Pembuatan Sistem Koloid Group 3

21
PEMBUATAN SISTEM KOLOID Fungsi Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan dibidang akademis mata pelajaran kimia bab koloid Disusun oleh: 1. Abror ( XI-A6 / 01 ) 2. An Nisah ( XI-A6 / 02 ) 3. Anindita Wijaya ( XI-A6 / 03 ) 4. Anindya Rizky Kefaningrum ( XI-A6 / 04 ) 5. Azhar Umam ( XI-A6 / 07 ) 6. Dhila Hapsari ( XI-A6 / 10 ) 7. Maharani Angel Ein S. ( XI-A6 / 19 ) 8. Malignawan Sadewa ( XI-A6 / 20 ) 9. Muhammad Johan Nugroho ( XI-A6 / 23 ) 10. Muhammad Yarham ( XI-A6 / 24 ) 11. Tito Wijaya Saputra ( XI-A6 / 31 )

description

PEmbuatan Koloid

Transcript of Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Page 1: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

PEMBUATAN SISTEM KOLOID

Fungsi

Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan dibidang akademis mata pelajaran kimia bab koloid

Disusun oleh:

1. Abror ( XI-A6 / 01 )2. An Nisah ( XI-A6 / 02 )3. Anindita Wijaya ( XI-A6 / 03 )4. Anindya Rizky Kefaningrum ( XI-A6 / 04 )5. Azhar Umam ( XI-A6 / 07 )6. Dhila Hapsari ( XI-A6 / 10 )7. Maharani Angel Ein S. ( XI-A6 / 19 )8. Malignawan Sadewa ( XI-A6 / 20 )9. Muhammad Johan Nugroho ( XI-A6 / 23 )10. Muhammad Yarham ( XI-A6 / 24 )11. Tito Wijaya Saputra ( XI-A6 / 31 )

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

SURAKARTA

2012

Page 2: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat

homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),

sehingga terkena efek Tyndall.

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan

merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel

juga darah merupakan sistem koloid.Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia

industri karena kepentingannya.

Maka dari itu perlu kita pelajari bagaimana pembuatan sistem koloid agar kita

mengetahui dampaknya karena berkaitan dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.

B. Tujuan

Tujuan kami dalam pembahasan makalah pembuatan sistem koloid ini yaitu :

1. Memahami cara pembuatan sistem Koloid.

2. Memahami dampak Koloid dalam kehidupan sehari-hari.

Page 3: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

II. PEMBAHASAN

PEMBUATAN SISTEM KOLOID

Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan

suspensi, karena itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan

memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi.

Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem

koloid sol, yaitu :

1. Cara Kondensasi

Kondensasi merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang

membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada

umumnya dilakukan dengan cara kimia. Cara cara tersebut antara lain seperti reaksi redoks,

hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau pergantian pelarut.

a. Reaksi Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contohnya:

Sol belerang dapat dibuat dengan mengoksidasi ion sulfide melalui reaksi redoks

sebagai berikut:

2H2S(g) + SO2 (aq) → 3S (koloid) + 2H2O(l)

Iodium dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodide melaui reaksi sebagai berikut:

5HI + HIO → 3I2 + 3H2O

Sol emas dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan menggunakan

reduktor elektrolit, sebagai contoh formaldehid melalui reaksi redoks sebagai berikut:

2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)

Page 4: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

b. Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contohnya:

Pembuatan sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air

mendidihmelalui reaksi sebagai berikut:

AlCl3(aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih

ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3 seperti pada reaksi berikut:

FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

c. Dekomposisi Rangkap

Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah

senyawa yang lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.

Contohnya:

Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan

As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang seperti pada

reaksi berikut:

As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)

Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer

seperti pada reaksi berikut:

AgNO3(ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

d. Penggantian Pelarut

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa

terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutannya menjadi berukuran koloid.

Page 5: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Contoh penggantian pelarut:

Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam

alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu

dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol

tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga

belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan

belerang dalam air.

Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan

terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol

maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.

2. Cara Dispersi

Cara dispersi merupakan salah satu cara pembuatan koloid dengan jalan

mengubah(memecah) partikel kasar menjadi partikel koloid kemudian didispersikan

dalam suatu medium pendispersi.Dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan

batu loncatan bunga listrik (busur bredig). Cara ini sering disebut cara fisika. Cara dispersi

dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur

bredig).

a. Cara Mekanik

Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid

sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.

Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses

penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan

untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:

Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.

Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.

Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.

Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.

Page 6: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan.

Partikel kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling.

Partikel berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium

pendispersinya untuk membuat system koloid.

Contoh cara mekanik:

Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan

suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

Koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat.

b. Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari

suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).

Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun

pelarut tertentu. Contohnya:

Agar-agar dipeptisasi oleh air; karet oleh bensin.

Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 3 yang baru terbentuk

dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan

positif

Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem kolid.

Contohnya gelatin dalam air.

c. Cara Busur Bredig

Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan

menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang

hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan

ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian

akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam.

Page 7: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk

membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam

cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-

partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode.

Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium

pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya

saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan

diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya

kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi

tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses

uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.

3. Koloid Asosiasi

a. Koloid asosiasi adalah sistem koloid yang terbentuk ketika partikel atau molekul

terdispersi mengadakan asosiasi dengan medium pendispersinya.

b. Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak membentuk

larutan, melainkan koloid.Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar

(disebut kepala) dan bagian yang nonpolar disebut ekor.

c. Kepala sabun merupakan gugus yang hidrofil (tertarik ke air), sedangkan ekor sabun

bersifat hidrofob (takut air).Jika sabun dilarutkan ke dalam air, maka molekul-

molekul sabun akan mengadakan asosiasi dan orientasi karena gugus nonpolarnya

(ekor) saling terdesak, sehingga terbentuk partikel koloid.Bagian kepala yang hidrofil

dari molekul sabunmenghadap ke air, dan bagian ekornya yang hidrofob berkumpul

mengarah ke dalam. Penjelasan gambarnya sebagai berikut :

Page 8: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

d. Daya pengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi yang

sama.Gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan

cucian kemudian mendispersikannya ke dalam air.

Berikut skema cara kerja detergen:

1) Kotoran atau bercak lemak pada bahan cucian

2) Molekul sabun atau detergen menarik kotoran dengan gugus nonpolarnya

3) Kotoran mulai terangkat

4) Kotoran didispersikan oleh air

e. Sebagai bahan pencuci, sabun dan detergen bukan saja berfungsi sebagai pengemulsi

tetapijuga sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan.Air yang

mengandung sabun atau detergen mempunyai tegangan permukaan yang lebih

rendah, sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian.

4. Koloid dan Polusi

Dari uraian cara pembuatan koloid diatas dan penggunaannya dalam kehidupan,

ternyata juga ada dampak negatifnya. Salah satunya adalah asbut. Sebanyak 4000 orang

meninggal dalam kasus asbut di London pada tahun 1952.

Page 9: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Asbut adalah campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel

zat cair dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog).

Dewasa ini terdapat dua jenis asbut yaitu asbut klasik yang pertama kali mucul, dan

asbut fotokimia yang muncul belum lama ini. Perbedaan yang penting antara asbut klasik dan

fotokimia adalah dalam pembentukan asbut fotokimia sinar matahari sangat penting. 

Asbut klasik adalah asbut yang pertama kali ada, diperkirakan pertama kali

terbentuk pada masa revolusi industri Inggris ketika terjadi lonjakan industri besar-besaran

yang mengemisikan gas-gas yang berpotensi menjadi asbut. Komponen utama dalam asbut

kasik adalah sulfur dioksida (SO2).

Asbut Fotokimia adalah Asbut relatif baru yang muncul pada tahun 1950-an, yang

membedakan dengan asbut klasik adalah asbut fotokimia hadir dengan bantuan sinar

matahari, bahan utamanya sendiri adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh pembakaran misal

gas buang kendaraan,pabrik danlain-lain. Contoh penyusun asbut fotokimia:

Ozon Troposferik.

VOCs (Volatile Organic Compounds).

Peroksiasetil nitrat (PAN).

Kabut sendiri merupakan dispersi partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara

panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendinginan, sehingga sebagian uap air

mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, maka kabut menghalangi asap

naik. Akibatnya, asap tetap berada di sekitar kita dan kita menghirupnya.

Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru-paru dan membuat kita batuk.

Asap juga mengandung belerang dioksida (SO2). Gas ini dapat bereaksi dengan oksigen dan

uap air membentuk asam sulfat. Asam sulfat akan mengiritasi paru-paru sehingga

menghasilkan banyak lendir.

Selain itu, asbut mengandung berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetan reaksi

fotokimia (yaitu reaksi kimia yang berlangsung di bawah pengaruh sinar matahari). Di

antaranya, yaitu ozon, aldehida, dan peroksiasetil nitrat (PAN = CH3 –COOONO2).

Page 10: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Selain asbut, sistem koloid juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan.

a. Debu

Debu atau dust ialah nama umum untuk sejumlah partikel padat kecil dengan

diameter kurang dari 500 mikrometer. Diatmosfer Bumi, debu berasal dari sejumlah

sumber seperti letusan gunung berapi, pencemaran, dan lain-lain. Debu udara dianggap

aerosol dan bisa memiliki tenaga radiasi lokal yang kuat di atmosfer dan berpengaruh

pada iklim. Di samping itu, jika sejumlah partikel kecil disebarkan ke udara di daerah

tertentu (seperti tepung terigu), dalam keadaan tertentu ini bisa menimbulkan bahaya

ledakan.

Debu merupakan koloid berupa aerosol padat karena fase terdispersinya berupa zat

padat yang terdispersi pada zat gas (udara). Selain pencemaran udara dan debu juga

menyebabkan penyakit untuk paru-paru manusia.

b. Limbah detergen

Biasa disebut juga limbah rumah tangga, merupakan koloid yang memiliki dampak

negatif  karena penggunaannya. Koloid buih ini terbentuk dari fase terdispersi gas dalam

fase pendispersi cair. Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar

mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah

merupakan buangan/bekas yangberbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat

bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi

kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dan sebagainya.

c. Pupuk dan pestisida berlebihan

Pupuk dan pestisida memang biasa telah dipakai oleh berbagai kalangan manusia.

Koloid yang berupa sol padat ini jika digunakan berlebihan akan mengakibatkan dampak

negatif. Dampak penggunaan pestisida pada tanah memang ada karena bahan dasar

pestisida adalah bahan kimia yangumumnya memiliki efek pada tanah misal tanah jadi

asam atau basa sehingga tanah menjadi kurang subur dan tanaman yang dibudidayakan

kurang produktif.

Page 11: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Pestisida memang bagus dan cara cepat membasmi hama penyakit tanaman tapijuga

meninggalkan residu dalam hasil panen yang dapat merugikan manusia dalam jangka

waktu lama juga tidak baik untuk tanah. Cara mengatasi kerusakan fisik tanah dapat

dilakukan dengan membenah tanah menggunakan pembenah tanah atau bahan organik

juga melalui pengolahan tanah yang baik juga kita hindari penggunaan bahan kimia

III. PENUTUP

Kesimpulan

1. Koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi atau dispersi. Kondensasi merupakan

metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk

partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada

umumnya dilakukan dengan cara kimia. Pembuatan koloid secara dispersi dengan

jalan mengubah(memecah) partikel kasar menjadi partikel koloid kemudian didispersikan

dalam suatu medium pendispersi.

2. Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak

membentuk larutan, melainkan koloid maka disebut koloid asosiasi.

3. Dari banyaknya manfaat dan aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari, ternyata terdapat

dampak negatifnya, salah satunya yaitu asbut yang dapat membunuh 4000 orang di

London.

