Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi ( larutan kasar ). System koloid ini mempunyai sifat- sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair maupun gas, dapat dapat dibuat dalam keadaan koloid. Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang ilmu kimia berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau lain cara. Semua jaringan hidup berdifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid. Bagian kerak bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bias dicangkul terdiri dari bagian- bagian yang bersifat koloid, oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup penerapan kimia kolois pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam industri cat, keramik, plastic, tekstil, kertas, dan film foto, lem, tinta, semen, karet, kulit, bumbu selada, mentega, kkeju dan makanan lain, pelumas, sabun, obat semprot pertanian dan insektisida, detergen, gel dan selai, perekat dan sejumlah besar produk lainnya.proses seperti memutihkan, menghilangkan bau, menyamak,

Transcript of Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

Page 1: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

17

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara

larutan dan suspensi ( larutan kasar ). System koloid ini mempunyai sifat-sifat

khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Keadaan koloid bukan ciri

dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair maupun gas, dapat dapat dibuat

dalam keadaan koloid.

Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang

ilmu kimia berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau lain cara. Semua

jaringan hidup berdifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks yang perlu

untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid. Bagian kerak bumi yang

dikatakan sebagai tanah yang bias dicangkul terdiri dari bagian-bagian yang

bersifat koloid,  oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup penerapan kimia

kolois pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam industri cat,

keramik, plastic, tekstil, kertas, dan film foto, lem, tinta, semen, karet, kulit,

bumbu selada, mentega, kkeju dan makanan lain, pelumas, sabun, obat semprot

pertanian dan insektisida, detergen, gel dan selai, perekat dan sejumlah besar

produk lainnya.proses seperti memutihkan, menghilangkan bau, menyamak,

mewarnai dan pemurnian serta pengapungan bahan galian, melibatkan adsorpsi

pada permukaan materi koloid dan karena itu  berkepentingan dengan kimia

koloid.

Oleh karena itu sangat penting dilakukannya praktikum mengenai sistem

koloid ini mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu erat dengan hidup

dan kehidupan kita sehari-hari.

Thomas Graham banyak mempelajari tentang kecepatan difusi (gerak) partikel

materi sehingga ia dapat merumuskan hukum tentang difusi. Dengan

pengamatannya, ternyata gerakan partikel zat dalam larutan ada yang cepat dan

lambat. Umumnya yang berdifusi cepat adalah zat yang berupa kristal sehingga

disebut kristaloid, contohnya NaCl dalam air. Tetapi istilah ini tidak popular,

Page 2: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

18

karena ada zat yang bukan kristal berdifusi lebih cepat contohnya NaCl dalam

H2SO4 yang lambat berdifusi disebabkan oleh partikelnya mempunyai daya tarik

(perekat) satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai zat

yang sukar digolongkan sebagai zat padat, zat cair, atau zat gas. Zat-zat ini dalam

ilmu dinamakan koloid. Contohnya antara lain susu, tinta, cat, sabun, kanji,

minyak rambut, bahkan udara berdebu termasuk system koloid.

Percobaan ini dilatarbelakangi oleh proses pembentukan partikel koloid,

sehingga diperlukannya percobaan ini agar lebih luas pengetahuan tentang koloid.

1.2 Tujuan Percobaan

Mengetahui beberapa sifat koloid

Mengetahui cara pembuatan koloid

Mengetahui fungsi norit pada percobaan adsorpsi

Page 3: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

19

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara

larutan dan campuran kasar. Meskipun secara makrokopis koloid tampak

homogen, tetapi koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran

koloid pada umumnya bersifat stabl dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel

koloid terletak antara 1 nm – 100 nm. Sistem koloid terdiri atas terdispersi dengan

ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase

terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut

medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu ( terputus-putus ), sedangkan

medium dispersi bersifat kontinu. ( Keenan, 1984 )

Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom,

ataupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip,

materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam suatu medium

sinambung, sehingga dihasilkan suatu disperse ( sebaran ) koloid atau sistem

koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh yang dikenal.

Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai zat terdispersi

( tersebar ) dan materi kontinu dalam mana partikel itu tersebar disebut zat

pendispersi atau medium pendispersi. ( Arsyad, 2001 )

Zat

terdispers

Zat

pendispersi

Nama tipe Contoh

Gas

 

Gas

 

Cairan

 

Cairan

 

Cairan

Cairan

 

Padat

 

Gas

 

Cairan

 

Padat

Busa

 

Busa padat

 

Aerosol padat

 

Emulsi

 

Emulsi padat

Krim kocok, busa bir, busa sabun.

