PENAWARAN DAN PERMINTAAN SDA - esl.fem.ipb.ac.id
Transcript of PENAWARAN DAN PERMINTAAN SDA - esl.fem.ipb.ac.id
PENAWARAN
DAN
PERMINTAAN SDA
OLEH
AHYAR ISMAIL
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Thn 1955 program sumberdaya
air dirancang oleh Universitas
Harvard dikenal dengan
Program Air Harvard (Harvard
Water Program) yang bertujuan
mengembangkan metodologi
perencanaan dan perancangan
jaringan SDA yang modern dan
kompleks.
Metodologi yg dikembangkan
diarahkan pada dua sasaran :
1. Pemilihan secara dini berbagai
alternatif pembangunan sistem
sumberdaya air yang
diusulkan;
2. Menganalisis sistem diatas utk
mendapatkan rancangan yang
optimal.
1 Desember 1957 didirikan Pusat Sumberdaya Air Universitas California (University of California Water Resource Center). Produk pertamanya penerapan metode programasi dinamis (sequential multistage dicision process through dynamic programming).
Thn 1960an beberapa konferensi
dilaksanakan dan kajiannya
difokuskan pada penaksiran
proyeksi kebutuhan air serta cara-
cara memenuhi permintaan akan
air di masa mendatang. Selanjutnya
konferensi diarahkan pada
pengembangan, pemanfaatan dan
konservasi sumberdaya air.
Thn 1965 konferensi membahas
masalah-masalah khusus dalam
penelitian sumberdaya air yakni :
analisis ekonomi, manajemen air,
masalah penilaian, realokasi air,
masalah-masalah administratif dan
politis, hidrologi dan enginering,
serta program-program dan
kebutuhan-kebutuhan penelitian.
Meluasnya aktivitas pendidikan
dan penelitian di USA mendorong
terbentuknya Dewan Universitas
tentang Hidrologi (Universities
Council on Hydrology, UCOH) dan
kemudian berubah menjadi
(Universities Council on Water
Resource, UCOWR)
Pada thn yang hampir bersamaan
Kongres Amerika Serikat
mengesahkan Undang-Undang
tentang Penelitian Sumberdaya Air
(Water Resource Research Act)
Penelitian SDA ini juga dilakukan di
banyak negara di dunia dengan
membentuk pusat-pusat penelitian.
Diantaranya yang cukup terkenal :
1. The Water Research Association (WRA)
yang aktif menangani masalah
engineering dan manajemen SDA di
Inggris. Sasaran aktivitasnya diarahkan
pd analisis masalah penyimpanan air dan
penetapan aturan pengoperasian
reservoir
2.Centre de Recherches et d’Essais de Chatou d’Electricite de France (CRECEF) yang kegiatan penelitiannya diarahkan pada masalah penyimpanan air di Perancis 3.The Technion-Israel Institute of Technology di Israel menangani berbagai aspek dalam SDA secara bergantian. Tahap awal pada permintaan air msh rendah masalah yg ditangani adalah pengendalian kelebihan air, kemudian saat irigasi berkembang aspek ekonomi
dlm sistem pengadaan air menjadi fokus.
Di Indonesia penanganan urusan keairan tidak bertumpu pada satu lembaga :
Departemen PU cq. Ditjen Air menangani irigasi dan drainase di pemukiman
Dept. Pertambangan dan Energi dalam
kaitannya utk keperluan PLTA & PLTU
Deptan dan KLH dalam hal perlindungan dan penyelamatan SDA
Pengelolaan SDA tdk dpt ditinjau secara parsial melainkan harus mencakup segala aspek pendekatan antar disiplin
Hidronomika adalah suatu ilmu pengetahuan antardisiplin tentang pengelolaan SDA. Bidang telaahnya meliputi analisis dan pemecahan secara optimal masalah pemanfaatan, pengembangan, pengendalian, pemeliharaan, konservasi, alokasi/distribusi, pemurnian dan penggunaan ulang SDA berkenaan dengan kendala-kendala yg dihadapi
Berbagai ilmu pengetahuan yg erat terpadu dalam hidronomika :
Hidronomika merupakan perpaduan sejumlah ilmu pengetahuan murni dan ilmu-ilmu terapan. Disisi lain merupakan perpaduan ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial
1. Hidrologi 2. Teknika 3. Ekonomika 4. Teknologi Pertanian 5. Ekologi 6. Meteorologi 7. Sosiologi
Pokok permasalahan dalam hidronomi adalah Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran yang dapat bersifat kuantitatif, kualitatif atau keduanya.
