GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI...

50
i GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN MENGGUNAKAN METODE BENEDICT DAN CARIK CELUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari OLEH : SANTI NOVRILIA P00341016037 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2019

Transcript of GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI...

Page 1: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

i

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

MENGGUNAKAN METODE BENEDICT DAN CARIK CELUP

PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DI RSUD KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH :

SANTI NOVRILIA

P00341016037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2019

Page 2: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama :Santi Novrilia

Nim : P00341016037

Tempat Tanggal Lahir : Laloumera, 19 November 1999

Pendidikan : Mahasiswi Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Analis Kesehatan sejak Tahun 2016

Sampai Sekarang

Kendari, Agustus 2019

Santi Novrilia

NIM.P00341016037

Page 3: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

iii

Page 4: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

iv

Page 5: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Santi Novrilia

Nim : P00341016037

Tempat Tgl Lahir : Laloumera, 19 November 1999

Suku/Bahasa : Tolaki/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. Sd Negeri 1 Laloumera, Tahun Tamat 2010

2. Smp Negeri 2 Besulutu, Tahun Tamat 2013

3. Sma Negeri 1 Sampara, Tahun Tamat 2016

4. Sejak Tahun 2016 Melanjutkan Pendidikan Di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Page 6: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

vi

MOTTO

“Pantang mundur sebelum melangkah, jalani hidup dengan cara terbaik,

serta berjuang tanpa batas untuk memetik buah manis dikemudian hari”

Page 7: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

vii

ABSTRAK

Santi Novrilia (P00341016037)”Gambaran Hasil Pemeriksaan Glukosa Urin

Menggunakan Metode Benedict dan Carik celup pada Pasien Diabetes Melitus Di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”. Dibimbing oleh Tuty Yuniarti dan

Satya Darayani

Latar Belakang : Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karasteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin terganggu,

sehingga menimbulkan gejala hyperglikemia (kadar glukosa didalam darah

meningkat) atau terdapat gula didalam urin (glukosauria). Tes glukosa urin dapat

dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi baik dengan fehling maupun

benedict dan luff shcorl, ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis

pemeriksaan semi kuantitatif. Adapun pemeriksaan lainnya yaitu dengan reaksi

enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang mengandung reagen

spesifik, skala warna yang menyertai carik celup memungkinkan penilaian semi

kuantitatif

Tujuan Penelitian :.Untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa urine

menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes melitus

(DM).

Metode Penelitian : metode deskriptif kualitatif, dengan populasi sebanyak 168

orang dengan besar sampel sebanyak 34 pasien diabetes melitus. Dengan

menggunakan tehnik Accidental sampling.

Hasil : menunjukan bahwa pasien penderita diabetes melitus adalah 34 sampel

dan didapatkan hasil pada pemeriksaan metode benedict hasil positif (+) sebanyak

22(65%) , positif (++) sebanyk 4(12%) dan hasil negatif sebanyak 8 (24%).

Metode carik celup didapatkan hasil positif (+) sebanyak 26(76%) dan hasil

negatif sebayak 8(24%).

Kesimpulan: Setelah dilakukan penelitian gambaran hasil pemeriksaan glukosa

urin maka didapatkan hasil dengan menggunakan metode benedict positif (+)

sebanyak 22(65%) , positif (++) sebanyk 4(12%) dan hasil negatif sebanyak 8

(24%). Metode carik celup didapatkan hasil positif (+) sebanyak 26(76%) dan

hasil negatif sebayak 8(24%).

Kata kunci : Diabetes Melitus,Glukosa urin, Carik celup & Benedict

Daftar Pustaka : 33 buah (1997- 2018)

Page 8: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

viii

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamban-

Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan

Glukosa Urine Menggunakan Metode Benedict dan Carik celup pada Pasien

Diabetes Melitus di RSUD Kota kendari” dapat terselesikan dengan baik.

Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari.

Rasa hormat, terimaksih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

ayahanda Agusalim Labana dan Ibunda Sumarni Laenggeno tercinta atas

semua bantuan moral ataupun materi, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang

tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut

ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang,

dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa

terimakasih kepada ibu Tuty Yuniarty S.Si.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu

Satya Darmayani S.Si.M.Eng selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala

pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini.

Ucapan terimakasih penulis juga tujukan kepada ;

1. Ibu Askrening,SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari

2. Kepala Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian

kepada penulis dalam melakukan penelitian.

Page 9: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

ix

3. Ibu Hj. Anita Rosanty,S.ST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan

4. Kepala Laboratorium RSUD Kota Kendari Ibu Tuty Dwiyana

Amd.Anakes.,SKM

5. Ibu Ruth Mongan BSC.,S.Pd.,M.Pd dan Ibu Supiati STP.,MPH

Selaku penguji dalam karya tulis ini

6. Bapak dan ibu dosen poltekkes kemenkes kendari jurusan analis

kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

7. Terima kasih kepada seluruh teman-teman angkatan ke VI Jurusan

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah banyak

membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi karya tulis ilmiah masih

jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk

menambah khasanah ilmu khususnya ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Kendari, Juni 2019

Penulis

Page 10: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS. ..................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN. .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP. .................................................................................... v

MOTTO. ...................................................................................................... vi

ABSTRAK. .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR. ................................................................................ viii

DAFTAR ISI. ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL. ...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR. .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang. ..................................................................................... 1

B. RumusanMasalah. ................................................................................ 2

C. TujuanPenelitian. ................................................................................. 3

D. ManfaatPenelitian. ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Diabetes Melitus. ..................................................... 5

