anatomi fisiologi thoraks

40
 anatomi fisiologi thoraks Diarsipkan di bawah:  Contekan    rofiqahmad @ 11:03 pm Trauma torak semakin meningkat sesuai dengan kemajuan transportasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.· Di Amerika Serikat didapatkan 180.000 kematian pertahun karena trauma. 25 % diantaranya karena trauma torak langsung, sedangkan 5 % lagi merupakan trauma torak tak langsung atau penyerta. · Semua alat tubuh yang terletak / melalui rongga torak harus dianggap sebagai organ vital. Cedera torak berlawanan dengan cedera ekstremitas. Ancaman kematian pada cedera torak sangat tinggi.Perbedaan dalam hal penangannan sesegera mungkin dan komplikasi biasanya berat. · Secara oby ektif harus dikenal i : Anatomi torak Fisiologi dan patofisiologi yang menyertai trauma torak Jenis trauma torak Anatomi : Dinding dada. Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan scapula. Jarinan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah intrerkostalis dan torakalis interna. Dasar torak Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. Diafragma mempunyai lubang untuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta esofagus Isi rongga torak. Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan parietalis. Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior. Fisiologi torak : · Inspira si : dilakukan secara aktif · Ekspira si : dilakukan secara pasif 

Transcript of anatomi fisiologi thoraks

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 1/40

 

anatomi fisiologi thoraks

Diarsipkan di bawah: Contekan  — rofiqahmad @ 11:03 pm

Trauma torak semakin meningkat sesuai dengan kemajuan transportasi dan kondisi sosial

ekonomi masyarakat.· Di Amerika Serikat didapatkan 180.000 kematian pertahun karena trauma.25 % diantaranya karena trauma torak langsung, sedangkan 5 % lagi merupakan trauma torak tak langsung atau penyerta.

· Semua alat tubuh yang terletak / melalui rongga torak harus dianggap sebagai organ vital.Cedera torak berlawanan dengan cedera ekstremitas. Ancaman kematianpada cedera torak sangat tinggi.Perbedaan dalam hal penangannansesegera mungkin dan komplikasi biasanya berat.

· Secara obyektif harus dikenali :Anatomi torak 

Fisiologi dan patofisiologi yang menyertai trauma torak Jenis trauma torak 

Anatomi :

Dinding dada.

Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulangiga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan scapula. Jarinan lunak yangmembentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darahintrerkostalis dan torakalis interna.

Dasar torak 

Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. Diafragma mempunyai lubanguntuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta esofagus

Isi rongga torak.

Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis danparietalis.

Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi menjadi bagiananterior, medius, posterior dan superior.

Fisiologi torak :

· Inspirasi : dilakukan secara aktif 

· Ekspirasi : dilakukan secara pasif 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 2/40

 

· Fungsi respirasi :

Ø Ventilasi : memutar udara.

Ø Distribusi : membagikan

Ø Diffusi : menukar CO2 dan O2

Ø Perfusi : darah arteriel dibawah ke jaringan.

Patofisiologi trauma torak.

· Perubahan patofisiologi yang terjadi pada dasarnya adalah akibat dari :

1. Kegagalan ventilasi

2. Kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar.

3. Kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik.

· Ketiga faktor diatas dapat menyebabkan hipoksia. Hipoksia pada tingkat jaringan dapatmenyebabkan ransangan terhadap cytokines yang dapat memacu terjadinya adult respiratorydistress syndrome ( ARDS), systemic inflamation response syndrome (SIRS).

Klasifikasi trauma

§ Trauma tumpul

§ Trauma tembus : tajam, tembak, tumpul yang menembus.

ANATOMI RONGGA DADA / TORAK

Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu ;

1. Rongga dada kanan (cavum pleura kanan )

2. Rongga dada kiri (cavum pleura kiri)

3. Rongga dada tengah (mediastinum).

RONGGA MEDIASTINUM

Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :

1. Mediastinum superior (gbr. 1), batasnya :

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 3/40

 

Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.

Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4

Lateral : Pleura mediastinalis

Anterior : Manubrium sterni.

Posterior : Corpus Vth1 - 4

2. Mediastinum inferior terdiri dari :

a. Mediastinum anterior (gbr. 2)

b. Mediastinum medius (gbr. 3)

c. Mediastinum Posterior.(gbr. 4 )

a. Mediastinum Anterior batasnya :

· Anterior : Sternum ( tulang dada )

· Posterior : Pericardium ( selaput jantung )

· Lateral : Pleura mediastinalis

· Superior : Plane of sternal angle

· Inferior : Diafragma.

b. Mediastinum Medium batasnya :

· Anterior : Pericardium

· Posterior ; Pericardium

· Lateral : Pleura mediastinalis

· Superior : Plane of sternal angle

· Inferior : Diafragma

c. Mediastinum posterior, batasnya :

• Anterior : Pericardium 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 4/40

 

• Posterior : Corpus VTh 5 – 12

• Lateral : Pleura mediastinalis

• Superior : Plane of sternal angle 

• Inferior : Diafragma. 

ANATOMI PLEURA

Pleura ( selaput paru ) adalah selaput tipis yang membungkus paru  – paru :

Pleura terdiri dari 2 lapis yaitu ;

1. Pleura visceralis, selaput paru yang melekat langsung pada paru – paru.

2. Pleura parietalis, selaput paru yang melekat pada dinding dada.

· Pleura visceralis dan parietalis tersebut kemudian bersatu membentuk kantong tertutup yangdisebut rongga pleura (cavum pleura). Di dalam kantong terisi sedikit cairan pleura yangdiproduksi oleh selaput tersebut

Gejala Umum trauma torak 

· Gejala yang sering dilihat pada trauma torak adalah : nyeri dada dan sesak nafas atau nyeripada waktu nafas.

· Pasien tampak sakit, sesak atau sianotik dengan tanda trauma torak atau jejas pada dadanya.Lebih dari 90 % trauma toraks tidak memerlukan tindakan pembedahan berupa torakotomi, akantetapi tindakan penyelamatan dini dan tindakan elementer perlu dilakukan dan diketahui olehsetiap petugas yang menerima atau jaga di unit gawat darurat. Tindakan penyelamatan dini inisangat penting artinya untuk prognosis pasien dengan trauma toraks.

