PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra...

55
PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL AMFOANG DAN MADU KEMASAN SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Didi Putra Manu Lede PO. 530333215685 Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI FARMASI KUPANG 2018

Transcript of PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra...

Page 1: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI

ASAL AMFOANG DAN MADU KEMASAN

SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Staphylococcus aureus

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

Didi Putra Manu Lede

PO. 530333215685

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI FARMASI

KUPANG

2018

Page 2: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

ii

Page 3: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

iii

Page 4: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

iv

Page 5: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Perbandingan daya hambat madu alami asal amfoang dan madu kemasan

secara invitro terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus”.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tujuan memberikan informasi

kepada pembaca tentang bagaimana daya hambat madu alami asal amfoang dan

madu kemasan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Selain itu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan sebagai salah satu

persyratan dalam menyelesaikan tugas akhir pada Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Kupang. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Ibu Ragu Harming Kristina, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Kupang.

2. Ibu Maria Hilaria, S.Si., S.Farm., Apt., M.Si selaku Ketua Jurusan Farmasi

3. Ibu Lely Adel Violin Kapitan, S.Pd., S.Farm., Apt., M.Kes selaku

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Stevany S. A. Fernandez, S.Farm., Apt., M.si selaku penguji 1 yang telah

mengarahkan, memberikan masukan dan saran dalam melakukan penelitian

serta penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Page 6: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

vi

5. Bapak Yulius Baki Korassa, S.Farm., Apt., M.si selaku pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Asmaira B. Tarigan A.md.F selaku laboran yang selalu membimbing dan

mengarahkan peneliti selama penelitian.

7. Bapak dan Ibu Dosen bersama Staf pengajar yang telah membimbing penulis

selama menuntut ilmu di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

8. Kedua Orang Tua, Bapak Agustinus Manu Lede, Mama Mergarita Rame dan

kedua Saudari Fina Sintia Manu Lede dan Apriani Manu Lede yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

9. Rekan-rekan PMK Farmalis, Kakak PKTB Charles Koroh dan saudara KTB

(Erik, Naldo, Filmon) yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Teman-teman angkatan XVI khususnya Petrus, Yedi, Vinsen, Ian, Yosep,

Kristo, Tores, Lia ,Dede, Novi, Ketrin, Delvi, Niken, Hilda dan Teman

terdekat Grasela G.T. Banggo yang telah membantu dan mendoakan penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

vii

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak, sangat penulis

harapkan guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kupang, Juli 2018

Penulis

Page 8: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

viii

INTISARI

Telah dilakukan penelitian tentang Perbandingan daya hambat madu alami asal

amfoang dan madu kemasan secara in vitro terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah mengukur diameter efektifitas

madu alami asal Amfoang dan madu kemasan terhadap pertumbuhan bakteri

satphylococcus aureus serta membandingkan efektifitas madu alami asal amfoang

dan madu kemasan dalam menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.

Zona Hambatan adalah daerah melingkar disekitar silinder yang terbentuk dari daya

hambat Madu alami asal Amfoang dan madu kemasan. Jenis penelitian ini adalah

eksperimen percobaan lengkap menggunakan kontrol positif paper disk Co-

Amoksiklav. Metode yang digunakan adalah metode difusi silinder yang

menggunakan perbandingkan dua sampel yaitu madu alami asal amfoang dan madu

kemasan dalam menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus. Percobaan

ini menggunakan empat varian konsentrasi yaitu konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan

100% dan kontrol positif paper diskCo-Amoksiklav 30µg. Masing-masing

konsentrasi dibuat dengan tiga kali replikasi. Data hasil penelitian ini di olah

menggunakan statistik non parametrik Kruskal Wallis yang menunjukan bahwa

madu alami asal Amfoang dan madu kemasan efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.

Kata kunci: Daya hambat, Staphylococcus aureus, Madu alami asal amfoang,

Madu kemasan.

Page 9: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

INTISARI .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................... 5

A. Tinjauan tentang Madu................................................................... 5

1. Lebah ......................................................................................... 5

2. Madu .......................................................................................... 6

B. Tinjauan tentang Bakteri Staphylococcus aureus........................... 9

1. Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus................................. 9

2. Ciri-ciri bakteri Staphylococcus aureus .................................... 10

3. Jenis bakteri Staphylococcus aureus.......................................... 11

C. Tinjauan tentang Antibakteri .......................................................... 11

1. Pengertian .................................................................................. 11

2. Mekanisme Kerja Antibakteri ................................................... 11

3. Metode Penentuan Potensi Antibakteri...................................... 11

BAB III Metode Penelitian ........................................................................ 13

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 13

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 13

C. Sampel dan Teknik Sampling ........................................................ 13

D. Variabel Penelitian ......................................................................... 13

E. Kerangka Konsep ........................................................................... 14

F. Definisi Operasional....................................................................... 14

G. Alat dan Bahan .............................................................................. 15

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 15

I. Analisis Data .................................................................................. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 19

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 25

A. SIMPULAN ................................................................................... 25

B. SARAN .......................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26

Page 10: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

x

LAMPIRAN

Page 11: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil perhitungan koloni bakteri pengenceran suspensi

bakteri Staphylococcus aureus ..........................................

20

Tabel 2. Hasil pengukuran diameter zona hambat madu alami

terhadap bakteri Staphylococcus aureus ............................

21

Tabel 3. Hasil pengukuran diameter zona hambat madu kemasan

terhadap bakteri Staphylococcus aureus ............................

21

Tabel 4. Hasil uji Kruskal Wallis zona hambat madu alami dan

madu kemasan terhadap bakteri Staphylococcus

aures....................................................................................

24

Page 12: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat ijin penggunaan Laboratorium ................. 27

Lampiran 2. Skema Kerja Daya Hambat Madu Alami Asal

Amfoang dan Madu Kemasan .........................

28

Lampiran 3. Skema Pembuatan Kultur Bakteri .................... 29

Lampiran 4. Skema Pengenceran Bakteri ............................. 30

Lampiran 5. Skema Pembuatan Konsentrasi Larutan Madu

Alami Asal Amfoang dan Madu Kemasan .......

31

Lampiran 6. Skema Kerja Uji Daya Hambat Madu Alami

Asal Amfoang dan Madu Kemasan Dengan

Metode Difusi Silinder ......................................

32

Lampiran 7. Perhitungan pembuatan seri konsentrasi madu

alami dan madu kemasan ..................................

