pembuatan kertas.pdf

7
BIOMA, Juni 2008 ISSN: 1410-8801 Vol. 6, No. 2, Hal. 12-18 Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum) Mochammad Hadi Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurusan Biologi FMIPA Undip Abstrak Jumlah kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacu industri kertas untuk meningkatkan produksinya. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupa penebangan pohon untuk pembuatan kertas, dimana dalam industri kertas selalu melakukan proses bleaching (penggunaan bahan pemutih) serta penggunaan timbal dalam pembuatan kertas yang tahan terhadap serangga (rayap), tetapi kertas yang mengandung timbal mempunyai toksisitas tinggi sehingga tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia. Cara yang paling efektif adalah melakukan proses daur ulang kertas anti rayap dengan menggunakan pestisida botani. Tumbuhan tersebut adalah tumbuhan kirinyuh (Eupatorium odoratum) yang memiliki kandungan sesquiterpen mampu mengendalikan tingkat mortalitas pada rayap. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui, mengkaji toksisitas dan sifat antimakan ekstrak daun kirinyuh sebagai bahan pengendali rayap pemakan kertas, serta mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun kirinyuh yang efektif sebagai bahan pengendali rayap. Cara kerja yang dilakukan adalah dengan Pembuatan ekstrak daun Kiriyu (Eupatorium odoratum), yang di masukan pada saat pembuatan kertas. Pada uji toksisitas, uji pendahuluan untuk menentukan LC5 dan LC90 konsentrasi yang digunakan yaitu 0, 0.5, 1, 2, 4 dan 8 persen (b/v). Hewan uji yang digunakan pada uji pendahuluan sebanyak 20 ekor dengan satu kali ulangan. Uji pendahuluan digunakan sebagai acuan untuk uji sesungguhnya. Uji sesungguhnya yaitu uji untuk menentukan konsentrasi yang efektif (LC50), konsentrasi yang digunakan yaitu 0, 0.76, 1.15, 1.74, 2.63, 3.95 persen (b/v). Hewan uji yang digunakan pada uji sesungguhnya sebanyak 15 ekor dengan 3 kali ulangan. Nilai mortalitas rayap dianalisis dengan menggunakan analisis probit. Hasil penelitian konsentrasi ekstrak daun kiriyuh yang efektif untuk mengendalikan rayap yang membunuh 50 % hewan uji (LC-50) yaitu pada konsentrasi 2.50 persen. Pada LC-50 menunjukan bahwa ekstrak daun kiriyuh bersifat toksik dan pada konsentrasi 2.50% efektif memberikan pengaruh mortalitas terhadap rayap Coptotermes Kata kunci : Kertas, Coptotermes sp., Ekstrak daun kiriyuh, Eupatorium Odoratum PENDAHULUAN Sampai saat ini kertas masih dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien untuk media buku. Besarnya jumlah kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacu industri kertas untuk meningkatkan produksinya. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupa penebangan pohon untuk pembuatan kertas dimana dalam industri kertas selalu melakukan proses bleacing (penggunaan bahan pemutih). Dari permasalahan inilah timbul kreativitas untuk mengurangi kuantitas limbah kertas dengan proses daur ulang kertas. Selain mampu mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, aktivitas daur ulang kertas menghasilkan kertas daur ulang yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, dan mengandung selulosa. Kertas merupakan bahan yang sering dipakai dan selalu berhubungan dengan manusia. Setidaknya sampai saat ini kertas masih dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien sebagai media buku (Anonim, 2005). Faktanya, kertas bukanlah bahan yang terbaik (tanpa cacat). Karena terbuat dari bahan organik (serat kayu), kertas sangat rawan busuk, basah, mudah terbakar, dan berjamur. Daur ulang kertas adalah kegiatan peleburan kertas yang sudah tidak terpakai menjadi kertas yang baru. Dengan mendaur ulang kertas berarti melakukan usaha untuk mengurangi sampah kertas, mengurangi

Transcript of pembuatan kertas.pdf

  • BIOMA, Juni 2008 ISSN: 1410-8801Vol. 6, No. 2, Hal. 12-18

    Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungandengan Memanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh

    (Eupatorium odoratum)

    Mochammad HadiLaboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurusan Biologi FMIPA Undip

    Abstrak

    Jumlah kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacu industri kertas untuk meningkatkanproduksinya. Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupa penebangan pohon untuk pembuatan kertas, dimanadalam industri kertas selalu melakukan proses bleaching (penggunaan bahan pemutih) serta penggunaan timbaldalam pembuatan kertas yang tahan terhadap serangga (rayap), tetapi kertas yang mengandung timbal mempunyaitoksisitas tinggi sehingga tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia. Cara yang paling efektif adalah melakukanproses daur ulang kertas anti rayap dengan menggunakan pestisida botani. Tumbuhan tersebut adalah tumbuhankirinyuh (Eupatorium odoratum) yang memiliki kandungan sesquiterpen mampu mengendalikan tingkat mortalitaspada rayap. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui, mengkaji toksisitas dan sifat antimakan ekstrak daunkirinyuh sebagai bahan pengendali rayap pemakan kertas, serta mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daunkirinyuh yang efektif sebagai bahan pengendali rayap. Cara kerja yang dilakukan adalah dengan Pembuatan ekstrakdaun Kiriyu (Eupatorium odoratum), yang di masukan pada saat pembuatan kertas. Pada uji toksisitas, ujipendahuluan untuk menentukan LC5 dan LC90 konsentrasi yang digunakan yaitu 0, 0.5, 1, 2, 4 dan 8 persen (b/v).Hewan uji yang digunakan pada uji pendahuluan sebanyak 20 ekor dengan satu kali ulangan. Uji pendahuluandigunakan sebagai acuan untuk uji sesungguhnya. Uji sesungguhnya yaitu uji untuk menentukan konsentrasi yangefektif (LC50), konsentrasi yang digunakan yaitu 0, 0.76, 1.15, 1.74, 2.63, 3.95 persen (b/v). Hewan uji yangdigunakan pada uji sesungguhnya sebanyak 15 ekor dengan 3 kali ulangan. Nilai mortalitas rayap dianalisis denganmenggunakan analisis probit. Hasil penelitian konsentrasi ekstrak daun kiriyuh yang efektif untuk mengendalikanrayap yang membunuh 50 % hewan uji (LC-50) yaitu pada konsentrasi 2.50 persen. Pada LC-50 menunjukan bahwaekstrak daun kiriyuh bersifat toksik dan pada konsentrasi 2.50% efektif memberikan pengaruh mortalitas terhadaprayap Coptotermes

    Kata kunci : Kertas, Coptotermes sp., Ekstrak daun kiriyuh, Eupatorium Odoratum

    PENDAHULUANSampai saat ini kertas masih dipercaya

    sebagai bahan yang paling efektif dan efisienuntuk media buku. Besarnya jumlah kertas yangdibutuhkan oleh masyarakat dunia, memacuindustri kertas untuk meningkatkan produksinya.Hal ini mengakibatkan timbulnya masalah berupapenebangan pohon untuk pembuatan kertasdimana dalam industri kertas selalu melakukanproses bleacing (penggunaan bahan pemutih). Daripermasalahan inilah timbul kreativitas untukmengurangi kuantitas limbah kertas dengan prosesdaur ulang kertas. Selain mampu mengurangitingkat pencemaran lingkungan, aktivitas daurulang kertas menghasilkan kertas daur ulang yangmempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

    Kertas adalah bahan yang tipis dan rata,yang dihasilkan dengan kompresi serat. Serat yangdigunakan biasanya adalah serat alami, danmengandung selulosa. Kertas merupakan bahanyang sering dipakai dan selalu berhubungandengan manusia. Setidaknya sampai saat ini kertasmasih dipercaya sebagai bahan yang paling efektifdan efisien sebagai media buku (Anonim, 2005).

    Faktanya, kertas bukanlah bahan yangterbaik (tanpa cacat). Karena terbuat dari bahanorganik (serat kayu), kertas sangat rawan busuk,basah, mudah terbakar, dan berjamur. Daur ulangkertas adalah kegiatan peleburan kertas yang sudahtidak terpakai menjadi kertas yang baru. Denganmendaur ulang kertas berarti melakukan usahauntuk mengurangi sampah kertas, mengurangi

  • Mochammad Hadi 13

    penebangan pohon untuk kertas, dan membiasakanuntuk memisahkan sampah (Anonim, 2005).

