PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK...

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah perkotaan dengan beragam bentuk kehidupannya berdampak kepada tidak mampunya kota tersebut untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Dampak ini memberi pengaruh kepada pengalihan perhatian dari kota besar ke kota-kota yang berada disekitarnya atau daerah pinggiran kota. Kota Tangerang Selatan merupakan sebuah daerah otonom yang baru sejak tahun 2008. Jumlah penduduk sebesar 1.355.926 jiwa pada tahun 2012 dengan kepadatan 9.212 jiwa per kilometer persegi (BAPPEDA, 2010). Letak Kota Tangerang Selatan yang dekat dengan ibukota DKI Jakarta memberi daya tarik tersendiri bagi penduduk daerah lain untuk bermukim di Kota Tangerang Selatan. Dari data penggunaan lahan di Kota Tangerang Selatan terlihat bahwa nilai luasan untuk lahan permukiman sebesar 67% dari total luas lahan(BPS, 2010). Keberadaan permukiman yang cukup luas ini tentunya membawa fungsi kekotaan dari ibukota mengalami pergeseran. Fungsi kekotaan seperti ketersediaan sarana dan prasarana pemenuhan kebutuhan penduduk memberi dampak pergerakan atau mobilitas penduduk semakin tinggi. Mobilitas penduduk yang tinggi menunjukkan adanya keterkaitan antara gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang bersifat produktif, selingan serta barang dan jasa yang tersedia untuk di konsumsi (Morlok, 1988). Mobilitas penduduk yang tinggi, namun tidak didukung oleh sarana dan prasarana transportasi darat menyebabkan terjadinya ketidaklancaran dalam lalulintas. Ketidaklancaran dalam lalulintas inilah yang kemudian memberi imbas kepada peningkatan biaya, tundaan, kemacetan, serta polusi udara maupun suara (Purwanto, 2004). Ketidaklancaran lalulintas di Kota Tangerang Selatan diperkirakan akan berujung pada kemacetan total dalam waktu dua tahun mendatang (Tempo, 2012). Fenomena ini disebabkan oleh jumlah kendaraan yang PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETAN LALULINTAS DI KOTA TANGERANG SELATAN MUHAMMAD IQNAUL HAQ Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK...

Page 1: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah perkotaan dengan beragam bentuk kehidupannya berdampak

kepada tidak mampunya kota tersebut untuk memenuhi kebutuhan

penduduknya. Dampak ini memberi pengaruh kepada pengalihan perhatian

dari kota besar ke kota-kota yang berada disekitarnya atau daerah pinggiran

kota. Kota Tangerang Selatan merupakan sebuah daerah otonom yang baru

sejak tahun 2008. Jumlah penduduk sebesar 1.355.926 jiwa pada tahun 2012

dengan kepadatan 9.212 jiwa per kilometer persegi (BAPPEDA, 2010).

Letak Kota Tangerang Selatan yang dekat dengan ibukota DKI Jakarta

memberi daya tarik tersendiri bagi penduduk daerah lain untuk bermukim di

Kota Tangerang Selatan. Dari data penggunaan lahan di Kota Tangerang

Selatan terlihat bahwa nilai luasan untuk lahan permukiman sebesar 67% dari

total luas lahan(BPS, 2010). Keberadaan permukiman yang cukup luas ini

tentunya membawa fungsi kekotaan dari ibukota mengalami pergeseran.

Fungsi kekotaan seperti ketersediaan sarana dan prasarana pemenuhan

kebutuhan penduduk memberi dampak pergerakan atau mobilitas penduduk

semakin tinggi.

Mobilitas penduduk yang tinggi menunjukkan adanya keterkaitan

antara gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang bersifat produktif,

selingan serta barang dan jasa yang tersedia untuk di konsumsi (Morlok, 1988).

Mobilitas penduduk yang tinggi, namun tidak didukung oleh sarana dan

prasarana transportasi darat menyebabkan terjadinya ketidaklancaran dalam

lalulintas. Ketidaklancaran dalam lalulintas inilah yang kemudian memberi

imbas kepada peningkatan biaya, tundaan, kemacetan, serta polusi udara

maupun suara (Purwanto, 2004).

Ketidaklancaran lalulintas di Kota Tangerang Selatan diperkirakan

akan berujung pada kemacetan total dalam waktu dua tahun mendatang

(Tempo, 2012). Fenomena ini disebabkan oleh jumlah kendaraan yang

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

2

meningkat tajam dan tidak diimbangi oleh kapasitas jalan yang ada.

Ketidaklancaran yang menimbulkan kemacetan lalulintas disebabkan oleh

adanya ketidakteraturan kendaraan yang berputar arah, kendaraan yang parkir

di bahu jalan, serta jalan masuk menuju perumahan (DISHUBKOMINFO,

2012). Berdsarkan data yang disajikan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informatika tahun 2010 terdapat 60 titik lokasi kemacetan di Kota

Tangerang Selatan yang tersebar di tujuh kecamatan.

Informasi mengenai adanya ketidaklancaran arus lalulintas serta

lokasinya menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi penduduk secara umum atau

khususnya kepada pengguna lalulintas. Kemajuan teknologi informasi

memberikan kontribusi dalam penyampaian informasi lalulintas. Adanya Pusat

Pengendali Lalulintas Nasional Kepolisian Republik Indonesia (NTMC) yang

didukung dengan peralatan memadai untuk memberi informasi lalulintas pada

masyarakat. Informasi mengenai kondisi arus lalulintas akan lebih baik jika

dapat diketahui sebelum pengguna lalulintas melakukan perjalanan. Pengguna

lalulintas akan memutuskan rute perjalanan yang terbaik untuk diambil dari

zona asal menuju zona tujuannya (Suyuti, 2010).

Pengguna lalulintas memilih rute perjalanan yang menurutnya paling

optimal agar waktu tempuh dapat lebih singkat atau jarak tempuh lebih dekat.

Rute perjalanan dibuat berdasarkan informasi pada tiap-tiap ruas jalan dalam

suatu sistem jaringan jalan. Perkembangan sistem informasi geografis dapat

dimanfaatkan dalam analisis jaringan jalan. Informasi tiap ruas jalan dapat

disusun dalam suatu basisdata spasial yang selanjutnya dapat dilakukan analisis

jaringan untuk menghasilkan rute optimal. Analisis jaringan yang dihasilkan

dapat menjadi suatu bentuk simulasi dalam lalulintas sehingga manajemen

lalulintas dapat dilakukan (Purwanto, 2004).

