pembidaian

29
BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi) 2. TUJUAN PEMBIDAIAN a. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah b. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah d. Mengurangi rasa nyeri e. Mempercepat penyembuhan 3. MAC AM- MAC AM BIDAI a. Bidai Keras Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum. b. Bidai Traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha 1

description

nk

Transcript of pembidaian

Page 1: pembidaian

BAB IIPEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang

kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang

yang patah tidak bergerak (immobilisasi)

2. TUJUAN PEMBIDAIAN

a. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah

b. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah

c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah

d. Mengurangi rasa nyeri

e. Mempercepat penyembuhan

3. MAC AM- MAC AM BIDAI

a. Bidai Keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain

yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan

sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang

memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

b. Bidai Traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya

dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang

paha.

Contoh : bidai traksi tulang paha

1

Page 2: pembidaian

c. Bidai Improvisasi

Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.

Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi

si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

d. Gendongan / Belat dan bebat

Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain

segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan

pergerakan daerah cedera. Contoh: gendongan lengan.

e. Jari Kaki Palu (Hammer Toe)

1) Jari Kaki Palu (Hammer Toe)

Jari kaki palu (Hammer toe) merupakan suatu deformitas pada jari

kaki, dimana sendi jari kaki bagian tengah tertekuk dan berada pada posisi kaku

yang menetap.

Jari kaki palu (Hammer toe) biasanya mengenai jari kaki kedua.

Namun, deformitas ini juga bisa terjadi pada jari-jari kaki lainnya (jari kaki

ketiga atau keempat), dimana jari kaki tertekuk dan tidak dapat diluruskan

dengan mudah tanpa operasi.

I PENYEBAB

Penyebab jari kaki palu yang paling sering adalah menggunakan sepatu

yang terlalu kecil atau sempit, sehingga jari-jari kaki dipaksa untuk menekuk.

Akibatnya, otot dan tendon pada jari kaki menjadi kencang dan memendek. Jari

kaki palu (Hammer toe) lebih cenderung terjadi pada : Wanita yang

menggunakan sepatu yang tidak pas atau menggunakan sepatu berhak tinggi

Anak-anak yang tetap menggunakan

2

Page 3: pembidaian

sepatu yang sudah terlalu sempit Penyebab jari kaki palu (Hammer toe)

lainnya : Tulang jari kaki atau tulang metatarsal yang panjang Postur kaki yang

tidak baik Reumatoid arthritis.

f. Trauma pada Jari Kaki

Kondisi ini bisa ditemukan saat lahir (kongenital) atau baru terjadi

kemudian. Pada kasus yang jarang, gangguan ini bisa mengenai semua jari-jari kaki,

dimana gangguan mungkin terjadi pada saraf atau medula spinalis.

g. Gejala

■ Gejala - gejala yang bisa ditemukan antara lain :

Sendi bagian tengah jari kaki tertekuk. Awalnya, jari kaki mungkin bisa

digerakkan dan diluruskan, tetapi dengan berjalannya waktu, jari kaki tidak lagi bisa

digerakkan dan akan terasa nyeri.

Sumber: http://www.merckmanuals.com

3

Page 4: pembidaian

Hammer toe

*ADAM

Terbentuknya mata ikan (corn) atau luka terbuka (ulkus). Karena

terdapat bagian jari kaki yang lebih tinggi dari posisi normalnya, maka bisa

terjadi gesekan yang berlebihan pada bagian tersebut, sehingga menyebabkan

terbentuknya mata ikan (com) dan mungkin juga luka terbuka (ulkus) pada

bagian atas jari kaki. Menggunakan sepatu bisa terasa menyakitkan, terutama

sepatu dengan bagian ujung jari yang sempit.

h. Diagnosa

Diagnosa dipastikan dengan pemeriksaan fisik. Jari kaki yang

mengalami deformitas akan sulit untuk digerakkan dan terasa nyeri. Foto sinar-

X bisa dilakukan untuk melihat tulang dan sendi pada kaki dan jari-jari kaki.

i. Pengobatan

4 Penagangan yang dilakukan antara lain :

> Pastikan menggunakan sepatu yang nyaman dan memiliki ruang yang cukup

luas untuk jari-jari kaki, sehingga mencegah iritasi lebih lanjut pada jari kaki.

> Sedapat mungkin hindari memakai sepatu berhak tinggi.

> Mengobati luka atau iritasi kulit yang terjadi.

