BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK...

115
KETERAMPILAN KLINIK SEMESTER I BUKU PANDUAN TIM PENYUSUN MODUL LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Transcript of BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK...

Page 1: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

KETERAMPILAN KLINIK SEMESTER I

BUKU PANDUAN TIM PENYUSUN MODUL

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

2017

Page 2: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

KETERAMPILAN KLINIK

SEMESTER I

KETERAMPILAN KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN TEHNIK ANAMNESIS DASAR

KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN)

PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) TEHNIK STERILISASI DAN PENGENALAN ALAT

PROSEDUR ASEPSIS DAN ANTISEPSIS PROSEDUR INJEKSI

MENGENAL INSTRUMEN BEDAH DASAR TEKNIK PENJAHITAN KULIT DAN SUBKUTAN

SIMPUL – SIMPUL BEDAH DASAR TEKNIK PRESENTASI PADA PENYULUHAN KESEHATAN

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Keterampilan Klinik SEMESTER I

i

Page 3: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Pemberitahuan : Buku Panduan Skills Lab Semester I saat ini

masih mengacu kepada buku panduan skills lab yang selama ini

ada. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para Expert dan

Instruktur untuk perbaikan buku panduan skills lab tersebut.

Terima Kasih.

Skills Lab Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik SEMESTER I

ii

Page 4: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, bimbingan, petunjuk-Nya atas selesainya Rancangan Buku Panduan Keterampilan Klinik Semester I Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara yang merupakan karya dan kerja keras Tim Skills Lab FK UISU dan para pakar serta kontributor ilmu yang terlibat, walau masih jauh dari sempurna. Sesuai dengan SK-Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi Dokter sesungguhya merupakan bagian dari Standar Pendidikan Profesi Dokter.

Konsil Kedokteran Indonesia melalui keputusan No. 21A/KKI/KEP/IX/2006, telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia sesuai dengan amanah Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. Modul Keterampilan Klinik ini dibuat mengacu pada perkembangan terkini dari paradigma pendidikan dokter serta mempertimbangkan Misi dan Visi Universitas Islam Sumatera Utara, dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tanah air kita.

Akhir kata, kami berharap Buku Panduan Keterampilan Klinik Semester I, ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga segala usaha yang telah dilakukan, dapat berhasil guna dalam rangka mencapai tujuan, Misi, dan Visi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, September 2017 Universitas Islam Sumatera Utara,

dr. Abd Haris Pane, Sp. OG

Keterampilan Klinik SEMESTER I

iii

Page 5: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman Muka ...................................................................................................... i

Kata Pengantar ..................................................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................................................ iv

Tata Tertib Instruktur ......................................................................................... v

Deskripsi Kegiatan / Tugas Instruktur ............................................................... vi

Rujukan

Keterampilan Klinik SEMESTER I

iv

Page 6: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

TATA TERTIB INSTRUKTUR

Tata tertib yang harus diketahui Instruktur untuk kelancaran acara pelatihan ini

adalah :

1. Instruktur / pelatih diharapkan hadir 15 menit sebelum acara pelatihan dimulai

2. Jika instruktur tidak dapat hadir sesuai dengan jadwal yang ditentukan,

instruktur harus melapor ke Pengelola Keterampilan Klinik Semester I yang

berkoordinasi dengan unit Laboratorium Keterampilan Klinik (Skills Lab) FK

UISU, paling lambat 1 hari sebelumnya, yaitu kepada :

dr. Sinta Veronica, M.Kes (082368371983) dr. Rahmadani Sitepu, M.Kes (081260334569)

dr. Nanda Novziransyah, M.Kes (081396105437) dr. Mayasari Rahmadhani, M.Kes (081360500048)

3. Instruktur harus berada di ruangan keterampilan klinik selama proses pelatihan

berlangsung, yaitu selama 2 x 50 menit (± 100 menit) / pertemuan latihan.

4. Setiap instruktur wajib mengisi dan mengembalikannya kepada Pengelola

Keterampilan Klinik Semester 1 setelah pelatihan selesai, yaitu:

Lembaran berita acara pelatihan.

Lembaran daftar absensi (kehadiran) mahasiswa acara pelatihan.

Lembaran evaluasi/hasil pengamatan instruktur terhadap keterampilan

mahasiswa (bila ada).

Keterampilan Klinik SEMESTER I

v

Page 7: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

DESKRIPSI KEGIATAN / TUGAS INSTRUKTUR SELAMA ACARA PELATIHAN

Sesi Pembukaan (20 menit) 1. Pada acara pelatihan pertama di saat sesi pembukaan, instruktur

memperkenalkan diri, dan mahasiswa juga saling memperkenalkan diri. Instruktur berusaha mengingat nama masing-masing mahasiswa.

2. Membagikan absensi mahasiswa, dan segera mengambilnya begitu selesai ditandatangani oleh mahasiswa.

3. Mahasiswa dapat dibagi dalam beberapa kelompok kecil, yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 mahasiswa (berpasangan) / kelompok.

4. Bila diperlukan instruktur dapat mengadakan responsi pada mahasiswa yang akan mengikuti pelatihan, bila instruktur menganggap mahasiswa tidak menguasai materi yang berkaitan dengan pelatihan, maka instruktur berhak membatalkan pelatihan bagi mahasiswa yang bersangkutan pada hari tersebut.

5. Instruktur kemudian memberi gambaran sekilas tentang maksud, tujuan, dan metode latihan (cara) yang akan dilaksanakan selama acara pelatihan ini.

Sesi Latihan (60 menit) 1. Instruktur melakukan demonstrasi cara melakukan prosedur yang akan dilatih

mahasiswa. 2. Instruktur membimbing mahasiswa satu per satu secara bergantian pada saat

melakukan latihan, seperti yang telah diperagakan instruktur pada langkah (1) di atas, dengan menggunakan pasien simulasi, atau manekin pada setiap pertemuan (coaching).

3. Instruktur mengawasi kegiatan mahasiswa saat melakukan latihan mandiri. Sesi Penutup (20 menit)

Sebelum menutup acara pelatihan ini, instruktur : 1. Memberikan feed-back (masukan) pada mahasiswa setelah melakukan latihan

peran (role play). 2. Mengisi lembar berita acara, dan menandatangani lembar daftar absensi

mahasiswa. 3. Memasukkan seluruh berkas ke dalam map yang tersedia. 4. Mengingatkan mahasiswa untuk membuat laporan hasil kegiatan pada lembar

laporan hasil latihan, dan menyerahkannya pada instruktur pada pertemuan berikutnya untuk dikoreksi, dan ditandatangani / diparaf.

5. Bila perlu, memberikan tugas mandiri berupa materi yang harus dipahami mahasiswa berkaitan dengan latihan keterampilan pada pertemuan ini, dan untuk pertemuan selanjunya. Mahasiswa menyelesaikannya dalam bentuk tulisan ilmiah beserta kepustakaannya, yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

6. Mengingatkan mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik pada pertemuan (acara pelatihan) berikutnya.

7. Mengucapkan kata penutup, misalnya Alhamdulillah, atau kata – kata lainnya yang memberikan motivasi kepada mahasiswa

Keterampilan Klinik SEMESTER I

vi

Page 8: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik SEMESTER I

1

Page 9: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Pertama KETERAMPILAN KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN

Tujuan Belajar

Pada akhir dari latihan keterampilan, mahasiswa harus mampu untuk :

1. Mengetahui pentingnya mendengar 2. Mampu menerangkan dan membedakan antara :

a. Mendengar aktif dan pasif b. Mendengar secara emphatik dan objektif c. Mendengarkan secara dangkal dan dalam

Umpanbalik

1. Mengetahui fungsi mendengar aktif 2. Memperlihatkan gambaran empati 3. Mengetahui gambaran hubungan interpersonal

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi dan ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Pergaulan manusia merupakan salah salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Menurut Theodorson (1969), komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan symbol-simbol tertentu kepada satu orang atau sekelompok lain.

Komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik langsung. Jadi komunikasi antar pribadi adalah <omunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan. Menurut De Vito, komunikasi antar pribadi mengandung lima cirri sebagai berikut:

1. Keterbukaan 2. Empati 3. Dukungan 4. Perasaan positif 5. Kesamaan

Keterampilan Klinik SEMESTER I

1

Page 10: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Komunikasi antar dokter-pasien merupakan salah satu bentuk dari komunikasi antar pribadi. Proses verbal dan nonverbal seorang dokter memperoleh dan berbagi informasi rengan pasien, dengan mengembangkan suatu hubungan untuk tujuan pengobatan, disebut komunikasi dokter-pasien. Cara yang dilakukan dokter dalam mengkomunikasikan informasi sama pentingnya dengan informasi yang dikomunikasikan. Ketrampilan komunikasi yang dipelajari, dilatih/dipraktekkan sepanjang kariernya akan menjadi kunci untuk memudahkan hubungan dokter-pasien. Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh dokter yang dalam tugasnya mengumpulkan informasi dari seseorang atau sekelompok orang. Langkah-Langkah Komunikasi Dokter-Pasien

Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata, untuk melakukan komunikasi, yaitu memberikan salam (S), ajak bicara (A), berikan penjelasan (J) dan ingatkan (I), yang dapat disingkat menjadi SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, tahun 1999). Salam. Beri salam, sapalah pasien, tunjukkan bahwa dokter bersedia meluangkan waktu

untuk berbicara dengannya Ajak Bicara. Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong

agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka, maupun tertutup, dalam usaha menggali informasi-informasi yang dibutuhkan.

Jelaskan. Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani, atau dihadapinya agar pasien tidak terjebak oleh pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detail.

Ingatkan. Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan, ingatkan pasien untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi, apakah pasien telah mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak, serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting untuk disampaikan kepada pasien.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

2

Page 11: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Dalam melakukan langkah-langkah komunikasi, bahasa yang digunakan haruslah bahasa (Indonesia) yang baik dan benar, serta dapat dimengerti oleh pasien. Sikap Profesional Dokter

Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan tugasnya (dealing with task), yang berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai peran dan fungsinya, mampu mengatur diri sendiri, seperti ketepatan waktu, pembagian tugas profesi, dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing with one-self), mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien, serta mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with others). Sikap profesional ini hendaknya dijalin terus-menerus sejak awal konsultasi, selama proses konsultasi berlangsung, dan di akhir konsultasi. Beberapa contoh sikap profesional seorang dokter ketika menerima pasien misalnya adalah : Menyilakan pasien masuk, dan mengucapkan salam. Memanggil, dan menyapa pasien, dengan panggilan yang sopan seperti ”Bapak”, ”Ibu”,

”Adik”, dan lain sebagainya. Bila nama pasien telah diketahui, sapalah pasien dengan namanya, misalnya ”Pak Ibrohim”, atau ”Bu Siti”.

Menciptakan suasana yang nyaman, misalnya dengan cara menunjukkan mimik muka yang ramah, dan tersenyum.

Mempersilahkan pasien duduk. Memperkenalkan diri, dan menjelaskan tugas, atau perannya (apakah dokter umum,

dokter spesialis, dokter keluarga, dan lain sebagainya). Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah atau mimik, gerak dan bahasa tubuh) Menilai suasana hati lawan bicara. Menatap mata pasien secara profesional, untuk menunjukkan perhatian, dan kesungguhan

mendengarkan. Memperhatikan keluhan yang disampaikan, tanpa melakukan interupsi yang tidak perlu,

serta mampu berbagi pengalaman, dan perasaan dengan pasien. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya, maka dokter tetap menunjukkan

raut wajah, dan sikap yang tenang. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya, atau pengambilan

keputusan. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang. Keterampilan Klinik SEMESTER I

3

Page 12: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Cara Menggali Informasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menggali informasi dokter memberikan

pertanyaan terbuka terlebih dahulu. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberi kesempatan kepada pasien, untuk menceritakan keluhan, dan permasalahan kesehatannya. Bila sudah ada gambaran ke arah mana keluhan pasien, dokter akan mengkombinasi pertanyaan-pertanyaan terbuka, dengan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan terstruktur yang disusun oleh dokter, untuk mengarahkan pasien, agar menceritakan aspek-aspek khusus dari keluhannya, termasuk didalamnya cara mengeksplorasi riwayat penyakit sekarang, dengan Macleod’s Clinical Examination (metode OLD CART, atau OPQRST). Pembahasan tentang cara menggali informasi dalam anamnesis.

Penggalian informasi harus dilakukan dengan tutur bahasa (Indonesia) yang benar, sopan, dan dimengerti oleh pasien. Bila pasien tidak mengerti, mintalah bantuan orang lain (perawat, atau keluarga pasien), untuk menyampaikan informasi kepadanya. a) Beberapa contoh pertanyaan terbuka yang dapat ditanyakan, misalnya :

”Bagaimana pusing tersebut Pak Nurdin rasakan, dapatkah Bapak menceritakannya lebih jauh?”.

”Menurut Pak Ibrohim, apakah nyeri dada yang Bapak rasakan, reda bila Bapak melakukan sesuatu, meminum obat tertentu, atau bagaimana menurut Bapak?”.

b) Beberapa contoh pertanyaan tertutup yang dapat ditanyakan kepada pasien : ”Apakah nyeri dada yang Pak Togar rasakan menjalar ke rahang bawah, atau ke

arah punggung?”. ”Bagaimana sifat sesak nafas yang Bu Siti dirasakan, apakah terus menerus, atau

hilang timbul?”. ”Berapa lama nyeri dada Pak Amin rasakan? Apakah dirasakan hanya sebentar,

berjam-jam, atau berhari-hari?”. ”Apa yang membuat sesak nafas Pak Amin reda? Bila istirahat, atau sesudah

minum obat-obatan tertentu?”. c) Contoh cara menanyakan identitas pribadi pasien dengan tutur bahasa (Indonesia), yang

benar, dan sopan. ”Maaf Pak, nama Bapak siapa?, umur Pak Udin berapa?, alamat Pak Udin

dimana?”.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

4

Page 13: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Khusus untuk pertanyaan yang bersifat sensitif, seperti status pernikahan, atau pekerjaan, tanyakanlah dengan sesopan mungkin, misalnya ”maaf Bu Tince, Ibu sudah berkeluarga, atau belum”?, atau ”maaf Pak Udin, kalau boleh saya tahu, pekerjaan Bapak apa?”.

Keluhan Utama :

Paru & saluran nafas

Batuk – batuk

Sesak nafas

Batuk darah

Demam

Nyeri dada, dan lain-lain

Kardiovaskular

Debar – debar

Sesak nafas

Kaki bengkak

Lekas capek

Nyeri dada

Bibir biru

Sakit kepala, dan lain-lain

Saluran Pencernaan

Mual

Muntah – muntah

Mencret – mencret

Sulit buang air besar

Buang air besar berdarah

Nyeri perut

Sulit menelan, dan lain-lain

Hati & saluran empedu

Sakit perut kanan atas

Buang air kecil seperti teh dan pekat

Mata kuning

Buang air besar seperti dempul, dll

Ginjal & saluran kencing Muka sembab

Sakit pinggang

Keterampilan Klinik SEMESTER I

5

Page 14: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Kencing berdarah

Gangguan kencing, dll

Sendi & Tulang Sakit persendian, sendi membengkak dan merah, terganggu gerakan, dll

Darah

Gusi mudah berdarah

Perdarahan lama baru berhenti

Ada perdarahan di bawah kulit

Muka tambah pucat

Pembengkakan kelenjar limfe, dll

Endokrin

Gangguan seksual

Banyak makan tetapi badan kurus

Terlalu kuat minum

Banyak kencing

Terganggu pertumbuhan badan, dll

Keterampilan Klinik SEMESTER I

6

Page 15: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN (ANAMNESIS)

No. KEGIATAN 1 2 3 1. Memberikan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien

4. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya

5. Mendengarkan dengan aktif:

• Penuh perhatian

• Memberi Waktu yang cukup pada pasien yang menyampaikan data pribadinya

6. Mampu menggunakan pertanyaan open ended dalam menggali informasi data pribadi pasien secara professional

Mampu merespon verbal maupun bahasa nonverbal dari pasien secara profesional

Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien

Keterangan :

1. = Tidak dilakukan 2. = dilakukan tetapi tidak sempurna 3. = dilakukan dengan sempurna

Medan,......................2017 Instruktur

(..........................................)

Keterampilan Klinik SEMESTER I

7

Page 16: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

RUJUKAN 1. Konsil Kedokteran Indonesia. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Edisi Pertama.

Jakarta : Penerbit Konsil Kedokteran Indonesia ; 2006. p. 2-16. 2. Djauzi S, Supartondo. Empati Dalam Komunikasi Dokter-Pasien. In : Sudibyo AW,

Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 1st edition. Jakarta : Balai Penerbit FK UI ; 1996. p. 5.

3. Bickley L.S, Szillagyi P.G. Guide to Physical Examination and History Taking. 8th editions. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2003.

4. Swartz M.H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. In : Lukmanto P, Maulany R.F, Jan T, eds. 1st edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1995.

5. Hanum H.N, Kasiman S, Rasyid H.R. Diagnosis Fisik. 4th edition. Medan : Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ; 1989.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

8

Page 17: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Kedua TEHNIK ANAMNESIS DASAR

I. PENDAHULUAN

Anamnesis dimulai dengan menentukan keluhan utama pasien, memikirkan berbagai diagnosis banding yang mungkin berdasarkan keluhan utama tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menggali informasi sebanyak mungkin dengan menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup, berdasarkan sistematika anamnesis, dan pengetahuan klinis yang dimiliki oleh dokter. Dengan melakukan anamnesis yang baik dan terstruktur, seorang dokter dapat menegakkan diagnosis dengan ketepatan hingga sekitar 65 %.

Sistematika anamnesis penyakit, memiliki kerangka yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu anamnesis riwayat pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis penyakit sekarang, anamnesis penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat pribadi, anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi, dan anamnesis gizi. 1.1 Anamnesis Pribadi

Anamnesis pada penyakit, terdiri dari komponen-komponen yang menunjukkan identitas pribadi pasien. Komponen-komponen yang harus ditanyakan dalam anamnesis pribadi antara lain adalah : Nama Umur Kelamin Alamat Agama Bangsa / Suku Status Perkawinan Pekerjaan

Data-data tersebut merupakan identitas pasien dan penting untuk diketahui, karena

terkadang terdapat hubungan antara data identitas dengan epidemiologi atau insidensi suatu penyakit. 1.2 Anamnesis Keluhan Utama

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien sehingga dirinya datang berobat. Pengertian ini haruslah dicermati dengan baik, karena seringkali keluhan utama tidak dapat ditentukan dengan baik karena kesalahan sewaktu menanyakannya pada pasien.

Untuk menentukan keluhan utama, dokter harus menanyakan apa keluhan yang dirasakan paling mengganggu saat ini, yang menyebabkan pasien datang berobat. Keluhan utama tidak boleh diabaikan, walaupun seandainya setelah dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata ditemukan penyakit lain yang lebih serius.

Beberapa keluhan utama yang sering diutarakan pasien antara lain adalah :

Paru & saluran nafas

Batuk – batuk

Sesak nafas

Batuk darah

Demam

Nyeri dada, dan lain-lain

Keterampilan Klinik SEMESTER I

9

Page 18: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Kardiovaskular

Debar – debar

Sesak nafas

Kaki bengkak

Lekas capek

Nyeri dada

Bibir biru

Sakit kepala, dan lain-lain

Saluran Pencernaan

Mual

Muntah – muntah

Mencret – mencret

Sulit buang air besar

Buang air besar berdarah

Nyeri perut

Sulit menelan, dan lain-lain

Hati & saluran empedu

Sakit perut kanan atas

Buang air kecil seperti teh dan pekat

Mata kuning

Buang air besar seperti dempul, dll

Ginjal & saluran kencing

Muka sembab

Sakit pinggang

Kencing berdarah

Gangguan kencing, dll

Sendi & Tulang Sakit persendian, sendi membengkak dan merah, terganggu gerakan, dll

Darah

Gusi mudah berdarah

Perdarahan lama baru berhenti

Ada perdarahan di bawah kulit

Muka tambah pucat

Pembengkakan kelenjar limfe, dll

Endokrin

Gangguan seksual

Banyak makan tetapi badan kurus

Terlalu kuat minum

Keterampilan Klinik SEMESTER I

10

Page 19: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Banyak kencing

Terganggu pertumbuhan badan, dll

Dalam penulisan keluhan utama harus ditanyakan sudah berapa lama pasien mengalami

keluhan tersebut. Selain menanyakan keluhan utama, tanyakan juga apakah ada keluhan lain yang dirasakan pasien yang merupakan keluhan tambahan, seperti, mual, muntah, badan terasa lemas, perut kembung, nafsu makan berkurang, dan lain sebagainya.

Setelah menentukan keluhan utama, langkah selanjutnya adalah memikirkan diagnosis banding, dimana dokter harus memikirkan segala kemungkinan penyakit yang mungkin.

Alur Berfikir Penegakkan Diagnosis Pasti Penyakit

Gambar 1. Alur Pola Berfikir Penegakkan Diagnosis Pasti Penyakit

Untuk membantu dokter dalam menyingkirkan diagnosis banding, dan menegakkan

diagnosis pasti, informasi-informasi yang terkandung di dalam keluhan utama, haruslah digali sedalam mungkin dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam komponen-komponen anamnesis lainnya.

