetode Penanggulangan Deficit Pada Tiga Neraca
Utama Yangmenjadi Penjabaran Dari Neraca Pembayaran, Yakni Neracaanggaran, Neraca Transaksi
Berjalan Dan Neraca Modal, Gunamenyesuaikan Dengan Pola Baru Pemanfaatan Saldo
Neracatransaksi Berjalan .Sebelum Krisis, Adagium Yang Berlaku Adalah Ditinjau Dari
Sisipengeluaran, Output Nasional Sama Dengan Konsumsi Ditambahinvestasi, Ditambah Belanja
Pemerintah Dan Selisih Antara Ekspor Dan Impor. Sedangkan Dari Sisi Pemerintah, Output Nasional
Samadengan Konsumsi Plus Tabungan Nasional Plus Pajak.
Penurunan Daya Saing
Survey yang diadakan International Institute forManagement Development, daya saing
perekonomianIndonesia berada di urutan bawah dan kedudukannyasemakin merosot, Indonesia
menduduki urutan ke 54 dari 55 negara. Pasca krisis kedudukan Indonesia semakinme lorot
dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya,menurut para pengusaha Jepang yang berinvestasi
diIndonesia.Berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan oleh BadanPBB urusan Perdagangan dan
Pembangunan (UNCTAD),Indonesia sebagai tujuan investasi masuk dalam kelompok terbawah yakni
kelompok negara yang kinerja maupunpotesi investasinya sama-sama rendah. Indonesia
jauhtertinggal dengan negara-negara tetangganya yang ukuran,potensi dan kekayaan alamnya
sebenarnya jauh lebih kecil.
Pada Gilirannya Penurunan Daya Saing Investasi Mengakibatkan Penurunan Investasi Sector Riil
Di Indonesia. Bukanhanya Pengusaha Asing Yang Enggan Membuka Usaha Di Indonesia,namun Juga
Pengusaha Indonesia Sendiri. Mereka Juga Akan Mencarilahan Investasi Yang Lebih Menarik Di
Luar Negeri. Proses Globalisasimenjadikan Kompetisi Di Antara Perusahaan-perusahaaninternasional
Juga Meningkat. Demi Menjaga Kelangsunganusahanya, Kini Perusahaan Lebih Mementingkan
Penghematan Biaya-biaya Tetap Seperti Harga Beli/Sewa Lahan, Kualitas Infrastruktur Fisikdan Non
Fisik Daripada Biaya Yang Berubah-ubah. Banyak Kelemahanpaada Aspek Biaya Tetapjalur
Penyeberangan Utama Lautsering Terlanda Antrean Panjang. Kelemahan Berbagai Elemen
Inimerupakan Masalah-masalah Structural Utama Di Indonesia Yaitu Kualitas Infrastruktur
Yangberantakan, Kemacetan Lalu Lintas.
Penurunan Nasional Kualitas Pertumbuhan Ekonomi
Hal Ini Karena Sektor Non Tradable (Sektor Jasa) Itu Pada Umumnyapadat Modal Dan Padat
Teknologi, Terhimpun Hanya Pada Pusat-pusat Kemajuan Atau Ekonomi Yang Biasanya Berupa
Kota-kota Besar, Serta Sangat Sedikit Menyerap Tenaga Kerja.Dan Hanyaminoritas Orang Saja Yang
Berperan Pada Sektor Ini Sedangkanmayoritas Penduduk Hanya Menjadi Konsumen Dan
Sekedarpenonton.
Hal Ini Dapat Dilihat Pada Sektor Perbankan Dan Perniagaanumum, Dan Sektor Jasa Komonikasi
Telepon Seluler Yang Berperan Hanya Kalang Profesional Saja Dan Para Pemilik Saham Yang Akan
Meraih Keuntungan Sedangkan Mayoritas Hanyasebagai Konsumen Yang Harus Membayar Jasa
Dengan Harga Yang Cukup Mahal Untuk Menikmati Layanan Tersebut. Pertumbuhan Sektor Non
Tradable Ini Sangat Kontras Dengan sektor Tradable, Contoh Sub Sektor Manufaktur, Industri
Sepedamotor Dan Sektor Pertanian. Ketiga Sektor Ini Yang Dapat menampung Tenaga Kerja Lebih
Banyak Dan Memberikan keuntungan Bagi Semua Pihak Justru Terus Tertekan Dansemakin Merosot
Dibanding Dengan Sektor Non Tradable.
Di Sisi Lain Para Politisi Dan Penguasa Sibuk Sendiri Menaikkangaji Dan Tunjangannya.
Padahal Penganguran Makinmerangkak Naik Dan Kemiskinan Tak Teratasi. Dalam Mengatasi
Pertumbuhan Ekonomi Yang Tidak Seimbang Itu, Tentunya Bukan Dengan Menekan Atau
Menghalangipertumbuhan Sektor Non-tradable, Melainkan Harus Mengupayakan Agar Sektor
Tradable, Dapat Tumbuh Lebih Baik Dan Cepat Agar Tidak Terlalu Dari Sektor Non-tradable. Perlu
Pula Ditambahkan Di Sini Bahwa Petumbuhan Ekonomi Yangtidak Seimbang Bersama Dengan
Ketiga Perubahan Mendasarlainnya Yang Telah Diuraikan Diatas Selama Ini Benar-benarsudah Dan
Akan Menyebabkan Berbagai Masalah Pelik Yang Bukan Saja Berdimensi Ekonomi, Melainkan Juga
Politik Dan Sosial.
h. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
• Laju Pertumbuhannya Untuk Mengukur Kemajuan Ekonomi Sebagai Hasil Pembangunan
Nasional
• Pendapatan Berkapasitasnya Untuk Mengukur Tingkat Kemakmuran Penduduk
• Sebagai Dasar Pembuatan Proyeksi Atau Perkiraan Penerimaan Negara Untuk Perencanaan
Pembangunan Nasional Atau Sektor
• Sebagai Dasar Penentuan Preoritas Pemberian Bantuan Luar Negri Oleh Bank Dunia Atau
Lembaga Internasional Lainnya
• Sebagai Pembuatan Perkiraan Bisnis.
BAB V
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
a. pembahasan perubahan struktur ekonomi Indonesia
Perubahan Struktur Ekonomi, Umum Disebut Transformasi Struktural, Dapat Didefisinikan
Sebagai Suatu Rangkaian Perubahan Yang Saling Tekait Satu Dengan Yang Lainnya Dalam
Komposisi AD, Perdagangan Luar Negri (Ekspor Dan Impor), AS ( Produksi Dan Menggunakan
Faktor-faktor Produksi Yang Diperlukan Mendukung Proses Pembanggunan Ekonomi Yang
Berkelanjutan) ( Chenery, 1979).
b. Dua teori utama yang digunakan dalam menganalisis perubahan struktur perubah
1. Teori Arthur Lewis (Teori Migrasi)
Pada Dasarnya Membahas Proses Pembangunan Ekonomi Yang Terjadi Di Perdesaan Dan
Perkotaan. Perekonomian Negara Terbagi Menjadi Dua, Yaitu Perekonomiaan Tradisioanal
Dipedesaan Yang Didominasi Oleh Sektor Pertaniaan Dan Perekonomiaan Modern Diperkotaan
Dengan Industry Sebagai Sektor Utama. Dipedesaan, Karena Pertumbuhan Penduduknya Tinggi
Maka Terjadi Kelebihan Suplai Tenaga Kerja, Dan Tingkat Hidup Masyaraktnya Berbeda Pada
Kondisi Subsistens Akibat Perekonomian Yang Sifatnya Juga Subsistens.
2. Teori Hollis Chenery (teori transformasi structural).
Teori Chenery, Dikenal Dengan Teori Pattern Of Development, Menfokuskan Pada Perubahan
Struktur Dalam Tahapan Proses Perubahan Ekonomi Di NSB, Yang Mengalami Transformasi Dari
Pertanian Tradisional (Subsistens) Ke Sector Industri Sebagai Mesin Utama Penggerak Pertumbuhan
Ekonomi. Hasil Penelitian Empiris Yang Dilakukan Oleh Chenery Dan Syrquin (1975)
Mengindentifikasi Bahwa Sejalan Dengan Peningkatan Pendapatan Masyarakat Perkapita Yang
Membawa Perubahan Dalam Pola Dalam Permintaan Konsumen Dari Penekanan Pada Makanan Dan
Barang-barang Manufaktur Dan Jasa.
Perubahan Struktur Ekonomi Berbarengan Dengan Pertumbuhan Pdb Yang Merupahkan Total
Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) Dari Semua Sector Ekonomi.
c. Jumlah Dari Empat Factor Yang Dinyatakan Sama
1. Kenaikan Permintaan Domestik, Yang Memuat Permintaan Langsung Untuk Produk Industri
Manufaktur Plus Efek Tidak Langsung Dari Kenaikan Permintaan Domestik Untuk Produk
Sektor-sektor Lainnya Terhadap Industri Manufaktur.
2. Perluasan Exspor (Pertumbuhan Dan Diversifikasi) Atau Efek Total Dari Kenaikan Jumlah
Ekspor Terhadap Produk Industri Manufaktur.