33

Lampiran 8. Komposisi media ............................................... 34

Lampiran 9. Perhitungan pembuata media ............................ 36

Lampiran 10. Hasil uji SPSS ................................................... 37

Lampiran 11. Dokumentasi pengambilan sampel dan

penelitian.............................................................

39

Lampiran 12. Surat selesai penelitian ...................................... 43

Page 13: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

seperti bakteri. Penyakit ini merupakan penyakit yang banyak ditemukan dalam

masyarakat. Penyakit infeksi ini menjadi penyebab kematian terbesar pada

kalangan anak-anak dan orang dewasa dengan jumlah kematian lebih dari 13

juta jiwa setiap tahun, dan satu dari dua kematian sering terjadi di negara

berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia (WHO, 1999). Infeksi yang

terjadi bisa di obati dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang

tidak sesuai oleh masyarakat bisa menimbulkan berbagai masalah seperti efek

samping dan resistensi antibiotik.

Pencarian antimikroba baru yang lebih efektif dan aman harus terus

dilakukan terutama yang berasal dari alam seperti madu karena selain berkhasiat

sebagai antimikroba, Madu juga mudah didapat, harganya terjangkau dan efek

samping yang ditimbulkan relatif kecil bila dibandingkan dengan obat kimia

modern.

Madu merupakan cairan kental berasa manis yang dihasilkan oleh lebah

madu dari nektar bunga dan diduga berkhasiat untuk menyembuhkan banyak

penyakit, seperti penyakit saluran pencernaan, lambung, penyakit kulit, infeksi

saluran pernapasan akut, dan batuk, serta gangguan mata (Baskara, 2008).

Madu juga memiliki efek antibakteri sehingga banyak dipakai untuk

mengobati luka dan mempercepat penyembuhan (Suranto, 2007).

Page 14: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

2

Secara tradisional masyarakat biasa menggunakan madu untuk mengobati

penyakit infeksi pada kulit yang luka dengan cara mengoleskan madu pada

bagian yang terinfeksi secara merata. Infeksi tersebut terjadi karena adanya

bakteri penyebab infeksi pada luka tersebut. Staphylococcus aureus merupakan

Bakteri Gram positif yang bersifat patogen utama bagi manusia. Bakteri ini

menghasilkan pigmen yang bervariasi dari warna putih sampai kuning tua.

Bakteri ini dapat masuk dalam kulit melalui folikel-folikel rambut dan luka-luka

kecil pada kulit. Bakteri staphylococcus aureus merupakan bakteri yang terdapat

pada luka infeksi. Infeksi yang ditimbulkan oleh Staphylococcus aureus ditandai

dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah (Jawetz, 2007).

Pengobatan infeksi tersebut sacara tradisional juga bisa menggunakan

madu. Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu

kemasan. Secara fisik madu kemasan memiliki kemiripan dengan madu alami

tetapi terdapat perbedaan pada kandungan nutrisi madu. Madu alami memiliki

kandungan gula yang tinggi berupa fruktosa 38,19%, glukosa 31%, dan sukrosa

1,31%. Kandungan gula yang terdapat pada madu alami mengakibatkan

viskositas madu alami menjadi kental dibandingkan madu kemasan, hal ini

disebabkan pada proses pembuatan madu kemasan terdapat tahap pemberian air

dan campuran lainnya agar volume dari madu kemasan menjadi lebih banyak.

Selain itu, madu kemasan tidak mengandung enzim, vitamin dan mineral seperti

yang terdapat pada madu alami (Wineri dkk, 2014).

Madu alami dapat diperoleh dari hutan. Madu ini dihasilkan oleh lebah

liar yang menghisap bakal kuncup bunga dari beranekaragam tanaman yang ada

Page 15: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

3

di hutan. Hutan Amfoang merupakan salah satu hutan penghasil Madu di Nusa

Tenggara Timur. Madu yang diperoleh dari hutan daratan pulau timor ini

diproses dengan cara membakar sarang lebah dengan api lalu sarang itu diambil

untuk diperas madunya yang mana untuk memperoleh satu liter madu dibutuhkan

kurang lebih lima lempeng sarang lebah (KOMPAS, 2016).

Madu dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena mengandung

senyawa antibakteri seperti sinapic, isoferulic, dan asam caffeic (Frans, 2008).

Hasil penelitian lain juga menyebutkan madu mengandung senyawa Hidrogen

peroksida yang bersifat sebagai antibakteri (Purbaya, 2008).

Penelitian yang dilakukan Wineri dkk (2013) tentang Perbandingan Daya

Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan secara In Vitro terhadap

Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai Penyebab Faringitis

memperoleh hasil Madu alami memiliki efek antibakteri yang lebih kuat terhadap

bakteri Streptococcus beta hemoliticus Group A dibandingkan dengan madu

kemasan.

B. Rumusan Masalah

Apakah Madu Alami asal Amfoang memiliki efektifitas yang lebih baik dari

Madu Kemasan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus?

Page 16: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Membandingkan efektifitas Madu alami asal Amfoang dan Madu kemasan

secara in vitro dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur diameter efektifitas madu alami asal Amfoang terhadap

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

b. Mengukur diameter efektifitas madu kemasan terhadap pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus.

c. Mengukur besarnya diameter zona hambatan efektifitas daya hambat

Madu Alami asal Amfoang dan Madu kemasan secara in vitro terhadap

pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan.

2. Bagi Institusi

Untuk menambah referensi dan kepustakaan.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat tentang Madu Alami dan

Madu Kemasan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri

staphylococcus aureus.

Page 17: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Madu

1. Lebah

1) Pengertian

Lebah adalah serangga bersayap, berkaki enam yang memiliki bulu halus

pada tubuh, perutnya bergaris-garis dan mempunyai antena dan ukuran

yang bervariasi tergantung jenis spesiesnya (Suranto, 2007).

2) Klasifikasi Lebah

Lebah dapat diklasifikasi sebagai berikut :

Kindom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subklas : Pterygota

Klas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Famili : Apidae (lebah madu)

Genus : Apis

Spesies : Apis dorsata, Apis mellifera, dan lain-lain.

(Suranto, 2007).

3) Jenis-jenis Lebah Madu

Lebah madu terdapat beberapa spesies yaitu : Apis indica, Apis cerana,

Apis dorsata, Apis florea, Apis koschevnikovi, Apis mellifera dan Apis

laboriosa (Suranto, 2007).

