pembahasan asetolisis

9
Eksin dan intin merupakan lapisan yang berfungsi sebagai pelindung sel dalam serbuk sari untuk mencegah sel tersebut dari dehidrasi. Daya tahan polen sangat tinggi karena memiliki eksin yang keras dan secara kimia tidak mudah hancur oleh aktifitas mikroba, tingkat salinitas, kondisi basah, oksigen rendah, dan kekeringan. Tidak dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertigkat, karena jumlah polen yang disiapkan sedikit, sehingga untuk mencegah specimen habis dalam pencucian maka yang dilakukan hanya mencuci specimen dengan menggunkan aquades. Asetolisis adalah proses untuk menghilangkan selulosa dari dinding serbuk sari dengan asam asetat glasial dan asam sulfat pekat (bebas air). Bertujuan untuk mendapatkan hasil amatan morfologi dinding serbuk sari ornamentasi dari serbuk sari tersebut. kematangan serbuk sari ditandai dengan serbuk sati yang sudah kering dan ringan sehingga mudah terlepas dari anteranya. Tujuan fiksasi dengan asam asetat glasial ini adalah mematikan (penghentian proses-proses hidup secara tiba- tiba dan kekal (permanen) serta mengawetkan semua isi sel dalam ukuran serta posisi semula dalam sel atau hampir sama dengan pada waktu masih hidup. Tujuan sentrifuse memisahkan serbuk sari dengan asam asetat glasial sehingga serbuk sari nantinya dapat diambil karena membentuk endapan.

description

aseto

Transcript of pembahasan asetolisis

Page 1: pembahasan asetolisis

Eksin dan intin merupakan lapisan yang berfungsi sebagai pelindung sel dalam serbuk

sari untuk mencegah sel tersebut dari dehidrasi.

Daya tahan polen sangat tinggi karena memiliki eksin yang keras dan secara kimia

tidak mudah hancur oleh aktifitas mikroba, tingkat salinitas, kondisi basah, oksigen

rendah, dan kekeringan.

Tidak dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertigkat, karena jumlah polen yang

disiapkan sedikit, sehingga untuk mencegah specimen habis dalam pencucian maka

yang dilakukan hanya mencuci specimen dengan menggunkan aquades.

Asetolisis adalah proses untuk menghilangkan selulosa dari dinding serbuk sari

dengan asam asetat glasial dan asam sulfat pekat (bebas air). Bertujuan untuk

mendapatkan hasil amatan morfologi dinding serbuk sari ornamentasi dari serbuk sari

tersebut. kematangan serbuk sari ditandai dengan serbuk sati yang sudah kering dan

ringan sehingga mudah terlepas dari anteranya.

Tujuan fiksasi dengan asam asetat glasial ini adalah mematikan (penghentian proses-

proses hidup secara tiba-tiba dan kekal (permanen) serta mengawetkan semua isi sel

dalam ukuran serta posisi semula dalam sel atau hampir sama dengan pada waktu

masih hidup.

Tujuan sentrifuse memisahkan serbuk sari dengan asam asetat glasial sehingga serbuk

sari nantinya dapat diambil karena membentuk endapan.

Tujuan pemanasan untuk mempercepat terjadinya reaksi yang terjadi pada serbuk sari

dan melisiskan selulosa yang terdapat pada dinding serbuk sari sehingga ketika dibuat

preparat maka secara morfologi ciri-ciri alami eksin serbuk sari akan terlihat lebih

jelas dibandingkan dengan sebelum asetolisis. Selain itu, juga berfungsi agar struktur

sel serbuk sari tetap utuh seperti keadaan hidupnya ketika mendapat perlakuan

selanjutnya.

Pendinginan berfungsi agar serbuk sari lebih terpisah dengan larutan karena setelah

pemanasan ada kemungkinan serbuk sari tersebut bercampur merata dengan larutan.

Setelah dingin kemudian disentrifuge kembali, hal ini bertujuan untuk mendapatkan

serbuk sari yang terpisah dari larutan asam asetat glasial dan H2SO4 dengan

membentuk endapan.

