Spesifikasi Teknis Sda

69
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS I. Jenis Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi: mendatangkan, mengolah, mengangkut semua bahan, mengerahkan tenaga kerja, mengadakan alat-alat bantu dan sebagainya. Tujuan umumnya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha menyelesaian pekerjaan dengan baik, dan sempurna hingga saat serah terima pekerjaan. II. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pada bagian ini ditujukan untuk pekerjaan yang tercantum maupun yang tidak tercantum di dalam daftar kuantitas dan harga serta gambar bestek tetapi masih berada pada sub bagian pekerjaan yang lain dalam satu kegiatan walaupun harus tetap dilaksanakan sesuai petunjuk direksi lapangan. III. Penutup Spesifikasi teknis pekerjaan yang belum tercantum dalam bagian ini maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini serta tidak ada dalam RAB, RKS dan Gambar Kerja akan dijelaskan oleh Direksi Lapangan. Cilacap, Maret 2015 Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Sumber Daya Air ttd SAEFUL HIDAYAT,S.IP.,ST.,MM. NIP. 19630412 199803 1 005

description

spek sda

Transcript of Spesifikasi Teknis Sda

Page 1: Spesifikasi Teknis Sda

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

I. Jenis Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi: mendatangkan, mengolah, mengangkut semua bahan, mengerahkan tenaga kerja, mengadakan alat-alat bantu dan sebagainya. Tujuan umumnya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha menyelesaian pekerjaan dengan baik, dan sempurna hingga saat serah terima pekerjaan.

II. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pada bagian ini ditujukan untuk pekerjaan yang tercantum maupun yang tidak tercantum di dalam daftar kuantitas dan harga serta gambar bestek tetapi masih berada pada sub bagian pekerjaan yang lain dalam satu kegiatan walaupun harus tetap dilaksanakan sesuai petunjuk direksi lapangan.

III. Penutup

Spesifikasi teknis pekerjaan yang belum tercantum dalam bagian ini maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini serta tidak ada dalam RAB, RKS dan Gambar Kerja akan dijelaskan oleh Direksi Lapangan.

Cilacap, Maret 2015 Pejabat Pembuat Komitmen

Bidang Sumber Daya Air

ttd

SAEFUL HIDAYAT,S.IP.,ST.,MM.

NIP. 19630412 199803 1 005

Page 2: Spesifikasi Teknis Sda

1 | B a g i a n - 1

BAGIAN – 1

PEKERJAAN TANAH

1. RUANG LINGKUPPedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatantanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunankembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untukmembentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampangmelintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrakini untuk pekerjaan timbunan.

2. ACUAN NORMATIFStandar Nasional Indonesia (SNI) :- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang

mengandung Butir Kasar.- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk

Bangunan Sederhana.- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah

Maksimum- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat

Hidrometer.- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan

Benda Uji.- SNI 13-6425-2000 : Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.- SNI 2835-2008 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk

Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan

3. ISTILAH DAN DEFINISI3.1. Galian biasa adalah mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu,

galian bangunan, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal, dan masih dapat dilakukan dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda).

3.2. Galian biasa sebagai bahan buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan atau material galian dianggap tidak diperlukan dalam konstruksi

3.3. Galian bangunan adalah galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk bangunan.

3.4. Galian tanah berbatu adalah galian tanah pada lapisan tanah yang mengandung batu3.5. Galian tanah biasa adalah galian tanah pada lapisan tanah yang dapat digali dengan

cangkul.3.6. Galian tanah cadas adalah galian tanah pada lapisan tanah keras yang dapat digali dengan

bantuan alat pemecah.3.7. Galian tanah keras adalah galian tanah pada lapisan tanah padat tidak mudah pecah yang

dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah.3.8. Galian tanah lumpur adalah galian tanah pada lapisan tanah lunak dan berair.3.9. Kupasan (striping) adalah pengupasan lapisan tanah bagian atas.

Page 3: Spesifikasi Teknis Sda

2 | B a g i a n - 1

3.10.Lump Sum (LS) adalah biaya yang dibayarkan langsung tanpa membutuhkan rincianberbagai jenis pekerjaan atau komponennya.

3.11. Tebas tebang adalah memotong dan membersihkan segala macam tumbuh-tumbuhanbesar dan kecil.

3.12. Nilai aktif adalah perbandingan antara indexs plastisitas dengan prosentase kadarlempung3.13. Timbunan tanah adalah proses penimbunan tanah baik secara manual atau secaramekanis3.14. Timbunan biasa adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau bahan galian batuyang

disetujui oleh Direksi Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan sebagai bahan yangmemenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen

3.15. Timbunan pilihan adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau tanah berbatuyang memenuhi semua ketentuan timbunan biasa dan sebagai tambahan harusmemiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN4.1. Umum

Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan sebagaiberikut:• Pembersihan• Galian termasuk pembentukan dan saluran• Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan• Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian• Penimbunan• Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh DireksiMetode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.

4.2. Ketelitian dalam pekerjaan tanahKetelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.• Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal• Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertikal• Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal• Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontalGaris sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

4.3. Pekerjaan GalianSemua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai. Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian. Pekerjaan galian dibedakan atas 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai berikut :4.3.1 Galian tanah biasa.

Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.

Page 4: Spesifikasi Teknis Sda

3 | B a g i a n - 1

Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meterkubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BoQ. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan. Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun. Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh ± 1 km.Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerahpersawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif lain berupa galian secara manual.

4.3.2 Galian Deposit SungaiGalian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan material berupa deposit sungai yang terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan dengan excavator tetapi dengan tingkat produktifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa, karena kondisi lapisan endapan relatif lebih padat. Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah suatu kegiatan penggalian pada badan sungai atau daerah tertentu yang material galiannya merupakan endapan sungai yang terdiri tanah berbatu kerikil dan kerakal yang padat, sehingga alat excavator tidak dapat bekerja secara maksimal. Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator, sedangkan untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan ke lokasi diluar daerah kerja yang disetujui oleh direksi sejauh ± 1 km. Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

4.3.3 Galian Batu LapukGalian batu lapuk adalah pekerjaan galian dengan material galian berupa batu yang sudah lapuk. Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan kombinasi alat excavator danpick hammer.

4.3.4 Galian Batu.Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras di tempat yang tidak dapat disingkirkan dengan mudah baik dengan mempergunakan pacul, excavator biasa maupun Pick Hammer, kecuali dengan Excavator yang diperlengkapi dengan Breaker atau dengan Peledakan. Apabila menggunakan peledakan, maka Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan segala peralatan dan material yang diperlukan berikut perizinan dan penanganan peledakannya.

4.3.5 Galian untuk pekerjaan pasangan beton.Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana beton akan ditempatkan akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Tidak ada material akan diijinkan untuk ditambahkan dalam garis baku dari struktur beton.Jika di beberapa titik dalam galian, material galian berdasarkan permintaan tertulis dari Direksi diantara batas yang diperlukan untuk menerima struktur penambahan

Page 5: Spesifikasi Teknis Sda

4 | B a g i a n - 1

galian akan segera diisi penuh dengan beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan atas biaya Penyedia Jasa.

4.4. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun KembaliSemua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan dilaksanakan sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari perubahanperubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang adadibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yangdisebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk hancurnyamaterial dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian Penyedia Jasa tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi kembali dengan material yang sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.

4.5. Luasnya PenggalianLuasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi. Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaikioleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan.Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun. Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam kondisi kering (dimana dalam kondisi kering akan dibangun seperti dalam Sub-bag 1.6.1 Pekerjaan Pengeringan). Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender dalam BoQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah. Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar dalam garis yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter dimana permukaan tidak dilindungi dengan beton.Jika permukaan dilindu ngi dengan beton secara umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi. Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya yang diarahkan oleh Direksi, keperluan pengukuran untuk pembayaran galian terbuka terhadap kemiringan seperti disebutkan dibawah ini:

MATERIAL KEMIRINGAN (V : H) DISKRIPSIBatuBatu LapukTanahGalian Deposit Sungai

1 : 0.51 : 0.81 : 1.01 : 1.0

Untuk kemiringan permanenUntuk kemiringan permanenUntuk kemiringan permanenUntuk kemiringan permanen

Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan menggali saluran terbuka / parit untuk mengalihkan air mengalir keluar dari galian terbuka. Biaya keseluruhan dari pekerjaan ini akan ditanggung oleh Penyedia Jasa kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan bagian dari pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk galian akan dihitung dari harga satuan tender dalam BoQ. Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah, kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau

Page 6: Spesifikasi Teknis Sda

5 | B a g i a n - 1

telah ditetapkan oleh Direksi. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan yang sesuai atau beton K100 atas biaya Penyedia Jasa. Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan syaratsyaratyang ditentukan.

4.6. Pekerjaan TimbunanPenyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupankembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagaibahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat. Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik. Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam kontrakApabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tanggul pada bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan Direksi, maka Penyedia Jasa harus membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas percobaan tanah yang dilaksanakan ditempat lain. Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh) hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment).Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut :• Kepadatan Lapangan (field density)• Permeability lapangan (field permeability)• Berat Jenis (specific gravity)• Kadar Air (water content)• Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium• Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trialembankment). Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk ujipemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material serta berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam BoQ.

4.7. Jenis Pekerjaan TimbunanSesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah yang akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :• Timbunan tanah kembali dari galian• Timbunan tanah dengan material dari borrow area• Timbunan lolos air.1) Timbunan tanah kembali dari hasil galian.

Page 7: Spesifikasi Teknis Sda

6 | B a g i a n - 1

Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangung jawabkan. Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hamper sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka Kotraktor dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar (borrow area) atas ijin Direksi.

2) Timbunan tanah dengan material dari borrow areaYang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut. Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan borrow area yang telah disetujui oleh Direksi. Semua bagian dari timbunan akan dihitung dan dibayar terhadap material terpasang dalam lokasi timbunan dengan dasar setelah pekerjaan pemadatan.

3) Timbunan Lolos AirTimbunan kembali lolos air harus ditempatkan berdasarkan garis, ketinggian danukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi. Material harus ditangani dan diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari segregasi. Metode dari pelaksanaan timbunan kembali lolos air harus diusulkan dan mendapat persetujuan dari Direksi. Timbunan kembali lolos air harus ditimbun secara lapis horisontal denganketebalan tidak lebih dari 50 (lima puluh) cm sentimeter sebelum dipadatkan dandipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat kapasitas 10 ton (vibratoryroller) atau berdasarkan kepadatan dari uji timbunan yang telah mendapatkanpersetujuan dari Direksi. Material filter dapat diperoleh dari sungai setempat, galian pondasi bendung/bangunan air atau lokasi yang telah disetujui Direksi. Material filter harus terdiri dari material yang layak, awet, pasir dan kerikil bergradasi baik denganukuran partikel kurang dari 8 (delapan) sentimeter. Juga material tidak bolehmengandung fraksi lolos saringan no.4 dalam jumlah lebih dari 50% (limapuluhpersen) begitu juga lolos saringan no. 200 tidak lebih atau kurang dari 10 % (sepuluh persen).

5. PELAKSANAAN PEKERJAANPelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasiteknis pekerjaan tanah harus memuat :

5.1. Pekerjaaan PersiapanDari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui volume dan lokasigalian, serta volume dan lokasi timbunan.a. Penetapan Disposal area :

a) Dilakukan survey awal untuk mencari daerah-daerah tempat pembuangan hasilgalian yang tidak dapat dipakai sebagai material timbunan

b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah-daerahpembuangan yang menguntungkan ditinjau dari segi biaya dan waktu. Dalambanyak hal daerah yang terdekat biasanya menjadi pilihan yang baik. c) Ukur jarak tempat pembuangan (Disposal Area) dari tempat galian. Untuk dapatmenghitung jumlah dump truck yang diperlukan (ingat cara menghitungkebutuhan Dump Truck didasarkan atas volume lepas) dan menghitung biayaangkutan.

b. Penetapan Quarry Tanah Timbunana) Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awal untuk mencari

daerahdaerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat untuk material timbunan.

b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah yangmenguntungkan dengan pertimbangan biaya, waktu dan mutu tanahnya.

Page 8: Spesifikasi Teknis Sda

7 | B a g i a n - 1

Usahakan letaknya searah dengan disposal area (atau sebaliknya) sehinggadump truck yang balik dalam keadaan kosong dapat dimanfaatkan

c) Ambil sampel tanahnya, untuk dapat dihitung berat volume keringmaksimumnya di laboratorium, untuk dipergunakan sebagai standarpengukuran kepadatan dalam pelaksanaan. Karena standar hanya berlaku untuk jenis tanah yang sama, maka harus diberi tanda supaya tidak tertukar dengan yang lain.

d) Agar pengambilan tanah dapat berjalan secara efektif, maka jalan kerja jalankerja menuju quarry dan disposal area, perlu dapat perhatian yang serius sertadilengkapi dengan drainase lingkungan.

c. Penetapan Base CampTetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Hendaknyadiperhatikan juga lingkungan sosial yang ada.

d. DokumentasiPerlu dibuat dokumentasi untuk daerah quarry, disposal area, jalan kerja dan kondisi sepanjang saluran

5.2. Pembersihan MedanSebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya. Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi. Kemudian Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan. Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman. Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalanmasuk, tanggul-tanggul dan saluran-saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah dihitung berdasarkan luasan seperti dalam tabel berikut :

No Diameter Batang(cm)

Luas Area (konversi)m2

1.2.3.4.

10 – 1515 – 2020 – 25> 25

491625

5.3. Kupasan / Stripping1) Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan

dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui, semua lokasi yang tercantum pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

2) Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan organik seperti rumput, tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.

Page 9: Spesifikasi Teknis Sda

8 | B a g i a n - 1

3) Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasilkupasan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

5.4. Penggalian Pada BangunanPenggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan dengan baik, dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup ruangan untuk pembuatan acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan timbunan, termasuk pemadatan dan kegiatan pekerjaan lainnya.5.4.1 Pekerjaan Pengeringan

Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan(dewatering) dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

5.4.2 Cara PenggalianPenyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

5.4.3 Kelebihan PenggalianPenggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidakdiperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu tambahan pekerjaan.

