pemeriksaan fisik head to to.docx

download pemeriksaan fisik head to to.docx

of 44

Transcript of pemeriksaan fisik head to to.docx

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    1/44

    Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis Head to Toe

    N

    o

    Pemeriksaan Interpetasi Hasil pemeriksaan

    normal /

    abnormalitas1 Kepala dan

    leher

    1. Atur posisi pasien duduk, atau

    berdiri

    2. Bila pakai kaca mata dilepas

    3. Lakukan inpeksi rambut dan

    rasakan keadaan rambut, serta

    kulit dan tulang kepala

    4. Inspeksi keadaan muka pasien

    secara sistematis.

    Wajah pucat pada

    keadaan anemia

    Ada benjolan di

    kepala atau muka bila

    ada tumor atau

    peradangan

    ambut mudah

    dicabut bila keadaan

    kurang !itamin A dan "2 Mata Bola mata #

    1. Inspeksi keadaan bola mata,

    catat adan$a kelainan #

    endo%eksoptalmus, strabismus.

    2. Anjurkan pasien memandang

    lurus kedepan, catat adan$a

    kelainan nistagmus.

    3. Bedakan antara bola mata

    kanan dan kiri4. Luruskan jari dan dekatkan

    dengan jarak 1&'3( cm

    &. Beritahu pasien untuk

    mengikuti gerakan jari, dan

    gerakan jari pada ) arah untuk

    mengetahui *ungsi otot gerak

    mata.

    "elopak +ata #

    1. Amati kelopak mata, catat

    adan$a kelainan # ptosis,

    entro%ekstropion, alismata

    rontok, lesi, antelasma.

    2. -engan palpasi, catat adan$a

    n$eri tekan dan keadaan

    benjolan kelopak mata

    Bola mata

    endo%eksoptalmus,

    strabismus dan

    nistagmus

    "elopak mata didapat

    ptosis,

    entro%ekstropion,

    alismata rontok, lesi,

    antelasma.

    "onjungti!a pucat

    pada keadaan anemia

    klera ikterik pada

    keadaan peningkatan

    kadar bilirubin di dalam

    darah

    klera !askularisasi

    pada keadaan

    misaln$a skleritis

    Lapang pandangmen$empit misaln$a

    pada keadaan stroke

    atau glukoma

    /ekanan bola mata

    meningkat misaln$a

    pada keadaan

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    2/44

    "onjungti!a, sclera dan

    kornea #

    1. Beritahu pasien melihat lurus

    ke depan

    2. /ekan di ba0ah kelopak mata

    ke ba0ah, amati konjungti!a

    dan catat adan$a kelainan #

    anemia % pucat. normal # tidak

    anemis

    3. "emudian amati sclera, catat

    adan$a kelainan # icterus,

    !askularisasi, lesi % benjolan

    norma # putih

    4.

    "emudian amati sklera, catatadan$a kelainan # kekeruhan

    normal # hitam transparan dan

    jernih

    emeriksaan pupil #

    1. Beritahu pasien pandangan

    lurus ke depan

    2. -engan menggunakan pen

    light, senter mata dari arah

    lateral ke medial3. atat dan amati perubahan

    pupil # lebar pupil, re*lek pupil

    menurun, bandingkan kanan

    dan kiri Normal # re*lek pupil

    baik, isokor, diameter 3 mm

    Abnormal # re*lek pupil

    menurun%', Anisokor,

    medriasis%meiosis.

    emeriksaan tekanan bola

    mata

    Tanpa alat : Beritahu pasien

    untuk memejamkan mata,

    dengan 2 jari tekan bola mata,

    catat adan$a ketegangan dan

    glukoma

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    3/44

    bandingkan kanan dan kiri.

    Dengan alat : -engan alat

    /onometri perlu ketrampilan

    khusus

    emeriksaan tajam penglihatan

    #

    1. iapkan alat # snelen cart dan

    letakkan dengan jarak 5 meter

    dari pasien.

    2. Atur posisi pasien duduk%atau

    berdiri, berutahu pasien untuk

    menebak hurup $ang ditunjuk

    pera0at.

    3.

    era0at berdiri di sebelahkanan alat, pasien diminta

    menutup salah satu mata

    atau dengan alat penutup .

    4. "emudian minta pasien untuk

    menebak huru* mulai dari atas

    sampai ba0ah.

    &. /entukan tajam penglihatan

    pasien

    emeriksaan lapang pandang #1. era0at berdiri di depan pasien

    2. Bagian $ang tidak diperiksa

    ditutup

    3. Beritahu pasien untuk melihat

    lurus kedepan melihat jari

    4. 6erakkan jari kesamping kiri

    dan kanan

    &. 7elaskan kepada pasien, agar

    memberi tahu saat tidak

    melihat jari3 Telinga emeriksaan daun telinga,

    lubang telinga dan membrane

    t$mpani #

    1. Atur posisi pasien duduk

    2. era0at berdiri di sebelah sisi

    pasien, amati daun telinga dan

    Adan$a benjolan

    misaln$a ada tumor

    Adan$a lesi atau

    kemerahan misaln$a

    pada keadaan in*eksi

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    4/44

    catat # bentuk, adan$a lesi atau

    bejolan.

    3. /arik daun telinga ke belakang

    atas, amati lubang telinga luar ,

    catat adan$a # lesi, cerumen,

    dan cairan $ang keluar.

    4. 6erakkan daun telinga, tekan

    tragus dan catat adan$a n$eri

    telinga.catat adan$a n$eri

    telinga.

    &. +asukkan spikulum telinga,

    dengan lampu kepala %

    othoskop amati lubang telinga

    dan catat adan$a # cerumen

    atau cairan, adan$a benjolandan tanda radang.

    5. "emudian perhatikan

    membrane t$mpani, catat #

    0arna, bentuk, dan

    keutuhann$a. normal # 0arna

    putih mengkilat%transparan

    kebiruan, datar dan utuh

    8. Lakukan prosedur 1'5 pada sisi

    telinga $ang lain.

    emeriksaan *ungsi

    pendengaran #

    9oice /est tes bisik Dengan

    suara bilangan

    1. pera0at di belakang pasien

    dengan jarak 4'5 meter

    2. bagian telinga $ang tidak

    diperiksa ditutup

    3.

    bisikkan suatu bilangan tujuhenan

    4. beritahu pasien untuk

    mengulangi bilangan tersebut

    &. bandingkan dengan telinga kiri

    dan kanan

    Dengan suara detik arloji :

    "urang pendengaran

    misaln$a pada lansia

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    5/44

    1. pegang arloji disamping telinga

    pasien

    2. beritahu pasien men$atakan

    apakah mendengar arloji atau

    tidak

    3. "emudian jauhkan, sampai

    pasien tidak mendengar

    normal # masih terdengar

    pada jarak 3( cm

    4. lakukan pada kedua sisi telinga

    dan bandingkan

    /est garputala

    Rinne test

    1.

    era0at duduk di sebelah sisipasien

    2. 6etarkan garputala, dengan

    menekan jari garputala dengan

    dua jari tangan

    3. letakkan pangkal garputala

    pada tulang mastoid, dan

    jelaskan pasien agar

    memberitahu bila tidak

    merasakan getaran.

    4. Bila pasien tidak merasakan

    getaran, dekatkan ujung jari

    garputala pada lubang telinga,

    dan anjurkan penderita agar

    memberutahu mendengar

    suara getaran atau tidah.

    :ormaln$a# pasien masih

    mendengar saat ujung

    garputala didekatkan pada

    lubang telinga.

    Weber test

    1. getarkan garputala

    2. Letakkan pangkal garputala di

    tengah'tengah dahi pasien

    3. /an$a kepada pasien, sebelah

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    6/44

    mana teinga mendengar lebih

    keras lateralisasi kana%kiri.

    :ormaln$a getaran didengar

    sama antara kanan dan kiri.

    Scwabach Test

    1. 6etarkan garputala

    2. letakkan ujung jari garputala

    pada lubang telinga pasien

    3. kemudian sampai pasien tidak

    mendengar, lalu bandingkan

    dengan pemeriksa.

    /est Audiometri

    emeriksaan ;ungsi

    "eseimbangan1. /est omberg2. /est ;istula3. /est "alori

    Hidung Dan

    Sinus

    Inspeksi dan palpasi hidung

    bagian luar dan sinus'sinus #

    1. emeriksa duduk di hadapan

    pasien

    2. Amati bentuk dan kulit hidung,

    catat # kesimetrisan, adan$a

    benjolan, tanda radang, danbentuk khusus hidung.

    3. alpasi hidung, catat #

    kelenturan dan adan$a n$eri

    4. alpasi 4 sinus hidung

    *rontalis, etmoidalis,

    spenoidalis, maksilaris catat #

    adan$a n$eri tekan

    Inspeksi hidung bagian dalam

    1. emeriksa duduk dihadapan

    pasien

    2. akai lampu kepala dan

    ele!asikan ujung hidung

    dengan jari

    3. Amati lubang hidung luar,

    Bentuk hidung tidak

    simetris atau ada

    benjolan misaln$a

    pada keadaan adan$a

    peradangan

    :$eri tekan misaln$a

    pada keadaan sinusitis enurunan penghidu

    misaln$a pada

    kerusakan sara*

    kranial ke I

    ol*aktorius

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    7/44

    catat # benjolan, tanda radang

    pada batas lubang hidung,

    keadaan septum nasi.

    4. masukkan spikulum hidung,

    amati lubang hidung bagian

    dalam, catat # benjolan, tanda

    radang pada batas lubang

    hidung, keadaan septum nasi.

    emeriksaan potensi hidung

    1. -uduklah dihadapan pasien

    2. /ekan salah satu lubang

    hidung, beritahu pasien untuk

    menghembuskan napas le0at

    hidung.3. Lakukan bergantian, suruh

    pasien merasakan apakah ada

    hambatan, dan bandingkan

    kanan dan kiri.

    emeriksaan *ungsi penghidu

    1. +ata pasien dipejamkan

    2. alah satu lubang hidung

    ditekan

    3. 6unakan bahan $ang mudahdikenali, dekatkan ke lubang

    hidung dan minta pasien untuk

    menebakn$a

    4. Lakukan pada ke dua sisi.

    Mulut dan

    tonsil

    1. asien duduk berhadapan

    dengan pemeriksa

    2. Amati bibir, catat # merah,

    c$anosis, lesi, kering,

    massa%benjolan, sumbing

    3. Buka mulut pasien, catat #

    kebersihan dan bau mulut, lesi

    mukosa

    4. Amati gigi, catat # kebersihan

    gisi, karies gigi, gigi berlubang,

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    8/44

    gigi palsu.

