Pembuatan Sistem Koloid
-
Upload
adhitya-sofiyati-dewi -
Category
Documents
-
view
112 -
download
2
Transcript of Pembuatan Sistem Koloid
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
OLEHKelompok 4 XI IPA 3:Adhitya Sofiyati DewiEndo Masta PrakasaTry Beta AnggrainiVischa Hendrizal
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Terbagi menjadi 2, yaitu:1. Kondensasi adalah cara pembuatan
koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
2. Dispersi adalah cara pembuatan koloid dari partikel besar (suspensi) menjadi partikel koloid.
1. KONDENSASI Pembuatan koloid dengan cara kondensasi terbagi menjadi:
a. Reaksi redoks
adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contohnya:
1.) Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S
dengan larutan SO 2. Persamaan reaksinya:
2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)
sol belerang
2.) Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer
formalin (HCHO). Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)
sol emas
b. Reaksi hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contohnya: 1.) Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam
air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk
sol Fe(OH)3. Persamaan reaksinya:
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
sol Fe(OH) 3
2.) Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih. Persamaan reaksinya: AlCl3(aq) + 3 H2O(l) → Al(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
sol Al(OH) 3
c. Reaksi Dekomposisi Rangkap Pada reaksi ini terjadi pertukaran anion dan kation. Contohnya: 1.) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam
arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer. Persamaan reaksinya:
H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l)
sol As 2 S 3
2.) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer. Persamaan reaksinya:
AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
sol AgCl
d. Penggantian Pelarut
Mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut
setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Contohnya:
1.) Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air,
belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh.
Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang
akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan
kelarutan belerang dalam air. Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air → S (s)
sol belerang
2.) Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula
dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan
tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan
terbentuklah koloid kalsium asetat. Persamaan reaksinya:
Ca(CH3COOH)2 (aq) + air + alkohol → Ca(CH3COOH)2 (s)
sol kalsium asetat
2. DISPERSI1. Cara Mekanik
adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan
(untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat
cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran
koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya).
Contohnya:
1.) Pembuatan sol belerang.
2. Peptisasi
adalah adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat
kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi
partikel koloid. Contohnya:
1.) Proses pencernaan makanan dengan enzim.
2.) Pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan
mengalirkan gas asam sulfida.
3.) Agar-agar dipeptisasi oleh air.
4.) Nitroselulosa oleh aseton
5.) Karet oleh bensin
6.) Kanji + H2O -> Lem/Perekat
3. Busur Bredig
adalah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel
koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi.
Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat
solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode
yang dicelupkan ke dalam air, kemudian diberi loncatan listrik
di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke
dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contohnya:
1.) Pembuatan sol logam
4. Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-
sama untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig
menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara
ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat
tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
Koloid AsosiasiBerbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen membentuk koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar (kepala) dan bagian yang nonpolar (ekor). Daya pengemulsi dari sabun dan detergen disebabkan gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan cucian kemudian mendispersikannya ke dalam air.
kain
kotoran
(a) Kotoran atau bercak lemak pada bahan cucian
(b) Molekul sabun menarik kotoran dengan gugus nonpolarnya
(c) Kotoran mulai terangkat
(d) Kotoran didispersikan dalam air
PENERAPAN SISTEM KOLOID DALAM BIDANG FARMASI1. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
Contoh lainnya:- Minyak ikan- Penisilin- Suntikan
PENERAPAN SISTEM KOLOID DALAM BIDANG KOSMETIKA1. AEROSOL CAIR (koloid untuk zat cair dalam gas)
aplikasinya pada HAIR SPRAY, PARFUM.
2. BUSA (koloid untuk zat gas dalam cair) aplikasinya pada CREAM untuk cukur jenggot, busa PEMBERSIH MUKA.
3. EMULSI (koloid untuk cair dalam cair) aplikasinya pada banyak bahan kosmetik seperti SHAMPOO, SABUN dll.
4. GEL (koloid untuk zat cair dalam padat) aplikasinya pada alat kosmetik berwujud gel seperti MINYAK RAMBUT yang berupa gel.
PENERAPAN SISTEM KOLOID DALAM BIDANG MAKANAN1. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan putih telur. Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur, dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.
2. Perebusan Telur
Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut menggumpal.
3. Pembuatan Yoghurt
Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
4. Pembuatan Tahu
Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
THANK YOU