5.4.4 Perapihan Permukaan GalianSetiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas biaya Penyedia Jasa. Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.

5.5. Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat5.5.1 Di Lokasi Saluran

a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patokpembantu dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.

b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakandengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkankapasitas alat dan waktu yang tersedia .

c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan(jumlah kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.

d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galianfinishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patokbantuan yang selalu terjaga.

e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnyadengan kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yangmahir, dapat langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.

f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di bawah,sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat berfungsisebagai saluran drainase.

Page 10: Spesifikasi Teknis Sda

9 | B a g i a n - 1

5.5.2 Di Lokasi Quarrya. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas dan di stock

dengan Bulldozer .b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan

dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik .c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel

Loader untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunand. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan loader

dan Excavator5.6. Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai

Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatutempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yangditunjukan dalam gambar atau Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengaturketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m. Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan material tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang kesuatu tempat diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah. Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan akan diangkut untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang disetujui oleh Direksi. Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi syarat yang akan dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi permanen seperti ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal rincian rencana kerja dari pekerjaan tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan penggunaan material galian untuk pekerjaan timbunan.Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di ratakan, untukmenghindari dari erosi akibat hujan. Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan dari Penyedia Jasa sendiri adalah merupakan tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia Jasa serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak tiga puluh (30) hari untuk mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pembuangan material di tempat lain selain dari lokasi yang telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi.Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan untukperawatan dari lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah terangkum dalam harga satuan per meter kubik untuk pekerjaan galian.

5.7. Longsoran di TaludPenyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.

5.8. Gebalan RumputDimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan salurangendong harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan harus diratakan dan digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan gebalan rumput harus rata dengan permukaan lereng saluran. Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram dengan air secukupnya sampai gebalan itu tumbuh dengan baik, sedang gebalan rumput yang tidak tumbuh harus dibuang dan diganti.Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :• Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.• Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.20 m dibawah muka air rencana

untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.• Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.Persyaratan gebalan rumput.• Rumput gebalan tebal 4 cm dan bersama akar-akarnya

Page 11: Spesifikasi Teknis Sda

10 | B a g i a n - 1

• Bukan berasal dari tanah yang susut besar• Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm• Cerucuk untuk GebalanCerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran dari cerucuk tadi paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan dipasang 2 buah cerucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.

5.9. Pelaksanaan PenimbunanPermukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dandikupasatau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar. Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter. Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot. Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan. Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan. Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk. Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi material yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk mencapai tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material akan ditempatkan. Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garisrencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan. Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak boleh ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh /Direksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikunya tanpa ada biaya penggantian. Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan, kepadatan kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari kepadatan kering maksimum laboratorium. Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama denganlebar kepadatan yang dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment. Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes kepadatan dilakukan per 50 meter panjang saluran per lapis timbunan. Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi. Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian dan penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi dari permukaan timbunan dan setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti oleh biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan / berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa. Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton,

Page 12: Spesifikasi Teknis Sda

11 | B a g i a n - 1

penempatannya harus ditunda atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti arahan Direksi. Material akan ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telahdipertimbangkan dalam perencanaan.5.9.1 Kontrol Pengendalian Pengujian untuk Pekerjaan Timbunan

Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu dari pekerjaan timbunan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa seperti yang ditetapkan sesudah ini atau seperti arahan Direksi. Penyedia Jasa akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian mutu dari pekerjaan yang dilaksanakan. Direksi akan melakukan pemeriksaan danmeneliti semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam rangka bahwa Penyedia Jasa dapat memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan melaksanakan tes dan pengambilan contoh uji (sample) agar dapat memenuhi spesifikasi teknik. Direksi akan dan berhak untuk menolak semua atau sebagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa jika pekerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik. Dalam kasus demikian Penyedia Jasa akan membongkar dan mengerjakan ulang dari pekerjaan yang tidak memenuhi dengan biaya sendiri.Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan dan perlengkapan uji dan menyediakan semua tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan semua uji yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban menurut spesifikasi dibawah pengawasan dari Direksi.Tidak ada pembayaran terpisah untuk pengujian pengendalian mutu. Semua biaya untuk pelaksanaan uji pengendalian mutu termasuk semua tenaga, material, peralatan konstruksi dan peralatan, pengambilan contoh dan pengujiannya harus sudah termasuk dalam harga satuan dalam BoQ.

5.9.2 Operasi dari Borrow areaPenyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh terhadap operasi di borrow areadibawah pengawasan dan instruksi Direksi. Apabila secara teknis, bahan timbunan dari hasil galian setempat tidak memungkinkan untuk dipakai, maka harus diambil dari tanah luar (Borrow area) sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau atas perintah Direksi. Penyedia Jasa harus membayar ganti rugi kepada pemilik daerah tersebut dalam memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang ditunjukan oleh Direksi. Biayaganti rugi tanah timbunan, biaya pengupasan dan penggalian tanah telah termasuk dalam harga satuan penawaran. Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga sebelum digali dari lokasi borrow-area, dengan cara memberi atau menambah air dengan mengalirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali saluran atau parit pembuang untuk mengurangi kelebihan air. Material akan di dapatkan dari kebutuhan galian dan borrow area seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan dari kebutuhan dengan galian, jika demikian mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Garis batas dari borrow area seperti ditunjukkan dalam gambar kerja hanya kira-kira dan mungkin akan meluas jika diperlukan dengan persetujuan dari Direksi. Pada saat perluasan Penyedia Jasa tidak akan mengajukan tambahanbiaya terhadap harga satuan untuk material tersebut dalam BoQ. Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian di lokasi tersebut Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan mengenai kelengkapan dari usulan metode pengoperasian di borrow area, termasuk urutan pengoperasian, kedalaman pengambilan material dan uraian dari rencana borrow area yang diusulkan. Apabila terdapat perbedaan tinggi dalam pengoperasian di borrow area horisontal berm akan dibentuk dan borrow area akan ditinggalkan dalam keadaan rapi dan dalam kondisi aman untuk kepuasan Direksi. Dengandemikian Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk memulai melaksanakan pekerjaan tersebut sebelum mendapat persetujuan Direksi. Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dan bebas dari kotoran dan sisa-sisa akar pohon, dan secara seksama dikupas dan dihilangkan bahan-bahan organiknya seperti rumput, lapisan tanah permukaan dan akar pohon, dengan demikian tanah timbunan tidak mengandung tunggul, semak belukar, akar, rumput, humus, gumpalangumpalantanah dan unsur lain yang mudah membusuk. Borrow area harus dioperasikan sehingga tidak merusak kegunaan dari segala bagian dari pekerjaan. Apabila terdapat material yang mempunyai ukuran lebih dari tiga puluh (30 cm) sentimeter di lokasi borrow area maka material tersebut harus di pisahkan atau dibuang oleh Penyedia Jasa atau pada saat material sebelum dipadatkan.

Page 13: Spesifikasi Teknis Sda

12 | B a g i a n - 1

Setelah penggalian selesai di borrow area, material kupasan (stripped) (termasuk material humus dan material tidak dipergunakan yang mungkin akan ditimbunkan kembali) harus dikembalikan ke borrow area di mana pada saatnya akan ditutup seperti arahan Direksi untuk memelihara kesuburan lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang. Jika dilokasi manapun di borrow area (sebelum atau selama operasi penggalian) terdapat daerah yang terlalu basah, akan diambil langkah yang memungkinkan untuk mengurangi kandungan air dengan jalan pemilihan daerah galian untuk menjamin material dalam kondisi tidak jenuh air atau dengan cara di jemur atau material di tempatkan dilokasi stock yang telah di setujui oleh Direksi dan apabila ditemukan kelebihan kandungan air diijinkan untuk dikeringkan atau dengan menggunakan alat lain yang telah disetujui. Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan tanggul, Penyedia Jasa harus mengatur dalam borrow area tersebut dengan suatu cara sedemikian rupa agar elevasi permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah borrow area sama tinggi, sehingga air hujan tidak tergenang di lokasi tersebut kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Untuk menghindari terbentuknya kolam air di borrow area, parit saluran dari borrow area ke pengeluaran terdekat harus di buat oleh Penyedia Jasa dimana jika parit saluran tersebut diperlukan. Penyedia Jasa tidak diijinkan memindahkan atau membawa material dari borrow area untuk keperluan Penyedia Jasa dan atas kemauan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi. Kecuali ditentukan lain, tidak ada pembayaran langsung untuk biaya persiapan, operasi dan pemeliharaan borrow area termasuk pembersihan, pengupasan, penggalian dan pekerjaan-pekerjaan lain yang diperlukan hingga syarat-syarat timbunan tersebut sesuai untuk digunakan dalam pekerjaan pembuatan tanggul. Akan tetapi biaya tersebut akan diperhitungkan dalam harga satuan pada sub pasal yang ada sangkut pautnya untuk pekerjaan pembuatan tanggul, dimana tanah timbunan diambil dari Borrow area. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989 tentang Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu tanggul sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah energi pemadatan yang sama.

5.10. Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat beratDi dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada saat pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk pedoman kasar, adalah sebagai berikut :a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya terlalu tinggi.Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;b. Berat dan energi alat pemadat;c. Banyaknya lintasan pemadatan;d. Kadar air.Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :a) Percobaan Pemadatan

• Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan yangtelah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik ditetapkan tidakboleh lebih dari 30 cm)

• Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih kurang(tetapi lebih baik agak kurang daripada kelebihan)

• Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot Rollerdan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dandiukur kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata masih kurangpadat, maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan.Bila tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai pedoman selanjutnya.

b) Pemadatan Timbunan• Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai persyaratannya.

Page 14: Spesifikasi Teknis Sda

13 | B a g i a n - 1

• Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa denganDump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan.Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan 30 cm seluruh permukaan dapat tertimbun.

• Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atauGrader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikankadar airnya secara visual .

• Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dandilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harusdihentikan.

• Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsungdipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasansebanyak percobaan pemadatan yang telah dilakukan .

• Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruhpermukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan, diambil sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksakepadatannya .

• Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya barudiperbolehkan untuk dihampar .

• Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil yang ada(daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan dapat dipakaisebagai pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikutilapisan-lapisan yang telah selesai .

• Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk menjaminmutu timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan diteruskan sampaiseparuh kedalaman saluran (untuk saluran yang tidak lebar)

• Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil saluran, danjuga dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses pembentukan tanggul harusdipedomani lagi dengan profil saluran.

• Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain),penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping.

• Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis dari bawahdan dengan sambungan bertangga

6. PENGENDALIAN MUTUPengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknispekerjaan tanah harus memuat :

6.1. Pekerjaan Galiana) Penerimaan bahan

1) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yangberbeda.

2) Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu,galian bangunan

b) Pemeriksaan mutu bahan1) Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser

dalam, φ dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air danketinggian muka air tanah.

2) Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan(slake durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.

3) Galian bangunan.(a) Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan

pemikul beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah,tingkat kepadatan (konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah.

(b) Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisabutir tanah.

(c) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukanpemeriksaan berkaitan dengan kemungkinan bahaya piping, terutama untuk data ketinggian muka air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butir.

Page 15: Spesifikasi Teknis Sda

14 | B a g i a n - 1

(d) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikanmengenai pengendalian mutu timbunan.

(e) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan , pemeriksaandilakukan pada lokasi tempat pembuangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”, parameter longsoran dan parameter daya dukung tanah setempat.

6.2. Pekerjaan Timbunana) Penerimaan bahan

1) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dalam dengan palingsedikit tiga contoh yang mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yangdipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumberbahan.

2) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Direksi Pekerjaandapat memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati.

b) Pengujian mutu bahanSuatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untukmengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian untuk menentukan ekspansif tidaknya bahan timbunan, yang ditentukan oleh nilai aktif.

c) Percobaan Pemadatan di lapanganPenyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti :Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatanpemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia Jasa untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARANPengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunanspesifikasi teknis pekerjaan tanah harus memuat :7.1. Pengukuran7.1.1 Pekerjaan Pembersihan

Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan permeter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar.Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menebang, membabat dan menebar disekitar lokasi.

7.1.2 Pekerjaan Kupasan/strippingVolume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga satuan permeter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggali, dan mengangkutnya disekitar lokasi.

7.1.3 Pekerjaan GalianHarga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak diperhitungkan Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan. Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di tempat/local atau dental, perawatan pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja. Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah

Page 16: Spesifikasi Teknis Sda

15 | B a g i a n - 1

dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian berikut ini :(1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan penyusutan

(shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994, tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.

(2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktorpengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000 tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.

Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelumdigali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.(a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran menurut

Bagian ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya jika bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Bagian lain dari Spesifikasi ini.

(b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.

(c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :(1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui

titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya

(2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.(3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.(4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan

di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahangalian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.

(d) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunansebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi 300 meter harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.

(e) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan volumegalian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh > 1 km. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

7.1.4 Pekerjaan TimbunanUntuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang

dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m.

2) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalianbertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat daripenurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untukpembayaran kecuali bila :

3) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal jika Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab.

4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untukmengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

Page 17: Spesifikasi Teknis Sda

16 | B a g i a n - 1

7.2. Dasar Pembayaran7.2.1 Pekerjaan Galian

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuanpengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untukmasing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga danmpembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galiansebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.

7.2.2 Pekerjaan TimbunanKuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkutberapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masingmasing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk MataPembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakankompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan,penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biayauntuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

No Uraian Satuan Pengukuran1.2.