Page 18: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

6

2. Madu

1) Pengertian dan karakteristik Madu

Madu merupakan cairan yang memiliki rasa manis dan dihasilkan oleh

lebah madu (Apis Sp) dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian lain

dari tanaman (extra floral).

Ada banyak jenis madu menurut karakteristiknya. Karakteristik madu

dapat dibedakan berdasarkan sumber nektar, letak geografi, dan teknologi

cara memprosesnnya. Jenis madu berdasarkan sumber nektarnya dapat dibagi

menjadi dua, yaitu monoflora dan poliflora. Madu monoflora merupakan

madu yang diperoleh dari satu tumbuhan utama. Madu ini biasanya

dinamakan berdasarkan sumber nektarnya, seperti madu kelengkeng, madu

rambutan dan madu randu.

Madu monoflora mempunyai wangi, warna dan rasa yang spesifik

sesuai dengan sumbernya. Madu monoflora juga disebut madu ternak, karena

madu jenis ini pada umumnya diternakkan sedangkan madu poliflora

merupakan madu yang berasal dari nektar beberapa jenis tumbuhan bunga.

Lebah cenderung mengambil nektar dari satu jenis tanaman dan baru

mengambil dari tanaman lain bila belum mencukupi. Contoh dari madu jenis

ini adalah madu hutan. Madu ini berasal dari lebah liar yang bernama Apis

dorsata. Madu hutan juga sangat baik untuk kesehatan karena mengandung

antibiotik alami yang diproduksi oleh lebah-lebah liar (Suranto, 2007).

Page 19: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

7

Madu bisa diperoleh dari lebah dengan cara madu peras (diperas langsung

dari sarangnya) dan madu ekstraksi (diperoleh dari proses sentrifugasi)

(Suranto, 2007).

2) Proses terbentuknya Madu

Proses pembentukan madu berawal dari lebah madu yang mencari dan

mengumpulkan nektar dari tanaman (Purbaya, 2007). Nektar merupakan

senyawa yang kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar necterifier dalam

bunga. Kandungan dari nektar antara lain sukrosa, fruktosa, dan glukosa dan

juga kandungan lain seperti asam amino, resin, protein, air dan garam. Selain

mengisap nektar lebah juga akan membawa pollen yaitu serbuk yang terdapat

di dalam putik-putik bunga yang dilekatkan pada bagian kaki dan tubuh

sawaktu lebah masuk ke dalam mahkota bunga untuk menghisap dan

mengambil nektar. Selanjutnya adalah serbuk yang dibawah oleh lebah

tersebut akan dihisap dan ditelan oleh lebah madu pekerja. Setelah tiba

disarangnya lebah pekerja akan mengeluarkan nektar yang telah ditelan tadi

dan dikunyah hingga lembut. Pada saat inilah terjadi proses pengubahan dari

nektar menjadi gula invert. Pada saat itu akan terjadi kontak antara nektar dan

cairan saliva lebah pekerja. cairan saliva ini memiliki kandungan enzim-

enzim hidrolase atau enzim invertase sehingga pada tahapan ini terjadi

pemecahan gula dari senyawa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Setelah

itu lebah akan mengibaskan sayapnya untuk mengurangi kandungan air pada

cairan gula yang selanjutnya cairan gula atau madu ini akan dimatangkan oleh

lebah dalam sarangnya.

Page 20: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

8

3) Karakter fisik madu

Menurut Suranto (2007) madu memiliki beberapa karakteristik fisik antara

lain :

a) Kental

b) Sifat menarik air

c) Warna terang hingga hitam

d) Lambat menyerap suhu

e) Aroma khas

f) Rasa manis

4) Kandungan madu

Menurut Baskara (2008) madu memiliki kandungan yang sangat bermanfaat

bagi manusia. Kandungan yang terdapat dalam madu yaitu zat gizi, vitamin

dan mineral. Selain itu Madu juga mengandung senyawa antibakteri seperti

sinapic, isoferulic, dan asam caffeic (Frans, 2008). Hasil penelitian lain juga

menyebutkan madu mengandung senyawa Hidrogen peroksida yang bersifat

sebagai antibakteri (Purbaya, 2008).

5) Manfaat madu

Manfaat dari madu sendiri adalah untuk mengobati :

a) Diare

Madu dapat mengganti cairan tubuh yang habis dikeluarkan, selain itu

madu mengandung antibakteri dan memiliki kandungan nutrisi yang

mudah dicerna oleh tubuh (Suranto, 2007).

Page 21: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

9

b) Sebagai antibakteri

Madu mengandung kadar gula yang tinggi sehingga susah untuk di

tumbuhi oleh bakteri. Selain itu madu juga mengandung senyawa sinapic

,isoferulic, dan asam caffeic serta senyawa Hidrogen peroksida yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri (frans, 2008).

c) Anemia dan Thalasemia

Didalam madu mengandung zat besi, asam folat dan juga vitamin B12 yang

dapat membantu pembentukan hemoglobin.

d) Mengobati luka

Madu dapat digunakan untuk mengobati luka pada kulit dengan cara

mengoleskan madu secara merata dan teratur pada kulit (Suranto, 2007).

B. Tinjauan tentang Bakteri Staphyloccoccus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang ada pada tubuh

manusia. Bakteri ini dapat berubah menjadi patogen apabila jumlahnya sudah

melebihi kadar normalnya yaitu lebih dari 105. Staphylococcus aureus adalah

bakteri gram positif dan biasanya tersusun dalam kelompok seperti anggur yang

tidak teratur. Bakteri Staphylococcus aureus dapat tumbuh dengan baik

dibeberapa medium dan aktif secara metabolik (Jawetz dkk, 2008).

1. Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus

Kindom : Eubacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Page 22: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

10

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

2. Ciri-ciri bakteri Staphylococcus aureus

Ciri khas Staphilococcus aureus adalah berbentuk bola dengan diameter

0,1 µm. Bakteri ini saat dilakukan pewarnaan menunjukan kokus Gram positif

yang bergerombol tidak teratur seperti anggur ( Stoppler, 2008). Biakan

Staphylococcus aureus dapat tumbuh dengan baik diberbagai media bakteri

dibawah suasana aerobik dan mikroaerobik.