    Menurut Dan dan Peng-peng (1998), diChina tradisi pembuatan kertas anti serangga(rayap) menggunakan timbal merah. Di New Yorkpun kertas yang digunakan juga mengandungtimbal merah. Timbal merah mempunyai toksisitastinggi sehingga tidak baik untuk kesehatan tubuhmanusia.

    Masalah klasik yang dihadapi adalahkerusakan kertas oleh serangga (rayap).Sebenarnya sejak dahulu kertas yang anti rayapsudah ada tetapi bahan yang digunakan tidakramah lingkungan karena mengandung timbal.Timbal merupakan senyawa yang toksisitasnyasangat tinggi sehingga tidak baik bagi tubuhmanusia, padahal kertas selalu berhubungandengan manusia. Keadaan tersebut memaksa parapeneliti untuk mencari dan menemukan jenisinsektisida alternatif yang aman bagi organismebukan sasaran dan tidak merusak lingkungan.

    Salah satu tumbuhan yang dianggapmempunyai potensi untuk dikembangkan sebagaiinsektisida adalah tumbuhan kirinyuh (Eupatoriumodoratum). Tumbuhan E. odoratum berasal dariAmerika selatan di Indonesia tumbuh dengan baikpada ketinggian 200 1800m. dpl. Secara ekologi,kirinyuh dianggap sebagai tumbuhan pengganggu.Di tanah yang tidak subur sering tumbuh banyaksekali (Grainge & Ahmed, 1988).

    Tumbuhan ini merupakan perdu yangtumbuh tegak dan bercabang banyak. Tinggitumbuhan E. odoratum 2-6 m. Diameter batang E.odoratum sekitar 2 cm (Heyne, 1987). Dauntunggal, berhadapan, bulat telur, tepi bergerigi,ujung dan pangkal runcing, permukaan berbuluhalus pertulangan menyirip, berwarna hijau mudadengan panjang 4-5 cm dan lebar 1-1,5 cm, sertabertangkai pendek. Bunga majemuk, malai,tumbuh di ujung batang, kelopak bentuk loncengdan mahkota bunga berbentuk jarum. Buah kecil,berbulu coklat kehitaman dengan biji berbentukjarum, kecil dan berwarna hitam (DepartemenKesehatan, 2006).

    Selama ini, tanaman kirinyuh (Eodoratum) yang merupakan tanaman liar danmudah ditemui di sekitar kita, belum dimanfaatkansecara optimal sebagai bahan pengendali biologi.

    Pada penelitian sebelumnya Harto (1998)menyatakan kandungan sesquiterpen pada daunnimba efektif terhadap tingkat mortalitas rayap.Daun E. odoratum memiliki kandungan yang samasesquiterpen diharapkan mampu mengendalikantingkat mortalitas pada rayap. Dari potensikirinyuh sebagai insektisida, dapat dijadikansebagai pengendali rayap (Coptotermes sp.) yangramah lingkungan.

    Menurut Hadi, dkk (2000), bahwa dalamekstrak daun Eupatorium odoratum terdapat 66%senyawa monoterpene dan 28% sesquiterpene.Selain itu, kirinyuh juga mengandung 11-17% -pinene, 12,5-24,8% cymene, serta 10,6% thymylacetate.

    Tiga famili rayap perusak kayu danmenyerang bangunan (yang dianggap sebagaihama), yaitu famili Kalotermitidae,Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidaediwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohonjati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering);Rhinotermitidae oleh Coptotermes spp danSchedorhinotermes, sedangkan Termitidae olehMacrotermes spp., Odontotermes spp. danMicrotermes sp (Tarumingkeng, 2001).

    Coptotermes merupakan genus yangterbesar dari famili Rhinotermitidae. Coptotermesmerupakan satu - satunya genus dari sub familiCoptotermitinae yang tersebar di daerah tropik. Didaerah tropik banyak terdapat di daerah dataranrendah yang bercurah hujan tinggi. Fenomena inimenunjukan bahwa rayap jenis ini memerlukankelembaban yang cukup tinggi (Tarumingkeng,2001).

