Pemeriksaan Fisik Regio Thoraks

54
PEMERIKSAAN FISIK REGIO THORAKS Dheni Pramudia, dr Patrita Ardhanariswari, dr S1 KEPERAWATAN UNIV. MUHAMMADIYAH SURABAYA

description

Pemeriksaan Fisik Regio Thoraks

Transcript of Pemeriksaan Fisik Regio Thoraks

PEMERIKSAAN FISIK REGIO THORAKS

PEMERIKSAAN FISIK REGIO THORAKSDheni Pramudia, drPatrita Ardhanariswari, drS1 KEPERAWATANUNIV. MUHAMMADIYAH SURABAYA

TUJUAN UMUM.

Mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada thorak

TUJUAN KHUSUSSetelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu : Melakukan pemeriksaan fisik pada thorak Melakukan pemeriksaan fisik pada payudara Melakukan pemeriksaan fisik pada aksila Mengidentifikasi abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan thorak, payudara dan aksila

PRINSIP DASARInspeksiPalpasiPerkusiAuskultasi

Persiapan alat

1. Sarung tangan 2. Penggaris 3. Stetoskop 4. Ballpoint 5. Lembar dokumentasi

Persiapan perawat Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan Memberikan posisi yang nyaman pada pasien Cuci tangan dan Universal Precaution

INSPEKSIBuka baju klien dan perlihatkan badan klien sebatas pinggangnyaAtur posisi klien duduk atau berdiriBeri penjelasan pada klien apa yang akan dilakukan oleh pemeriksa dan anjurkan klien untuk tetap santai dan rileksLakukan pengamatan bentuk dada dari 4 sisi, yaituDepan : Perhatikan klavikula, sternum, dan tulang rusukBelakang : perhatikan bentuk tulang belakang, kesimetrisan skapulaSisi kanan dan kiri pasienInspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui kelainan bentuk dada dan tentukan frekuensi respirasiAmati keadaan kulit dada, apakah terdapat retraksi interkostalis selama bernapas, jaringan perut, atau kelainan lainnya.

a. Penampilan UmumPernapasan tenangDuduk atau bangun bersandar tanpa kesulitankulit tranlusen tampak keringbidang kuku merah muda,membran mukosa merah muda, dan lembab, sianosis atau pucat dikaji dengan menetapkan nilai dasar individual, sebelumnya

b. TrakheaBagian tengah leherDeviasi trachea : Pergeseran tempat baik lateral, anterior atau osterior.

c. FrekuensiEupnea : Frekuensi 12-20 kaliTakipnea : Frekuensi 20 kali/menitBradipnea: Frekuensi 10 kali/menit

d. Pola pernapasanHiperpnea : Peningkatan kedalaman pernapasan.Pernapasan dengan otot-otot aksesorius.Apnea : tidak ada pernapasan total.Biot : irama takteratur dengan periode apnea.Cheyne-Stokes : napas dalam dan dangkal bersiklus, diikuti dengan periode apnea.Kussmaul : Pernapasan cepat dalam dan teratur.

e. Konfigurasi toraksTampak simetrisDiameterantereroposterior (AP) lebih kecil dari diameter transversalTulang belakang lurusSkapula pada bidang horizontal yang sama

Macam bentuk dada

Funnel Chest

PALPASIEkspansi dadaBerdiri di depan klien dan letakkan kedua telapak tangan secara datar pada dinding dada klienAnjurkan klien untuk menarik napasRasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri Pemeriksa berdiri di belakang klien, letakkan tangan pemeriksa disisi dada lateral klien, perhatikan getaran kesamping sewaktu klien bernapas

Letakkan kedua tangan pemeriksa di punggung klien-ibu jari diletakkan sepanjang penonjolan spina setinggi iga ke-10 dengan telapak menyentuh permukaan posterior. Jari-jari harus terletak kurang lebih 5 cm terpisah dengan titik ibu jari pada sepina dan jari lain ke lateralSetelah Ekshalasi, minta klien untuk bernapas dalam, observasi gerakan ibu jari pemariksa.Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.

untuk mengkaji keadaan kulit, nyeri tekanan luka setempatmassa, peradangan, metastasis tumor, kesimetrisan ekspansi dan tactil vremitus

Taktil FremitusLetakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada dekat apeks paru-paruInstruksikan klien untuk mengucapkan bilangan. Sembilan-sembilan, delapan-delapanUlangi langkah tersebut dengan tangan bergeak ke bagian dasar paru-paruBandingkan fremitus pada kedua sisi paru dan diantara apeks dasar paru-paruLakukan palpasi taktil fremitus pada dinding dada anteriorMinta klien untuk berbicara lebih keras atau dengan nada lebih rendah jika fremitus redup