Pekerjaan GalianPekerjaan Timbunan

Meter KubikMeter Kubik

Page 18: Spesifikasi Teknis Sda

1 | B a g i a n - 4

BAGIAN – 4

PEKERJAAN BETON DAN BEKISTING

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan beton.Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang, betontanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop.Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaanpenutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

2. ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indonesia (SNI) :- SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan

Kasar.- SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar- SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton- SNI 03-1973-1990 : Metoda Pengujian Berat Isi Beton- SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.- SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.- SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk

Campuran Beton- SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur- SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton- SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti- SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di

Laboratorium.- SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton- SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland- SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland- SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk Campuran

Mortar dan Beton- SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gelagar

Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di Tengah- SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal- SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton- SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air- SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat- SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural- SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap

Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.- SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar- SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium- SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi Ringan di Lapangan- SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan dengan

Agregat Ringan- SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton- SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah

Pecah Dalam Agregat.- SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos

No.200 (0,075 mm).- SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji Sederhana

Yang dibebani Terpusat Langsung

Page 19: Spesifikasi Teknis Sda

2 | B a g i a n - 4

- SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji PatahanBalok Bekas Uji Lentur

- SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar- SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio Poison

Beton dengan Kompresor Ekstensometer- SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton Dengan

Alat Palu Beton Tipe n dan nr- SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua Titik

Pembebanan- SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai- SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton Keras

Yang Memakai Semen Hidrolik- SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Segar

dengan Titrasi Volumetri- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar Semen

Portland- SNI 03-4808-1998 : Metode Pengujian Kadar Air dalam Beton Segar Dengan Cara

Volumetri- SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai Beton

Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Tulangan- SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan- SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang Tertekan- SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara Langsung- SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk Perawatan Beton- SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan Perubahan

Panjang, Pasta, Mortar Dan Beton Semen Yang Sudah Mengeras- SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji Silinder Beton- SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan Cetakan

Silinder Di Dalam Tempat Cetakan- SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding- SNI 06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan

Agregat Praletak di Laboratorium- SNI 03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk Beton

dengan Agregat Praletak di Laboratorium- SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik- SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat- SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton pada

Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur Berikutnya- SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural- SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air pada

Campuran Graut untuk Beton Agregat Praletak di Laboratorium- SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat

Praletak (Metode Pengujian Corong Alir)- SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode Maturity- SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan

Anorganik dalam Air Untuk Campuran Beton- SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot- SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk Tulangan

Beton- SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan

Beton- SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton- SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton- SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton- SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat- SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat- SNI 7394-2008 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk

Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan

Page 20: Spesifikasi Teknis Sda

3 | B a g i a n - 4

3. ISTILAH DAN DEFINISI3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4

mm.3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5

mm.3.3. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran beton pada

bangunan yang sudah dilaksanakan.3.4. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang lain, agregat

halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk masa padat

3.5. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m33.6. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat

karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).3.7. Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc’=15 Mpa dengan batu-

batu pecah ukuran maksimum 25 cm.3.8. Construction joint adalah sambungan konstruksi beton3.9. Fly ash adalah residu halus yang dihasilkan dari sisa proses pembakaran batu bara.3.10.Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap

mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan.

3.11. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.3.12. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji

beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan.3.13. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang bereaksi

secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious.

3.14. Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.3.15. Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica amorf yang

dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.3.16. Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif daro beton segar3.17. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan cukup

banyak dan sangat berbeda

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN4.1. Persyaratan Bahan

1) Bangunan Betona) Semen

(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portlandyang memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang bolehdigunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satuproyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harusmengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merksemen yang digunakan.

b) AirAir yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harusbersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhiketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapatdigunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian airseperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandinganpengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yangdiusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakanjika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hariminimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatanyang sama.

Page 21: Spesifikasi Teknis Sda

4 | B a g i a n - 4

c) Agregat(1) Ketentuan Agradasi Agregat

- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yangdiberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregatterbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.

(2) Sifat-sifat Agregat- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh

dari pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.

- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

d) Batu untuk Beton SiklopBatu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga dan tidakrusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran,minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton.Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 25cm.

e) Bahan TambahBahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerjabeton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk halussebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.(1) Bahan Kimia

Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuranbeton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama prosespengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalampengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai denganstandar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991.

(2) MineralBahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash,Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahantambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yangditentukan dalam SNI 03-2460-1991.

2) Pekerjaan Waterstopa) Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida dalam

bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada gambar ataupetunjuk Direksi Pekerjaan.

b) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu campuranplastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100% didapat, homogendan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.

4.2. Persyaratan Kerja1) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akandigunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifatbahan sesuai dengan Pasal ini.

b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masingmutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran betondimulai.

c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujianpengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.

Page 22: Spesifikasi Teknis Sda

5 | B a g i a n - 4

d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7 hari,14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran

e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci untukseluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenairencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untukmendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggalpelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan metode pengecoran,kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil jadwalpelaksanaannya

2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahana) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang

terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu denganketinggian tidak kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup denganlembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Sementidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah atas.

b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempatpenyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinarmatahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.

c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregatatau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

3) Kondisi Tempat KerjaSetiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secaralangsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoranjika:- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

4) Pencampuran dan Penakarana) Rancangan Campuran

Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 03-2834-2000.

b) Campuran PercobaanPenyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan denganrancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-2834-2000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenisinstalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan.

5) Permukaan Tampaka) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan tidak

keropos.b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton

yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan digantiatau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atasbiaya Penyedia Jasa.

6) Blockouta) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian bangunan dari

pekerjaan besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akan dibuat,dikasarkan, dibersihkan, dan dijaga agar tetap lembab untuk paling sedikit 4jam. Sesudah permukaan demikian disetujui Direksi Pekerjaan, maka pekerjaanlogam dan lainnya seperti tersebut diatas, dapat dilaksanakan. Penyedia Jasadapat memasang tulangan (jika diperlukan) dan adukan beton dengan 500 kgsemen atau lebih per meter kubik, atau beton dari tipe yang sama.

b) Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhati–hati, harusbersatu dengan beton lama, mempunyai ikatan yang baik dengan beton lamadan semua pekerjaan besinya.

Page 23: Spesifikasi Teknis Sda

6 | B a g i a n - 4

7) Waterstopa) Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat, sebelum pengecoran

beton berakhir bagian split flange harus disambungkan dengan cara yangdisetujui.

b) Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop kearahmemanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan ujung–ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk sambungan yangdiinginkan.

c) Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.

5. PELAKSANAAN PEKERJAANPelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanbeton, bekisting dan waterstop harus memuat :

5.1. Pekerjaan Beton1) Pembetonan

a) Penyiapan tempat kerja(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti

dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapatmemungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkarantersebut harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam dariSpesifikasi ini.

(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atauformasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.

(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harusdijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yangberlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan peralatan khusus untukmenutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam dan ataspersetujuan Direksi Pekerjaan.

(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saatpengecoran.

(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan lantaikerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dariSpesifikasi ini.

(6) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untukpondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan ataupengecoran beton. Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakanpengujian penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan ataupenyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.

(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resikoterkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi Pekerjaanberhak menunda pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar.

Page 24: Spesifikasi Teknis Sda

7 | B a g i a n - 4

Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resikoterkena air pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.

b) Cetakan Betoni. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus

dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.

ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentukbeton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi ataubahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada didalam gambar.

iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiriadukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekananlainnya dengan tidak berubah bentuk.

iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakansesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan DireksiPekerjaan, sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahantersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangitanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.

v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebasdari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisicelah–celah sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakansedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah pengaruhkelembaban beton tanpa menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah–celah harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen.Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.

vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.

vii. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang padaposisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.

viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkandilakukan pada dinding beton yang akan tampak.

ix. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakandibongkar.

x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya tidakboleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semuapermukaan cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi denganoli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.

xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang danharus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besitulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–celah cetakanyang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bilacetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan mengecor bila cetakan belumdisetujui Direksi Pekerjaan.

xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan sekurang–kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untukdiperiksa.

c) Pencampuran Beton(1) Perbandingan Campuran

i. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air danbahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dandigunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.

ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :

Page 25: Spesifikasi Teknis Sda

8 | B a g i a n - 4

Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan

Tipe Campuran Beton

Kuattekan

umur 7hari

(kg/cm2)

Kuattekan

umur 28hari

(kg/cm2)

Ukuranagregat

maksimum( mm )

Nilai faktor

air semenmaksimum

(%)

Perkiraankebutuhan

semen(kg/m3)

AR fc’ = 25 MPa (K-300)A fc’ = 22,5 MPa (K-225)B fc’ = 15 MPa (K-175)C fc’ = 10 MPa (K-125)D fc’ = 10 MPa (K-100 )

1951471148265

300225175125100

2040 (20)

404040

5050505760

400330 (350)

310250200

Tabel 2 Klasifikasi Jenis BetonTipe UraianAR

ABCD

Beton bertulang untuk melapis permukaan lantaibendung, mercu dan tembok bendungBeton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan sebagainyaBeton bertulang untuk bangunan lainnya dan lining betonBeton tumbukBeton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi

iii. Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton diatas akandiberikan oleh Direksi, berdasarkan hasil–hasil test percobaancampuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.

iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untukmendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang sekecil mungkin dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan biaya atas perubahan tersebut.

v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batasyang ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada betondengan kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum ditempatkan.Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu.Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di bawah ini,setelah beton diendapkan.

Tabel 3 Nilai Slump BetonTipe Campuran Tipe Konstruksi Besaran Nilai Slump

ARA

BCD

Mercu lantai dan tembok bendungUnit beton pra cetak Plat dan balok jembatan Klas I dan Klas II Plat, dinding, balok dari tembok dan dermagaTalud pada transisi Konstruksi massalTrotoar, gorong – gorongPondasi

7,5 – 2,512,5 – 5,015,0 – 7,512,5 – 5,05,0 – 2,57,5 – 2,57,5 – 5,09,0 – 2,5

(2) Penakarani. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi

Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatanseperti yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan–pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan kadar

Page 26: Spesifikasi Teknis Sda

9 | B a g i a n - 4

air dari agregat, serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.

iii. Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap – tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan– pekerjaan adukan.

(3) Mesin Pengaduk Betoni. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar

dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.

ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktupencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.

iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihikapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yangdianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus dan disetujui Direksi Pekerjaan.

iv. Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelummelakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang adadalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.

(4) Truk Pencampuri. Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–

drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik.

ii. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelahbahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.

iii. Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepatmengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

(5) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusiai. Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali

jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur setelah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

ii. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak ada kehilangan air dari adukan.

iii. Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan keringsekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsurangsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran.

2) Pengecorana) Pelaksanaan Pengecoran

i. Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulispaling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting). Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi

Page 27: Spesifikasi Teknis Sda

10 | B a g i a n - 4

pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

ii. Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan,pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan atauwakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran danpengecoran secara keseluruhan.

iii. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi denganair atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.

iv. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan danpenanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.

v. Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutanmulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisandibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alatpenggetar (vibrator).

vi. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangandan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksadan disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis.

vii. Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadipemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukuprapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, denganspesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh beton diatasnya.

viii. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yangditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semuapengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesinpengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.

ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan ataudisetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harussegera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicorselama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yangakan ditentukan kemudian.

x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harusditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal,dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekandan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya, seperti yangdiinginkan oleh Direksi Pekerjaan .

xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar ataudisambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetaplembab dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2setebal 1 cm.

xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian – bagian yang tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.

xiii. Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

xiv. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.

xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.

Page 28: Spesifikasi Teknis Sda

11 | B a g i a n - 4

b) Pemadatani. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari

luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh DireksiPekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual denganalat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan.

ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semuasudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpamenggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.

iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasilpemadatan yang diperlukan.

iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkansekurangkurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.

v. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton sudah mengkilap.

vi. Jumlah minimum alat penggetar mekanisvii. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat

penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.viii. Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi

waktu ikat awal (initial setting).3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)

a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenisbangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti yangditunjukkan pada Gambar Rencana untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Sambungan pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemenelemen bangunan kecuali ditentukan demikian.

b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewatisambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.

d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke dalamanpaling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar pondasi dan dinding.Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas permukaan dengancara manual, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-pelat mempunyai luas maksimum 40 m2.

e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang diperlukanuntuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan jika pekerjaanterpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokanbeton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.

f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat digunakan untukpelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidakdiperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm diatas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

4) Beton Siklopa) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari

tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.

Page 29: Spesifikasi Teknis Sda

12 | B a g i a n - 4

b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volumetotal batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaanbeton siklop.

c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap batuharus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu pecahmaksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm. Permukaanbagian atas dilindungi dengan beton penutup (caping).

5) Lining Betona) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada Gambar

atau ditentukan lain oleh Direksi.b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai dengan

ketentuan.c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul selesai

dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi, dilaksanakan

sesuai dengan gambar–gambar detail yang ada terutama yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

6) Pekerjaan Pondasi Betona) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus membersihkan

semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan.

b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor bersih dari genangan air.

c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi Pekerjaanmemeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan pondasi tersebut.

d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya disetujuioleh Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuaidengan gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukanpengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen setelahbersih.

f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan dibuatbergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen ditempatkandiatasnya.

g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–pasir yang sama dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk beton.

h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atauproteksi pondasi dibuat dengan cara lain.

7) Pengerjaan Akhira) Pembongkaran Cetakan

- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.

- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untukpekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet),dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.

b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera

setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk memegang acuan, dan acuan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di

Page 30: Spesifikasi Teknis Sda

13 | B a g i a n - 4

bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.

- Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelahpembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.

- Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentukpermukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harusdibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air, tanpa pasir) harusdioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya lubang harus diisi denganadukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).

c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :- Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana

yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau dengan cara lain yang sesuai sebelum beton mulai mengeras.

- Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.

- Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

d) Perawatan Beton(1) Perawatan dengan Pembasahan

i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringandini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Betonharus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.

ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulaimengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau lembaran bahan penyerap air harus menempel pada permukaan yang dirawat.

iii. Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harusdipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untukmencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton.

iv. Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harusdirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi

Page 31: Spesifikasi Teknis Sda

14 | B a g i a n - 4

retak susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.

v. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi, harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.