B. TinjauanUmumTentang Glukosa Urine. ............................................ 8

C. TinjauanUmumTentang Metode Benedict. ........................................ 9

D. TinjauanUmumTentang Metode Carik Celup. ................................... 11

BAB III KERANGKA PIKIR

A.DasarPemikiran. .................................................................................. 13

B. Kerangka Pikir. ................................................................................... 14

C. Variabel Penelitian. ............................................................................ 15

Page 11: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

xi

C.DefinisiOperasional Dan KriteriaObjektif. ......................................... 15

BAB IV METODE PENELITIAN

A.JenisPenelitian ................................................................................... 18

B.Tempat DanWaktuPenelitian ............................................................ 18

C.Subjek Dan ObjekPenelitian .............................................................. 18

D. ProsedurPengumpulan Data.............................................................. 18

E. Jenis Data .......................................................................................... 19

F. ProsedurKerja .................................................................................... 19

G. Pengelohan Data ............................................................................... 20

H.Analisis Data ...................................................................................... 20

I. Penyajian Data .................................................................................... 21

J. Etika Penelitian ……………………………………………………...21

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GambaranUmumLokasiPenelitian .................................................... 22

B. HasilPenelitian .................................................................................. 23

C. Pembahasan ....................................................................................... 24

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 27

B. Saran .................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Distribusi frekuensi glukosa urin Menggunakan metode benedict …..24

Tabel 1.2.Distribusi frekuensi glukosa urin Menggunakan metode carik celup ..24

Tabel 1.3. Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan Glukosa urin menggunakan

metode benedict dan carik celup …………………………………..

25

Page 13: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

xiii

DAFTAR GAMBAR

1.1. Gambar Interpretasi Hasil Metode Benedict. ......................................... 10

1.2. Gambar Interpretasi Hasil Metode Carik Celup..................................... 12

1.3. Gambar Hasil Dokumentasi Penelitian .................................................. 31

Page 14: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 2 : Surat Izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 5 : Dokumentasi penelitian

Lampiran 6 : Lembar Hasil Penelitian

Page 15: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang paling banyak

dialami oleh penduduk di dunia. Menurut World Healt Orhanization (WHO),

memperkirakan bahwa secara global 422 juta orang dewasa berusia 18 tahun yang

hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Hal ini juga didukung oleh data dari

International Diabetes Federation (IDF) yang menyatakan bahwa terdapat 382

juta orang (175 diperkirakan belum terdiagnosis) didunia yang menderita diabetes

mellitus dari tahun 2013 diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang

ditahun 2035 (World Healt Orhanization, 2016).

Negara Indonesia merupakan salah satu penduduk yang semakin

berubah pola hidupnya. Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia dari 10 besar

negara dengan diabetes melitus tertinggi. Populasi penderita diabetes melitus di

Indonesia pada tahun 2015 mencapai 5,8% atau sekitar 8,5 juta orang. Laporan

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 oleh Departemen Kesehatan,

menunjukan bahwa prevalensi yang terdiagnosis diabetes melitus tertinggi di

Indonesia terdapat di Yogyakarta yaitu (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi

Utara(2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%), Hal ini menunjukan bahwa Sulawesi

Utara merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi DM yang tertinggi

di Indonesia (Mohammad, 2015).

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa

penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pada tahun 2015

penyakit diabetes mellitus berada diperingkat kelima dengan jumlah 2.377 kasus

dan pada tahun 2016 penyakit diabetes mellitus menempati urutan ke 4, dengan

jumlah kasus sebesar 2.983. Hal tersebut menunjukan bahwa meningkatnya

jumlah penderita diabetes melitus dalam setiap tahunnya yang diakibatkan adanya

fenomena global yang timbul akibat pola makan dan gaya hidup masyarakat yang

semakin berubah (Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015).

Page 16: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

2

Berdasarkan data yang ada di RSUD Kota Kendari, sejak tahun 2016

sampai 2018 mengalami peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus dimana

pada tahun 2016 terdapat 119 kasus, pada tahun 2017 terdapat 155 kasus dan pada

tahun 2018 terdapat 168 kasus. Sehingga dengan melihat terjadinya peningkatan

dari setiap tahunnya berdasarkan data yang ada, maka hal ini perlu dijadikan

pertimbangan untuk pelayanan kesehatan (RSUD Kota Kendari, 2018).

Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi

baik dengan fehling maupun benedict dan luff shcorl, ketiga jenis tes ini dapat

digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi kuantitatif. Adapun pemeriksaan

lainnya yaitu dengan reaksi enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang

mengandung reagen spesifik, skala warna yang menyertai carik celup

memungkinkan penilaian semi kuantitatif (Zamanzad B, 2009).

Priadi dan Santoso, 2016 dalam penelitiannya tentang “Kesesuaian hasil

pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

terdapat kesesuaian antara hasil pemeriksaan glukosa urin. Dalam penelitian lain

oleh (Idranila KS dan Puspito, 2012) tentang “Akurasi pemeriksaan carik celup

pada urinalisis proteinuria dan glukosauria” menyatakan bahwa metode carik

celup pemeriksaan glukosa dapat digunakan sebagai skrining karena memiliki

sensitivitas yang tinggi sementara pemeriksaan protein dengan metode carik celup

kurang spesifik terhadap protein eksresi ginjal dan kerusakan ginjal.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksut untuk melakukan

penelitian mengenai perbandingan hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan

reaksi reduksi atau metode benedict dan reaksi enzimatik atau metode carik celup.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diperoleh rumusan masalah

sebagai berikut “Bagaimanaka gambaran perbandingan hasil pemeriksaan glukosa

urin menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes

mellitus?”

