PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM...

200
PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS SISWA KELAS VII E DI SMPN 1 KOTA MALANG SKRIPSI Oleh: ULFA KHOLIFA HANU NIM 11110182 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015

Transcript of PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM...

Page 1: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS

SISWA KELAS VII E DI SMPN 1 KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh:

ULFA KHOLIFA HANU

NIM 11110182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2015

Page 2: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

i

PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS

SISWA KELAS VII E DI SMPN 1 KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan oleh:

Ulfa Kholifa Hanu

NIM 11110182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2015

Page 3: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

ii

PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS

SISWA KELAS VII E DI SMPN 1 KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Diajukan oleh:

Ulfa Kholifa Hanu

NIM 11110182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2015

Page 4: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS SISWA

KELAS VII E DI SMPN 1 KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Ulfa Kholifa Hanu

NIM 11110182

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. H. Mulyono, M.A

NIP. 196606262005011003

Tanggal, 15 April 2015

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dr. Marno, M.Ag

NIP. 1972082220021211001

Page 5: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

iv

HALAMAN PENGESAHAN

PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS SISWA

KELAS VII E DI SMPN 1 KOTA MALANG

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh

Ulfa Kholifa Hanu (11110182)

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 8 Mei 2015

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang

: Mujtahid, M.Ag

NIP. 197501052005011003

___________________

Sekretaris

: Dr. H. Mulyono, M.A

NIP. 196606262005011003

____________________

Penguji Utama

: Dr. H. Moh. Padil, M.Pd.I

NIP. 196512051994031003

____________________

Pembimbing

: Dr. H. Mulyono, M.A

NIP. 196606262005011003

____________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. Nur Ali, M.Pd.

NIP. 196504031998031002

Page 6: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

v

MOTTO

او ه ط خ يسهف ههطهخ سهو ن ي د ال لى اا ض ير ف للاهاض ر

“Keridhaan Allah itu ada pada keridhaan kedua orang tua dan Kemurkaan-Nya

ada pada kemurkaan keduanya.” (HR. Thabrani)

اس لن ل ن ههعهف ن ا اس الن رهي خ

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi manusia yang

lain.” (HR. Thabrani)

Page 7: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

vi

PERSEMBAHAN

Dari lubuk hati yang terdalam

Ku ucap beribu syukur atas nikmat-Mu ya Rabbii…

Yang telah memberi ku kekuatan dalam setiap langkah

Shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah SAW yang telah memberiku

kebanggaan dengan menjadi salah satu dari umat yang terpilih..

Ku persembahkan karya ini untuk Ibu ku Yatemi dan Bapak ku Radin tercinta

Yang setiap saat selalu bersujud kepada Allah dan membanting tulang tanpa

mengenal lelah

Serta senantiasa mendukung dan memberi ku kekuatan untuk terus berjuang.

Ya Allah sujud dan syukur ku atas kehadiran hamba-hamba-Mu

Yang senantiasa menyayangi ku sebagai bukti rahmat-Mu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi umat.

Amin…

Page 8: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

vii

Dr. Mulyono, M.A

Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Ulfa Kholifa Hanu Malang, 15 April 2015

Lamp. : 4 (empat) eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Malang

Di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun teknis penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di

bawah ini:

Nama : Ulfa Kholifa Hanu

NIM : 11110182

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pembelajaran Pai Berbasis Pendekatan Saintifik

Dalam Meningkatkan Hard Skills Dan Soft Skills Siswa

Kelas VII E Di Smpn 1 Kota Malang

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Mulyono, M.A

NIP. 196606262005011003

Page 9: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

viii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 15 April 2015

Ulfa Kholifa Hanu

Page 10: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

ix

KATA PENGANTAR

ل ى ع مه الس ل و ةه ل الص و . ي ن ال و ا لع ب ر لل ده و ا ل ح . ي ن ح الر ون ح الر للا ن ب س ا أل ن ب ي اء ف ر ا ش

... ده اب ع .ا ه ي ن ع و اب ه ا ج ح ا ص ل ىال ه و ع .و ل ي ن س ر ا لوه و

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang selalu melimpahkan

rahmat serta karunia-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam yang selalu

dipanjatkan kepada pemimpin umat manusia, pejuang agama islam, dan utusan

Allah yakni baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan manusia

pada jalan yang diridhoi-Nya yakni ad-dinul islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang. Sedangkan penulisan skripsi ini bertujuan untuk

mengetahui judul Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik dalam

Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa Kelas VII E di SMPN 1 Kota

Malang.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari

bimbingan dan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah tulus dan ikhlas mendo’akan setiap langkah

penulis serta memberikan motivasi dan kasih sayang yang sangat berharga

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. Nur Ali, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Dr. Marno, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Bapak Dr. H. Mulyono, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan kontribusi tenaga dan pikiran guna

Page 11: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

x

memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik

Ibrahim Malang, khususnya Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama menempuh studi di kampus ini.

7. Ibu Dra. Hj. Lilik Ermawati, M.Pd., selaku Kepala sekolah di SMPN 1

Malang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di lembaganya.

8. Ibu Nurotul Chasanah, selaku guru agama di SMPN 1 Malang dan guru-guru

yang lain serta siswa kelas VII E yang telah ikut membantu penulis dalam

penelitian skripsi ini.

9. Ustadzah Iffat Maimunah sekeluarga yang telah membantu dan memberi

motivasi kepada penulis.

10. Kakak ku Resti dan Eko serta sahabat-sahabatku Fahrudin, Ahmad Faishol,

Badriyah, dan Indah, Mbak mia terima kasih atas motivasi, do’a dan semangat

serta kebersamaannya selama ini sebagai tempat curhat, bertukar ide, gagasan,

dan senda gurau.

11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan bantuan dan do’a yang sangat bermanfaat bagi penulis demi

terselesainya penyusunan skripsi ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “jazakumullah khairon

wa ahsanal jaza” dan semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT.

Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari pembaca

demi memperbaiki karya tulis yang sederhana ini.

Malang, 15 April 2015

Penulis

Page 12: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman

transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf

q = ق z = ز a = ا

k = ك s = س b = ب

l = ل sy = ش t = ت

m = م sh = ص ts = ث

n = ن dl = ض j = ج

w = و th = ط h = ح

h = ه zh = ظ kh = خ

, = ء ’ = ع d = د

y = ي gh = غ dz = ذ

f = ف r = ر

B. Vokal Panjang C. Vokal Diftong

Vokal (a) panjang = â أو = aw

Vokal (i) panjang = î أي = ay

Vokal (u) panjang = û أو = û

î = إي

Page 13: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

ABSTRAK .......................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Balakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian................................................................................... 8

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ......................................... 10

F. Definisi Operasional .............................................................................. 10

G. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 14

A. Pembelajaran PAI ................................................................................. 14

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................. 14

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ...................... 16

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................ 19

Page 14: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xiii

B. Pendekatan Saintifik ............................................................................. 23

1. Pengertian Pendekatan Saintifik .................................................... 23

2. Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik ............................................. 28

3. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik.......................................... 30

C. Hard Skills dan Soft Skills .................................................................... 41

1. Pengertian Hard Skills dan Soft Skills ............................................ 41

2. Urgensi Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills ........................ 48

3. Cara Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills ............................ 52

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 56

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 56

1. Jenis Penelitian ............................................................................... 56

2. Pendekatan Penelitian .................................................................... 57

B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 59

C. Kehadiran Peneliti ................................................................................ 60

D. Informan (Subyek Penelitian) .............................................................. 61

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 63

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 67

G. Pengecekan Keabsahan Temuan ......................................................... 70

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 73

A. Deskripsi Data ...................................................................................... 73

1. Profil SMPN 1 Malang .................................................................. 73

2. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Malang ............................................. 73

3. Motto .............................................................................................. 75

4. Visi dan Misi .................................................................................. 76

5. Tujuan dan Strategi SMPN 1 Malang ............................................ 77

6. Struktur Organisasi ........................................................................ 78

7. Data Siswa 6 (enam tahun terakhir) Siswa Reguler ....................... 79

8. Pendidik dan Tenaga Kependidikan............................................... 80

B. Paparan Data Penelitan ....................................................................... 81

1. Proses Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Dalam

Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa kelas VII E

Page 15: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xiv

di SMPN 1 Malang ........................................................................ 82

2. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan

Saintifik Dalam Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang ..................................................... 89

3. Dampak Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan

Saintifik Terhadap Siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang ............ 92

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................... 102

A. Proses Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Dalam

Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa kelas VII E

di SMPN 1 Malang .............................................................................. 102

B. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan

Saintifik Dalam Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang ........................................................... 110

C. Dampak Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan

Saintifik Terhadap Siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang ................. 114

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 127

A. Kesimpulan ........................................................................................ 127

B. Saran .................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah SMPN 1 Malang..................................... 75

Tabel 4.2 Data Siswa 6 Tahun Terakhir Siswa Reguler ........................................ 79

Tabel 4.3 Kepala Sekolah ...................................................................................... 80

Tabel 4.4 Guru (Kualifikasi Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Jumalh) .................. 80

Tabel 4.5 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru ............................... 80

Tabel 5.6 Dampak Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik ................ 122

Page 17: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xvi

DAFTAR SKEMA

Skema 4.1 Struktur Organisasi SMPN 1 Malang .................................................. 78

Skema 5.2 Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik .............................. 121

Skema 5.3 Tingkat Berfikir Siswa Pada Rana Kognitif ....................................... 124

Skema 5.4 Tingkat Berfikir Siswa Pada Rana Afektif ......................................... 125

Page 18: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pendekatan Induktif Dan Pendekatan Deduktif ................................. 25

Gambar 2.2 Tujuan Pendekatan Saintifik .............................................................. 31

Page 19: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

a. Denah Ruang SMPN 1 Malang

b. Transkip wawancara

c. Pedoman Observasi

d. Dokumentasi Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik di SMPN 1

Malang

e. Bukti Konsultasi Pada Pembimbing

f. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

g. Surat Izin Penelitian Dari DIKNAS

h. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

i. Biodata Penulis

Page 20: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xix

ABSTRAK

Hanu, Ulfa Kholifa. 2015. Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik

Dalam Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa Kelas VII E di SMPN 1

Kota Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Dr. H. Mulyono, M.A.

Di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang

pesat. Hal ini menyebabkan adanya banyak perubahan dan tuntutan yang

dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, di era global dibutuhkan tenaga kerja

yang memiliki kemampuan dalam bentuk hard skills dan soft skills. Untuk

menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan hard skills dan soft skills maka

digunakan salah satu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang dengan

menggunakan proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) memahami proses pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang; 2) memahami faktor pendukung proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills

dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang; 3) memahami dampak

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap siswa kelas VII E di

SMPN 1 Malang.

Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode pengumpulan data melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, penulis

menggunakan teknik analisis model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan

Huberman. Teknik analisis model interaktif adalah analisis data yang berlangsung

secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Hasil penelitan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang dilaksanakan

melalui lima tahap yaitu: 1) mengamati, pada tahap ini kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan cara siswa mengamati obyek pengamatan, siswa mencatat

hasil pengamatan, dan guru mengamati siswa serta memberikan penilaian; 2)

menanya, pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara siswa

bertanya tentang hasil pengamatan yang belum dipahami dan guru menjawab

pertanyaan siswa; 3) mengeksplorasi, pada tahap ini kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan cara siswa berdiskusi dengan mengambil berbagai sumber

belajar dan guru mengamati setiap kelompok serta memberikan penilaian; 4)

mengasosiasi, pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara

siswa dan guru berdiskusi tentang manfaat dan alasan mempelajari materi yang

kemudian dikaitkan dengan fakta yang ada di masyarakat; 5)

mengkomunikasikan, pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan

cara siswa presentasi dan kelompok lain memberikan tanggapan atau pertanyaan

Page 21: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xx

serta guru memberikan penilaian. Kedua, faktor pendukung proses pembelajaran

PAI berbasis pendekatan saintifik meliputi: 1) mengamati yang terdiri dari LCD,

video, gambar, buku cetak, alat tulis, dan kondisi kelas terarah; 2) menanya yang

terdiri dari siswa aktif dan guru memberikan stimulus yang baik kepada siswa; 3)

mengeksplorasi yang terdiri dari siswa aktif berdiskusi, buku cetak, laptop, alat

tulis, dan bimbingan guru; 4) mengasosiasi yang terdiri dari siswa aktif dan guru

aktif; 5) mengkomunikasikan yang terdiri dari keaktifan siswa, apresiasi siswa

terhadap kelompok lain, dan bimbingan guru. Ketiga, dampak yang dihasilkan

dari proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik meliputi: 1)

mengamati yang terdiri dari siswa mampu melaksanakan sholat berjama’ah, sholat

jamak, sholat qasar, sikap dapat dipercaya, sikap jujur, sikap hidup sederhana,

sikap tidak merasa rendah diri, sikap tidak meremehkan orang lain, teliti, dan

tekun; 2) menanya yang terdiri dari kemampuan merangkai pertanyaan, lebih

memahami materi yang dipelajari, dan sikap berani menungkapkan pendapat; 3)

mengeksplorasi yang terdiri dari lebih memahami materi yang dipelajari, siswa

mampu menjalankan sholat berjama’ah, sholat jama’, dan sholat qasar,

kemampuan membuat suatu karya tulis, sikap jeli, sikap bekerja sama, dan sikap

tolong menolong; 4) mengasosiasi yang terdiri dari lebih memahami materi yang

dipelajari, siswa mampu menjalankan sholat berjama’ah, sholat jama’, dan sholat

qasar, sikap bekerja sama, sikap tidak egois, sikap memperdulikan orang lain, dan

sikap menghargai orang lain; 5) mengkomunikasikan yang terdiri dari

kemampuan mengungkapkan pendapat, kemampuan berbahasa, sikap berani,

sikap disiplin, sikap tanggung jawab, dan sikap bekerja sama, dan kreatifitas

siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran PAI, Pendekatan Saintifik, Hard Skills dan Soft Skills

Page 22: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xxi

لص البحثستخم

. تعلم التربية اإلسالمية تستند على النهج العلمي, في زيادة 5105خليفة. ىانو , ألفىفي المدرسة اإلعدادية Eالمهارات الصعبة والمهارات الناعمة للطلبة بالفرقة السابعة

مقال, الشعبة التربية اإلسالمية, كلية العلوم التربية, جامعة الحكومية الواحدة بالماالنج. إسالمية حكومية موالنا مالك إبراىيم بالماالنج. دكتور الحاج مليونو.

, العلوم و التكنولوجيا متزايد بالسريع. ىذه القضية يسبب عن كثرة في عصر العولمة

التغيير والطلب الذي يشعر بها المجتمع. باالتالي, ففي عصر العولمة مطلوب عن العامل الذي عنده القدرة من المهارات الصعبة والمهارات الناعمة. إلنتاج الخريج بالمهارات الصعبة

فاستخدامها بأحداألسلوب من أساليب التعليم, فيسمى بالنهج العلمي. والمهارات الناعمة .لمي ىو األسلوب التعليم بالخطة النظر, السؤال, التجريب, الجمعي و اإلتصاالتالنهج الع

( فهم عملية التعلم التربية اإلسالمية تستند بالنهج العلمي 0 ىذا البحث يهدف إلى :في المدرسة اإلعدادية E لزيادة المهارات الصعبة والمهارات الناعمة للطلبة بالفرقة السابعة

( فهم دعم العوامل عملية التعلم التربية اإلسالمية تستند 5الحكومية الواحدة بالماالنج, في Eبالنهج العلمي لزيادة المهارات الصعبة والمهارات الناعمة للطلبة بالفرقة السابعة

لتربية اإلسالمية ا فهم تأثير التعلم (3المدرسة اإلعدادية الحكومية الواحدة بالماالنج, في المدرسة اإلعدادية الحكومية الواحدة E تستند بالنهج العلمي للطلبة بالفرقة السابعة

بالماالنج.بالبحث والحوار والتوثيق. في لتحصيل ذلك األىداف, تستخدم بطريقة جمع البيانات

لز و ىوبرمان. تحليل البيانات, الكاتب تستخدم بمنهجية تحليل المتفاعل الذي تطور عنو ماي الذي يجري في وقت واحد بجمع البيانات. منهجية تحليل المتفاعل يعني تحليل البيانات, عملية التعلم التربية الدينية اإلسالمية تستند أوالىذا البحث يمكن أن خلص كما يلى:

( 0على خمسة مراحل: بالنهج العلمي في المدرسة اإلعدادية الحكومية الواحدة بالماالنجالنظر, في ىذه المرحلة عملية التعلم بطريقة أن الطلبة ينظر إلى وجوه النظر, ثم يدون

( السؤال, في ىذه المرحلة 5مالحظات النتائج, والمعلم ينظر إلى الطلبة ثم يقوم بالتقييم,

Page 23: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xxii

عملية التعلم بطريقة أن الطلبة يسأل عن النتائج الذي لم يفهم من قبل, ثم اليجيب عنو المناقشة بين الطلبة بالتخاذ ( اإلستكشاف, في ىذه المرحلة عملية التعلم بطريقة3المعلم,

( الجمعي, في ىذه 4مصادر التعليم, والمعلم ينظر إلى كل فرقة منهم ثم يقوم بالتقييم, المناقشة بين الطلبة والمعلم عن المنفعة و سبب تعلم المواد المرحلة عملية التعلم بطريقة

( اإلتصاالت, في ىذه المرحلة عملية التعلم 5تربطها بأمر واقعي في المجتمع, التعليمية, ثم , ثانيايقدمها والفراق األخرى يرد أو يسأل عنها, ثم يقوم المعلم بالتقييم. بطريقة أن الطلبة

( النظر, 0دعم العوامل عملية التعلم التربية الدينية اإلسالمية تستند بالنهج العلمي, كما يلى: (, الفيديو, الصورة, الكتب المطبوعة, األدوات LCD) ف من شاشات الكريستال السائلتتأل

( السؤال, تتألف من نشطة الطلبة والمعلم يعطي 5الكتابة, والحصة في حالة المنتظمة, نشطة الطلبة بالمناقشة, الكتب المطبوعة, ( اإلستكشاف, تتألف من3حسن الحافز للطلبة, ( الجمعي, تتألف من نشطة الطلبة والمعلم, 4الكتابة و توجيو المعلم, الب توب, األدوات

نشطة الطلبة, تقدير الطلبة إلى فراق أخرى, و توجيو المعلم. ( اإلتصاالت, تتألف من5( النظر, تتألف من 0التربية اإلسالمية تستند بالنهج العلمي, كما يلي: تأثير التعلم ثالثا,

ة بالجماعة, لالة الجمع, لالة القصر, أمانة, لديق, حياة قدرة الطلبة إلقامة الصال( السؤال, 5بسيطة, ال شعور بالمنخفض النفس, ال يقلل من شأن األخر, دقيق ومجتهد,

األراء, تتألف من القدرة إلنشاء األسئلة, فهم المواد التعليمية باألكثر و تجرؤ على الكشفليمية باألكثر, قدرة الطلبة إلقامة الصالة ( اإلستكشاف, تتألف من فهم المواد التع3

( 4إلنشاء األوراق الرسمية, دقيق, والتعاون, بالجماعة, لالة الجمع, لالة القصر, قدرةالجمعي, تتألف من فهم المواد التعليمية باألكثر, قدرة الطلبة إلقامة الصالة بالجماعة, لالة

( اإلتصاالت, تتألف من القدرة 5اية للغير, الجمع, لالة القصر, التعاون, بدون األنانية, رع األراء, قدرة التكلم, الجريء, اإلنضباط, المسؤول, التعاون واإلبدائي. على الكشف

تعلم التربيو اإلسالمية, النهج العلمي, المهارات الصعبة و المهارات :الكلمات المفتاحية

الناعمة

Page 24: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xxiii

ABSTRACT

Hanu, Ulfa Kholifa. 2015. PAI Learning-Based on Scientific Approach to

Improve Hard Skills and Soft Skills of students in SMPN 1 Malang Grade VII E.

Thesis, Department of Islamic Education, Faculty of MT and Teaching, State

Islamic University (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr H. Mulyono, M.A.

In the era of globalization, science and technology is growing rapidly. This

caused a lot of changes and demands perceived by society. Therefore, in the

global era, labor who have the ability in the form of hard skills and soft skills are

needed. To produce graduates who have the ability of hard skills and soft skills

then one of teaching approach is used, that is scientific approach. Scientific

approach is a learning approach that is designed by using the process of

observing, asking, trying, associating, and communicating.

This study aims to: 1) understand the PAI learning process based on scientific

approaches to increase the hard skills and soft skills of students of class VII E in

SMPN1 Malang; 2) understand the factors supporting the learning process of PAI-

based scientific approaches to improve the hard skills and soft skills of students of

class VII E in SMPN1 Malang; 3) to understand the impact of PAI learning-based

on scientific approaches to class VII E in SMPN 1 Malang.

To achieve these goals, the method of collecting data through observation,

interviews, and documentation is used. In analyzing the data, the authors use an

interactive model analysis techniques developed by Miles and Huberman.

Interactive model analysis techniques is the analysis of the data takes place

simultaneously performed in conjunction with the data collection process.

The results of this research can be summarized as follows: first, PAI learning

process based on the scientific approach in SMPN 1 Malang is implemented

through five stages: 1) observing, at this stage of the learning activities carried out

in a way students observe the object of observation, students record observations,

and teacher observes students and gives judgment; 2) asking, at this stage, the

learning activities are carried out by students ask about the observation result not

understood and teacher gives answer to the questions; 3) exploring, at this stage,

the learning activities are undertaken by the way students discuss by taking a

variety of learning resources and teacher observe each group and provide an

assessment; 4) associating, at this stage, the learning activities are undertaken by

the way students and teacher discuss the benefits and reasons to learn the material

which is then attributed to the fact existing in society; 5) communicating, at this

stage, the learning activities are carried out by means of student give presentations

and other groups provide feedback or questions and the teacher provides

assessment. Second, the factors supporting the scientific approach based on-

learning process of PAI include: 1) observing that consists of LCDs, videos,

pictures, textbooks, stationery, and directed class condition; 2) asking, consisting

of active students and teachers provide a good stimulus to the students; 3)

exploring, consisting of active student discussions, printed books, laptops,

Page 25: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

xxiv

stationeries, and the guidance of the teacher; 4) associating, consisting of active

students and active teachers; 5) communicating, consisting of student activity,

students appreciation to other groups, and teacher guidance. Third, the impact

resulting from the learning process PAI-based on scientific approach include: 1)

observing that consists of students were able to conduct congregational prayer,

jama’ prayer, qasar prayer, trustworthy attitudes, honest attitude, the attitude of

the simple life, an attitude not feel inferior , not underestimate others,

conscientious, and diligent; 2) asking which consists of the ability to assemble

questions, a better understanding of the material being studied, and a bold attitude

to express opinion; 3) exploring, consisting of a better understanding of the

material being studied, students are able to perform prayer in congregation, prayer

jama', and prayer qasar, the ability to write a paper, observant attitude, attitude to

work together, and the attitude to help each other; 4) associating, consisting of a

better understanding of the material being studied, students are able to perform

prayer in congregation, pray jama ', and prayer Qasar, attitude to work together,

selflessness, considering the attitude of others, and respect for others; 5)

communicating that consists of the ability to express opinions, language skills,

daring attitude, discipline, attitude, responsibility, and attitudes to work together,

and creativity of students.

Keywords: PAI Learning, Scientific Approach, Hard Skills and Soft Skills

Page 26: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang

pesat. Perkembangan ini menyebabkan adanya banyak perubahan dan tuntutan

yang dirasakan oleh masyarakat sehingga persaingan dalam masyarakat semakin

ketat pula. Diantara perubahan yang terjadi ialah perubahan dalam kualifikasi

permintaan tenaga kerja yang semakin tinggi terlebih dalam dunia kerja yang

bersifat global.

Terdapat tiga kekuatan besar yang mempengaruhi perkembangan individu

dewasa ini, yaitu: 1) Masyarakat madani; 2) Negara-bangsa (nation state); 3)

Globalisasi.1 Ketiga hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari

oleh masyarakat terutama dalam hal globalisasi. Mereka hanya memiliki dua

pilihan yaitu memilih dan menempatkan diri dalam arus perubahan globalisasi

atau hanyut dibawa arus gelombang globalisasi. Apabila mereka mampu

menempatkan dirinya dalam gelombang globalisasi maka akan dapat bertahan

hidup. Begitu pula sebaliknya, apabila mereka tidak mampu menempatkan dirinya

maka hidupnya akan terbawa arus gelombang globalisasi.

Globalisasi adalah arus utama yang membawa dampak yang sangat hebat

terhadap ruang waktu yang mengalami percepatan atau terjadinya-dalam bahasa

Anthony Giddens-time-spacedistanziation. Tentu saja interaksi manusia dengan

1 H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasionla-Suatu Tinjauan Kritis (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hal. 140

Page 27: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

2

teknologi, manusia dengan manusia lain semakin intensif: makna baru didapat

dari objektivikasi baik rasional maupun irasional karena perkembangan basis

material, IPTEK yang terus berubah.2 Adapun di era global sebagaimana yang

dimaksud penjelasan diatas bahwa persaingan akan dirasa semakin ketat dalam

dunia kerja. Dunia kerja sekarang membutuhkan calon pekerja yang tidak hanya

memiliki kecakapan dalam bidang akademik saja. Akan tetapi, juga dibutuhkan

calon pekerja yang memiliki kecakapan lainnya seperti kecakapan memimpin,

berkomunikasi, memiliki sikap disiplin, jujur, sopan santun, dan lain sebagainya.

Kecakapan tersebut merupakan kecakapan dalam ranah soft skills.

Pada realita kehidupan banyak dijumpai para alumni pendidikan yang

memiliki kecerdasan intelektual tinggi tetapi tidak memiliki sikap yang baik. Hal

ini dapat dibuktikan dengan maraknya korupsi yang terjadi di Negara Indonesia.

Para koruptor tersebut bukanlah orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan

tetapi mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, seperti: pejabat BI, polisi,

jaksa di Kejaksaan Agung, hakim di Mahkamah Agung, anggota legislatif, dan

menteri. Sebagaimana dalam pernyataan berikut ini:

Tahun 2008 kasus BI yang gubernurnya tersangka sebagai “saksi

korupsi”, bahkan anggota komisi Yudisial yang seharusnya meneliti calon

hakim malah melakukan korupsi….Disamping gubernur BI juga ada menteri

dan anggota DPR. Dalam kasus ini ada 52 anggota DPR yang terindikasi

menerima uang korupsi dalam perkara BI….Diantara nama menteri tersebut

adalah menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta yang menerima Rp. 1

miliar dan Menhut M.S. Kaban Rp. 300 juta.3

2 Nurani Soyomukti, Pendidikan Berperspektif Globalisasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2008), hal. 42 3 Dr. Ulul Albab, A to Z Korupsi Menumbuhkembangkan Spirit Antikorupsi (Surabaya: Jaring

Pena, 2009), hal. 155

Page 28: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

3

Dari laporan BPK saja, selama lima tahun sejak 1999-2004,

penyelewengan uang Negara terjadi sebesar Rp. 166,5 triliun rupiah, dimana

sebesar Rp. 144 triliun adalah merupakan pelanggaran BLBI, sedangkan

sisanya berasal dari kasus-kasus lain. Dari temuan BPK maka lembaga

Negara yang penyelewengannya paling tinggi adalah Kejaksaan Agung,

dengan presentasi 51,8%. Sedangkan untuk semester pertama tahun 2004

saja, penyelewengan yang ditemukan sudah berjumlah Rp. 37,39 triliun, dari

total anggaran dan kekayaan yang diperiksa sebesar Rp. 1.312 triliun.4

Berdasarkan paparan diatas bahwa korupsi di Indonesia dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Adapun yang melakukan korupsi adalah orang-orang yang

memiliki pendidikan dan jabatan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang

tidak cukup memiliki intelektual tinggi saja tetapi dibutuhkan sikap yang baik.

Mencetak generasi yang memiliki keterampilan intelektual dan sikap serta nilai

yang baik merupakan salah satu tugas dari pendidikan. Hal ini dapat dipahami dari

pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1, yaitu:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”5

Selain itu, juga dapat dilihat pada tujuan pendidikan dalam UU SISDIKNAS

No.20 Tahun 2003, menyebutkan bahwa:

4 Dr. Eggi Sudjana, S.H., M.Si. Republika Tanpa KPK Koruptor Harus Mati (Surabaya: JP

Books, 2008), hal. 22 5UUD 1945.Undang-Undang Republik Indonesia dan Perubahannya(Penabur Ilmu, 2004),

hal. 3

Page 29: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

4

“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab”6.

Adapun dalam pembukaan UUD 1945 alinea empat disebutkan bahwa yang

dimaksud manusia Indonesia yang cerdas dapat dirinci sebagai berikut: 1)

Manusia Indonesia cerdas adalah anggota masyarakat yang berbudaya; 2)

Bertalian erat dengan nilai-nilai pancasila yaitu kepemilikan akan identitas

Indonesia; 3) “Indonesia” bukanlah suatu pengertian yang beku tetapi sesuatu

yang dinamis yang masih perlu dikembangkan dan dihidupkan; 4) Manusia

Indonesia cerdas haruslah mempunyai orientasi terhadap perubahan global; 5)

Manusia yang cerdas adalah manusia yang mandiri; 6) Manusia yang cerdas

bukan hanya memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi karena telah

dikembangkan tetapi juga disertai dengan pertimbangan-pertimbangan moral.7

Berdasarkan pada realita dan konsep yang ada dalam tujuan pendidikan

yaitu UU SISDIKNAS serta UUD 1945 dapat disimpulkan bahwa pendidikan

mempunyai kewajiban untuk mencetak generasi bangsa yang memiliki hard skills

dan soft skills yang bagus. Hal ini dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan

dengan cara memaksimalkan manajemen sekolah baik dari segi pengembangan

kurikulum, proses pembelajaran, maupun meningkatkan sarana dan prasarana di

sekolah. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat mewujudkan generasi

bangsa yang intelektual ulama dan ulama yang intelektual.

