Pemeriksaan Forensik Korban Mati

8
Pemeriksaan Forensik Korban Mati Dr. Swasti Hertian SpF Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM Dasar pemeriksaan forensik pada korban mati KUHAP pasal 133 : Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakantindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli Kedokteran Kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya KUHAP pasal 133 ayat 2 : Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat Jadi pemeriksaan Forensik pada korban mati dilakukan atas permintaan penyidik/polisi pada korban mati yg diduga akibat tindak pidana---- korban mati tidak wajar atau diduga mati tidak wajar--- dapat juga korban mati wajar tetapi ditempat yang tidak wajar. Kewenangan akan diperiksa, serta jenis pemeriksaan ada pada polisi sebagai penyidik. Sedangkan sebab pasti kematian hanya dapat dipastikan melalui autopsi Visum et Repertum/ VetR VetR : keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik thd manusia baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah untuk kepentingan peradilan

Transcript of Pemeriksaan Forensik Korban Mati

Page 1: Pemeriksaan Forensik Korban Mati

Pemeriksaan Forensik Korban Mati

Dr. Swasti Hertian SpF

Departemen Forensik dan Medikolegal

FKUI/RSCM

Dasar pemeriksaan forensik pada korban mati

KUHAP pasal 133 :

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakantindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli Kedokteran Kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya

KUHAP pasal 133 ayat 2 :

Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat

Jadi pemeriksaan Forensik pada korban mati dilakukan atas permintaan penyidik/polisi pada korban mati yg diduga akibat tindak pidana---- korban mati tidak wajar atau diduga mati tidak wajar--- dapat juga korban mati wajar tetapi ditempat yang tidak wajar.

Kewenangan akan diperiksa, serta jenis pemeriksaan ada pada polisi sebagai penyidik. Sedangkan sebab pasti kematian hanya dapat dipastikan melalui autopsi

Visum et Repertum/ VetR

VetR : keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik thd manusia baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah untuk kepentingan peradilan

VetR = alat bukti yang sah di pengadilan dalam bentuk surat ( KUHAP 184)

KUHAP 108: Hak dan Kewajiban Melapor

1. Setiap orang yang mengalami,melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis.

3. Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal tersebut

Page 2: Pemeriksaan Forensik Korban Mati

kepada penyelidik atau penyidik.

Berdasarkan cara kematian:

1. Kematian wajar: kematian yg disebabkan oleh penyakit.

2. Kematian tidak wajar

- Bunuh diri / suicide.

- Pembunuhan/ homicide

- Kecelakaan/ accident

Kematian Wajar

Kematian akibat penyebab alamiah (natural cases) penyakit akut atau kronis :

1. Penyakit kardiovaskuler ( > 70%).

2. Penyakit sistim pernafasan (10%).

3. Penyakit sistim susunan saraf pusat (10%).

4. Penyakit sistim pencernaan danurogenitalis (10%)

Kematian Tidak Wajar

Dapat disebabkan oleh :

1. Kekerasan tumpul.

2. Kekerasan tajam.

3. Kekerasan senjata api.

4. Listrik, bakar, panas.

5. Bahan kimia (asam/basa kuat).

6. Kekerasan yg mengakibatkan asfiksi.

7. Keracunan.

8. Kekerasan seksual dan abortus

Persiapan sebelum autopsi forensik:

1. Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV) dari kepolisian/Penyidik Polisi.

2. Mayat disegel dengan label Polisi (ketentuan mengenai penyegelan barang bukti) yang diikatkan di ibu jari kaki kanan mayat bertuliskan identitas mayat yg sesuai dengan yang tertulis di SPV nya.

Page 3: Pemeriksaan Forensik Korban Mati

3. Kumpulkan keterangan /anamnesa yg berhubungan dengan kematian selengkap mungkin. (polisi, keluarga, orang terdekat, media) ---- utk DD penyebab kematian dan merencanakan tehnik pemeriksaan dan laboratorium penunjang

4. Penjelasan kepada keluarga (bila belum dijelaskan oleh penyidik) mengapa perlu pembedahan mayat, apa yg dilakukan dan setelah selesai organ tubuh dikembalikan ketempatnya dan dijahit.

