Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah,...

6
Penataan Ruang Berbasis Bencana Oleh : Harrys Pratama Teguh Minggu, 22 Agustus 2010 16:48 Pewarta-Indonesia , Berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini merujuk wacana tentang perencanaan tata ruang wilayah berbasis bencana. Bencana yang terjadi secara beruntun di Indonesia yang diakibatkan penggunaan tata ruang yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan menyebabkan akumulasi kerusakan yang terjadi terus menerus dan menyebabkan terjadinya bencana. Berbagai bencana yang terjadi dapat diatasi dengan perencanaan keruangan wilayah berdasarkan daya dukung dan kemampuan lingkungan. Berbagai faktor daya dukung dan kemampuan lingkungan dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mitigasi bencana dalam suatu wilayah. Pendekatan spasial pengelolaan lingkungan suatu wilayah berbasis bencana dapat didasarkan konsep pendekatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pesisir. Pembatasan spasial perencanaan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir akan mempermudah manajemen, mitigasi dan adaptasi bencana yang terjadi di suatu wilayah. Siklus aliran air dari pegunungan, perbukitan, untuk kemudian ke daerah yang lebih rendah dan ke lembah dan pada akhirnya ke pesisir dan menuju ke laut akan mempengaruhi proses yang terjadi di suatu wilayah berdasarkan karakterisitk dan daya dukung lingkungan. Air sebagai agen yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi proses yang terjadi di suatu wilayah akan lebih baik dan maksimal jika diatur berdasarkan batasan pergerakan siklus aliran air yaitu batasan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir. Managemen lingkungan dengan membatasi Daerah Aliran Sungai dan Pesisir sebagai satu kesatuan ekosistem akan mempengaruhi proses yang terjadi di masa mendatang berdasarkan daya dukung dan kemampuan lingkungan di DAS dan pesisir. Yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai acuan identifikasi bencana di Daerah Aliran Sungai dan Pesisir. Sehingga sebagai satu kesatuan ekosistem, managemen terpadu pengelolaan DAS dan pesisir dengan bertumpu pada bencana sebagai aspek penyusun tata ruang dapat diterapkan. Kerangka awal sebagai acuan perencanaan tata ruang wilayah adalah identifikasi multi ancaman bencana yang dapat terjadi di DAS dan pesisir dengan melakukan inventarisasi 1 / 6

Transcript of Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah,...

Page 1: Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, ... mengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan

Penataan Ruang Berbasis Bencana

Oleh : Harrys Pratama TeguhMinggu, 22 Agustus 2010 16:48

Pewarta-Indonesia, Berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini merujuk wacana tentangperencanaan tata ruang wilayah berbasis bencana. Bencana yang terjadi secara beruntun diIndonesia yang diakibatkan penggunaan tata ruang yang tidak mengindahkan kemampuan dandaya dukung lingkungan menyebabkan akumulasi kerusakan yang terjadi terus menerus danmenyebabkan terjadinya bencana. Berbagai bencana yang terjadi dapat diatasi denganperencanaan keruangan wilayah berdasarkan daya dukung dan kemampuan lingkungan.Berbagai faktor daya dukung dan kemampuan lingkungan dipertimbangkan untukmengidentifikasi dan mitigasi bencana dalam suatu wilayah.

Pendekatan spasial pengelolaan lingkungan suatu wilayah berbasis bencana dapat didasarkankonsep pendekatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pesisir. Pembatasan spasialperencanaan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir akan mempermudah manajemen,mitigasi dan adaptasi bencana yang terjadi di suatu wilayah. Siklus aliran air dari pegunungan,perbukitan, untuk kemudian ke daerah yang lebih rendah dan ke lembah dan pada akhirnya kepesisir dan menuju ke laut akan mempengaruhi proses yang terjadi di suatu wilayahberdasarkan karakterisitk dan daya dukung lingkungan. Air sebagai agen yang mempunyaikemampuan untuk mempengaruhi proses yang terjadi di suatu wilayah akan lebih baik danmaksimal jika diatur berdasarkan batasan pergerakan siklus aliran air yaitu batasan DaerahAliran Sungai dan Pesisir.

Managemen lingkungan dengan membatasi Daerah Aliran Sungai dan Pesisir sebagai satukesatuan ekosistem akan mempengaruhi proses yang terjadi di masa mendatang berdasarkandaya dukung dan kemampuan lingkungan di DAS dan pesisir. Yang pada akhirnya dapatdigunakan sebagai acuan identifikasi bencana di Daerah Aliran Sungai dan Pesisir. Sehinggasebagai satu kesatuan ekosistem, managemen terpadu pengelolaan DAS dan pesisir denganbertumpu pada bencana sebagai aspek penyusun tata ruang dapat diterapkan.