1.3 Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang atau riwayat perjalanan penyakit merupakan uraian rinci mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama, sampai saat penderita datang berobat. Sebagaimana anamnesis pada sistem organ lainnya, untuk menggali informasi lebih dalam terutama yang berkaitan dengan keluhan utama, dapat digunakan komponen-komponen pertanyaan yang berpedoman kepada Macleod’s Clinical Examination (metode OLDCART dan OPQRST).

Pemilihan dan penggunaan kedua metode ini, disesuaikan dengan keluhan utama yang diutarakan pasien, dan tidak bersifat mengikat. Artinya kita boleh memasukkan komponen pertanyaan metode lain selain metode yang kita pilih, untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin. Adakalanya tidak semua komponen-komponen pertanyaan pada metode OLDCART

Diagnosis Sementara Penyakit

Memikirkan Diagnosis-Diagnosis Banding yang mungkin

Anamnesis + Keluhan Tambahan

Diagnosis Pasti Penyakit

Pemeriksaan Fisik + Pemeriksaan Penyerta

Keluhan Utama

Keterampilan Klinik SEMESTER I

11

Page 20: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

atau OPQRST terdapat dalam suatu kasus penyakit, sehingga tidak perlu ditanyakan saat menggali informasi.

Contoh penggunaan metode OLDCART untuk menggali informasi. 1) Dapat ditanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan atau gejala klinis (onset). 2) Lokasi dimana pasien merasakan keluhan (location). 3) Sudah berapa lama keluhan dirasakan oleh pasien (duration). 4) Bagaimana sifat keluhan yang dirasakan pasien (character). 5) Adakah faktor-faktor yang dapat memperberat atau meringankan keluhan (alleviating atau aggravating factor). 6) Apakah keluhan hanya terbatas pada organ tubuh tertentu, atau menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya (radiation). 7) Apakah keluhan timbul pada waktu-waktu tertentu, atau terjadi setiap saat, atau tidak menentu (time).

Selain metode OLDCART, dapat digunakan metode OPQRST untuk menggali informasi pada keluhan utama. Contoh penggunaan metode OPQRST, 1) Keluhan atau gejala klinis terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan (onset). 2) Adakah pencetus yang menimbulkan keluhan (palliating/provoking factor). 3) Sifat dan beratnya serangan atau gejala klinis yang terjadi, apakah terjadi secara terus menerus atau hilang timbul, apakah gejala klinis yang timbul cenderung bertambah berat atau berkurang (quality). 4) Penyebaran dari keluhan (radiation). 5) Apakah keluhan timbul saat pasien berada pada tempat tertentu (site). 6) Kapan keluhan timbul, apakah keluhan paling dirasakan pada waktu tertentu, misalnya pada pagi, atau malam, setiap saat, atau tidak menentu (time). 1.4 Anamnesis Penyakit Terdahulu

Pada bagian ini ditanyakan kepada pasien tentang penyakit yang telah pernah dideritanya sejak masih kanak-kanak sampai dewasa (saat sebelum menderita penyakit sekarang ini), yang mungkin mempunyai hubungan dengan penyakit yang dialami pasien saat ini.

1.5 Anamnesis Organ atau Sistem Pada anamnesis organ atau sistem, dapat dilihat adakah hubungan antara keluhan atau gejala klinis, dengan organ tubuh tertentu yang belum didapat pada anamnesis keluhan utama, penyakit sekarang, ataupun pada bagian anamnesis penyakit terdahulu. Anamnesis sistem organ dilakukan secara sistematis, dengan menanyakan keluhan yang mungkin ditemukan pada organ atau bagian tubuh, dimulai dari kepala, tubuh, hingga ekstremitas bawah. 1.6 Anamnesis Riwayat Pribadi Pada anamnesis riwayat pribadi pasien, dokter menggali informasi-informasi mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit yang dideritanya. Misalnya kebiasaan merokok dan kebiasaan minum alkohol. Bila pasien memiliki riwayat merokok, diperlukan pertanyaan tertentu untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan merokok tersebut, seperti sudah berapa lama pasien merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap harinya atau apakah penderita masih merokok atau sudah berhenti. Perlu ditanyakan juga tentang keadaan rumah tangga penderita, pekerjaan, penghasilan, dan keadaan anak-anak atau masalah-masalah lain yang menyebabkan terganggunya ketenangan jiwa penderita. 1.7 Anamnesis Riwayat Pengobatan

Pada anamnesis riwayat pengobatan dokter menanyakan apakah sebelumnya pasien sudah menggunakan obat-obatan untuk mengobati penyakitnya atau belum, apakah pasien berobat ke tenaga medis atau mengobati sendiri, apa nama obat yang digunakan, bagaimana pemakainnya, dan apakah efek obat dirasakan menghilangkan gejala penyakit atau tidak. Keterampilan Klinik SEMESTER I

12

Page 21: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

1.8 Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan penyakit yang pernah diderita keluarga dekat penderita, seperti penyakit keturunan, atau penyakit yang dapat menular secara kontak langsung bila daya tahan tubuh melemah.

Pada anamnesis ditanyakan juga adakah anggota keluarga yang mengalami sakit yang sama dengan pasien. Bila ada anggota keluarga yang telah meninggal dunia, tanyakanlah sebab kematiannya. 1.9 Anamnesis Sosial Ekonomi Pada anamnesis sosial ekonomi, dokter menanyakan mengenai keadaan keluarga pasien terutama mengenai perumahan, penghasilan, lingkungan dan daerah tempat tinggal penderita. 1.10 Anamnesis Gizi

Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah penderita merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

13

Page 22: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN

TEHNIK ANAMNESIS DASAR INTRODUKSI

NO INTRODUKSI Hasil pengamatan 0 1 2 3

1 Memberi salam 2 Memperkenalkan diri 3 Mengajak bicara / berkomunikasi

ANAMNESIS DASAR

NO LANGKAH-LANGKAH Hasil Pengamatan

ANAMNESIS DASAR 0 1 2 3 1 Anamnesis Pribadi 2 Anamnesis Keluhan Utama 3 Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang 4 Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu 5 Anamnesis Organ atau Sistem 6 Anamnesis Riwayat Pribadi 7 Anamnesis Riwayat Pengobatan 8 Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga 9 Anamnesis Sosial Ekonomi

10 Anamnesis Gizi

Medan,......................2017 Instruktur

(..........................................)

Keterampilan Klinik SEMESTER I

14

Page 23: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

RUJUKAN

1. Bickley L.S, Szillagyi P.G. Guide to Physical Examination and History Taking. 8th editions. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2003.

2. Swartz M.H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. In : Lukmanto P, Maulany R.F, Jan T, eds. 1st edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1995.

3. Hanum H.N, Kasiman S, Rasyid H.R. Diagnosis Fisik. 4th edition. Medan : Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ; 1989.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

15

Page 24: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Ketiga KETERAMPILAN KONSELING

A. Pendahuluan

Konseling merupakan proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).

Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu

keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klain.

B. Tujuan Konseling

1. Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitas individu dalam pengambilan keputusan

secara tepat. 2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/mengganggu. 3. Perubahan sikap dan tingkah laku.

C. Langkah Konseling.

Ada 3 (tiga) langkah pokok konseling yang harus dilaksanakan, yaitu : (a)

Pendahuluan, menciptakan kontak mengumpulkan data klain, untuk mencari tahu penyebabnya; (b) bagian inti/pokok, mencari jalan keluar dan menentukan jalan keluar yang harus dipilih; (c) bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatian dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan berikutnya.

D. Perinsip dasar konseling.

Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang

digunakan seseorang sesuai dengan propesinya yang meliputi (HOPSAN, 1978) : (1) pengajaran; (2) nasehat dan bimbingan; (3) pengambilan tindakan langsung; (4) pengelolaan; (5) konseling

E. Fungsi konseling kebidanan.

1. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan. 2. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural dan

lingkungan. 3. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan prilaku klien. 4. Pengembangan: meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan

derajat kesehatan. F. Hal yang harus diperhatikan dalam konseling.

1. Iklim psikologis, suasana percakapan : iklim psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari orang lain yang mempunyai dampak terhadap diri kita. Contoh : Bidan otoriter kepada klain ► Feed Back Negatif.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

16

Page 25: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

2. Sikap Konselor (Bidan) menurut "Rogers" yaitu : a. Acceptance (menerima): konselor menunjukkan sikap menerima, sehingga

konseli merasa tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi melainkan konseli merasa bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri. Terima klain dengan sikap terbuka dan apa adanya. Konselor memperhatikan tanpa pamrih, tanpa menguasai klain. Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli, apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan kepada klain untuk mengemukakan keluhan-keluhannya.

b. Sikap tidka menilai. c. Sikap percaya terhadap konseli.

3. Alam pikiran dari konseli ? Dilihat dari dalam diri konseli sendiri. 4. Situasi konseling, persamaan persepsi sampai mendapat pengertian.

G. Teknik konseling 1. Pendekatan authoritation atau derective, pusat dari keberhasilan konseling adalah

dari konselor. 2. Pendekatan non-derective atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan

untuk memimpin proses konseling dari memcahkan masaiah sendiri. 3. Pendekatan edectic, konselor, menggunakan cara yang baik sesui dengan

masaiah konseling.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

17

Page 26: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

SKILLAB KONSELING

LEMBAR KEGIATAN: I. Sikap Dokter saat menerima pasien

NO

LANGKAH - LANGKAH

PENGAMATAN YA TIDAK

1 Mempersilahkan masuk dan mengucapkan salam 2 Memanggil/Menyapa pasien dengan namanya 3 Menciptakan suasana yang nyaman 4 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tugasnya serta menyatakan

tujuan utama kedatangan mereka

II..Sesi Panggilan Informasi NO

LANGKAH-KEGIATAN

PENGAMATAN YA TIDAK

1

Mengenali/telaah alasan kedatangan pasien 1 Pasien menceritakan tujuan utama atau maksud kedatangannya /

mereka.

2 Dokter menjadi pendengar yang aktif sekaligus menjadi fasilitator yang baik.

- Tanyakan tujuan utama kedatangan mereka. - Dilakukan melalui pertanyaan terbuka dahulu kemudian diikuti

pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban "Ya" atau 'Tidak"

1 Pertanyaan Terbuka 1. Bagaimana maksud tersebut, dapat anda ceritakan lebih jauh?

2. Apakah anda sudah memahami tentang tujuan anda

2 Pertanyaan Tertutup 1. Eksplorasi terhadap penyakit dahulu

2. Elaborasi tentang baik/buruknya? 3. Tindakan yang akan dilakukan.

• Yang dilakukan adalah operasi • Jadi ada tindakan pembicaraan • Jelaskan Tubektomi dan Vasektomi • Keberhasilan mendekati 100% • Jika ingin punya anak tidak bisa, karena permanen

Keterampilan Klinik SEMESTER I

18

Page 27: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

III. Sesi Penyampaian Informasi No

LANGKAH – LANGKAH PENGAMATAN

YA

TIDAK

1

Memberikan penjelasan / ulangi hal – hal yang penting

IV. Ingatkan untuk hal-hal yang penting dan koreksi hal-hal keliru

Keterampilan Klinik SEMESTER I

19

Page 28: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Keempat dan Kelima PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN)

I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara yang dipergunakan tenaga medis (dokter), dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit. Melalui pemeriksaan fisik, dapat ditemukan keadaan-keadaan abnormal pada tubuh pasien, yang tidak ditemukan pada anamnesis, sekaligus memperkuat berbagai informasi yang telah didapatkan sebelumnya dari anamnesis. Pemeriksaan fisik haruslah dilakukan secara sistematis, dimulai dengan pemeriksaan fisik secara umum terlebih dahulu, diikuti pemeriksaan fisik bagian tubuh tertentu (lokal).

Pemeriksaan fisis umum terdiri dari pemeriksaan keadaan umum pasien, pemeriksaan tingkat kesadaran, pemeriksaan keadaan gizi, pemeriksaan bentuk badan dan habitus, serta pemeriksaan tanda-tanda vital. 1. Pengertian :

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Ada empat tanda-tanda vital yang standard dalam sebagian besar pengaturan medis:

• Kesadaran • Nadi (Pulse Rate/Heart Rate/HR) • Tekanan Darah (Blood Pressure/BP) • Pernafasan (Respiratory Rate/RR) • Suhu Tubuh (Body Temperature)

Tujuan Pemeriksaan Tanda Vital :

Pengkajian/pemeriksaan tandan vital yang dilaksanakan oleh dokter/perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakan ini bukan hanya sekedar rutinitas dokter/perawat, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainnya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan kegawat daruratan dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami kegawat daruratan.

1.1 Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien

Keadaan umum pasien dapat ditentukan dengan melakukan pengamatan awal terlebih dahulu, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan-kelainan yang mungkin berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien. Keadaan umum pasien dapat diamati misalnya dari ekspresi wajah, sikap badan, cara berbicara, dan gaya berjalan pasien, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian keadaan umum pasien.

Secara umum, keadaan umum pasien dapat dinyatakan dalam tiga kriteria, yaitu tampak sakit ringan, sakit sedang atau sakit berat. Sebagai contoh pada pasien yang datang berobat dengan kasus appendiksitis. Pada ekspresi wajah tampak pasien meringis menahan sakit, sikap badan tidak tenang dan gelisah, berbicara dengan terputus-putus, serta berjalan membungkuk sambil memeluk sisi perut sebelah kanan. Dari pengamatan terhadap ekspresi, sikap badan, cara berbicara, dan gaya berjalan pasien, dilakukan penilaian terhadap keadaan umum pasien, yaitu tampak sakit berat. Keterampilan Klinik SEMESTER I

20

Page 29: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Salah satu manfaat dari penilaian keadaan umum pasien adalah, dokter dapat memperkirakan apakah pasien berada dalam kedaruratan medik, atau tidak, sehingga dapat ditentukan tindakan medis apa yang harus dilakukan selanjutnya secara sistematis. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran

Terdapat beberapa jenis tingkat kesadaran mulai dari sadar penuhnya atau kompos mentis, hingga penurunan kesadaran yang dalam (koma). Tingkat-tingkat kesadaran yang lazim diketahui antara lain adalah : Kompos Mentis, yaitu tingkat kesadaran sepenuhnya, baik terhadap diri, maupun

lingkungan sekitarnya. Pasien dapat menjawab dengan baik pertanyaan pertanyaan pemeriksa yang ditujukan kepadanya.

Apatis, yaitu tingkat kesadaran, dimana pasien tampak acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya. Respon verbal masih baik.

Delirium, yaitu penurunan kesadaran, dimana pasien tampak gaduh gelisah, berbicara tidak menentu, dan disorientasi terhadap waktu dan tempat.

Somnolen, yaitu penurunan kesadaran dimana pasien tampak lemah, mengantuk, respon verbal masih baik, dan dapat sadar, atau menjawab pertanyaan bila dirangsang, akan tetapi pasien akan kembali tertidur bila rangsangan dihentikan.

Sopor, yaitu keadaan kesadaran dimana pasien dalam keadaan mengantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna, dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik.

Semi koma, yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap rangsangan verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali. Refleks kornea dan pupil masih baik, sedangkan respon terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.

Koma, yaitu penurunan kesadaran yang dalam. Tidak ada pergerakan spontan, dan tidak memberikan respon terhadap rangsang nyeri.

Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh dapat ditentukan dengan cara mengukur berat dan tinggi badan pasien terlebih dahulu. Setelah berat dan tinggi badan diketahui, indeks massa tubuh dapat ditentukan, yaitu berat badan (dalam satuan kilogram), dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam satuan meter). IMT < 18,5 menunjukkan berat badan yang kurang. IMT 18,5-25 menunjukkan berat badan yang ideal. IMT 25-30 menunjukkan berat badan yang berlebih. IMT > 30 menunjukkan obesitas. Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan sphygmomanometer atau tensimeter. Tekanan darah dinyatakan dalam tekanan sistolik per diastolik, dan dinyatakan dalam satuan mmHg (milimeter air raksa). Sphygmomanometer yang lazim digunakan adalah sphygmomanometer air raksa, dan aneroid. Akan tetapi, jenis yang memiliki ketepatan pengukuran yang baik adalah sphygmomanometer air raksa. Keterampilan Klinik SEMESTER I

21

Page 30: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 1. Sphygmomanometer Aneroid Gambar 2. Sphygmomanometer Air Raksa

Tabel 1. Ukuran minimal manset untuk pengukuran tekanan darah

Tekanan darah pada dewasa ( JNC VII : JAMA 289:2560-72, 2003) :

• Normal : < 120 mmHg / <80 mmHg

• Prehipertensi : 120-139 mmHg / 80-89 mmHg

• Hipertensi stadium 1 : 140-159 mmHg / 90-99 mmHg

• Hipertensi stadium 2 : >160 mmHg / >100mmHg

Tekanan darah pada anak-anak adalah :

• Pada umur 1 tahun : 102 mmHg / 55 mmHg

• Pada umur 5 tahun : 112 mmHg / 69 mmHg

• Pada umur 10 tahun : 119 mmHg / 78 mmHg Denyut Nadi

Neonatus 5 cm Anak >5 tahun 12 cm Manset yang biasa tersedia 23 cm Lengan yang normal dan lengan yang kurus 35 cm Lengan yang berotot dan gemuk 42 cm

Keterampilan Klinik SEMESTER I

22

Page 31: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (oleh ventrikel kiri) dan paru ( oleh ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, disemburkan darah ke aorta dan kemudian diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai akibatnya, timbullah suatu gelombang tekanan yang bergerak cepat pada arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut nadi, dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1 menit. Lokasi pemeriksaan nadi dapat dilakukan pada : a.radialis, a.karotis, a.brakialis, a.femoralis, a.poplitea, a.tibialis posteriior, a.dorsalis pedis. Pada prinsipnya, pulsasi arteri dapat diraba jika arteri tersebut memiliki dasar yang keras. Dalam praktek sehari-hari, pemeriksaan pulsasi a.radialis paling sering dilakukan.

Penilaian denyut nadi meliputi : a. Tegangan nadi

Biasanya berhubungan dengan tekanan darah. Macamnya : 1. Pulsus normal 2. Pulsus molis ( tegangan nadi lunak) 3. Pulsus durus (tegangan nadi keras)

b. Isi Nadi Tergantung pada curah jantung (cardiac output) dan keadaan pembuluh darah. Macamnya : 1. Pulsus parfus (kecil) 2. Pulsus magnus ( besar )

c. Gelombang nadi Macamnya : 1. Pulsus celer ( gelombang nadi tinggi) contoh : aorta insufisiensi, arterio venous

fistula, anemia gravis, beri-beri, basedow, patent ductus arteriosus (PDA) 2. Pulsus tardus ( gelombnag nadi rendah), contoh : aorta stenosis.

d. Dikrotik : pulsus dikrotikans e. Equalitas

1. Pulsus equal (sama besar kekuatan pulsasinya) 2. Pulsus unequal ( tidak sama besar kekuatan pulsasinya)

f. Frekuensi 1. Takikardia ( > 100 kali / menit )

Contoh : febris (demam), shock, dekompensasi jantung ( payah jantung), hipertiroid.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

23

Page 32: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

2. Bradikardia ( < 60 kali / menit ) Contoh : kongenital, atlet, mixedema, kaheksia, peninggian tekanan intra kranial, stadium rekonvalesen.

3. Takikardia relatif Contoh : tuberkulosis paru

4. Bradikardia relatif Contoh : demam typhoid, meningitis tuberkulosis

g. Irama 1. Pulsus reguler ( irama nadi teratur ) 2. Pulsus ireguler ( irama nadi tidak teratur )

Contoh : sinus aritmia, ekstra sistolik, pulsus bigeminus, pulsus trigeminus, pulsus defisit ( atrial fibrilasi )

h. Pulsus paradoksus Pulsasi yang melemah selama inspirasi, contoh : perikarditis adhesiva.

i. Pulsus Diferens Pulsasi yang tidak sama pada kedua sisi tubuh yang bersesuaian

j. Keadaan dinding pembuluh darah Perubahan di lapisan medial a.radialis dapat diketahui dengan palpasi. Penebalan dapat ditemukan pada arteri orang tua.

Pernafasan Bernafas adalah sutu tindakan yang tidak disadari, diatur oleh batang otak dan

dilakukan dengan bantuan otot-otot pernapasan. Pada suatu inspirasi, diafragma dan otot-otot intrekostalis berkontraksi, memperluas rongga toraks dan memekarkan paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan, dan ke lateral, sedangkan difragma bergerak ke bawah. Setelah inspirasi berhenti, paru-paru akan mengkerut, diafragma akan naik secara pasif dan dinding dada akan kembali ke posisi semula. Penilaian pada pemeriksaan pernafasan dapat meliputi :

1. Tipe pernafasan a. Pernafasan abdomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan

dibandingkan toraks, umumnya pada laki-laki. b. Pernafasan torako-abdominal : Pernafasan torakal lebih dominan dibanding

abdomen, pada perempuan.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

24

Page 33: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

2. Frekuensi a. Normal : 12-20 kali permenit, tetapi ada pula yang menyatakan 8-16 kali/menit. b. Polipnea (Takipna) : pernafasan yang cepat. c. Oligopnea (Bradipnea) : pernafasan yang lebih lambat.