Page 17: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

3

C. Tujuan Penelitan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan glukosa urine

menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes melitus

(DM).

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan metode

benedict.

b. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan metode

carik celup..

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah khasanah bagi almamater Program studi DIII Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari tentang Gambaran Hasil Pemeriksaan

Glukosa Urin Menggunakan Metode Benedict dan Carik Celup Pada Penderita

Diabetes Mellitus Di RSUD Kota Kendari. Serta dapat menambah pengetahuan

penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan pada

bidang laboratorium.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambah dalam khasanah keilmuan

peneliti.

b. BagiInstitusi

Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

c. Bagi masyarakat

Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat agar lebih memahami tentang

penyakit diabetes mellitus.

Page 18: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

4

d. Bagi ilmu pengetahuan

Sebagai sarana tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, khususnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 19: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Diabetes Melitus

1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karasteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, gangguan kerja

insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada

mata, ginjal, saraf, dan pembulu darah (American Diabetes Association,

2017).

Diabetes melitus (DM) yaang dikenal dengan kencing manis adalah

keadaan hiperglikemik kronik yang disertai dengan berbagai kelainan

metabolik akibat gangguan hormonal. Kadar glukosa dalam darah biasanya

berfluktuasi, artinya naik turun sepanjang hari dan setiap saat, tergantung pada

makanan yang masuk aktivitas fisik seseorang (Mistra, 2005).

Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu

mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah, ini

menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang tingginya sudah

membahayakan (Smeltzer, 2002).

Faktor utama pada diabetes melitus ialah insulin, suatu hormn yang

dihasilkan oleh kelompok sel ß pangkreas. Insulin memberi sinyal kepada sel

tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pangkeas lain

yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah.

Apabila tubuh menghasilkan terlampaui sedikit insulin atau jika sel tubuh

tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes. Diabetes biasanya

dapat dikendalikan dengan makanan yang rendah kadar gulanya, obat yang

diminum, atau suntikan insulin secara teratur (Setiabudi, 2008).

Page 20: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

6

2. Faktor penyebab

Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh beberapa

hal, yaitu :

a. Pola makan

Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kalori yang

dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes melitus (DM). Hal

ini disebabkan oleh jumlah atau kadar insulin sel pangkreas mempunyai

kapasitas maksimum untuk dieksresikan.

b. Obesitas

Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai

kecenderungan lebih besar untuk terserang diabetes melitus (DM),

dibadingkan dengan orang yang tidak gemuk.

c. Faktor genetik

Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes melitus (DM)

dari orang tua biasanya, seseorang yang menderita diabetes melitus (DM)

mempunyai anggota keluarga yag terkena juga.

d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang

menyebabkan radang pangkreas. Peradangan pada pangkreas dapat

menyebabkan pangkreas tidak berfungsi secra optimal dalam mensekresikan

hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termaksud hormon

insulin.

e. Penyakit dan infeksi pada pangkreas

Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi

pangkreas sehingga menimbulkan radang pangkreas. Hal ini menyebabkan sel

pada pangkreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresikan insulin.

3. Gejala klinis diabetes mellitus

Gejala klinis diabetes melitus dpat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu

gejala akut dan gejala kronik (Perkeni, 2011).

a. Gejala akut penyakit diabetes melitus

Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita kependerita yang

lain bervariasi, bahkan mungkin tidak menunjukan gejala apapun sampai saat

Page 21: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

7

tertentu. Biasanya akan menunjukan gejala awal yaitu banyak makan

(poliphagia), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuria).

Keadaan tersebut jika tidak cepat diobati maka akan timbul gejala

banyak minum, banyak berkemih, nafsu makan mulai berkurang/berat badan

turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 3-4 minggu), mudah lelah dan

bila tidak segera diobati, akan timbul rasa mual, dan penderita akan jath koma

yang disebut dengan koma diabetik.

b. Gejala kronik diabetes melitus

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita diabetes melitus

adalah kesemutan, kulit terasa panas atau tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal

dikulit, kram, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan

terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuasn

seksual menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami

keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau bayi lahir dengan berat

badan 4 kg (Perkeni, 2011).

4. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (2014), diabetes dapat

diklasifikasikan menjadi 4 kategori klinis yaitu :

a. Diabetes melitus (DM) tipe 1.

Diabetes melitus (DM) tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang

disebabkan adanya kehancuran selektif sel ß pangkreas yang memproduksi

insulin. Kondisi ini ditandai dengan ditemukannya anti insulin atau antibodi

sel dalam darah. Pada diabetes mellitus tipe 1 ini biasanya terjadi sebelum

umur 30 tahun dan harus mendapatkan insulin dari luar.

b. Diabetes melitus (DM) tipe 2.

Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah diabetes yang tidak

bergantung pada insulin. Hal ini disebabkan karena diabetes mellitus tipe 2

masih mampu mensekresi insulin namun dalam kondisi yang kurang

sempurna karena adanya resistensi insulin dan keadaan hiperglikemia.

c. Diabetes melitus dengan kehamilan

Diabetes melitus dengan kehamilan atau diabetes melitus

gestasional (DMG), merupakan penyakit diabetes melitus yang muncul pada

Page 22: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

8

saat mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa darah selalu

normal. Diabetes jenis tipe ini akan kembali normal setelah melahirkan.