    &. +inta pasien menjuliurkan

    lidah, catat # kesimetrisan,

    0arna, lesi.

    5. /ekan lidah dengan sudip lidah,

    minta pasien membun$ikan

    huru* < A

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    9/44

    79 tekanan !ena jugularis #

    osisi penderita berbaring

    setengah duduk, tentukan

    batas atas den$ut !ena

    jugularis, beritahu pasien

    merubah posisi ke duduk dan

    amati pulsasi den$ut !ena.

    Normalna # saat duduk

    setinggi manubrium sternum.

    Atau

    osisi penderita berbaring

    setengah duduk, tentukan titik

    nol titik setinggi manubrium s. dan letakkan penggaris

    diatasn$a, tentukan batas atas

    den$ut !ena, ukur tinggi den$ut

    !ena dengan penggaris.

    Normalna # tidak lebih dari 4

    cm.

    "eher Bising Arteri "arotis

    /entukan letak den$ut nadi

    karotis dari tengah lehergeser ke samping , Letakkan

    sisi bell stetoskop di daerah

    arteri karotis, catat adan$a

    bising.

    Normalna # tidak ada

    bising.

    Dada dan

    paru

    Inspeksi !Bentuk dada # :ormal #

    diameter Anterior osterior >

    trans!ersal ? 1#2, @kspansi #

    simestris % tidak, i*at

    perna*asan # perna*asan dadadan perut, ;rekuensi

    perna*asan normal # 15 > 1)

    %menit, 1) > 2( %menit, itme

    perna*asan @upnea # irama

    normal,Palpasicaran$a #

    Abnormaln$a jika

    igeont hest % dada

    burung dimana

    sternum menonjol

    kedepan, diameter

    Anterior osterior

    trans!ersal

    Barrel hest % dada

    tong # Anterior

    osterior # trans!ersal

    ? 1#1

    ;unnel hest # anterior

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    10/44

    1. Letakkan kedua telapak

    tangan secara datar bisa pada

    anterior, sisi dan posterior,

    anjurkan tarik na*as Amati #

    normal bila gerakan tangan

    simetris, pem /aktil *remitus

    caran$a #2. Letakkan tangan sama dengan

    cara pemeriksaan ekspansi

    dada.3. Anjurkan pasien men$ebut

    tujuh'tujuh % enem'enam4. asakan getaran, "urang

    bergetar # pleura e**usion,

    pneumothoraks

    &. lakukan pada seluruh

    permukaan dada

    atas,ba0ah,kiri,kanan,

    depan,belakangPerkusi ! uara perkusi # aru

    normal # sonor % resonan,

    neumothoraks # hipersonor,

    7aringan padat jantung, hati #

    pekak%datar, -aerah $ang

    berongga # t$mpani, Batas

    organ # isi dada kiri # dari atas

    ke ba0ah ditemukan

    sonor%resonan' t$mpani # I

    8%) aru'lambung, isi dada

    kanan # I 4%& paru'ati,

    -inding posterior #

    upraskapularis 3'4 jari di

    pundak batas atas paru

    etinggi !ertebratorakal 1(

    garis skapula batas ba0ahparu.

    Auskultasi #uara % bun$i na*as

    !esikuler , /erdengar disemua

    lapang paru normal, Bersi*at

    halus, nada rendah, Inspirasi

    lebih panjang dari ekspirasi,

    osterior mengecil,

    sternum menonjol ke

    dalam, *rek0ensi

    perna*asan 2(%menit

    # tach$pnea C15 #?DD

    bradipnea.?DD menit?DD

    o#p?DD

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    11/44

    Broncho!esikuler # uang

    interkostal pertama dan kedua

    area interskapula, :ada

    sedang, lebih kasar dari

    !esikuler, Inspirasi sama

    dengan ekspirasi Bronchial ,

    /erdengar di atas manubarium,

    Bersi*at kasar, nada tinggi,

    Inspirasi lebih pendek dari

    ekspirasi, uara ucapan

    1. Anjurkan penderita

    mengucapkan tujuh'tujuh

    berulang2 secara berisik

    sesudah inspirasi

    2.

    Lakukan dengan intonasi $angsama kuat sambil

    mendengarkan secara

    sistematik disemua lapang

    paru dengan menggunakan

    stetoskop3. Bandingkan bagian kiri dan

    kanan

    Apnea # tidak terdapatn$a pernapasan mungkin secara periodik.

    itme perna*asan # "usmaul # cepat dan dalam, iper!entilasi # perna*asan dalam,

    kecepatan normal, BiotE # epat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman samakerusakan sara*, he$ne stoke # bertahap dangkal > lebih cepat dan dalam > lambat >

    apnea kerusakan sara*, etraksi interkosta # kemungkinan retraksi pada obstruksi

    jalan na*as, Frthopnea # sesak pada 0aktu posisi berbaring, uara batuk # produkti* %

    tidak, :$eri dada tekan #kemungkinan *raktur iga, "esimetrisan ekspansi dada,

    uara tambahan # onchi ronchi kering uara $ang tidak terputus, akibat adan$a

    getaran dalam lumen saluran perna*asan karena pen$empitan # ada sekret

    kental%lengket, ales ronchi basah, uara $ang terputus, akibat aliran udara mele0ati

    cairan dan terdengar pada saat inspirasi, WheeGes > 0heeGing, uara terdengar akibat

    obstruksi jalan napas, terjadi pen$empitan sehingga ekspirasi dan inspirasi terganggu,

    sangat jelas terdengar saat ekspirasi

    #antung

    Inspeksi#

    Bentuk dada :ormal # simetris, -en$ut jantung "ekuatan den$utan # amati Apeks atau

    +I I & +idkla!ikula kiri, -en$utan susah nampak bila pa$udara besar, dinding

    torak tebal, gemuk

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    12/44

    Palpasi !-en$ut apeks letak dan kekuatan, Perkusiuntuk mengetahui ukuran bentuk

    jantung secara kasar *oto rontgen, lokasi jantung akan terdengar redup,Auskultasi

    Bun$i 7antung I 1 # penutupan katub mitral dan trikuspidalis ? LHB, Bun$i 7antung

    II 2 # penutupan katub Aorta dan ulmonal ? -HB ,7arak 1 > 2 # 1 detik atau

    kurang, 1 lebih keras dari2 Tempat mendengarkan Bun$i 7antung #

    o +itral # linea midkla!ikula kiri I &

    o /rikuspidalis # linea sternal kiri I 4

    oAorta # linea sternal kanan I 2

    o ulmonalis # linea sternal kiri I 2

    Bentuk +enonjol # pembesaran jantung, e*usi pleura, tumor, meningkat bila curah

    jantung besar, hipertro*i jantung,

    Bun$i 7antung /ambahan # +urmur # getaran $ang terjadi dalam jantung atau pembuluh

    darah besar $ang diakibatkan oleh bertambahn$a turbulensi darah % cairan

    Abdomen

    Inspeksi

    ara "erja #

    1. "andung kencing dalam keadaan kosong2. osisi berbaring, bantal dikepala dan lutut sedikit *leksi3. "edua lengan, disamping atau didada4. +intalah penderita untuk menunjukkan daerah sakit untuk dilakukan pemeriksaan

    terakhir&. Lakukan inspeksi, dan perhatikan "edaan kulit dan permukaan perut :ormaln$a #

    datar, tidak tegang, trie li!ide%gra!idarum, tidak ada lesi, erhatikan bentuk perut,

    normal # simetris,5. erhatikan 6erakan dinding perut normal # +engempis saat ekspirasi dan

    menggembung saat inspirasi, adan$a gerakan peristaltik pada orangkurus.8. erhatikan umbilicus, catat adan$a tanda radang dan hernia normal# tidak adan$a tanda

    radang dan hernias

    alpasi

    ara "erja #

    1. Beritahu pasien untuk bernapas dengan mulut, lutut sedikit *leksi.2. Lakukan palpasi perlahan dengan tekanan ringan, pada seluruh daerah perut3. /entukan ketegangan, adan$a n$eri tekan, dan adan$a masa super*icial atau masa

    *eces $ang mengeras.4. Lanjutkan dengan pemeriksaan organ

    trie ber0arna ungu mengindikasikan s$ndrome chusing

    elebaran !ena abdomen mengindikasikan hirrosis

    -inding perut tebal mengindikasi adan$a odema

    Berbintil atau ada lesi mengindikasikan neuro*ibroma

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    13/44

    Ada masa % benjolan abnormal mengindikasikan adan$a tumor atau sesuatu $ang tidak

    normal.

    Abnormal bentukabdomen #

    +embesar dan melebar tandan$a ascites

    +embesar dan tegang meindikasikan adan$a udara ilius

    +embesar dan tegang daerah suprapubik menunjukkan adan$a retensi urine

    +embesar asimetris menunjukkan adan$a tumor, pembesaran organ dalam perut

    Abnormal gerakan dinding perut #

    /erjadi sebalikn$a $aitu kelumpuhan otot dia*ragma

    /egang tidak bergerak mengindikasikan adan$a peritonitis

    6erakan setempat menunjukkan tidak ada peristaltik pada illius

    erhatikan den$utan pada didnding perut

    ada umbilikus abnormal# /erdapat tanda radang di umbilicus

    emeriksaan ati #

    1. Letakkan tangan kiri men$angga belakang penderita pada coste 11 dan 122. /empatkan ujung jari kanan atas ' obli di daerah tempat redup hepar ba0ah % di

    ba0ah kostae.3. +ulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan pembesaran hepar, tentukan besar,

    konsistensi dan bentuk permukaan.4. +inta pasien napas dalam, tekan segera dengan jari kanan secara perlahan, saat

    pasien melepas napas, rasakan adan$a masa hepar, pembesaran, konsistensi dan

    bentuk permukaann$a. :ormal# tidak teraba % teraba ken$al, ujung tajam.