Analisis jaringan dalam menghasilkan rute optimum yang dapat

menggambarkan kondisi lalulintas yang ada tentunya harus dikombinasikan

dengan beberapa data. Data jaringan jalan, kemudian informasi arus lalulintas

yang ada dalam tiap ruas jalan selanjutnya diintegrasikan dalam sistem

basisdata spasial. Informasi lalulintas yang ada baik diperoleh terkini ataupun

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

3

berupa nilai waktu tempuh tiap ruas jalan akan membentuk suatu rute yang

optimal. Informasi lalulintas dapat menjadikan rute perjalanan menjadi

dinamis. Adanya informasi lalulintas seperti kecelakaan lalulintas, penutupan

ruas jalan, kondisi cuaca yang buruk, ataupun kemacetan dan penyebab lainnya

menjadikan rute perjalanan akan dinamis mengikuti kondisi ruas jalan pada

waktu-waktu tersebut (Kastl, 2011). Sistem informasi geografis memiliki

kemampuan dalam kemudahan pembaruan serta pengolahan data spasial

terkait analisa jaringan dan informasi lalulintas yang ada, dengan kemajuan

media penyampaian data spasial saat ini yang sudah mengarah kedalam media

web.

Pengelolaan beragam data yang diperlukan dalam analisis jaringan

pembuatan rute alternatif dihimpun dalam basisdata spasial. Basisdata spasial

merupakan abstraksi dari beberapa informasi tentang dunia nyata yang

terorganisir serta dapat dikembangkan menjadi bentuk-bentuk aplikasi yang

lebih spesifik lagi (Foote dan Huebner, 1996). Integrasi basisdata spasial

menjadi sangat penting karena beragam informasi yang dibutuhkan untuk

pembuatan rute ada didalamnya. Penggunaan algoritma pencarian rute

merupakan hal pokok karena data spasial beserta data atributnya sangat

menunjang untuk diseminasi dalam pertimbangan pembuatan rute.

Sistem informasi geografis saat ini mengarah ke dalam bentuk aplikasi

(Web-GIS) yang menyediakan beragam kemampuan dalam mengambil

manfaat dari web dan aplikasi yang mendukung kajian secara spasial (Longley,

2005). Pemanfaatan teknologi sistem informasi geografis yang mengarah

dalam bentuk aplikasi Web-GIS akan sangat baik dalam penyampaian

informasi spasial serta analisis rute alternatif yang dibuat berdasarkan data

informasi arus lalulintas yang diterima, kemampuan interaksi pengguna dengan

basisdata spasial utama dapat didukung oleh teknologi Web-GIS agar unsur-

unsur dalam analisis spasial dapat terpenuhi.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

4

1.2. Rumusan Masalah

Ketidaklancaran dalam lalulintas telah menjadi suatu permasalahan

yang dapat berujung pada kemacetan. Pengguna lalulintas dapat memperoleh

informasi arus lalulintas secara cepat ataupun melalui data yang dipublikasikan

oleh instansi terkait. Pengetahuan mengenai informasi arus lalulintas seperti ini

membantu pengguna lalulintas dalam menentukan rute perjalanan yang akan

dipilihnya, tentunya pemilihan akan didasarkan pada waktu tempuh yang lebih

cepat ataupun jarak yang lebih pendek. Sistem informasi geografis memiliki

kemampuan dalam pengolahan data spasial, analisis jaringan jalan dapat

dilakukan. Karakteristik serta informasi dari tiap ruas jalan yang dibangun

dalam suatu basisdata spasial akan memberi kemudahan dalam mengolah data

spasial.

Informasi arus lalulintas yang ada dapat dikombinasikan dalam

basisdata spasial agar pembuatan rute alternatif yang dihasilkan bersifat

dinamis. Pembuatan rute alternatif dapat membantu pengguna lalulintas dalam

menentukan rute perjalanan yang dipilihnya sesuai dengan keadaan arus

lalulintas yang ada, memperhatikan adanya kemacetan lalulintas dan informasi

lainnya sehingga hal tersebut dapat dihindari. Pengguna lalulintas dapat

memilih rute dengan jarak dan waktu tempuh yang lebih cepat agar ongkos

perjalanannya lebih rendah. Penyampaian hasil analisis jaringan, informasi

lalulintas, serta pembuatan rute alternatif disajikan dengan bantuan aplikasi

Web-GIS. Aplikasi Web-GIS dijadikan sebagai perangkat analisis bagi

pengguna serta visualisasi data spasial beserta rute yang dibentuk berdasarkan

lokasi awal dan tujuan ditentukan oleh pengguna lalulintas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dihasilkan pertanyaan untuk

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana melakukan pembuatan dan pengolahan basisdata spasial

pembuatan rute alternatif untuk menghindari kemacetan ?

2. Bagaimana menyusun media penyampaian informasi spasial berbasis Web-

GIS yang berperan sebagai visualisasi rute alternatif ?

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

5

Berdasarkan uraian dan asumsi diatas dan beberapa permasalahan yang ada,

maka penelitian ini mengambil judul:

€PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK

MENGHINDARI KEMACETAN LALULINTAS DI KOTA TANGERANG

SELATAN”

1.3. Tujuan Penelitian

1. Membuat basisdata untuk pencarian rute alternatif yang menghindari

kemacetan sesuai dengan informasi lalulintas yang ada.

2. Membuat aplikasi berbasis Web-GIS sebagai visualisasi rute alternatif.

1.4. Hasil Yang Diharapkan

1. Basisdata untuk pencarian rute alternatif untuk menghindari

kemacetan sesuai informasi lalulintas di Kota Tangerang Selatan.

2. Sistem Informasi berbasis Web-GIS yang menyediakan informasi

spasial untuk memberikan gambaran rute alternatif di Kota Tangerang

Selatan.

1.5. Kegunaan Penelitian

1. Mengaplikasikan ilmu sistem informasi geografis terkait dengan

pembuatan rute alternatif berbasis Web-GIS untuk menghindari

kemacetan lalulintas di Kota Tangerang Selatan.

2. Mengkaji algoritma pencarian rute dalam rangka memberi informasi

mengenai rute alternatif yang dapat ditempuh untuk menghindari

kemacetan lalulintas berdasarkan informasi yang ada.

1.6 Penelitian sebelumnya

Arham (2002) melakukan penelitian yang berjudul €Penentuan Rute

Optimal Mobil Pemadam Kebakaran dengan Memanfaatkan Foto Udara

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

6

Pankromatik Hitam Putih dan PC Network di Kecamatan Gedongtengen Kota

Yogyakarta•. Penelitian ini membuat sistem informasi rute optimal bagi mobil

pemadam kebakaran. Metode yang digunakan adalah dengan menentukan jalur

optimal menggunakan PC Network dengan variabel impedansi berupa

penggunaan lahan, kepadatan bangunan, panjang jalan, kapasitas jalan, dan

persimpangan dengan rel kereta api. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

adalah sistem informasi penentuan rute optimal mobil pemadam kebakaran.

Purwanto (2004) meneliti tentang pemodelan spasial dengan SIG untuk

analisis jaringan kemacetan lalulintas di Kotamadya Yogyakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk membangun suatu basisdata jaringan jalan yang dapat

digunakan untuk memperoleh rute optimal dalam rangka mengurangi

kemacetan lalulintas. Penelitian ini menggunakan metode membangun

topologi jaringan jalan agar data atribut terkait dengan data grafis. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi ruas dan analisis

rute yang berbentuk peta tercetak dan peta digital.