Faktor resiko pada diabetes mellitus dengan kehamilan ini dengan umur lebih

dri 25 tahun disertai dengan riwayat keluarga dengan diabetes melitus, infeksi

yang berulang , melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 4 kg.

d. Diabetes tipe lain disebabkan karena defek genetik fungsi sel ß pangkreas

defek genetik fungsi insulin, penyakit eksorin pangkreas, endokrinopati,

karena obat atau zat kimia, infeksi sindrom genetik lain yang berhubungan

dengan diabetes melitus.

B. Tinjauan Umum Glukosa Urine

1. Devinisi Glukosa Urine

Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masi ada diurine

setelah melewati proses diginjal, yang disebakan karena kekurangan hormon

insulin yaitu yang mengubah glukosa menjadi glikogen. Glukosauria

(Kelebihan gula didalam urine) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui

atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Untuk pengukuran glukosa urine,

reagen strip, dan enzim glukosa oksidase (GOD), Peroksidase (POD), dan zat

warna (Pedjiadi, 2007).

2. Mekanisme terbentuknya glukosa urine

Glukosa urin adalah eksresi glukosa didalam urin, dimana terjadi

peningkatan pengeluaran glukosa atau gula darah melalui urin (air kemih).

apabila kadar glukosa itu meningkat sementara telah diketahui bahwa ginjal

hanya dapat menfiltrasi dalam jumlah tertentu maka ginjal tidak dapat

menyaring semuanya dan diketahui bahwa sifat glukosa banyak menyerap air

sehingga sebagian glukosa akan keluar bersama dengan urin. Dalam urin yang

normal tidak ditemukan glukosa karena pada tubulus ginjal akan dilakukan

proses reabsorpsi molekul glukosa untuk kembali masuk ke dalam sirkulasi

darah (Wilson, 2005).

3. Metabolisme Glukosa Urin

Didalam tubuh glukosa didapat dari hasil pencernaan amilum, sukrosa,

maltosa dan lactosa. Sebagai sumber energi, glukosa ditransfor dari sirkulasi

darah kedalam seluruh sel-sel tubuh untuk dimetabolisme. Sebagian glukosa

Page 23: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

9

yang ada dalam sel diubah menjadi energi melalui proses glikolisis dan

sebagian besar lagi melalui proses glikogenesis diubah menjadi glikogen,

dimana setiap saat dapat diubah kembali menjadi glukosa bila diperlukan. Jika

kadar urine terlalu besar dalam darah maka dibuang melalui urine, padahal

kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul

dalam urine (130 mg/24 jam) (Fischer, 2014).

4. Faktor Penyebab

Terdapat dua penyebab glukosa urin :

a. Kadar gula darah yang terlalu tinggi. karena jika kadar gula tinggi pada

darah akan berakibat pada saluran ginjal. Saluran ginjal tidak akan mampu

menyerap seluruh gula tersebut sehingga akibat gula yang keluar melalui

air kemih atau glukosa urin akan meningkat.

b. Kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan tersebut berakibat pada

menurunya kemampuan ginjal untuk menyerap kembali gula. akibatnya

akan ditemukan glukosa didalam urin pada saat berkemih.

5. Gejala

Gula/glukosa bersifat menyerap banyak air. dengan demikian, penderita

glukosauria akan terjadi peningkatan volume air kemih. sehingga penderita

tersebut akan mengalami sering buang air kecil, bahkan sering terbangun

malam hari untuk berkemih. jika kondisi ini terus terjadi maka penderita

dapat mengalami dehidrasi, lemas, sering merasa haus, dan kekurangan cairan

(Hasdiana, 2014).

C. Tinjauan Metode Benedict

1. Devinisi metode benedict

Metode benedict adalah metode yang memanfaatkan sifat glukosa

sebagai zat pereduksi dimana reagen benedict mengandung garam cupri

yang jika ditambakan urine yang mengandung glukosa dan kemudian

dipanaskan maka akan menjadi cupro yang ditandai dengan adanya

perubahan warna an kekeruhan pada reagen benedict. Metode ini adalah

metode yang standar pada pemeriksaan glukosuria. Prinsip dari

pemeriksaan ini adalah glukosa dalam urin akan mereduksi cuprisulfat

Page 24: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

10

menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan terjadinya perubahan warna

(Zamanzad B, 2009).

Kelemahan metode ini antara lain yaitu reagaen yang dibutuhkan lebih

banyak, untuk memperoleh hasil diperlukan waktu yang cukup lama.

Metode ini juga tidak spesifik u tuk mendeteksi glukosa urin saja. Adapun

kelebihan metode ini adalah biaya pemeriksaannya lebih murah dan

membutuhkan urin yang lebih sedikit (Mayangsari, C. 2008).

2. Mekanisme metode benedict

Pada prinsipnya, glukosa dalam urine akan mereduksi cuprisulfat

(dalam benedict) menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan

warna dari larutan benedict tersebut. Tes reduksi ini tidak spesifik karena

ada zat lain yang juga mempunyai sifat pereduksi seperti halnya glukosa

sehingga dapat memberikan reaksi positif palsu untuk glukosuria misalnya

fruktosa, sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, dan beberapa zat bukan gula

seperti asam homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat, serta karena

pengaruh obat : streptomisin, salisilat kadar tinggi, vitamin C. Selain itu

hasil yang diperoleh masih bersifat semi kuantitatif untuk menafsir kadar

glukosa urin secara kasar (Gandasoebrata, 2007).