    Abnormal #

    /eraba n$ata membesar, lunak dan ujung tumpul menunjukkan adan$a hepatomegal$

    /eraba n$ata membesar, keras tidak merata, ujung ireguler tanda adan$a hepatoma

    Lien #

    1. Letakkan tangan kiri men$angga punggung kanan penderita pada coste 11 dan 122. /empatkan ujung jari kanan atas ' obli di ba0ah kostae kanan.3. +ulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan pembesaran lim*a4. +inta pasien napas dalam, tekan segera dengan jari kanan secara perlahan, saat

    pasien melepas napas, rasakan adan$a masa hepar, pembesaran, konsistensi dan

    bentuk permukaann$a. :ormal # ulit di raba, teraba bila ada pembesaran

    Abnormal# teraba karena adan$a pembesaran lien limpa

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    14/44

    Perkusi

    ara "erja #

    1$ lakukan perkusi dari k0adran kanan atas memutar searah jarum jam, catat adan$a

    perubahan suara perkusi # :ormaln$a # t$npani, redup bila ada organ diba0ahn$a

    misal hati 2$ Lakukan perkusi di daerah hepar untuk menentukan batas dan tanda pembesaran

    hepar3$ Lakukan perkusi pada +L kanan ba0ah umbilicus ke atas sampai terdengar bun$i

    redup, untuk menentukan batas ba0ah hepar.%$ Lakukan perkusi daerah paru ke ba0ah, untuk menentukan batas atas&$ Lakukan perkusi di sekitar daerah 1 da 2 untuk menentukan batas'batas hepar $ang

    lain.

    Abnormal #

    $pert$mpani menunjukkan udara

    ekak mengindikasikan adan$a cairan

    uskultasi

    ara "erja #

    1. 6unakan stetoskop sisi membrane dan hangatkan.2. Lakukan auskultasi pada satu tempat saja k0adaran kanan ba0ah , cata bising dan

    peristaltic usus. :ormal # Bun$i < "likc 6rugles

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    15/44

    emeriksaan re*lek2. emeriksaan re*lek perkusi pada area tendon spt tricep, perioto ulnaris%radialis, patellaAbnormal

    e*lek patella negati*. "ekuatan otot lemah &&&&

    PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fsik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada

    setiap system tubuh yang memberikan inormasi objekti tentang klien dan

    memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan

    fsik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon

    terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005

    Pemeriksaan fsik dalah pemeriksaan tubuh klien se!ara keseluruhan atau hanyabagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistemati dan

    komprehensi, memastikan"membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah

    dan meren!anakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( #ewi $artika,

    20%0

    &ujuan Pemeriksaan 'isik

    http://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik.htmlhttp://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik.html
  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    16/44

    ntuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

    ntuk menambah, mengkonfrmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam

    riwayat keperawatan.

    ntuk mengkonfrmasi dan mengidentifkasi diagnosa keperawatan.

    ntuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan

    penatalaksanaan. ntuk menge)aluasi hasil fsiologis dari asuhan.

    *amun demikian, masing+masing pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang

    akan dijelaskan nanti di setiap bagian tubuh yang akan dilakukan pemeriksaan fsik.

    MANFAAT PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fsik memiliki banyak manaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi

    proesi kesehatan lain, diantaranya

    %. $ebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose

    keperawatan.2. -engetahui masalah kesehatan yang di alami klien.. $ebagai dasar untuk memilih inter)ensi keperawatan yang tepat/. $ebagai data untuk menge)aluasi hasil dari asuhan keperawatan

    TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK

    da / teknik dalam pemeriksaan fsik yaitu

    . 1nspeksi1nspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan,

    pendengaran dan pen!iuman. 1nspeksi umum dilakukan saat pertama kali

    bertemu pasien. $uatu gambaran atau kesan umum mengenai keadaan

    kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi

    lo!al yang berokus pada suatu system tunggal atau bagian dan biasanya

    menggunakan alat khusus seperti optalomoskop, otoskop, spe!ulum dan lain+

    lain. (aura .&albot dan -ary -eyers, %3341nspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan !ara melihat bagian

    tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata atau ka!a pembesar. (#ewi

    $artika, 20%0

    'okus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna,

    bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan"pembengkakan. $etelah

    inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu

    dengan bagian tubuh lainnya. ontoh mata kuning (ikterus, terdapat struma

    di leher, kulit kebiruan (sianosis, dan lain+lain.

    6. Palpasi

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    17/44

    Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan

    meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. aura

    .&albot dan -ary -eyers, %334. Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang

    menggunakan indera peraba 7 tangan dan jari+jari, untuk mendeterminasi !iri+

    !iri jaringan atau organ seperti temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran,

    kelembaban dan penonjolan.(#ewi $artika,20%0.8al yang dideteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, )ibrasi,

    pertumbuhan atau massa, edema, krepitasi dan sensasi. angkah+langkah

    yang perlu diperhatikan selama palpasi

    iptakan lingkungan yang nyaman dan santai.

    &angan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering

    Kuku jari perawat harus dipotong pendek.

    $emua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.

    -isalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang, dan lain+lain.

    . Perkusi

    Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh

    unutk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam membantu

    penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya (aura .&albot

    dan -ary -eyers, %334.

    Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh

    tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri"kanan

    dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifkasi

    batas"lokasi dan konsistensi jaringan. (#ewi $artika, 20%0. dapun suara+

    suara yang dijumpai pada perkusi adalah

    $onor suara perkusi jaringan yang normal.

    9edup suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah

    paru+paru pada pneumonia.

    Pekak suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah

    jantung, perkusi daerah hepar.

    8ipersonor"timpani suara perkusi pada daerah yang lebih berongga

    kosong, misalnya daerah !a)erna paru, pada klien asthma kronik.

    #. uskultasi

    uskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan olehberma!am+ma!am organ dan jaringan tubuh.(aura .&albot dan -ary -eyers,

    %334. uskultasi dalah pemeriksaan fsik yang dilakukan dengan !ara

    mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. 6iasanya menggunakan alat

    yang disebut dengan stetoskop. 8al+hal yang didengarkan adalah bunyi

    jantung, suara naas, dan bising usus.(#ewi $artika, 20%0.$uara tidak normal yang dapat diauskultasi pada naas adalah

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    18/44

    9ales suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran+saluran

    halus pernaasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang,

    kasar. -isalnya pada klien pneumonia, &6.

    9on!hi nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi

    maupun saat ekspirasi. iri khas ron!hi adalah akan hilang bila klien

    batuk. -isalnya pada edema paru. :hee;ing bunyi yang terdengar . bisa dijumpai pada ase

    inspirasi maupun ekspirasi. -isalnya pada bron!hitis akut, asma.

    Pleura 'ri!tion 9ub 7 bunyi yang terdengar seperti suara gosokan

    amplas pada kayu. -isalnya pada klien dengan peradangan pleura.

    Pendekatan pengkajian fsik dapat menggunakan

    %. 8ead to toe (kepala ke kakiPendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan se!ara berurutan sampai ke kaki.

    -ulai dari keadaan umum, tanda+tanda )ital, kepala, wajah, mata, telinga,

    hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal,

    punggung, genetalia, re!tum, ektremitas.2. 9?$ (9e)iew o $ystem " sistem tubuh

    Pengkajian yang dilakukan men!akup seluruh sistem tubuh, yaitu keadaan

    umum, tanda )ital, sistem pernaasan, sistem kardio)askuler, sistem

    persyaraan, sistem perkemihan, sistem pen!ernaan, sistem muskuloskeletal

    dan integumen, sistem reproduksi. 1normasi yang didapat membantu perawat

    untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.. Pola ungsi kesehatan @ordon, %3A2

    Perawat mengumpulkan data se!ara sistematis dengan menge)aluasi pola

    ungsi kesehatan dan memokuskan pengkajian fsik pada masalah khusus

    meliputi persepsi kesehatan+penatalaksanaan kesehatan, nutrisi+pola

    metabolisme, pola eliminasi, pola tidur+istirahat, kogniti+pola perseptual, peran+

    pola berhubungan, aktiftas+pola latihan, seksualitas+pola reproduksi, koping+pola

    toleransi stress, nilai+pola keyakinan.

    #alam melakukan pemeriksaan fsik, ada prinsip+prinsip yang harus di perhatikan,

    yaitu sebagai berikut

    Kontrol ineksi

    -eliputi men!u!i tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker,

    dan membantu klien mengenakan baju periksa jika ada.

    Kontrol lingkungan

    Baitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan !ukup

    penerangan untuk melakukan pemeriksaan fsik baik bagi klien maupun bagi

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    19/44

    pemeriksa itu sendiri. -isalnya menutup pintu"jendala atau skerem untuk

    menjaga pri)asi klien.

    Komunikasi (penjelasan prosedur

    Pri)a!y dan kenyamanan klien

    $istematis dan konsisten ( head to toe, dr eksternal ke internal, dr normal ke

    ab* 6erada di sisi kanan klien

    Cfsiensi

    #okumentasi

    PEMERIKSAAN TANDA VITAL

    . Pemeriksaan *adi#enyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses

    pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan

    tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi

    sebanyak %5 D 20 kali per menit setiap peningkatan suhu % derajat !el!ius.Penilaian denyut nadi yang lain adalah takikardia sinus yang ditandai dengan

    )ariasi %0 D %5 denyutan dari menit ke menit dan takikardia supra)entrikuler

    paroksimal ditandai dengan nadi sulit dihitung karena terlalu !epat (lebih dari

    200 kali per menit.6radikardia merupakan rekuensi denyut jantung lebih

    lambat dari normal. Pemeriksaaan nadi yang lain adalah iramanya, normal

    atau tidak. #isritmia (aritmia sinus adalah ketidakteraturan nadi, denyut nadi

    lebih !epat saat inspirasi dan lambat saat ekspirasi.

    6. Pemeriksaan &ekanan #arahPemeriksaan tekanan darah indikator penting dalam menilai ungsi

    kardio)askuler. #alam prosesnya perubahan tekanan darah dipengaruhi oleh

    berbagai aktor, antara lain 7%. &olakan Perier. -erupakan sistem peredaran darah yang memiliki sistem

    tekanan tertinggi (arteria dan sistem tekanan terendah (pembuluh kapiler

    dan )ena, diantara keduanya terdapat arteriola dan pembuluh otot yang

    sangat halus.2. @erakan memompa oleh jantung. $emakin banyak darah yang dipompa ke

    dalam arteria menyebabkan arteria akan lebih menggelembung dan

    mengakibatkan bertambahnya tekanan darah. 6egutu juga sebaliknya.

    . Eolume darah. 6ertambahnya darah menyebabkan besarnya tekanan padaarteria.

    /. Kekentalan darah. Kekentalan darah ini tergantung dari perbandingan sel

    darah dengan plasma.

    . Pemeriksaan Pernapasan

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    20/44

    -erupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan

    oksigen dan pengeluaran karbondioksida. -enilai rekuensi, irama, kedalaman

    dan tipe atau pola pernapasan

    #. Pemeriksaan suhuPemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam

    tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas se!ara kimiawi melalui

    metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan

    penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus. Pembuangan

    atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui berbagai proses, diantaranya%. 9adiasi, yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnet.2. Kon)eksi, yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara

    daerah yang kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara

    dingin yang bergerak atau pada air kolam renang.. C)aporasi, yaitu proses perubahan !airan menjadi uap./. Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak

    langsung tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan denganpermukaan yang dingin dan lain D lain.

    PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

    $ebelum melakukan pemeriksaan fsik perawat harus melakukan kontrak dengan

    pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di

    perlukan dan terminasi" mengakhiri.

    &ahap+tahap pemeriksaan fsik haruskan dilakukan se!ara urut dan menyeluruh dan

    dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut

    %. Kulit, rambut dan kuku2. Kepala meliputi mata, hidung, telinga dan mulut. eher posisi dan gerakan tra!hea, FEP/. #ada jantung dan paru5. bdomen pemeriksaan dangkal dan dalamG. @enetalia4. Kekuatan otot "mus!uloskeletalA. *eurologi

    &ahap+tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut

    a. Pemeriksaan Kulit, 9ambut dan Kuku%. Kulit

    H ntuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit

    ntuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka

    &indakan

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    21/44

    1 I 1nspeksi lihat ada"tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna

    kehitaman"ke!oklatan, edema, dan distribusi rambut kulit.

    P I Palpasi di raba dan tentukan turgor kulit elasti! atau tidak, tekstur

    kasar "halus, suhu akral dingin atau hangat.

    2. 9ambut

    ntuk mengetahui warna, tekstur dan per!abangan pada rambut

    ntuk mengetahui mudah rontok dan kotor

    &indakan

    1 I disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, ber!abang

    P I mudah rontok"tidak, tekstur kasar"halus

    . Kuku

    H ntuk mengetahui keadaan kuku warna dan panjang

    H ntuk mengetahui kapiler refll

    &indakan1 I !atat mengenai warna biru sianosis, merah peningkatan )isibilitas

    8b, bentuk !lubbing karena hypoJia pada kangker paru, beaus lines pada

    penyakit difsisensi e"anemia e

    P I !atat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refll (pada

    pasien hypoJia lambat s"d 5+%5 detik.

    b. Pemeriksaan Kepala

    H ntuk mengetahui bentuk dan ungsi kepala

    H ntuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala

    &indakan

    1 I ihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih!ondong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan ada parese"kelumpuhan,

    !ontoh pada pasien $8.

    P I ari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan

    kepala sesuai kebutuhan

    H -ata

    H ntuk mengetahui bentuk dan ungsi mata (medan pengelihatan, )isus

    dan otot+otot mata

    H ntuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata

    &indakan

    1 I Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak, reLek

    kedip baik"tidak, konjungti)a dan s!lera merah"konjungti)itis,

    ikterik"indikasi hiperbilirubin"gangguan pada hepar, pupil isokor ka,ki

    (normal, miosis"menge!il, pin point"sangat ke!il (suspek $?,

    medriasis"melebar"dilatasi (pada pasien sudah meninggal

    1nspeksi gerakan mata

    H njurkan pasien untuk melihat lurus ke depan

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    22/44

    H mati adanya nistagmus"gerakan bola mata ritmis(!epat"lambat

    H mati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang de)iasi

    H 6eritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga

    posisi kepala pasien tetap lalu gerakkan jari ke A arah untuk mengetahui

    ungsi otot+otot mata.

    1nspeksi medan pengelihatanH 6erdirilah didepan pasien

    H Kaji kedua mata se!ara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak

    di periksa

    H 6eritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memokuskan pada

    satu titik pandang, misal pasien disuruh memandang hidung pemeriksa.

    H Kemudian ambil benda"ballpoint dan dekatkan kedepan hidung

    pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan kesamping ka.ki pasien, suruh

    pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat

    (ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat.

    Pemeriksaan )isus mata

    H $iapkan kartu snllen (dewasa huru dan anak gambar

    H tur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5

    meter (sesuai kebijakkan masing ada yang G dan 4 meter.

    H tur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan jelas.

    H &utup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri

    H -emulai memeriksa dengan menyuruh pasien memba!a dari huru

    yang terbesar sampai yang terke!il yang dapat diba!a dengan jelas oleh

    pasien.

    H atat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan.

    H -isal hasil )isus

    ?# (?ptik #ekstra"ka 5"5

    6erarti pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat huru yang seharusnya

    dapat dilihat"diba!a pada jarak 5 m

    ?$ (?ptik $inistra"ki 5"2

    6erarti pada jarak 5 m, mata masih dapat melihat"memba!a yang

    seharusnya di ba!a pada jarak 2 m.

    P I &ekan se!ara ringan untuk mengetahui adanya &1? (tekanan intra

    okuler jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien

    glau!oma"kerusakan dikus optikus, kaji adanya nyeri tekan.H 8idung

    H ntuk mengetahui bentuk dan ungsi hidung

    H ntuk mendetahui adanya inLamasi"sinusitis

    &indakan

    1 I pakah hidung simetris, apakah ada inLamasi, apakah ada se!ret

    P I pakah ada nyeri tekan, massa

    H &elinga

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    23/44

    H ntuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang

    telinga

    H ntuk mengetahui ungsi pendengaran

    &indakan

    &elinga luar

    1 I #aun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan,adanya lesy.

    P I &ekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan

    kartilago.

    &elinga dalam

    *ote #ewasa #aun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat

    nak #aun telinga ditarik kebawah

    1 I &elinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani

    (warna, bentuk adanya serumen, peradangan dan benda asing, dan darah.

    Pemeriksaan pendengaran

    % Pemeriksaan dengan bisikan

    H -engatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak /+G m

    H -engistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang

    tidak diperiksa.

    H -embisikan suatu bilangan misal

    H -enyuruh pasien mengulangi apa yang didengar

    H -elakukan pemeriksaan telinga yang satu

    H 6andingkan kemempuan mendengar telinga kanan kiri

    2 Pemeriksaan dengan arloji

    H -engatur susasana tenang.

    H Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.

    H -enyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji.H -emimndahkan arloji se!ara berlahan+lahan menjauhi. telinga dan

    suruh pasien menyatakan tak mendengar lagi.

    H *ormalnya pada jarak 0 !m masih dapat didengar.

    Pemeriksaan dengan garpu tala

    a. &es 9inne

    H Pegang garpu tala (@& pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan

    H etakkan @& pada prosesus mastoideus klien

    H -enganjurkan klien mangatakan pada pemeriksa sewaktu tidak

    merasakan getaran

    H Kemudian angkat @& dengan !epat dan tempatkan didepan lubangtelinga luar jarak %+2 !m, dengan posisi parallel dengan daun telinga.

    H -engistrusikan pada klien apakah masih mendengara atau tidak.

    H -en!atat hasil pemeriksaan

    b. &es :eber

    H Pegang @& pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan atau

    jari

    H etakkan tangkai @& di tengah pun!ak kepala"os. 'rontalis atas.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    24/44

    H &anayakan pada klien apakah bunyi terdengar saama jelas antara

    telinga ka.ki atau hanya jelas pada satu sisi saja.

    H -en!atat hasil pemeriksaan

    !. &es $webe!k

    H ntuk mengetahui membandingkan pendengaran pasien dengan

    pemeriksaH #ekatkan @& pada telinga klien kemudian dengan !epat di dekatkan ke

    telinga pemeriksa.

    H -ulut dan 'aring

    H ntuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut

    H ntuk mengetahui kebersihan mulut

    &indakan

    1 I mati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing, warna,

    kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.

    mati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan kebersihan

    gigi

    1nspeksi mulut dalam dan aring

    H -enyuruh pasien membuka mulut amati mu!osa tekstur, warna,

    kelembaban, dan adanya lesi

    H mati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi

    H ntuk melihat aring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus kassa

    steril, kemudian minta klien menjulurkan lidah dan berkata amati

    o)ula"epiglottis simetris tidak terhadap aring, amati tonsil meradang atau

    tidak (tonsillitis"amandel.

    P I Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa"

    tumor, pembengkakkan dan nyeri. akukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk

    dengan memekai hands!ond, kemudian suruh pasien mengatakan kata

    sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa dan tekan

    lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. atat apakah ada

    respon nyeri pada tindakan tersebut.

    !. eher

    H ntuk menentukan struktur integritas leher

    H ntuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan

    H ntuk memeriksa sistem limatik

    &indakkan 1 I mati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut

    mati adanya pembengkakkan kelenjar tirod"gondok, dan adanya

    massa

    mati kesimeterisan leher dari depan, belakang dan samping ka,ki.

    -intalah pasien untuk mengerakkan leher (Leksi+ektensi ka.ki, dan

    merotasi+ amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.

    P I etakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    25/44

    dan rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.

    Palpasi tra!hea apakah kedudukan tra!hea simetris atau tidak.

    d. #ada"&horaJH Paru"Pulmonalis

    H ntuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru

    H ntuk mengetahui rekuensi, irama pernaasan

    H ntuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa, peradangan,

    edema, taktil remitus.

    H ntuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya

    H -endengarkan bunyi paru " adanya sumbatan aliran udara

    &indakkan

    1 I mati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta, amati

    gerkkan paru.

    mati kla)ikula dan s!apula simetris atau tidak

    P I Palpasi ekspansi paru

    H 6erdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di

    dada dibawah papilla, anjurkan pasien menarik naas dalam, rasakkan

    apakah sama paru ki.ka.

    H 6erdiri di belakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah

    s!apula"setinggi !osta ke+%0, ibu jari ka.ki di dekatkan jangan samapai

    menempel, dan jari+jari di regangkan lebih kurang 5 !m dari ibu jari. $uruh

    pasien kembali menarik naas dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama

    atau tidak.

    Palpasi &aktil )remitus posterior dan anteriorH -eletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apeJ

    paru"stinggi supra s!apula (posisi posterior .

    H -enginstrusikkan pasien untuk mengu!apkkan kata (nada rendah

    H -inta klien untuk mengulangi mengu!apkkan kata tersebut, sambil

    pemeriksa mengerakkan ke posisi ka.ki kemudian kebawah sampai pada

    basal paru atau setinggi )ertebra thoraJkal ke+%2.

    H 6andingkan )remitus pada kedua sisi paru

    H 6ila remitus redup minta pasien bi!ara lebih rendah

    H langi"lakukkan pada dada anterior

    Pe"Perkusi I

    H tur pasien dengan posisi supinasi

    H ntuk perkusi anterior dimulai batas !la)ikula lalu kebawah sampai

    inter!osta 5 tentukkan batas paru ka.ki (bunyi paru normal sonor seluruh

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    26/44

    lapang paru, batas paru hepar dan jantung redup

    H Fika ada edema paru dan eusi plura suara meredup.

    us"auskultasi I

    H @unakkan diaragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak

    H etakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk

    naas pelan kemudian dalam dan dengarkkan bunyi naas)esikuler"whee;ing"!re!kels

    H Fantung"ordis

    1 I mati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 !m

    disamping bawah Jioideus.