Batu apung, karet busa.

 Kabut, awan.

 

Mayones, susu.

 

Keju ( lemak mentega

Page 4: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

20

 

Padat

 

Padat

 

Padat

 

 Gas

 

Cair

 

Padat

 

Aerosol padat

 

Sol

 

Sol padat

didispersikan dalam kasein ),

mentega.

Asap, debu.

 

Kebanyakan cat, pati dalam air,

selai.

Banyak aliase, intan hitam, kaca

rubi.

 

a    Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas

disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat;

jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara.

Contoh aerosol cair    : kabut dan awan

Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol seperti semprot rambut

( hair spray ), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk

menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong ( propelan aerosol ).

Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa

klorofluorokarbon ( CFC ) dan karbon dioksida. ( Keenan, 1984 )

 

b    Sol

sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut

sol. Koloid jenis sol banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari maupundalam

industri.

Contoh sol : air sungai ( sol dari lempung dalam air ), sol sabun, sol detergen, sol

kanji, tinta tulis dan cat ( Keenan, 1984 )

 

c    Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut

emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tisak saling

Page 5: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

21

melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak

dalam air ( M / A ) atau emulsi air dalam minyak ( A / M ). Dalam  hal ini,

minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

Contoh emulsi minyak dalam air ( M / A ) : santan, susu dan lateks.

Contoh emulsi air dalam minyak ( A / M ) : mayonaise, minyak bumi dan minyak

ikan. ( Keenan, 1984 )

 

d   Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti

halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya

sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas

kedalam zat cair yang mangandung pembuih. ( Keenan, 1984 )

 

e    Gel

Koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair ) disebut gel. Contoh :

agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silica. Gel dapat terbentuk

dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga

terjadi koloid yang agak padat.

 

SIFAT – SIFAT KOLOID

1)      Efek Tyndall

Pernah kita amati cahaya dihamburkan oleh partikel-partekil debu bila

seberkas cahaya matahari memasuki suatu kamar gelap, lewat pintu yang terbuka

sedikit atau lewat suatu celah. Partikel debu, banyak diantaranya terlalu kecil

untuk dilihat, akan nampak sebagai titik-titik terang dalam suatu berkas cahaya.

Bila partikel itu memang berukuran koloid, partikel itu sendiri tidak nampak; yang

terlihat ialah cahaya yang dihamburkan oleh mereka. Hamburan cahaya itu

disebut efek tyndall. Ini disebabkan  oleh fakta bahwa partikel kecil

menghamburkan cahaya dalam segala arah.

Efek tyndall dapat digunakan untuk membedakan dispersi koloid dan suatu

larutan biasa, karena atom, molekul, ataupun ion yang berbeda dalam suatu

Page 6: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

22

larutan tidak menghamburkan cahaya secara jelas dalam contoh-contoh yang

tebalnya tak seberapa. Penghamburan cahaya tyndall dapat menjelaskan betapa

buramnya dispersi koloid. Misalnya, meskipun baik minyak zaitun maupun air itu

tembus cahaya, dispersi koloid dari kedua zat ini nampak seperti susu.

 

2)      Gerak Brown

Jika suatu mikroskop optis difokuska pada suatu dispersi koloid pada arah

yang tegak lurus pada berkas cahaya dan dengan latar belakang gelap, akan

nampak partikel-partikel koloid, bukan sebagai partikel dengan batas yang jelas,

melainkan sebagai bintik yang berkilauan. Dengan mengikuti bintik-bintik cahaya

yang dipantulkan ini, orang dapat melihat bahwa partikel koloid yang terdispersi

ini bergerak terus-menerus secara acak menurut jalan yang berliku-liku. Gerakan

acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini disebut gerakan brown,

menurut nama seorang ahli botani Inggris, Robert Brown, yang mempelajarinya

dalam tahun 1827.

3)      Adsorpsi

Materi dalam keadaan koloid mempunyai luas permukaan yang sangat

besar. Pada permukaan partikel terdapat gaya van der waals yang belum

terimbangi atau bahkan gaya valensi yang dapat menarik dan mengikat atom-atom

( atau molekul-molekul atau ion-ion ) dari zat asing. Adhesi zat-zat asing ini pada

permukaan suatu partikel disebut adsorpsi. Zat-zat teradsorpsi terikat dengan kuat

dalam lapisan-lapisan yang biasanya tebalnya tidak lebih dari satu atau dua

molekul ( atau ion ). Banyaknya zat asing yang dapat diadsorpsi bergantung pada

luasnya permukaan yang tersingkap. Meskipun adsopsi merupakan suatu gejala

umum dari zat padat, adsorpsi ini teristimewa efisiensinya dengan materi koloid

yang disebabkan oleh besarnya luas permukaan itu. Sifat adsorpsi dari koloid ini

digunakan dalam berbagai proses, antara lain sebagai berikut.

1. Pemutihan Gula Tebu

Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah

diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga

diperoleh gula yang putih bersih.

Page 7: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

23

1. Norit

Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif Norit didalam usus norit

membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.

1. Penjernihan Air

Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau

aluminium sulfat. Didalam air, aluminium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)3

yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau

zat pencemar dalam air.

 

4)      Koagulasi

Telah disebutkan bahwa koloid distabilkan oleh muatannya. apabila muatan

koloid dilucuti maka kestabilan akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi

atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis

atau jika elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid. Apabila arus listrik

dialirkan cukup lama kedalam sel elektroforesis maka partikel koloid akan

digumpalkan ketika mencapai elektrode. Jadi, koloid yang bermuatan negatif akan

digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif digumpalkan di

katode.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:

1. Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat

( lempung ) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur

dengan elektrolit dalam air.

2. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

3. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan

menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan

negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas ( aluminium

sulfat )

4. Asap atau debu dari pabrik / industri dapat digumpalkan dengan alat

koagulasi listrik.

 

5)      Koloid Pelindung

Page 8: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

24

Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi lateks.

Dilain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat

distabilkan dengan mmenambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung.

Koloid pelindung akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat

lagi mengelompok.

Contoh :

1. pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah

pembentukkan kristal besar es atau gula.

2. Cat dan tinta dapat bertahan karena menggunakan suatu koloid pelindung.

3. Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid

pelindung.

6)      Dialisis

Pemisahan ion dari koloid dengan difusi lewat pori-pori suatu selaput

semipermeabel disebut dialisis. Pori-pori itu biasanya berdiameterkurang dari 10

Å dan membiarkan lewatnya molekul air dan ion-ion kecil. Selaput hewani

alamiah, kertas perkamen, selofan dan beberapa plastic sintetik merupakan bahan

selaput yang sesuai. Partikel-partikel yang melewati membran agaknya berlaku

demikian tidak sekedar berdasarkan difusi acak. Mereka teradsorpsi pada

permukaan membran dan bergerak dari letak ( site ) adsorben yang satu ke yang

lain pada waktu mereka bergerak melewati pori-pori itu. ( Oxtoby, 2001)

Page 9: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

25

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan :

3.1.1 Alat – alat

Gelas ukur

Labu erlenmeyer

Tabung reaksi

Corong kaca

Pipet tetes

Rang tabung reaksi

Corong pisah

Spaktula

Alu

3.1.2 Bahan-bahan

Sirup ABC rasa jeruk

Norit

Fe(OH )3

Aquades

FeCl3

BaCl2 0,1 M

NaCl 0,1 M

Amilum

I 2

Minyak goreng

Sabun cair

Kertas saring

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pembuatan koloid Fe(OH )3

Diukur 25 ml aquades

Dipanaskan hingga mendidih

Page 10: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

26

Ditambahkan setetes demi setetes FeCl3, sambil diaduk hingga

menjadi merah coklat

Disimpan untuk percobaan selanjutnya

3.2.2 Koagulasi

Dimasukkan masing-masing 15 tetes BaCl2 0,1 M dan NaCl 0,1

M kedalam masing-masing tabung reaksi

Ditambahkan masing-masing 10 tetes koloid Fe(OH )3

Diamati

3.2.3 Dispersi

3.2.3.1 Amilum tanpa gerus

Diambil 1 sendok amilum ditambah 10 ml aquades dan disaring

3.2.3.2 Amilum dengan gerus

Diambil 1 sendok amilum ditambah 10 ml aquades dan disaring

3.2.3.3 Bandingan filtrat (a) dan (b)

Filtrat (a) dan (b) ditambah 3 tetes I 2

Diamati dan dibandingkan

3.2.4 Emulsi

Dimasukkan 10 ml minyak goreng kedalam corong pisah

Ditambah 40 ml aquades

Dikocok hingga terbentuk emulsi

Ditambah 2 ml sabun cair

Dikocok dan diamati

3.2.5 Adsorpsi

Diambil 1 sendok norit dan diletakkan dalam corong kaca yang

telah diberi kertas saring diatasnya

Dilewatkan 10 ml sirup ABC di dalam corong kaca tersebut

Dibandingkan filtrat dengan larutan awal.

Page 11: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

27

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Pengamatan Hasil pengamatan

1 Pembuatan koloid Fe (OH )3

Diukur 25 ml aquades

Dipanaskan hingga mendidih

Ditambahkan setetes demi

setetes FeCl3, sambil diaduk

hingga menjadi merah coklat

Disimpan untuk percobaan

selanjutnya

warna larutan awal yaitu warna

kuning, setelah ditambahkan

air panas maka warna berubah

menjadi bewarna merah coklat

2 Koagulasi

Dimasukkan masing-masing

15 tetes BaCl2 0,1 M dan

NaCl 0,1 M kedalam masing-

masing tabung reaksi

Ditambahkan masing-masing

10 tetes koloid Fe(OH )3

Diamati

- warn aawal NaCl adalah

bening, setelah ditetesi larutan

koloid maka terjadi perubahan

warna menjadi coklat muda

terang.

- warna awal BaCl adalah

bening, setelah ditetesi koloid

menjadi coklat tua

3 Dispersi

a. Amilum tanpa gerus

Diambil 1 sendok

amilum ditambah 10 ml

aquades dan disaring

b. Amilum dengan gerus

Diambil 1 sendok

amilum ditambah 10 ml

aquades dan disaring

larutan yang awalnya berwarna

putih susu setelah disaring

kembali menjadi bening

dengan waktu yang lama

larutan yang awalnya berwarna

putih susu setelah disaring

kembali menjadi bening

dengan waktu yang cepat

sampel a setelah ditetesi I2

Page 12: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

28

c. Bandingan filtrat (a) dan

(b)

Filtrat (a) dan (b)

ditambah 3 tetes I 2

Diamati dan

dibandingkan

menjadi coklat muda dan

sampel setelah ditetesi I2

menjadi coklat tua

4 Emulsi

Dimasukkan 10 ml minyak

goreng kedalam corong pisah

Ditambah 40 ml aquades

Dikocok hingga terbentuk

emulsi

Ditambah 2 ml sabun cair

Dikocok dan diamati

minyak ditambah air tidak

bersatu, setelah ditambahkan

sabun maka akan menyatu /

bercampur merata

5 adsorpsi

Diambil 1 sendok norit dan

diletakkan dalam corong kaca

yang telah diberi kertas saring

diatasnya

Dilewatkan 10 ml sirup ABC

di dalam corong kaca tersebut

Dibandingkan filtrat dengan

larutan awal.

larutan sirup yang awalnya

berwarna kuning pekat setelah

disaring melewati norit akan

berubah warna menjadi kuning

terang / bening

4.2 Reaksi

Page 13: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

29

FeCL + 3H2O Fe(OH)3 + #HCl

BaCl2 + Fe ( OH )3 Ba(OH)3 + FeCl2

NaCl + Fe(OH) Na(OH)3 + FeCl3

Amilum + I2

- Minyak goreng

Detergen

O||

CH2– O – C – (CH2)7– CH = CH – (CH2)7– CH3

O||

CH – O – C – (CH2)7– CH = CH – (CH2)7– CH3

O||

CH2– O – C – (CH2)7– CH = CH – (CH2)7– CH3

Page 14: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

30

Page 15: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

31

4.3 Pembahasan

Suatu larutan koloid fase-fasenya tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan

biasa atau dengan dibiarkan mengendap, susah untuk mengambil suatu batasan

dari sistem koloid. Pengertian koloid sendiri adalah campuran dua atau lebih zat

yang salah satu fasenya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat

kecil dalam fase kedua. Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat

berupa kombinasi gas, cairan atau padatan.

Sistem koloid sebagai satu gejala dan bentuk fisik suatu materi. Sistem koloid

atau zat yang terpecah halusdidalam suatu medium atau pelarut disebut zat

terdispersi, sedangkan pelarutya disebut zat pendispersi atau medium pendispersi.

