Pembidaian ( Splinting)

35
Di Susun Oleh RULLY DWI SAPUTRA PEMBIDAIAN ( SPLINTING)

Transcript of Pembidaian ( Splinting)

Page 1: Pembidaian ( Splinting)

Di Susun OlehRULLY DWI SAPUTRA

PEMBIDAIAN ( SPLINTING)

Page 2: Pembidaian ( Splinting)

PendahuluanFraktur dapat menyebabkan cacat total

bahkan kematian., dengan kata lain fraktur sebaiknya cepat ditangani sehingga pasien benar-benar sembuh dari cederanya.

Penanganan biasanya mencakup pada penggunaan bidai

Tujuan pembidaian imobilisasi tidak merusak pembuluh darah dan saraf

Page 3: Pembidaian ( Splinting)

Tinjauan pustakaPembidaian adalah tindakan

memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator

Page 4: Pembidaian ( Splinting)

Jenis pembidaianPembidaian sebagai tindakan pertolongan

sementara1. Dilakukan di tempat cedera sebelum

penderita dibawa ke rumah sakit2. Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan

apa adanya3. Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri

dan menghindarkan kerusakan yang lebih berat

4. Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar pembidaian

Page 5: Pembidaian ( Splinting)

Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif

1. Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit)

2. Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi

3. Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll)

4. Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih

Page 6: Pembidaian ( Splinting)

Jenis bidaiBidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan bidai kayu

Bidai traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.

Page 7: Pembidaian ( Splinting)

Bidai improvisasi Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong

Gendongan/Belat dan bebat. Pembidaian dengan menggunakan

pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.

Page 8: Pembidaian ( Splinting)

Tujuan pembidaianMencegah gerakan bagian yang sakit

sehingga mengurangi nyeri dan mencegah kerusakan lebih lanjut

Mempertahankan posisi yang nyamanMempermudah transportasi korban Mengistirahatkan bagian tubuh yang

cedera Mempercepat penyembuhan

Page 9: Pembidaian ( Splinting)

Indikasi pembidaianAdanya fraktur, baik terbuka maupun

tertutupAdanya kecurigaan terjadinya frakturDislokasi persendian

Jika mengalami keraguan apakah terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah pasien seperti orang yang mengalami fraktur

Page 10: Pembidaian ( Splinting)

Kontra Indikasi Pembidaian Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika

kondisi saluran napas, pernapasan dan sirkulasi penderita sudah distabilisasi

Page 11: Pembidaian ( Splinting)

Komplikasi PembidaianCedera pembuluh darah, saraf atau

jaringan lain di sekitar fraktur Gangguan sirkulasi atau saraf akibat

pembidaian yang terlalu ketatKeterlambatan transport penderita ke

rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu lama selama proses pembidaian.

Page 12: Pembidaian ( Splinting)

Prosedur dasar pembidaianPersiapan penderita1. Penanganan kegawatan2. Menenangkan penderita3. Mencari tanda – tanda fraktur4. Menjelaskan secara singkat kepada

penderita5. Meminimalkan gerakan daerah luka6. Gunting bagian pakaian disekitar area

fraktur7. Jika ada luka terbuka maka tangani dulu

luka dan perdarahan

Page 13: Pembidaian ( Splinting)

8. Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal

9. Periksalah sirkulasi distal dari lokasi fraktur10. Jika ditemukan gangguan sirkulasi, maka

penderita harus langsung dibawa ke rumah sakit secepatnya

Page 14: Pembidaian ( Splinting)

Persiapan alatBidai dapat menggunakan alat bidai

standar telah dipersiapkan, namun juga bisa dibuat sendiri dari berbagai bahan sederhana

Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya dibungkus/dibalut terlebih dahulu dengan bahan yang lebih lembut (kain, kassa, dll)

Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk pembidaian bisa berasal dari pakaian atau bahan lainnya

Page 15: Pembidaian ( Splinting)

Pelaksanaan pembidaianPembidaian minimal meliputi 2 sendi

(proksimal dan distal daerah fraktur). Sendi yang masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan di atas patah tulang.

Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan

Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian

Page 16: Pembidaian ( Splinting)

Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk mengisi sela antara ekstremitas dengan bidai

Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/frakturPastikan bahwa pemasangan bidai telah

mampu mencegah pergerakan atau peregangan pada bagian yang cedera.