    P I -erasakan adanya pulsasi

    H Palpasi spasium interkostalis ke+2 kanan untuk menentukkan area aorta

    dan spasium interkosta ke+2 kiri letak pulmonal kiri.

    H Palpasi spasium interkostalis ke+5 kiri untuk mengetahui area

    trikuspidalis")entikuler amati adanya pulsasi

    H #ari interkosta ke+5 pindah tangan se!ara lateral 5+4 !m ke garis

    midkla)i!ula kiri dimana akan ditemukkan daerah api!al jantung atau P-1

    ( point o maJimal impuls temukkan pulsasi kuat pada area ini.

    H ntuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau

    dibawah sternum.

    Pe I

    H Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung

    bagian kiri,

    H akukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas

    jantung kanan.

    H akukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah

    jantungH 6unyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.

    us I

    H -enganjurkan pasien bernaas normal dan menahanya saat ekspirasi

    selesai

    H #engarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada

    interkostalis ke+5 sambil menekan arteri !arotis

    6unyi $% dengarkan suara yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral

    (bikuspidalis dan tikuspidalis pada waktu sistolik.

    6unyi $2 dengarkan suara yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris(aorta dan pulmonalis pada saat diastoli!.

    dapun bunyi $ gagal jantung $/ pada pasien

    hipertensi .

    e. Perut"bdomen

    H ntuk mengetahui bentuk dan gerak+gerakkan perut

    H ntuk mendengarkan bunyi pristaltik usus

    H ntuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    27/44

    &indakkan

    1 I mati bentuk perut se!ara umum, warna kulit, adanya retraksi,

    penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.

    P I Palpasi ringan ntuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri

    tekan letakkan telapak tangan pada abdomen se!ara berhimpitan dan

    tekan se!ara merata sesuai kuadran. Palpasi dalam ntuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar,

    ginjal, limpa dengan metode bimanual"2 tangan.

    8epar

    H etakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian

    hipokondria kanan, kira7kira pada interkosta ke %%+%2

    H &ekan saat pasien inhalasi kira+kira sedalam /+5 !m, rasakan adanya

    organ hepar. Kaji hepatomegali.

    impa

    H -etode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar

    H njurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah

    interkosta kiri dan minta pasien mengambil naas dalam kemudian tekan

    saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.

    H Pada orang dewasa normal tidak teraba

    9enalis

    H ntuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah perut

    setinggi umbal +/ dibawah kosta kanan.

    H ntuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi umbal %+2 di bawah

    kosta kiri.

    H &ekan sedalam /+5 !m setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal

    rasakan bentuk, kontur, ukuran, dan respon nyeri.@enetalia

    H ntuk mengetahui adanya lesi

    H ntuk mengetahui adanya ineksi (gonorea, shipilis, dll

    H ntuk mengetahui kebersihan genetalia

    &indakan

    H @enetalia laki+laki

    1 I mati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.

    Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis

    adanya lesi

    mati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan ukuranP I &ekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri

    &ekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari

    H @enetalia wanita

    1 I 1nspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak

    mati adanya lesi, eritema, keputihan"!andidiasis

    P I &arik lembut labia mayora dengan jari+jari oleh satu tangan untuk

    mengetahui keadaan !litoris, selaput dara, orifsium dan perineum.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    28/44

    9ektum #an nal

    H ntuk mengetahui kondisi re!tum dan anus

    H ntuk mengetahui adanya massa pada re!tal

    H ntuk mengetahui adanya pelebaran )ena pada re!tal"hemoroid

    &indakkan

    H Posisi pria sims" berdiri setengah membungkuk, wanita dengan posisilitotomi"terlentang kaki di angkat dan di topang.

    H 1nspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan

    ulkus

    H Palpasi ulaskan ;at pelumas dan masukkan jari+jari ke re!tal dan

    rasakan adanya nodul dan atau pelebaran )ena pada re!tum.

    Pemeriksaan -uskuloskeletal

    + ntuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian

    + ntuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan+gangguan

    pada daerah tertentu.

    &indakkan

    -uskuli"?tot

    H 1nspeksi mengenai ukuran dan adanya atrof dan hipertrof (ukur dan

    !atat jika ada perbedaan dengan meteran

    H Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk

    mengetahui adanya kelemahan dan kontraksi tiba+tiba

    H akukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau

    mendorong tangan pemeriksa dan bandingkan tangan ka.ki

    H mati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota

    gerak atas dan bawah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara

    pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang terkuat amati apakah

    pasien bisa menahan.&ulang"?stium

    H mati kenormalan dan abnormalan susunan tulang

    H Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakkan

    Persendiaan"rti!ulasi

    H 1nspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.

    H Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan

    H Kaji range o mosion"rentang gerak (abduksi+aduksi, rotasi, Leksi+

    ekstensi, dll

    Pemeriksaan $istem *eurologi

    H ntuk mengetahui integritas sistem persyraan yang meliputi ungsiner)us !ranial, sensori, motor dan reLek.

    &indakkan

    H Pengkajian %2 syara !ranial (?.?.?.&.&..'[email protected]

    %. 1. ?laktorius"pen!iuman

    -eminta pasien membau aroma kopi dan )anilla atau aroma lain yang tidak

    menyengat. pakah pasien dapat mengenali aroma.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    29/44

    2. 11. ?pti!us"pengelihatan

    -eminta kilen untuk memba!a bahan ba!aan dan mengenali benda+benda

    disekitar, jelas atau tidak.

    . 111. ?kulomotorius"kontriksi dan dilatasi pupil

    Kaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan !ahaya danakomodasinya.

    /. 1E. &rokhlear"gerakkan bola mata ke atas dan bawah

    Kaji arah tatapan, minta pasien melihat k etas dan bawah

    5. E. &rigeminal"sensori kulit wajah, pengerak otot rahang

    H $entuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reLek

    kornea (reLek nagati (diam"positi (ada gerkkan

    H kur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah kaji nyeri

    menyilang pada kuit wajah

    H Kaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat mempalpasi otot+

    otot rahang

    G. E1. bdusen"gerakkan bola mata menyamping

    Kaji arah tatapan, minta pasien melihat kesamping ki.ka

    4. E11. 'a!ial"ekspresi wajah dan penge!apan

    -eminta klien tersenyum, mengen!angkan wajah, menggembungkan pipi,

    menaikan dan menurunkan alis mata, perhatikkan kesimetrisanya.

    A. E111. uditorius"pendengaran

    kaji klien terhadap kata+kata yang di bi!arakkan, suruh klien mengulangi

    kata"kalimat.

    3. 1M. @losoaringeal"penge!apan, kemampuan menelan, gerakan lidah

    H -eminta pasien mengidentifkasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal

    lidah.H @unakkan penekan lidah untuk menimbulkan

    H -eminta klien untuk mengerakkan lidahnya

    %0. M. Eagus"sensasi aring, gerakan pita suara

    H $uruh pasien mengu!apkan kaji gerakkan palatum dan aringeal

    H Periksa kerasnya suara pasien

    %%. M1. sesorius"gerakan kepala dan bahu

    H -eminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah

    yang ditahan oleh pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang

    ringan

    %2. 8ipoglosal"posisi lidah-eminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan

    menggerakkan ke berbagai sisi.

    H Pengkajian syara sensori

    &indakkan

    H -inta klien menutup mata

    H 6erikkan rasangan pada klien

    *yeri superf!ial gunakkan jarum tumpul dan tekankan pada kulit

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    30/44

    pasien pada titik+titik yang pemeriksa inginkan, minta pasien untuk

    mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana

    $uhu sentuh klien dengan botol panas dan dingin, suruh pasien

    mengatakkan sensasi yang direasakan.

    Eibrasi tempelkan garpu tala yang sudah di getarakan dan tempelkan

    pada alangeal"ujung jari, meminta pasien untuk mengatakkan adanyagetaran.

    Posisi tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan gerakkan naik+

    turun kemudian berhenti suruh pasien mengtakkan diatas"bawah.

    $tereognosis berikkan pasien benda amiliar ( koin atau sendok dan

    berikkan waktu beberapa detik, dan suruh pasien untuk mengatakkan

    benda apa itu.

    Pengkajian reLeJ

    %. 9eLeks 6isep

    H 'leksikan lengan klien pada bagian siku sampai /5 derajat, dengan

    posisi tangan pronasi (menghadap ke bawahH etakkan ibu jari pemeriksa pada ossa antekkubital di dasar tendon

    bisep dan jari+jari lain diatas tendon bisep

    H Pukul ibu jari anda dengan reLek harmmer, kaji reLeks

    2. 9eLeks &risep

    H etakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa

    H &empatkan lengan bawah diantara Leksi dan ekstensi

    H -eminta pasien untuk merilekkan lengan

    H 9aba terisep untuk mmeastikan otot tidak teggang

    H Pukul tendon pada ossa olekrani, kaji reLek

    . 9eLeks PatellaH -inta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur"kursi

    H 9ileJkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di

    depan dada

    H Pukul tendo patella, kaji reLeJ

    /. 9eLeks 6rakhioradialis

    H etakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa

    H &empatkan lengan bawah diantara Leksi dan ekstensi serta sedikit

    pronasi

    H Pukul tendo brakhialis pada radius bagian distal dengan bagian datar

    harmmer, !atat reLeJ.

    5. 9eLeJ !hilles

    H -inta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur"kursi

    seperti pada pemeriksaan patella

    H #orsoLeksikan telapak kaki dengan tangan pemeriksa

    H Pukul tendo !hilles, kaji reLek

    G. 9eLeJ Plantar (babinsky

    H @unakkan benda dengan ketajaman yang sedang (pensil"ballpoint atau

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    31/44

    ujung sti!k harmmer

    H @oreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung

    telapak kaki sampai dengan sudut telapak jari kelingking lalu belok ke ibu

    jari. 9eLek positi telapak kaki akan tertarik ke dalam.