· Tindakan elementer ini adalah :

1. Membebaskan dan menjamin kelancaran jalan nafas.

2. Memasang infus dan resusitasi cairan.

3. Mengurangi dan menghilangkan nyeri.

4. Memantau keasadaran pasien.

5. Melakukan pembuatan x-ray dada kalau perlu dua arah.

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 5/40

 

· Trauma torak yang memerlukan tindakan dan atau pembedahan gawat/ segera adalah yangmenunjukkan :

1. Obstruksi jalan nafas

2. Hemotorak massif 

3. Tamponade pericardium / jantung

4. Tension pneumotorak 

5. Flail chest

6. Pneumotorak terbuka

7. Kebocoran bronkus dan trakeobronkial.

DIAGNOSIS BERBAGAI MACAM TRAUMA TORAK.

DINDING DADA :

1. Patah tulang rusuk, tunggal dan jamak :

· Merupakan jenis yang paling sering.

· Tanda utama adalah tertinggalnya gerakan nafas pada daerah yang patah, disertai nyeri waktunafas dan atau sesak.

2. Flailchest :

· Akibat adanya patah tulang rusuk jamak yang segmental pada satu dinding dada.

· Ditandai dengan gerakan nafas yang paradoksal. Waktu inspirasi nampak bagian tersebutmasuk ke dalam dan akan keluar waktu ekspirasi. Hal ini menyebabkan rongga mediastinumgoncangan gerak ( flailing ) yang dapat menyebabkan insertion vena cava inferior terdesak danterjepit.

· Gejala klinis yang nampak adalah keadaan sesak yang progressif dengan timbulnya tanda-tanda

syok.

RONGGA PLEURA :

1. Pneumotorak :

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 6/40

 

· Disebabkan oleh robekan pleura dan atau terbukanya dinding dada. Dapat berupa pneumotorak yang tertutup dan terbuka atau menegang (―tension pneumotorak‖). Kurang lebih 75 % traumatusuk pneumotorak disertai hemotorak.

· Pneumotorak menyebabkan paru kollaps, baik sebagian maupun keseluruhan yang

menyebabkan tergesernya isi rongga dada ke sisi lain. Gejalanya sesak nafas progressif sampaisianosis dengan gejala syok.

2. Hemotoraks :

· Adanya darah dalam rongga pleura. Dibagi menjadi hemotorak ringan bila jumlah darah sampai300 ml saja. Hemotorak sedang bila jumlah darah sampai 800 ml dan hemotorak berat bila jumlah darah melebihi 800 ml.

· Gejal utamanya adalah syok hipovolemik .

3. Kerusakan paru:

· 75 % disebabkan oleh trauma torak ledakan. (―blast injury‖) . Perdarahan yang terjadiumumnya terperangkap dalam parenkim paru

· Gejala klinis mengarah ke timbulnya distress nafas karena kekurangan kemampuan ventilasi.Perdarahan yang timbul akan membawa akibat terjadinya hipotensi dan gejala syok.

4. Kerusakan trakea, bronkus dan sistem trakeobronkoalveolar.

· Terjadi kebocoran jalan nafas yang umumnya melalui pleura atau bawah kulit bawah dada

sehingga menimbulkan emfisema subkutis.

· Disebabkan oleh sebagian besar akibat trauma torak tumpul di daerah sternum

· Secara klinis leher membesar emfisematous dengan adanya krepitasi pada dinding dada. Sesak nafas sering menyertai dan dapat timbul tension pneumotorak.

5. Kerusakan jaringan jantung dan perikardium.

· Gejala klinis akan cepat menunjukkan gejala syok hipovolemik primer dan syok obstruktif primer. Bendungan vena di daerah leher merupakan tanda penyokong adanya tamponade ini.

Juga akan nampak nadi paradoksal yaitu adanya penurunan nadi pada waktu inspirasi, yangmenunjukkan adanya massa (cair) pada rongga pericardium yang tertutup.

· Penyebab tersering adalah trauma torak tajam di daerah parasternal II  – V yang menyebabkanpenetrasi ke jantung. Penyebab lain adalah terjepitnya jantung oleh himpitan sternum padatrauma tumpul torak.

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 7/40

 

· Melakukan fungsi perikardium yang mengalami tamponade dapat bertujuan diagnostik sekaligus langkah pengobatan dengan membuat dekompressi terhadap tamponadenya.

6. Kerusakan pada esofagus.

· Relatif jarang terjadi, menimbulkan nyeri terutama waktu menelan dan dalam beberapa jamtimbul febris. Muntah darah / hematemesis, suara serak, disfagia atau distress nafas.

· Tanda klinis yang nampak umumnya berupa empisema sub kutis, syok dan keadaan umum pasien yang tidak nampak sehat. Sering dijumpai tanda ―Hamman‖ yang berupa suara sepertimengunyah di daerah mediastinum atau jantung bila dilakukan auskultasi. Diagnosis dapatdibantu dengan melakukan esofagoram dengan menelan kontras.

7. Kerusakan Ductus torasikus:

· Menimbulkan gejala chylotoraks. Gejala klinis ditimbulkan oleh akumulasi chyle dalam rongga

dada yang menimbulkan sesak nafas karena kollaps paru. Kejadian ini relatif jarang danmemerlukan pengelolaan yang lama dan cermat.

8. Kerusakan pada Diafragma :

· Disebabkan umumnya oleh trauma pada daerah abdomen, atau luka tembus tajam kearahtorakoabdominal.

· Akan menimbulkan herniasi organ perut. Kanan lebih jarang dibandingkan kiri.

· Gejala klinis sering terlewatkan karena 30 % tidak memberikan tanda yang khas. Sesak nafas

sering nampak dan disertai tanda-tanda pneumotoraks atau gejala hemotoraks.