    Permasalahan yang muncul adalahmampukah ekstrak daun kirinyuh yang didugasebagai insektisida biologi berperan sebagaipengendali rayap pemakan kertas. Padakonsentrasi berapa ekstrak daun kirinyuh efektifmenyebabkan mortalitas rayap.

    Tujuan penelitian adalah mengetahuiserta mengkaji toksisitas dan sifat antimakanekstrak daun kirinyuh sebagai bahan pengendalirayap pemakan kertas. Mengetahui tingkatkonsentrasi ekstrak daun kirinyuh yang efektifsebagai bahan pengendali rayap.

  • 14 Pembuatan Kertas

    Luaran dari program ini adalahdihasilkannya kertas yang tahan terhadap rayapdengan mengunakan ekstrak kiriyuh padakonsentrasi yang optimum.

    Gambar 1. Eupatorium odoratum (kirinyuh)

    Gambar 2. Kasta Rayap tanah Coptotermes.

    BAHAN DAN METODEPembuatan ekstrak kasar daun Kirinyuh(Eupatorium odoratum)

    Daun kirinyuh (Eupatorium odoratum)yang diperoleh berasal dari wilayah sekitarTembalang, Semarang. Daun daun tersebutdibersihkan dari kotoran yang ikutan dandipisahkan dari batang kemudian dikering-anginkan agar senyawa metabolit sekundernyatidak rusak karena terdedah oleh sinar mataharilangsung (Harborne, 1987). Daun yang telahkering dihancurkan dengan blender dan diayaksehingga diperoleh serbuk halus.

    Serbuk daun kirinyu di maserasi denganmenambahkan pelarut organik Alkohol 96%selama 3-4 hari pada suhu kamar (Harborne,1987). Ekstaksi merupakan proses perendamansampel dengan pelarut organik yang digunakanpada temperatur ruangan (Darwis, 2000 dalamLenny, 2006). Hasil dari maserasi ditampung

    dalam erlenmeyer. Tahapan maserasi ini diulangsampai diperoleh senyawa yang ada dapat larutdalam pelarut (Sudrajat dan Kartika, 2003).Maserat diuapkan sehingga diperoleh ekstrakkental.

    Pembuatan Kertas UjiFormula pembuatan kertas uji

    dengan komposisi yang terdiri dari kertas bekasA4 dengan berat 100 gram, air 2 liter sebagaipelarut, dan kanji 30 gram sabagai perekat kertas.Tahapan dalam pembuatan kertas uji antara lain :

    1. Kertas bekas yang akan didaur ulang denganberat 100 gr disobek kecil-kecil dan direndamdi dalam ember dengan air selama 2 jam.

    2. Kertas lunak digiling dengan blender hinggamenjadi bubur kertas.

    3. Bubur kertas ditempatkan di bak danditambah 30 gr tepung kanji.

    4. Ekstrak daun kirinyuh ditambah Tween 80dimasukkan pada campuran bubur kertas.Penambahan tween 80 sebagai reagen agarekstrak dapat larut dalam air. Pada tween 80digunakan secukupnya sampai ekstrak kiriyuhlarut dalam air

    5. Screen dimasukkan ke dasar bak, bubur kertasdalam bak diaduk, lalu screen diangkat pelan.

    6. Bubur kertas yang tercetak di atas screenditutup dengan kain penutup, lalu diletakkanterbalik pada kain penyerap. Bagian dalamscreen ditekan dengan sponge untukmenyerap air.

    7. Bubur kertas yang telah tercetak dikeringkandengan mengangin-anginkannya.

    Media ujiRayap tanah (Coptotermes sp) di koleksi

    dari arboretum sekitar Kampus UniversitasDiponegoro dengan cara mengambil langsung darihabitatnya menggunakan kuas kemudiandimasukan kedalam ember kecil (diameter 12 cm,tinggi 5 cm). Pengambilan rayap sebagai hewan ujidilakukan sehari sebelum pengujian, hal inidiharapkan agar rayap dapat menyesuaikan diridengan habitat baru (media uji).