3. Kedalaman Pernafasan a. Pernafasan normal b. Pernafasan dangkal c. Pernafasan dalam

4. Bau pernafasan

Suhu Badan Suhu badan diperiksa dengan termometer badan dapat berupa termometer air raksa

atau termometer elektrik. Pemeriksaan dapat dilakukan pada mulut, aksila, lipat paha atau rektum. Pengukuran suhu melalui mulut biasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat dibandingkan melalui rektum, tetapi termometer air raksa dengan kaca tidak seyogyanya dipakai untuk mulut, pada penderita yang tidak sadar, gelisah, atau tidak dapatmenutup mulutnya. Pemeriksaan secara rektum biasanya memberikan hasil pemeriksaan yang lebih tinggi sebesar 0,4 – 0,5 derajat dibandingkan lewat mulut. Suhu tubuh normal : 36,6˚C – 37,2 ˚C. Pada cuaca yang panas dapat meningkatkan hingga 0,5˚C dari suhu normal. Suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suu mulut. Jenis suhu:

- Sub febril / Sub febris

- Febril / Febris / Pireksia

- Hiperpireksia (> 41,6 ˚C), comtoh : heat stroke, malignant hyperthermia.

- Hipotermia (< 35 ˚C), contoh hipotiroidism, paparan terhadap dingin. Cara Pemeriksaan Suhu Badan : Pemeriksaan pada mulut (oral)

1. Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjukkan di bawah 35,5 ˚C. 2. Masukkan termometer di bawah lidah penderita. 3. Mintalah penderita untuk menutup mulut, dan tunggu sampai 2-3 menit. 4. Kemudian bacalah termometer tersebut, pasangkan lagi selama satu menit, dan baca

kembali.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

25

Page 34: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

5. Kalau suhu masih naik ulangi prosedur diatas sampai suhu tetap (tidak naik lagi). Apabila penderita baru minum dingin atau panas, pemeriksaan dengan cara ini harus ditunda selama 10-15 menit dulu agar minuman tidak mempengaruhi hasil pengukuran.

Pemeriksaan pada rektum :

1. Pemeriksaan melalui rektum ini biasanya dilakukan terhadap bayi atau pasien dewasa yang mengalami renjatan ( shock)

2. Pilihlah termometer dengan ujung yang bulat, beri pelumas dan masukkan dalam anus sedalam 3-4 cm, dengan arah ke arah umbikulus, cabut dan baca setelah 3 menit

Pemeriksaan pada ketiak

1. Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjukkan di bawah 35,5˚C.

2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa aksilaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal

3. Tunggu sampai 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan

Catatan : pada praktiknya, untuk menghemat waktu pada saat menunggu pengukuran suhu juga dibarengi dengan pemeriksaan nadi dan napas. Cara pemeriksaan frekuensi nadi :

1. Penderita dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring. Lengan dalam posisi bebas ( rileks, perhiasan dan jam tangan dilepas )

2. Periksalah denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan anda dengan menekkan a.radialis pada pergelangan tangan, pada sisi fleksor bagian lateral dari tangan penderita

3. Hitunglah berapa denyutan dalam 1 menit dengan cara hitung denyutan dalam 15 detik, kemudian hasilnya dikalikan dengan 4. Perhatikan pula irama dan kuantitas denyutnya. Catatlah hasil pemeriksaan dari lengan kanan dan kiri.

Cara pemeriksaan frekuensi napas :

1. Penderita diminta melepaskan baju 2. Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan pernapasan ( lakukan ini

tanpa mempengaruhi psikis penderita ).

Keterampilan Klinik SEMESTER I

26

Page 35: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

3. Kadang diperlukan cara palpasi, untuk sekalian mendapatkan perbandingan antara kanan dan kiri.

4. Pada inspirasi, perhatikanlah : gerakan ke samping iga, pelebaran sudut epigastrium dan penambahan besarnya ukuran antero posterior dada.

5. Pada ekspirasi, perhatikanlah : masuknya kembali iga, penyempitan sudut epigastrium, dan penurunan besarnya ukuran antero posterior dada

6. Perhatikan pula adanya penggunaan otot pernapasan pembantu 7. Catatlah irama, frekuensi, dan adanya kelainan gerakan

Cara Pemeriksaan Tekanan Darah :

1. Siapkan tensimeter dan stetoskop 2. Penderita dapat dalam keadaan duduk dan berbaring 3. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan oleh karena pakaian 4. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan

tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5 cm di atas siku 5. Tempatkan lengan penderita sedemikian sehingga siku dalam keadaan sedikit

ekstensi 6. Carilah arteri brakialis, biasanya terletak di sebelah medial tendo biseps. 7. Dengan satu jari meraba A.brakialis, pompa manset dengan cepat sampai kira-kira

30 mmHg di atas tekanan ketika pulsasi A.brakialis menghilang 8. Turunkan tekanan manset perlahan-perlahan sampai denyutan A.brakialis teraba

kembali. Inilah tekanan sistolik palpatoir 9. Sekarang ambillah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop pada A.brakialis 10. Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di atas tekanan sistolik

palpatoir 11. Kemudian secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 3-4

mmHg / detik. Perhatikan saat di mana denyutan A.brakialis terdengar. Bunyi yang terdengar setelah manset dikempiskan disebut Bunyi Korotkoff. Hal ini digunakan untuk menentukan secara kasar tekanan sistollik. Lanjutkanlah penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan kemudian menghilang. Bunyi yang pertama kali muncul menunjukkan tekanan sistolik sedangkan bunyi yang terakhir sebelum menghilang menunjukkan tekanan diastolik.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

27

Page 36: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

12. Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer vertikal dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada segaris horizontal dengan level air raksa

13. Pengulangan pengukuran dilakukan beberapa menit setelah pengukuran pertama.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

28

Page 37: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR : Untuk Latihan

No Aspek yang Dinilai Nilai

0 1 2

A Memberi penjelasan dan informasi kepada pasien

1 Mempersiapkan perasaaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan tanda vital

2 Memberikan penjelasan dengan benar dan jelas tentang tujuan dan manfaat sebelum pemeriksaan tanda vital

3 Memberi tahu adanya rasa tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan tanda vital

B Pengukuran tekanan darah

1 Menempatkan pasien dalam keadaan duduk / berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian

2 Menempatkan tensimeter dan membuka aliran raksa, mengecek saluran pipa, dan meletakkan manometer vertikal ( pada sphygmomanometer merkuri )

3 Menggunakan stetoskop dengan corong bel terbuka

4 Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2,5 cm di atas siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakaian

5 Dapat meraba pulsasi arteri brakialis di fossa cubiti sebelah medial

6 Dengan satu jari meraba pulsasi A.brakialis dan memompa sphygmomanometer dengan cepat sampai 30mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan hasilnya

7 Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba kembali / melaporkan hasilnya sebagai tekanan sistolik palpitoir

8 Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi

9 Memompa kembali manset sampai 30mmHg di atas tekanan sistolik palpitoir

10 Mendengarkan melalui stetoskop, sambul menurunkan perlahan-lahan /

Keterampilan Klinik SEMESTER I

29

Page 38: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

3mmHg/detik dan melaporkan saat mendengar bising pertama/ sebagai tekanan sistolik

11 Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar lagi bising / sebagai tekanan diastolik

12 Melaporkan hasil pemeriksaan tekanan darah dalam mmHg

C Pemeriksaan Nadi

1 Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks

2 Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba arteri radialis

3 Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik

4 Melaporkan hasil frekuensi dan vitalnya / menit

D Pemeriksaan suhu Badan

1 Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C

2 Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa axillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal

3 Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian dilakukan pembacaan

E Pemeriksaan Frekuensi Napas

1 Meminta pasien melepas baju ( duduk atau berbaring)

2 Melakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada untuk menghitung gerakan pernapasan selama minimal 15 detik

3 Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit

4 Menerangkan kesimpulan hasil pemeriksaan kepada pasien

5 Memberitahukan tindak lanjut kepada pasien

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

30

Page 39: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Keenam dan ketujuh PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE)

Keterampilan Klinik SEMESTER I

31

Page 40: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik kedelapan TEHNIK STERILISASI

Sterilisasi ialah pekerjaan atau tindakan yang dilakukan pada suatu benda mati atau

instrumen untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri dan sporanya).

Sterilisasi dapat dibagi atas :

I. Cara Fisis :

1) Menggunakan panas (panas kering dan panas basah),

2) Radiasi (sinar ultra violet dan radiasi dengan ion)

II. Cara Kimiawi

III.Penyaringan

Tujuan :

Mahasiswa mampu untuk melakukan berbagai pekerjaan sterilisasi terhadap benda mati

(instrumen)

Bahan dan alat-alat :

1. Alat bedah minor

2. Botol dari kaca

3. Jarum suntik (spuit)

4. Sterilisator

5. Korentang

6. Wadah steril

Keterampilan Klinik SEMESTER I

32

Page 41: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR : Untuk Latihan No Cara Kerja Pengamatan

Ya Tidak 1 Didihkan air (1000C) dalam wadah yang tertutup (Sterilisator)

2 Masukkan alat-alat, botol, spuit yang akan disterilisasi

3 Waktu dihitung saat alat-alat yang terakhir dimasukkan kedalam air mendidih dan seluruh alat harus terendam

4 Rebuslah selama 15-20 menit

5 Angkatlah alat-alat tersebut dengan korentang steril, air tetap mendidih

6 Simpan ditempat wadah steril dan tertutup

Otoklaf Oven

Sterilisator Keterampilan Klinik SEMESTER I

33

Page 42: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Kesembilan PROSEDUR ASEPSIS DAN PEMAKAIAN SARUNG TANGAN

I. PENDAHULUAN

Asepsis dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan bebas mikroorganisme patogen, sedangkan antisepsis merupakan segala tindakan untuk menjadikan suatu alat atau bahan menjadi bebas hama, dengan cara membunuh semua mikroorganisme, untuk mencegah terjadinya infeksi.

Prosedur antisepsis yang dinamakan juga dengan sterilisasi, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, pemanasan, kimiawi, dan radiasi. Cara pemanasan dapat dilakukan dengan pemanasan tanpa tekanan dengan temperatur tertentu (>1000 Celcius), dan pemanasan dengan tekanan (autoclave). Secara kimiawi digunakan tablet formalin, gas etilen oksida, asam karbol, iodine tingtur 3-5%, alkohol 70%, larutan lisol, dan lain sebagainya. Cara radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X, atau sinar ultraviolet (UV).

Beberapa contoh penggunaan zat antiseptik antara lain adalah : Menyucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi. Menyucihamakan luka. Sterilisasi instrumen bedah. Preventif infeksi pada perawatan luka. Mengobati infeksi lokal. Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi.

Tindakan asepsis dapat dibedakan menjadi asepsis medis, dan asepsis bedah. Pada asepsis medis, mikroorganisme patogen tidak dibunuh seluruhnya, dan hanya dibatasi jumlah, pertumbuhan dan penyebarannya.

Contoh dari tindakan asepsis medis adalah asepsis pada kulit yang akan diinjeksi, atau pada prosedur cuci tangan dengan sabun. Pada asepsis bedah seluruh mikroorganisme termasuk sporanya harus dibunuh, tujuannya agar tidak terjadi infeksi pada daerah tubuh yang dioperasi.

1.1 Prosedur Mencuci Tangan

Tujuan prosedur ini adalah untuk mengangkat kotoran, minyak dan mikroorganisme dari tangan dan lengan operator. Bila menggunakan savlon®, prosedur mencuci tangan dilakukan selama ± 5 menit dengan rincian masing-masing 2 menit untuk setiap tangan, dan masing-masing 30 detik untuk mencuci pergelangan sampai ke siku (2’, 30’’, 2’, 30’’). Bila menggunakan sabun, prosedur dilakukan selama ± 10 menit (4’, 1’, 4’, 1’).

Prosedur mencuci tangan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu mencuci satu tangan hingga siku dilanjutkan dengan cara yang sama pada tangan lainnya kemudian dibasuh, atau dilakukan secara berselang-seling tangan kanan kemudian tangan kiri, selanjutnya dibasuh. Prosedur mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut : Lepaskan semua perhiasan yang dipakai. Gulung lengan baju sampai dengan lebih dari 2 inci di atas siku. Basahi dengan air, tangan dan lengan sampai ke siku. Gunakan sikat yang diberi zat antiseptik (savlon®). Posisikan kedua lengan, dimana posisi kedua tangan lebih tinggi dari kedua siku. Dibawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku dengan teliti (kuku harus pendek dan

bebas dari cat kuku). Sikat telapak tangan. Kemudian secara berurutan sikat setiap jari, antara jari, dan

punggung tangan dengan arah penyikatan dari atas ke bawah. Keterampilan Klinik SEMESTER I

34

Page 43: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Lakukan penyikatan seluruh tangan di atas selama ± 2 menit. Sikat pergelangan tangan sampai dengan siku selama 30 detik. Jangan menyikat kembali bagian yang sudah disikat. Pindahkan sikat ke telapak tangan yang sudah disikat. Sikat telapak tangan yang belum disikat, kemudian lakukan penyikatan seluruh tangan

dengan cara yang sama dengan penyikatan tangan lain sebelumnya, selama kira-kira 2 menit.

Sikat pergelangan tangan sampai dengan siku selama 30 detik. Letakkan sikat kembali pada tempatnya. Cara membasuh dilakukan di bawah air mengalir dengan urutan, dari telapak tangan, jari-

jari, punggung tangan, pergelangan tangan, hingga ke siku. Biarkan air menetes dari siku. Ulangilah untuk tangan yang lain. Jangan membasuh bagian yang sudah dibasuh. Matikan aliran air dengan menggunakan siku.

1.2 Mengeringkan Tangan

Setelah mencuci tangan, keringkanlah tangan dengan menggunakan handuk steril. Pertama-tama, ambilah handuk, kemudian buka dan letakkan handuk pada kedua telapak tangan, lalu keringkan. Keringkan secara berurutan dari telapak tangan kiri lalu telapak tangan kanan, lalu pergelangan tangan kiri lalu kanan, lengan kiri lalu kanan, serta siku kiri dan siku kanan tangan.

Bagian handuk yang sudah dipakai tidak boleh bersentuhan dengan bagian tangan yang sudah kering. Setelah tangan kering, buanglah handuk pada tempatnya.

1.3 Prosedur Mencuci Tangan Simple Hand Washing (WHO) Persiapan Lepaskan semua perhiasan yang dipakai. Kuku harus pendek dan bersih, idealnya tidak menggunakan cat kuku. Gulung lengan baju sampai dengan pertengahan lengan bawah.

Prosedur Nyalakan keran dan basahi tangan dan lengan dengan air. Gunakan sabun antiseptik yang tersedia sehingga melingkupi seluruh permukaan tangan. Bersihkan telapak tangan dengan melakukan gerakan melingkar antara telapak tangan

kanan dan kiri, lakukan selama 15-20 detik. Bersihkan sela-sela jari dengan meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung

tangan kiri dengan menghubungkan sela-sela jari tangan kanan ke sela-sela jari tangan kiri. Lakukan gerakan ke depan dan belakang. Setelah selesai, lakukan bergantian dengan meletakkan telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan, lakukan kembali gerakan di atas. Lakukan selama 15-20 detik.

Bersihkan sela-sela jari dengan menyilangkan sela-sela jari tangan kanan dan kiri, sehingga telapak tangannya saling berhadapan. Lakukan gerakan menyilang, selama 15-20 detik.

Bersihkan belakang jari-jari dengan posisi jari-jari ditekukkan mengunci satu sama lain. Lakukan gerakan ke depan dan ke belakang dengan tetap mempertahankan jari tangan kanan dan kiri tetap saling mengunci, lakukan selama 15-20 detik.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

35

Page 44: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Bersihkan ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dari telapak tangan kanan yang seolah-olah menggenggam ibu jari tangan kiri. Setelah selesai, lakukan bergantian gerakan yang sama untuk membersihkan ibu jari tangan kanan. Lakukan selama 15-20 detik.

Bersihkan kuku jari tangan kanan dengan meletakkan ujung-ujung kuku jari tangan kanan di telapak tangan kiri, lakukan gerakan memutar. Setelah selesai, lakukan bergantian untuk membersihkan kuku jari tangan kiri. Lakukan selama 15-20 detik.

Nyalakan keran dan bersihkan tangan di bawah air mengalir. Keringkan dengan handuk steril. Matikan keran dengan menggunakan handuk yang telah selesai dipakai.

Gambar 1. Prosedur Mencuci Tangan Simple Hand Washing Menurut WHO

Keterampilan Klinik SEMESTER I

36

Page 45: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

1.4 Memakai Sarung Tangan Steril Tujuan prosedur ini adalah menutupi permukaan tangan operator sehingga pasien

terlindungi dari kontaminasi dan juga melindungi operator dari kontaminasi oleh pasien. Sarung tangan steril yang akan dipakai haruslah berukuran sesuai dengan ukuran tangan pemakai. Gunakanlah sarung tangan ukuran 6 ½ - 7 untuk tangan yang berukuran kecil, ukuran 7 ½ untuk tangan yang berukuran sedang, dan ukuran 8 untuk tangan yang berukuran besar.

Prosedur pemakaian sarung tangan steril adalah sebagai berikut (bila yang dipakai terlebih

dahulu adalah sarung tangan kanan). Bukalah bungkus kertas dengan hati-hati, agar sarung tangan tidak terkontaminasi. Angkat tepi sarung tangan yang terlipat (yang nantinya akan kontak dengan kulit operator)

dengan tangan kiri. Perlu diingat, jangan sampai bagian sarung tangan yang akan kontak dengan tubuh

pasien, tersentuh dengan tangan. Masukkanlah jari-jari tangan kanan ke dalam sarung tangan, lalu tariklah tepi pangkal

lipatan sarung tangan kanan, dengan tetap mempertahankan lipatan sarung tangan kanan (menariknya agak diungkit).

Sisipkanlah jari-jari tangan kanan yang telah memakai sarung tangan di bawah lipatan sarung tangan kiri, kemudian masukkanlah jari-jari tangan kiri.

Setelah jari-jari tangan kiri masuk, tarik pada lipatan sarung tangan kedua (kiri) dengan menggunakan jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan sampai sarung tangan terpakai.

Sisipkan jari-jari tangan kedua (kiri) pada lipatan sarung tangan kanan, lalu tarik lipatan hingga sarung tangan terpakai.

Gambar 2. Prosedur Pemasangan Sarung Tangan Steril

Keterampilan Klinik SEMESTER I

37

Page 46: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

1.5 Melepaskan Sarung Tangan Prosedur melepaskan sarung tangan adalah sebagai berikut:

Pegang sarung tangan pada permukaan palmar dengan baik, dan lepaskan dengan cara menarik sarung tangan ke arah distal.

Sewaktu melepaskan sarung tangan, jangan sampai menyentuh baju dan kulit tangan. Lakukanlah dengan cara yang sama pada tangan yang lain.

1.6 Persiapan Pasien Bedah Pasien harus mandi sebelum operasi (jika pasien mampu mandi). Daerah operasi dicukur bersih, kemudian dicuci dengan sabun, atau larutan antiseptik. Di meja operasi, daerah operasi dibersihkan terlebih dahulu dengan betadine untuk

membunuh mikroorganisme patogen. Caranya dengan menggunakan korentang, jepit kasa steril, lalu celupkan ke wadah yang telah diisi dengan larutan betadine®. Kemudian, daerah operasi dibersihkan secara sirkuler dimulai dari tengah ke tepi, sebanyak dua kali.

Gunakanlah kasa yang baru setiap akan membersihkan daerah operasi dengan betadine®.

Agar tidak mengiritasi kulit, betadine® dapat dibersihkan dengan alkohol 70%. Caranya adalah dengan menggunakan korentang, jepit kasa steril, lalu celupkan ke wadah yang telah diisi alkohol 70%, lalu bersihkanlah daerah operasi secara sirkuler, dimulai dari tengah ke tepi, sebanyak dua kali.

Gunakanlah kasa yang baru setiap akan membersihkan daerah operasi dengan alkohol 70 %.

Setelah dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis, daerah sekeliling lapangan operasi ditutup dengan doek, atau kain yang steril.

1.7 Pemasangan Kain atau Duk Steril Pemakaian kain steril dilakukan pada pasien pada sisi-sisi daerah operasi, dan permukaan

dimana alat-alat steril diletakkan. Duk diletakkan sedemikian rupa, sehingga lubang yang ada pada duk tersebut berada

tepat di atas daerah operasi. Letakkan duk steril yang lain pada meja alat, untuk tempat meletakkan alat operasi yang

sudah steril. Keterampilan Klinik SEMESTER I

38

Page 47: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit Tiap kelompok kecil didampingi oleh seorang instruktur. Instruktur Introduksi dan penyampaian pengantar (overview) rancangan kegiatan pelatihan.

