PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

254
PENGARUH MEDIA POP UP BOOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN INTENSI ASI EKSLUSIF IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun Oleh: DESLY AHDI KANTA 109101000074 PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H

Transcript of PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Page 1: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

PENGARUH MEDIA POP UP BOOK TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN INTENSI ASI EKSLUSIF IBU HAMIL DI

PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN

TAHUN 2013

SKRIPSI

Disusun Oleh:

DESLY AHDI KANTA

109101000074

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 2: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Generated by CamScanner from intsig.com

Page 3: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Generated by CamScanner from intsig.com

Page 4: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Generated by CamScanner from intsig.com

Page 5: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Agustus 2013

DESLY AHDI KANTA, NIM : 109101000074

PENGARUH MEDIA POP UP BOOK TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN INTENSI ASI EKSLUSIF IBU HAMIL DI PUSKESMAS

KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2013 xiv + 85 halaman, 14 tabel, 5 gambar, 6 lampiran

ABSTRAK

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam)

bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Puskemas Kecamatan Pesanggrahan menggunakan beberapa cara seperti penggunaan

media leaflet dalam pelaksanaan kelas ibu hamil yang didalamnya para ibu hamil

diberikan informasi yang berkaitan tentang kehamilan ibu hamil termasuk pengetahuan

ASI ekslusif. Akan tetapi didapat angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas

Kec.Pesanggrahan sebesar 51,2%, masih dibawah target nasional. Dalam hal ini peneliti

menggunakan media buku pop up yang telah di analisis kelayakannya untuk melihat

pengaruhnya dalam perubahan pengetahuan dan intensi ibu hamil tentang ASI Ekslusif

di Puskesmas Kecamatan Pesanggarahan Jakarta Selatan tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan

non equivalent control group design. Penelitian untuk mencari tahu penjelasan dari

objek penelitian tentang pengaruh media buku pop up dalam perubahan pengetahuan dan

intensi ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun

2013 dengan cara membandingkan rata-rata skor antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

rata-rata skor pengetahuan antara kelompok yang diberi perlakuan dengan media buku

pop up dan kelompok kontrol (Pvalue 0.026). Akan tetapi untuk intensi pada kedua

kelompok, dari hasil uji Chi-Square diperoleh Pvalue 1.00 yang berarti tidak ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal

tersebut menujukkan tidak adanya pengaruh dari pemberian media buku pop up terhadap

intensi ASI Eksklusif. Dilihat dari karakteristik responden tidak terdapat hubungan dari

karakteristik umur (Pvalue=0,554), tingkat pendidikan (Pvalue=0,765), dan status paritas

ibu hamil (Pvalue=0,701) terhadap perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif

Kesimpulan dari penelitian bahwa media buku pop up dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan ASI Ekslusif ibu hamil akan tetapi tidak sampai taraf

memberikan kepercayaan untuk berniat melakukannya.

Daftar bacaan : 53 (1981-2012)

Kata Kunci : Pengetahuan ,ASI Eklusif, Media, Pop up book

Page 6: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Agustus 2013

DESLY AHDI KANTA, NIM : 109101000074

INFLUENCE OF POP UP BOOK MEDIA ON THE IMPROVEMENT OF

KNOWLEDGE AND ASI EXCLUSIVE INTENTION FOR PREGNANT WOMEN IN

PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN 2013

xiv + 85 pages, 14 tables, 5 images, 6 attachments

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is breast milk given to infants from birth for 6 (six)

months, without adding or replacing with other food or drink. Puskemas Kecamatan

Pesanggrahan use several ways such as the use of media leaflet in the implementation

class in which pregnant women are given information about pregnancy related maternal

including exclusive breastfeeding knowledge. However, the figures obtained coverage

exclusively breastfeed in the Puskesmas Kec. Pesanggrahan at 51.2 %, still below the

national target. In this case the researcher uses the pop-up books media that has been in

the feasibility analysis to see the effect in the change of knowledge and intentions of

pregnant women about exclusive breastfeeding in the Puskesmas Kecamatan

Pesanggarahan Jakarta Selatan in 2013.

This research uses quasi-experimental research design with non-equivalent

control group design. Research to find out an explanation of the object of research on the

influence of pop-up books media in the knowledge and intentions change of pregnant

women about exclusive breastfeeding in Puskesmas Kecamatan Pesanggarahan in 2013

by comparing the average scores between the treatment and control groups .

Results of this study indicated that there were significant differences in the

average scores of knowledge between the group treated with media pop-up books and

the control group (Pvalue 0.026). But for the intention in both groups, from the Chi-

Square test results obtained Pvalue 1,00 which meant there was no significant difference

between the treatment and control groups. It showed the lack of effect of granting media

pop-up books to exclusive breastfeeding intentions. Judging from the characteristics of

the respondents there was no correlation of the characteristics of age (Pvalue = 0.554),

education level (Pvalue = 0.765), and maternal parity status (Pvalue = 0.701) on

exclusive breastfeeding knowledge score changed.

The conclusion of the study that the pop-up book media can be used to improve

exclusive breastfeeding knowledge of pregnant women but not to the extent of giving

belief to intend to do so.

Reading list: 53 (1981-2012)

Keywords: Knowledge, Exclusive breastfeeding, Pop up Book Media

Page 7: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap :Desly Ahdi Kanta

Tempat Tanggal Lahir :Banyuasin,04 Desember 1991

Alamat : Jln. Bukit Indah No.54 Kelurahan Pangkalan Balai,

Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin

Sumatera Selatan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Email : [email protected]

Telepon : 085367893434

Riwayat Pendidikan :

1997 – 2003 SDN No.4 Pangkalan Balai

2003 – 2006 MTs Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin

2006 – 2009 MA Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin

2009 – sekarang S1 – Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Riwayat Organisasi :

2007 – 2008 OSIS MA Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin

2007 – 2009 OSPa (Organisasi Santri Putra) Ponpes Sabilul Hasanah

2009 – 2011 BEM Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT karena

atas sifat Rahmaan dan Rahiim-Nya, penulis diberi kesehatan dan kemudahan dalam

menjalankan segala aktivitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Uswatun Hasanah sepanjang zaman,

Nabi Muhammad SAW juga kepada para keluarganya, para shahabatnya, para tabi’it-

tabi’innya dan kepada para umatnya yang senantiasa dalam kebaikan hingga akhir

zaman.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Papa dan Mama’ tercinta, Zailani S.Pd dan Nisyati S.Pd yang telah berikhtiar,

sabar, dan tawakal dalam mendidik anaknya dan memberi dukungan serta selalu

mendoakan penulis dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan kesehatan.

3. Ibu Ir. Febrianti, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

sekaligus Pembimbing I dan Ibu Raihana Nadra Alkaff, M.Ma selaku

Pembimbing II yang telah dengan sabar mendidik, membimbing, dan

mengajarkan ilmu dan pengetahuan yang berguna bagi masa depan penulis serta

mengizinkan penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini..

Page 9: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

viii

4. Ibu Narila Mutia Nasir,Ph.D, Ibu Fajar Ariyanti,Ph.D, dan Ibu Rostini,M.KM

selaku penguji skripsi yang telah mengarahkan, mendukung dan mengizinkan

penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Kak Septiani, Kak Ami, Kak Ida selaku Laboran Kesmas yang telah memberikan

arahan dalam perjalanan penyelesaian skripsi ini.

6. Rekan-rekan seperjuangan SJD SS 2009, rekan-rekan Kesehatan Masyarakat

2009, dan rekan-rekan peminatan Gizi 2009 yang telah bersama-sama menuntut

ilmu, berdiskusi, memberi dukungan dan masukan terhadap penulisan ini,

terkhusus pada Ana Mahillatul Jannah dan Agung Taufiqur Rokhman yang

selalu memberi support dan menemani dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Rekan-rekan peneliti di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Fitri Aryani,SKM ,

Nur Syamsiyah,SKM, dan Kiki Chairani Saputri,SKM yang selalu berbagi suka-

duka dan informasi dengan penulis selama pengerjaan skripsi ini.

Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah diajarkan, bimbingan dan petunjuk

yang telah disampaikan serta dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak

terhadap penulis mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan

skripsi ini.

Ciputat, Agustus 2013

Desly Ahdi Kanta

Page 10: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................................................... ii

PERNYATAAN PESETUJUAN……………………………………………………………….iv

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………..v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 6

C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ................................................................................................................ 7

2. Tujuan Khusus ............................................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 8

1. Bagi Puskesmas ............................................................................................................. 8

2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................................. 8

3. Bagi Peneliti Lain .......................................................................................................... 8

F. Ruang Lingkup ................................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pendidikan .......................................................................................................... 10

B. Media ............................................................................................................................... 14

1. Konsep Dasar Media .................................................................................................... 14

2. Fungsi dan Manfaat Media ......................................................................................... 14

3. Karakteristik Media ..................................................................................................... 15

4. Pesan dalam Media ...................................................................................................... 17

2 Media Buku Pop-up ..................................................................................................... 19

Page 11: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

x

D. Asi Eksklusif .................................................................................................................... 21

1. Pengertian .................................................................................................................... 21

2. Manfaat ........................................................................................................................ 21

E. Pengetahuan ..................................................................................................................... 25

1. Pengertian .................................................................................................................... 25

2. Sumber Pengetahuan .................................................................................................... 25

3. Pengetahuan ASI Eksklusif .......................................................................................... 26

4. Kebutuhan Pengetahuan ............................................................................................... 29

5. Pemberian Pengetahuan ............................................................................................... 29

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........................................................ 31

F. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) ............................................................................. 35

1. Pengertian .................................................................................................................... 35

2. Kebijakan ..................................................................................................................... 36

3. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Proses Pemberian Pengetahuan ........... 37

G. Intensi ............................................................................................................................... 40

1. Pengertian Intensi ......................................................................................................... 40

2. Teori Plan Behavior ..................................................................................................... 41

H. Kerangka Teori ................................................................................................................ 42

BAB III KERANGKA KONSEP,DEFINISI OPERASIONAL,DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep ............................................................................................................. 45

B. Definisi Operasional ........................................................................................................ 46

C. Hipotesis .......................................................................................................................... 48

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................................................... 49

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 50

C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................................... 50

D. Instrumen Penelitian ........................................................................................................ 52

E. Pengumpulan Data ........................................................................................................... 53

F. Pengukuran Data. ............................................................................................................. 53

G. Pengolahan dan Analisa Data .......................................................................................... 54

1. Pengolahan Data .............................................................................................................. 54

BAB V HASIL PENELITIAN

Page 12: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xi

A. Karakteristik Sampel ........................................................................................................ 57

B. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi ............................. 58

C. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi ............................... 60

D. Pengaruh Media Buku Pop Up dalam Perubahan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013 ................................................ 60

E. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI Ekslusif ..... 67

F. Gambaran Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil ...................................................................... 69

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian .................................................................................................... 71

B. Karakteristik Ibu Hamil ................................................................................................... 72

C. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi .............................................. 73

D. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi ................................................. 73

E. Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil ................................. 74

F. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI Ekslusif ..... 78

G. Intensi ASI eksklusif Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan ........................................ 81

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................86

Page 13: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional 46

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Paritas di

Wilayah Puskesmas Pesanggrahan Tahun 2013 57

5.2 Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Perlakuan 59

5.3 Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Setelah Diberikan Intervensi 60

5.4 Pengetahuan Kelompok Perlakuan Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre

test) dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Buku Pop Up 61

5.5 Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Perlakuan 62

5.6 Pengetahuan Kelompok Kontrol Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre

test) dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Plasebo 63

5.7 Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Kontrol 64

5.8 Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Permateri Pertanyaan yang Dijawab

Benar 65

5.9 Rata-Rata Perubahan Pengetahuan Antara Kelompok Perlakuan Dan

Kelompok Kontrol 66

5.10 Hubungan Karakteristik Umur Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil 67

5.11 Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dan Skor Pengetahuan Ibu

Hamil 68

5.12 Hubungan Karakteristik Paritas Ibu Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil 69

5.13 Perbedaan Intensi ASI Eksklusif Pada Kelompok Perlakuan Dan

Kelompok Kontrol 70

Page 14: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1 Teori of Planned Behavior 42

2.2 Kerangka Teori Penelitian 44

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 45

5.1 Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Perlakuan dengan Kurva

Normal 62

5.2 Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol dengan Kurva Normal 64

Page 15: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Output SPSS

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Media Pop Up Book

Lampiran 5 Media Placebo

Lampiran 6 Lembar Minat Media

Page 16: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) merupakan cairan hidup yang diciptakan oleh Allah SWT

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak lahir yang diperlukan untuk pertumbuhan,

perkembangan dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, ASI mengandung zat-zat

gizi yang tidak ditemukan dalam makanan/minuman olahan manusia apapun (Kemenkes

R.I, 2009).

Kewajiban ibu untuk menyusui bayinya tercantum jelas dalam Al-Quran surat

Al-Baqarah ayat 223: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan... (QS: Al-Baqarah [2]:

233). Sedangkan dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif; ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan

kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain. Pemerintah menetapkan pemberian ASI eksklusif

selama enam bulan ini mengacu pada yang direkomendasikan oleh World Health

Organization (WHO), dan penetapan ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi

juga di seluruh dunia.

Menurut Roesli (2000) faktor yang mempengaruhi pemberian ASI yaitu

kurangnya penyampaian informasi ataupun pengetahuan tentang ASI Ekslusif kepada

para ibu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suyanto (2010) menyimpulkan

Page 17: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

2

adanya pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan

sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang.

Dalam sebuah proses komunikasi yang disampaikan oleh Laswell dalam

Suprapto (2011) disebutkan bahwa terdapat lima komponen komunikasi agar dapat

terjadi sebuah proses komunikasi. Komponen tersebut adalah komunikator, pesan,

media, komunikan serta pengaruh. Media mempunyai peran sebagai sarana untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pemilihan media yang tepat

akan membantu keberhasilan proses tersebut, sebaliknya penggunaan media yang tidak

tepat akan menyulitkan komunikan memahami isi pesan dari komunikator.

Menurut Notoatmodjo (2007), berdasarkan fungsinya media dibagi menjadi 3

yakni media cetak, media elektronik, dan media papan. Adapun media cetak, seperti

booklet, leaflet, buku pop-up, flyer, flip chart, rubrik/ tulisan‐tulisan poster, foto. Media

elektronik, seperti televisi, radio, video compact disc, slide, film strip, serta media papan

(bill board), yang mencakup pesan‐pesan yang ditulis pada lembaran seng yang

ditempel pada kendaraan umum.

Dalam hal ini terdapat sebuah bentuk media cetak yang dikemas dengan menarik

dan interaktif yakni buku pop-up. Buku pop-up adalah sebuah buku yang memiliki

bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama

dengan origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau

demikian origami lebih memfokuskan untuk menciptakan objek atau benda, sedangkan

Page 18: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

3

pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat gambar

tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif dan dimensi, perubahan bentuk

hingga dapat bergerak (Montanaro,2009).

Buku pop-up dapat memberikan visualisasi materi yang lebih menarik, mulai

dari tampilan gambar yang terlihat lebih berdimensi, memiliki tekstur yang

menggambarkan bentuk aslinya. Hal-hal seperti diatas membuat materi yang dimuat

dalam buku pop-up menjadi lebih menarik untuk diminati (Montanaro,2009).

Sesuai hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan Jakarta Selatan merupakan instansi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat di wilayah Kecamatan Pesanggrahan yang berupaya memberikan

pelayanan terbaik kepada masyarakat dari segi preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif, Khususnya dalam hal ini memberikan pelayanan dan informasi kepada Ibu

hamil mengenai pentingnya ASI Ekslusif untuk kesehatan ibu dan bayi. Dalam

memberikan informasi tentang pentingnya ASI Ekslusif terdapat beberapa media

pendidikan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yang digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan ASI Eksklusif. Media pendidikan yang ada adalah poster

ASI Eksklusif dan leaflet kelas ibu hamil. Poster ASI Eksklusif berada pada ruang

tunggu pelayanan antenatal dan leaflet kelas ibu hamil digunakan saat berlangsungnya

kelas ibu hamil. Namun materi pada kedua media yang digunakan masih terbatas.

Materi pada poster tersebut hanya menjelaskan terkait pengertian ASI Eksklusif

dan himbauan untuk memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Materi ASI eksklsuif

pada leaflet lebih fokus pada materi persalinan dibandingkan dengan materi ASI

Page 19: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

4

Ekslusif. Materi pada media-media tersebut masih kurang dari yang dianjurkan untuk

keberhasilan ASI Eksklusif.

Informasi tentang ASI Eklusif hanya disampaikan saat ibu hamil bertanya

langsung tentang ASI Ekslusif karena informasi yang sering diberikan bidan tanpa

pertanyaan dari ibu hamil kebanyakan mengenai informasi tentang persalinan,

sehingga dari data yang diperoleh, angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kec.

Pesanggrahan sebesar 51,2%, masih dibawah target nasional 80% (Kemenkes,2010c).

Dari hasil penelitian Septiani (2012) data pengetahuan yang diperoleh terdapat

beberapa materi ASI Ekslusif yang mayoritas tidak dikuasai oleh ibu hamil sesuai

dengan standar yang ditetapkan oleh Kemenkes R.I (2010a) dan Soetjiningsih (1997).

Adapun materi yang mayoritas tidak dikuasai bagi ibu hamil (<60 % ) di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan yaitu sebagai berikut: ASI saja enam bulan pada topik

penanganan bayi sakit (29.2%), Penjelasan pentingnya ASI pada topik waktu

diberikannya ASI(47.9%), manfaat ASI bagi ibu untuk menguruskan badan (46.9%),

dan mitos perubahan bentuk payudara (30.2%), Kolostrum pada topik Pengertian

kolostrum (39.6%), Tidak diberi susu formula pada topik bahaya susu formula bagi bayi

(58.3%),dan penanganan ketika ASI belum keluar (10.6%), Perawatan puting susu pada

topik bahaya penggunaan sabun dan alkohol (44.8%), Cara mengatasi kesulitan dalam

menyusui pada topik penanganan masalah radang payudara dan puting lecet (39.6%),

dan penanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja (46.9%).

Berdasarkan data di atas ibu hamil yang mendapat informasi di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan harus diberikan informasi yang lebih fokus pada materi ASI

Ekslusif. Hal ini memberikan suatu indikasi peranan media yang tersebut diatas ternyata

Page 20: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

5

belum dapat memberikan informasi yang sesuai untuk memenuhi tujuan peningkatan

pengetahuan ASI Eklusif sasaran.

Media yang efektif adalah media yang melihat tingkat kebutuhan masyarakat

(Nasution,2010). Sedangkan yang ada di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan selama

ini adalah media yang memberikan informasi lebih kepada teori persalinan. Hal ini

menunjukkan masih kurangnya informasi tentang ASI Ekslusif.

Sehingga menurut peneliti perlu diberikan media tentang ASI Ekslusif yang

sesuai dengan kebutuhan pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Kecamatan

Pesanggarahan, sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih efektif untuk

meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif, serta dapat memberikan niat bagi

ibu untuk mengamalkan ASI Ekslusif ini.

Media yang akan diberikan berupa buku pop up dengan alasan dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti, terbukti bahwa 18 dari 20 orang ibu hamil (90%)

di puskesmas Kec. Pesanggrahan lebih memilih media buku pop up untuk dibaca

dibandingkan dengan media leaflet.

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh media

buku pop up terhadap perubahan pengetahuan dan intensi ASI Ekslusif ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan, yang dalam hal ini dapat

bermanfaat bagi pihak puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil

seterusnya sehingga dapat menciptakan perilaku ASI Ekslusif yang baik pula..

Page 21: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

6

B. Rumusan Masalah

Pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif sangat penting dalam meningkatkan

praktek pemberian ASI Eksklusif. Menurut Kemenkes (2010a) dan Soetjiningsih

(1997), terdapat 22 materi pemberian ASI Eksklusif yang seharusnya dikuasai oleh

ibu hamil. Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di wilayah puksemas Kecamatan

Pesanggrahan masih dikatakan kurang karena terdapat 10 dari 22 materi pemberian

ASI Eksklusif yang belum dikuasai. Selain itu, media yang ada belum banyak berperan

dalam meningkatkan pengetahuan ASI Ekslusif ibu hamil apalagi sampai memberikan

niat untuk melaksanakan hal tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan media khusus yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan memberikan niat pada ibu untuk memberikan

ASI Eksklusif pada bayinya kelak.

Dalam hal ini peneliti menggunakan media buku pop up yang telah di analisis

kelayakannya untuk melihat pengaruhnya dalam perubahan pengetahuan dan intensi

ibu hamil tentang ASI Ekslusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggarahan Jakarta Selatan

tahun 2013.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah media buku pop up berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu

hamil mengenai ASI Ekslusif dengan membandingkan selisih rata-rata skor pre-

test dan post test pada kelompok perlakuan media buku pop up dan kelompok

kontrol?

2. Apakah media buku pop up berpengaruh terhadap intensi ibu hamil untuk

melaksanakan ASI Ekslusif dengan melihat hubungan intensi dengan delta skor

pengetahuan pada kelompok perlakuan media dan kelompok kontrol?

Page 22: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

7

3. Berapa persentase intensi untuk menerapkan ASI Ekslusif oleh ibu hamil pada

kelompok perlakuan media buku pop up dan kelompok kontrol?

4. Bagaimana persentase karakteristik demografi ibu hamil berdasarkan usia,

pendidikan, dan pengalaman (Paritas) terhadap pengetahuan ibu?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh media buku pop up terhadap peningkatan

pengetahuan dan jumlah persentase intensi ASI Ekslusif ibu hamil di puskesmas

kecamatan pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengaruh media buku Pop up terhadap peningkatan

pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Ekslusif dengan membandingkan

selisih rata-rata skor pre-test dan post test pada kelompok perlakuan media

buku pop up dan kelompok kontrol.

b. Diketahuinya pengaruh media buku Pop up terhadap intensi ibu hamil untuk

melaksanakan ASI Ekslusif dengan melihat hubungan intensi dengan delta

skor pengetahuan pada kelompok perlakuan media dan kelompok kontrol.

c. Diketahuinya persentase intensi untuk menerapkan ASI Ekslusif oleh ibu

hamil pada kelompok perlakuan media buku pop up dan kelompok kontrol.

d. Diketahuinya persentase karakteristik demografi ibu hamil berdasarkan usia,

pendidikan, dan pengalaman (Paritas) terhadap pengetahuan ibu.

Page 23: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

8

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Membantu puskesmas dalam menganalisa penguasaan pengetahuan pada

ibu hamil terkait ASI eksklusif dan pengaruh media buku pop up untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan

untuk terus meningkatkan pengetahuan sebagai awal dari perilaku hidup sehat.

2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memberikan tambahan pustaka yang dapat menunjang ilmu pengetahuan

dan memperluas wawasan mahasiswa terkait ASI eksklusif.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan terkait kebutuhan

pengetahuan tentang ASI ekslusif pada ibu hamil.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi kepada ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal pada bulan Juni di Poli Klinik Kesehatan Ibu Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan. Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan

desain studi quasi eksperimen. Lokasi penelitian bertempat di Poliklinik Kesehatan

Ibu Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan dan waktu penelitian

dalam rentang waktu bulan Juni 2013. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini bahwa masih rendahnya praktik pemberian ASI Eksklusif dan masih kurangnya

pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif juga karena media yang ada di

Page 24: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

9

Puskesmas Kec.Pesanggrahan belum berperan dalam meningkatkan pengetahuan

ASI Ekslusif ibu hamil sehingga perlu diberikan media promosi kesehatan (buku

pop up) yang sesuai untuk melihat pengaruhnya dalam peningkatan pengetahuan

dan intensi ibu hamil dalam pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan.

Page 25: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pendidikan

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau

individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.

Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa

akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran (Notoatmodjo, 2007).

Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok,

dan massa (public).

1. Metode pendidikan individual (perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini

digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik

kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya membina seorang ibu yang baru

saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT

karena baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang

digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut segera minta

imunisasi, adalah pendekatan secara perorangan.

Page 26: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

11

Perorangan disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan,

tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku

baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat

membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatan ini,

antara lain: bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling), wawancara

(interview).

2. Metode pendidikan kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,

metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung

pula pada besarnya sasaran pendidikan

a. Kelompok besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan

itu lebih dari 15 orang. Metode yangbaik untuk kelompok besar ini, antara lain

ceramah dan seminar.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara

lain:

Page 27: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

12

1) Diskusi kelompok

Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi

maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka

dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya

dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk di

antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.

Dengan kata lain mereka harus merasa berada dalam taraf yang sama,

sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk

mengeluarkan pendapat.

2) Curah pendapat (brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya

sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya

pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap

peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (curah pendapat).

Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam

flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,

tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota

mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya

terjadi diskusi.

3) Bola salju (snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) kemudian

dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit

Page 28: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

13

maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan

masalah tersebut, dan mencari kesimpulnnya.

Kemudian tiap-tiap pasang yang telah sudah beranggotakan 4 orng ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga

akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz

group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama

dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah

tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan

dicari kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (role play)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peran tertentu untuk memanikan peranan, misalnya sebagai

Dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,

sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.

6) Permainan simulasi (simulation game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti permainan monopoli.

3. Metode pendidikan massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan-

pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini

Page 29: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

14

bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan

status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan

yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh

massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau

kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk

sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian bila kemudian dapat berpengaruh

terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk

pendekatan (cara) massa ini tidak langsung (Notoatmodjo, 2003b).

B. Media

1. Konsep Dasar Media

Kata “media” merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima. Arti jamak disini merupakan macam-macam

perantara yang mengantarkan informasi kepada penerima informasi.“istilah

medium ini adalah perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan

penerima, dapat berupa foto,radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,

bahan-bahan cetakan dll” (Arsyad, 2007).

2. Fungsi dan Manfaat Media

Media berfungsi sebagai pembawa informasi dari sumber menuju

penerima guna mencapai tujuan materi,dalam kegiatan pembelajaran fungsi

media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang

Page 30: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

15

mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Selain itu, media dapat memperjelas

penyajian pesan(Arsyad, 2007) .

Arifin, A. dalam Munandi (2010) menjelaskan media pembelajaran

menurut perspektif psikologis bahwa “media pembelajaran merupakan stimulus

yang siap direspon penerima media, semakin banyak stimulus yang berada di

lingkungannya semakin banyak pula hal yang direspon oleh penerima media”.

Menurut Lavied dan Lentz (Arsyad, 2007) fungsi media, khususnya visual yaitu

1) fungsi atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi kognitif dan 4) fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi berperan dalam menarik dan mengarahkan perhatian

penerima media terhadap materi yang disampaikan pada gambar, fungsi afektif

menunjukkan kepada perasaan penerima media mengenai tingkat penerimaan

atau penolakan terhadap materi yang diberikan, fungsi kognitif mewakili

pemahaman penerima media terhadap materi ajar yang disajikan secara visual,

sedangkan fungsi kompensatoris berfungsi untuk mengakomodasi cepat

lambatnya waktu yang dibutuhkan penerima media untuk memahami suatu

informasi secara visual.media yang baik adalah media yang dapat mencakup

fungsi dari media tersebut.

3. Karakteristik Media

Menurut Kemp dalam Mubarak dkk 2007, karakteristik media merupakan

dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Karakteristik media

yang sering digunakan dalam media pembelajaran di Indonesia adalah:

Page 31: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

16

a. Media grafis

Berfungsi untuk menyalurkan pesan berupa simbol-simbol komunikasi

visual yang perlu dipahami, untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan

apabila tidak diilustarikan. Beberapa jenis media grafis adalah :

1) Gambar/foto, gambar, yang dimksud disini termasuk foto, lukisan /

gambar dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai

jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin

disampaikan kepada audien.

Gambar/foto yang baik sebagai media pendidikan harus memenuhi

syarat-syarat yaitu harus autentik yaitu secara jujur gambar melukikskan

keadaan sebenarnya, sederhana yaitu komposisinya harus jelas

menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar, ukuran relatife, gambar/

foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar hendaklah

bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

2) Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan

bagian-bagian pokoknya tanpa detail.

3) Diagram adalah bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang sulit

dimengerti.

4) Bagan/chart

Page 32: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

17

5) Grafis, menampilkan sajian visual berupa data angka-angka

b. Media Audio

Media audio merupakan bentuk media pengajaran yang murah dan

terjangkau. Penggunaan media audio dalam pengajaran dibatasi hanya oleh

imajinasi guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase

pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan

topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Contoh media audio

adalah radio dan tape.

c. Media audio-visual

Media audio-visual adalah gabungan pesan yang ingin disampaikan

dari audio dan visual seperti TV, video dalam bentuk film-film.

4. Pesan dalam Media

Menurut Depkes RI (2004),Pesan adalah terjemahan dari tujuan

komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk khalayak sasaran.

Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk itu pesan harus

memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Command Attention

Kembangkan suatu idea tau pesan pokok yang merefleksikan strategi

desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan

membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah melupakan

pesan tersebut.

Page 33: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

18

b. Clarify The Message

Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang effektif harus

memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Kalau

pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan

tersebut gagal.

c. Create Trust

Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau.

d. Communicate a Benefit

Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan.

e. Consistency

Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia

apapun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan

tetap sama.

f. Cater to the Heart and Head

Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi

yang efektif tidak hanya sekedar memberi alasan teknis semata, tetapi juga

harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.

g. Call to Action

Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khlayak sasaran untuk

bertindak sesuatu. “Ayo, buang air bedsar di jamban agar anak tetap sehat”

adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu tindakan.

Page 34: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

19

2 Media Buku Pop-up

a. Pengertian buku pop up

Buku pop-up adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat

bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama dengan

origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau

demikian origami lebih memfokuskan untuk menciptakan objek atau benda,

sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat

membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif dan

dimensi, perubahan bentuk hingga dapat bergerak. Buku pop-up dapat

memberikan visualisasi materi yang lebih menarik, mulai dari tampilan gambar

yang terlihat lebih berdimensi,memiliki tekstur yang menggambarkan bentuk

aslinya. Hal-hal seperti diatas membuat materi yang dimuat dalam buku pop-up

menjadi lebih menarik untuk diminati (Montanaro,2009).

b. Kelebihan buku pop up

Buku pop-up dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik.

Mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi, gambar yang

dapat bergerak ketika halaman-nya dibuka atau bagiannya digeser, bagian yang

dapat berubah bentuk, memiliki tekstur seperti benda aslinya bahkan beberapa

ada yang dapat mengeluarkan bunyi. Hal-hal seperti ini membuat ceritanya lebih

menyenangkan dan menarik untuk dinikmati.

Hal lain yang membuat buku pop-up menarik dan berbeda dari buku

cerita ilustrasi biasa adalah ia memberikan kejutan- kejutan dalam setiap

halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka.

Page 35: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

20

“Pembaca seperti menjadi bagian dari hal yang menakjubkan itu karena mereka

memiliki andil ketika mereka membuka halaman buku”.Hal ini membuat pem-

baca memancing antusias pembaca dalam mengikuti ceritanya karena mereka

menanti kejutan apa lagi yang akan diberikan di halaman selanjutnya.

Buku pop-up mempunyai kemampuan untuk memperkuat kesan yang

ingin disampaikan dalam sebuah cerita sehingga dapat lebih dapat terasa.

Tampilan visual yang lebih berdimensi membuat cerita semakin terasa nyata

ditambah lagi dengan kejutan yang diberikan dalam setiap halamannya. Gambar

dapat secara tiba-tiba muncul dari balik halaman atau sebuah bangunan dapat

berdiri megah ditengah-tengah halaman dengan cara pemvisualisasi ini, kesan

yang ingin ditampilkan dapat lebih tersampaikan. Jenis cerita yang disampaikan

dalam buku pop-up bisa sangat beragam mulai dari pengetahuan seperti

pengenalan hewan, geografis suatu negara, kebudayaan, sejarah, kegiatan

keagamaan,hingga cerita imaginer seperti dongeng, fabel, cerita rakyat, mitos,

legenda.(Sabuda,2008)

c. Kekurangan buku pop up

Selain berbagai keunggulannya, buku pop-up memiliki kelemahan juga.

Kelebihan buku pop-up adalah kelemahannya juga karena memiliki mekanik

yang dapat membuat buku pop-up bergerak, muncul hingga secara lebih

berdimensi; waktu pengerjaannya cenderung lebih lama karena menuntut

ketelitian yang lebih ekstra sehingga mekanik dapat bekerja dengan baik dalam

waktu yang lama dan juga untuk menjaga durabilitynya. Hal ini meyebabkan

buku pop-up menjadi lebih mahal dari pada buku cerita ilustrasi pada umumnya.

Page 36: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

21

Selain dari itu penggunaan material buku yang lebih berkualitas juga membuat

buku seperti ini lebih mahal (Sabuda,2008).

D. Asi Eksklusif

1. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan

dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

2. Manfaat

Menurut Roesli (2000), manfaat ASI ekslusif bagi bayi dan ibu adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Bayi

1) ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah

makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan

tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah usia

enam bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan

sampai usia 2 tahun atau lebih.

Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang

atau lebih kelenjar ASI susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan

Page 37: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

22

memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. Komposisi ASI dari

seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat

kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang

keluar dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke 10/ke-14 setelah kelahiran (ASI

transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang).

2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat

kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari namun, kadar zat ini akan cepat

sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat

kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia

9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan

yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi, maka akan terjadi kesenjangan

zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi

diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan

yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit

dan jamur.

Dari hasil penelitian Kramer dalam World Health Organization (WHO,

2011), didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan

dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada bayi selain itu, pemberian ASI

eksklusif selama enam bulan juga tidak menyebabkan alergi serta efek samping

pada pertumbuhan bayi.

Page 38: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

23

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak, maka jelas

bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah

pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan

termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Kesempatan ini

hendaknya dapat dimafaatkan sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh

optimal.

Dengan memberikan ASI secara ekslusif sampai bayi berusia enam

bulan, akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak

secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan

komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga

mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh

optimal. Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi diantaranya

adalah :

a) Taurin

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang

berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses

maturasi sel otak (Kemenkes R.I, 2005).

b) Laktosa

Merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat

pada susu sapi (Kemenkes R.I, 2005).

c) DHA, AA, Omega 3, Omega 6

Page 39: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

24

Merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam

susu sapi. Hasil penelitian dr.Lucas (1993) terhadap 300 bayi prematur

membuktikan bahwa bayi-bayi prematur yang diberi ASI ekslusif

mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna (8,3 point lebih tinggi)

dibanding bayi prematur yang tidak diberi ASI. Penelitian dr. Riva (1997)

ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI ekslusif, ketika berusia 9,5 tahun

tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak

diberi ASI ekslusif (Kemenkes R.I, 2005).

d) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan

kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram karena masih

dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam

kandungan. Perasaan terlindung inilah yang akan menjadi dasar

perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan

dasar spiritual yang baik (Kemenkes R.I, 2005).

b. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu

Selain bermanfaat untuk bayi, ASI eksklusif juga dapat bermanfaat bagi

ibu. Berikut ini manfaat ASI eksklusif bagi ibu: mengurangi perdarahan

setelah melahirkan, mengurangi terjadinya anemia, menjarangkan kehamilan,

mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali, mengurangi kemungkinan

menderita kanker, seperti kanker payudara dan kanker indung telur, lebih

ekonomis karena tidak ada pengeluaran untuk susu formula dan

perlengkapannya dan penghematan biaya ke dokter, tidak merepotkan dan

Page 40: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

25

hemat waktu, praktis karena bisa langsung dinikmati oleh bayi serta memberi

kepuasan bagi ibu karena bisa menyusui bayinya secara eksklusif.

E. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo (2003a), pengetahuan

merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang

merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

2. Sumber Pengetahuan

Menurut Hartono (2010), sumber untuk memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : (a) perorangan di luar kendali

pelayanan kesehatan (keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat), (b)

perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (petugas kesehatan), (c)

nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan (media massa, dan media

elektronik) serta (d) nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (iklan,

brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan)

Page 41: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

26

3. Pengetahuan ASI Eksklusif

Dalam perilaku pemberian ASI eksklusif, pengetahuan terkait ASI

eksklusif memegang peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Notoatmodjo (2003a), yang mengatakan bahwa pengetahuan

(kognitif) merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku

kesehatan. Sebenarnya pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan salah satunya

dengan adanya dukungan pemberian pengetahuan dari petugas kesehatan sejak

dari awal kehamilan (Nusatya, 1981).

Menurut Kemenkes R.I (2010b), materi pengetahuan yang seharusnya

diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa:

a. ASI Saja Enam Bulan;

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan

dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Materi ini penting

untuk dikuasai oleh ibu hamil karena menurut hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh MS. Kramer dalam WHO (2011), banyak manfaat yang akan

diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila bayi disusui secara eksklusif

selama enam bulan tanpa tambahan apapun.

Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI

eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada

bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta dapat pula menunda

periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama enam

Page 42: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

27

bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak ada efek samping pada

pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila materi ini tidak dikuasai oleh

ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat besar dan menguntungkan, bukan

hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu.

Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak

sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya

memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.

Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam menghentikan

pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami sakit (Pratiwi dan

Purnawati, 2009).

b. Penjelasan Pentingnya ASI;

ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim-

enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI

juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai untuk bayi.

Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein (65:35) menyebabkan

protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme (Kemenkes R.I, 2008).

Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi selama enam bulan. Hal

tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Saputra, et.al (2010), yang juga mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi

ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal

dalam enam bulan pertama kehidupan bayi.

Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai

memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk. Menurut

Page 43: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

28

Arisman (2007), kabar tersebut sebenarnya tidak benar. Arisman memaparkan

perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru akan menambah sekresi

oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus,

dan juga timbunan lemak penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum

hamil. Pernyataan Arisman mendapat dukungan dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube (2009). Dari hasil penelitian Dewey,

didapatkan hasil, perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun

dapat kehilangan 4,4 lbs (1,99 kg) lebih banyak dari perempuan yang menyusui

kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah

melahirkan (P<.05).

c. Kolostrum;

Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir, hal

ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut ini

manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I (2005) :

a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A

untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan

bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

c) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Page 44: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

29

d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja (faeces) atau kotoran

bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

e) Mencegah alergi.

4. Kebutuhan Pengetahuan

Menurut Dick dan Carey (1990) dalam Jacobsen and O’Connor

(2006), kebutuhan adalah deskripsi yang jelas tentang masalah, bukti

penyebab masalah yang dapat dilihat sebagai masalah yang dapat

dipecahkan atau sebagai kesenjangan antara kondisi saat ini dan hasil

yang diinginkan. Kebutuhan dapat berupa konflik dalam mengambil

keputusan, defisit dalam pengetahuan dan harapan, kejelasan nilai-nilai,

dan dukungan dari sumber daya.

Pada kasus ibu hamil, menurut Heath (2006) dalam Atiyah (2008),

seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, orangtua

dituntut untuk memiliki pengetahuan khusus mengenai anaknya. Hal

tersebut tentu dapat mendorong keperluan terpenuhinya kebutuhan

pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya

sebagai orangtua, oleh sebab itu pemberian pengetahuan memegang

peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu tersebut.

5. Pemberian Pengetahuan

Dari penelitian di Indonesia yang sudah dilakukan selama 15 tahun

menunjukan bahwa hambatan utama pemberian ASI eksklusif ternyata

adalah kurangnya pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan

Page 45: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

30

terkait ASI eksklusif pada Ibu (Roesli, 2002). Hasil penelitian tersebut

tentu memprihatinkan sebab sebenarnya pemberian pengetahuan terkait

ASI eksklusif oleh petugas kesehatan seharusnya sudah dimulai sejak

awal kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal. Pada saat pelayanan

antenatal tersebut, ibu hamil dipersiapkan pengetahuannya mengenai

nutrisi, yang salah satu materinya merupakan ASI eksklusif.

Menurut Yulifah (2009), pengertian dari pelayanan antenatal adalah

pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan

fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan masa nifas,

persiapan memberikan ASI eksklusif dan pemulihan kesehatan

reproduksi secara wajar.

Dalam pelaksanaan operasional, pelayanan antenatal memiliki

standar operasional yang lebih dikenal dengan sebutan “10T”, yang

terdiri atas: 1) Timbang Berat Badan dan mengukur tinggi badan; 2) Ukur

tekanan Darah; 3) ukur status gizi (LILA); 4) Ukur tinggi fundus uteri; 5)

Hitung denyut jantung janin; 6) Pemberian imunisasi TT (Tetanus

Toksoid) lengkap; 7) Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama

kehamilan; 8) Test Laboratorium; 9) Tata laksana kasus; dan 10) Temu

wicara/konseling (Kemenkes R.I, 2010b).

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sebenarnya fokus dalam

pelayanan antenatal bukan hanya mempersiapkan persalinan yang sehat

dan selamat, namun juga mempersiapkan seorang ibu hamil untuk

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya setelah lahir kelak. Persiapan

Page 46: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

31

tersebut dalam pelayanan antenatal dapat diwujudkan dengan pemberian

pengetahuan dengan meode pendidikan.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah

yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan

Page 47: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

32

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut

(Notoatmodjo,2003a).

b) Informasi / Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo,2003a).

c) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo,2003a).

Page 48: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

33

d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu (Notoatmodjo,2003a).

e) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan

menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya.Bagi ibu hamil pengalamannya berupa paritas yakni

jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu, baik yang hidup

ataupun dalam keadaan meninggal. Paritas dapat digolongkan menjadi

3(tiga) bagian yaitu :

1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1 (satu)

2) Golongan multipara adalah dengan paritas 2-5

3) Golongan grande multipara adalah ibu dengan paritas > 5

Page 49: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

34

(Notoatmodjo,2003a).

f) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya

perkembangan selama hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah

tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental.

Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain

seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat

sejalan dengan bertambahnya usia (Notoatmodjo,2003a).

Page 50: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

35

F. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

1. Pengertian

Menurut Fitriyani (2011) Pengertian komunikasi dalam KIE dapat

diartikan sebagai upaya membangun hubungan relasional dua arah yang

setara dengan masyarakat yang akan diberdayakan sehingga masyarakat yang

diberdayakan menjadi lebih terbuka dan mampu mengekspresikan apa yang

dirasakannya, mampu mengungkapkan pendapatnya, mampu berkreasi dan

berinovasi, sedangkan Informasi adalah penyedia berbagai berita dan

keterangan serta informasi penting yang dibutuhkan masyarakat untuk

membangun kapasitas diri mereka. Setelah itu pemantapan yang dilakukan

dengan edukasi mengandung pengertian berbagai bentuk upaya pendidikan

baik formal dan non formal yang diperlukan oleh masyarakat yang

diberdayakan sehingga mereka memiliki kapasitas yang memadai untuk

membangun dirinya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwa KIE adalah pemberian informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun kapasitas dirinya yang

diiringi dengan pemantapan dalam bentuk upaya pendidikan baik formal dan

non formal. KIE dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, misalnya melalui

penyuluhan, penerangan dan pelayanan. Media massa dan berbagai teknologi

informasi dapat berperan secara efektif sebagai sarana KIE.

Dalam sebuah proses komunikasi yang disampaikan oleh Laswell

dalam Suprapto (2011) disebutkan bahwa terdapat lima komponen

komunikasi agar dapat terjadi sebuah proses komunikasi. Komponen tersebut

Page 51: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

36

adalah komunikator, pesan, media, komunikan serta pengaruh. Media

mempunyai peran sebagai sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi

dari pengirim kepada penerima pesan. Media mempunyai peranan yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses penyampaian pesan

dari komunikator kepada komunikan. Pemilihan media yang tepat akan

membantu keberhasilan proses tersebut, sebaliknya penggunaan media yang

tidak tepat akan menyulitkan komunikan memahami isi pesan dari

komunikator.

2. Kebijakan

Kebijakan untuk pelaksanaan pemberian pengetahuan mengenai ASI

eksklusif dapat dilihat pada beberapa kebijakan dibawah ini :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI

Eksklusif bagian ke empat (Informasi dan Edukasi) Pasal 13 ayat 1, 2

dan 3.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

585/MENKES/SKN/2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Puskesmas bagian ke tiga Di Ruang Pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).

c. Startegi Nasional Peningkatan Pemberian ASI.

d. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LKMM) poin ke tiga.

Page 52: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

37

3. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Proses Pemberian

Pengetahuan

Menurut Machfoedz dan Suryani (2007), terdapat faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi proses pemberian pengetahuan, diantaranya adalah :

a) Bentuk Beban Tugas

Beban tugas untuk mengubah perilaku yang memerlukan keterampilan otot

seperti mengendarai sepeda tentu akan berbeda dengan hanya perilaku berupa

yang mengunakan kata-kata seperti bernyanyi, membaca puisi atau

membaca.

b) Banyaknya Materi Beban Tugas

Bila beban tugas banyak dan kompleks tentu akan lebih berat daripada yang

materi pembelajaran yang hanya sedikit dan sederhana.

c) Fasilitas dan Sumber

Bila fasilitas untuk belajar memadai, sumber materinya cukup tentu akan

lebih berhasil.

d) Rutinitas

Proses belajar-mengajar yang dilakukan secara rutin akan jauh lebih berhasil

daripada yang bersifat insidental.

e) Minat dan Motivasi

Cara pembelajaran yang dilaksanakan demikian rupa sehingga

membangkitkan minat dan motivasi peserta didik tentu akan lebih berhasil.

Menurut Lavender, et.al (2001) dalam Bowden (2011), rendahnya motivasi

peran bidan dalam kesehatan masyarakat mungkin merupakan akibat adanya

Page 53: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

38

ambiguitas dalam diri mereka. Mereka memiliki pandangan yang jelas

terhadap aspek mana dari kesehatan masyarakat yang sesuai dengan perannya

untuk melakukan intervensi, misalnya depresi pascanatal memang menjadi

bagian dari peran bidan sedangkan promosi latihan dan ASI eksklusif

sebaliknya

Menurut Kemenkes R.I (1995), faktor lain yang dapat mempengaruhi

pemberian pengetahuan diantaranya adalah :

a) Pengetahuan Komunikator dan Komunikan

Komunikator harus menguasai materi dengan baik, demikan halnya dengan

komunikan, harus juga mempersiapkan diri dalam proses komunikasi.

Dengan demikian akan terjadi komunikasi yang efektif.

b) Pesan

Pesan yang disampaikan harus ringkas dan disesuaikan dengan kondisi

komunikan sehingga mudah diterima. Salah satu elemen penting pesan yang

harus diperhatikan adalah mutu dari pesan itu sendiri. Terdapat dua faktor

yang dapat mempengaruhi mutu dari pesan yang akan disampaikan,

diantaranya adalah jumlah pesan yang diberikan dan memformulasikan

pesan.

Jumlah pesan yang diberikan dipengaruhi oleh kuantitas pesan dan waktu

yang dialokasikan untuk penyajiannya, sedangkan memformulasikan pesan

merupakan penggunaan dan penekanan kata pada kata yang seharusnya

(Bowden, 2011).

Page 54: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

39

c) Media

Macam dan kualitas media juga menentukan keberhasilan proses

komunikasi. Media yang menggunakan banyak panca indera akan lebih

efektif. Penggunaan contoh/petunjuk akan lebih menarik dan efektif.

Contoh/petunjuk akan lebih tepat, terutama bila contoh itu dihubungkan

dengan pengetahuan dan pengalaman ibu. Sebuah contoh mungkin sebuah

objek atau situasi yang dapat dibayangkan atau tindakan nyata yang bisa

dilihat ibu ketika dokter/petugas kesehatan berbicara. Misalnya, petugas

kesehatan dapat memperlihatkan kepada ibu bagaimana mengelola payudara

yang mengalami mastitis sambil meminta ibu mengulangi mengerjakan

sendiri. Ibu juga diizinkan untuk memperhatikan ibu lain yang sedang

melakukan hal yang sama, sehingga memungkinkan ibu untuk melihat cara

yang benar. Dengan cara memeragakan akan teringat oleh ibu lebih lama

daripada petunjuk-petunjuk yang hanya diucapkan.

Demonstrasi atau peragaan amat berpengaruh dalam mengajarkan ibu

cara melakukan tugasnya. Memperlihatkan kepadanya cara melakukan tugas

akan lebih efektif daripada hanya menceritakan cara melakukannya.

Cara yang paling efektif untuk mengajarkan ibu mengenai aturan atau

keterampilan misalnya mengelola saluran susu tersumbat adalah

menyuruhnya memperhatikan orang yang sedang mengerjakan kemudian

melakukan sendiri dengan bimbingan.

Komunikasi juga akan bertambah baik dengan memberikan setiap ibu

sebuah media yang telah dirancang untuk mereka. media harus meringkaskan

Page 55: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

40

hal-hal yang penting dan berisikan kata-kata dan gambar yang menerangkan

hal-hal yang penting. Bila disuatu pelayanan kesehatan belum ada media atau

sukar untuk mendapatkannya, kembangkan sendiri media tersebut oleh

saudara sehingga ibu di tempat pelayanan kesehatan tersebut mengerti.

Menggunakan media sambil memberikan petunjuk-petunjuk kepada ibu

adalah cara yang baik dan harus menggunakan contoh. Menunjukkan pada

kata-kata dan gambarnya sambil dokter/petugas kesehatan berbicara akan

menolong memusatkan perhatian ibu lebih baik daripada hanya dengan kata-

kata saja, selain itu media juga mudah untuk dibawa sehingga apabila media

tersebut dibawa pulang akan membantu memperkuat apa yang telah

dipelajarinya.

G. Intensi

1. Pengertian Intensi

Intensi adalah probabilitas subjektif yang dimiliki seseorang tentang akan

melakukan sesuatu perilaku (Fishbein & Ajzen, 1975). Konsep tentang intensi

diajukan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), yang diartikan sebagai kemungkinan

subjektif seseorang untnk melakukan suatu perilaku tertentu. Kemudian

ditegaskan bahwa niat individu untuk melakukan sesuatu itu merupakan fungsi

dari (1) sikap terbadap perwujudan perilaku dalam situasi tertentu, sebagai faktor

personal atau attitudional. Hal ini berhubungan dengan orientasi seseorang yang

berkembang atas dasar keyakinan dan pertimbangan terhadap apa yang diyakini

itu, dan (2) norma-norma yang berpengaruh atas perwujudan perilaku dan

Page 56: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

41

motivasi seseorang untuk patuh pada nonna itu, sebagai faktor sosial atau

normative. Ini merupakan gabungan antara persepsi reference-group atau

significant-person terhadap perwujudan perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Intensi adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu

perilaku (Effendi, 1986). Intensi atau niat dalam kaitannya dengan

mengikutsertakan individu dalam suatu aktivitas mempunyai keterkaitan yang

erat dengan komponen keyakinan (belief) seseorang terhadap obyek, sikap

(attitude) terhadap obyek, dan perilaku (behavior) sebagai perwujudan nyata dari

intensi.

Menurut Theory of Planned Behavior, seseorang dapat bertindak

berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap

perilakunya (Ajzen, 2005). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas

dari tingkah laku manusia, tetapi juga pada belief bahwa target tingkah laku

berada di bawah kontrol kesadaran individu tersebut. Suatu tingkah laku tidak

hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang

tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan

kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005).

2. Teori Plan Behavior

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih

lanjut dari Theory Reaction Action. Ajzen (1988) dengan menambahkan

konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi

(perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan dalam upaya

Page 57: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

42

memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan

perilaku tertentu (Chau & Hu, 1999). Dengan kata lain, dilakukan atau tidak

dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma

subjektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol yang dapat

dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut

(control beliefs). Secara lebih lengkap Ajzen (2005) menambahkan faktor latar

belakang individu ke dalam perceived behavioral control, sehingga secara

skematik perceived behavioral control dilukiskan sebagaimana pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Teori of Planned Behavior (Ajzen, 2005)

H. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pengetahuan seseorang adalah :

Pendidikan, Media massa/Informasi, Usia, Pengalaman, Lingkungan, dan Sosial

Background

Factors.

Personal (General

Attitude

,Personality Trait,

Values, Emotions,

Intelligence)

Social (Age,

gender, Race,

Etnicity,

Education,

Income, Religion)

Information

(Experience,

Knowledge,

Media Expo)

Behavioral

Beliefs

Attitude

Toward the

Behavior

Normative

Beliefs

Subjective

Norms

Control

Beliefs

Perceive

Behavior

Control

Intention Behavior

Page 58: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

43

budaya (Notoatmodjo ,2003a). Tersampainya pesan atau informasi dari suatu

media dapat dilihat dari teori komunikasi Laswell dalam Suprapto (2011)

disebutkan bahwa terdapat lima komponen komunikasi agar dapat terjadi sebuah

proses komunikasi. Komponen tersebut adalah komunikator, pesan, media,

komunikan serta pengaruh. Media mempunyai peran sebagai sarana untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam Teori of

Planned Behavior, Ajzen (2005) menyatakan bahwa seseorang dapat melakukan

atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh orang

tersebut.

Berdasarkan beberapa teori yang dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan kerangka teori dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 59: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

44

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Modifikasi Teori Komunikasi Laswell dalam Suprapto (2011), Teori of

Planned Behavior Ajzen (2005) dan Notoatmodjo (2003a).

Komunikan :

Pendidikan,Usia,Pengalaman,,

Lingkungan,Sos-bud

Pengaruh

Pada

Pengetahuan

Pesan Dengan Media Komunikator

Niat untuk

melakukan

(Intensi)

Perilaku

Page 60: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

45

BAB III

KERANGKA KONSEP,DEFINISI OPERASIONAL,DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

dari media buku pop up yang berisikan materi yang dibutuhkan untuk

merubah pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Ekslusif serta pengaruhnya

terhadap intensi untuk melakukan ASI Ekslusif.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

MEDIA BUKU POP UP Peningkatan Pengetahuan

Membandingkan Skor

Pre-test dan Post-test

Pengetahuan ASI Ekslusif

antara kelompok

perlakuan dan kontrol

Karakteristik Demografi Komunikan :

-Pendidikan,Usia,Pengalaman (Paritas)

Intensi (Niat) untuk melakukan ASI

Ekslusif

Page 61: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

46

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

1 Media Pop Up

Book Sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki

unsur 3 dimensi, yang dibagi‐bagikan kepada responden kelompok

perlakuan.

No. Variabel Definisi

Operasional

Cara

ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

2 Pengetahuan

Ibu tentang

ASI Ekslusif

Skor kemampuan

ibu untuk

menjawab dengan

benar dari

pertanyaan terkait

ASI Ekslusif yang

diberikan

Angket Kuesioner Hasil skor

pengetahuan

(0-100)

Rasio

3 Peningkatan

pengetahuan

Selisih skor

pengetahuan pre-

test dan post-test

Ibu hamil

Melihat

Selisih

dari skor

hasil pre-

test dan

post-test

Kuesioner Skor Nilai Rasio

4 Pendidikan Pengalaman

mengikuti

Angket Kuesioner 0 ≤ tamat

SMP (wajib

belajar 9 tahun

Ordin

al

Page 62: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

47

pendidikan

formal dinalai

berdasarkan

ijazah tertinggi

yang dimiliki

responden

Depdiknas)

1 > tamat

SMP

5 Usia Lama hidup

responden yang

dihitung

berdasarkan ulang

tahun terakhir

Angket Kuesioner 0 < median

1 ≥ median

Ordin

al

6 Pengalaman

(Paritas)

Jumlah Anak

Lahir Hidup

Angket Kuesioner 0 Jumlah Anak

Lahir Hidup

Nol

1 Jumlah Anak

Lahir Hidup

>Nol

Ordin

al

7 Intensi (niat)

ASI Ekslusif

Kemungkinan

subjektif

seseorang untuk

menerapkan ASI

Ekslusif

Angket Kuesioner 0 Tidak berniat

1 Berniat

Ordin

al

Page 63: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

48

C. Hipotesis

1. Terdapat peningkatan yang signifikan pada skor pengetahuan ASI Ekslusif

ibu hamil antara sebelum dan sesudah diberikan media buku Pop up.

2. Adanya perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan ASI Ekslusif ibu

hamil kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensi dan pengetahuan ASI

Ekslusif ibu hamil yang diberikan perlakuan media buku pop up dan

kelompok kontrol.

4. Terdapat hubungan antara variabel umur, pendidikan, dan paritas ibu

terhadap pengetahuan ibu hamil.

Page 64: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

49

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan

rancangan non equivalent control group design. Penelitian untuk mencari tahu

penjelasan dari objek penelitian tentang pengaruh media buku Pop up dalam

perubahan pengetahuan dan intensi ibu hamil tentang ASI Eksklusif di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 dengan cara membandingkan

rata-rata skor pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Adapun rancangan penelitian ini diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rancangan penelitian non equivalent control group design pada ibu

hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.

Keterangan:

1. O1 adalah hasil pre-test tingkat pengetahuan ibu hamil pada kelompok

yang akan diberi perlakuan sebelum diberikan media buku Pop up

2. X adalah perlakuan yang diberikan, yaitu media buku Pop up ASI

Eksklusif

O1 X O2

O3 O4 (O2-O1)-(O4-O3) = X1

Page 65: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

50

3. O2 adalah hasil post-test tingkat pengetahuan ibu hamil sesudah

diberikan media buku Pop up.

4. O3 adalah pre-test tingkat pengetahuan ibu hamil yang pada kelompok

yang tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol).

5. O4 adalah post-test tingkat pengetahuan ibu hamil pada kelompok yang

tidak diberikan perlakuan ASI Eksklusif (kelompok kontrol).

6. X1 adalah perbedaan pengetahuan ASI Eksklusif ibu hamil sebelum dan

sesudah diberikan buku Pop up pada kelompok perlakuan dengan

pengetahuan ASI Eksklusif ibu hamil pada kelompok yang tidak diberi

perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai Juli 2013 dengan

pengumpulan data dari tanggal 5-10 Juli 2013 di puskesmas kecamatan

pesanggrahan Jakarta Selatan. Lokasi penelitian merupakan tempat dimana

biasanya ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada saat antenatal yaitu di Poli

Kesehatan Ibu (KI) yang berada di lantai 1 Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Jakarta Selatan. adapun pemilihan tempat berdasarkan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Septiani (2012).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah Ibu hamil yang berkunjung di Poli

kesehatan Ibu pada bulan Juni 2013. Populasi ini menggunakan kriteria sampel

sebagai berikut:

Page 66: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

51

1) Kriteria inklusi

a) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

b) Ibu hamil yang terdaftar di buku register melakukan kunjungan

antenatal pada bulan Juni.

c) Ibu hamil yang tidak mendapat intervensi dari puskesmas melalui

kelas ibu hamil.

2) Kriteria ekslusi

- Ibu hamil yang sudah melahirkan pada bulan Juni.

Setelah mengetahui jumlah populasi ini, langkah selanjutnya adalah

penentuan jumlah sampel ibu hamil. Estimasi besar sampel untuk penelitian ini

menggunakan rumus hipotesis untuk dua populasi mean (Lemeshow, 1997)

sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n : besar sampel

: Standar Deviasi skor pengetahuan diambil dari SD Variabel

Pengetahuan dari penelitian sebelumnya (Jayanti,2010) yaitu

1,468

: besarnya pengaruh perubahan yang diinginkan yaitu : 1

Z 1-α : kekuatan uji 95%

Z 1-β : taraf kemaknaan 5%

Jumlah sampel minimal

Page 67: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

52

n

=

= 20.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel sebanyak 20

responden untuk masing-masing kelompok uji, yaitu untuk kelompok

perlakuan dan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Untuk menghindari

adanya drop out atau missing data dari responden, maka sebagaimana

penelitian eksperimen lainnya jumlah sampel dikali 20% sehingga

menjadi 24 responden untuk masing-masing kelompok.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah Arikunto (2006). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Kuesioner 3. Buku Catatan

2. Media Buku Pop Up 4. Alat tulis

Dalam penelitian ini instrumen penelitian berupa kuesioner yang

digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test tingkat pengetahuan ibu hamil

terkait ASI Ekslusif. Media Buku Pop Up ASI Ekslusif yang telah layak dipakai

Page 68: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

53

sesuai analisis media yang telah dilakukan terhadap 15 orang mahasiswa promosi

kesehatan yang telah mempelajari pengembangan media, dengan hasil analisis

bahwa 86,7% memahami kata-kata dalam media,66.7% menyatakan huruf dalam

media tidak terlalu kecil, 86,7% tidak mengalami kesulitan dalam membaca

informasi, 100% menyatakan warna dalam media menarik, 100% menyatakan

gambar yang ditampilkan menarik perhatian, 86,7% mengerti informasi dalam

media, 93,4% menyatakan informasi dalam media menambah

pengetahuan,86,7% menyatakan pesan yang tertuang dalam media memberikan

kesinambungan informasi, dan 93,4% menyatakan bahwa gambar yang

ditampilkan tidak terlalu banyak.