LANGKAH DIAGNOSTIK

· Secara umum diagnosis secara klinis ditegakkan dari jenis kerusakan yang terjadi danpembuatan x – ray foto dada. Bila memungkinkan maka x-ray foto sebaiknya dibuat dalam duaarah ( PA dan Lateral).

· Jejas pada daerah dada akan membantu adanya kemungkinan trauma torak. Bila ada traumamultiple maka dianjurkan untuk selalu dibuat foto x- ray dada.

· Tanda dan gejala penyerta seperti adanya syok (hipotensi, nadi cepat dan keringat dingin) danadanya trauma lain organ dada merupakan butir diagnostik yang penting. Pemasangan NGTsebagai persiapan untuk pengosongan lambung untuk mencegah aspirasi isi labung ke paru,dapat dipakai sebagai langkah diagnostik pada kerusakan esofagus dan dan diafragma.

· Pada dasarnya diagnostik trauma torak harus ditegakkan secepat mungkin, tanpa memakai caradiagnostik yang lama ( Ct-scan, angiografi).

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 8/40

 

· Pemeriksaan gas darah dapat membantu diagnostik bila fasilitasnya ada.

INDIKASI TORAKOTOMI :

· Hemotoraks yang berat ( > 800 cc)

· Laserasi paru yang gagal dengan tindakan bedah konservatif.

· Tamponade perikardium

· Kebocoran trakeo-bronkial yang gagal dengan tindakan konservatif (drainase).

KOMPLIKASI TRAUMA TORAK:

1. Yang terkait dengan tidak stabilnya dinding dada :

· Nyeri berkepanjangan, meskipun luka sudah sembuh. Mungkin karena callus atau jaringanparut yang menekan saraf interkostal. Terapi konservatif dengan anlgesik atau pelunak jaringanparut.

· Osteomylitis, dilakukan squesterisasi dan fiksasi.

· Retensi sputum, karena batuk tidak adequat dan dapat menimbulkan pneumoni. Diperlukanpemberian mukolitik.

2. Yang terkait dengan perlukaan dan memar paru:

· Infiltrat paru dan efusi pleura, yang memerlukan pemasangan WSD untuk waktu yang lama.

· Empiema, yang terjadi lambat dan memerlukan WSD dan antibiotik.

· Pneumoni, merupakan komplikasi yang berbahaya dan perlu diberi pengobatan yang optimal.Bila distress pernafassan berkelanjutan maka diperlukan pemasangan respirator.

· Fistel bronkopleural, ditandai dengan gejala kolaps paru yang tidak membaik. Memerlukantindak bedah lanjut berupa torakotomi eksploratif dan penutupan fistelnya.

· Chylotoraks lambat.

3. Komplikasi lain di luar paru dan pleura :

· Mediastinitis, merupakan komplikasi yang sering fatal. Bila terjadi pernanahan maka harusdilakukan drainase mediastinum.

· Fistel esofagus, dapat ke mediastinum dan menyebabkan mediastinitis atau ke pleura danmenimbulkana empiema atau efusi pleua. Diperlukan tindakan bedah untuk menutup fistel.

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 9/40

 

· Hernia diafragmatika lambat, memerlukan koreksi bedah.

· Kalainan jantung, terutama pada luka tembus dan trauma tajam pada jantung. Memerlukantindakan bedah dan pembedahan jantung terbuka.

Oleh: Dr. Syamsu Alam, Sp.B. Rumah Sakit Pertamina Cilacap

http://thoraksbedah.blogspot.com/2008/08/anatomi-fisiologi-thoraks.html 

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BANTUAN HIDUP DASAR

BHD Bagian pengelolaaan darurat medik yang bertujuan : 

1.  Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi melalui pengenalan danintervensi segera. 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 10/40

 

2.  memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yangmengalami henti jantung atau nafas melalui RJP. 

Tujuan Utama RJP

Memberikan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya, sampai datangnya suatupengorbanan medik yang definitive dan tepat. 

Indikasi BHD

1.  Henti nafas 

2.  Henti jantung 

Fase penilaian sangat penting pada BHD, tidak seorang korbanpun/ pasien dapat dikenakan

prosedur-prosedur RJP ( Seperti : memperbaiki posisi, membuka jalan nafas, dan kompresi

 jantung luar ). 

Setiap ABC dari RJP ( A = jalan nafas, B = Pernafasan, C = Sirkulasi ) selalu di mulai dengan

fase penilaian secara berurut : memastikan tidak sadar, memastikan tidak bernafas,

memastikan nadi tidak berdenyut. 

A = Airway ( Jalan Nafas ) 

1.  Penilaian pasien tidak sadar  dengan cara memanggil Bu/Pak, Mas/Mbak !!!. 

2.  Panggil untuk pertolongan 

Bila korban tidak memberikan respon terhadap usaha membangunkan panggilan pertolongan

dan aktifkan system emergensi. 

3.  Posisi korban

Untuk melakukan RJP yang efektif, korban harus dalam posisi terlentang dan berada pada

permukaan yang rata dan keras. 

4.  Posisi penolong berlutut sejajar dengan bahu korban / pasien. 5.  Buka jalan nafas 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 11/40

 

Aksi yang paling penting dari resusitasi yang berhasil adalah membuka jalan nafas segera.

Jika tonus otot-otot menghilang, maka lidah atau epiglottis akan menyumbat faring dan

laring, lidah merupakan penyebab paling sering dari sumbatan jalan nafas pada korban /

pasien yang tidak sadar. Hati hati pada pasien fraktur servix. 

  Cross finger 

  Triple Manouver Air Way 

a.  Tengadah kepala. 

b.  Topang dagu. 

c.  Dorong mandibula. 

B = Breathing ( Pernafasan ) 

1.  Penilaian pastikan tidak nafas 

Untuk menilai apakah ada nafas spontan atau tidak, penolong harus mendekatkan telinga di

atas mulut, hidung korban/pasien, sambil terus jaga airway. Penolong harus:  

a.  Lihat gerakan dada 

b.  Dengar keluar udara waktu ekspirasi. 

c.  Rasakan adanya aliran udara. 

Untuk mendeteksi pasien bernafas / tidak 

dilakukan < 10 detik.