Muttaqin (2009) melakukan penelitian dengan judul €Penentu Rute

Terpendek Pariwisata Kota Malang Menggunakan GIS Dengan Fungsi

Shortest Path ASTAR•. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan

membangun sebuah aplikasi SIG berbasis web (web-based GIS) untuk

menentukan rute terpendek pariwisata di Kota Malang dengan fungsi shortest

path astar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis

data kemudian melakukan perancangan sistem untuk selanjutnya dilakukan

evaluasi sistem dan tahapan akhir adalah pembuatan aplikasi serta pengujiand

ari sistem yang telah dibuat. Hasil akhir dari penelitian ini adalah aplikasi

penentu rute terpendek pariwisata Kota Malang menggunakan SIG berbasis

WebGIS.

Anggara (2011) meneliti tentang penyusunan prototype sistem

informasi jaringan telekomunikasi PT. Telkom untuk penentuan rute optimal

dalam penanganan gangguan berdasarkan algoritma Floyd-Warshall di

Kabupaten Bantul. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menyusun basisdata

spasial pelanggan dan komponen jaringan telepon PT. Telkom, kemudian

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

7

penyusunan sistem informasi yang memuat informasi mengenai lokasi

pelangga dan komponen jaringan telepon beserta rute optimal untuk

penanganan gangguan telepon PT. Telkom. Tujuan selanjutnya adalah

pemrograman spasial untuk penentuan rute optimal dengan algoritma Floyd-

Warshall dalam penanganan gangguan telepon PT. Telkom, penggunaan alat

GPS navigasi untuk memudahkan pencarian lokasi gangguan dan membantu

pergerakan teknisi jaringan dalam menuju lokasi yang mengalami gangguan

telepon di lapangan. Metode yang digunakan adalah pencarian rute optimal

berdasarkan Algoritma Floyd-Warshall dengan variabel impedansi waktu

tempuh. Hasil akhir dari penelitian ini adalah basisdata jaringan telepon,

jaringan jalan, dan sistem informasi rute optimal penanganan gangguan telepon

daerah pelayanan Bantul (SIROTOL).

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki beberapa

perbedaan dengan penelitian mengenai pembuatan rute alternatif sebelumnya.

Penelitian ini memiliki tujuan menyusun basisdata spasial untuk menghasilkan

rute alternatif menghindari kemacetan lalulintas berbasis Web-GIS di Kota

Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah analisis data primer dan

sekunder untuk menghasilkan rute dan aplikasi Web-GIS. Hasil akhir dari

penelitian ini adalah suatu bentuk sistem informasi aplikasi Web-SIG(Web-

GIS) yang memuat informasi rute alternatif serta informasi spasial pendukung

lainnya. Adanya integrasi informasi lalulintas yang diperoleh terkini akan

membantu pengguna akhir dalam menghindari kemacetan lalulintas didaerah

kajian.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

8

Tabel 1.1 Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul PenelitianLokasi

PenelitianTujuan Metode Hasil

Arif Arham(2002)

Penentuan Rute OptimalMobil PemadamKebakaran denganMemanfaaatkan FUPankromatik HP dan PCNetwork di KecamatanGedongtengen KotaYogyakarta

KecamatanGedongtengen

KotaYogyakarta

- Membuat sistem informasi ruteoptimal bagi mobil pemadamkebakaran memanfaatkan Foto UdaraPankromatik Hitam Putih dan PCNetwork di Kecamatan Gedongtengen,Kota Yogyakarta

Analisis data primerdan data sekunder danmenggunakanimpedansi :penggunaan lahan,kepadatan bangunan,panjang jalan danpersimpangan denganrel kereta

Sistem informasipenentuan ruteoptimal mobilpemadamkebakaran

Taufik HeryPurwanto(2004)

Pemodelan SpasialDengan Sistem InformasiGeografis Untuk AnalisisJaringan KemacetanLalulintas Di KotamadyaYogyakarta

KotamadyaYogyakarta

- Membuat basisdata jaringan jalanuntuk penelusuran rute pada datajaringan jalan agar diperoleh ruteoptimal mengurangi kemacetanlalulintas

Membangun topologijaringan jalan agardata atribut terkaitdengan data grafis.

Sistem informasiruas dan analisarute yangberbentuk petatercetak sertadigital

MuhammadMuttaqin(2009)

Penentu Rute TerpendekPariwisata Kota MalangMenggunakan GIS

Kota Malang - merancang dan membangun sebuahaplikasi SIG berbasis web (web-basedGIS) untuk menentukan rute terpendek

Analisis datakemudian dilakukanperancangan sistem,

Aplikasi PenentuRute TerpendekPariwisata Kota

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

9

Dengan Fungsi ShortestPath ASTAR

pariwisata di Kota Malang denganfungsi shortest path astar

evaluasi sistem,pembuatan aplikasi,pengujian sistem yangtelah dibuat

MalangMenggunakanGIS berbasisWebGIS

IrchamHabibAnggara(2011)

Penyusunan PrototipeSistem InformasiJaringan TelekomunikasiPT Telkom UntukPenentuan Rute OptimalDalam PenangananGangguan BerdasarkanAlgoritma Floyd-Warshall

KabupatenBantul

- Penyusunan basis data spasialpelanggan dan komponen jaringantelepon PT.Telkom- Penyusunan Sistem Informasi- Pemrograman spasial untuk penentuan

rute optimal dengan algoritma Floyd-Warshall- GPS navigasi untuk pencarian lokasi

Penentuan ruteoptimal didasarkanpada Algoritma Floyd-Warshall, variabelimpedansi berupawaktu tempuh yangditurunkan daripanjang jalan dibagidengan kecepatan rata-rata kendaraan per ruasjalan.

Basisdata jaringantelepon, jaringanjalan, dan sisteminformasi ruteoptimalpenanganangangguan telepondaerah pelayananBantul(SIROTOL)

MuhammadIqnaul Haq(2013) *

Pembuatan RuteAlternatif UntukMenghindari KemacetanLalulintas Berbasis Web-GIS Di Kota TangerangSelatan

Kota TangerangSelatan, ProvinsiBanten

- Membuat basisdata untuk pencarianrute alternatif yang menghindarikemacetan sesuai dengan informasilalulintas yang ada.- Membuat aplikasi berbasis Web-GIS

sebagai visualisasi rute alternatif.