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner tentang

karakterikstik responden yang terdiri dari nama, umur, pendidikan terakhir,

status paritas ibu, data pengetahuan dan intensi ASI Ekslusif yang diperoleh

dari hasil pre-test dan post-test.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data puskesmas kecamatan pesanggrahan

seperti data kunjungan ibu hamil.

F. Pengukuran Data.

1. Pengetahuan

Pengetahuan diukur dengan menghitung skor hasil pengisian

kuesioner pre-test dan post-test. Pengambilan data dengan cara memberikan

Page 69: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

54

keusioner pre-test secara angket selama ±10 menit kemudian memberikan

media buku pop up selama ±5 menit dan langsung dilanjutkan dengan post-

test selama ±15 menit. Setelah itu dilihat perbedaan skor pengetahuan antara

pre-test dan post-test sesaat setelah memperoleh intervensi dengan media

buku pop up.

Selain itu, perbandingan skor pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol akan dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan skor yang signifikan antara kedua kelompok.

2. Intensi

Intensi diukur dengan melihat jawaban dari responden mengenai niat

pemberian ASI eksklusif. Pertanyaan mengenai niat ini dibagi menjadi 2

macam yaitu 2 pertanyaan normative dan 3 pertanyaan validasi. Apabila

salah satu jawaban responden berniat pada pertanyaan normatif dan tidak

berniat pada pertanyan validasi maka jawaban yang diambil berasal dari

pertanyaan validasi yang mengacu kepada tidak berniat memberikan ASI

eksklusif, maka responden dikatakan tidak berniat memberikan ASI

eksklusif.

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing, tahap ini merupakan kegiatan penyutingan data yang telah

terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan data dan kesalahan

pengisian kuesioner untuk memastikan data yang diperoleh telah

lengkap dapat dibaca dengan baik, relevan, dan konsisten.

Page 70: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

55

b. Coding, setelah melakukan proses editing kemudian dilakukan

pengkodean pada setiap jawaban responden sebelum diolah dengan

komputer dengan tujuan untuk memudahkan dalam melakukan

analisa data.

c. Entry data, tahap ini merupakan proses memasukkan data dari

kuesioner ke dalam komputer untuk kemudian diolah dengan bantuan

perangkat lunak komputer.

d. Cleaning, proses pengecekan kembali dan pemeriksaan kesalahan

pada data yang sudah dientry untuk diperbaiki dan disesuaikan

dengan data yang telah dikumpulkan.

2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk

menjelaskan karakteristik responden dan masing-masing variable yang

diteliti secara deskriptif. karakteristik tersebut mencakup pengetahuan,

umur, pendidikan, dan paritas ibu.

b. Analisis Bivariat

Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk menguji

perbedaan pengetahuan tentang ASI Ekslusif sebelum intervensi, dengan

pengetahuan tentang ASI Ekslusif setelah intervensi antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk

analisis adalah uji paired samples t-test,uji t-independent dan uji

chisquare. Uji paired samples t-test dilakukan untuk data yang

berpasangan atau dependen. Dimana subjek diukur sebanyak dua kali

Page 71: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

56

yaitu sebelum dan setelah dilakukannya intervensi. Hal ini dimaksudkan

untuk melihat adanya perubahan atau perbedaan.jika hasil nilai

perhitungan dengan tingkat kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 95%

maka dapat dijelaskan jika P value <0.05 berarti menolak hipotesis (Ho)

dan menyimpulkan secara statistik “ada perbedaan yang bermakna atau

signifikan antara tingkat pengetahuan tentang ASI Ekslusif antara

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan media pop up

book,begitupun sebaliknya.uji t-independent digunakan untuk

membandingkan perubahan pengetahuan,dan uji chisquare digunakan

untuk melihat apakah terdapat intensi/niat untuk melakukan ASI Ekslusif.

Page 72: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 24 orang ibu hamil yang

diberikan perlakuan (media buku pop up) dan 24 orang ibu hamil yang tidak diberikan

perlakuan (kelompok kontrol). Gambaran karakteristik responden yang meliputi umur,

pendidikan, dan paritas yang dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Paritas di Wilayah

Puskesmas Pesanggrahan Tahun 2013

No Karakteristik Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

1 Umur

18-25

26-30

31-35

36-42

6

6

10

2

25

25

41.6

8.4

7

9

6

2

29.1

37.5

25

8.4

2 Kelompok

Umur

(Median=29)

< Median

≥ Median

9

15

37.5

62.5

13

11

54.2

45.8

3 Pendidikan

≤SMP

>SMP

5

19

20.8

79.2

4

20

16.7

83.3

4 Paritas

Kelahiran

hidup = 0

Kelahiran

Hidup ≥1

8

16

33.3

66.7

7

17

29.2

70.8

Total 24 100 24 100

Page 73: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

58

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik ibu hamil menurut kelompok umur dapat

disimpulkan antara lain: ibu yang berumur dibawah 29 tahun sebanyak 22 orang (45.85

%) dan ibu yang berumur ≥ 29 tahun sebanyak 26 orang (54.15%), berarti kebanyakan

ibu hamil yang menjadi responden berumur lebih dari 29 tahun.

Berdasarkan status pendidikan dapat disimpulkan antara lain: ibu yang

berpendidikan rendah (≤SMP) sebanyak 9 orang (37.5%) dan ibu yang berpendidikan

tinggi (>SMP) sebanyak 39 orang (62.5%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi

responden berpendidikan tinggi (>SMP).

Berdasarkan paritas dapat disimpulkan antara lain: ibu yang memiliki status

jumlah anak lahir hidup 0(nol) sebanyak 15 orang (31.25%) dan ibu yang yang memiliki

status jumlah anak lahir hidup ≥1 anak sebanyak 33 orang (68.75%), berarti kebanyakan

ibu hamil yang menjadi responden memiliki status jumlah anak lahir hidup ≥1.

B. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi

Penelitian ini melihat pengetahuan ASI ekskusif ibu dengan memberikan 15

materi ASI eksklusif berdasarkan rekomendasi Kemenkes RI (2010a) dan Soetjiningsih

(1997) yang terdiri dari Penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI

untuk menguruskan badan, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum,

pengertian rawat gabung, penanganan ibu yang belum keluar ASI, bahaya susu formula,

bahaya penggunaan sabun dan alkohol di payudara, penanganan masalah radang

payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja. Berikut dari tabel 5.2. ini

dapat dilihat gambaran pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan intervensi.

Page 74: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

59

Tabel 5.2

Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Perlakuan

Kelompok Minimum Maximum Mean Standar

Deviasi

P

Value

Kontrol 47 93 71,12 13.356 0.328

Perlakuan 33 93 68.33 15.634

Dari tabel 5.2. diatas, dapat dilihat bahwa ibu hamil pada kelompok kontrol

memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebesar 71,12 dengan standar deviasi

3.356 dan pada kelompok perlakuan memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif

sebesar 68.33 dengan standar deviasi 15.634. Dapat disimpulkan rata-rata skor

pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok

perlakuan.

Tahapan pertama dalam penelitian eksperimen dua kelompok adalah

menyamakan rata-rata dari kedua kelompok. Berdasarkan hasil dari tabel 5.2 di atas

dapat disimpulkan bahwa pengelompokan responden dari kedua sampel yang diberi

perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan

yaitu pada taraf signifikan p 0,328>α(0,05). Hal ini berarti bahwa persyaratan untuk

melakukan penelitian eksperimen sudah terpenuhi yang sesuai dengan pendapat Murti

(2003), bahwa sebelum melakukan penelitian eksperimental, kondisi kelompok

perlakuan harus mempunyai kemampuan yang sebanding dengan kelompok kontrol

untuk menghindari bias.

Page 75: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

60

C. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi

Responden dalam penelitian ini diberikan intervensi dengan media buku pop up.

Setiap responden diminta untuk membaca buku pop up yang diberikan oleh peneliti.

Pada kelompok kontrol, responden diminta membaca media placebo yakni leaflet

mengenai pedoman gizi ibu hamil, sedangkan kelompok perlakuan diminta membaca

media buku pop up yang berisi 10 materi ASI eksklusif berdasarkan rekomendasi

Kemenkes RI (2010a) dan Soetjiningsih (1997). Berikut dari tabel 5.3 dibawah ini dapat

dilihat skor pengetahuan ASI eksklusif setelah diberikan intervensi.

Tabel 5.3

Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Setelah Diberikan Intervensi

Kelompok Minimum Maximum Mean Standar

Deviasi

P value

Kontrol 53 93 77.04 10.953 0.045

Perlakuan 60 100 83.61 11.117

Dari tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa ibu hamil pada kelompok kontrol

memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebesar 77.04 dengan standar deviasi

10.953 dan pada kelompok perlakuan memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif

sebesar 83.61 dengan standar deviasi 11.117, dengan pvalue 0.045 . Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor pengetahuan

ASI eksklusif pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

D. Pengaruh Media Buku Pop Up dalam Perubahan Pengetahuan ASI Ekslusif

Ibu Hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013

1. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Pada Kelompok

Perlakuan di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian kepada 24 orang ibu hamil diketahui bahwa

skor pengetahuan yang didapat dari skor pretest dan posttest dari kelompok

Page 76: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

61

yang diberikan perlakuan dengan media buku pop up dapat dilihat pada tabel 5.4.

sebagai berikut:

Tabel 5.4.

Pengetahuan Kelompok Perlakuan Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre test)

dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Buku Pop Up

Responden Pre-Test (O1) Post-Test (O2) Perbedaan (O2-O1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

67

40

87

33

80

53

60

73

80

60

60

60

53

80

73

87

87

80

87

93

60

67

67

53

93

93

87

80

87

87

73

100

87

93

87

60

87

93

67

73

93

80

93

93

93

73

67

67

26

53

0

47

7

34

13

27

7

33

27

0

34

13

-6

-14

6

0

6

0

33

6

0

14

Dari skor pengetahuan kelompok perlakuan di atas dapat diambil rata-rata skor

pretest pengetahuan sebesar 68.33 dengan standar deviasi 15.634 dan pada rata-

rata skor posttest pengetahuan sebesar 83.61 dengan standar deviasi 11.117. Yang

mana data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.

Page 77: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

62

Tabel 5.5

Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Perlakuan

Skor Minimum Maximum Mean

Standar

Deviasi

P value

Pretest 33 60 68.33 15.634 0.000

Posttest 93 100 83.61 11.117

Gambar 5.1

Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Perlakuan dengan Kurva Normal

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor posttest pengetahuan lebih besar daripada

rata-rata skor pretest pengetahuan dengan grafik rata-rata yang berdistribusi

normal. Dari data uji statistik diperoleh p value 0.000 yang artinya pada alpha 5%

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest

kelompok perlakuan

Page 78: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

63

2. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Pada Kelompok yang

Tidak Diberi Perlakuan (Kontrol) di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta

Selatan Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian kepada 24 orang ibu hamil yang tidak

diberi perlakuan media buku pop up (kelompok kontrol), diketahui bahwa skor

pengetahuan yang didapat dari skor pretest dan posttest dari kelompok kontrol

ini diselingi dengan media plasebo berupa leaflet gizi ibu hamil. Skor

pengetahuan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6. sebagai berikut:

Tabel 5.6.

Pengetahuan Kelompok Kontrol Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre test)

dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Plasebo

Responden Pre-Test (O1) Post-Test (O2) Perbedaan (O2-O1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

93

73

87

60

73

60

73

53

47

60

53

87

60

80

67

87

87

53

73

67

80

93

80

87

67

87

80

87

80

60

67

67

87

67

80

67

93

87

73

53

67

87

0

7

0

7

14

20

14

27

13

7

14

0

7

0

0

6

0

20

-20

0

7

Page 79: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

64

Responden

Pre-Test (O1)

Post-Test (O2)

Perbedaan (O2-O1)

22

23

24

87

80

67

87

73

73

0

-7

6

Dari skor pengetahuan kelompok kontrol di atas dapat diambil rata-rata skor

pretest pengetahuan sebesar 71.12 dengan standar deviasi 13.356 dan pada rata-

rata skor posttest pengetahuan sebesar 77.04 dengan standar deviasi 10.956.

Yang mana data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini.

Tabel 5.7

Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Kontrol

Skor Minimum Maximum Mean Standar

Deviasi

P value

Pretest 47 93 71.12 13.356 0.007

Posttest 53 93 77.04 10.956

Gambar 5.2

Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol dengan Kurva Normal

Page 80: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

65

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor posttest pengetahuan lebih besar daripada

rata-rata skor pretest pengetahuan dengan grafik rata-rata yang berdistribusi

normal. Dari data uji statistik diperoleh p value 0.007 yang artinya pada alpha 5%

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest

kelompok kontrol

3. Gambaran Skor Pengetahuan Permateri yang Diberikan

Persentase pengetahuan ibu hamil permateri yang disampaikan dalam

media buku pop up diperoleh dari jumlah pertanyaan perpoin yang dijumlahkan

pada seluruh ibu hamil yang menjadi responden pada kelompok

perlakuan.berikut dapat dilihat persentase pengetahuan permateri dan

peningkatannya pada tabel 5.8 dibawah ini :

Tabel 5.8.

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Permateri Pertanyaan yang

Dijawab Benar

Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pretest 19 20 20 11 13 15 11 5 11 20 21 17 18 20 24

Postest 23 23 24 18 11 23 19 11 19 22 22 14 24 24 24

%Pretest

79.17 83.33 83.33 45.83 54.17 62.50 45.83 20.83 45.83 83.33 87.50 70.83 75.00 83.33 100

%Posttest

95.83 95.83 100 75 45.83 95.83 79.17 45.83 79.17 91.67 91.67 58.33 100 100 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa materi yang mayoritas tidak

diketahui responden (<70 %) adalah materi no.4,5,6,7,8,9 yaitu mengenai

Page 81: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

66

menyusui dapat merubah bentuk payudara (45,84%), Pengertian kolostrum

(54,17%), Sabun dan alkohol tidak untuk membersihkan payudara (62,5%), Susu

formula (45,84%), Asi belum keluar ibu boleh memberikan susu botol (20,83%),

dan materi radang/putting lecet sehingga ASI dihentikan (45,83%) .

4. Gambaran Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif Ibu Hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Tahun 2013

Pengaruh media buku pop up dalam perubahan pengetahuan ASI Ekslusif

ibu hamil dapat dilihat dari delta rata-rata antara perbedaan skor kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9

dibawah ini.

Tabel 5.9.

Rata-Rata Perubahan Pengetahuan Antara Kelompok

Perlakuan Dan Kelompok Kontrol

Kelompok Mean SD n P value

Perlakuan

Kontrol

15.28

5.92

17.415

9.806

24

24

0.026

Berdasarkan tabel diatas, diketahui rata-rata perubahan skor pengetahuan

ASI eksklusif pada kelompok kontrol adalah 5.92 dengan standar deviasi 9.806.

Sedangkan rata-rata perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok

perlakuan adalah 15.28 dengan standar deviasi 17.415. Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai probabilitas (p value) sebesar 0.026 artinya pada alpha 5%

terdapat perbedaan perubahan skor pengetahuan ASI Eksklusif antara kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan.

Page 82: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

67

E. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif

1. Hubungan Umur Ibu dengan Pengetahuan ASI Ekslusif

Karakteristik umur ibu dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan

antara umur ibu dengan perubahan skor pengetahuan setelah diberikan

perlakuan. Berikut dari tabel 5.10 dibawah ini dapat dilihat hubungan antara

umur terhadap perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok

perlakuan.

Tabel 5.10.

Hubungan Karakteristik Umur Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil

Perubahan

Skor

Pengetahuan

ASI Ekslusif

Mean SD n P value

Kelompok

Umur

<Median

≥Median

12.44

16.93

21.214

15.397

9

15

0.554

Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ASI

Ekslusif menunjukkan rata-rata perubahan skor pengetahuan dengan umur

<29 tahun adalah 12.44 dengan standar deviasi 21.214. dan rata-rata

perubahan skor pengetahuan dengan umur ≥29 tahun adalah 16.93 dengan

standar deviasi 15.397. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value 0.554

(P>0.05) yang berarti pada alpha 5% tidak ada hubungan perubahan skor

pengetahuan ibu hamil antara ibu yang berumur <29 tahun dan ibu yang

berumur ≥29 tahun .

Page 83: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

68

2. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pengetahuan ASI

Ekslusif

Karakteristik tingkat pendidikan ibu dianalisis untuk dilihat apakah ada

hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perubahan skor pengetahuan

setelah diberikan perlakuan. Berikut dari tabel 5.11 dibawah ini dapat dilihat

hubungan antara tingkat pendidikan terhadap perubahan skor pengetahuan

ASI eksklusif responden.

Tabel 5.11.

Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dan Skor Pengetahuan Ibu

Hamil

Perubahan Skor

Pengetahuan ASI

Ekslusif

Mean SD N P value

Pendidikan

≤SMP (Rendah)

>SMP (Tinggi)

17.40

14.68

13.069

18.738

5

19

0.765

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

pengetahuan ASI Ekslusif menunjukkan rata-rata perubahan skor

pengetahuan dengan tingkat pendidikan rendah adalah 17.40 dengan standar

deviasi 13.069 dan rata-rata perubahan skor pengetahuan dengan tingkat

pendidikan tinggi adalah 14.68 dengan standar deviasi 18.738. Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai P value 0.765 (P>0.05) yang berarti pada alpha 5%

tidak ada hubungan perubahan skor pengetahuan ibu hamil antara ibu

berpendidikan rendah dan ibu yang berpendidikan tinggi.

Page 84: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

69

3. Hubungan Paritas Ibu dengan Pengetahuan ASI Ekslusif

Karakteristik paritas ibu dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan

antara paritas ibu dengan perubahan skor pengetahuan setelah diberikan

perlakuan. Berikut dari tabel 5.12 dibawah ini dapat dilihat hubungan antara

paritas terhadap perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif responden.

Tabel 5.12.

Hubungan Karakteristik Paritas Ibu Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil

Perubahan

Skor

Pengetahuan

ASI Ekslusif

Mean SD N P value

Paritas

Kelahiran

hidup = 0

Kelahiran

Hidup ≥ 1

17.25

14.25

23.187

14.654

8

16

0.701

Hasil analisis hubungan antara paritas ibu dengan pengetahuan ASI

Ekslusif menunjukkan rata-rata perubahan skor pengetahuan dengan

paritas=0 adalah 17.25 dengan standar deviasi 23.187 dan rata-rata perubahan

skor pengetahuan dengan paritas≥1 adalah 14.25 dengan standar deviasi

14.654. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value 0.701 (P>0.05) yang

berarti pada alpha 5% tidak ada hubungan perubahan skor pengetahuan ibu

hamil antara ibu dengan paritas=0 dan ibu dengan paritas≥1.

F. Gambaran Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil

Analisis ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan intensi untuk

memberikan ASI eksklusif antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Page 85: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

70

Berikut ini dapat dilihat perbedaan intensi pemberian ASI eksklusif pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada tabel 5.13 dibawah ini.

Tabel 5.13

Perbedaan Intensi ASI Eksklusif Pada Kelompok Perlakuan Dan

Kelompok Kontrol

Perlakuan Intensi Total OR (95%

CI)

P value

Tidak Ya

n % n % n %

Kontrol 14 58.3 10 41.7 24 100 0.840(0,264-

2,675)

1.0

Perlakuan 15 62.5 9 37.5 24 100

Total 29 60.4 19 39.6 48 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui responden kelompok perlakuan yang

berniat memberikan ASI eksklusif ada 9 dari 24 orang (37.5%). Sedangkan

responden kelompok kontrol yang berniat memberikan ASI eksklusif ada 10

dari 24 orang (41.7%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 1.0, yang

artinya pada alpha 5% tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara intensi

ASI eksklusif pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Page 86: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

71

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian,antara lain:

1. Penelitian ini menggunakan desain studi quasi experiment dimana desain ini

tidak memiliki pembatasan yang ketat terhadap randomisasi

(Notoatmodjo,2010). Oleh karena itu desain penelitian ini tidak dapat

mengontrol secara utuh variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen, karena desain studi ini tidak lebih baik dari desain studi true

experiment yang dapat mengontrol variable dengan randomisasi sampling akan

tetapi peneliti melakukan studi ini dengan menambahkan kelompok kontrol

sebagai pembanding sehingga dalam studi penelitian ini sudah dapat

mengurangi resiko data yang bias.

2. Penelitian ini hanya dibatasi pada 4 variabel independen yaitu usia, status paritas,

pendidikan dan media, sedangkan masih banyak variabel-variabel lain yang

dapat mepengaruhi pengetahuan dan intensi ibu hamil mengenai ASI eksklusif.

3. Dalam beberapa kasus terdapat responden yang malas mengisi kuesioner

sehingga terdapat beberapa responden yang mengalami penurunan skor

pengetahuan setelah diberikan media.

Page 87: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

72

4. Jenis media buku pop up yang dirancang peneliti hanya media buku pop up

dengan standar 90◦ karena keterbatasan waktu dan tenaga untuk membuat desain

media yang lebih baik.

B. Karakteristik Ibu Hamil

Pada penelitian ini karakteristik responden yang akan dibahas adalah umur,

pendidikan, dan paritas ibu. dari hasil penelitian didapat bahwa ibu yang berumur

dibawah 29 tahun sebanyak 22 orang (45.85 %) dan ibu yang berumur ≥ 29 tahun

sebanyak 26 orang (54.15%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi responden

berumur lebih dari 29 tahun. Dimana pada usia tersebut seorang wanita dikatakan

dewasa dan matang dalam mengambil keputusan dan mudah untuk menangkap suatu hal

baru. Sesuai dengan pendapat dari Notoadmodjo (2010) bahwa semakin bertambahnya

umur seseorang akan terjadi perubahan dalam aspek fisik dan psikologis, dimana aspek

psikologis ini adalah taraf berpikir semakin dewasa dan matang.

Berdasarkan tingkat pendidikan, ibu yang berpendidikan rendah (≤SMP)

sebanyak 9 orang (37.5%) dan ibu yang berpendidikan tinggi (>SMP) sebanyak 39

orang (62.5%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi responden berpendidikan

tinggi (>SMP). Semakin lama dan tinggi pendidikan seseorang maka perkembangan

dalam menangkap pengetahuan akan lebih baik dan matang, sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2003) konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang

lebih baik dan lebih matang pada individu, suatu kelompok atau masyarakat.

Page 88: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

73

Berdasarkan status paritas, ibu yang memiliki status jumlah anak lahir hidup

0(nol) sebanyak 15 orang (31.25%) dan ibu yang yang memiliki status jumlah anak lahir

hidup ≥1 anak sebanyak 33 orang (68.75%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi

responden memiliki status jumlah anak lahir hidup ≥1. Dalam pengetahuan ASI Ekslusif

ibu status paritas merupakan pengalaman. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan

dimana kebenaran pengetahuan diperoleh dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang pernah diperoleh (Notoatmodjo,2003a). Dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa

semakin banyak jumlah paritas ibu, maka semakin baik pengetahuannya.

C. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara

pengetahuan pretest ibu hamil kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, yakni 68.33

untuk kelompok perlakuan dan 71,12 untuk kelompok kontrol. Walaupun terdapat

perbedaan skor akan tetapi tidak ada perbedaan skor yang signifikan karena didapat nilai

probabilitas (P value) P=0,328 (>α). Sehingga syarat untuk melakukan penelitian

eksperimen sudah terpenuhi sesuai dengan pendapat Murti (2003), bahwa sebelum

melakukan penelitian eksperimental, kondisi kelompok perlakuan harus mempunyai

kemampuan yang sebanding dengan kelompok kontrol untuk menghindari bias.

D. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara

pengetahuan posttest ibu hamil kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, yakni 83,61

untuk kelompok perlakuan dan 77.04 untuk kelompok kontrol. Perbedaan skor antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan cukup jauh berbeda. Dengan pvalue=0.045

Page 89: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

74

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor post-test

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Yang berarti responden yang mendapat

perlakuan dengan media buku pop up lebih dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil

dibanding dengan kelompok kontrol.

E. Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk sikap dan tindakan seseorang

(Nasution,2010).

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk

meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang

itu akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya

pemberian informasi itu adalah dengan menggunakan media buku pop up.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari data uji statistik kelompok

perlakuan diperoleh p value 0.000 yang artinya pada alpha 5% yang berarti terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest nya dan juga dari

data kelompok kontrol diperoleh p value 0.007 yang juga berarti pada alpha 5% terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest kelompok

perlakuan. Dengan kata lain kedua kelompok signifikan mengalami perubahan

Page 90: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

75

pengetahuan baik kontrol maupun perlakuan akan tetapi jika dilihat dari perbedaan rata-

rata skor antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berturut-urut adalah 5.92 dan

15.25, memiliki perbedaan skor yang relatif jauh.

Kenaikan skor untuk kelompok perlakuan lebih tinggi dari pada skor kelompok

kontrol. Hal ini disebabkan kelompok perlakuan mendapatkan materi yang sesuai

dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

media buku pop up yang telah dirancang berpengaruh untuk menaikkan skor

pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif dengan peningkatan rata-rata skor 15.25.

Jika dilihat dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji t-independent dari

perbedaan skor pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

didapatkan P value 0.026 yang artinya pada alpha 5% terdapat perbedaan perubahan

skor pengetahuan ASI Eksklusif yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan. Kenaikan skor ini menunjukkan bahwa media buku pop up berpengaruh

untuk meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan

media. Jika dikonversikan dengan jumlah pertanyaan yang meningkat dari rata-rata skor

pengetahuan kelompok perlakuan (15.25) maka didapat angka 2.2 untuk rata-rata jumlah

pertanyaan yang meningkat dengan kata lain, dari 15 pertanyaan pengetahuan rata-rata

kenaikan jumlah soal yang benar dari pretest dibandingkan dengan postest sebesar 2

soal. Hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh media buku pop up terhadap

perubahan pengetahuan ASI Eksklusif ibu hamil.

Page 91: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

76

Dalam Notoadmodjo (2007), media dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan, dengan peningkatan pengetahuan diharapkan adanya perubahan perilaku

ibu hamil yaitu pemberian ASI Eksklusif. Media merupakan alat bantu dalam proses

pendidikan. Media memiliki manfaat untuk merangsang minat sasaran pendidikan,

mengatasi keterbatasan waktu, tempat, bahasa dan daya indera dari sasaran pendidikan,

mengatasi sikap pasif sasaran pendidikan dan dapat memberikan rangsangan,

pengalaman serta menimbulkan persepsi yang sama, mendorong keinginan sasaran

untuk mengetahui, mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik

serta merangsang sasaran untuk meneruskan pesan-pesan kepada orang lain (Suiraoka

dan Supariasa, 2012).

Hal ini sesuai dengan penelitian Laon,dkk (2012) bahwa informasi yang diberikan

dalam bentuk media buku pop up ternyata mampu meningkatkan pengetahuan. dalam

hal ini Laon,dkk (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh / perubahan

pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut setelah diberikan intervensi dengan

media buku pop up.jika dibandingkan dengan penelitian ini peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa media buku pop up yang menarik sehingga memiliki kemampuan

tidak hanya untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak akan tetapi kepada ibu

hamil pun dapat meningkatkan pengetahuan dengan materi yang berbeda-beda. Juga

menurut hasil penelitian Nasution (2010) diketahui bahwa intervensi dengan media

leaflet yang diberikan pada ibu hamil di Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota

Padangsidimpuan tahun 2010 dapat meningkatkan skor pengetahuan dan sikap ibu

hamil tentang IMD dan ASI Ekslusif. Penelitian Nasution (2010) ini menggunakan

media leaflet yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu setelah diberikan intervensi

Page 92: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

77

selama 2 minggu, Jika dibandingkan dengan penelitian yang peneliti lakukan peneliti

dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil sesaat setelah mempelajari media buku pop

up yang lebih mudah dipahami ketimbang media leaflet yang biasanya hanya penuh

dengan tulisan.

Dilihat pada perubahan pengetahuan ASI Ekslusif per item pertanyaan diketahui

bahwa terdapat beberapa pengetahuan yang mayoritas sudah diketahui ibu hamil

meningkat setelah diberikan media yakni pada materi 1.Bayi sakit cukup diberi ASI

(79.17% menjadi 95.83%), 2.ASI diberikan kapan saja (83.33% menjadi 95,83%),

3.Memberikan ASI bisa jadi gemuk (83.33 menjadi 100%), 10.Ibu bekerja tidak

memberi ASI (83,33% menjadi 91,67%), 11.Pengertian ASI Ekslusif (87,5% menjadi

91,67%), 13.Kolostrum dibuang (75% menjadi 100%), 14.Kolostrum mengandung zat

kekebalan tubuh (83,33% menjadi 100%), 15.Membersihkan payudara dengan air

hangat (100% tetap 100%). Begitupun pada materi yang mayoritas tidak dikuasai ibu

juga mengalami peningkatan yakni pada materi 4.Menyusui dapat merubah bentuk

payudara (45,84% menjadi 75%), 6.Sabun dan alkohol tidak untuk membersihkan

payudara (62,5% menjadi 95,83%), 7.Susu formula (45,84% menjadi 79,17%), 8.Asi

belum keluar ibu boleh memberikan susu botol (20,83% menjadi 45,83%), dan

9.radang/putting lecet sehingga ASI dihentikan (45,83% menjadi 79,17%). Diantara

materi-materi di atas terdapat dua materi yang mengalami penurunan pengetahuan

setelah diberi media yakni materi 5.Pengertian Kolostrum (54,17% menjadi 45,83%) dan

12.Memberikan ASI dapat mengembalikan berat badan ibu (70,83% menjadi 58,33%).