2.  Melakukan pertolongan pernafasan 

a.  Mulut ke mulut 

b.  Mulut ke hidung 

c.  Mulut ke stoma 

Untuk memberikan nafas buatan.   Ventilasi awal 2 x dengan waktu 1,5 – 2 detik ( 700 – 1000 ml/menit ,10 ml/kg ) yang akan

memberikan konsentrasi O2 16 – 17 %. 

  Pada RJP 2 penolong harus terdapat masa istirahat untuk melakukan ventilasi sesudah

kompresi luar yang kelima. 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 12/40

 

 

C = Circulation ( Sirkulasi ) 

1.  Penilaian ada denyut nadi / tidak 

Henti jantung ditandai dengan tidak adanya denyut nadi pada arteri besar ( arteri

carotis ) dengan waktu 5 – 10 detik.

2.  Kompresi dada luar. 

Bila nadi carotis tidak teraba dalam waktu 5 – 10 detik lakukan kompresi dada luar. 

Letak kompresi dada luar yang baik adalah: 

  Telapak tangan penolong diletakan di atas 2 – 3 jari sternum pasien. 

  Siku siku dipertahankan pada posisi lengan diluruskan dan bahu penolong berada pada posisi

langsung diatas tangan sehingga setiap penekanan kompresi dada luar di lakukan lurus

kebawah pada sternum. Bila penekanan tidak lurus ke bawah maka kompresi menjadi kurang. 

  Kedalaman kompresi 3,8 – 5 cm pada orang dewasa normal. 

  Tekanan kompresi dada luar di lepaskan agar dapat mengalir ke dalam jantung, tekanan

harus dilepaskan seluruhnya dan dada dibiarkan kembali ke posisi normal sesudah setiap

kompresi. Waktu yang dipergunakan untuk pelepasan harus sama dengan waktu yangdigunakan untuk kompresi. 

  Tangan tidak boleh di angkat dari dada, atau dirubah posisi. Pertolongan pernafasan dan

posisi dada luar harus dikombinasikan agar resusitasi efektif. 

Perbandingan kompresi dan ventilasi. 

1 (satu) penolong dan 2 (dua) penolong sama 15 : 2 

Kecuali kalau sudah terpasang intubasi Kompresi 100 X / menit  

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 13/40

 

Ventilasi 12 X/menit 

Menurut ACLS AHA 2005, 

Perbandingan Kompresi Ventilasi sebelum terintubasi 30 : 2 

Kecuali kalau sudah terpasang intubasi Kompresi 100 X / menit

Ventilasi 12 X/menit 

Setelah pasien tertolong dan mengalami pernbaikan, tempatkan pasien pada posisi mantap.  

PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS 

Untuk menjamin oksigenasi paru paru yang baik, pada proses pernafasan, harus terdapat

suatu jalan nafas yang baik. 

Tujuan Penatalaksanaan Jalan Nafas

a. Memastikan jalan nafas bebas 

b. Memberikan bantuan oksigen 

c.  Memberkan tekanan positif ventilasi 

a.  Memastikan Jalan Nafas Bebas 

  Mengenali adanya sumbatan jalan nafas 

  Membebaskan jalan nafas 

tanpa alat triple Airway Manuver: tengadah kepala/topang dagu, mendorong mandibula ke

depan dan ke atas

Dengan alat :

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 14/40

 

Memasang oropharyngeal air way, raso pharyngeal airway 

Suctioning. 

b.  Apabila ventilasi spontan sudah ada dan jalan nafas bebas dapat diberikan tambahan oksigen  

c.  diberikan Tekanan Positif ventilasi.Apabila pernafasan tidak adekwat/tidak ada 

Tehnik meliputi : 

-  Pernafasan dari mulut ke mulut 

-  Pernafasan dari mulut ke sungkup 

-  Pernafasan dari mulut ke sungkup + bagging 

Pernafasan dari mulut ke mulut: 

-  Oksigen yang diberikan penolong hanya 16-17% 

-  Tek.oksigen alveolar tidak lebih dari 80 mmHg.  

-  Desaturasi)(Tek. Tersebut tidak mencukupi untuk terjadinya difusi

-  Kompressi: 

Korban Kardiac Arrest yang diRessssusitasi hanya menghasilkan CO 25 – 30% dari v/q

abnormal. Oleh karena itu penolong harus menambah oksigenNormal. dengan Fio2 : 100%. 

Perubahan yang besar pada tekanan O2 akan menghasilkan perubahan pada saturasi Hb. 

Pernafasan Normal

1.  Teratur 

2.  Frekuensi pada orang dewasa : 10- 20 kali/menit 

Bayi & anak : sesuai umur 

3.  Gerakan rongga dada dan abdomen sinkron serta cukup dalam. 

Pada “bayi dan anak” pernafasan “abdominal” lebih dominan sedangkan pada “orang

dewasa”pernafasan “thorakal” lebih dominan. 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 15/40

 

4.  Pernafasan tidak disertai bunyi-bunyi tambahan 

5.  Otot-otot pembantu pernafasan tidak ikut serta tidak ada refraksi sela iga, supraklaukula

maupun grakan cuping hidung. 

Keadaan Kardiovaskuler dalam batas-batas normal 

GANGGUAN JALAN NAFAS

1. Gawat nafas (Respiratory Distress). 

Gambaran klinis : 

  Frekuensi yang cepat/pada orang dewasa > 32 X/menit 

  Terdapat refraksi sela iga dan supraklavikula serta gerakan cuping hidung 

  Nadi yang cepat pada oang dewasa dan nadi yang lambat pada bayi dan anak 

  Gelisah dan disorientasi 

  Berkeringat 

  Sianosis perifer 

2.  Gagal Nafas (Resfiratory Failure) 

merupakan gabungan dari gambaran klinik gawat nafas dan hasil analisa gas darah: 

  Pa O2 < 60 mmHg (dengan udara luar) 

  PaCo2 > 50 mmHg (dengan udara luar) 

  PH < 7,35 

OBSTRUKSI JALAN NAFAS 

Sering terjadi pada jalan nafas bagian atas.(Hypofarings) 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 16/40

 

Penyebab: 

1.  Otot-otot lidah dan leher yang lemas,tidak dapat mengangkat dasar lidah dari dinding

belakang farings 

2.  Benda asing ; cairan, darah, sekret, benda padat. 

3.  Caryngospasme : oksigen rangsangan jalan nafas bagian atas pada pasien yang menurun

kesadarannya. 