45 menit

Instruktur memperlihatkan cara-cara melakukan prosedur asepsis dan pemakaian sarung tangan yang meliputi :

o Teknik mencuci tangan o Teknik mengeringkan tangan o Teknik memakai sarung tangan o Teknik melepaskan sarung tangan o Persiapan pasien bedah o Pemasangan duk/kain steril

Mahasiswa melakukan latihan role play secara bergantian dengan dibimbing oleh instruktur (coaching).

Instruktur dan

Mahasiswa

30 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri diawasi oleh instruktur. Mahasiswa

10 menit Instruktur (tutor) memberikan masukan (feedback) kepada mahasiswa. Instruktur Instruktur memberikan tugas mandiri dan menutup acara pelatihan.

III. PEDOMAN INSTRUKTUR 3.1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa : 1. Dapat mengetahui beberapa cara melakukan prosedur asepsis dan antisepsis (C1). 2. Terampil melakukan beberapa prosedur asepsis dan antisepsis (4).

3.2 PELAKSANAAN

1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah ditetapkan oleh bagian SDM MEU FK UISU.

2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan : Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit Pembukaan Perkenalan

Instruktur Pengantar (overview)

15 menit Latihan

Demonstrasi Instruktur dan

Mahasiswa 30 menit Coaching

30 menit Latihan Mandiri

10 menit Penutupan Feed Back

Instruktur Tugas Mandiri Penutup

Keterampilan Klinik SEMESTER I

39

Page 48: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

3. Waktu pelaksanaan :

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit). 4. Tempat pelaksanaan kegiatan : Di ruangan Skills Lab (Lantai 3). 5. Alat dan Bahan yang diperlukan :

Wastafel. Sikat. Sarung tangan steril ukuran 6½, 7, 7½, dan 8. Sabun antiseptik (savlon®). Povidone iodine (betadine®). Kapas. Alkohol 70 %.

6. Materi Kegiatan / Latihan : Teknik mencuci tangan (4). Teknik mengeringkan tangan (4). Teknik mencuci tangan simple hand washing (WHO) (4). Teknik memakai sarung tangan steril (4). Teknik melepaskan sarung tangan (4). Melakukan persiapan pasien bedah (4). Teknik memasang duk, atau kain steril (4).

RUJUKAN

1. Karakata S, Bachsinar B. Asepsis dan Antisepsis. In: Oswari J, ed. Bedah Minor. 3nd edition. Jakarta : Penerbit Hipokrates ; 1996. p .1-17.

2. Cook J. Prosedur Asepsis dan Antisepsis. Alih Bahasa : Effendi H. Penatalaksanaan Bedah Umum di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1995. p .35-7.

3. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Prosedur Asepsis dan Antisepsis. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1997. p .340-8.

4. Nealon F.T, Nealon H.W. Asepsis dan Antisepsis. Keterampilan Pokok Ilmu Bedah. 4th edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1996. p .26-37

Keterampilan Klinik SEMESTER I

40

Page 49: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR ( Untuk Latihan )

No Langkah / Tugas Pengamatan Prosedur Asepsis dan Antisepsis Ya Tidak

1 Prosedur Mencuci Tangan Lepaskan semua perhiasan yang dipakai.

Gulung lengan baju sampai dengan lebih dari 2 inci di atas siku. Basahi dengan air, tangan dan lengan sampai ke siku. Gunakan sikat yang telah diberi zat antiseptik (savlon®). Posisikan kedua lengan, dimana posisi kedua tangan lebih tinggi dari kedua siku.

Di bawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku dengan teliti (kuku harus pendek dan bebas dari cat kuku).

Sikat telapak tangan. Kemudian secara berurutan sikat setiap jari, antara jari, dan punggung tangan dengan arah penyikatan dari atas ke bawah.

Lakukan penyikatan seluruh tangan selama ± 2 menit. Sikat pergelangan tangan sampai dengan siku selama kira-kira 30 detik. Jangan menyikat kembali bagian yang sudah disikat. Pindahkan sikat ke telapak tangan yang sudah disikat. Sikat telapak tangan yang belum disikat, kemudian lakukan penyikatan seluruh tangan dengan cara yang sama dengan penyikatan tangan lain sebelumnya, selama kira-kira 2 menit.

Sikat pergelangan tangan sampai dengan siku selama kira-kira 30 detik. Letakkan sikat kembali pada tempatnya. Cara membasuh dilakukan di bawah air mengalir dengan urutan, dari telapak tangan, jari-jari, punggung tangan, pergelangan tangan, hingga ke siku. Biarkan air menetes dari siku.

Ulangilah untuk tangan yang lain. Jangan membasuh bagian yang sudah dibasuh.

Matikan aliran air dengan menggunakan siku. 2 Prosedur Mengeringkan Tangan Gunakanlah handuk steril

Ambil handuk, buka dan letakkan handuk pada kedua telapak tangan. Keringkan secara berurutan dari telapak tangan kiri dan kanan lalu pergelangan kiri dan kanan, lengan kiri dan kanan kemudian siku kiri dan kanan.

Bagian handuk yang sudah dipakai tidak boleh bersentuhan dengan bagian tangan yang sudah kering.

Buanglah handuk pada tempatnya yang disediakan. 3 Prosedur Memakai Sarung Tangan Buka bungkus kertas dengan hati-hati agar sarung tangan tidak

terkontaminasi.

Angkat tepi sarung tangan yang terlipat (yang nantinya akan kontak dengan kulit operator) dengan tangan kiri.

Perlu diingat, jangan sampai bagian sarung tangan yang akan kontak dengan tubuh pasien, tersentuh dengan tangan.

Masukkanlah jari-jari tangan kanan ke dalam sarung tangan, lalu

Keterampilan Klinik SEMESTER I

41

Page 50: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

tariklah tepi pangkal lipatan sarung tangan kanan, dengan tetap mempertahankan lipatan sarung tangan kanan (menariknya agak diungkit). Sisipkanlah jari-jari tangan kanan yang telah memakai sarung tangan di bawah lipatan sarung tangan kiri, kemudian masukkanlah jari-jari tangan kiri.

Setelah jari-jari tangan kiri masuk, tarik pada lipatan sarung tangan kedua (kiri) dengan menggunakan jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan sampai sarung tangan terpakai.

Sisipkan jari-jari tangan kedua (kiri) pada lipatan sarung tangan kanan, lalu tarik lipatan hingga sarung tangan terpakai.

4 Prosedur Melepaskan Sarung Tangan Pegang sarung tangan pada permukaan palmar dengan baik, kemudian

lepaskan dengan cara menarik sarung tangan ke arah distal.

Jangan sampai menyentuh baju dan kulit tangan, dan lakukan dengan cara yang sama pada tangan yang lain.

5 Persiapan Pasien Bedah Pasien mandi terlebih dahulu sebelum operasi (jika mampu).

Cukurlah rambut atau bulu-bulu pada daerah operasi. Cucilah daerah operasi dengan sabun antiseptik, basuhlah dengan air kemudian dikeringkan.

Bersihkan daerah operasi secara sirkuler dari tengah ke tepi (sentripetal) dengan menggunakan korentang yang menjepit kasa steril yang sudah diberi betadine®, sebanyak dua kali.

Gunakanlah kasa yang baru setiap akan membersihkan daerah operasi dengan betadine®.

Cucilah daerah operasi secara sirkuler dari tengah ke tepi (sentripetal) dengan menggunakan korentang yang menjepit kasa steril yang sudah diberi alkohol 70%, sebanyak dua kali.

Gunakanlah kasa yang baru setiap akan membersihkan daerah operasi dengan alkohol 70 %.

6 Pemasangan Duk/Kain Steril Tentukan letak bagian yang akan dioperasi.

Letakkanlah duk sedemikian rupa, sehingga lubang duk tepat berada di atas daerah operasi.

Letakkan duk steril yang lain pada meja alat, untuk tempat meletakkan alat operasi yang sudah steril.

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

42

Page 51: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR ( Untuk Latihan )

No Langkah / Tugas Pengamatan Prosedur Mencuci Tangan Simple Hand Washing Ya Tidak

1 Persiapan Lepaskan semua perhiasan yang dipakai.

Kuku harus pendek dan bersih, idealnya tidak menggunakan cat kuku. Gulung lengan baju sampai dengan pertengahan lengan bawah

2 Prosedur Nyalakan keran dan basahi tangan dan lengan dengan air.

Gunakan sabun antiseptik yang tersedia sehingga melingkupi seluruh permukaan tangan.

Bersihkan telapak tangan dengan melakukan gerakan melingkar antara telapak tangan kanan dan kiri, lakukan selama 15-20 detik.

Bersihkan sela-sela jari dengan meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dengan menghubungkan sela-sela jari tangan kanan ke sela-sela jari tangan kiri. Lakukan gerakan ke depan dan belakang. Setelah selesai, lakukan bergantian dengan meletakkan telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan, lakukan kembali gerakan di atas. Lakukan selama 15-20 detik.

Bersihkan sela-sela jari dengan menyilangkan sela-sela jari tangan kanan dan kiri, sehingga telapak tangannya saling berhadapan. Lakukan gerakan menyilang, selama 15-20 detik.

Bersihkan belakang jari-jari dengan posisi jari-jari ditekukkan mengunci satu sama lain. Lakukan gerakan ke depan dan ke belakang dengan tetap mempertahankan jari tangan kanan dan kiri tetap saling mengunci, lakukan selama 15-20 detik

Bersihkan ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dari telapak tangan kanan yang seolah-olah menggenggam ibu jari tangan kiri. Setelah selesai, lakukan bergantian gerakan yang sama untuk membersihkan ibu jari tangan kanan. Lakukan selama 15-20 detik.

Bersihkan kuku jari tangan kanan dengan meletakkan ujung-ujung kuku jari tangan kanan di telapak tangan kiri, lakukan gerakan memutar. Setelah selesai, lakukan bergantian untuk membersihkan kuku jari tangan kiri. Lakukan selama 15-20 detik.

Nyalakan keran dan bersihkan tangan di bawah air mengalir. Keringkan dengan handuk steril. Matikan keran dengan menggunakan handuk yang telah selesai dipakai.

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

43

Page 52: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Kesepuluh dan Kesebelas PROSEDUR INJEKSI

I. PENDAHULUAN

Injeksi (parenteral) merupakan rute pemberian sediaan farmasetik steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara menembus lapisan jaringan menuju target dengan menggunakan alat suntik.

Sebelum melakukan prosedur injeksi, langkah pertama yang dilakukan adalah pengenalan secara rinci mengenai alat injeksi dengan berbagai jarumnya, cairan (larutan) injeksi dan cara menyiapkan larutan injeksi yang akan dipakai, serta mempersiapkan alat injeksi. Suatu alat injeksi terdiri dari penghisap, tabung dengan pembagian skala ukuran volume, dan tempat mengeratkan jarum yang disebut konus. Isi dari tabung bervariasi antara 1 sampai 60 cc. Pada umumnya injeksi terbuat dari bahan sintetis biasanya disposable (hanya satu kali pakai saja), kadang ada juga yang terbuat dari gelas atau kaca, yang ditujukan untuk pemakaian berulang. Pada spuit dapat kita gunakan berbagai macam jarum tergantung dari jenis injeksinya, syaratnya konus dan jarumnya sesuai. Jarum terdiri dari bagian penyambungannya (hub) dan bagian (shaft) yang disebut lumen, dilengkapi dengan ujung yang runcing (bevel).

Syarat utama bagi cairan injeksi adalah bahwa cairan itu harus steril. Oleh karena itu, hampir semua cairan injeksi disajikan dalam bentuk ampul, yang berisi cairan yang cukup untuk sekali pakai. Obat yang harus diterima seorang pasien dalam waktu yang cukup lama, seperti insulin, biasanya disajikan dalam bentuk vial. Bentuk lainnya dalam bentuk alat suntik. Ada juga cairan injeksi yang harus berada dalam konsentrasi cairan tertentu, misalnya antibiotika. Dalam hal ini, cairan injeksi disajikan dalam bentuk bubuk, kemudian dicampurkan dengan aquabidestilata.

Bekerja secara asepsis, menjadi syarat yang paling utama dalam persiapan spuit injeksi. Setelah mencuci tangan, kita mempersiapkan segala kebutuhan yaitu :

o Sediaan farmasetik injeksi. o Spuit/Syringe (alat suntik) disesuaikan dengan volume yang dibutuhkan. o Needle Spuit (jarum penghisap cairan). o Wadah kecil steril. o Kapas alkohol. o Cairan antiseptik (iodine povidone 10%). o Cairan desinfektan (chlorine 0,5%). o Sarung tangan steril. o Handuk kering. o Tempat sampah.

Gambar 1. Bagian-Bagian Spuit Gambar 2. Bagian-Bagian Needle Spuit

Keterampilan Klinik SEMESTER I

44

Page 53: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Lampiran Gambar

Gambar 3. Jenis Spuit Berdasarkan Volume Gambar 4. Cara Aspirasi Sediaan Injeksi II. KELEBIHANAN INJEKSI

- Mula kerja (onset of action) dalam menimbulkan efek terapeutik lebih cepat dicapai sebagai pertimbangan utama dalam kondisi gawat darurat seperti gagal jantung, serangan asma berat, dan syok.

- Pertimbangan rute pemberian yang tidak efektif melalui oral (beberapa obat dirusak dengan asam lambung) seperti sediaan hormon, dan heparin.

- Keadaan yang dikontraindikasikan rute oral: muntah hebat, perdarahan saluran cerna atas, fistula pada saluran cerna atas, dan stenosis saluran cerna atas.

- Kadar obat dalam plasma dapat mencapai 99%.

III. KEKURANGAN INJEKSI - Hanya dapat diberikan oleh orang yang terlatih. - Bentuk sediaan injeksi lebih mahal. - Lebih sering menimbulkan reaksi hipersensitivitas disbanding sediaan oral. - Bila terjadi overdosis sulit untuk dikontrol. - Jika asepsis tidak baik dapat menimbulkan infeksi pada daerah suntikan.

IV. KOMPOSISI SEDIAAN INJEKSI a. Zat aktif b. Bahan tambahan

- Antioksidan: garam-garam sulfurdioksida, seperti: bisulfit, metasulfit, sulfit, asam askorbat, sistein, monotiogliseril, dan tokoferol.

- Bahan antimikroba atau pengawet: benzalkonium klorida, benzil alcohol, klorobutanol, metakreosol, timerosol, butil p-hidroksibenzoat, metil p-hidroksibenzoat, propil p-hidroksibenzoat, dan fenol.

- Buffer: asetat, sitrat, fosfat. - Bahan pengkhelat: garam etilendiamintetraasetat (EDTA). - Gas inert: nitrogen dan argon. - Bahan penambah kelarutan (kosolven): etil alkohol, gliserin, polietilen glikol,

propilen glikol, dan lecithin Keterampilan Klinik SEMESTER I

45

Page 54: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

- Surfaktan: polioksietilen dan sorbitan monooleat. - Bahan pengisotonis: dekstrosa dan NaCl. - Bahan pelindung: dekstrosa, laktosa, maltosa dan albumin serum manusia. - Bahan penyerbuk: laktosa, manitol, sorbitol, dan gliserin.

c. Bahan Pembawa/Pelarut - Air steril - Non air dan campuran

o Minyak nabati: minyak jagung, minyak biji kapas, minyak kacang, dan minyak wijen.

o Pelarut bercampur air: gliserin, etil alkohol, propilen glikol, dan polietilenglikol 300.

V. SYARAT SEDIAAN INJEKSI

1. Sterilitas bebas dari mikroorganisme. 2. Kestabilan zat aktif. 3. Kestabilan pH. 4. Mendekati isotonis.

VI. Wadah Injeksi - Ampul: volume kisaran 1-10 ml. - Vial: volume kisaran 10-50 ml. - Fles (botol): volume kisaran 50-1000 ml.

VII. RUTE INJEKSI

Pada modul ini hanya akan dibahas beberapa macam cara pemberian obat melalui suntikan atau injeksi :

1. Intrakutan (intradermal). 2. Subkutan. 3. Intramuskular. 4. Intravena

1. Injeksi Intrakutan (IC) Merupakan teknik prosedur injeksi yang dilakukan hanya pada lapisan kulit, dengan

absorbsi obat yang sangat lambat. Umumnya dilakukan untuk tes sensitisasi, dan memakai jarum berukuran kecil (spuit 1 ml, atau spuit tuberkulin). Kerja : o Efek lokal. o Obat diinjeksikan dalam jumlah kecil (0,1 ml) sehingga resiko untuk terjadinya reaksi

antigen-antibodi tubuh menjadi lebih kecil, atau tidak menimbulkan efek sistemik. o Dipakai untuk pengamatan reaksi peradangan (alergi) terhadap protein asing, contohnya

tes tuberkulin, atau tes alergi terhadap obat tertentu (skin test). Tempat Injeksi :

Lebih disukai daerah yang tidak banyak mengandung pigmen, berkeratin tipis, dan tidak berambut, misalnya pada bagian tubuh sebagai berikut : o Ventral dari lengan bawah. o Daerah klavikula pada dada. o Daerah skapula pada punggung. o Permukaan medial paha. Keterampilan Klinik SEMESTER I

46

Page 55: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Teknik : o Pakailah sarung tangan steril. o Bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar keluar (sentripetal) dengan cairan

antiseptik. o Reganglah kulit yang kencang dengan tangan kiri. o Masukkan jarum dengan lubangnya menghadap ke atas, sehingga membentuk sudut ±

10o - 15o dengan permukaan kulit. Bayang-bayang jarum di bawah kulit harus terlihat. o Suntikkan obat secara perlahan sampai terbentuk gelembung, atau vesikel. o Tarik, dan keluarkan jarum dari kulit secara perlahan. o Bekas suntikan jangan digosok, atau dihapus dengan kapas alkohol. o Setelah jangka waktu yang ditentukan, lihat dan catat reaksi yang terjadi pada daerah

suntikan.

Gambar 5. Penyuntikan Intrakutan Gambar 6. Sudut Penyuntikan Intrakutan

2. Injeksi Subkutan (SC) Teknik dilakukan dengan cara menyuntikkan obat ke bawah lapisan kulit, absorbsi obat

berlangsung lambat tetapi konstan sehingga efek obat dapat bertahan lama dan teratur. Karena lapisan kulit dan bawah kulit merupakan daerah penyebaran nerve ending dan reseptor eksteroseptik, dengan masuknya obat sering menimbulkan rasa nyeri dan iritasi pada penyuntikan. Kerja : o Efek sistemik. o Efek bertahan, terutama diserap melalui kapiler. Biasanya lebih lambat mula kerjanya

daripada rute intramuskular. o Dipakai untuk dosis kecil obat - obatan yang tidak mengiritasi dan obat yang larut dalam

air. Tempat Injeksi :

Dipilih daerah atau bagian tubuh, yang memiliki bantalan lemak dengan ukuran yang memadai, misalnya pada : o Abdomen. o Paha atas, dan sisi lateral paha. o Punggung bagian atas. Keterampilan Klinik SEMESTER I

47

Page 56: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

o Lengan atas sisi lateral.

Teknik Injeksi : o Pakailah sarung tangan steril, dan bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar

keluar (sentripetal) dengan cairan antiseptik. o Cubitlah, atau angkatlah kulit sedikit dengan tangan kiri. o Masukkan jarum dengan lubangnya menghadap ke atas, sehingga membentuk sudut 45o

(pada daerah tubuh dengan jaringan subkutan tipis), atau 90o (pada daerah tubuh dengan jaringan subkutan tebal), dengan permukaan kulit.

o Lepaskanlah kulit. o Aspirasilah jarum suntik sedikit (kecuali dengan heparin). Bila tidak ada darah, suntikkan

obat secara perlahan. o Tarik dan keluarkan jarum dari kulit dengan cepat. o Dengan lembut gosok, atau hapuslah daerah bekas suntikan dengan alkohol (kecuali ada

kontraindikasi misalnya dengan heparin). o Pasanglah plester jika perlu.

Gambar 7. Penyuntikan Subkutan Gambar 8. Sudut Jarum Injeksi Subkutan

3. Injeksi Intramuskular (IM) Dilakukan dengan suntikan yang dalam, pada otot yang relatif sedikit pembuluh darah dan

persarafannya. Obat yang iritatif pada pemberian sub kutan dapat diberikan melalui intramuskular. Absorbsinya berlangsung dalam waktu kira-kira 10–30 menit.

Sama halnya dengan pemberian secara subkutan, untuk memperpanjang masa absorbsi, obat sering dicampur dengan bahan minyak seperti obat suntik KB Depoprovera, atau Noristerat, dimana absorbsinya bisa berlangsung beberapa bulan. Kerja : o Efek sistemik. o Biasanya efek obat lebih cepat daripada rute subkutan. o Dipakai untuk obat iritatif, suspensi dalam air, dan larutan dalam minyak. Tempat Injeksi :

Lokasi injeksi dipilih pada daerah tubuh dengan ukuran otot memadai, dan terdapat sedikit saraf dan pembuluh darah besar. Lokasi yang disukai adalah daerah : Keterampilan Klinik SEMESTER I

48

Page 57: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Dorsogluteal Volume obat : Umumnya 1-3 ml, namun tidak lebih dari 5 ml. Ukuran Jarum : No. 18 – 23. Posisi Pasien : Pronasi. Landmark : Lateral dari pertengahan garis maya antara spina iliaka

posterior superior dengan trokanter mayor femur. Sudut Suntikan : 90 o terhadap permukaan datar Pertimbangan Khusus : Membutuhkan ketepatan terutama dalam menentukan

lokasi anatomi daerah aman regio dorsogluteal Kelebihan : - Massa otot yang besar untuk suntikan I.M dalam

- Suntikan tidak terlihat oleh pasien. Kekurangan : - Batas kuadran luar atas tidak pasti dan mungkin

melewati batas keamanan - Bahaya cedera terhadap saraf utama dan struktur vaskular jika tempat atau teknik tidak tepat.