Akan tetapi menurut peneliti penurunan pengetahuan ini bukan disebabkan oleh

kesalahan materi yang disampaikan dalam media melainkan karena pertanyaan

Page 93: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

78

penelitian pada kuesioner yang diberikan sulit dicerna langsung atau membingungkan

pembaca. Kedua pertanyaan tersebut sebagai berikut “5. Kolostrum adalah ASI yang

dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir” dan “12. Memberi ASI saja kepada bayi

usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu kembali seperti sebelum hamil”. Jika

dilihat dari pertanyaan ini responden tertipu dengan kalimat yang disampaikan sehingga

salah menanggapi jawaban yang pada awalnya benar menjadi salah.

Walaupun terdapat dua pertanyaan yang mengalami penurunan hal ini tidak

sebanding dengan peningkatan pengetahuan pada materi pertanyaan yang lain,

sebagaimana yang telah disampaikan di atas. Dimana dalam penelitian ini peningkatan

materi per item pertanyaan tersebut dilakukan sesaat mendapatkan perlakuan media

apalagi jika media buku pop up digunakan secara lebih lama dan sering, maka

peningkatan pengetahuan ibu hamil tidak diragukan lagi akan meningkat dengan lebih

baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media buku pop up yang diberikan kepada ibu

hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Eklusif.

F. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif

1. Hubungan Umur Ibu dan Pengetahuan ASI Ekslusif

Umur termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan

pengetahuan seseorang. Pada penelitian ini, responden dominan memiliki usia diatas

29 tahun. Untuk mengetahui adanya hubungan umur dengan perubahan pengetahuan

ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji t-independent.

Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value sebesar 0,554. Hal tersebut

Page 94: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

79

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan

perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Pernyataan yang diperoleh sesuai dengan

penelitian Nurazizah (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dan IMD.

Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan gambaran umur ibu hamil masih dalam

kategori usia produktif sehingga dapat diasumsikan bahwa dalam usia produktif ini

ibu masih mampu dengan mudah menangkap informasi yang diberikan. Hasil

penelitian Barr, et al (2006) juga menyatakan bahwa masuknya informasi akan lebih

baik apabila kesehatan dan produktifitas dalam keadaan optimal,dimana usia

produktif dapat dengan mudah menerima informasi dengan lebih baik.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa

pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia seseorang dimana degan bertambahnya

umur maka daya tangkap dan pola pikir seseorang akan berkembang (Notoadmodjo,

2007). Dapat disimpulkan bahwa usia tidak mempengaruhi perubahan pengetahuan

ibu hamil mengenai Pemberian ASI eksklusif.

2. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan. Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden didapatkan

bahwa ibu hamil dengan kategori pendidikan tinggi lebih banyak dibandingkan

dengan ibu hamil dengan kategori tingkat pendidikan rendah. Sebagian besar

responden memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat.

Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pendidikan dengan perubahan

pengetahuan pemberian ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan

Page 95: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

80

menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value

sebesar 0,765. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pendidikan dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif.

Walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan tingkat

pendidikan, namun dari hasil yang didapat bahwa terjadi peningkatan pengetahuan

mengenai ASI Ekslusif dengan kategori pengetahuan baik. Hasil hubungan ini tidak

sesuai dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan

seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, yaitu semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi

(Notoadmodjo, 2007). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki

hubungan yang bermakna dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif.

3. Hubungan Status Paritas dan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status paritas.

Hal ini dilihat dari jumlah anak lahir hidup dari responden. Sebagian besar

responden status paritas ≥1 anak, sehingga dapat dikatakan responden memiliki

pengalaman yang baik dalam merawat anak-anak pun dalam hal memberikan ASI

eksklusif.

Untuk mengetahui adanya hubungan status paritas dengan perubahan

pengetahuan pemberian ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan

menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value

sebesar 0,701. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara status paritas dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Hal

Page 96: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

81

tersebut tidak sejalan dengan teori yaitu semakin banyak pengalaman ibu dalam

merawat anak maka semakin baik pengetahuan dalam pemberian ASI eksklusif yang

dimiliki ibu (Notoadmodjo, 2007).

G. Intensi ASI eksklusif Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada

keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu (Fishbein dan Ajzen,1975).

Berdasarkan teori Plan Behaviour, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi

atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya (Ajzen, 2002).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011), diketahui bahwa

intensi seseorang dipengaruhi oleh pengetahuannya.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki intensi negatif yaitu ibu ingin memberikan pisang, madu dan air putih

pada anak yang dikandungnya sebelum anaknya berusia ≤ 6 bulan. Pada kelompok

kontrol, responden yang menjawab tidak berniat sebanyak 14 orang, sedangkan

pada kelompok perlakuan sebanyak 15 orang. Dari hasil ini walaupun diketahui

bahwa responden yang tidak berniat memberikan ASI Eksklusif lebih banyak pada

kelompok perlakuan daripada kelompok kontrol, akan tetapi saat di uji dengan

analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, didapatkan P value sebesar 1.00 yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan intensi ASI Eksklusif yang signifikan

pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut menujukkan tidak

adanya pengaruh dari pemberian media buku pop up terhadap intensi ASI Eksklusif.

Page 97: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

82

Hal ini disebabkan saat penelitian berlangsung terdapat hambatan dalam

proses komunikasi dengan media buku pop up. Menurut Sadiman, dkk. (2011),

terdapat beberapa hambatan dalam berkomunikasi seperti hambatan psikologis,

fisik, kultural, jarak psikologis, dan hambatan lingkungan.

Hambatan yang terjadi pada penelitian ini berasal dari kultural. Hambatan

kultural yang terjadi adalah adanya kepercayaan terhadap mitos untuk memberikan

makanan pendamping ASI dini seperti pisang dan madu. Hambatan kultural ini

menyebabkan seseorang yang mendapatkan penambahan pengetahuan belum tentu

akan memiliki niat untuk memberikan ASI Eksklusif pada anak yang sedang

dikandungnya. Dengan demikian dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa

pemberian media buku pop up tidak mempengaruhi intensi ASI eksklusif pada ibu

hamil.

Page 98: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

83

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persentase karakteristik responden berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur

dibawah 29 tahun sebanyak 22 orang (45.85 %) dan ibu yang berumur ≥ 29

tahun sebanyak 26 orang (54.15%).

2. Persentase karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu ibu yang

berpendidikan rendah (≤SMP) sebanyak 9 orang (37.5%) dan ibu yang

berpendidikan tinggi (>SMP) sebanyak 39 orang (62.5%).

3. Persentase karakteristik responden berdasarkan status paritas yaitu, ibu yang

memiliki status jumlah anak lahir hidup 0 (nol) sebanyak 15 orang (31.25%) dan

ibu yang yang memiliki status jumlah anak lahir hidup ≥1 anak sebanyak 33

orang (68.75%).

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor pre-test kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol (P value=0,328).

5. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor post-test kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol (P value=0,045).

6. Terdapat perbedaan skor pengetahuan antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol (Pvalue=0,026), yang berarti adanya pengaruh pemberian

media buku pop up terhadap peningkatan pengetahuan ASI eksklusif pada ibu

hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Page 99: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

84

7. Tidak terdapat hubungan dari karakteristik umur (Pvalue=0,554), tingkat

pendidikan (Pvalue=0,765), dan status paritas ibu hamil (Pvalue=0,701) terhadap

perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif, yang berarti tidak adanya variable

counfounding terhadap perubahan skor pengetahuan ASI Ekslusif pada Ibu hamil

di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.

8. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam intensi ASI eksklusif pada

kelompok perlakuan dan kontrol (Pvalue=1,00). Yang berarti bahwa

pemberian media buku pop up tidak mempengaruhi intensi ASI eksklusif pada

ibu hamil

B. Saran

1. Agar pihak puskesmas dapat melanjutkan menggunakan media buku pop up

yang telah dirancang untuk membantu ibu hamil dalam meningkatkan

pengetahuan terkait ASI Ekslusif, karena dari pengambilan sesaat setelah

dilakukan intervensi terdapat peningkatan pengetahuan ASI Ekslusif ibu hamil,

apalagi jika intevensi dilakukan secara sering maka akan lebih baik lagi

peningkatan pengetahuannya.

2. Media buku pop up yang telah dirancang dapat meningkatkan pengetahuan ASI

Ekslusif ibu hamil diharapkan tidak hanya digunakan pada pelayanan antenatal,

namun dapat digunakan pada kegiatan-kegiatan penyuluhan diluar pukesmas

dengan sasaran utama adalah remaja Wanita Usia Subur (WUS).

Page 100: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

85

3. Menggerakkan petugas puskesmas untuk memproduksi dan mendistribusikan

media buku pop up ini kepada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pesanggarahan.

4. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai kelayakan media buku pop up ASI

Ekslusif yang telah diperbarui dengan model buku pop up 180◦ yang dibuat lebih

menarik terhadap peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku ibu

hamil dalam pemberian ASI Ekslusif.

Page 101: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

86

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I, dan Fishbein, M. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an

introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing

Company, Inc.

_________________________.1980, Understanding Attitudes and Predicting Social

Behavior, Prentice-Hall, Englewood Scliffs, NJ.

________.1988, Attitudes, Personality, dan Behavior, Dorsey Press, Chicago.

________.2005, Attitudes, Personality and Behavior, (2nd edition), Berkshire, UK:Open

University Press-McGraw Hill Education.

Al-Qur’an. QS.Al-Baqoroh (2).Ayat 233.

Ann Montanaro, 2009.A Concise History of Pop-up and Movable

Books.http://www.libraries.rutgers.edu/rul/libs/scua/montanar/p-intro.htm di

akses pada tanggal 18 Maret 2013.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Publik.Yogyakarta :

Rineka Cipta.

Arisman . 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Barr C, Resosudarmo IA, McCarthy J dan Dermawan A. 2006. Forest and

Decentralization in Indonesia: an Overview. Dalam Barr et al (editor):

Decentralization of Forest Administration in Indonesia. Implications for Forest

Sustainability, Economic Development and Community Livelihood. Bogor.

Cifor.

Bowden, Jan dan Manning Vicky. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Kebidanan Prinsio

dan Praktik (Edisi 2). Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI.2004. Pengembangan Media Promosi Kesehatan.Jakarta :

Pusat Promosi Kesehatan.

Fitriyani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hartono, Bambang. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta: Rineka

cipta.

Hu, P. J., Chau, P. Y. K., Sheng, O. R. L., & Tam, K. Y.1999, ’Examining the

Technology Acceptance Model Using Physical Acceptance of Telemedicine

Page 102: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

87

Technology’, dalam Journal of Management Information Systems, Vol. 16,No. 2,

pp. 91-112.

Jayanti, Christin, 2010. Efektivitas penyuluhan dan media leaflet terhadap pengetahuan

dan sikap ibu balita gizi buruk di Kecamatan Medan Denai Tahun 2010. Tesis

FKM USU Medan.

Jacobsen, MJ and O’Connor, AM. 2006. Population Needs Assessment. University of

Ottawa. Diakses Melalui:

http://decisionaid.ohri.ca/docs/implement/Population_Needs.pdf. Pada Tanggal 1

April 2013.

Kemenkes R.I. 1995. Modul Manajemen Laktasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan

Medik.

_____________.2002.Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta: Direktorat Jenderal

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

_____________.2005.Petunjuk Praktis Bagi Kader Dalam Mendampingi Ibu Menyusui.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2007. Asuhan Persalinan Normal-Asuhan Esensial Persalinan.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2008. Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian ASI.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2009. Pemberian Air Susu Ibu dan makanan Pendamping ASI. Jakarta:

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2010a. Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian

ASI. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

_____________. 2010b. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Direktorat

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2010c.Strategi Peningkatan Makanan Bayi Dan Anak (PMBA).

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Laon,Marselly.dkk.2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media

Buku Pop up Terhadap Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di TK

Cahaya Intan Palembang.Jurnal FK UNSRI Palembang.

Laporan Profil Tahunan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012.

Page 103: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

88

Lemeshow,S., Hosmer,D.W.,1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta :Gajah Mada University Press.

Machfoedz, Ircham dan Suryani,Eko. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi

Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya.

Munandi,Y.2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta:Gaung Persada

Press.

Murti, B.2003. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Ed. Kedua, Jilid Pertama,

Yogyakarta; Gajah Mada University Press.

Nasution, Nova A.H.2010. Efektivitas Media Promosi Kesehatan (Leaflet) Dalam

Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini

(Imd) Dan Asi Eksklusif Di Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota

Padangsidimpuan Tahun 2010.Tesis FKM USU Medan.

Nurazizah,Dhiena.2011.Pengaruh Penyuluhan Melalui Media KIE Mengenai ASI

Ekslusif dan IMD Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di Kelurahan Pengasinan,

Kecamatan Sawangan Depok Tahun 2011.Skripsi FKM UI.

Nusatya, Angela.dkk. 1981. Menyusui dan Kesehatan. Jakarta: Perdhaki.

Notoatmodjo, Soekidjo..1993.Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

___________________.2003a. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

___________________.2003b. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : Rineka Cipta.

___________________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta.

___________________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pratiwi, I Gusti Nyoman dan Purnawati, Jeanne. 2009. Kendala Pemberian ASI

Eksklusif. Diakses Melalui : http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=201057102916.

Pada Tanggal 1 April 2013.

Robert Sabuda.2008. Frequenty Asked Question, Creative Questions,Robertsabuda.com.

Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Page 104: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

89

___________ .2002. Asi Eksklusif. Jakarta: Gramedia.

Sadiman, Arif S. dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saputra, Dedi Kurniawan, et.al. 2010. Duration of Breastfeeding Has a Positive Effect

on Infant Weight Gain. Universa Medicina. Vol 29. No. 1. Diakses Melalui:

http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Dedi.pdf. Pada Tanggal 27

Maret 2013.

Septiani,Irda.2012. Gambaran Kesenjangan Antara Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil

Dengan Pemberian Pengetahuan Oleh Bidan Terkait Asi Eksklusif Di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.Skripsi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Stuebe, Alison. 2009. The Risk of Not Breastfeeding for Mothers and Infants.

Medreviews. 2(4): 222-231. Diakses

Melalui:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2812877/pdf/RIOG00200

4_0222.pdf. Pada Tanggal 27 Maret 2013.

Stuebe, Alison M dan Bonuck, Karen. 2011. What Predicts Intent to Breastfeed

Exclusively? Breastfeeding Knowledge, Attitudes, and Beliefs in a Diverse Urban

Population. Jurnal Breastfeeding Medicine. Volume 6 (6). Diunduh melalui

http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/PMC3263301/. Pada tanggal 26 Juli

2013.

Suprapto, Tommy, 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam

Komunikasi. Yogyakarta : CAPS.

Suyanto,Freddy.2010.Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu

tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya

Kabupaten SImalungun.Skripsi FKM USU Medan.

WHO. 2011. Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. Diakses

melalui:http://www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20

110115/en/index.html. Pada Tanggal 1 April 2013.

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Page 105: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

A. Karakteristik Sampel

Karakteristik Sampel Kelompok Perlakuan

Statistics

usia pendidikan paritas klpumur

N Valid 24 24 24 24

Missing 0 0 0 0

Mean 29.83 .79 .67 .62

Median 31.00 1.00 1.00 1.00

Variance 34.580 .172 .232 .245

Minimum 18 0 0 0

Maximum 42 1 1 1

Sum 716 19 16 15

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 4.2 4.2 4.2

21 1 4.2 4.2 8.3

22 1 4.2 4.2 12.5

23 3 12.5 12.5 25.0

26 1 4.2 4.2 29.2

28 2 8.3 8.3 37.5

29 1 4.2 4.2 41.7

30 1 4.2 4.2 45.8

31 2 8.3 8.3 54.2

32 1 4.2 4.2 58.3

33 4 16.7 16.7 75.0

35 4 16.7 16.7 91.7

37 1 4.2 4.2 95.8

42 1 4.2 4.2 100.0

Page 106: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 4.2 4.2 4.2

21 1 4.2 4.2 8.3

22 1 4.2 4.2 12.5

23 3 12.5 12.5 25.0

26 1 4.2 4.2 29.2

28 2 8.3 8.3 37.5

29 1 4.2 4.2 41.7

30 1 4.2 4.2 45.8

31 2 8.3 8.3 54.2

32 1 4.2 4.2 58.3

33 4 16.7 16.7 75.0

35 4 16.7 16.7 91.7

37 1 4.2 4.2 95.8

42 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anak lahir hidup 0 8 33.3 33.3 33.3

anak lahir hidup >0 16 66.7 66.7 100.0

Total 24 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <=SMP 5 20.8 20.8 20.8

>SMP 19 79.2 79.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Page 107: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

klpumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <median 9 37.5 37.5 37.5

>=median 15 62.5 62.5 100.0

Total 24 100.0 100.0

Karakteristik Sampel Kelompok Kontrol

Statistics

usia pendidikan paritas klpumur

N Valid 24 24 24 24

Missing 0 0 0 0

Mean 28.25 .83 .71 .46

Median 27.00 1.00 1.00 .00

Std. Deviation 5.118 .381 .464 .509

Variance 26.196 .145 .216 .259

Minimum 20 0 0 0

Maximum 38 1 1 1

Sum 678 20 17 11

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 1 4.2 4.2 4.2

21 2 8.3 8.3 12.5

22 1 4.2 4.2 16.7

23 1 4.2 4.2 20.8

25 2 8.3 8.3 29.2

Page 108: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

26 3 12.5 12.5 41.7

27 3 12.5 12.5 54.2

29 1 4.2 4.2 58.3

30 2 8.3 8.3 66.7

31 1 4.2 4.2 70.8

32 1 4.2 4.2 75.0

33 1 4.2 4.2 79.2

34 3 12.5 12.5 91.7

37 1 4.2 4.2 95.8

38 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anak lahir hidup=0 7 29.2 29.2 29.2

anak lahir hidup>0 17 70.8 70.8 100.0

Total 24 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <=smp 4 16.7 16.7 16.7

>smp 20 83.3 83.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

klpumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <Median 13 54.2 54.2 54.2

>=Median 11 45.8 45.8 100.0

Total 24 100.0 100.0

Page 109: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

B. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Skor Kelompok Kontrol

Statistics

skorpre skorpost prepostkontrol

N Valid 24 24 24

Missing 0 0 0

Mean 71.12 77.04 5.92

Median 73.00 80.00 6.50

Std. Deviation 13.356 10.956 9.806

Variance 178.375 120.042 96.167

Minimum 47 53 -20

Maximum 93 93 27

Sum 1707 1849 142

skorpre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 47 1 4.2 4.2 4.2

53 3 12.5 12.5 16.7

60 4 16.7 16.7 33.3

67 3 12.5 12.5 45.8

73 4 16.7 16.7 62.5

80 3 12.5 12.5 75.0

87 5 20.8 20.8 95.8

93 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

skorpost

Page 110: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 53 1 4.2 4.2 4.2

60 1 4.2 4.2 8.3

67 6 25.0 25.0 33.3

73 3 12.5 12.5 45.8

80 4 16.7 16.7 62.5

87 7 29.2 29.2 91.7

93 2 8.3 8.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

prepostkontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid -20 1 4.2 4.2 4.2

-7 1 4.2 4.2 8.3

0 8 33.3 33.3 41.7

6 2 8.3 8.3 50.0

7 5 20.8 20.8 70.8

13 1 4.2 4.2 75.0

14 3 12.5 12.5 87.5

20 2 8.3 8.3 95.8

27 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Skor Kelompok Perlakuan

Statistics

skorpre skorpost Prepostprlakuan

N Valid 24 24 24

Page 111: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Missing 0 0 0

Mean 68.33 83.61 15.25

Median 66.66 86.66 10.00

Std. Deviation 15.634 11.117 17.486

Variance 244.418 123.596 305.761

Minimum 33 60 -14

Maximum 93 100 53

Sum 1640 2007 366

skorpre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 33.33 1 4.2 4.2 4.2

40 1 4.2 4.2 8.3

53.33 3 12.5 12.5 20.8

60 5 20.8 20.8 41.7

66.66 3 12.5 12.5 54.2

73.33 2 8.3 8.3 62.5

80 4 16.7 16.7 79.2

86.66 4 16.7 16.7 95.8

93.33 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

skorpost

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 60 1 4.2 4.2 4.2

66.66 3 12.5 12.5 16.7

73.33 3 12.5 12.5 29.2

80 2 8.3 8.3 37.5

Page 112: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

86.66 6 25.0 25.0 62.5

93.33 8 33.3 33.3 95.8

100 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Prepostprlakuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid -14 1 4.2 4.2 4.2

-6 1 4.2 4.2 8.3

0 5 20.8 20.8 29.2

6 3 12.5 12.5 41.7

7 2 8.3 8.3 50.0

13 2 8.3 8.3 58.3

14 1 4.2 4.2 62.5

26 1 4.2 4.2 66.7

27 2 8.3 8.3 75.0

33 2 8.3 8.3 83.3

34 2 8.3 8.3 91.7

47 1 4.2 4.2 95.8

53 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Hubungan Skor Pengetahuan tiap kelompok

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 prekontrol 71.12 24 13.356 2.726

preperlakuan 68.33 24 15.634 3.191

Page 113: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 prekontrol & preperlakuan 24 .208 .328

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 prekontrol

-

preperlak

uan

2.795 18.323 3.740 -3.616 9.205 .747 23 .463

Group Statistics

grup N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pre perlakuan 24 68.33 15.634 3.191

kontrol 24 71.12 13.356 2.726

post perlakuan 24 83.61 11.117 2.269

kontrol 24 77.04 10.956 2.236

Gain perlakuan 24 15.28 17.415 3.555

kontrol 24 5.92 9.806 2.002

Page 114: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

pre Equal variances

assumed .554 .461 -.666 46 .509 -2.795 4.197 -11.243 5.654

Equal variances not

assumed

-.666 44.904 .509 -2.795 4.197 -11.249 5.659

post Equal variances

assumed .003 .959 2.061 46 .045 6.565 3.186 .152 12.979

Equal variances not

assumed

2.061 45.990 .045 6.565 3.186 .152 12.979

Gain Equal variances

assumed 11.018 .002 2.294 46 .026 9.360 4.080 1.148 17.572

Equal variances not

assumed

2.294 36.253 .028 9.360 4.080 1.088 17.632

Page 115: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Hubungan skor pre dan post (t dependen) kelompok kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 skorpre 71.12 24 13.356 2.726

skorpost 77.04 24 10.956 2.236

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 skorpre & skorpost 24 .691 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Devi

ation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lowe

r Upper

Pair 1 skorpre

-

skorpo

st

-5.917 9.806 2.002

-

10.05

8

-1.776 -

2.956 23 .007

Page 116: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Hubungan skor pre dan post (t dependen) kelompok Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 skorpre 68.33 24 15.634 3.191

skorpost 83.61 24 11.117 2.269

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 skorpre & skorpost 24 .186 .384

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 skorpre -

skorpost -15.277 17.415 3.555 -22.630 -7.923 -4.297 23 .000

C. Gambaran Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

group * intensi 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%

Page 117: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

group * intensi Crosstabulation

intensi

Total tdk niat niat

group kontrol Count 14 10 24

% within group 58.3% 41.7% 100.0%

media Count 15 9 24

% within group 62.5% 37.5% 100.0%

Total Count 29 19 48

% within group 60.4% 39.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .087a 1 .768

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .087 1 .768

Fisher's Exact Test 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .085 1 .770

N of Valid Casesb 48

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 118: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Lampiran

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Desly Ahdi Kanta mahasiswa S1 angkatan 2009 peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Media Pop up book Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Intensi Asi Ekslusif Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013”.

Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan

Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yang akan

diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjamin kerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohon untuk

mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

PRE / POST

Page 119: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

NO.RESPONDEN :

1. Nama :

2. Umur : ……… Tahun

3. Usia Kehamilan : ........... Minggu

4. Kehamilan ke- : ………

5. Jumlah Anak Lahir Hidup :

6. Alamat :

7. Pendidikan terakhir :

8. No.Telfon :

Berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban benar atau salah

KUESIONER PENELITIAN (1)

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban

Benar Salah

01 Jika bayi usia 0-6 bulan sakit ringan, ibu cukup memberi ASI untuk

mengobatinya.

02 ASI diberikan kapan saja kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa perlu dijadwalkan.

03 Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia 6 bulan dapat menyebabkan ibu

menjadi gemuk.

04 Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu

05 Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir.

06 Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untuk membersihkan payudara.

07 Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6 bulan

08 Jika ASI belum keluar,maka ibu boleh memberikan susu botol kepada bayi saat

berusia 0-6 bulan.

KUESIONER PENGETAHUAN ASI

EKSLUSIF IBU HAMIL

PUSKESMAS KECAMATAN

PESANGGRAHAN TAHUN 2013

Page 120: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

09 Jika terjadi radang payudara, puting lecet, pemberian ASI harus dihentikan

10 Ibu yang bekerja diluar rumah tidak diharuskan memberikan ASI kepada bayi

saat berusia 0-6 bulan.

11 ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja sejak lahir hingga bayi berusia

enam bulan.

12 Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu

kembali seperti sebelum hamil.

13 Kolostrum berwarna kuning sehingga harus dibuang.

14 Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh sehingga dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit.

15 Membersihkan payudara dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat

kemudian mengeringkannya.

INTENSI

Lingkarilah SALAH SATU jawaban yang sesuai dengan keingingan ibu:

KUESIONER PENELITIAN (2)

1. Apa yang ibu rencanakan untuk diberikan dalam satu minggu pertama kelahiran pertama?

a. Hanya ASI

b. Hanya Susu formula

c. ASI dan Susu Formula

2. Pada usia berapa, anak ibu diberikan makanan/minuman selain ASI untuk pertama kali?

a. < 1 bulan

b. 1-2 bulan

c. 3-4 bulan

d. 5-6 bulan

e. 7-9 bulan

f. > 9 bulan

3. Apakah ibu berniat memberikan air putih pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah ibu berniat memberikan madu pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan? a. Ya b. Tidak

5. Apakah ibu berniat memberikan pisang pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya b. Tidak

Page 121: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Lampiran

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Desly Ahdi Kanta mahasiswa S1 angkatan 2009 peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Media Pop up book Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Intensi Asi Ekslusif Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013”.

Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan

Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yang akan

diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjamin kerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohon untuk

mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

PRE / POST

Page 122: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

NO.RESPONDEN :

1. Nama :

2. Umur : ……… Tahun

3. Usia Kehamilan : ........... Minggu

4. Kehamilan ke- : ………

5. Jumlah Anak Lahir Hidup :

6. Alamat :

7. Pendidikan terakhir :

8. No.Telfon :

Berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban benar atau salah

KUESIONER PENELITIAN (1)

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban

Benar Salah

01 Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir.

02 Jika ASI belum keluar,maka ibu boleh memberikan susu botol kepada bayi saat

berusia 0-6 bulan.

03 Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh sehingga dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit.

04 Ibu yang bekerja diluar rumah tidak diharuskan memberikan ASI kepada bayi

saat berusia 0-6 bulan.

05 Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu

06 Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu

kembali seperti sebelum hamil.

07 Membersihkan payudara dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat

KUESIONER PENGETAHUAN ASI

EKSLUSIF IBU HAMIL

PUSKESMAS KECAMATAN

PESANGGRAHAN TAHUN 2013

Page 123: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

kemudian mengeringkannya.

08 Jika bayi usia 0-6 bulan sakit ringan, ibu cukup memberi ASI untuk

mengobatinya.

09 Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia 6 bulan dapat mmenyebabkan

ibu menjadi gemuk.

10 Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6 bulan.

11 Kolostrum berwarna kuning sehingga harus dibuang.

12 ASI diberikan kapan saja kepad bayi usia 0-6 bulan tanpa perlu dijadwalkan.

13 ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja sejak lahir hingga bayi berusia

enam bulan.

14 Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untuk membersihkan payudara.

15 Jika terjadi radang payudara, puting lecet, pemberian ASI harus dihentikan.

INTENSI

Lingkarilah SALAH SATU jawaban yang sesuai dengan keingingan ibu:

KUESIONER PENELITIAN (2)

1. Apakah ibu berniat memberikan pisang pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

2. Pada usia berapa, anak ibu diberikan makanan/minuman selain ASI untuk pertama kali?

a. < 1 bulan

b. 1-2 bulan

c. 3-4 bulan

d. 5-6 bulan

e. 7-9 bulan

f. > 9 bulan

3. Apakah ibu berniat memberikan air putih pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

4. Apa yang ibu rencanakan untuk diberikan dalam satu minggu pertama kelahiran pertama?

a. Hanya ASI

b. Hanya Susu formula

c. ASI dan Susu Formula

5. Apakah ibu berniat memberikan madu pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

Page 124: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

ANALISIS ISI MEDIA POP UP BOOK ASI EKSKLUSIF

Berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban Ya atau Tidak

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah ada kata-kata yang tidak dipahami?

2 Apakah hurufnya terlalu kecil bagi Anda?

3 Apakah Anda mengalami kesulitan dalam membaca

informasi yang ada di media (pop up book)?

4 Apakah warna-warna dalam media (pop up book) menarik bagi

Anda?

5 Apakah gambar-gambar yang ditampilkan menarik perhatian

Anda?

6 Apakah anda mengerti informasi yang ada dalam media

(pop up book)?

7 Apakah informasi dalam media (pop up book) menambah

pengetahuan Anda?

8 Apakah pesan yang tertuang dalam media memberikan

kesinambungan informasi?

9 Apakah gambar yang ditampilkan terlalu banyak?

10 Apakah Anda berminat untuk memberikan ASI Eksklusif kepada

bayi setelah membaca informasi dalam media (pop up book)?