    Tanah sebagai media uji diambil disekitarhabitat aslinya. Tanah tersebut kemudiandihaluskan dan dipisahkan dari bahan-bahan

  • Mochammad Hadi 13

    organik (selulosa) maupun anorganik. Hal inibertujuan untuk menghilangkan senyawa selulosasebagai sumber nutrisinya pada media uji.Kemudian disterlisasi dengan di autoklaf selama15 menit. Hal ini dilakukan agar pada media ujidiharapkan terhindar dari sumber mikroorganismepengganggu pada rayap.

    Media uji dimasukan kedalam stoplesplastik bening dengan diameter 12 cm dan tinggi 6cm. Volume media uji sekitar seperempat darivolume stoples, dengan kelembaban 90-95%.

    Uji Toksisitas Ekstrak Kirinyuh terhadapMortalitas Rayapa. Uji Pendahuluan

    Dilakukan untuk menentukan konsentrasiambang bawah (LC5) yaitu konsentrasi yang dapatmenyebabkan mortalitas sebanyak 5% hewan ujidan ambang atas (LC90) konsentrasi yang dapatmenyebabkan mortalitas sebanyak 90% hewan uji.Kisaran LC5 dan LC90 ditentukan denganditetapkan lima tingkat konsentrasi perlakuan dariekstrak yang akan diuji ditambah satu perlakuankontrol, sehingga jumlah keseluruhan perlakuanadalah enam dengan diulang satu kali. Jumlahhewan uji tiap perlakuan sebanyak 20 ekor. Padauji pendahuluan untuk ekstrak daun Kirinyukonsentrasi yang digunakan 0%; 0,5%; 1%; 2%;4% dan 8% (b/v)

    b. Uji SesungguhnyaLima tingkatan konsentrasi perlakuan

    ditentukan berdasar pada uji pendahuluanditambah satu perlakuan kontrol, sehingga totalperlakuan keseluruhannya enam dengan diulangtiga kali tiap perlakuan. Jumlah hewan uji tiapperlakuan sebanyak 15 ekor dengan waktupengamatan racun kontak 6, 12,72 jam.Dipersiapkan stoples diameter 12 cm yang bersihbeserta tutupnya sebagai tempat uji yang telah diisimedia uji (tanah). Diambil beberapa lembar kertashasil daur ulang kemudian dimasukkan ke dalamstoples. Rayap yang telah dipersiapkan kemudiandimasukkan ke dalam stoples sebanyak 15 ekorsetiap stoples. Stoples diletakkan di tempat dengankelembaban 90-95% dan suhu kamar. Mortalitas

    hewan uji diamati setiap 6 jam setelah aplikasi.Pengamatan dihentikan setelah 72 jam.

    Parameter yang diamati pada penelitianini adalah mortalitas rayap yang berdasarkanbanyaknya rayap tanah yang mati. Data mortalitasdianalisis secara statistik dengan menggunakananalisis Probit.

    HASIL DAN PEMBAHASANA. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Kirinyukterhadap Rayap

    Hasil uji pendahuluan menunjukan bahwaekstrak daun kirinyuh (E odoratum) memberikanpengaruh terhadap mortalitas rayap Coptotermessp. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkatmortalitas meningkat meskipun pada konsentarsitertinggi mortalitas mengalami penurunan. Jumlahmortalitas rayap Coptotermes sp. pada ujipendahuluan dapat ditunjukan pada Tabel 1.Tabel 1. Mortalitas rayap tanah setelah perlakuan

    berbagai tingkat konsentrasi ekstrak daun E. odoratum selama 72 jam.