Analisis data primerdan sekunder untuktopologi jaringan sertaimplementasialgoritma A-stardengan modifikasi

Web-GIS RuteAlternatifKemacetanLalulintas KotaTangerangSelatan (RencanaHasil)

* Peneliti

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

10

1.7 Tinjauan Pustaka

1.7.1 Kemacetan Lalulintas

Kemacetan lalulintas merupakan suatu keadaan tersendatnya atau

terhentinya pengguna lalulintas pada ruas jalan tertentu dan biasanya dapat dengan

mudah terlihat dari adanya antrian kendaraan (Prayogi, 2011). Menurut Manual

Kapasitas Jalan Indonesia dijelaskan bahwa kemacetan lalulintas merupakan

kondisi arus lalulintas pada ruas jalan telah melebihi kapasitas rencana ruas jalan

tersebut, ketika arus lalulintas pada suatu ruas jalan mendekati nilai kapasitasnya

atau derajat kejenuhan lebih dari 0,8 maka arus tersendat yang disebabkan oleh

adanya kemacetan (MKJI, 1997)

Kapasitas jalan merupakan arus maksimal yang dapat melalui suatu titik

pada ruas jalan dan dipertahankan tiap-tiap satuan jam pada kondisi tertentu, pada

umumnya dinyatakan dalam kend/jam atau smp/jam. Jalan yang memiliki dua lajur

dan dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua-arah, namun pada jalan dengan

banyak lajur, arus dibuat terpisah untuk tiap arah dan kapasitas ditentukan per lajur

(MKJI, 1997).

Volume lalulintas adalah nilai jumlah kendaraan yang melewati titik dalam

ruas jalan dalam interval waktu tertentu. Arus dan volume lalulintas merupakan dua

hal yang berbeda, karena arus lalulintas merupakan hasil perhitungan dari jumlah

kendaraan dalam satu ruas pada satu interval waktu tertentu saja. (Hoobs, 1995).

Hasil perhitungan volume kendaraan pada tiap ruas jalan dikombinasikan dengan

nilai kapasitas jalan agar didapat tingkat pelayanan jalan.

Tingkat pelayanan jalan merupakan nilai rasio antara volume lalulintas

dengan kapasitas jalan (secara kuantitatif) dan dapat menggambarkan kondisi

operasional pada tiap ruas jalan seperti kecepatan, waktu tempuh, kebebasan

bergerak, kemanan, keselamatan, ketertiban, serta kelancaran arus laulintas (UU

No. 22 Tahun 2009 tentang lalulintas). Kemacetan lalulintas yang merupakan

kondisi saat arus lalulintas meningkat pada suatu ruas jalan dan menyebabkan

waktu tempuh menjadi bertambah (kecepatan menurun) sehingga pergerakan

kendaraan menjadi tidak lancar (Bina Marga, 1997)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

11

Kemacetan lalulintas telah menjadi suatu permasalahan utama dalam

jaringan lalulintas. Jumlah kebutuhan perjalanan yang tidak sebanding dengan

kapasitas jalan yang ada menjadi penyebab munculnya kemacetan lalulintas.

Beragam cara terkait solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

kemacetan tersusun dalam beberapa tahapan antara lain seperti yang dijabarkan

oleh Frazilla (2002) dalam Manurung (2008) :

1. Restrukturisasi tata ruang dimaksudkan untuk mengatur pola perjalanan

penduduk

2. Optimalisasi pelayanan jaringan jalan dengan perbaikan manajemen

lalulintas

3. Peningkatan ruang jalan dan perbaikan struktur jaringan jalan dan jaringan

sistem transportasi dengan pembangunan infrastruktur

4. Penerapan moda angkutan umum masal

5. Pencegahan adanya penumpukan kendaraan pada satu ruas jalan dengan

memanfaatkan alur rute terpendek.

1.7.1.2 Informasi LalulintasKetidakpastian dalam waktu perjalanan dapat saja disebabkan oleh adanya

kecelakaan, cuaca yang buruh, kemacetan lalulintas, dan lainnya, informasi

lalulintas terkini dan kombinasi dengan data lalulintas historik dapat digunakan

untuk mengembangkan strategi pembuatan rute dalam memperbaiki ongkos dan

produktivitas. Dengan memanfaatkan kombinasi dari informasi lalulintas terkini

dan data lalulintas historik dalam permasalahan pencarian rute terdekat stokastik

dalam suatu sistem jaringan jalan, memunculkan beberapa pertanyaan dasar seperti:

Kapan seorang pengemudi dari kendaraan komersil sebaiknya tersedia

untuk meninggalkan lokasi asalnya?

Setelah ditentukan, kapan sebenarnya pengemudi tersebut benar-benar

berangkat?

Bagaimana sebaiknya kendaraan diatur rutenya dalam suatu jaringan jalan,

berdasarkan informasi real-time lalulintas untuk mengurangi waktu dan

biaya? (Kim, Lewis, dan White, 2004)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

12

Informasi lalulintas yang diketahui sebelum pengguna lalulintas melakukan

perjalanan dapat membantu pengguna lalulintas tersebut, karena ia dapat memilih

dan menentukan rute perjalanan terbaik yang akan dilaluinya. Kemajuan teknologi

pengamatan lalulintas menggunakan ATCS (AutomaticTraffic Control System)

membuat kriteria lalulintas yang digunakan (V/C Ratio) lebih mudah didapatkan

dan cepat (Suyuti, 2010).

Kemajuan teknologi dalam jejaring sosial misalnya membuat penyadapan

akan kayanya informasi yang dibagikan oleh banyak pengguna internet menjadi

lebih mudah. Dalam menghadapi kemacetan misalnya, saat ini banyak orang yang

memanfaatkan jejaring sosial untuk berbagi informasi mengenai lalulintas yang

terjadi pada ruas jalan yang diketahuinya. Banyak cara kreatif untuk menghadapi

kemacetan salah satunya dengan ekstraksi informasi public mengenai kemacetan

atau kondisi lalulintas dari jejaring sosial misalnya Twitter. Sistem yang dibuat

memberi hasil yang cukup akurat dengan beragam sumber data yang kemudian

dapat divisualisasikan dalam peta (Kosala, Adi, dan Steven, 2012)

1.7.2 Sistem Informasi Geografis

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini meliputi berbagai

macam disiplin ilmu dalam inovasi serta pemanfaatannya. Kemajuan teknologi

informasi juga telah memberi peranan dan pengaruh cukup besar bagi ilmu

pengetahuan. Burrough (1986) menyebutkan bahwa sistem informasi geografis

dapat merepresentasikan objek dunia nyata ke dalam suatu bentuk posisi aslinya

sesuai dengan sistem koordinat, data atribut yang belum tentu terkait dengan lokasi

mutlaknya. Keterkaitan ini secara spasial memperlihatkan suatu objek saling

terhubung, seperti diilustrasikan oleh Gambar 1.1 menggambarkan lapisan-lapisan

dalam data spasial dibentuk dari dunia nyata.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

13

Gambar 1.1. Representasi Objek Dunia Nyata dalam SIG (Kholladi. M, 2004)

Sistem informasi geografis (SIG) dikatakan memiliki ciri yang unik jika

dibandingkan dengan sistem lainnya, keunikan ini berkat adanya kemampuan

dalam menghubungkan data spasial dengan data atribut yang biasanya bersifat

tekstual (a-spasial) dari objek-objek di permukaan bumi (ESRI, 1990). Teknologi

SIG memiliki fitur dalam manajemen data spasial yakni seluruh informasi geografis

yang memiliki referensi letak absolut (sistem koordinat). Sistem informasi

geografis dapat digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan

dan menganalisa informasi yang berkaitan dengan permukaan bumi (DeMers,

1997). Integrasi dari beragam data spasial yang berupa titik, garis, dan area dengan

macam atributnya masing-masing dapat dihimpun dan dianalisa untuk selanjutnya

dibuat keluaran yang paling utama yakni dalam bentuk peta. Seiring dengan

perkembangan zaman, keluaran dari SIG tidak hanya dalam bentuk peta, namun

diseminasinya dapat dalam bentuk yang lain seperti web, tampilan animasi, ataupun

sistem informasi yang berjalan sendiri.