Page 125: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 126: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 127: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 128: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 129: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

PENGARUH MEDIA POP UP BOOK TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN INTENSI ASI EKSLUSIF IBU HAMIL DI

PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN

TAHUN 2013

SKRIPSI

Disusun Oleh:

DESLY AHDI KANTA

109101000074

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 130: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Agustus 2013

DESLY AHDI KANTA, NIM : 109101000074

PENGARUH MEDIA POP UP BOOK TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN INTENSI ASI EKSLUSIF IBU HAMIL DI PUSKESMAS

KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2013 xiv + 85 halaman, 14 tabel, 5 gambar, 6 lampiran

ABSTRAK

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam)

bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Puskemas Kecamatan Pesanggrahan menggunakan beberapa cara seperti penggunaan

media leaflet dalam pelaksanaan kelas ibu hamil yang didalamnya para ibu hamil

diberikan informasi yang berkaitan tentang kehamilan ibu hamil termasuk pengetahuan

ASI ekslusif. Akan tetapi didapat angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas

Kec.Pesanggrahan sebesar 51,2%, masih dibawah target nasional. Dalam hal ini peneliti

menggunakan media buku pop up yang telah di analisis kelayakannya untuk melihat

pengaruhnya dalam perubahan pengetahuan dan intensi ibu hamil tentang ASI Ekslusif

di Puskesmas Kecamatan Pesanggarahan Jakarta Selatan tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan

non equivalent control group design. Penelitian untuk mencari tahu penjelasan dari

objek penelitian tentang pengaruh media buku pop up dalam perubahan pengetahuan dan

intensi ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun

2013 dengan cara membandingkan rata-rata skor antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

rata-rata skor pengetahuan antara kelompok yang diberi perlakuan dengan media buku

pop up dan kelompok kontrol (Pvalue 0.026). Akan tetapi untuk intensi pada kedua

kelompok, dari hasil uji Chi-Square diperoleh Pvalue 1.00 yang berarti tidak ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal

tersebut menujukkan tidak adanya pengaruh dari pemberian media buku pop up terhadap

intensi ASI Eksklusif. Dilihat dari karakteristik responden tidak terdapat hubungan dari

karakteristik umur (Pvalue=0,554), tingkat pendidikan (Pvalue=0,765), dan status paritas

ibu hamil (Pvalue=0,701) terhadap perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif

Kesimpulan dari penelitian bahwa media buku pop up dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan ASI Ekslusif ibu hamil akan tetapi tidak sampai taraf

memberikan kepercayaan untuk berniat melakukannya.

Daftar bacaan : 53 (1981-2012)

Kata Kunci : Pengetahuan ,ASI Eklusif, Media, Pop up book

Page 131: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Agustus 2013

DESLY AHDI KANTA, NIM : 109101000074

INFLUENCE OF POP UP BOOK MEDIA ON THE IMPROVEMENT OF

KNOWLEDGE AND ASI EXCLUSIVE INTENTION FOR PREGNANT WOMEN IN

PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN 2013

xiv + 85 pages, 14 tables, 5 images, 6 attachments

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is breast milk given to infants from birth for 6 (six)

months, without adding or replacing with other food or drink. Puskemas Kecamatan

Pesanggrahan use several ways such as the use of media leaflet in the implementation

class in which pregnant women are given information about pregnancy related maternal

including exclusive breastfeeding knowledge. However, the figures obtained coverage

exclusively breastfeed in the Puskesmas Kec. Pesanggrahan at 51.2 %, still below the

national target. In this case the researcher uses the pop-up books media that has been in

the feasibility analysis to see the effect in the change of knowledge and intentions of

pregnant women about exclusive breastfeeding in the Puskesmas Kecamatan

Pesanggarahan Jakarta Selatan in 2013.

This research uses quasi-experimental research design with non-equivalent

control group design. Research to find out an explanation of the object of research on the

influence of pop-up books media in the knowledge and intentions change of pregnant

women about exclusive breastfeeding in Puskesmas Kecamatan Pesanggarahan in 2013

by comparing the average scores between the treatment and control groups .

Results of this study indicated that there were significant differences in the

average scores of knowledge between the group treated with media pop-up books and

the control group (Pvalue 0.026). But for the intention in both groups, from the Chi-

Square test results obtained Pvalue 1,00 which meant there was no significant difference

between the treatment and control groups. It showed the lack of effect of granting media

pop-up books to exclusive breastfeeding intentions. Judging from the characteristics of

the respondents there was no correlation of the characteristics of age (Pvalue = 0.554),

education level (Pvalue = 0.765), and maternal parity status (Pvalue = 0.701) on

exclusive breastfeeding knowledge score changed.

The conclusion of the study that the pop-up book media can be used to improve

exclusive breastfeeding knowledge of pregnant women but not to the extent of giving

belief to intend to do so.

Reading list: 53 (1981-2012)

Keywords: Knowledge, Exclusive breastfeeding, Pop up Book Media

Page 132: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap :Desly Ahdi Kanta

Tempat Tanggal Lahir :Banyuasin,04 Desember 1991

Alamat : Jln. Bukit Indah No.54 Kelurahan Pangkalan Balai,

Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin

Sumatera Selatan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Email : [email protected]

Telepon : 085367893434

Riwayat Pendidikan :

1997 – 2003 SDN No.4 Pangkalan Balai

2003 – 2006 MTs Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin

2006 – 2009 MA Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin

2009 – sekarang S1 – Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Riwayat Organisasi :

2007 – 2008 OSIS MA Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin

2007 – 2009 OSPa (Organisasi Santri Putra) Ponpes Sabilul Hasanah

2009 – 2011 BEM Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 133: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT karena

atas sifat Rahmaan dan Rahiim-Nya, penulis diberi kesehatan dan kemudahan dalam

menjalankan segala aktivitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Uswatun Hasanah sepanjang zaman,

Nabi Muhammad SAW juga kepada para keluarganya, para shahabatnya, para tabi’it-

tabi’innya dan kepada para umatnya yang senantiasa dalam kebaikan hingga akhir

zaman.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Papa dan Mama’ tercinta, Zailani S.Pd dan Nisyati S.Pd yang telah berikhtiar,

sabar, dan tawakal dalam mendidik anaknya dan memberi dukungan serta selalu

mendoakan penulis dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan kesehatan.

3. Ibu Ir. Febrianti, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

sekaligus Pembimbing I dan Ibu Raihana Nadra Alkaff, M.Ma selaku

Pembimbing II yang telah dengan sabar mendidik, membimbing, dan

mengajarkan ilmu dan pengetahuan yang berguna bagi masa depan penulis serta

mengizinkan penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini..

Page 134: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

viii

4. Ibu Narila Mutia Nasir,Ph.D, Ibu Fajar Ariyanti,Ph.D, dan Ibu Rostini,M.KM

selaku penguji skripsi yang telah mengarahkan, mendukung dan mengizinkan

penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Kak Septiani, Kak Ami, Kak Ida selaku Laboran Kesmas yang telah memberikan

arahan dalam perjalanan penyelesaian skripsi ini.

6. Rekan-rekan seperjuangan SJD SS 2009, rekan-rekan Kesehatan Masyarakat

2009, dan rekan-rekan peminatan Gizi 2009 yang telah bersama-sama menuntut

ilmu, berdiskusi, memberi dukungan dan masukan terhadap penulisan ini,

terkhusus pada Ana Mahillatul Jannah dan Agung Taufiqur Rokhman yang

selalu memberi support dan menemani dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Rekan-rekan peneliti di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Fitri Aryani,SKM ,

Nur Syamsiyah,SKM, dan Kiki Chairani Saputri,SKM yang selalu berbagi suka-

duka dan informasi dengan penulis selama pengerjaan skripsi ini.

Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah diajarkan, bimbingan dan petunjuk

yang telah disampaikan serta dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak

terhadap penulis mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan

skripsi ini.

Ciputat, Agustus 2013

Desly Ahdi Kanta

Page 135: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................................................... ii

PERNYATAAN PESETUJUAN……………………………………………………………….iv

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………..v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 6

C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ................................................................................................................ 7

2. Tujuan Khusus ............................................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 8

1. Bagi Puskesmas ............................................................................................................. 8

2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................................. 8

3. Bagi Peneliti Lain .......................................................................................................... 8

F. Ruang Lingkup ................................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pendidikan .......................................................................................................... 10

B. Media ............................................................................................................................... 14

1. Konsep Dasar Media .................................................................................................... 14

2. Fungsi dan Manfaat Media ......................................................................................... 14

3. Karakteristik Media ..................................................................................................... 15

4. Pesan dalam Media ...................................................................................................... 17

2 Media Buku Pop-up ..................................................................................................... 19

Page 136: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

x

D. Asi Eksklusif .................................................................................................................... 21

1. Pengertian .................................................................................................................... 21

2. Manfaat ........................................................................................................................ 21

E. Pengetahuan ..................................................................................................................... 25

1. Pengertian .................................................................................................................... 25

2. Sumber Pengetahuan .................................................................................................... 25

3. Pengetahuan ASI Eksklusif .......................................................................................... 26

4. Kebutuhan Pengetahuan ............................................................................................... 29

5. Pemberian Pengetahuan ............................................................................................... 29

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........................................................ 31

F. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) ............................................................................. 35

1. Pengertian .................................................................................................................... 35

2. Kebijakan ..................................................................................................................... 36

3. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Proses Pemberian Pengetahuan ........... 37

G. Intensi ............................................................................................................................... 40

1. Pengertian Intensi ......................................................................................................... 40

2. Teori Plan Behavior ..................................................................................................... 41

H. Kerangka Teori ................................................................................................................ 42

BAB III KERANGKA KONSEP,DEFINISI OPERASIONAL,DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep ............................................................................................................. 45

B. Definisi Operasional ........................................................................................................ 46

C. Hipotesis .......................................................................................................................... 48

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................................................... 49

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 50

C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................................... 50

D. Instrumen Penelitian ........................................................................................................ 52

E. Pengumpulan Data ........................................................................................................... 53

F. Pengukuran Data. ............................................................................................................. 53

G. Pengolahan dan Analisa Data .......................................................................................... 54

1. Pengolahan Data .............................................................................................................. 54

BAB V HASIL PENELITIAN

Page 137: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xi

A. Karakteristik Sampel ........................................................................................................ 57

B. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi ............................. 58

C. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi ............................... 60

D. Pengaruh Media Buku Pop Up dalam Perubahan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013 ................................................ 60

E. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI Ekslusif ..... 67

F. Gambaran Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil ...................................................................... 69

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian .................................................................................................... 71

B. Karakteristik Ibu Hamil ................................................................................................... 72

C. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi .............................................. 73

D. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi ................................................. 73

E. Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil ................................. 74

F. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI Ekslusif ..... 78

G. Intensi ASI eksklusif Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan ........................................ 81

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................86

Page 138: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional 46

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Paritas di

Wilayah Puskesmas Pesanggrahan Tahun 2013 57

5.2 Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Perlakuan 59

5.3 Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Setelah Diberikan Intervensi 60

5.4 Pengetahuan Kelompok Perlakuan Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre

test) dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Buku Pop Up 61

5.5 Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Perlakuan 62

5.6 Pengetahuan Kelompok Kontrol Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre

test) dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Plasebo 63

5.7 Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Kontrol 64

5.8 Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Permateri Pertanyaan yang Dijawab

Benar 65

5.9 Rata-Rata Perubahan Pengetahuan Antara Kelompok Perlakuan Dan

Kelompok Kontrol 66

5.10 Hubungan Karakteristik Umur Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil 67

5.11 Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dan Skor Pengetahuan Ibu

Hamil 68

5.12 Hubungan Karakteristik Paritas Ibu Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil 69

5.13 Perbedaan Intensi ASI Eksklusif Pada Kelompok Perlakuan Dan

Kelompok Kontrol 70

Page 139: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1 Teori of Planned Behavior 42

2.2 Kerangka Teori Penelitian 44

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 45

5.1 Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Perlakuan dengan Kurva

Normal 62

5.2 Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol dengan Kurva Normal 64

Page 140: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Output SPSS

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Media Pop Up Book

Lampiran 5 Media Placebo

Lampiran 6 Lembar Minat Media

Page 141: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) merupakan cairan hidup yang diciptakan oleh Allah SWT

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak lahir yang diperlukan untuk pertumbuhan,

perkembangan dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, ASI mengandung zat-zat

gizi yang tidak ditemukan dalam makanan/minuman olahan manusia apapun (Kemenkes

R.I, 2009).

Kewajiban ibu untuk menyusui bayinya tercantum jelas dalam Al-Quran surat

Al-Baqarah ayat 223: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan... (QS: Al-Baqarah [2]:

233). Sedangkan dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif; ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan

kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain. Pemerintah menetapkan pemberian ASI eksklusif

selama enam bulan ini mengacu pada yang direkomendasikan oleh World Health

Organization (WHO), dan penetapan ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi

juga di seluruh dunia.

Menurut Roesli (2000) faktor yang mempengaruhi pemberian ASI yaitu

kurangnya penyampaian informasi ataupun pengetahuan tentang ASI Ekslusif kepada

para ibu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suyanto (2010) menyimpulkan

Page 142: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

2

adanya pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan

sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang.

Dalam sebuah proses komunikasi yang disampaikan oleh Laswell dalam

Suprapto (2011) disebutkan bahwa terdapat lima komponen komunikasi agar dapat

terjadi sebuah proses komunikasi. Komponen tersebut adalah komunikator, pesan,

media, komunikan serta pengaruh. Media mempunyai peran sebagai sarana untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pemilihan media yang tepat

akan membantu keberhasilan proses tersebut, sebaliknya penggunaan media yang tidak

tepat akan menyulitkan komunikan memahami isi pesan dari komunikator.

Menurut Notoatmodjo (2007), berdasarkan fungsinya media dibagi menjadi 3

yakni media cetak, media elektronik, dan media papan. Adapun media cetak, seperti

booklet, leaflet, buku pop-up, flyer, flip chart, rubrik/ tulisan‐tulisan poster, foto. Media

elektronik, seperti televisi, radio, video compact disc, slide, film strip, serta media papan

(bill board), yang mencakup pesan‐pesan yang ditulis pada lembaran seng yang

ditempel pada kendaraan umum.

Dalam hal ini terdapat sebuah bentuk media cetak yang dikemas dengan menarik

dan interaktif yakni buku pop-up. Buku pop-up adalah sebuah buku yang memiliki

bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama

dengan origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau

demikian origami lebih memfokuskan untuk menciptakan objek atau benda, sedangkan

Page 143: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

3

pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat gambar

tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif dan dimensi, perubahan bentuk

hingga dapat bergerak (Montanaro,2009).

Buku pop-up dapat memberikan visualisasi materi yang lebih menarik, mulai

dari tampilan gambar yang terlihat lebih berdimensi, memiliki tekstur yang

menggambarkan bentuk aslinya. Hal-hal seperti diatas membuat materi yang dimuat

dalam buku pop-up menjadi lebih menarik untuk diminati (Montanaro,2009).

Sesuai hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan Jakarta Selatan merupakan instansi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat di wilayah Kecamatan Pesanggrahan yang berupaya memberikan

pelayanan terbaik kepada masyarakat dari segi preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif, Khususnya dalam hal ini memberikan pelayanan dan informasi kepada Ibu

hamil mengenai pentingnya ASI Ekslusif untuk kesehatan ibu dan bayi. Dalam

memberikan informasi tentang pentingnya ASI Ekslusif terdapat beberapa media

pendidikan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yang digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan ASI Eksklusif. Media pendidikan yang ada adalah poster

ASI Eksklusif dan leaflet kelas ibu hamil. Poster ASI Eksklusif berada pada ruang

tunggu pelayanan antenatal dan leaflet kelas ibu hamil digunakan saat berlangsungnya

kelas ibu hamil. Namun materi pada kedua media yang digunakan masih terbatas.

Materi pada poster tersebut hanya menjelaskan terkait pengertian ASI Eksklusif

dan himbauan untuk memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Materi ASI eksklsuif

pada leaflet lebih fokus pada materi persalinan dibandingkan dengan materi ASI

Page 144: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

4

Ekslusif. Materi pada media-media tersebut masih kurang dari yang dianjurkan untuk

keberhasilan ASI Eksklusif.

Informasi tentang ASI Eklusif hanya disampaikan saat ibu hamil bertanya

langsung tentang ASI Ekslusif karena informasi yang sering diberikan bidan tanpa

pertanyaan dari ibu hamil kebanyakan mengenai informasi tentang persalinan,

sehingga dari data yang diperoleh, angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kec.

Pesanggrahan sebesar 51,2%, masih dibawah target nasional 80% (Kemenkes,2010c).

Dari hasil penelitian Septiani (2012) data pengetahuan yang diperoleh terdapat

beberapa materi ASI Ekslusif yang mayoritas tidak dikuasai oleh ibu hamil sesuai

dengan standar yang ditetapkan oleh Kemenkes R.I (2010a) dan Soetjiningsih (1997).

Adapun materi yang mayoritas tidak dikuasai bagi ibu hamil (<60 % ) di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan yaitu sebagai berikut: ASI saja enam bulan pada topik

penanganan bayi sakit (29.2%), Penjelasan pentingnya ASI pada topik waktu

diberikannya ASI(47.9%), manfaat ASI bagi ibu untuk menguruskan badan (46.9%),

dan mitos perubahan bentuk payudara (30.2%), Kolostrum pada topik Pengertian

kolostrum (39.6%), Tidak diberi susu formula pada topik bahaya susu formula bagi bayi

(58.3%),dan penanganan ketika ASI belum keluar (10.6%), Perawatan puting susu pada

topik bahaya penggunaan sabun dan alkohol (44.8%), Cara mengatasi kesulitan dalam

menyusui pada topik penanganan masalah radang payudara dan puting lecet (39.6%),

dan penanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja (46.9%).

Berdasarkan data di atas ibu hamil yang mendapat informasi di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan harus diberikan informasi yang lebih fokus pada materi ASI

Ekslusif. Hal ini memberikan suatu indikasi peranan media yang tersebut diatas ternyata

Page 145: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

5

belum dapat memberikan informasi yang sesuai untuk memenuhi tujuan peningkatan

pengetahuan ASI Eklusif sasaran.

Media yang efektif adalah media yang melihat tingkat kebutuhan masyarakat

(Nasution,2010). Sedangkan yang ada di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan selama

ini adalah media yang memberikan informasi lebih kepada teori persalinan. Hal ini

menunjukkan masih kurangnya informasi tentang ASI Ekslusif.

Sehingga menurut peneliti perlu diberikan media tentang ASI Ekslusif yang

sesuai dengan kebutuhan pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Kecamatan

Pesanggarahan, sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih efektif untuk

meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif, serta dapat memberikan niat bagi

ibu untuk mengamalkan ASI Ekslusif ini.

Media yang akan diberikan berupa buku pop up dengan alasan dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti, terbukti bahwa 18 dari 20 orang ibu hamil (90%)

di puskesmas Kec. Pesanggrahan lebih memilih media buku pop up untuk dibaca

dibandingkan dengan media leaflet.

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh media

buku pop up terhadap perubahan pengetahuan dan intensi ASI Ekslusif ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan, yang dalam hal ini dapat

bermanfaat bagi pihak puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil

seterusnya sehingga dapat menciptakan perilaku ASI Ekslusif yang baik pula..

Page 146: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

6

B. Rumusan Masalah

Pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif sangat penting dalam meningkatkan

praktek pemberian ASI Eksklusif. Menurut Kemenkes (2010a) dan Soetjiningsih

(1997), terdapat 22 materi pemberian ASI Eksklusif yang seharusnya dikuasai oleh

ibu hamil. Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di wilayah puksemas Kecamatan

Pesanggrahan masih dikatakan kurang karena terdapat 10 dari 22 materi pemberian

ASI Eksklusif yang belum dikuasai. Selain itu, media yang ada belum banyak berperan

dalam meningkatkan pengetahuan ASI Ekslusif ibu hamil apalagi sampai memberikan

niat untuk melaksanakan hal tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan media khusus yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan memberikan niat pada ibu untuk memberikan

ASI Eksklusif pada bayinya kelak.

Dalam hal ini peneliti menggunakan media buku pop up yang telah di analisis

kelayakannya untuk melihat pengaruhnya dalam perubahan pengetahuan dan intensi

ibu hamil tentang ASI Ekslusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggarahan Jakarta Selatan

tahun 2013.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah media buku pop up berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu

hamil mengenai ASI Ekslusif dengan membandingkan selisih rata-rata skor pre-

test dan post test pada kelompok perlakuan media buku pop up dan kelompok

kontrol?

2. Apakah media buku pop up berpengaruh terhadap intensi ibu hamil untuk

melaksanakan ASI Ekslusif dengan melihat hubungan intensi dengan delta skor

pengetahuan pada kelompok perlakuan media dan kelompok kontrol?

Page 147: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

7

3. Berapa persentase intensi untuk menerapkan ASI Ekslusif oleh ibu hamil pada

kelompok perlakuan media buku pop up dan kelompok kontrol?

4. Bagaimana persentase karakteristik demografi ibu hamil berdasarkan usia,

pendidikan, dan pengalaman (Paritas) terhadap pengetahuan ibu?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh media buku pop up terhadap peningkatan

pengetahuan dan jumlah persentase intensi ASI Ekslusif ibu hamil di puskesmas

kecamatan pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengaruh media buku Pop up terhadap peningkatan

pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Ekslusif dengan membandingkan

selisih rata-rata skor pre-test dan post test pada kelompok perlakuan media

buku pop up dan kelompok kontrol.

b. Diketahuinya pengaruh media buku Pop up terhadap intensi ibu hamil untuk

melaksanakan ASI Ekslusif dengan melihat hubungan intensi dengan delta

skor pengetahuan pada kelompok perlakuan media dan kelompok kontrol.

c. Diketahuinya persentase intensi untuk menerapkan ASI Ekslusif oleh ibu

hamil pada kelompok perlakuan media buku pop up dan kelompok kontrol.

d. Diketahuinya persentase karakteristik demografi ibu hamil berdasarkan usia,

pendidikan, dan pengalaman (Paritas) terhadap pengetahuan ibu.

Page 148: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

8

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Membantu puskesmas dalam menganalisa penguasaan pengetahuan pada

ibu hamil terkait ASI eksklusif dan pengaruh media buku pop up untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan

untuk terus meningkatkan pengetahuan sebagai awal dari perilaku hidup sehat.

2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memberikan tambahan pustaka yang dapat menunjang ilmu pengetahuan

dan memperluas wawasan mahasiswa terkait ASI eksklusif.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan terkait kebutuhan

pengetahuan tentang ASI ekslusif pada ibu hamil.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi kepada ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal pada bulan Juni di Poli Klinik Kesehatan Ibu Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan. Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan

desain studi quasi eksperimen. Lokasi penelitian bertempat di Poliklinik Kesehatan

Ibu Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan dan waktu penelitian

dalam rentang waktu bulan Juni 2013. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini bahwa masih rendahnya praktik pemberian ASI Eksklusif dan masih kurangnya

pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif juga karena media yang ada di

Page 149: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

9

Puskesmas Kec.Pesanggrahan belum berperan dalam meningkatkan pengetahuan

ASI Ekslusif ibu hamil sehingga perlu diberikan media promosi kesehatan (buku

pop up) yang sesuai untuk melihat pengaruhnya dalam peningkatan pengetahuan

dan intensi ibu hamil dalam pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan.

Page 150: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pendidikan

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau

individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.

Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa

akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran (Notoatmodjo, 2007).

Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok,

dan massa (public).

1. Metode pendidikan individual (perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini

digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik

kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya membina seorang ibu yang baru

saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT

karena baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang

digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut segera minta

imunisasi, adalah pendekatan secara perorangan.

Page 151: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

11

Perorangan disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan,

tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku

baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat

membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatan ini,

antara lain: bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling), wawancara

(interview).

2. Metode pendidikan kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,

metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung

pula pada besarnya sasaran pendidikan

a. Kelompok besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan

itu lebih dari 15 orang. Metode yangbaik untuk kelompok besar ini, antara lain

ceramah dan seminar.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara

lain:

Page 152: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

12

1) Diskusi kelompok

Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi

maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka

dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya

dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk di

antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.

Dengan kata lain mereka harus merasa berada dalam taraf yang sama,

sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk

mengeluarkan pendapat.

2) Curah pendapat (brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya

sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya

pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap

peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (curah pendapat).

Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam

flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,

tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota

mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya

terjadi diskusi.

3) Bola salju (snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) kemudian

dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit

Page 153: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

13

maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan

masalah tersebut, dan mencari kesimpulnnya.

Kemudian tiap-tiap pasang yang telah sudah beranggotakan 4 orng ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga

akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz

group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama

dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah

tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan

dicari kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (role play)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peran tertentu untuk memanikan peranan, misalnya sebagai

Dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,

sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.

6) Permainan simulasi (simulation game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti permainan monopoli.

3. Metode pendidikan massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan-

pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini

Page 154: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

14

bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan

status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan

yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh

massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau

kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk

sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian bila kemudian dapat berpengaruh

terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk

pendekatan (cara) massa ini tidak langsung (Notoatmodjo, 2003b).

B. Media

1. Konsep Dasar Media

Kata “media” merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima. Arti jamak disini merupakan macam-macam

perantara yang mengantarkan informasi kepada penerima informasi.“istilah

medium ini adalah perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan

penerima, dapat berupa foto,radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,

bahan-bahan cetakan dll” (Arsyad, 2007).

2. Fungsi dan Manfaat Media

Media berfungsi sebagai pembawa informasi dari sumber menuju

penerima guna mencapai tujuan materi,dalam kegiatan pembelajaran fungsi

media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang

Page 155: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

15

mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Selain itu, media dapat memperjelas

penyajian pesan(Arsyad, 2007) .

Arifin, A. dalam Munandi (2010) menjelaskan media pembelajaran

menurut perspektif psikologis bahwa “media pembelajaran merupakan stimulus

yang siap direspon penerima media, semakin banyak stimulus yang berada di

lingkungannya semakin banyak pula hal yang direspon oleh penerima media”.

Menurut Lavied dan Lentz (Arsyad, 2007) fungsi media, khususnya visual yaitu

1) fungsi atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi kognitif dan 4) fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi berperan dalam menarik dan mengarahkan perhatian

penerima media terhadap materi yang disampaikan pada gambar, fungsi afektif

menunjukkan kepada perasaan penerima media mengenai tingkat penerimaan

atau penolakan terhadap materi yang diberikan, fungsi kognitif mewakili

pemahaman penerima media terhadap materi ajar yang disajikan secara visual,

sedangkan fungsi kompensatoris berfungsi untuk mengakomodasi cepat

lambatnya waktu yang dibutuhkan penerima media untuk memahami suatu

informasi secara visual.media yang baik adalah media yang dapat mencakup

fungsi dari media tersebut.

3. Karakteristik Media

Menurut Kemp dalam Mubarak dkk 2007, karakteristik media merupakan

dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Karakteristik media

yang sering digunakan dalam media pembelajaran di Indonesia adalah:

Page 156: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

16

a. Media grafis

Berfungsi untuk menyalurkan pesan berupa simbol-simbol komunikasi

visual yang perlu dipahami, untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan

apabila tidak diilustarikan. Beberapa jenis media grafis adalah :

1) Gambar/foto, gambar, yang dimksud disini termasuk foto, lukisan /

gambar dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai

jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin

disampaikan kepada audien.

Gambar/foto yang baik sebagai media pendidikan harus memenuhi

syarat-syarat yaitu harus autentik yaitu secara jujur gambar melukikskan

keadaan sebenarnya, sederhana yaitu komposisinya harus jelas

menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar, ukuran relatife, gambar/

foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar hendaklah

bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

2) Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan

bagian-bagian pokoknya tanpa detail.

3) Diagram adalah bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang sulit

dimengerti.

4) Bagan/chart

Page 157: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

17

5) Grafis, menampilkan sajian visual berupa data angka-angka

b. Media Audio

Media audio merupakan bentuk media pengajaran yang murah dan

terjangkau. Penggunaan media audio dalam pengajaran dibatasi hanya oleh

imajinasi guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase

pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan

topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Contoh media audio

adalah radio dan tape.

c. Media audio-visual

Media audio-visual adalah gabungan pesan yang ingin disampaikan

dari audio dan visual seperti TV, video dalam bentuk film-film.

4. Pesan dalam Media

Menurut Depkes RI (2004),Pesan adalah terjemahan dari tujuan

komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk khalayak sasaran.

Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk itu pesan harus

memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Command Attention

Kembangkan suatu idea tau pesan pokok yang merefleksikan strategi

desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan

membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah melupakan

pesan tersebut.

Page 158: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

18

b. Clarify The Message

Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang effektif harus

memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Kalau

pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan

tersebut gagal.

c. Create Trust

Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau.

d. Communicate a Benefit

Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan.

e. Consistency

Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia

apapun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan

tetap sama.

f. Cater to the Heart and Head

Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi

yang efektif tidak hanya sekedar memberi alasan teknis semata, tetapi juga

harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.

g. Call to Action

Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khlayak sasaran untuk

bertindak sesuatu. “Ayo, buang air bedsar di jamban agar anak tetap sehat”

adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu tindakan.

Page 159: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

19

2 Media Buku Pop-up

a. Pengertian buku pop up

Buku pop-up adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat

bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama dengan

origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau

demikian origami lebih memfokuskan untuk menciptakan objek atau benda,

sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat

membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif dan

dimensi, perubahan bentuk hingga dapat bergerak. Buku pop-up dapat

memberikan visualisasi materi yang lebih menarik, mulai dari tampilan gambar

yang terlihat lebih berdimensi,memiliki tekstur yang menggambarkan bentuk

aslinya. Hal-hal seperti diatas membuat materi yang dimuat dalam buku pop-up

menjadi lebih menarik untuk diminati (Montanaro,2009).

b. Kelebihan buku pop up

Buku pop-up dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik.

Mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi, gambar yang

dapat bergerak ketika halaman-nya dibuka atau bagiannya digeser, bagian yang

dapat berubah bentuk, memiliki tekstur seperti benda aslinya bahkan beberapa

ada yang dapat mengeluarkan bunyi. Hal-hal seperti ini membuat ceritanya lebih

menyenangkan dan menarik untuk dinikmati.