Tanda-Tanda Obstruksi Jalan Nafas

1. Obstruksi Partial : 

  Terdapat bunyi tambahan/berisik pada pernafasan 

  Bunyi dengkur (snoring): disebebkan oleh dasar lidah yang jatuh ke belakang  

  Bunyi lengking (“crowing”) disebabkan oleh laryngospasme. 

  Bunyi kumur (“garling”) disebabkan oleh benda asing, seperti cairan, darah, sekret. 

  Bunyi bengek (“wheezing”) disebabkan oleh sumbatan bronkhus. 

Tindakan 

  Bila terdapat bunyi dengkur “snoring” 

-  Ekstensi kepala, bila perlu bahu diganjal, jika perlu ditambah dengan pemasangan Guedel  

-  Jika belum berhasil maka seluruh rahang didorong ke depan triple Airway manuver.  

  Bila terdapat bunyi kumur “Gargling” 

-  Miringkan kepala, buka mulut dan lakukan pembersihan rongga mulut, hypofarings. 

  Bila terdapat bunyi bengek “wheezing” 

-  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bronkhodilator seperti Aminofilin dan lain

sebagainya. 

2. Obstruksi Total : 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 17/40

 

Tentukan penyebabnya, obstruksi total biasanya oleh sumbatan benda asing padat. 

Tindakan : 

- Bila pasien masih sadar 

Bayi dan anak: 

Telungkupkan dengan letak kepala lebih rendah dan lakukan pemukulan pada punggung

diantara kedua skapula. 

Orang dewasa 

-  Pukul pada punggung diantara kedua skapula atau menghentakan kedua tangan penolong

kearah atas daerah perut (Heimlich manuver) 

-  Jangan lakukan hentakan pada bayi/anak atau wanita hamil. 

-  Jika tindakan tersebut tidak menolong pertimbangan untuk dilakukan krikotirotomi.  

Pasien tidak sadar 

-  Pasien diletakkan menghadap penolong.Pukulan tetap pada punggung diantara kedua skapula. 

-  Hentakan Abdomen : 

Pasien diterlentangkan dengan kedua telapak tangan melakukan hentakan abdomen. 

KEGAGALAN PERNAFASAN AKUT   \   Definisi : 

kegagalan pernafasan akut, adalah ketidakmampuan paru untuk mempertahankan oksigenasi

darah.Dengan kata lain sistem paru tdak mampu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

tubuh. 

Tanda-tanda: 

- PaO2 < 60 mm Hg 

- PaCo2 > 60 mm Hg 

- pH < 7,35 

Penyebab Utama 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 18/40

 

1. Gangguan Ventilasi : 

a.  Obstruksi Akut misalnya disebabkan oleh o/k fleksi leher pada pasien tidak sadar, spasme

larink atau odema larink. 

b.  Obstruksi Kronis misalnya : emphysema, bronkhitis kronis, asma dsb. 

c.  Penurunan “compliance” paru/thorak, misalnya:Edema paru atelektasis, pneumonia, pasca

operasi thorax/abdomen sakit dada dsb. 

d.  Gangguan Neuromusculer misalnya : “Guillain Barre Syndrome”, cedera spinal, keracunan

obat dll. 

e.  Gangguan /depresi pusat nafas misalnya pada penggunaan obat

narkotik/barbiturat/Tranguiliser, obat anesthesi trauma/infark otak, Hypoksia berat

susunan syaraf pusat dsb. 

2. Gangguan difusi alveoli-kapiler, misalnya odema paru. 

3. Gangguan keseimbangan ventilasi-perfusi (v/Q mismatch) 

a.  Peninggian “dead space” (ruang rugi) misalnya pada tromboemboli, empfisema,

Bronchiektasis, dsb. 

b.  Peninggian “infra alveolar shunting” misalnya pada alektasis, ARDS, odema paru dsb. 

Gejala Klinis

-  Duisorientassi, bingung, gelisah, apatis, kesadaran 

-  Takhipneu RR

-  dyspnoePernafasan pendek dan dangkal

-  Takhikardia, vasokonstriksi, tekanan darah meningkat 

-  Keringat dingin 

-  Aritmia 

Diagnosa 

A. Riwayat 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 19/40

 

- Adanya faktor pencetus 

- Adanya manifestasi klinis 

B. Laboratorium 

/ N, asidosis bicnat yang meningkat, atau normal, PaO2 Analisa gas darah PaO2

C. Radiologi

Sesuai dengan gangguan / gangguan primer 

Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan meliputi : 

1. Pengkajian :

-  Perhatikan keadaan dan kecenderungannya untuk terjadinya kegagalan pernafasan 

-  Perhatikan tanda-tanda dini dari pasien yang mengalami kegagalan pernafasan akut :  

Misalnya : tanda hypoksemia yang disertai atau tanpa disertai tanda hiperkarbia.  

2.Perencanaan 

Tergantung dari penyebab spesifik dari kegagalan : 

a.  Memperbaiki ventilasi dan v/Q missmatch 

b.  Memperbaikio oksigenasi, menurunkan “ intra pulmonary Shunting” 

c.  Pemantauan gas darah dan Ph. 

d.  Mencegah komplikasi 

e Mengurangi “work of breating” 

3. Implementasi 

a.  Memperbaiki posisi; hati-hati terhadap pemberian obat 

b.  Pemberian oksigen 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 20/40

 

c.  Pembersihan jalan nafas/higiene bronkial 

d.  Infubasi endotrakheal/trakheostomi diikuti ventilasi mekanik. 

e.  Pemantauan hemodinamik dan analisa gas darah serial 

f.  Kolaborasi untuk pemberian obat-obat bronkhodiator 

g.  Memberikan hidrasi yang cukup dan mempertahankan baans cairan yang seimbang  

Pemantauan Pada Pasien Dengan Kegagalan Nafas Akut  

1.  Keadaan Klinis 

Perlu pemeriksaan fisik yang sering untuk menentukan perubahan klinis yang dapat

mendeteksi adanya penimbunan sekresi, kolaps, konsolidasi dan komplikasi lain.  