(2) Perawatan dengan Uapi. Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan kekuatan awal

yang tinggi, tidak diperkenankan menggunakan bahan tambahan kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.

ii. Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:- Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak

boleh melebihi tekanan luar.- Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak

boleh melebihi 380C selama 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 650C dengan kenaikan temperatur maksimum 140C / jam secara bertahap.

- Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam ruangan uap tidak boleh melebihi 5,50C.

- Penurunan temperatur selama pendinginan dilaksanakan secara bertahap dan tidak boleh lebih dari 110C per jam.

- Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari ruangpenguapan tidak boleh lebih dari 110C dibanding udara luar.

- Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu jenuh dengan uap air.

- Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.

iii. Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca luar.

iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harusdilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.

(3) Perawatan dengan Cara Laini. Membran cair

Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton segera sesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan. Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat pelindung sebelum lapisan membran cukup kering, atau seandainya lapisan membran rusak maka harus dilakukan pelapisan ulang lagi.

ii. Selimut kedap airMetode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus basah pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan apabila adakerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode perawatan berlangsung.

iii. Form-In-PlacePerawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakansebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yangdiperlukan beton dalam masa perawatan.

Page 32: Spesifikasi Teknis Sda

15 | B a g i a n - 4

5.2. Pekerjaan Waterstop1) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang waterstop dari bahan

polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikanpada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk penempatan yang tepat,waterstop tipe split flange, sebelum pengecoran beton berakhir bagian split flangeharus disambungkan dengan cara yang disetujui sehingga tidak ada beton atau mortel dapat masuk kedalam celah–celah diantara dua bagian split dari flangenya tersebut.

2) Penyedia Jasa harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga listrik yang diperlukan untuk menyambung dan memasang waterstop tersebut. Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan ujung–ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk sambungan yang diinginkan. Pemanasan ujung material tersebut dikerjakan dengan menggunakan mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.

3) Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar, Penyedia Jasa harus memasangnya dengan hati-hati dan tepat berikut menyambungnya.

4) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100% didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.

5) Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi kelayakan fisik sebagai berikut :Berat jenis : 1,33 ± 0,03 pada suhu 230 cTegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada suhu 230 cKekenyalan : 360 % sampai 400 % pada suhu 230 cBatas kerapuhan : - 480 cDurometer : 65 - 75

6. PENGENDALIAN MUTUPengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanbeton, bekisting dan waterstop harus memuat :

6.1. Penerimaan bahanBahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.

6.2. PengawasanDireksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja.

6.3. Perencanaan Campuran1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran

a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnyadinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh digunakanpada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa halmenyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekanyang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilancontoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.

c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawahkekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian

Page 33: Spesifikasi Teknis Sda

16 | B a g i a n - 4

benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.

d) Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkanPenyedia Jasa untuk mengambil tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutucampuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari. Dalamkeadaan demikian, Penyedia Jasa harus segera menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.

e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapatmencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan tersebuttidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan sepakat dengan perbaikan tersebut.

2) Penyesuaian Campurana) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)

Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulitdiperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidakberubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penyesuaian KekuatanJika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan BaruPerubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpapemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak bolehdigunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuranpercobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.

d) Bahan Tambahan (admixture)Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag), yang umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton, maka penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar (fresh concrete). Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air;- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi

kelecakan;- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;

Page 34: Spesifikasi Teknis Sda

17 | B a g i a n - 4

- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volumebeton (ekspansi);

- Mengurangi terjadinya bleeding;- Mengurangi terjadinya segregasi.Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahancampuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:- Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung)- Meningkatkan kekuatan pada beton muda- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan

beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi.- Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukanWalaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan secarahati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai manual penggunaannya, sertadengan proses pengadukan yang baik, agar pengaruh penambahannya padakinerja beton bisa dicapai secara merata pada semua bagian beton. Dalam halini perlu dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat mengakibatkanmenurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang lebih parah, dapatmenimbulkan kerusakan pada beton.

3) Pelaksanaan Pencampurana) Penakaran Agregat

i. Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk mutubeton fc’ < 20 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976- 1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

ii. Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering permukaan(SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut tidak dilakukan makaharus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan kondisi agregat dilapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh keringpermukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregatdengan air secara berkala paling sedikit 12 jam sebelum penakaran untukmenjamin kondisi jenuh kering permukaan.

iii. Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masihberlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat pada perangkat ready mix.

b) Pencampurani. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari

jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yangmerata dari seluruh bahan.

ii. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.

iii. Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertamamasukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapaikondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen yangsudah ditakar hingga tercampur dengan agregat secara merata. Terakhirmasukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran.

iv. Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran tercapai. Waktupencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang harus sekira 1,5

Page 35: Spesifikasi Teknis Sda

18 | B a g i a n - 4

menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

v. Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi Pekerjaandapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual dan harusdilakukan sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaanpencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi hanya pada betonnon-bangunanal.

4) Pengujian Campurana) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)

Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh DireksiPekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan .

b) Pengujian Kuat Tekani. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji

per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.

ii. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harusmenyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.

iii. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.

iv. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuransecara manual, setiap 10 meter kubik beton harus dibuat 1 set benda ujidan untuk setiap komponen bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.

v. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.

vi. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan betonumur 28 hari.

vii. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang berdekatan nilainya.

viii. Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik dihitung dengan rumus sebagai berikut :

fc’= fcm ± k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari hasil ujitekan, dan k adalah konstanta yang tergantung pada jumlah hasil kuat tekandari benda uji (k=1,64 untuk jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besaratau sama dengan dari 30)

S = √∑ ( )

dimana,fc’ = Kuat tekan beton karakteristikfci = Kuat tekan beton yang diujifcm = Kuat tekan beton rata-rataix. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85

fc’.x. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka

harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat

Page 36: Spesifikasi Teknis Sda

19 | B a g i a n - 4

tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.

xi. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwakapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan di atas.

xii. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggapsecara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.

c) Pengujian TambahanPenyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untukmenentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahantersebut meliputi :i. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,

Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasilpengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);

ii. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yangdipertanyakan;

iii. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;iv. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuani. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang

disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhiketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan,harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan antara lain

ii. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belumdikerjakan;

iii. Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;iv. Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh pada

bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.v. Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau adanya

keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat memintaPenyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.

vi. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai denganketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail rencanaperbaikan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulaipekerjaan.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARANPengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknispekerjaan beton harus memuat :7.1. Pengukuran

1) Pekerjaan Betona) Cara Pengukuran

i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan

Page 37: Spesifikasi Teknis Sda

20 | B a g i a n - 4

untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.

iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.

iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa (K-250) atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K-125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankanuntuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaikii. Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk

pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaansemula telah memenuhi ketentuan.

ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

2) Pekerjaan WaterstopPengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan meter panjang terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada gambar.

7.2. Dasar PembayaranKuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yangdisyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran danmenggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam DaftarKuantitas. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruhpenyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam MataPembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untukpencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semuabiaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimanamestinya, yang diuraikan dalam Bagian ini.

No Uraian Satuan Pengukuran1.2.3.4.5.6.7.

Beton mutu sedang dengan fc’=30 MPa (K-350) Beton mutu sedang dengan fc’= 25 MPa (K-300) Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250) Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175) Beton Siklop fc’=15 MPa (K-175) Beton mutu rendah dengan fc’= 10 MPa (K-125)Waterstop

Meter KubikMeter KubikMeter KubikMeter KubikMeter KubikMeter Kubik

Meter Panjang

Page 38: Spesifikasi Teknis Sda

1 | B a g i a n - 9

BAGIAN – 9

PEKERJAAN LAIN – LAIN

1. RUANG LINGKUPPedoman ini menetapkan metode pelaksanaan pekerjaan, serta pengukuran danpembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan lain-lain. Pedoman ini mencakup pekerjaan kayu, pintu, besi, pengecatan, tulangan dowel, pengisi sambungan plastik, pipa PVC, lubang drainase, pekerjaan gebalan rumput, pengadaan gambar-gambar teknis, perlindungan dan pengamanan, jalan penghubung sementara dan pembuatan papan nama sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2. ISTILAH DAN DEFINISI2.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4

mm yang biasa disebut pasir.2.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5

mm yang biasa disebut kerakal.2.3. Batuan (rock) adalah gabungan atau kumpulan mineral alamiah yang padat yang terbentuk

sebagai massa yang besar atau pecahannya, atau agregat bentukan alamiah dari mineral berupa massa yang besar atau pecahan-pecahannya

2.4. Batu candi adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk secara khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan

2.5. Beban hancur adalah beban maksimum, dalam satuan Newton.2.6. Beban rencana adalah beban yang direncanakan untuk menahan semua beban yang akan

dipikul oleh lantai.2.1. Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu

bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya

4. PELAKSANAAN PEKERJAANPelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanlain-lain ini harus memuat :

4.1. Pembongkaran Struktur1) Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran

a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelumpekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akanmenjadi milik Penyedia Jasa.

b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta olehDireksi Pekerjaan.

c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua betonyang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (riprap) dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk padalokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2) Bahan Yang Dibuang Dalam BongkaranBahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

4.2. Pekerjaan Gebalan Rumput1) Material

Untuk melindungi lereng-lereng supaya tidak mudah rusak karena hujan, PenyediaJasa harus memasang gebalan rumput seperti yang ditunjukkan di dalam gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Pelaksanaan PekerjaanPekerjaan ini terdiri dari persiapan, pemotongan, pengangkutan, dan penghamparan humus. Kemudian gebalan rumput empat persegi ( + 20x20 cm) dipasang pada lereng dan dipaku dengan bambu yang di belah kecil-kecil. Lereng agar dipelihara supaya rumput tumbuh secara normal dan seragam. Semua areal yang akan ditutup gebalan rumput harus diratakan dengan baik hingga menjadi permukaan yang seragam dan dibuat lunak sampai kedalaman 3 cm di bawah permukaan. Gebalan rumput harus ditempatkan secara bersilangan. Setelah gebalan-gebalan rumput itu ditempatkan

Page 39: Spesifikasi Teknis Sda

2 | B a g i a n - 9

harus dipadatkan untuk menghindari tumbuhnya rongga-rongga yang dapat mengakibatkan lepasnya gebalan rumput, kemudian gebalan rumput dipaku dengan bambu yang dibelah kecil-kecil. Celah-celah diantara gebalan-gebalan harus diisi dengan humus dengan kualitas yang baik. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan pembersihan daerah-daerah yang telah diberi gebalan-gebalan rumput sampai rumput itu mencapai pertumbuhan yang normal dan seragam.

3) Rumput Akar Wangia) Pada hilir bangunan terjun pada setiap saluran irigasi dan drainase ditanam

rumput akar wangi sepanjang 10 m pada kedua sisi saluran.b) Jenis akar wangi yang ditanam adalah vetivenia zizaniordes. Cara pengambilan

bibit, tanaman tersebut digali akarnya dan dipotong sekitar 20 cm dari pangkalatas dan bagilah rumpun akar itu menjadi beberapa bagian atau diambil 5 ikatperbundel dan harus dijaga jangan sampai mati, tapi dianjurkan untukmenanam dalam ukuran kecil. Langkah berikutnya dilakukan didaerah irigasiuntuk mempercepat pertumbuhan. Dalam waktu 6 bulan bisa menghasilkanseluas 100 ha.

c) Penanaman dilakukan dengan jarak 40 cm, tanaman ini tidak dipengaruhi olehhujan lebat. Untuk mempercepat tumbuhnya tanaman dapat digunakan pupukphospat dengan campuran nitrogen sebagai contoh sulfat amoniac superphospatatau urea super phospat atau diammonium phospat apabila dalam waktu 2 bulan sudah tumbuh potong setinggi 50 cm. Setelah 6 bulan akan berkembang menjadi 80 – 100 tanaman. Untuk penyangkutan potong daunnya 30 cm akarnya 20 cm dari pangkal, rumput ini bertahan sampai 10 hari, lebih baikditanam dalam waktu bersamaan, penanaman lebih bagus lagi pada awalmusim hujan.

d) Cara penanamanJarak penanaman apabila diambil dari stek adalah 22 – 40 cm, ditanam padaawal musim hujan.

4.3. Pekerjaan KayuPenyedia Jasa harus menyediakan tempat yang tahan terhadap cuaca. Material kayu harus disimpan di atas ganjal kayu agar tidak terkena langsung dengan tanah sepanjang waktupenyimpanan.1) Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu harus ditumpuk

dan disusun sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung dan diletakkan padatempat yang sudah disediakan dan sesuai dengan persyaratan. Apabila material kayu tersebut beupa kayu bundar, maka harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang beban dari batang yang berdampingan dengan jarak tidak kurang dari 7,5 cm. Demikian juga balok kayu bentuk persegi harus disusun seperti kayu bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpuan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan bentuk kayu. - Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dengan kayu yang berdampingan dengan jarak horizontal minimal 2,5 cm.- Pengerjaan Kayu

Pekerjaan pelaksanaan struktur kayu ini sesuai dengan Gambar Rencana denganhasil akhir sesuai dengan persyaratan. Dalam hal pemotongan, pengetaman,penyambungan tidak tertera atau tidak disyaratkan, maka perlu diusulkan kepada Direksi Pekerjaan untuk menentukannya.

2) SambunganSemua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar diperoleh sambungan yang cocok tanpa menggunakan pasak atau pengikat. Kecuali disyaratkan lain atau tertera pada Gambar Rencana, maka bagian kayu struktur tidak boleh disambung untuk seluruh panjangnya, ujung-ujung balok kayu harus dipotong tegak dan untuk bidang kontak harus saling berhubungan dengan baik. Semua lubang-lubang baut dan lubang-lubang penyambung lain dilaksanakan dengan bor dengan ukuran yang sesuai dan teliti. Semua lubang pen dan sambungan-sambungan kayu dibentuk sehingga sambungan menjadi rapat. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dengan mata bor yang mempunyai diameter 1,5 mm lebih besar dari diamater baut, kecuali lubang baut untuk lantai jembatan yang mempunyai diameter lubang sama dengan diameter baut yang digunakan.