Bagaimana penanganan terhadap SDA jika Penawaran melebihi Permintaan dan jika terjadi yang sebaliknya?
Tindakan kongkrit yang bagaimana untuk memenuhi kebutuhan air di masa mendatang ?
POKOK PERMASALAHAN HIDRONOMI
PENAWARAN DAN PERMINTAAN SDA
Tiga pertanyaan besar dalam pengelolaan SDA
1. Upaya apa yg harus dilakukan guna mengatasi kesenjangan antara ketersediaan air alami dan permintaan terhadapnya?
2. Seberapa besar jaringan SDA hrs dibangun dan seberapa luas wilayah yg hrs dilayani
3. Bagaimana pengelolaan jaringan tadi agar mencapai sasaran yg diinginkan secara optimal
Permintaan air dikota besar belum dapat terpenuhi akibat laju urbanisasi dan aktivitas ekonomi yang meningkat
Permasalahan : 1.Bagaimana manajemen SDA harus
dioptimalkan dengan terbatasnya segala sumberdaya yg ada
2.Distribusi kuantitas dan kualitas 3.Modus penggunaan yg sangat
bervariasi antar lokasi
UU No.7 thn 2004 → New Paradigm
Public goods (tradisional-konvensional)
→ Economic goods
Pandangan tradisional-konvensional
melihat air sebagai barang publik yang
tidak dimiliki oleh siapapun, melainkan
dalam kepemilikan bersama,
sumberdaya alam yang dikelola secara
kolektif, bukan untuk dijual atau
diperdagangkan guna keuntungan
tertentu
Paradigma tradisional-konvensional
ini bertentangan dengan paradigma
pengelolaan air modern yang
berdasarkan pada nilai ekonomi
intrinsik dari air, yang dilandasi pada
asumsi adanya keterbatasan dan
kelangkaan air, serta dibutuhkannya
investasi atau biaya untuk
manajemen penyediaan air bersih
Air sebagai sumberdaya alam dapat berupa
persediaan (stock) dan sekaligus sebagai
aliran (flow)
Permasalahan besar yang dihadapi dalam
penawaran air adalah terjadinya pencemaran
akibat aktivitas ekonomi RT, industri ataupun
pertanian
Secara teoritis Polluter Pays Principles
merupakan solusi yang tepat untuk
mengatasi pencemaran
Permintaan air untuk kebutuhan
domestik di Indonesia berdasarkan
analisis water demand-supply 2020
oleh International Water Management
Institut (IWMI) (juta m3)
-- tahun 2010 8596,4
-- tahun 2015 11660
-- tahun 2020 20028
Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi sama. Jd dalam proses produksi dan jg konsumsi pasti diikuti limbah tertentu.
Hukum kekekalan energi menjelaskan tdk ada sistem yang efisien, sehingga selain terjadi energi yg terpakai juga terdapat energi yg terbuang atau limbah
MODEL EKONOMI NEO-KLASIK VS EKOLOGIS
Dalam Ekonomi Neo-klasik diasumsikan
sumberdaya alam dianggap = FP lainnya,
shg dlm proses maksimalisasi, eksternalitas
dianggap sama dengan nol.
Mengacu hukum kekekalan massa dan
Termodinamika II (kekekalan energi) : maka
selain terjadi penggunaan yg dikehendaki, jg
terjadi sisaan atau yg tdk dikehendaki
Dalam ekonomi neo klasik pengaruh
limbah atau sisaan dianggap sama
dengan nol (Tietenberg, 1998)
Ekonomi Ekologis : mensintesakan
ilmu ekonomi neo-Malthusian, neo
Klasik dan neo Marxist menganggap
perlu peninjauan kembali asumsi
lingkungan sebagai FP yg dicerminkan
dengan biaya ekstraksi atau sama
dengan FP lainnya (Prugh, 1995)
Perbedaan pola pandang mengenai
sumberdaya lingkungan menyebabkan
paradigma berfikir jg berbeda.