1.7.2.1 Sub Sistem Dalam SIGSistem Informasi Geografis (SIG) memiliki kemampuan dalam menangani

data yang mengacu pada referensi geografis yakni masukan data, manajemen data,

analisis serta manipulasi data hingga keluaran data seperti digambarkan pada

Gambar 1.2. Berdasarkan kemampuan yang dimiliki Sistem Informasi Geografis

(SIG), selanjutnya dapat dibagi menjadi empat subsistem, yakni :

1. Masukan Data (Data Input)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

14

Subsistem masukan data memiliki peranan dalam pengumpulan serta persiapan

data spasial (grafis dan atribut) dari beragam sumber akuisisi data. Dalam

subsistem ini termasuk juga fungsi konversi serta transformasi beragam data ke

dalam format data yang digunakan oleh SIG.

2. Manajemen Data (Data Management)

Manajemen data merupakan subsistem yang memiliki fungsi dalam

pengorganisasian data, data spasial dimasukkan ke dalam basisdata spasial agar

data tersebut mudah untuk dicari, diperbarui ataupun melakukan koreksi.

3. Manipulasi Data dan Analisis (Data Manipulation and Analyst)

Subsistem manipulasi dan analisis memiliki fungsi dalam menentukan informasi

apa saja yang bisa dihasilkan dengan SIG, kemudian melakukan manipulasi serta

pemodelan data agar informasi yang dituju dapat dihasilkan dengan baik.

4. Keluaran Data (Data Output)

Pada subsistem ini dihasilkan data keluaran dari hasil pengolahan SIG, data yang

dikeluarkan dapat seluruh atau hanya sebagian dari basisdata yang ada, bentuk

penyajian dapat berupa softcopy ataupun hardcopy.

Gambar 1.2. Uraian Subsistem SIG (Sumber : Prahasta, 2001)

1.7.2.2 Pengolahan Basis Data SpasialBasisdata spasial adalah sebuah definisi basisdata yang memiliki tipe data

yang spesial untuk objek-objek geometrik dan memiliki kemampuan untuk

menyimpan data geometrik yang biasanya merupakan fitur-fitur geografis dalam

tabel basisdata normal. Basisdata spasial menyediakan fungsi khusus seperti bahasa

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

15

untuk manipulasi data dalam basisdata (query) yang biasanya dikenal dengan istilah

SQL (structured query language) (Obe, Hsu, 2011). Pengelolaan data spasial yang

sesuai akan membuat proses memperoleh informasi yang diharapkan juga tepat.

Data spasial beserta data atribut yang dihimpun dalam satu bentuk basis data spasial

menjadi satu kesatuan sistem dalam SIG dapat mengantarkan pengguna ke dalam

tujuan serta sasaran yang diharapkannya tercapai. Ragam informasi serta data yang

diperoleh dari banyak metode pengumpulan data peta analog, tabel-tabel statistik,

kumpulan data yang dimiliki institusi tertentu tentunya akan memiliki atribut yang

banyak dan basis data spasial menghimpun seluruh data tersebut sesuai dengan

lokasi spasial.

Dalam data atribut yang menyimpan beragam informasi non-spasial

biasanya berbentuk kumpulan tabel atau file. Didalam file inilah seluruh informasi

terkait suatu data spasial tersimpan. Model data yang tersimpan dalam pengolahan

data spasial ini antara lain model data hirarki, model data jaringan, dan model data

relasional. Fungsi manipulasi data dalam basisdata spasial secara sederhana dapat

menggunakan query dalam menjawab pertanyaan mengenai ruang dan objek dalam

ruang. Fungsi spasial dalam basisdata membuka kesempatan bagi pengguna utnuk

membuat atau memodifikasi objek dalam ruang, hal seperti ini biasanya dikenal

sebagai istilah pemrosesan geometrik atau pemrosesan spasial (Obe, Hsu, 2011).

Dalam pemodelan terdapat bentuk data dua dimensional yang merupakan

bentuk standar dalam basisdata yakni titik, garis, dan area. Pada basisdata spasial

objek yang lebih kompleks dapat muncul seperti multipoligon, multipoints,

multilinestrings, geometry collections, dan kurva geometrik. Tahapan yang dapat

dilakukan dalam data spasial ini meliputi perekaman, klasifikasi, penyusunan,

perhitungan, penyusunan laporan, penyimpanan, pencarian, penggandaan, dan

komunikasi (Suryantoro, 2008). Pengolahan basis data spasial secara terintegrasi

akan membantu dalam penurunan informasi sesuai dengan kajian yang akan

dilakukan.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

16

1.7.3 Analisis Jaringan

Struktur data jaringan merupakan salah satu bentuk representasi dalam SIG

yang paling awal. Jaringan tersusun atas sekumpulan titik dan garis , dimana titik

mewakili tempat atau dikenal istilah seperti nodes, junctions, intersections,

terminals, vertices. Garis merupakan representasi dari interkonektifitas antara dua

tempat yang dikenal dengan istilah route (links, arcs, sides, segments, branches,

edges) kemudian rute (route) yang terhubung ke beberapa tempat disebut path

(Kamal, 2010 dalam Anggara, 2011).

Pemodelan spasial dapat dilakukan menggunakan jenis data jaringan.

Jaringan memiliki beberapa ciri yang hampir mirip antara lain (Prahasta, 2001):

o Adanya fenomena dimana terdapat objek atau sumberdaya yang

bergerak dalam jaringan tersebut

o Adanya fenomena perpindahan dari zona atau lokasi awal menuju

suatu zona atau lokasi tujuan dari objek dalam jaringan yang

memiliki keterkaitan hubungan (connected path).

Gambar 1.3 Konektivitas dalam topologi(Sumber: http://help.arcgis.com/en/arcgisdesktop, diakses tanggal 12

Juli 2013)

DeMers(1997:17) mengatakan bahwa pemanfaatan analisa lanjut dalam

SIG dengan memanfaatkan analisa jaringan sangat mungkin dilakukan dan

bermanfaat, informasi yang tersimpan dalam suatu basisdata secara detil misalnya

dalam keadaan darurthuntat data tersebut dapat tersambung dengan kepolisian, agar

jika terjadi suatu tindakan kriminal dapat langsung menuju lokasi kejadian. Bentuk

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

17

keluaran dapat berupa peta rute yang menunjukkan rute tercepat menuju tempat

tersebut dari tempat asal.