3. Substitusi Imfor Atau Efek Total Dari Kenaikan Proporsi Permintaan Di Tiap Sektor Yang
Dipenuhi Lewat Produksi Domestik Terhadap Output Industri Manufaktur.
4. Perubahan Teknologi, Atau Efek Total Dari Perubahan Koefisien Infut- outfut Di Dalam
Perekonomian Akibat Kenaikan Upah Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Sektor Industri
Manufaktur.
d. Perbedaan Antara Negara Dalam Sejumlah Factor Internal Seperti
1. Kondisi Dan Struktur Awal Ekonomi Dalam Negeri (Basis Ekonomi)
Suatu Negara Yang Pada Awal Pembangunan Ekonomi/Industrialisasinya Sudah Memiliki
Industri-industri Dasar. Seperti Mesin,besi Dan Baja Yang Relatif Kuat Akan Mengalami Proses
Industrialisasi Yang Lebih Cepat Dibandingkan Negara Yang Hanya Memiliki Industri-industri
Ringan, Seperti Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, Makanan, Dan Mimuman.
2. Besarnya Pasar Dalam Negeri
Besarnya Pasar Domestic Ditentukan Oleh Kombinasi Antara Jumlah Populasi Dan Tingkat
Pendapatan Riil Perkapita.
3. Pola Distribusi Pendapataan
Factor Ini Sangat Mendukung Factor Pasar Dan Tingkat Pendapatan Rata-rata Perkapita Naik
Pesat. Tetapi Kalau Distribusinya Sangat Pincang, Kenaikan Pendapatan Tersebut Tidak Terlalu
Berarti Bagi Pertumbuhan Industri-industri Selain Industri-industri Yang Membuat Barang-barang
Sederhana Makanan Dan Minuman. Sepatu Dan Pakaian Jadi (Tekstil).
4. Karakteristik Dari Industrialisasi
Pelaksanaan Atau Strategi Pengembangan Industry Yang Ditetapkan, Jenis Industry Yang
Diunggulkan, Pola Pembangunan Industry, Dan Insentif Yang Diberikan.
5. Keberadaan SDA
Negara Yang Kaya SDA Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Yang Lebih Rendah Atau
Terlambat Melakukan Industrialisasi Atau Tidak Berhasil Melakukan Diversifikasi Ekonomi
(Perubahan Struktur) Daripada Negara Yang Miskin SDA.
6. Kebijakan Perdagangan Luar Negri
Negara Yang Menerapkan Kebijakan Ekonomi Tertutup (Inward Looking), Pola Dan Hasil
Industrialisasi Berbeda Dibandingkan Di Negara-negara Yang Menerapkan Kebijakan Ekonomi
Terbuka (Outward Looking).
e. Kasus Indonesia
Kalau Dilihat Sejak Awal Era Pemerintahan Orde Baru Hingga Sekarang, Dapat Dikatakan
Bahwa Proses Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia Cukup Pesat. Namun Demikian, Penurunan
Rasio Output Pertanian Terhadap PDB Tersebut Tidak Berarti Bahwa Volume Produksi Di Sektor
Tersebut Berkurang Selama Periode Tersebut (Pertumbuhan Rata-rata PerTahun Negatif).
Penurunan Tersebut Disebabkan Oleh Laju Pertumbuhan Output (Rata-rata Per Tahun Total) Di
Sektor Tersebut Relatif Lebih Rendah Dibandingkan Laju Pertumbuhan Output Dari Sektor Industri.
f. Krisis Ekonomi 1997/1998
Krisis Ekonomi Yang Melanda Indonesia Menjelang Akhir Tahun 1997 Dan Mencapai
Klimaksnya Pada Tahun 1998 Sangat Memukul Perekonomian Indonesia. Pada Tahun 1998 PDB
Merosot Tajam Hingga 13% Yang Membuat Pendapatan Per Kapita Juga Menurun Drastis.
Merosotnya PDB Hingga 13% Bukan Suatu Hal Yang Kecil, Mengingat Bahwa Sepanjang Sejarah
Indonesia Sejak 1945 Hingga 1996 Ekonomi Indonesia Belum Pernah Mengalami PDB Hingga 13%.
Dari Sisi Suplai, Sektor Industri Manufaktur Dan Sektor Konstruksi (Bangunan), Yang Pada
Era Orde Baru Bukan Saja Berkembang Sangat Pesat, Tetapi Juga Sebagai Motor Utama
Pertumbuhan Ekonomi Juga Mengalami Penurunan Produksi Yang Signifikan. Krisis Ekonomi
Tersebut Diawali Oleh Krisis Keuangan Dan Yang Terakhir Ini Disebabkan Oleh Krisis Rupiah.
g. Langkah-langkah Yang Harus Diambil Agar Krisis Serupa Tidak Terulang Lagi Adalah :
1) Ekspor Diperkuat,
2) Ketergantungan Pada ULN, Impor, Dan Investasi Jangka Pendek Atau Yang
Bermotivasi Spekulasi Dihilangkan,
3) Sektor Perbankan Diperkuat,
4) Menerapkan Kembali Mekanisme Penentuan Kurs Berdasarkan Sistem Bebas terkendali
5) Menyiapkan Cara/Kebijakan Penanggulangan Krisis Yang Bagus Dengan Memerhatikan
Semua Faktor Yang Secara Teori Sangat Memungkinkan Munculnya Suatu Krisis Serupa.
h. Struktur Perekonomian Indonesia
Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat dilihat dari berbagai sudut
tinjauan. Setidak-tidaknya struktur perekonomian dapat dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu
tinjauan makro-sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan
birokrasi pengambilan keputusan.
Tinjauan makro-sektoral dan keuangan merupakan tinjauan ekonomi murni sedangkan
tinjauan kenegaraan dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan adalah tinjauan di bidang politik.
Berikut penjelasannya:
1. Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Makro-Sektoral
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris,
industri, atau niaga. Dilihat secara makro sektoral dalam bentuk produk domestik bruto maka struktur
perekonomian Indonesia dan [ppai tahun 1990-an masih agraris, namun sekarang sudah berstruktur
industri. .
2. Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Keruangan
Pergesern sturktur ekopnomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya dengan
keruanngan, ditinjau dari sudut pandang keruangan, struktur perekonomian telah bergeser dari
struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan dan Kemajuan perekonomian di kota-kota jauh lebih
besar dibandingkan dengan di pedesaan. hal ini disebabkan pembangunan industri-industri
pengolahan di daerah perkotaan dan juga makin berkembangnya sarana dan prasarana transportasi dan
komunikasi.
3. Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan
struktur perekonomian dapat dibedakan menjadi struktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat
ini bergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeranm utama dalam perekonomian
yang berangkutan, yaitu bisa pemerintah/negara, bisa rakyat kebanyakan atau kalangan pemodal dan
usahawan.
4. Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Birokrasi Pengambilan Keputusan
Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, dapat dikaikan bahwa struktur
perekonomian Indonesia selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis.
Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan keputusannya lebih banyak ditetapkan oleh
pemrintah pusat atau kalangan atas pemerintahan. Pemerintah daerah atau kalangan pemerintahan
dibawah, beserta masyarakkkat dan mereka yang tidak memiliki akses ke pemrintahan pusat,
cenderungnya mereka hanya menjadi pelaksana saja, dan dalam pembuatan perencanaan hanya
sekedar sebagai pendengar.
BAB VI
KEMISKINA DAN KESEJAHTRAAN PENDAPATAN
a. pengertian kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan
adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup
yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat
mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan lebih tinggi di negara maju daripada di
negara sedang berkembang.
Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna
sebagai perangkat untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-
ekonomi.
b. Penyebab terjadinya Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku,
pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab
keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan
pemasukan keuangan keluarga.
• penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang
mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,
pemerintah, dan ekonomi.
• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur
sosial.
c. Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda memunculkan
akibat yang berbeda juga.
• Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan.
• Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan.
• Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan.
• Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat
kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya.
• Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan.
d. Hubungan antara Pertumbuhan dan Kesenjangan
Data dekade 1970an dan 1980an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi di banyak
Negara berkembang, terutama Negara-negara dengan proses pembangunan ekonomi yang tinggi,
seperti Indonesia, menunjukkan seakan-akan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat
kesenjangan ekonomi: semakin tinggi pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan per kapita
semakin besar perbedaan antara kaum miskin dan kaum kaya. Semakin besar ketimpangan distribusi
pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi, perubahan pasar buruh dan perubahan kebijakan
publik.
e. Indikator Kesenjangan Dan Kemiskinan
Indikator Kesenjangan
Ada sejumlah cara untuk mengukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke
dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan
dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu the Generalized
Entropy(GE), ukuran Atkinson, dan Koefisien Gini. Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini.