Kesulitan : - Lemak seringkali sangat tebal - Jika terjadi reaksi hipersensitifitas, tidak dapat dipasang torniket untuk menghambat absorbsi - Daerah yang sulit untuk menjaga antisepsis - Insisi dan drainase dari abses menjadi sulit karena dekat dengan saraf besar dan struktur vaskular.

Gambar 9. Lokasi Injeksi I.M Dorsogluteal Gambar 10. Tentukan Lokasi Trokanter Mayor Gambar 11. Buatlah Garis Maya SIPS-Trokanter Mayor Keterampilan Klinik SEMESTER I

49

Page 58: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 12. Tentukan Lokasi Penyuntikan Gambar 13. Tusukkan Jarum 900 Intramuskuler Vastus Lateralis

Volume obat : Biasa (bayi kurang dari 0,5 ml, anak sekitar 1 ml) Maksimum (bayi sekitar 1 ml, anak sekitar 2 ml )

Ukuran Jarum : No. 22 - 25 Posisi Pasien : Berbaring supinasi, atau duduk Landmark : 1/3 tengah bagian sisi anterolateral garis maya antara

trokanter mayor femur, dengan kondilus lateralis femur. Sudut Suntikan : 45 o terhadap permukaan kulit pada regio femoralis

(diarahkan ke lutut) Pertimbangan Khusus : Tempat I.M pilihan untuk bayi dan anak Kelebihan : - Massa otot relatif lebih besar pada saat lahir, tempat

yang cocok untuk bayi - Bebas dari percabangan saraf dan vaskular

Kekurangan : - Pemakaian jarum yang terlalu panjang dapat mengenai nervus iskiadika, atau struktur pembuluh darah femoral, jika teknik tidak tepat

Gambar 14. Lokasi Injeksi I.M Vastus Lateralis Gambar 15. Tentukan Titik Pedoman Penyuntikan

Keterampilan Klinik SEMESTER I

50

Page 59: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 16. Tentukan Lokasi Penyuntikan Gambar 17. Tusukkan Jarum 900 Intramuskuler Deltoid

Volume obat : Umumnya 0,5 – 1 ml, tidak lebih dari 3 ml. Ukuran Jarum : No. 23. Posisi Pasien : Duduk, supinasi lateral. Landmark : Sekitar 5 cm (2-3 jari) di bawah prosessus akromion. Sudut Suntikan : 90 o terhadap permukaan kulit. Pertimbangan Khusus : Tempat yang lebih disukai untuk pemberian vaksin. Kelebihan : - Mudah dilakukan.

- Umumnya diterima oleh pasien. - Jika terjadi reaksi hipersensitifitas, torniket dapat dipasang di atasnya untuk menghambat absorbsi.

Kekurangan : - Massa otot lebih sedikit. - Dekat dengan struktur saraf dan vaskular. - Lokasi tidak cocok untuk injeksi obat volume besar.

Gambar 18. Lokasi Injeksi I.M Deltoid Gambar 19. Injeksi Intramuskuler Regio Deltoid Keterampilan Klinik SEMESTER I

51

Page 60: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Ventrogluteal

Volume Obat : Biasa (1–4 ml), Maksimum 5 ml Ukuran Jarum : No. 20 - 23 Posisi Pasien : Supinasi Lateral Landmark : Sisi lateral di bawah krista iliaka Sudut Suntikan : Arahkan ke arah krista iliaka Pertimbangan Khusus : Alternatif dari dorsogluteal dan vastus lateralis untuk

IM dalam, merupakan tempat terbaik kedua setelah regio vastus lateralis pada bayi dan anak.

Kelebihan : - Relatif bebas dari saraf utama dan cabang vaskular - Batas jelas dengan petanda anatomis tulang - Lapisan lemak lebih tipis dari tempat dorsogluteal - Massa otot cukup untuk suntikan IM dalam - Mudah dicapai dari beberapa posisi pasien.

Kekurangan : - Jika terjadi reaksi hipersensitifitas, tidak dapat dipasang torniket untuk menghambat absorbsi. - Profesional kesehatan tidak biasa dengan tempat ini.

Lampiran Gambar Injeksi Intramuskuler Ventrogluteal

Gambar 20. Lokasi Injeksi I.M Ventrogluteal Teknik Injeksi Intramuskular Secara Umum : o Pakailah sarung tangan steril. o Bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar keluar (sentrifugal) dengan cairan

antiseptik kemudian dengan kapas alkohol. o Cubitlah kulit hingga otot terasa tercubit dengan tangan kiri. o Masukkan jarum dengan lubangnya menghadap ke atas, sehingga membentuk sudut ± 90

o dengan permukaan kulit. o Lepaskanlah kulit. o Aspirasilah jarum suntik sedikit (kecuali dengan heparin). Bila tidak ada darah, suntikkan

obat secara perlahan. o Tarik dan keluarkan jarum dari kulit dengan cepat. o Dengan lembut gosok atau hapuslah daerah bekas suntikan dengan kapas alkohol.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

52

Page 61: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

o Bila perlu, tutup dengan kapas alkohol pada daerah penyuntikan dan rekatkan dengan plester.

Gambar 21. Sudut Injeksi

4. Injeksi Intravena (IV) Injeksi intravena adalah prosedur memasukkan obat melalui suntikan yang dilakukan

langsung pada aliran darah vena, yang memungkinkan tidak terjadinya proses absorbsi, dan obat akan didistribusikan secara langsung. Dengan pemberian suntikan secara intra vena, obat terhindar dari saluran cerna sehingga tidak hancur oleh asam lambung dan tidak akan mengalami metabolisme tahap pertama oleh hati.

Efek obat sangat cepat yaitu dalam waktu sekitar 18 detik, yang artinya sama dengan setengah kali kecepatan aliran darah sistemik sampai tersebar keseluruh jaringan. Prosedur injeksi intravena tidak boleh dilakukan terlalu cepat, karena bila injeksi terlalu cepat dapat menyebabkan embolus dan rusaknya konsistensi pembuluh darah.

Pembuluh vena memiliki persyarafan yang sangat sedikit, sehingga teknik injeksi intravena hanya sedikit kemungkinannya menyebabkan iritasi. Walaupun memiliki kelebihan berupa efek obat yang cepat didapatkan, injeksi intravena juga memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan teknik ini : o Sulit untuk melakukannya. o Harus dilakukan sesteril mungkin. o Dapat terjadi syok anafilaktik sampai dengan kematian, jika terjadi reaksi idiosinkrinasi.

Tempat Injeksi :

Biasanya pada vena perifer yang mudah dicapai, contohnya vena sefalika, vena mediana kubiti pada lengan, dan vena dorsalis superfisialis pada tangan. Pada bayi baru lahir biasanya injeksi intravena dilakukan pada vena jugularis eksterna, sinus sagitalis superior, dan vena femoralis. Keterampilan Klinik SEMESTER I

53

Page 62: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 22. Beberapa Lokasi Injeksi Intravena Lengan Bawah Prosedur Injeksi Intravena : 1. Persiapan Pasien :

o Jelaskan prosedur injeksi intravena yang akan dilakukan secara lisan dengan bahasa yang dimengerti pasien, serta alasan dilakukannya tindakan ini agar pasien tidak takut dan kooperatif, kemudian mintalah persetujuan tindakan medis kepada pasien.

o Tanyakan juga apakah pasien pernah mengalami reaksi alergi sebelumnya terhadap suntikan dan apa nama obat yang diberikan tersebut (apabila pasien dapat mengingatnya).

o Bila pasien setuju dan tidak pernah mengalami reaksi alergi sebelumnya, mintalah pasien untuk duduk, atau berbaring dengan posisi supinasi.

2. Persiapan Alat dan Bahan : o Periksalah nama dan tanggal kadaluarsa dari obat dan pelarut obat yang akan

diberikan o Masukkan obat ke dalam suntik sesuai dengan dosis.

3. Teknik Injeksi :

o Dokter mencuci tangan, dan menggunakan sarung tangan steril. o Pasanglah tourniquet di bagian proksimal (4-6 inci) daerah suntikan. o Bersihkan daerah tubuh yang akan diinjeksi dengan gerakan melingkar keluar

(sentripetal), menggunakan cairan antiseptik (alkohol 70%). o Mintalah pasien untuk menggenggam jari-jari tangannya agar vena yang akan

dipungsi terlihat jelas. o Tahan kulit di dekat pembuluh vena dengan jari tangan yang non dominan. o Tusuklah kulit di samping vena dengan sudut ± 30-40o terhadap permukaan kulit,

dan kemudian arahkan jarum ke dalam vena. o Pastikan lubang jarum menghadap ke atas. o Kurangi sudut jarum sedikit, dan gunakan tangan non dominan untuk menarik

penghisap. o Aspirasi sedikit, jika dijumpai darah masukkan obat dengan kecepatan yang tepat,

sambil meregangkan tourniquet, dan kepalan tangan dibuka perlahan-lahan. Keterampilan Klinik SEMESTER I

54

Page 63: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

o Letakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian tarik dan keluarkan jarum dengan cepat.

o Tekan bekas suntikan dengan menggunakan kapas alkohol selama ± 5 menit, atau minta pasien untuk melipat tangannya.

o Pasanglah plester jika perlu. VIII. SETELAH PENYUNTIKAN

1. Dampingi dan bantu pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya. 2. Evaluasi keadaan pasien selama beberapa saat, untuk melihat tanda ada tidaknya

efek samping yang ditimbulkan. 3. Rendam spuit bekas pakai dengan larutan chloride 0,5% dan potong jarumnya, dan

masukkan kedalam tempat sampah medis infeksius. 4. Masukkan peralatan lainnya (termasuk kapas, kassa steril) ke dalam larutan chloride

0,5%. 5. Rendam kedua tangan kedalam larutan chloride 0,5% selama beberapa menit,

kemudian lepaskanlah kedua sarung tangan. 6. Cuci tangan secara simple hand washing, melalui 5 tahap pencucian: kuku jari-jari

tangan, telapak tangan, setiap jari, sela-sela jari, dan punggung tangan. 7. Basuhlah kedua tangan dengan air mengalir hingga bersih, kemudian keringkan kedua

tangan dengan handuk yang bersih. 8. Persilahkan pasien kembali ke meja periksa, untuk melengkapi data pada catatan

medik pasien, meliputi: - Isi tanggal dan waktu pengobatan. - Dosis dan cara penyuntikan. - Respons khusus yang mungkin timbul setelah dilakukan penyuntikan. - Nama dan tanda tangan dokter.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

55

Page 64: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

IX. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Keterangan

(30 menit) Setiap kelompok kecil didampingi oleh seorang instruktur. Instruktur Overview rancangan kegiatan pelatihan.

45 menit

Demonstrasi oleh Instruktur, Instruktur memperlihatkan cara melakukan suntikan (IC, SC, IM, DAN IV) secara berurutan dan bertahap. Mahasiswa melakukan latihan cara melakukan suntikan IC, SC, IM, IV dengan manekin atau role play secara bergantian dengan dibimbing oleh instruktur (coaching).

Instruktur dan

Mahasiswa

15 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri diawasi oleh instruktur. Mahasiswa

(10 menit) Instruktur (tutor) memberikan masukan (feedback) kepada mahasiswa. Instruktur

X. PEDOMAN INSTRUKTUR X.1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa : 1. Dapat mengetahui dan memahami beberapa cara pemberian obat, khususnya melalui

suntikan (C1). 2. Terampil melakukan beberapa cara suntikan obat secara IC, SC, IM dan IV (4).

X.2 PELAKSANAAN

1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah ditetapkan oleh Bagian SDM MEU FK-UISU.

2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan : Waktu Aktivitas Keterangan

30 menit Pembukaan Perkenalan

Instruktur Pengantar (overview)

15 menit Latihan

Demonstrasi Instruktur dan

Mahasiswa 30 menit Coaching 15 menit Latihan Mandiri

10 menit Penutupan Feed Back

Instruktur Tugas Mandiri Penutup

3. Waktu pelaksanaan :

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit). 4. Tempat pelaksanaan kegiatan : Di ruangan Skills Lab.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

56

Page 65: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

5. Alat dan Bahan yang diperlukan : Meja dan kursi minimal 1 set Kursi (8 buah) Manekin :

Lengan dewasa 4 buah. Injeksi intramuskuler regio glutea 4 buah.

Jarum suntik (1 cc, 3 cc, 5 cc). Aquades steril, atau NaCl 0,9 %, atau Dekstrose 5 %. Kapas. Alkohol 70 %. Karet Tourniquet. Sarung tangan steril no. 6 ½, 7, 7 ½, dan 8. Darah sintetik atau air yang diberi pewarna merah darah

6. Materi Kegiatan / Latihan : Cara suntikan intrakutan. Cara suntikan subkutan. Cara suntikan intramuskular. Cara suntikan intravena.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

57

Page 66: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

RUJUKAN

1. Dudley H.A.F, Eckersley J.R.T, Paterson-Brown S. Pedoman Tindakan Praktis Medik & Bedah. 1st edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2000. p . 19-34.

2. Lubis H.M, Nasution R. Prosedur Injeksi. Pengantar Farmakologi. 2nd edition. Medan : Pustaka Widyasarana ; 1993. p . 6-9.

3. Mycek, Mary J. Prosedur Injeksi. In : Hartanto H, ed. Farmakologi : Ulasan bergambar. 2nd edition. Jakarta : Widya Medika ; 2001. p .1-4.

4. Saunders S, Cameron G. Injection Techniques in Orthopaedic and Sports Medicine. London : W.B. Saunders Company LTD ; 1997: p. 13-8.

5. Taher N, Bakar B, Khor R, Taher E, Sanuddin O, Rachmawaty S, Mainiadi. Pengambilan Darah Vena (Vena Pungsi). Buku Penuntun Praktikum Patologi Klinik. 2rd edition. Medan : Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara ; 1999. p. 19-20.

6. Kee J.L, Hayes E.R. Prosedur Injeksi. In : Asih N.G, ed. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. 1st edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1996. p. 32-41.

7. Stevens P.J, Bordui F. Weyde J.A. Prosedur Injeksi. In : Ester M, ed. Ilmu Keperawatan. 2nd edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1999. p. 343-8.

8. Tim Departemen Kesehatan RI. Prosedur Perawatan Dasar. 5th edition. Jakarta : Persatuan Perawat Nasional Indonesia. p. 85-95.

9. Burton N.L, Birdi K. Intravenous Drug Injection. In : Clinical Skills for OSCEs Second Edition. United Kingdom : Informa Healthcare ; 2006. p18-9.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

58

Page 67: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR : Untuk Latihan

No. Langkah / Tugas Pengamatan CARA PEMBERIAN OBAT MELALUI SUNTIKAN Ya Tidak

a. Persiapan

Pastikan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang tertutup sehingga dapat menjamin kerahasiaan pasien. Mintalah seorang perawat untuk mendampingi dokter selama berlangsungnya tindakan medis, yang dapat bertindak sebagai saksi untuk menghindari perlakuan yang tidak benar ditinjau dari pihak dokter maupun pasien.

b. Persiapan Penyuntikan

Dokter menyapa dan memberi salam kepada pasien. Dokter mempersilahkan pasien duduk di ruang konsultasi. Dokter terlebih dahulu memberitahukan pada pasien, prosedur, maksud dan tujuan penyuntikan secara lisan dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien (informed consent).

Dokter mempersiapkan alat dan bahan penyuntikan. Mintalah perawat untuk mengatur pakaian pasien, sehingga bagian tubuh yang akan dilakukan penyuntikan dapat dilihat dan bagian tubuh yang tidak dilakukan penyuntikan harus ditutup dengan kain (doek) bersih.

Mintalah perawat untuk mempersiapkan sediaan injeksi Dokter mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan steril.

c. Pelaksanaan Penyuntikan: 1. SUNTIKAN INTRAKUTAN (Regio Volar Lengan Bawah)

Pasien dipersilahkan berbaring, atau duduk di kamar injeksi. Bersihkan daerah volar lengan bawah dengan gerakan melingkar keluar (sentripetal) dengan cairan antiseptik, kemudian dengan kapas alkohol 70%.

Reganglah kulit hingga kencang dengan tangan kiri. Masukkan jarum dengan lubangnya menghadap ke atas sehingga membentuk sudut ± 10o - 15o, dengan permukaan kulit (bayang bayang jarum di bawah kulit harus terlihat).

Suntikkan obat secara perlahan sampai terbentuk gelembung, atau vesikel.

Tarik dan keluarkan jarum dari kulit secara perlahan. Jangan gosok atau dihapus dengan kapas alkohol pada daerah bekas suntikan. Setelah jangka waktu yang ditentukan, lihat dan catat reaksi yang terjadi pada daerah suntikan.

2. SUNTIKAN SUBKUTAN (Regio Lateral Lengan Atas) Pasien dipersilahkan berbaring atau duduk di kamar injeksi.

Bersihkan daerah lateral lengan atas dengan gerakan melingkar keluar (sentripetal) dengan cairan antiseptik kemudian dengan kapas alkohol 70%.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

59

Page 68: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Cubitlah kulit sedikit dengan tangan kiri. Masukkan jarum dengan lubangnya menghadap ke atas sehingga membentuk sudut ± 45o , atau 90o dengan permukaan kulit.

Lepaskanlah kulit. Aspirasilah jarum suntik sedikit, bila ada darah posisikan jarum suntik hingga aspirasi tidak masuk ke pembuluh darah. Bila tidak ada darah pada saat aspirasi, suntikkanlah obat secara perlahan.

Tarik dan keluarkan jarum dari kulit dengan cepat. Dengan lembut gosok, atau hapuslah dengan kapas alkohol daerah bekas suntikan (kecuali bila ada kontraindikasi). Bila perlu, tutup dengan kapas alkohol pada daerah penyuntikan, dan rekatkan plester.

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

60

Page 69: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR : Untuk Latihan

No. Langkah / Tugas Pengamatan CARA PEMBERIAN OBAT MELALUI SUNTIKAN Ya Tidak

3. SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (Regio Deltoid)

Pasien dipersilahkan duduk di kamar injeksi. Bersihkan daerah deltoid (sentripetal) dengan cairan antiseptik kemudian dengan kapas alkohol 70%.

Cubitlah kulit hingga otot terasa tercubit dengan tangan kiri. Masukkan jarum pada daerah deltoid, membentuk sudut ± 90o dengan permukaan kulit, sedikit membentuk sudut dengan akromion.

Lepaskanlah kulit. Aspirasilah jarum suntik, pastikan tidak ada darah yang teraspirasi. Suntikkan obat secara perlahan. Tarik dan keluarkan jarum dari kulit dengan cepat. Dengan lembut gosok, atau hapuslah dengan kapas alkohol daerah bekas suntikan (kecuali bila ada kontraindikasi). Bila perlu, tutup dengan kapas alkohol pada daerah penyuntikan dan rekatkan plester.

4. SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (Regio Dorsogluteal)

Pasien dipersilahkan berbaring dengan posisi pronasi di kamar injeksi Buatlah garis imajiner, antara trokanter mayor femur di lateral bawah, dengan spina iliaka posterior superior (SIPS) di medial atas.

Lateral pertengahan garis imajiner ini adalah lokasi penyuntikan (daerah aman). Bersihkan lokasi penyuntikan dengan cairan antiseptik, kemudian dengan kapas alkohol 70%.

Cubitlah kulit hingga otot terasa tercubit dengan tangan kiri. Masukkan jarum pada daerah aman, sehingga jarumnya membentuk sudut ± 90o dengan permukaan kulit

Lepaskanlah kulit. Aspirasilah jarum suntik, pastikan tidak ada darah yang teraspirasi. Suntikkan obat secara perlahan. Tarik dan keluarkan jarum dari kulit dengan cepat Dengan lembut gosok, atau hapuslah dengan kapas alkohol daerah bekas suntikan (kecuali bila ada kontraindikasi). Bila perlu, tutup dengan kapas alkohol pada daerah penyuntikan dan rekatkan plester.

5. SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (Regio Vastus Lateralis)

Pasien dipersilahkan duduk atau berbaring supinasi di kamar injeksi Tentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 tengah bagian sisi anterolateral garis imajiner antara trokanter mayor femur, dengan kondilus lateralis femur.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

61

Page 70: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Bersihkan daerah vastus lateralis (sentrifugal) dengan cairan antiseptik kemudian dengan kapas alkohol 70%.