Jaringan pada dasarnya memiliki tiga bentuk utama, yakni garis lurus

contohnya jalan raya, garis bercabang yang menyerupai aliran sungai, dan sirkuit

yang berbentuk seperti jalan dan memiliki arah putar seperti terlihat pada Gambar

1.4. Satu arus objek yang berhubungan dengan arus yang lain dalam satu jaringan

dan membentuk sudut maka kemudian dapat terjadi perubahan arus. Seluruh

jaringan secara umum memiliki ciri: 1) adanya obyek atau sumberdaya yang

bergerak melalui jaringan tersebut, dan 2) adanya keterkaitan jalur antara titik awal

dan tujuan.

Gambar 1.4 Jaringan terbagi atas: (a) jaringan garis lurus, (b) jaringanbercabang, dan (c) sirkuit (DeMers, 1997:198)

Dalam pembuatan jalur menggunakan faktor berupa jarak tempuh saja

sebenarnya sudah dapat dibuat sebuah jalur atau rute terpendek, kemudian jika

mempertimbangkan adanya faktor hambatan/impedansi dapat dibuat suatu jalur

yang efisien. Sebuah node dapat diberi kode yang menunjukkan lampu pengatur

lalulintas misalnya dan berfungsi sebagai titik berhenti (stop), atau impedansi

lainnya seperti belokan pada persimpangan. Penghalang yang dapat saja muncul

dalam berlalulintas dapat ditambahkan, penghalang (barriers) yang dapat

memperlambat kecepatan gerak kendaraan seperti adanya gangguan lalulintas

seperti kemacetan, perbaikan jalan, kecelakaan lalulintas, dan hambatan lainnya.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan jalur dapat diperoleh

dari informasi kondisi jalan seperti jarak tempuh, persimpangan, dan sebagainya

(Arham, 2002)

(a) (b) (c)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

18

Gambar 1.5 Elemen-elemen dalam suatu jaringan (Sumber: ESRI denganmodifikasi).

Tabel 1.2 Keterangan Gambar Elemen dalam jaringan

Keterangan AtributLink merupakan tempat untukbergerak (jalan, sungai, pipa)

Hambatan dua sisi (waktu dan lamanyaarus)

Barrier merupakan penghalangpergerakan antara dua Link

Jenis hambatan (gangguan lalulintas)

Turn merupakan adanyakemungkinan belokan pada suatupersimpangan

Hambatan seperti waktu yangdibutuhkan saat berbelok, laranganbelokan

Stop merupakan tempat dalamsuatu jalur untuk menaikkan ataumenurunkan muatan(pemberhentian bus dan gudang)

Muatan yang perlu diantar/diangkut.Catatan: Elemen ini tidak selaludibutuhkan dalam rute

(Studi Pustaka, 2013)

Analisis jaringan dapat dijalankan jika telah memenuhi salah satu syarat

utama yakni tersedianya sebuah data jaringan yang terstruktur. Struktur data

jaringan tentu harus dapat menyimpan titik/node dan edge/link yang merupakan

pembentuk struktur data jaringan tersebut (Curtin, 2007). Unsur yang berperan

penting lainnya dalam struktur ini adalah isi dari data atribut yang memberi

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

19

informasi terhadap tahapan analisis selanjutnya. Data jaringan berdasarkan

strukturnya dapat dibedakan menjadi:

1. Struktur data jaringan non-topologi: terdiri atas edge yang disimpan dalam

basisdata, dimana tiap data yang disimpan memiliki titik awal dan titik akhir.

Dalam struktur ini atribut data juga ikut tersimpan serta informasi topologi dari

edge. Struktur ini memiliki kelebihan antara lain adalah kemudahan untuk

dianalisis serta tampilan data dalam bentuk peta digital juga lebih mudah.

Duplikasi pada data edge dapat sering terjadi, kemudian tidak adanya informasi

topologi sering dianggap kurang efisien ketika akan menjalankan analisis

jaringan menjadi kelemahan dari struktur ini.

2. Struktur data jaringan topologi: informasi topologi merupakan salah satu unsur

penting dalam menjalankan analisis jaringan. Keberadaan informasi ini

memberi kemampuan lebih ketika menjalankan analisis yang tingkatannya

lebih rumit, struktur data jaringan ini terkendala lebih sulit untuk dilakukan.

Pembedaan oleh tiap edge terhadap adanya persimpangan dengan terowongan

atau jembatan menjadi kendala yang sering muncul. Pemisahan antara tiap

adanya persimpangan dengan data jaringan memberi peluang terjadi

pengulangan saat melakukan pembuatan aturan akan mengakibatkan ukuran

basisdata menjadi bertambah dan tentunya hal ini dapat menyebabkan terjadi

kesalahan ketika menjalankan analisis jaringan.

3. Struktur data jaringan murni: struktur data ini dianggap lebih realistis,

representasi nyata keadaan jaringan seperti dunia nyata (Fohl et al 1996, dalam

Curtin 2007). Dukungan terhadap adanya belokan serta pertimbangan arah

menjadi kelebihan pada tipe struktur ini, kemudian dapat juga diberi nilai

impedansi atau hambatan ketika menjalankan analisis atau pergerakan

sepanjang jaringan.

1.7.3.1 Analisis Pencarian Rute Terpendek

Analisis rute terpendek adalah penentuan rute dengan menggunakan

hambatan kumulatif minimal di antara titik-titik pada suatu jaringan. Rute hanya

dapat menghubungkan titik lokasi awal dengan lokasi tujuan. Adanya analisis rute

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

20

membantu pengguna lalulintas dalam menentukan rute perjalanannya (Aldino,

2011). Analisis rute terpendek menggunakan suatu matriks hambatan, dalam

matriks tersebut terlihat nilai hambatan dari hubungan antar dua titik pada jaringan

dan jumlah tak terbatas yang artinya tidak ada keterkaitan langsung. Analisis seperti

ini dilanjutkan menggunakan algoritma, algoritma yang pertama kali dibuat dalam

analisis rute terpendek adalah algoritma Dijkstra (1959).

Algoritma Dijkstra ini hanya menghitung jarak secara rasional dan

dipengaruhi oleh adanya faktor pembobot seperti panjang segmen jalan, waktu

tempuh antar node, laju kendaraan, kepadatan lalulintas dan lainnya (Jakimavicus

dan Macerinskiene, 2005). Ilustrasi skema sederhana algoritma Dijkstra dengan

faktor pembobot ditunjukkan oleh Gambar 1.6 dibawah ini.

Gambar 1.6 Skema jaringan jalan dengan faktor pembobot (weight) (Sumber :Jakimavicus dan Macerinskiene, 2005)

Gambar diatas menunjukkan penentuan pencarian rute optimal dari node y6 menuju

node y5 menggunakan pilihan jalur dengan nilai tertimbang yang paling rendah.