Indikator Kemiskinan
Karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup batas garis kemiskinan yang digunakan
setiap negara berbeda-beda. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya
rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan
bukan makanan (BPS, 1994).
f. Faktor Terjadinya Kemiskinan
1. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang
rendah,dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian
anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia
hingga mereka tetap miskin.
g. Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
• Tingkat pendidikan yang rendah
• Produktivitas tenaga kerja rendah
• Tingkat upah yang rendah
• Distribusi pendapatan yang tidak seimbang
• Kesempatan kerja yang sedikit
• Kwalitas sumber daya manusia masih rendah
• Penggunaan teknologi masih kurang
• Etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
• Kultur/budaya (tradisi)
• Politik yang belum stabil
h. Menurut Todaro (1997) Menyatakan Bahwa Variasi Kemiskinan Dinegara Berkembang
Disebabkan Oleh Beberapa Faktor, Yaitu:
• perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan,
• perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang berlainan,
• perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusianya
• perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
• perbedaan struktur industri,
• perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan politik negara lain
• perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan dalam negeri.
i. Penyebab Kemiskinan Di Negara INDONESIA
a) Laju Pertumbuhan Penduduk
b) Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran
c) Tingkat pendidikan yang rendah
d) Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan, luar Pulau Jawa, daerah terpencil,
dan daerah perbatasan Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
j. Strategi Oleh Pemerintah Dalam Mengentaskan Kemiskinan :
• Jangka pendek yaitu membangun sector pertanian, usaha kecil dan ekonomi pedesaan.
• Jangka menengah dan panjang mencakup:
- Pembangunan dan penguatan sektor swasta
- Kerjasama regional
- Manajemen APBN dan administrasi
- Desentralisasi
- Pendidikan dan kesehatan
- Penyediaan air bersih dan pembanguna perkotaan
- Pembagian tanah pertanian yang merata
k. Upaya Meperintah Rakyat Miskin Yang Ada Dapat Tertanggulangi Sedikit Demi Sedikit
• Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
• Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.
• Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat
• Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.,Membangun dan
menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
BAB VII
PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
a. pengertian pembangunan ekonomi daerah
Yaitu suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada
dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999).
b.Pengertian daerah menurut aspek ekonomi
Suatu daerah ditinjau dari aspek ekonomi, mempunyai 3 pengertian yaitu :
1. suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi di dalam
berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama seperti segi
pendapatan perkapitanya, sosial budaya, geografisnya dsb. Daerah ini disebut daerah
homogen.
2. suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau
beberapa pusat kegiatan ekonomi daerah. Daerah ini disebut daerah nodal.
3. suara daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah suatu administrasi
tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dsb didasarkan pada
pembagian administratif suatu negara. Daerah ini disebut daerah
perencanaan atau daerah administrasi.
c. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah
Pada hakekatnya, inti dari teori-teori pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu :
pembahasan yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-
teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah
tertentu .
• Teori Ekonomi Neo Klasik
Teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu
keseimbangan (equilibirium) dan mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem perekonomian
akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi
(pembatasan). Oleh karena itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju
ke daerah yang berupah rendah.
• Teori Basis Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah
adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.
Kelemahan model ini adalah bahwa model ini didasarkan pada permintaan eksternal bukan
internal. Pada akhirnya aklan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global.
• Teori Lokasi
Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi! Pernyataan tersebut sangat masuk akal
jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri. Perusahaan cenderung untuk
meminimumkan biaya-biayanya dengan cara memilih lokasi yang memaksimumkan
peluangnya untuk mendekati pasar. Keterbatasan dari teori ini pada saat sekarang adalah
bahwa teknologi dan komunikasi modern telah mengubah signifikan suatu lokasi tertentu
untuk kegiatan produksi dan distribusi barang
• Teori Tempat Sentral
Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan
sumber daya (industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman
yang mneyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya.
• Model Daya Tarik
teori daya tarik industri adalah model pembanguna ekonomi yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat. Teori ekonomi yang medasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat
memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
d. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk
memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk memperbaiki
kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.
Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih teliti
mengenai penggunaan sumber daya publik dan sektor swasta : petani, pengusaha kecil, koperasi,
pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses perencanaan.
e. Tiga Impilikasi Pokok Dari Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah:
1. perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman
tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut
merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi
akhir dari interaksi tersebut.
2. sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah
dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah .
f. Permasalahan dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
a. Ketimpangan Pembangunan Sektor Industri
Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah. Pertumbuhan
ekonomi di daerah dengan konsentrasi ekonomi yang tinggi cenderung pesat, sedangkan
daerah yang konsentrasi ekonominya rendah ada kecenderungan tingkat pembangunan dan
pertumbuhan ekonominya juga rendah.
b. Kurang Meratanya Investasi
Harrod-Domar ada korelasi positif antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan
ekonomi, sehingga dengan kurangnya investasi dengan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga
dengan kurangnya investasi di suatu daerah membuat pertumbuhan dan tingkat pendapatan
perkapita masyarakat di daerah tersebut rendah.
c. Tingkat Mobilitas Faktor Produksi yang Rendah
Kurang lancarnya mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan kapitas antar
daerah juga merupakan penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi regional.
d. Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA)
Pemikiran klasik yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi daerah yang kaya
SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan dengan daerah yang
miskin SDA.
e. Perbedaan Demografis
Ketimpangan ekonomi regional di Indonesia juga disebabkan oleh perbedaan kondisi
geografis antar daerah. Kondisi ini berpengaruh terhadap jumlah dan pertumbuhan penduduk,
tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, kedisiplinan, dan etos kerja. Faktor-fator
ini mempengaruhi tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan
penawaran .
f. Kurang lancarnya Perdagangan antar Daerah
Kurang lancarnya perdagangan antara daerah (intra-trade) juga merupakan faktor
yang turut menciptakan ketimpangan ekonomi regional Indonesia. Tidak lancarnya intra trade
disebabkan oleh keterbatasan transportasi dan komunikasi .
g. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan ekonomi
daerah yaitu :
1. Entrepreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis seperti BUMD
yang harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.
2. Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi - strategi bagi pembangunan
didaerahnya. Dalam peranya sebagia koordinator, pemerintah daerah bisa juga melibatkan
lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam penyusunan
sasaran-sasaran konsistensi pembangunan daerah dengan nasional (pusat) dan menjamin
bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat yang maksimum dari padanya.
3. Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan
lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur
perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik..
4. Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstumulasi penciptaan dan pengembangan usaha
tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke
daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut..
h. Strategi dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Secara garis besar strategi pembangunan ekonomi daerah menurut Arsyad (1999) dapat
dikelompokan menjadi empat yaitu:
a. Strategi Pengembangan Fisik (Locality Or Physical Development Strategy)
Melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditujukan untuk
kepentingan pembangunan industri dan perdagangan, pemerintah daerah akan berpengaruh positif
bagi pembangunan dunia usaha di daerah. Secara khusus, tujuan strategi pembangunan fisik ini adalah
untukmenciptakan identitas daerah/kota, memperbaiki pesona (amenity base) atau kualitas hidup
masayarakat, dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center) dalam upaya memperbaiki dunia
usaha daerah. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alat pendukung,
antara lain :
Pembuatan bank tanah (landbanking)
Pengendalian perencanaan dan pembangunan,
Penataan kota (townscaping),
Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk meragsang perrtumbuhan dan
pembangunan ekonomi daerah.
Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif bagi dunia usaha,
di samping menciptakan lapangan kerja
Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif bagi dunia
usaha, di samping menciptakan lapangan kerja
Penyadiaan infrastruktur seperti: sarana air bersih, listrik, taman, sarana parkir, tempat
olahraga, dan sebagainya.
b. Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Bussines Development Strategi)
Pengembangan dunia usaha memerlukan komponen penting dalam pembangunan ekonomi
daerah, karena daya tarik, kreativitas atau daya tahan kegiatan dunia usaha merupakan cara terbaik
untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik
tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antaa lain:
Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kebijakan yang
memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah penurunan
kualitas lingkungan.
Pembuatan informasi terpadu yang dapat memudahkan masyarakat dan dunia usaha untuk
berhubungan dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan dengan peirjinan dan informasi
rencana pembangunan ekonomi daerah.
Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha kecil perannya
sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumberdorongan memajukan
kewirausahaan.
Pembuatan sistem pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak ekonomis dala
produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor, serta sikap kooperatif sesama
pelaku bisnis
Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Lembaga ini diperlukan untuk
melakukan kajian tentang pengembangan produk baru, teknologi baru, dan pencarian pasar
baru.
c. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Development Strategy)
Strategi pengembangan sumber daya manusia merupakan aspek paling penting dalam proses
pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan
kualitas dan keterampilan sumber daya manusia adalah suatu keniscayaaan. Pengembangan kualitas
sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara:
Pelatihan dengan sistem customized training, yaitu sistem pelatihan yang dirancang secara
khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan siemberi kerja.
Pembuatan bank keahlian (skillbanks), sebagai bank informasi yang berisi data tentang
keahlian dan latar belakang oarng yang menganggur di daerah.
Penciptaan iklim yang mendukung bai perkembangan lembaga-lembaga pendidikan dan
keterampilan di darah.
Pengenmbangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.
d. Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-Based Development Strategy)
Startegi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
memberdayakan (empowerment) suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah.
Kegiatan-kegiatan ini berkembang baik di Inonesia belakangan ini, karena ternyata kebijakan
umum ekonomi tidak mampu membetikan manfaat begi kelompok-kelompok tetentu.