Media untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus umumnya

mengandung asam amino dan vitamin seperti thereonin, asam nikotinat, dan

biotin. Bakteri ini biasanya membentuk koloni abu-abu hingga kuning tua

kecoklatan (Usman Suwandi, 1999). Staphylococcus aureus bersifat patogen

(menyebabkan penyakit).

Penyakit yang sering ditimbulkan antara lain :

1) Radang dikulit atau dibawah kulit dan menimbulkan bisul bernanah.

2) Lubang berisi nanah yang biasa disebut abses.

3. Jenis bakteri Staphylococcus

Berdasarkan warna koloni, Staphylococcus dibedakan menjadi :

1) Staphylococcus albus : Berwarna putih

2) Staphylococcus citerus : berwarna kuning atau kehijauan

3) Staphylococcus aureus : berwarna kuning tua atau seperti emas

Page 23: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

11

C. Tinjauan Tentang Antibakteri

1. Pengertian

Antibakteri adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan

bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan

bakteri dan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay dan Rahardja,

Edisi ke enam).

2. Mekanisme Kerja Antibakteri

Mekanisme kerja antibakteri adalah menghambat sintesis protein

sehingga bakteri tidak bisa berkembang lagi, merusak dinding sel bakteri,

menghambat sintesis RNA (Tjay dan Rahardja, Edisi ke enam).

3. Metode penentuan potensi Antibakteri

Penentuan potensi antibakteri terhadap obat-obatan antimikroba dapat

dilakukan dengan metode dilusi atau difusi. Metode-metode tersebut dapat

dilakukan untuk memperkirakan baik potensi antibiotik dalam sampel

maupun kerentanan mikroorganisme dengan menggunakan organisme uji

standar yang tepat dan sampel obat tertentu untuk perbandingan. Metode-

metode yang dapat digunakan adalah:

1) Metode Difusi

Metode difusi dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a) Metode silinder

Dilakukan dengan cara meletakan silinder yang terbuat dari gelas

atau besi tahan karat diatas media agar yang telah diinokulasi

bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa sehingga berdiri

Page 24: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

12

di atas media agar. Kemudian silinder diisi dengan larutan yang

akan diuji dan di inkubasi. Pertumbuhan bakteri diamati untuk

melihat ada tidaknya daerah hambatan disekitar silinder.

a) Metode lubang/sumuran

Dilakukan dengan cara membuat lubang pada agar padat yang

telah diinokulasikan dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan

dengan tujuan penelitian. Kemudian lubang diisi dengan larutan yang akan

diuji dan diinkubasikan. Setelah diinkubasikan pertumbuhan bakteri

diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan disekitar lubang.

b) Metode cakram kertas

Metode ini dilakukan dengan cara meletakan cakram kertas yang

telah direndam dengan larutan uji kemudian diletakan diatas media padat

yang telah diinokulasikan dengan bakteri. Setelah diinokulasikan

pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan

disekitar lubang.

1) Metode Dilusi

Sejumlah zat antimikroba dimasukkan ke dalam tabung reaksi

steril. Metode difusi biasanya digunakan pengenceran dua kali lipat zat

antimikroba. Kemudian diinkubasikan dan diamati ada tidaknya hambatan

pertumbuhan (Jawetz dan Adelberg, 2007).

Page 25: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan percobaan

lengkap menggunakan kontrol positif paper disk Co-Amoksiklav.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Kupang.

b. Waktu Penelitian

Pada bulan Mei-Juli Tahun 2018.

C. Sampel

Sampelnya adalah Madu alami asal Amfoang dan Madu kemasan konsentrasi

25%, 50%, 75%, dan 100%.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Madu alami asal Amfoang dan Madu kemasan konsentrasi 25%, 50%,

75%, dan 100% .

2. Variabel Terikat

Daya hambat Madu alami dan Madu kemasan terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus.

Page 26: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

14

E. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

F. Definisi Operasional

1. Madu

Madu yang digunakan dalam penelitian adalah Madu alami asal Amfoang dan

Madu kemasan yang di jual dipasaran.

2. Bakteri Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri isolat yang diperoleh dari

laboratorium RSUD Prof. Dr. W.Z Yohanes Kupang.

3. Zona Hambatan

Zona Hambatan adalah daerah melingkar disekitar silinder yang terbentuk

dari daya hambat Madu alami asal Amfoang konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan

100% dan Madu kemasan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%.

4. Madu alami

Madu alami adalah madu yang diambil dari Amfoang dan diperoleh dari

lebah madu dalam keadaan murni tanpa ada campuran zat-zat lain.

Madu alami asal Amfoang

dan Madu kemasan

konsentrasi 25%, 50%, 75%,

dan 100%

Bakteri Staphylococcus

aureus

1. Waktu Penyimpanan madu

2. Kemurnian bakteri uji

Page 27: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

15

5. Madu kemasan

Madu kemasan adalah madu yang di jual dipasaran dan diragukan

kealamiannya.

G. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Rak tabung, tabung reaksi, batang pengaduk, cawan petri, ose steril, pipet

ukur, labu ukur, beaker glass, autoclave, inkubator, silinder, bunsen, swab

steril, korek api, sendok tanduk dan penggaris, Laminar Air Flow (LAF),

penggaris, dan jangka sorong.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Madu asli asal Amfoang, Madu kemasan, suspensi bakteri Staphylococcus

aureus, Plate count agar(PCA), Pepton dilution fluit(PDF), Brain heart

infusion agar(BHIB), Baird parker agar(BPA), cakram antibiotik Co-

Amoksiklav 30 µg, alkohol 70%, dan aquadest.

H. Prosedur Penelitian

1. Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini disterilkan

dengan menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 30 menit dan juga

Ruang Laboratorium diaseptiskan menggunakan larutan desinfektan wipol

untuk menghindari terjadi kontaminasi dari Mikroba.

Page 28: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

16

2. Pembuatan Kultur Bakteri

Bakteri Staphylococcus aureus yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari Laboratorium RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang.

Pembuatan kultur bakteri dilakukan dengan cara mengambil satu ose bakteri

dari biakan murni kemudian di inokulasi ke dalam 10 mL BHIB, kemudian

diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam, lalu diisolasikan biakan BHIB ke

media spesifik BPA dengan cara digores kemudian diinkubasi lagi pada suhu

37oC selama 24 jam. Lakukan pengamatan koloni yang tumbuh dengan ciri-

ciri koloni berwarna kuning mengkilap.