Terdapat dua jalur yang dapat dipilih dari Gambar 1.6 yakni :

1. Rute melewati s61, s12, s24, s45;

2. Rute melewati s61, s13, s34, s45

Algoritma ini membangun dua tahapan yang berisi verteks, dimana pada

tahap pertama berisi verteks awal, dan tahap kedua berisi verteks-verteks yang

lainnya. Ketika algoritma Dijkstra dimulai langkah pertama hanya berisi lokasi

awal, selanjutnya berlangsung proses iterasi dalam algoritma tersebut, dimana

sebuah verteks dari tahap kedua dihapus dan masuk ke dalam tahap pertama. Hal

ini terus berlangsung hingga verteks terakhir yang seharusnya masuk dalam tahap

kedua dan proses akan berhenti.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

21

Dalam perkembangannya algoritma pencarian rute mengalami

perkembangan. Terdapat beberapa algoritma baru dalam pencarian rute, salah

satunya adalah algoritma A-Star (A*). Algoritma ini merupakan pengembangan

dari algoritma Dijkstra, algoritma A-Star ditemukan pertama kali oleh Hart, Nilsson

dan Raphael (1968). Algoritma ini bekerja dengan menggabungkan fungsi-fungsi

heuristic dan uniformcost serta greedy search. Fungsi heuristik merupakan fungsi

yang memperkirakan perhitungan jarak dari node awal menuju node tujuan.

Algoritma A-star berprinsip pada fungsi heuristik dalam memprioritaskan

node-node ke arah yang benar. Adanya fungsi heuristik menjadikan algoritma ini

hanya memfokuskan pencarian pada node-node yang berada pada arah yang dekat

dengan node tujuan, pencarian akan dihentikan pada waktu node tujuan diperiksa,

sehingga jumlah node yang harus diperiksa menjadi lebih sedikit dan karena waktu

yang dibutuhkan untuk mengetahui jalur berbanding lurus dengan jumlah node

yang harus diperiksa, secara otomatis waktu pencarian rute dapat lebih cepat

(Muttaqin, 2009).

Gambar 1.7(a) Pencarian rute dengan Algoritma Dijkstra (Sumber: Patel, 2013)

Gambar 1.7(b) Pencarian rute dengan Algoritma best-search (Sumber: Patel,2013)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

22

Gambar 1.7(c) Pencarian rute dengan Algoritma A-star (Sumber: Patel, 2013)

Gambar 1.7 menunjukkan ilustrasi bagaimana ketiga algoritma mencari rute

dari lokasi awal (kotak berwarna merah) dan lokasi tujuan (kotak berwarna biru)

dengan adanya sebuah penghalang (kotak-kotak berwarna abu-abu gelap). Gradasi

warna di tiap kotak menunjukkan lokasi node yang diperhitungkan oleh tiap-tiap

algoritma. Algoritma Dijkstra memperhitungkan seluruh node dan menghasilkan

rute yang dapat dikatakan adalah rute terpendek paling baik. Algoritma best-search

melakukan pekerjaan yang sedikit (node yang diperhitungkan lebih sedikit) namun

rute yang dihasilkan tidak terlalu baik. Algoritma A-Star melakukan pemeriksaan

node yang lebih sedikit, namun menghasilkan rute yang hampir sama dengan

algoritma Dijkstra (Patel, 2013).

1.7.4 Web-SIG

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi cara

distribusi sistem informasi terkait data spasial dalam hal ini dalam lingkup

pengolahan sistem informasi geografis. Web-SIG merupakan integrasi antara

teknologi Internet-GIS dengan Web geospasial. Web-Sistem Informasi Geografis

(Web-SIG) merupakan salah satu bagian dari Internet GIS pengkhususan Web-SIG

untuk kebutuhan tertentu secara spesifik jika dibandingkan dengan Internet GIS.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

23

Gambar 1.8 Kedudukan dan hubungan SIG dengan Web-GIS (Sumber: Fu danSun, 2010)

Integrasi basisdata spasial dalam Web-GIS akan memberikan kontribusi

yang baik bagi visualisasi serta analisa data. Keberadaan beragam aplikasi serta

banyaknya data spasial yang ada untuk membangun suatu Web-GIS diintegrasikan

menggunakan beragam layanan yang sudah tersedia agar tercapai hasil yang

diinginkan. Komponen dasar serta alur kerja dasar dari Web-GIS meliputi sistem

basisdata spasial, basisdata website, kemudian jaringan internet sebagai jembatan

penyampaian informasi menuju dunia luar yang dapat diakses oleh banyak orang

tanpa terpengaruh oleh dimensi ruang dan waktu. Pengguna yang dapat mengakses

(client) dengan penggunakan piranti yang beragam saat ini dapat menerima

informasi berupa visualisasi serta analisa yang dapat dilakukan dalam Web Browser

tanpa harus memiliki aplikasi piranti lunak SIG pada komputernya.

Gambar 1.9 Alur kerja dasar Web-SIG (Sumber: Fu dan Sun, 2010)

Dalam aplikasi Web-GIS dikenal istilah penyedia layanan pemetaan

(mapping servers) kegunaan utama dari layanan ini adalah melakukan render

gambar kepada pengguna sesuai permintaan. Web konvensional hanya dapat

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

24

memperlihatkan gambar yang sifatnya statis, sementara mapping servers dapat

dengan cepat menampilkan gambar yang sifatnya lebih dinamis (Obe, Hsu, 2011).

Standar dalam penyedia layanan ini dikeluarkan oleh OGC (Open Geospatial

Consortium) yakni WMS, WFS, WCS, CSW, OpenLS, dan WPS (OGC, 2011).

Kemampuan WMS (Web Map Service) yang secara garis besar adalah

layanan standar penampil peta dalam web, menggunakan format raster seperti

JPEG, GIF, dan PNG. WFS (Web Feature Service) yang merupakan standar dalam

menampilkan kenampakan geografis dalam web dalam format vector, format

layanan ini memberikan fungsi lebih ke pengguna untuk melakukan penambahan,

pemutakhiran, eliminasi, dan pencarian dengan aturan (syarat). Format layanan

OpenLS (OpenGIS Location Service) adalah standar yang biasa digunakan untuk

memperoleh lokasi dari pengguna, layanan ini memiliki fungsi layanan rute,

layanan navigasi, petunjuk perjalanan, gateway service, location utility service dan

presentation service (OGC, 2011)

Gambar 1.10 Integrasi sistem dalam Infrastruktur Data Spasial (Pramono danSofyan, 2009)

1.7.5 Kartografi

Ilmu kartografi secara umum dikatakan sebagai ilmu membuat peta,

bahasan mengenai simbolisasi peta, tata letak, visualisasi data spasial menjadi

konsep dasar dalam pembuatan peta yang dapat dikaji dengan lebih mendalam.

International Cartographic Association (ICA, 1973) mengatakan bahwa

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

25

€kartografi sebagai seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi tentang pembuatan peta,

mencakup lingkup studi sebagai dokumen ilmiah dan suatu bentuk karya seni•.