6 Dr.M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, M.Pd.,Landasan Pendidikan Konsep dan

Apliikasinya (Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hal. 14 7 H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasionla-Suatu Tinjauan Kritis (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hal. 149

Page 30: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

5

Dalam konteks ini misi seseorang ilmuwan menjadi ganda: pada satu sisi ia

menjadi komunitas “pencerah” masyarakat dan pada saat yang sama ia menjadi

“pensholeh” bagi masyarakat.” Apabila keadaan ini tidak berjalan seimbang maka

ketinggian nilai ilmu pengetahuan menjadi hilang maknanya. Ilmu yang dapat

mencerahkan tetapi tidak dapat mensholehkan akan melahirkan manusia cerdas

tetapi jahat. Sebaliknya, manusia yang hanya bermoral tetapi tidak berilmu sering

kali akan menjadi objek dan komoditas yang selalu diperalat dan diombang-

ambingkan pihak lain.8

Al-Qur’an Karim juga menjelaskan tentang posisi para cendekiawan yaitu

dalam QS. Al-mujadalah: 11

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa posisi para cendekiawan berada di tempat

yang tinggi (mulia). Akan tetapi posisi tersebut haruslah diiringi dengan keimanan

dan akhlak yang baik karena Allah memandang orang yang berilmu merupakan

8 Prof. Dr. Syahrin Harahap, M.A., Penegakan Moral Akademik di dalam dan di luar Kampus

(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), hal. 105

Page 31: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

6

komunitas orang yang bertakwa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Fatir:

28

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan

binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan

jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-

Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun.”

Melihat realita yang ada di masyarakat Indonesia Ketua Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan periode 2009-2014 yaitu Bapak Muhammad Nuh, memberikan

kebijakan dengan adanya kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum 2013.

Mulai tahun ajaran baru 2014 kurikulum 2013 sudah diterapkan secara

menyeluruh. Kurikulum 2013 pada tingkat SD/MI menggunakan pembelajaran

tematik integratif. Sedangkan di tingkat SMP/MTs dan SMA/MA serta SMK

menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Tujuan diberlakukannya

kurikulum 2013 yaitu untuk mencetak generasi yang memiliki kemampuan

akademik (hard skills) dan sikap (soft skills) yang seimbang sehingga mampu

bersaing di era global. Melalui proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik

diharapkan tujuan kurikulum 2013 dapat tercapai. Dalam hal ini khususnya

pembelajaran PAI di sekolah. Sebab, mata pelajaran PAI memiliki kontribusi

besar terhadap pembentukan generasi bangsa yang berbudi pekerti luhur.

Berdasarkan observasi sementara, dari sejumlah sekolah yang sudah

menerapkan kurikulum 2013 adalah SMPN 1 Malang. Bahkan SMPN 1 Malang

Page 32: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

7

ditunjuk lebih awal oleh pemerintah dalam pelaksanaan kurikulum 2013. SMPN 1

Malang merupakan salah satu sekolah favorit di kota Malang yang berlokasi di

jalan Lawu 12 Malang. SMPN 1 Malang adalah lembaga pendidikan umum

ditingkat menengah yang diselenggarakan oleh Pendidikan Nasional (DIKNAS)

yang mempunyai keunggulan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

berlandaskan budi pekerti luhur yang berwawasan lingkungan. Beberapa prestasi

telah diraih baik dalam bidang akademik maupun non akademik baik di tingkat

lokal, regional, maupun nasional.

Dari pemaparan kasus diatas maka peneliti mengambil judul

“Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Dalam Meningkatkan

Hard Skills dan Soft Skills Siswa Kelas VII E di SMPN 1 Kota Malang”.

Pemilihan judul tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada

lembaga pendidikan tentang proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka fokus penelitian ini adalah

penerapan pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam menigkatkan

hard skills dan soft skills siswa. Berangkat dari fokus penelitian tersebut dapat

dikembangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang?

Page 33: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

8

2. Apa faktor pendukung proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang?

3. Apa dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang.

2. Untuk memahami faktor pendukung proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang.

3. Untuk memahami dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

terhadap siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi tentang proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa.

Page 34: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

9

b. Memberikan kontribusi secara ilmiah tentang proses pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft

skills siswa.

c. Memberikan sumbangan bagi perkembangan khasanah keilmuan

khususnya dalam bidang proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

1) Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan mempertajam

kajian tentang proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa.

2) Dapat menunjang tugas akademik, khususnya proses perkuliahan

dalam pengembangan materi kuliah.

b. Guru

1) Memberikan langkah-langkah proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills

siswa.

2) Memberikan kontribusi dalam pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills.

c. Lembaga Pendidikan

1) Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan di bidang

pendidikan.

Page 35: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

10

2) Penelitian ini menjadi bahan masukan berharga bagi pengambil

kebijakan pendidikan dan para praktisi pendidikan dalam menentukan

langkah-langkah yang lebih efektif dalam upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Kajian tentang pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik sangat

luas. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian ini dan dapat dilakukan

lebih mendalam maka tidak semua variabel diteliti. Oleh karena itu, peneliti

membatasi dalam ruang lingkup, sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang.

2. Faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang.

3. Dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang.

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan skripsi ini

ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat

dalam pembahasan ini.

Page 36: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

11

1. PAI

Pendidikan agama islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik

dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan

mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau

pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.9

2. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan

melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba

(experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan

(communicating).10

3. Hard skills

Bahrumsyah (2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan,

teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang

ilmunya.11

4. Soft skills

Bahrumsyah soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam

berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan

9 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya), Hal. 13 10

M. Fadlillah, M.Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 176 11(http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html (Diakses

pada tanggal 20/10/14, jam 19:29)

Page 37: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

12

mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu

mengembangkan untuk kerja secara maksimal.12

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang isi

skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di

bawah ini, dimana dalam skripsi ini dibagi menjadi enam bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan

keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika

pembahasan.

BAB II : Kajian Teori

Bab ini membahas tentang pendekatan saintifik yang meliputi

pengertian pendekatan saintifik, prinsip-prinsip pendekatan

saintifik, dan langkah-langkah pendekatan saintifik. Hard skills

dan soft skills yang meliputi pengertian hard skills dan soft skills,

urgensi meningkatkan hard skills dan soft skills, dan cara

meningkatkan hard skills dan soft skills.

BAB III : Metode Penelitian

12

Ibid

Page 38: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

13

Bab ini membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian,

lokasi penelitian, kehadiran penelitian, informan (subyek

penelitian), teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Paparan Data dan Temuan Penelitian

Bab ini membahas tentang latar belakang obyek penelitian,

paparan data yang meliputi observasi, hasil wawancara dan

dokumentasi.

BAB V : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di

SMPN 1 Malang, faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft

skills siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang, serta dampak

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang.

BAB VI : Penutup

Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang membahas

tentang kesimpulan terhadap pembahasan data-data yang telah

dianalisis dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan.

Page 39: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

14

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam kajian teori ini berisikan tentang kajian-kajian yang dijadikan sebagai

rujukan langsung dalam penelitian dan penulisan skripsi serta sebagai alat untuk

memecahkan masalah maupun sebagai bahan pengayaan. Selain itu, kajian ini

juga digunakan untuk pembahasan dan acuan pembanding dalam memaknai

temuan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

A. Pembelajaran PAI

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran pendidikan agama islam itu secara keseluruhannya

terliput dalam lingkup al-qur‟an dan al-hadits, keimanan, akhlak,

fiqih/ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup

pendidikan agama islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan,

dan kesinambungan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun

minallah wa hablun minannas).1 Jadi, pendidikan agama islam merupakan

usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik

untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah direncanakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2

1 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya), Hal. 12 2 Ibid, hal. 13

Page 40: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

15

Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu:

a. Pendidikan agama islam (PAI) sebagai usaha sadar yakni secara

keseluruhannya terliput dalam lingkup al-qur‟an dan al-hadits,

keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan

bahwa ruang lingkup pendidikan agama islam mencakup perwujudan

keserasian, keselarasan, dan kesinambungan hubungan manusia

dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya

maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).

b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti

ada yang dibimbing, yang diajari dan atau dilatih dalam peningkatan

keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran

agama islam.

c. Pendidik atau guru pendidikan agama islam (GPAI) yang melakukan

kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap

peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam

(PAI).

d. Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agama islam (PAI) diarahkan

untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan ajaran agama islam dari peserta didik, yang disamping

untuk membentuk kesalehan-kesalehan atau kualitas pribadi, juga

sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau

kesalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar dalam

Page 41: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

16

hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat), baik

yang seagama (sesame muslim) atau yang tidak seagama (hubungan

dengan non muslim), serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga

dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah wathoniyah)

dan bahkan ukhuwah insaniyah (persatuan dan kesatuan antar sesama

manusia).3

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik

meyakini, memahami, dan mengajarkan islam. Pendidikan tersebut

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan

pendidikan agama islam di perguruan tinggi umum mempunyai dasar yang

sangat kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu:4

a. Dasar yuridis

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar

yuridis formal tersebut terdiri atas:

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:

Ketuhanan Yang Maha Esa

3 Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 76 4 Drs. Muhammad Alim, M.Ag.,Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran

dan Kepribadian Muslim (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 4-6

Page 42: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

17

2) Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab

XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: a) Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa; b) Negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan

beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap. MPR No.

IV/MPR/1973/ yang kemudian dikokohkan dalam Tap. MPR No.

IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR No. II/MPR/1983, diperkuat

oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR/1993

tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya

menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsug

dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari

sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

b. Dasar religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber

dari ajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah

perintah dari Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.

Dalam al-qur‟an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah

tersebut, antara lain:

1) Alqur‟an surat an-Nahl ayat 125: “Serulah manusia kepada jalan

Tuhanmu (islam) dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”

Page 43: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

18

2) Alqur‟an surat Ali Imran ayat 104: “Dan hendaklah diantara kamu

ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar...”

3) Alqur‟an surat al-Mujadalah ayat 58: “Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman dan berilmu sebanyak beberapa

derajat.”

4) Sunnah Rasulullah: “Sampaikanlah ajaran kepada orang lain

walaupun hanya sedikit.”

c. Dasar psikologis

Dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya

manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat anggota masyarakat tidak

tenang dan tidak tentram akibat dari rasa frustasi (tekanan perasaan),

konflik (adanya pertentangan batin), dan kecemasan sehingga

memerlukan adanya pegangan hidup (agama). Kebutuhan agama

sangat erat hubungannya dengan usaha manusia untuk menciptakan

hidup bahagia, sebab banyak sekali kenyataan-kenyataan yang dapat

kita lihat, misalnya seseorang yang dalam segi kebutuhan materialnya

terpenuhi, tetapi tidak diimbangi dengan kesiapan mental yang cukup,

maka hal tersebut akan menambah beban kehidupan belaka atau

sebaliknya. Oleh sebab itu kondisi manusia pada hakikatnya menuntut

agar semua kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi dalam rangka

Page 44: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

19

mewujudkan hidup yang harmonis, dan bahagia termasuk juga

kebutuhan rohani seseorang terhadap agama. Untuk membuat hati

tenang dan tenteram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada

Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Ra‟du ayat

28 yaitu: “…Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tenteram.”

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

Abd Ar-Rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya, Educational

Theory, a Qur‟anic Outlook (terj. Arifin HM, 1991: 138-153), menyatakan

tujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi

berikut.

a. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyyah)

Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di

bumi melalui keterampilan-keterampilan fisik. Ia berpijak pada

pendapat dari Imam Nawawi yang menafsirkan “al-qawy” sebagai

kekuatan iman yang ditopang oleh kekuatan fisik. (QS. Al-Baqarah

(2): 247 dan Al-Anfal (8): 60)

b. Tujuan pendidikan ruhani (al-ahdaf ar-ruhaniyyah)

Meningkatkan jiwa dan kesetiaan yang hanya kepada Allah semata dan

melaksanakan moralitas islami yang dicontohkan oleh Nabi

berdasarkan cita-cita ideal dalam Al-qur‟an (QS. Ali Imran (3): 19).

Indikasi pendidikan ruhani adalah tidak bermuka dua (QS.Al-Baqarah

(2): 10), berupaya memurnikan dan menyucikan diri manusia secara

Page 45: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

20

individual dari sikap negatif (QS.Al-Baqarah (2): 126), inilah yang

disebut dengan tazkiyyah (purification) dan hikmah (wisdom).

c. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-„aqliyyah)

Pengarahan inteligensi untuk menemukan kebenaran dan sebab-

sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan

pesan-pesan ayat-ayat-Nya yang berimplikasi pada peningkatan iman

kepada Sang Pencipta. Tahapan pendidikan akal ini adalah

1) Pencapaian kebenaran ilmiah („ilm al-yaqin) (QS. At-Takatsur

(102): 5)

2) Pencapaian kebenaran empiris („ain al-yaqin) (QS. At-Takatsur

(102): 7)

3) Pencapaian kebenaran metaempiris atau mungkin lebih tepatnya

sebagai kebenaran filosofis (haqq al-yaqin) (QS. Al-Waqi‟ah (56):

95)

d. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtima‟iyyah)

Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh,

yang menjadi bagian dari komunitas sosial. Identitas individu di sini

tercermin sebagai “an-nas” yang hidup pada masyarakat yang plural

(majemuk).5

Berdasarkan pada tujuan pendidikan islam tersebut maka ada tiga

fungsi pendidikan islam dalam kehidupan manusia, yaitu:

1) Pendidikan sebagai pengembangan potensi

5 Drs. Bukhari Umar, M.Ag.,Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 59-60

Page 46: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

21

Fungsi pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian

tarbiyah al-insya‟ (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi).

Asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi

atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk

menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi tersebut.

Pendidikan berusaha untuk menampakkan (aktualisasi) potensi-potensi

laten tersebut yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Dalam islam, potensi laten yang dimiliki manusia banyak

ragamnya. Abdul Mujib menyebutkan tujuh macam potensi bawaan

manusia, yaitu: al-fithrah (citra asli), struktur manusia, al-hayah

(vitality), al-khuluq (karakter), ath-thab‟u (tabiat), as-sajiyah (bakat),

as-sifat (sifat-sifat), dan al-„amal (perilaku).

2) Pendidikan sebagai pewarisan budaya

Tugas pendidikan islam ini sebagai realisasi dari pengertian

tarbiyah at-tabligh (menyampaikan atau transformasi kebudayaan).

Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya

islami. Hal ini perlu karena kebudayaan islam akan mati apabila nilai-

nilai dan normanya tidak berfungsi dan belum sempat diwariskan

kepada generasi berikutnya.

Dalam pendidikan islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Nilai ilahiyyah, nilai yang dititahkan Allah melalui para rasul-Nya

yang diabadikan pada wahyu. Inti nilai ini adalah iman dan takwa.

Page 47: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

22

Nilai ini tidak mengalami perubahan karena mengandung

kemutlakan.

b. Nilai insaniyyah, nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta

hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat

dinamis, yang keberlakuannya relatif dan dibatasi oleh ruang dan

waktu.

3) Interaksi antara potensi dan budaya

Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang harus

diaktualkan dan dilengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islam.

Demikian juga, aplikasi peradaban dan kebudayaan harus relevan

dengan kebutuhan dan perkembangan potensi dasar manusia. Tanpa

memperhatikan kebutuhan dan perkembangan, peradaban dan

kebudayaan hanya akan menambah beban hidup yang mengakibatkan

kehidupan yang anomali (inkhiraf) yang menyalahi desain awal Allah

ciptakan. Interaksi antara potensi dan budaya harus mendapatkan

tempat dalam proses pendidikan, dan jangan sampai salah satunya ada

yang diabaikan. Tanpa interaksi tersebut, harmonisasi kehidupan akan

terhambat.6

Jadi apabila ketiga fungsi pendidikan islam tersebut dapat difungsikan

dengan baik dalam kehidupan maka akan memiliki dampak yang baik bagi

kehidupan manusia. Segala perkembangan yang terjadi dalam kehidupan

6 Ibid, hal. 69-82

Page 48: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

23

manusia akan dapat diatur dengan baik oleh manusia melaui pendidikan

agama islam.

B. Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran melalui proses ilmiah.7 Adapun yang dimaksud dengan

proses ilmiah yaitu proses pembelajaran yang dilakukan siswa dengan akal

pikiran berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dalam proses pembelajaran

tersebut siswa melakukannya sendiri sehingga mereka memiliki

pengalaman secara langsung. Melalui pendekatan ini siswa diharapkan

dapat berfikir analitis dan sistematis sehingga mampu memecahkan

masalah yang sedang dihadapinya. Dengan demikian, pada proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik bertujuan untuk

mempersiapkan siswa agar dapat hidup mandiri dan dapat memecahkan

masalah yang akan dihadapi pada masa sekarang dan masa yang akan

datang. Sehingga melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik siswa tidak hanya mampu menguasai ilmu pengetahuan secara

teoritis saja melainkan mampu mengaplikasikan teori yang sudah

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam memecahkan masalah, anak dibawa berfikir melewati beberapa

tahap yang disebut metode berfikir ilmiah, sebagai berikut:

7 M. Fadlillah, M.Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 175

Page 49: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

24

a. Anak menghadapi keraguan, merasakan adanya masalah

b. Menganalisis masalah tersebut dan menduga atau menyusun hipotesis-

hipotesis yang mungkin

c. Mengumpulkan data yang akan membatasi dan memperjelas masalah

d. Memilih dan menganalisis hipotesis sementara

e. Mencoba, menguji, dan membuktikan.8

Melalui metode berfikir ilmiah tersebut, siswa diharapkan dapat

berfikir lebih kritis terhadap segala perubahan yang terjadi di era global.

Sehingga dalam pendekatan ini para ilmuwan lebih mengedepankan

penalaran induktif daripada penalaran deduktif.

Adapun yang dimaksud dengan penalaran induktif adalah penalaran

yang dilakukan dengan dimulai pemberian berbagai kasus, fakta, contoh

atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip kemudian siswa

dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau

menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Sedangkan yang

dimaksud penalaran deduktif adalah penalaran dengan cara pemberian

penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran kemudian dijelaskan dalam

bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.9 Maka

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik siswa diajak

berfikir dengan cara menelaah fakta-fakta yang ada di masyarakat yang

8 Drs. H. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik) (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), hal. 52 9 Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik (Jakarta: Gedung

Persada Press, 2008), hal. 89

Page 50: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

25

kemudian dikaji dengan teori yang sudah ada sehingga siswa mampu

menyimpulkan prinsip dasar dari materi yang dipelajari.

Lebih jelasnya tentang penalaran induktif dan deduktif dapat

digambarkan sebagai berikut:10

Gambar 2.1

Pendekatan induktif dan pendekatan deduktif

Saintis mempelajari gejala alam melalui proses tertentu, misalnya

pengamatan, eksperimen, dan penalaran induktif-deduktif. Mereka

membawakan sikap ilmiah tertentu, seperti obyektif dan jujur apabila

mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan menggunakan proses dan

sikap ilmiah itu saintis memperoleh penemuan-penemuan dan penemuan-

penemuan ini merupakan produk sains. Para ahli pendidikan sains

memandang sains tidak hanya terdiri atas produk yang terdiri dari fakta,

10

http://Fakhmadsudrajat.files.wordpress.com-pendekatan-saintifik-ilmiah-dalam-

pembelajaran(Dikases pada tanggal 5/12/2013, jam 21:37)

Page 51: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

26

konsep, dan teori yang dapat dihafalkan tetapi juga terdiri atas kegiatan

atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam

mempelajari gejala alam yang belum dapat diterangkan. “Science is what

scientist do!” (Butts & Hall, 1975, H.1). Secara garis besar sains dapat

didefinisikan terdiri atas tiga komponen, yaitu: sikap ilmiah, proses ilmiah,

dan produk ilmiah.11

Pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan

melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba

(experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan

(communicating).12

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik

adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang melalui beberapa tahap

yang dilakukan melalui proses ilmiah yaitu mengamati, menanya,

mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa penerapan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan proses mengamati,

menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Oleh karena itu,

pendekatan saintifik sangat relevan dengan teori belajar Piaget dan Bruner.

Menurut jean Piaget (1975) salah seorang penganut aliran kognitif

yang kuat bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni:

asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi

adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur

11

Soetardjo, Proses Belajar Mengajar Dengan Metode Pendekatan Ketrampilan Proses

(Surabaya: SIC, 1998), hal. 2 12

M. Fadlillah, M.Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 176

Page 52: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

27

kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah

penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi

adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.13

Piaget menggunakan skema (schema, jamaknya skemata, schemata)

sebagai variabel perantara favoritnya. Skemata adalah cara mempersepsi,

memahami, dan berpikir tentang dunia. Kita bisa menyebutnya sebagai

kerangka atau struktur pengorganisir aktivitas mental.14

Maka dalam teori

ini, siswa secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan

sekitarnya.

Sedangkan, Bruner (1960) mengusulkan teorinya yang disebut free

discovery learning. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan

baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan

sebagainya) melalui contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili)

aturan yang menjadi sumbernya. Dengan kata lain, siswa dibimbing secara

induktif untuk memahami suatu kebenaran umum.15

Maka dalam teori

yang dikemukakan oleh Bruner sebagaimana yang diterapkan dalam

pendekatan saintifik bahwa penalaran yang digunakan adalah penalaran

induktif.

13

Dr. Hamzah B. uno, M.Pd, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), hal. 10-11 14

Winfred F. Hill, Theories of Learning Teori-Teori Pembelajaran (Bandung: Nusa Media,

2009), hal. 157 15

Dr. Hamzah B. uno, M.Pd, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), hal. 12

Page 53: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

28

2. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik

Menurut Sudarwan, pendekatan saintifik bercirikan penonjolan

dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan

tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus

dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria

ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti

berikut ini.

a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena

yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan

sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-

peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran

subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,

analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan

masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik

dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari

substansi atau materi pembelajaran.

e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

Page 54: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

29

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik sistem penyajiannya.16

Dalam mewujudkan ketercapaian pembelajaran tersebut, ada prinsip-

prinsip yang dapat dijadikan bahan acuan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.

2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

aneka sumber belajar.

3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah.

4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi.

5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi.

7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik (hard skills)

dan keterampilan mental (soft skills).

9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

16

Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hal.

194

Page 55: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

30

10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing

madyo mangun karso) dan mengembangkan kreatifitas peserta didik

dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat.

12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pembelajaran.

14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

peserta didik.17

3. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam

proses pembelajaran kurikulum 2013. Pelaksanaan proses pembelajaran

kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah yaitu:

sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ranah sikap yang harus dihasilkan

dari proses pembelajaran tersebut adalah agar siswa tahu “kenapa”,

sedangkan ranah keterampilan agar siswa tahu “bagaimana”, dan ranah

pengetahuan agar siswa tahu “apa”. Tujuan yang didapat dari proses

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah agar siswa memiliki

keseimbangan hard skills dan soft skills.

17

M. Fadlillah, M.Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 174-175

Page 56: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

31

Agar lebih jelas tentang tujuan proses pembelajaran pendekatan

saintifik yaitu untuk menyeimbangkan hard skills dan soft skills siswa

dapat dilihat pada gambar berikut:18

Gambar 2.2

Tujuan Pendekatan Saintifik

M. Fadlillah dalam bukunya yang berjudul “Implementasi Kurikulum

2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA” menyebutkan

pengertian pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang

dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning),

mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan

(communicating). Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik, yaitu:

a. Mengamati

18

http://Fakhmadsudrajat.files.wordpress.com-pendekatan-saintifik-ilmiah-dalam-

pembelajaran (Dikases pada tanggal 5/12/2013, jam 21:37)

Page 57: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

32

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran

dengan pendekatana saintifik ialah mengamati. Mengamati merupakan

kegiatan yang lebih mengutamakan kebermaknaan. Dalam kegiatan ini

peserta didik dihadapkan pada objek-objek yang nyata sehingga

mereka mampu menghubungkan antara objek yang diteliti dengan

materi yang dipelajari. Dengan demikian mereka akan merasa senang

dan tertantang dalam proses pembelajaran serta dapat memenuhi dan

menjawab rasa ingin tahu mereka.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang

akan diobservasi.

3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi baik

primer maupun sekunder.

4) Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi.

5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi

seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video

perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Kegiatan observasi dalam

proses pembelajaran meniscayakan keterlibatan peserta didik

Page 58: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

33

secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk

keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.19

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, menurut teori observasi,

proses observasi memiliki empat buah unsur, dua diantaranya

membutuhkan sebuah kompromi yang signifikan dengan teori perilaku

Skinnerian.

a) Perhatian

Proses observasi pertama-tama akan mengasumsikan bahwa siswa

mampu dan akan memfokuskan perhatian mereka dan bahwa, dari

waktu ke waktu, perhatian ini akan diarahkan pada sebuah perilaku

contoh.

b) Ingatan

Menyangkut unsur keduanya, teori observasi mengasumsikan

bahwa para siswa mampu mengingat perilaku-perilaku yang pernah

mereka saksikan, sehingga cukup bagi mereka untuk sewaktu-

waktu menunjukkan perilaku yang sama di kesempatan lain.

c) Kecakapan motorik

Elemen ketiga dari teori observasi tidak bertentangan dengan

filosofis teori perilaku Skinnerian. Untuk menunjukkan sebuah

perilaku yang selama ini mereka perhatikan, para siswa harus

memiliki kecakapan motorik yang dibutuhkan untuk melakukan

19

Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hal.

212

Page 59: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

34

perilaku tersebut, dan kecakapan ini biasanya membutuhkan

latihan nyata dan bukan pengamatan yang samar.

d) Penguatan motivasi

Unsur keempat dari teori observasi adalah penguatan motivasi.

Proses ini bisa memperbesar pengaruh dari percontohan. Ia bisa

mengalihkan perhatian pada perilaku contoh tertentu dan

pelakunya atau memberitahukan siswa bahwa sebuah perilaku itu

cukup berharga dan karenanya layak untuk dicontoh.20

Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan

peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan berikut ini.

(1) Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang

diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.

(2) Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek,

objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogen

subjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan

obervasi itu dilakukan. Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan

peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan

prosedur pengamatan.

(3) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,

direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas

perolehan observasi.21

20

Kelvin Seifert. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi pendidikan-Manajemen Mutu

Psikologi Pendidikan Para Pendidik (Jogjakarta: IRCiSoD, 2007), hal. 68-70 21

Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hal.

214

Page 60: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

35

Sebagaimana yang disebutkan dalam Permendikbud No. 81 a

bahwa kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran dapat

dilakukan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan

membaca. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam proses

mengamati yaitu melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari

informasi oleh siswa.

b. Menanya

Dalam kegiatan mengamati guru membuka kesempatan yang luas

kepada peserta didik untuk bertanya tentang apa saja yang sudah

dilihat pada saat mengamati. Guru membimbing peserta didik dalam

mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan mulai dari objek

yang nyata sampai kepada yang abstrak dan mulai dari yang bersifat

faktual sampai kepada yang bersifat hipotetik atau dugaan sementara.

Dari berbagai pertanyaan yang sudah diajukan peserta didik,

melalui kegiatan kedua yaitu “menanya” guru harus mampu

mengembangkan rasa ingin tahu mereka. Sebab, pertanyaan tersebut

menjadi dasar untuk mencari berbagai informasi. Semakin terlatih

mereka untuk bertanya maka rasa ingin tahu mereka dapat

dikembangkan. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan

menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis

yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mencoba

Page 61: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

36

Mencoba merupakan tindak lanjut dari menanya. Dalam kegiatan

pembelajaran ini peserta didik harus mendapatkan informasi yang

dibutuhkan. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik memperoleh

hasil belajar yang nyata.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Permendikbud No. 81 a

bahwa aktivitas mengumpulkan informasi dapat dilakukan melalui

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek

atau peristiwa, wawancara, dan sebagainya. Adapun kompetensi yang

diharapkan dari mencoba ialah mengembangkan sikap teliti, jujur,

sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai

cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau

mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan,

dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen atau mencoba tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1) Persiapan

a) Menetapkan tujuan eksperimen.

b) Mempersiapkan alat atau bahan.

c) Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah

peserta didik serta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru

perlu menimbang apakah peserta didik akan melaksanakan

Page 62: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

37

eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi menjadi

beberapa kelompok secara paralel atau bergiliran.

d) Mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar

dapat memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin

timbul.

e) Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan

dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan peserta didik,

termasuk hal-hal yang dilarang atau membahayakan.

2) Pelaksanaan

a) Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut

membimbing dan mengamati proses percobaan. Di sini guru

harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-

kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu

berhasil dengan baik.

b) Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya

memperhatikan situasi secara keseluruhan, termasuk membantu

mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan

menghambat kegiatan pembelajaran.

3) Tindak lanjut

a) Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada

guru.

b) Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik.

Page 63: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

38

c) Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil

eksperimen.

d) Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang

ditemukan selama eksperimen.

e) Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali

segala bahan dan alat yang digunakan.22

d. Menalar

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas

fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh

simpulan berupa pengetahuan.23

Dari pengertian tersebut dapat

dipahami bahwa dalam proses menalar peserta didik harus lebih aktif

daripada guru.

Kegiatan menalar dalam pendekatan saintifik merujuk pada teori

asosiasi. Adapun asosiasi merupakan menggabungkan bermacam-

macam ide dan mengasosiasikan bermacam-macam peristiwa yang

kemudian tersimpan di dalam memori. Pengalaman yang sudah

tersimpan didalam memori otak akan berinteraksi dengan pengalaman

sebelumnya.

Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk

meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara

berikut ini.

22

Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hal.

232 23

Ibid, hal. 223

Page 64: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

39

1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap

sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode

kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi

jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun

dengan cara simulasi.

3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis,

dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada

yang kompleks (persyaratan tinggi).

4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur

dan diamati

5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki

6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang

diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.

7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau

otentik.

8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan

memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.24

Sebagaimana yang disebutkan dalam Permendikbud No. 81 a

bahwa menalar atau mengasosiasikan dapat dilakukan melalui dua cara

yaitu mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari

hasil kegiatan mengumpulkan atau mencoba (eksperimen) maupun

24

Ibid, hal. 227

Page 65: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

40

hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi

serta pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat

menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Adapun kompetensi yang hendak dicapai yaitu mengembangkan sikap

jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan

prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan.

e. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan langkah terakhir dalam proses

pembelajaran saintifik. Dalam proses ini guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menyampaikan hasil pekerjaannya baik

secara individu maupun kelompok. Hasil pekerjaan yang hendak

disampaikan bisa melalui lisan seperti menceritakan atau dengan

tulisan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Permendikbud No. 81 a

bahwa menyampaikan hasil pengamatan atau mengkomunikasikan

dapat dilakukan secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun

kompetensi yang diharapkan dalam proses mengkomunikasikan atau

menyampaikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan

Page 66: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

41

singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang

baik dan benar.

Dalam proses mengkomunikasikan guru memberikan penilaian dan

klarifikasi terhadap hasil pekerjaan peserta didik agar mereka

mengetahui secara benar tentang materi yang dikaji sehingga peserta

didik bisa memperbaiki hasil pekerjaan yang kurang benar.