2.  Analisa Pertukaran Gas 

•  PaO2 Analisa gas darah > 60-80 mmHg 

PaCO2 35-45 mmHg. 

•  FiO2 diatur untuk mencegah toksisitas O2 

•  (A-a)DO2 normal. 

3.  Analisis Keseimbangan Asam-Basa 

Gangguan keseimbangan asam basa umumnya terjadi pada gagal nafas akut bila dibiarkan

dapat menyebabkan komplikasi berat : 

•  Asidosis yang disebabkan hipoksemia dapat menyebabkan vasokontriksi paru, aritmia juga

menurunkan respon terhadap bronkhodailator. 

•  Alkalosis berhubungan dengan penurunan curah jantung aritmia, kejang dan “cerebral

iritability” 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 21/40

 

4. Keseimbangan cairan dan Elektrolit 

5. Fungsi Ventilator antara lain dengan mengontrol 

•  Tidal volume 

•  Tekanan jalan nafas 

•  Temperatur dan humidifikasi 

•  “compliance” dan resistensi 

6.  Parameter Hemodinamik antara lain : 

•  Curah jantung 

•  Saturasi O2 

•  Tekanan vena sentral 

PENGISAPAN SEKRET ORO / NASOFARINGS & PARU

 A.  TUJUAN

a.  Mempertahankan jalan nafas yang bebas 

b.  Untuk membersihkan sekret pada pasien-pasien yang tidak mampu batuk 

B.  KETERANGAN UMUM

1.  Sekret yang mengganggu jalan nafas harus segera dikeluarkan oleh karena dapat

menyebabkan gawat nafas atau gagal nafas. 

2.  Pengisapan menggunakan teknik Aseptik, Atraumatik dan Afektif (3A) dengan alat-alat

steril. 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 22/40

 

3.  Pengisapan harus dilakukan dengan prosedur yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi,

luka, spasme, serta perdarahan pada jalan nafas. 

4.  Lama pengisapan sekret tidak boleh lebih dari : 

  5 – 10 detik untuk bayi dan anak kecil 

  10 – 15 detik untuk orang dewasa 

5.  Botol pengisap harus diisi dengan cairan antiseptik (mis : lisol 1 : 40) kira-kira ¼ bag dari

volume botol dan dicatat serta diganti tiap hari. 

6.  Kateter pengisap harus lembut dengan ujung lurus dan cukup panjang untuk sampai ke dalam

trakhea. 

7. 

Diameter kateter penghisap kira-kira 1/3 dari besar lumen pipa endotrakhea,perbandingannya sebagai berikut : 

Ukuran Pipa Endotrakhea  Ukuran Kateter Penghisap 

2,5 mm 

3 mm 

3,5 – 5,5 mm 

6,0 – 6,5 mm 

7,0 – 7,5 mm 

8,0 – 8,5 mm 

9 mm 

5 FG 

6 FG 

8 FG 

10 FG 

12 FG 

14 FG 

16 FG 

C.  TEKANAN PENGHISAP

Besarnya tekanan penghisap diatur sebagai berikut : 

  Pada bayi : 60 – 100 mmHg 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 23/40

 

  Pada anak : 100 – 120 mmHg 

  Pada orang dewasa : 120 – 200 mmHg 

Frekuensi Pengisapan

Dilakukan setiap 2 jam dan atau setiap kali setelah selesai melakukan fisioterapi dada.  

Catat dan perhatikan : 

1.  Waktu penghisapan lendir dilakukan 

2.  Keadaan sekret : banyaknya, warna, bau dan konsistensi. 

3.  Hal-hal yang terjadi selama penghisapan lendir. 

4.  Posisi pasien : 

  Miring kiri 

  Miring kanan 

  Terlentang 

  Setengah duduk 

Komplikasi Yang Dapat Terjadi Selama Penghisapan Sekret 

1.  Hypoksia 

2.  Aritmia 

3.  Bradikardia 

4.  Trauma mukosa jalan nafas 

5. 

Tekanan negatif berlebihan 

6.  Infeksi 

7.  Atelektasis 

MEMBERIKAN BANTUAN OKSIGEN

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 24/40

 

Pengertian

Memberikan aliran gas lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi O2

meningkat dalam darah. 

Tujuan

1.  Mempertahankan O2 jaringan yang adequate 

2.  Menurunkan kerja nafas 

3.  Menurunkan kerja jantung 

Indikasi

  Penurunan PaO2 dengan tanda dan gejala hipoxemia 

  Keadaan lain seperti : gagal nafas akut, syok, keracunan CO. 

Pemberian O2 selalu tepat untuk pasien dengan gangguan sirkulasi atau nafas akut dengan

ketentuan sebagai berikut : 

1.  Tanpa gangguan nafas oksigen diberikan 2 liter/menit melalui binasal canule.  2.  Dengan gangguan nafas sedang oksigen diberikan 5 – 6 liter/menit melalui binasal

canule. 3.  Dengan gangguan nafas berat, gagal jantung, henti jantung, gunakan system yang

dapat memberikan oksigen 100 %. 4.  Pada pasien dimana rangsangan nafas tergantung pada keadaan hipoksia ( mis. Asma )

Berikan oksigen kurang dari 50 % dan awasi ketat.  5.  Atur kadar oksigen berdasarkan kadar gas darah ( PaO2 ) atau saturasi ( SaO2 )  

6.  Dalam keadaan darurat gunakan alat Bantu nafas yang lebih canggih ( mis. Bagging ),

lakukan intubasi dan berikan O2 100 %.