3. Interpretasi hasil

Metode benedict biasanya ditandai dengan interpretasi hasil sebagai

berikut :

Negatif (-) : Tetap biru jernih

Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan

Positif (++) : Kuning keruh (1 – 1,5% glukosa).

Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2 – 3,5% glukosa).

Positif (++++) : Merah keruh (> 3,5% glukosa).

Page 25: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

11

D. Tinjauan Metode Carik Celup

1. Devinisi carik celup

Carik celup/dipstik adalah alat diagnostik dasar yang

digunakan untuk menentukan perubahan patologis dalam urin pada

urinalisis standar. Carik celup berupa carik plastik yang tipis kaku

yang pada sebelah sisinya dilekati dengan sembilan kertas isap atau

bahan penyerap lain yang masing-masing mengandung reagen-reagen

spesifik terhadap satu zat. Skala warna yang menyertai carik celup

memungkinkan penilaian semi kuantitatif (Sriretno, 2007).

Pemeriksaan yang menggunakan carik celup memiliki

kelebihan biasanya sangat cepat, mudah dan spesifik. Tes ini dapat

dibaca antara 60 sampai 120 detik setelah pencelupan Adapun

kelemahannya adalah urin yang dibutuhkan sangat banyak

(Gandasoebrata, R, 2007; Insert kit).

2. Kegunaan metode carik celup

Carik celup dapat digunakan dalam berbagai bidang kesehatan

diantaranya skrining untuk pemeriksaan rutin, pemantauan

pengobatan, self monitoring oleh pasien dan pengobatan pencegahan

umum.

3. Prosedur pemeriksaan metode carik celup

Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan

segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya kedalam urin

selama 2 detik, setelah itu dilakukan pembacaan hasil dengan

perubahan warna yang diinterpretasikan dengan membandingkan skala

warna rujukan yang ada pada botol reagen. Pembacaan dipstik dengan

instrumen otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan

dalam melakukan pembacaan secara visual (Gandasoebrata R, 2004).

4. Prinsip pemeriksaan carik celup.

Prinsip dari pemeriksaan ini yaitu D-glukosa oleh enzim

glukosa oksidase diubah menjadi Dglukonolakton dan H2O2. H2O2

yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen membentuk senyawa

berwarna coklat.

Page 26: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

12

5. Interpretasi hasil pemeriksaan carik celup

Positif (+) : Hijau kekuningan pada strip urin

Positif (++) : Coklat kekuningan pada strip urin

Positif (+++) : Coklat mudah pada strip urin

Positif (++++) : Coklat tua pada strip urin

Negatif (-) : Biru pada strip urin

6. Faktor yang mempengaruhi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji carik

celup/dipstick adalah :

a) Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi

(hidrogen peroksida, hipoklorit, atau klorin) dalam wadah sampel

urine, atau urine yang sangat asam (pH di bawah 4)

(Gandasoebrata, R, 2007).

b) Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh : pengaruh obat (vitamin

C, asam hogentisat, salisilat dalam jumlah besar, asam

hidroksiindolasetat), berat jenis urine > 1,020 dan terutama bila

disertai dengan pH urine yang tinggi, adanya badan keton dapat

mengurangi sensitivitas pemeriksaan (Gandasoebrata, R, 2007).

Page 27: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

13

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Diabetes melitus (DM) yang dikenal dengan kencing manis adalah keadaan

hiperglikemik kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat

gangguan hormonal. Kadar glukosa dalam darah umumnya mengalami fluktuasi,

artinya naik turun sepanjang hari dan setiap saat, tergantung pada makanan yang

masuk didalam tubuh seseorang. Karena masalah kesehatan yang terjadi, maka perlu

dilakukan pemeriksaan glukosa urin.

Glukosa urin adalah keadaan abnormal dimana gula (glukosa) diekskresikan

ke dalam urin. Sehingga untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan

glukosa urin yang pada umumnya digunakan metode benedict dan carik celup.

Metode benedict adalah metode yang memanfaatkan sifat glukosa sebagai zat

pereduksi yang pada prinsipnya, glukosa dalam urine akan mereduksi cuprisulfat

(dalam benedict) menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari

larutan Benedict tersebut. Sehingga pada interpretasi hasil akan didapatkan hasil yang

positif (+) apabila terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau, dan akan

didaptkan hasil yang negatif (-) apabilah tidak terjadi perubahan warna/tetap

berwarna biru. Sedangkan metode carik celup/dipstik adalah alat diagnostik dasar

yang digunakan untuk menentukan perubahan patologis dalam urin pada urinalisis

standar. Prinsip dari pemeriksaan ini yaitu D-glukosa oleh enzim glukosa oksidase

diubah menjadi Dglukonolaktondan H2O2. H2O2 yang terbentuk akan mengoksidasi

kromogen membentuk senyawa berwarna coklat. Pada interpretasi hasil akan

didapatkan hasil yang positif (+) apabila terjadi perbahan warna coklat pada strip tes,

dan akan didapatkan hasil yang negatif (-) jika berwarna biru pada strip reagen.

Page 28: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

14

B. Kerangka Pikir

Ket :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Pasien Diabetes

Melitus

Glukosa Urine

Metode Pemeriksaan

Metode

Carik celup

Metode luff

schrool

Metode

Fehling

Metode

Benedict

Neg (-) : Biru

(+) : Hijau kekuningan

(++) : Coklat kekuningan

(+++) : Coklat mudah

(++++) : Coklat tua

Neg (-) : Biru

(+) : Hijau keruh

(++) : Hijau kekuningan keruh

(+++) : Jingga/warna lumpur keruh

(++++) : Merah bata keruh

Hasil Perbandingan

Page 29: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

15

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent), adalah variabel yang mempengaruhi variabel

yang terikat, dimana variabel bebas yang diteliti adalah gambaran hasil

pemeriksaan glukosa urine.