4

Page 5: pembidaian

> Gunakan bantalan untuk jari kaki, sehingga melindungi jari kaki yang abnormal dari

sepatu yang dipakai, misalnya dengan corn pads.

Corn Pad - Sumber : http://www.foothealthcare.com Menggunakan alat

bantu untuk meluruskan jari kaki (toe regulator)

Toe Regulator - Sumber : http://mdbuyinggroup.com

Latihan peregangan mungkin dapat membantu, jika deformitas jari kaki

belum sampai menetap, misalnya dengan cara latihan mengambil handuk dengan

jari-jari kaki untuk membantu meregangkan dan meluruskan otot-otot kecil di kaki.

Jari kaki palu (hammer toe) yang ringan pada anak-anak bisa diatasi

dengan melakukan pembidaian pada jari kaki yang terkena. Pembedahan untuk

meluruskan jari kaki yang abnormal (hammer toe). Tindakan ini bisa dilakukan

jika terapi lainnya tidak dapat mengatasi nyeri dan disabilitas yang terjadi akibat

bentuk jari kaki yang abnormal.

5

Page 6: pembidaian

j. Pencegahan

Masalah pada kaki, tumit, dan pergelangan kaki bisa dihindari dengan

cara menggunakan sepatu yang pas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

saat membeli sepatu, yaitu :

> Pilih sepatu yang pas. Hindari memakai sepatu yang terlalu kecil atau sempit.

> Pastikan sepatu yang dipakai memiliki ruang yang cukup untuk jari-jari kaki.

Hindari menggunakan sepatu yang membuat jari-jari kaki menekuk, misalnya

sepatu dengan ujung yang terlalu lancip.

> Pilih sepatu berhak rendah.

> Pilih sepatu yang bisa menyesuaikan dengan bentuk kaki dan nyaman.

> Rutin memeriksa ukuran sepatu anak, terutama pada periode pertumbuhan yang

cepat.

4- Tips tambahan untuk membantu membeli sepatu yang tepat:

> Beli sepatu saat tengah hari, karena kaki berukuran lebih kecil di pagi hari.

> Jangan menganggap ukuran sepatu tidak berubah. Dengan bertambahnya usia,

ukuran sepatu bisa berubah.

> Belilah sepatu yang benar-benar pas.

k. Anatomi / Anatomi Jari - jari tangan

❖ Anatomi Regio Pergelangan Tangan dan Jari - jari

❖ Untuk mempermudah dalam mempelajari daerah pergelangan tangan, tangan

dan jari - jari dibagi menjadi:

• Distal radio - ulnar joint

• Carpalia (radiocarpal joint, intercarpal dan midcarpal joint)• Ibu jari• Otot - otot pergelangan tangan• Tapak tangan dan jari - jari.

6

Page 7: pembidaian

Bones or Kiaiil Wrist and HandAtitHitit | Pahn*) \'w»

• a) Distal radio-ulnar joint

• Ulna mempunyai hubungan yang sangat penting dengan sendi siku,

tetapi ujung distal ulna tidak betul-betul berhubungan dengan tulang-tulang

pergelangan tangan (carpalia). Tulang-tulang carpal hanya bersendi dengan tulang

radius. Antara tulang ulna dan tulang-tulang carpal terdapat discus fibrocartilago.•

• Distal radio ulnar joint ini merupakan pivot joint dan mempunyai satu

axis gerak. Walaupun radius bergerak terhadap ulna, tetapi bukan berarti ulna tidak

bergerak. Pada saat gerakan pronasi, ulna bergerak ke belakang dan lateral,

sedangkan pada saat gerakan supinasi, ulna bergerak ke depan dan medial.•

• b) Carpalia

• Terdiri dari 8 buah tulang-tulang kecil yang satu sama lainnya saling

bersendi.•

• ^ Radiocarpal joint

• Sendi ini merupakan ellipsoid joint dan mempunyai 2 axis gerak.