Page 40: Spesifikasi Teknis Sda

3 | B a g i a n - 9

3) Sambungan dengan Pelat Besii. Kecuali disyaratkan lain pada Gambar Rencana, semua baut, strip, paku,

pelat, cincin baut dan lain-lain pekerjaan besi harus terbuat dari baja lunak (mild steel).

ii. Semua pekerjaan besi setelah fabrikasi dan sebelum dikirim ke lokasipekerjaan, harus digosok dan dibersihkan dan dimasukkan dalam minyak“linseed” dalam keadaan panas atau bahan lain yang telah disetujui.

iii. Baut harus mempunyai bentuk kepala baut yang sesuai, persegi atau bundar, dengan aur persegi, dengan panjang ulir minimum 4 kali diameter baut. Semua mur harus pas betul tanpa toleransi.

iv. Panjang baut yang tertera pada Gambar Rencana hanya merupakan ukuran perkiraan, dan Penyedia Jasa harus menyediakan baut-baut dengan panjang yang cukup sesuai dengan kondisi di lapangan.

v. Ujung baut tidak boleh lebih dari setengah kali diameter lebih panjang dari mur, apabila berlebihan maka kelebihan panjang itu harus dipotong.

vi. Cincin baut persegi harus digunakan di belakang semua mur dan baut, kecuali dalam hal kepala baut terbenam pada permukaan kerb, gelagar dan papan lantai jembatan. Di mana kepala baut harus dipasang terbenam pada lubang persegi atau bundar, maka cincin baut tidak digunakan.

vii. Semua tempat dimana kepala baut terbenam harus diisi padat dengancampuran aspal pasir untuk mencegah masuknya air ke dalam lubang tersebut.

4.4. Pekerjaan Besi Tulangan1) Umum

Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiapbagian besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasipekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah ditentukan. Besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat pembuatannya. Jika oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 copy daftar besi tulangan yang dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan persetujuan sebelum mendatangkan besi tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan harus sesuai dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.

2) Pemasangan Besi Tulangana) Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak,

kotoran lain. Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang ditempat yang benar sebagaimana ditunjukkan didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan tidak berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan pemadatan beton.

b) Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyaikait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh DireksiPekerjaan. Penyedia Jasa harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentudan terikat kuat pada tempatnya.

c) Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besitulangan lainnya disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikatdengan kawat baja lunak yang disetujui Direksi Pekerjaan, dan pengikatan harus cukup kuat dengan tang. Ujung kawat pengikat harus mengarah kedalam.

d) Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujuioleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran,sebelum penulangannya disetujui Direksi Pekerjaan.

e) Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.

3) Penyiapan Gambar PenulanganPenyedia Jasa dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–gambarpenulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan, sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar penulangan tersebut harus mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar besi tulangan dan gambar lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan tulangan.

4) Penyambungan Besi Tulangan

Page 41: Spesifikasi Teknis Sda

4 | B a g i a n - 9

Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang ditunjukkan didalamgambar, posisi dan metode dari sambungan harus ditentukan dari perhitungankekuatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

5) Selimut Beton untuk TulanganBila tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, makatabel dibawah ini dipakai untuk menetapkan tabel selimut beton yang diperlukanuntuk besi tulangan diukur dari sisi luar besi.

No Jenis Bangunan Bagian Dalam (cm)

Bagian Luar (cm)

Bagian Tak Terlihat (cm)

1.2.3.4.5.

Lantai Dinding Balok Kolom Bangunan yang langsung menyentuh tanah atau dipengaruhi cuaca

1,01,52,02,55,0

1,52,02,53,0-

2,02,53,03,5-

4.5. Pekerjaan Besi1) Umum

Pekerjaan–pekerjaan besi tersebut dibedakan dalam 5 (lima) tipe berikut ini :a) Pekerjaan Besi Struktur

- Pipa bagi Galvanis- Pekerjaan–pekerjaan besi yang tertanam, pelat dan angker pintu–pintu

pada beton.b) Tangan Besic) Pipa Gavanis untuk pagar pengamand) Perletakan dan construction joint pada jembatane) Pekerjaan–pekerjaan besi yang lain selain pada jembatan

Tidak disediakan gambar detail lebih lanjut tentang pekerjaan–pekerjaan besi selain yang terlampir dalam dokumen tender. Penyedia Jasa harus mengerjakan rencana yang diperlukan dan menyiapkan gambar–gambar kerja yang lengkap,pelaksanaan dan pemasangan semua pekerjaan besi sesuai dengan gambar danspesifikasi yang disediakan disini atau mengikuti petunjuk Direksi Pekerjaan.Gambar yang dibuat Penyedia Jasa harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan,sebelum memulai pekerjaan tersebut. Setiap pelaksanaan yang dilakukan sebelum adanya persetujuan Direksi Pekerjaan atas gambar tersebut, adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.

2) PengelasanSemua penjelasan, kecuali ada ketentuan lain, harus dikerjakan sesuai dengan “Code for Arc and Gas Welding in Building Construction” uraian pekerjaan perapan las dan prsedur pengelasan yang diusulkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan pengelasan dimulai. Contoh–contoh pengelasan harus disiapkan oleh setiap tukang las, sebelum memulai pekerjaan pada bangunan dan selama pelaksanaan sesuai dengan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada satupun pengelasan bangunan diijinkan Direksi Pekerjaan menyetujui prosedur pengelasan, kemampuan tukang las dan pengujiannya.

3) Lapis GalvanisSemua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis. Galvanis harus merupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk semua bagian selain kawat baja, harus mempunyai ketebalan selimut seng tidak kurang dari 550 gram per meter persegi dan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada pengaruh mekanis yang akan dilakukan perkuatan tersebut. Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua kotoran dan penyikatan pada semua bagian harus sudah selesai sebelum digalvanis. Permukaan–permukaan yang berhubungan dengan minyak tidak boleh digalvanis.

4) Pekerjaan Besi untuk Bangunana) Pipa Baja Gavanis untuk Saringan Batu

- Penyedia Jasa harus memasang pipa–pipa galvanis pada bagian depan pintu pengambilan, bangunan penguras atau pada lokasi lain sesuai

Page 42: Spesifikasi Teknis Sda

5 | B a g i a n - 9

dengan perencanaan seperti tertera pada rencana, atau petunjuk Direksi Pekerjaan, susunan pipa ini berfungsi sebagai saringan batu.

- Uraian pekerjaan penerapan las dan prosedur pengelasan yang diusulkanharus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan pengelasandimulai. Contoh–contoh pengelasan harus disiapkan oleh setiap tukang las, sebelum memulai pekerjaan pada bangunan dan selama pelaksanaan sesuai dengan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada satupunpenjelasan bangunan diijinkan Direksi menyetujui prosedur pengelasan,kemampuan tukang las dan pengujiannya.

b) Lapisan GalvanisSemua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis. Galvanismerupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk semua bagian selain kawat baja, celupan panas, dan untuk semua bagian selain kawat baja, harusmempunyai ketebalan selimut seng tidak kurang dari 550 gram per meterpersegi dan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh adapengaruh mekanis yang akan dilakukan perkuatan tersebut. Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua kotoran dan penyikatan pada semua bagian harus sudah selesai sebelum digalvanis. Permukaan–permukaan yang berhubungan dengan minyak tidak boleh digalvanis.

c) Pekerjaan Besi yang TertanamPekerjaan besi yang tertanam pada bagian–bagian konstruksi beton untukpemasangan pintu–pintu harus dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan oleh Penyedia Jasa. Semua material yang dipergunakan pada pekerjaan besi yang tertanam dalam beton harus berkualitas tinggi yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.

d) Tangga BesiTangga besi harus disediakan dan dipasang pada bendung dan bangunan lainsesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Tangga besi terbuat dari besibulat diameter 19. Besi bulat tersebut harus memenuhi spesifikasi besi tulanganbeton dan material lainnya yang digunakan harus berkualitas tinggi yang telahdisetujui Direksi Pekerjaan. Tangga besi dipasang pada permukaan tegak atau miring dari bangunan seperti terlihat pada gambar.

e) Pipa Galvanis untuk Pagar Pengaman dan sebagainyaPenyedia Jasa harus menyiapkan dan memasang pipa galvanis untuk pagarpengaman jembatan, gorong–gorong dan jembatan pelayanan pada bagianpenguras bendung, intake, pinggiran dinding tembok tegak, pintu pengambilandan pada tempat–tempat yang ditunjukkan dalam gambar rencana atauditetapkan Direksi Pekerjaan. Pipa tersebut harus dijamin baru dan berkualitastinggi. Semua pipa besi terpasang sesuai gambar. Penjelasan pipa besi hanyadikerjakan bilamana ditentukan dalam gambar atau mengikuti petunjuk DireksiPekerjaan. Setelah pipa terpasang dengan lengkap, permukaan yang terbukaharus dicat.

f) Expansion Joint pada JembatanExpansion joint harus dipasang pada tempatnya antara pelat jembatan dankepala jembatan seperti terlihat pada gambar. Expansion joint pada jembatanharus dilaksanakan sesuai standar yang dibuat oleh Bina Marga.

4.6. Pengecatan1) Semua cat dan bahan lainnya untuk pengecatan permukaan besi yang kelihatan pada

bangunan dan pekerjaan kayu, kecuali untuk pintu air dan pelengkapnya, harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan digunakan berdasarkan anjuran pabrik untuk pengecatan pada lokasi khusus. Kualitas cat dan bahan lainnya harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

2) Cat dasar harus dengan warna khusus yang disetujui Direksi Pekerjaaan. Setiappengecatan harus dilakukan pada permukaan yang bersih dan kering padakelembaban dan suhu udara tertentu dimana penguapan pada permukaan yang dicat lebih besar dari pengembunan.

3) Permukaan yang telah dibersihkan atau dipersiapkan harus segera dicat dasarsecukupnya, bila perlu mengasarkan permukaan yang telah disiapkan lebih dahulu.

4) Tidak boleh dilakukan pengecatan pada permukaan yang terlalu panas bila cat yang digunakan dari jenis yang boleh kena panas. Agar permukaan yang dicat tetap dingin

Page 43: Spesifikasi Teknis Sda

6 | B a g i a n - 9

harus dikerjakan ditempat teduh dan dilindungi dari panas yang berlebihan hingga cukup kering, agar tidak retak atau melepuh.

5) Pekerjaan kayu dan logam yang dicat harus diampelas secara hati–hati, dengan cara yang sama pada setiap akan melapisi cat berikutnya. Setelah 24 jam lewat dilakukan pelapisan cat berikutnya, atau cara lain yang ditentukan secara khusus oleh pabriknya. Untuk penyempurnaan pengecatan Penyedia Jasa harus menghilangkan bintik - bintik cat dan harus melakukan perbaikan atau pengecatan ulang atas pekerjaan yang tidak sempurna. Pengecatan permukaan bagian luar (diluar) harus dilindungi dari pengaruh cuaca sampai cat tersebut benar – benar kering dan mengeras.

6) Pekerjaan kayu yang akan dicat harus diampelas dengan ampelas kayu, dilicinkan dan dimeni. Semua lubang, retakkan dan celah–celah harus ditutup lebih dahulu dengan dempul. Setiap sambungan kayu harus dicat dasar sebelum dirakit. Setelahpendempulan, seluruh pekerjaan kayu harus dicat dasar kemudian dilanjutkan dengan cat akhir sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

7) Pengecatan besi dan pekerjaan logam, kecuali pintu–pintu air dan pelengkapnyakhusus di atas, harus dilakukan mengikuti prosedur sebagai berikut, tergantung dariletaknya :a) Untuk bagian yang Tercelup Didalam Air

Pembersihan dengan sand blasting harus dikerjakan untuk memperoleh logamputih bersih bebas dari serpihan, karat dan kotoran lainnya menurut keinginanDireksi Pekerjaan. Lapisan pertama pengecatan yang sudah disiapkan harusdilakukan pada permukaan yang sudah dibersihkan, jangan lebih lama dari 4(empat) jam setelah pembersihan.

b) Untuk Bagian yang Tidak Tercelup Didalam AirPermukaan besi dan logam, selain besi tulangan beton yang harus dipasangdidalam beton atau pekerjaan lain, harus dicat dasar dipabrik dan harus disikatdengan sikat kawat secara sempurna agar bebas dari karat segera sebelumdipasang.

4.7. Tulangan Dowel1) Tulangan dowel dipasang pada contraction joint seperti tercantum pada gambar atau

sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Tulangan dowel adalah berupa batang baja polos yang lurus dan memenuhi syarat.

2) Setelah panjang tulangan penyambung harus ditutup dengan selang PVC atau pipalain dengan bahan yang disetujui untuk mencegah ikatan dengan beton. Harusdipasang pada jarak-jarak sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Bagiansetengahnya harus direkatkan pada beton dengan kuat.

4.8. Pengisi Sambungan Elastik1) Expansion joint yang terlihat pada gambar atau lokasi lain yang disetujui Direksi

Pekerjaan harus diberi bahan pengisi. Penyedia Jasa harus menyediakan semuamaterial, pekerja dan peralatan yang diperlukan. Pengisi sambungan elastik harusdiisikan disepanjang sambungan antara kedua pelat beton yang disambung dan dibuat secara menerus atau mengikuti petunjuk Direksi Pekerjaan.

2) Bahan pengisi sambungan terbuat dari aspal dicampur dengan sirtu (fiber), mineralserbuk dan lain-lain dan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :- Tegangan desak pada setengah tebal terdesak- Recovery- Tegangan desak pada setengah tebal- Tegangan lentur pada defleksi 10 mm- Tebal plat pengisi: Lebih dari 90 kg/cm2: ( 65–90 ) %: (3–10) mm: (3 –15) kg/cm2: 20 mm3) Sambungan elastis pada pelat jembatan umumnnya berukuran kurang lebih lebar15 mm dan kedalaman 60 mm seperti terlihat pada gambar, diisi dengan aspalpanas cair dari atas melalui sepotong pelat.

