Tika, puspa, nailin, dan ana

28
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

description

Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

Transcript of Tika, puspa, nailin, dan ana

Page 1: Tika, puspa, nailin, dan ana

ASSALAMUALAIKUM

WARAHMATULLAHI

WABARAKATUH

Page 2: Tika, puspa, nailin, dan ana

KELOMPOK 7 (Subagio

Sastrowardoyo):

1.Kartika Indah Wulandari2.Nailin Ni’mah3.Puspa Nidia

4.Yuliana Saputri

Page 3: Tika, puspa, nailin, dan ana

Beliau (lahir di Madiun, Jawa Timur, 1 Februari 1924 – meninggal di Jakarta, 18 Juli 1995 pada umur 71 tahun) beliau adalah seorang dosen, penyair, penulis cerita pendek dan esei, serta kritikus sastra asal Indonesia. Selama bertahun-tahun, ia adalah direktur perusahaan penerbitan Balai Pustaka.

Page 4: Tika, puspa, nailin, dan ana

Pendidikan dan karierSubagio berpendidikan HIS di Bandung dan Jakarta, HBS, SMP, dan SMA di Yogyakarta, Fakultas Sastra UGM selesai tahun 1958, Universitas Yale tahun 1961-1966. Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I di Yogyakarta pada tahun(1954-1958), dosen Kesustraan Indonesiadi Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM(1658-1961), dosen UNPAD, dosen SESKOAD keduanya di Bandung, dosen bahasa

Page 5: Tika, puspa, nailin, dan ana

dan Kesusastraan Indonesia di Universitas Flinders, Adelaide, dan terakhir bekerja di Penerbit Balai Pustaka. Pada musim panas 1984, ia juga pernah menjadi seorang instruktur tamu di Universitas Ohio, dan mengajarkan bahasa Indonesia.

KaryaSekitar tahun 1950-an, Subagio lebih menonjol sebagai pengarang cerpen daripada seorang penyair. Cerpennya yang berjudul Kejantanan di Sumbing pernah mendapatkan hadiah sebagai cerpen terbaik. Dalam cerpen dan sajak-sajaknya, banyak dilukiskan manusia yang gampang dirangsang oleh nafsunya. Manusia-manusia Subagio adalah manusia-manusia yang dalam mencoba mempertahankan kewajiban tergoda oleh sifat-sifat kedagingannya.

Page 6: Tika, puspa, nailin, dan ana

Standar Kopeten

si

MEMBACA

7. Memaham

i berba

gai hikay

at, novel Indonesia/novel terjemaha

n

Page 7: Tika, puspa, nailin, dan ana

Kompetensi Dasar

7.1 menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrin

sik hikaya

t

7.2 menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan

ekstrinsik

novel Indonesia atau terjema

han

Page 8: Tika, puspa, nailin, dan ana

321

Page 9: Tika, puspa, nailin, dan ana

A.Pengertian hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.

7.1 menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat

Page 10: Tika, puspa, nailin, dan ana

B. Ciri-ciri Hikayat :

1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah

Page 11: Tika, puspa, nailin, dan ana

C. Macam-macam unsur hikayat:

•Unsur intrinsik Hikayat:1. Tema: Pokok pikiran.2. Alur/plot: Rangkaian cerita yang

dijalin dengan seksama sehingga membentuk cerita yang menarik.

3. Penokohan: Watak para palaku cerita.4. Lattar/setting: Tempat, waktu dan

situasi terjadinya perisriwa dalam cerita.

5. Amanat: Pesan yang disampaikan penulis kepada pembacanya.

6. Sudut pandang: Posisi pengarang dalam cerita.

7. Alur: Maju, mundur, bolak balik.

Page 12: Tika, puspa, nailin, dan ana

•Unsur Ekstrinsk:1. Nilai Agama

Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.2. Nilai Moral

Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.3. Nilai Budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah. 4. Nilai Sosial

Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu

dalam masyarakat.

Page 13: Tika, puspa, nailin, dan ana

Contoh cerita hikayatPERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang sulit sebagai ternyata dari contoh yang di bawah ini: Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, "Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?“

Page 14: Tika, puspa, nailin, dan ana

Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!" 

Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini. Maka kata Bedawi itu, "Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam."

Page 15: Tika, puspa, nailin, dan ana

Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu. Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu."

Page 16: Tika, puspa, nailin, dan ana

Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu.

Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.“

Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu aimya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutnya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu.

Page 17: Tika, puspa, nailin, dan ana

Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Istri siapa perempuan ini?"Maka kata Bedawi itu, "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba."Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.“ Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?

Maka kata perempuan celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba."Maka pikirlah Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

Page 18: Tika, puspa, nailin, dan ana

Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba.“Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?“

Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkah perempuan itu istrimu?“

Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya."Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, “Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?"

Page 19: Tika, puspa, nailin, dan ana

Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya.

Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu.Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

Page 20: Tika, puspa, nailin, dan ana

1. Sebut dan jelaskan unsur intrinsik dalam cerita hikayat tersebut!

3. Sebut dan jelaskan unsur ekstrinsik dalam cerita hikayat tersebut!

2. Ceritakan kembali secara lisan dengan bahasa kalian sendiri hikayat tentang PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG!

4. Sebutkan minimal 3 contoh cerita hikayat selain yang sudah ditampilkan !

Page 21: Tika, puspa, nailin, dan ana

7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia atau terjemahan

A.Pengertian novel

Novel adalah sebuah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelakunya.