C. Hard Skills dan Soft Skills

1. Pengertian Hard Skills dan Soft Skills

a. Hard Skills

Menurut Bahrumsyah (2010) hard skill merupakan penguasaan

ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang

berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal (2010) hard

skill yaitu lebih beriorentasi mengembangkan intelligence quotient

(IQ).25

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa hard skills

merupakan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan yang telah

dipelajarinya dan keterampilan teknis yang sesuai dengan bidangnya.

Misalnya, peserta didik yang sudah belajar fiqh bab “sholat” maka ia

harus bisa mengerjakan sholat.

Sebagaimana dalam suatu organisasi, pasti juga terdapat hal-hal

yang bersifat hard. Aspek-aspek yang menyangkut hard tersebut

diantaranya ialah: struktur organisasi, aturan-aturan, kebijakan,

25

http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html (Diakses

pada tanggal 20/10/14, jam 19:29)

Page 67: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

42

teknologi, dan keuangan. Hal-hal tersebut dapat diukur,

dikuantifikasikan serta dikontrol dengan relatif mudah.26

Dan aspek

hard skills (kecakapan teknis) hanya diwakili dua aspek yakni

berpengetahuan dan kompeten.27

Dengan demikian, hard skills adalah

keterampilan yang dapat diukur sehingga seseorang dapat dengan

mudah melakukan bimbingan dalam meningkatkan hard skills yang

telah dimilikinya.

Dalam hal ini, hard skills dikelompokkan menjadi dua macam,

yaitu:

1) Ilmu (kecerdasan intelektual)

Yang dimaksud dengan ilmu dalam hard skills adalah

kecerdasan intelektual atau kemampuan seseorang dalam

memahami ilmu yang telah dipelajarainya. Ilmu merupakan

wilayah kerja aspek kognisi. Dalam hal ini, sering dikenal dengan

istilah IQ. Ketika seseorang memiliki IQ yang tinggi maka ia

dikatakan sebagai orang yang cerdas. Hal ini dapat dilihat melalui

pengukuran atau tes.

Rana kognitif (cognitive domain) menurut taksonomi Bloom

dan kawan-kawan:

(a) Pengetahuan (knowledge)

(b) Pemahaman (comprehension)

26

Marno, M.Ag dan Triyo Supriyatno, S.Pd., M.Ag, Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan Islam (Bandung: Refika Aditama, 2008), hal. 139 27

Aries Musnandar, Pendidikan yang Mencerdaskan-Esai-Esai Pendidikan Aries Musnandar

(Yogyakarta: Naila Pusataka, 2013), hal. 91

Page 68: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

43

(c) Penerapan (application)

(d) Analisa (analysis)

(e) Sintesa (synthesis)

(f) Evaluasi (evaluation)28

Menurut English & English dalam bukunya “A Comprehensive

Dictionary of Psychological and Psychoanalitical Terms”, istilah

intellect berarti antara lain: kekuatan mental dimana manusia dapat

berpikir, suatu rumpun nama untuk proses kognitif terutama untuk

aktivitas yang berkenaan dengan berpikir (misalnya

menghubungkan, menimbang, dan memahami) dan kecakapan

terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir (bandingkan dengan

intelligence. Intelligence=intellect).29

Konsep kecerdasan intelektual itu sendiri terbagi dalam dua

kategori kecenderungan. Intelektual dalam arti kemampuan dalam

sistem pemikiran filosofis dan dalam arti konkrit. Sistem pemikiran

filosofis melahirkan suatu sistem tatanan pengetahuan pemandu

peri kehidupan manusia, sedangkan sistem pemikiran yang konkrit

melahirkan suatu sistem kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Meskipun kedua kategori pemetaan ini pada hakekatnya

satu kesatuan yang tak terpisahkan, namun secara ontology

28

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1987), hal. 149 29

Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 99

Page 69: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

44

terbentang sebagai suatu kutub dikotomi semesta konsep

pengetahuan.30

2) Keterampilan

Yang dimaksud keterampilan disini adalah kemampuan

seseorang menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang anak yang bisa

melalukan sholat setelah belajar fiqh bab sholat atau seorang

sarjana jurusan PAI yang mampu mengajar mata pelajaran PAI.

Adapun keterampilan merupakan wilayah kerja aspek motorik.

Dalam dataran pembelajaran yang lebih praktis, aspek motorik

terbagi dalam 7 tingkat menurut tingkatan kesulitan yang

terkandung. Tahap pertama, tahap yang paling sederhana disebut

persepsi, tahap ini berkenaan dengan penggunaan organ indra

untuk menangkap isyarat yang membimbing aktifitas gerak. Tahap

kedua adalah kesiapan yaitu kesiapan untuk melakukan tindakan

tertentu. Berikutnya adalah gerakan terbimbing sebagai tahap awal

dari mempelajari keterampilan yang kompleks. Tahap gerakan

terbiasa berkenaan dengan kinerja dimana gerakan subjek belajar

sudah menjadi kebiasaan. Gerakan kompleks menunjukkan

gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang

sangat kompleks.Gerakan pola penyesuaian berkenaan dengan

keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seseorang

30

Jasa Ungguh Muliawan, Epistimologi Pendidikan (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2008), hal. 109-110

Page 70: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

45

dapat memodifikasi pola-pola gerakan untuk penyesuaian terhadap

tuntutan tertentu atau menyesuaikan situasi tertentu. Tahap terakhir

kreatifitas yang menunjukkan kepada penciptaan pola-pola gerakan

baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus.31

b. Soft Skills

Menurut Ramdhani (2008) dan Syawal (2010) pengertian soft skills

didefinisikan sebagai keterampilan lunak (soft) yang digunakan dalam

berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau dikatakan

sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skills

merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang

lain (interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri

(intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan untuk kerja secara

maksimal.32

Soft skills identik dengan sikap atau nilai-nilai yang

dimiliki seseorang atau bisa disebut dengan keterampilan insaniyah.

Dengan demikian, soft skills merupakan wilayah kerja aspek afeksi.

Rana afektif (affective domain) menurut taksonomi Kratwohl,

Bloom dan kawan-kawan:

1) Penerimaan (receiving)

2) Partisipasi (responding)

3) Penilaian/penentuan sikap (valuing)

4) Organisasi (organization)

31

Ibid, hal. 104-105 32

http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html (Diakses

pada tanggal 20/10/14, jam 19:29)

Page 71: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

46

5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value

complex).33

Tahap ini dalam sistem pendidikan lebih dikenal dengan istilah

meningkatkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional secara

konseptual merupakan bentuk penguasaan pada pengendalian diri,

nafsu, dan emosi. Tujuan pendidikan secara individual adalah

penguasaan untuk mengendalikan diri yang dimulai pada pengetahuan

terhadap diri, berlanjut pada pemahaman terhadap lingkungan dan

berakhir pada kemampuan mengatur dan mengarahkan dorongan

emosional pribadi baik dalam berbicara, berbuat, bertingkah laku,

bergaul dan seterusnya. Orang akan semakin menjadi lebih sabar,

tabah, rendah hati, dan bijaksana.34

Konsep yuridis yang dituangkan dalam UUD 45 dan dielaborasi

melalui UU Sistem Pendidikan Nasional (SPN) no. 20 tahun 2003

secara singkat, tegas namun jelas telah mencantumkan pentingnya

kecakapan insaniyah bagi peserta didik. Bab 2 pasal 3 UU SPN no.

20/2003 menyebutkan delapan aspek kecakapan insaniyah yakni:

beriman dan bertakwa, akhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri,

demokratis dan bertanggung jawab. Kedelapan aspek ini merupakan

bagian dari soft skills anak didik.35

33

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1987), hal. 150 34

Ibid, hal. 106 35

Aries Musnandar, Pendidikan yang Mencerdaskan-Esai-Esai Pendidikan Aries Musnandar

(Yogyakarta: Naila Pusataka, 2013), hal. 90

Page 72: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

47

Adapun soft skills dibagi menjadi dua bagian, yaitu: interpersonal

skills dan intrapersonal skills.

a) Interpersonal skills

Interpersonal skills ialah kecakapan memahami dan merespon serta

berinteraksi dengan orang lain dengan tepat, watak, temperamen,

motivasi, dan kecenderungan terhadap orang lain. Orang-orang

yang memiliki kecerdasan hubungan sosial diantaranya guru,

konselor, pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat, politikus,

dll.36

Dengan kata lain, interpersonal skills adalah keterampilan

seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

b) Intrapersonal skills

Intrapersonal skills ialah kecakapan memahami kehidupan

emosional, membedakan emosi orang-orang, pengetahuan tentang

kekuatan dan kelemahan diri. Kecakapan membentuk persepsi

yang tepat terhadap orang, menggunakannya dalam merencanakan

dan mengarahkan kehidupan yang lain. Agamawan, psikolog,

psikiater, filosof, adalah mereka yang memiliki kecerdasan pribadi

yang tinggi.37

Berdasarkan pada pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa intrapersonal skills adalah keterampilan

seseorang dalam mengatur diri sendiri.

Soft skills merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh

seseorang. Sebab, dengan adanya soft skills seseorang akan lebih

36

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung,

Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 97 37

Ibid, hal. 97

Page 73: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

48

diterima keberadaannya dalam masyarakat. Soft skills yang dimiliki

oleh seseorang mempunyai kadar yang berbeda. Hal ini dipengaruhi

oleh cara berfikir, berkata, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi, hal ini dapat dirubah dengan cara membiasakan diri

dengan hal-hal yang baru serta berusaha keras untuk merubahnya.

2. Urgensi MeningkatkanHard Skills dan Soft Skills

Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3

menyatakan:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.38

Menurut Robert M. Gagne, kondisi-kondisi belajar dikelompokkan

sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai sehingga pada

akhirnya lulusan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan

apa yang diharapkan, diantaranya kemampuan-kemampuan sebagai

berikut:

a. Keterampilan intelektual yaitu salah satu hasil belajar terpenting dari

sistem lingkungan skolastik yang terdiri dari sepuluh kemampuan

38

Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja

Roadakarya, 2007), hal. 131

Page 74: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

49

mulai dari baca, tulis, hitung sampai kemampuan memperhitungkan

kekuatan sebuah jembatan atau akibat devaluasi.

b. Strategi kognitif yaitu mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang

dalam arti yang seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan

masalah.

c. Informasi verbal yakni kemampuan untuk mencari dan mengolah

sendiri informasi sehingga jauh lebih bermanfaat daripada

informasinya sendiri.

d. Keterampilan motorik, disini maksudnya adalah kemampuan-

kemampuan yang diperoleh di sekolah seperti menulis, mengetik, dan

menggunakan busur derajat yang kemudian dipergunakan juga didalam

kehidupan.

e. Sikap dan nilai yakni kemampuan yang berhubungan dengan aspek

serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang.39

Dari pernyataan UU SISDIKNAS No. 20 pasal 3 dan pendapat Robert

M. Gagne tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan sudah

sangat jelas bahwa pendidikan harus mampu meningkatkan hard skills dan

soft skills siswa.

Dunia kerja di era globalisasi juga membutuhkan calon pekerja yang

tidak hanya memiliki nilai IPK tertinggi dan keterampilan teknis (hard

skills) tetapi juga harus memiliki sikap yang baik (soft skills). Misalnya, di

Jawa banyak lulusan sarjana maka hal ini mengakibatkan persaingan yang

39

Drs. A. Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:

Remadja Karya, 1989), hal. 1-2

Page 75: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

50

ketat dalam dunia kerja. Bagi seseorang yang memiliki hard skills dan soft

skills yang baik maka ia akan dapat diterima dalam dunia kerja dengan

mudah dan menjadi pemenang dalam persaingan tersebut. Akan tetapi,

bagi mereka yang hanya memiliki keterampilan sepihak saja maka

kemampuan yang telah dimilikinya masih dipertimbangkan oleh dunia

kerja. Oleh karena itu, setiap manusia harus memiliki kecakapan hidup

yang baik agar bisa bersaing dalam dunia kerja khususnya dalam dunia

kerja yang bersifat global.

WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai keterampilan

atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif yang

memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan

tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup

mencakup lima jenis, yaitu kecakapan mengenal diri, kecakapan berfikir,

kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan kejujuran.40

Dalam

hal ini, kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh seseorang dapat

diklasifikasikan menjadi dua hal yaitu kecakapan hidup yang berbentuk

hard skills dan soft skills.

Soft skills merupakan penunjang dari hard skills. Sebab, soft skills akan

menentukan arah pemanfaatan hard skills dalam kehidupan seseorang.

Apabila seseorang memiliki soft skills yang baik maka ilmu pengetahuan

dan keterampilan (hard skills) yang dimilikinya akan membawakan

dampak positif bagi hidupnya dan orang lain. Akan tetapi, apabila

40

Drs. Zainal Arifin, M.Pd, Konsep & Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hal. 244

Page 76: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

51

seseorang tidak memiliki soft skills yang baik maka ilmu pengetahuan dan

keterampilan teknis (hard skills) yang dimilikinya akan membahayakan

dirinya.

Begitu pentingnya hard skills dan soft skills dalam hidup seseorang

maka keduanya harus seimbang. Sebab, soft skills merupakan pelengkap

dari hard skills seseorang. Tanpa adanya soft skills seseorang tidak akan

bisa diterima dalam dunia kerja atau masyarakat. Sebaliknya, tanpa adanya

hard skill seseorang tidak akan bisa menjalankan tugasnya dalam dunia

kerja.

Dan yang telah dipaparkan dari hasil penelitian psikologi sosial

menunjukkan bahwa orang yang sukses di dunia ditentukan oleh peranan

ilmu sebesar 18%. Sisanya 80% dijelaskan oleh keterampilan emosional,

soft skills, dan sejenisnya.41

Penelitian yang dilakukan di Harvard

University Amerika Serikat misalnya, menemukan bahwa ternyata

kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan

kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan

mengelola diri dan orang lain (soft skills). Penelitian ini mengungkapkan,

kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan sisanya 80%

oleh soft skills. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil

dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skills daripada hard

skills. Singkatnya, tingkat kecerdasan hanya menyumbang sekitar 20-30

persen, sementara jiwa kewirausahaan yang didukung kecerdasan sosial

41

Prof. Dr. Elfindri dkk, Soft Skills Untuk Pendidik (Baduose Media, 2010), hal. 68

Page 77: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

52

justru menyumbang 80 persen keberhasilan seseorang kelak di kemudian

hari.42

3. Cara Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills

Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang disebutkan dalam UU

Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yaitu mencetak manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta

bertanggung jawab.

Dalam tujuan tersebut tertera beberapa aspek yang harus dimiliki oleh

peserta didik sebagai hasil belajarnya. Aspek tersebut mencakup hard

skills dan soft skills yaitu disamping mereka memiliki ilmu pengetahuan

yang luas tetapi mereka juga harus memiliki sikap yang baik. Untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan tersebut bukan hal yang mudah.

Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara yang efektif untuk mencapai

tujuan tersebut.

Cara yang tepat untuk mengajarkan hard skills dan soft skills serta

langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut:

a. Keyakinan yang tinggi

Seorang pendidik harus yakin bahwa dirinya mampu mengajarkan

hard skills dan soft skills sekaligus. Keyakinan ini dapat muncul jika

ditopang dasar yang kuat yakni penguasaan terminologi, ruang lingkup

serta teknik pembelajarannya.

42

Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi) (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2011), hal. 18

Page 78: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

53

b. Menyusun perencanaan pembelajaran kuliah

Menyusun perencanaan perkuliahan yang dengan secara sadar

memasukkan pembelajaran soft skills kedalam pembelajaran hard

skills. Seorang dosen sebelum perkuliahan hendaknya merumuskan

keterampilan soft skills apa saja yang harus dikuasai mahasiswa dalam

pembelajaran materi tertentu. Selanjutnya menentukan cara atau

metode pembelajaran yang digunakan serta cara mengevaluasinya.

c. Gunakan strategi pembelajaran yang tepat

Gunakan strategi pemberian model atau percontohan. Pendidik

diharapkan menjadikan dirinya sebagai model penguasaan soft skills

dan menerapkannya dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Berikan bimbingan

Selain memberikan contoh pendidik juga hendaknya memberikan

bimbingan secara intensif.43

Dari langkah-langkah tersebut, penggunaan strategi pembelajaran yang

tepat dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

1) Proses belajar satu kelas penuh: Pengajaran yang dipimpin oleh guru

yang menstimulasi seluruh siswa.

2) Diskusi kelas: Dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama.

3) Pegajuan pertanyaan: Siswa meminta penjelasan.

43

Prof. Dr. Elfindri dkk, Soft Skills Untuk Pendidik (Baduose Media, 2010), hal. 177

Page 79: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

54

4) Kegiatan belajar kolaboratif: Tugas dikerjakan secara bersama dalam

kelompok kecil.

5) Pengajaran oleh teman sekelas: Pengajaran yang dilakukan oleh siswa

sendiri.

6) Kegiatan belajar mandiri: Aktivitas belajar yang dilakukan secara

perseorangan.

7) Kegiatan belajar aktif: Kegiatan yang membantu siswa memahami

perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka.

8) Pengembangan keterampilan: Mempelajari dan mempraktikkan

keterampilan, baik teknis maupun non-teknis.44

Strategi pembelajaran tersebut sebagaimana yang diterapkan dalam

pembelajaran dengan pendekatan saintifik meskipun terdapat perbedaan.

Akan tetapi, keduanya memiliki kesamaan dalam proses kegiatan belajar

mengajar yaitu siswa adalah subyek belajar yang aktif atau student center,

adanya proses bertanya, diskusi, dan siswa belajar dengan pengalaman

secara langsung. Dengan demikian, langkah-langkah yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan hard skills dan soft skills siswa ialah menerapkan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sebagaimana yang telah

dipaparkan dalam pengertian pendekatan saintifik bahwa secara garis

besar sains (pendekatan saintifik) terdiri dari tiga komponen yaitu sikap

ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah.

44

Melvin L. Silberman, Active Learning (Bandung: Nusamedia, 2006), hal. 13-14

Page 80: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

55

Komponen sikap ilmiah yang perlu ditumbuhkan antara lain adalah

tanggungjawab, keinginan hendak tahu, jujur, terbuka, obyektif, kreatif,

toleransi, kecermatan bekerja, percaya diri sendiri, konsep diri positif,

mengenal hubungan antara masyarakat dan sains, perhatian terhadap

sesama makhluk hidup, menyadari bahwa kemajuan ilmiah diperoleh dari

usaha bersama, dan menginterprestasikan gejala alam dari sudut prinsip-

prinsip ilmiah. Dengan kata lain pendidikan sains juga bertujuan

mengembangkan kepribadian siswa.45

Proses dapat didefinisikan sebagai

perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam

melakukan penyelidikan ilmiah. Proses atau metode ilmiah itu merupakan

konsep besar yang dapat diperinci menjadi sejumlah komponen yang harus

dikuasai seseorang apabila orang itu hendak melakukan penelitian dan

pengembangan dalam bidang lainnya.46

Dengan demikian, pendekatan

saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa.

45

Soetardjo, Proses Belajar Mengajar Dengan Metode Pendekatan Ketrampilan Proses

(Surabaya: SIC, 1998), hal. 2 46

Ibid, hal. 2

Page 81: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.1 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang dilakukan secara alamiah tanpa ada

rekayasa peneliti dalam mencari data-data yang dibutuhkan di lapangan.

Jadi apa yang ada di lapangan harus disajikan sesuai dengan realitanya.

Oleh karena itu, peneliti harus mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat melakukan

penelitian dengan mudah.

Metode kualitatif memiliki beberapa sifat khasnya yaitu penekanan

pada lingkungan yang alamiah (naturalistic setting), induktif (inductive),

fleksibel (flexible), pengalaman langsung (direct verstehen), keseluruhan

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Karya, 1989), hal. 6

Page 82: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

57

(wholeness), partisipasi aktif dari partisipan dan penafsiran

(interpretation).2

Melalui penelitian kualitatif, peneliti ingin meneliti tentang:

a. Perilaku guru dalam proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII

E di SMPN 1 Malang.

b. Faktor pendukung proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII

E di SMPN 1 Malang.

c. Dampak proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

terhadap siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah perlakuan terhadap objek sebagai sudut pandang

etik atau sebaliknya bagaimana seharusnya memperlakukan objek sebagai

sudut pandang emik (Ratna, 2010:44).3 Adapun pendekatan penelitian

yang digunakan peneliti adalah pendekatan paradigma alamiah atau lebih

dikenal dengan paradigma fenomenologis.

Pandangan fenomenologis berusaha memahami perilaku manusia dari

kerangka berpikir maupun bertindak orang itu sendiri. Bagi mereka yang

penting adalah kenyataan yang terjadi sebagai yang dibayangkan atau

2 Dr. J.R. Raco, M.E, M.Sc, Metode Penelitian Kualitatif-Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya (Jakarta: Grasindo, 2010), hal. 56 3 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 181

Page 83: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

58

dipikirkan oleh orang-orang itu sendiri.4 Oleh karena itu, peneliti harus

terjun langsung di lapangan dalam mencari data tentang proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard

skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang, faktor

pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang, dan dampak dari proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik terhadap siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang tanpa merekayasa

data yang sudah didapatkan dari objek penelitian.

Pendekatan ini juga sering disebut sebagai jenis pendekatan kualitatif,

post positivistic, etnografik, humanistik, atau studi kasus (case study).5

Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan naturalistik karena penelitian

dilakukan berdasarkan latar alamiahnya, tanpa ada rekayasa dan tidak

diatur dengan eksperimen atau tes. Penelitian kualitatif ini tidak

dimaksudkan untuk menghasilkan generalisasi sebagaimana penelitian

kuantitatif, yang memperlakukan prinsip-prinsip hasil penelitian secara

universal bagi semua kasus.6 Adapun studi mendalam yang dilakukan

oleh peneliti ditujukan untuk membentuk suatu model atau teori

berdasarkan pada saling berhubungan antara data yang sudah

ditemukan.

4 H. Rochajat Harun, Metode Penelitian Kualitatip Untuk pelatihan (Bandung: Mandar Maju,

2007), hal. 27-28 5 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan(Bandung: Sinar Baru,

1989), hal. 8 6Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif(Bandung: Tarsito, 1988),hal. 15

Page 84: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

59

B. Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Malang (SMPN 1 Malang)

merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di Kota Malang. Hal ini tidak

lepas dari hasil jerih payah pihak sekolah yang terus melakukan

pengembangan dan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut proses

pembelajaran di sekolah. Berangkat dari sebuah visi dan misi yang

dirumuskan mampu memberikan perubahan-perubahan baik di bidang

akademik maupun non akademik dan telah memberikan warna baru terhadap

kualitas pendidikan di SMPN 1 Malang yang diwujudkan dalam bentuk

prestasi-prestasi yang telah diraih, baik oleh siswa maupun tenaga pendidik di

SMPN 1 Malang.

Alasan SMPN 1 Malang dipilih sebagai lokasi penelitian antara lain:

1. SMPN 1 Malang menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk oleh

pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 lebih awal sehingga

dianggap lebih paham dalam penerapan pendekatan saintifik pada

kurikulum 2013.

2. SMPN 1 Malang memiliki kualitas guru yang baik sehingga professional

dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik khususnya dalam

penerapan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.

3. SMPN 1 Malang merupakan salah satu sekolah favorit di Malang sehingga

dianggap pantas untuk memberikan contoh bagi sekolah-sekolah lain yang

kurang maju dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Page 85: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

60

C. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sebagai instrumen bukan sebagai

subyek dalam penelitain. Oleh karena itu, peneliti harus terjun langsung ke

lapangan dalam mencari data. Peneliti harus berbaur langsung dan berinteraksi

dengan subyek atau informan yang hendak diteliti. Kehadiran peneliti di

lapangan sangat penting karena hanya peneliti yang dapat menemukan makna

dan tafsiran dari subjek dalam penelitian kualitatif. Selain itu, melalui

keterlibatan langsung peneliti di lapangan dapat diketahui adanya informasi

tambahan dari informan berdasarkan cara pandang, prestasi, pengalaman,

keahlian dan kedudukannya.

Adapun data yang hendak dibutuhkan oleh peneliti, yaitu:

1. Proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang.

2. Faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang.

3. Dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap siswa

kelas VII E di SMPN 1 Malang.

Seorang informan atau subyek yang ingin diteliti merupakan orang asing

bagi peneliti sehingga membutuhkan pendekatan-pendekatan yang membuat

mereka bisa menerima kehadiran peneliti. Dalam hal ini, maka peneliti harus

pandai berkomunikasi dan bisa beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan

Page 86: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

61

subyek atau informan. Dengan adanya hubungan yang baik antara peneliti

dengan subyek atau informan maka peneliti bisa menggali secara penuh data-

data yang dibutuhkan.

D. Informan (subyek Penelitian)

Dalam pelajaran bahasa (Indonesia) secara essensial yang dimaksud

subjek dalam suatu kalimat adalah orang yang melakukan sesuatu. Sebuah

kajian (disiplin) ilmu memiliki kekhasan dalam memberikan nama (label) atau

konsep terhadap suatu objek. Dalam beberapa karya tulis metode penelitian

para penulis menyebut informan atau responden sebagai subjek penelitian,

bukan objek, yang disebut sebagai objek penelitian adalah fokus, kata-kata

kunci atau topik penelitiannya, yang menyebut informan dan responden

sebagai subjek penelitian, menjelaskan karena yang menjadi pelaku pemberi

informan atau data dalam suatu penelitian adalah mereka yakni siapa

(individu) atau apa yang menjadi tempat pengumpulan informasi atau data.7

Jadi yang dimaksud dengan subyek atau informan dalam penelitian kualitatif

adalah siapa saja yang dapat memberikan informasi atau data kepada peneliti.

Dalam penelitian kualitatif sebenarnya jumlah subyek penelitian bukan

kriteria utama, tetapi lebih ditekankan kepada sumber data yang dapat

memberikan rentang informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Selanjutnya sampel akan berkembang sesuai dengan pencarian data atau

7 Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif-Pendekatan Praktis, Penulisan

Proposal dan Laporan Penelitian (Malang: UMM Press, 2010), hal. 74

Page 87: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

62

informasi yang dibutuhkan. Hanya sampel awal saja yang dapat disebutkan

sebelumnya.8

Adapun subyek atau informan dalam penelitian ini adalah guru PAI di

SMPN 1 Malang, siswa kelas VII E, Guru BK, dan waka kurikulum. Mereka

adalah subyek atau informan yang dianggap dapat memberikan informasi atau

data yang hendak diteliti oleh peneliti. Sebab, guru PAI adalah orang yang

melaksanakan proses pembelajaran di kelas sehingga guru PAI dapat

memberikan semua informasi tentang proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik yang memiliki dampak terhadap siswa di kelas kepada

peneliti. Adapun siswa merupakan informan yang dapat memberikan

informasi kepada peneliti karena siswa juga salah satu dari variabel yang

diteliti dalam penelitian ini yaitu sebagai hasil dari proses pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik. Guru BK dan waka kurikulum juga merupakan

informan karena informasi dari keduanya dapat mendukung informasi yang

telah diberikan oleh guru PAI dan siswa kelas VII E. Dengan demikian,

peneliti akan mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya dan data

tersebut menjadi valid. Tentu saja hal ini sesuai dengan apa yang dibahas oleh

peneliti yaitu tentang pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang.

8 Sapiah Faisal, Penelitian Kualitatip, dasar-dasar dan aplikasi, cet I (Malang: YA3 Malang,

1990), hal. 38-39

Page 88: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

63

E. Teknik Pengumpulan Data

Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pengumpulan data yang bersifat

interaktif dan pengumpulan data yang bersifat non interaktif. Adapun

pengumpulan data yang bersifat interaktif seperti wawancara dan pengamatan.

Sedangkan pengumpulan data yang bersifat non interaktif seperti

dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, ialah:

1. Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data dimana penyelidik

mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-

gejala yang dihadapi (diselidiki) baik pengamatan itu dilaksanakan dalam

situasi buatan yang harus diadakan.9 Observasi atau pengamatan adalah

alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.10

Dilihat dari hubungan antara observasi dan observan (yang

diobservasi), dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi

non partisipan.

a) Observasi partisipan

Dalam observasi partisipan, observer berperan ganda yaitu sebagai

pengamat sekaligus menjadi bagian dari yang diamati.

b) Observasi non partisipan

9 Winarno Surakhmad, Dasar-dasar dan Tehnik Research (Bandung: Tarsito Karya, 1990),

hal. 155 10

Achmadi dan Narbuko, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara), hal. 20

Page 89: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

64

Observer hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian

peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret,

mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti.11

Berdasarkan pada judul skripsi ini maka peneliti melakukan kegiatan

observasi dengan cara non partisipan. Jadi peneliti terjun langsung ke

lapangan untuk melakukan pengamatan tentang fenomena yang diteliti

tanpa menjadi bagian yang diamati. Melalui teknik observasi ini diperoleh

data tentang keadaan SMPN 1 Malang sebagai obyek penelitian yang

meliputi:

1) Proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dan keadaan

guru serta peserta didik dalam proses pembelajaran.

2) Faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik.

3) Dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap

siswa kelas VII E.

2. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang dimana

satu orang sebagai penggali informasi dan satu orang yang lain sebagai

sumber informasi. Penggunaan wawancara didasarkan pada dua alasan.

Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang

diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang

tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang

ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas

11

Iin Tri Rahayu dan Triatiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara (Malang:

Banyumedia, 2004), hal. 15

Page 90: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

65

waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa

mendatang.12

Dedy Mulyana membagi wawancara dalam dua macam,13

wawancara

tak struktur (unstandardized interview) dan wawancara terstruktur

(standardized interview).

a. Wawancara tak struktur (unstandardized interview)

Wawancara tak struktur juga disebut wawancara mendalam atau

terbuka. Sebab, dalam wawancara tak struktur peneliti secara intensif

melakukan wawancara tanpa ada pertanyaan yang sudah disusun

secara sistematis oleh peneliti. Jadi dalam pelaksanaan wawancara ini

peneliti bisa langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

informan secara bebas. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan mulai dari

yang sifatnya umum seperti popularitas SMPN 1 Malang yang

diwujudkan dengan prestasi yang telah diraih siswa, pengalaman guru

dalam pembelajaran, harapan orang tua terhadap keberhasilan siswa,

dan sebagainya. Kemudian pertanyaan semakin spesifik sehingga

masuk ke fokus mengenai proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dalam meningkatkan hard skills dan soft skills

siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang, faktor pendukung dan dampak

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik terhadap siswa.

b. Wawancara terstruktur (standardized interview)

12

Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 65 13

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 180

Page 91: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

66

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dimana pertanyaannya tidak memiliki struktur tertentu akan

tetapi selalu terpusat pada satu pokok masalah ke pokok masalah yang

lain. Dalam hal ini, fokus wawancara adalah tentang proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam meningkatkan

hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang, faktor

pendukung dan dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik terhadap siswa.