Hal lain yang membuat buku pop-up menarik dan berbeda dari buku

cerita ilustrasi biasa adalah ia memberikan kejutan- kejutan dalam setiap

halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka.

Page 160: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

20

“Pembaca seperti menjadi bagian dari hal yang menakjubkan itu karena mereka

memiliki andil ketika mereka membuka halaman buku”.Hal ini membuat pem-

baca memancing antusias pembaca dalam mengikuti ceritanya karena mereka

menanti kejutan apa lagi yang akan diberikan di halaman selanjutnya.

Buku pop-up mempunyai kemampuan untuk memperkuat kesan yang

ingin disampaikan dalam sebuah cerita sehingga dapat lebih dapat terasa.

Tampilan visual yang lebih berdimensi membuat cerita semakin terasa nyata

ditambah lagi dengan kejutan yang diberikan dalam setiap halamannya. Gambar

dapat secara tiba-tiba muncul dari balik halaman atau sebuah bangunan dapat

berdiri megah ditengah-tengah halaman dengan cara pemvisualisasi ini, kesan

yang ingin ditampilkan dapat lebih tersampaikan. Jenis cerita yang disampaikan

dalam buku pop-up bisa sangat beragam mulai dari pengetahuan seperti

pengenalan hewan, geografis suatu negara, kebudayaan, sejarah, kegiatan

keagamaan,hingga cerita imaginer seperti dongeng, fabel, cerita rakyat, mitos,

legenda.(Sabuda,2008)

c. Kekurangan buku pop up

Selain berbagai keunggulannya, buku pop-up memiliki kelemahan juga.

Kelebihan buku pop-up adalah kelemahannya juga karena memiliki mekanik

yang dapat membuat buku pop-up bergerak, muncul hingga secara lebih

berdimensi; waktu pengerjaannya cenderung lebih lama karena menuntut

ketelitian yang lebih ekstra sehingga mekanik dapat bekerja dengan baik dalam

waktu yang lama dan juga untuk menjaga durabilitynya. Hal ini meyebabkan

buku pop-up menjadi lebih mahal dari pada buku cerita ilustrasi pada umumnya.

Page 161: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

21

Selain dari itu penggunaan material buku yang lebih berkualitas juga membuat

buku seperti ini lebih mahal (Sabuda,2008).

D. Asi Eksklusif

1. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan

dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

2. Manfaat

Menurut Roesli (2000), manfaat ASI ekslusif bagi bayi dan ibu adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Bayi

1) ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah

makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan

tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah usia

enam bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan

sampai usia 2 tahun atau lebih.

Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang

atau lebih kelenjar ASI susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan

Page 162: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

22

memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. Komposisi ASI dari

seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat

kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang

keluar dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke 10/ke-14 setelah kelahiran (ASI

transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang).

2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat

kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari namun, kadar zat ini akan cepat

sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat

kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia

9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan

yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi, maka akan terjadi kesenjangan

zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi

diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan

yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit

dan jamur.

Dari hasil penelitian Kramer dalam World Health Organization (WHO,

2011), didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan

dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada bayi selain itu, pemberian ASI

eksklusif selama enam bulan juga tidak menyebabkan alergi serta efek samping

pada pertumbuhan bayi.

Page 163: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

23

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak, maka jelas

bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah

pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan

termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Kesempatan ini

hendaknya dapat dimafaatkan sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh

optimal.

Dengan memberikan ASI secara ekslusif sampai bayi berusia enam

bulan, akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak

secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan

komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga

mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh

optimal. Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi diantaranya

adalah :

a) Taurin

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang

berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses

maturasi sel otak (Kemenkes R.I, 2005).

b) Laktosa

Merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat

pada susu sapi (Kemenkes R.I, 2005).

c) DHA, AA, Omega 3, Omega 6

Page 164: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

24

Merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam

susu sapi. Hasil penelitian dr.Lucas (1993) terhadap 300 bayi prematur

membuktikan bahwa bayi-bayi prematur yang diberi ASI ekslusif

mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna (8,3 point lebih tinggi)

dibanding bayi prematur yang tidak diberi ASI. Penelitian dr. Riva (1997)

ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI ekslusif, ketika berusia 9,5 tahun

tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak

diberi ASI ekslusif (Kemenkes R.I, 2005).

d) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan

kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram karena masih

dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam

kandungan. Perasaan terlindung inilah yang akan menjadi dasar

perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan

dasar spiritual yang baik (Kemenkes R.I, 2005).

b. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu

Selain bermanfaat untuk bayi, ASI eksklusif juga dapat bermanfaat bagi

ibu. Berikut ini manfaat ASI eksklusif bagi ibu: mengurangi perdarahan

setelah melahirkan, mengurangi terjadinya anemia, menjarangkan kehamilan,

mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali, mengurangi kemungkinan

menderita kanker, seperti kanker payudara dan kanker indung telur, lebih

ekonomis karena tidak ada pengeluaran untuk susu formula dan

perlengkapannya dan penghematan biaya ke dokter, tidak merepotkan dan

Page 165: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

25

hemat waktu, praktis karena bisa langsung dinikmati oleh bayi serta memberi

kepuasan bagi ibu karena bisa menyusui bayinya secara eksklusif.

E. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo (2003a), pengetahuan

merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang

merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

2. Sumber Pengetahuan

Menurut Hartono (2010), sumber untuk memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : (a) perorangan di luar kendali

pelayanan kesehatan (keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat), (b)

perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (petugas kesehatan), (c)

nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan (media massa, dan media

elektronik) serta (d) nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (iklan,

brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan)

Page 166: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

26

3. Pengetahuan ASI Eksklusif

Dalam perilaku pemberian ASI eksklusif, pengetahuan terkait ASI

eksklusif memegang peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Notoatmodjo (2003a), yang mengatakan bahwa pengetahuan

(kognitif) merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku

kesehatan. Sebenarnya pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan salah satunya

dengan adanya dukungan pemberian pengetahuan dari petugas kesehatan sejak

dari awal kehamilan (Nusatya, 1981).

Menurut Kemenkes R.I (2010b), materi pengetahuan yang seharusnya

diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa:

a. ASI Saja Enam Bulan;

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan

dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Materi ini penting

untuk dikuasai oleh ibu hamil karena menurut hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh MS. Kramer dalam WHO (2011), banyak manfaat yang akan

diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila bayi disusui secara eksklusif

selama enam bulan tanpa tambahan apapun.

Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI

eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada

bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta dapat pula menunda

periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama enam

Page 167: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

27

bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak ada efek samping pada

pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila materi ini tidak dikuasai oleh

ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat besar dan menguntungkan, bukan

hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu.

Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak

sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya

memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.

Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam menghentikan

pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami sakit (Pratiwi dan

Purnawati, 2009).

b. Penjelasan Pentingnya ASI;

ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim-

enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI

juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai untuk bayi.

Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein (65:35) menyebabkan

protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme (Kemenkes R.I, 2008).

Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi selama enam bulan. Hal

tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Saputra, et.al (2010), yang juga mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi

ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal

dalam enam bulan pertama kehidupan bayi.

Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai

memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk. Menurut

Page 168: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

28

Arisman (2007), kabar tersebut sebenarnya tidak benar. Arisman memaparkan

perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru akan menambah sekresi

oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus,

dan juga timbunan lemak penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum

hamil. Pernyataan Arisman mendapat dukungan dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube (2009). Dari hasil penelitian Dewey,

didapatkan hasil, perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun

dapat kehilangan 4,4 lbs (1,99 kg) lebih banyak dari perempuan yang menyusui

kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah

melahirkan (P<.05).

c. Kolostrum;

Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir, hal

ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut ini

manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I (2005) :

a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A

untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan

bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

c) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Page 169: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

29

d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja (faeces) atau kotoran

bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

e) Mencegah alergi.

4. Kebutuhan Pengetahuan

Menurut Dick dan Carey (1990) dalam Jacobsen and O’Connor

(2006), kebutuhan adalah deskripsi yang jelas tentang masalah, bukti

penyebab masalah yang dapat dilihat sebagai masalah yang dapat

dipecahkan atau sebagai kesenjangan antara kondisi saat ini dan hasil

yang diinginkan. Kebutuhan dapat berupa konflik dalam mengambil

keputusan, defisit dalam pengetahuan dan harapan, kejelasan nilai-nilai,

dan dukungan dari sumber daya.

Pada kasus ibu hamil, menurut Heath (2006) dalam Atiyah (2008),

seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, orangtua

dituntut untuk memiliki pengetahuan khusus mengenai anaknya. Hal

tersebut tentu dapat mendorong keperluan terpenuhinya kebutuhan

pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya

sebagai orangtua, oleh sebab itu pemberian pengetahuan memegang

peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu tersebut.

5. Pemberian Pengetahuan

Dari penelitian di Indonesia yang sudah dilakukan selama 15 tahun

menunjukan bahwa hambatan utama pemberian ASI eksklusif ternyata

adalah kurangnya pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan

Page 170: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

30

terkait ASI eksklusif pada Ibu (Roesli, 2002). Hasil penelitian tersebut

tentu memprihatinkan sebab sebenarnya pemberian pengetahuan terkait

ASI eksklusif oleh petugas kesehatan seharusnya sudah dimulai sejak

awal kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal. Pada saat pelayanan

antenatal tersebut, ibu hamil dipersiapkan pengetahuannya mengenai

nutrisi, yang salah satu materinya merupakan ASI eksklusif.

Menurut Yulifah (2009), pengertian dari pelayanan antenatal adalah

pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan

fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan masa nifas,

persiapan memberikan ASI eksklusif dan pemulihan kesehatan

reproduksi secara wajar.

Dalam pelaksanaan operasional, pelayanan antenatal memiliki

standar operasional yang lebih dikenal dengan sebutan “10T”, yang

terdiri atas: 1) Timbang Berat Badan dan mengukur tinggi badan; 2) Ukur

tekanan Darah; 3) ukur status gizi (LILA); 4) Ukur tinggi fundus uteri; 5)

Hitung denyut jantung janin; 6) Pemberian imunisasi TT (Tetanus

Toksoid) lengkap; 7) Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama

kehamilan; 8) Test Laboratorium; 9) Tata laksana kasus; dan 10) Temu

wicara/konseling (Kemenkes R.I, 2010b).

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sebenarnya fokus dalam

pelayanan antenatal bukan hanya mempersiapkan persalinan yang sehat

dan selamat, namun juga mempersiapkan seorang ibu hamil untuk

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya setelah lahir kelak. Persiapan

Page 171: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

31

tersebut dalam pelayanan antenatal dapat diwujudkan dengan pemberian

pengetahuan dengan meode pendidikan.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah

yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan

Page 172: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

32

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut

(Notoatmodjo,2003a).

b) Informasi / Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo,2003a).

c) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo,2003a).

Page 173: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

33

d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu (Notoatmodjo,2003a).

e) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan

menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya.Bagi ibu hamil pengalamannya berupa paritas yakni

jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu, baik yang hidup

ataupun dalam keadaan meninggal. Paritas dapat digolongkan menjadi

3(tiga) bagian yaitu :

1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1 (satu)

2) Golongan multipara adalah dengan paritas 2-5

3) Golongan grande multipara adalah ibu dengan paritas > 5

Page 174: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

34

(Notoatmodjo,2003a).

f) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya

perkembangan selama hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah

tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental.

Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain

seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat

sejalan dengan bertambahnya usia (Notoatmodjo,2003a).

Page 175: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

35

F. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

1. Pengertian

Menurut Fitriyani (2011) Pengertian komunikasi dalam KIE dapat

diartikan sebagai upaya membangun hubungan relasional dua arah yang

setara dengan masyarakat yang akan diberdayakan sehingga masyarakat yang

diberdayakan menjadi lebih terbuka dan mampu mengekspresikan apa yang

dirasakannya, mampu mengungkapkan pendapatnya, mampu berkreasi dan

berinovasi, sedangkan Informasi adalah penyedia berbagai berita dan

keterangan serta informasi penting yang dibutuhkan masyarakat untuk

membangun kapasitas diri mereka. Setelah itu pemantapan yang dilakukan

dengan edukasi mengandung pengertian berbagai bentuk upaya pendidikan

baik formal dan non formal yang diperlukan oleh masyarakat yang

diberdayakan sehingga mereka memiliki kapasitas yang memadai untuk

membangun dirinya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwa KIE adalah pemberian informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun kapasitas dirinya yang

diiringi dengan pemantapan dalam bentuk upaya pendidikan baik formal dan

non formal. KIE dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, misalnya melalui

penyuluhan, penerangan dan pelayanan. Media massa dan berbagai teknologi

informasi dapat berperan secara efektif sebagai sarana KIE.

Dalam sebuah proses komunikasi yang disampaikan oleh Laswell

dalam Suprapto (2011) disebutkan bahwa terdapat lima komponen

komunikasi agar dapat terjadi sebuah proses komunikasi. Komponen tersebut

Page 176: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

36

adalah komunikator, pesan, media, komunikan serta pengaruh. Media

mempunyai peran sebagai sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi

dari pengirim kepada penerima pesan. Media mempunyai peranan yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses penyampaian pesan

dari komunikator kepada komunikan. Pemilihan media yang tepat akan

membantu keberhasilan proses tersebut, sebaliknya penggunaan media yang

tidak tepat akan menyulitkan komunikan memahami isi pesan dari

komunikator.

2. Kebijakan

Kebijakan untuk pelaksanaan pemberian pengetahuan mengenai ASI

eksklusif dapat dilihat pada beberapa kebijakan dibawah ini :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI

Eksklusif bagian ke empat (Informasi dan Edukasi) Pasal 13 ayat 1, 2

dan 3.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

585/MENKES/SKN/2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Puskesmas bagian ke tiga Di Ruang Pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).

c. Startegi Nasional Peningkatan Pemberian ASI.

d. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LKMM) poin ke tiga.

Page 177: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

37

3. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Proses Pemberian

Pengetahuan

Menurut Machfoedz dan Suryani (2007), terdapat faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi proses pemberian pengetahuan, diantaranya adalah :

a) Bentuk Beban Tugas

Beban tugas untuk mengubah perilaku yang memerlukan keterampilan otot

seperti mengendarai sepeda tentu akan berbeda dengan hanya perilaku berupa

yang mengunakan kata-kata seperti bernyanyi, membaca puisi atau

membaca.

b) Banyaknya Materi Beban Tugas

Bila beban tugas banyak dan kompleks tentu akan lebih berat daripada yang

materi pembelajaran yang hanya sedikit dan sederhana.

c) Fasilitas dan Sumber

Bila fasilitas untuk belajar memadai, sumber materinya cukup tentu akan

lebih berhasil.

d) Rutinitas

Proses belajar-mengajar yang dilakukan secara rutin akan jauh lebih berhasil

daripada yang bersifat insidental.

e) Minat dan Motivasi

Cara pembelajaran yang dilaksanakan demikian rupa sehingga

membangkitkan minat dan motivasi peserta didik tentu akan lebih berhasil.

Menurut Lavender, et.al (2001) dalam Bowden (2011), rendahnya motivasi

peran bidan dalam kesehatan masyarakat mungkin merupakan akibat adanya

Page 178: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

38

ambiguitas dalam diri mereka. Mereka memiliki pandangan yang jelas

terhadap aspek mana dari kesehatan masyarakat yang sesuai dengan perannya

untuk melakukan intervensi, misalnya depresi pascanatal memang menjadi

bagian dari peran bidan sedangkan promosi latihan dan ASI eksklusif

sebaliknya

Menurut Kemenkes R.I (1995), faktor lain yang dapat mempengaruhi

pemberian pengetahuan diantaranya adalah :

a) Pengetahuan Komunikator dan Komunikan

Komunikator harus menguasai materi dengan baik, demikan halnya dengan

komunikan, harus juga mempersiapkan diri dalam proses komunikasi.

Dengan demikian akan terjadi komunikasi yang efektif.

b) Pesan

Pesan yang disampaikan harus ringkas dan disesuaikan dengan kondisi

komunikan sehingga mudah diterima. Salah satu elemen penting pesan yang

harus diperhatikan adalah mutu dari pesan itu sendiri. Terdapat dua faktor

yang dapat mempengaruhi mutu dari pesan yang akan disampaikan,

diantaranya adalah jumlah pesan yang diberikan dan memformulasikan

pesan.

Jumlah pesan yang diberikan dipengaruhi oleh kuantitas pesan dan waktu

yang dialokasikan untuk penyajiannya, sedangkan memformulasikan pesan

merupakan penggunaan dan penekanan kata pada kata yang seharusnya

(Bowden, 2011).

Page 179: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

39

c) Media

Macam dan kualitas media juga menentukan keberhasilan proses

komunikasi. Media yang menggunakan banyak panca indera akan lebih

efektif. Penggunaan contoh/petunjuk akan lebih menarik dan efektif.

Contoh/petunjuk akan lebih tepat, terutama bila contoh itu dihubungkan

dengan pengetahuan dan pengalaman ibu. Sebuah contoh mungkin sebuah

objek atau situasi yang dapat dibayangkan atau tindakan nyata yang bisa

dilihat ibu ketika dokter/petugas kesehatan berbicara. Misalnya, petugas

kesehatan dapat memperlihatkan kepada ibu bagaimana mengelola payudara

yang mengalami mastitis sambil meminta ibu mengulangi mengerjakan

sendiri. Ibu juga diizinkan untuk memperhatikan ibu lain yang sedang

melakukan hal yang sama, sehingga memungkinkan ibu untuk melihat cara

yang benar. Dengan cara memeragakan akan teringat oleh ibu lebih lama

daripada petunjuk-petunjuk yang hanya diucapkan.

Demonstrasi atau peragaan amat berpengaruh dalam mengajarkan ibu

cara melakukan tugasnya. Memperlihatkan kepadanya cara melakukan tugas

akan lebih efektif daripada hanya menceritakan cara melakukannya.

Cara yang paling efektif untuk mengajarkan ibu mengenai aturan atau

keterampilan misalnya mengelola saluran susu tersumbat adalah

menyuruhnya memperhatikan orang yang sedang mengerjakan kemudian

melakukan sendiri dengan bimbingan.

Komunikasi juga akan bertambah baik dengan memberikan setiap ibu

sebuah media yang telah dirancang untuk mereka. media harus meringkaskan

Page 180: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

40

hal-hal yang penting dan berisikan kata-kata dan gambar yang menerangkan

hal-hal yang penting. Bila disuatu pelayanan kesehatan belum ada media atau

sukar untuk mendapatkannya, kembangkan sendiri media tersebut oleh

saudara sehingga ibu di tempat pelayanan kesehatan tersebut mengerti.

Menggunakan media sambil memberikan petunjuk-petunjuk kepada ibu

adalah cara yang baik dan harus menggunakan contoh. Menunjukkan pada

kata-kata dan gambarnya sambil dokter/petugas kesehatan berbicara akan

menolong memusatkan perhatian ibu lebih baik daripada hanya dengan kata-

kata saja, selain itu media juga mudah untuk dibawa sehingga apabila media

tersebut dibawa pulang akan membantu memperkuat apa yang telah

dipelajarinya.

G. Intensi

1. Pengertian Intensi

Intensi adalah probabilitas subjektif yang dimiliki seseorang tentang akan

melakukan sesuatu perilaku (Fishbein & Ajzen, 1975). Konsep tentang intensi

diajukan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), yang diartikan sebagai kemungkinan

subjektif seseorang untnk melakukan suatu perilaku tertentu. Kemudian

ditegaskan bahwa niat individu untuk melakukan sesuatu itu merupakan fungsi

dari (1) sikap terbadap perwujudan perilaku dalam situasi tertentu, sebagai faktor

personal atau attitudional. Hal ini berhubungan dengan orientasi seseorang yang

berkembang atas dasar keyakinan dan pertimbangan terhadap apa yang diyakini

itu, dan (2) norma-norma yang berpengaruh atas perwujudan perilaku dan

Page 181: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

41

motivasi seseorang untuk patuh pada nonna itu, sebagai faktor sosial atau

normative. Ini merupakan gabungan antara persepsi reference-group atau

significant-person terhadap perwujudan perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Intensi adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu

perilaku (Effendi, 1986). Intensi atau niat dalam kaitannya dengan

mengikutsertakan individu dalam suatu aktivitas mempunyai keterkaitan yang

erat dengan komponen keyakinan (belief) seseorang terhadap obyek, sikap

(attitude) terhadap obyek, dan perilaku (behavior) sebagai perwujudan nyata dari

intensi.

Menurut Theory of Planned Behavior, seseorang dapat bertindak

berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap

perilakunya (Ajzen, 2005). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas

dari tingkah laku manusia, tetapi juga pada belief bahwa target tingkah laku

berada di bawah kontrol kesadaran individu tersebut. Suatu tingkah laku tidak

hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang

tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan

kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005).

2. Teori Plan Behavior

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih

lanjut dari Theory Reaction Action. Ajzen (1988) dengan menambahkan

konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi

(perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan dalam upaya

Page 182: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

42

memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan

perilaku tertentu (Chau & Hu, 1999). Dengan kata lain, dilakukan atau tidak

dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma

subjektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol yang dapat

dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut

(control beliefs). Secara lebih lengkap Ajzen (2005) menambahkan faktor latar

belakang individu ke dalam perceived behavioral control, sehingga secara

skematik perceived behavioral control dilukiskan sebagaimana pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Teori of Planned Behavior (Ajzen, 2005)

H. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pengetahuan seseorang adalah :

Pendidikan, Media massa/Informasi, Usia, Pengalaman, Lingkungan, dan Sosial

Background

Factors.

Personal (General

Attitude

,Personality Trait,

Values, Emotions,

Intelligence)

Social (Age,

gender, Race,

Etnicity,

Education,

Income, Religion)

Information

(Experience,

Knowledge,

Media Expo)

Behavioral

Beliefs

Attitude

Toward the

Behavior

Normative

Beliefs

Subjective

Norms

Control

Beliefs

Perceive

Behavior

Control

Intention Behavior

Page 183: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

43

budaya (Notoatmodjo ,2003a). Tersampainya pesan atau informasi dari suatu

media dapat dilihat dari teori komunikasi Laswell dalam Suprapto (2011)

disebutkan bahwa terdapat lima komponen komunikasi agar dapat terjadi sebuah

proses komunikasi. Komponen tersebut adalah komunikator, pesan, media,

komunikan serta pengaruh. Media mempunyai peran sebagai sarana untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam Teori of

Planned Behavior, Ajzen (2005) menyatakan bahwa seseorang dapat melakukan

atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh orang

tersebut.

Berdasarkan beberapa teori yang dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan kerangka teori dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 184: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

44

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Modifikasi Teori Komunikasi Laswell dalam Suprapto (2011), Teori of

Planned Behavior Ajzen (2005) dan Notoatmodjo (2003a).

Komunikan :

Pendidikan,Usia,Pengalaman,,

Lingkungan,Sos-bud

Pengaruh

Pada

Pengetahuan

Pesan Dengan Media Komunikator

Niat untuk

melakukan

(Intensi)

Perilaku

Page 185: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

45

BAB III

KERANGKA KONSEP,DEFINISI OPERASIONAL,DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

dari media buku pop up yang berisikan materi yang dibutuhkan untuk

merubah pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Ekslusif serta pengaruhnya

terhadap intensi untuk melakukan ASI Ekslusif.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

MEDIA BUKU POP UP Peningkatan Pengetahuan

Membandingkan Skor

Pre-test dan Post-test

Pengetahuan ASI Ekslusif

antara kelompok

perlakuan dan kontrol

Karakteristik Demografi Komunikan :

-Pendidikan,Usia,Pengalaman (Paritas)

Intensi (Niat) untuk melakukan ASI

Ekslusif

Page 186: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

46

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

1 Media Pop Up

Book Sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki

unsur 3 dimensi, yang dibagi‐bagikan kepada responden kelompok

perlakuan.

No. Variabel Definisi

Operasional

Cara

ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

2 Pengetahuan

Ibu tentang

ASI Ekslusif

Skor kemampuan

ibu untuk

menjawab dengan

benar dari

pertanyaan terkait

ASI Ekslusif yang

diberikan

Angket Kuesioner Hasil skor

pengetahuan

(0-100)

Rasio

3 Peningkatan

pengetahuan

Selisih skor

pengetahuan pre-

test dan post-test

Ibu hamil

Melihat

Selisih

dari skor

hasil pre-

test dan

post-test

Kuesioner Skor Nilai Rasio

4 Pendidikan Pengalaman

mengikuti

Angket Kuesioner 0 ≤ tamat

SMP (wajib

belajar 9 tahun

Ordin

al

Page 187: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

47

pendidikan

formal dinalai

berdasarkan

ijazah tertinggi

yang dimiliki

responden

Depdiknas)

1 > tamat

SMP

5 Usia Lama hidup

responden yang

dihitung

berdasarkan ulang

tahun terakhir

Angket Kuesioner 0 < median

1 ≥ median

Ordin

al

6 Pengalaman

(Paritas)

Jumlah Anak

Lahir Hidup

Angket Kuesioner 0 Jumlah Anak

Lahir Hidup

Nol

1 Jumlah Anak

Lahir Hidup

>Nol

Ordin

al

7 Intensi (niat)

ASI Ekslusif

Kemungkinan

subjektif

seseorang untuk

menerapkan ASI

Ekslusif

Angket Kuesioner 0 Tidak berniat

1 Berniat

Ordin

al

Page 188: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

48

C. Hipotesis

1. Terdapat peningkatan yang signifikan pada skor pengetahuan ASI Ekslusif

ibu hamil antara sebelum dan sesudah diberikan media buku Pop up.

2. Adanya perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan ASI Ekslusif ibu

hamil kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensi dan pengetahuan ASI

Ekslusif ibu hamil yang diberikan perlakuan media buku pop up dan

kelompok kontrol.

4. Terdapat hubungan antara variabel umur, pendidikan, dan paritas ibu

terhadap pengetahuan ibu hamil.

Page 189: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

49

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan

rancangan non equivalent control group design. Penelitian untuk mencari tahu

penjelasan dari objek penelitian tentang pengaruh media buku Pop up dalam

perubahan pengetahuan dan intensi ibu hamil tentang ASI Eksklusif di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013 dengan cara membandingkan

rata-rata skor pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Adapun rancangan penelitian ini diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rancangan penelitian non equivalent control group design pada ibu

hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.

Keterangan:

1. O1 adalah hasil pre-test tingkat pengetahuan ibu hamil pada kelompok

yang akan diberi perlakuan sebelum diberikan media buku Pop up

2. X adalah perlakuan yang diberikan, yaitu media buku Pop up ASI

Eksklusif

O1 X O2

O3 O4 (O2-O1)-(O4-O3) = X1

Page 190: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

50

3. O2 adalah hasil post-test tingkat pengetahuan ibu hamil sesudah

diberikan media buku Pop up.

4. O3 adalah pre-test tingkat pengetahuan ibu hamil yang pada kelompok

yang tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol).

5. O4 adalah post-test tingkat pengetahuan ibu hamil pada kelompok yang

tidak diberikan perlakuan ASI Eksklusif (kelompok kontrol).

6. X1 adalah perbedaan pengetahuan ASI Eksklusif ibu hamil sebelum dan

sesudah diberikan buku Pop up pada kelompok perlakuan dengan

pengetahuan ASI Eksklusif ibu hamil pada kelompok yang tidak diberi

perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai Juli 2013 dengan

pengumpulan data dari tanggal 5-10 Juli 2013 di puskesmas kecamatan

pesanggrahan Jakarta Selatan. Lokasi penelitian merupakan tempat dimana

biasanya ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada saat antenatal yaitu di Poli

Kesehatan Ibu (KI) yang berada di lantai 1 Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Jakarta Selatan. adapun pemilihan tempat berdasarkan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Septiani (2012).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah Ibu hamil yang berkunjung di Poli

kesehatan Ibu pada bulan Juni 2013. Populasi ini menggunakan kriteria sampel

sebagai berikut:

Page 191: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

51

1) Kriteria inklusi

a) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

b) Ibu hamil yang terdaftar di buku register melakukan kunjungan

antenatal pada bulan Juni.

c) Ibu hamil yang tidak mendapat intervensi dari puskesmas melalui

kelas ibu hamil.

2) Kriteria ekslusi

- Ibu hamil yang sudah melahirkan pada bulan Juni.

Setelah mengetahui jumlah populasi ini, langkah selanjutnya adalah

penentuan jumlah sampel ibu hamil. Estimasi besar sampel untuk penelitian ini

menggunakan rumus hipotesis untuk dua populasi mean (Lemeshow, 1997)

sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n : besar sampel

: Standar Deviasi skor pengetahuan diambil dari SD Variabel

Pengetahuan dari penelitian sebelumnya (Jayanti,2010) yaitu

1,468

: besarnya pengaruh perubahan yang diinginkan yaitu : 1

Z 1-α : kekuatan uji 95%

Z 1-β : taraf kemaknaan 5%

Jumlah sampel minimal

Page 192: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

52

n

=

= 20.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel sebanyak 20

responden untuk masing-masing kelompok uji, yaitu untuk kelompok

perlakuan dan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Untuk menghindari

adanya drop out atau missing data dari responden, maka sebagaimana

penelitian eksperimen lainnya jumlah sampel dikali 20% sehingga

menjadi 24 responden untuk masing-masing kelompok.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah Arikunto (2006). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Kuesioner 3. Buku Catatan

2. Media Buku Pop Up 4. Alat tulis

Dalam penelitian ini instrumen penelitian berupa kuesioner yang

digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test tingkat pengetahuan ibu hamil

terkait ASI Ekslusif. Media Buku Pop Up ASI Ekslusif yang telah layak dipakai

Page 193: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

53

sesuai analisis media yang telah dilakukan terhadap 15 orang mahasiswa promosi

kesehatan yang telah mempelajari pengembangan media, dengan hasil analisis

bahwa 86,7% memahami kata-kata dalam media,66.7% menyatakan huruf dalam

media tidak terlalu kecil, 86,7% tidak mengalami kesulitan dalam membaca

informasi, 100% menyatakan warna dalam media menarik, 100% menyatakan

gambar yang ditampilkan menarik perhatian, 86,7% mengerti informasi dalam

media, 93,4% menyatakan informasi dalam media menambah

pengetahuan,86,7% menyatakan pesan yang tertuang dalam media memberikan

kesinambungan informasi, dan 93,4% menyatakan bahwa gambar yang

ditampilkan tidak terlalu banyak.