BAB VIII
PERANAN SEKTOR PERTANIAN
a.pembahasan
Pentingnya Sektor Pertanian
Pentingnya Pertanian Di Dalam Pertumbuhan Sebuah Ekonomi Yang Didominasi Oleh
Sektor Pertanian, Pertumbuhan Pertanian Akan Meningkatkan Laju Pertumbuhan Pendapatan Daerah
Bruto (PDB). Peran Sektor Pertanian Dan Sangat Diperlukan Dalam Upaya Menurunkan
Kemiskinan. Data PBB Menyatakan Bahwa Pada Daerah Pedesaan Di Negara Berkembang Terdapat
Sekitar 1 Milyar Penduduk Dari 1,2 Milyar Penduduk Hidup Dalam Kemiskinan Absolut (Absolute
Poverty) .
Pertanian dan pengembangan.
sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kemiskinan. Data PBB menyatakan bahwa pada
daerah pedesaan di negara berkembang terdapat sekitar 1 milyar penduduk dari 1,2 milyar penduduk
hidup dalam kemiskinan absolut (absolute poverty).
Bank Dunia mengetahui bahwa populasi, pertanian dan environment adalah kunci untuk
mengetahui masalah yang dihadapi di Sub-Sahara Afrika, yaitu daerah yang paling miskin di dunia.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat yang tidak diimbangi oleh teknik pertanian menyebabkan
kekurangan. Hal ini juga menyebabkan degradasi tanah dan penurunan produksi dan konsumsi
makanan per kapita.
Peran teknologi
Selain membutuhkan sumber daya finansial, sektor pertanian juga memerlukan teknologi
maju dan infrastruktur. Diskriminasi pemerintah terhadap sektor pertanian akan menghalangi
keseluruhan pembangunan.
ransformasikeberhasilan di sektor pertanian juga menjadi tujuan dari pembangunan. Pertanian
dapat menjamin penyediaan kebutuhan milyaran penduduk di masa depan Pertanian mengemukakan
bahwa
Mafaat Sektor Pertanian diindonesia
1) Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam
Potensi Wilayah Yang Demikian Sangat Baik Kaitannya Dalam Pengembangan Sektor
Pertanian. Ini Menandakan Faktor Iklim Yang Sangat Mempengaruhi Faktor Terbentuk Dan Tumbuh
Suburnya Setiap Tanaman. Potensi Yang Demikianlah Yang Harusnya Kita Perhatikan Dan
Dimanfaatkan Sebaik-baiknya. Meskipun Sektor Pertanian Kelihatannya Mudah Dan Berpengaruh
Kecil Terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Untuk Itu Pentingnya Bagi Kita Untuk Mengetahui
Situs-situs Opportunity Yang Tepat Dalam Memanfaatkan Segala Ketersediaan Kesempatan Yang
Didepan Mata Terutama Dalam Memasarkan Produk-produk Pertanian Dari Dalam Negeri Sehingga
Dapat Menimbulkan Suatu Istilah Yang Disebut Demand Yaitu Permintaan Barang Dari Negara Luar
Sebagai Hasil Pendemonstrasian Jenis Maupun Kualitas Barang Yang Bermutu Baik Sehingga
Dipercaya Oleh Setiap Negara Dalam Kegiatan Bilateral Maupun Multilateral Yang Dimulai Dari
Sektor Yang Dianggap Kecil Yaitu Pertanian Tetapi Memberi Dampak Serta Keuntungan Yang Besar
Bagi Negara Kita.
2) bangsa Pasar Terhadap Pendapatan Nasional Cukup Besar
Sektor Ini Menjadi Barang Komoditi Yang Paling Dicari Oleh Masyarakat Karena Menjadi
Kebutuhan Primer Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Yaitu Menjadi Kebutuhan Sehari-hari Dan
Tidak Boleh Habis Stoknya Karena Bisa Berdampak Fatal Bagi Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat.
Karena Bila Terjadi Suatu Kesalahan Yang Tidak Terencana Penyediaannya Atau Habis Didalam
Negeri Sendiri Kita Bisa Kerepotan Untuk Mengimpor Dari Negara Luar.
3) Peranan Petani Dalam Penyediaan Pangan Masyarakat
Peranan Petani Tidak Dapat Dilepaskan Dalam Kehidupan Masyarakat Tanpa Adanya Petani
Manusia Tentu Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhannya Bahkan Harus Mngimpor Barang-barang
Pangan Dari Luar. Namun Dibeberapa Negara Besar Seperti Arab Yang Sering Mengimpor Hasil
Tani Kedalam Negaranya, Kurang Memanfaatkan Peranan Dari Petaninya Bukan Dikarenakan Faktor
Ketidaksediaan Modal Melainkan Faktor Ketidakmampuann Dari Segi Tanah Dan Iklim Mereka
Untuk Bercocoktanam, Sehingga Sektor Pertanian Kurang Berkembang Dinegara Timur Tersebut.
4) Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi
Sektor Pertanian Menjadi Salah Satu Dari Unsur-unsur Yang Mengisi Pertumbuhan
Perekonomian Disetiap Negara Sektor Pertanian Meski Hanya Menyumbang Tidak Sampai Dari ¼
Pendapatan Negara Tetapi Menjadi Penopang Terhadap Pendapatan Dari Setiap Negara Terutama Di
Indonesia Yang Tiap Tahunnya Mengekspor Biji Mete, Beras, Dan Berbagai Bahan Pokok Lainya
Dalam Pangan Menjadi Pemasukan Devisa Negara Tiap Tahunya.
5) Kontribusi Terhadap Kesempatan Kerja
Perubahan Kesempatan Kerja Di Pertanian Dan Industri Manufaktur, Pangsa Kesempatan
Kerja Dari Sektor Pertama Menunjukkan Suatu Pertumbuhan Tren Yang Menurun, Sedangkan Di
Sektor Kedua Meningkat.
Perubahan Struktur Kesempatan Kerja Ini Sesuai Dengan Yang Di Prediksi Oleh Teori
Mengenai Perubahan Struktur Ekonomi Yang Terjadi Dari Suatu Proses Pembangunan Ekonomi
Jangka Panjang, Yaitu Bahwa Semakin Tinggi Pendapatan Per Kapita, Semakin Kecil Peran Dari
Sektor Primer, Yakni Pertambangan Dan Pertanian, Dan Semakin Besar Peran Dari Sektor Sekunder,
Seperti Manufaktur Dan Sektor-sektor Tersier Di Bidang Ekonomi.
6) Kontribusi Pertanian Terhadap Devisa
Pertanian Juga Mempunyai Kontribusi Yang Besar Terhadap Peningkatan Devisa, Yaitu
Lewat Peningkatan Ekspor Dan Atau Pengurangan Tingkat Ketergantungan Negara Tersebut
Terhadap Impor Atas Komoditi Pertanian
Peran Pertanian Dalam Peningkatan Devisa Bisa Kontradiksi Dengan Perannya Dalam
Bentuk Kontribusi Produk. Kontribusi Produk Dari Sector Pertanian Terhadap Pasar Dan Industri
Domestic Bisa Tidak Besar Karena Sebagian Besar Produk Pertanian Di Ekspor Atau Sebagian Besar
Kebutuhan Pasar Dan Industri Domestic Disuplai Oleh Produk-produk Impor .
Infrastruktur pertanian terbatas dan terabaikan.
Masalah Yang Paling Krusial Dan Sampai Saat Ini Belum Teratasi Dengan Bijaksana Yaitu
Pengembangan Infrastruktur Pertanian. Keberadaan Kelembagaan Seperti Balai Karantina,
Laboratorium Uji Mutu, Irigasi, Listrik, Transportasi, Keuangan, Unit Pengolahan Dan Pemasaran
Masih Terbatas Akibatnya Usaha Pertanian Kurang Berkembang.
Kelembagaan pertanian belum berfungsi secara maksimal.
Sebagian Besar Merupakan Kelembagaan Informal Dimana Sistem Organisasi, Manajemen,
Maupun Administrasi Kelembagaannya Belum Dapat Berfungsi Secara Maksimal. Lembaga Petani
Yang Dapat Menjadi Alat Untuk Meningkatkan Skala Usaha Untuk Memperkuat Posisi Tawar Petani
Sudah Banyak Yang Tidak Berfungsi.
Struktur pasar yang monopsonis
Penguasaan Akses Pasar Yang Lemah Sangat Merugikan Petani. Produk Pertanian Umumnya
Harus Menghadapi Struktur Pasar Yang Monopsonis. Kondisi Infrastruktur (Transportasi, Pasar,
Gudang) Yang Belum Memadai Juga Menyebabkan Rantai Tata Niaga Menjadi Panjang. Akibatnya
Petani Kurang Dekat Dengan Pasar Dan Posisi Tawar Petani Dipasar Menjadi Lemah Karena Harga
Beli “Ditentukan” Oleh Pedagang Pengepul Dan Tengkulak .
Upaya Peningkatan Peran Sektor Pertanian
Untuk Lebih Meningkatkan Peran Sektor Pertanian Pelakupembangunan Pertanian Harus
Mampu Membangun Usaha Yang Berdaya Saing Tinggi Dan Mampu Berperan Serta Dalam
Melestarikan Lingkungan Hidup.
