pembahasan skrofuloderma

10

description

ppt

Transcript of pembahasan skrofuloderma

Page 1: pembahasan skrofuloderma
Page 2: pembahasan skrofuloderma

Gejala klinis : -

Skrofuloderma merupakan hasil dari adanya penjalaran jaringan di bawah kulit yang terserang tuberculosis, biasanya kelenjar getah bening, tetapi kadang – kadang dapat juga berasal dari tulang, atau kedua – duanya atau tuberculosis epididimis. Tuberkulosis kelenjar getah bening tersering terjadi dan yang terkena adalah kelenjar getah bening pada supraklavikula, submandibula, leher bagian lateral, ketiak, dan lipatan paha (jarang terjadi).

Page 3: pembahasan skrofuloderma

Skrofuloderma biasanya berbentuk lonjong, livid dan dapat melewati plasenta kemudian menginfeksi janin yang dikandungnya

Page 4: pembahasan skrofuloderma

Skrofuloderma ditegakkan diagnosisnya berdasarkan beberapa hal berikut:1. Anamnesis Riwayat tinggal di daerah endemis tuberkulosis. Riwayat terpapar tuberkulosis dari orang sekitar penderita (rumah,

sekolah, tempat kerja, dan lain-lain). Riwayat mendapatkan pengobatan tuberkulosis sebelumnya. Riwayat penyakit sistemik yang meningkatkan faktor resiko infeksi

tuberkulosis. Riwayat keluhan mengarah pada tanda tuberkulosis pada penderita,

misalnya: batuk lama, berkeringat banyak di malam hari, nafsu makan menurun, kelainan miksi, dan lain-lain.

Page 5: pembahasan skrofuloderma

2. Pemeriksaan fisikPembesaran kelenjar getah beningAbses dan multipel sinusUlkus yang khasJaringan parutJembatan kulit (skin bridge)

Page 6: pembahasan skrofuloderma

3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan radiologis pada posisi posterior-anterior Pemeriksaan ini ditujukan untuk mencari fokal infeksi terutama yang berasal dari paru.Pemeriksaan bakteriologik.

Pemeriksaan bakteriologik yang dimaksud adalah pemeriksaan basil tahan asam (BTA) dengan pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) terhadap bahan yang diambil dari dasar ulkus dan biakan pada media Lowenstein Jensen atau inokulasi pada marmut. Pada penderita dengan skrofuloderma, hasil pemeriksaan BTA akan ditemukan adanya bakteri penyebab skrofuloderma, misal Mycobacterium tuberculosis.

Page 7: pembahasan skrofuloderma

Pemeriksaan laboratorium darah Hasil umumnya menunjukkan peningkatan laju endap darah (LED).

Tes tuberkulin Biasanya hasilnya positif.

Biakan dari bahan yang berasal dari lesi atau ulkus.

Dilakukan pada media Lowenstein-Jensen, pengeraman pada suhu 37ºC. Jika positif, koloni tumbuh dalam waktu 8 minggu, artinya kuman tuberkulosis.

Page 8: pembahasan skrofuloderma

Tatalaksana Tata laksana tb kutis sama dengan tb sistemik. Hal ini dikarenakan jumlah bakteri penyebab tb kutis jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tb sistemik.7 Tb kutis, termasuk skrofuloderma, tergolong tb ekstra paru ringan yang mendapat pengobatan tb kategori III.

Centers for disease control and prevention (CDC) merekomendasikan kemoterapi tb kutis menjadi 2 fase terdiri dari:

Fase inisial

Fase ini meliputi pemberian dosis harian regimen obat antituberkulosis (OAT); isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 8 minggu. Terapi fase inisial dimaksudkan untuk memusnahkan bakteri penyebab tb kutis.

Page 9: pembahasan skrofuloderma

Fase lanjutan

Fase ini diberikan regimen obat isoniazid dan rifampisin dosis harian, sebanyak 2-3xseminggu selama 16 minggu. Terapi pada fase ini ditujukan untuk mengeliminasi sisa bakteri yang menjadi etiologi tb kutis.

Page 10: pembahasan skrofuloderma

Paduan OAT Kategori III

Tahap pengoba

tan

Lama pengob

atan

TabletIsoniazi

d(5mg/kgbb)

Tablet Rifampisi

n (10mg/kg

bb)

Tablet Pirazina

mid(25mg/kgbb)

TabletEtambut

ol(18mg/kgbb)

Jumlah kali

minum obat

Tahap inisial (dosis harian)

8 minggu

1 1 3 1 60

Tahap lanjutan (dosis

3xseminggu)

18 minggu

2

Dosis:

10mg/kgbb

1

Dosis:

10mg/kgbb

- - 54