Kemajuan teknologi saat ini bermain peran penting dalam ilmu kartografi saat ini.

Penggambaran peta yang dulunya dilakukan secara manual, saat ini dapat dilakukan

dengan menggunakan perangkat komputer dengan ragam bantuan aplikasi

perangkat lunak yang ada. Bentuk representasi dunia nyata ke bidang datar atau

biasa dikenal sebagai peta merupakan proses komunikasi dalam kartografi.

Gambar 1.11. Komunikasi Dalam Kartografi

Penggambaran objek dunia nyata ke dalam peta tentu tidak dapat dilakukan

secara sempurna, kompleksitas yang dimiliki objek nyata di muka bumi membuat

proses penyampaian informasi spasial tidak sepenuhnya sama persis. Adanya

seleksi serta klasifikasi oleh seorang kartografer akan menentukan penyampaian

informasi spasial tersebut ke pengguna peta. Proses penting seperti klasifikasi dan

generalisasi menjadi penting dilakukan oleh seorang kartografer agar informasi

yang akan disampaikannya dapat dengan mudah diterima oleh pengguna peta.

Proses ini tentu harus memperhatikan aspek pemetaan yang juga penting dalam

representasi bentuk dunia nyata ke dalam media peta yakni skala peta. Skala peta

merupakan perbandingan ukuran sebenarnya objek di lapangan dengan

penggambaran di peta.

1.8 Kerangka Pemikiran

Perkembangan perkotaan telah mempengaruhi daerah pinggiran serta kota-

kota penyangga kota besar. Transportasi merupakan suatu aspek integral pada

kehidupan penduduk perkotaan, penduduk menggunakan sarana dan prasarana

transportasi dalam melakukan mobilitas hariannya. Jumlah penduduk yang

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 26: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

26

meningkat tentunya mempengaruhi aktivitas penduduk tersebut dalam pemenuhan

kebutuhannya. Sarana prasarana penunjang kebutuhan hidup penduduk ikut

berkembang mengikuti perkembangan kota dan jumlah penduduk. Adanya

permasalahan dalam bidang transportasi karena mobilitas penduduk membawa

pengaruh volume dan arus kendaraan bermotor yang juga meningkat. Fenomena ini

tidak didukung oleh kapasitas jalan yang memadai, sehingga pada waktu-waktu

tertentu seringkali terdapat hambatan atau gangguan lalulintas yang dapat berujung

pada kemacetan lalulintas.

Informasi kondisi lalulintas perkotaan tersebar secara cepat melalui

teknologi informasi. Penduduk perkotaan dapat berbagi dan mencari informasi

mengenai kondisi lalulintas di daerahnya. Informasi ini menjadi berguna ketika

penduduk ingin menentukan rute perjalanan dari lokasi awal menuju lokasi

tujuannya yang dikehendaki. Jika informasi lalulintas dapat diketahui terlebih

dahulu sebelum melakukan perjalanan, maka rute yang dipilih oleh penduduk dapat

lebih optimal. Tiap penduduk atau pengguna lalulintas tentunya menginginkan rute

perjalanannya yang memiliki jarak terdekat dan terhindar dari arus lalulintas yang

padat ataupun gangguan lalulintas lainnya.

Perkembangan teknologi sistem informasi geografis dan pencarian rute

terpendek dengan dukungan terhadap beragam jenis masukan data membuat

ekstraksi kenampakan geografis untuk keperluan analisis menjadi lebih mudah.

Citra penginderaan jauh digunakan untuk ekstraksi kenampakan penggunaan lahan

didaerah kajian. Peta rupabumi dan peta jaringan jalan dimanfaatkan untuk

pembuatan basisdata jaringan jalan yang dilengkapi dengan data atribut untuk tiap

ruas jalan. Data arus lalulintas beserta informasi lalulintas dapat diintegrasikan

sehingga analisis jaringan untuk pencarian rute alternatif dapat dilaksanakan.

Informasi arus lalulintas dapat diperoleh dari beragam sumber, baik yang sifatnya

historikal melalui pengukuran oleh instansi terkait ataupun dari penyedia jasa

layanan informasi. Rute alternatif dapat menjadi dinamis karena informasi yang

diperoleh akan bervariasi tiap waktunya. Penyampaian rute alternatif ini akan lebih

baik jika menggunakan aplikasi berbasis Web-GIS sehingga pengguna tidak perlu

memiliki aplikasi pengolah data spasial didalam komputer atau peralatan lainnya.

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 27: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

27

Pengguna dapat membuka aplikasi Web-GIS yang pada dasarnya dibangun melalui

protokol HTTP, dan memuat informasi yang berguna mengenai lalulintas yang

terjadi, serta karakteristik ruas jalan daerah kajian.

Gambar 1.12. Diagram Kerangka Pemikiran

1.9 Batasan Operasional

Algoritma adalah metode khusus yang tepat dan terdiri atas serangkaian langkah

terstruktur dan dituliskan secara sistematis, yang akan dikerjakan untuk

menyelesaikan suatu masalah dengan bantuan komputer (Sutedjo, 2000)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 28: PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69758/potongan/S1-2014-285117-chapter1.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah

28

Analisis Jaringan adalah analisis yang dilakukan terhadap segmen atau garis yang

terdiri dari sekumpulan garis yang saling terhubung (Verbyla, 2002 dalam Aldino,

2012)

Basisdata adalah kumpulan data yang secara kolektif berhubungan dengan satu

kategori umum

Impedansi adalah atribut hambatan atau faktor pemberat dalam suatu jaringan,

secara umum variabel impedansi yang digunakan adalah jarak tempuh tiap segmen

(Kamal, 2006 dalam Aldino, 2012)

Jalan adalah suatu ruang dimana gerakan transportasi dapat terjadi (Morlok, 1985)

Jaringan adalah sekumpulan kenampakan garis (arc) yang saling berhubungan

saling terkait tiap elemen penyusunnya dan didalamnya dapat terjadi pergerakan

dari lokasi awal menuju lokasi akhir dalam sistem jaringan (Jensen, 1996 dalam

Purwanto, 2004).

Kemacetan adalah kondisi arus lalulintas yang lewat pada ruas jalan yang telah

melebihi kapasitas rencana jalan tersebut, mengakibatkan kecepatan bebas ruas

jalan tersebut mendekati 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian.

Penghalang adalah halangan dalam sistem jaringan yang membuat pergerakan

pada tiap segmen menjadi terganggu

Rute optimal adalah jalur yang dapat digunakan pengguna lalulintas dari lokasi

awal menuju lokasi tujuan dalam waktu singkat.

Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur dimana ketika dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan untuk mengendalikan

penggunanya. Proses ini memberi keterangan tentang permasalahan secara

terstruktur (Utami, 2005)

PEMBUATAN RUTE ALTERNATIF BERBASIS WEB-GIS UNTUK MENGHINDARI KEMACETANLALULINTAS DIKOTA TANGERANG SELATANMUHAMMAD IQNAUL HAQUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/