5. Surat pemberitahuan :mengetahui akan dilakukan bedah mayat yang sudah ditanda tangani oleh keluarga sesudah diberitahu dan dijelaskan oleh penyidik maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut (bukan ijin keluarga ) (KUHAP 134)

Tambahan penjelasan kepada keluarga

Bila dibawa pulang paksa sebelum diperiksa

a. Tidak mendapat Surat Keterangan Kematian /surat kubur.

b. Keluarga dapat dituntut KUHP pasal 222 dengan ancaman pidana penjara 9 bulan .

c. Penyidik/polisi dapat mengambil paksa mayat untuk diperiksa atau menggali kembali kuburannya / EXHUMASI (KUHAP 135)

Surat Permintaan VR Polisi

1. Dari PolRes/PolSek yang melakukan penyidikan di Tempat Kejadian Perkara, dengan tanda tangan Kapolres/sek, nama , serta kepangkatan nya.

2. Jenis pemeriksaan ditentukan oleh polisi :

Pemeriksaan Luar/ pemeriksaan mayat saja

Pemeriksaan luar dan dalam (pemeriksaan bedah jenazah)

3. Identitas mayat: nama, jenis kelamin, umur dll.

4. Dimana ditemukan/meninggal ; hari,tanggal,jam serta dugaan hari dan jam kematian.

5. Kematian tsb akibat apa, disertakan barang bukti/tidak

Surat Keterangan Kematian

1. Mengurus ijin pemakaman / ijin kremasi.

2. Mengurus pensiun.

3. Mengurus klaim asuransi (Jiwa, Jasa Raharja)

4. Kepentingan sipil administratif lainnya pembagian warisan, status duda / janda

Pemeriksaan Jenazah

PEMERIKSAAN LUAR : Catat tgl, jam, nama dokter

Page 4: Pemeriksaan Forensik Korban Mati

1. Bau yang tercium dari mayat dihidu : bau alkohol, insectisida dll.

2. Identitas pada label polisi dicocokkan dengan SPV sesuai/tidak . Kalau tidak ada label tanya keluarga/yang mengantar .

3. Tutup/ bungkus mayat/ tempat mayat.

4. Pemeriksaan seluruh pakaian: adanya robekan, bercak darah , semen (cairan mani), minyak pelumas, pasir ,lumpur ,dll.

5. Perhiasan mayat.

6. Benda dis amping mayat.

7. Tanda2 pasti kematian:

-lebam mayat warnanya,hilang/tidak ditekan

-kaku mayat sudah lengkap/belum, mudah / tidak bila dilawan.

-tanda2 pembusukkan ,dimana, busuk lanjut atau tidak4. Identitas umum: jenis kelamin, bangsa, ras, perkiraan umur, warna kulit, gizi, panjang tubuh, berat badan, zakar disunat/tidak.

5. Identitas khusus: terutama mayat yg tidak dikenal , tattoo, kelainan bawaan, cacat dll

6. Rambut kepala , alis mata, bulu mata, kumis, jenggot warnanya, tumbuhnya dan panjang

7. Mata, selaput bening/cornea, pupil,warna tirai mata(iris), selaput bola mata dan kelopak mata

8. Hidung, telinga, mulut, lidah.

9. Gigi geligi : dicatat dengan teliti : jumlah, bentuk, tambalan, caries/lubang, staining/warna dan lain lain

10. Cairan / darah, kotoran yang keluar dari lubang2 tubuh, mulut , hidung, telinga, kemaluan dan pelepasan.

11. Adanya luka2 pada tubuh mayat dicatat : lokasi luka, absis, ordinat, jenis luka , sifat2 luka; tepi,sudut luka ,dalam dan ukuran luka.