Metoda Pemberian Oksigen

Secara garis besar di bagi menjadi 2 bagian : 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 25/40

 

1.  SISTEM ALIRAN RENDAH 

  Low Flow Low Concentrasi 

  Low Flow High Concentrasi 

2.  SISTEM ALIRAN TINGGI 

  High Flow Low Concentrasi   High Flow High Concentrasi 

1.  SISTEM ALIRAN RENDAH 

a. Low Flow Low Concentrasi Cateter nasal : Memberikan O2 dengan aliran 1 – 3 liter 

Konsentrasi 20 – 32 % 

Keuntungan : 

Memberikan O2 stabil, pasien bebas untuk bergerak, makan dan bicara. 

Kerugian : 

  Tidak dapat memberikan O2 lebih dari 3 liter. 

  Dapat terjadi distensi lambung dan iritasi selaput lendir nasopharing. 

  Pada aliran yang tinggi terdapat suara dari aliran O2 pada oropharing. 

Binasal Canule : memberikan O2 dengan aliran 1 – 6 l/menit. 

Konsentrasi 24 – 44 %. 

O2 akan naik 4 % pada tiap kenaikan 1 l/menit. 

Keuntungan : 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 26/40

 

  Memberikan O2 stabil dengan TV dan laju nafas yang teratur.  

  Baik diberikan dalam jangka waktu yang lama. 

Kerugian : 

  Menyebabkan iritasi pada hidung, bagian belakang telinga tempat tali binasal.  

  FiO2 akan berkurang bila pasien bernafas dengan mulut. 

b. Low Flow High Concentrasi 

Sungkup muka sederhana : Aliran yang diberikan 5 – 8 l/menit 

Konsentrasi O2 40- 60 % 

Merupakan system aliran rendah dengan hidung, nasopharing dan oropharing sebagai

penyimpan anatomic. 

Sungkup muka dengan kantong “ Rebreathing” :

Aliran yang diberikan 8 – 12 l/menit, Konsentrasi O2 60- 80 % 

Sungkup muka dengan kantong “Non Rebreathing” :

Aliran yang diberikan 8 – 12 l/menit, Konsentrasi O2 80 - 100 %. 

Secara umum pemakaian sungkup mempunyai : 

Keuntungan : 

  O2 yang di dapat lebih tinggi dari pada dengan nasal canule. 

  Tidak dipengaruhi oleh udara luar. 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 27/40

 

Kerugian : 

  Mengikat ( sungkup harus melekat pada muka/pipi untuk mencegah kebocoran ) sehingga

dapat menyebabkan iritasi sekitar sungkup. 

  Lembab. 

  Tidak dapat makan, minum, batuk dan bicara. 

  Terjadi penumpukan CO2 apabila flow kurang dari 5 l/menit. 

  Pada anak sering terjadi clostropobic. 

3.  SISTEM ALIRAN TINGGI 

a. High Flow Low Concentrasi 

Sungkup Venturi

Memberikan aliran yang bervariasi dengan konsentrasi oksigen 24 – 50 % 

Indikasi

Pada pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur 

b. High Flow High Concentrasi 

Head Box

Hanya untuk infant kurang dari 5 Kg 

Sungkup CPAP ( Continous Positive Airway Pressure )  

Aliran yang diberikan 2 – 10 l/menit dengan konsentrasi 21 – 100 %. 

Harus dipasang NGT karena akan terjadi penelan udara. 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 28/40

 

Parameter

AGD 

Oksimetri 

Saturasi Oksigen vena campur ( Mixed Venous dari PA ) 

INTUBASI ENDOTRAKHEAL 

Indikasi

1.  Henti jantung. 2.  Pasien sadar tapi ventilasi tidak adequate ( edema paru, Syndrom Guillan bare,

sumbatan jalan nafas ). 3.  Psien tidak dapat mempertahankan jalan nafas yang adequat ( koma).  

4.  Penolong tidak mampu memberikan ventilasi adequate dengan cara konvensional. 

Keuntungan

2.  Terpeliharanya jalan nafas. 3.  Mencegah distensi lambung. 4.  Mencegah aspirasi isi lambung. 5.  Memberikan O2 dengan konsentrasi tinggi. 6.  Dapat memberikan beberapa obat resusitasi ( 2 – 5 X lebih besar dari dosis lewat

IV ) 7.  Dapat memberikan ventilasi yang adequate. 

8. 

Mempermudah penghisapan lendir di trachea. 

Persiapan alat : 

1.  Laringoscope, lengkap dengan handle dan bladenya. 2.  Pipa endotrakheal ( ETT ) dengan ukuran : 

  Perempuan : No. 7,0 , No 7,5, No 8,0  

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 29/40

 

  Laki – laki : No 8,0, No 8,5 

  Keadaan emergensi : No 7,5 

3.  Stilet ( mandrain ) 

4.  Forsep margil 5.   jeli 6.  spuit 20 cc atau 10 cc 

7.  stetoscope 

8.  Bantal 9.  Plester dan gunting. 10. Alat penghisap lendir ( Suction apparatus ). 

 SISTEMATIKA INTUBASI  

CPR dan persiapan alat 

), ganjal oksiput, ekstensi.Posisi intubasi ( max 10 

Lakukan penghisapan lendir pad mulut dan faring bila perlu 

CPR dan tekan krikoid ( akhiri dengan hiperventilasi O2 100 % selama 30 “) 

Sellick maneuver 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 30/40

 

 

Laringoscope dan intubasi, max 30 “ 

( mm) x 3Kedalaman ETT  

Tidak berhasil  Berhasil 

Inflasi 1 x dan auskultasi epigastrium 

Cabut (+) Distensi dan gurgling 

(-) 

Kembangkan balon dan inflasi, auskultasi hemithorax ( apek dan basal ) 

Kebocoran (-) 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 31/40

 

Friksasi, pasang mayo dan CPR lanjutkan 

Ventilasi 10 – 12 x/menit, dada terangkat. 

Komplikasi 

  ETT masuk ke dalam oeseopagus, yang menyebabkan hipoksia.   Luka pada bibir dan lidah akibat terjepit antara laringocope dengan gigi.   Gigi patah.   Laserasi pada faring dan trachea akibat stilet ( mandrain ) dan ujung ETT.  