Meningkatkan Kegiatan Penyuluhan Guna Menggalakan Sistem Alih Teknologi Dan Percepatan
Penyebaran Informasi Pembangunan Pertanian Melalui Pendampingan Petani.
perbaikan Infrastruktur Pertanian Dan Peningkatan Teknologi Tepat Guna Yang Berwawasan Pada
Konteks Kearifan Lokal Serta Pemanfaatan Secara Maksimal Penelitian Dibidang Pertanian.
Penguatan Sistem Kelembagaan Pertanian Dan Melalui Penumbuhan Kesadaran Petani Terhadap
Hak-hak Petani Melalui Pembinaan Yang Berkelanjutan, Penguatan Organisasi Dan Jaringan Tani.
Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Melalui Pengembangan Agroindustri Yang Berbasis Sumber
Daya Domestik, Sehingga Dapat Meningkatkan Daya Saing Komoditas Pertanian Dan Kesempatan
Kerja Terhadap Perekonomian Makin Luas.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dengan Meningkatkan Kemampuan Penguasaan
Teknologi, Kewirausahaan, Dan Manajemen Usaha Tani Melalui Penyuluhan Pertanian .
BAB IX
INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
a. Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Konsep Industrialisasi Dalam Sejarah Pembangunan Ekonomi Berawal Dari Proses Revolusi
Industri Dengan Serangkaian Penemuan-penemuan Baru Yang Inovativ. Industrialisasi
Merupakan Proses Interaksi Antara Pengembangan Teknologi, Inovasi, Spesialisasi, Dan
Perdaganan Antar Negara Yang Pada Gilirannya Sejalan Dengan Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Yang Mendorong Perubahan Struktur Ekonomi.
Secara Umum Pertumbuhan Ekonomi Dan Peningkatan Pendapatan Perkapita Hanya Dapat
Terjamin Lewat Industrialisasi Kecuali Negara-negara Yang Sangat Kaya akan SDA.
Industrialisasi Juga Dapat Diartikan Sebagai Proses Modernisasi Ekonomi Yang Mencakup
Semua Sektor Ekonomi Yang Terkait Langsung Maupun Tidak Langsung Dengan Industri
Manufatur
b. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
Sector Industry Manufaktur Di Banyak Negara Berkembang Mengalami Perkembangan
Sangat Pesat Dalam Tiga Decade Terakhir. Asia Timur Dan Asia Tenggara Dapat Dikatakan Sebagai
Kasus Istimewa. Lebih Dari 25 Tahun Terakhir, Dijuluki A Miraculous Economic Karena Kinerja
Ekonominya Sangat Hebat.
Dari 1970 Hinga 1995, Industry Manufaktur Merupakan Contributor Utama. Untuk Melihat Sejauh
Mana Perkembangan Industry Manufaktur Di Indonesia Selama Ini, Perlu Dilihat Perbandingan
Kinerjanya Dengan Sector Yang Sama Di Negara-negara Lain. Dalam Kelompok ASEAN, Misalnya
Kontribusi Output Dari Sector Industry Manufaktur Terhadap Pembentukan PDB Di Indonesia Masih
Relative Kecil, Walaupun Laju Pertumbuhan Output Rata-ratanya Termasuk Tinggi Di Negara-negara
ASEAN Lainnya. Struktur Ini Menandakan Indonesia Belum Merupakan Negara Dengan Tingkat
Industrialisasi Yang Tinggi Dibandingkan Malaysia Dan Thailand.
c. Permasalahan Dalam Industri Manufaktur
Secara Umum, Industry Manufaktur Di Negara-negara Berkembang Masih Terbelakang Jika
Dibandingkan Dengan Sector Yang Sama Di Negara Maju, Walaupun Di Negara-negara
Berkembanga Ada Negara-negara Yang Industrinya Sudah Sangat Maju.
Dalam Kasus Indonesia, UNIDO (2000) Dalam Studinya Mengelompokkan Masalah Yang Dihadapi
Industry Manufaktur Nasional Ke Dalam 2 Kategori, Yaitu Kelemahan Yang Bersifat Structural Dan
Yang Bersifat Organisasi.
d. Kelemahan-kelemahan Struktural
1. BASIS EKSPOR DAN PASAR YANG SEMPIT
Tergantung 4 Produk: Kayu Lapis, Pakaian Jadi, Tekstil, Dan Alas Kaki Dengan Pangsa 50%.
Sepuluh (10) Produk Menguasai 80% Total Ekspor.
Pasar Terbatas Kepada Negara-negara Yang Menerapkan Kuota (The Multi-fibre Agreement,
Mfa) Seperti Usa, Ec, Kanada, Norway, Dan Turkey. Tiga Negara Menyerap 50% Ekspor
Manufaktur, Sementara 50% Ekspor Pakaian Jadi Dan Tekstil Diserap USA.
Tiga Negara (Us, Jepang Dan Singapura), Menyerap 50% Dari Total Ekspor Manufaktur
Indonesia, Sementara Us Menyerap Hampir Setengah Total Nilai Ekspor Tekstil Dan
Pakaian Jadi
Banyak Produk Manufaktur Padat Karya Yang Terpilih Sebagai Produk Unggulan
Indonesia Mengalami Penurunan Harga Di Pasar Dunia Akibat Persaingan Ketat.
Faktor Eksternal Berpengaruh Signifikan Dalam Penurunan Daya Saing Ekspor.
2. Ketergantungan Pada Impor Sangat Tinggi
Karena Terlalu Besar Bergantung Pada PMA, Industri-industri Berteknologi Tinggi Seperti
Farmasi, Kimia, Elektronik, Barang-barang Konsumsi, Alat-alat Listrik, Dan Otomotif, Maka
Industri Manufaktur Indonesia Tidak Sebenarnya Tapi Hanya Merupakan Penggabungan,
Pengepakan.
3. Tidak adanya/kurangnya Industri berteknologi mengengah
Kontribusi Industri-industri Berteknologi Menengah Seperti Industri Karet Dan Plastik,
Semen, Logam Dasar, Dan Barang-barang Sederhana Dari Logam Terus Menurun.. Kontribusi
Produk-produk Padat Modal Seperti Material Plastik, Pupuk, Bubuk Kertas Dan Kertas, Besi Dan
Baja Turun. Kecendrungan Ini Berbeda Dengan Negara-negara Lain Dengan Derajat Industrialisasi
Yang Relatif Sama.
4. Konsentrasi Regional
Ketimpangan
Pengembangan yang Tidak optimal
e. Kelemahan-kelemahan Organisasi
• Industry Skala Kecil Dan Menengah (IKM) Masih Underdeveloped
• Konsentrasi Pasar
• Lemahnya Kapasitas Untuk Menyerap Dan Mengembangkan Teknologi Lemahnya SDM
f. Strategi Pembanguan Sektor Industri
• Strategi Substitusi Impor (Si) – Inward Looking Strategi
• Strategi Promosi Ekspor – Outward Looking Strategi
g. Strategi Substritusi Impor
• Lebih Menekankan Pada Pengembangan Industry Yang Berorientasi Pada Pasar Domestic
• Strategi Subtitusi Impor Adalah Industry Domestic Yang Membuat Barang Menggantikan
Impor
• Dilandasi Oleh Pemikiran Bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Tinggi Dapat Dicapai
Dengan
h. Mengembangkan Industry Dalam Negeri Yang Memproduksi Barang Pengganti Impor
• SDA Dan Factor Produksi Lain (Terutama Tenaga Kerja) Cukup Tersedia
• Potensi Permintaan Dalam Negeri Memadai
• Pendorong Perkembangan Sector Industry Manufaktur Dalam Negeri
• Dengan Perkembangan Industry Dalam Negeri, Kesempatan Kerja Lebih Luas
• Dapat Mengurangi Ketergantungan Impor
i. Penerapan Strategi Subtitusi Impor Dan Hasilnya Di Indonesia
• Industry Manufaktur Nasional Tidak Berkembang Baik Selama Orde Baru
• Ekspor Manufaktur Indonesia Belum Berkembang Dengan Baik
• Kebijakan Proteksi Yang Berlebihan Selama Orde Baru Menimbulkan High Cost Economy
• Teknologi Yang Digunakan Oleh Industry Dalam Negeri, Sangat Diproteksi
j. Strategi Promosi Ekspor
• Lebih Berorientasi Ke Pasar Internasional Dalam Pengembangan Usaha Dalam Negeri
• Tidak Ada Diskriminasi Dalam Pemberian Insentif Dan Fasilitas Kemudahan Lainnya Dari
Pemerintah
• Dilandasi Pemikiran Bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Tinggi Dapat Dicapai Jika
Produk Yang Dibuat Di Dalam Negeri Dijual Di Pasar Ekspor
• Strategi Promosi Ekspor Mempromosikan Fleksibilitas Dalam Pergeseran Sumber Daya
Ekonomi Yang Ada Mengikuti Perubahan Pola Keunggulan Komparatif
k. Kebijakan Industrialisasi
• Dirombaknya System Devisa Sehingga Transaksi Luar Negeri Lebih Bebas Dan Sederhana
• Dikuranginya Fasilitas Khusus Yang Hanya Disediakan Bagi Perusahaan Negara Dan
Kebijakan
• Pemerintah Untuk Mendorong Pertumbuhan Sector Swasta Bersama-sama Dengan BUMN
BAB X
UKM (USAHA KECIL MENENGAH)
a. pembahasan
• UKM (Usaha Kecil Menengah) Memegang Peranan Yang Sangat Besar Dalam Memajukan
Perekonomian Indonesia.Selain Sebagai Salah Satu Alternatif Lapangan Kerja Baru,ukm Juga
Berperan Dalam Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi Pasca Krisis Moneter Tahun 1997
Di Saat Perusahaan-perusahaan Besar Mengalami Kesulitan Dalam Mengembangkan
Usahanya. Saat Ini,ukm Telah Berkontribusi Besar Pada Pendapatan Daerah Maupun
Pendapatan Negara Indonesia.