2. Variabel Terikat (Dependent), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas atau variabel independent. Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu

pemeriksaan Glukosa urine dengan metode benedict dan Carik celup.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional

a. Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemik kronik yang disertai

dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal.

b. Pemeriksaan glukosa urine adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien

Diabetes melitus yang melakukan pemeriksaan di laboratorium RSUD Kota

Kendari, yang dilakukan terhadap dua perlakuan uji yaitu metode benedict

dan carik celup.

c. Metode benedict adalah metode yang memanfaatkan sifat glukosa sebagai zat

pereduksi.

d. Metode carik celup/dipstik adalah alat diagnostik dasar yang digunakan

untuk menentukan perubahan patologis dalam urin pada urinalisis standar.

2. Kriteria objektif

Kriteria objektif dalam penelitian ini meliputi interpretasi hasil yang akan

didapatkan pada hasil penelitian yaitu:

1. Metode benedict

Neg (-) : Biru

Positif (+) : Hijau keruh

Posiif (++) : Hijau kekuningan keruh

Posiif (+++) : Jingga/warna lumpur keruh

Positif(++++) : Merah bata keruh

Page 30: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

16

2. Metode carik celup

Neg (-) : Biru pada strip

Positif (+) : Hijau kekuningan pada strip

Positif(++) : Coklat kekuningan pada strip

Positif(+++) : Coklat mudah pada strip

Positif(++++) : Coklat tua pada strip

Page 31: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif jika

ditinjau dari permasalahannya bersifat komparatif yaitu jenis penelitian yang

ingin melihat perbedaan atau perbandingan dari hasil pemeriksaan glukosa urine

menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes mellitus di

RSUD Kota Kendari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium RSUD Kota Kendari

2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 juli – 02 agustus

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-

cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus di RSUD Kota Kendari pada

periode tahun 2018 yang berjumlah 168 orang.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diungkapkan dan

akan digunakan untuk menaksirkan ciri-ciri populasi (Nasir, 2011). Jumlah

populasi > 100 maka besar sampel yang diambil adalah:

Jumlah sampel = 20 % x Jumlah populasi

= 20% / 100 x 168 = 34

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian karena

berhubungan dengan data yang akan diperoleh selama penelitian di RSUD.

Kota Kendari. Prosedur yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data

adalah dimulai dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut, serta

penampilan dari hasilnya.

Page 32: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

18

E. Instrumen Penelitian

a) Metode Bennedict

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksan glukosa urine

metode benedict adalah sebagai berikut :

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Lampu spirtus

4. Reagen benedict

b) Metode Cerik Celup

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan glukosa urin

metode Carik Celup adalah :

1. Wadah carik celup (sebagai standar warna)

2. Strip urin

3. Reagen carik celup, 7 indikator

4. Sampel urin (pasien diabetes mellitus)

F. Prosedur Penelitian

1. Pra Analitik

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Gunakan alat pelindung diri (APD)

c. Persiapan sampel

1) Sampel urin harus terhindar dari kontaminasi, wadah penampung

hendaknya bersih dan kering.

2) Identifikasi sampel : nama, nomor, alamat, umur, dan penggunaan

pengawet urin

3) Cara pengumpulan sampel yang digunakan adalah urin sewaktu

d. Prinsip pemeriksaan

1. Metode benedict

Glukosa dalam urine akan mereduksi cuprisulfat (dalam benedict)

menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari

larutan Benedict.

Page 33: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

19

2. Metode carik celup

D-glukosa oleh enzim glukosa oksidase diubah menjadi

Dglukonolaktondan H2O2. H2O2 yang terbentuk akan mengoksidasi

kromogen membentuk senyawa berwarna coklat.

2. Analitik

a. Metode Benedict

1) Dimasukkan reagen benedict kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml

2) Ditambahkan sampel urine sebanyak 5-8 tetes kedalam tabung reaksi

3) Dipanaskan menggunakan lampu spirtus selama 2 menit

4) Dikocok kemudian dilakukan pembacaan hasil reduksi dengan

menggunakan cara semi kuantitatif

b. Metode Carik Celup

1) Dicelupkan strip reagen pada sampel urine

2) Kelebihan urine pada bagian carik dihilangkan dengan cara

menyimpan carik tersebut pada kertas agar menyerap urine dibagian

tersebut

3) Dipegang strip reagen secara horizontal dan bandingkan dengan

standar warna yang terdapat pada label wadah strip reagen, catat hasil

mdan dokumntasikan.

3. Pasca Analitik

a. Metode benedict

Neg (-) : Biru

Positif (+) : Hijau keruh

Posiif (++) : Hijau kekuningan keruh

Posiif (+++) : Jingga/warna lumpur keruh

Positif(++++) : Merah bata keruh

b. Metode Carik celup

Neg (-) : Biru pada strip

Positif (+) : Hijau kekuningan pada strip

Positif(++) : Coklat kekuningan pada strip

Positif(+++) : Coklat mudah pada strip

Positif(++++) : Coklat tua pada strip

Page 34: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

20

G. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan

melalui instrumen pengumpulan data yang digunakan berkaitan dengan objek

berupa perbandingan hasil pemeriksaan glukosa urin menggunkan metode

benedict dan carik celup.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang akan mendukung untuk dilakukannya

penelitian ini. Pada penelitian ini data dikumpulkan dari hasil penelitian

terdahulu , jurnal dan dari buku-buku yang dipublikasikan kemudian dijadikan

landasan teoritis dalam penulisan proposal ini.