    4. 9eLeks Kutaneus

    a @lutealH -eminta pasien melakukan posisi berbaring miring dan buka !elana

    seperlunya

    H 9ansang ringan bagian perineal dengan benda berujung kapas

    H 9eLek positi spingter ani berkontraksi

    b bdominal

    H -inta klien berdiri"berbaring

    H &ekan kulit abdomen dengan benda berujung kapas dari lateal ke

    medial, kaji gerakkan reLek otot abdominal

    H langi pada ke+/ kuadran (atas ki.ka dan bawah ki.ka

    ! Kremasterik"pada pria

    H &ekan bagian paha atas dalam menggunakkan benda berujung kapas

    H *ormalnya skrotum akan naik"meningkat pada daerah yang diransang

    PEMERIKSAAN PER-SYSTEM

    $1$&C- 9#1?E$KC9

    1nspeksi

    a. Fantung, se!ara topografk jantung berada di bagian depan rongga

    mediastinum.

    b. akukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang

    atau dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit

    ditemukan misalnya pada stenosis mitral dan pemeriksa berdiri disebelahkanan penderita.

    !. Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung. #iameter pulsasi kira+

    kira 2 !m, dengan pun!tum maksimum di tengah+tengah daerah tersebut.

    Pulsasi timbul pada waktu sistolis )entrikel. 6ila i!tus kordis bergeser ke kiri

    dan melebar, kemungkinan adanya pembesaran )entrikel kiri.

    Palpasi

    a. #enyut apeks jantung (iktus kordis

    #alam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri

    iktus terlihat didalam ruangan interkostal E sisi kiri agak medial dari linea

    mid!la)i!ularis sinistra. Pada anak+anak iktus tampak pada ruanginterkostal 1E.

    b. #enyutan nadi pada dada

    pabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus !uriga adanya

    kelainan pada aorta.

    neurisma aorta as!enden dapat menimbulkan denyutan di ruang

    interkostal 11 kanan, sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal

    11 kiri menunjukkan adanya dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    32/44

    des!enden.

    !. @etaran"&rhill

    danya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katup bawaan

    atau penyakit jantung !ongenital. @etaran yang lemah akan lebih mudah

    dipalpasi apabila orang tersebut melakukan pekerjaan fsik karena rekuensi

    jantung dan darah akan mengalir lebih !epat. #engan terabanya getaranmaka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising jantung.

    Perkusi

    Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas+batas jantung. Perkusi

    jantung mempunyai arti pada dua ma!am penyakit jantung yaitu eusi

    peri!ardium dan aneurisma aorta.

    + 6atas kiri jantung

    H Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.

    H Perubahan antara bunyi sonor dari paru+paru ke redup relati kita

    tetapkan sebagai batas jantung kiri.

    *ormal tas 1$ 11 kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung

    6awah 1$ E kiri agak ke medial linea midkla)ikularis kiri (tempat

    iktus

    + 6atas Kanan Fantung

    H Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.

    H #isini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh

    dari dinding depan thorak

    *ormal 6atas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal 111+

    1E kanan, di linea parasternalis kanan. $edangkan batas atasnya di ruang

    interkostal 11 kanan linea parasternalis kanan.

    uskultasi

    uskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat+tempat sebagai berikut #engarkan 6F 1 pada

    H 1$ 1E line sternalis kiri (6F 1 &ri!uspidalis

    H 1$ E line mid!la)i!ula"1$ 111 linea sternalis kanan (6F 1 -itral

    #engarkan 6F 11 pada

    H 1$ 11 lines sternalis kanan (6F 11 orta

    H 1$ 11 linea sternalis kiri"1$ 111 linea sternalis kanan (6F 11 Pulmonal

    #engarkan 6F 111 (kalau ada

    H &erdengar di daerah mitral

    H 6F 111 terdengar setelah 6F 11 dengan jarak !ukup jauh, tetapi tidak melebihi

    separo dari ase diastolik, nada rendahH Pada anak+anak dan dewasa muda, 6F 111 adalah normal

    H Pada orang dewasa"tua yang disertai tanda+tanda oedema"dipneu, 6F 111

    adalah tanda abnormal.

    H 6F 111 pada de!omp. disebut @allop 9ythm.

    #ari jantung yang normal dapat didengar lub+dub, lub+dub, lub+dub. ub

    adalah suara penutupan katup mitral dan katup trikuspid, yang menandai

    awal sistole. #ub adalah suara katup aorta dan katup pulmonalis sebagai

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    33/44

    tanda awal diastole. Pada suara dub, apabila pasien bernaas akan

    terdengar suara yang terpe!ah.

    $1$&C- PC*C9**

    1nspeksi

    a. Pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan di sisi tubuh.

    b. 1nspeksi !a)um oris, lidah untuk melihat ada tidaknya kelainan.!. etakan bantal ke!il dibawah lutut dan dibelakang kepala untuk

    melemaskan"relaksasi otot+ otot abdomen.

    d. Perhatikan ada tidaknya penegangan abdomen.

    e. Pemeriksa berdirilah pada sisi kanan pasien dan perhatikan kulit dan

    warna abdomen, bentuk perut, simetrisitas, jaringan parut, luka, pola )ena,

    dan striae serta bayangan )ena dan pergerakkan abnormal.

    . Perhatikan posisi, bentuk, warna, dan inLamasi dari umbilikus.

    g. Perhatikan pula gerakan permukaan, massa, pembesaran atau

    penegangan. 6ila abdomen tampak menegang, minta pasien untuk berbalik

    kesamping dan inspeksi mengenai ada tidaknya pembesaran area antara

    iga+iga dan panggul, tanyakan kepada pasien apakah abdomen terasa lebih

    tegang dari biasanya.

    h. 6ila terjadi penegangan abdomen, ukur lingkar abdomen dengan

    memasang tali" perban seputar abdomen melalui umbilikus. 6uatlah simpul

    dikedua sisi tali" perban untuk menandai dimana batas lingkar abdomen,

    lakukan monitoring, bila terjadi peningkatan perenggangan abdomen,

    maka jarak kedua simpul makin menjauh.

    i. 1nspeksi abdomen untuk gerakan pernapasan yang normal.

    j. -intalah pasien mengangkat kepalanya dan perhatikan adanya gerakan

    peristaltik atau denyutan aortik.

    Palpasibdomen

    a. Posisi pasien berbaring terlentang dan pemeriksa disebelah kanannya.

    b. akukan palpasi ringan di tiap kuadran abdomen dan hindari area yang

    telah diketahui sebelumnya sebagai titik bermasalah, seperti apendisitis.

    !. &empatkan tangan pemeriksa diatas abdomen se!ara datar, dengan jari+

    jari ekstensi dan berhimpitan serta pertahankan sejajar permukaan

    abdomen.

    d. Palpasi dimulai perlahan dan hati+hati dari superfsial sedalam % !m

    untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal atau adanya massa.

    e. 6ila otot sudah lemas dapat dilakukan palpasi sedalam 2,5 D 4,5 !m,untuk mengetahui keadaaan organ dan mendeteksi adanya massa yang

    kurang jelas teraba selama palpasi

    . Perhatikan karakteristik dari setiap massa pada lokasi yang dalam,

    meliputi ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, nyeri, denyutan dan gerakan

    g. Perhatikan wajah pasien selama palpasi untuk melihat adanya tanda"

    rasa tidak nyaman.

    h. 6ila ditemukan rasa nyeri, uji akan adanya nyeri lepas, tekan dalam

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    34/44

    kemudian lepas dengan !epat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul

    dengan melepaskan tekanan.

    i. -inta pasien mengangkat kepala dari meja periksa untuk melihat

    kontraksi otot+otot abdominal

    8epar

    a. Posisi pasien tidur terlentang.b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    !. etakkan tangan kiri pemeriksa dibawah torak" dada kanan posterior

    pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan tekananlah kearah atas.

    d. etakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari+jari mengarah ke

    kepala " superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung+ujung jari terletak

    di garis kla)ikular di bawah batas bawah hati.

    e. Kemudian tekanlah dengan lembut ke dalam dan ke atas.

    . -inta pasien menarik napas dan !obalah meraba tepi hati saat abdomen

    mengempis.

    Kandung Cmpedu

    a. Posisi pasien tidur terlentang.

    b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    !. etakkan telapak tangan kiri pemeriksa dibawah dada kanan posterior

    pasien pada iga M1 dan M11 dan tekananlah kearah atas.

    d. etakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari+jari mengarah ke

    kepala " superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung+ujung jari terletak

    di garis kla)ikular di bawah batas bawah hati.

    e. Kemudian tekan lembut ke dalam dan ke atas.

    . -intalah pasien menarik napas dan !oba meraba tepi hati saat abdomen

    mengempis.

    g. Palpasi di bawah tepi hati pada sisi lateral dari otot rektus.h. 6ila diduga ada penyakit kandung empedu, minta pasien menarik napas

    dalam selama palpasi.

    impa

    a. Posisi pasien tidur terlentang

    b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien

    !. etakkan se!ara menyilang telapak tangan kiri pemeriksa di bawah

    pinggang kiri pasien dan tekanlah keatas.

    d. etakkan telapak tangan kanan dengan jari+jari ektensi diatas abdomen

    dibawah tepi kiri kostal.

    e. &ekanlah ujung jari kearah limpa kemudian minta pasien untuk menariknapas dalam.

    . Palpasilah tepi limpa saat limpa bergerak ke bawah kearah tangan

    pemeriksa

    g. pabila dalam posisi terlentang tidak bisa diraba, maka posisi pasien

    berbaring miring kekanan dengan kedua tungkai bawah diLeksikan.

    h. Pada keadaan tertentu diperlukan $!huNner test

    orta

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    35/44

    a. Posisi pasien tidur terlentang

    b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien

    !. Pergunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan.

    d. Palpasilah dengan perlahan namun dalam ke arah abdomen bagian atas

    tepat garis tengah.

    Pemeriksaan sitesa. Posisi pasien tidur terlentang.

    b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    !. Prosedur ini memerlukan tiga tangan.

    d. -inta pasien atau asisten untuk menekan perut pasien dengan sisi ulnar

    tangan dan lengan atas tepat disepanjang garis tengah dengan arah

    )ertikal.

    e. etakkan tangan pemeriksa dikedua sisi abdomen dan ketuklah dengan

    tajam salah satu sisi dengan ujung+ ujung jari pemeriksa.