Radius bersendi dengan scapoid dan lunatum, sedangkan

7

Page 8: pembidaian

• lunatum dan triquetrum tidak bersendi dengan ulna melainkan dengan discus

fibrocartilago. Discus ini membentang dari ujung distal radius samping ulna menuju

ke processus styloideus ulnae.•

• Fungsi discus ini untuk membantu stabilisasi wrist joint,

menghubungkan ulna dengan tulang-tulang carpal menyatukan ulna dengan radius

serta sebagai bantuan pada wrist joint. Diskus ini bisa rusak apabila terjadi trauma

kuat kea rah ekstensi dan pronasi.•

• S Intercarpal joint

• Adalah persendian diantara tulang-tulang carpal bagian proksimal

(scapoid, lunatum dan triquetrum) dan persendian diantara tulang-tulang carpal

bagian distal (trapezium, tapezoideum, capitatum dan hamatum). Persendian-

persendian tersebut diperkuat oleh ligamentum intercarpalia (dorsal, palmar,

interosseus), sehingga hanya memungkinkan sedikit gerakan geser.•

• •S Midcarpal joint

• Adalah persendian yang dibentuk oleh tulang-tulang carpal deretan

proksimal dengan deretan distal. Pada persendian ini tidak terdapat ligamentum

interosseus sehingga gerakannya lebih luas dibandingkan dengan intercarpal joint.•

• c) Carpal Tunnel

• Tulang - tulang karpal membentuk dataran melengkung dengan

konkavitas kea rah palmar. Dataran tersebut ditutupi oleh ligamentum

carpitranversum sehingga membentuk tunnel yang disebut carpal tunnel. Didalam

karpal tunnel tersebut berjalan sejumlah struktur, terutama :

8

Page 9: pembidaian

• Empat tendon m. flexor digitorum superficialis

• Empat tendon m. flexor digitorum profundus

• Tendon m. flexor pollicis longus

• Nervus medianus

Dengan keadaan seperti tersebut tidak mengherangkan bila dengan

adanya sedikit subluxasi dari salah satu tulang carpal atau oleh karena

adanya sedikit pembengkakan pada salah satu tendon otot akan

memperbesar tekanan didalam carpal tunnel. Adanya kenaikan tekanan

tersebut bisa mengganggu n. medianus sehingga terjadi carpal tunnel

syndrome.•

• d) Otot - otot pergelangan tangan

• Otot - otot yang menggerakkan pergelangan tangan ada 6

buah yaitu:

M. ekstensor carpiradialis longus

o M. ekstensor carpiradialis

brevis o M. extensor carpi ulnaris

o M. flexor carpi radialis o M.

flexor carpi ulnaris o M.

Palmaris longus•

• Pal maris longus merupakan flexor pergelangan tangan

yang letaknya sangat superficial pada samping palmar. Otot ini

mudah Nampak saat terjadi gerakan menyentuhkan ibu jari ke jari

kelingking. Sebanyak 10% dari populasi tidak mempunyai Palmaris

longus dan kadang-kadang hanya terdapat pada satu samping.

insertion otot Palmaris longus ini pada fascia Palmaris.

9

Page 10: pembidaian

e) Ibu jari

Hanya mempunyai dua ruas jari (phalanges). Tulang carpal I bersendi

dengan tulang trapezium (dahulu disebut multangulum mayus) dan sendi ini disebut

carpometacarpal I joint.

Pada saat terjadi gerakan ekstensi ibu jari, kita akan melihat "tabatiere

anatomique", yang dibatasi oleh:

> Tendon m. pollicis longus

Tendon m. extensor pillicis brevis dan m. abductor pollicis longus berjalan bersama di dalam satu selubung tendon.

f) Tapak tangan dan jari-jari

Tulang telapak tangan (metacarpalia) ada 5 buah dan diantara tulang-tulang

tersebut terdapat otot-otot intrinsic tangan.

Jari-jari terdiri dari 3 ruas (phalanges). Gerakan jari-jari dilakukan oleh

extensor digitorum communis dan dua otot flexor yaitu m. flexor digitorum

superficialis dan profundus. Pada jari telunjuk terdapat extra extensor yaitu m.

extensor indiscis propius dan pada jari kelinking terdapat ekstensor digiti minimi.

Gerakan abduksi dan adduksi jari-jari dilakukan oleh m. interossei dan m. abductor

digitiminimi.

Vaskularisasi pada pergelangan tangan dan tangan berasal dari arteria

radialis dan arteria ulnaris yang keduanya saling beranastomosis. Innervasi

motorisnya berasal dari nervus medianus dan nervus ulnaris. Sedangkan

sensorisnya berasal dari nervus radialis, medianus dan ulnaris.