3. Pengenceran bakteri Staphylococcus aureus

Biakan dari BHIB yang telah diinkubasikan pada suhu 37oC selama

24 jam dipipet 1 mL kemudian diinokulasikan kedalam 9 mL PDF

(pengenceran 10-1

). Dari pengenceran 10-1

dipipet 1 mL kedalam 9 mL PDF

(pengenceran 10-2

) dan seterusnya hingga pengenceran 10-16

. Kemudian dari

masing-masing pengenceran dipipet 1 mL kedalm cawan petri dibuat duplo

(dua kali pengulangan). Tuangkan 10 mL PCA kedalam cawan petri yang

telah berisi suspensi bakteri Staphylococcus aureus, kemudian diinkubasikan

terbalik pada suhu 37oC selama 18-24 jam. Setelah 24 jam dipilih cawan pada

pengenceran yang menunjukan pertumbuhan bakteri dengan ± 1.000.000

koloni/mL. Setelah perhitungan koloni pada colony counter, maka

pengenceran suspensi bakteri Staphylococcus aureus, pada media PDF yang

diambil untuk uji aktivitas antibakteri adalah pengenceran bakteri

Page 29: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

17

Staphylococcus aureus yang menunjukan pertumbuhan ± 1.000.000

koloni/mL sebagai standar.

4. Pembuatan larutan Sampel madu alami asal Amfoang dan madu

kemasan dengan seri konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%

(Perhitungan terlampir).

Konsentrasi madu dibuat masing-masing untuk tiap pengenceran

yaitu 2,5 mL (25%) dilarutkan dalam 10 mL aquades, madu 5,0 mL (50%)

dilarutkan dalam 10 mL aquades, madu 7,5 mL (75%) dilarutkan dalam 10

mL aquades, sedangkan untuk madu konsentrasi 100% dipipet 10 mL dan

tidak perlu dilarutkan, setelah itu ditutup dengan alumunium foil.

5. Uji Efektivitas dan daya hambat.

Uji Efektivitas dan daya hambat menggunakan 2 sampel yaitu madu

alami asal Amfoang dan madu kemasan dengan prosesedur sebagai berikut :

1) Dibuat 40 mL media PCA sebagai base layer untuk 3 (triplo) cawan petri

masing-masing 10 mL, dibiarkan memadat. 3 cawan petri untuk

pengujian dan 1 cawan petri sebagai kontrol media.

2) Dibuat 80 mL media PCA sebagai seed layer untuk 4 cawan petri

masing-masing 20 mL. Tiga cawan petri untuk pengujian dan satu cawan

petri sebagai kontrol media, kemudian Media untuk pengujian dimasukan

dalam 3 tabung reaksi.

3) Kedalam 3 tabung reaksi dimasukan 1% inokulum dengan dengan jumlah

koloni ± 1.000.000 sel/mL dari hasil pengenceran dan di homogenkan.

4) Masukan kedalam cawan petri yang berisi base layer, biarkan membeku.

Page 30: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

18

5) Diletakan silinder di atas seed layer secara aseptis.

6) Dipipet 0,1 mL sampel (madu alami asal Amfoang) dari seri konsentrasi

terkecil sampai terbesar dan kontrol positif paper disk Co-Amoksiklav

kedalam silinder dan didiamkan selama 60 menit, lalu diinkubasi pada

suhu 37oC selama 24 jam.

7) Angkat silinder dan amati zona bening yang terbentuk dan di ukur

dengan penggaris atau jangka sorong.

I. Analisis Data

Data hasil penelitian yaitu luas diameter zona hambat dianalisis menggunakan

Statistical Product and Service Solution (SPSS) dengan metode Analisis of

Varians (ANOVA) untuk uji efektifitas dan Paired Sample T Test untuk

perbandingan.

Page 31: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui daya hambat Madu alami dan

Madu kemasan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian

dilakukan dilaboratorium Mikrobiologi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Kupang pada bulan Juli.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen percobaan lengkap dengan

menggunakan control positif paper disk Co-Amoksiklav 30 µg. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah madu alami asal amfoang dan madu kemasan.

Madu alami yang digunakan diambil dari Desa Leloboko, Kecamatan Amfoang

selatan, Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Sedangkan madu kemasan

diperoleh dari salah satu mini market di Kota Kupang. Sampel yang diperoleh

selanjutnya di buat larutan uji dengan seri konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan

100%.

Tahap penetapan bakteri Staphylococcus aureus standar dibuat dengan

pengenceran bertingkat yaitu pengenceran 10¯1 sampai 10

-16 dengan tujuan untuk

mengetahui pada pengenceran berapa yang menunjukan koloni ± 1.000.000

koloni/mL dan dari hasil tersebut digunakan sebagai standar uji daya hambat bakteri.

Pengenceran yang digunakan sebagai standar adalah pengenceran terbesar yaitu 10-

16. Berdasarkan hal tersebut, maka dari pengenceran 10

-16 kemudian dikonversikan

hingga mendapat pengenceran yang diduga memiliki jumlah koloni ± 1.000.000

koloni/mL.

Page 32: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

20

Tabel 1. Hasil perhitungan koloni bakteri pengenceran suspensi bakteri

Staphylococcus aureus.

Pengenceran Perlakuan Rata-rata

1 2

10-1

TT TT TT

10-2

TT TT TT

10-3

TT TT TT

10-4

TT TT TT

10-5

TT TT TT

10-6

TT TT TT

10-7

TT TT TT

10-8

TT TT TT

10-9

TT TT TT

10-10

TT TT TT

10-11

TT TT TT

10-12

TT TT TT

10-13

TT TT TT

10-14

TT TT TT

10-15

TT TT TT

10-16

TT TT TT

(Sumber : Data primer penelitian, 2017)

Keterangan : TT : Tidak Terbaca

Berdasarkan tabel hasil uji perhitungan koloni memperlihatkan bahwa

pengenceran 10-1

sampai 10-16

jumlah koloni bakteri yang tumbuh terlalu banyak

sehingga tidak bisa terhitung. Sehingga diperlukan proses pertambahan pengenceran

lagi hingga diperoleh jumlah koloni per cawan berkisar antara 30-300 koloni

sehingga dapat dihitung untuk mendapatkan jumlah sel 1.000.000 sel/mL. Namun

karena keterbatasan waktu penelitian sehingga peneliti tidak bisa melanjutkan proses

pengenceran sehingga peneliti menggunakan pengenceran terbesar yaitu 10-16

dengan

jumlah koloni yang diduga mendekati 1.000.000 koloni/mL.

