Pembahasan Ske 1-Traumatology
-
Upload
frakturhepatika -
Category
Documents
-
view
21 -
download
2
description
Transcript of Pembahasan Ske 1-Traumatology
PEMBAHASAN
Seorang laki-laki 31 tahun datang ke IGD RSU, 2 jam SMRS laki-laki tersebut
mengalami kecelakaan. Penderita terjungkal kepala terbentur aspal, dada terbentur stang
sepeda motor dan kaki tertimpa motor. Hal ini menunjukkan adanya multipel trauma yang
terjadi pada penderita ini, yaitu trauma kepala, trauma thorax, dan trauma kaki. Pertama,
melihat dari trauma kepala, penderita mengalami fraktur basis cranii. Hal ini terlihat dari
pemeriksaan dokter di IGD yang mendapatkan penderita muntah dan kejang, keluar darah
dari hidung dan telinga, pada wajah terdapat oedema periorbita dekstra/sinistra, bloody
rinorhea dan otorrhea. Hal ini merupakan tanda-tanda terjadinya fraktur basis cranii. Adapun
bloody rinorhea dan otorrhea dapat disertai dengan keluarnya cairan LCS (Liquor Cerebro
Spinalis). Selain itu, penderita juga mengalami fraktur maksilofacial yang ditandai adanya
asimetris wajah dan deformitas mandibula. Fraktur maksilofacial dapat meliputi fraktur os
nasalis, os zygomaticus, os maxilla, os mandibula, tulang rongga mata, gigi dan tulang
alveolus. Adanya fraktur mandibula yang terjadi, menyebabkan akumulasi darah di jalan
nafas pasien yang ditandai dengan adanya suara ngorok, jalan nafas terhambat berupa
gurgling dan snoring. Snoring (mendengkur) berasal dari sumbatan pangkal lidah karena saat
penderita sampai IGD terjadi penurunan kesadaran yang menyebabkan kekakuan pada lidah
sehingga menutup jalan nafas. Gurgling (berkumur) menandakan adanya cairan di hipofaring,
dan cairan tersebut adalah akumulasi darah akibat fraktur yang terjadi.
Kedua, trauma thorak. Pada penderita ditemukan sesak nafas, jejas pada hemithorax
kanan, pengembangan dada kanan tertinggal, perkusi redup, auskultasi vesikuler menurun.
Melihat dari hasil pemeriksaan fisik tersebut, maka penderita ini mengalami hemothorax.
Adanya sesak nafas menandakan bahwa penderita kesulitan untuk mendapatkan udara yang
cukup akibat akumulasi darah pada thorax nya. Jejas menandakan trauma tumpul yang
dialami penderita pada thorax nya akibat dada terbentur stang motor, sehingga dapat
menyingkirkan adanya open pneumothorax maupun tension pneumothorax. Ketidakmampuan
dada kanan untuk mengembang secara optimal dapat dikarenakan perubahan tekanan
intrapleural karena adanya akumulasi darah di thorax yang ditandai dengan perkusi redup dan
auskultasi vesikuler menurun. Pada keadaan normal, perkusi dada sonor dan auskultasi
vesikuler terdengar di seluruh lapang paru.
Ketiga, trauma kaki, yaitu fraktur femur dekstra. Hal ini berdasarkan pemeriksaan
fisik yang ditemukan, yaitu pada femur dekstra didapatkan luka sepanjang 3 cm, perdarahan
aktif (+), fat globule (+), oedema (+), deformitas (+), angulasi (+), nyeri tekan (+) dan
krepitasi (+). Selain itu juga ada rembesan darah pada luka di tungkai kanan atas. Salah satu
penyebab fraktur adalah trauma seperti yang dialami penderita dalam skenario. Adapun
tanda-tanda fraktur adalah deformitas, krepitasi, false movement, oedema, nyeri tekan, nyeri
gerak dan luka. Oleh dokter IGD dilakukan bebat tekan, realignment femur, dan imobilisasi
untuk mencegah terjadinya pergerakan dan pergeseran tulang femur yang fraktur, sedangkan
bebat tekan dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi.
Dari pemeriksaan vital sign ditemukan nadi 108 x/menit, tekanan darah 110/80
mmHg, t : 370C, RR 30 x/menit. Berdasarkan derajat syok, maka penderita dalam skenario
mengalami syok derajat II, dilihat dari nadi dan RR yang meningkat sedangkan tekanan
darahnya masih dalam batas normal. Berdasarkan etiologinya, maka penderita mengalami
syok hipovolemik. Salah satu keadaan yang menyebabkan syok hipovolemik adalah
kehilangan cairan eksternal seperti trauma, pembedahan, diare. Penderita dalam skenario
mengalami trauma.
Untuk menegakkan diagnosis adanya fraktur basis cranii dan fraktur mandibula dapat
dilakukan pemeriksaan CT scan, jika belum jelas maka dapat dilakukan pemeriksaan MRI.
Sedangkan untuk menegakkan diagnosis hematothorax dan fraktur femur dapat dilakukan
pemeriksaan foto rontgen.
Untuk menegakkan diagnosis dan terapi selanjutnya, dilakukan pemeriksaan primary
survey, adjunct primary survey, dan secondary survey. Keterangannya Dina yg buat ya
Rooss..