Cubitlah kulit, hingga otot terasa tercubit dengan tangan kiri. Masukkan jarum pada lokasi injeksi, dengan lubang jarum menghadap ke atas, membentuk sudut ± 45o terhadap permukaan kulit regio femoralis (diarahkan ke lutut)

Lepaskanlah kulit. Aspirasilah jarum suntik, pastikan tidak ada darah yang teraspirasi. Suntikkan obat secara perlahan. Tarik dan keluarkan jarum dari kulit dengan cepat. Dengan lembut gosok, atau hapuslah dengan kapas alkohol daerah bekas suntikan (kecuali bila ada kontraindikasi). Bila perlu, tutup dengan kapas alkohol pada daerah penyuntikan dan rekatkan plester.

d. Setelah Penyuntikan

Dampingi dan bantu pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya. Evaluasi keadaan pasien selama beberapa saat, untuk melihat tanda ada tidaknya efek samping yang ditimbulkan. Rendam spuit bekas pakai dengan larutan Chloride 0,5%, potong jarumnya, dan masukkan ke dalam tempat sampah medis infeksius.

Masukkan peralatan lainnya (termasuk kapas, kassa steril) kedalam larutan Chloride 0,5%. Rendam kedua tangan kedalam larutan Chloride 0,5% selama beberapa menit, kemudian lepaskanlah kedua sarung tangan. Cuci tangan secara simple hand washing, melalui 5 tahap pencucian: kuku jari-jari tangan, telapak tangan, setiap jari, sela-sela jari, dan punggung tangan.

Basuhlah kedua tangan dengan air mengalir hingga bersih, dan keringkan kedua tangan dengan handuk yang bersih.

Persilahkan pasien kembali ke meja periksa, untuk melengkapi data pada catatan medik pasien, meliputi: - Isi tanggal dan waktu pengobatan. - Dosis dan cara penyuntikan. - Respons khusus yang mungkin timbul setelah dilakukan penyuntikan. - Nama dan tanda tangan dokter.

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

62

Page 71: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

FORMULIR HASIL LATIHAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUNTIKAN / INJEKSI (Hasil Latihan Mandiri Mahasiswa)

Nama Mahasiswa : Kelompok : Tanggal : Nama Instruktur : Cara Melakukan Suntikan Intrakutan : Cara Melakukan Suntikan Subkutan : Cara Melakukan Suntikan Intramuskular (1) : Regio : ___________________ Cara Melakukan Suntikan Intramuskular (2) : Regio : ___________________ Cara Melakukan Suntikan Intramuskular (3) : Regio : ___________________

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

63

Page 72: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

PROSEDUR SKIN TES

Skin tes merupakan salah satu dari dua macam pengujian reaksi alergi yangdianggap

valid dan sudah diterapkan selama bertahun-tahun. Skin tes adalah suatu pengujian yang dilakukan pada kulit untuk mengidentifikasi substansi alergi (alergen)yang menjadi pemicu timbulnya reaksi alergi. Skin tes biasanya dilakukan pada pasien yang akan diberikan pengobatan dan dicurigai memiliki alergi terhadap bahan dan obat tertentu, misalnya pada penderita rhinitis alergika, asthma, alergi makanan, dan lain sebagainya.

Skin tes merupakan pengujian yang sering dan harusdilakukan terhadap pasien di rumah sakit maupun klinik adalah bahwa setiap individu memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap berbagai macam bahan maupun obat.Selain itu, skin test relatif mudah dilakukan, nyaman bagi pasien, tidak mahal, dan hasil pemeriksaan bisa didapatkan hanya dalam waktu 15-20 menit.

Pengujian dimulai dengan menggores atau menusuk kulit dengan jarum steril khusus, dan depositkan sejumlah kecil ekstrak alergen ke dalam kulit kemudian tunggu 15-20meni, evaluasi reaksi kulit. Jika pada kulit muncul bentol kemerahan, sepertigigitan nyamuk, artinya hasil pengujian positif dan pasien alergi terhadap bahan yangdiujikan. Jika kulit tidak menimbulkan reaksi, artinya rencana pengobatan aman untuk dilanjutkan. Pengujian ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menyebabkan perdarahan pada pasien karena jarum hanya masuk ke permukaan kulit saja.

Skin tes juga dapat dilakukan dengan cara menginjeksikan alergen ke bawah kulit, atau dengan menempelkan alergen pada kulit dalam periode waktu spesifik (48 jam). Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan kulit antebrachii bagian dalam, permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi dan oedem.

Tujuan :

1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter. 2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat. 3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes). 4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).

Prinsip : 1. Sebelum memberikan obat mahasiswa harus mengetahui diagnosa medis pasien,

indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.

2. Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam dari saat penyuntikan obat.

3. Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan. 4. Mahasiswa harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila pasien atau

keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk pembuktian penolakan terapi.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

64

Page 73: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

5. Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik, dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.

6. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

65

Page 74: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR

No Langkah / Tugas Pengamatan Ya Tidak

Persiapan 1 Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat 2 Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

3

Mempersiapkan Alat dan bahan o Obat-obatan yang sesuai program pengobatan dokter o Daftar obat pasien o Spuit 1 cc atau 0,5 cc disposible o Jarum sesuai kebutuhan, gergaji ampul bila perlu o Perlak dan alas o Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam

tempatnya o Handscoon o Nierbeken

Pelaksanaan 4 Mencuci tangan dengan metode simple hand washing menurut WHO 5 Berdiri di sebelah kanan/kiri pasien sesuai kebutuhan

6 Mengecek daftar obat pasien untuk memberikan obat dan membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkannama pasien.

7 Menginjeksi pasien sesuai dengan nama pada daftar obat, Jaga privasi pasien. Injeksi intrakutan dilakukan dengan cara spuit diisi oleh obat sesuai dosisnya.

8 Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam dan membersihkan lokasi tusukan dengan kapas normal saline atau kapas alcohol bila diperlukan, kulit diregangkan tunggu sampai kering.

9 Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5-15 0 C permukaan kulit

10 Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis yang diberikan 0,1 cc atau sesuai jenis obat

11

Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan pada area penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik tersebut. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor kalor melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan.

12 Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk tentang penilaian pada daerah penyuntikan dan anjurkan untuk tidak menggaruk, memasage atau memberi apapun pada daerah penyutikan. Menyimpan obat obat sisa dan daftar obat pasien ketempatnya

13 Mengobservasi keadaan umum pasien, melepaskan handschoen, mencuci tangan

Keterampilan Klinik SEMESTER I

66

Page 75: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Tanda tangan

Instruktur

(......................................) Keterampilan Klinik SEMESTER I

67

Page 76: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR

No Langkah / Tugas Pengamatan Ya Tidak

Prosedur Injeksi Intravena 1 Pasien dipersilahkan duduk atau berbaring 2 Bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar keluar (sentripetal),

dengan menggunakan cairan antiseptik (alkohol 70%) 3 Pasang tourniquet di bagian proksimal (4-6 inci) daerah suntikan 4 Mintalah pasien untuk menggenggam jari-jari tangannya berulang-ulang agar

vena yang akan dipunksi terlihat jelas 5 Tahan kulit di dekat pembuluh vena dengan jari tangan yang non dominan 6 Tusuklah kulit di samping vena dengan dengan sudut ± 30-40o terhadap

permukaan kulit, dan kemudian arahkanlah jarum ke dalam vena 7 Pastikan lubang jarum menghadap ke atas 8 Hindari tusukan berkali-kali, dan jarum suntik jangan sampai menembus keluar

vena agar tidak terjadi hematome

9 Kurangi sudut jarum sedikit dan gunakan tangan non dominan untuk menarik penghisap

10 Aspirasi sedikit, jika dijumpai darah masukkan obat perlahan sampai habis, sambil meregangkan tourniquet, dan kepalan tangan dibuka perlahan-lahan

11 Letakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian tarik dan keluarkan jarum dengan cepat

12 Tekan bekas suntikan dengan kapas alkohol selama ± 5 menit atau minta pasien untuk melipat tangannya

13 Pasanglah plester jika perlu

Tanda tangan Instruktur

(......................................)

Keterampilan Klinik SEMESTER I

68

Page 77: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

FORMULIR HASIL LATIHAN

PROSEDUR SKIN TEST (Hasil Latihan Role Play - Mahasiswa)

Nama Mahasiswa : Kelompok : Tanggal : Nama Instruktur : IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Agama : Bangsa / Suku : Status Perkawinan : Pekerjaan : LAPORAN HASIL LATIHAN :

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

69

Page 78: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

FORMULIR HASIL LATIHAN

PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA (Hasil Latihan Role Play - Mahasiswa)

Nama Mahasiswa : Kelompok : Tanggal : Nama Instruktur : IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Agama : Bangsa / Suku : Status Perkawinan : Pekerjaan : LAPORAN HASIL LATIHAN :

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

70

Page 79: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Keduabelas

KETERAMPILAN BEDAH DASAR (BSS) I A. MENGENAL INSTRUMEN BEDAH DASAR II. PENDAHULUAN

Instrumen bedah merupakan alat-alat yang dipergunakan dalam berbagai tindakan pembedahan. Sebelum melakukan tindakan pembedahan, seorang operator (pelaku tindakan pembedahan), terlebih dahulu harus mengenal instrumen bedah yang akan digunakannya, mengetahui teknik menggunakandan kegunaan dari instrumen tersebut secara benar.

Pada pelatihan ini akan dibahas mengenai instrumen-instrumen yang sering dipergunakan terutama dalam keterampilan bedah dasar dan bedah minor. Beberapa Instrumen-instrumen bedah tersebut adalah :

I.1. Gunting Bedah Gunting bedah berdasarkan kegunaannya dapat dibedakan atas gunting diseksi, gunting

benang, dan gunting perban. Gunting diseksi biasanya berujung runcing, digunakan untuk membuka jaringan, merapikan luka, eksplorasi dan untuk membebaskan tumor kecil. Gunting diseksi yang sering dipergunakan ada dua jenis yaitu tipe Mayo dan Metzenbaum. Gunting benang terutama dipergunakan untuk memotong benang operasi. Kegunaan lain dari gunting benang adalah untuk merapikan luka. Gunting perban digunakan untuk menggunting perban, atau plester.

Posisi memegang gunting yang benar adalah ibu jari dan jari manis dimasukkan ke dalam lubang gunting, jari tengah diletakkan di depan jari manis dan jari telunjuk diletakkan pada bidang gunting sehingga gunting dapat dikendalikan dengan baik.

Gambar 1a. Gunting Diseksi Gambar 1b. Gunting Perban

Keterampilan Klinik SEMESTER I

71

Page 80: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

I.2. Pisau Bedah Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau. Mata pisau dapat

dibedakan atas 2 jenis yaitu mess dan bistouri. Penggunaan mata pisau biasanya hanya untuk sekali pakai. Gagang pisau pada pisau bedah model baru dapat dipisahkan dengan mata pisaunya. Terdapat dua nomor yang biasa dipergunakan yaitu nomor 4 (untuk mata pisau yang besar) dan nomor 3 (untuk mata pisau yang kecil). Pisau bedah dipergunakan untuk menyayat atau memotong organ atau jaringan tubuh.

Pisau bedah harus dipegang sedemikian rupa sehingga mudah dikendalikan dan pada saat yang sama, dapat digerakkan dengan leluasa. Tangkai pisau dipegang antara ibu jari, jari ketiga dan jari keempat, sedangkan jari telunjuk diletakkan di punggung pisau sebagai kendali.

Gambar 2a. Mata Pisau Bedah Gambar 2b. Pisau Bedah Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari :www.indigo.com

I.3. Klem Klem umumnya digunakan sebagai alat penjepit organ atau jaringan tubuh. Beberapa jenis

klem yang sering dipergunakan adalah klem arteri pean dan klem kocher. Klem arteri pean terdiri dari jenis lurus dan bengkok. Klem ini sering dipergunakan untuk menghentikan perdarahan selama operasi atau tindakan bedah yang invasif (klem hemostatik). Klem Kocher tidak dipergunakan untuk hemostasis melainkan untuk menjepit jaringan agar jaringan tidak meleset sewaktu tindakan pembedahan dilakukan. Klem Kocher memiliki ujung yang khas, bergerigi seperti pada pinset sirurgis sehingga memungkinkan operator bedah untuk menjepit jaringan dengan hanya menggunakan sedikit tekanan pada jaringan. Klem Kocher juga dapat dipergunakan untuk menjepit jaringan yang cukup tebal misalnya fascia pada otot.

Towel Clamp merupakan klem yang tidak dipergunakan untuk menjepit jaringan, akan tetapi untuk menjepit doek atau kain operasi. Nama lain dari klem ini adalah Doek Clamp. Klem ini terdiri dari klem pemegang dengan dua ujungnya yang runcing.Klem ini juga dapat digunakan untuk memfiksasi tulang iga ketika dilakukan traksi eksternal pada dinding dada. Posisi memegang klem yang benar sama seperti cara memegang gunting bedah.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

72

Page 81: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 3a. Klem Jaringan (kocher) Gambar 3b. Klem Pemegang Duk (towel clamp) Dikutip dari : www.iindigo.com Dikutip dari :www.indigo.com

I.4.Needle Holder Dikenal juga dengan istilah needle holder (nald voeder) atau pemegang jarum. Needle

holder memiliki kegunaan sebagai pemegang jarum jahit dan penyimpul benang. Jenis needle holder bervariasi, namun terdapat 2 jenis yang biasa dipergunakan, yaitu jenis crile wood dan mathew kusten.

Posisi memegang needle holder yang benar sama seperti cara memegang gunting bedah atau pemegang jarum. Gambar 4a. Needle Holder Gambar 4b. Needle Holder Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

Keterampilan Klinik SEMESTER I

73

Page 82: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

I.5. Pinset (forceps) Terdapat dua jenis pinset yang sering dipergunakan dalam tindakan bedah, yaitu pinset

sirurgis dan pinset anatomis. Pinset sirurgis digunakan untuk menjepit jaringan sewaktu diseksi atau penjahitan luka dan untuk memberikan tanda pada kulit sebelum tindakan bedah dimulai. Hal ini dikarenakan ujung pinset ini yang memiliki gigi sehingga dapat menjepit jaringan dengan kuat. Pinset anatomis memiliki ujung yang rata. Penggunaan pinset ini adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka atau untuk menjepit jaringan tubuh yang lunak dan tipis.

Pinset dipegang di antara ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk. Selama operasi lebih sering dipegang dengan tangan kiri untuk memegang jaringan yang akan dipotong dengan tangan kanan memegang gunting atau skapel. Gambar 5a. Pinset Anatomis Gambar 5b. Pinset Jaringan Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

I.6. Retraktor Luka Retraktor dipergunakan untuk menguakkan luka. Jenis retraktor dapat bermacam-macam

seperti retraktor Langenback yang tanpa pengait, atau retraktor Volkman yang berpengait. Ujung retraktor dapat tumpul atau cukup runcing, dengan jumlah kait dua sampai enam. Retraktor dengan ujung kait yang runcing akan memberikan tarikan yang lebih besar, karena jenis ini mudah menembus jaringan, tetapi penggunaannya hanya pada daerah tubuh dimana tidak ada kekhawatiran bahwa ujung retraktor kemungkinan akan melubangi pembuluh darah atau viskus yang berongga.

I.7. Jarum Jahit Jenis-jenis jarum jahit bedah banyak sekali dan disesuaikan dengan kegunaannya masing-

masing. Jenis yang berpenampang bulat seperti taper dan blunt digunakan untuk menjahit otot atau organ dalam tubuh, sedangkan yang berpenampang segitiga (reverse dan conventional cutting) digunakan untuk menjahit kulit. Penampang segitiga jarum ini, membantu jarum menembus penampang kulit yang relatif lebih keras dan liat ketimbang jaringan tubuh lainnya seperti otot atau sub kutan. Jarum memiliki mata yang khas sehingga benang dapat tertahan pada mata jarum. Cara memasukkan benang adalah dengan cara menegangkannya kemudian dimasukkan lewat takik ke dalam mata jarum. Jarum jahit dijepit pada needle holder kira-kira 1/3 dari pangkalnya dan ditusukkan pada tepi luka (3-4 mm dari tepi luka).

Keterampilan Klinik SEMESTER I

74

Page 83: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 7a. Jarum Jahit Bedah Gambar 7b. Penampang Jarum Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

I.8. Benang Jahit Sebagaimana halnya instrumen bedah lainnya, benang jahit juga memiliki jenis yang

bermacam-macam disesuaikan dengan penggunaannya. Ukuran benang jahit akan semakin besar bila nomornya semakin besar, sebaliknya semakin kecil angka atau semakin banyak angka nolnya, ukuran benang jahit akan semakin kecil.

Benang jahit, dapat dibedakan jenisnya menjadi 2 golongan, yaitu monofilamen, dan polifilamen. Benang monofilamen memiliki kelebihan seperti lebih kuat, dan struktur benang memungkinkan kecilnya kemungkinan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Kekurangannya benang harus disimpul beberapa kali, agar jahitan tidak terlepas. Kelebihan benang polifilamen adalah tidak memerlukan simpul yang banyak untuk merekatkan jaringan, akan tetapi struktur benang yang berupa anyaman memungkinkan timbulnya resiko infeksi pasca bedah.

Termasuk kedalam jenis benang monofilamen adalah catgut (plain catgut&chromic catgut, absorble), nylon (non absorble, tapi tahan lama), dan monocryl(absorble, tahan lama lebih dari 4 minggu). Adapun contoh dari benang polifilamen antara lain adalah benang seide (non absorble), dan benang linen.

Benang catgut terbuat dari usus sapi atau domba. Bersifat diserap oleh tubuh dalam jangka waktu 7-10 hari. Kegunaannya untuk mengikat sumber perdarahan yang kecil, menjahit kulit pada daerah yang luas lukanya kecil, dan daerah tubuh yang berkulit elastis seperti wajah atau perut.

Perlu diingat, dalam pemakaian benang catgut terutama plain catgut, benang harus disimpulkan sebanyak tiga kali karena bila disimpulkan hanya dua kali, jahitan akan terbuka kembali karena sifat benang catgut yang dapat mengembang dan menjadi lunak. Benang chromic catgut hampir sama dengan benang plain catgut hanya saja pada benang ini ditambahkan chrom sehingga benang menjadi lebih keras, kuat dan penyerapan benang lebih lama. Penggunaan chromic catgut adalah untuk menjahit luka yang tidak merapat sempurna dalam jangka waktu yang lama atau untuk menjahit jaringan tubuh yang keras seperti tendon.

Monocryl merupakan benang sintetis yang bersifat dapat diserap tubuh dan tidak menimbulkan reaksi pada jaringan tubuh. Benang ini dipergunakan pada bedah mata, ortopedi, bedah plastik, dan urologi. Keterampilan Klinik SEMESTER I

75

Page 84: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Benang seide atau sutera terbuat dari serabut-serabut sutera. Dipergunakan untuk menjahit kulit, mengikat arteri dan sebagai jahitan kendali. Benang seide tidak dapat diserap oleh tubuh, dan pada penggunaan luar, benang harus dibuka kembali. Karena terbuat dari jalinan serabut-serabut sutera, penggunaan benang ini harus sesteril mungkin, karena bila benang terkontaminasi oleh kuman, kuman dapat terlindung dalam jalinan benang dan akan menginfeksi jaringan yang dijahit.

Benang linen terbuat dari pemintalan serat kapas. Bersifat lembut, kuat, mudah disimpul, reaksi tubuh minimum, namun tidak dapat diserap oleh tubuh. Benang linen digunakan untuk menjahit organ dalam seperti usus, dan dapat pula digunakan untuk menjahit kulit, terutama kulit wajah. Gambar 8a. Cara Memegang Jarum BedahGambar 8b. Benang Jahit Bedah Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

I.9. Korentang Korentang dipergunakan untuk mengambil instrumen steril, mengambil kasa, doek dan

laken steril. Cara memegang korentang sama seperti memegang gunting, atau pemegang jarum.

Gambar 9a. Cara Memegang Gunting Bedah Gambar 9b. Cara Memegang Pinset Bedah

Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

Keterampilan Klinik SEMESTER I

76

Page 85: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Ketigabelas

TEKNIK PENJAHITAN KULIT DAN SUBKUTAN I. PENDAHULUAN

Jahitan (suture) merupakan salah satu cara yang lazim dilakukan untuk menutup luka pada jaringan atau organ tubuh dengan tujuan merapatkan tepi luka, menciptakan hemostasis, mencegah timbulnya ruang kosong (dead space) dalam luka serta menyokong luka sehingga dapat membantu dan mempercepat proses penyembuhan pada luka tersebut. Agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai, sebelum melakukan tindakan penjahitan, operator bedah harus memperhatikan tiga hal yang dapat mempengaruhi jahitan yang akan dibuat, yaitu jarum jahit yang dipakai, pemilihan jenis benang, dan teknik penjahitan yang dipilih.

Jarum jahit bedah memiliki jenis dan penampang yang bervariasi disesuaikan dengan kegunaannya. Hal ini dikarenakan bagian tubuh berbeda membutuhkan jarum jahit bedah yang berbeda pula. Untuk menjahit jaringan tubuh yang lunak seperti otot, digunakan jarum jahit yang berpenampang bulat untuk mengurangi resiko rusaknya jaringan lunak sewaktu penjahitan dilakukan. Sedangkan untuk menjahit jaringan tubuh cukup keras seperti kulit, fascia atau tendon, digunakan jarum jahit yang berpenampang segitiga sehingga mudah menembus jaringan tersebut serta mengurangi resiko jarum patah, atau bengkok.