Kerangka awal sebagai acuan perencanaan tata ruang wilayah adalah identifikasi multiancaman bencana yang dapat terjadi di DAS dan pesisir dengan melakukan inventarisasi

1 / 6

Page 2: Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, ... mengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan

Penataan Ruang Berbasis Bencana

Oleh : Harrys Pratama TeguhMinggu, 22 Agustus 2010 16:48

berbagai ancaman bencana. Ancaman bencana di DAS dan pesisir dibedakan menjadi duabagian yaitu ancaman bencana yang terjadi di Upland dan lowland area. Ancaman bencana diUpland area merupakan ancaman yang dapat terjadi di daerah hulu, misalnya pegunungan,perbukitan. Ancaman yang di lowland area atau daerah hilir seperti daerah pesisir. Ancamanbencana yang dapat terjadi di upland area contohnya longsor, gunung meletus, erosi,kebakaran hutan, dsb. Sedangkan bencana yang dapat terjadi di lowland area adalahkekeringan, banjir dari pasang surut air laut dan dari luapan sungai, intrusi air laut, tsunami,kerusakan ekosistem mangrove dan terumbu karang, pencemaran airtanah akibat limbahdomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, kekeringan, dsb.

Selanjutnya dilakukan inventarisasi dampak ancaman bencana terhadap masyarakat.Berdasarkan frekuensi dan besarnya ancaman bencana di Upland dan Lowland dapat dianalisabesarnya tingkat kerusakan yang dapat terjadi secara ekonomi dan sosial. Inventarisasi nilaikerusakan didapatkan dari nilai rupiah dari masing-masing unsur yang beresiko terjadikerusakan apabila ancaman bencana terjadi misalnya jumlah populasi yang dapat meninggal,jumlah rumah yang dapat rusak, jumlah tambak yang dapat tergenang atau terpolusi.

Frekuensi dan besarnya ancaman bencana dikalikan nilai kerugian sebagai dampak jika terjadibencana. Proses di tahap ini disebut tingkat resiko bencana yang kemungkinan dapat terjadi.Tiap unsur baik secara ekonomi maupun sosial yang terkena dampak seperti resikomeninggalnya orang, resiko suatu benda dapat mengancam kehidupan seseorang jika terjadibencana, dan resiko nilai ekonomi suatu infrastruktur dapat rusak jika terjadi bencana. Berapajumlah populasi yang terancam jiwanya yang mendiami suatu lokasi. Apabila terjadi bencanalongsor dan atau banjir atau bencana lain dapat dihitung berdasarkan frekuensi dan besarnyaancaman bencana. Berapa potensi suatu obyek yang dapat mengancam kehidupan manusiajika terjadi bencana, misalnya potensi bangunan rumah dapat rubuh dan mengancamkehidupan penghuninya jika bencana gempa dan atau longsor terjadi.

Berapa nilai ekonomi suatu obyek dapat terancam mengalami kerusakan jika terjadi bencana.Misalnya nilai ekonomi infrastruktur jalan dan fasilitas umum jika terjadi tsunami, nilai ekonomikehilangan flora dan fauna jika terjadi kebakaran hutan, kerugian yang dapat diderita petani jikatambak dan lahan pertaniannya terkena intrusi air laut. Sehingga persebaran tingkat resikoterjadinya multi bencana di DAS dan pesisir dapat digunakan sebagai acuan untukmerencanakan kebijakan dalam tata ruang wilayah.

2 / 6

Page 3: Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, ... mengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan

Penataan Ruang Berbasis Bencana

Oleh : Harrys Pratama TeguhMinggu, 22 Agustus 2010 16:48

Kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengatasi ancaman bencana di DAS dan pesisir adalahdengan diproyeksikan melalui managemen penggunaan lahan yaitu landuse policy. Wujudcampur tangan dan manifestasi manusia terhadap alam adalah tercermin dari penggunaanlahan. Penggunaan lahan akan memberikan warna dalam perencanaan tata ruang berbasisbencana. Landuse policy berbasis bencana dapat menunjukkan arahan penggunaan lahanyang diterapkan sebagai adaptasi penanggulangan bencana. Pengamanan dan persiapan yangdapat dilakukan untuk menghindari kerusakan ditunjukkan di arahan penggunaan lahan.Konsep tata ruang yang berlandaskan kebencanaan. Berdasarkan persebaran tingkat resikoterjadinya bencana di DAS dan pesisir dibuat landuse policy untuk mengamankan unsur-unsuryang terancam terkena dampak bencana.