. Wawancara ditujukan kepada informan tertentu yang dianggap

sebagai informan kunci (key informants). Dalam penelitian ini, informan

kuncinya ialah guru PAI dan siswa kelas VII E.

Pada saat melakukan wawancara terstruktur, hendaknya peneliti

mempersiapkan bahan-bahan yang diangkat dari isu-isu yang dieksplorasi

sebelumnya. Dalam hal ini dilakukan pendalaman untuk menjaga

kemungkinan terjadinya bias dalam wawancara. Namun, hal ini harus

dilakukan dengan penuh hati-hati, sopan, dan santai sehingga informan

tidak tersinggung dan marah. Sifat naturalistik menjadikan peneliti

berfungsi sebagai instrumen pengumpul data. Untuk itu diperlukan

kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas yang ada.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam

pengumpulan data. Dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk

Page 92: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

67

menggambarkan secara visual tentang kondisi proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik.

Menurut Lofland dan sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain14

. Namun demikian dalam penelitian ini, dokumen

dijadikan sumber data yang utama mengingat menyangkut lembaga resmi,

tentunya data yang sudah tertulis apalagi telah terpublikasi akan memiliki

nilai kevalidan dan derajat keformalan lebih tinggi. Baik data tersebut

menyangkut masalah sejarah perkembangan, perundang-undangan,

peraturan, kebijakan-kebijakan, program kerja, struktur kelembagaan, tata

tertib dan sebagainya. Kemudian sumber data tersebut dilengkapi dengan

hasil wawancara dan observasi lapangan.15

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang:

a) Profil SMPN 1 Malang

b) Data guru, siswa, karyawan, dan struktur organisasi SMPN 1 Malang.

c) Data program-program guru yang direncanakan untuk pembelajaran.

d) Proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif seperti

yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis data berlangsung

14

Lofland, John & Lyn H. Lofland, Analyzing social Settings: A Guide to Qualitative

Observation and Analysis(Belmont Cal.: Wadsworth Publishing Company, 1984), hal. 47 15

Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), hal. 74

Page 93: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

68

secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data,

dengan alur tahapan: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi

(conclution drawing & verifying).16

1. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil

observasi, hasil wawancara, dan hasil dokumentasi. Dari pengumpulan

data tersebut kemudian dipilah-pilah ke dalam fokus penelitian yaitu

proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dalam

meningkatkan hard skills dan soft skills siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang, faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik, dan dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

terhadap siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang.

2. Tahap Reduksi Data

Reduksi data ialah proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.17

Pada tahap ini peneliti melakukan

pemusatan data yang sudah dikumpulkan ke dalam fokus penelitian dan

kemudian memberikan kesimpulan. Jadi peneliti mengklarifikasi dan

16

Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, (Trj. Tjetjep Rohendi

Rohidi, Analisis data Kualitatip) (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 16 17

Ibid, hal. 16

Page 94: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

69

menyederhanakan data yang terpilih sesuai dengan tema yang dikaji

dengan cara memadukan berbagai data yang tersebar dan menelusuri tema

untuk merekomendasikan data tambahan. Pada akhir tahap ini, peneliti

membuat abstrak data kasar berdasarkan data yang sudah diklarifikasi dan

disimpulkan menjadi uraian singkat.

3. Tahap Display Data

Tahap display data dimaksudkan untuk menyajikan data, gambaran

keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian yang diusahakan

membuat berbagai bagan, grafik, matrik, charts dan lain sebagainya.18

Pada tahap ini peneliti menyajikan data dan mengorganisasikan data dalam

bentuk penyajian informasi berupa teks naratif. Selanjutnya, teks naratif

tersebut diringkas dalam bentuk bagan yang menggambarkan interpretasi

tentang makna perilaku subyek penelitian.

4. Tahap Kesimpulan atau Verifikasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji kebenaran dari setiap makna

yang terdapat dalam data yang sudah didapatkan. Dalam hal ini, peneliti

tidak hanya bersandar pada klarifikasi data tetapi juga pada abstraksi data

yang menunjang. Adapun ketiga tahapan dalam proses analisis data (tahap

pengumpulan data, reduksi data dan display data) berjalan secara

simultan. Dengan demikian, penulisan laporan terus berkembang sejalan

dengan proses pengumpulan dan analisis data sehingga kemungkinan

besar terjadi bongkar pasang sejalan dengan ditemukan data dan fakta

18

H. Rochajat Harun, Metode Penelitian Kualitatip Untuk pelatihan(Bandung: Mandar Maju,

2007), hal. 77

Page 95: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

70

baru. Dan apabila ditemukan data yang dipandang tidak memiliki relevansi

dengan tujuan penelitian ini akan dikesampingkan.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Ada tiga kegiatan untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini,

yaitu: kredibilitas (credibility), dependabilitas (dependability), dan

konfirmabilitas (confirmability). Ketiga kegiatan penelitian tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kredibilitas Atau Derajat Kepercayaan

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh

karena itu, tidak menutup kemungkinan akan terjadi purbasangka dalam

mengambil data di lapangan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut

hendaknya dilakukan pengujian keabsahan data atau kredibilitas.

Kredibilitas data adalah upaya peneliti untuk menjamin kesahihan data

dengan mengkonfirmasikan antara data yang diperoleh dengan obyek

penelitian. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa apa yang diamati

peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dan sesuai dengan apa

yang sebenarnya terjadi pada obyek penelitian.19

Untuk bisa mencapai data

ini digunakanlah beberapa teknik, yaitu; teknik triangulasi sumber,

pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti, diskusi teman

19

Nasution S,Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif(Bandung: Tarsito, 1988), hal. 105-108

Page 96: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

71

sejawat, pengamatan secara terus-menerus, pengecekan kecukupan bahan

referensi.20

2. Dependibilitas Atau Kebergantungan

Dalam konteks ini berkaitan dengan apakah penelitian dapat diulangi

oleh peneliti lain yang menemukan hasil yang sama dengan metode

penelitian yang sama pula. Oleh karena itu, konsistensi peneliti dalam

proses penelitian menyebabkan memiliki dependibilitas tinggi yang dapat

dipercaya hasil penelitiannya. Agar data yang dihasilkan tetap valid maka

kumpulan interpretasi data yang ditulis dikonsultasikan dengan pihak yang

memeriksa proses penelitian sehingga hasil penelitian dapat dipertahankan

dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun dependibilitas

digunakan untuk menilai proses penelitian mulai dari pengumpulan data

sampai pada penulisan laporan.

3. Konfirmabilitas Atau Kepastian

Konfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan

dependabilitas, perbedaannya terletak pada orientasi penilaiannya.

Konfirmabilitas digunakan untuk menilai hasil penelitian, terutama

berkaitan dengan deskripsi temuan penelitian dan diskusi hasil penelitian.

Sedangkan dependabilitas digunakan untuk menilai proses penelitian,

mulai pengumpulan data sampai pada bentuk laporan yang terstruktur

dengan baik.

20

Y.S. Lincoln & E.G. Guba, Naturalistic Inquary (Beverly Hills: Sage Publication, 1985),

hal. 305-374

Page 97: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

72

Untuk memeriksa dependibilitas dan konfirmabilitas data ini

digunakan suatu cara yang disebut dengan “audit trail” sebagai suatu

usaha yang lazim dilakukan seorang akuntan pemeriksa keuangan. Dalam

konteks penelitian kualitatif “audit trail” dilakukan oleh orang yang ahli

dalam penelitian tesis atau disertasi yang dilakukan oleh pembimbing.

Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti akan mengajukan laporan hasil

penelitian ini kepada pembimbing untuk selanjutnya diadakan audiabilitas

terhadap hasil penelitian ini.21

21

Nasution S, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1988), hal. 108-

112

Page 98: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

73

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Sekolah SMPN 1 Malang

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Malang

No. Statistik Sekolah : 201056101001

NPSN : 20533781

Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2

Alamat Sekolah : Jl. Lawu 12 Malang

(Kecamatan) Klojen

(Kabupaten/Kota) Kota Malang

(Propinsi) Jawa Timur

Telepon/HP/Fax : 0341-325206 / 0341-323468

Email/Website :[email protected]/www.smpn1-

mlg.sch.id

Status Sekolah : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu)

Nilai Akreditasi Sekolah : A (96,95)

2. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Malang

SMP Negeri 1 Malang merupakan satu dari beberapa sekolah lama di

Malang letaknya yang tersembunyi namun terjangkau untuk akses

kendaraan dan dikelilingi komplek pemukiman, membuat sekolah ini

menjadi salah satu sekolah favorit di Kota Malang.

Page 99: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

74

Gedung sekolah ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda yaitu

sekitar tahun 1927 dan diperuntukan bagi anak-anak Belanda yang tinggal

disekitar jalan Ijen, jalan Merapi, jalan Semeru dan jalan Buring yang

dinamakan sekolah ELS (Europese Lager School) atau sekolah Belanda 7

tahun dan termasuk juga Freubel School (TK).

Tahun 1929 gedung sekolah selesai dibangun dan mulai digunakan,

sebelumnya siswa-siswi dititipkan di sebuah gedung di jalan Arjuno

(sekarang DKK) dan jalan Klojen (Sekolah St Yusuf) dan sekolah ini

digunakan sampai tahun 1942.

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, karena gedungnya

yang besar maka gedung sekolah tersebut digunakan sebagai rumah sakit

darurat sedangkan rumah-rumah disekitar gedung sekolahan menjadi kamp

tahanan sementara.

Tahun 1945 setelah masa merdeka menjadi sekolah "Recomba"

dimana para siswanya pada waktu masuk sekolah ada yang membawa

pistol dan diletakan diatas meja pada saat pelajaran berlangsung. Pada

tanggal 23 Juli 1951 sekolah ini menerima SK Penegrian dengan luas

sekolah + tanah kurang lebih 4400 m2 dengan letak antara jalan Argopuro

(sebelah selatan), jalan Lawu, dan jalan Lamongan (sebelah utara) atau

tepatnya Jalan Lawu No. 12 Kota Malang Jawa Timur-Indonesia sampai

sekarang ini.

Adapun kepala sekolah yang pernah bertugas dan membesarkan SMP

Negeri 1 Malang adalah sebagai berikut:

Page 100: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

75

Tabel 4.1

Daftar Nama Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Masa Jabatan

1. Koesnadi 1946 – 1949

2. Damadi 1950 – 1954

3. Safiudin 1955-1958

4. Wirai 1959-1960

5. Islan, Ba 1960-1967

6. Drs. R. Soepadi 1968-1980

7. Drs. Soewandi 1980-1985

8. Drs. Slamet Sudarto 1985-1989

9. Djari Slamet 1989-1992

10. Drs. Soemarto 1992-1995

11. Drs. Soetjipto 1995-2002

12. Drs. H. Muchlis Ridwan 2002-2004

13. Drs. H. Burhanuddin, M.Pd 2004-2010

14. Drs. Hadi Hariyanto, M.Pd 2010-Sekarang

Sumber: dokumen profil SMPN 1 Malang

3. Motto

"EKA SATYA NUGRAHA"

(EKSAWIGRAHA)

Adapun motto tersebut memiliki arti sebagai beriku:

EKA (SATU)

Artinya adalah yang paling utama, atau bagian yang sangat

diprioritaskan

SATYA (JANJI ATAU KEMANTAPAN)

Artinya janji atau kemantapan jiwa dalam mencapai suatu maksud atau

tujuan dalam hidup di dunia

Page 101: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

76

WIRA (BERANI)

Artinya berani mengambil keputusan demi terwujudnya suatu janji

atau keinginan dalam menghadapi suatu kehidupan.

NUGRAHA (MULIA)

Artinya bahwa ilmu yang kita dapatkan nantinya dapat bermanfaat

bagi kehidupan kesejahteraan kepada manusia.

Maksud dari semboyan tersebut diatas adalah: Anak-anak yang belajar

di SMP Negeri 1 hendaknya memiliki satu kemantapan atau kebulatan

tekad serta berani menghadapi tantangan demi mewujudkan cita-cita yang

mulia yaitu ilmu atau kepandaian yang didapatkan pada akhirnya nanti

dapat bermanfaat bagi kehidupan semua makhluk ciptaan Tuhan.

4. Visi dan Misi

a. Visi

Unggul berlandaskan budi pekerti luhur yang berwawasan lingkungan.

b. Misi

1) Melaksanakan pengembangan kurikulum berbasis nasional.

2) Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran yang bermutu

sesuai standar nasional.

3) Melaksanakan pengembangan standar kelulusan baik akademis

maupun non akademis sesuai standar nasional.

4) Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan sesuai standar nasional.

Page 102: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

77

5) Melaksanakan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan

sesuai standar nasional.

6) Melaksanakan pengembangan manajemen pendidikan sesuai

dengan standar nasional.

7) Melaksanakan pengembangan pembiayaan sesuai dengan standar

pembiayaan nasional.

8) Melaksanakan pengembangan sistem penilaian sesuai dengan

standar penilaian nasional.

9) Melaksanakan pengembangan budaya dan lingkungan sekolah

sesuai dengan standar nasional.

Berdasarkan pada visi dan misi tersebut maka SMPN 1 Malang

merupakan sekolah yang secara terus menerus melakukan pengembangan

dalam manajemen sekolah untuk mencetak siswa yang unggul dalam

akademik dan memiliki budi pekerti yang luhur.

5. Tujuan dan Strategi SMPN 1 Malang

a. Tujuan

1) Tahun Pelajaran 2005-2006 perolehan NUN rata-rata 8.00

2) Lulusan Tahun Pelajaran 2005-2006 dapat memenuhi kriteria

masuk pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

3) Memperoleh hasil juara pertama tingkat provinsi lomba bahasa

Inggris

4) Memperoleh kejuaraan lomba siswa teladan tingkat nasional

5) Memperoleh juara pertama lomba KIR / PIR tingkat Nasional

Page 103: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

78

b. Strategi

1) Melaksanakan KBM dengan tertib

2) Mengoptimalkan kegiatan ekstra kurikuler

3) Menyiapkan tenaga professional

4) Melengkapi kebutuhan sarana/prasarana

5) Menciptakan suasana kerja yang saling asah, asih, asuh.

Berdasarkan pada tujuan dan strategi tersebut menunjukkan bahwa

SMPN 1 Malang memiliki tujuan yang jelas sebagai wujud dari visi yang

telah dibuat. Untuk mencapai tujuan tersebut maka SMPN 1 Malang

menyusun strategi secara efektif dan efisien.

6. Struktur Organisasi

Sumber data: dokumen profil SMPN 1 Malang

Skema 4.1

Struktur Organisasi SMPN 1 Malang

Dengan adanya struktur organisasi tersebut maka setiap bagian

dikerjakan oleh pihak yang bertugas sesuai dengan bidangnya. Dengan

Page 104: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

79

demikian, pengelolaan sekolah di SMPN 1 Malang dapat dilakukan

dengan baik.

7. Data Siswa 6 (enam tahun terakhir) siswa reguler

Tabel 4.2

Data siswa 6 tahun terakhir siswa regular

Th.

Pel

ajar

an

Jml

Siswa

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jumlah

(Kls. VII + VIII +

IX)

Jml Siswa Jumlah

Rombel

Jml Siswa Jumlah

Rombel

Jml Siswa Jumlah

Rombel

Siswa Rombel

L P L P L P L P

2008/

2009 556 157

121 8

165 117

8 145 129 7 467 367 23

2009/

2010 452 108

163 8

120 154

7 152 108 8 380 425 23

2010/

2011 499 108

128 8

101 146

8 110 165 9 319 438 25

2011/

2012 411 89

113 7

106 130

8 100 144 8 295 387 23

2012/

2013 520 112

141 9

93 115

8 89 115 7 294 371 24

2013/

2014 672 76

150 8

114 143

9 87 102 8 226 257 189

2014/

2015 742 95

162 8

87 157

8 108 135 8 289 453 24

Sumber data: dokumen profil SMPN 1 Malang

Data jumlah siswa tersebut menunjukkan bahwa pada setiap tahunnya

penerimaan siswa di SMPN 1 Malang memiliki jumlah yang berbeda-

beda. Hal ini menunjukkan bahwa SMPN 1 Malang melakukan

penyeleksian siswa baru yang ingin masuk ke sekolah tersebut dengan

ketat. Jadi SMPN 1 Malang tidak hanya mementingkan kuantitas siswanya

tetapi lebih mementingkan kualitas siswanya.

Page 105: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

80

8. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.3

Kepala sekolah

Nama

Jenis

Kelamin Usia Pend.

Akhir

Masa

Kerja L P

1. Kepala Sekolah Dra. Hj. Lilik

Ermawati, M.Pd

54 S2 28

2. Wakil Kepala Sekolah Hj. Sufairoh,

S.Pd,MM

50 S2 25

Sumber data: dokumen profil SMPN 1 Malang

Tabel 4.4

Guru (Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah)

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah GT/PNS GTT

L P L P

1. S3/S2 10 10

2. S1 3 25 1 29

3 D3 1 1

Jumlah 4 34 1 40

Sumber data: dokumen profil SMPN 1 Malang

Tabel 4.5

Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru

No. Jenis Pengembangan

Kompetensi

Jumlah Guru yang telah mengikuti

kegiatan pengembangan

kompetensi/profesionalisme

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Penataran KTSP 5 35 40

Page 106: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

81

2. Penataran Kurikulum

2013

5 35 40

3. Penataran Metode

Pembelajaran

(termasuk CTL)

5 35 40

4. Penataran PTK 5 35 40

5. Penataran Karya

Tulis Ilmiah

5 35 40

6. Sertifikasi

Profesi/Kompetensi

5 35 40

7. Penataran PTBK 5 35 40

8. Penataran lainnya:

..............

5 35 40

Sumber data: dokumen profil SMPN 1 Malang

Data pengembangan kompetensi guru tersebut menunjukkan bahwa

SMPN 1 Malang selalu berupaya untuk meningkatkan mutu guru-gurunya

sehingga mereka dapat melakukan tugasnya dengan professional. Sebab,

guru memiliki tugas yang utama dalam mencetak siswa yang unggul dan

berbudi pekerti luhur.

B. Paparan Data Penelitian

Dalam paparan data dibahas uraian tentang temuan penelitian yang didapat

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang sesuai dengan fokus

masalah pada BAB I. Adapun pembahasan dalam paparan data penelitian

sebagai berikut:

Page 107: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

82

1. Proses Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Dalam

Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa kelas VII E di SMPN

1 Malang

Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru dan siswa baik di dalam kelas maupun di luar

kelas. Proses pembelajaran tersebut harus dilakukan secara sistematis.

Oleh karena itu, setiap proses pembelajaran membutuhkan langkah-

langkah yang harus dilakukan agar proses pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, seorang guru dapat

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Langkah-langkah pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik yang

dilakukan oleh guru PAI di SMPN 1 Malang dilaksanakan melalui lima

tahap, yaitu:

a. Mengamati

Pada kegiatan ini siswa mengamati objek pengamatan yang sudah

disediakan oleh guru baik dengan video, gambar, buku cetak, atau

temannya sendiri. Pemilihan objek tersebut dilakukan berdasarkan

pada tema materi yang sedang dipelajari. Dalam kegiatan ini pula

seorang guru harus memberikan pengantar terlebih dahulu agar siswa

dapat melakukan pengamatan dengan baik.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah,

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25

November 2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

Page 108: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

83

“Ya, anak-anak kan ditunjukkan misalnya biasanya kita kalau

ngajar itu kan pakek LCD atau pakek pengamatan di buku cetak,

kalau misalnya LCDnya tidak bisa jalan ya pakek buku cetak tapi

tetep harus ada keterangan, karena kalau tidak anak-anak tidak

bisa. Jadi suatu contoh gini misalnya, kalau praktek ya misalnya

sholat masih mudah ya, anak-anak sholat berjama’ah, yang

sebagian sholat, sebagian mengamati. Nah, dengan pengamatan itu

nanti anak ditanya “apa sih yang kamu temukan didalam

pembelajaran itu?” itu kalo untuk sholat berjama’ah. Tapi kalau

untuk pelajaran lain disuruh mengamati gambar kemudian kamu

tanggapi apa yang kamu dapatkan dari gambar tersebut, misalnya

menjelaskan tentang iman kepada Allah atau asmaul husna dikasih

gambar-gambar yang ada hubungannya dengan materi tadi

kemudian anak-anak disuruh menanggapi. Terus disitulah

munculnya kreatifitas anak. Tapi tetap masih diberi pengantar. Jadi

harus bagaimana caranya menemukan kreatifitas anak, harus

menarik.”1

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti pada proses pembelajaran di kelas pada tanggal 3 Desember

2014 di RKB 1 di SMPN 1 Malang, sebagai berikut:

“Kegiatan mengamati yang dilakukan dikelas dengan cara: siswa

mengamati video pembelajaran tentang perjuangan Nabi

Muhammad Saw Periode Makkah, siswa mencatat hasil

pengamatan video, dan guru mengelilingi dan mengamati setiap

kelompok dalam kegiatan pengamatan kemudian melakukan

penilaian terhadap sikap siswa.”2

Berdasarkan pada paparan tersebut menunjukkan bahwa dalam

kegiatan mengamati guru harus mampu menarik perhatian siswa dalam

kegiatan belajar dengan cara memilih objek pengamatan yang menarik

1Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang

2Hasil Observasi, Rabu, 3 Desember 2014 di RKB 1 Di SMPN 1 Malang

Page 109: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

84

dan sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu, pemilihan objek

pengamatan harus dilakukan dengan tepat. Hal ini sangat penting

untuk dilakukan oleh guru agar siswa tertarik untuk belajar.

b. Menanya

Kegiatan menanya dilakukan dengan cara guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hasil pengamatan

yang belum dipahami. Akan tetapi, biasanya guru yang memberikan

pertanyaan kepada siswa.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah,

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25

November 2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Pengamatan, kemudian tanya. Biasanya saya menanyakan kepada

mereka misalnya tentang tanda-tanda kiamat kecil itu apa? Dan

mereka saya suruh untuk mencari di mbah google tentang tanda-

tanda kiamat kecil.”3

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti pada proses pembelajaran di kelas pada tanggal 3 Desember

2014 di RKB 1 di SMPN 1 Malang, sebagai berikut:

“Kegiatan menanya yang dilakukan dalam proses pembelajaran

yaitu dengan cara guru memberikan kesempatan kepada siswa yang

belum paham dari pengamatan video.4

3Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang

4Hasil Observasi, Rabu, 3 Desember 2014 di RKB 1 Di SMPN 1 Malang

Page 110: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

85

Berdasarkan pada data tersebut maka seorang guru harus mampu

memberikan stimulus yang baik kepada siswa untuk meningkatkan

rasa ingin tahu siswa sehingga siswa dapat lebih memahami materi

yang dipelajari dan mampu berpikir kritis melalui kegiatan menanya.

c. Mengeksplorasi

Tahap pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik yang ketiga

adalah mengeksplorasi. Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan

menanya.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah,

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25

November 2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Terus nanti kan anak-anak tahap akhirnya disuruh diskusi.”5

Adapun pelaksanaan kegiatan mengeksplorasi sebagaimana yang

terdapat dalam hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada

proses pembelajaran di kelas pada tanggal 3 Desember 2014 di RKB 1

di SMPN 1 Malang, sebagai berikut:

Dalam tahap mengeksplorasi, kegiatan pembelajaran yang

dilakukan yaitu: siswa berdiskusi bersama kelompok masing-

masing dari hasil pengamatan video tentang perjuangan Nabi

Muhammad Saw Periode Makkah, guru mengelilingi dan

mengamati diskusi kelompok, guru menghampiri setiap kelompok

untuk melakukan penilaian terhadap sikap siswa, dan guru

5Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang

Page 111: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

86

memberikan penjelasan atau mengarahkan kepada siswa apabila

dalam diskusi tidak berjalan sesuai dengan materi yang dipelajari.6

Hal ini juga seperti yang terdapat pada RPP yang sudah diberikan

oleh Bu Nurotul Chasanah sebagai guru agama di SMPN 1 Malang

(lihat pada lampiran IV).

Berdasarkan pada data tersebut maka kegiatan mengeksplorasi

dilakukan dengan cara siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan

yang telah dilakukan dengan melihat dari berbagai sumber belajar

sehingga siswa dapat mengetahui kebenaran dari apa yang sudah

diamati dengan apa yang ada di buku atau internet. Dan dalam

kegiatan ini seorang guru harus mendampingi siswa dalam berdiskusi

sehingga siswa dapat berdiskusi dengan baik dan terarah.

d. Mengasosiasi

Mengasosiasi merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan

dengan cara guru dan siswa berdiskusi tentang makna materi yang

telah dipelajari melalui pengetahuan tentang manfaat dan alasan siswa

belajar.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah,

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

“Untuk menalar, saya rasa mereka masih kurang. Jadi, dalam hal

ini mereka masih perlu dibimbing.7 Di dalam proses mengasosiasi,

6Hasil Observasi, Rabu, 3 Desember 2014 di RKB 1 Di SMPN 1 Malang

7Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang

Page 112: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

87

kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa menilai kelompok

lain, mengamati dan mendiskusikan tentang alasan mempelajari

sejarah dan manfaat mempelajari sejarah serta guru memberikan

penilaian khususnya sikap, jujur, disiplin, tanggung jawab,

demokrasi, dan kerja sama.”8

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti pada proses pembelajaran di kelas pada tanggal 3 Desember

2014 di RKB 1 di SMPN 1 Malang, sebagai berikut:

Dalam tahap mengasosiasi, kegiatan pembelajaran yang dilakukan

yaitu: guru menilai kelompok lain, mengamati dan mendiskusikan

tentang alasan mempelajari sejarah, mengamati dan mendiskusikan

tentang manfaat mempelajari sejarah, dan memberikan penilaian

khususnya sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, demokrasi, dan

kerja sama.9

Berdasarkan pada data tersebut maka seorang guru harus melatih

siswa untuk menalar karena siswa SMP masih membutuhkan

bimbingan dalam menalar suatu informasi sehingga dapat

memecahkan suatu masalah yang dihadapi berdasarkan ilmu yang

sudah didapatkan.

e. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan tahap terakhir dalam

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik. Tahap ini sebagai

8Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Kamis, 11 Desember2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang

9Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Kamis, 11 Desember2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang

Page 113: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

88

proses penyampaian hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa

sesuai dengan kelompok kerja masing-masing.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah,

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25

November 2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Proses pelaksanaan mengkomunikasikan saya lakukan dengan

berbagai cara, diantaranya yaitu diskusi, permainan, dan presentasi.

Nanti dari situ bisa terlihat mana saja siswa yang aktif atau kurang

aktif. Dari situ juga dapat dinilai mengenai sikap anak seperti jujur.

Biasanya permainan yang saya gunakan seperti misalnya materi

tentang ayat, disitu anak disuruh menghafal dan saya membuat

potongan kertas yang saya tulisi dengan potongan ayat-ayat kemudian

saya bagikan. Apabila siswa-siswa tersebut tidak mencontek maka

ketika saya tanya arti sebuah lafadz maka mereka bisa menjawab

dengan benar. Atau seperti, saya membentuk mereka dalam barisan

kemudian saya bisikkan ayat ke telinga siswa yang paling ujung

kemudian melanjutkan membisikkan ke telinga siswa yang ada

didepannya terus berlanjut sampai ujung. Kemudian yang paling akhir

menuliskan ayat yang dibisikkan ke papan tulis. Disini juga melatih

pendengaran siswa.”10

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti pada proses pembelajaran di kelas pada tanggal 3 Desember

2014 di RKB 1 di SMPN 1 Malang, sebagai berikut:

“Kegiatan mengkomunikasikan yang dilakukan dalam proses

pembelajaran yaitu dengan cara: guru menunjuk kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi, siswa membacakan hasil diskusi

sesuai dengan kreatifitasnya, guru melakukan penilaian hasil

presentasi, dan guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar

tentang perjuangan Nabi Muhammad Saw Periode Makkah.11

10

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang

11 Hasil Observasi, Rabu, 3 Desember 2014 di RKB 1 Di SMPN 1 Malang

Page 114: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

89

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan cara siswa mempresentasikan hasil belajar bersama

teman kelompoknya di depan kelas. Dalam kegiatan ini seorang guru

harus menggunakan cara yang bervariasi agar siswa tidak bosan.

2. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik

Dalam Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa kelas VII E di

SMPN 1 Malang

Faktor pendukung pembelajaran adalah sesuatu yang dapat

mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran yang bersifat mendukung

atau mendorong pelaksanaan pembelajaran sehingga proses pembelajaran

dapat dilaksanakan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Faktor pendukung pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang terdiri dari dua faktor

pendukung yaitu faktor pendukung internal dan faktor pendukung

eksternal. Adapun yang dimaksud faktor pendukung internal dalam hal ini

yaitu faktor pendukung yang muncul dari dalam diri individu baik siswa

maupun guru. Sedangkan, faktor pendukung eksternal yaitu faktor

pendukung yang muncul dari luar diri individu yaitu lingkungan atau

sesuatu yang diciptakan individu untuk mendukung pelaksanaan proses

pembelajaran seperti media.

Page 115: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

90

Seperti yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah pada wawancara

yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 November 2014 di Ruang

guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Anak-anaknya bagus, medianya tersedia seperti LCD, situasi kelas,

dan kondisi kelas. Jadi kalau untuk faktor pendukungnya sangat

memadai karena memang disini medianya benar-benar disediakan.