10

Page 11: pembidaian

4. PRINSIP PEMBIDAIAN

a. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cidera

( korban yang dipindahkan)

b. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus

dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang

c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

5. SYARAT - SYARAT PEMBIDAIAN

a. Siapkan alat - alat selengkapnya.

b. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur

dulu pada anggota badan korban yang tidak sakit.

c. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor.

d. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan.

e. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat

yang patah.

f. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.

g. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

6. EVAKUASI

Saat tiba di lokasi kita mungkin menemukan bahwa seorang korban

mungkin harus dipindahkan. Pada situasi yang berbahaya tindakan cepat dan

waspada sangat penting. Penanganan korban yang salah akan menimbulkan cedera

lanjutan atau cedera baru.

A. MEKANIKA TUBUH

Penggunaan tubuh dengan baik untuk memfasilitasi pengangkatan dan

pemindahan korban untuk mencegah cedera pada penolong. Cara yang salah

dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus

diperhatikan :

11

Page 12: pembidaian

• Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat.• Gunakan tungkai jangan punggung.• Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh.• Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling

menopang.• Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban.• Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.

Hal - hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan

atau mengangkat korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang

belakang. Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan

koordinasi. Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap

secara fisik.

B. MEMINDAHKAN KORBAN

Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari

keadaan. Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban.

Lebih baik tangani di tempat. Pemindahan korban ada 2 macam yaitu darurat dan

tidak darurat, yaitu :

A. Pemindahan Darurat

Pemindahan ini hanya dilakukan bila ada bahaya langsung

terhadap korban

Contoh situasi yang membutuhkan pemindahan segera :

• Kebakaran atau bahaya kebakaran• Ledakan atau bahaya ledakan• Sukar untuk mengamankan korban dari bahaya di lingkungannya: • Bangunan yang tidak stabil

Mobil terbalik Kerumunan masa yang resah Material berbahaya Tumpahan minyak Cuaca ekstrim

12

Page 13: pembidaian

• Memperoleh akses menuju korban lainnya• Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban,

misalnya melakukan RJP

Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera

spinal. Ini dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu

panjang badan dan menjaga kepala dan leher semaksimal mungkin.

Beberapa macam pemindahan darurat:

• Tarikan baju• Tarikan selimut atau kain• Tarikan bahu/lengan• Menggendong• Memapah• Membopong• Angkatan pemadam

B. Pemindahan Biasa

Bila tidak ada bahaya langsung terhadap korban, maka korban

hanya dipindahkan bila semuanya telah siap dan korban selesai

ditangani.

Contohnya:

• Angkatan langsung• Angkatan ekstremitas (alat gerak)

POSISI KORBAN

Bagaimana meletakkan penderita tergantung dari keadaannya.

• Korban dengan syok.• Tungkai ditinggikan.• Korban dengan gangguan pernapasan.• Biasanya posisi setengah duduk.• Korban dengan nyeri perut.• Biasanya posisi meringkuk seperti bayi.• Posisi pemulihan.• Untuk korban yang tidak sadar atau muntah

13

Page 14: pembidaian

Tidak mungkin untuk membahas semua keadaan. Situasi di lapangan

dan keadaan korban akan memberikan petunjuk bagaimana posisi yang terbaik.

D. PERALATAN EVAKUASI

• Tandu beroda• Tandu lipat• Tandu skop / tandu ortopedi/ tandu trauma• Vest type extrication device (KED)• Tandu kursi• Tandu basket• Tandu fieksibel

4- Peralatan Evakuasi >

Tandu beroda

14

Page 15: pembidaian

> Tandu lipat

> Tandu Skop / Tandu Ortopedi/ Tandu Trauma

15

Page 16: pembidaian

. > Vest Type Extrication Device (KED)

> Tandu Basket

16

Page 17: pembidaian

17

Page 18: pembidaian

Papan Spinal

18

Page 19: pembidaian

CARA MEMBIDAI

A. Patah Tulang Lengan Atas

Tulang lengan atas merupakan tulang yang cukup tebal dan kuat, bila tulang

ini cedera waspadailah cedera di sekitar jaringan Pertolongan:

a. Letakkan tangan perlahan - lahan hingga ke tubuhdalam posisi sealamiah

mungkin

b. Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut

c. Pasang satu bidai yang sudah bahan empuk disebelah lengan luar dan ikatlah

dengan dua carik mitela di atas dan di bawah bagian yang patah

d. Buatlah gendongan ke leher, tempelkan lengan atas yang patah ke tubuh dengan

handuk atau kain yangmelingkari dada dan belatan bidai.