  Kerusakan pita suara.   Perforasi pada faring dan oesoefagus.   Muntah dan aspirasi.   Pelepasan adrenalin dan noradrenalin akibat rangsangan intubasi sehingga terjadi

hipertensi, takhikardia, dan aritmia. 

 ANALISA GAS DARAH 

  PENGERTIAN 

G D Adalah pemeriksaan darah dari arteri yang mencakup : PO2, PCO2, HCO3, BE, PH &

Saturasi O2 

  TUJUAN 

a) 

Menilai ventilasi .......................................... CO2 

b)  Menilai konsumsi oksigen ........................ O2 

c)  Menilai keseimbangan asam basa ........... pH 

  LATAR BELAKANG 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 32/40

 

Keasaman atau kebasaan suatu cairan tergantung ion hidrogen (H+) di dalamnya 

H+   Larutan Asam  pH

H Plasma + Basa +  pH    

Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa manusia mengganti basa kuat & asam kuat

dengan basa & asam lemah 

  Suatu cairan bila mampu melepaskan Asam

atau menyumbang H+ 

  Suatu cairan bila sanggup menerimaBasa

ion H+ 

NILAI-NILAI NORMAL AGD 

  PO2 = 95 - 100 mmHg 

Tekanan yang digunakan sejumlah oksigen dalam plasma 

  PCO2 = 35 - 45 mmHg 

Tekanan yang digunakan sejumlah CO2 dalam plasma 

  HCO3 = 21 - 28 mmHg 

Ion Bikarbonat 

  pH = 7,35 - 7,45 

Status asam - basa 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 33/40

 

  q / lq / l atau -2,5 s/d +2,5 mBE = -3 s/d +3 m 

basa kuat atau asam kuat pada setiap liter darah yang berakibat gangguan metabolik 

  S2O2 = 94 - 100% 

Ratio O2 dalam darah terhadap jumlah maksimum O2 yang dapat dibawa oleh darah 

ACIDOSIS & ALKALOSIS 

1. 

PH darah < 7,35 Acidosis 

PH darah > 7,45 Alkalosis 

2.  PO2 < 80 mmHg Hypoxemia 

PO2 > 100 mmHg Hyperoxemia 

3.  PCO2 < 35 mmHg Hypocapnia 

PCO2 > 45 mmHg Hypercapnia 

Acidosis Respiratorik PCO3 PH

Alkalosis Respiratorik PCO3 PH

Acidosis Metabolik HCO3 PH

Alkalosis Metabolik HCO3 PH

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 34/40

 

* PERSIAPAN ALAT  

1.  Prezapack (spuit khusus yang telah diberi Heparin) + Nedle No. 23 atau spuit biasa 3 cc +

0,1 cc Haparin 

2.  Gabus / karet untuk penutup jarum 

3.  Kapas alkohol 70%, Bethadine 10% 

4.  Plester, gunting 

5.  Es batu dalam kantong plastik 

6.  Formulir pemeriksaan 

* INDIKASI UNTUK PEMERIKSAAN AGD 

  Pada pasien dengan gangguan respirasi, untuk therapi oksigen

Mis : RR > 35 kali/menit, sesak, Cyanosis 

  Pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanis, dilakukan 30’ setelah pemasangan & setiap 30’

setiap seteelah perubahan setting ventilator. Atau 1x sehari & atau instruksi dokter, hal ini

dilakukan untuk koreksi O2 & CO2 

* KONTRA INDIKASI 

Sampai saat ini belum diketahui adanya kontra indikasi pengambilan darah untuk AGD 

* BAHAYA / KOMPLIKASI

  Terjadinya haematoma pada bekas tusukan

  Terjadinya emboli udara 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 35/40

 

 

SETING OBAT-OBATAN DENGAN PUMP

Infus Pump & Syiringe Pump 

DOPAMIN

g biasa dilarutkan dengan Martos, D.5%, NaCl 0,9% dan lain-lain. 200.000 1 amp.Dopamin = 200 mg

Jika pelarut (D.5%) 500 cc maka

Bila pelarut (D.5%) 50 cc maka

200.000 = 400

500 

200.000 = 4000 (syiringe)

50 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 36/40

 

 

Bila pelarut (D.5%) 100 cc maka

RUMUS

DOBUTAMIN

g 250.000 1 vial Dobutamin = 250 mg

200.000 = 2000

100 

250.000 = 500

500 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 37/40

 

 

Bila pelarut (D.5%) 500 cc maka

Bila pelarut (D.5%) 50 cc maka

Bila pelarut (D.5%) 100 cc maka

250.000 = 5000 (S.P)

50 

250.000 = 2500

100 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 38/40

 

STREPTASE

Obat streptase diberikan pada pasien AMI yang tidak lebih dari 6 jam dari serangan

pertama kali. 

1 vial streptase berisi 1.500.000 streptokinase, pemberian obat trombolitik ini di drip

dengan pelarut NaCl 0,9% sebanyak 100 cc habis dalam 1 jam.  

Sebelum pemberian obat ini pasien diperiksa Base Line Bleeding Time (BT) x Cloting Time

(CT).

KOREKSI BICNAT  

1/3 X BB x Basic HCO3-

(N-H) 

 

Pada Hasil AGD 

N : Normal HCO3- (21-28) 

H : Hasil AGD HCO3- 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 39/40

 

 

5/10/2018 anatomi fisiologi thoraks - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-fisiologi-thoraks 40/40

 

http://sely-biru.blogspot.com/2010/08/basic-life-support.html

KALIUM

1/3 x BB x (4,5 – H) 

1/6 x BB x (4,5 – H) 

Catatan : 

Untuk Bicnat cara pemberiannya ½ dibolus 

½ didrip untuk 23 jam (berdasarkan advis dokter) 

dan pemberian drip jangan disatukan dengan infus lain. 

http://die13profesionalnursing.blogspot.com/2011/02/bantuan-hidup-dasar-bhd_14.html