Tahap uji perbandingan daya hambat madu alami asal amfoang dan madu

kemasan secara invitro terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Page 33: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

21

menggunakan metode difusi silinder dengan varian 4 konsentrasi yaitu 25 %, 50 %,

75%, dan 100%. Hasil uji daya hambat antibakteri dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 2. Hasil pengukuran diameter zona hambat madu alami terhadap bakteri

Staphylococcus aureus.

Perlakuan Replikasi Jumlah Rata-rata

I II III

Kontrol (+) 18,7 mm 18,65 mm 18,75 mm 56,1 mm 18,7 mm

25% 28,4 mm 30,3 mm 27,2 mm 85,9 mm 28,63 mm

50% 29,5 mm 31,5 mm 31,1 mm 92,1 mm 30,7 mm

75% 39,5 mm 33,1 mm 33,2 mm 105,8 mm 35,26 mm

100% 41,3 mm 41,40 mm 33,9 mm 116,6 mm 38,86 mm

(sumber : Data primer penelitian, 2018)

Tabel 3. Hasil pengukuran diameter zona hambat madu kemasan terhadap

bakteri Staphylococcus aureus.

Perlakuan Replikasi Jumlah Rata-rata

I II III

Kontrol (+) 17,55 mm 18,4 mm 18,55 mm 54,5 mm 18,16 mm

25% 26,95 mm 25,4 mm 28,3 mm 80,65 mm 26,88 mm

50% 27,45 mm 27,5 mm 28,5 mm 83,45 mm 27,81 mm

75% 27,50 mm 28,5 mm 28,95 mm 84,95 mm 28,31 mm

100% 30,50 mm 29,9 mm 31,45 mm 91,85 mm 30,61 mm

(sumber : Data primer penelitian, 2018)

Berdasarkan hasil uji pada tabel 1 dan 2 memperlihatkan bahwa pada

pengujian daya hambat antibakteri madu alami dan madu kemasan terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dengan varian 4 seri konsentrasi madu alami dan madu

kemasan yaitu konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% memperlihatkan adanya zona

hambatan terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada tabel 1 memperlihatkan

zona hambat terkecil dari madu alami terdapat pada konsentrasi 25% dengan rata-

rata 28,63 mm dan zona hambatan terbesar terdapat pada konsentrasi 100 % dengan

rata-rata 38,86 mm. Sedangkan pada tabel 2 memperlihatkan zona hambat terkecil

Page 34: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

22

dari madu kemasasan terdapat pada konsentrasi 25 % dengan rata-rata 26,88 mm dan

zona hambatan terbesar terdapat pada konsentrasi 100 % dengan rata-rata 30,61 mm.

Pada penelitian ini menggunakan kontrol positif yaitu cakram Co-Amoksiklav 30µg

yang juga menunjukan adanya zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus,

hal ini dibuktikan dengan adanya zona bening disekitar cakram dengan diameter rata-

rata pada madu alami sebesar 18,7 mm dan pada madu kemasan rata-rata 18,16 mm.

Berdasarkan data pada tabel 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi sampel maka semakin besar pula zona hambatan yang terbentuk. Untuk

memperjelas dapat dilihat pada grafik zona hambat bakteri staphylococcus aureus.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Control (+) Konsentrasi25%

Konsentrasi50%

Konsentrasi75%

Konsentrasi100%

Dia

met

er z

on

a h

am

bat

(mm

)

Sediaan Uji

Grafik zona hambat madu alami

Replikasi 1

Replikasi 2

Replikasi 3

Page 35: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

23

Data hasil pengukuran diameter zona hambat madu alami dan madu kemasan

kemudian di analisis menggunakan uji Analisis Of Varians untuk melihat efektifitas

dan uji Paired Sample T-Test untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan

dari madu alami dan madu kemasan. Syarat uji Anova adalah data yang digunakan

harus homogen dan berdistribusi normal (p > 0,05). Hasil analisa statistik yang

dilakukan data hasil penelitian tidak homogen dan tidak berdistribusi normal

sehingga data hasil penelitian di olah menggunakan statistik non parametrik Kruskal

wallis.

Hasil uji memperlihatkan bahwa nilai madu alami 0,023 (p < 0,05) dan nilai

madu kemasan 0,043 (p < 0,05). Hasil uji menunjukan bahwa madu alami asal

amfoang dan madu kemasan memiliki efektifitas yang baik dalam menghambat

pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus. Selanjutnya untuk melihat

perbandingan perkonsentrasi sampel madu alami dan madu kemasan dilakukan uji

0

5

10

15

20

25

30

35

Control (+) Konsentrasi25%

konsentrasi50%

Konsentrasi75%

Konsentrasi100%

Dia

mete

r z

on

a h

am

ba

t (m

m)

Sediaan Uji

Grafik zona hambat madu kemasan

Replikasi 1

Replikasi 2

Replikasi 3

Page 36: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

24

perbandingan masing-masing sampel perkonsentrasi menggunakan uji Kruskal

wallis. Data hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji Kruskal Wallis zona hambat madu alami dan madu kemasan

terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Konsentrasi (%) Nilai p ( p < 0,05 )

Madu alami 25% dan madu kemasan 25% (0,127 > 0,05)

Madu alami 50% dan madu kemasan 50% (0,050 < 0,05)

Madu alami 75% dan madu kemasan 75% (0,050 < 0,05)

Madu alami 100% dan madu kemasan 100% (0,050 < 0,05)

Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan bahwa pada konsentrasi 25% madu

alami dan madu kemasan tidak ada perbedaan yang signifikan karena nilai p yang

diperoleh > 0,05. Sedangkan pada konsentrasi 50%, 75%, dan 100% madu alami

dan madu kemasan menunjukan adanya perbedaan yang signifkan (p < 0,05).

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis maka dapat disimpulkan bahwa madu alami

asal amfoang dan madu kemasan mampu menghambat pertumbuhan bakteri

staphylococcus aureus.

Page 37: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Pada pengujian Perbandingan daya hambat madu alami asal amfoang dan

madu kemasan secara invitro terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus diperoleh madu alami asal amfoang dan madu kemasan memiliki

efektifitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.