    Konsentrasi

    JumlahHewan

    Uji

    TotalMortalitas

    PersentaseMortalitas %

    0.0% 20 0 00.5% 20 13 651.0% 20 12 602.0% 20 14 704.0% 20 19 958.0% 20 13 65

    Pada Tabel 1 nampak bahwa ekstrak daunkirinyuh E. odoratum berpengaruh terhadapmortalitas rayap tanah Coptotermes sp. Padakonsentrasi yang diujikan yaitu 0.5, 1, 2, 4 dan 8persen (b/v) terdapat tingkat kematian sebesar 65%, 60 %, 70 % dan 95 %. Konsentrasi 8 % (b/v)memperlihatkan persentase mortalitas sebesar 65%, bila dibandingkan dengan pemberiankonsentrasi 4 % (b/v) menunjukkan adanya pulapenurunan persentase mortalitas sebesar 30 %. Halini disebabkan karena serangga menunjukkanprilaku menolak, yang diakibatkan oleh tingginyakonsentrasi ekstrak daun Kirinyuh, sehinggamembuat aroma kertas semakin menyengat.Pengaruh ekstrak menyebabkan terjadinya sifatanti makan rayap terhadap kertas uji. padakonsentrasi 0,5 dan 1 persen (b/v) terlihat adanya

  • 14 Pembuatan Kertas

    penurunan persentase mortalitas sebesar 5%, halini dimungkinkan karena serangga masih mampumelakukan respon terhadap senyawa terkandungdalam ekstrak daun E. odoratum, menurutSimpson dan Simpson (1990 dalam Hidayat 2001)respon kompensasi tersebut dilakukan olehserangga sebagai upaya untuk mempertahankankehidupannya.

    Hasil uji pendahuluan nilai mortalitasrayap Coptotermes sp. yang tinggi terdapat padakonsentarsi 4% (b/v). Hal ini menunjukan bahwaekstrak tersebut bersifat toksik.terhadap mortalitasrayap yang mengindikasikan bahwa ekstraktersebut mampu menyebabkan kematian sebesar95 % hewan uji pada konsentrasi 4% (b/v).Ditinjau dari toksisitas dapat dikatakan bahwaekstrak ini efektif, menurut Murfon dan Norton(1984 dalam Budiarto, 2000), bahwa suatusenyawa dikatakan efektif bila mampu mematikan80% hewan uji. Batas batas ambang bawah danambang atas dapat ditentukan berdasarkan hasilyang terlihat pada Tabel 1 yaitu pada konsentarsi0,5% dan 4%. Ambang bawah yang digunakanpada konsentrasi 0,5% karena tingkatmortalitasnya 65% hewan uji bila dibandingdengan konsentrasi 1% tidak menunjukanperbedaan yang signifikan.

    Berdasarkan uji pendahuluan diperolehkonsentrasi larutan uji untuk uji toksisitas utamaatau uji sesungguhnya yaitu sebesar 0; 0.76; 1.15;1.74; 2.63 dan 3.95%. Kisaran uji ini digunakanuntuk uji sesungguhnya yaitu untuk memperolehkonsentrasi yang tepat yang mampu mematikanhewan uji sebanyak 50 % dari jumlah total hewanuji (LC50).

    B. Uji SesungguhnyaTabel 2. Mortalitas rayap tanah setelah perlakuanberbagai tingkat konsentrasi ekstrak daun E.odoratum dari uji pendahuluan selama 72 jam

    No Konsentrasi(%)

    Jumlahhewan

    uji

    Persentasemortalitas

    (%)1 0 45 02 0.76 45 44.443 1.15 45 73.334 1.74 45 64.445 2.63 45 80.006 3.95 45 88.88

    NilaiLC 50-72 jam

    2,50 %

    Hasil uji sesungguhnya dapat dilihat padaTabel 2. Berdasarkan data yang dianalisis dengananalisis probit diperoleh nilai LC 50 sebesar 2,50% (b/v). Table 2 menunjukan bahwa ekstrak daunE.odoratum memiliki nilai LC50 72 jam sebesar2.50 % (b/V). Artinya, bahwa pengaruh yangdihasilkan ekstrak daun kirinyuh E. odoratumyang dicampur pada kertas uji mampumenyebabkan kematian 50 % rayap Coptotermessp. pada konsentrasi ekstrak sebesar 2.50% dalamwaktu 72 jam. Hal ini menunjukan bahwa ekstrakdaun kiriyuh bersifat toksik dan pada konsentrasi2.50% efektif memberikan pengaruh mortalitasterhadap rayap Coptotermes sp.