Bahkan juga ada wifinya jadi mudah untuk melakukan akses ke

jaringan internet dan anak-anak juga membawa HP yang bisa

digunakan untuk koneksi interet.”12

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

pada proses pembelajaran di kelas, yaitu:

“Setiap proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, yaitu: pertama,

mengamati. Pada proses ini terdapat empat faktor pendukung yaitu

LCD, Video tentang perjuangan Nabi Muhammad Saw Periode

Makkah, alat tulis, dan kondisi kelas terarah sehingga semua siswa

memperhatikan video tentang perjuangan Nabi Muhammad Saw

Periode Makkah dengan seksama. Kedua, menanya. Pada proses ini

terdapat dua faktor pendukung yaitu siswa aktif dan guru memberikan

stimulus kepada siswa untuk bertanya. Ketiga, mengeksplorasi. Pada

proses ini terdapat empat faktor pendukung yaitu siswa secara aktif

melakukan kegiatan diskusi hasil pengamatan video tentang

perjuangan Nabi Muhammad Saw Periode Makkah, adanya buku

cetak, adanya laptop, dan alat tulis. Keempat, mengasosiasi. Pada

proses ini terdapat dua faktor pendukung yaitu siswa aktif dan guru

aktif.13

Kelima, mengkomunikasikan. Pada proses ini terdapat tiga

faktor pendukung yaitu kreatifitas siswa, keaktifan siswa, dan apresiasi

siswa terhadap kelompok yang presentasi.”14

12

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November 2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang 13

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Kamis, 11 Desember 2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang 14

Hasil Observasi, Rabu, 3 Desember 2014 di RKB 1 Di SMPN 1 Malang

Page 116: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

91

Data tersebut juga didukung dengan data wawancara yang dilakukan

peneliti dengan waka kurikulum SMPN 1 Malang yang diwakili oleh Ibu

Tatik Sriwedari pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang staf, yaitu:

“Kalau dukungan dari sekolah bagus mbak dari segi sarana prasarana

maupun motivasi untuk SDMnya kan diikutkan pelatihan. Jadi

insyaallah semuanya terpenuhi untuk media pembelajarannya.””15

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien apabila

terdapat faktor yang mendukung baik dari Sumber Daya Manusia maupun

sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sebagaimana yang dinyatakan

oleh wakil waka kurikulum bahwa SMPN 1 Malang memberikan pelatihan

kepada guru untuk meningkatkan mutu guru sehingga dapat melaksanakan

proses pembelajaran dengan professional sehingga mampu menggunakan

media pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah. Dengan adanya faktor pendukung tersebut maka

pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mudah.

Hal ini juga didukung oleh data yang didapatkan peneliti dari hasil

wawancara dengan siswa kelas VII E pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang

agama, yaitu:

“Gurunya ramah dan kondisi kelas yang mendukung buat belajar.

Lingkungan nyaman untuk belajar, teman-teman mendukung (kerja

sama), Gurunya kalau mengajar menarik, penjelasan tidak monoton,

15

Ibu Tatik Sriwedari, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang staf SMPN 1 Malang

Page 117: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

92

dan gurunya juga baik. Gurunya selalu menyemangati siswa untuk

berbuat baik, memotivasi, dan metode yang digunakan menarik.

Gurunya memiliki wawasan yang luas, menyemangati dan

mendukung siswa untuk berbuat baik, temen-temen yang antusias

belajar mata pelajaran agama, dan guru menggunakan pendekatan

saintifik yang bermanfaat lebih mengenal siswa serta selalu

mengingatkan siswa.”16

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dapat mencapai tujuannya yaitu mencetak siswa yang

memiliki hard skills dan soft skills dengan didukung oleh sumber daya

manusia yang unggul dan professional serta sarana dan prasarana yang

memadai.

3. Dampak Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap

Siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang

Dampak pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini ialah sesuatu yang

dapat dihasilkan dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

terhadap siswa baik berupa sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

Dampak merupakan tujuan dari pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena

itu, proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik memiliki

dampak terhadap perkembangan siswa. Adapun dampak tersebut

ditemukan dari setiap tahap kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik.

a. Mengamati

16

Siswa kelas VII E, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang agama SMPN 1 Malang

Page 118: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

93

Dari kegiatan mengamati siswa dapat mencontoh apa saja yang

sudah diamati. Sebab, dalam kegiatan ini siswa melihat secara nyata

obyek pengamatan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.

Sehingga kegiatan mengamati membuat siswa lebih mudah untuk

menirukan.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3

Desember 2014 di Ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Ya perilakunya nanti seperti, kisah lahirnya Rasulullah misalnya

al-amin, mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa

jujur itu penting, kemudian kesederhanaan kemudian tidak boleh

merasa rendah diri.”17

Selain itu, juga seperti yang dikatakan oleh siswa kelas VII E pada

wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang agama,

yaitu:

“Materi yang tercantum di dalam power point yang biasa dibuat

kelompok lain, video, dan gambar yang menjelaskan materi. Saya

dapat memperoleh wawasan yang luas, dapat menambah

informasi dan bisa membuat kita mengerti dengan benar dari

kegiatan mengamati ini. Mendapatkan pelajaran atau materi

dengan mudah karena dapat menelaah dari gambar atau video

yang ditampilkan. Yang dipahami yaiu kami dapat memperoleh

ilmu yang bermanfaat, berinovasi, dan mendapat hikmah dari

itu.”18

17

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Rabu, 3 Desember2014 di Ruang agama SMPN 1

Malang 18

Siswa kelas VII E, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang agama SMPN 1 Malang

Page 119: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

94

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui

kegiatan mengamati siswa dapat memahami materi yang dipelajari

dengan baik dan benar. Selain itu, siswa juga dapat memahami materi

dengan mudah. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan mengamati siswa

melihat secara langsung atau mengalami sendiri dalam mencari

informasi sehingga otak berfikirnya dapat mengingat dengan baik

tentang apa saja yang telah diamati.

b. Menanya

Kegiatan menanya dilakukan dengan tujuan siswa bisa memahami

hasil pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga

pemahaman materi dari hasil pengamatan sesuai dengan yang

diharapkan.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3

Desember 2014 di ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Kalau menanya anak-anak yang belum mengerti, biasanya belum

dipahami.”19

Selain itu, juga seperti yang dikatakan oleh siswa kelas VII E pada

wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang agama,

yaitu:

19

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Rabu, 3 Desember 2014 di Ruang agama SMPN 1

Page 120: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

95

“Mengetahui sesuatu yang sebelumnya belum kita ketahui. Dapat

saling berbagi ilmu, dan mengetahui apa yang kita belum tahu,

mengajarkan saling berbagi. Mengetahui tambahan ilmu dari

pertanyaan teman yang sebelumnya tidak dimengerti. Manfaatnya

yaitu kami dapat ilmu dari pembelajaran, kami mendapat

pengajaran mengenai akhlakul karimah, dan perbuatan baik dalam

islam.”20

Berdasarkan data tersebut maka melalui kegiatan menanya siswa

dapat memahami materi lebih luas dan mengetahui ilmu baru dari

informasi yang didapatkan melalui pertanyaan-pertanyaan dari teman.

Selain itu, melalui kegiatan ini pula mereka sadar bahwa dalam

kehidupan harus saling berbagi dengan orang lain.

c. Mengeksplorasi

Kegiatan mengeksplorasi dilakukan dengan cara siswa berdiskusi

dengan teman kelompoknya tentang materi yang dipelajari dengan

memadukan antara hasil pengamatan dengan sumber belajar lain

seperti buku cetak atau internet. Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk

menalar dan menguraikan hasil pengamatan dalam sebuah kalimat.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3

Desember 2014 di ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Kemampuan menalar, terus mengamati, mendengar, menguraikan

setiap tahap yang dia lihat maka dia tulis disitu sehingga kalimat-

kalimat yang dia sampaikan hampir sempurna, dan melatih kejelian

mereka.”21

20

Siswa kelas VII E, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang agama SMPN 1 Malang 21

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Rabu, 3 Desember 2014 di Ruang agama SMPN 1

Page 121: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

96

Selain itu, juga seperti yang dikatakan oleh siswa kelas VII E pada

wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang agama,

yaitu:

“Belajar bekerja sama dengan teman dan juga belajar untuk

menerima pendapat teman, itu yang membuat kita belajar tidak

egois. Saling bertukar informasi, dapat memupuk rasa

kekeluargaan, dan belajar menghargai satu sama lain. Mendapatkan

pendidikan karakter dari sifat gotong royong dan kerja sama atar

kelompok. Manfaatnya yaitu kami mendapat pendidikan karakter

yaitu setia kawan dan saling bekerja sama dengan teman lain

sehingga memperoleh gagasan dan tambahan ilmu.”22

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui

kegiatan mengeksplorasi siswa dapat memahami materi lebih luas dan

membiasakan diri untuk hidup bersama dengan orang lain sehingga

terbentuk karakter yang mulia seperti bekerja sama, menghargai orang

lain, tidak egois, dan saling tolong menolong.

d. Mengasosiasi

Mengasosiasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara guru

dan siswa berdiskusi tentang manfaat dan alasan belajar suatu materi.

Sehingga dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk menalar suatu materi

dengan realita yang ada dalam masyarakat.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11

Desember 2014 di ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

22

Siswa kelas VII E, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang agama SMPN 1 Malang

Page 122: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

97

“Ya perilaku siswa yaitu meneladani perilaku rasul (bisa

menghargai orang lain, hidup sederhana, tidak meremehkan orang

lain, tidak merasa rendah diri, jujur, dan dapat dipercaya).

Kemudian, mereka juga tidak egois, kerja sama, dan disiplin.”23

Selain itu, juga seperti yang dikatakan oleh siswa kelas VII E pada

wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang agama,

yaitu:

“Mengasah kepintaran dan kecerdasan otak kita. Mengasah otak,

melatih kemampuan berfikir. Mendapatkan ilmu yang luas dan

mendapat tambahan ilmu yang sebelumnya tidak tahu menjadi

tahu. Kami mendapatkan manfaat yaitu menyadari bahwa

perbuatan dahulu yang kami lakukan salah atau benar, mendapat

ilmu dengan cara saintifik, dan memperoleh hal-hal baru yang

dapat menyemangati kehidupan.”24

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui

kegiatan mengasosiasi siswa dapat mengasah otak sehingga cara

berfikirnya berkembang dan dapat mengetahui ilmu secara mendalam

serta mengetahui perbuatan yang baik dan buruk sesuai dengan ilmu

pengetahuan yang telah didapatkan. Dengan demikian, siswa dapat

bersikap sesuai dengan kaidah yang benar.

e. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah kegiatan terakhir dalam pembelajaran

dengan pendekatan saintifik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara siswa

membacakan hasil diskusinya di depan kelas bersama kelompoknya.

Sehingga kegiatan ini dapat mencetak siswa yang berani berbicara di

23

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Kamis, 11 Desember2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang 24

Siswa kelas VII E, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang agama SMPN 1 Malang

Page 123: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

98

depan umum dan bertanggung jawab atas hasil belajar yang sudah

didapatkan selama berdiskusi dengan teman kelompoknya.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah

pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3

Desember 2014 di ruang guru SMPN 1 Malang, yaitu:

“Keberanian kemudian disiplin. Dalam menyampaikan seperti itu

untuk melatih suatu keberanian, dia tanggung jawab atau ndak,

kemudian disiplin dengan apa yang sudah dia dapatkan tadi.”25

Selain itu, juga seperti yang dikatakan oleh siswa kelas VII E pada

wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang agama,

yaitu:

“Melatih kita untuk percaya diri dan untuk belajar tampil di depan

umum. Melaih percaya diri, dapat saling berbagi informasi yang

kita dapatkan dengan orang lain. Mendapat ilmu tambah dari

presentasi milik teman atau kelompok lain karena ada perbedaan isi

atau kandungan dari presentasi tersebut. Dari presentasi saya

memahami bahwa ilmu yang saya dapatkan itu masih kurang dan

ditambah ilmunya oleh yang muncul dipresentasi itu.”26

Berdasarkan data tersebut maka melalui kegiatan

mengkomunikasikan dapat mencetak pribadi siswa yang pemberani,

percaya diri, dan mendapat ilmu pengetahuan lebih luas sehingga

materi yang dipelajari dapat dipahami secara mendalam.

25

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Rabu, 3 Desember2014 di Ruang agama SMPN 1

Malang 26

Siswa kelas VII E, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang agama SMPN 1 Malang

Page 124: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

99

Dari berbagai data yang telah didapatkan oleh peneliti melalui

wawancara dengan guru agama dan siswa kelas VII E tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

memiliki dampak yaitu meningkatkan hard skills dan soft skills siswa.

Seperti yang disampaikan oleh ibu Nurotul Chasanah pada wawancara

yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 November 2014 di Ruang guru

SMPN 1 Malang, yaitu:

“Anak-anak bisa belajar dengan aktif, bisa menumbuhkan kreatifitas

anak, anak juga dapat berfikir secara ilmiah, dan tahu apa yang

dipelajari dengan apa yang ada di lingkungan. Apalagi dalam

pelajaran agama, anak-anak harus bisa bersikap baik sesuai dengan

yang dipelajari, misalnya sholat berjama’ah. Untuk hard skillsnya

anak-anak bisa memahami materi yang dipelajari karena disini anak-

anak belajar secara aktif, mereka yang mencari dan mereka yang

menjelaskan akhirnya materi yang dipelajari bisa diingat oleh mereka

sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka mampu menerapkan

sesuai dengan yang dipelajari. Untuk soft skillsnya, dengan belajar tadi

mereka bisa bersikap jujur, disiplin, tepat waktu, dan lainnya.

Memang dengan ini anak-anak bisa berfikir lebih realita, ilmiah, dan

kreatif. Dalam PAI anak-anak diharapkan bisa melaksanakan nilai-

nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari.”27

Hal ini didukung oleh pernyataan wakil waka kurikulum yang

disampaikan dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal

13 Mei 2015 di ruang staf SMPN 1 Malang, yaitu:

“Insyaallah bisa, selama bapak ibu guru itu menerapkan sesuai dengan

aturan yang diberikan jadi misalnya oh harusnya begini terus

mengambil penilaiannya sesuai insyaallah bisa untuk mengontrol hard

27

Ibu Nurotul Chasanah, Wawancara, Selasa, 25 November 2014 di Ruang guru SMPN 1

Malang

Page 125: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

100

skills dan soft skillsnya itu sehingga bisa mencetak generasi yang

berakhlak mulia, berbudi luhur, juga cerdas. Insyaallah bisa tapi

penilainaanya banyak jadi untuk mengambil nilai ini guru harus betul-

betul mengamati.”28

Sebagaimana yang dinyatakan oleh berbagai pihak bahwa

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dapat mencetak siswa

yang memiliki hard skills yaitu memiliki ilmu pengetahuan yang unggul

dan keterampilan sesuai dengan bidang yang dipelajari serta dapat

mencetak siswa yang memiliki soft skills yaitu pribadi siswa yang

berakhlak mulia. Akan tetapi, proses yang harus dilakukan oleh seorang

guru agama labih banyak dengan adanya penilaian dari berbagai aspek

sehingga harus memahami siswa dengan baik.

Hal ini juga didukung dengan daftar nilai siswa kelas VII E pada mata

pelajaran agama dan budi pekerti (dapat dilihat pada lampiran IV). Pada

daftar nilai siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII E

memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi karena data tersebut menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa memiliki nilai diatas KKM. Sedangkan, dalam

aspek keterampilan semua siswa kelas VII E juga memiliki nilai yang

bagus. Adapun dalam aspek sikap sebagian besar siswa kelas VII E

memiliki sikap yang baik. Hampir semua siswa mendapat nilai 4 yang

menunjukkan sikap tersebut adalah sangat baik dan sebagian kecil siswa

mendapat nilai 3 yang menunjukkan sikap tersebut adalah baik.

28

Ibu Tatik Sriwedari, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang staf SMPN 1 Malang

Page 126: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

101

Hal ini juga didukung dengan data yang didapatkan oleh peneliti

melalui wawancara yang dilakukan dengan guru BK Ibu Anna Aisyiyah

kelas VII E pada tanggal 13 Mei 2015 di ruang konseling, yaitu:

“Ya hampir semua siswa kelas VII E baik-baik meskipun ada beberapa

yang berkelompok, cara berbicara dengan guru yang kelewatan batas

karena terlalu dekat dengan guru sehingga mereka berbicara seperti sama

temannya sendiri, dan kurang peka dengan orang lain karena

perkembangan IPTEK sehingga mereka sibuk dengan main gadget sendiri.

Tapi yang seperti itu hanya sedikit. Hanya 10% siswa saja yang kurang

baik. Selain itu, semua siswa kelas VII E memiliki sikap yang baik.”29

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII E

memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan keterampilan yang baik serta

sikap yang baik. Dengan demikian, melalui pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik dapat meningkatkan hard skills dan soft skills siswa.

Akan tetapi, untuk meningkatkan hard skills dan soft skills tidak hanya

dengan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik saja melainkan juga

dengan bimbingan guru di luar kelas sehingga guru harus melakukan

pendekatan yang baik kepada siswa dan selalu menjadi uswah hasanah

atau suri teladan bagi siswanya.

29

Ibu Anna Aisyiyah, Wawancara, Rabu, 13 Mei 2015 di Ruang konseling SMPN 1 Malang

Page 127: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

102

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Sebagaimana yang terdapat pada BAB IV telah ditemukan data sesuai dengan

rumusan masalah pada BAB I. Data tersebut peneliti dapatkan melalui berbagai

cara baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Pada uraian ini

akan peneliti sajikan tentang bahasan yang sesuai dengan rumusan masalah

penelitian dan tujuan penelitian. Pada pembahasan ini peneliti akan

mengintegrasikan temuan yang ada di lapangan kemudian menyamakan dengan

teori-teori yang ada dalam kajian teori. Selain itu, dalam pembahasan ini akan

disajikan analisa data yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan secara

terperinci. Adapun uraian pembahasan pada penelitian ini, sebagai berikut:

A. Proses Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Dalam

Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa kelas VII E di SMPN 1

Malang

Proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik yang dilaksanakan

di SMPN 1 Malang melalui lima tahap, yaitu mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Ke limatahap

pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tersebut sudah dilaksanakan oleh

guru agama di SMPN 1 Malang secara sistematis. Selain itu, guru agama di

SMPN 1 Malang juga dapat mengatur pelaksanaan pembelajaran dengan baik

pada setiap tahap pembelajaran berbasis pendekatan saintifik.

Page 128: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

103

Sebelum pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

dengan lima tahap yaitu: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi,

dan mengkomunikasikan guru memulai pelajaran dengan mengucap salam,

berdo’a, menyampaikan topik pembahasan, kemudian menyampaikan fakta-

fakta yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari, memberikan motivasi kepada siswa, dan menyampaikan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tujuan penyampaian fakta-fakta yang

terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

adalah agar siswa dapat menganalisa dan memahami substansi materi yang

dipelajari sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari

sesuai dengan ajaran agama islam. Selain itu, agar siswa mengetahui

perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran islam sehingga tidak

mencontoh perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam di

masyarakat dan mampu menghadapi problema yang terjadi dalam masyarakat.

Adapunprosespembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1

Malang dilaksanakan, sebagai berikut:

1. Mengamati

Pada tahap mengamati, guru mempersiapkan objek yang digunakan

dalam kegiatan pengamatan.Salah satu objek yang digunakan dalam

kegiatan pengamatan adalah video.Akan tetapi, selain video guru juga

menggunakan gambar atau buku cetak sebagai objek pengamatan siswa

pada kegiatan mengamati.Kemudian, guru membagi siswa ke dalam

kelompok dan siswa duduk dengan kelompok masing-masing.Setelah

Page 129: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

104

siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing, guru memberikan

petunjuk kepada siswa yaitu agar siswa mempersiapkan buku dan

mencatat semua data yang sudah dilihat dalam video.Selanjutnya, siswa

melakukan kegiatan pengamatan secara seksama berdasarkan kelompok

masing-masing.Dan guru mendampingi siswa pada saat kegiatan

pengamatan serta memberikan penilaian kepada siswa.

Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara seksama oleh siswa kelas

VII E di SMPN 1 Malang.Hal ini dikarenakan, guru memberikan

pendahuluan materi secara menarik sehingga menumbuhkan rasa ingin

tahu siswa.Selain itu, juga dikarenakan video yang disajikan oleh guru

jelas dan menarik.

Kegiatan mengamati dilakukan agar siswa mendapatkan gambaran

secara konkrit terhadap materi yang dipelajari sehingga siswa dapat lebih

memahami materi dengan mudah.Selain itu, agar siswa memiliki uswah

hasanah atau contoh konkrit dari obyek pengamatan video tersebut.Dengan

demikian, siswa dapat mengaplikasikan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari dengan mudah.

2. Menanya

Pada tahap kedua pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

adalah menanya.Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap pertama yaitu

mengamati.Setelah kegiatan mengamati, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang hasil pengamatan yang tidak

dipahami oleh siswa.

Page 130: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

105

Pada tahap menanya, siswa akan aktif bertanya apabila mereka tidak

dapat memahami pengamatan dengan baik. Begitu pula sebaliknya,

apabila hasil pengamatan yang mereka dapatkan sudah jelas sehingga

mareka dapat memahami materi maka sedikit dari siswa yang bertanya

bahkan tidak ada yang bertanya.Jadi, keaktifan siswa dalam bertanya

tergantung pada hasil pengamatan yang mereka lakukan dan kejelasan

obyek pengamatan yang disediakan oleh guru.

Pada kegiatan ini, guru akan menjawab pertanyaan siswa dan mencoba

untuk mengajak siswa lain untuk menjawab pertanyaannya. Dengan

adanya jawaban dari guru dan siswa yang lain maka siswa yang bertanya

dapat memahami materi yang belum dipahami dengan baik.

Kegiatan menanya yang dilaksanakan oleh guru agama di SMPN 1

Malang bertujuan agar siswa lebih memahami materi berdasarkan pada

kegiatan mengamati.Selain itu, juga bertujuan untuk mengaktifkan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat lebih mengingat

hasil belajarnya.

3. Mengeksplorasi

Pada tahap mengeksplorasi, guru menjelaskan hal-hal yang harus

dilakukan siswa yaitu agar siswa membuat kalimat dari hasil pengamatan

dan membuat kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf.Kemudian,

menuliskan hasil diskusi dalam buku atau lembaran.Dalam kegiatan ini,

guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya

dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.Data yang dikumpulkan

Page 131: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

106

dari hasil pengamatan dan dari sumber lainnya seperti buku pegangan

siswa atau internet.

Ketika siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru

mengelilingi dan mengamati diskusi yang dilakukan siswa. Guru

menghampiri setiap kelompok untuk memberikan penilaian terhadap sikap

siswa dalam berdiskusi. Dan pada saat itu juga, guru memberikan

pengarahan kepada kelompok yang diskusinya tidak sesuai dengan materi

yang dipelajari serta memberikan petunjuk kepada kelompok yang

bertanya tentang materi yang belum dipahami.Jadi dalam kegiatan

mengeksplorasi, guru tetap memantau proses belajar siswa dan

memberikan bimbingan selama proses pembelajaran berlangsung sehingga

kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa menjadi terarah.

Kegiatan mengeksplorasi dilaksanakan agar siswa dapat belajar dengan

cara mencari informasi sendiri dan menggali informasi secara mendalam

dengan teman kelompoknya sehingga siswa dapat memahami materi lebih

luas. Selain itu, dalam kegiatan mengeksplorasi melatih siswa untuk hidup

bersama, saling tolong-menolong, bekerja sama, dan menghargai pendapat

orang lain. Dalam keterampilan teknisnya, melatih siswa untuk membuat

sebuah karya tulis dan menggunakan IT dengan baik karena terdapat

sebagian siswa yang menggunakan laptop dalam mencari sumber lain pada

saat berdiskusi.

4. Mengasosiasi

Page 132: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

107

Pada tahap mengasosiasi, ada beberapa hal yang dilakukan oleh guru

yaitu: mengajak siswa untuk mendiskusikan tentang alasan dan manfaat

mempelajari materiyang sedang dipelajari sehingga secara sadar siswa

mengetahui manfaat yang mereka pelajari yaitu agar berbuat sesuai dengan

ajaran agama islam. Selain itu, gurumemberikan penilaian terhadap diskusi

kelompok khususnya pada penilaian sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,

demokrasi, dan kerja sama.

Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk menyadarkan kepada siswa

hakikat mereka belajar dan agar siswa mengetahui alasan mereka

mempelajari materi agama sehingga mereka belajar atas kemauan sendiri

serta lebih semangat dalam mempelajari materi agama. Pada kegiatan ini

pula, melatih siswa untuk menalar terhadap materi yang dipelajari

sehingga memiliki kemampuan menalar terhadap peristiwa yang terjadi di

masyarakat dan menjadi tahu perbuatan yang benar atau perbuatan yang

salah menurut ajaran agama islam. Dengan demikian, siswa akan berbuat

sesuai dengan ajaran agama islam.

5. Mengkomunikasikan

Pada tahap mengkomunikasikan, siswa menyampaikan hasil diskusi

dengan kelompoknya di depan kelas. Kegiatan ini dilakukan dengan cara

kelompok maju secara bergantian. Adapun yang menentukan kelompok

untuk maju ke depan kelas membacakan hasil diskusinya ialah guru. Jadi,

pada kegiatan ini guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas berdasarkan kelompok yang lebih dahulu selesai

Page 133: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

108

dalam berdiskusi. Selanjutnya, kelompok membacakan hasil diskusi di

depan kelas sesuai dengan kreatifitas kelompok baik dengan memberikan

selingan sholawat atau puisi, sedangkan kelompok lain menyimak. Setelah

selesai membacakan hasil diskusinya, kelompok memberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan atas

hasil diskusi yang telah dibacakan. Kelompok lain memberikan apresiasi

terhadap kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya.

Adapun tugas guru pada kegiatan ini ialah memberikan penilaian terhadap

hasil presentasi kelompok.

Pada kegiatan penutup setelah melaksanakan kegiatan mengamati,

menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan maka guru

bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.Pada kegiatan

menyimpulkan, guru memberikan penekanan terhadap nilai-nilai atau ibroh

yang dapat diambil dari materi yang dipelajari serta memberikan penekanan

pula kepada siswa agar melaksanakan nilai-nilai baik atau ibroh yang telah

didapat dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, guru menyampaikan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Dan memberikan

tugas kepada siswa sebagai faktor pendukung siswa untuk belajar di luar

sekolah. Kemudian, mengumpulkan tugas pada pertemuan yang akan datang.

Dengan demikian, siswa dapat memahami materi agama dengan baik.

Dari kajian teori pada bab dua dan hasil penelitian yang sudah dipaparkan

pada bab empat, setidaknya terdapat persamaan persepsi yang saling

melengkapi satu sama lain. Di dalam kajian teori dijelaskan bahwa langkah-

Page 134: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

109

langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilaksanakan melalui lima

tahap ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses

mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),

menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).109 Maka di

SMPN 1 Malang khususnya pada mata pelajaran PAI, guru melaksanakan

proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik melalui lima tahap

yaitu: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan. Pada tahap ketiga terdapat perbedaan yaitu dalam teori

disebutkan mencoba, sedangkan data yang diperoleh peneliti di lapangan

tahap ketiga dalam proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik

ialah mengeksplorasi. Hal ini dikarenakan tidak semua materi dalam PAI

dapat dilakukan dengan kegiatan mencoba, misalnya pada materi yang

pembahasannya tentang sejarah kebudayaan islam seperti kisah perjalanan

nabi Muhammad SAW periode Makkah dan Madinah. Pada pembahasan

sejarah kebudayaan islamproses pembelajaran tidak dapat dilakukan melalui

kegiatan mencoba karena sejarah islam pada masa lampau tidak dapat

dipraktekkan.Berbeda dengan materi tentang sholat berjama’ah atau sholat

jamak dan qasar. Maka pada materi tersebut proses pembelajaran dapat

dilakukan dengan mencoba karena sholat berjama’ah, jamak, dan qasar dapat

dipraktekkan.

109 M. Fadlillah, M.Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 176

Page 135: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

110

B. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik

Dalam Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa kelas VII E di

SMPN 1 Malang

Faktor pendukung pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik yang

ditemukan oleh peneliti di SMPN 1 Malang terdiri dari dua macam, yaitu:

faktor pendukung yang bersifat internal dan faktor pendukung yang bersifat

eksternal. Faktor pendukung yang bersifat internal adalah faktor pendukung

yang muncul dari dalam individu itu sendiri baik dari guru maupun dari

siswa.Misalnya, guru professional dan siswa yang aktif.Adapun faktor

pendukung yang bersifat eksternal adalah faktor pendukung yang muncul dari

luar diri individu baik dari sarana dan prasarana di sekolah maupun kondisi

kelas.Misalnya, media pembelajaran dan suasana kelas terarah.

Dalam hal ini, peneliti akan menguraikan faktor pendukung yang telah

ditemukan dari hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan pada setiap

proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang.

Adapun faktor pendukung tersebut ialah sebagai berikut:

1. Faktor pendukung pada tahap mengamati terdiri dari LCD, video, gambar,

buku cetak, alat tulis, dan kondisi kelas terarah. Keempat hal tersebut

menjadi faktor pendukung pada tahap mengamati karena memiliki

pengaruh dan sebagai pelengkap dalam proses pembelajaran. LCD

dibutuhkan sebagai alat untuk menampilkan video yang disediakan guru

sebagai obyek pengamatan dalam kegiatan mengamati. Adapun alat

tulisnya digunakan siswa untuk mencatat hasil pengamatan. Dan kelas

Page 136: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

111

terarah merupakan situasi dan kondisi yang membuat siswa merasa

nyaman dalam kegiatan pengamatan sehingga siswa dapat melakukan

pengamatan dengan baik. Selain itu, dengan kelas yang terarah, kegiatan

pengamatan dapat dilaksanakan secara optimal dalam proses pembelajaran

PAI berbasis pendekatan saintifik.

2. Faktor pendukung pada tahap menanya terdiri dari siswa aktif dan guru

memberikan stimulus yang baik kepada siswa. Kedua faktor tersebut

menjadi faktor pendukung karena keduanya memiliki pengaruh terhadap

kegiatan menanya. Siswa yang aktif menjadi pendukung dalam kegiatan

menanya karena dengan adanya siswa yang aktif maka pada kegiatan

menanya akan berjalan secara optimal. Siswa yang aktif adalah siswa yang

dapat mengembangkan pikirannya terhadap materi yang telah dipelajari

sehingga ia bersikap lebih kritis dan selalu ingin menanggapi dari hasil

materi yang telah didapatkan. Adapun guru yang memberikan stimulus

yang baik merupakan guru yang selalu mendorong siswa untuk bertanya

dan berfikir kritis. Sehingga guru selalu memberikan kesempatan bertanya

untuk siswa dan memberikan jawaban yang dapat memuaskan siswa.

Dengan demikian, kegiatan menanya dapat dilakukan dengan baik.

3. Faktor pendukung pada tahap mengeksplorasi terdiri dari siswa aktif

berdiskusi, buku cetak, laptop, alat tulis, dan bimbingan guru. Kelima

faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap kegiatan mengeksplorasi.

Sebab, dalam kegiatan ini dilaksanakan melalui siswa berdiskusi dengan

kelompok masing-masing. Oleh karena itu, siswa aktif berdiskusi menjadi

Page 137: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

112

faktor pendukung dan guru sebagai pembimbing siswa ketika berdiskusi

sehingga diskusi selalu terarah. Sedangkan, buku cetak dan laptop sebagai

sumber lain selain video yang dijadikan siswa sebagai bahan dalam

kegiatan diskusi sehingga siswa dapat mengetahui informasi lebih luas

tentang materi yang dibutuhkan pada proses pembelajaran. Adapun alat

tulisnya sebagai alat untuk membuat karya tulis hasil diskusi yang telah

dilakukan. Dengan adanya kelima faktor tersebut maka kegiatan

mengeksplorasi dapat dilaksanakan secara optimal.