Supernatan dibuang dan dicuci menggunakan aquadest sebanyak 2 kali serta setiap

pencucian disentrifuge kembali, agar serbuk sari yang didapatkan benar-benar bersih

dari larutan fiksatif dan sisa larutan fiksatif tersebut tidak berpengaruh pada hasil

ketika perlakuan selanjutnya.

Page 2: pembahasan asetolisis

Safranin merupakan pewarna (dye) yang memudahkan pengamatan karena menyerap

panjang gelombang tertentu dari cahaya. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk

memudahkan melihat serbuk sari dengan mikroskop, memperjelas bentuk dan ukuran

serbuk sari, serta meningkatkan kontras serbuk sari dengan sekitarnya. Selain itu,

dalam penentuan medium ini, harus dipilih yang indeks refraksinya berbeda dari

indeks refraksi serbuk sari (1,55 - 1,60). Gliserin memiliki indeks refraksi 1,4, dan

baik digunakan untuk preparat semi permanen seperti serbuk sari.

parafin untuk perekat dan mencegah masuknya udara ke dalam preparat sehingga

tidak mengganggu pengamatan terhadap serbuk sari. Kemudian yang terakhir preparat

tadi ditutup dengan gelas penutup secara perlahan-lahan dan dipanaskan di atas lampu

spiritus dengan melintaskannya sehingga paraffin dan gliserin mencair dan dilakukan

secara hati-hati agar tidak ada gelembung udara yang terjebak. Karena jika terdapat

gelembung udara menjadikan preparat tidak representatif untuk pengamatan maupun

menghalangi pengamatan (Akmalia, 2012).

Hasil pengamatan menunjukkan bentuk dan ukuran polen yang bervariasi antar jenis-

jenis tumbuhan. Selain ukuran dan bentuk polen, ciri lainnya seperti tipe, jumlah dan

posisi apertur serta arsitektur dinding eksin juga dapat diamati dan dijadikan

parameter dalam studi palinologi (Irawati, 2011).

Fiksasi adalah suatu usaha untuk mempertahankan elemen-elemen sel atau jaringan,

dalam hal ini serbuk sari agar tetap pada tempatnya, dan tidak mengalami perubahan

bentuk maupun ukuran dengan media kimia sebagai fiksatif. Fiksasi umumnya

memiliki kemampuan untuk mengubah indeks bias bagian-bagian sel, sehingga

bagian-bagian dalam sel tersebut mudah terlihat di bawah mikroskop. fiksatif

mempunyai kemampuan untuk membuat jaringan mudah menerap zat warna. Dari

proses fiksasi ini, fiksatif diharapkan akan :

1.    Menghentikan proses metabolisme dengan cepat

2.    Mengawetkan elemen sitologis dan histologis

3.    Mengawetkan bentuk yang sebenarnya

4.    Mengeraskan atau memberi konsistensi material yang lunak biasanjya secara koagulasi, dari

protoplasma dan material-material yang dibentuk oleh protoplasma

Asam asetat dapat mengendapkan nukleoprotein, tetapi melarutkan histon dalam

nukleus, tidak melarutkan lemak, juga bukan pengawet karbohidrat. Daya penetrasinya

cepat, tetapi dapat membengkakkan jaringan,  ini disebabkan oleh bertambahnya

diameter serabut-serabut dalam jaringan tersebut. fungsinya yaitu mencegah pengerasan

Page 3: pembahasan asetolisis

tetapi mengeraskan kromosom. Dalam konsentrasi tinggi, asam asetat dapat

menghancurkan mitokondria dan apparatus golgi.

Tujuan utama dari pewarnaan adalah untuk meningkatkan kontras warna serbuk sari

dengan sekitarnya sehingga memudahkan dalam pengamatan serbuk sari di bawah

mikroskop. Pewarnaan dapat memperjelas bentuk ornamen dinding sel serbuk sati serta

mempermudah mengetahui ukuran serbuk sari. Safranin adalah suatu chlorida dan zat

warna  basa yang kuat (Hayati, 2012). Pewarna lain yang bias digunakan adalah neutral

red, basic fuchsin dan nigrosin

Paraffin berfungsi sebagai penutup kontak preparat yang diawetkan dengan udara dan

air, bias digantikan dengan kutek.

Aperture adalah modifikasi dinding serbuk sari berupa penipisan, kerutan, dan porus.