    Sifat toksik ini kemungkinan disebabkanoleh senyawa bioaktif yang terkandung dalamekstrak daun kiriyuh seperti, terpenoid, tanin,saponin dan sesquiterpene. Senyawa senyawafenol, triterpenoid, alkaloid dan steroid yangterdapat pada tumbuhan merupakan bahan aktifsebagai pengendali hama. Senyawa inimenyebabkan adanya aktifitas biologi yang khasseperti toksik menghambat makan, antiparasit, danpestisida (Harborne, 1987). Terdapatnya senyawatoksik dalam ekstrak daun kiriyuh akanmemberikan respon dengan cara menurunkan lajukonsumsi dan efisiensi pencernaan sertametabolismenya. Pengaruhnya terlihat padalamanya mortalitas.

    Secara fisiologi, senyawa bioaktif yangterkandung didalam ekstrak dapat merusak sistemsyaraf serangga uji. Senyawa bioaktif yang mampumerusak sistem syaraf pada rayap adalah senyawasisquiterpen. menurut Harto (1998) masuknyasenyawa sisquiterpen diketahui dapat menghambatbekerjanya enzim asetilkolinesterase sehingga

  • Mochammad Hadi 13

    menyebabkan mortalitas pada rayap. Sepertidijelaskan pada Untung (1996 dalam Titisari,2000), bahwa dalam sistem syaraf serangga antarasel syaraf dan sel otot terdapat synaps. Asetilkolinyang dibentuk oleh sistem syaraf berfungsi pusatuntuk menghantarkan impuls dari sel syaraf ke selotot. Setelah implus dihantarkan, proses dihentikanoleh enzim asetilkolinesterase yang memecahasetilkolin menjadi asetil ko-A dan kolin.Terhambatnya kerja dari enzim asetilkolinesterasesehingga terjadi penumpukan asetilkolin yangakan menyebabkan terjadinya kekacauan padasistem penghantar impuls ke otot yang dapatberakibat otot kejang, terjadi kelumpuhan danberakhir ke kematian.

    KESIMPULANAdanya kandungan ekstrak daun kiriyuh

    pada kertas menimbulkan anti dan menyebabkanrayap mengurangi jumlah makan yang dikonsumsisehingga rayap megalami mortalitas.

    Ekstrak daun kiriyuh (Eupatoriumodoratum) pada kertas juga bersifat toksikterhadap rayap, sehingga dapat digunakan sebagaipengendali rayap Coptotermes sp.

    Konsentrasi ekstrak daun kirinyuh padakertas yang efektif (LC-50) sebagai bahanpengendali rayap pada konsentrasi 2.5 persen .

    UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terima kasih kami berikan kepada

    Danni Kristiyanto, Rachmawati Yuniandari,Hilman Nur Awalludin , M. Sigit Santoso, danGaluh Wijayanti atas bantuan yang telahdiberikan.

    DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2005. Kertas. Wikipedia Indonesia.

    www.google.com.Borror, D.S., C.A. Triplehorn dan N.F Johnson.

    1992. Pengenalan Pelajaran Serangga,Edisi 6. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

    Budiarto. 2000. Pengaruh Ekstrak Kulit BuahJeruk Siam Citrus nobilis L. TerhadapMortalitas dan Perkembangan HamaBubuk Beras Sithopilus oryzae L.

    Skripsi. Fakultas MIPA UNDIP. Semarang.

    Dan, Riss dan Wang Peng-peng. 1998. PaperCoanted With Red Lead. At PalimpsestStandford Edu.

    Departemen Kesehatan. 2006. Eupatoriumodoratum REG.fpt.ui.edu/bebas/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1-120.pdf. 4 Agustus2006.

    Faturrahman. 2004. Kertas Daur Ulang. PikiranRakyat, 6 Juni 2004, Minggu.www.google.com.

    Graige, M. dan Ahmed, S. 1988. Handbook ofPlant With Pest Control Properties.John Willey & Sons. Singapore.

    Hadi, M., J.W. Hidayat, K. Baskoro. 2000. UjiPotensi Ekstrak Daun Eupatoriumodoratum sebagai Bahan InsektisidaAlternatif: Toksisitas dan EfekAntimakan Terhadap Larva Heliothisarmigera Hubner. Jurnal Sains danMatematika. Fakultas MIPA Undip.Semarang.