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner tentang

karakterikstik responden yang terdiri dari nama, umur, pendidikan terakhir,

status paritas ibu, data pengetahuan dan intensi ASI Ekslusif yang diperoleh

dari hasil pre-test dan post-test.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data puskesmas kecamatan pesanggrahan

seperti data kunjungan ibu hamil.

F. Pengukuran Data.

1. Pengetahuan

Pengetahuan diukur dengan menghitung skor hasil pengisian

kuesioner pre-test dan post-test. Pengambilan data dengan cara memberikan

Page 194: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

54

keusioner pre-test secara angket selama ±10 menit kemudian memberikan

media buku pop up selama ±5 menit dan langsung dilanjutkan dengan post-

test selama ±15 menit. Setelah itu dilihat perbedaan skor pengetahuan antara

pre-test dan post-test sesaat setelah memperoleh intervensi dengan media

buku pop up.

Selain itu, perbandingan skor pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol akan dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan skor yang signifikan antara kedua kelompok.

2. Intensi

Intensi diukur dengan melihat jawaban dari responden mengenai niat

pemberian ASI eksklusif. Pertanyaan mengenai niat ini dibagi menjadi 2

macam yaitu 2 pertanyaan normative dan 3 pertanyaan validasi. Apabila

salah satu jawaban responden berniat pada pertanyaan normatif dan tidak

berniat pada pertanyan validasi maka jawaban yang diambil berasal dari

pertanyaan validasi yang mengacu kepada tidak berniat memberikan ASI

eksklusif, maka responden dikatakan tidak berniat memberikan ASI

eksklusif.

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing, tahap ini merupakan kegiatan penyutingan data yang telah

terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan data dan kesalahan

pengisian kuesioner untuk memastikan data yang diperoleh telah

lengkap dapat dibaca dengan baik, relevan, dan konsisten.

Page 195: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

55

b. Coding, setelah melakukan proses editing kemudian dilakukan

pengkodean pada setiap jawaban responden sebelum diolah dengan

komputer dengan tujuan untuk memudahkan dalam melakukan

analisa data.

c. Entry data, tahap ini merupakan proses memasukkan data dari

kuesioner ke dalam komputer untuk kemudian diolah dengan bantuan

perangkat lunak komputer.

d. Cleaning, proses pengecekan kembali dan pemeriksaan kesalahan

pada data yang sudah dientry untuk diperbaiki dan disesuaikan

dengan data yang telah dikumpulkan.

2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk

menjelaskan karakteristik responden dan masing-masing variable yang

diteliti secara deskriptif. karakteristik tersebut mencakup pengetahuan,

umur, pendidikan, dan paritas ibu.

b. Analisis Bivariat

Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk menguji

perbedaan pengetahuan tentang ASI Ekslusif sebelum intervensi, dengan

pengetahuan tentang ASI Ekslusif setelah intervensi antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk

analisis adalah uji paired samples t-test,uji t-independent dan uji

chisquare. Uji paired samples t-test dilakukan untuk data yang

berpasangan atau dependen. Dimana subjek diukur sebanyak dua kali

Page 196: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

56

yaitu sebelum dan setelah dilakukannya intervensi. Hal ini dimaksudkan

untuk melihat adanya perubahan atau perbedaan.jika hasil nilai

perhitungan dengan tingkat kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 95%

maka dapat dijelaskan jika P value <0.05 berarti menolak hipotesis (Ho)

dan menyimpulkan secara statistik “ada perbedaan yang bermakna atau

signifikan antara tingkat pengetahuan tentang ASI Ekslusif antara

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan media pop up

book,begitupun sebaliknya.uji t-independent digunakan untuk

membandingkan perubahan pengetahuan,dan uji chisquare digunakan

untuk melihat apakah terdapat intensi/niat untuk melakukan ASI Ekslusif.

Page 197: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 24 orang ibu hamil yang

diberikan perlakuan (media buku pop up) dan 24 orang ibu hamil yang tidak diberikan

perlakuan (kelompok kontrol). Gambaran karakteristik responden yang meliputi umur,

pendidikan, dan paritas yang dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Paritas di Wilayah

Puskesmas Pesanggrahan Tahun 2013

No Karakteristik Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

1 Umur

18-25

26-30

31-35

36-42

6

6

10

2

25

25

41.6

8.4

7

9

6

2

29.1

37.5

25

8.4

2 Kelompok

Umur

(Median=29)

< Median

≥ Median

9

15

37.5

62.5

13

11

54.2

45.8

3 Pendidikan

≤SMP

>SMP

5

19

20.8

79.2

4

20

16.7

83.3

4 Paritas

Kelahiran

hidup = 0

Kelahiran

Hidup ≥1

8

16

33.3

66.7

7

17

29.2

70.8

Total 24 100 24 100

Page 198: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

58

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik ibu hamil menurut kelompok umur dapat

disimpulkan antara lain: ibu yang berumur dibawah 29 tahun sebanyak 22 orang (45.85

%) dan ibu yang berumur ≥ 29 tahun sebanyak 26 orang (54.15%), berarti kebanyakan

ibu hamil yang menjadi responden berumur lebih dari 29 tahun.

Berdasarkan status pendidikan dapat disimpulkan antara lain: ibu yang

berpendidikan rendah (≤SMP) sebanyak 9 orang (37.5%) dan ibu yang berpendidikan

tinggi (>SMP) sebanyak 39 orang (62.5%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi

responden berpendidikan tinggi (>SMP).

Berdasarkan paritas dapat disimpulkan antara lain: ibu yang memiliki status

jumlah anak lahir hidup 0(nol) sebanyak 15 orang (31.25%) dan ibu yang yang memiliki

status jumlah anak lahir hidup ≥1 anak sebanyak 33 orang (68.75%), berarti kebanyakan

ibu hamil yang menjadi responden memiliki status jumlah anak lahir hidup ≥1.

B. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi

Penelitian ini melihat pengetahuan ASI ekskusif ibu dengan memberikan 15

materi ASI eksklusif berdasarkan rekomendasi Kemenkes RI (2010a) dan Soetjiningsih

(1997) yang terdiri dari Penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI

untuk menguruskan badan, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum,

pengertian rawat gabung, penanganan ibu yang belum keluar ASI, bahaya susu formula,

bahaya penggunaan sabun dan alkohol di payudara, penanganan masalah radang

payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja. Berikut dari tabel 5.2. ini

dapat dilihat gambaran pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan intervensi.

Page 199: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

59

Tabel 5.2

Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Perlakuan

Kelompok Minimum Maximum Mean Standar

Deviasi

P

Value

Kontrol 47 93 71,12 13.356 0.328

Perlakuan 33 93 68.33 15.634

Dari tabel 5.2. diatas, dapat dilihat bahwa ibu hamil pada kelompok kontrol

memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebesar 71,12 dengan standar deviasi

3.356 dan pada kelompok perlakuan memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif

sebesar 68.33 dengan standar deviasi 15.634. Dapat disimpulkan rata-rata skor

pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok

perlakuan.

Tahapan pertama dalam penelitian eksperimen dua kelompok adalah

menyamakan rata-rata dari kedua kelompok. Berdasarkan hasil dari tabel 5.2 di atas

dapat disimpulkan bahwa pengelompokan responden dari kedua sampel yang diberi

perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan

yaitu pada taraf signifikan p 0,328>α(0,05). Hal ini berarti bahwa persyaratan untuk

melakukan penelitian eksperimen sudah terpenuhi yang sesuai dengan pendapat Murti

(2003), bahwa sebelum melakukan penelitian eksperimental, kondisi kelompok

perlakuan harus mempunyai kemampuan yang sebanding dengan kelompok kontrol

untuk menghindari bias.

Page 200: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

60

C. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi

Responden dalam penelitian ini diberikan intervensi dengan media buku pop up.

Setiap responden diminta untuk membaca buku pop up yang diberikan oleh peneliti.

Pada kelompok kontrol, responden diminta membaca media placebo yakni leaflet

mengenai pedoman gizi ibu hamil, sedangkan kelompok perlakuan diminta membaca

media buku pop up yang berisi 10 materi ASI eksklusif berdasarkan rekomendasi

Kemenkes RI (2010a) dan Soetjiningsih (1997). Berikut dari tabel 5.3 dibawah ini dapat

dilihat skor pengetahuan ASI eksklusif setelah diberikan intervensi.

Tabel 5.3

Gambaran Pengetahuan ASI Eksklusif Setelah Diberikan Intervensi

Kelompok Minimum Maximum Mean Standar

Deviasi

P value

Kontrol 53 93 77.04 10.953 0.045

Perlakuan 60 100 83.61 11.117

Dari tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa ibu hamil pada kelompok kontrol

memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebesar 77.04 dengan standar deviasi

10.953 dan pada kelompok perlakuan memiliki rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif

sebesar 83.61 dengan standar deviasi 11.117, dengan pvalue 0.045 . Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor pengetahuan

ASI eksklusif pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

D. Pengaruh Media Buku Pop Up dalam Perubahan Pengetahuan ASI Ekslusif

Ibu Hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013

1. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Pada Kelompok

Perlakuan di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian kepada 24 orang ibu hamil diketahui bahwa

skor pengetahuan yang didapat dari skor pretest dan posttest dari kelompok

Page 201: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

61

yang diberikan perlakuan dengan media buku pop up dapat dilihat pada tabel 5.4.

sebagai berikut:

Tabel 5.4.

Pengetahuan Kelompok Perlakuan Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre test)

dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Buku Pop Up

Responden Pre-Test (O1) Post-Test (O2) Perbedaan (O2-O1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

67

40

87

33

80

53

60

73

80

60

60

60

53

80

73

87

87

80

87

93

60

67

67

53

93

93

87

80

87

87

73

100

87

93

87

60

87

93

67

73

93

80

93

93

93

73

67

67

26

53

0

47

7

34

13

27

7

33

27

0

34

13

-6

-14

6

0

6

0

33

6

0

14

Dari skor pengetahuan kelompok perlakuan di atas dapat diambil rata-rata skor

pretest pengetahuan sebesar 68.33 dengan standar deviasi 15.634 dan pada rata-

rata skor posttest pengetahuan sebesar 83.61 dengan standar deviasi 11.117. Yang

mana data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.

Page 202: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

62

Tabel 5.5

Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Perlakuan

Skor Minimum Maximum Mean

Standar

Deviasi

P value

Pretest 33 60 68.33 15.634 0.000

Posttest 93 100 83.61 11.117

Gambar 5.1

Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Perlakuan dengan Kurva Normal

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor posttest pengetahuan lebih besar daripada

rata-rata skor pretest pengetahuan dengan grafik rata-rata yang berdistribusi

normal. Dari data uji statistik diperoleh p value 0.000 yang artinya pada alpha 5%

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest

kelompok perlakuan

Page 203: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

63

2. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Pada Kelompok yang

Tidak Diberi Perlakuan (Kontrol) di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta

Selatan Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian kepada 24 orang ibu hamil yang tidak

diberi perlakuan media buku pop up (kelompok kontrol), diketahui bahwa skor

pengetahuan yang didapat dari skor pretest dan posttest dari kelompok kontrol

ini diselingi dengan media plasebo berupa leaflet gizi ibu hamil. Skor

pengetahuan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6. sebagai berikut:

Tabel 5.6.

Pengetahuan Kelompok Kontrol Tentang ASI Ekslusif Sebelum (Pre test)

dan Sesudah (Post test) Diberikan Media Plasebo

Responden Pre-Test (O1) Post-Test (O2) Perbedaan (O2-O1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

93

73

87

60

73

60

73

53

47

60

53

87

60

80

67

87

87

53

73

67

80

93

80

87

67

87

80

87

80

60

67

67

87

67

80

67

93

87

73

53

67

87

0

7

0

7

14

20

14

27

13

7

14

0

7

0

0

6

0

20

-20

0

7

Page 204: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

64

Responden

Pre-Test (O1)

Post-Test (O2)

Perbedaan (O2-O1)

22

23

24

87

80

67

87

73

73

0

-7

6

Dari skor pengetahuan kelompok kontrol di atas dapat diambil rata-rata skor

pretest pengetahuan sebesar 71.12 dengan standar deviasi 13.356 dan pada rata-

rata skor posttest pengetahuan sebesar 77.04 dengan standar deviasi 10.956.

Yang mana data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini.

Tabel 5.7

Gambaran Skor Pengetahuan ASI Eksklusif Kelompok Kontrol

Skor Minimum Maximum Mean Standar

Deviasi

P value

Pretest 47 93 71.12 13.356 0.007

Posttest 53 93 77.04 10.956

Gambar 5.2

Grafik Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol dengan Kurva Normal

Page 205: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

65

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor posttest pengetahuan lebih besar daripada

rata-rata skor pretest pengetahuan dengan grafik rata-rata yang berdistribusi

normal. Dari data uji statistik diperoleh p value 0.007 yang artinya pada alpha 5%

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest

kelompok kontrol

3. Gambaran Skor Pengetahuan Permateri yang Diberikan

Persentase pengetahuan ibu hamil permateri yang disampaikan dalam

media buku pop up diperoleh dari jumlah pertanyaan perpoin yang dijumlahkan

pada seluruh ibu hamil yang menjadi responden pada kelompok

perlakuan.berikut dapat dilihat persentase pengetahuan permateri dan

peningkatannya pada tabel 5.8 dibawah ini :

Tabel 5.8.

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Permateri Pertanyaan yang

Dijawab Benar

Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pretest 19 20 20 11 13 15 11 5 11 20 21 17 18 20 24

Postest 23 23 24 18 11 23 19 11 19 22 22 14 24 24 24

%Pretest

79.17 83.33 83.33 45.83 54.17 62.50 45.83 20.83 45.83 83.33 87.50 70.83 75.00 83.33 100

%Posttest

95.83 95.83 100 75 45.83 95.83 79.17 45.83 79.17 91.67 91.67 58.33 100 100 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa materi yang mayoritas tidak

diketahui responden (<70 %) adalah materi no.4,5,6,7,8,9 yaitu mengenai

Page 206: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

66

menyusui dapat merubah bentuk payudara (45,84%), Pengertian kolostrum

(54,17%), Sabun dan alkohol tidak untuk membersihkan payudara (62,5%), Susu

formula (45,84%), Asi belum keluar ibu boleh memberikan susu botol (20,83%),

dan materi radang/putting lecet sehingga ASI dihentikan (45,83%) .

4. Gambaran Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif Ibu Hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Tahun 2013

Pengaruh media buku pop up dalam perubahan pengetahuan ASI Ekslusif

ibu hamil dapat dilihat dari delta rata-rata antara perbedaan skor kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9

dibawah ini.

Tabel 5.9.

Rata-Rata Perubahan Pengetahuan Antara Kelompok

Perlakuan Dan Kelompok Kontrol

Kelompok Mean SD n P value

Perlakuan

Kontrol

15.28

5.92

17.415

9.806

24

24

0.026

Berdasarkan tabel diatas, diketahui rata-rata perubahan skor pengetahuan

ASI eksklusif pada kelompok kontrol adalah 5.92 dengan standar deviasi 9.806.

Sedangkan rata-rata perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok

perlakuan adalah 15.28 dengan standar deviasi 17.415. Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai probabilitas (p value) sebesar 0.026 artinya pada alpha 5%

terdapat perbedaan perubahan skor pengetahuan ASI Eksklusif antara kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan.

Page 207: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

67

E. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif

1. Hubungan Umur Ibu dengan Pengetahuan ASI Ekslusif

Karakteristik umur ibu dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan

antara umur ibu dengan perubahan skor pengetahuan setelah diberikan

perlakuan. Berikut dari tabel 5.10 dibawah ini dapat dilihat hubungan antara

umur terhadap perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif pada kelompok

perlakuan.

Tabel 5.10.

Hubungan Karakteristik Umur Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil

Perubahan

Skor

Pengetahuan

ASI Ekslusif

Mean SD n P value

Kelompok

Umur

<Median

≥Median

12.44

16.93

21.214

15.397

9

15

0.554

Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ASI

Ekslusif menunjukkan rata-rata perubahan skor pengetahuan dengan umur

<29 tahun adalah 12.44 dengan standar deviasi 21.214. dan rata-rata

perubahan skor pengetahuan dengan umur ≥29 tahun adalah 16.93 dengan

standar deviasi 15.397. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value 0.554

(P>0.05) yang berarti pada alpha 5% tidak ada hubungan perubahan skor

pengetahuan ibu hamil antara ibu yang berumur <29 tahun dan ibu yang

berumur ≥29 tahun .

Page 208: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

68

2. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pengetahuan ASI

Ekslusif

Karakteristik tingkat pendidikan ibu dianalisis untuk dilihat apakah ada

hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perubahan skor pengetahuan

setelah diberikan perlakuan. Berikut dari tabel 5.11 dibawah ini dapat dilihat

hubungan antara tingkat pendidikan terhadap perubahan skor pengetahuan

ASI eksklusif responden.

Tabel 5.11.

Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dan Skor Pengetahuan Ibu

Hamil

Perubahan Skor

Pengetahuan ASI

Ekslusif

Mean SD N P value

Pendidikan

≤SMP (Rendah)

>SMP (Tinggi)

17.40

14.68

13.069

18.738

5

19

0.765

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

pengetahuan ASI Ekslusif menunjukkan rata-rata perubahan skor

pengetahuan dengan tingkat pendidikan rendah adalah 17.40 dengan standar

deviasi 13.069 dan rata-rata perubahan skor pengetahuan dengan tingkat

pendidikan tinggi adalah 14.68 dengan standar deviasi 18.738. Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai P value 0.765 (P>0.05) yang berarti pada alpha 5%

tidak ada hubungan perubahan skor pengetahuan ibu hamil antara ibu

berpendidikan rendah dan ibu yang berpendidikan tinggi.

Page 209: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

69

3. Hubungan Paritas Ibu dengan Pengetahuan ASI Ekslusif

Karakteristik paritas ibu dianalisis untuk dilihat apakah ada hubungan

antara paritas ibu dengan perubahan skor pengetahuan setelah diberikan

perlakuan. Berikut dari tabel 5.12 dibawah ini dapat dilihat hubungan antara

paritas terhadap perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif responden.

Tabel 5.12.

Hubungan Karakteristik Paritas Ibu Dan Skor Pengetahuan Ibu Hamil

Perubahan

Skor

Pengetahuan

ASI Ekslusif

Mean SD N P value

Paritas

Kelahiran

hidup = 0

Kelahiran

Hidup ≥ 1

17.25

14.25

23.187

14.654

8

16

0.701

Hasil analisis hubungan antara paritas ibu dengan pengetahuan ASI

Ekslusif menunjukkan rata-rata perubahan skor pengetahuan dengan

paritas=0 adalah 17.25 dengan standar deviasi 23.187 dan rata-rata perubahan

skor pengetahuan dengan paritas≥1 adalah 14.25 dengan standar deviasi

14.654. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P value 0.701 (P>0.05) yang

berarti pada alpha 5% tidak ada hubungan perubahan skor pengetahuan ibu

hamil antara ibu dengan paritas=0 dan ibu dengan paritas≥1.

F. Gambaran Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil

Analisis ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan intensi untuk

memberikan ASI eksklusif antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Page 210: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

70

Berikut ini dapat dilihat perbedaan intensi pemberian ASI eksklusif pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada tabel 5.13 dibawah ini.

Tabel 5.13

Perbedaan Intensi ASI Eksklusif Pada Kelompok Perlakuan Dan

Kelompok Kontrol

Perlakuan Intensi Total OR (95%

CI)

P value

Tidak Ya

n % n % n %

Kontrol 14 58.3 10 41.7 24 100 0.840(0,264-

2,675)

1.0

Perlakuan 15 62.5 9 37.5 24 100

Total 29 60.4 19 39.6 48 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui responden kelompok perlakuan yang

berniat memberikan ASI eksklusif ada 9 dari 24 orang (37.5%). Sedangkan

responden kelompok kontrol yang berniat memberikan ASI eksklusif ada 10

dari 24 orang (41.7%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value 1.0, yang

artinya pada alpha 5% tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara intensi

ASI eksklusif pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Page 211: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

71

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian,antara lain:

1. Penelitian ini menggunakan desain studi quasi experiment dimana desain ini

tidak memiliki pembatasan yang ketat terhadap randomisasi

(Notoatmodjo,2010). Oleh karena itu desain penelitian ini tidak dapat

mengontrol secara utuh variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen, karena desain studi ini tidak lebih baik dari desain studi true

experiment yang dapat mengontrol variable dengan randomisasi sampling akan

tetapi peneliti melakukan studi ini dengan menambahkan kelompok kontrol

sebagai pembanding sehingga dalam studi penelitian ini sudah dapat

mengurangi resiko data yang bias.

2. Penelitian ini hanya dibatasi pada 4 variabel independen yaitu usia, status paritas,

pendidikan dan media, sedangkan masih banyak variabel-variabel lain yang

dapat mepengaruhi pengetahuan dan intensi ibu hamil mengenai ASI eksklusif.

3. Dalam beberapa kasus terdapat responden yang malas mengisi kuesioner

sehingga terdapat beberapa responden yang mengalami penurunan skor

pengetahuan setelah diberikan media.

Page 212: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

72

4. Jenis media buku pop up yang dirancang peneliti hanya media buku pop up

dengan standar 90◦ karena keterbatasan waktu dan tenaga untuk membuat desain

media yang lebih baik.

B. Karakteristik Ibu Hamil

Pada penelitian ini karakteristik responden yang akan dibahas adalah umur,

pendidikan, dan paritas ibu. dari hasil penelitian didapat bahwa ibu yang berumur

dibawah 29 tahun sebanyak 22 orang (45.85 %) dan ibu yang berumur ≥ 29 tahun

sebanyak 26 orang (54.15%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi responden

berumur lebih dari 29 tahun. Dimana pada usia tersebut seorang wanita dikatakan

dewasa dan matang dalam mengambil keputusan dan mudah untuk menangkap suatu hal

baru. Sesuai dengan pendapat dari Notoadmodjo (2010) bahwa semakin bertambahnya

umur seseorang akan terjadi perubahan dalam aspek fisik dan psikologis, dimana aspek

psikologis ini adalah taraf berpikir semakin dewasa dan matang.

Berdasarkan tingkat pendidikan, ibu yang berpendidikan rendah (≤SMP)

sebanyak 9 orang (37.5%) dan ibu yang berpendidikan tinggi (>SMP) sebanyak 39

orang (62.5%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi responden berpendidikan

tinggi (>SMP). Semakin lama dan tinggi pendidikan seseorang maka perkembangan

dalam menangkap pengetahuan akan lebih baik dan matang, sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2003) konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang

lebih baik dan lebih matang pada individu, suatu kelompok atau masyarakat.

Page 213: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

73

Berdasarkan status paritas, ibu yang memiliki status jumlah anak lahir hidup

0(nol) sebanyak 15 orang (31.25%) dan ibu yang yang memiliki status jumlah anak lahir

hidup ≥1 anak sebanyak 33 orang (68.75%), berarti kebanyakan ibu hamil yang menjadi

responden memiliki status jumlah anak lahir hidup ≥1. Dalam pengetahuan ASI Ekslusif

ibu status paritas merupakan pengalaman. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan

dimana kebenaran pengetahuan diperoleh dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang pernah diperoleh (Notoatmodjo,2003a). Dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa

semakin banyak jumlah paritas ibu, maka semakin baik pengetahuannya.

C. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Sebelum Intervensi

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara

pengetahuan pretest ibu hamil kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, yakni 68.33

untuk kelompok perlakuan dan 71,12 untuk kelompok kontrol. Walaupun terdapat

perbedaan skor akan tetapi tidak ada perbedaan skor yang signifikan karena didapat nilai

probabilitas (P value) P=0,328 (>α). Sehingga syarat untuk melakukan penelitian

eksperimen sudah terpenuhi sesuai dengan pendapat Murti (2003), bahwa sebelum

melakukan penelitian eksperimental, kondisi kelompok perlakuan harus mempunyai

kemampuan yang sebanding dengan kelompok kontrol untuk menghindari bias.

D. Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil Setelah Intervensi

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara

pengetahuan posttest ibu hamil kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, yakni 83,61

untuk kelompok perlakuan dan 77.04 untuk kelompok kontrol. Perbedaan skor antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan cukup jauh berbeda. Dengan pvalue=0.045

Page 214: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

74

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor post-test

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Yang berarti responden yang mendapat

perlakuan dengan media buku pop up lebih dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil

dibanding dengan kelompok kontrol.

E. Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk sikap dan tindakan seseorang

(Nasution,2010).

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk

meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang

itu akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya

pemberian informasi itu adalah dengan menggunakan media buku pop up.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari data uji statistik kelompok

perlakuan diperoleh p value 0.000 yang artinya pada alpha 5% yang berarti terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest nya dan juga dari

data kelompok kontrol diperoleh p value 0.007 yang juga berarti pada alpha 5% terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest dan posttest kelompok

perlakuan. Dengan kata lain kedua kelompok signifikan mengalami perubahan

Page 215: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

75

pengetahuan baik kontrol maupun perlakuan akan tetapi jika dilihat dari perbedaan rata-

rata skor antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berturut-urut adalah 5.92 dan

15.25, memiliki perbedaan skor yang relatif jauh.

Kenaikan skor untuk kelompok perlakuan lebih tinggi dari pada skor kelompok

kontrol. Hal ini disebabkan kelompok perlakuan mendapatkan materi yang sesuai

dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

media buku pop up yang telah dirancang berpengaruh untuk menaikkan skor

pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif dengan peningkatan rata-rata skor 15.25.

Jika dilihat dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji t-independent dari

perbedaan skor pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

didapatkan P value 0.026 yang artinya pada alpha 5% terdapat perbedaan perubahan

skor pengetahuan ASI Eksklusif yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan. Kenaikan skor ini menunjukkan bahwa media buku pop up berpengaruh

untuk meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan

media. Jika dikonversikan dengan jumlah pertanyaan yang meningkat dari rata-rata skor

pengetahuan kelompok perlakuan (15.25) maka didapat angka 2.2 untuk rata-rata jumlah

pertanyaan yang meningkat dengan kata lain, dari 15 pertanyaan pengetahuan rata-rata

kenaikan jumlah soal yang benar dari pretest dibandingkan dengan postest sebesar 2

soal. Hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh media buku pop up terhadap

perubahan pengetahuan ASI Eksklusif ibu hamil.

Page 216: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

76

Dalam Notoadmodjo (2007), media dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan, dengan peningkatan pengetahuan diharapkan adanya perubahan perilaku

ibu hamil yaitu pemberian ASI Eksklusif. Media merupakan alat bantu dalam proses

pendidikan. Media memiliki manfaat untuk merangsang minat sasaran pendidikan,

mengatasi keterbatasan waktu, tempat, bahasa dan daya indera dari sasaran pendidikan,

mengatasi sikap pasif sasaran pendidikan dan dapat memberikan rangsangan,

pengalaman serta menimbulkan persepsi yang sama, mendorong keinginan sasaran

untuk mengetahui, mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik

serta merangsang sasaran untuk meneruskan pesan-pesan kepada orang lain (Suiraoka

dan Supariasa, 2012).

Hal ini sesuai dengan penelitian Laon,dkk (2012) bahwa informasi yang diberikan

dalam bentuk media buku pop up ternyata mampu meningkatkan pengetahuan. dalam

hal ini Laon,dkk (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh / perubahan

pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut setelah diberikan intervensi dengan

media buku pop up.jika dibandingkan dengan penelitian ini peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa media buku pop up yang menarik sehingga memiliki kemampuan

tidak hanya untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak akan tetapi kepada ibu

hamil pun dapat meningkatkan pengetahuan dengan materi yang berbeda-beda. Juga

menurut hasil penelitian Nasution (2010) diketahui bahwa intervensi dengan media

leaflet yang diberikan pada ibu hamil di Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota

Padangsidimpuan tahun 2010 dapat meningkatkan skor pengetahuan dan sikap ibu

hamil tentang IMD dan ASI Ekslusif. Penelitian Nasution (2010) ini menggunakan

media leaflet yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu setelah diberikan intervensi

Page 217: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

77

selama 2 minggu, Jika dibandingkan dengan penelitian yang peneliti lakukan peneliti

dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil sesaat setelah mempelajari media buku pop

up yang lebih mudah dipahami ketimbang media leaflet yang biasanya hanya penuh

dengan tulisan.

Dilihat pada perubahan pengetahuan ASI Ekslusif per item pertanyaan diketahui

bahwa terdapat beberapa pengetahuan yang mayoritas sudah diketahui ibu hamil

meningkat setelah diberikan media yakni pada materi 1.Bayi sakit cukup diberi ASI

(79.17% menjadi 95.83%), 2.ASI diberikan kapan saja (83.33% menjadi 95,83%),

3.Memberikan ASI bisa jadi gemuk (83.33 menjadi 100%), 10.Ibu bekerja tidak

memberi ASI (83,33% menjadi 91,67%), 11.Pengertian ASI Ekslusif (87,5% menjadi

91,67%), 13.Kolostrum dibuang (75% menjadi 100%), 14.Kolostrum mengandung zat

kekebalan tubuh (83,33% menjadi 100%), 15.Membersihkan payudara dengan air

hangat (100% tetap 100%). Begitupun pada materi yang mayoritas tidak dikuasai ibu

juga mengalami peningkatan yakni pada materi 4.Menyusui dapat merubah bentuk

payudara (45,84% menjadi 75%), 6.Sabun dan alkohol tidak untuk membersihkan

payudara (62,5% menjadi 95,83%), 7.Susu formula (45,84% menjadi 79,17%), 8.Asi

belum keluar ibu boleh memberikan susu botol (20,83% menjadi 45,83%), dan

9.radang/putting lecet sehingga ASI dihentikan (45,83% menjadi 79,17%). Diantara

materi-materi di atas terdapat dua materi yang mengalami penurunan pengetahuan

setelah diberi media yakni materi 5.Pengertian Kolostrum (54,17% menjadi 45,83%) dan

12.Memberikan ASI dapat mengembalikan berat badan ibu (70,83% menjadi 58,33%).