Hasil uji beda masing-masing konsentrasi madu alami dan madu kemasan, pada

konsentrasi 25% madu alami dan madu kemasan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan sedangkan pada konsentrasi 50%, 75%, dan 100% terdapat perbedaan

yang signifikan antara madu alami asal amfoang dan madu kemaan dalam

menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

madu alami asal amfoang dan madu kemasan mampu menghambat pertumbuhan

bakteri staphylococcus aureus.

B. SARAN

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan bakteri

strain murni dangan menggunakan sampel yang sama.

Page 38: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

26

DAFTAR PUSTAKA

Baskara, Ali Widi.2008.Khasiat & keajaiban Madu untuk kesehatan dan kecantikan.

Yogyakarta : Smile Books; C. Frans. 2008. Sehat dengan Terapi Lebah (Apitherapy). Jakarta : Elex Media

Komputindo;

Fadhmi. Mudatsir. Syaukani, E. Perbandingan daya hambat madu seulawah dengan

madu trumon terhadap staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal Biotik,

ISSN: 2337-9812, Vol. 3, No. 1.2015;

Jawetz, Melnick, & Adelberg’s, 2007, Mikrobiologi Kedokteran Ed.23, EGC,

Jakarta. Kompas. Com., 2016, Madu Asal Timor ini Kualitasnya terbaik no. 3 di

Dunia/diakses pada 10 mei 2017.

Melnick, Jawetz dan Adelbereg. 2008. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta : ECG

Purbaya, J, Rio. 2007. Mengenal & Memanfaatkan khasiat Madu alami. Bandung:

Pionir Jaya

Suranto, Adji., 2007, Terapi Madu, Penebar Swadaya, Jakarta.

Tjay, T. H dan Kirana, R. 2002. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek

sampingnya. Edisi ke VI. Jakarta : Eleks Media Kompatindo

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Edisi Revisi. UMM Press. Malang

Wineri, Elsi. Rasyids, R.Alioes, Y. Perbandingan daya hambat madu alami dengan

madu kemasan secara in vitro terhadap Streptococcus aureua beta hemoliticus

group A sebagai penyebab faringitis.jurnal kesehatan Andalas. 2014;

WHO. 1999. Infections Diseases are The Biggest Killer of The Young.

http://www.who.int/infections-disease-report/index-rpt99.htm.

Page 39: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

27

Lampiran 1. Surat ijin penggunaan Laboratorium

Page 40: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

28

Lampiran 2. Skema Kerja Daya Hambat Madu Alami Asal Amfoang dan Madu

Kemasan

Staphylococcus aureus

Pembuatan kultur

bakteri

Pengenceran bakteri

Letakan silinder diatas base layer dan

masukan sampel madu 0,1 mL dari berbagai

seri konsentrasi terkecil sampai terbesar dan

kontrol positif

Pembuatan media PCA

sebagai seed layer dan

Masukan 1% inokulum

dari media pengencer

lalu dihomogenkan

Pembuatan PCA sebagai base

layer dan biarkan memadat

Masukan PCA sebagai seed layer

dan biarkan memadat

Inkubasi pada suhu 37oC

selama 24 jam lalu pengamatan

dan ukur zona hambat

Page 41: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

29

Lampiran 3. Pembuatan kultur bakteri

1 ose bakteri

1 ose bakteri

Bakteri murni

dari BPOM

10 mL media BHIB dan

diinkubasi pada suhu

37oC selama 24 jam

Bakteri di isolasi

ke media spesifik BPA

Inkubasi pada suhu

37oC selama 24 jam

Amati dibawah mikroskop

koloni berwarna kuning

mengkilap

Page 42: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

30

Lampiran 4. Pengenceran bakteri Staphylococcus aureus

Pipet 1 mL pipet 1 mL pipet 1 mL pipet 1 mL

Kultur bakteri

Staphylococcus

aureus

dari media

BHIB

9 mL

Media

PDF

10-1

9 mL media

PDF

10-2

9 mL ke media

PDF

10-3

dst sampai

10-10

dst

1 mL=10-1

1 mL=10-2

1 mL=10-3

1 mL=10-1

1 mL=10-2

1 mL=10-3

Tuangkan 10 mL PCA ke dalam cawan petri

diinkubasi terbalik pada suhu 37oC selama 48 jam

Hitung koloni yang tumbuh pada media dengan

menggunakan colony counter

Ambil suspensi yang menunjukan pertumbuhan

bakteri ± 1.000.000 koloni/mL sebagai standar

Page 43: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

31

Lampiran 5. Skema pembuatan konsentrasi larutan Madu alami asal amfoang

dan Madu kemasan.

Larutan

induk madu

Konsentrasi

25%

(Pipet 2,5 mL

dan larutkan

dalam 10 mL

aquades)

Konsentrasi

50%

(Pipet 5,0 mL

dan larutkan

dalam 10 mL

aquades)

Konsentrasi

75%

(Pipet 7,5 mL

dan larutkan

dalam 10 mL

aquades)

Konsentrasi

100%

(Pipet 10 mL

tanpa

ditambahkan

aquades)

Tutup tabung dengan aluminium foil dan

lanjutkan ke tahap uji daya hambat

Page 44: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

32

Lampiran 6. Uji daya hambat Madu alami asal amfoang dan madu kemasan

dengan metode Difusi Silinder

Buat 40 media PCA sebagai base layer untuk 3(triplo) cawan petri masing-masing

10 mL,dibiarkan memadat . 3 cawan petri untuk pengujian dan 1 cawan petri

sebagai kontrol media.

Base layer (10 mL PCA)

Pembuatan Media PCA 20 mL

Pembuatan Media PCA 20 mL

Pembuatan Media PCA 20 mL

Pipet 0,1 mL sampel dari seri konsentrasi terkecil sampai

terbesar dan control positif kedalam silinder dan diamkan 60

menit

Letakan silinder diatas seed layer secara aseptis

Masukan masing-masing media PCA sebagai seed layer

kedalam 3 cawan petri yang sudah berisi base layer dan

biarkan memadat.

Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam

Masukan 1% (0,1 mL) suspensi bakteri dari hasil

pengenceran dengan jumlah koloni ± 1.000.000 koloni/mL

dan dihomogenkan

Amati dan ukur diameter zona hambat

Page 45: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

33

Lampiran 7. Perhitungan pembuatan seri konsentrasi madu alami dan madu

kemasan.