B. Ciri-ciri Novel:

•Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk menggambarkan suasana;•Bersifat realistis, artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya; •Bentuknya lebih panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata dan alur ceritanya cukup kompleks.

Page 22: Tika, puspa, nailin, dan ana

C. Macam-macam unsur novel:•Unsur intrinsik:

TemaSetting Sudut pandangAlur/plotPenokohanGaya bahasa

•Unsur ekstrinsik:1.   Nilai Agama

Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.

2. Nilai MoralNilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan

dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.

3.   Nilai BudayaNilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan

kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.

4. Nilai SosialNilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata

pergaulan antara individu dalam masyarakat.

Page 23: Tika, puspa, nailin, dan ana

Contoh novelHarry Potter and the Chamber of SecretsOleh : J.K RowlingPenerjemah : Listiana Srisanti

Harry Potter menghabiskan liburan tahun pertama sekolahnya bersama bibinya Petunia, paman Vernon, dan sepupunya Dudley Dursley. Ia membenci paman, bibi, dan sepupunya seperti mereka membenci Harry. Suatu hari, ia mendapat peringatan agar tidak kembali ke sekolah di tahun keduanya oleh peri rumah bernama Dobby. Harry tidak menghiraukan itu tetapi si peri melakukan segala cara agar Harry tidak pergi ke sekolah, bahkan saat Harry sudah kembali bersekolah. Alasannya jelas diketahui Harry setelah hal-hal aneh terjadi di Hogwarts. Ia sering mendengar seseorang berbicara ingin membunuh.

Page 24: Tika, puspa, nailin, dan ana

Kamar rahasia telah dibuka lagi. Menurut legenda, salah satu pendiri sekolah-Salazar Slytherin yang tidak sependapat dengan ketiga pendiri lainnya mengenai pelajar muggle (pelajar bukan keturunan penyihir) membuat sebuah kamar yang berisi sebuah monster untuk menghabisi para muggle di sekolah. Lima puluh tahun yang lalu kamar itu pernah terbuka dan seorang gadis meninggal. Sekarang, beberapa pelajar ditemukan dalam keadaan membatu. Seorang keturunan Slytherin menulis ancaman di depan kamar mandi perempuan yang rusak bertahun-tahun karena hantu Myrtle Merana. Harry dan teman- temannya mencurigai Draco Malfoy, seorang pelajar dari asrama Slytherin yang kelihatan sangat senang atas peristiwa ini.

Harry menemukan sebuah buku harian di kamar mandi Myrtle. Buku itu sangat misterius karena saat ditulisi oleh Harry, buku itu menjawabnya dengan tulisan si pemilik buku sebelumnya. Ternyata buku harian itu milik Tom Riddle, seorang pelajar lima puluh tahun yang lalu, ia membawa Harry ke masa lampau, waktu di mana kamar rahasia pernah terbuka. Ia melihat Hagrid dituduh sebagai penyebab kejadian itu dan dikeluarkan dari sekolah, tetapi ia tetap diijinkan Albus Dumbledore untuk tinggal di Hogwarts.

Page 25: Tika, puspa, nailin, dan ana

lalu Harry dan teman- teman mencoba mencari jawaban dari misteri ini. Hermione mencari segala petunjuk di perpustakaan. Tetapi ia ditemukan dalam keadaan membatu dengan sebuah kertas di genggaman tangannya yang berisi semua jawaban dari misteri ini.

Monster yang tinggal di dalam kamar rahasia adalah Basilisk, seekor ular raksasa yang paling beracun dan sorotan matanya dapat membunuh seseorang. Suara-suara misterius yang sering ia dengar akhir-akhir ini adalah suara Basilisk dan ia dapat mendengarnya, karena ternyata ia adalah seorang parselmouth, seseorang yang berbicara bahasa ular.

Harry dan Ron pergi ke kamar itu untuk menyelamatkan Ginny dan Harry menemukan Tom Riddle di sana. Ternyata ia adalah Lord Voldemort yang menggunakan Ginny untuk mengeluarkan Basilisk. Dengan pedang Griffindor yang dibawa oleh Fawkes, burung phoenix milik Dumbledore, Harry membunuh monster itu lalu ia menghancurkan buku harian Riddle dengan menancapkan taring Basilisk ke dalamnya. Ramuan untuk mereka yang membatu telah selesai dibuat oleh para guru Hogwarts dan mereka kembali normal. Semua masalah diselesaikan oleh Harry Potter dan semua senang karena ujian ditunda sebagai hadiah dari sekolah.

Page 26: Tika, puspa, nailin, dan ana

Latihan soal

1. Berikan contoh cerpen selain cerpen yang sudah ditayangkan!

2. Berikan alasan, mengapa dalam cerita diatas alurnya campuran?

3. Apa amanat yang dapat kita ambil dalam cerita diatas?

4. Tentukan Suasana apa yang ada pada cerita harry potter?

5. Sebut dan jelaskan unsur ekstrinsik pada cerita diatas?

6. Sebutkan minimal 3 gaya bahasa yang ada dicerita harry potter!

Page 27: Tika, puspa, nailin, dan ana

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabardi. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.Alwi, Hasan (ed). 1998. Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aminuddin.1997. Penghantar Apresiasi Karya

Sastra. Bandung: Sinar Baru. BSNP(Badan Standar Nasional Pendidikan).

2006. Standar kopetensi Bahasa Indonesia untuk

SMA/MA. Jakarta

Page 28: Tika, puspa, nailin, dan ana

SM

A N

EG

RI

1 W

AY

JEPA

RA

Click icon to add picture

Wassalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh