Pembuatan Penyaring Air Sungai Menggunakan Kulit Pisang Pada Kolam Ikan Di Sei. Sipai Kecamatan...
-
Upload
ninit-miyu -
Category
Documents
-
view
20 -
download
6
description
Transcript of Pembuatan Penyaring Air Sungai Menggunakan Kulit Pisang Pada Kolam Ikan Di Sei. Sipai Kecamatan...
Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 2089-9122
118
PEMBUATAN PENYARING AIR SUNGAI MENGGUNAKAN KULIT
PISANG PADA KOLAM IKAN DI SEI. SIPAI KECAMATAN MARTAPURA
KABUPATEN BANJAR
I.R. Devi, A. Rachmattulah, A. Purwanto, dan A. A. Harnawan
Program Studi Fisika FMIPA Unlam
Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan
ABSTRAK
Telah dilakukan penyaringan air sungai pada kolam ikan di sei, Sipai
Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar menggunakan kulit pisang. Hasil
pemantauan sebelumnya kualitas air sungai Martapura telah tercemar logam berat
dan sebagian besar di sepanjang sungai Martapura terdapat daerah pertanian ikan
seperti di daerah Sei. Sipai. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat alat penyaring
sederhana untuk menyerap logam berat menggunakan kulit pisang. Untuk
mengetahui perubahan kandungan logam hasil penyaringan maka dilakukan uji
menggunakan AAS dan ICP. Diperoleh hasil untuk kandungan Fe dan Mn jauh dari
standar kualitas air untuk budi daya, yaitu Fe 0,050 ppm dan Mn 0,026 ppm
sedangkan standar adalah < 0,01ppm. Penyaring tanpa menggunakan kulit pisang,
kandungan Fe dan Mn bertambah menjadi 0,324 ppm dan 0,068 ppm kemudian
enyaring ditambah kulit pisang kandungan Fe dan Mn menjadi 0,337 ppm dan 0,129
ppm; 0,256 ppm dan 0,141 ppm; 0,226 ppm dan 0,139 ppm dapat dilihat semakin
ditambahkan kulit pisang maka kandungan Fe dan Mn rerata berkurang. Dilakukan
pengukuran air hasil pengujian penyaring kembali dengan menggunakan ICP,
diperoleh tidak terdapat kandungan Mn. Sedangkan kandungan Fe pada penyaringan
yang hanya menggunakan kulit pisang lebih rendah yaitu 0,215 ppm dibandingkan
penyaringan menggunakan kulit pisang dengan ditambahkan media lain diperoleh
kandungan Fe 0,465 ppm, pengukuran ini memperlihatkan bahwa Fe sudah
terkandung dalam kulit pisang dan bahan-bahan alam sebagai media sangat
mempengaruhi hasil penyaringan.
Kata kunci: Kulit pisang, Penyaring, sei. Sipai
PENDAHULUAN
Air adalah sumber utama kehidupan yang digunakan mahkluk hidup.
Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan air baik jumlah maupun
kualitasnya, sehingga perlu dicermati dalam pemanfaatan ketersediaan air.
Permasalahan berkurangnya sumber air bersih yang sebagian besar berasal dari air
permukaan semakin serius, apalagi pada musim kemarau kenaikan temperatur global
termasuk Indonesia terjadi pada kisaran 1,5-400C pada akhir abad 21 (Anonim,
2007).
Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 2089-9122
119
Ikan memerlukan air untuk bertahan hidup, selain itu ikan merupakan lauk
pauk yang diminati penduduk Indonesia, salah satunya penduduk suku Banjar di
Kalimantan Selatan, terutama ikan air tawar. Oleh sebab itu, sebagian besar di
sepanjang sungai Martapura terdapat daerah pertanian ikan seperti di daerah Sei.
Sipai. Elemen terpenting untuk menjaga kesehatan ikan adalah kualitas dan
kebersihan air. Petani ikan di daerah Sei. Sipai menggunakan sumber utama air
kolam dari Sungai Martapura. Dari hasil pemantauan kualitas air sungai Martapura
(Kabupaten Banjar Banjarmasin) yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD) Kalimantan Selatan pada bulan Mei 2011 tercemar logam berat dan
mercury (air raksa) dan berada diambang batas baku mutu yang diinsyaratkan dalam
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan tahun 2007 (Anonim a, 2011). Hal tersebut
dapat mengganggu kesehatan ikan pada usaha pengembangbiakan ikan.