Page 17: Pembidaian ( Splinting)

Teknik Pembidaian pada berbagai lokasi cederaFraktur cranium dan tulang wajah1. Pada fraktur cranium dan tulang wajah,

hindarilah melakukan penekanan pada tempat yang dicurigai mengalami fraktur

2. Pada fraktur ini harus dicurigai adanya fraktur tulang belakang, sehingga seharusnya dilakukan imobilisasi tulang belakang

Page 18: Pembidaian ( Splinting)

Pembidaian leherDalam kondisi darurat, bisa dilakukan

pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala

Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan menggunakan cervical Collar

Page 19: Pembidaian ( Splinting)

Tulang klavikulaTanda-tanda patah tulang selangka :1. Korban tidak dapat mengangkat tangan sampai atas

bahu2. Daerah yang patah nyeri tekanpertolonganDipasang ransel perbanBagian yang patah diberi alas terlebih dahuluPembalut dipasang dari pundak kiri disilangkan

melalui punggung ke axilla kanan Dari axilla kanan ke depan atas pundak kanan, dari pundak kanan disilangkan ke axilla kiri, lalu ke pundak kanan dan akhirnya diikat

Page 20: Pembidaian ( Splinting)
Page 21: Pembidaian ( Splinting)

Tulang igaUpaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang bantalan dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan pada sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada

Page 22: Pembidaian ( Splinting)

Lengan atas1. Pasanglah sling untuk gendongan lengan

bawah, sedemikian sehingga sendi siku membentuk sudut 90%,

2. Posisikan lengan atas yang mengalami fraktur agar menempel rapat pada bagian sisi lateral dinding thoraks

3. Pasanglah bidai yang telah di balut kain/kassa pada sisi lateral lengan atas yang mengalami fraktur.

4. Bebatlah lengan atas diantara papan bidai (di sisi lateral) dan dinding thorax (pada sisi medial

Page 23: Pembidaian ( Splinting)

5. Jika tidak tersedia papan bidai, fiksasi bisa dilakukan dengan pembebatan menggunakan kain yang lebar

Page 24: Pembidaian ( Splinting)

Lengan bawah1. Imobilisasi lengan yang mengalami

cedera2. Flexi-kan lengan yang cedera, sehingga

lengan bawah dalam posisi membuat sudut 90° terhadap lengan atas

3. Pasanglah bidai pada lengan bawah sedemikian sehingga bidai menempel antara siku sampai ujung jari

4. Ikatlah bidai pada lokasi diatas dan dibawah posisi fraktur

Page 25: Pembidaian ( Splinting)

5. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

6. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

7 Pasanglah sling untuk menahan bagian lengan yang dibidai

Page 26: Pembidaian ( Splinting)

Tulang jari Fraktur jari bisa dibidai dengan potongan

kayu kecil atau difiksasi dengan merekatkan pada jari di sebelahnya yang tidak terkena injury (buddy splinting)

Page 27: Pembidaian ( Splinting)

Tulang punggung Pasien yang dicurigai menderita fraktur

tulang belakang/punggung, harus dibidai menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.

Page 28: Pembidaian ( Splinting)

Tungkai atas Pada fraktur femur, bidai harus memanjang

antara punggung bawah sampai dengan di bawah lutut pada tungkai yang cedera. Traksi pada cedera tungkai lebih sulit, dan resiko untuk terjadinya cedera tambahan akibat kegagalan traksi seringkali lebih besar. Sebaiknya jangan mencoba untuk melakukan traksi pada cedera tungkai kecuali jika orang yang membantu pembidaian telah siap untuk memasang bidai

Page 29: Pembidaian ( Splinting)
Page 30: Pembidaian ( Splinting)

Tungkai bawah1. Imobilisasikan tungkai yang mengalami cedera

untuk mengurangi nyeri dan mencegah timbulnya kerusakan yang lebih berat

2. Carilah bahan kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara telapak kaki sampai dengan diatas lutut.

3. Carilah bahan yang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat bidai

4. Pastikan bahwa tungkai berada dalam posisi lurus5. Letakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai,

sehingga bidai dalam posisi memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki

Page 31: Pembidaian ( Splinting)

6. Pasanglah bidai pasangan di sisi atas tungkai bawah sejajar dengan bidai yang dipasang di sisi bawah tungkai

7. Ikatlah bidai pada posisi diatas dan di bawah lokasi fraktur. Pastikan bahwa lutut dan pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik

8. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

9. Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat

Page 32: Pembidaian ( Splinting)

Fraktur/dislokasi pergelangan kaki Cedera pergelangan kaki terkadang bisa

diimobilisasi cukup dengan menggunakan pembalutan. Gunakan pola “figure of eight”: Dimulai dari sisi bawah kaki, melalui sisi atas kaki, mengelilingi pergelangan kaki, ke belakang melalui sisi atas kaki, kesisi bawah kaki, dan demikian seterusnya

Page 33: Pembidaian ( Splinting)

Fraktur/dislokasi jari kakiSebagai tindakan pertama, cedera pada jari kaki sebaiknya dibantu dengan merekatkan jari yang cedera pada jari di sebelahnya.

Page 34: Pembidaian ( Splinting)

Evaluasi pasca pembidaian Periksa sirkulasi daerah ujung

pembidaian Pemeriksaan denyut nadi dan rasa

raba seharusnya diperiksa di bagian bawah bidai paling tidak satu jam sekali. Jika pasien mengeluh terlalu ketat, atau kesemutan, maka pembalut harus dilepas seluruhnya. Dan kemudian bidai di pasang kembali dengan lebih longgar.

Page 35: Pembidaian ( Splinting)

TERIMA KASIH