Pilihan benang juga disesuaikan dengan jaringan yang akan dijahit. Kriteria pemilihan benang antara lain adalah kekuatan dan kelenturan benang, kekuatan simpul benang, absorbsi dan reaksi jaringan terhadap benang serta perhitungan ekonomis.

Teknik penjahitan disesuaikan dengan kondisi dan letak suatu luka pada tubuh. Beberapa teknik penjahitan yang sering dipergunakan antara lain adalah teknik jahitan terputus, kontinu, matras dan subkutikuler (intradermal). Pada modul keterampilan klinik ini akan dibahas mengenai teknik penjahitan luka secara terputus dan kontinu, adapun teknik jahitan matras dan subkutikuler akan dibahas pada bab berikutnya.

I.1 Teknik Jahitan Terputus (Interrupted Suture) Teknik jahitan terputus (interrupted suture) adalah teknik penjahitan yang paling banyak

digunakan karena prosedur pembuatannya mudah dan sederhana. Pada teknik jahitan terputus, tiap-tiap simpul berdiri sendiri. Teknik ini merupakan pilihan pada jaringan atau anggota tubuh yang banyak bergerak dan berkonsistensi cukup keras, sehingga diperlukan jahitan yang kuat, tidak mudah putus dan dapat memberikan tegangan yang merata ke seluruh luka. Kelemahan dari teknik jahitan terputus adalah kurang baik secara kosmetik, karena dapat menimbulkan bekas jahitan yang nyata (suture marks) seperti gambaran lipan. Timbulnya bekas jahitan ini dapat dicegah dengan mengangkat jahitan sesegera mungkin bila telah terlihat tanda-tanda penyembuhan luka.

Prosedur Teknik Jahitan Terputus (Interrupted Suture) Operator mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril. Tepi luka ditarik dengan pinset, ditentukan pertautannya untuk mendapatkan jahitan

yang tepat dan rapi. Jarum jahit yang telah dipasang benang dijepit dengan needle holder kira-kira 1/3 dari

pangkalnya. Tusukkan jarum kira-kira 3-4 mm dari tepi luka. Sewaktu jarum ditusukkan ke kulit, pinset menahan kulit dengan sedikit dorongan ke

arah satu titik temu.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

77

Page 86: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Setelah jarum menembus kulit, jepitan needle holder dibuka, jepit jarum dengan pinset kemudian jepitan needle holder dipindahkan mendekati pangkal jarum sambil mendorong jarum.

Sambil menahan kulit, jarum ditarik keluar. Lakukan dengan cara yang sama pada tepi luka yang sebelah lagi. Setelah jarum dicabut keluar dari kulit, benang ditarik dan ujungnya disisakan sedikit (

kira-kira 1-2 cm). Kemudian buatlah ikal (loop) dari ujung benang yang panjang di sekeliling instrumen.

Benang dililitkan dengan posisi instrumen berada di depan benang. Pegang ujung benang yang pendek dengan instrumen yang telah dililit benang. Tariklah ujung benang melalui ikal (loop), dengan ujung benang yang pendek ke arah

anda dan ujung benang yang panjang menjauhi anda. Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul pertama terbentuk. Mulailah membuat ikatan (simpul) kedua dengan melilitkan lagi ujung benang yang

panjang pada instrumen, tetapi kali ini dilakukan dengan arah yang berlawanan. Posisi instrumen di belakang ujung benang yang panjang.

Setelah terbentuk ikal (loop) di sekitar instrumen, peganglah ujung benang yang pendek dengan instrumen, dan tarik ujung benang itu melewati ikal (loop) tersebut

Setelah ujung benang yang pendek ditarik melalui ikal (loop), aturlah ujung benang tersebut pada tempatnya.

Tariklah ujung benang yang pendek sehingga menjauhi anda,sedangakan ujung benang yang panjang mengarah kepada anda.

Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul kedua terbentuk. Gunting pada ujung-ujung benang, pengguntingan jangan terlalu pendek atau terlalu

panjang.

Gambar Teknik Penjahitan Terputus

Gambar 1a. Jahitan Terputus Gambar 1b. Jahitan Terputus Pada Telapak Tangan Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

Keterampilan Klinik SEMESTER I

78

Page 87: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

I.2 Teknik Jahitan Kontinu (Continuous) Teknik jahitan kontinu merupakan teknik pilihan dalam penjahitan jaringan atau organ

tubuh yang perlu dilakukan dengan cepat dengan hasil jahitan yang cukup kuat, seperti untuk menutup peritoneum, lapisan-lapisan dinding perut atau dinding dada. Simpul pada jahitan kontinu hanya dua dan terdapat pada kedua ujung jahitan. Jahitan kontinu jarang dipakai untuk menjahit kulit dan bagian-bagian tubuh yang banyak bergerak. Hal ini dikarenakan jahitan ini tidak sekuat jahitan terputus, dan bila salah satu simpul terbuka, maka seluruh jahitan akan terbuka. Selain itu, secara kosmetik, jahitan ini kurang baik karena menimbulkan bekas yang nyata. Prosedur Teknik Jahitan Kontinu (Continuous Suture) Operator mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril. Tepi luka ditarik dengan pinset, ditentukan pertautannya untuk mendapatkan jahitan

yang tepat dan rapi. Jarum jahit yang telah dipasang benang dijepit dengan needle holder kira-kira 1/3 dari

pangkalnya. Buatlah sebuah simpul bedah seperti pada teknik jahitan terputus, guntinglah ujung

benang yang pendek. Hati-hati menggunting ujung benang jangan sampai terlalu pendek.

Arahkan dan tegangkan ujung benang yang panjang menjauhi operator. Tusukkan jarum pada kulit sebelah samping, sejajar dengan simpul jahitan terputus

yang dibuat tadi, kemudian arahkan dan tusukkan jarum ke tepi luka yang sebelah lagi. Setelah jarum menembus kulit, jepitan needle holder dibuka, jepit jarum dengan pinset,

kemudian jepitan needle holder dipindahkan mendekati pangkal jarum sambil mendorong jarum.

Sambil menahan kulit, jarum ditarik keluar sehingga jahitan terbentuk. Arahkan dan tegangkan ujung benang yang panjang menjauhi operator. Tusukkan jarum pada kulit sebelah samping, sejajar dengan jahitan yang dibuat tadi,

kemudian arahkan dan tusukkan jarum ke tepi luka yang sebelah lagi. Jagalah agar jarak antara jahitan satu dengan yang lain tetap sama. Setelah jarum menembus kulit, jepitan needle holder dibuka, jepit jarum dengan pinset,

kemudian jepitan needle holder dipindahkan mendekati pangkal jarum sambil mendorong jarum.

Sambil menahan kulit, jarum ditarik keluar sehingga jahitan terbentuk. Lakukan cara yang sama untuk mendapatkan jahitan kontinu lainnya. Pada saat akan menyimpul jahitan, benang ditarik longgar sehingga terbentuk jahitan

yang longgar. Lilitkan ujung benang yang panjang dengan posisi needle holder berada di depan

benang. Jepit benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder. Tarik benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder ke arah anda

sedangkan ujung benang yang panjang ditarik menjauhi anda. Lilitkan ujung benang yang panjang dengan posisi needle holder berada di belakang

benang. Jepit benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder. Tarik benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder menjauhi anda

sedangkan ujung benang yang panjang ditarik ke arah anda. Pada jahitan kontinu dengan benang catgut, dilakukan penyimpulan jahitan sebanyak

tiga kali agar jahitan tidak mudah terlepas.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

79

Page 88: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar Teknik Penjahitan Kontinu

Gambar 2a. Jahitan Kontinu Gambar 2b. Jahitan Kontinu pada Usus Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com

II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Keterangan

20 menit Tiap kelompok kecil didampingi oleh seorang instruktur. Instruktur Introduksi dan Penyampaian Pengantar (overview) rancangan kegiatan pelatihan.

50 menit

Instrukturmemperkenalkan instrumen bedah dasar dan kegunaannnya kepada mahasiswa. Instruktur memperkenalkan dan melatih cara pembuatan simpul-simpul bedah dasar, dan melatihkan teknik penjahitan luka dan subkutan secara terputus dan kontinu. Mahasiswa melakukan latihansecara ber- gantian dengan dibimbing oleh instruktur (coaching).

Instruktur dan

Mahasiswa

20 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri diawasi oleh instruktur. Mahasiswa

10 menit Instruktur memberikan masukan-masukan (feedback) kepada mahasiswa. Instruktur

III. PEDOMAN INSTRUKTUR 3.3 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa : 1. Dapat mengenal instrumen-instrumen bedah dasar dan simpul-simpul bedah dasar

serta kegunaannya(C1). 2. Terampil dalam membuat simpul bedah dasar dengan menggunakan instrumen

bedah(4). 3. Terampil dalam melakukan teknik penjahitan luka secara terputus dan kontinu(4).

Keterampilan Klinik SEMESTER I

80

Page 89: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

4. Mengetahui cara membuat simpul satu tangan, simpul dua tangan, ikatan instrumen,dan teknik penjahitan luka secara terputus & kontinu, dengan memperhatikan demonstrasi instruktur, dan rekaman video.

3.4 PELAKSANAAN

1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah ditetapkan oleh tim SDM MEU.

2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan : Waktu Aktivitas Keterangan

20 menit Pembukaan Perkenalan

Instruktur Pengantar(overview)

15 menit Latihan

Demonstrasi Instruktur dan

Mahasiswa 35 menit Coaching

20 menit Latihan Mandiri

10 menit Penutupan Feed Back

Instruktur Penutup

3. Waktu pelaksanaan :

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 60 menit (120 menit). 4. Tempat pelaksanaan kegiatan : di ruangan Skills Lab. 5. Alat dan Bahan yang diperlukan :

Needle Holder. Gunting (diseksi, benang dan perban). Pisau Bedah. Klem (arteri, kocher dan doek). Retraktor Luka. Pinset (sirurgis dan anatomis). Korentang. Jarum Jahit (taper, conventional cutting, reverse cutting, tapercut dan blunt). Benang Jahit (seide, plain dan chromic catgut, linen dan vicryl). Manekin Keterampilan Bedah Dasar.

6. Materi Kegiatan / Latihan : Pengenalan instrumen-instrumen bedah dasar. Teknik menggunakan instrumen bedah secara benar. Pengenalan simpul-simpul bedah dasar. Teknik membuat simpul-simpul bedah dasar dengan instrumen. Teknik penjahitan luka secara terputus dan kontinu. Teknik membuat simpul bedah dengan satu tangan, dan dua tangan yang

didemonstrasikan oleh instruktur, dan rekaman video.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

81

Page 90: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

RUJUKAN 1. Karakata S, Bachsinar B.Materialisasi Bedah Minor. In : Oswari J, ed. Bedah Minor. 3nd

edition. Jakarta : Penerbit Hipokrates ; 1996 .p. 60-72. 2. Nealon F.T, Nealon H.W. Peralatan Bedah. In : Winata I, Pendit U.B, eds

Keterampilan Pokok Ilmu Bedah.4th edition. Jakarta. Penerbit Buku-Buku Kedokteran EGC ; 1996. p.12-32.

3. Nealon F.T, Nealon H.W. Jahitan Bedah. In : Winata I, Pendit U.B, eds. Keterampilan Pokok Ilmu Bedah.4th edition. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1996. p. 43-53.

4. Dudley H.A.F, Eckersley J.R.T, Brown P. Teknik Dasar Operasi. In : Manderra L.I, ed. Pedoman Tindakan Praktis Medik Dan Bedah. 1st edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2000. p. 7-19.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

82

Page 91: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN BSS I (1) : Untuk Latihan

Langkah / Tugas Pengamatan

Simpul-Simpul Bedah Dasar Ya Tidak 1. Ikatan Instrumen Ujung benang yang pendek dapat ditarik hingga cukup pendek,

kemudian buatlah ikal (loop) dari ujung benang yang panjang di sekeliling instrumen.

Benang dililitkan, dengan posisi instrumen berada di depan benang. Pegang ujung benang yang pendek dengan instrumen yang telah dililit benang.

Tariklah ujung benang yang pendek melalui ikal (loop), dengan ujung benang yang pendek ke arah anda, sedangkan ujung benang yang panjang menjauhi anda.

Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul pertama terbentuk. Mulailah membuat ikatan kedua dengan melilitkan lagi ujung benang yang panjang pada instrumen, tetapi kali ini dilakukan dengan arah yang berlawanan. Posisi instrumen di belakang ujung benang yang panjang.

Setelah terbentuk ikal (loop) di sekitar instrumen, peganglah ujung benang yang pendek dengan instrumen, dan tarik ujung benang itu melewati ikal (loop) tersebut.

Setelah ujung benang yang pendek ditarik melalui ikal (loop), aturlah ujung benang tersebut pada tempatnya, tariklah ujung benang yang pendek sehingga menjauhi anda, sedangkan ujung benang yang panjang mengarah pada anda.

Ikatan (simpul) instrumen telah dibentuk.

Tanda tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

83

Page 92: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN BSS I (2) : Untuk Latihan

No Langkah / Tugas Pengamatan

Teknik Penjahitan Kulit dan Subkutan I Ya Tidak 1 Teknik Jahitan Terputus Operator mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.

Tepi luka ditarik dengan pinset, ditentukan pertautannya untuk mendapatkan jahitan yang tepat dan rapi.

Jarum jahit yang telah dipasang benang dijepit dengan needle holder kira-kira 1/3 dari pangkalnya.

Tusukkan jarum kira-kira 3-4 mm dari tepi luka. Sewaktu jarum ditusukkan ke kulit, pinset menahan kulit dengan sedikit dorongan ke arah satu titik temu.

Setelah jarum menembus kulit, jepitan needle holder dibuka, jepit jarum dengan pinset, kemudian jepitan needle holder dipindahkan mendekati pangkal jarum sambil mendorong jarum.

Sambil menahan kulit, jarum ditarik keluar. Lakukan dengan cara yang sama pada tepi luka yang sebelah lagi. Setelah jarum dicabut keluar dari kulit, benang ditarik dan ujungnya disisakan sedikit ( kira-kira 1-2 cm).

Kemudian buatlah ikal (loop) dari ujung benang yang panjang di sekeliling instrumen. Benang dililitkan dengan posisi instrumen berada di depan benang.

Pegang ujung benang yang pendek dengan instrumen yang telah dililit benang.

Tariklah ujung benang melalui ikal (loop), dengan ujung benang yang pendek ke arah anda dan ujung benang yang panjang menjauhi anda.

Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul pertama terbentuk. Mulailah membuat ikatan (simpul) kedua dengan melilitkan lagi ujung benang yang panjang pada instrumen, tetapi kali ini dilakukan dengan arah yang berlawanan. Posisi instrumen di belakang ujung benang yang panjang.

Setelah terbentuk ikal (loop) di sekitar instrumen, peganglah ujung benang yang pendek dengan instrumen, dan tarik benang itu melewati ikal (loop) tersebut.

Setelah ujung benang yang pendek ditarik melalui ikal (loop), aturlah ujung benang tersebut pada tempatnya.

Tariklah ujung benang yang pendek sehingga menjauhi anda dan ujung benang yang panjang mengarah pada anda.

Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul kedua terbentuk. Gunting pada ujung-ujung benang, pengguntingan jangan terlalu pendek atau terlalu panjang.

2 Teknik Jahitan Kontinu Operator mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.

Tepi luka ditarik dengan pinset, ditentukan pertautannya untuk mendapatkan jahitan yang tepat dan rapi.

Jarum jahit yang telah dipasang benang dijepit dengan needle holder kira-kira 1/3 dari pangkalnya.

Buatlah sebuah simpul bedah pada ujung proksimal luka, seperti pada teknik jahitan terputus, guntinglah ujung benang yang pendek saja. Hati-hati menggunting ujung benang jangan sampai terlalu pendek.

Arahkan dan tegangkan ujung benang yang panjang menjauhi operator.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

84

Page 93: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Tusukkan jarum pada kulit sebelah samping, sejajar dengan simpul jahitan terputus yang dibuat tadi, kemudian arahkan dan tusukkan jarum ke tepi luka yang sebelah lagi.

Setelah jarum menembus kulit, jepitan needle holder dibuka, jepit jarum dengan pinset, kemudian jepitan needle holder dipindahkan mendekati pangkal jarum sambil mendorong jarum.

Sambil menahan kulit, jarum ditarik keluar sehingga jahitan terbentuk. Arahkan dan tegangkan ujung benang yang panjang menjauhi operator. Tusukkan jarum pada kulit sebelah samping, sejajar dengan jahitan yang dibuat tadi, kemudian arahkan dan tusukkan jarum ke tepi luka yang sebelah lagi.

Jaga agar jarak antara jahitan satu dengan yang lain tetap sama. Setelah jarum menembus kulit, jepitan needle holder dibuka, jepit jarum dengan pinset, kemudian jepitan needle holder dipindahkan mendekati pangkal jarum sambil mendorong jarum.

Sambil menahan kulit, jarum ditarik keluar sehingga jahitan terbentuk. Pada saat akan menyimpul jahitan, benang ditarik longgar sehingga terbentuk jahitan yang longgar.

Lilitkan ujung benang yang panjang dengan posisi needle holder berada di depan benang.

Jepit benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder. Tarik benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder ke arah anda sedangkan ujung benang yang panjang ditarik menjauhi anda.

Lilitkan ujung benang yang panjang dengan posisi needle holder berada di belakang benang.

Jepit benang pada jahitan yang longgar, dengan needle holder. Tarik benang pada jahitan yang longgar tadi dengan needle holder menjauhi anda sedangkan ujung benang yang panjang ditarik ke arah anda sehingga simpul terbentuk.

Pada jahitan kontinu dengan benang catgut, dilakukan penyimpulan jahitan sebanyak tiga kali agar jahitan tidak mudah terlepas.

Tanda tangan

Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

85

Page 94: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

FORMULIR HASIL LATIHAN

KETERAMPILAN BEDAH DASAR (BSS) I (Hasil Latihan Mahasiswa)

Nama Mahasiswa : Kelompok : Tanggal : Nama Instruktur : LAPORAN HASIL LATIHAN

Tanda tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

86

Page 95: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

SIMPUL-SIMPUL BEDAH DASAR

I. PENDAHULUAN

Keterampilan dalam mengikat simpul bedah merupakan salah satu keterampilan klinik dasar dalam ilmu bedah khususnya dalam teknik penjahitan luka. Agar dapat membuat simpul bedah dengan cepat dan baik, pertama kali harus dipahami bagaimana teknik pembuatannya dan kemudian mengembangkan keterampilan dengan cara melatih dan mempraktikannya pada media latihan atau pada pasien bila teknik telah dikuasai dengan baik.

Simpul yang dibuat sebaiknya adalah simpul mati, dengan tujuan untuk memperkecil kemungkinan simpul untuk longgar sehingga jahitan yang dibuat dapat dipertahankan. Pada simpul mati, setiap ikatan dibuat sedemikian rupa agar kedua ujung benang jatuh pada ikal (loop) yang sama, kemudian diselesaikan dengan membuat ikatan kedua pada tempat yang berlawanan dengan ikatan yang pertama.

Pembuatan simpul-simpul bedah dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan dua tangan, satu tangan atau dengan menggunakan instrumen. Pada modul keterampilan klinik ini akan dilatihkan bagaimana membuat simpul bedah dasar dengan menggunakan instrumen bedah, karena mudah dibuat, dan paling sering dipakai dalam teknik penjahitan luka. Ikatan (simpul) Instrumen Ikatan instrumen merupakan cara mengikat simpul dengan menggunakan alat misalnya

pemegang benang (needle holder), dan lazim dipergunakan dalam penjahitan luka. Teknik ini juga berguna bila salah satu ujung benang pendek atau bila pengikatan simpul dilakukan pada suatu ruangan yang dalam.

Cara ini mudah untuk dilakukan terutama bagi pemula, namun untuk memahirkan teknik, sebaiknya pemula belajar menyimpul dengan teknik tanpa instrumen, terutama teknik simpul dua tangan. Berikut ini teknik menyimpul dengan instrumen : Ujung benang yang pendek dapat ditarik hingga cukup pendek, kemudian buatlah ikal

(loop) dari ujung benang yang panjang di sekeliling instrumen. Benang dililitkan dengan posisi instrumen berada di depan benang. Pegang ujung benang yang pendek dengan instrumen yang telah dililit benang. Tariklah ujung benang yang pendek melalui ikal (loop), dengan ujung benang yang pendek

ke arah anda, dan ujung benang yang panjang menjauhi anda. Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul pertama terbentuk. Mulailah membuat ikatan (simpul) kedua dengan melilitkan lagi ujung benang yang

panjang pada instrumen, tetapi kali ini dilakukan dengan arah yang berlawanan. Posisi instrumen di belakang ujung benang yang panjang.

Setelah terbentuk ikal (loop) di sekitar instrumen, peganglah ujung benang yang pendek dengan instrumen, dan tariklah ujung benang yang pendek melewati ikal (loop) tersebut.

