PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

13
PANDUAN OBSERVASI & STIMULASI ANAK DENGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN & HIPERAKTIVITAS (Diperuntukkan Bagi Petugas Puskesmas) Disusun oleh Klinik Psikologi RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo 2020 PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO RSUD KRT. SETJONEGORO Jl. Rumah Sakit 1 321091 / Fax 323873 W O N O S O B O - 56311

Transcript of PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

Page 1: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

PANDUAN

OBSERVASI & STIMULASI

ANAK DENGAN GANGGUAN

PEMUSATAN PERHATIAN &

HIPERAKTIVITAS

(Diperuntukkan Bagi Petugas Puskesmas)

Disusun oleh

Klinik Psikologi

RSUD KRT

Setjonegoro

Wonosobo

2020 2020

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

RSUD KRT. SETJONEGORO Jl. Rumah Sakit 1 321091 / Fax 323873

W O N O S O B O - 56311

Page 2: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

1

Prakata

Puji Syukur ke hadirat Tuhan YME, bahwa Panduan Observasi & Stimulasi Anak

Dengan Gangguan Pemusatan & Hiperaktivitas ini dapat terwujud. Untuk mewujudkan

kestabilan perilaku pada anak Gangguan Pemusatan Perhatian disertai Hiperaktivitas (GPPH)

dibutuhkan penanganan secara terintegrasi yaitu oleh Psikolog Klinis, Orangtua, Guru dan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Panduan Observasi & Stimulasi ini merupakan Panduan Sederhana bagi para petugas

Puskesmas yang mempunyai klien anak GPPH. Panduan ini diberikan kepada Puskesmas

sebagai sarana meningkatkan kualitas perilaku pada klien GPPH.

Panduan Observasi & Stimulasi ini merupakan sarana yang disusun oleh Klinik

Psikologi RSUD KRT Setjonegoro. Diberikan sebagai wujud layanan terintegrasi kepada

klien GPPH yang selama ini mengikuti terapi psikologi di Klinik Psikologi RSUD KRT.

Setjonegoro Wonosobo.

Di dalam Panduan Observasi & Stimulasi ini terdapat pengetahuan dasar mengenai

GPPH, Tips dan Teknik menangani, serta aspek observasi dan stimulasi klien GPPH.

Diharapkan dengan adanya Panduan Observasi & Stimulasi ini Petugas Puskesmas lebih

mudah dalam memberikan Observasi & Stimulasi. Di bagian akhir dari Panduan Observasi &

Stimulasi ini terdapat FORM PELAKSANAAN OBSERVASI & STIMULASI UNTUK

ANAK GPPH yang dapat Petugas Puskesmas isi dan kirimkan kepada Psikolog Klinis RSUD

KRT Setjonegoro. Untuk informasi dan koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact

Person berikut : Admin Klinik Psikologi (WA. 089527164302).

Akhir kata, kita semua adalah penentu masa depan bangsa. Anak-anak GPPH ini

memerlukan keterlibatan banyak pihak untuk dapat menjadi generasi penerus yang

mengharumkan nama bangsa.

Terima kasih.

Harrista Adiati,M.Psi,Psikolog

Tim Psikologi RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo

Page 3: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

2

DAFTAR ISI

Apa Itu GPPH? ……………………………………………………………………………. 3

Apa Penyebab GPPH? …………………………………………………………………….. 5

Mengapa Penanganan Bagi Anak GPPH Penting? ………………………………………... 5

Yang Dialami Orangtua Dengan Ananda GPPH ………………………………………….. 5

Pengasuhan Pada Anak GPPH …………………………………………………………….. 6

Peran Puskesmas Dalam Penanganan Anak GPPH ……………………………………….. 8

Aspek Observasi & Stimulasi Pada Anak GPPH …………………………………………. 9

Form Pelaksanaan Observasi & Stimulasi Untuk Anak GPPH …………………………… 10

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………... 11

Page 4: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

3

I. APA ITU GPPH?

Gangguan Pemusatan Perhatian disertai Hiperaktivitas yang biasa dikenal sebagai

GPPH / ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah keadaan neurologis

perilaku dengan gejala-gejala yang meliputi kurangnya perhatian, perilaku impulsif, dan

aktivitas yang berlebihan yang tidak sesuai dengan ciri-ciri tahapan perkembangan anak.

Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi,

maupun komunikasi (Sattler dalam Nuzullia, 2012).