    Hasan, T. 1986. Rayap dan Pemberantasan. CV.Yasaguna. Jakarta

    Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia,Penuntun Cara Modren MenganalisisTumbuhan. Institut Tehnologi Bandung.

    Harto, S. 1998. Toksisitas Ekstrak Akar danDaun Paitan (Tithonia diversivolia Gray)dan Pengaruhnya terhadap Mortalitasserta Aktivitas Makan Anti RayapTanah (Coptotermos sp.) diLaboratorium.Skripsi Fakultas MIPAUNDIP. Semarang.

    Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia,Jilid III. Badan Litbang Kehutanan.Jakarta.

    Hidayat, K. 2001. Pengaruh Ekstrak DaunNimba Azadirachta indica JussTerhadap Mortalitas, Pertumbuhan danPerkembangan Ulat Jagung Heliotisarmigera Hubner. Skripsi Fakultas MIPAUNDIP. Semarang

    Jumpowati, M. D. B. 1999. Pestisida AlamiAlternatif: Inventarisasi DanPemanfaatanya. SIGMA Volume II (2):75 80.

  • 14 Pembuatan Kertas

    Kastono, D. 2005. Tanggapan PertumbuhanDan Hasil Kedelai Hitam TerhadapPenggunaan Pupuk Organik DanBiopestisida Gulma Siam (Clormolaenaodorata). Ilmu Pertanian Volume 12 (2):103 116.

    Lee, K.E. dan Wood, T.G. 1971. Termit andSoils. Academic Press. London and NewYork.

    Lenny, S. 2006. Isolasi dan Uji BioaktivitasKandungan Kimia Utama PudingMerah dengan Metode Uji BrineShrimp. Universitas Sumatera Utara.Medan.

    Raffiudin, 1991. Populasi Flagellata dalam UsusRayap Coptotermes curvignatus,Holmgren dengan Pemberian PakanTiga Jenis Kayu, Tesis S-2 FakultasMIPA IPB. Bogor. (unpublished).

    Ramlan, A. dan I. S. Noer. 2002. EksplorasiInformasi Keanekaragaman Jenis,Potensi dan Pemanfaatan TumbuhanBahan Pestisida Alami Di Propinsi JawaBarat dan Banten. Berita Biologi Volume6 (3): 393- 407

    Subyanto, 1986. Studi Aspek Biologi RayapTanah Marcotermes gilvus, Hagen(Isoptera: Termitidae) di Laboratorium,Tesis S-2 Pasca Sarjana UGM,Yogyakarta. (unpublished).

    Sudrajat, D. M. dan R. Kartika. 2003. IsolasiBahan Bioaktif Dari Kulit Pohon KayuBawang Kalimantan (Scorodoarpusborneensis Becc) Sebagai LarvasidaNyamuk Aedes aegypti. FRONTIR

    Universitas Mulawarma Volume 18 (2):88-93.

    Suwitaningsih, S. 1996. Potensi Ekstrak BijiMimba (Azadirachta indica, A. Juss)sebagai Pengendali Rayap Coptotermessp. Skipsi Fakultas MIPA UNDIP.Semarang.

    Tarumingkeng, RC. 2001. Biologi Dan PerilakuRayap (Biology and ethology oftermites). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Titisari, A.D. 2000. Potensi Ekstrak EtanolDaun Dan Biji, Serta Ekstrak Air DaunAnnona muricata L. TerhadapMortalitas Dan Pertyumbuhan PopulasiLarva Culex quinquefaciatus SAY.Skripsi. Fakultas MIPA UNDIP.Semarang.

    Tjokronegoro, RK. 1987. Penelusuran SenyawaKandungan Tumbuhan Indonesia.Bioaktif Terhadap Serangga-serangga.Senyawa Penghambat PertumbuhanLarva Bombyx mori. Asal TumbuhanAcorus calamus, Cuminum cyminum,Anonna muricata dan Toona surebi.Disertasi. Biologi UNPAD. Bandung.