Evaluasi (dibandingkan)Fremitus raba simetris (normal)Fremitus raba menurun : Massa, cairan, udara abnormal dalam rongga thorax

PALPASI FREMITUS RABA THORAK ANTERIOR

PERKUSI DADATujuan perkusi dadaDigunakan untuk menentukan jaringan paru di bawahnya terisi udara atau cairan, atau padat.Perkusi akan membantu dalam menentukan batas-batas dari paru-paru

PROSEDUR PERKUSITempatkan jari pleksimeter pada dinding dada yang akan diperiksa untuk menghasilkan bunyi perkusi yang lebih keras, tekan jari dengan kuat. Cara ini lebih baik daripada melakukan pengetukan lebih keras

pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa pergerakan siku (lakukan pengetukan dengan cepat dan seperti refleks)

pengetukan dilakukan di bagian paling ujung (pada gambar), kemudian pindahkan jari dengan cepat agar getaran tidak teredam.

Proseduraturkan posisi klien supinasi/telentangUntuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula kebawah pada sepasium interkostalis dengan interval 4-5 cm mengikuti pola sistematik. Batas paru dextra : Perkusi dimulai dari bawah clavicula sampai dengan ICS 5.Untuk menentukan batas paru sinistra: Mulai bawah clavicula sampai dengan ICS 3.Bandingkan sisi kiri dan kananAnjurkan posisi klien duduk atau berdiriUntuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi mlai dari puncak paru kebawah

Bandingkan sisi kiri dan kananInstruksikan klien untuk menarik napas panjang dan menahannya untuk mendeterminasi gerak diafragmaLakukan perkusi sepanjang garis skapula sampai pada lokasi batas bawah sampai resonan berubah menjadi redupTandai area redupnya bunyi dengn pensil/spidolInstruksikan klien untuk menghembuskan napas secara maksimal dan menahannyaLakukan perkusi dari bunyi redup/tanda I ke atas. Biasanya bunyi redup ke-2 ditemukan diatas tanda IBeri tanda pada kulit tempat ditemukannya bunyi redup (tanda II)Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita jarak antara kedua tanda ini normalnya 3-5 cm, pada pria 5-6 cm

EvaluasiSonorHipersonorPekak

AUSKULTASI PARUMengkaji gerakan udara melewati pohon trakheobronkial dan mendeteksi mukus atau jalan nafas yang terobstruksi

Gunakan diafragma stetoskop untuk orang dewasa dan bell untuk anak-anakLetakkan stetoskop dengan kuat pada kulit diatas area interkostalInstruksikan klien bernapas secara perlahan dan dalam dengan mulut sedikit tertutupMulai auskultasi dengan urutan yang benarDengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap tempatCatat hasik auskultasi

Evaluasi Bunyi NafasVESIKULERBunyi Vesikuler halus ,lembut dan bernada rendah. fase inspirsi 3 kali lebih lama dari fase ekspirasiBRONKOVESIKULERBunyi Bronkovesikuler bernada sedang dan bunyi tiupan dengan intensitas sedang. Fase inspirasi sama dengan fase ekspirasi.BRONKIALBunyi Bronkial terdengar keras dan bernada tinggi dengan kwalitas bergema. Ekspirasi lebih lama daripada Inspirasi

LokasiVesikuler = Paling baik didengar diperifer paru (kecuali diatas skapula)Bronkovesikuler = Paling baik didengar secara posterior antara scapula dan anterior diatas bronkeolus disamping sternum pada rongga intercostals pertama dan keduaBronkhial = Paling baik terdengar diatas trakea

Kelainan yg bs ditemukan saat AuskultasiKrekels (Rales), Reinflasi sekolompok alveolus yang acakdan tiba-tiba;aliran udara yang kacauRhonki, Spasme Muskuler, cairan atau mucus pada jalan napas yang besaWhezzing, Aliran udara kecepatan tinggi melewai broncus yang mengalami penyempitan beratPlural rub/friction, Pleura yang mengalami inflamasi, pleura parietalis yang bergesekan dengan pleura viseralis

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

Tujuan perkusi jantung

Dengan perkusi jantung, akan diketahui :Batas atas paruperkusi pada fosa supra clavicularis kedua sisi suara resonan.Batas bawah paru kiri / kanan suara resonan terdengar sampai ICS 5, & setelah itu redup karena adanya hepar.Batas paru dan lambung diket,dengan perkusi pada dada kiri, dimana akan ada perubahan suara dari resonan ketimpani pada garis axilaris anterior pada ics 7.Batas paru dinding pada dada posteriorBatas atas : pada daerah supra scapular seluas 3-4 jari di pundak