Setelah ujung benang yang pendek ditarik melalui ikal (loop), aturlah ujung benang tersebut pada tempatnya, tariklah ujung benang yang pendek sehingga menjauhi anda, sedangkan ujung benang yang panjang mengarah pada anda.

Eratkan benang dengan tarikan sehingga simpul kedua terbentuk.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

87

Page 96: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar Pembuatan Simpul Instrumen

Gambar 1. Buatlah Ikal (loop) pada Instrumen Gambar 2. Tariklah Ujung Benang Yang Pendek Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com Gambar 3. Tarik dan Eratkan Kedua Ujung Benang Gambar 4. Simpul Pertama Terbentuk Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com Gambar 5. Buatlah Lilitan Benang pada Instrumen Gambar 6. Pegang Ujung Benang yang Pendek Dikutip dari : www.indigo.com Dikutip dari : www.indigo.com Keterampilan Klinik SEMESTER I

88

Page 97: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar Pembuatan Simpul Instrumen Gambar 7. Tarik dan Eratkan Kedua Ujung Benang Gambar 8. Simpul Kedua Terbentuk Dikutip dari : www.indigo.comm Dikutip dari : www.indigo.com

Keterampilan Klinik SEMESTER I

89

Page 98: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Keempatbelas dan Kelimabelas

PROSEDUR PERAWATAN LUKA DAN PEMBALUTAN

PENDAHULUAN Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma

luar serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena trauma, maka dapat menyebabkan luka, yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Skenario Tn “X” usia 30 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan post operasi appendiktomy hari ketiga. Pada perut bagian kanan bawah terdapat luka operasi yang masih tertutup kassa dengan rapat. Karena sudah memasuki hari ketiga post operasi, maka luka post operasi pada Tn “X” harus dilakukan perawatan dengan benar supaya tidak menimbulkan terjadinya infeksi, dan luka cepat sembuh. Dari scenario di atas, muncul pertanyaan : Bagaimana melakukan perawatan luka post operasi ?, Bagaimana cara mengganti balutan yang benar pada luka post operasi ?, Persiapan apa yang diperlukan ?

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa mahasiswa harus memperhatikan pentingnya melakukan perawatan luka post operasi, apalagi ketrampilan ini merupakan salah satu dari ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Prosedur perawatan luka post operasi ini terkait dengan ketrampilan perawatan luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridement serta perawatan luka dekubitus.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

90

Page 99: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

KONSEP DASAR Buku ini berfokus pada peran perawat dalam pengkajian dan penatalaksanaan

terhadap luka bedah umum. Adanya infeksi pada luka setelah pembedahan merupakan masalah yang serius bagi pasien. Masalah serius ini terutama adanya komplikasi pada luka tersebut baik komplikasi local maupun sistemik.

Komplikasi diantaranya meliputi kerusakan jaringan, septic trobopebitis, nyeri yang tidak sembuh-sembuh dan skar. Komplikasi sistemik meliputi bakteremia, infeksi metastatic, syok, dan bahkan kematian. Berat ringannya dari luka yang terinfeksi, tergantung dari lokasi dan kondisi infeksi yang dialami. Apabia pencegahan infeksi ini tidak diperhatikan, tentu akan berdampak kerugian yang akan dialami pasien. KLASIFIKASI LUKA BEDAH 1. Luka bersih

Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital. Kondisi luka tertutup dan tidak ada drainase. 2. Luka bersih terkontaminasi

Luka operasi dimana berhubungan dengan saluran pernafasan, pencernaan, genital atau bagian yang mengenai saluran kemih 3. Luka terkontaminasi

Dalam luka pembedahan ditemukan peradangan non purulen 4. Luka kotor atau terinfeksi

Luka yang terdapat pus, pervorasi visera, luka yang mengalami traumatic dan sudah lama atau terinfeksi dari sumber lain.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

91

Page 100: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua

cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik, luka taumatis atau luka akibat tindakan bedah. Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi dalam 4 fase : 1. Inflamasi 2. Fase distruktif 3. Fase fase proliferasi 4. Fase maturasi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

Faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka dibagi menjadi dua factor, yaitu sistemik dan factor lokal. Faktor sistemik : usia, nutrisi, insufisiensi vascular, obat-obatan Faktor lokal : suplai darah, infeksi, nekrosis, adanya benda asing pada luka

PERAWATAN LUKA Merupakan penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup, dan

membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Perawatan luka terdiri atas :

• Mengganti balutan kering

• Mengganti balutan basah dengan balutan kering

• Irigasi luka

• Perawatan dekubitus Tujuan perawatan luka :

• Menjaga luka dari trauma

• Imobilisasi luka

• Mencegah perdarahan

Keterampilan Klinik SEMESTER I

92

Page 101: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

• Mencegah kontaminasi oleh kuman

• Mengabsorbsi drainase

• Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologi Indikasi perawatan luka :

• Balutan kotor dan basah akibat factor eksternal

• Ada rembesan eksudat

• Mengkaji keadaan luka

• Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik

PEMBERSIHAN LUKA Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang epat untuk membersihkan

luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka.

Membersihkan luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan yang mungkin menjadi sumber infeksi. Namun, jika dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, dapat menimbulkan perdarahan atau cedera yang lebih lanjut.

Tujuan pembersihan luka adalah untuk mengeluarkan debris organic maupun anorganik sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan lingkungan yang optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan

Pendekatan yang berbeda diperlukan saat membersihkan luka bedah tertutup, yang pada mulanya masih dalam keadaan “bersih”. Dalam hal ini, tindakan asepsis yang ketat diperlukan sejak awal untuk mencegah infeksi luka secara endogenus maupun eksogenus. Meskipun demikian, kalau ada infeksi luka, maka penyebabnya hamper selalu dapat ditelusuri kembali pada sat pembedahan dilakukan. Prinsip penting yang harus diperhatikan saat membersihkan luka insisi atau area disekitar drain, bersihkan dari arah area yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka atau insisi ke kulit disekitarnya atau dari tempat drain ke kulit di sekitarnya. Gunakan friksi lembut saat menuangkan larutan ke kulit saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi, tidak boleh menggunakan kassa yang sama, saat membersihkan insisi atau luka untuk yang kedua kalinya. Untuk membersihkan area drain diusap sekeliling drain dengan gerakan memutar dari tempat yang terdekat dengan drain kearah luar

Keterampilan Klinik SEMESTER I

93

Page 102: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

PEMBALUTAN LUKA

Menggunakan balutan yang tepat perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan

luka. Apabila balutan tidak sesuai dengan karakteristik luka, maka balutan tersebut dapat mengganggu penyembuhan luka. Pilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka. Karakteristik balutan luka yang ideal :

• Dapat menyerap drainase untuk mencegah terkumpulnya eksudat

• Tidak melekat

• Impermeable terhadap bakteri

• Mampu mempertahankan kelembaban yang tinggi pada luka

• Penyekat suhu

• Non toksik dan non alergenik

• Nyaman dan mudah disesuaikan

• Mampu melindungi luka dari trauma lebih lanjut

• Biaya ringan

• Awet

Pada luka operasi dengan penyembuhan primer, umumnya balutan dibuka segera setelah drainase berhenti. Sebaliknya pada penyembuhan skunder, balutan dapat menjadi sarana untuk memindahkan eksudat dan jaringan nekrotik secara mekanik. Tujuan pembalutan :

• Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganism

• Membantu hemostasis

• Mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk melakukan debridement luka

• Menyangga atau mengencangkan tepi luka

• Melindungi klien agar tidak melihat keadaan luka

• Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka

• Mempertahankan kelembapan yang tinggi diantara luka dengan balutan Keterampilan Klinik SEMESTER I

94

Page 103: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat selama melakukan prosedur penggantian balutan :

• Mencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan luka

• Perawat tidak boleh menyentuh luka terbuka atau luka baru secara langsung tanpa menggunakan sarung tangan steril

• Apabila luka ditutup, alutan dapat diganti tanpa menggunakan sarung tangan

• Balutan pada luka tertutup harus diangkat atau diganti jika sudah terlihat basah atau jika menunjukkan tanda dan gejala infeksi

MEMFIKSASI BALUTAN Fiksasi dapat menggunakan plester, tali atau perban, atau balutan skunder dan

pengikat kain untuk memfiksasi balutan pada luka. Pilihannya tergantung dari ukuran luka, lokasi, ada tidaknya drainase, frekuensi penggantian balutan, dan tingkat aktifitas pasien. Perawat paling sering menggunakan plester untukmemfiksasi balutan jika klien tidak alergi terhadap plester.

Kulit yang sensitive terhadap plester perekat dapat mengalami inflamasi dan ekskoriasi yang sangat berat dan bahkan dapat terlepas dari kulit ketika plester diangkat.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

95

Page 104: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Lembar Pengamatan

No Langkah / Tugas Pengamatan Ya Tidak

1

Tahap pre interaksi Mencuci tangan Menyiapkan alat : Seperangkat set perawatan luka steril Sarung tangan steril Pinset 3 ( 2 anatomis, 1 sirurgis ) Gunting ( menyesuaikan kondisi luka ) Balutan kassa dan kassa steril Kom untuk larutan antiseptic/larutan pembersih Salp antiseptic ( bila diperlukan ) Larutan pembersih yang diresepkan ( garam fisiologis, betadin) Gunting perban / plester Sarung tangan sekali pakai Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan Bengkok Perlak pengalas Korentang steril Alcohol 70% Troli / meja dorong

2

Tahap orientasi Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien /

keluarga

3

Tahap kerja Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatan

dimulai Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat pasien (jangan

membuka peralatan steril dulu ) Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak menyentuh

area luka atau peralatan steril

Keterampilan Klinik SEMESTER I

96

Page 105: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Mencuci tangan dengan simple hand washing metode WHO Pasang perlak pengalas Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan

atau balutan dengan pinset Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan

perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat plester pada kulit, bersihkan dengan kapas alcohol

Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien

Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril / NaCl

Buang balutan kotor pada bengkok Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok Buka bak instrument steril Siapkan larutan yang akan digunakan Kenakan sarung tangan steril Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diresepkan atau larutan

garam fisiologis Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan

cara seperti di atas Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya Bantu klien pada posisi yang nyaman

4

Tahap terminasi Mengevaluasi perasaan klien Menyimpulkan hasil kegiatan Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya Mengakhiri kegiatan

Keterampilan Klinik SEMESTER I

97

Page 106: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Mencuci dan membereskan alat Mencuci tangan

5

MENGGANTI BALUTAN KERING Membaca catatan/medical record untuk rencana perawatan luka Dokumentasi Mencatat tanggal dan jam perawatan luka Mencatat Kondisi luka

6

MENGGANTI BALUTAN BASAH DENGAN BALUTAN KERING Tahap Pre Interaksi

• Mempersiapkan alat

• Memberi salam dan menjelaskan tindakan dan tujuan yang akan dilakukan dijelaskan pada pasien

• Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril

• Balutan dibuka dengan kapas alkohol dengan benar

• Balutan kotor dimasukan ke dalam bengkok

• Daerah sekitar luka dibersihkan menggunakan kapas alkohol dengan benar

• Luka dibersihkan dengan tetap mempertahankan tehnik steril

• Luka ditutup dengan kassa steril secara benar

• Kassa difiksasi menggunakan plester / balutan dengan benar

• Evaluasi terhadap respon pasien dilakukan dengan benar

• Alat-alat dibereskan dengan rapi

• Cuci tangan dan membuka sarung tangan

• Terminasi dilakukan dengan baik

Tanda tangan

Instruktur

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

98

Page 107: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik Keenambelas dan Ketujuhbelas TEKNIK PRESENTASI PADA PENYULUHAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia diperlukan promosi dan pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi melalui media maupun melakukan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mengerti, dan merubah perilaku serta melakukan anjuran yang disampaikan sehingga tercapai tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Sedangkan pendidikan kesehatan ialah suatu proses perubahan baik sikap dan pola pikir pada individu dan masyarakat dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan tidak dapat dipaksakan kepada individu atau kelompok karena merupakan proses perkembangan yang dinamis untuk menerima ataupun menolak informasi, merubah perilaku, dan mempraktekkan hal-hal yang baru dalam upaya pencapaian tujuan hidup sehat.

Tujuan Pendidikan Kesehatan 1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan

memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan 1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

2) Tingkat Sosial Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam

menerima informasi baru. 3) Adat Istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4) Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang

sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk

menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. Keterampilan Klinik SEMESTER I

99

Page 108: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Metode yang Dipergunakan dalam Memberikan Penyuluhan Kesehatan 1) Metode Ceramah

Merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2) Metode Diskusi Kelompok Merupakan pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu

topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3) Metode Curah Pendapat Merupakan suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan

semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing – masing peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi dilakukan kemudian.

4) Metode Panel Merupakan pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta

tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin. 5) Metode Bermain peran

Merupakan memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6) Metode Demonstrasi Merupakan suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang

sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7) Metode Simposium Merupakan serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik

yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat. 8) Metode Seminar

Merupakan suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

Langkah-Langkah Melakukan Penyuluhan Kesehatan 1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat 2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat 3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan

masyarakat 4) Menyusun perencanaan penyuluhan

(a) Menetapkan tujuan (b) Penentuan sasaran (c) Menyusun materi/isi penyuluhan (d) Memilih metoda yang tepat (e) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan (f) Penentuan kriteria evaluasi

5) Pelaksanaan penyuluhan 6) Penilaian hasil penyuluhan 7) Tindak lanjut dari penyuluhan Keterampilan Klinik SEMESTER I

100

Page 109: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Penyerapan Materi dalam Penyuluhan Kesehatan a. Membaca 10% b. Mendengar 20% c. Melihat 30% d. Melihat dan mendengar 50% e. Memperagakan 80%

Jenis Metode Penyuluhan Kesehatan 1. Berdasarkan Teknik Komunikasi:

a. Metode Penyuluhan Langsung, contoh; kunjungan ke rumah, diskusi, pertemuan di balai desa, pertemuan di posyandu, dan sebagainya.

b. Metode Penyuluhan Tidak Langsung, contoh; media cetak dan elektronik. 2. Berdasarkan Jumlah Sasaran yang Dicapai:

a. Pendekatan Perorangan b. Pendekatan Kelompok c. Pendekatan Masal

3. Berdasarkan Indera Penerima: a. Metode Melihat/Memperhatikan, contoh: Poster, Baliho, dan Majalah Dinding. b. Metode Mendengar, contoh: penyuluhan lewat radio c. Metode Kombinasi, contoh: ceramah dan pidato. d. Metode Demonstrasi, contoh mempraktekkan 3M + 1T pada pencegahan demam

berdarah dengue. Macam Media

1. Benda Asli, contoh: penyajian pembuatan oralit dari campuran gula, garam, dan air minum.

2. Benda Tiruan, contoh: alat peraga organ reproduksi. 3. Media Grafis, contor: poster, leaflet, slide, dan film.

Teknik Presentasi

• Presentator menyiapkan media presentasi (poster, slide, flipchart, dan leaflet) untuk penyuluhan kesehatan dengan judul yang telah ditentukan dengan memenuhi kaidah kesesuaian tata tulis meliputi: ukuran, topografi, kerapihan ketik, tata letak, dan menggunakan tatabahasa yang baku.

• Media presentasi penyuluhan kesehatan memiliki kesesuaian informasi dengan topik yang dibutuhkan masyarakat, akurasi, dan aktualisasi terkini.

• Presentator menyajikan dengan cara dan sikap tegak, wajah cerah, berpenampilan menarik, semangat, penuh percaya diri, dan menguasai materi yang disajikan.

• Presentator mengucapkan salam dan melakukan kontak mata dan menciptakan kesan akrab dengan para pendengar.

• Penyajian dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baku, mudah dimengerti, secara runut dan lancar, serta dapat pula menambahkan bahasa tubuh.

• Penyajian materi dilakukan secara sistematis, komprehensif, dalam waktu terkendali sesuai dengan selang waktu yang disediakan (± 10 menit).

• Presentator menyediakan sesi tanya jawab kepada para pendengar (± 10 menit) dan menjawabnya dengan benar dan tepat.

• Presentator juga menerima masukan dan kritikan dari para pendengar dan menanggapinya secara terbuka dan kritis.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

101

Page 110: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 1. Skematis Poster (ukuran 110X80 cm)

Gambar 2. Skematis Flipchart (ukuran 50X30 cm)

Judul Poster

ISI dan

Gambar

POSTER PROMOSI KESEHATAN Laboratorium Keterampilan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

Judul Flipchart

ISI dan Gambar

Halaman .....

POSTER PROMOSI KESEHATAN Laboratorium Keterampilan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik SEMESTER I

102

Page 111: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

Gambar 3. Skematis Leaflet (ukuran HVS)

Judul Leaflet ISI dan ISI dan ISI dan Gambar Gambar Gambar

POSTER PROMOSI KESEHATAN Laboratorium Keterampilan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik SEMESTER I

103

Page 112: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

IV. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit Tiap kelompok kecil didampingi oleh seorang instruktur Instruktur Introduksi dan penyampaian pengantar (overview) rancangan kegiatan pelatihan

45 menit

Demonstrasi oleh Instruktur, Instruktur memperlihatkan kepada mahasiswa cara melakukan presentasi dengan menggunakan poster, flipchart, dan leaflet untuk penyuluhan kesehatan. Mahasiswa melakukan latihan role play secara bergantian dengan dibimbing oleh instruktur (coaching) .

Instruktur dan

Mahasiswa

30 menit Mahasiswa melakukan latihan mandiri diawasi oleh instruktur. Mahasiswa

10 menit Instruktur memberikan masukan-masukan (feedback) kepada mahasiswa. Instruktur

V. PEDOMAN INSTRUKTUR 3.5 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa : 1. Mampu melakukan presentasi dengan menggunakan poster, flipchart, dan leaflet

untuk penyuluhan kesehatan. 2. Terampil melakukan komunikasi efektif dan public speaking.

3.6 PELAKSANAAN

1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah ditetapkan oleh bagian SDM MEU FK UISU

2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan : Waktu Aktivitas Keterangan

15 menit Pembukaan Perkenalan

Instruktur Pengantar (overview)

15 menit Latihan

Demonstrasi Instruktur dan

Mahasiswa 30 menit Coaching 30 menit Latihan Mandiri

10 menit Penutupan Feed Back

Instruktur Penutup

3. Waktu pelaksanaan :

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit). 4. Tempat pelaksanaan kegiatan : di ruangan Skills Lab.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

104

Page 113: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

5. Alat dan Bahan yang diperlukan : Poster Flipchart Leaflet Kursi (8 buah).

6. Materi Kegiatan / Latihan : Melakukan presentasi dengan menggunakan poster, flipchart, dan leaflet

untuk penyuluhan kesehatan. Melakukan komunikasi efektif dan public speaking.

RUJUKAN 1. Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi

Kesehatan dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008. 2. Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi

Perubahan Perilaku utuk KIBBLA, Jakarta 2008. 3. Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi

Kesehatan, Jakarta 2004. 4. Sulianta F. Sukses Berpresentasi. Elex Media Komputindo. 2009.

Keterampilan Klinik SEMESTER I

105

Page 114: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR: Untuk Latihan

No. Langkah / Tugas Pengamatan

TEKNIK PRESENTASI PADA PENYULUHAN KESEHATAN Ya Tidak

Presentator menyiapkan media presentasi (poster, slide, flipchart, dan leaflet) untuk penyuluhan kesehatan dengan judul yang telah ditentukan dengan memenuhi kaidah kesesuaian tata tulis meliputi: ukuran, topografi, kerapihan ketik, tata letak, dan menggunakan tatabahasa yang baku.

Media presentasi penyuluhan kesehatan memiliki kesesuaian informasi dengan topik yang dibutuhkan masyarakat, akurasi, dan aktualisasi terkini. Presentator menyajikan dengan cara dan sikap tegak, wajah cerah, berpenampilan menarik, semangat, penuh percaya diri, dan menguasai materi yang disajikan.

Presentator mengucapkan salam dan melakukan kontak mata dan menciptakan kesan akrab dengan para pendengar. Penyajian dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baku, mudah dimengerti, secara runut dan lancar, serta dapat pula menambahkan bahasa tubuh.

Penyajian materi dilakukan secara sistematis, komprehensif, dalam waktu terkendali sesuai dengan selang waktu yang disediakan (± 10 menit). Presentator menyediakan sesi tanya jawab kepada para pendengar (± 10 menit) dan menjawabnya dengan benar dan tepat. Presentator juga menerima masukan dan kritikan dari para pendengar dan menanggapinya secara terbuka dan kritis

Keterampilan Klinik SEMESTER I

106

Page 115: BUKU PANDUAN - fk.uisu.ac.id Panduan Skills Lab... · KETERAMPILAN KONSELING PEMERIKSAAN FISIK DASAR (VITAL SIGN) PEMERIKSAAN FISIK DASAR (HEAD TO TOE) ... Buku Panduan Skills Lab

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara

FORMULIR HASIL LATIHAN

TEKNIK PRESENTASI PADA PENYULUHAN KESEHATAN (Hasil Latihan Role Play - Mahasiswa)

Nama Mahasiswa : Kelompok : Tanggal : Nama Instruktur : LAPORAN HASIL LATIHAN

Tanda Tangan Instruktur,

( )

Keterampilan Klinik SEMESTER I

107