• Ukm Merupakan Suatu Bentuk Usaha Kecil Masyarakat Yang Pendiriannya Berdasarkan
Inisiatif Seseorang. Sebagian Besar Masyarakat Beranggapan Bahwa UKM Hanya
Menguntungka Pihak-pihak Tertentu Saja.Padahal Sebenarnya UKM Sangat Berperan Dalam
Mengurangi Tingkat Pengangguran Yang Ada Di Indonesia. UKM Dapat Menyerap Banyak
Tenaga Kerja Indonesia Yang Masih Mengganggur. Selain Itu UKM Telah Berkontribusi
Besar Pada Pendapatan Daerah Maupun Pendapatan Negara Indonesia.
• UKM Juga Memanfatkan Berbagai Sumber Daya Alam Yang Berpotensial Di Suatu Daerah
Yang Belum Diolah Secara Komersial. UKM Dapat Membantu Mengolah Sumber Daya
Alam Yang Ada Di Setiap Daerah.Hal Ini Berkontribusi Besar Terhadap Pendapatan Daerah
Maupun Pendapatan Negara Indonesia.
b. pengertian UKM
• Usaha Kecil Dan Menengah Disingkat UKM Adalah Sebuah Istilah Yang Mengacu Ke Jenis
Usaha Kecil.
• Usaha Kecil Adalah Usaha Yang Dijalankan Oleh Sejumlah Orang, Oranga Negara
Indonesia Dengan Jumlah Kekayaan Bersih Maksimal 200 Juta Dan Penghasilan Tahunan
Maksimal 1 Milliar Rupiah.
• Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998 Pengertian Usaha Kecil Adalah:
“Kegiatan Ekonomi Rakyat Yang Berskala Kecil Dengan Bidang Usaha Yang Secara
Mayoritas Merupakan Kegiatan Usaha Kecil Dan Perlu Dilindungi Untuk Mencegah Dari
Persaingan Usaha Yang Tidak Sehat.”
c. UKM dapat dikelompokkan dalam empat macam, yaitu:
• Livehood Activities, yaitu UKM yang bertjuan mencari kesempatan kerja mencari nafkah,
mereka tidak memiliki jiwa kewirausahaan, jumlah merka sangat besar
• Micro Enterprise, UKM ini lebih bersifat pengarjin dan tidak bersifat kewirausahaan,
jumlahnya juga cukup besar
• Small Dynamic Enterprise, UKM ini meiliki jiwa kewirausahaan, jumlah mereka lebih kecil,
mereka sudah mampu menerima pekerjaan sub kontraktor dan import
• Fast Moving Enterprise, UKMyang memiliki jiwa kewirausahaan, banyak menghasilkan
pengusaha keles menengah, jumlahnya lebih sedikit lagi
d. Ciri – Ciri Usaha Kecil :
• Jenis Barang/Komoditi Yang Diusahakan Umumnya Sudah Tetap Tidak Gampang Berubah;
• Lokasi/Tempat Usaha Umumnya Sudah Menetap Tidak Berpindah-pindah;
• Pada Umumnya Sudah Melakukan Administrasi Keuangan Walau Masih Sederhana,
Keuangan Perusahaan Sudah Mulai Dipisahkan Dengan Keuangan Keluarga, Sudah Membuat
Neraca Usaha;
• Sudah Memiliki Izin Usaha Dan Persyaratan Legalitas Lainnya Termasuk NPWP;
• Sumber daya Manusia (Pengusaha) Memiliki Pengalaman Dalam Berwira Usaha;
• Sebagian Sudah Akses Ke Perbankan Dalam Hal Keperluan Modal;
• Sebagian Besar Belum Dapat Membuat Manajemen Usaha Dengan Baik Seperti Business
Planning.
e. Contoh Usaha Kecil
• Usaha Tani Sebagai Pemilik Tanah Perorangan Yang Memiliki Tenaga Kerja
• Pedagang Dipasar Grosir (Agen) Dan Pedagang Pengumpul Lainnya
• Pengrajin Industri Makanan Dan Minuman, Industri Meubelair, Kayu Dan Rotan, Industri
Alat-alat Rumah Tangga, Industri Pakaian Jadi Dan Industri Kerajinan Tangan
• Peternakan Ayam, Itik Dan Perikanan
• Koperasi Berskala Kecil.
f. Ciri - Ciri Usaha Menengah
• Pada Umumnya Telah Memiliki Manajemen Dan Organisasi Yang Lebih Baik, Lebih Teratur
Bahkan Lebih Modern, Dengan Pembagian Tugas Yang Jelas Antara Lain, Bagian
Keuangan, Bagian Pemasaran Dan Bagian Produksi;
• Telah Melakukan Manajemen Keuangan Dengan Menerapkan Sistem Akuntansi Dengan
Teratur, Sehingga Memudahkan Untuk Auditing Dan Penilaian Atau Pemeriksaan Termasuk
Oleh Perbankan
• Telah Melakukan Aturan Atau Pengelolaan Dan Organisasi Perburuhan, Telah Ada
Jamsostek, Pemeliharaan Kesehatan Dll;
• Sudah Memiliki Segala Persyaratan Legalitas Antara Lain Izin Tetangga, Izin Usaha, Izin
Tempat, NPWP, Upaya Pengelolaan Lingkungan Dll;
• Sudah Akses Kepada Sumber-sumber Pendanaan Perbankan;
• Pada Umumnya Telah Memiliki Sumber Daya Manusia Yang Terlatih Dan Terdidik.
g. Contoh Usaha Menengah
Jenis Atau Macam Usaha Menengah Hampir
Menggarap Komoditi Dari Hampir Seluruh Sektor
Mungkin Hampir Secara Merata, Yaitu:
• Usaha Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Kehutanan Skala Menengah.
• Usaha Perdagangan (Grosir) Termasuk Expor Dan Impor.
• Usaha Jasa Emkl (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), Garment Dan Jasa Transportasi Taxi Dan
Bus Antar Proponsi.
• Usaha Industri Makanan Dan Minuman, Elektronik Dan Logam.
• Usaha Pertambangan Batu Gunung Untuk Kontruksi Dan Marmer Buatan.
h. Kriteria Usaha Kecil Menurut UU No. 9 Tahun 1995 Adalah Sebagai Berikut :
• Memiliki Kekayaan Bersih Paling Banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) Tidak
Termasuk Tanah Dan Bangunan Tempat Usaha
• Memiliki Hasil Penjualan Tahunan Paling Banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)
• Milik Warga Negara Indonesia
• Berdiri Sendiri, Bukan Merupakan Anak Perusahaan Atau Cabang Perusahaan Yang Tidak
Dimiliki, Dikuasai, Atau Berafiliasi Baik Langsung Maupun Tidak Langsung Dengan Usaha
Menengah Atau Usaha Besar
• Berbentuk Usaha Orang Perseorangan , Badan Usaha Yang Tidak Berbadan Hukum, Atau
Badan Usaha Yang Berbadan Hukum, Termasuk Koperasi.
Di Indonesia, Jumlah Ukm Hingga 2005 Mencapai 42,4 Juta Unit Lebih. Pemerintah
Indonesia, Membina Ukm Melalui Dinas Koperasi Dan UKM, Dimasing-masing Propinsi
Atau Kabupaten.
i. Masalah Yang Dihadapi UKM
• Faktor Internal
1) Terbatasnya Modal
Kurangnya Faktor Permodalan Merupakan Faktor Utama Yang Dihadapi Untuk
Mengembangkan Unit Usaha. Karna Pada Umumnya Usaha Kecil Dan Usaha Menengah
Merupakan Usaha Perorangan Atau Usaha Tertutup
2) Terbatasnya SDM (Sumber Daya Alam)
Terbatasnya SDM Usaha Kecil Baik Dalam Segi Pendidikan Formal Maupun Pengetahuan
Dan Keterampilan Sangat Berpengaruh Pada Manajemen Pengelolaan Usahanya, Sehingga
Usaha Tersebut Sulit Untuk Berkembang Secara Optimal
3) Lemahnya Jaringan Usaha Dan Kemampuan Penetrasi Ukm
Jaringan Usaha Yang Terbatas Dan Kemampuan Penetrasi Rendah Maka Produk Yang
Dihasilkan Jumlahnya Sangat Terbatas Dan Mempunyai Kualitas Yang Kurang
Kompetitif.
• Faktor Ekternal
1) Iklim Usaha Yang Belum Sepenuhnya Kondusif Dengan Kebijakan Pemerintah Untuk
Mengembangkan Pertumbuhan UKM Cukup Sulit, Terlihat Dari Terjadinya Persaingan Yang
Kurang Sehat, Antara Pengusahaan Kecil Dan Pengusahaan Besar.