Hal-hal terkait anak GPPH :

Perilaku anak dengan hiperaktivitas yang cenderung semaunya sendiri, seringkali

menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan interpersonal dengan

orang lain.

Lingkungan sekitarnya memberi cap anak nakal karena anak dengan hiperaktivitas

seringkali kesulitan untuk mematuhi instruksi orang lain.

Kesulitan ini merupakan salah satu akibat dari ketidakmampuan anak untuk

mengendalikan diri dengan baik pada situasi yang dihadapinya.

Orangtua memarahi karena anak sangat nakal dan sikap guru yang memberi cap bodoh ,

malas dan suka berbuat onar pada anak dengan hiperaktivitas.

Anak dengan hiperaktivitas juga mengalami permasalahan dalam hal belajar.

Kegagalan dalam belajar pada anak dengan hiperaktivitas lebih disebabkan karena anak

mengalami kesulitan mengendalikan diri.

Dorongan-dorongan emosional yang muncul seperti tidak dapat duduk tenang, dimana

anak berlari atau memanjat secara berlebihan, atau sering pula berbicara terus-menerus

dan tidak dapat berhenti.

Anak seringkali mengganggu teman-temannya di kelas dengan mendatangi bangku

temannya saat pelajaran berlangsung, atau merampas alat tulis temannya, mengutak-atik

barang-barang milik temannya.

Keadaan ini sering mengganggu lingkungan belajar di kelas.

Gangguan hiperaktivitas biasanya dibarengi dengan impulsivitas.

Gangguan impulsivitas ditandai dengan perilaku yang tidak sabar sehingga sering

tampak tidak dapat bersabar menunggu giliran, menginterupsi atau memotong

pembicaraan orang lain dan sering memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai

diberikan.

Page 5: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

4

Anak dengan gangguan hiperaktivitas dan impulsitas tidak memiliki kontrol diri yang

baik, sehingga anak kurang dapat mengendalikan diri sendiri.

Emosi anak dengan hiperaktif dan impulsif berubah-ubah.

Banyak anak dengan GPPH memiliki taraf kecerdasan rata-rata (normal) dan bahkan ada

yang lebih tinggi. Dengan kondisi ini dapat diperkirakan bahwa anak-anak dengan GPPH

mengalami hambatan dalam mengaktualisasikan potensi kecerdasannya.

Tingkat hiperaktif berbeda-beda pada setiap anak.

Adapula yang Gangguan Pemusatan Perhatian tanpa hiperaktif.

Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH) ditandai dengan adanya gejala-gejala

sebagai berikut :

No PERILAKU

1 Ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi

2 Rentang perhatiannya sangat buruk atau sangat singkat waktunya dibandingkan

dengan anak-anak lain yang seusianya

3 Adanya tingkah laku yang hiperaktif

4 Memiliki aktivitas motorik lebih dari rata-rata anak seusianya

5 Bila duduk tidak bisa diam, tidak bisa duduk lama

6 Selalu bergerak, berjalan-jalan

7 Impulsif / tidak sabar

8 Berpindah dari satu tempat ke tempat lain

9 Tidak pernah berhenti bicara

10 Perhatian mudah beralih

11 Sulit mengikuti beberapa instruksi secara berurutan

12 Cepat lupa

13 Mudah gusar/ gelisah

14 Tidak mudah jera

15 Toleransi terhadap frustrasi rendah

16 Melamun, dan murung bila dibandingkan dengan anak seusianya.

Page 6: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

5

II. Apa Penyebab GPPH?

Patofisiologis

(Medis, Fisiologis, Neurologis)

--Penyebab Utama--??

• Kelainan Gen

• Kelainan Biologis, Kimiawi, Elektrofisiologi Otak.

• Kelainan anatomi

?

• Belum diketahuisecara pasti

• Multifaktorial

• GangguanPerkembangan Syaraf

Patopsikologis

(Sosial & Perilaku)

--Menguatkan KecenderunganYang Ada– ??

• Polusi udara, suara

• Paparan AVED• Pola Asuh

• Makanan yang mengandung MSG, pewarna

• Kondisi emosi ibuketika hamil.

Sumber: Gamayanti (2018)

III. Mengapa Penanganan Bagi Anak GPPH Penting?

Penanganan bagi anak GPPH merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan

masa depan pendidikan anak nantinya.