Ada 3 sistem koloid berdasarkan fase terdispersi atau medium pendispersi :

1. Sistem Dispersi Molekuler ( Sistem larutan / larutan sejati )

Adalah partikel – partikel zat yang didispersikan lebih kecil dari 1 milimikron

2.   Sistem Dispersi Halus

Adalah partikel – partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 sampai  

dengan 100 milimikron

3.   Sistem Dispersi Kasar ( Suspense )

Adalah partikel – partikel zat yang didispersikan lebih besar dari100

milimikron

Perbedaan antara koloid – suspensi – larutan

Jenis Suspensi Koloid Larutan

1. Ukuran Partikel

2. Penyaringan

- Biasa

- Ultra

3. Mengendap

- Dibawah pengaruh  gaya

berat

- Sentrifuge

4. Diffusi

> 0,1µ

- Dapat dipisahkan

- Dapat

- Mengendap

- Mengendap

- Tak terjadi

0,1 – 1 µ

- Tak dapat

- Dapat

- Tak Mengendap

- Mengendap

- Lambat

<1mµ

- Tak dapat

-  Tak dapat

- Tak Mengendap

- Cepat

Page 16: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

32

5. Gerak Brown - Mungkin terlihat - Terlihat - Tak terlihat

 (keenan,1990)

Gerak pada suatu sistem koloid satu fase tersebar didalam fase lainnya. Fase

tersebar itu disebut fase terdispersi atau fase dalam dan fase ini biasanya

merupakan bagian kecil dari sistem koloid. Fase dimana fase terdispersi tersebar

disebut medium dispersi atau fase luar dan biasanya merupakan bagian terbesar

dari koloid.

Setiap fase pada suatu koloid dapat terdiri dari fase padat, fase cair atau

gas dengan kekecualian kedua fase tidak dapat berupa gas karena dua macam gas

dapat bercampur dengan baik membentuk suatu larutan.

Larutan koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu

1. Kondensasi

Kondensasi adalah penggabungan partikel – partikel halus ( molekuler )

menjadi partikel yang lebih besar. Pembuatan koloid dengan cara ini dilakukan

melalui :

a. Cara Kimia

Partikel koloid dibentuk melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi

hidrolisis, reaksi reduksi oksidasi, atau reaksi subtitusi.

-     Hidrolisis : Merupakan reaksi suatu zat dengan air

-     Reaksi Redoks : Merupakan reaksi yang disertai perubahan biloks

-     Reaksi Subtitusi : Merupakan reaksi penggantian, misalnya ion

b. Cara Fisika

Dilakukan dengan jalan menurutkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu

dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol

koloid.

 

2. Dispersi

Pembuatan koloid dengan cara dispersi merupakan pemecahan partikel –

partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus/lebih kecil dapat dilakukan secara

mekanik, peptisasi dan sebagainya.

a. Cara Mekanik

Page 17: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

33

Dengan cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumpang atau

penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk

dengan medium dispersi.

 

b. Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara ini adalah membuat koloid dari butir –

butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi

( pemecahan ).

Pada percobaan koagulasi, dibuat 1 mL AgNO3, 1 mL NaCl dan 5 tetes

HNO3 pada sebuah tabung reaksi. Setelah larutan didiamkan terdapat gumpalan

dan larutan yang keruh didasar bejana.

Pada percobaan dispersi, dibuat 2 sendok kanji dengan air kemudian ditetesi I2

sebanyak 2 tetes, larutan yang awalnyaberwarna putih susu, berubah menjadi biru

keunguan.

Pada percobaan adsorpsi, sirup disaring diatas kertas saring yang berisi

norit. Fungsi penyaringan pada percobaan ini yaitu menyaring partikel – partikel

koloid agar didapat larutan hasil penyaringan yang lebih jernih. Norit adalah tablet

yang terbuat dari senyawa karbon aktif, didalam usus norit membentuk sistem

koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun. Fungsi norit adalah sebagai

absorber atau menyerap warna. Partikel norit memiliki kemampuan mengadsorpsi

partikel – partikel pada permukaannya baik partikel netral atau bermuatan karena

mempunyai permukaan yang luas. Oleh karena itu, sirup yang semula berwarna

pekat, setelah disaring menjadi lebih muda warnanya.

Pada percobaan koloid pelindung, larutan Fe(CO)3 yang awalnya berwarna

kuning, berubah warna menjadi lebih bening setelah ditambahkan 2 tetes gelatin

dan menjadi / membentuk gumpalan, tetapi setelah ditambahkan lagi 2 tetes

K3Fe(CN)6 larutan tersebut berubah menjadi biru kehitaman dan menjadi encer

atau gumpalan yang terbentuk tadi hilang. Hal ini terjadi karena K3Fe(CN)6

berfungsi sebagai koloid pelindung yaitu koloid yang dapat melindungi koloid

lain dari proses penggumpalan.