Pengamanan unsur-unsur yang terancam bencana melalui landuse policy dapat diterapkandengan melakukan tindakan adaptasi terhadap lingkungan. Tindakan adaptasi dapat berupapembangunan infrastruktur yang dapat mengurangi ataupun menghambat ancaman bencana.Pembangunan infrastruktur tergantung dari jenis bencana dan elemen/unsur yang terancam.Tapi satu pembangunan infrastruktur dapat juga untuk menanggulangi ancaman dari beberapamacam bencana. Di samping itu, proses adaptasi terhadap bencana tidak hanya melaluipembangunan infrastruktur. Proses adapatasi yang dapat dilakukan misalnya, pembangunanbangunan air untuk mencegah bencana banjir dan kekeringan, penghijauan di daerah pesisiruntuk mengurangi abrasi, pemindahan pemukiman di daerah yang tidak rawan bencanamisalnya di igir bukit yang tidak rentan longsor, perilaku masyarakat yang mengurangipemompaan air tanah di daerah pesisir. Dengan diketahuinya berbagai macam ancamanbencana di suatu wilayah DAS dan pesisir, akan mempermudah tindakan adaptasi untukmengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan suatu infrastrukturdapat berfungsi ganda, tidak saling tumpang tindih dan bahkan tidak memacu ancamanbencana yang lain.

Berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini merujuk suatu wacana tentang perencanaan tataruang wilayah berbasis bencana. Bencana yang terjadi secara beruntun di Indonesia yangdiakibatkan penggunaan tata ruang yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukunglingkungan menyebabkan akumulasi kerusakan yang terjadi terus menerus dan menyebabkanterjadinya bencana. Berbagai bencana yang terjadi dapat diatasi dengan perencanaankeruangan wilayah berdasarkan daya dukung dan kemampuan lingkungan. Berbagai faktordaya dukung dan kemampuan lingkungan dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mitigasibencana dalam suatu wilayah.

3 / 6

Page 4: Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, ... mengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan

Penataan Ruang Berbasis Bencana

Oleh : Harrys Pratama TeguhMinggu, 22 Agustus 2010 16:48

Pendekatan spasial pengelolaan lingkungan suatu wilayah berbasis bencana dapat didasarkankonsep pendekatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pesisir. Pembatasan spasialperencanaan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir akan mempermudah managemen,mitigasi dan adaptasi bencana yang terjadi di suatu wilayah. Siklus aliran air dari pegunungan,perbukitan ke daerah yang lebih rendah. Selanjutnya ke lembah menuju pesisir hinggabermuara menuju llaut bakal memengaruhi proses yang terjadi di suatu wilayah berdasarkankarakterisitk dan daya dukung lingkungan. Air sebagai agen yang mempunyai kemampuanuntuk mempengaruhi proses yang terjadi di suatu wilayah akan lebih baik dan maksimal jikadiatur berdasarkan batasan pergerakan siklus aliran air yaitu batasan Daerah Aliran Sungai danPesisir. Manajemen lingkungan dengan membatasi Daerah Aliran Sungai dan Pesisir sebagaisatu kesatuan ekosistem akan mempengaruhi proses yang terjadi di masa mendatangberdasarkan daya dukung dan kemampuan lingkungan di DAS dan pesisir. Yang pada akhirnyadapat digunakan sebagai acuan identifikasi bencana di Daerah Aliran Sungai dan Pesisir.Sehingga sebagai satu kesatuan ekosistem, manajemen terpadu pengelolaan DAS dan pesisirdengan bertumpu pada bencana sebagai aspek penyusun tata ruang dapat diterapkan.

Kerangka awal sebagai acuan perencanaan tata ruang wilayah adalah identifikasi multiancaman bencana yang dapat terjadi di DAS dan pesisir dengan melakukan inventarisasiberbagai ancaman bencana. Ancaman bencana di DAS dan pesisir dibedakan menjadi duabagian yaitu ancaman bencana yang terjadi di Upland dan lowland area. Ancaman bencana diUpland area merupakan ancaman yang dapat terjadi di daerah hulu, misalnya pegunungan,perbukitan. Ancaman yang di lowland area atau daerah hilir seperti daerah pesisir. Ancamanbencana yang dapat terjadi di upland area contohnya longsor, gunung meletus, erosi,kebakaran hutan, dsb. Sedangkan bencana yang dapat terjadi di lowland area adalahkekeringan, banjir dari pasang surut air laut dan dari luapan sungai, intrusi air laut, tsunami,kerusakan ekosistem mangrove dan terumbu karang, pencemaran airtanah akibat limbahdomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, kekeringan, dsb.

Selanjutnya dilakukan inventarisasi dampak ancaman bencana terhadap masyarakat.Berdasarkan frekuensi dan besarnya ancaman bencana di Upland dan Lowland dapat dianalisabesarnya tingkat kerusakan yang dapat terjadi secara ekonomi dan sosial. Inventarisasi nilaikerusakan didapatkan dari nilai rupiah dari masing-masing unsur yang beresiko terjadikerusakan apabila ancaman bencana terjadi misalnya jumlah populasi yang dapat meninggal,jumlah rumah yang dapat rusak, jumlah tambak yang dapat tergenang atau terpolusi.