Dibandingkan dengan teman-teman sebayanya, anak-anak dengan GPPH lebih

beresiko mengalami kecelakaan-kecelakaan serius, kegagalan sekolah dan putus

sekolah, keterbatasan dalam penyesuaian sosial, problem-problem pelanggaran

perilaku (kenakalan anak) sampai pada pelanggaran hukum (tindakan kriminal), dan

penyalahgunaan obat-obatan lebih dini (Parker dan Reif, dalam Nanik, 2007).

IV. Yang Dialami Orangtua Dengan Ananda GPPH

NO KONDISI

1 Orangtua sering masih belum bisa menerima kondisi anak

2 Sering menuruti kemauan anak dengan alasan supaya anak tidak rewel, yang

berakibat anak menjadi tidak mandiri dan menjadi “raja” di rumah.

3 Orangtua menghindari mengajak ananda pergi ke keramaian (misal, pertemuan

keluarga, acara-acara di lingkungan) karena anak belum bisa bersikap tenang.

Page 7: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

6

4 Orangtua letih dalam mengatasi perilaku hiperaktivitas anak.

5 Orangtua menganggap perilaku anak GPPH adalah perilaku yang wajar terjadi

selayaknya usia anak.

6 Orangtua tidak menganggap penting respon emosi anak.

7 Orangtua wajib menyempatkan diri untuk memperhatikan anak dengan lebih

baik (secara kualitas maupun kuantitas).

8 Orangtua perlu mengalokasikan dana yang tidak sedikit untuk terapi bagi

ananda GPPH.

9 Orangtua perlu mendapat edukasi tentang GPPH.

V. PENGASUHAN PADA ANAK GPPH

1. Bagaimana Pola Asuh Yang Tepat Bagi Ananda GPPH?

Untuk mengasuh ananda GPPH maka berikut adalah hal-hal yang dapat orangtua

terapkan (Nuzullia, 2012):

1. Memahami gambaran mengenai GPPH.

2. Memberikan perhatian positif kepada ananda.

3. Menggunakan konsekuensi untuk membentuk target perilaku yang baik.

4. Mampu menggunakan sudut diam.

5. Belajar mengelola perilaku anak di area publik.

6. Mengikuti perkembangan perilaku, akademik dan sosialisasi anak di sekolah.

2. Penerapan Program Pengasuhan Positif (3P)

Program Pengasuhan Positif (3P) sebagai usaha untuk menurunkan pengasuhan

yang kurang tepat pada orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus.

Pengasuhan yang kurang tepat masih ditemui di lapangan terutama pada anak

yang berkebutuhan khusus.

Reaksi orangtua dalam menerima anak yang berkebutuhan khusus berbeda-beda.

Ada yang menunjukkan kaget, kecewa, dan tak percaya terhadap apa yang terjadi

kepada anaknya.

Muncul emosi –emosi negatif seperti menyalahkan diri sendiri atau tidak dapat

menerima keadaan, marah, dan menyesal.

Page 8: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

7

Beberapa orangtua melakukan penanganan non medis dan mengatakan bahwa

anaknya terkena guna-guna atau dikerjain orang yang kurang suka pada keluarga

tersebut. Hal ini sebenarnya akan semakin memperburuk kondisi anak.

Perasaan menolak dan menerima ini akan berjalan seiring dengan waktu. Hanya

saja proses adaptasi setiap keluarga memang berbeda-beda, sangat tergantung

pada kepribadian dan kemampuan dalam menyesuaikan diri.

Namun tidak sedikit yang tetap menolak kenyataan.

Ketika orangtua belum menerima anaknya maka akan cenderung memperlakukan

anaknya terlalu protektif atau cenderung akan membiarkan perilaku anaknya

tanpa ada kontrol.

Hal ini jika terus menerus dilakukan maka akan mengarah pada pengasuhan yang

kurang tepat yang menyebabkan munculnya berbagai permasalahan perilaku dan

emosional pada anak (Wijaya, 2015).

3. Apa itu Pengasuhan Positif?

a) Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang

hangat antara anak dan orang tua, serta menstimulasi tumbuh kembang anak agar anak

tumbuh dan berkembang optimal.

b) Pengasuhan yang menggunakan pendekatan dengan mengedepankan penghargaan,

pemenuhan dan perlindungan hak anak, juga mengedepankan kepentingan terbaik anak.

c) Upaya untuk memberikan lingkungan yang bersahabat, ramah anak tanpa kekerasan.