Page 44: Spesifikasi Teknis Sda

7 | B a g i a n - 9

4.9. Pipa PVC1) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl Cloride) untuk

pipa-pipa lubang pembuang seperti yang tercantum pada gambar-gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

2) Pipa PVC untuk lubang pembuang harus mempunyai diameter 100 (seratus) milimeter seperti yang tercantum pada gambar, atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

3) Pipa PVC harus terbuat dari merek yang terkenal yang dapat disetujui DireksiPekerjaan dan dipasang pada posisi yang betul pada bangunan tanpa adanyaperubahan selama pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar atauseperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

4.10. Lubang DrainasePenyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl Cloride) untukpipa-pipa lubang pembuang seperti yang tercantum pada gambar-gambar ataupetunjuk Direksi Pekerjaan. Pipa PVC untuk lubang pembuang harus mempunyai diameter 100 (seratus) milimeter seperti yang tercantum pada gambar, atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pipa PVC harus terbuat dari merek yang terkenal yang dapat disetujui Direksi Pekerjaan dan dipasang pada posisi yang betul pada bangunan tanpa adanya perubahan selama pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

4.11. Jalan Penghubung Sementara dan Jalan Inspeksi1) Jika tidak terdapat jalan penghubung untuk mencapai lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa

harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara kearah lokasi tersebut pada tempat yang disetujui Direksi. Penyedia Jasa juga harus membuat fasilitas yang diperlukan untuk melintasi sungai, aliran atau jalan air yang ada atau harusmemperbaiki dan memperkuat suatu fasilitas yang ada untuk digunakan menuju lokasi pekerjaan, jika diperlukan.

2) Penyedia Jasa boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan inspeksi pada saluran yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus membayar pembuatan, pemeliharaannya dan perbaikannya berdasarkan perjanjian bersama antar Penyedia Jasa. Direksi atau Pemberi Tugas tidak akan menerima tuntutan terhadap pemakaian bersama pada jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia Jasa.

4.12. Papan Nama Proyek1) Penyedia Jasa wajib membuat 2 (dua) buah papan nama Proyek, yang ditempatkan di

lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Pemenang Pelelangan.

2) Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :i. Ukuran papan 100 x 150 cm harus dibuat dari bahan kayu kamper yang dilapisi

dengan seng BWG. 30.ii. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, sedang sebuah penvokong %a-a

berukuran 3 x 7 cm dibuat dari bahan kayu kruing atau sejenis.iii. Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak setinggi

150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan penyokong ditanarn dalam lobang-lobang yang kemudian di cor dengan beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.

iv. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, catdasar sekali dan cat penutup sekali.

v. Warna-warna diatur menurut ketentuan sebagai berikut :- Warna dasar biru laut (dominan)- Tulisan putih dengan garis penutup kuning- Lambang Departemen P.U. kuning dan hitam.

vi. Tulisan-tulisan yang akan dimuat, dari atas ke bawah adalah sebagai berikut:- Departemen Pekerjaan Umum- Direktorat Jenderal Pengairan- Proyek - Judul pekerjaan dan lingkup pekerjaan- Tanggal-tanggal permulaan dan akhir pekerjaan- Besarnya nilai kontrak- Nama Konsultan- Nama Pemborong

Page 45: Spesifikasi Teknis Sda

8 | B a g i a n - 9

vii. Pemborong wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya agartetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yangr terakhirkalinya kepada Direksi.

4.13. Keamanan, Kesehatan dan Perlindungan terhadap Kebakaran1) Umum

Selama dalam pelaksanaan Penyedia Jasa harus selalu memperhatikan hal-hal antara lain mengenai sanitasi dan fasilitasnya, penerangan, bahan bakar, sarana oleh raga, alat pemadam kebakaran, ketenangan dan lain-lain. Untuk itu Penyedia Jasa harus membagi-bagi tugas dengan membentuk struktur organisasi, sehingga dapat dengan mudah mengontrolnya.

2) Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan KeamananPenyedia Jasa harus mengadakan tindakan pencegahan atas risiko kehilangan dankeselamatan pekerja selama dalam pelaksanaan dengan melengkapi sepatu lapangan, topi, sabuk pengaman atau sejenisnya. Pada tempat-tempat yang diperlukan Penyedia Jasa, harus memasang penerangan, tanda dan penjaga atau alat pengamanan lainnya. Penyedia Jasa harus mentaati peraturan tentang keselamatan kerja yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Penyedia Jasa dapat mengadakan pertemuan berkala antara kepala bagian keamanan dengan Direksi guna meningkatkan keamanan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian kecelakaan kerja. Penyedia Jasa harus selalu menyediakan alat pemadam kebakaran yang selalu siap pakai di tempat lokasi pekerjaan atau ditempat-tempat yang ditunjukkan Direksi. Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan tenaga kerja dari sub Kontraktor. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas PPPK untuk tenaga kerjanya yang selalu siap pakai setiap saat.

3) KeamananPenyedia Jasa harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu sebelum semua resiko kematian atau kecelakaan terjadi pada setiap orang yang dipekerjakan pada pekerjaan atau orang lain yang mempunyai cukup alasan berada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa juga harus menjaga keselamatannya sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus memperhatikan hal-hal yang perlu terhadap rusaknya barang-barang milik Pemberi Tugas atau milik orang lain yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus mentaati peraturan pencegahan kecelakaan dan peraturan keselamatan sepanjang waktu pelaksanaan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi semua kejadian mengenai kematian atau luka serius pada setiap orang yang ada dilokasi pekerjaan yang terlibat oleh pekerjaan Penyedia Jasa.

4) Penyimpanan Bahan BakarPenyedia Jasa harus merencanakan tempat penyimpanan bahan bakar pada tempat yang aman dari jangkauan api dan mudah untuk mengadakan bongkar muatan atau penanganannya. Penyedia Jasa harus mengurus ijin kepada pemerintah untuk menyimpan bahan bakar di tempat/lokasi pekerjaan, ongkos atau biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam mendapatkan ijin menjadi tanggungannya sendiri.

5) Pemadam KebakaranPenyedia Jasa harus menyediaka fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan yang disyaratkan dalam peraturan pemerintah atau petunjuk Direksi. Tidak diperkenankan membakar hasil pembersihan dan hasil tebangan pohon pada saat musin kemarau tanpa seijin Direksi. Penyedia Jasa harus memadamkan semua api atau bara api yang ada di lokasi atau sekitarnya, kecuali bila api itu merupakan sumber api alam.

4.14. Gambar Teknis1) Gambar yang disediakan oleh Pengguna Jasa

Gambar-gambar yang disediakan oleh Direksi Pekerjaan hanyalah semata-mata untuk maksud penawaran. Setelah perjanjian Kontrak ditandatangani, berdasarkan gambar tersebut, Penyedia Jasa dapat mempersiapkan dan membuat gambar pelaksanaan (construction drawing). Penyedia Jasa harus bekerja berdasarkan pada gambar pelaksanaan.

2) Gambar yang dibuat oleh Penyedia Jasaa) Umum

Semua gambar yang dibuat oleh Penyedia Jasa, harus menurut atau sesuaidengan ukuran yang ditetapkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyerahkan

Page 46: Spesifikasi Teknis Sda

9 | B a g i a n - 9

gambar-gambar tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk dikoreksi dan disahkan sebelum pekerjaan yang dimaksud dimulai. Sebagai koreksi dari Direksi dapat menghasilkan gambar-gambar yang sama atau berbeda sama sekali dengan Dokumen Tender. Tidak ada tambahan biaya khusus untuk maksud tersebut di tas.

b) Gambar-gambar Pelaksanaan (Construction Drawing)Setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambarpelaksanaan berdasarkan gambar kontrak atau dengan perubahan-perubahanseperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan nantinya. Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan di lapangan sesuai/menurut gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi. Semua gambar baik bentuk maupun ukurannya harus skalatis namun Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan mengukur skala pada gambar, tapi harus menggunakan dimensi/angka yang tertera dalam gambar. Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam pelaksanaan harus dibuat gambargambar detail dengan skala besar. Gambar-gambar tambahan bila dirasa perlu dapat dibuat oleh Penyedia Jasa, guna memperjelas dalam pelaksanaan. Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

c) Gambar KerjaPenyedia Jasa dapat membuat gambar kerja berdasarkan gambar pelaksanaan.Gambar kerja dibuat untuk mengetahui rangkaian urutan kerja suatu kegiatan, di dalam gambar kerja antara lain harus memperlihatkan bentuk bangunan yangakan dicor, penulangannya, material yang digunakan, letak bangunan, dimensidan detail-detail lain yang diperlukan. Semua gambar kerja harus disetujui olehDireksi sebelum digunakan

d) Gambar Tata Letak Bangunan SementaraTiga puluh (30) hari setelah pengumuman pemenang, Kontraktor harusmengajukan kepada Direksi lay out (tata letak) bangunan-bangunan pendukungsebanyak tiga (3) set untuk mendapat koreksi dan persetujuannya. Gambar layout tersebut harus mencantumkan, letak kantor Direksi, letak gudang, bangunan, penimbunan, bengkel dan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan selama dalam pelaksanaan.

e) Gambar Purnalaksana (As Built Drawing)Selama dalam pelaksanaan/pekerjaan berjalan, Kontraktor dapat mempersiapkan gambar purnalaksana (as built drawing) yang mencakup semua jenis pekerjaan yang dikerjakan. Format gambar purnalaksana harus disetujui oleh Direksi. Gambar purnalaksana dapat digunakan oleh Direksi sebagai alat untuk memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan. Bila untuk semua jenis pekerjaan telah dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sudah dapat diterima oleh Direksi, maka Kontraktor dapat menggambar hasil pelaksanaan tersebut menjadi gambar purnalaksana. Setelah disetujui oleh Direksi, Gambar (purnalaksana) ini secara bersama-sama ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi. Tiga puluh hari sesudah penyerahan pekerjaan (Penyerahan I) , Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar purnalaksana tersebut sebanyak satu set, serta copynya sebanyak satu set yang telah ditandatangani oleh Direksi.

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARANPengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknispekerjaan lain-lain ini harus memuat :

5.1. Pengukuran1) Pembongkaran Struktur

Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harusberdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik, kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja, pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam meter persegi dan pembongkaran batangan baja dalam meter panjang. Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat penyimpanan atau pembuangan yang melebihi 5 km harus dibayar per kubik meter per kilometer.

2) Pekerjaan Gebalan Rumput

Page 47: Spesifikasi Teknis Sda

10 | B a g i a n - 9

Pengukuran untuk pembayaran gebalan rumput akan dilakukan atas areal pelaksanaan dalam meter persegi sampai pada batas-batas seperti yang ditentukan di dalam gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

3) Pekerjaan KayuPengukuran untuk pembayaran atas kayu yang disediakan dan dipasang padabangunan harus diukur panjang setiap batang dan ukuran potongan melintang sesuai dengan keperluannya.

4) Pekerjaan Besi TulanganPerhitungan pengukuran untuk pembayaran semua pengadaan dan pemasangan besi tulangan, dibuat berdasarkan berat rencana besi tulangan yang dilaksanakan dalam beton sesuai dengan gambar atau petunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

5) Pekerjaan Besia) Pipa galvanis untuk saringan batu

Pengukuran untuk pembayaran terhadap pipa dibuat berdasarkan panjang yangterpasang sesuai dengan gambar atau seperti yang disetujui oleh DireksiPekerjaan.

b) Tangga BesiPengukuran untuk pembayaran terhadap pipa dibuat berdasarkan panjang yangterpasang sesuai dengan gambar atau seperti yang disetujui oleh DireksiPekerjaan.

c) Pipa galvanis untuk pagar pengaman dan sebagainyaPengukuran untuk pembayaran pipa pagar pengaman dibuat berdasarkanpanjang pipa terpasang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk DireksiPekerjaan.

d) Expantion joint pada JembatanPengukuran untuk pembayaran expantion joint dibuat berdasarkan meterpanjang terpasang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk DireksiPekerjaan.

6) PengecatanPengukuran untuk pembayaran atas pekerjaan pengecatan pada bangunan harusdiukur berdasarkan luasan.

7) Tulangan dowelPengukuran untuk pembayaran tulangan dowel dibuat sesuai dengan jumlah berattulangan dowel yang terpasang pada bangunan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

8) Pengisi Sambungan ElastikPengukuran pembayaran pengisi sambungan elastis diukur berdasarkan jumlahpanjang sambungan pada bangunan yang dikerjakan.

9) Pipa PVCPengukuran untuk pembayaran terhadap pengadaan, pemasangan pipa PVC harusdibuat sesuai dengan panjang pipa PVC yang dilaksanakan sesuai gambar ataupetunjuk Direksi Pekerjaan.

10) Lubang Drainase PVCPengukuran untuk pembayaran lubang drainasi PVC dibuat sesuai dengan jumlah set lubang drainasi yang dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

11) Jalan Penghubung Sementara atau Jalan InspeksiPengukuran untuk pembayaran jalan penghubung sementara disesuaikan dengandengan jenis pekerjaan yang berkaitan dalam pembuatan jalan inspeksi yangdilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

12) Papan Nama ProyekPengukuran untuk pembayaran papan nama proyek disesuaikan dengan jumlah setpapan nama proyek yang dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk DireksiPekerjaan.

13) Gambar TeknisPengukuran untuk pembayaran gambar teknis disesuaikan dengan jumlah set gambar yang harus sesuai atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

5.2. Dasar Pembayaran1) Pembongkaran Struktur

Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan

Page 48: Spesifikasi Teknis Sda

11 | B a g i a n - 9

ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayarantersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk semua pekerja, peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti disyaratkan.

2) Pekerjaan Gebalan RumputPembayaran akan dilakukan atas dasar jumlah meter persegi yang telah diukur seperti tersebut diatas dengan ketentuan harga satuan per meter persegi yang tercantum di dalam Bill of Quantities.

