PEMERIKSAAN FISIS URIN

2
PEMERIKSAAN FISIS URIN Pemeriksaan Warna dan Buih Pemeriksaan urin merupakan suatu pemeriksaan guna membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit. Normalnya, urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter/hari. Banyaknya air yang diminum dan keadaan suhu mempengaruhi banyaknya urin yang kita keluarkan. Apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit. Warna urin secara umumnya berwarna kuning. Warna kuning pada urin dipengaruhi oleh zat warna empedu yang mengandung bilirubin dan biliverdin. Warna urin juga tergantung dari jumlah urin yang dikeluarkan. Apabila urin encer warnanya kuning pucat, apabila urin lebih kental maka warnanya kuning pekat dan urin yang segar berwarna kuning jernih. Selain itu konsumsi makanan dan obat-an juga akan mempengaruhi warna urin. Pada praktikum kali ini kami memeriksa warna dan buih pada sampel urin. Langkah pertama adalah memasukkan 1 ml sampel urin apda tabung rekasi, kemudian diamati. Pada sampel urin yang kami periksa warna urin adalah kuning jernih, hal tersebut menunjukkan bahwa urin sampel dalam keadaan normal. Perubahan warna pada urin bisa disebabkan oleh keadaan patologis dan non- patologis. Keadaan non-patologis bisa disebabkan oleh makanan atau obat-obatan. Bila urin dikocok akan terjadi buih, buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu yaitu bilirubin dalam urine. Pada sampel urin yang kami periksa tidak

Transcript of PEMERIKSAAN FISIS URIN

Page 1: PEMERIKSAAN FISIS URIN

PEMERIKSAAN FISIS URIN

Pemeriksaan Warna dan Buih

Pemeriksaan urin merupakan suatu pemeriksaan guna membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit. Normalnya, urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter/hari. Banyaknya air yang diminum dan keadaan suhu mempengaruhi banyaknya urin yang kita keluarkan. Apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit. Warna urin secara umumnya berwarna kuning. Warna kuning pada urin dipengaruhi oleh zat warna empedu yang mengandung bilirubin dan biliverdin. Warna urin juga tergantung dari jumlah urin yang dikeluarkan. Apabila urin encer warnanya kuning pucat, apabila urin lebih kental maka warnanya kuning pekat dan urin yang segar berwarna kuning jernih. Selain itu konsumsi makanan dan obat-an juga akan mempengaruhi warna urin.

Pada praktikum kali ini kami memeriksa warna dan buih pada sampel urin. Langkah pertama adalah memasukkan 1 ml sampel urin apda tabung rekasi, kemudian diamati. Pada sampel urin yang kami periksa warna urin adalah kuning jernih, hal tersebut menunjukkan bahwa urin sampel dalam keadaan normal. Perubahan warna pada urin bisa disebabkan oleh keadaan patologis dan non-patologis. Keadaan non-patologis bisa disebabkan oleh makanan atau obat-obatan. Bila urin dikocok akan terjadi buih, buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu yaitu bilirubin dalam urine. Pada sampel urin yang kami periksa tidak ditemukan adanya buih yang terbentuk, sehingga bisa disimpulkan bahwa dalam sampel urin tersebut tidak mengandung protein.

Pemeriksaan Bau

Pada urin yang normal, baunya tidak keras. Bau urine yang tidak keras pada kondisi normal ini disebabkan oleh sebagian asam-asam organik yang mudah menguap. Tetapi pada urine yang telah lama dikeluarkan dari tubuh, dalam hal ini tidak baru, uranium yang terkandung didalamnya akan diubah menjadi amoniak oleh bakteri yang ada dalam urine, sehingga menimbulkan bau yang keras/ menyengat. Pada praktikum yang kami lakukan, sampel urin berbau tidak keras. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sampel urin normal, dan juga disebabkan oleh kondisi sampel yang masih baru.