Akan tetapi menurut peneliti penurunan pengetahuan ini bukan disebabkan oleh

kesalahan materi yang disampaikan dalam media melainkan karena pertanyaan

Page 218: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

78

penelitian pada kuesioner yang diberikan sulit dicerna langsung atau membingungkan

pembaca. Kedua pertanyaan tersebut sebagai berikut “5. Kolostrum adalah ASI yang

dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir” dan “12. Memberi ASI saja kepada bayi

usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu kembali seperti sebelum hamil”. Jika

dilihat dari pertanyaan ini responden tertipu dengan kalimat yang disampaikan sehingga

salah menanggapi jawaban yang pada awalnya benar menjadi salah.

Walaupun terdapat dua pertanyaan yang mengalami penurunan hal ini tidak

sebanding dengan peningkatan pengetahuan pada materi pertanyaan yang lain,

sebagaimana yang telah disampaikan di atas. Dimana dalam penelitian ini peningkatan

materi per item pertanyaan tersebut dilakukan sesaat mendapatkan perlakuan media

apalagi jika media buku pop up digunakan secara lebih lama dan sering, maka

peningkatan pengetahuan ibu hamil tidak diragukan lagi akan meningkat dengan lebih

baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media buku pop up yang diberikan kepada ibu

hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Eklusif.

F. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif

1. Hubungan Umur Ibu dan Pengetahuan ASI Ekslusif

Umur termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan

pengetahuan seseorang. Pada penelitian ini, responden dominan memiliki usia diatas

29 tahun. Untuk mengetahui adanya hubungan umur dengan perubahan pengetahuan

ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji t-independent.

Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value sebesar 0,554. Hal tersebut

Page 219: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

79

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan

perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Pernyataan yang diperoleh sesuai dengan

penelitian Nurazizah (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dan IMD.

Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan gambaran umur ibu hamil masih dalam

kategori usia produktif sehingga dapat diasumsikan bahwa dalam usia produktif ini

ibu masih mampu dengan mudah menangkap informasi yang diberikan. Hasil

penelitian Barr, et al (2006) juga menyatakan bahwa masuknya informasi akan lebih

baik apabila kesehatan dan produktifitas dalam keadaan optimal,dimana usia

produktif dapat dengan mudah menerima informasi dengan lebih baik.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa

pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia seseorang dimana degan bertambahnya

umur maka daya tangkap dan pola pikir seseorang akan berkembang (Notoadmodjo,

2007). Dapat disimpulkan bahwa usia tidak mempengaruhi perubahan pengetahuan

ibu hamil mengenai Pemberian ASI eksklusif.

2. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan. Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden didapatkan

bahwa ibu hamil dengan kategori pendidikan tinggi lebih banyak dibandingkan

dengan ibu hamil dengan kategori tingkat pendidikan rendah. Sebagian besar

responden memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat.

Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pendidikan dengan perubahan

pengetahuan pemberian ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan

Page 220: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

80

menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value

sebesar 0,765. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pendidikan dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif.

Walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan tingkat

pendidikan, namun dari hasil yang didapat bahwa terjadi peningkatan pengetahuan

mengenai ASI Ekslusif dengan kategori pengetahuan baik. Hasil hubungan ini tidak

sesuai dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan

seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, yaitu semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi

(Notoadmodjo, 2007). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki

hubungan yang bermakna dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif.

3. Hubungan Status Paritas dan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status paritas.

Hal ini dilihat dari jumlah anak lahir hidup dari responden. Sebagian besar

responden status paritas ≥1 anak, sehingga dapat dikatakan responden memiliki

pengalaman yang baik dalam merawat anak-anak pun dalam hal memberikan ASI

eksklusif.

Untuk mengetahui adanya hubungan status paritas dengan perubahan

pengetahuan pemberian ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan

menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value

sebesar 0,701. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara status paritas dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Hal

Page 221: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

81

tersebut tidak sejalan dengan teori yaitu semakin banyak pengalaman ibu dalam

merawat anak maka semakin baik pengetahuan dalam pemberian ASI eksklusif yang

dimiliki ibu (Notoadmodjo, 2007).

G. Intensi ASI eksklusif Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada

keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu (Fishbein dan Ajzen,1975).

Berdasarkan teori Plan Behaviour, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi

atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya (Ajzen, 2002).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck (2011), diketahui bahwa

intensi seseorang dipengaruhi oleh pengetahuannya.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki intensi negatif yaitu ibu ingin memberikan pisang, madu dan air putih

pada anak yang dikandungnya sebelum anaknya berusia ≤ 6 bulan. Pada kelompok

kontrol, responden yang menjawab tidak berniat sebanyak 14 orang, sedangkan

pada kelompok perlakuan sebanyak 15 orang. Dari hasil ini walaupun diketahui

bahwa responden yang tidak berniat memberikan ASI Eksklusif lebih banyak pada

kelompok perlakuan daripada kelompok kontrol, akan tetapi saat di uji dengan

analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, didapatkan P value sebesar 1.00 yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan intensi ASI Eksklusif yang signifikan

pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut menujukkan tidak

adanya pengaruh dari pemberian media buku pop up terhadap intensi ASI Eksklusif.

Page 222: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

82

Hal ini disebabkan saat penelitian berlangsung terdapat hambatan dalam

proses komunikasi dengan media buku pop up. Menurut Sadiman, dkk. (2011),

terdapat beberapa hambatan dalam berkomunikasi seperti hambatan psikologis,

fisik, kultural, jarak psikologis, dan hambatan lingkungan.

Hambatan yang terjadi pada penelitian ini berasal dari kultural. Hambatan

kultural yang terjadi adalah adanya kepercayaan terhadap mitos untuk memberikan

makanan pendamping ASI dini seperti pisang dan madu. Hambatan kultural ini

menyebabkan seseorang yang mendapatkan penambahan pengetahuan belum tentu

akan memiliki niat untuk memberikan ASI Eksklusif pada anak yang sedang

dikandungnya. Dengan demikian dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa

pemberian media buku pop up tidak mempengaruhi intensi ASI eksklusif pada ibu

hamil.

Page 223: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

83

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persentase karakteristik responden berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur

dibawah 29 tahun sebanyak 22 orang (45.85 %) dan ibu yang berumur ≥ 29

tahun sebanyak 26 orang (54.15%).

2. Persentase karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu ibu yang

berpendidikan rendah (≤SMP) sebanyak 9 orang (37.5%) dan ibu yang

berpendidikan tinggi (>SMP) sebanyak 39 orang (62.5%).

3. Persentase karakteristik responden berdasarkan status paritas yaitu, ibu yang

memiliki status jumlah anak lahir hidup 0 (nol) sebanyak 15 orang (31.25%) dan

ibu yang yang memiliki status jumlah anak lahir hidup ≥1 anak sebanyak 33

orang (68.75%).

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor pre-test kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol (P value=0,328).

5. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor post-test kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol (P value=0,045).

6. Terdapat perbedaan skor pengetahuan antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol (Pvalue=0,026), yang berarti adanya pengaruh pemberian

media buku pop up terhadap peningkatan pengetahuan ASI eksklusif pada ibu

hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Page 224: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

84

7. Tidak terdapat hubungan dari karakteristik umur (Pvalue=0,554), tingkat

pendidikan (Pvalue=0,765), dan status paritas ibu hamil (Pvalue=0,701) terhadap

perubahan skor pengetahuan ASI eksklusif, yang berarti tidak adanya variable

counfounding terhadap perubahan skor pengetahuan ASI Ekslusif pada Ibu hamil

di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.

8. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam intensi ASI eksklusif pada

kelompok perlakuan dan kontrol (Pvalue=1,00). Yang berarti bahwa

pemberian media buku pop up tidak mempengaruhi intensi ASI eksklusif pada

ibu hamil

B. Saran

1. Agar pihak puskesmas dapat melanjutkan menggunakan media buku pop up

yang telah dirancang untuk membantu ibu hamil dalam meningkatkan

pengetahuan terkait ASI Ekslusif, karena dari pengambilan sesaat setelah

dilakukan intervensi terdapat peningkatan pengetahuan ASI Ekslusif ibu hamil,

apalagi jika intevensi dilakukan secara sering maka akan lebih baik lagi

peningkatan pengetahuannya.

2. Media buku pop up yang telah dirancang dapat meningkatkan pengetahuan ASI

Ekslusif ibu hamil diharapkan tidak hanya digunakan pada pelayanan antenatal,

namun dapat digunakan pada kegiatan-kegiatan penyuluhan diluar pukesmas

dengan sasaran utama adalah remaja Wanita Usia Subur (WUS).

Page 225: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

85

3. Menggerakkan petugas puskesmas untuk memproduksi dan mendistribusikan

media buku pop up ini kepada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pesanggarahan.

4. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai kelayakan media buku pop up ASI

Ekslusif yang telah diperbarui dengan model buku pop up 180◦ yang dibuat lebih

menarik terhadap peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku ibu

hamil dalam pemberian ASI Ekslusif.

Page 226: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

86

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I, dan Fishbein, M. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an

introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing

Company, Inc.

_________________________.1980, Understanding Attitudes and Predicting Social

Behavior, Prentice-Hall, Englewood Scliffs, NJ.

________.1988, Attitudes, Personality, dan Behavior, Dorsey Press, Chicago.

________.2005, Attitudes, Personality and Behavior, (2nd edition), Berkshire, UK:Open

University Press-McGraw Hill Education.

Al-Qur’an. QS.Al-Baqoroh (2).Ayat 233.

Ann Montanaro, 2009.A Concise History of Pop-up and Movable

Books.http://www.libraries.rutgers.edu/rul/libs/scua/montanar/p-intro.htm di

akses pada tanggal 18 Maret 2013.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Publik.Yogyakarta :

Rineka Cipta.

Arisman . 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Barr C, Resosudarmo IA, McCarthy J dan Dermawan A. 2006. Forest and

Decentralization in Indonesia: an Overview. Dalam Barr et al (editor):

Decentralization of Forest Administration in Indonesia. Implications for Forest

Sustainability, Economic Development and Community Livelihood. Bogor.

Cifor.

Bowden, Jan dan Manning Vicky. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Kebidanan Prinsio

dan Praktik (Edisi 2). Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI.2004. Pengembangan Media Promosi Kesehatan.Jakarta :

Pusat Promosi Kesehatan.

Fitriyani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hartono, Bambang. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta: Rineka

cipta.

Hu, P. J., Chau, P. Y. K., Sheng, O. R. L., & Tam, K. Y.1999, ’Examining the

Technology Acceptance Model Using Physical Acceptance of Telemedicine

Page 227: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

87

Technology’, dalam Journal of Management Information Systems, Vol. 16,No. 2,

pp. 91-112.

Jayanti, Christin, 2010. Efektivitas penyuluhan dan media leaflet terhadap pengetahuan

dan sikap ibu balita gizi buruk di Kecamatan Medan Denai Tahun 2010. Tesis

FKM USU Medan.

Jacobsen, MJ and O’Connor, AM. 2006. Population Needs Assessment. University of

Ottawa. Diakses Melalui:

http://decisionaid.ohri.ca/docs/implement/Population_Needs.pdf. Pada Tanggal 1

April 2013.

Kemenkes R.I. 1995. Modul Manajemen Laktasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan

Medik.

_____________.2002.Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta: Direktorat Jenderal

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

_____________.2005.Petunjuk Praktis Bagi Kader Dalam Mendampingi Ibu Menyusui.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2007. Asuhan Persalinan Normal-Asuhan Esensial Persalinan.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2008. Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian ASI.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2009. Pemberian Air Susu Ibu dan makanan Pendamping ASI. Jakarta:

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2010a. Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian

ASI. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

_____________. 2010b. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Direktorat

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

_____________. 2010c.Strategi Peningkatan Makanan Bayi Dan Anak (PMBA).

Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Laon,Marselly.dkk.2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media

Buku Pop up Terhadap Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di TK

Cahaya Intan Palembang.Jurnal FK UNSRI Palembang.

Laporan Profil Tahunan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012.

Page 228: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

88

Lemeshow,S., Hosmer,D.W.,1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta :Gajah Mada University Press.

Machfoedz, Ircham dan Suryani,Eko. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi

Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya.

Munandi,Y.2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta:Gaung Persada

Press.

Murti, B.2003. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Ed. Kedua, Jilid Pertama,

Yogyakarta; Gajah Mada University Press.

Nasution, Nova A.H.2010. Efektivitas Media Promosi Kesehatan (Leaflet) Dalam

Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini

(Imd) Dan Asi Eksklusif Di Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota

Padangsidimpuan Tahun 2010.Tesis FKM USU Medan.

Nurazizah,Dhiena.2011.Pengaruh Penyuluhan Melalui Media KIE Mengenai ASI

Ekslusif dan IMD Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di Kelurahan Pengasinan,

Kecamatan Sawangan Depok Tahun 2011.Skripsi FKM UI.

Nusatya, Angela.dkk. 1981. Menyusui dan Kesehatan. Jakarta: Perdhaki.

Notoatmodjo, Soekidjo..1993.Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

___________________.2003a. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

___________________.2003b. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : Rineka Cipta.

___________________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta.

___________________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pratiwi, I Gusti Nyoman dan Purnawati, Jeanne. 2009. Kendala Pemberian ASI

Eksklusif. Diakses Melalui : http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=201057102916.

Pada Tanggal 1 April 2013.

Robert Sabuda.2008. Frequenty Asked Question, Creative Questions,Robertsabuda.com.

Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Page 229: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

89

___________ .2002. Asi Eksklusif. Jakarta: Gramedia.

Sadiman, Arif S. dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saputra, Dedi Kurniawan, et.al. 2010. Duration of Breastfeeding Has a Positive Effect

on Infant Weight Gain. Universa Medicina. Vol 29. No. 1. Diakses Melalui:

http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Dedi.pdf. Pada Tanggal 27

Maret 2013.

Septiani,Irda.2012. Gambaran Kesenjangan Antara Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil

Dengan Pemberian Pengetahuan Oleh Bidan Terkait Asi Eksklusif Di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.Skripsi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Stuebe, Alison. 2009. The Risk of Not Breastfeeding for Mothers and Infants.

Medreviews. 2(4): 222-231. Diakses

Melalui:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2812877/pdf/RIOG00200

4_0222.pdf. Pada Tanggal 27 Maret 2013.

Stuebe, Alison M dan Bonuck, Karen. 2011. What Predicts Intent to Breastfeed

Exclusively? Breastfeeding Knowledge, Attitudes, and Beliefs in a Diverse Urban

Population. Jurnal Breastfeeding Medicine. Volume 6 (6). Diunduh melalui

http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/PMC3263301/. Pada tanggal 26 Juli

2013.

Suprapto, Tommy, 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam

Komunikasi. Yogyakarta : CAPS.

Suyanto,Freddy.2010.Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu

tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya

Kabupaten SImalungun.Skripsi FKM USU Medan.

WHO. 2011. Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. Diakses

melalui:http://www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20

110115/en/index.html. Pada Tanggal 1 April 2013.

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Page 230: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

A. Karakteristik Sampel

Karakteristik Sampel Kelompok Perlakuan

Statistics

usia pendidikan paritas klpumur

N Valid 24 24 24 24

Missing 0 0 0 0

Mean 29.83 .79 .67 .62

Median 31.00 1.00 1.00 1.00

Variance 34.580 .172 .232 .245

Minimum 18 0 0 0

Maximum 42 1 1 1

Sum 716 19 16 15

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 4.2 4.2 4.2

21 1 4.2 4.2 8.3

22 1 4.2 4.2 12.5

23 3 12.5 12.5 25.0

26 1 4.2 4.2 29.2

28 2 8.3 8.3 37.5

29 1 4.2 4.2 41.7

30 1 4.2 4.2 45.8

31 2 8.3 8.3 54.2

32 1 4.2 4.2 58.3

33 4 16.7 16.7 75.0

35 4 16.7 16.7 91.7

37 1 4.2 4.2 95.8

42 1 4.2 4.2 100.0

Page 231: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 4.2 4.2 4.2

21 1 4.2 4.2 8.3

22 1 4.2 4.2 12.5

23 3 12.5 12.5 25.0

26 1 4.2 4.2 29.2

28 2 8.3 8.3 37.5

29 1 4.2 4.2 41.7

30 1 4.2 4.2 45.8

31 2 8.3 8.3 54.2

32 1 4.2 4.2 58.3

33 4 16.7 16.7 75.0

35 4 16.7 16.7 91.7

37 1 4.2 4.2 95.8

42 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anak lahir hidup 0 8 33.3 33.3 33.3

anak lahir hidup >0 16 66.7 66.7 100.0

Total 24 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <=SMP 5 20.8 20.8 20.8

>SMP 19 79.2 79.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Page 232: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

klpumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <median 9 37.5 37.5 37.5

>=median 15 62.5 62.5 100.0

Total 24 100.0 100.0

Karakteristik Sampel Kelompok Kontrol

Statistics

usia pendidikan paritas klpumur

N Valid 24 24 24 24

Missing 0 0 0 0

Mean 28.25 .83 .71 .46

Median 27.00 1.00 1.00 .00

Std. Deviation 5.118 .381 .464 .509

Variance 26.196 .145 .216 .259

Minimum 20 0 0 0

Maximum 38 1 1 1

Sum 678 20 17 11

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 1 4.2 4.2 4.2

21 2 8.3 8.3 12.5

22 1 4.2 4.2 16.7

23 1 4.2 4.2 20.8

25 2 8.3 8.3 29.2

Page 233: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

26 3 12.5 12.5 41.7

27 3 12.5 12.5 54.2

29 1 4.2 4.2 58.3

30 2 8.3 8.3 66.7

31 1 4.2 4.2 70.8

32 1 4.2 4.2 75.0

33 1 4.2 4.2 79.2

34 3 12.5 12.5 91.7

37 1 4.2 4.2 95.8

38 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anak lahir hidup=0 7 29.2 29.2 29.2

anak lahir hidup>0 17 70.8 70.8 100.0

Total 24 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <=smp 4 16.7 16.7 16.7

>smp 20 83.3 83.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

klpumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <Median 13 54.2 54.2 54.2

>=Median 11 45.8 45.8 100.0

Total 24 100.0 100.0

Page 234: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

B. Gambaran Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Skor Kelompok Kontrol

Statistics

skorpre skorpost prepostkontrol

N Valid 24 24 24

Missing 0 0 0

Mean 71.12 77.04 5.92

Median 73.00 80.00 6.50

Std. Deviation 13.356 10.956 9.806

Variance 178.375 120.042 96.167

Minimum 47 53 -20

Maximum 93 93 27

Sum 1707 1849 142

skorpre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 47 1 4.2 4.2 4.2

53 3 12.5 12.5 16.7

60 4 16.7 16.7 33.3

67 3 12.5 12.5 45.8

73 4 16.7 16.7 62.5

80 3 12.5 12.5 75.0

87 5 20.8 20.8 95.8

93 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

skorpost

Page 235: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 53 1 4.2 4.2 4.2

60 1 4.2 4.2 8.3

67 6 25.0 25.0 33.3

73 3 12.5 12.5 45.8

80 4 16.7 16.7 62.5

87 7 29.2 29.2 91.7

93 2 8.3 8.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

prepostkontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid -20 1 4.2 4.2 4.2

-7 1 4.2 4.2 8.3

0 8 33.3 33.3 41.7

6 2 8.3 8.3 50.0

7 5 20.8 20.8 70.8

13 1 4.2 4.2 75.0

14 3 12.5 12.5 87.5

20 2 8.3 8.3 95.8

27 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Skor Kelompok Perlakuan

Statistics

skorpre skorpost Prepostprlakuan

N Valid 24 24 24

Page 236: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Missing 0 0 0

Mean 68.33 83.61 15.25

Median 66.66 86.66 10.00

Std. Deviation 15.634 11.117 17.486

Variance 244.418 123.596 305.761

Minimum 33 60 -14

Maximum 93 100 53

Sum 1640 2007 366

skorpre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 33.33 1 4.2 4.2 4.2

40 1 4.2 4.2 8.3

53.33 3 12.5 12.5 20.8

60 5 20.8 20.8 41.7

66.66 3 12.5 12.5 54.2

73.33 2 8.3 8.3 62.5

80 4 16.7 16.7 79.2

86.66 4 16.7 16.7 95.8

93.33 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

skorpost

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 60 1 4.2 4.2 4.2

66.66 3 12.5 12.5 16.7

73.33 3 12.5 12.5 29.2

80 2 8.3 8.3 37.5

Page 237: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

86.66 6 25.0 25.0 62.5

93.33 8 33.3 33.3 95.8

100 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Prepostprlakuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid -14 1 4.2 4.2 4.2

-6 1 4.2 4.2 8.3

0 5 20.8 20.8 29.2

6 3 12.5 12.5 41.7

7 2 8.3 8.3 50.0

13 2 8.3 8.3 58.3

14 1 4.2 4.2 62.5

26 1 4.2 4.2 66.7

27 2 8.3 8.3 75.0

33 2 8.3 8.3 83.3

34 2 8.3 8.3 91.7

47 1 4.2 4.2 95.8

53 1 4.2 4.2 100.0

Total 24 100.0 100.0

Hubungan Skor Pengetahuan tiap kelompok

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 prekontrol 71.12 24 13.356 2.726

preperlakuan 68.33 24 15.634 3.191

Page 238: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 prekontrol & preperlakuan 24 .208 .328

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 prekontrol

-

preperlak

uan

2.795 18.323 3.740 -3.616 9.205 .747 23 .463

Group Statistics

grup N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pre perlakuan 24 68.33 15.634 3.191

kontrol 24 71.12 13.356 2.726

post perlakuan 24 83.61 11.117 2.269

kontrol 24 77.04 10.956 2.236

Gain perlakuan 24 15.28 17.415 3.555

kontrol 24 5.92 9.806 2.002

Page 239: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

pre Equal variances

assumed .554 .461 -.666 46 .509 -2.795 4.197 -11.243 5.654

Equal variances not

assumed

-.666 44.904 .509 -2.795 4.197 -11.249 5.659

post Equal variances

assumed .003 .959 2.061 46 .045 6.565 3.186 .152 12.979

Equal variances not

assumed

2.061 45.990 .045 6.565 3.186 .152 12.979

Gain Equal variances

assumed 11.018 .002 2.294 46 .026 9.360 4.080 1.148 17.572

Equal variances not

assumed

2.294 36.253 .028 9.360 4.080 1.088 17.632

Page 240: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Hubungan skor pre dan post (t dependen) kelompok kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 skorpre 71.12 24 13.356 2.726

skorpost 77.04 24 10.956 2.236

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 skorpre & skorpost 24 .691 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Devi

ation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lowe

r Upper

Pair 1 skorpre

-

skorpo

st

-5.917 9.806 2.002

-

10.05

8

-1.776 -

2.956 23 .007

Page 241: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Hubungan skor pre dan post (t dependen) kelompok Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 skorpre 68.33 24 15.634 3.191

skorpost 83.61 24 11.117 2.269

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 skorpre & skorpost 24 .186 .384

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 skorpre -

skorpost -15.277 17.415 3.555 -22.630 -7.923 -4.297 23 .000

C. Gambaran Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

group * intensi 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%

Page 242: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

group * intensi Crosstabulation

intensi

Total tdk niat niat

group kontrol Count 14 10 24

% within group 58.3% 41.7% 100.0%

media Count 15 9 24

% within group 62.5% 37.5% 100.0%

Total Count 29 19 48

% within group 60.4% 39.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .087a 1 .768

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .087 1 .768

Fisher's Exact Test 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .085 1 .770

N of Valid Casesb 48

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 243: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Lampiran

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Desly Ahdi Kanta mahasiswa S1 angkatan 2009 peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Media Pop up book Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Intensi Asi Ekslusif Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013”.

Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan

Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yang akan

diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjamin kerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohon untuk

mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

PRE / POST

Page 244: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

NO.RESPONDEN :

1. Nama :

2. Umur : ……… Tahun

3. Usia Kehamilan : ........... Minggu

4. Kehamilan ke- : ………

5. Jumlah Anak Lahir Hidup :

6. Alamat :

7. Pendidikan terakhir :

8. No.Telfon :

Berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban benar atau salah

KUESIONER PENELITIAN (1)

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban

Benar Salah

01 Jika bayi usia 0-6 bulan sakit ringan, ibu cukup memberi ASI untuk

mengobatinya.

02 ASI diberikan kapan saja kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa perlu dijadwalkan.

03 Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia 6 bulan dapat menyebabkan ibu

menjadi gemuk.

04 Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu

05 Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir.

06 Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untuk membersihkan payudara.

07 Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6 bulan

08 Jika ASI belum keluar,maka ibu boleh memberikan susu botol kepada bayi saat

berusia 0-6 bulan.

KUESIONER PENGETAHUAN ASI

EKSLUSIF IBU HAMIL

PUSKESMAS KECAMATAN

PESANGGRAHAN TAHUN 2013

Page 245: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

09 Jika terjadi radang payudara, puting lecet, pemberian ASI harus dihentikan

10 Ibu yang bekerja diluar rumah tidak diharuskan memberikan ASI kepada bayi

saat berusia 0-6 bulan.

11 ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja sejak lahir hingga bayi berusia

enam bulan.

12 Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu

kembali seperti sebelum hamil.

13 Kolostrum berwarna kuning sehingga harus dibuang.

14 Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh sehingga dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit.

15 Membersihkan payudara dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat

kemudian mengeringkannya.

INTENSI

Lingkarilah SALAH SATU jawaban yang sesuai dengan keingingan ibu:

KUESIONER PENELITIAN (2)

1. Apa yang ibu rencanakan untuk diberikan dalam satu minggu pertama kelahiran pertama?

a. Hanya ASI

b. Hanya Susu formula

c. ASI dan Susu Formula

2. Pada usia berapa, anak ibu diberikan makanan/minuman selain ASI untuk pertama kali?

a. < 1 bulan

b. 1-2 bulan

c. 3-4 bulan

d. 5-6 bulan

e. 7-9 bulan

f. > 9 bulan

3. Apakah ibu berniat memberikan air putih pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah ibu berniat memberikan madu pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan? a. Ya b. Tidak

5. Apakah ibu berniat memberikan pisang pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya b. Tidak

Page 246: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Lampiran

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Desly Ahdi Kanta mahasiswa S1 angkatan 2009 peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Media Pop up book Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Intensi Asi Ekslusif Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013”.

Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan

Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yang akan

diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjamin kerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohon untuk

mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

PRE / POST

Page 247: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

NO.RESPONDEN :

1. Nama :

2. Umur : ……… Tahun

3. Usia Kehamilan : ........... Minggu

4. Kehamilan ke- : ………

5. Jumlah Anak Lahir Hidup :

6. Alamat :

7. Pendidikan terakhir :

8. No.Telfon :

Berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban benar atau salah

KUESIONER PENELITIAN (1)

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban

Benar Salah

01 Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir.

02 Jika ASI belum keluar,maka ibu boleh memberikan susu botol kepada bayi saat

berusia 0-6 bulan.

03 Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh sehingga dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit.

04 Ibu yang bekerja diluar rumah tidak diharuskan memberikan ASI kepada bayi

saat berusia 0-6 bulan.

05 Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu

06 Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ibu

kembali seperti sebelum hamil.

07 Membersihkan payudara dapat dilakukan dengan menggunakan air hangat

KUESIONER PENGETAHUAN ASI

EKSLUSIF IBU HAMIL

PUSKESMAS KECAMATAN

PESANGGRAHAN TAHUN 2013

Page 248: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

kemudian mengeringkannya.

08 Jika bayi usia 0-6 bulan sakit ringan, ibu cukup memberi ASI untuk

mengobatinya.

09 Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia 6 bulan dapat mmenyebabkan

ibu menjadi gemuk.

10 Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6 bulan.

11 Kolostrum berwarna kuning sehingga harus dibuang.

12 ASI diberikan kapan saja kepad bayi usia 0-6 bulan tanpa perlu dijadwalkan.

13 ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja sejak lahir hingga bayi berusia

enam bulan.

14 Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untuk membersihkan payudara.

15 Jika terjadi radang payudara, puting lecet, pemberian ASI harus dihentikan.

INTENSI

Lingkarilah SALAH SATU jawaban yang sesuai dengan keingingan ibu:

KUESIONER PENELITIAN (2)

1. Apakah ibu berniat memberikan pisang pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

2. Pada usia berapa, anak ibu diberikan makanan/minuman selain ASI untuk pertama kali?

a. < 1 bulan

b. 1-2 bulan

c. 3-4 bulan

d. 5-6 bulan

e. 7-9 bulan

f. > 9 bulan

3. Apakah ibu berniat memberikan air putih pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

4. Apa yang ibu rencanakan untuk diberikan dalam satu minggu pertama kelahiran pertama?

a. Hanya ASI

b. Hanya Susu formula

c. ASI dan Susu Formula

5. Apakah ibu berniat memberikan madu pada bayi sebelum ia berusia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

Page 249: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

ANALISIS ISI MEDIA POP UP BOOK ASI EKSKLUSIF

Berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban Ya atau Tidak

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah ada kata-kata yang tidak dipahami?

2 Apakah hurufnya terlalu kecil bagi Anda?

3 Apakah Anda mengalami kesulitan dalam membaca

informasi yang ada di media (pop up book)?

4 Apakah warna-warna dalam media (pop up book) menarik bagi

Anda?

5 Apakah gambar-gambar yang ditampilkan menarik perhatian

Anda?

6 Apakah anda mengerti informasi yang ada dalam media

(pop up book)?

7 Apakah informasi dalam media (pop up book) menambah

pengetahuan Anda?

8 Apakah pesan yang tertuang dalam media memberikan

kesinambungan informasi?

9 Apakah gambar yang ditampilkan terlalu banyak?

10 Apakah Anda berminat untuk memberikan ASI Eksklusif kepada

bayi setelah membaca informasi dalam media (pop up book)?

Page 250: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 251: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 252: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 253: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …
Page 254: PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT …

Generated by CamScanner from intsig.com