3) Pekerjaan KayuPembayaran untuk pengadaan dan pemasangan kayu pada bangunan dibuatberdasarkan harga satua per meter kubik seperti yang tercantum dalam RencanaAnggaran Biaya, mencakup biaya–biaya pengadaan material, pengangkutan,penurunan, pemotongan, finishing, pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain – lain.

4) Pekerjaan Besi TulanganPembayaran untuk pengadaan dan pemasangan besi tulangan akan dibuat dalamharga satuan perkilogram seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, mencakup biaya upah kerja, material dan peralatan, termasuk biaya-biayapengangkutan, penempatan, penurunan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan,pembersihan, pemasangan, dan penempatan pada posisinya untuk semua besitulangan seperti yang diperlihatkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.

5) Pekerjaan Besia) Pipa galvanis untuk saringan batu

Pembayaran untuk pengadaan material, pemasangan, pengangkutan danfinishing semua pekerjaan pipa besi dibuat berdasarkan harga satuan per meterpanjang seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Hargasatuan harus mencakup upah kerja, harga bahan.

b) Tangga BesiPembayaran pekerjaan tangga besi dibuat dalam harga satuan pekerjaan besitulangan berdasarkan kenyataan yang terpasang seperti yang tercantum dalamDaftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan harus sudah mencakup semua biayaupah pekerjaan, material, peralatan dan biaya tak terduga untukpenyempurnaan, penyimpanan, pengangkutan besi bulat, pembuatan,pemasangan, pengecatan, mur, baut dan pekerjaan atau material lainnya yangdiperlukan.

c) Pipa galvanis untuk pagar pengaman dan sebagainya Pembayaran pipa besi pengaman harus dihitung berdasarkan harga satuan meter panjang pipa, seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan mencakup biaya upah pekerja, peralatan, pengadaan bahan, pembuatan, pengangkutan, pemasangan, pengecatan pipa pengaman, penutup, pembengkokan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

d) Expantion joint pada JembatanPembayaran expansion joint dibuat berdasarkan harga satuan per meterpanjang yang dilaksanakan sesuai gambar seperti yang tercantum dalam DaftarKuantitas dan Harga, mencakup semua upah pekerja, pengadaan material,peralatan, pengangkutan, pemasangan, baut, angker dan pekerjaan lainnyayang diperlukan.

6) PengecatanPembayaran untuk pengadaan dan pengecatan dibuat berdasarkan harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biaya– biaya pengadaan material, pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi.

7) Tulangan dowelPembayaran untuk tulangan dowel harus dibuat berdasarkan harga satuan kilogram besi batang tulangan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan mencakup semua biaya pengadaan, pemasanagn seperti dinyatakan diatas, berikut penutup selang PVC, tabung atau pipanya.

8) Pengisi Sambungan Elastik

Page 49: Spesifikasi Teknis Sda

12 | B a g i a n - 9

Pembayaran pengisi sambungan elastis dibuat dengan harga satuan permeter panjang seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, sudah mencakup pengisian aspal panas cair pada sambungan seperti tersebut diatas.

9) Pipa PVCPembayaran pipa PVC dibuat berdasarkan harga satuan permeter panjang sepertiyang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang mencakup semua biayapengadaan dan pemasangan pipa PVC seperti diuraikan diatas.

10) Lubang DrainasePembayarannya dibuat berdasarkan harga satuan perbuah seperti yang tercantumdalam Daftar Kuantitias dan Harga, mencakup upah pekerja, material, peralatantermasuk pengadaan, transportasi pipa PVC dan pemasangan filter pasir dan kerikil.

No Uraian Satuan Pengukuran1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.

Pembongkaran Pasangan Batu Pembongkaran Beton Pembongkaran Beton Prategang Pembongkaran Rangka Baja Pembongkaran Gelagar Baja Pengangkutan Hasil Bongkaran yang melebihi 300 meter Pekerjaan Gebalan Rumput Pekerjaan Kayu Pekerjaan Besi Pengecatan Tulangan Dowel Pengisi Sambungan ElastikPipa PVC Lubang Drainase Jalan Penghubung Sementara Papan Nama Proyek Gambar-Gambar Teknis Meter Kubik Meter

Meter KubikMeter KubikMeter KubikMeter PersegiMeter Panjang

Meter Kubik Per km

Meter PersegiMeter Kubik

KilogramMeter Persegi

KilogramMeter PanjangMeter Panjang

BuahLumpsumLumpsumLumpsum

Page 50: Spesifikasi Teknis Sda

1 | B a g i a n - 5

BAGIAN – 5

PEKERJAAN PASANGAN

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu danadukan semen.Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong, pasangan batukali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen.Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjongkawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai dengandetail yang ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana yang diperintahkan oleh DireksiPekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indonesia (SNI) :- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los

Angeles.- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil Chlorida)- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan- SNI 2836-2008 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Untuk

Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan- SNI 2837-2008 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plesteran Untuk

Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan

American Standard Test Method :- ASTM C 91 : Masonry cement- ASTM C 207 : Hydrated Lime- ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry- ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir.

3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai31,5 mm yang biasa disebut kerakal.

3.3. Bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang dibubuhkanke dalam campuran beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubahbeberapa sifatnya.

3.4. Batu alam adalah suatu gabungan daripada hablur mineral yang bersatu danmemadat, sehingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang berbentuk secaraalamiah melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah.

3.5. Batu candi adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk secara khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan.

3.6. Batu pecah adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau dibelahmenjadi ukuran butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam pembuatanbangunan dasar

Page 51: Spesifikasi Teknis Sda

2 | B a g i a n - 5

3.7. Bata tras kapur adalah suatu jenis bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahanutama kapur pada air dan tras alam dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.

3.8. Benda uji adalah sejumlah semen dengan berat tertentu yang disiapkan dari contohportland semen

3.9. Berat isi semen portland adalah perbandingan antara berat kering semen pada suhukamar dengan satuan isi.

3.10. Bronjong adalah suatu konstruksi yang tersusun dari batuan pecah dan di ikat olehanyaman kawat.

3.11. Gips adalah bahan untuk membuat adukan plesteran atau pelapisan lainnya yangharus mengandung minimum 66% berat senyawa Kalsium Sulfat hemihidrat (CaSO4½H2O).

3.12. Kapur untuk bahan bangunan adalah kapur yang dibagi dalam dua macamberdasarkan penggunaan yaitu kapurpemutih dan kapur aduk.

3.13. Kehalusan semen portland adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan di atas saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula.

3.14. Papan gips adalah papan buatan yang bagian tengahnya terbuat dari bahan gips(gypsum), sedang pada bagian permukaannya diberi kertas lapis dasar dengan atautanpa lapisan luar lainnya dan dapat digunakan untuk dinding, langit-langit dan dinding pemisah yang bersifat dekoratif.

3.15. Pasangan batu kosong adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan materialyang berupa batu kosong yang berfungsi untuk melindungi bahaya gerusan.

3.16. Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling teraksemen portland yang terutama, terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolisdan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristalsenyawa Kalsium Sulfat.

3.17. Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Portland dengan pozolan antara15% - 40% berat total campuran.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN

Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknispekerjaan pasangan harus memuat :

4.1. Toleransi1) Pasangan Batu, Pasangan Batu dengan Mortar, dan Adukan Semen.

a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-ratapasangan batu dengan mortar di sekitarnya.

b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm.d) Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang

penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.

2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjonga) Ukuran batu, 85% minimal ukurannya sama.b) Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari 40%.c) Lebar dan tinggi bronjong sebesar ± 5%, sedangkan terhadap panjangnya

±3%.d) Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal

dibuat selebar 30 cm dari batu-batu yang terpilih.

4.2. Persyaratan Bahan1) Pasangan Batu

a) Batu

Page 52: Spesifikasi Teknis Sda

3 | B a g i a n - 5

i. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak danharus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

ii. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.

iii. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

iv. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.

v. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.

vi. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

b) Pasiri. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil

dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

ii. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.

c) AdukanAdukan harus adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari BagianAdukan Semen dari Spesifikasi ini.

2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjonga) Kawat Bronjong

i. Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279-03 tipe Z, dan ASTM A641/AA641M. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2.

ii. Karakteristik kawat bronjong adalah :Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG Kuat Tarik : 4200 kg/cm2 Perpanjangan diameter : 10% (minimum)

iii. Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.

iv. Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.

b) BatuBatu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat sebagai berikut :i. Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.ii. Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.iii. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.iv. Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium

sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %. Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi minimum

Page 53: Spesifikasi Teknis Sda

4 | B a g i a n - 5

300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

c) LandasanLandasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilihsedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong.

d) Adukan Pengisi (Grout)Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton fc’ 15 MPa atau K-175 seperti yang disyaratkan.

3) Pasangan Batu dengan Mortar1) Batu

i. Batu harus terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.

ii. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.

iii. Mutu batu harus sesuai dengan bahan batu pada Bagian PekerjaanPasangan Batu Kosong dan Bronjong dari spesifikasi ini.

iv. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus mempunyai dimensi lebih besar dari 10 cm.

2) MortarMortar harus merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Bagian Adukan Semen dari Spesifikasi ini.

4) Adukan Semeni. Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994ii. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04iii. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan

lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM C207

iv. AirAir yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.

4.3. Persyaratan Kerja1) Pasangan Batu

a) Pengajuan Kesiapan KerjaPenyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akandigunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan pasal ini. Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Kondisi Tempat KerjaKondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi cukup tersedia untuk pekerja.

2) Pasangan Batu Kosong dan BronjongPengajuan Kesiapan Kerjai. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran

hasil pengujian seperti yang disyaratkan di atas.ii. Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.

Page 54: Spesifikasi Teknis Sda

5 | B a g i a n - 5

3) Pasangan Batu dengan Mortara) Pengajuan Kesiapan Kerja

i. Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan.

ii. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk pelapisan.

b) Kondisi Tempat KerjaKetentuan yang disyaratkan dalam Persyaratan Pelaksanan Bagian Pekerjaan Timbunan dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat kerja agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar

4) Adukan SemenDalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh darisemua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yangmemenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan bagian ini.

5. PELAKSANAAN PEKERJAANPelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanpasangan harus memuat :5.1. Pasangan Batu

1) Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukana) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat

menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.

b) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ).

c) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagipetugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.

d) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.

2) Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat

untuk Bagian Galian Spesifikasi ini.b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi

untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.

c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harusdisediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.

d) Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.

3) Pelaksanaan Pemasangan Batua) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan

air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.

Page 55: Spesifikasi Teknis Sda

6 | B a g i a n - 5

b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.

c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.

d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.

e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukansetebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak2 – 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.

f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.

g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dindingpenahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yangdibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan denganpasangan batu.

h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertikal.

i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasanganyang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

4) Pelaksanaan Kotak Adukana) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata

dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.

b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4 Ps) c) Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen dan 2 takar pasir berikutnya.

d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen).

e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan.

f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasanganbatu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.

g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.

h) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktuharuslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.

i) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasanawal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

5) Pelaksanaan Plesterana) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak

harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak.

b) Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesterandipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.

6) Pelaksanaan Siaran

Page 56: Spesifikasi Teknis Sda

7 | B a g i a n - 5

a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk Direksi harus disiar.

b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar.

c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

5.2. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong1) Persiapan

Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kuncipada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.

2) Penempatan Bronjonga) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh

bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.

b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatanmaksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan(settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.

c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.

d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat berselang seling.

3) Penempatan Pasangan Batu Kosonga) Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada

garis dan arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk DireksiPekerjaan.

b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat.

c) Bahan saringan pasir dan kerikil harus menurut Spesifikasi Teknik. Lapisandasar harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata, meskipundemikian menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.

d) Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehinggapasangan batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan longsor.

e) Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus dihindari. Harusdiusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan baik pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua celah dalam pasangan batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu pecah yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara batu belah.

Page 57: Spesifikasi Teknis Sda

8 | B a g i a n - 5

f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai dengan persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

4) Penimbunan KembaliSeperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian Timbunan.

5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukana) Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh

sebelum ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telahdipasang sebelumnya selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.

b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu tersebut.

c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

d) Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari setelah selesai dikerjakan

5.3. Pasangan Batu dengan Mortar1) Metode Pekerjaan

a) Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan yang menjamin agar seluruh pekerjaan pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.

b) Jika pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal harus dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.

2) Penyiapan Formasi atau Pondasia) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan

sesuai dengan ketentuan.b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu

dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Bagian Galian.

c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan jika disyaratkan, sesuai dengan ketentuan.

3) Penyiapan Batua) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat

mengurangi kelekatan dengan adukan.b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan

diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.4) Pemasangan Lapisan Batu

a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.

b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus diisi adukan dan adukan ini harus dikerjakan

Page 58: Spesifikasi Teknis Sda

9 | B a g i a n - 5

sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaanharus segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.

d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yangdisyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.

e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.

f) Pemasangan batu kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan adukan mortar kemudian diikuti dengan batu sedemikian sehingga semua batu akan terlapisi dengan adukan mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan pemasangan batu tidak boleh dilakukan dengan cara menumpuk batu terlebih dahulu batu kemudian dituangkan adukan mortar ke atasnya.

5) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktura) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit di

mana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.

b) Jika bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengankuat, dan jika digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Bagian Pasangan Batu dari Spesifikasi ini.

c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yangterekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.

d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harusditimbun sesuai dengan ketentuan Bagian Timbunan.

5.4. Adukan Semen1) Pencampuran

a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapatatau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.

b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untukpenggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.

c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.

2) Pemasangana) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari

minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.

Page 59: Spesifikasi Teknis Sda

10 | B a g i a n - 5

b) Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkanpada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.

6. PENGENDALIAN MUTUPengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanpasangan harus memuat :6.1. Pasangan Batu

1) Penerimaan BahanBahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan denganmengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.

2) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi (Pasangan Batu)a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan.

Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, makadelatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.

c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan.