Frekuensi dan besarnya ancaman bencana dikalikan nilai kerugian sebagai dampak jika terjadibencana. Proses di tahap ini disebut tingkat resiko bencana yang kemungkinan dapat terjadi.

4 / 6

Page 5: Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, ... mengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan

Penataan Ruang Berbasis Bencana

Oleh : Harrys Pratama TeguhMinggu, 22 Agustus 2010 16:48

Tiap unsur baik secara ekonomi maupun sosial yang terkena dampak seperti resikomeninggalnya orang, resiko suatu benda dapat mengancam kehidupan seseorang jika terjadibencana, dan resiko nilai ekonomi suatu infrastruktur dapat rusak jika terjadi bencana. Berapajumlah populasi yang terancam jiwanya yang mendiami suatu lokasi apabila terjadi bencanalongsor dan atau banjir atau bencana lain dapat dihitung berdasarkan frekuensi dan besarnyaancaman bencana. Berapa potensi suatu obyek yang dapat mengancam kehidupan manusiajika terjadi bencana, misalnya potensi bangunan rumah dapat rubuh dan mengancamkehidupan penghuninya jika bencana gempa dan atau longsor terjadi. Berapa nilai ekonomisuatu obyek dapat terancam mengalami kerusakan jika terjadi bencana, misalnya nilai ekonomiinfrastruktur jalan dan fasilitas umum jika terjadi tsunami, nilai ekonomi kehilangan flora danfauna jika terjadi kebakaran hutan, kerugian yang dapat diderita petani jika tambak dan lahanpertaniannya terkena intrusi air laut. Sehingga persebaran tingkat resiko terjadinya multibencana di DAS dan pesisir dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan kebijakandalam tata ruang wilayah.

Kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengatasi ancaman bencana di DAS dan pesisir adalahdengan diproyeksikan melalui managemen penggunaan lahan yaitu landuse policy. Wujudcampur tangan dan manifestasi manusia terhadap alam adalah tercermin dari penggunaanlahan. Penggunaan lahan akan memberikan warna dalam perencanaan tata ruang berbasisbencana. Landuse policy berbasis bencana dapat menunjukkan arahan penggunaan lahanyang diterapkan sebagai adaptasi penanggulangan bencana. Pengamanan dan persiapan yangdapat dilakukan untuk menghindari kerusakan ditunjukkan di arahan penggunaan lahan.Konsep tata ruang yang berlandaskan kebencanaan Oleh karena itu, berdasarkan persebarantingkat resiko terjadinya bencana di DAS dan pesisir dibuat landuse policy untuk mengamankanunsur-unsur yang terancam terkena dampak bencana.

Pengamanan unsur-unsur yang terancam bencana melalui landuse policy dapat diterapkandengan melakukan tindakan adaptasi terhadap lingkungan. Tindakan adaptasi dapat berupapembangunan infrastruktur yang dapat mengurangi ataupun menghambat ancaman bencana.Pembangunan infrastruktur tergantung dari jenis bencana dan elemen/unsur yang terancam.Akan tetapi, satu pembangunan infrastruktur dapat juga untuk menanggulangi ancaman daribeberapa macam bencana. Disamping itu, proses adaptasi terhadap bencana tidak hanyamelalui pembangunan infrastruktur.

5 / 6

Page 6: Penataan Ruang Berbasis Bencana - pewarta- · PDF filedomestik dan pertanian, amblesan tanah, abrasi, gempa, ... mengatur tata ruang wilayah yang perlu dilakukan sehingga pembangunan

Penataan Ruang Berbasis Bencana

Oleh : Harrys Pratama TeguhMinggu, 22 Agustus 2010 16:48

Proses adapatasi yang dapat dilakukan misalnya, pembangunan bangunan air untuk mencegahbencana banjir dan kekeringan, penghijauan di daerah pesisir untuk mengurangi abrasi,pemindahan pemukiman di daerah yang tidak rawan bencana misalnya di pinggir bukit yangtidak rentan longsor, perilaku masyarakat yang mengurangi pemompaan airtanah di daerahpesisir. Dengan diketahuinya berbagai macam ancaman bencana di suatu wilayah DAS danpesisir, maka akan mempermudah tindakan adaptasi untuk mengatur tata ruang wilayah yangperlu dilakukan sehingga pembangunan suatu infrastruktur dapat berfungsi ganda, tidak salingtumpang tindih dan bahkan tidak memacu ancaman bencana yang lain. (*)

6 / 6