Prosedur PelaksanaanPerkusiBuka area dada dan beri tahu klien. Lakukan perkusi dari lateral kiri ke medial untuk mengetahui batas kiri jantung. Lakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk mengetahui batas kanan jantung. Lakukan perkusi dari atas kebawah untuk menentukan batas atas jantung. Suara redup menunjukan jantung dibawah area yang diperkusi

Tujuan auskultasi jantungMendeteksi bunyi jantung normal, bunyi jantung ekstra dan mur-mur

Prosedur Auskultasi JantungAnjurkan klien bernapas secara normal dan kemudian tahan napas saat ekspirasiDengarkan suara jatung 1/S1 sambil palpasi nada karotis, perhatikan adanya splitting S1 ( bunyi S1 ganda yang terjadi dalam waktu yang sangat berhimpitan)Pada awal sistole dengarkan secara seksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau mur-mur S1Pada periode diastole dengarkan secara saksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur Anjurkan klien bernapas normal, dengarkan S2 secara saksama untuk mengetahui adanya splitting S2 saat inspirasi

Periksakan frekuensi jantung, yaitu setelah kedua bunyi terdengar jelas seperti lub dup, hitunglah setiap kombinasi S1 dan S2 sebagai 1 denyut jantung. Hitunglah banyaknya denyut selama 1 menit. S3 atau galop ventrikuler terjadi tepat setelah S2 diakhiri diastole ventrikuler.kombinasi S1, S2, S3 berbunyi ken-tuck-ky.S4 atau gallop atrial terjadi tepat sebelum S1 atau systole ventrikuler. Bunyi S4 sampai dengan bunyi Tennessee

SI : bunyi menutupnya katup aorta (A) dan katup pulmonalis (P), (LUB)Normalnya SI (M&T) dan S2 (A&P) bunyi tunggal, karena menutupnya katup M bersamaan dengan T dan A bersamaan dengan P (DUB)S1-S2 split baik saat Insp Eks, tanda spesifik ASD atau stenosis katup P.

BUNYI JANTUNG III (S3)Didengar di daerah mitralTerdengar sesudah S2 dengan jarak cukup jauh namun tidak melewati separo pase diastolNada rendah lebih jelas dengan sisi belPada anak-anak masih normal

Bunyi Jantung untuk 4 katup :Katup aorta : di ICS 2 linea sternalis kananKatup pulmonalis : di ICS 2 linea sternalis kiriKatup trikuspidalis : di ICS 4 linea sternalis kiriKatup mitral : di ICS 5 linea medio clavikularis kiri

Pada orang dewasa/tua yang disertai gejala payah jantung : oedema, dyspnea, S3 merupakan tanda yang cukup khasS3 pada dekomp cordis disebut irama pacu kuda (Gallop)Irama pacu kuda timbul akibat derasnya pengisian diastole dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang sudah membesar, darah jatuh ke ruang yg lebar kemudian timbul getaran

BUNYI JANTUNG IV (S4)Adalah bunyi berfrekwensi rendah yang terdengar tepat sebelum S1Paling baik dengan stetoskop belAkibat berkurangnya kelenturan ventrikel atau bertambahnya volume pengisianAdalah bunyi diastolik yg terjadi selama fase pengisian akhir diastolikKlinis : didapat klien kardiomiopati, stenosis aorta, HT beratTidak terdengar pada orang dewasa.

FASE SISTOLE dan DIASTOLEFase sistol : fase antara S1 dan S2Fase diastol : fase antara S2 dan S1Fase diastol > lama dari pada fase sistolDengarkan apakah didapat suara-suara tambahan pada fase sistol atau diastolSuara tambahan disebut bising jantung (Murmur)

Bising jantung/mur-murAdalah vibrasi / getaran yang terjadi di dalam jantung atau pembuluh darah besar yang diakibatkan oleh bertambahnya arus turbulensi darah.Murmur terjadi antara S1 dan S2, maka murmur tersebut adalah murmur sistolik. Murmur terjadi antara S2 dan S1 berikutnya, maka murmur tersebut adalah murmur diastolic.

Grade dari MurmurHampir tak terdengarTerdengar lemahAgak kerasKerasSangat keras, sampai saat stetoskope diangkat sedikit, masih terdengar keras

TERIMA KASIH