3) Pekerjaan Akhir Pasangan Batua) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata

dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.

b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.

c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruhpermukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untukPekerjaan Beton.

e) Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Bagian Pekerjaan Timbunan.

f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untukmemperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batusehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

4) Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak memuaskan atau Rusaka) Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di

atas harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan darisemua pekerja yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya sendiri untuk menukar dan mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik, yang menurut Direktur Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian

Page 60: Spesifikasi Teknis Sda

11 | B a g i a n - 5

Penyedia Jasa. Penyedia Jasa tidak diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat bencana alam, seperti angin topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis bisa diterima alasannya oleh Direksi Pekerjaan.

6.2. Pasangan Batu Kosong dan BronjongBahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan denganmengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telahditerima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas

6.3. Pasangan Batu dengan Mortar1) Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan denganmengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas.

2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuana) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi

yang disyaratkan dalam persyaratan bahan di atas dari Spesifikasi ini harusdiperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri dan dengan cara yangdiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Jika kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus mengganti dengan biayanya sendiri untuk setiap pekerjaan yang terganggu atau rusak. Penyedia Jasa tidak bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul berasal dari alam seperti angin topan atau pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat dihindarkan, dengan syarat pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan telah selesai.

3) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah DiterimaTanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikanterhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimanadisyaratkan di atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab ataspemeliharaan rutin dari semua pekerjaan pasangan batu dengan mortar untukdrainase yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasukeriode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakandan harus dibayar terpisah.

6.4. Adukan Semen1) Adukan Semen

Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan padapekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harusterdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalambeton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.

2) Adukan Semen untuk PasanganKecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus

mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARANPengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknispekerjaan pasangan harus memuat :7.1. Pengukuran

1) Pasangan Batua) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai

volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yangdisyaratkan dan disetujui.

b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.

Page 61: Spesifikasi Teknis Sda

12 | B a g i a n - 5

c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.

2) Pasangan Batu Kosong dan BronjongKuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

3) Pasangan Batu dengan Mortara) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran

dalam meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai danditerima.

b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesaidikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluanpembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil yang terkecil dari berikut ini :i. Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau

diperintahkan Direksi Pekerjaan;ii. Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam

pengukuran lapangan.c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk

pelapisan, volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui.

4) Adukan SemenAdukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan iniharus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yangdiuraikan dalam Spesifikasi ini.

7.2. Dasar PembayaranKuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan HargaKontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawahdan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayarantersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangansemua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi ataupondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untukpemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaanakhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazimuntuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalamBagian ini.

No Uraian Satuan Pengukuran1.2.3.4.5.6.7.

Pasangan Batu Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Siaran Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan Pasangan Batu KosongBronjong

Pasangan Batu dengan Mortar untuk saluran

Meter KubikMeter PersegiMeter PersegiMeter KubikMeter KubikMeter KubikMeter Kubik

Page 62: Spesifikasi Teknis Sda

1 | B a g i a n - 8

BAGIAN – 8

PEKERJAAN PINTU AIR

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan pekerjaan pintu.Pedoman ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan,pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indoensia (SNI) :- SNI 03-3399-1994 : Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium- SNI 03-3400-1994 : Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Di Laboratorium- SNI 03-3527-1994 : Mutu Kayu Bangunan- SNI 03-3958-1995 : Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu Di Laboratorium- SNI 03-3959-1991 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium- SNI 03-3960-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu di

Laboratorium- SNI 03-3972-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu Konstruksi

Berukuran Struktural- SNI 03-3973-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Tekan dan Kuat Tekan

Sejajar Serat Kayu Konstruksi Berukuran Struktural- SNI 03-3974-1995 : Metode Pengujian Modulus Geser Kayu Konstruksi Berukuran

Struktural- SNI 03-3975-1995 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi Berukuran

Struktural.- SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – A (Bahan Bangunan Bukan

Logam)- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan Bangunan Dari

Besi/Baja)- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan Bangunan Dari

Logam Bukan Besi)

3. ISTILAH DAN DEFINISI3.1. Beban batas adalah beban maksimum yang masih dapat ditahan oleh benda uji sebelum

mengalami patah dan atau pecah.3.1.1. Beban batas proporsional adalah kondisi pembebanan maksimum yang masih

memberikan hubungan linear antara besarnya beban dengan deformasi yang terjadi.3.2.1. Benda uji tidak bebas cacat adalah benda uji yang mempunyai cacat yang dapat

melemahkan kekuatan kayu, tetapi tidak membahayakan konstruksi, seperti retak,mata kayu, serta miring dan gubal. Cacat yang membahayakan konstruksi sepertilapuk, keropos, termakan serangga (bubuk), dan bengkok atau melengkung, tidakdiperkenankan.

3.2. Cacat kayu adalah kondisi alami atau buatan yang melemahkan kekuatan atau mengurangi mutu kayu konstruksi.

3.3. Deformasi adalah perubahan bentuk benda uji yang sedang dibebani.3.4. Deformasi atau lendutan adalah deformasi lengkung akibat beban lentur yang diberikan

pada benda uji.3.5. Dimensi benda uji adalah ukuran nyata penampang balok kayu benda uji, dalam milimeter,

dan ukuran panjang dalam meter.3.6. Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu

bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya

3.7. Kayu konstruksi adalah kayu gergajian yang digunakan sebagai komponen strukturbangunan, dan mempunyai dimensi penampang tidak kurang dari 50 mm.

Page 63: Spesifikasi Teknis Sda

2 | B a g i a n - 8

3.8. ekukan adalah kerusakan lokal pada permukaan kayu yang diakibatkan tekana beban terpusat atau reaksi tumpuan.

3.9. endutan geser adalah deformasi lentur yang terjadi akibat geser, dalam mm.3.10. Modulus elastisitas lentur adalah modulus elastisitas yang dihitung berdasarkan beban

lentur.3.11. Tekuk adalah perubahan bentuk terhadap sumbu lemah, akibat ketidak stabilan kayu uji

yang sedang diberi beban (tekan aksial atau lentur)

4. KETENTUAN DAN PERSYARATANKetentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknispekerjaan pintu ini harus memuat :

4.1. Toleransi Dimensi1) Pekerjaan besi/baja

a) Batang sambungan geser (struts)Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing-masingflens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.

b) Permukaan yang Dikerjakan dengan MesinPenyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin tidakboleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat dipahat dalam suatusegiempat dengan sisi 0,5 m(1) Diameter Lubang

Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mmLubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm

(2) Alinyemen LubangElemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mmElemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm

c) Pelenturan Alat Angkat maksimum permukaan terhadap permukaan teoritisharus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter

2) Pekerjaan KayuPenyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari dari + 5 mm untuksetiap panjang balok 2.00 meter

3) Pekerjaan Pengelasan.Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-bagianyang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebihtipis atau 3 mm untuk material yang tebalnya lebih besar 12 mm

4.2. Persyaratan Bahan1) Pekerjaan Daun Pintu

a) Pelat Baja.Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 03-6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan daribesi/baja

b) Kayu.Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm, 100 mmdan 120 mm. Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan kekuatan lentur yang pengujian sesuai SNI 03–3959–1995, Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium dan persyaratan pengujian kuat Tekan sesuai SNI 03–3958– 1995, Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan sebelum dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03–3233–1009, Tata Cara Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.

2) Pekerjaan pengecatanSemua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun kerangkaambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan terhadapcuaca harus dicat dengan “coaltar epoxy resin”, Pengecatan Komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000, Metode Pengujian cat bitumen sebagai lapis pelindung

3) Pekerjaan alat angkata) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang

dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangkapintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;

Page 64: Spesifikasi Teknis Sda

3 | B a g i a n - 8

b) Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat batangPenghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, Tumpuan/bantalan,maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan daribesi/baja;

c) Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimumpermukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeterpada setiap panjang 3 (tiga) meter.

4.3. Persyaratan Kerja1) Daun Pintu

a) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dankomponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai denganGambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu;

b) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka PenyediaJasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;

c) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu airadalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter;

d) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2(dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800bentang pada beban maximum;

e) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, murdan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisiragar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50% (lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.

2) Kerangka PintuSetiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.a) Kerangka Ambang

Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokanagar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.

b) Kerangka SponingKerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimumpermukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeterpada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesindan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap keausan.

c) Kerangka AtasBalok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukungpengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.

3) Stanga) Umum

Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dantenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatanmekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dankomponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harusdirencanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Peralatan Mekanis, meliputi :(1) Tumpuan/bantalan

Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar(2) Roda gigi reduksi

Page 65: Spesifikasi Teknis Sda

4 | B a g i a n - 8

Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons posportuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus mempunyai“rumah” yang dapat dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.

(3) KlopingKloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian kedudukan pintu dilapangan.

(4) Ulir PengangkatanUlir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain yangdisetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang dapatdihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.

(5) Tongkat PenghubungTongkat penghubung dibuat dari batang baja.

(6) Handel Operasi ManualSetiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yangdapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untukmemutar alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

5. PELAKSANAAN PEKERJAANPelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanpintu ini harus memuat :

5.1. PerencanaanKegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan tegangan rencana, yang meliputi :1) Beban rencana

a) PintuPintu harus direncaakan dengan kondisi beban sebagai berikut :- Beban airBeban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.- Beban – beban lain- Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan

terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.b) Rangka Pintu

Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban karetsekat dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian pintu danperangkat. Rangka pintu harus mampu meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau pasangan batu kali pada bangunan.

c) Alat PengangkatAlat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan danmemegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup dan pintuterbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitasrata – rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau menurunkanpintu pada kombinasi yang paling membahayakan.

2) Tegangan Rencanaa) Batang Baja

Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja haruslah sebagai berikut :

Batang Baja Tegangan Izin- Tegangan Tarik- Tegangan Desak- Tegangan Lentur- Tegangan Geser

1200 kg/cm21200 kk/cm21200 kg/cm2700 kg/cm2

Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan 50% (limapuluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal. Tegangan ekivalenyang diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau triaxial tidak boleh melebihitegangan ijin diatas. Bagaimanapun juga tidak diijinkan ada tegangan yangmelebihi 90% (sembilan puluh persen) dari tegangan maksimum material yang

Page 66: Spesifikasi Teknis Sda

5 | B a g i a n - 8

digunakan. Tebal pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam)mm. Modulus kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utamaharus kurang dari 159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.

b) Bagian MesinSemua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban normal ataukondisi beban rata – rata harus direncanakan berdasarkan angka keamananterhadap tegangan batas bahan yang digunakan, sebagai berikut :

Bahan

Angka keamanan bagi tegangan

Tarik Tarik dandesak

Tarik dangeser

- Baja untuk generator ataukonstruksi yang dilas

- Baja karbon tempa- Baja karbon untuk

konstruksi mesin bangunan- Baja batang tahan karat- Baja karbon tuang- Besi tuang- Brons tuang

5,0

5,05,0

5,05,010,08,0

5,0

5,05,0

5,05,010,08,0

8,7

8,78,7

8,78,810,010,0

c) Tegangan BetonTegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50 kg/cm2 dantegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2, tegangan desak yangdiijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2.

5.2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel1) Pintu dan Rangka Pintu

Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan, pintuharus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya. Setiapkesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seakkaret harus tepat pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu harus diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama perakitan dan pengangkutan.

2) StangSetiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusanpermukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semuakelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi padasetiap gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali.

5.3. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan1) Rangka Pintu

a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yangtelah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letakbaut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan posisiyang tepat.

b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat betondicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjaminposisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.

c) Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harusdiperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi.Jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.

Page 67: Spesifikasi Teknis Sda

6 | B a g i a n - 8

2) PintuPintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.

3) Pengangkata) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus

dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudahdirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkapdengan perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui.Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan alatpengangkat pintu.

b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaantersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditestdandistel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atauketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki danprosedur pengujian diulang kembali.

4) Pengecatana) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan;b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk

pengecatan dari pabrik;c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan

yang disarankan dari pabrik;e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu)

tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan

dan pengecatan perbaikan di bengkel;g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan. Cat

harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama dipergunakan;

h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yangsuhunya kurang dari 10o Celcius;

i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selamapengecatan;

j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan.

Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;

l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui olehDireksi Pekerjaan;

m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan padabagian–bagian dibawah ini :(1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada

diatas permukaan tanah.(2) Semua daun pintu(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI

06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang

disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4 (empat)lapis cat “chlorinated rubber” atau yang sekualitas. Tebal total lapisantersebut termasuk cat dasar harus 0,15 – 0,20 milimeter. Semua peralatanharus dicat sesuai dengan standar pabrik.

(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampakselama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harusdibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agartidak berkarat.

5) Pengelasana) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu

dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busurmetal atau las busur otomatis;

Page 68: Spesifikasi Teknis Sda

7 | B a g i a n - 8

b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan olehstandar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;

c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan teganganlistrik selama pengelasan berlangsung;

d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;

e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batanglas 4,5 mm;

f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dandaerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwacacat telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;

g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai denganSpesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels.

6) Pekerjaan Alat Angkata) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang

dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangkapintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;

b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batangpenghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan,maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan daribesi/baja);

c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimumpermukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeterpada setiap panjang 3 (tiga) meter;

d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokanagar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya–gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.

6. PENGENDALIAN MUTUPengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaanlain-lain ini memuat :6.1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan denganmengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telahditerima harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan (berlaku untuk semua jenispekerjaan).

6.2. Jaminan MutuMutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dandikendalikan sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua jenis pekerjaan)

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARANPengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknispekerjaan pintu harus memuat :7.1. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang padabangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.

Page 69: Spesifikasi Teknis Sda

8 | B a g i a n - 8

7.2. Dasar PembayaranPembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan hargasatuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakupbiaya–biaya pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing,pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaansemua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain – lain.

No Uraian Satuan Pengukuran1.2.3.4.

Pekerjaan Kayu Pekerjaan Pintu Pekerjaan Besi Pengecatan

Meter KubikUnit

KilogramMeter Persegi