12. Adanya patah tulang serta lokasi nya13. Bekas suntikkan baru pada Overdosis. Needle track atau cicatrix berbentuk garis sejajar pada orang addict.

14. Kekerasan seksual

- Hymen : robekan bartu/lama, sampai kedasar/tidak lokasi sesuai arah jarum jam.

- Diameter liang sanggama.

- Anus : robekan baru, lokasinya, merobek sphincter/ tidak, robekan lama/anus berbentuk corong.

- Penyakit menular seksual

Page 5: Pemeriksaan Forensik Korban Mati

PEMERIKSAAN DALAM (BEDAH JENAZAH)

Seluruh rongga dibuka : rongga dada, rongga perut, rongga kepala.

Mulai dg insisi kulit dari bawah dagu sampai kepertengahan symphisis, belok kiri di pusat.

Ada/ tidaknya resapan darah dibawah kulit, otot, jaringan lain, daerah leher, dada. Perut.

Ada/ tidak nya patah tulang: leher, dada , iga, tulang belakang, tulang2 panggul, tulang2 wajah dan tulang2 tengkorak

Ada tidaknya benda asing dalam rongga mulut.

Pada leher diperiksa juga mulai dari lidah, katup pangkal tenggorok, kerongkongan, batang tenggorok, tulang lidah rawan gondok, rawan cincin, kelenjar gondok, nadi d pembuluh balik

leher, tulang leher, tulang penyangga tengkorak

Adanya darah dalam rongga dada, rongga perut, kandung jantung.

Adanya robekan/luka pada otot, organ paru, jantung, hati,empedu, pancreas, limpa,ginjal,saluran kemih,anak ginjal, pembuluh nadi dan balik tubuh, lambung, usus dua belas jari, usus halus, usus besar, poros usus,kandung kencing, alat genital.

Seluruh organ masing2 dideskripsi satu persatu : warna, permukaan, perabaan,berat dan penampang nya , pada jantung ukuran katup ,tebal otot serta kelainan2 yg ada. Pada lambung diperiksa isinya adakah benda asing lumpur, pasir , sisa2 obat, makanan belum tercerna/ setengah/ sudah tercerna. Demikian juga pada usus halus dan usus besar.

Pada kepala: selain patah tulang, resapan darah dibawah kulit kepala , adanya perdarahan diatas dan dibawah selaput keras otak, perdarahan dibawah selaput lunak otak, adanya robekan pada kedua selaput otak tersebut, permukaan otak besar, otak kecil,pons d batang otak, memar/robekan/hancur jaringan otak, pembuluh nadi dan balik dasar otak Pada luka tusuk / luka tembak ada uraian mengenai saluran luka ; organ2 apa yang terkena, panjang saluran luka , arah serta posisinya berapa derajat dengan bidang datar.

Pemeriksaan laboratorium penunjang:

- pem Toksikologi: kualitatif sp kuantitatif

- pem Histopatologi Forensik/mikroskopis

- pem serologi; gol darah, rambut, akar gigi

- pem DNA Forensik.

- swab vagina adanya sperma/cairan mani, PMS

- pem radiologi Forensik dll

KESIMPULAN

Page 6: Pemeriksaan Forensik Korban Mati

pemeriksaan autopsi Forensik:

Sebab kematian.

Mekanisme kematian.

Jenis kekerasan yang mengakibatkan kematian.

Perkiraan saat kematian.

Temuan lain yang penting dan berhubungan dengan kematian, misalnya adanya alkohol

Autopsi forensik penting:

1. Membuat Visum et Repertum.

2. Menentukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara dan saat kematian.

3. Membantu penentuan identitas mayat.

4. Mengumpulkan serta mengenali benda2 bukti untuk perkiraan benda penyebab serta identitas pelaku kejahatan

5. Menyingkirkan unsur kriminal oleh karena kekerasan/keracunan.

6. Untuk kepentingan asuransi/orang asing.

7. Kepentingan umum, penyakit menular.

8. Statistik kematian.