19

Page 20: pembidaian

B. Patah Tulang Lengan Bawah

Cedera di daerah lengan bawah dan pergelangan tangan merupakan

cedera yang sering ditemukan karena alasan letak anatomisnya. Pertolongan:

a. Letakkan tangan pada dada.

b. Pasang bidai dari siku sampai tangan.

c. Ikat pada daerah diatas dan dibawah tulang yang patah.

d. Lengan digendong.

e. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

20

Page 21: pembidaian

Patah Tulang Tungkai Bawah

Patah tulang tungkai bawah umumnya terdapat di kedua tulang tungkai bawah yang

mengalami cedera bersamaan Pertolongan:

a. Siapkan pembalut secukupnya untuk mengikat bidai.

b. Sebaiknya pasang dua bidai sebelah dalam dan luar.

c. Bidai mulai dari lipat paha sampai sedikit melebihi telapak kaki.

d. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Page 22: pembidaian

D. Cedera paha atau Tungkai Atas

Selain menyerang daerah paha yang terasa sangat nyeri, juga terjadi

pembengkakan pada otot paha. Pertolongan:

1. Patah tulang paha sangat berbahaya, atasi shok yang diakibatkan terlebih dulu dan

panggil tim dokter.

2. Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal

3. Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar

4. Gunakan dua bidai papan lebar 10 - 15 cm yangdilapisi kain empuk

5. Panjang bidai bagian luar harus membentang dari ketiak sampai dibawah lutut

sedangkan bidai untuk bagian dalam harus merentang dari pangkal paha sampai

bawah lutut.

Page 23: pembidaian

D. Cedera Lutut

Cedera ini termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak

terjadi pada sendi dan tulang rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang

terkait dengan tempurung lutut. Pertolongan:

> Saat awal mengalami cedera lutut, cobalah RICE. Yaitu :

a. Rest ( Istirahat ). Istirahat mutlak dilakukan agar jaringan pada lutut

yang cedera cepat pulih. Istirahat harus total, alias kaki sama sekali

tidak digerakkan.

b. Ice ( Es ). Untuk mengurangi nyeri dan bengkak, kompres lutut dengan

es untuk mengurangi pendarahan yang terjadi di dalam dan juga

pembengkakan.

c. Compression ( Dipres). Balut lutut yang cedera dengan perban elastik

agar bengkaknya terlokalisir. Lakukan sampai bengkaknya hilang.

d. Elevation ( Diangkat ). Kaki yang sakit diangkat dengan posisi lebih

tinggi dari posisi jantung.

Page 24: pembidaian

E. Cedera Bahu

Cedera bahu adalah cedera yang paling sering terjadi di daerah bahu.Bila

terjadi patah tulang selangka, mungkin terlihat rongga pada daerah lengan atas di

bawah tulang selangka. Pertolongan:

❖ Pada cedera ini tindakan yang paling baik adalah memasang bidai gendongan.

F. Cedera Otot Pergelangan Kaki

Cedera otot pergelangan kaki terjadi karena gerakan seperti melompat,

berlari, dan berhenti mendadak menyebabkan yang tendon terjepit. Pertolongan:

❖ Persatukan kaki yang cedera dengan kaki yang sehat. Bila mungkin diletakkan

bidai yang sesuai di antaranya.

Page 25: pembidaian

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembidaian adalah Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat

atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau

menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi).

Dari pengertian diatas cara yang cepat untuk mengatasi pertolongan

pertama pada bagian - bagian tertentu yang cedera, hal yang perlu dilakukan seperti:

> Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah

> Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah

> Memberi istirahat pada anggota badan yang patah

> Mengurangi rasa nyeri

> Mempercepat penyembuhan

SARAN

Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan ada beberapa kesalahan yang diperlukan yaitu :

a. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cidera

( korban yang dipindahkan)

b. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus

dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang

c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

Page 26: pembidaian

DAFTAR PUSTAKA

> http://dhianadhe.wordpress.com/2011/03/15/cidera-nyeri-pada- lutut/

> http://www.pmrsmansatuban.com/gambarebook/ebook 12.jpg

> http://dc370.4shared.com/doc/ zAnzXZp/preview html m3f01b 7c8.jpg

> http://dokterfisik.blogspot.com/2011/02/cedera-ankle-

pergelangan-kaki-terapi.html

> http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/sakit-

pinggang-ilustrasi- 120524162241-939.jpg

> http://www.kapuas.info/2011/04/simulasi-pelatihan-ksr-dasar-

pmi.html