2) Terbatasnya Sarana Dan Prasarana Usaha
Kurangnya Informasi Yang Berhubungan Dengan Kemajuan Ilmu Pegetahuan Dan Teknologi
Menyebabkan Sarana Dan Prasarana Yang Mereka Miliki Tidak Sesuaidengan Yang
Dibutuhkan Saat Ini, Sehingga Produk Yang Dihasilkan Tidak Maksimalkarena Kurangnya
Inovasi Dan Daya Dukung Peralatan.
3) Terbatasnya Akses Pasar
Terbatasnya Akses Pasar Akan Sangat Mempengaruhi Pemasaran Dan Pendistribusian
Produk Yang Dihasilkan. Selain Itu Produk Juga Sulit Untuk Dipasarkansecara Kompetitif Di
Pasar Nasional Maupun Internasional.
BAB XI
PROSPEK UKM DALAM BERDAGANGAN BEBAS
a. pembahasan
era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di satu sisi akan menciptakan
banyak kesempatan. namun disisi lain juga menciptakan banyak tantangan yang apabila tidak dapat
dihadapi dengan baik akan menjelma sebagai ancaman.bentuk kesempatan dan tantangan yang akan
muncul tentu akan berbeda menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda.
b. Sifat Alami Keberadaan UKM
Usaha kecil menengah yang ada diindonesia pada umumnya didomisili oleh unit – unit
tradisional. Usaha kecil dapat dibangun melalui modal pribadi dan modal investor kecil, sehingga
tidak perlu menerapkan sistem organisasi yang rumit dan modern. Berbeda degan usaha menengah
dan usaha besar mereka butuh sistem organisasi komplek modrn dan mahal. Usaha kecil menengah
pada umumnya hanya memproduksi sebagian kecil dari kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan
menengah dan menengah ke bawah.
c. Kemampun UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia terdapat tiga faktor kompetitif
yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus tidaknya prospek dari suatu usaha antara lain:
1. Kemajuan
2. Penguasaan ilmu pengetahuan
3. Kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme)
Sayangnya, ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut masih merupakan kelemahan utama dari
sebagian besar UKM (terutama UK) di Indonesia.
d.sifat alami dari keberadaan UKM
• Relatif lebih baiknya UK dibadingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis ekonomi tahun
1998 tidak lepas dari sifat alami dari keberadaan UK yang berbeda dengan sifat alami dari
keberadaan UM apalagi UB di Indonesia.
• Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk dipahami agar dapat mempredisikan masa
depan UK atau UKM.
• UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari pengusaha kecil dan pekerjanya di
Indonesia adalah kelompok masyarakat berpandidikan randah (SD) dan kebanyakan dari
mereka menggunakan mesin serta alat produksi sederhana atau implikasi dari mereka sendiri.
UK sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah termasuk skim-
skim kredit murah.
• Untuk mengetahui besarnya dampak dan proses terjadinya dampak tersebut dari suatu gejolak
ekonomi seperti krisis tahun 1998 terhadap UK perlu dianalisis dari dua sisi :
– Penawaran
– Permintaan
Dari sisi penawaran
pada saat krisis berlangsung banyak pengusaha-pengusaha kecil terpaksa menutup usaha mereka
karena mahalnya biaya pengadaan bahan baku dan input lainnya terutama yang diimpor akibat
apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Namun, krisis ekonomi tahun 1998 memberi suatu dorongan positif bagi pertumbuhan UK (dan
mungkin hingga tingkat tertentu bagi pertumbuhan UM) di Indonesia. Bagi banyak orang khususnya
dari kelompok masyarakat berpendapatan rendah atau penduduk miskin UK berperan sebagai salah
satu the last resort yang memberi sumber pendapatan secukupnya atau penghasilan tambahan.
Dari Sisi Permintaan
salah satu dampak negatif dari krisis ekonomi tahun 1998 yang sangat nyata adalah merosotnya
tingkat pendapatan riil masyarakat per kapita. UK di Indonesia hingga saat ini tetap ada bahkan
jumlahnya terus bertambah walaupun mendapat persaingan ketat dari UM, UB dan dari produk-
produk M serta iklim berusaha yang selama ini terlalu kondusif akibat kebijakan-kebijakan
pemerintah yang dalam prakteknya tidak terlalu “pro” UK.
Pada umumnya produk-produk buatan UK adalah dari kategori inferior yang harganya relatif murah
daripada harga dari produk sejenis buatan UM dan UB atau M. Struktur pasar output dualisme ini
yang membuat UK bisa bertahan dalam persaingan dengan UM, UB dan produk-produk
e. Pengembangan UKM
Sekalipun peran usaha menengah lebih rendah dibandingkan dengan usaha kecil. Namun
dengan memperhatikan posisi strategis dan keunggulan yang dimilikinya, Usaha menengah layak
untuk didorong sebagai motor pengembangan UKM dalam persaingan bebas. Hal ini karena potensi
teknologi dan sumberdaya manusianya jauh lebih tinggi dari pada
f. Dalam Era Perdagangan Bebas
dimana siklus produk relatif pendek dan sangat ditentukan oleh selera konsumen,
mengharuskan setiap pelaku bisnis memiliki akses yang cukup terhadap pasar dan kemampuan
inovasi produk, guna meningkatkan daya saingnya. Justru hal inilah yang merupakan titik lemah yang
dimiliki oleh UKM pada umumnya. Disisi lain UKM memegang peran penting dalam perekonomian
Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dalam penciptaan lapangan kerja.
g. Dalam Hal Ekspor
• UKM memiliki potensi untuk meningkatkan penerimaan ekspor. Hanya saja potensi ini belum
dimanfaatkan dengan optimal. Hanya UKM yang bergerak di sektor industri tertentu saja yang
sudah melakukan ekspor.
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang
mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan
rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern.
Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan
tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen.
1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan;
2. Departemen Koperasi dan UKM, namun demikian usaha pengembangan yang telah
Dilaksanakan Masih Belum Memuaskan Hasilnya
BAB XII
NERACA PEMBAYARAN
a. Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran Adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan diantara suatu negara dengan negara lain dalam suatu
tahun tertentu.
b. Neraca pembayaran terbagi menjadi 2:
1.Neraca berjalan
Transaksi berjalan adalah neraca perdagangan dan neraca jasa .Transaksi berjalan adalah
transaksi antar negara yang perubahan nilainya setiap saat Atau setiap hari,sedangkan transaksi kredit
adalah transaksi yang menimbulkan tagihan atau menambah kekayaan seperti ekspor.
2. Neraca modal
Neraca modal adalah bagian dari perkiraan neraca pembayaran yang mencatat pembayaran atau
penerimaan yang timbul dari impor dan ekspor modal keuangan jangka panjang dan jangka pendek .
c. Macam-macam neraca pembayaran
1. Neraca Pembayaran Defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan jumlah
transaksipembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi penerimaan dari
luar negeri (transaksi kredit).
2. Neraca Pembayaran Surplus
Neraca pembayaran surplus adalah neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi debet
lebih kecil.
3. Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran seimbang adalah neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi debet
sama dengan transaksi kredit.
d. Fungsi Neraca Pembayaran
a. Alat bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan moneter.
b. Alat untuk menerangkan kegiatan ekonomi internasional suatu negara.
c. Alat untuk menerangkan tentang sumber -sumber pendapatan dan penggunaan devisa luar
negri
d. Alat untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh transaksi luar negeri terhadap
pendapatan nasional.
e. Komponen-komponen neraca pembayaran
1. Neraca Perdagangan (Balance of Trade)
Neraca perdagangan adalah daftar atau neraca yang berisi perbandingan antara besarnya nilai
ekspor dengan nilai impor suatu negara dalam dalam jangka waktu 1 tahun.
2. Neraca Jasa
Neraca jasa adalah neraca yang mencatat transaksi jasa yang diselenggarakan dan diterima
suatu negara terhadap negara lain selama jangka waktu 1 tahun. Misalnya jasa pengangkutan,
asuransi, pariwisata, jasa perdagangan, dan jasa perbankan.
3. Neraca Hasil Modal
Neraca hasil modal adalah neraca yang mencatat semua pembayaran dan penerimaan bunga,
deviden, upah tenaga asing, serta hadiah-hadiah dari luar negeri.
4. Neraca Lalu Lintas Modal (Capital Account)
Neraca lalu lintas modal adalah neraca yang mencatat segala kredit atau pinjaman dari luar
negeri dan segala kredit/pinjaman yang diberikan kepada negara lain.
5. Neraca Lalu Lintas Moneter (Monetery Account)
Neraca lalu lintas moneter adalah neraca yang mencatat dan memperlihatkan
perkembangan/perubahan cadangan devisa suatu negara. Cadangan tersebut terdiri dari emas dan
devisa.
f. Transaksi dalam neraca pembayaran
• Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam
negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
• Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar
negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang
menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
g. Manfaat neraca pembayaran
• Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah di bidang
ekonomi.Data yang ada dijadikan dasar bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di
bidang ekonomi.
• Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang moneter
dan fiscal. Dari neraca pembayaran dapat dilihat berapa saldo devisa.
• Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi
internasional terhadap pendapatan nasional.
h. Faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran
• Perubahan kurs devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs rupiah
mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan
kurs rupiah mengalami kenaikan.
• Perubahan harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat laku
terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
• Perubahan tingkat pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor akan
mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
BAB XIII
MODAL ASING LUAR NENGRI
a.pengertian modal asing luar nengri
Penanaman modal asing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak asing dalam
rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui
penciptaan suatu produksi atau jasa.
Pengertian secara umum Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal
baik asing maupun dalam negeri yang menanamkan modalnya dalam melakukan kegiatan usahanya di
Indonesia. Keikutsertaan investor asing sebagai akibat globalisasi (era tanpa batas) dalam persaingan
bisnis akan membawa dampak yang positif maupun negatif bagi negara penerima modal. Manfaat
kegiatan Penanaman Modal Asing adalah : a. Masuknya modal baru untuk pembangunan b.
Menambah devisa Negara c. Berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga adanya pemasukan
bagi negara berupa pajak penghasilan d. Penyerapan tenaga kerja e. Berpengalaman di bidang
teknologi f. Manajemen yang baik g. Berpengalaman dalam perdagangan internasional (ekspor-
impor) h. Menciptakan permintaan produk dalam negeri sebagai bahan baku i. Permintaan terhadap
Fluktuasi bunga bank dan valas j. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah
b. pengertian modal asing dalam undang – undang tersebut adalah:
a) Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia,
yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b) Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-
bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak
dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
c) Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang – undang ini keuntungan yang
diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.
c. Peranan Penanaman Modal Asing Bagi Negara Sedang Berkembang
Secara garis besar, penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara sedang
berkembang seperti negara Indonesia dapat diperinci menjadi lima hal yaitu :
• Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang
sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
• Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan
perdagangan.
• Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi struktural.
• Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar
terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif.
• Bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun industri-
industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat membantu untuk dapat
mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronik, industri kimia dasar dan
sebagainya.
d. Peran penanaman modal bagi negara berkembang
Indonesia tentu mengupayakan pembangunan ekonomi guna meningkatkan kemajuan
perekonomian negara. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah dengan
menggencarkan investasi atau mengajak masyarakat untuk giat menghimpun dana di pasar modal.
Selain itu, munculnya banyak investor di Indonesia juga dilandasi oleh UU No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Berdasarkan undang-undang tersebut jelas sudah Indonesia memberikan
kebebasan kepada investor domestik maupun investor asing untuk menanamkan modalnya dalam
melakukan kegiatan usahanya di wilayah Indonesia. Sehingga jelas perusahaan Indonesia
diperbolehkan untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing dalam mempertahankan eksistensinya
dalam dunia bisnis.
semakin banyak investor asing yang menanamkan modalnya di indonesia, itu berarti dalam
sektor industri mengalami pertumbuhan. Sehingga semakin luas kesempatan kerja bagi masyarakat
Indonesia, serta Indonesia sedikit demi sedkit mampu mengurangi ketergantungannya terhadap negara
lain. Dari segi pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan.
e. Peranan lain dari investasi asing adalah sebagai berikut :
1. Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi.
2. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan struktural agar
menjadi lebih baik lagi.
3. Membantu dalam proses industrilialisasi yang sedang dilaksanakan.
4. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu mengurangi
pengangguran.
5. ampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
6. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari sebelumnya.
7. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh penanam modal.
f. Dampak dari investasi asing terhadap pertumbuhan perekonomian
Dampak Positif Investasi asing
Berikut ini dipaparkan beberapa manfaat dari adanya investasi asing :
1. Masuknya modal baru untuk pembangunan
2. Menambah devisa negara
3. Berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga adanya
pemasukan bagi negara berupa pajak penghasilan
4. Penyerapan tenaga kerja
5. Berpengalaman di bidang teknologi
6. Manajemen yang baik
7. Berpengalaman dalam perdagangan internasional (ekspor-impor)
8. Menciptakan permintaan produk dalam negeri sebagai bahan baku
9. Permintaan terhadap Fluktuasi bunga bank dan valas
10. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah.
Dampak Negatif investasi asing
tidak selamanya akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi namun juga
dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan berikut paparanya :
1. Perusahaan asing yang dikelola oleh pihak asing, maka kebijakan manajemennya sesuai dengan
operasional perusahaan asing
2. Manajemen keuangan perusahaan asing bersifat tertutup, sehingga perusahaan tidak dapat
diketahui sehat atau tidak
3. SDA yang dikelola asing dengan hak dan kewajiban sebagaimana diatur undang-undang, sering
menimbulkan dampak lingkungan dan sosial dimana perusahaan baru tersebut akan didirikan
4. Bagi hasil (Product Sharing) tidak sebanding dengan kerusakan
yang timbul dan harus ditanggung oleh pemerintah atau masyarakat itu sendiri.
6. Diskriminasi pendapatan antara pegawai asing dan pegawai lokal
7. Manajemen produksi sulit untuk diawasi terutama dalam
perkembangannya
8. Perusahaan asing akan menguasai pasar lokal, sehingga dikhawatirkan produk dalam negeri
tidak mampu bersaing dengan produk asing dan kehilangan pasar lokal
9. Sektor keuangan semakin tidak stabil
10. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
11. Memperburuk neraca pembayaran
12. Penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan oleh segelintir orang Namun
semua dampak negatif dari adanya penanaman modal asing di Indonesia sebenarnya itu dapat
diminimalisir, apabila pemerintah dan masyarakat Indonesia mampu menangani dengan baik
dan memetik pelajaran dari para investor asing tersebut.
g. Kendala Penanaman Modal Asing Diindonesia
Secara teoritis ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa investor-investor dari
negara-negara maju ke negara-negara berkembang yakni, The Product Cycle Theory dan The
Industrial Organization Theory of Vertical Organization. The Product Cyrcle Theory yang
dikembangkan oleh Raymond Vermon ini menyatakan bahwa setiap teknologi atau produk berevolusi
melalui tiga fase :
1. Fase permulaan atau inovasi
2. Fase perkembangan proses dan,
3. Fase standardisasi. Dalam setiap fase tersebut sebagai tipe perekonomian negara
memiliki keuntungan komparatif (Comparative advantage).
h. Aliran Modal Ke Negara-negara Berkembang Masih Dipengaruhi Faktor-faktor
Sebagai Berikut :
a. Tingkat perkembangan ekonomi Negara penerima modal.
b. Stabilitas politik yang memadai.
c. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan investor.
d. Aliran modal cenderung mengalir ke Negara-negara dengan
tingkat pendapatan per kapita yang tinggi.
i. Penanaman Modal Asing Di Era Otonomi Daerah
Sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat mengeluarkan keppres khusus mengenai
penanaman modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka
usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pemgurusan izin usaha. Terkait masalah
birokrasi yang berbelit-belit, kemudian diperparah dengan banyaknya peraturan pemerintah atau
keputusan presiden tidak dapat berjalan efektif karena adanya tarik-menarik kepentingan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang semuanya merasa paling berkepentingan atas
penanaman modal di daerah. Dalam kebijakan otonomi daerah, pemerintah daerah baik ditingkat
provinsi, kabupaten, kota diberikan kewenangan dalam bidang penanaman modal
j. Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal
Undang-undang penanaman modal juga mengatur mengenai penyelesaian sengketa penanaman
modal. Aturan tersebut terdapat dalam bab XV pasal 32. Pasal tersebut berbunyi:
1) Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara pemerintah dengan penenam
modal, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan sengketa tersebut melalui mufakat.
2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat tidak tercapai, penyelesaian
sengketa tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa atau
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Dalam hal terjadi sengketa dibidang penanaman modal antara pemerintah dengan penanam modal
dalam negeri, para pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut melalui arbitrase berdasarkan
kesepakatan para pihak, dan jika penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak disepakati,
penyelesaian sengketa tersebut akan dilakukan di pengadilan.
4) Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal asing, para pihak akan menyelesaikan
sengketa tersebut melalui arbitrase internasional yang harus disepakati oleh para pihak.
k. Kerugian Dari Kegiatan Penanaman Modal Asing
a) Perusahaan asing yang dikelola oleh pihak asing,
maka kebijakan manajemennya sesuai dengan operasional perusahaan asing
b) Manajemen keuangan perusahaan asing bersifat tertutup, sehingga perusahaan tidak dapat
diketahui sehat atau tidak
c) SDA yang dikelola asing dengan hak dan kewajiban sebagaimana diatur undang undang, sering
menimbulkan dampak lingkungan dan sosial dimana perusahaan baru tersebut akan didirikan
d) Bagi hasil (Product Sharing) tidak sebanding dengan kerusakan yang timbul dan harus ditanggung
oleh pemerintah atau masyarakat itu sendiri.
e) Perusahaan asing mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan keuntungannya dibawa ke
negaranya
f) Diskriminasi pendapatan antara pegawai asing dan pegawai lokal
g) Manajemen produksi sulit untuk diawasi terutama dalam perkembangannya
h) Perusahaan asing akan menguasai pasar lokal, sehingga dikhawatirkan produk dalam negeri tidak
mampu bersaing dengan produk asing dan kehilangan pasar lokal