Page 18: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

34

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Koloid dapat distabilkan

oleh muatannya, tetapi apabila muatan koloid dilucuti maka kestabilan akan

berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi/penggumpalan.

Dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel – partikel

kasar menjadi partikel yang lebih halus/lebih kecil yang dapat dilakukan secara

mekanik atau peptisasi.

Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan

dari zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik.

Prinsip percobaan koagulasi yaitu didasarkan atas penggumpalan koloid,

bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi,

sehingga partikelnya turun perlahan kedasar bejana yang disebut koagulasi, atau

penggumpalan. Prinsip percobaan pada koloid pelindung yaitu koloid yang dapat

melindungi koloid lain dari proses penggumpalan dalam praktikum gelatin adalah

koloid pelindung sehingga larutan tambah keruh. Prinsip percobaan dispersi yaitu

pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel-partikel kasar menjadi partikel

yang lebih halus atau kecil. Sehingga amilum ada yang gerus ada yang tidak.

Prinsip percobaan emulsi yaitu penggunaan emulsi tersebut, misalnya perubahan

volume, perubahan warna dan pemisahan fase terdispersi dan pendispersi dalam

jangka waktu tertentu pada kondisi yang dipaksakan. Prinsip percobaan adsorbs

yaitu proses penyerapan zat atau partikel atau molekul pada permukaan dari zat

tersebut.

Fungsi regen norit adalah untuk menyerap larutan pada sirup ABC

sehingga warna larutan menjadi kuning bening. Fungsi sabun cair untuk

menyatukan air dan minyak goring. Fungsi FeCl 0,1 M untuk dapat merubah

warna menjadi coklat.

Fungsi perlakuan dipanaskan, fungsinya adalah untuk memanaskan

aquadest, digerus fungsinya adalah untuk menghaluskan suatu amilum , agar

dapat membedakan filtrat dari amilum tersebut bila dicampur dengan aquadest.

Fungsi penyaringan adalah untuk menyaring zat-zat atau larutan agar didapat hasil

yang memuaskan karena pori-pori kertas saring sangat kecil, sehingga banyak zat-

zat yang tidak terlewati pada pori-pori kertas saring.

Page 19: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

35

Cara untuk memurnikan suatu koloid adalah dengan efek tyndall, gerak

brown, adsorpsi, elektroforesi, koagulasi dan dialisis.

Aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari : Efek tyndall :sorot lampu

pada mobil malam,

Gerak Brown : Adanya gerak brown menyebabkan partikel koloid

tidak mengendap

Elektrolisis : Pengurangan zat-zat pencemaran udara yang

dikeluarkan dari cerobong asap pabrik

Koagulasi : Contoh pengolahan karet, dialisis proses kerja ginjal

membersihkan darah pencucian darah

Faktor kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini antara lain ketidaktepatan

dalam penimbangan senyawa-senyawa yang digunakan sehingga ada beberapa

percobaan tidak didapatkan hasil yang memuaskan.

Emulgator adalah bagian berupa zat yang berfungsi untuk menstabilkan

emulsi adapun macam-macam emulgator, yang digunakan yaitu :

Emulgator alami : (tumbuhan, hewan, tanah mineral) diperoleh dari

alam tanpa melalui proses, contoh gom, agar-agar

Emulgator buatan : dibuat secara sintetik contohnya sabun

Page 20: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

36

BAB 5PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sifat – sifat koloid yang kita ketahui dari percobaan ini yaitu koagulasi ialah penggumpalan partikel koloid, Adsorpsi ialah penyerapan ion atau senyawa lain pada permukaan koloid, Dispersi ialah memperkecil gumpalan zat besara dengan pengocokan, Koloid pelindung ialah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari proses penggumpalan

Cara – cara untuk membuat koloid antara lain kondensasi dan dispersi Fungsi norit pada percobaan ini adalah sebagai absorber yaitu menyerap

warna sehingga warna larutan yang diberi norit dapat menjadi lebih jernih

5.2 Saran

Sebaiknya percobaan mengenai pembuatan koloid ini ditambah. Tidak hanya koagulai, dispersi, adsorpsi dan koloid pelindung saja, tetapi juga percobaan aerosol, sol dan lain sebagainya. Agar pengetahuan mengenai koloid bertambah.

Page 21: Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid

37

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M. 2001. Kamus kimia Arti. Jakarta : Gramedia

Chang, R. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Keenan, K. 1990. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1.Jakarta :

Erlangga

W. Oxhobby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga

Syukri. 1990. Kimia Dasar. Bandung : ITB