1. Pembuatan larutan sampel 25%

Dibuat konsentrasi 25% dengan memipet 2,5 mL madu kemudian di masukan

dalam labu ukur 10 mL dan tambahkan aquades steril sampai tanda batas.

2. Pembuatan larutan sampel 50%

Dibuat konsentrasi 50% dengan memipet 5 mL madu kemudian di masukan

dalam labu ukur 10 mL dan tambahkan aquades steril sampai tanda batas.

3. Pembuatan larutan sampel 75%

Dibuat konsentrasi 75% dengan memipet 7,5 mL madu kemudian di masukan

dalam labu ukur 10 mL dan tambahkan aquades steril sampai tanda batas.

4. Pembuatan larutan sampel 100%

Dibuat konsentrasi 100% dengan memipet langsung ke dalam pecadang 0,1

mL tanpa diencerkan dengan aquades.

Page 46: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

34

Lampiran 8. Komposisi media

a. Media Brain Heart Infusion Agar (BHIB)

Calf brain infusion 7,7 g

Beef heart infusion 9,8 g

Protease pepton 10 g

Dextrose 2 g

Sodium chloride 5 g

Disodium phosphate 2,5 g

Larutkan 37 g media dalam 1 liter aquades. Panaskan perlahan, bila perlu

hingga benar-benar homogen. Simpan dan sterilkan dalam autoclave pada

suhu 121 oC selama 15 sampai 20 menit pH akhir 7,4 ± 0,2 pada suhu 25

oC.

b. Media Pepton Dilition Fluid (PDF)

Pepton 10 g

Sodium chloride 5 g

Phosphate buffer 10,5 g

Larutkan 25,5 g media dalam 1 liter aquadest dan panaskan. Simpan dan

sterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC selama 15 sampai 20 menit pH

akhir 7,4 ± 0,2 pada suhu 25oC

c. Media Plate Count Agar (PCA)

Triptone 5 g

Yeast extract 2,5 g

Dextrose 1 g

Agar 15 g

Page 47: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

35

Larutkan 22,5 g media dalam 1 liter aquadest dan panaskan. Simpan dan

sterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC selama 15 sampai 20 menit pH

akhir 7,4 ± 0,2 pada suhu 25oC

Page 48: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

36

Lampiran 9. Perhitungan pembuatan media

1. Pemakaian media BHIB

Dibutuhkan media BHIB sebanyak 10 mL, maka

Ditimbang 0,37 gram media BHIB dilarutkan dalam 10 mL aquadest dan

dipanaskan hingga homogen. Steril dengan autoclave selama 15 menit pada

suhu 121 oC .

2. Pemakaian media PDF

Dibutuhkan media PDF sebanyak 150 mL,maka

Ditimbang 3,75 gram media BHIB dilarutkan dalam 150 mL aquadest dan

dipanaskan hingga homogen. Steril dengan autoclave selama 15 menit pada

suhu 121 oC .

3. Pemakaian media PCA

Dibutuhkan media PCA sebanyak 600 mL, maka

Ditimbang 13,5 gram media BHIB dilarutkan dalam 600 mL aquadest dan

dipanaskan hingga homogen. Steril dengan autoclave selama 15 menit pada

suhu 121 oC .

Page 49: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

37

Lampiran 10. Hasil uji SPSS

A. Uji efektifitas Kruskal Wallis madu alami

B. Uji efektifitas Kruskal Wallis madu kemasan

Kelompo

k_5 N Mean Rank

Zona_hambat_madu_alami 25% 3 2.33

50% 3 4.67

75% 3 8.33

100% 3 10.67

Total 12

Zona_hambat_ma

du_alami

Chi-

Square 9.564

df 3

Asymp.

Sig. .023

Zona_hambat_mad

u_kemasan

Chi-

Square 8.134

df 3

Asymp.

Sig. .043

Kelomp

ok_6 N Mean Rank

Zona_hambat_madu_kemasan 25% 3 3.00

50% 3 5.00

75% 3 7.00

100% 3 11.00

Total 12

Page 50: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

38

C. Uji perbandingan perkonsentrasi madu alami dan madu kemasan

1. Konsentrasi 25% - 25%

2. Konsentrasi 50% - 50%

3. Konsentrasi 75% - 75%

4. Konsentrasi 100% - 100%

Kelompok_1 N Mean Rank

Zona_hambat_1 Madu alami 25% 3 4.67

Madu kemasan 25% 3 2.33

Total 6

Zona_hambat_1

Chi-Square 2.333

df 1

Asymp. Sig. .127

Kelompok_2 N Mean Rank

Zona_hambat_2 Madu alami 50% 3 5.00

Madu kemasan 50% 3 2.00

Total 6

Zona_hambat_2

Chi-Square 3.857

df 1

Asymp. Sig. .050

Kelompok_3 N Mean Rank

Zona_hambat_3 Madu alami 75% 3 5.00

Madu kemasan 75% 3 2.00

Total 6

Zona_hambat_3

Chi-Square 3.857

df 1

Asymp. Sig. .050

Kelompok_4 N Mean Rank

Zona_hambat_4 Madu akami 100% 3 5.00

Madu kemasan 100% 3 2.00

Total 6

Zona_hambat_4

Chi-Square 3.857

df 1

Asymp. Sig. .050

Page 51: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

39

Lampiran 11. Dokumentasi pengambilan sampel dan penelitian

Gambar 1. Sampel madu alami asal Amfoang

Gambar 2. Sampel madu kemasan

Gambar 3. Proses pemanas media agar Gambar 4. Penimbangan bahan

Page 52: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

40

Gambar 5. Sterilisasi alat dengan autoclave. Gambar 6. Biakan bakteri RSUD

Gambar 7. Hasil peremajaan Bakteri Gambar 8. Media Spesifik

Gambar 9. Proses Pengenceran bakteri

Page 53: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

41

Gambar 10. Hasil pengenceran yang tidak terbaca

Gambar 11. Sampel madu alami Gambar 12. Sampel madu kemasan

Gambar 13. Pengujian sampel

Page 54: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

42

Gambar 14. Pengamatan zona hambat

Gambar 15. Pengukuran zona hambat control positif

Page 55: PERBANDINGAN DAYA HAMBAT MADU ALAMI ASAL ...repository.poltekeskupang.ac.id/217/1/Didi Putra Manu...Berdasarkan cara pengolahan, madu terbagi atas madu alami dan madu kemasan. Secara

43

Lampiran 12. Surat selesai penelitian