4. Faktor pendukung pada tahap mengasosiasi terdiri dari siswa aktif dan

guru aktif. Mengasosiasi adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

melalui berdiskusi antara guru dengan siswa yang membahas tentang

alasan dan manfaat siswa mempelajari materi. Dengan demikian, pada

tahap ini yang menjadi faktor pendukung adalah siswa aktif dan guru aktif.

Sebab, dengan adanya siswa dan guru yang aktif maka kegiatan

mengasosiasi dapat dilaksanakan secara optimal sehingga guru berhasil

mengajak siswa untuk berfikir tentang substansi isi materi yang mereka

pelajari di kelas yaitu agar siswa dapat berbuat sesuai dengan ajaran agama

islam. Dan menyadarkan siswa bahwa mereka harus belajar atas

keinginannya sendiri sehingga pembelajaran terasa menyenangkan.

5. Faktor pendukung pada tahap mengkomunikasikan terdiri dari keaktifan

siswa, apresiasi siswa terhadap kelompok lain, dan bimbingan guru.

Ketiga faktor tersebut menjadi faktor pendukung kegiatan

mengkomunikasikan karena memiliki pengaruh terhadap kegiatan belajar

Page 138: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

113

ini. Adanya keaktifan siswa dan bimbingan guru maka kegiatan

mengkomunikasikan dapat berjalan secara optimal. Sedangkan, apreasiasi

siswa terhadap kelompok lain menjadi motivasi bagi kelompok sehingga

kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara efektif. Sebab,

mereka akan berusaha tampil di depan kelas untuk menjadi kelompok

terbaik. Oleh karena itu, pada kegiatan ini presentasi siswa bermacam-

macam. Sebagian kelompok presentasi dengan memberikan nyanyian atau

sholawat sehingga dengan kegiatan ini pula dapat menumbuhkembangkan

kreatifitas siswa.

Sebagaimana yang terdapat pada uraian tersebut bahwa faktor pendukung

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang sangat

menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu, faktor pendukung

tersebut juga mudah didapatkan oleh guru karena SMPN 1 Malang merupakan

sekolah unggulan sehingga sarana dan prasarana yang dibutuhkan

tersedia.Dengan demikian, proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik di SMPN 1 Malang dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai

dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Hal ini yang paling urgen dalam proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik untuk meningkatkan hard skills dan soft skills siswa

adalah adanya faktor pendukung yang menunjang keberhasilan pelaksanaan

proses pembelajaran. Sebab, dengan adanya faktor pendukung tersebut proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dapat dilaksanakan secara

efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Page 139: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

114

C. Dampak Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap

Siswa kelas VII E di SMPN 1 Malang

Dampak atau akibat dari proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik di SMPN 1 Malang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: dampak

yang berbentuk hard skills dan soft skills. Dampak yang berbentuk hard skills

merupakan pengetahuan dan keterampilan teknik yang dimiliki oleh siswa

sebagai akibat dari proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik.

Sedangkan, dampak yang berbentuk soft skills merupakan keterampilan

interpersonal dan intrapersonal atau yang sering disebut dengan keterampilan

sikap.

Hal yang paling urgen dalam dampak proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang adalah adanya akibat dari hasil proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik. Sebab, proses belajar

mengajar dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan yaitu dapat mencetak pribadi siswa yang unggul berlandaskan budi

pekerti luhur yang berwawasan lingkungan. Artinya, bahwa dengan adanya

proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan mutu

pembelajaran dengan mencetak siswa yang memiliki ilmu pengetahuan yang

tinggi dan memiliki budi pekerti yang luhur.

Adapun dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik yang

dihasilkan peneliti dari proses analisis data yang telah ditemukan di SMPN 1

Malang, sebagai berikut:

Page 140: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

115

1. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan mengamati adalah siswa mampu

melaksanakan sholat berjama’ah, sholat jama’ dan sholat qasar dengan

baik. Melalui proses pengamatan maka siswa akan mendapat gambaran

yang jelas dari materi yang dipelajari sehingga meniru dari apa yang telah

diamati dari video, gambar, atau buku cetak. Kemampuan mengamati

tersebut merupakan dampak yang berbentuk hard skills karena merupakan

keterampilan yang dihasilkan dari proses belajar. Pada kurikulum 2013

kemampuan tersebut termasuk pada domain keterampilan (KI-4). Selain

itu, dampak yang dihasilkan dari proses belajar juga berbentuk soft skills.

Adapun dampak tersebut seperti sikap dapat dipercaya, sikap jujur, sikap

hidup sederhana, sikap tidak merasa rendah diri, sikap tidak meremehkan

orang lain, teliti, dan tekun. Sikap tersebut dihasilkan melalui kegiatan

mengamati karena dalam proses mengamati siswa dapat mengambil ibroh

atau nilai-nilai yang terkandung dalam video. Pada kurikulum 2013

kemampuan tersebut termasuk pada domain sikap sosial (KI-2).

2. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan menanya adalah kemampuan

merangkai pertanyaan. Sebab, pada kegiatan menanya maka siswa dilatih

untuk bertanya sehingga dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam

merangkai kalimat pertanyaan. Kemampuan merangkai kalimat pertanyaan

tersebut merupakan keterampilan yang diperoleh siswa dari proses belajar

melalui kegiatan menanya. Pada kurikulum 2013 kemampuan tersebut

termasuk dalam domain keterampilan (KI-4). Selain itu, melalui kegiatan

menanya maka siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari

Page 141: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

116

sehingga siswa menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam. Maka

dalam hal ini, pada kurikulum 2013 termasuk dalam domain pengetahuan

(KI-3). Keterampilan dan pengetahuan tersebut merupakan dampak yang

berbentuk hard skills. Adapun dampak yang berbentuk soft skills yang

dihasilkan dari kegiatan menanya adalah sikap berani mengungkapkan

pendapat. Sebab, dalam kegiatan menanya siswa dilatih untuk

mengungkapkan pendapatnya sehingga akan terbentuk pribadi yang

pemberani. Hal ini pada kurikulum 2013 termasuk dalamdomain sikap

sosial (KI-2).

3. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan mengeksplorasi adalah kemampuan

menganalisis sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari

dengan baik. Dengan demikian, siswa dapat memahami ilmu pengetahuan

secara mendalam. Sebab, kegiatan mengeksplorasi dilaksanakan melalui

diskusi dengan teman kelompok sehingga dapat mengembangkan pola

pikir siswa. Selanjutnya, siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Maka dalam hal ini, secara sadar siswa akan menjalankan

sholat berjama’ah, sholat jama’, dan sholat qasar. Maka pada kurikulum

2013 hal ini termasuk dalam domain pengetahuan (KI-3) dan domain

keterampilan (KI-4) yang disebut dengan dampak yang berbentuk hard

skills. Selain itu, melalui kegiatan mengeksplorasi pula siswa dilatih untuk

membuat karangan dari hasil diskusi yang telah dilakukan. Hal ini

mengakibatkan siswa memiliki kemampuan membuat suatu karya tulis.

Pada kurikulum 2013 kemampuan tersebut termasuk dalam domain

Page 142: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

117

keterampilan (KI-4). Keterampilan dan pengetahuan tersebut merupakan

dampak yang berbentuk hard skills. Adapun dampak yang berbentuk soft

skills melalui kegiatan mengeksplorasi adalah sikap jeli, sikap bekerja

sama, dan sikap tolong menolong. Semua sikap tersebut dapat terbentuk

dalam diri siswa karena pada kegiatan mengeksplorasi siswa dibiasakan

untuk hidup bersama dalam kelompok sehingga akan terbentuk pribadi

yang saling bekerja sama dan tolong menolong. Hal ini pada kurikulum

2013 termasuk dalam domain sikap sosial (KI-2)

4. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan mengasosiasi adalah kemampuan

menalar. Sebab, dalam kegiatan ini siswa dan guru mendiskusikan tentang

manfaat dan alasan siswa belajar sehingga dikaitkan dengan fakta yang

terjadi dalam masyarakat. Dengan demikian, siswa akan mampu

memahami materi yang dipelajari dengan baik dan mampu menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Maka dalam hal ini, secara sadar siswa akan

menjalankan sholat berjama’ah, sholat jama’, dan sholat qasar. Maka pada

kurikulum 2013 hal ini termasuk dalam domain pengetahuan (KI-3) dan

domain keterampilan (KI-4) yang disebut dengan dampak yang berbentuk

hard skills. Adapun dampak yang berbentuk soft skills dari kegiatan

mengasosiasi adalah sikap bekerjasama, sikap tidak egois, sikap

memperdulikan orang lain, dan sikap menghargai orang lain. Sikap

tersebut dapat menjadi pribadi siswa melalui kegiatan diskusi dan ibroh

atau nilai-nilai yang dapat diambil dari materi yang dipelajari. Pada

kurikulum 2013 hal ini termasuk dalam domain sikap sosial (KI-2).

Page 143: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

118

5. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan mengkomunikasikan adalah

kemampuan mengungkapkan pendapat dan kemampuan berbahasa siswa

karena dalam kegiatan mengkomunikasikan setiap kelompok

menyampaikan hasil diskusi. Hal ini pada kurikulum 2013 termasuk dalam

domain keterampilan (KI-4)yang termasuk dalam dampak yang berbentuk

hard skills. Adapun dampak yang berbentuk soft skills dari kegiatan

mengkomunikasikan adalah sikap berani, sikap disiplin, sikap tanggung

jawab, sikap bekerjasama dan kreatifitas siswa. Sikap tersebut dapat

terbentuk dalam diri siswa karena dalam kegiatan mengkomunikasikan

siswa dilatih untuk berani dan tanggung jawab atas apa yang sudah

disampaikan kepada kelompok lain. Selain itu, dalam mempresentasikan

hasil diskusi siswa menggunakan cara yang berbeda-beda seperti

menggunakan sholawat. Pada kurikulum 2013 hal ini termasuk dalam

domain sikap sosial (KI-2).

Sebagaimana yang terdapat pada uraian tersebut bahwa dampak yang

dihasilkan dari proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1

Malang tidak hanya sebatas pada pengetahuan (hard skills)saja. Akan tetapi,

dampak tersebut juga menyentuh pada ranah afektif (soft skills).Oleh karena itu,

dampak proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik sangat relevan

dengan tujuan pendekatan saintifik yaitu untuk menyeimbangkan hard skills dan

soft skills. Adapun teori yang menyatakan hal tersebut ialah prinsip-prinsip yang

dapat dijadikan bahan acuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

dengan pendekatan saintifik, diantaranya sebagai berikut:

Page 144: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

119

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah.

4. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

5. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik (hard skills) dan

keterampilan mental (soft skills).

6. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso) dan

mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani).110

Dampak yang dihasilkan di SMPN 1 Malang tidak hanya melalui proses

pembelajaran di kelas tetapi juga karena adanya bimbingan guru di luar kelas.

Siswa mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang didapat dari hasil belajar

dengan dukungan guru di SMPN 1 Malang melaluipemberian contoh yang baik

kepada siswanya.Selain sebagai uswah hasanah, guru juga membiasakan sikap

yang baik kepada siswanya. Hal ini dilakukan oleh guru pada saat di luar jam

pelajaran. Sehingga siswa akan menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan

tinggi dan sikap yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut maka untuk menghasilkan siswa yang memiliki

hard skills dan soft skills dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:

110 M. Fadlillah, M.Pd.I, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,SMP/MTs, & SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 174-175

Page 145: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

120

1. Mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik

2. Menggunakan pendekatan, strategi, metode dan media yang tepat dalam

pelaksanaan pembelajaran

3. Memberikan bimbingan kepada siswa di dalam kelas dan di luar kelas.

Hal ini relevan dengan langkah-langkah untuk mengajarkan hard skills dan

soft skills kepada siswa yang terdapat dalam teori. Adapun teori tersebut

menyatakan, bahwa: Cara yang tepat untuk mengajarkan hard skills dan soft skills

serta langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut:

1. Keyakinan yang tinggi

2. Menyusun perencanaan pembelajaran kuliah

3. Gunakan strategi pembelajaran yang tepat

4. Berikan bimbingan.111

Berdasarkan pada uraian pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan

maka pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dapat dilihat pada skema

berikut ini:

111Prof. Dr. Elfindri dkk, Soft Skills Untuk Pendidik (Baduose Media, 2010), hal. 177

Page 146: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

121

Skema 5.2Pembelajaran PAI BerbasisPendekatanSaintifik

PEMBELAJARANPAI BERBASISPENDEKATAN

SAINTIFIKMALANG

ProsesFaktorPenduku

ngDampak

MengamatiLCD, Video,gambar,bukucetak, alattulis,dankondisikelasterarah

Siswamampumelaksanakansholatberjama’ah, sholatjama’ sholatqasar,sikapdapatdipercaya, sikapjujur,sikaphidupsederhana,sikaptidakmerasarendahdiri,sikaptidakmeremehkan orang lain, teliti,dantekun

MeningkatkanH

ardSkillsda

nSoftSkills

Menanya Siswaaktifdan Gurumemberikanstimulus yangbaikkepadasiswa

Kemampuanmerangkaipertanyaan,lebihmemahamimateri yang dipelajari,dansikapberanimengungkapkanpendapat

Mengeksplorasi Siswaaktifberdiskusi,Bukucetak, Laptop,Alattulis, danBimbinganguru

Lebihmemahamimateri yang dipelajari,kemampuanmenjalankansholatberjama’ah, sholatjama’, sholatqasar,kemampuanmembuatsuatukaryatulis,sikapjeli, sikapbekerjasama,dansikaptolongmenolong

MengasosiasiSiswaaktifdan Guru aktif

Lebihmemahamimateri,kemampuanmenjalankansholatberjama’ah, sholatjama’, sholatqasar,sikapbekerjasama, sikaptidakegois,sikapmemperdulikan orang lain,sikapmenghargai orang lain

MengkomunikasikanKeaktifansiswa,Apresiasisiswaterhadapkelompok lain danBimbinganguru

Kemampuanmengungkapkanpendapat,kemampuanberbahasa,sikapberani,sikapdisiplin, sikaptanggungjawab,sikapbekerjasama, dankreatifitassiswa

Evaluasi

Siswamengamati video,siswamencatathasilpengamatan, gurumengamatisiswadanmenilai

Siswabertanyahasilpengamatan yang belumjelasdan gurumenjawab

Siswaberdiskusidan gurumengamatisetiapkelompoksertamemberikanpenilaian

Gurudansiswaberdiskusitentangmanfaatdanalasanbelajarsertaguru menilaisikapsiswa

Siswapresentasihasildiskusi,kelompok lain menanggapi,dan guru menilai

Page 147: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

122

Pada gambar tersebut dampak hard skills dan soft skills yang dihasilkan dari

proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 5.6

Dampak pembelajaran PAI berbasis pendekatan sainitifik

No. Proses Dampak

Hard skills Soft skills

1. Mengamati Siswa mampu

melaksanakan

sholat berjama’ah

Siswa mampu

melaksanakan

sholat jama’

Siswa mampu

melaksanakan

sholat qasar

Sikap dapat

dipercaya

Sikap jujur

Sikap hidup

sederhana

Sikap tidak

merasa rendah

diri

Sikap tidak

meremehkan

orang lain

Teliti

Tekun

2. Menanya Kemampuan

merangkai

pertanyaan

Lebih memahami

materi yang

dipelajari

Sikap berani

mengungkapkan

pendapat

3. Mengeksplorasi Lebih memahami

materi yang

dipelajari

Sikap jeli

Sikap bekerja

sama

Page 148: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

123

Siswa mampu

menjalankan

sholat berjama’ah,

sholat jama’, dan

sholat qasar

Kemampuan

membuat suatu

karya tulis

Sikap tolong

menolong

4. Mengasosiasi Lebih memahami

materi yang

dipelajari

Siswa mampu

menjalankan

sholat berjama’ah,

sholat jama’, dan

sholat qasar

Sikap bekerja

sama

Sikap tidak egois

Sikap

memperdulikan

orang lain

Sikap menghargai

orang lain

5. Mengkomunikasikan Kemampuan

mengungkapkan

pendapat

Kemampuan

berbahasa

Sikap berani

Sikap disiplin

Sikap tanggung

jawab

Sikap bekerja

sama

Kreatifitas siswa

Berdasarkan pada tabel tersebut maka dapat dilihat tingkat berfikir siswa

dalam ranah kognitif melalui kegiatan pembelajaran PAI berbasis pendekatan

saintifik. Hal ini sebagaimana yang terdapat pada skema berikut:

Page 149: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

124

Skema 5.3

Tingkat Berfkir Siswa Pada Rana Kognitif

Berdasarkan pada skema tersebut maka dampak proses pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik yang berbentuk hard skills relevan dengan teori

kognitif yang dicetuskan oleh Bloom. Adapun teori tersebut menyatakan bahwa:

Rana kognitif (cognitive domain) menurut taksonomi Bloom dan kawan-kawan:

1. Pengetahuan (knowledge)

2. Pemahaman (comprehension)

3. Penerapan (application)

Proses belajar Tingkat berfikir siswa

Mengamati

Menanya

Mengeksplorasi

Mengasosiasi

Mengkomunikasikan

Mengingat

Memahami

Memahami

Membuktikan

Membedakan

Memahami

Mengkritik

Membuktikan

Taksonomi kognitif

Penerapan

Analisis

Pemahaman

Penerapan

Sintesa

Pemahaman

Pemahaman

Pengetahuan

Merangkai

Evaluasi

Page 150: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

125

4. Analisa (analysis)

5. Sintesa (synthesis)

6. Evaluasi (evaluation)112

Adapun proses berfikir siswa dalam rana afektif sebagai dampak proses

pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik yang berbentuk soft skills dapat

dilihat pada skema berikut:

7.

8.

9.

Skema 5.4

Tingkat Berfkir Siswa Pada Rana Afektif

Berdasarkan pada skema tersebut maka dampak proses pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik yang berbentuk soft skills(rana afektif) relevan

112W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1987), hal. 149

Proses belajar Tingkat berfikir siswa

Mengamati

Menanya

Mengeksplorasi

Mengasosiasi

Mengkomunikasikan

Memperhatikan

Merespon

Menunjukkan

Membandingkan

Melakukan

Taksonomi afektif

Organisasi

Penilaian

Partisipasi

Penerimaan

Pembentukanpola hidup

Page 151: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

126

dengan teori yang dicetuskan oleh Kratwohl, Bloom dan kawan-kawan. Adapun

teori tersebut menyatakan bahwa: Rana afektif (affective domain) menurut

taksonomi Kratwohl, Bloom dan kawan-kawan:

1. Penerimaan (receiving)

2. Partisipasi (responding)

3. Penilaian/penentuan sikap (valuing)

4. Organisasi (organization)

5. Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex).113

113Ibid, hal. 150

Page 152: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

127

BAB VI

PENUTUP

Pada bab terakhir ini, akan dipaparkan kesimpulan yang sesuai dengan

rumusan masalah pada bab satu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti. Selain itu, juga akan dipaparkan beberapa saran yang mungkin akan

bermanfaat dalam pengambilan kebijakan selanjutnya untuk kemajuan SMPN 1

Malang.

A. Kesimpulan

1. Proses pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang

dilaksanakan melalui lima tahap yaitu: 1) mengamati, pada tahap ini

kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara siswa mengamati obyek

pengamatan yang disediakan guru, siswa mencatat hasil pengamatan, dan

guru mengamati siswa serta memberikan penilaian; 2) menanya, pada

tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara siswa bertanya

tentang hasil pengamatan yang belum dipahami dan guru menjawab

pertanyaan siswa; 3) mengeksplorasi, pada tahap ini kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan cara siswa berdiskusi dengan

kelompoknya tentang materi yang dipelajari dengan mengambil berbagai

sumber belajar dan guru mengamati setiap kelompok serta memberikan

penilaian; 4) mengasosiasi, pada tahap ini kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan cara siswa dan guru mendiskusikan tentang manfaat

dan alasan mempelajari materi yang kemudian dikaitkan dengan fakta

Page 153: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

128

yang ada di masyarakat sehingga siswa memahami hakikat belajar serta

guru memberikan penilaian terhadap sikap siswa; 5) mengkomunikasikan,

pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara siswa

mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan

atau pertanyaan kepada presentator serta guru memberikan penilaian.

2. Faktor pendukung pada setiap tahap proses pembelajaran PAI berbasis

pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang terdiri dari: 1) mengamati yang

terdiri dari LCD, video, gambar, buku cetak, alat tulis, dan kondisi kelas

terarah; 2) menanya yang terdiri dari siswa aktif dan guru memberikan

stimulus yang baik kepada siswa; 3) mengeksplorasi yang terdiri dari

siswa aktif berdiskusi, buku cetak, laptop, alat tulis, dan bimbingan guru;

4) mengasosiasi yang terdiri dari siswa aktif dan guru aktif; 5)

mengkomunikasikan yang terdiri dari keaktifan siswa, apresiasi siswa

terhadap kelompok lain, dan bimbingan guru.

3. Dampak yang dihasilkan dari setiap tahap proses pembelajaran PAI

berbasis pendekatan saintifik di SMPN 1 Malang dapat diklasifikasikan

menjadi dua bentuk yaitu hard skills dan soft skills. Adapun dampak yang

dihasilkan meliputi: 1) mengamati yang terdiri dari dampak yang

berbentuk hard skills yaitu siswa mampu melaksanakan sholat berjama’ah,

siswa mampu melaksanakan sholat jama’, serta siswa mampu

melaksanakan sholat qasar dan dampak yang berbentuk soft skills yaitu

sikap dapat dipercaya, sikap jujur, sikap hidup sederhana, sikap tidak

merasa rendah diri, sikap tidak meremehkan orang lain, teliti, serta tekun;

Page 154: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

129

2) menanya yang terdiri dari dampak yang berbentuk hard skills yaitu

kemampuan merangkai pertanyaan serta lebih memahami materi yang

dipelajari dan dampak yang berbentuk soft skills yaitu sikap berani

mengungkapkan pendapat; 3) mengeksplorasi yang terdiri dari dampak

yang berbentuk hard skills yaitu lebih memahami materi yang dipelajari,

siswa mampu menjalankan sholat berjama’ah, sholat jama’, dan sholat

qasar serta kemampuan membuat suatu karya tulis dan dampak yang

berbentuk soft skills yaitu sikap jeli, sikap bekerjasama, serta sikap tolong

menolong; 4) mengasosiasi yang terdiri dari dampak yang berbentuk hard

skills yaitu lebih memahami materi yang dipelajari serta siswa mampu

menjalankan sholat berjama’ah, sholat jama’, dan sholat qasar dan dampak

yang berbentuk soft skills yaitu sikap bekerjasama, sikap tidak egois, sikap

memperdulikan orang lain, serta sikap menghargai orang lain; 5)

mengkomunikasikan yang terdiri dari dampak yang berbentuk hard skills

yaitu kemampuan mengungkapkan pendapat serta kemampuan berbahasa

dan dampak yang berbentuk soft skills yaitu sikap berani, sikap disiplin,

sikap tanggung jawab, sikap bekerjasama, dan kreatifitas siswa.

B. Saran

Proses pembelajaran yang baik adalah penentu kesuksesan suatu lembaga

pendidikan karena proses pembelajaran merupakan langkah utama dalam

mencapai suatu tujuan. Sebab, keberhasilan mencetak siswa yang memiliki

hard skills dan soft skills sangat bergantung pada mutu pembelajaran. Apabila

Page 155: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

130

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat berjalan secara efektif

dan efisien maka mutu yang dihasilkan juga akan baik. Oleh karena itu,

sekedar sumbang saran yang dapat dijadikan dasar pijakan atau pertimbangan

oleh para pemegang tampuk pimpinan lembaga pendidikan di SMPN 1

Malang dan juga para khasanah keilmuan dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan yang akan mencetak siswa yang memiliki hard skills dan soft skills

dimasa sekarang dan mendatang, sebaiknya:

1. Teoritis

Untuk para pimpinan lembaga pendidikan dan para khasanah keilmuan,

agar menjadi pihak yang kritis dan selektif serta bijak dalam memilih

kebijakan-kebijakan yang akan diambil yang berkaitan dengan mutu

pendidikan. Oleh karena itu, dalam menentukan sebuah kebijakan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan seharusnya para pimpinan dan

khasanah keilmuan memperhatikan permasalahan serta kondisi masyarakat

yang terjadi dalam kehidupan. Sebaik apapun kebijakan yang dibuat oleh

para pimpinan pendidikan tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik

apabila tidak sesuai dengan kondisi masyarakat dalam realita.

2. Praktis

Untuk SMPN 1 Malang dapat menyatukan semua guru sebagai uswah

hasanah bagi siswa sehingga dalam mencetak siswa yang memiliki hard

skills dan soft skills lebih mudah dilakukan.

Page 156: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

131

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi dan Narbuko.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Albab, Ulul. 2009. A to Z Korupsi Menumbuhkembangkan Spirit Antikorupsi.

Surabaya: Jaring Pena

Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arifin, Zainal. Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. 2011.

Bandung:Remaja Rosdakarya

Elfindri dkk. 2010. Soft Skills Untuk Pendidik. Baduose Media

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran

SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA.: Yogyakarta Ar-Ruzz Media

Faisal, Sapiah. 1990. Penelitian Kualitatip, dasar-dasar dan aplikasi, cet 1.

Malang: YA3 Malang

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif-Pendekatan Praktis, Penulisan

Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Harahap, Syahrin. 2005. Penegakan Moral Akademik di dalam dan di luar

Kampus. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Harun, Rochajat. 2007. Metode Penelitian Kualitatip Untuk pelatihan.

Bandung: Mandar Maju

H.A.R., Tilaar. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasionla-Suatu Tinjauan

Kritis. Jakarta: Rineka Cipta

Hill, Winfred F. 2009. Theories Of Learning Teori-Teori Pembelajaran.

Bandung: Nusa Media

Huberman, Matthew B. Miles, A. Michael. 1992. Qualitative Data Analysis,

(Trj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis data Kualitatip). Jakarta: UI Press

Page 157: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

132

John, Lofland dan Lofland, Lyn H. 1984.Analyzing social Settings: A Guide to

Qualitative Observation and Analysis.Belmont Cal: Wadsworth Publishing

Company

Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. 1985.Naturalistic Inquary.Beverly Hills: Sage

Publication

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Marno dan Supriyatno, Triyo. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Karya

Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muliawan, Jasa Ungguh. 2008. Epistimologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya

Musnandar, Aries. 2013. Pendidikan yang Mencerdaskan Esai-Esai

Pendidikan Aries Musnandar. Yogyakarta: Naila Pustaka

Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif

Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Raco, J.R. 2010.Metode Penelitian Kualitatif-Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya. Jakarta: Grasindo

Rahayu, Iin Tri dan Ardani, Triatiadi Ardi. 2004.Observasi dan Wawancara.

Malang: Banyumedia

Rusyan, A. Tabrani dkk.1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar

Mengajar.Bandung: Remadja Karya

Salam, Burhanuddin. 2002. Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu

Mendidik). Jakarta: Rineka Cipta

Page 158: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

133

Seifert, Kelvin. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi pendidikan-

Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan Para

Pendidik.Jogjakarta:IRCiSoD

Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning. Bandung: Nusamedia

Soetardjo. 1998. Proses Belajar Mengajar Dengan Metode Pendekatan

Keterampilan Proses. Surabaya: SIC

Soyomukti, Nurani. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Sudjana, Eggi. 2008. Republika Tanpa KPK Koruptor Harus Mati. Surabaya:

JP Books, 2008

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989.Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru

Sukardjo, Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya.Jakarta:Rajawali Pres

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Sunarto dan Hartono, B. Agung. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Rineka Cipta

Surakhmad, Winarno. 1990.Dasar-dasar dan Tehnik Research. Bandung:

Tarsito Karya

S, Nasution. 1988.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.Bandung:Tarsito

Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Amzah

Uno, B. Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran.

Jakarta: Bumi Aksara

UUD 1945. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia dan Perubahannya.

Penabur Ilmu

Uwes, Sanusi. 1999. Manajemen Pengembangan Mutu Dosen. Jakarta: Logos

Wacana Ilmu

Page 159: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

134

Wibowo, Agus. 2011. Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi).

Yoyakarta: Pustaka Pelajar

Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta:

Gedung Persada Press

http://Fakhmadsudrajat.files.wordpress.com-pendekatan-saintifik-ilmiah-

dalam-pembelajaran(Dikases pada tanggal 5/12/2013, jam 21:37)

http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-

skill.html(Diakses pada tanggal 20/10/14, jam 19:29)

Page 160: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 161: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Lampiran I: Denah Ruang SMPN 1 Malang

Page 162: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Lampiran II: Transkip Wawancara

Nama Informan : Bu Nurotul Chasanah

Jabatan : Guru Agama di SMPN 1 Malang

Waktu : Selasa, 25 November2014

Pukul : 10.30 – 11.00 WIB

Tempat : Ruang guru SMPN 1 Malang

Peneliti menemui Bu Nur sebagai guru agama ketika beliau sedang menuju ruang

guru setelah mengajar, kemudian peneliti menyapa:

Peneliti : “Assalamu’alaikum, Bu…”

Bu Nur : “Wa’alaikumsalam, iya mari masuk, silahkan duduk. Apa yang

bisa saya bantu?”

Peneliti : “Jadi, hari ini saya bisa langsung wawancara sama ibu?”

Bu Nur : “iya, tapi jangan lama-lama karena hari ini saya jamnya penuh.”

Peneliti : “Oh…, iya Bu. Mungkin untuk yang pertama yang ingin saya

tanyakan itu bagaimana sih pendapatnya ibu tentang pendekatan

saintifik itu sendiri?

Bu Nur : “Ya, menurut saya itu bisa, apa itu, mengembangkan pikiran anak

untuk berfikir lebih realistis terus lebih ilmiah terus lebih kreatif.

Bagi kita yang mengajar bagus tapi yang mengalami kesulitan itu

untuk penilaiannya. Dalam arti kalau setiap guru dipegangi 1-2

kelas tidak apa-apa tapi kalau seperti kita, guru agama, PKn, Bahasa

Daerah kan cuma 2 sehingga harus ngawasi anak 10 kelas itu kan

sulit, itu penilaiannya. Kalau ngajarnya enak.”

Peneliti : “Bagaimana proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik itu

sendiri Bu?