Salah satu cara yang ditawarkan untuk menjaga kualitas air adalah membuat
penyaring sederhana dengan menggunakan kulit pisang. Kulit pisang bisa
membersihkan kontaminasi logam berat dari air sungai (Anonim b, 2011). Untuk
keberlanjutan prototipe ini bergantung dengan ketersediaan tanaman pisang, di
Kalimantan Selatan lahan yang digunakan untuk pengembangan tanaman Pisang
sudah mencapai 738 Ha pengembangan pisang Talas terdapat di Kabupaten
Balangan, Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin dan Banjar
(Anonim c, 2011), hal ini cukup menunjang ketersediaan kulit pisang yang akan
dimanfaatkan. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan bagaimana membuat penyaring sederhana menggunakan bahan dasar
kulit pisang agar dapat menyerap logam berat dari air sungai.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Membuat penyaring sederhana dengan kulit pisang.
2. Mengetahui perubahan sifat kimia air sungai yang disaring.
METODE PENDEKATAN
Penyiapan alat dan bahan
Pembuatan model penyaring air sungai
Studi literatur
Uji penyaring
Pengukuran kualitas air
sungai
Analisa hasil uji
Pengukuran kualitas air sungai
yang telah disaring
Kesimpulan
Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 2089-9122
118
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dari Februari 2012 sampai Juni 2012 bertempat di
Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lambung Mangkurat Banjabaru.
Alat dan Bahan
1) Alat pemotong
2) Pipa PVC dengan diameter 8"
3) PVC end cap yang sesuai dengan ukuran pipa yang akan dibuat tabung.
4) Pipa PVC 4", Keran 1",PVC end cap 8" dan pipa over sock 4"x8"
5) Bahan PVC lembaran (dapat diganti bahan plastik lainnya) yang ukurannya
disesuaikan dengan diameter bagian dalam pipa PVC dan Lem PVC
6) Media: pasir silika, Zeolite, Carbon Active, Gravel (batu kali) dan Kulit Pisang
Pembuatan Model Penyaring
1) Menyiapkan pipa PVC 8" dengan panjang 100 cm
2) Membuat saringan dari bahan pipa PVC/bahan plastik lainnya. Memasang dan
merekatkan pada bagian bawah dengan perekat PVC. Menutup dasar tabung
dengan end cap PVC.
3) Memasukan media penyaring (yang sudah dicuci terlebih dahulu dengan air)
dari bagian atas tabung dengan komposisi: Batu gravel hitam dengan ketebalan
20 cm, zeolite dengan ketebalan 30 cm, carbon active dengan ketebalan 30 cm,
pasir silika dengan ketebalan 10 cm.
4) Menambahkan potongan kecil-kecil kulit pisang dengan ketebalan 30 cm, 60
cm, 90 cm pada pipa PVC 4" yang disambungkan dengan PVC sock.
5) Langkah terakhir adalah pemasangan keran dan end cap pada bagian bawah pipa
sebagai tempat output penyaringan.