Mengasuh anak secara positif adalah memberikan lingkungan yang bersahabat sehingga anak

dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pengasuhan positif bermanfaat untuk

meningkatkan interaksi orangtua dan anak secara positif, meningkatkan keterampilan sosial

anak, dan mencegah permasalahan perilaku dan emosional pada anak (Glazemakers dalam

Wijaya 2015). Untuk mempermudah pemahaman orangtua peserta Sesi Pengasuhan ini, dan

tanpa mengubah pengertian dasarnya, maka penyusun mengartikan 3P sebagai : Penuh Kasih

Sayang, Penghargaan, Persahabatan.

Page 9: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

8

4. Mengapa Penting Melakukan Pengasuhan Positif?

Penting untuk melakukan pengasuhan positif karena :

a) Meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orang tua

b) Mengoptimalkan tumbuh kembang anak

c) Mencegah pola asuh yang kurang tepat

5. Dimana Dan Siapa Yang Harus Melakukan Pengasuhan Positif?

LINGKUNGAN RUMAH

Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, Kakek, Om, Tante, Sepupu, dan Asisten Rumah Tangga

(Semua orang dewasa yang ada di rumah).

LINGKUNGAN SEKOLAH

Kepala Sekolah, Guru, Administrator dan Warga Sekolah lainnya.

LINGKUNGAN MASYARAKAT

Tetangga dan orang-orang yang tinggal di sekitar tempat tinggal.

VI. PERAN PUSKESMAS DALAM PENANGANAN ANAK GPPH

Anak GPPH termasuk salah satu sumber daya manusia bangsa Indonesia yang

kualitasnya harus ditingkatkan agar dapat berperan. Anak GPPH perlu dikenali dan

diidentifikasi dari kelompok anak pada umumnya, karena mereka memerlukan pelayanan

yang bersifat khusus, seperti pelayanan medik, pendidikan khusus maupun latihan-latihan

tertentu yang bertujuan untuk mengurangi keterbatasan dan ketergantungan akibat kelainan

yang diderita, serta menumbuhkan kemandirian hidup dalam bermasyarakat. Oleh karena itu

dibutuhkan peran Puskesmas Setempat sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat perta

yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Peran puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Promotif

Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan dalam

pemeliharaan kesehatan bagi anak, melalui:

a) Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

b) Penyebarluasan informasi tentang PHBS.

Page 10: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

9

c) Melakukan aktifitas yang tepat untuk mencegah kondisi sakit melalui kegiatan

olah raga, dan aktivitas fisik lainnya yang disesuaikan dengan derajat perilaku.

d) Penyuluhan tentang gizi seimbang, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan

reproduksi, infeksi menular seksual, pencegahan penyalahgunaan NAPZA/

NARKOBA, pencegahan merokok, life skill education.

2. Preventif

Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah penyakit dan komplikasi sedini mungkin.

3. Kuratif

Bertujuan untuk mengobati penyakit yang ditemukan pada anak.

4. Rehabilitatif

Bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan kemampuan fungsi, kemandirian

serta meningkatkan aktivitas dan peran serta/partisipasi anak di masyarakat, melalui:

a. Pembinaan pada keluarga yang mempunyai anak GPPH

b. Konseling dan rujukan rehabilitasi ke Rumah Sakit Umum atau Klinik Psikologi yang

ada di wilayah kerja.

c. Edukasi Pelatihan motorik kasar, halus melalui keterampilan vokasional.

VII. ASPEK OBSERVASI & STIMULASI PADA ANAK GPPH

Berikut adalah aspek observasi dan stimulasi yang disederhanakan dari gejala-gejala pada

anak GPPH:

ASPEK OBSERVASI &

STIMULASI DESKRIPSI

KOGNISI

Komprehensi umum

Memori dan konsentrasi

Perbendaharaan kata dan kelancaran komunikasi verbal

AFEKSI Ekspresi emosi

Kemampuan mengutarakan pendapat

MOTORIK HALUS Koordinasi dan kemampuan gerak kedua tangan

MOTORIK KASAR Kemampuan motorik kasar

PSIKOMOTORIK Kemampuan duduk tenang

Kepatuhan

Page 11: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

10

FORM PELAKSANAAN OBSERVASI & STIMULASI UNTUK ANAK GPPH

(disediakan dalam bentuk googleform)

I. IDENTITAS

Nama Anak GPPH : ……………….

Usia:………………..

Alamat :………………

Puskesmas Wilayah : ……………………..