H. Pengolahan Data

a) Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

b) Scoring, yaitu melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan tahap

pemberian skor atau niai pada masing-masing sampel dan metode yang digun

c) akan dalam bentuk angka.

d) Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

memasukan data ke program computer.

e) Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian dikumpul dan

dimasukan dalam bentuk tabel.

H. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini yaitu dengan cara menghitung

jumlah presentase variabel yang diteliti dengan rumus sebagai berikut :

X = f/n x k

Keterangan :

X : Jumlah presentase variabel yang diteliti

F : Jumlah presentase berdasarkan variabel

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstata (100 %)

Page 35: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

21

I. Penyajian Data

Data hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan di narasikan

yang selanjutnya akan didapatkan kesimpulan mengenai gambaran hasil

penelitian.

J. Etika Penelitian

Ketika akan melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak atas, pihak lain dengan mengajukan permohonan izin

kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

a. Informad Consent Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian,bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan

kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

b. Anomality Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

c. Confidentiality Kerahasiaan inform responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneli

Page 36: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

22

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

RSUD Kota Kendari terletak di JL. Brigjen Z.A Sugianto NO: 39 Kel.

Kambu Kota Kendari. Pada ahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah

mempunyai lahan seluas 13.000 ha.

Batas wilayah RSUD Kota Kendari

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga

b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau

d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua

2. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung peninggalan

pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927, dan telah

mengalamai beerapa perubahan yaitu dibangun oleh pemerintah Belanda pada

tahun 1927, dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah Jepang pada tahun 1960-

1989, menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota

Kendari No. 17 Tahun 2001.

Diresmikan penggunaanya sebagai RSUD Kota Kendari oleh bapak

Wali Kota Kendari pada tanggal 23 januari 2003. Pada tanggal 9 Desember

2011 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari resmi menempati gedung

baru yang terletak di JL.Brigjen Z.A.Sugianto No:39 Kel.Kambu Kec.Kambu

Kota Kendari. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TM

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi penuh

sebanyak 5 pelayanan (Administrasi dan Menajemen, Rekam Medik

Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD).

Page 37: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

23

B. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian Gambaran Hasil Pemeriksaan Glukosa Urine

Menggunakan Metode Benedict dan Carik Celup pada Pasien Diabetes Melitus di

RSUD Kota Kendari pada tanggal 15 Mei – 20 Juni 2018 yang dilakukan di

Laboratorium RSUD Kota kendari dengan hasil sebagai berikut :

a. Metode benedict

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Glukosa Urine Menggunakan Metode

Benedictpada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Kota Kendari

Sumber: Data Primer 2019

Tabel 1.1 menunjukan hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan

metode benedict didapatkan hasil positif(+) pada 22 sampel dengan presentase

64%, hasil positif (++) pada 4 sampel dengan presentase 12%, dan

didapatkan hasil negatif pada 8 sampel dengan presentase 24%

b. Metode Carik celup

Tabel 1.2Distribusi Frekuensi Glukosa Urine Menggunakan Metode

Carik Celup pada Pasien diabetes Melitus di RSUD Kota Kendari

No Metode Carik Celup

Hasil Pemeriksaan

Frekuensi (f) Presentase

(%)

1 Positif 26 76%

2 Negatif 8 24%

Jumlah 34 100%

Sumber: Data Primer 2019

No Metode Benedict

Hasil Pemeriksaan

Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Positif (+) 22 64%

2 Positif (++) 4 12%

3 Negatif 8 24%

Jumlah 34 100%

Page 38: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

24

Tabel 2.1 Menunjukan hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan

metode carik celup didapatkan hasil positif pada 26 sampel dengan

presentase 76% dan didapatkan hasil negatif pada 8 sampel dengan

presentase 24%.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Kendari, tentang

gambaran hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode benedict dan

carik celup pada pasien diabetes melitus maka didapatkan hasil

Berdasarkan tabel 1.1. tentang hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan

metode benedictdidapatkan hasil penelitian dari jumlah sampel sebanyak 34

sampel. Hasil positif (+) sebanyak 22 sampel dengan presentase 64% dan positif

(++) sebanyak 4 sampel dengan presentase 12% dan hasil negatif (-) sebanyak 8

sampel dengan presentase 24%.

Berdasarkan tabel 1.2 tentang hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan

metode carik celup pada pasien diabetes melitus dengan jumlah sampel 34

sampel.Hasil positif (+) sebanyak 26 sampel dengan jumlah presentase 76% dan

didapatakan hasil negatif 8 sampel dengan jumlah presentase 24%. Sehingga

dengan adanya pemeriksaan dengan metode carik celup maka interpretasi hasil

yang akan diperoleh adalah:

Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan perbedaan antara metode

benedict dan metode carik celup perbedaan hasil dengan selisih jumlah

presentase 12% didapatkan dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode

benedict positif(+) sebanyak 22 sampel dengan presentase 65% sedangkan hasil

pemeriksaan menggunakan metode carik celup didapatkan hasil positif (+)

sebanyak 26 sampel dengan jumlah presentase 76%. Sehingga berdasarkan

jumlah presentase dengan hasil positif (+) rata-rata merupakan penderita diabetes

melitus kategori DM tipe 1, adapun hasil positif (++) yang didapatkan dengan

menggunakan metode benedict rata-rata merupakan penderita diabetes melitus

dengan kategori DM tipe 2. Sedangkan pada hasil negatif yang didapatkan pada 8

sampel juga merupakan penderita diabetes melitus tetapi telah melakukan

suntikan insulin sehingga kadar glukosa darah dan kadar gukosa urin menurun

Page 39: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

25

karena insulin dapat mengolah darah menjadi energi dan mencegah hati

memproduksi kadar gula berlebih.