Page 12: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Daftar Pustaka

Purba , Michael. 2007. Kimia 2B. Jakarta:Erlangga

http://sahri.ohlog.com/pembuatan-sistem-koloid.oh85102.html

http://tugasgw.wordpress.com/2009/07/24/pembuatan-sistem-koloid/

http://www.google.com

http://sistemkoloid.tripod.com/sifat.htm

http://sahri.ohlog.com/pembuatan-sistem-koloid.oh85102.html

http://sistemkoloid11.blogspot.com/

id.answers.yahoo.com

http://sistemkoloid11.blogspot.com/

http://tugasgw.wordpress.com/2009/07/24/pembuatan-sistem-koloid/

http://psb-psma.org/forum/bahan-ajar/kimia/koloid

www.dennifa.files.wordpress.com/2008/06/sistem-koloid-by-lita.pdf

www.psb-psma.org/forum/bahan-ajar/kimia/koloid

www.meiivis.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

Page 13: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

Soal dan Jawaban

1. Diberikan reaksi pembuatan koloid sebagai berikut:

(1) FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

(2) 2H2(g) + SO2(g) → 3S(s) + 2H2O(l)

(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) → 3SnCl4(aq) + 2Au(s)

(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 3H2O(1)

(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)

Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah...

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

2. Cara pembuatan sistem koloid:

1. Cara busur bredig 5. Cara mekanik

2. Hidrolisis 6. Penggantian pelarut

3. Cara peptisasi 7. Dekomposisi rangkap

4. Reaksi redoks

Yang termasuk dalam cara dispersi adalah...

a. 2,3,4

b. 1,6,7

c. 2,5,6

d. 1,5,7

e. 1,3,5

3. Metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel-

partikel berukuran koloid adalah ...

a. Dispersi b. Cara mekanik

Page 14: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

c. Cara Busur bredig

d. Kondensasi

e. Reaksi redoks

4. Di bawah ini adalah reaksi redoks, kecuali ...

a. 2H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (koloid) + 2H2O (l)

b. 5HI + HIO → 3I2 + 3H2O

c. FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

d. 2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l)→ 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)

e. 2H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (koloid) + 2H2O (l)

5. As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(koloid) + 3H2O(l) , Reaksi ini merupakan contoh dari ...

a. Dekomposisi rangkap

b. Hidrolisis

c. Penggantian pelarut

d. Reaksi redoks

e. Dispersi

6. Pembuatan koloid dengan mengganti medium pendispersi disebut ...

a. Kondensasi

b. Koloid asosiasi

c. Penggantian pelarut

d. Penukaran pelarut

e. Busur bredig

7. Dibawah ini adalah manfaat pembuatan koloid cara mekanik, kecuali ...

a. Jus buah

b. Selai

c. Krim

d. Agar-agar

e. Pasta gigi

8. Cara peptitasi yaitu proses pendispersi endapan dengan cara ...

Page 15: Pembuatan Sistem Koloid Group 3

a. Bantuan suatu zat pemecah

b. Mengganti medium pendispersi

c. Reaksi suatu zat dengan air

d. Perubahan bilangan oksidasi

e. Dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana

9. Alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus

listrik tegangan tinggi disebut ...

a. Penggiling koloid

b. Pengendap cottrel

c. Busur bredig

d. Sel elektro foresis sederhana

e. Setrum aki

10. Sistem koloid yang terbentuk ketika partikel atau molekul terdispersi mengadakan

asosiasi dengan medium pendispersinya disebut ...

a. Koloid asosiasi

b. Koloid kondensasi

c. Dispersi

d. Penggantian pendispersi

e. Hidrolisis

11. Komponen utama dalam asbut klasik adalah …

a. Ozon Troposferik.

b. VOCs (Volatile Organic Compounds).

c. Peroksiasetil nitrat (PAN).

d. Belerang dioksida (SO2)

e. Belerang trioksida (SO3)