Pemikiran ekonomi neo klasik yg
mengabaikan pengaruh eksternalitas
cenderung menghasilkan perilaku
industriawan bersifat social trap yg
meniadakan eksternalitas yg tdk
menguntungkan dan hanya bersedia
mengeluarkan biaya produksi langsung
saja.
Dlm model ekonomi neo-klasik ini
diabaikan mengenai kemajuan
teknologi yg dianggap sebagai salah
satu komponen utama utk
menjelaskan dampak aktivitas
ekonomi thd sumberdaya lingkungan.
Dampak = ∑ Pddk x Kekayaan x
Teknologi
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Neo-Klasik)
Dengan menganggap bahwa sumberdaya air sama dengan FP lain, maka keseimbangan Produsen dpt dijelaskan dgn gambar
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Neo-Klasik) Dengan asumsi produsen bekerja pada
pasar persaingan dan berorientasi
memaksimalkan keuntungan, maka
keseimbangan produsen tercapai pada
saat P = MR + MC
Keseimbangan pasar tercapai pada harga
dan jumlah keseimbangan masing-masing
sebesar P* dan Q*
Perusahaan secara individu tdk
mampu mengubah harga yang
berlaku di pasar dan penerimaan
marjinal (MR) sama dengan
harga (P) yang berlaku di pasar.
Pada gambar diatas
keseimbangan produsen terjadi di
titik E yaitu dengan memproduksi
output sebanyak Q* unit
Biaya utk mempertahankan dan
memperbaiki kualitas lingkungan
dianggap sebagai biaya eksternal
dibebankan kepada masyarakat.
Kelangkaan sumberdaya dicerminkan
dengan scarcity rent
Sebaliknya ekonomi ekologis
menganggap bahwa aliran sumberdaya
bersifat dinamis dan terjadi proses
transformasi sumberdaya
SDA dianggap sbg kumpulan
segala sesuatu yang dpt
menghasilkan aliran barang2 dan
jasa2 yang berguna.
Sumberdaya alam mempunyai
fungsi regulasi, fungsi ruang dan
media tumbuh, fungsi produksi
dan fungsi informasi
Sumberdaya ini bervariasi ada yang
dapat diperbaharui, tdk dpt
diperbaharui dan kombinasi diantara
keduanya
Sumberdaya yg tdk dpt diperbaharui
umumnya langsung dpt dipakai dan
utk itu memerlukan proses daur
ulang. Tingkat eksploitasi secara
langsung akan mempengaruhi jumlah
sumberdaya yg dpt dieksploitasi.
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Ekologis)
Ekonomi ekologis memandang proses produksi
yang dilakukan suatu perusahaan
membebankan biaya eksternal kepada
masyarakat.
Perusahaan terjerat dlm social trap yg hanya
bersedia membayar sebesar biaya finansialnya,
sedangkan biaya perbaikan kualitas lingkungan
dibebankan pada masyarakat
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Ekologis) Dengan demikian biaya sosial marjinal
(MSC) merupakan penjumlahan biaya
marjinal dan biaya kerusakan lingkungan
yang diakibatkan proses produksi.
Keseimbangan produsen menurut
ekonomi-ekologis dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Ekologis) Dengan asumsi produsen bekerja pada
pasar persaingan dan berorientasi
memaksimalkan keuntungan serta
mengabaikan kerusakan lingkungan
akibat proses produksi yg dilakukan, maka
keseimbangan produsen tercapai pada
saat
P = MR + MC
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Ekologis)
Keseimbangan pasar (market
clearing) tercapai pada harga dan
jumlah keseimbangan masing-
masing sebesar P* dan Q*
Jika perusahaan hanya bersedia
membayar biaya aktual saja, maka
akan berproduksi sebesar q* unit
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Ekologis)
Dengan produksi sejumlah q* unit
ini sebenarnya terdapat beban
biaya yang harus ditanggung
masyarakat
Dengan kata lain biaya eksternal
merupakan selisih antara MSC
dan MC.
Keseimbangan Produsen (Ekonomi Ekologis)
Jadi jumlah output keseimbangan
dengan mempertimbangkan
biaya perbaikan lingkungan ini
akan lebih kecil dari q* unit