    . 9asakan impuls " getaran gelombang !airan dengan ujung jari tangan

    yang satunya atau bisa juga menggunakan sisi ulnar dari tangan untuk

    merasakan getaran gelombang !airan.

    olok #ubur

    Pemeriksaan abdomen dapat diakhiri dengan !olok dubur (siatnya kurang

    menyenangkan sehingga ditaruh paling akhir. Pemeriksaan ini dapat

    dilakukan pada pasien dalam posisi miring (symposisi, lithotomi, maupun

    knee+!hest. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan satu tangan maupun dua

    tangan (bimanual, satu tangannya di atas pel)is.

    olok dubur perlu hati+hati karena siat anus yang sensiti, mudah

    kontraksi. ?leh karena itu !olok dubur dilakukan serileks mungkin

    menggunakan lubrikasi. $ebaiknya penderita ken!ing terlebih dahulu. Pada

    posisi lithotomi diagnosis letak kelainan menggunakan posisi jam yakni jam sebelah kanan, jam 3 sebelah kiri, jam G ke arah sa!rum dan jam %2 ke

    arah pubis.

    uskultasi

    a. Pasien berbaring terlentang dengan tangan dikedua sisi.

    b. etakan bantal ke!il dibawah lutut dan dibelakang kepala.

    !. etakkan kepala stetoskop sisi diaragma di daerah kuadran kiri bawah.

    6erikan tekanan ringan, minta pasien agar tidak berbi!ara. 6ila mungkin

    diperlukan 5 menit terus menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan

    menentukan tidak adanya bising usus.

    d. #engarkan bising usus apakah normal, hiperakti, hipoakti, tidak adabising usus dan perhatikan rekwensi"karakternya.

    e. 6ila bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan dengan

    sistematis dan dengarkan tiap kuadran abdomen.

    . Kemudian gunakan sisi bel stetoskop, untuk mendengarkan bunyi desiran

    dibagian epigastrik dan pada tiap kuadran diatas arteri aortik, ginjal, iliaka,

    emoral dan aorta torakal. Pada orang kurus mungkin dapat terlihat

    gerakan peristaltik usus atau denyutan aorta.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    36/44

    Perkusi

    bdomen

    akukan perkusi di empat kuadran dan perhatikan suara yang timbul pada

    saat melakukannya dan bedakan batas+batas dari organ dibawah kulit.

    ?rgan berongga seperti lambung, usus, kandung kemih berbunyi timpani,

    sedangkan bunyi pekak terdapat pada hati, lima, pankreas, ginjal.Perkusi 6atas 8ati

    a. Posisi pasien tidur terlentang dan pemeriksa berdirilah disisi kanan

    pasien.

    b. akukan perkusi pada garis midkla)ikular kanan setinggi umbilikus, geser

    perlahan keatas, sampai terjadi perubahan suara dari timpani menjadi

    pekak, tandai batas bawah hati tersebut.

    !. kur jarak antara sub!ostae kanan kebatas bawah hati.

    d. 6atas hati bagian bawah berada ditepi batas bawah tulang iga kanan.

    e. 6atas hati bagian atas terletak antara !elah tulang iga ke 5 sampai ke

    !elah tulang iga ke 4.

    . Farak batas atas dengan bawah hati berkisar G D %2 !m dan pergerakan

    bagian bawah hati pada waktu bernapas yaitu berkisar 2 D !m.

    Perkusi ambung

    a. Posisi pasien tidur terlentang.

    b. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    !. akukan perkusi pada tulang iga bagian bawah anterior dan bagian

    epigastrium kiri.

    d. @elembung udara lambung bila di perkusi akan berbunyi timpani

    PC*@KF1* $1$&C- PC9*'$*

    1nspeksi

    % Pemeriksaan dada dimulai dari thoraJ posterior, klien pada posisi duduk.2 #ada diobser)asi dengan membandingkan satu sisi dengan yang

    lainnya.

    1nspeksi thoraJ poterior terhadap warna kulit dan kondisinya, lesi,

    massa, gangguan tulang belakang seperti kyphosis, s!oliosis dan lordosis,

    jumlah irama, kedalaman pernaasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

    / ?bser)asi type pernaasan, seperti pernaasan hidung atau pernaasan

    diaragma, dan penggunaan otot bantu pernaasan.

    5 $aat mengobser)asi respirasi, !atat durasi dari ase inspirasi (1 dan ase

    ekspirasi (C. ratio pada ase ini normalnya % 2. 'ase ekspirasi yang

    memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan naas dan seringditemukan pada klien hroni! irLow imitation ("?P#.

    G Kaji konfgurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (P

    dengan diameter lateral"tran)ersal (&. ratio ini normalnya berkisar %2

    sampai 54, tergantung dari !airan tubuh klien.

    4 Kelainan pada bentuk dada

    a 6arrel hest, &imbul akibat terjadinya o)erinLation paru. &erjadi

    peningkatan diameter P & (%%, sering terjadi pada klien emfsema.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    37/44

    b 'unnel hest (Pe!tus CJ!a)atum, &imbul jika terjadi depresi dari bagian

    bawah dari sternum. 8al ini akan menekan jantung dan pembuluh darah

    besar, yang akibatkan murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ri!ketsia,

    marans syndrome atau akibat ke!elakaan kerja.

    ! Pigeon hest (Pe!tus arinatum, &imbul sebagai akibat dari

    ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan diameter P. &imbulpada klien dengan kyphos!oliosis berat.

    d Kyphos!oliosis, &erlihat dengan adanya ele)asi s!apula. #eormitas ini

    akan mengganggu pergerakan paru+paru, dapat timbul pada klien dengan

    osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang mempengaruhi thoraJ.

    e Kiposis ,meningkatnya kelengkungan normal kolumna )ertebrae torakalis

    menyebabkan klien tampak bongkok.

    $koliosis melengkungnya )ertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi

    )ertebral.

    A ?bser)asi kesimetrisan pergerakan dada. @angguan pergerakan atau

    tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau

    pleura.

    3 ?bser)asi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang

    dapat mengindikasikan obstruksi jalan naas.

    Palpasi

    % #ilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan

    mengobser)asi abnormalitas, mengidentifkasi keadaan kulit dan

    mengetahui )o!al premitus ()ibrasi.

    2 Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat

    inspeksi seperti massa, lesi, bengkak.

    Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri.

    / Eo!al premitus getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbi!ara.Perkusi

    % Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ

    yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi diaragma.

    2 Fenis suara perkusi

    $uara perkusi normal resonan (sonor dihasilkan untuk mengetahui batas

    antara bagian jantung dan paru.

    uskultasi

    %. -erupakan pengkajian yang sangat bermakna, men!akup mendengarkan

    suara naas normal, suara tambahan (abnormal, dan suara.

    2. $uara naas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalannaas dari laring ke al)eoli, dengan siat bersih.

    . $uara naas normal

    a 6ron!hial *ormal terdengar di atas tra!hea atau daerah suprasternal

    not!h. 'ase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada

    henti diantara kedua ase tersebut.

    b Eesikular terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi+sepoi. 1nspirasi

    lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    38/44

    ! 6ron!ho)esikular merupakan gabungan dari suara naas bron!hial dan

    )esikular. $uaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang.

    1nspirasi sama panjang dengan ekspirasi. $uara ini terdengar di daerah

    thoraks dimana bron!hi tertutup oleh dinding dada.

    $1$&C- -$K?$KCC&1nspeksi

    % Pada saat inspeksi tulang belakang, buka baju pasien untuk

    menampakkan seluruh tubuh.

    2 1nspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan

    amati adanya atrof atau hipertrof. Kelurusan tulang belakang, diperiksa

    dengan pasien berdiri tegak dan membungkuk ke depan.

    Fika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya

    dengan menggunakan meteran.

    / mati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur

    yang ditunjukkan oleh malposisi suatu bagian tubuh.

    5 mati kenormalan susunan tulang dan adanya deormitas.

    G $koliosis ditandai dengan kul)atura lateral abnormal tulang belakang,

    bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak simetris, dan

    skapula yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji membungkuk ke depan.

    4 mati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan

    Persendian.

    A 1nspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian.

    3 1nspeksi pergerakkan persendian.

    Palpasi

    % Palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak se!ara akti

    dan pasi untuk mengetahui adanya kelemahan (Lasiditas, kontraksi tiba+tiba se!ara in)olunter (spastisitas

    2 ji kekuatan otot dengan !ara menyuruh klien menarik atau mendorong

    tangan pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan

    ekstremitas kiri.

    Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan.

    / Palpasi sendi sementara sendi digerakkan se!ara pasi akan memberikan

    inormasi mengenai integritas sendi. *ormalnya, sendi bergerak se!ara

    halus. $uara gemletuk dapat menunjukkan adanya ligament yang

    tergelin!ir di antara tonjolan tulang. Permukaan yang kurang rata, seprti

    pada keadaan arthritis, mengakibatkan adanya krepitus karena permukaanyang tidak rata tersebut yang saling bergeseran satu sama lain.

    5 Periksa adanya benjolan, rheumatoid arthritis, gout, dan osteoarthritis

    menimbulkan benjolan yang khas. 6enjolan dibawah kulit pada rheumatoid

    arthritis lunak dan terdapat di dalam dan sepanjang tendon yang

    memberikan ungsi ekstensi pada sendi biasanya, keterlibatan sendi

    mempunya pola yang simetris. 6enjolan pada @?& keras dan terletak

    dalam dan tepat disebelah kapsul sendi itu sendiri.

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    39/44

    G @unakan penentuan singkat kekuatan otot dengan skala o)etts

    (memiliki nilai 0 D 5

    0 I &idak ada kontraksi sama sekali.

    % I @erakan kontraksi.

    2 I Kemampuan untuk bergerak, tetapi tidak kuat kalau melawan

    tahanan atau gra)itasi. I ukup kuat untuk mengatasi gra)itasi.

    / I ukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh.

    5 I Kekuatan kontraksi yang penuh.

    Perkusi

    % 9eLeks patela, &endon patella (ditengah+tengah patella dan tuberositas

    tibiae dipukul dengan reLeks hammer. 9espon berupa kontraksi otot

    Ouadri!eps emoris yaitu ekstensi dari lutut.

    2 9eLeks bi!eps, lengan diLeksikan terhadap siku dengan sudut 30,

    supinasi dan lengan bawah ditopang pada alas tertentu (meja periksa. Fari

    pemeriksa ditempatkan pada tendon m. bi!eps (diatas lipatan siku,

    kemudian dipukul dengan reLeks hammer. *ormal jika timbul kontraksi otot

    bi!eps, sedikit meningkat bila terjadi Leksi sebagian dan gerakan pronasi.

    6ila hyperakti maka akan terjadi penyebaran gerakan Leksi pada lengan

    dan jari+jari atau sendi bahu.

    9eLeks tri!eps, lengan ditopang dan diLeksikan pada sudut 30, tendon

    tri!eps diketok dengan reLeks hammer (tendon tri!eps berada pada jarak

    %+2 !m diatas olekranon. 9espon yang normal adalah kontraksi otot

    tri!eps, sedikit meningkat bila ekstensi ringan dan hyperakti bila ekstensi

    siku tersebut menyebar keatas sampai otot+otot bahu atau mungkin ada

    klonus yang sementara.