Bu Nur : “Ya, anak-anak kan ditunjukkan misalnya biasanya kita kalau

ngajar itu kan pakek LCD atau pakek pengamatan di buku cetak,

kalau misalnya LCDnya tidak bisa jalan ya pakek buku cetak tapi

tetep harus ada keterangan, karena kalau tidak anak-anak tidak bisa,

jadi suatu contoh gini misalnya, kalau praktek ya misalnya sholat

masih mudah ya, anak-anak sholat berjama’ah, yang sebagian

sholat, sebagian mengamati kan itu sudah saintifik to? Nah, dengan

pengamatan itu nanti anak ditanya “apa sih yang kamu temukan

didalam pembelajaran itu?” itu kalo untuk sholat berjama’ah. Tapi

kalau untuk pelalajaran lain ya….disuruh mengamati gambar

kemudian kamu tanggapi apa yang kamu dapatkan dari gambar

tersebut, misalnya menjelaskan tentang iman kepada Allah atau

asmaul husna dikasih gambar-gambar yang bisa, yang ada

hubungannya dengan materi tadi kemudian anak-anak disuruh

menanggapi. Jadi, disitulah enaknya guru sebetulnya. Terus

disitulah munculnya kreatifitas anak. Tapi tetap masih diberi

pengantar, kalau tidak, anak-anak disuruh menanggapi, ya…cuma,

misalnya oh...itu gambarnya misalnya gambarnya orang beramal, ya

Page 163: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

cuma gitu aja. Jadi harus bagaimana caranya menemukan kreatifitas

anak, harus menarik.

Peneliti : “Jadi mungkin bisa diperjelas Bu tahapannya proses

pembelajarannya seperti apa?

Bu Nur : “Pengamatan, kemudian tanya. Disitu kan ada di prosesi. Sudah

pernah membuat RPP belum? Ya, terus nanti kan anak-anak tahap

akhirnya disuruh diskusi, mendiskusikan itu baru nanti kedepan

mempresentasikan. Terus akhirnya nanti bersama-sama siswa

mengambil kesimpulannya. Jadi seperti tahap yang ada di RPP itu

sama, cuma nanti, pokoknya yang nomor satu bagaimana sih supaya

pelajaran itu menarik untuk anak-anak, ya ketika kita menampilkan

gambar tadi atau pokoknya media supaya menarik.”

Peneliti : “Apa saja yang Ibu persiapkan sebelum melaksanakan proses

pembelajaran dengan pendekatan saintifik?”

Bu Nur : “Ya biasanya RPP itu pasti, media, disini kan karena ada LCD ya

LCD itu pasti.

Peneliti : “Dalam tahap menanya, bagaimana caranya agar siswa aktif

bertanya?”

Bu Nur : “Kalau disini ya mbak, siswa-siswanya itu aktif-aktif sampai jam

pelajarannya kurang. Mereka juga bilang kalau waktunya pelajaran

agama itu jamnya cepat. Biasanya saya menanyakan kepada mereka

misalnya tentang tanda-tanda kiamat kecil itu apa? Dan mereka saya

suruh untuk mencari di mbah google tentang tanda-tanda kiamat

kecil. Setelah mereka tahu dan menjawabnya, saya bilang itu kamu

sendiri loh ya yang mencari bukan saya.”

Peneliti : “Bagaimana proses pelaksanaan eksperimen atau mencoba dalam

mata pelajaran PAI?”

Bu Nur : “Mencoba? Dalam mata pelajaran PAI itu mencoba tidak ada.

Berbeda dengan mata pelajaran IPA yang banyak eksperimennya.

Tapi wudhu atau sholat itu juga bisa dimasukkan ke dalam

eksperimen karena setelah siswa-siswa praktek wudhu atau sholat,

mereka bisa memahami bagaimana tata cara wudhu atau sholat.”

Peneliti : “Bagaimana caranya agar siswa mampu menalar materi yang

dipelajari?”

Bu Nur : “Untuk menalar, saya rasa mereka masih kurang. Jadi, dalam hal

ini mereka masih perlu dibimbing dan yang paling penting mereka

sudah aktif bertanya yang kemudian menumbuhkan rasa ingin tahu

mereka sehingga mereka bisa tahu apa yang dipelajari dengan yang

ada dalam realita. Kalau rasa ingin tahu itu sudah muncul maka

keinginan mereka untuk belajar itu tinggi.”

Peneliti : “Bagaimana proses pelaksanaan mengkomunikasikan dalam

pendekatan saintifik?”

Bu Nur : “Proses pelaksanaan mengkomunikasikan saya lakukan dengan

berbagai cara, diantaranya yaitu diskusi, permainan, dan presentasi.

Nanti dari situ bisa terlihat mana saja siswa yang aktif atau kurang

aktif. Dari situ juga dapat dinilai mengenai sikap anak seperti jujur.

Page 164: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Biasanya permainan yang saya gunakan seperti misalnya materi

tentang ayat, disitu anak disuruh menghafal dan saya membuat

potongan kertas yang saya tulisi dengan potongan ayat-ayat

kemudian saya bagikan. Apabila siswa-siswa tersebut tidak

mencontek maka ketika saya tanya arti sebuah lafadz maka mereka

bisa menjawab dengan benar. Atau seperti, saya membentuk mereka

dalam barisan kemudian saya bisikkan ayat ke telinga siswa yang

paling ujung kemudian melanjutkan membisikkan ke telinga siswa

yang ada didepannya terus berlanjut sampai ujung. Kemudian yang

paling akhir menuliskan ayat yang dibisikkan ke papan tulis. Disini

juga melatih pendengaran siswa.”

Peneliti : “Sejauh mana pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata

pelajaran PAI selama ini?”

Bu Nur : “Ya…selama ini yang saya lakukan hasilnya bagus. Karena disini

anak-anak bisa belajar dengan aktif, bisa menunmbuhkan kreatifitas

anak, anak juga dapat berfikir secara ilmiah, dan tahu apa yang

dipelajari dengan apa yang ada di lingkungan. Apalagi dalam

pelajaran agama, anak-anak harus bisa bersikap baik sesuai dengan

yang dipelajari, misalnya sholat berjama’ah, sholat tepat waktu,

makan dengan tangan kanan, cara berwudhu yang tepat, misalnya

mengusap kepala itu harus pada sebagian kepala bukan pada dahi

saja. Disini mereka juga saling mengingatkan kepada temannya

yang salah. Saya juga biasanya berkeliling ketika jam istirahat,

apabila saya melihat siswa yang makan tangan kiri kemudian saya

mengingatkan.”

Peneliti : “Dengan begitu, apakah pendekatan saintifik dapat

menyeimbangkan hard skills dan soft skills?”

Bu Nur : “Ya…jelas bisa. Untuk hard skillsnya anak-anak bisa memahami

materi yang dipelajari karena disini anak-anak belajar secara aktif,

mereka yang mencari dan mereka yang menjelaskan akhirnya

materi yang dipelajari bisa diingat oleh mereka sehingga dalam

kehidupan sehari-hari mereka mampu menerapkan sesuai dengan

yang dipelajari. Untuk soft skillsnya, dengan belajar tadi mereka

bisa bersikap jujur, disiplin, tepat waktu, dan lainnya. Bahkan

sampai-sampai orang tua mereka bilang terima kasih kepada saya

karena kalau di rumah mereka sholat tanpa dioprak-oprak.”

Peneliti : “Apa faktor penghambat dari setiap proses pembelajaran

pendekatan saintifik?”

Bu Nur : “Kalau untuk faktor penghambatnya, apa ya….anak yang malas,

anak yang mengganggu temannya. Tetapi faktor penghambat disini

tidak begitu penting karena anak yang malas dan anak yang

mengganggu proses belajar itu hanya sebagian kecil. Sedangkan

sebagian besar dari mereka tidak seperti itu.”

Peneliti : “Apa faktor pendukung dari setiap proses pembelajaran

pendekatan saintifik?”

Page 165: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Bu Nur : “Anak-anaknya bagus, medianya tersedia seperti LCD, situasi

kelas, dan kondisi kelas. Jadi kalau untuk faktor pendukungnya

sangat memadai karena memang disini medianya benar-benar

disediakan. Bahkan juga ada wifinya jadi mudah untuk melakukan

akses ke jaringan internet dan anak-anak juga membawa HP yang

bisa digunakan untuk koneksi interet. Tapi, untuk sekarang wifinya

di password oleh pihak sekolah jadi untuk mengakses internet

terbatas. Berbeda dengan almarhum kepala sekolah yang dulu,

penggunaan wifinya tidak dibatasi sehingga dengan mudah anak-

anak bisa mengakses internet.”

Peneliti : “Apa dampak proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik?”

Bu Nur : “Menghasilkan yang diharapkan. Jadi, memang dengan ini anak-

anak bisa berfikir lebih realita, ilmiah, dan kreatif. Dalam PAI anak-

anak diharapkan bisa melaksanakan nilai-nilai yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.”

Peneliti : “Mungkin cukup itu dulu Bu, bisa dilanjutkan di hari lain. Trima

kasih atas waktunya dan maaf mengganggu waktu ibu.

Assalamu’alaikum…”

Bu Nur : “Iya mbak… tidak apa-apa. Wa’alaikumsalam…”

Page 166: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Nama Informan : Bu Nurotul Chasanah

Jabatan : Guru Agama di SMPN 1 Malang

Waktu : Rabu, 3 Desember 2014

Pukul : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang agama

Bu Nur menghampiri peneliti yang sedang duduk di tempat menunggu kemudian

mengajak peneliti untuk melakukan wawancara. Keduanya menuju ruang kelas

Peneliti : “Em...jadi gini Bu, tadi kan saya sudah mengamati semuanya

dari proses mengamati sampai mengkomunikasikan. Disini masih

ada pertanyaan, mungkin apa sih Bu dampak atau hasil dari setiap

item tadi? Misalnya untuk mengamati, anak-anak itu dari

mengamati apa yang didapatkan, dampaknya terhadap anak itu

sendiri?”

Bu Nur : “Ya perilakunya nanti, mungkin seperti tadi ya...em...apa itu,

perjuangan Nabi Muhammad Saw Periode Makkah terus, tadi kan

dibahas sedikit bahwa Rasulullah seperti itu maka paling tidak

anak-anak akan mengambil perilakunya Rasulullah kayak apa seh

Rasulullah misalnya tadi ada sebutan al-amin, minimal

harapannya kita guru agama itu, anak itu bisa mencontoh dan

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa jujur itu

ternyata penting, kejujuran yang diambil kemudian kesederhanaan

kemudian tadi kan Rasulullah menggembala padahal seorang nabi

sehingga kita mengambil pelajaran dari situ bahwa kita tidak

boleh merasa rendah ketika kita mendapatkan pekerjaan seperti

itu, kan biasanya orang meremehkan.”

Peneliti : “Kalau dari hasil menanya nya Bu? Tadi kan ada salah satu

siswa yang menanya, mungkin dari situ apa yang dihasilkan?”

Bu Nur : “Kalau pertanyaan mungkin anak-anak yang belum mengerti,

biasanya belum dipahami. Jadi kenapa tadi kok cuma satu?

Karena mungkin mereka sudah paham dengan video tadi.

Biasanya anak-anak itu kan bertanya yang tidak paham aja. Dan

memang itu harapannya, yang belum mengerti aja. Lah...ini tadi

karena apa waktunya tidak cukup ya? karena ngepres sekali,

kalau seandainya tadi masuknya gak telat, tadi kan agak

terlambat, ada pengumuman-pengumuman. Nah itu biasanya

pertanyaannya banyak setelah selesai pelajaran, akhir kesimpulan

kemudian ada pertanyaan-pertanyaan dengan adanya gambar-

gambar atau kisah tadi. ”

Peneliti : “Kalau dari diskusi tadi bu? Itu anak-anak, em..kompetensi yang

dicapai apa?

Bu Nur : “Kemampuan menalar, terus mengamati, mendengar kan

kadang-kadang anak-anak itu, tadi aja kan ada yang hampir

sempurna toh dengan adanya gambar, kelompok berapa tadi, saya

lihat kelompoknya Noval, dia menguraikannya setiap tahap yang

dia lihat maka dia tulis disitu sehingga kalimat-kalimat yang dia

Page 167: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

sampaikan hampir sempurna. Nomor satu itu menalar untuk anak-

anak cuma dengan gambar seperti tadi. Kan kadang ada anak

yang nyonto tapi dengan tadi kan melatih kejelian mereka.”

Peneliti : “Kalau untuk mengkomunikasikan tadi Bu? Untuk

mempresentasikan tadi itu anak-anak mungkin kemampuan yang

dicapai apa bu dari hasil tadi?”

Bu nur : “Keberanian kemudian apa itu...disiplin. Kan ada anak yang

guyon, iya toh? Dalam menyampaikan seperti itu, lah itu lah

proses penilaiannya yang sulit disitu. Kalau ngajarnya enak,

santai. Dalam arti gak seperti dulu kan harus dengan adanya

sejarah kan harus cerita. Memang cerita saya untuk menarik anak-

anak yang pertama itu cerita, itu sangat menarik bagi anak-anak.

Nah...kan dengan itu anak-anak bisa menarik. Disini dengan

presentasi tadi kan ada seng saenake dewe. Nah...disitu untuk

melatih suatu keberanian, dia tanggung jawab atau ndak,

kemudian disiplin dengan apa yang sudah dia dapatkan tadi.”

Peneliti : “Terus pada wawancara kemarin kan Ibu setuju bahwasannya

penerapan pendekatan saintifik ini dapat menyeimbangkan hard

skills dan soft skills siswa, itu mungkin bagaimana sih bu atau

cara mengukurnya kalau ternyata hard skills dan soft skills itu

sudah seimbang?”

Bu Nur : “Sebetulnya kalau agama itu kan tidak hanya sekarang loh ya,

tidak hanya kurikulum 2013. Karena harapannya kurikulum 2013

itu kan pembentukan karakter padahal pelajaran agama sejak dulu

ya sudah pembentukan karakter kalau saya, saya rasa sama dulu

dengan sekarang, kalau untuk pelajaran agama. Kalau untuk

pelajaran yang lain mungkin lebih manfaat sekarang karena

mungkin mereka baru menerapkan sekarang. Kalau pelajaran

agama saya timbang-timbang, saya pikir ternyata dulu ya sudah

melaksanakan seperti itu, cuman belum ada kata-kata yang seperti

tadi disampaikan. Padahal sudah pembentukan karakter misalnya

apa sih harapannya guru agama ketika mengajarkan supaya setiap

apa yang sudah disampaikan itu dimunculkan anak dalam

kehidupan sehari-hari. Jadi merubah perilaku mereka, suatu

contoh ya seperti tadi kisah rasulullah apa yang bisa diambil dari

kisah Rasulullah,nah apa itu banyak sekali misalnya dari tutur

katanya, dalam perilakunya. Kalau sekarang ya tambah dituntut

seperti itu ya malah bagus. Kalau dulu kan ndak dimunculkan,

sekarang harus dimunculkan itu yang menjadikan kita itu menjadi

jelas padahal sebetulnya kalau saya ya sejak dulu seperti itu.

Cuman sekarang lebih ditekankan harus betul-betul muncul

karena dituntut untuk nilai itu tadi. Nilainya kan harus

dimunculkan. Tapi kesulitannya masih banyak karena kalau kita

mengajar untuk 2 atau 3 kelas tidak papa tapi untuk guru agama

saat ini kan masih kurang sekali, guru agama kan cuman 2

sehingga dengan kelas yang seperti ini dan dengan kurikulum

Page 168: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

2013 kan, sekarang pelajaran agama 3 jam padahal sebetulnya

dulu itu malah 4 jam, waktu saya masih sekolah itu masih ngajar

di SD 4 jam kemudian diambil menjadi 3 jam karena untuk

tambahan bukan 3 jam, 2 jam langsung untuk tambahan materi

yang unas. Nah akhirnya setelah melihat kondisi pemerintah

seperti ini baru dimunculkan lagi pelajaran agama ditambah,

tujuannya kan ya itu tadi untuk membentuk karakter padahal

sebetulnya dulu itu sudah kalau seandainya tetep dilaksanakan

seperti itu. Makanya ada profesor yang mengatakan bahwa

kuriukulum yang paling bagus adalah kurikulum 1968 karena kan

sudah muncul begitu, orang dulu itu coba lihat kalau ada gurunya

pakai sepeda dari jauh atau jalan tasnya sudah dibawa kalau

sekarang lewat aja tidak kecuali yang dia senengi. Jadi misalnya,

saya bukan membanggakan diri saya ndak karena pendekatan

sama anak itu penting terutama guru agama sehingga anak-anak

di jalan “Bu Nur Assalamu’alaikum, hati-hati ya Bu Nur” guru-

guru yang lain mesti iri, kenapa seh cuma Bu Nur padahal saya

setiap kali memberi tahu “gak boleh nak kamu seperti itu karena

semua yang ada disini guru mu walaupun gak ngajar kamu”,

didengarkan tapi gak dijalankan. Nah ini kan yang masih perlu.

Terus untuk yang kelas 7 betul-betul alhamdulillah bagus dan

nurut, memang anak-anaknya yang kelas 7 sekarang itu mbak

cara berfikirnya lebih cerdas lagi, kalau gak sesuai ya ditanyakan.

Contohnya, ada guru bahasa indonesia, “Bu katanya bu Nur

menjelaskan bahwa nanti itu nabi menangis melihat umatnya

yang berpakaian tetapi seperti telanjang, telanjang itu kayak apa

bu kan dulu kan yang ketat-ketat, sedangkan guru-guru disini kan

banyak yang seperti itu pakai jilbab tetapi pakaiannya ketat-ketat.

Nah..itu berarti bagus kan, bagaimana caranya menjelaskan.

Siswa sekarang itu nyoroti guru-guru terus. Nah inilah perlunya

proses itu tadi, bagaimana menghadapi seperti itu, kalau istirahat

saya keliling-keliling, “makannya pakai tangan kanan nak, kan

kalian sudah belajar teladannya Rasulullah, apa kata Rasulullah:

“jangan makan dan minum pakai tangan kiri karena makan dan

minum pakai tangan kiri itu adalah setan.” “ya ya Bu maaf maaf”.

Terus pas saya jalan, “ada Bu Nur, ada Bu Nur.” “jangan takut

sama Bu Nur, saya langsung gitu, takutlah sama Allah, teladan

Rasulullah, kamu pengen dapat pahala apa gak?”. “iya Bu”.

“jangan takut sama Bu Nur ya..” nah langsung gitu. Kan ada yang

seperti itu berarti kan sudah jalan toh, terus sholat ya gitu, saya

langsung negur, kalau gak ditegur saat itu nanti lupa.”

Peneliti : “Berarti untuk mengetahui keseimbangan tadi tetap

menggunakan penilaian tadi sama dalam sehari-hari?”

Bu Nur : “iya, pendekatan kepada siswanya, selalu, harus itu mbak dan

kita tidak boleh malas dan tidak boleh bosan mengingatkan anak-

anak. Sampai guru-guru itu bilang gini, “hallah..bu Nur wes bah-

Page 169: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

bah”. “loh..jangan seperti itu, tugasnya guru tidak hanya

mengajar, menghabiskan materi tetapi mendidik.” Saya bilang

sama guru-guru, “memang tanggung jawabnya guru agama itu

lebih besar karena harus berhadapan dengan Allah.” Saya juga

kasih tahu sama anak-anak, sekalipun ulangan mu 100, saya yakin

karena visi misinya SMP 1 itu unggul berlandaskan budi pekerti

luhur toh, unggul kamu sudah, kamu masuk sini gak main-main

kan rata-ratanya harus 9,33 itu untuk tahun kemarin berarti kamu

sudah unggul tetapi unggul dalam pengetahuan, sekarang budi

pekerti mu kayak apa? Selalu ngasih tahu seperti itu dan selalu

dilihat harus dilihat, tidak boleh bosan mengingatkan anak-anak

karena anak-anak sekarang lebih kritis. Jadi peran agama saat ini

betul-betul difungsikan dan dibutuhkan. Kalau dulu kan

diremehkan, saya selalu mengatakan pada anak-anak, “coba kamu

lihat orangtua mu sampai sekarang pun, saya yakin satu kelas,

siapa yang orangtuanya selalu peduli anak-anaknya sholat apa

gak, baca qur’an pa gak tapi selalu peduli apa kalau melihat nilai

matematikanya jelek.” “iya Bu, betul betul”. Nah kan berarti

masih dunia yang dia dipikir, “makanya kamu yang harus pinter.”

Terus yang kelas tadi ada Amel yang pakai kaca mata dan satu

lagi tadi ikut workshop, dia bilang gini, “mulai hari ini saya

berhenti les musik”. Kenapa, karena saya jelaskan sama anak-

anak musik itu kan haram, nah kamu harus tahu, buka internet

terus gak usah jauh-jauh, buka tanda-tanda kecil kiamat sughro,

disitu kan musik merajalela dan penyanyinya adalah wanita.” Itu

aja dia sudah sadar, itu kan berarti cara berfikirnya sudah bagus.

Terus saya tanya, “kenapa kamu berhenti? Apa mama tidak

melarang”. “ndak Bu, mama saya suruh buka internet terus mama

saya nyuruh berhenti”. Berarti alhamdulillah, bertahap toh . Dan

ada orang tua yang bilang kepada saya “terima kasih Bu Nur, dulu

anak-anak saya suka bandel”. Makanya guru agama itu harus suka

ngomel, kita gak boleh bosan. Sampai guru-guru sini bilang, “aku

seneng lek bu Nur ngulang, arek-arek mueneng mari ngono aku

melu ngrungokno.” Jadi harus cerita yang sesuai dengan ajaran

karena guru agama itu tanggung jawabnya sama Allah, kalau gak

benar apa yang diucapkan. Pokoknya nanti nomor satu, kalau

sudah dikasih kelancaran, sudah ngajar seperti saya kalau

memang cita-citanya seperti itu, jangan pernah bosan dan harus

selalu melakukan pendekatan sama anak-anak, pokok kalau sudah

dekat itu ya Allah anak-anak, do’anya anak-anak.”

Peneliti : “Terus kembali ke tadi bu, pas anak-anak diskusi itu kan Ibu

menghampiri setiap kelompok, itu apa yang dilakukan?

Bu Nur : “Untuk menilai, siapa yang mau kerja dengan baik, siapa yang

tidak ngerjakan dengan baik. Kan tadi ada yang cuma tidur-

tiduran. Tapi ada juga yang antusias. Memang tujuannya seperti

itu, kalau pas diskusi ya masuk penilaian, dia tanggung jawab

Page 170: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

atau gak, disiplin dalam diskusi atau gak, bekerjasama dengan

temannya apa gak, kan nanti masuk nilai sikap”.

Peneliti : “Berarti penilaiannya gimana Bu?”

Bu Nur : “Ada banyak penilaiannya. Kan nanti penilaiannya diminta dan

nanti itu kolom-kolomnya, makanya mestinya dalam pelajaran

agama itu kan ada 6 KD tapi saya masukkan 4 KD karena terlalu

banyak.”

Peneliti : “Mungkin ini sudah cukup Bu.., terima kasih atas waktunya dan

maaf mengganggu waktu Ibu.”

Bu Nur : “oh…iya mbak gak papa, semoga nanti bermanfaat. Kalau ada

apa-apa nanti telfon saya saja.”

Peneliti : “Iya Bu, terima kasih. Assalamu’alaikum…”

B Nur : “Wa’alaikumsalam…”

Page 171: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Nama Informan : Bu Nurotul Chasanah

Jabatan : Guru Agama di SMPN 1 Malang

Waktu : Selasa, 11 Desember2014

Pukul : 13.30 – 14.00 WIB

Tempat : Ruang guru SMPN 1 Malang

Bu Nur menghampiri peneliti yang sedang duduk di tempat menunggu setelah

satu jam peneliti menunggu beliau yang sedang mengawas ujian. Kemudian beliau

mengajak peneliti ke ruang guru.

Peneliti : “Assalamu’alaikum Bu…” sambil berjabat tangan kepada Bu

Nur.

Bu Nur : “Wa’alaikumsalam. Ada yang bisa saya bantu mbak?”

Peneliti : “Iya Bu. Sebelumnya saya minta maaf karena saya tidak telfon

jenengan terlebih dahulu.

Bu Nur : “Iya, tidak papa.”

Peneliti : “Jadi gini Bu, saya hanya ingin mengkonfirmasikan data yang

sudah saya dapat sebelumnya dan untuk memperjelas lebih lanjut.

Berdasarkan hasil pengamatan saya kemarin, proses pembelajaran

dengan pendekatan saintifik dilakukan dengan empat tahap yaitu

mengamati, menanya, mengeksplorasi, dan mengkomunikasikan.”

Bu Nur : “Kurang satu mbak yaitu mengasosiasi, karena dalam pendekatan

saintifik itu terdapat lima proses pembelajaran. Hal ini sesuai

dengan apa yang ada di RPP saya. Di dalam proses mengasosiasi,

kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa menilai kelompok

lain, mengamati dan mendiskusikan tentang alasan mempelajari

sejarah dan manfaat mempelajari sejarah serta guru memberikan

penilaian khususnya sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,

demokrasi, dan kerja sama.”

Peneliti : “Untuk faktor pendukung dalam proses mengasosiasi apa Bu?”

Bu Nur : “Guru dan siswa aktif.”

Peneliti : “Kemudian, apa dampak yang dihasilkan dari proses

mengasosiasi?”

Bu Nur : “Ya…, perilaku siswa yaitu meneladani perilaku rasul (bisa

menghargai orang lain, hidup sederhana, tidak meremehkan orang

lain, tidak merasa rendah diri, jujur, dan dapat dipercaya).

Kemudian, mereka juga tidak egois, kerja sama, dan disiplin.”

Peneliti : “Oh…iya Bu. Mungkin setelah ini saya lama tidak kesini Bu

karena bulan depan saya PKL dan saya dapat tempat di Kediri.

Nanti kalau saya sudah selesai semuanya, insyaAllah kesini lagi.”

Bu Nur : “Iya mbak, semoga sukses dan manfaat ilmunya.”

Peneliti : “Amin…, saya pamit dulu Bu. Terima kasih sudah meluangkan

waktunya buat saya. Assalamu’alaikum…”

Bu Nur : “Iya mbak, tidak papa. Wa’alaikumsalam…”

Page 172: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Nama Informan : Siswa kelas VII E

Jabatan : Siswa

Waktu : Rabu, 13 Mei 2015

Pukul : 07.50 – 08.20 WIB

Tempat : Ruang agama SMPN 1 Malang

Peneliti masuk ruang agama dan meminta siswa kelas VII E agar bersedia

diwawancarai kemudian menyapa siswa-siswa tersebut. Selanjutnya, peneliti

menjelaskan maksud wawancara yang akan dilakukan.

Peneliti : “Menurut kalian bagaimana cara mengajar Bu Nur?”

Siswa I : “Seru, karena Bu Nur cara mengajarnya dengan bercerita tetapi

cerita tersebut memiliki nilai yang tinggi dan itu yang membuat

seru. Terkadang juga ada sesi tanya jawab yang bisa buat kita tau

apa yang sebelumnya belum kita ketahui.”

Siswa II : “Bu Nur mengajarnya seru dan menarik sehingga kita (saya)

merasa tertarik untuk memperdalam islam saya.”

Siswa III : “Bu Nur mengajar dengan cara menarik dan memotivasi murid-

muridnya sehingga dapat menerima pelajaran dengan baik.”

Siswa IV : “Bu Nur mengajar dengan cara yang menarik, baik, dan tidak

monoton. Ini yang menjadikan siswa lebih senang diajar bersama

Bu Nur. Bu Nur juga memberikan sekilas info dan memotivasi.”

Peneliti : “Apa manfaat yang kalian dapat dari kegiatan mengamati?”

Siswa I : “Materi yang tercantum di dalam power point yang biasa dibuat

kelompok lain, video, dan gambar yang menjelaskan materi.”

Siswa II : “Saya dapat memperoleh wawasan yang luas, dapat menambah

informasi dan bisa membuat kita mengerti dengan benar dari

kegiatan mengamati ini.”

Siswa III : “Mendapatkan pelajaran atau materi dengan mudah karena dapat

menelaah dari gambar atau video yang ditampilkan.”

Siswa IV : “Yang dipahami yaiu kami dapat memperoleh ilmu yang

bermanfaat, berinovasi, dan mendapat hikmah dari itu.”

Peneliti : “Apa manfaat yang kalian dapat dari kegiatan menanya?”

Siswa I : “Mengetahui sesuatu yang sebelumnya belum kita ketahui.”

Siswa II : “Dapat saling berbagi ilmu, dan mengetahui apa yang kita belum

tahu, mengajarkan saling berbagi.”

Siswa III : “Mengetahui tambahan ilmu dari pertanyaan teman yang

sebelumnya tidak dimengerti.”

Siswa IV : “Manfaatnya yaitu kami dapat ilmu dari pembelajaran, kami

mendapat pengajaran mengenai akhlakul karimah, dan perbuatan

baik dalam islam.”

Peneliti : “Apa manfaat yang kalian dapat dari kegiatan menngeksplorasi?”

Siswa I : “Belajar bekerja sama dengan teman dan juga belajar untuk

menerima pendapat teman, itu yang membuat kita belajar tidak

egois.”

Siswa II : “Saling bertukar informasi, dapat memupuk rasa kekeluargaan,

dan belajar menghargai satu sama lain.”

Page 173: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Siswa III : “Mendapatkan pendidikan karakter dari sifat gotong royong dan

kerja sama atar kelompok.”

Siswa IV : “Manfaatnya yaitu kami mendapat pendidikan karakter yaitu setia

kawan dan saling bekerja sama dengan teman lain sehingga

memperoleh gagasan dan tambahan ilmu.”

Peneliti : “Apa manfaat yang kalian dapat dari kegiatan mengasosiasi?”

Siswa I : “Mengasah kepintaran dan kecerdasan otak kita.”

Siswa II : “Mengasah otak, melatih kemampuan berfikir.”

Siswa III : “Mendapatkan ilmu yang luas dan mendapat tambahan ilmu yang

sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.”

Siswa IV : “Kami mendapatkan manfaat yaitu menyadari bahwa perbuatan

dahulu yang kami lakukan salah atau benar, mendapat ilmu dengan

cara saintifik, dan memperoleh hal-hal baru yang dapat

menyemangati kehidupan.”

Peneliti : “Apa manfaat yang kalian dapat dari kegiatan

mengkomunikasikan?”

Siswa I : “Melatih kita untuk percaya diri dan untuk belajar tampil di depan

umum.”

Siswa II : “Melatih percaya diri, dapat saling berbagi informasi yang kita

dapatkan dengan orang lain.”