Pada umumnya glukosa urine merupakan gugus gula sederhana yang masih

ada didalam urin setelah melewati proses dalam ginjal, yang disebakan karena

kekurangan hormon insulin yaitu yang mengubah glukosa menjadi glikogen.

Glukosaurin (kelebihan gula didalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal

terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun, sehingga terjadi diabetes

melitus (Subawa, 2010).

Kadar gula yang tinggi dibuang melaui air seni, dengan demikian penderita

diabetes melitus akan kekurangan energi/tenaga, mudah lelah, lemas, gatal-gatal

dan sabagainya. Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus

muncul dengan urin(kurang dari 130 mg/24 jam). Sehingga glukosaurian

(kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau

daya readsorbsi tubulus yang menurun (Nurjannah, 2015).

Normalnya glukosa hanya ada dalam jumlah yang sangat kecil dalam urin.

Ketika tingkat glukosa sangat kecil didalam urin dan glukosa dalam darah

melebihi ambang batas gula didalam ginjal, maka glukosa dalam urin akan sangat

meningkat. Kehadiran glukosa dalam urin merupakan indikasi terjadinya diabetes

melitus. Adanya glukosa dalam urin pada hakikatnya diatur oleh 2 faktor yaitu

Kadar Zat glukosa dalam urin dan Ambang ginjal terhadap pengeluaran zat

glukosa dalam urin (Gandasoebrata, 2007).

Ketika kadar glukosa didalam tubuh meningkat kemudian dikeluarkan melalui

urin maka ikatan glukosa pada strip urin dilekati oleh dua enzim yaitu ikatan

gram oksidase(GOD) dan gram peroksidase (POD), juga zat warna (kromogen)

seperti orto-toluidin yang akan berubah warna biru(negatif) jika teroksidasi dan

zat warna iodid jika berubah warna coklat jika (Positif). Pemeriksaan glukosa

dalam urin berdasarkan Ikatan oksidasi dan peroksidasi akan menguraikan gram

menjadi asam glutanoat dan hidrogen peroksida. Kemudian hidrogenperoksida ini

akan mengkatalis antara kalium iodida dan hidrogen peroksidase sehingga

membentuk warna biru muda, hijau sampai coklat.

Page 40: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

26

Adapun kelebihan dari pemeriksaan dengan menggunakan metode benedict

adalah biayanya lebih murah dan membutuhkan urin lebih sedikit sehingga jika

sampel dengan jumlah sedikit masih bisa dilakukan pemeriksaan, sedangkan

kelemahan dari metode ini adalah reagen yang dibutuhkan lebih banyak dan untuk

mendapatkan hasil diperlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan metode carik

celup memiliki kelebihan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk meperoleh hasil

lebih cepat dan metode ini spesifik untuk pemeriksaan glukosa urin dan

kekurangan metode carik celup adalah biaya yang dibutuhkan lebih mahal dan

urin yang dbutuhkan lebih banyak(Perkeni, 2011).

Setelah dilakukan penelitian, jumlah hasil presentase tertinggi pada metode

carik celup didapatkan hasil positif (+) dengan jumlah presentase 76%. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh (Indranila KS, 2012) tentang

“Akurasi pemeriksaan carik celup pada urinalisis proteinura dan glukosauria”

menyatakan bahwa metode carik celup sangat spesifik dengan pemeriksaan

glukosa urin dan memiliki sensitivitas keakuratan yang sangat tinggi. Sehingga

dengan adanya hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode carik celup

lebih akurat dibandingkan metode benedict karena dengan menggunakan metode

benedict bisa terjadi kekeliruan dalam proses pembacaan hasil dengan interpretasi

hasil berdasarkan perubahan warna.

Page 41: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

27

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Gambaran hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode

benedict dan carik celup pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Kendari

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil penelitian pemeriksan glukosa urin menggunakan metode benedict

didapatkan hasil positif (+)22 (65%) , positif (++) 4 (12%) dan hasil negatif

sebanyak 8 (24%).

2. Hasil penelitian pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode carik celup

didapatkan hasil positif (+) sebanyak 26 (76%) dan hasil negatif sebayak 8

(24%).

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

khasanah keilmuan dalam bidang kimia klinik khususnya pemeriksaan

glukosa urin.

2. Bagi institusi diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dibidang kimia klinik.

3. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi masukan serta ladang informasi

agar lebih memahami tentang penyakit diabetes melitus.

4. Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menjadi sarana terhadap proses

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi laboratorium.

Page 42: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

LAMPIRAN

Page 43: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”
Page 44: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”
Page 45: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”
Page 46: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”
Page 47: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

GAMBAR HASIL PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

Reagen Benedict Tabung reaksi

Strip Urin Sampel urin

2. Proses pemeriksaan

Page 48: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

2. Gambar Hasil

Metode Benedict

Positif (+) Positif (++) Negatif(-)

Metode Carik celup

Page 49: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”
Page 50: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1076/1/KTI SANTI NOVRILIA.pdfpemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”