Pengujian Penyaring
Sampel air sungai yang diambil disaring dengan penyaring kemudian diukur
kualitasnya berupa kandungan logam, yaitu Fe dan Mn di mana sebelumnya telah
dilakukan pengukuran kualitas sampel air sungai yang belum disaring menggunakan
metode AAS dan ICP.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Uji I Sampel
No Sampel Parameter
Fe (ppm) Mn (ppm)
1 Air sungai 0,050 0,026
2 Air sungai+media 0,324 0,068
3 Air sungai+media+kulit pisang (30 cm) 0,337 0,129
4 Air sungai+media+kulit pisang (60 cm) 0,256 0,141
5 Air sungai+media+kulit pisang (90 cm) 0,226 0,139
Metode Spektrofotometer
Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 2089-9122
119
Tabel 2. Hasil Uji II Sampel
No Sampel Parameter
Fe (ppm) Mn (ppm)
1 Air sungai 0,075 Tidak terdeteksi
2 Air sungai+kulit pisang+media 0,465 Tidak terdeteksi
3 Air sungai+kulit pisang 0,215 Tidak terdeteksi
Metode ICP
Grafik 1. Pengaruh Ketebalan Pisang terhadap Hasil Penyaringan Air Sungai
Pembahasan
Hasil pengukuran sampel air sungai di daerah Sei. Sipai dengan
menggunakan spektrofotometer memiliki kandungan Fe dan Mn jauh dari standar
kualitas air untuk budi daya, yaitu Fe 0,050 ppm dan Mn 0,026 ppm sedangkan
standar kandungan Fe dan Mn untuk budi daya adalah < 0,01ppm (Dinas Perikanan
dan Kelautan Banjarbaru Kal-Sel, 2012). Penyaringan sampel air sungai
menggunakan kulit pisang agak sulit dilakukan karena kulit pisang yang dipotong
kecil-kecil mengandung banyak lendir, sehingga air yang dilewatkan akan terlihat
kurang jernih. Setelah sampel air di masukkan ke dalam penyaring tanpa
menggunakan kulit pisang, kandungan Fe dan Mn bertambah menjadi 0,324 ppm dan
0,068 ppm. Hal ini disebabkan media yang digunakan untuk menyaring masih
kurang bersih saat mencucinya. Penyaring ditambah kulit pisang kandungan Fe dan
Mn menjadi 0,337 ppm dan 0,129 ppm; 0,256 ppm dan 0,141 ppm; 0,226 ppm dan
0,139 ppm. Hal ini karena teknis pemotongan kulit pisang yang kurang benar namun
dapat dilihat semakin ditambahkan kulit pisang maka kandungan Fe dan Mn rerata
berkurang. Maka dilakukan pengujian ulang air yang disaring hanya menggunakan
kulit pisang saja dan penyaringan dengan kulit pisang dengan media namun tanpa
menggunakan media pasir dan zeolit karena media pasir dan zeolit sulit dibersihkan.
Dilakukan pengukuran air hasil pengujian penyaring kembali dengan
menggunakan ICP, diperoleh kandungan Fe dan Mn pada penyaringan yang hanya
menggunakan kulit pisang lebih rendah yaitu 0,215 ppm dan -4,96 ppm atau dapat
dikatakan hampir tidak mengandung Mn dibandingkan penyaringan menggunakan
kulit pisang dengan ditambahkan media lain diperoleh kandungan Fe 0,465 ppm dan
Mn -3,48 ppm atau dapat dikatakan tidak terdapat kandungan Mn. Hasil pengukuran
Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 2089-9122
120
ini memperlihatkan bahwa Fe sudah terkandung dalam kulit pisang dan bahan-bahan
alam sebagai media sangat mempengaruhi hasil penyaringan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Program ini telah menghasilkan sebuah penyaring sederhana dengan kulit pisang
sebagai bahan dasar utama untuk menyaring air sungai di daerah Sei. Sipai yang
digunakan sebagai sumber air kolam ikan.
2. Kandungan Fe dan Mn air sungai yang disaring mengalami perubahan jumlah
partikel dari uji pertama
Saran
Sebaiknya ketebalan potongan kulit pisang yang digunakan sebagai bahan
penyaring perlu dipertimbangkan. Selain itu, perlu uji awal pada semua media
penyaring yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Pemanasan Global, http://geo.ugm.ac.id, 2 Oktober 2007,diakses
pada tanggal 29 September 2011
Anonim a, 2011, Sungai martapura tercemar mercury,http://www.kalselprov.go.id, 12
Juli 2011, diakses pada tanggal 26 September 2011
Anonim
b, 2011, Kulit Pisang membersihkan kontaminasi logam berat,
http://nationalgeographic.com.3 September 2011, diakses pada tanggal 29
September 2011
Anonim
c, 2011. Lahan tanaman pisang kalsel, http:// regionalinvestment.
bkpm.go.id, diakses pada tanggal 29 September 2011
Anonim
d, 2011, Sungai Kalsel Dicemari Logam Berat,
http://banjarmasin.tribunnews.com, 18 Juli 2001, diakses pada tanggal 26
September 2011
Anonim e, 2011, http://pustaka.pu.go.id,diakses pada tanggal 29 September 2011
Anonim f, 2011. Membuat penyaring sendiri ,http://neohosting.jalawave.net, diakses
pada tanggal 26 September 2011