Fungsi utamanya untuk membantu terbentuknya buluh/saluran keluarnya isi serbuk sari

serta memungkinkan penyusutan dan pembengkakan pada butiran serbuk sari yang

disebabkan oleh perubahan kadar air di dalamnya (Prafiadi, 2012).

•       Tipe apertura polen dibedakan berdasarkan bentuknya, jumlah, posisi dan susunannya.

1. Sulkus, kerutan memanjang yang tegak lurus terhadap sumbu yang membujur, di kutub butir

polen (Gb. 1, 2)

2. Kolpa, kerutan memanjang dengan sudut tegak lurus terhadap bidang equator, akhir dari

kerutan langsung menghadap kutub butir polen. apertura memanjang dengan rasio panjang

lebar lebih dari 2:1 (Gb. 3, 4)

3. Ruga, kerutan memanjang dengan arah yang berbeda dari kedua tipe di atas (Gb. 5)

4. Porus, apertur bundar. Bila jumlah porinya sedikit, porus hanya terdapat di daerah equator,

tetapi jika dalam jumlah besar dapat terbentuk di seluruh permukaan butir polen. porus adalah

bentukan apertura melingkar atau sedikit elips dengan perbandingan rasio panjang lebar

kurang dari 2:1 (Gb. 6, 7, 8). Jika pori dominan pada butir serbuk sari maka

disebut pantoporate. Bentuk apertura seperti kolpus namun hanya memiliki bagian berbentuk

seperti lingkaran disebut colporate.

Eksin tersusun atas

sporopolenin, sedangkan intin tersusun atas selulosa. Eksin terbagi atas dua lapisan, yaitu

seksin dan neksin. Seksin merupakan lapisan yang memiliki ornamenetasi, sedangkan

neksin tidak. Struktur dinding serbuk sari, khususnya bagian eksin, merupakan salah satu

Page 4: pembahasan asetolisis

karakter yang digunakan dalam identifikasi. Struktur halus eksin dapat dibedakan menjadi

tiga tipe, yaitu: tektat, semitektat, dan intektat. Unit serbuk sari dibedakan atas: monad,

diad, tetrad, dan polyad. Selain itu ada pula serbuk sari yang dilepaskan dari tumbuhan

dalam bentuk massulau atau polinia. Serbuk sari tertrad dibedakan ke dalam lima tipe,

yaitu: tetrahedral, tetragonal, rhomboid, decussata, dan tetrad silang. Tumbuhan

Angiospermae yang memiliki serbuk sari polyad diketahui ada lima suku, yaitu:

Annonaceae, Leguminosae, Hippocrateaceae (pada marga Hippocraea), Asclepiadaceae,

dan Orchidaceae.

Bentuk serbuk sari dapat pula ditentukan berdasarkan perbandingan antara panjang aksis

polar (P) dan diameter ekuatorial (E), atau lndeks PIE. Bentuk butir serbuk sari juga

terkait erat dengan tipe aperturanya, contohnya: butir serbuk sari dengan tire apertura

trikolpat akan cenderung berbentuk bulat hingga bulat telur, sedangkan pada serbuk sari

yang aperturanya monosulkat akan cenderung berbentuk seperti perahu.

Ukuran serbuk sari dibedakan dalam enam kelas, berdasarkan aksis terpanjang (kecuali

pada serbuk sari yang ekinat, maka durinya tidak dimasukkan dalam ukuran). Pembagian

kelas ukuran tersebut adalah:10 - 25 µm = kecil; 25 - 50 µm = sedang; 50 – 100 µm =

besar; 100 - 200 µm = sangat besar; 200 µm = raksasa.

Ornamentasi eksin

Page 5: pembahasan asetolisis

Analisis Asetolisis untuk:

a. Melacak sejarah kelompok dan jenis (spesies) tumbuhan

b. Melacak sejarah komunitas tumbuhan dan habitatnya

c. Menentukan umur relatif batuan atau sedimen

d. Memperlajari sejarah iklim

e. Mempelajari pengaruh manusia terhadap lingkungan

f. mempelajari pengaruh serbuk sari di udara dan pengaruhnya terhadap kesehatan

manusia

g. Menentukan kandungan serbuk sari dalam madu (melisopalinologi)

h. Membantu memecahkan kasus kriminologi