Siswa III : “Mendapat ilmu tambah dari presentasi milik teman atau

kelompok lain karena ada perbedaan isi atau kandungan dari

presentasi tersebut.”

Siswa IV : “Dari presentasi saya memahami bahwa ilmu yang saya dapatkan

itu masih kurang dan ditambah ilmunya oleh yang muncul

dipresentasi itu.”

Peneliti : “Apakah kalian bisa melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam

materi yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari? Apa saja

nilai-nilai tersebut?”

Siswa I : “Bisa insyaallah, contohnya belajar untuk menghargai orang lain,

menghormati orang lain, tidak egois, kerja keras, tidak sombong,

berani untuk kebenaran.”

Siswa II : “Bisa, misalnya kita (saya) menjadi percaya diri saat disuruh maju

di depan umum, dapat mengetahui informasi yang belum kita

ketahui sehingga memperbanyak informasi, melatih kesabaran, dan

rela berkorban.”

Siswa III : “Bisa, nilai gotong royong seperti menolong ibu dalam

mengerjakan pekerjaan rumah, sopan santun seperti menghormati

orang yang lebih tua, pantang menyerah dalam melakukan sesuatu

yang dirasa sulit.”

Siswa IV : “Ya, dari semua nilai pendidikan karakter dan ilmu yang didapat

saya mendapat kesimpulan bahwa nilai-nilai, sunnah, apa yang

dicontohkan Allah dan Rasul-Nya patut dikerjakan dalam

kehidupan. Membuat lebih menyadari berbagai sifat disiplin, rela

berkorban, dan hati kita harus senantiasa baik.”

Page 174: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Peneliti : “Apa saja faktor yang mendukung dalam proses pembelajaran

sehingga kalian dapat memahami materi dengan baik?”

Siswa I : “Gurunya ramah dan kondisi kelas yang mendukung buat

belajar.”

Siswa II : “Lingkungan nyaman untuk belajar, teman-teman mendukung

(kerja sama), Gurunya kalau mengajar menarik, penjelasan tidak

monoton, dan gurunya juga baik.”

Siswa III : “Gurunya selalu menyemangati siswa untuk berbuat baik,

memotivasi, dan metode yang digunakan menarik.”

Siswa IV : “Gurunya memiliki wawasan yang luas, menyemangati dan

mendukung siswa untuk berbuat baik, temen-temen yang antusias

belajar mata pelajaran agama, dan guru menggunakan pendekatan

saintifik yang bermanfaat lebih mengenal siswa serta selalu

mengingatkan siswa.”

Page 175: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Nama Informan : Ibu Tatik Sriwedari

Jabatan : Wakil waka kurikulum

Waktu : Rabu, 13 Mei 2015

Pukul : 08.30 – 08.50 WIB

Tempat : Ruang staf SMPN 1 Malang

Peneliti datang ke ruang guru dan bertanya kepada guru lain waka kurikulum di

SMPN 1 Malang. Peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan untuk

wawancara kepada bu Tatik sambil berjabat tangan. Beliau mengajak ke ruang

staf dan melakukan wawancara.

Peneliti : “Apa alasan SMPN 1 Malang menggunakan kurikulum 2013?

Bu Tatik : “Kalau menggunakan kurikulum 2013 memang SMPN 1, jadi

SMPN 1, SMPN 3, dan SMPN 5 itu sebagai piloting karena mantan

sekolah rintisan bertaraf nasional jadi sebagai piloting. Tapi kepala

dinas kota malang mempunyai kebijakan untuk memberlakukan

kurikulum 2013 di kota malang. Jadi kalau SMPN kan mulai kelas

7, SMA itu kelas 10 kalau SD itu kelas 1 dan kelas 4. Jadi kami

langsung melakukan itu. Walaupun ada perintah dari menteri

pendidikan ya kalo disuruh menghentikan tapi sekolah kami tetap

melanjutkan itu karena sekolah kami sebagai piloting, sekolah

sasaran lah istilahnya.”

Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya dalam

pendekatan saintifik?”

Bu Tatik : “Pelaksanaannya kalau dalam pembelajaran seperti IPA kalau

menggunakan pendekatan saintifik sudah biasa tapi untuk mata

pelajaran yang lain mungkin ditambahkan trus kalau dalam hal

penilaian dulu kan hanya kognitif, afektif, dan psikomotor. Lah

sekarang lebih, mengamati betul prosesnya siswa sehingga banyak

tagihan tugas yang harus dinilai jadi proyek, produk, unjuk kerja

dan lain sebagainya jadi lebih komplek dalam penilaian. Dan

memberikan siswa itu untuk mengeksplor pengetahuan. Jadi guru

bukan satu-satunya orang pinter di kelas, jadi guru hanya mendidik

saja, memberikan motivasi kepada siswa. Sesekali waktu kalau pas

anak-anak diberi permasalahan jadi anak-anak sudah bisa mengerti

saya harus bagaimana, membelajarkan anak untuk berbicara di

depan temannya.”

Peneliti : “Apakah dengan pelaksanaan pendekatan saintifik dapat

mencetak siswa yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi,

keterampilan baik, dan sikap yang baik?”

Bu Tatik : “insyaallah bisa, selama bapak ibu guru itu menerapkan sesuai

dengan aturan yang diberikan jadi misalnya oh harusnya begini

terus mengambil penilaiannya sesuai insyaallah bisa untuk

mengontrol hard skills dan soft skillsnya itu sehingga bisa

mencetak generasi yang berakhlak mulia, berbudi luhur, juga

cerdas. Insyaallah bisa tapi penilaiannya banyak jadi untuk

mengambil nilai ini guru harus betul-betul mengamati.”

Page 176: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Peneliti : “Apa saja faktor pendukung yang diberikan sekolah dalam

pelaksanaan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik?”

Bu Tatik : “Kalau dukungan dari sekolah bagus mbak dari segi sarana

prasarana maupun motivasi untuk SDMnya kan diikutkan

pelatihan. Jadi insyaallah semuanya terpenuhi untuk media

pembelajarannya.”

Peneliti : “Ya…mungkin ini sudah cukup Bu. Terima kasih dan maaf sudah

mengganggu waktu Ibu.”

Bu Tatik : “Iya mbak, tidak apa-apa. Semoga sukses.”

Peneliti : “Iya bu, terima kasih. Assalamu’alaikum.”

Bu Tatik : “Wa’alaikumsalam.”

Page 177: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Nama Informan : Ibu Anna Aisyiyah

Jabatan : Guru BK

Waktu : Rabu, 13 Mei 2015

Pukul : 08.55 – 09.10 WIB

Tempat : Ruang konseling SMPN 1 Malang

Peneliti masuk ruang BK dan memperkenalkan diri. Selanjutnya minta izin untuk

mewawancarai guru BK mengenai sikap siswa kelas VII E.

Peneliti : “Bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh siswa kelas VII E?”

Bu Aisy : “sikap yang dimiliki siwa kelas VII E baik-baik. Meskipun

sekarang BK tidak memiliki waku yang banyak karena mata

pelajaran BK sudah dihapus. Tapi saya masih bisa. memantau

mereka dengan baik. Saya mengamati mereka dengan cara

bersembuyi-sembunyi atau pada saat jam kosong. Tapi mereka

baik-baik mbak, sopan.”

Peneliti : “Apakah semua siswa kelas VII E memiliki sikap yang baik?”

Bu Aisy : “Ya hampir semua siswa baik-baik meskipun ada beberapa yang

berkelompok, cara berbicara dengan guru yang kelewatan batas

karena terlalu dekat dengan guru sehingga mereka berbicara seperti

sama temannya sendiri, dan kurang peka dengan orang lain karena

perkembangan IPTEK sehingga mereka sibuk dengan main gadget

sendiri. Tapi yang seperti itu hanya sedikit.”

Peneliti : “Ada berapa siswa yang memiliki sikap kurang baik tersebut ya

Bu?”

Bu Aisy : “Hanya 10% siswa saja yang kurang baik. Selain itu, semua siswa

kelas VII memiliki sikap yang baik.”

Peneliti : “Oh..iya bu. Mungkin ini sudah cukup Bu. Terima kasih banyak

dan maaf mengganggu waktu Ibu.”

Bu Aisy : “Iya mbak, tidak apa-apa.”

Peneliti : “Kalau gitu saya permisi dulu Bu. Asalamu’alaikum.” Sambil

berjabat tangan dengan Bu Aisy.

Bu Aisy : “Wa’alaikumsalam.”

Page 178: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Lampiran III: Pedoman Observasi

Nama Sekolah :

Tempat/Waktu Observasi :

Narasumber :

Observasi Kegiatan Pengajaran Guru

KEGIATAN Catatan

Observasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Kesesuaian dengan SK, KD dan indikator

b. Tujuan dirumuskan dengan lengkap dan jelas

MATERI AJAR

a. Berpedoman pada materi pokok/pembelajaran dalam silabus

b. Memilih dengan tepat materi ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik

METODE PEMBELAJARAN

a. Memilih metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan dan materi

ajar

LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan awal

a. Pengarahan tentang kegiatan belajar

b. Apersepsi/panduan tes awal

c. Menentukan cara-cara memotivasi peserta didik

Kegiatan inti

a. Menanya

b. Mengamati

c. Mencoba

d. Mengasosiasi

e. Mengkomunikasikan

Kegiatan akhir

a. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran

b. Merancang tugas rumah

c. Menyimpulkan materi

ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR

a. Menentukan media pengajaran

b. Menetukan sumber belajar

PENILAIAN

a. Menetukan prosedur dan jenis penilaian

b. Membuat alat penilaian

Page 179: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Lampiran IV: Dokumentasi Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan

Saintifik di SMPN 1 Malang

Gambar 3: Proses Pembelajaran Mengamati

Gambar 4: Proses Pembelajaran Menanya

Page 180: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Gambar 5: Proses Pembelajaran Mengeksplorasi

Gambar 6: Proses Pembelajaran Mengasosiasi

Page 181: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Gambar 7: Proses Pembelajaran Mengkomunikasikan

Gambar 8: Guru menyimuplkan bersama siswa

Page 182: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Gambar 9: Wawancara dengan Siswa Kelas VII E

Gambar 10: Wawancara dengan Wakil Waka Kurikulum

Gambar 11: Wawancara dengan Guru BK

Page 183: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 MALANG

Mata Pelajaran : Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas : VII (Tujuh)

Semester : 1 (Ganjil)

Kompetensi Inti :

(KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;

(KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya;

(KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;

(KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. Materi Pokok/Tema

Indahnya Kebersamaan dengan Berjama’ah

B. Alokasi Waktu

8 x 40 Menit

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pengamatan guru, peserta didik diharapkan mampu:

1. Membaca ketentuan shalat berjama’ah

2. Menela’ah ketentuan shalat berjama’ah

3. Menjelaskan pengertian shalat wajib secara berjama’ah dan dasar

hukumnya

4. Menjelaskan syarat syah shalat berjama’ah

5. Menyebutkan hukum shalat masbuk

6. Menyebutkan halangan shalat berjama’ah

Page 184: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

7. Menyebutkan keutamaan shalat berjama’ah

8. Menunjukkan tata cara shalat berjama’ah dengan benar

9. Mempraktikkan shalat berjama’ah dalam kehidupan sehari-hari

D. Kompetensi Dasar

1.5 Menunaikan shalat wajib berjama’ah sebagai implementasi dari

pemahaman Rukun Islam

3.9 Memahami ketentuan shalat berjama’ah

4.9 Mempraktikkan shalat berjamaah

E. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.5.1 Menjelaskan tata cara shalat wajib berjama’ah

1.5.2 Mendemonstrasikan tata cara shalat wajib berjama’ah

1.5.3 Melaksanakan shalat wajib berjama’ah sebagai implementasi dari

pemahaman rukun Islam

3.9.1 Menunjukkan tata cara shalat berjama’ah

3.9.2 Menjelaskan syarat syah shalat berjama’ah

3.9.3 Menyebutkan hukum shalat masbuk

3.9.4 Menyebutkan halangan shalat berjama’ah

3.9.5 Menyebutkan keutamaan shalat berjama’ah

4.9.1 Menunjukkan tata cara shalat berjama’ah dengan benar

4.9.2 Mempraktikkan shalat berjama’ah dalam kehidupan sehari-hari

E. Materi Pembelajaran

Indahnya Kebersamaan dengan Berjama’ah

1. Shalat berjama’ah adalah shalat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih

secara bersama-sama dan salah seorang menjadi imam sedang yang

lainnya menjadi makmum

2. Hukum shalat berjama’ah adalah sunah muakkad yaitu sunah yang sangat

dianjurkan. Sebagian ulama’ menyatakan hukum shalat berjama’ah fardhu

kifayah.

3. Untuk menjadi imam harus memenuhi syarat antara lain :

Page 185: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

- mengetahui syarat dan rukun shalat

- mengetahui hal-hal yang membatalkan shalat

- fasih dalam bacaan Al-Qur’an

- paling tinggi ilmunya dibandingkan dengan yang lain

- berakal sehat

- sudah baligh

4. Masbuq, yaitu : orang yang mengikuti imam tetapi tidak sempat membaca

surat Al-Fatihah bersama imam pada raka’at yang pertama

5. Keutamaan shalat berjama’ah adalah :

- menjalin tali silaturahmi antar sesama

- mengajarkan hidup disiplin

- saling mencitai dan menghargai

- menjaga persatuan dan kesatuan

- menahan diri dari sikap egois

- patuh kepada pemimpinnya

F. MetodePembelajaran

Metode:

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

G. Media Pembelajaran

Video pembelajaran tentang shalat berjama’ah

H. Sumber Belajar

- Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls VII SMP

- Al Qur’an dan Terjemah

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama:

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan

a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama

dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh

khidmat;

b. Memulai pembelajaran dengan membaca Hadits tentang

15 menit

Page 186: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

No. Kegiatan Waktu

Shalat berjama’ah yaitu H.R Bukhari-Muslim dan H.R Ibnu

Majah

c. Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan

tema shalat berjama’ah

d. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan

dicapai;

e. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan

mengamati, menyimak, menanya, berdiskusi,

mengkomunikasikan dengan menyampailan, menanggapi dan

membuat kesimpulan hasil diskusi

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati

mengamati video pembelajaran tentang shalat berjama’ah .

Mencatat hasil pengamatan terhadap hal- hal penting dari

tayangan video

b. Menanya

Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan kepada

teman kelompok dan guru tentang hal- hal yang belum

jelas dari pengamatan terhadap video

c. Eksperimen/Explore

Peserta didik bersama kelompok mendiskusikan isi video

dengan ajaran agama Islam dalam H.R Bukhari-Muslim

dan

H.R Ibnu Majah

Siswa bertanya jawab dengan guru dari hasil pengamatan

terhadap video tentang nilai positif dari video tersebut

d. Asosiasi

Bersama kelompok, siswa mendiskusikan alasan penting

kenapa

Shalat dianjurkan untuk berjama’ah

Mendiskusikan manfaat shalat berjama’ah

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

penilaian otentik

e. Komunikasi.

Menyampaikan hasil diskusi tentang pentingnya shalat

berjama’ah

Menanggapi hasil praktik shalat berjama’ah kelompok lain

Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru

55 menit

3. Penutup

a. Untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran, guru

melakukan penilaian tes dalam bentuk uraian objektif.

b. Melaksanakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau

tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan

sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;

10 menit

Page 187: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

No. Kegiatan Waktu

c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan

tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik

yang menguasai materi;

d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Pertemuan Kedua:

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan

f. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama

dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh

khidmat;

g. Memulai pembelajaran dengan membaca Hadits tentang

Shalat berjama’ah yaitu H.R Bukhari-Muslim dan H.R Ibnu

Majah

h. Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan

tema shalat berjama’ah

i. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan

dicapai;

j. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan

mengamati, menyimak, menanya, berdiskusi,

mengkomunikasikan dengan menyampailan, menanggapi dan

membuat kesimpulan hasil diskusi

15 menit

2. Kegiatan Inti

f. Mengamati

mengamati video pembelajaran tentang shalat berjama’ah .

Mencatat hasil pengamatan terhadap hal- hal penting dari

tayangan video

g. Menanya

Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan kepada

teman kelompok dan guru tentang hal- hal yang belum

jelas dari pengamatan terhadap video

h. Eksperimen/Explore

Peserta didik bersama kelompok mendiskusikan isi video

dengan ajaran agama Islam dalam H.R Bukhari-Muslim

dan

H.R Ibnu Majah

Siswa bertanya jawab dengan guru dari hasil pengamatan

terhadap video tentang nilai positif dari video tersebut

i. Asosiasi

Bersama kelompok, siswa mendiskusikan alasan penting

kenapa

Shalat dianjurkan untuk berjama’ah

Mendiskusikan manfaat shalat berjama’ah

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

55 menit

Page 188: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

No. Kegiatan Waktu

penilaian otentik

j. Komunikasi.

Menyampaikan hasil diskusi tentang pentingnya shalat

berjama’ah

Menanggapi hasil praktik shalat berjama’ah kelompok lain

Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru

3. Penutup

e. Untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran, guru

melakukan penilaian tes dalam bentuk uraian objektif.

f. Melaksanakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau

tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan

sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;

g. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan

tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik

yang menguasai materi;

h. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

10 menit

Pertemuan Ketiga:

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan

k. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama

dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh

khidmat;

l. Memulai pembelajaran dengan membaca Hadits tentang

Shalat berjama’ah yaitu H.R Bukhari-Muslim dan H.R Ibnu

Majah

m. Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan

tema shalat berjama’ah

n. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan

dicapai;

o. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan

mengamati, menyimak, menanya, berdiskusi,

mengkomunikasikan dengan menyampailan, menanggapi dan

membuat kesimpulan hasil diskusi

15 menit

2. Kegiatan Inti

k. Mengamati

mengamati video pembelajaran tentang shalat berjama’ah .

Mencatat hasil pengamatan terhadap hal- hal penting dari

tayangan video

l. Menanya

Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan kepada

teman kelompok dan guru tentang hal- hal yang belum

55 menit

Page 189: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

No. Kegiatan Waktu

jelas dari pengamatan terhadap video

m. Eksperimen/Explore

Peserta didik bersama kelompok mendiskusikan isi video

dengan ajaran agama Islam dalam H.R Bukhari-Muslim

dan

H.R Ibnu Majah

Siswa bertanya jawab dengan guru dari hasil pengamatan

terhadap video tentang nilai positif dari video tersebut

Bersama masing-masing kelompoknya siswa

mempraktikkan

Shalat fardhu berjama’ah.

n. Asosiasi

Bersama kelompok, siswa mendiskusikan alasan penting

kenapa Shalat dianjurkan untuk berjama’ah

Mendiskusikan manfaat shalat berjama’ah

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

penilaian otentik

o. Komunikasi.

Menyampaikan hasil diskusi tentang pentingnya shalat

berjama’ah

Menanggapi hasil praktik shalat berjama’ah kelompok lain

Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru

3. Penutup

i. Untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran, guru

melakukan penilaian tes dalam bentuk uraian objektif.

j. Melaksanakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau

tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan

sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;

k. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan

tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik

yang menguasai materi;

l. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

10 menit

J. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa.Hasil penilaian digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki

proses pembelajaran.

1. Observasi

Page 190: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat cara shalat berjama’ah

siswa dengan lembar observasi yang menilai sebagai berikut

No Kriteria

Pengamatan

Skor Nilai

4

(sangat

baik)

3

(Baik)

2

(Cukup)

1

(Kurang)

1 Kerjasama

dengan teman

kelompok

2 Kepedulian pada

teman kelompok

3 Sikap

menghargai

teman

4

Partisipasi dalam

kelompok

Skor Maksimum : 16

N = ∑

Konfersi Nilai Kualitatif

MK = 14 - 16

MB = 11 - 13

MT = 7 - 10

BT = 4 - 6

Keterangan:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator

tetapi belum konsisten).

Page 191: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai

konsisten).

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

2. Portofolio

Membuat paparan tentang contoh shalat berjama’ah dimushallan atau

masjid dilingkungan

nya masing-masing

Instrumen Penilaian Portofolio

No Kriteria

Pengamatan

Skor Nilai

4

(sangat

baik)

3

(Baik)

2

(Cukup)

1

(Kurang)

1 Bacaan imam

2 Kelurusan shaf

3 Makmum

masbuq

4

Kesimpulan

Skor Maksimum : 16

N = ∑

3. Tes

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Apa yang dimaksud dengan shalat berjama’ah ?

2. Sebutkan syarat syah shalat berjama’ah !

3. Sebutkan syarat-syarat menjadi makmum !

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan makmum masbuq ?

Page 192: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Kunci Jawaban dan skor

No Kunci

Skor

1 Shalat berjama’ah adalah shalat yang dikerjakan oleh

dua orang atau lebih yang satu menjadi imam dan yang

lain menjadi makmum

5 - 15

2 • Ada imam

• Makmum berniat mengikuti imam

• Shalat dikerjakan dalam satu tempat

• Shalatnya makmum sama dengan shalatnya

imam

10- 25

3 Makmum berniat mengikuti imam

Makmum mengetahui gerakan shalat imam

Berada dalam satu tempat dengan imam

Posisi dibelakang imam

15 - 30

4 Makmum makmum yaitu orang yang mengikuti imam

tetapi tidak sempat membaca surat Al-Fatihah pada

rakaat pertama.

15- 30

Mengetahui,

Kepala SMPN 1Malang

Dra.Hj.Lilik Ermawati, M.Pd

NIP. 19601118 198603 2 010

Malang, 30 Juli 2014

Guru Mata Pelajaran PAI

Nurotul Chasanah, S.Ag

NIP. 19561001 198103 2001

Page 193: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 MALANG

Mata Pelajaran : Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas : VII (Tujuh)

Semester : 1 (Ganjil)

Kompetensi Inti :

(KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;

(KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya;

(KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;

(KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. Materi Pokok/Tema

Selamat Datang Nabi Kekasihku

B. Alokasi Waktu

3 x 40 Menit

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui metode Membaca Buku, peserta didik mampu:

Menujukkan contoh prilaku meneladani perjuangan Nabi

Muhammad Saw Periode Makkah

Mempraktekkan contoh prilaku meneladani perjuangan Nabi

Muhammad Saw Periode Makkah

D. Kompetensi Dasar

2.8 Meneladani perilaku perjuangan Nabi Muhammad Saw periode Makkah

E. Indikator Pencapaian Kompetensi

2.2.1 Menjelaskan contoh pilaku meneladani perjuangan Nabi Muhammad

Saw periode Makkah

Page 194: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

2.2.2 Menerapkan contoh perilaku meneladani perjuangan Nabi Muhammad

Saw peride Makkah

F. Materi Pembelajaran

1. Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw lahir hari senin, 12 Rabiul Awwal atau bertepatan

dengan 20 April 571M. Tahun kelahiran Nabi di sebut tahun gajah.

2. Sifat-sifat Nabi Muhammad Saw,

Antara lain,tidak putus asa, semangat kerja yang sangat tinggi, selalu jujur,

amanah, tabah, optimis dan percaya diri

3. Nabi Muhammad Saw di angkat menjadi rasul

Nabi Muhammad Saw di angkat menjadi rasul pada usia 40 tahun dengan

menerima wahyu pertama surat Al Alaq/96 :1-5 melalui perantara malaikat

jibril di gua hiro, dakwah nabi secara sembunyi-sembunyi di mulia setelah

turun wahyu ke dua, surat Al Muddasir/74 ;1-7, masih sebatas keluarga

dekat.dakwa mabi secara terang-terangan di mulai setelah turun wahyu

surat Al Hijr/15 :94-95. Dalam berdakwa beliau mendaptkan berbagai

rintangan, baik dari keluarga maupun kaum Quraisy dan pihak luar.

Namun, semua dihadapi oleh nabi dengan penuh kesabaran dan

kekhilasan.

G. MetodePembelajaran

Metode:

4. Ceramah.

5. Tanya Jawab.

H. Media Pembelajaran

Video pembelajaran tentang perilaku perjuangan Nabi Muhammad Saw

I. Sumber Belajar

- Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls VII SMP

- Al Qur’an dan Terjemah

J. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama:

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan

p. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama

dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh

khidmat;

q. Memulai pembelajaran dengan mendengarkan nasehat guru

yang mengacu pada materi pembelajaran.

r. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan

dicapai;

15 menit

Page 195: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

No. Kegiatan Waktu

s. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan

mengamati, menyimak,menanya, berdiskusi,

mengkomunikasikan dengan menyampaikan, menanggapi dan

membuat kesimpulan hasil diskusi

2. Kegiatan Inti

p. Mengamati

mengamati video pembelajaran tentang salah satu contoh

tentang perilaku perjuangan Nabi Muhammad Saw

Mencatat hasil pengamatan terhadap hal- hal penting dari

tayangan video

q. Menanya

Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa tentang kebiasaan perilaku baik Nabi Muhammad

saw.

r. Eksperimen/Explor

Siswa bertanya jawab dengan guru dari hasil cerita tentang

Nabi Muhammad saw.

s. Asosiasi

Bersama kelompok, siswa mendiskusikan alasan penting

kenapa belajar perilaku perjuangan Nabi Muhammad Saw.

Mendiskusikan manfaat belajar perilaku perjuangan Nabi

Muhammad Saw.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

penilaian otentik

t. Komunikasi.

Menyampaikan hasil diskusi tentang penting tentang

perilaku perjuangan Nabi Muhammad Saw Menanggapi

hasil presentasi (melengkapi, mengkonfirmasi,

menyanggah)

Membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru

55 menit

3. Penutup

m. Untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran, guru

melakukan penilaian tes dalam bentuk uraian objektif.

n. Melaksanakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau

tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan

sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;

o. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan

tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik

10 menit

Page 196: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

No. Kegiatan Waktu

yang menguasai materi;

p. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

K. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa.Hasil penilaian digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki

proses pembelajaran.

a. Observasi

Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat siswa dengan lembar

observasi yang menilai sebagai berikut

No Kriteria

Pengamatan

Skor Nilai

4

(sangat

baik)

3

(Baik)

2

(Cukup)

1

(Kurang)

1 Kerjasama

dengan teman

kelompok

2 Kepedulian pada

teman kelompok

3 Sikap

menghargai

teman

4

Partisipasi dalam

kelompok

Skor Maksimum : 16

N = ∑

Konfersi Nilai Kualitatif

MK = 14 - 16

MB = 11 - 13

MT = 7 - 10

BT = 4 - 6

Page 197: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Keterangan:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator

tetapi belum konsisten).

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai

konsisten).

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

b. Portofolio

Membuat paparan tentang contoh kisah kejadian sehari- hari tentang

kesuksesan anak yang selalu berbakti kepada orangtuanya.

Instrumen Penilaian Portofolio

No Kriteria

Pengamatan

Skor Nilai

4

(sangat

baik)

3

(Baik)

2

(Cukup)

1

(Kurang)

1 Sistematika

Penulisan

2 Kesesuaian

paparan dengan

tema

3 Analisis

4

Kesimpulan

Skor Maksimum : 16

N = ∑

c. Tes

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

5. Kapan Nabi Muhammad di lahirkan dan di sebut tahun apa?

Page 198: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

6. Sebutkan contoh sifat Nabi muhammad Saw berdakwa?

7. Jelaskan proses ketika pertama kali menerima wahyu ?

8. Mengapa Nabi Muhammad Saw berdakwa secara sembunyi?

Kunci Jawaban dan skor

No Kunci

Skor

1 Nabi Muhammad Saw lahir hari senin, 12 Rabiul

Awwal atau bertepatan dengan 20 April 571M.

Tahun kelahiran Nabi di sebut tahun gajah.

5 - 15

2 Tidak putus asa, semangat kerja yang sangat tinggi,

selalu jujur, amanah, tabah, optimis dan percaya diri

10- 25

3 Nabi Muhammad Saw di angkat menjadi rasul pada

usia 40 tahun dengan menerima wahyu pertama surat

Al Alaq/96 :1-5 melalui perantara malaikat jibril di

gua hiro, dakwah nabi secara sembunyi-sembunyi di

mulia setelah turun wahyu ke dua, surat Al

Muddasir/74 ;1-7, masih sebatas keluarga

dekat.dakwa mabi secara terang-terangan di mulai

setelah turun wahyu surat Al Hijr/15 :94-95. Dalam

berdakwa beliau mendaptkan berbagai rintangan,

baik dari keluarga maupun kaum Quraisy dan pihak

luar. Namun, semua dihadapi oleh nabi dengan

penuh kesabaran dan kekhilasan.

15 - 30

4 Karena pertama kali berdakwa masih banyak

pertentangan dengan kafir qurasy

15- 30

Mengetahui,

Kepala SMPN 1Malang

Dra.Hj.Lilik Ermawati, M.Pd

NIP. 19601118 198603 2 010

Malang, 30 Juli 2014

Guru Mata Pelajaran PAI

Nurotul Chasanah, S.Ag

NIP. 19561001 198103 2001

Page 199: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Lampiran V: Bukti Konsultasi

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Gajayana No. 50 Malang 65144 Telp. (0341) 552398

Nama : Ulfa Kholifa Hanu

TTL : Nganjuk, 19 Maret 1993

Judul Skripsi :Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik Dalam

Meningkatkan Hard Skills dan Soft Skills Siswa Kelas VII E di

SMPN 1 Kota Malang

Pembimbing : Dr. H. Mulyono, M.A

BUKTI KONSULTASI

No. Tanggal/Bulan Hal yang Dikonsultasikan Tanda Tangan

1. 27 Oktober 2014 Konsultasi Proposal 1

2. 28 Oktober 2014 Konsultasi BAB I 2

3. 29 Oktober 2014 Konsultasi BAB II dan III 3

4. 18 Maret 2015 Konsultasi BAB IV 4

5. 23Maret 2015 Konsultasi BAB V 5

6. 25 Maret 2015 Konsultasi BAB VI 6

7. 27 Maret 2015 Konsultasi abstrak 7

8. 15 April 2015 ACC Skripsi 8

Malang,15 April 2015

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd.

NIP. 196504031998031002

Page 200: PEMBELAJARAN PAI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ...etheses.uin-malang.ac.id/5194/1/11110182.pdf · 11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

Lampiran IX: Biodata Mahasiswa

Nama : Ulfa Kholifa Hanu

NIM : 11110182

Tempat Tanggal Lahir: Nganjuk, 19 Maret 1993

Fak./Jurusan : FITK/Pendidikan Agama Islam

Tahun Masuk : 2011

Alamat Rumah : Des. Sumbersono, Kec. Lengkong,

Kab. Nganjuk

Alamat di Malang : Rumah Dosen No. 3 UIN Malang

No. HP : 085736814273

Hobi : Koleksi Buku Keagamaan