    / 9eLeks a!hilles, posisi kaki adalah dorsoLeksi, untuk memudahkanpemeriksaan reLeks ini kaki yang diperiksa bisa diletakkan"disilangkan

    diatas tungkai bawah kontralateral.

    5 &endon a!hilles dipukul dengan reLeks hammer, respon normal berupa

    gerakan plantar Leksi.

    G 9eLeks abdominal, dilakukan dengan menggores abdomen diatas dan

    dibawah umbilikus. Kalau digores seperti itu, umbilikus akan bergerak

    keatas dan kearah daerah yang digores.

    4 9eLeks 6abinski, merupakan reLeks yang paling penting . 1a hanya

    dijumpai pada penyakit traktus kortikospinal. ntuk melakukan test ini,

    goreslah kuat+kuat bagian lateral telapak kaki dari tumit kearah jarikelingking dan kemudian melintasi bagian jantung kaki. 9espon 6abinski

    timbul jika ibu jari kaki melakukan dorsiLeksi dan jari+jari lainnya tersebar.

    9espon yang normal adalah Leksi plantar semua jari kaki.

    $1$&C- C*#?K91*

    1nspeksi

    a. (warna kulit 8iperpigmentasi ditemukan pada klien addison desease

    atau !ushing syndrom. 8ipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus,

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    40/44

    hipertiroidisme, hipotiroidisme.

    b. :ajah Eariasi, bentuk dan struktur muka mungkin dapat diindikasikan

    dengan penyakit akromegali mata.

    !. Kuku dan rambut Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh

    klien dengan penyakit addison desease, kering, tebal dan rapuh terdapat

    pada penyakit hipotiroidisme, rambut lembut hipertyroidisme. 8irsutismeterdapat pada penyakit !ushing syndrom.

    d. 1nspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh klien ?rang jangkung,

    yang disebabkan karena insufsiensi growth hormon. &ulang yang sangat

    besar, bisa merupakan indikasi akromegali.

    e. &anda trousseaus dan tanda !h)oteks Peningkatan kadar kalsium

    tangan dan jari+jari klien kontraksi (spasme karpal.

    Palpasi

    a. Kulit kasar, kering ditemukan pada klien dengan hipotiroidisme. #imana

    kelembutan dan bilasan kulit bisa menjadi tanda pada klien dengan

    hipertiroidisme. esi pada ekstremitas bawah mengindikasikan #-.

    b. Palpasi kelenjar tiroid (tempatkan kedua tangan anda pada sisi lain pada

    tra!hea dibawah kartilago thyroid. -inta klien untuk miringkan kepala ke

    kanan -inta klien untuk menelan. $etelah klien menelan. pindahkan pada

    sebelah kiri. selama palpasi pada dada kiri bawah &idak membesar pada

    klien dengan penyakit gra)es atau goiter.

    uskultasi

    uskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifkasi bunyi

    Qbruit

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    41/44

    b. Kaji status mental.

    !. Kaji adanya kejang atau tremor.

    Palpasi

    a. Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe

    dan pengobatannya.

    b. Kaji ungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalamigangguan. Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakar"panas dan baal.

    !. Kaji ungsi motorik seperti genggaman tangan, kekuatan otot,

    pergerakan dan postur.

    Perkusi

    a. 9eLeks patela, diketuk pada regio patela (ditengah tengah patela.

    b. 9eLeks a!hilles, dipukul dengan reLeks hammer, respon normal berupa

    gerakan plantar Leksi kaki.

    $1$&C- 9CP9?#K$1

    1nspeksi

    %. Keadaan umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan

    pemeriksaan tambahan.

    2. 1nspeksi tentang status gi;i anemia, ikterus.

    . Kaji pola pernapasan (sianosis, dispnea.

    /. pakah terdapat edema, bagaimana bentuk dan tinggi badan, apakah

    ada perubahan pigmentasi, kloasma gra)idarum, striae alba, striae li)idae,

    striae nigra, hiperpigmentasi, dan areola mamma.

    Palpasi

    %. palpasi menurut eopold 1+1E

    2. $er)iks, yaitu untuk mengetahui pelunakan ser)iks dan pembukaan

    ser)iks.. Ketuban, yaitu untuk mengetahui apakah sudah pe!ah atau belum dan

    apakah ada ketegangan ketuban.

    /. 6agian terendah janin, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang

    terendah dari janin, penurunan bagian terendah, apakah ada kedudukan

    rangkap, apakah ada penghalang di bagian bawah yang dapat

    mengganggu jalannya persalinan.

    5. Perabaan orniks, yaitu untuk mengetahui apakah ada bantalan orniks

    dan apakah bagian janin masih dapat didorong ke atas.

    uskultasi

    uskultasi untuk mengetahui bising usus, gerak janin dalam rahim, denyutjantung janin, aliran tali pusat, aorta abdominalis, dan perdarahan

    retroplasenter.

    $1$&C- PC9KC-18*

    1nspeksi

    a. Kaji kebiasaan pola 6K, output"jumlah urine 2/ jam, warna, kekeruhan

    dan ada"tidaknya sedimen.

    b. Kaji keluhan gangguan rekuensi 6K, adanya dysuria dan hematuria,

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    42/44

    serta riwayat ineksi saluran kemih.

    !. 1nspeksi penggunaan !ondom !atheter, olleys !atheter, silikon kateter

    atau urostomy atau supra pubik kateter.

    d. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait

    dengan sistem perkemihan.

    Palpasia. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih

    b. ntuk melakukan palpasi @injal Kanan Posisi di sebelah kanan pasien.

    &angan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada !osta ke+%2,

    ujung !ari menyentuh sudut !osto)ertebral (angkat untuk mendorong ginjal

    ke depan. &angan kanan diletakkan dengan lembut pada kuadran kanan

    atas di lateral otot re!tus, minta pasien menarik naas dalam, pada pun!ak

    inspirasi tekan tangan kanan dalam+dalam di bawah ar!us aorta untuk

    menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan ga.

    Pasien diminta membuang naas dan berhenti napas, lepaskan tangan

    kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.

    !. #ilanjutkan dengan palpasi @injal Kiri Pindah di sebelah kiri penderita,

    &angan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakan. &angan kiri

    diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot re!tus,

    minta pasien menarik naas dalam, pada pun!ak inspirasi tekan tangan kiri

    dalam+dalam di bawah ar!us aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua

    tangan (normalnya jarang teraba.

    Perkusi

    ntuk pemeriksaan ketok ginjal prosedur tambahannya dengan

    mempersilahkan penderita untuk duduk menghadap ke salah satu sisi, dan

    pemeriksa berdiri di belakang penderita. $atu tangan diletakkan pada sudut

    kosto)ertebra kanan setinggi )ertebra torakalis %2 dan lumbal % danmemukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kanan. $atu

    tangan diletakkan pada sudut kosto)ertebra kanan setinggi )ertebra

    torakalis %2 dan lumbal % dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan

    tangan (ginjal kiri. Penderita diminta untuk memberiksan respons terhadap

    pemeriksaan bila ada rasa sakit.

    C)aluasi

    Perawat bertanggung jawab untuk asuhan keperawatan yang mereka

    berikan dengan menge)aluasi hasil inter)ensi keperawatan. Keterampilan

    pengkajian fsik meningkatkan e)aluasi tindakan keperawatan melaluipemantauan hasil asuhan fsiologis dan perilaku. Keterampilan pengkajian

    fsik yang sama di gunakan untuk mengkaji kondisi dapat di gunakan

    sebagai tindakan e)aluasi setelah asuhan diberikan.

    Perawat membuat pengukuran yang akurat, terperin!i, dan objekti

    melalui pengkajian fsik. Pengukuran tersebut menentukan ter!apainya

    atau tidak hasil asuhan yang di harapkan. Perawat tidak bergantung

    sepenuhnya pada intuisi ketika pengkajian fsik dapat digunakan untuk

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    43/44

    menge)aluasi keeektian asuhan.

    #okumentasi

    Perawat dapat memilih untuk men!atat hasil dari pengkajian fsik pada

    pemeriksaan atau pada akhir pemeriksaan. $ebagian besar institusi

    memiliki ormat khusus yang mempermudah pen!atatan data

    pemeriksaan. Perawat meninjau semua hasil sebelum membantu klienberpakaian, untuk berjaga+jaga seandainya perlu memeriksa kembali

    inormasi atau mendapatkan data tambahan. &emuan dari pengkajian fsik

    dimasukkan ke dalam ren!ana asuhan.

    #ata didokumentasikan berdasarkan ormat $?P1C, yang hamper sama

    dengan langkah+langkah proses keperawatan.

    'ormat $?P1C, terdiri dari

    H #ata (riwayat $ubjekti, yaitu apa yang dilaporkan klien

    H #ata (fsik ?bjekti, yaitu apa yang di obser)asi, inspeksi, palpasi,

    perkusi dan auskultasi oleh perawat.

    H ssessment (pengkajian , yaitu diagnosa keperawatan dan pernyataan

    tentang kemajuan atau kemunduran klien

    H Plan (Peren!anaan, yaitu ren!ana perawatan klien

    H 1mplementation (pelaksanaan, yaitu inter)ensi keperawatan dilakukan

    berdasarkan ren!ana

    H C)aluation (e)aluasi, yaitu tinjauan hasil ren!ana yang sudah di

    implementasikan.

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Pemeriksaan fsik dalah pemeriksaan tubuh klien se!ara keseluruhan atauhanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang

    sistemati dan komprehensi, memastikan"membuktikan hasil anamnesa,

    menentukan masalah dan meren!anakan tindakan keperawatan yang tepat

    bagi klien.

    Pemeriksaan fsik mutlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada klien

    yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, se!ara

    rutin pada klien yang sedang di rawat, sewaktu+waktu sesuai kebutuhan

    klien. Fadi pemeriksaan fsik ini sangat penting dan harus di lakukan pada

    kondisi tersebut, baik klien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.

    Pemeriksaan fsik menjadi sangat penting karena sangat bermanaat, baikuntuk untuk menegakkan diagnosa keperawatan, memilih inter)ensi yang

    tepat untuk proses keperawatan, maupun untuk menge)aluasi hasil dari

    asuhan keperawatan.

    Saran

    gar pemeriksaan fsik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus

    memahami ilmu pemeriksaan fsik dengan sempurna dan pemeriksaan fsik

  • 7/25/2019 pemeriksaan fisik head to to.docx

    44/44

    ini harus dilakukan se!ara berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan

    prosedur yang benar.