II. PELAKSANAAN OBSERVASI & STIMULASI

A. KONDISI FISIK

1. tinggi badan : …………..

2. berat badan : ……………..

3. kecukupan gizi: …………………

4. kondisi fisik secara umum : a. Sehat b. Kurang Sehat

B. PERILAKU HIDUP BERSIH

1. Cuci tangan menggunakan sabun a. Kadang-kadang b. Sering

2. Menggosok Gigi a. Kadang-kadang b. Sering

3. Kondisi kuku a. Bersih b. kotor

C. PERILAKU SEHARI-HARI

1. Mampu melaksanakan aktivitas bantu diri di rumah secara mandiri

a. Mampu b. Kurang mampu

2. Sosialisasi a. Mampu b. Kurang mampu

3. Komunikasi a. Mampu b. Kurang mampu

4. Kontak mata a. Mampu b. Kurang mampu

5. Emosi a. Tenang b. Kurang tenang

6. Konsentrasi belajar a. Mampu b. Kurang mampu

7. Tantrum a. Kadang Muncul b. Tidak Pernah Muncul

D. KONDISI ORANGTUA

1. Orangtua peduli pada kesehatan dan perilaku anak a. Ya b. Tidak

2. Orangtua menyediakan waktu yang cukup untuk memberikan kasih sayang pada anak

a. Ya b. Tidak

E. EDUKASI YANG DIBERIKAN

Edukasi yang telah Petugas berikan adalah ………………………….

Wonosobo, Tgl…..bulan …...2020

Tertanda

(Petugas Puskesmas)

Page 12: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

11

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2016. Seri Pendidikan Orangtua : Pengasuhan Positif. Jakarta : Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Anak.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di

Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas Kesehatan.

Gamayanti, Indria Laksmi. 2018. Modul pelatihan Asesmen dan Penanganan Gangguan

Perkembangan Pada Anak ADHD dan Giftedness. Yogyakarta: Lembaga

Pengembangan Diri Dan Komunitas Kemuning Kembar.

Hikmawati, Iffa Dwi. Erny Hidayati. 2014. Efektivitas Terapi Menulis Untuk

Menurunkan Hiperaktivitas Dan Impulsivitas Pada Anak Dengan Attention

Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). EMPATHY, Jurnal Fakultas Psikologi

Vol. 2, No 1, Juli 2014

Mulyani RR, 2013. Penerapan token ekonomi untuk meningkatkan atensi dalam

mengerjakan tugas pada anak ADHD. Jurnal Saints dan praktik psikologi. Volume 1,

nomor 1. (hal 37-47)

Nanik. 2007. Penelusuran Karakteristik Hasil Tes Inteligensi WISC Pada Anak dengan

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. 2007. Jurnal Psikologi

Volume 34 Nomor 1, Juni 2007

Noorbakhsh, Simasadat. Zahra Zeinodini. Sepideh Rajeziesfahani.

Alireza Zahiroddin. 2015. Positive Parenting Program can Change the

Psychological State of Mothers Who Have ADHD Children. American Journal

of Life Science Vol. 3, Issue 3, 202-209, 2015.

Page 13: PEMUSATAN PERHATIAN & Wonosobo HIPERAKTIVITAS

12

Nuzullia, Mefsya. Juke R. Siregar. Afra Hafni Noer. 2012. Pelatihan Pengasuhan Anak

Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas (GPPH).

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 4 No. 1 Juni 2012

Pertiwi, An-nisaa. Budi Susetyo. Dudi Gunawan. 2017. Pengaruh Mewarnai Gambar

Binatang Untuk Mengurangi Perilaku Hiperaktif Anak Tunarungu Kelas 1

Di SLB BC YPNI Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Pendidikan

Edisi Mei 03, 2017.

Supriyanto, Joko. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Taylor, Andrea Faber. Frances E. Kuo. 2008. Children With Attention Deficits

Concentrate Better After Walk in the Park. Journal of Attention Disorders

Online First, August 25, 2008.

Wijaya, Yeny Duriana. 2015. Positive Parenting Program (Triple P) Sebagai Usaha Untuk

Menurunkan Pengasuhan Disfungsional Pada Orangtua Yang Mempunyai

Anak Berkebutuhan Khusus (Dengan Diagnosa Autis Dan ADHD). Jurnal

Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015.

Zwi, Morris. Jane Dennis. Hannah Jones. Camilla Thorgaard. Ann York. 2012. Parent

Training Interventions for Attention Deficit Hyperactivity Disorder.