Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

9
1. Multiple Malformasi Kongenital Definisi Kelainan Kongenital Cacat lahir, malformasi kongenital adalah istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan gangguan structural, perilaku, fungsional dan metabolic yang ada sejak lahir. Jenis-jenis abnormalitas antara lain : a. Malformasi : terjadi selama pembentukan struktur, sebagai contoh selama organogenesis. Kelainan ini dapat menyebabkan ketiadaan suatu struktur secara total atau parsial atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur. Malformasi disebabkan oleh factor lingkungan dan atau genetic yang belerja secara independen atau bersamaan. Kebanyakan malformasi berawal pada minggu keiga sampai minggu kedelapan kehamilan. b. Disrupsi menyebabkan perubahan morfologis pada struktur yang sudah terbentuk dan disebabkan oleh proses destruktif. Gangguan vascular yang menyebabkan atresia usus dan cacat yang ditimbulkan pita amnion adalah contoh dari factor-faktor perusak yang menyebabkan disrupsi. c. Deformasi terjadi karena gaya mekanis yang mencetak suatu bagian janjin dalam jangka lama. Club feet, sebagai contoh, disebabkan oleh penekanan di rongga amnion. Deformasi sering mengenai system musculoskeletal dan mungkin pulih setelah lahir. d. Sindrom, adalah kumpulan anomaly yang terjadi bersamaan dan memiliki satu penyebab spesifik. Sumber : Langman, Embriologi Kedokteran Edisi 10, 2010.

Transcript of Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

Page 1: Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

1. Multiple Malformasi Kongenital

Definisi Kelainan Kongenital

Cacat lahir, malformasi kongenital adalah istilah-istilah yang digunakan untuk

menjelaskan gangguan structural, perilaku, fungsional dan metabolic yang ada sejak

lahir.

Jenis-jenis abnormalitas antara lain :

a. Malformasi : terjadi selama pembentukan struktur, sebagai contoh selama

organogenesis. Kelainan ini dapat menyebabkan ketiadaan suatu struktur secara

total atau parsial atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur. Malformasi

disebabkan oleh factor lingkungan dan atau genetic yang belerja secara

independen atau bersamaan. Kebanyakan malformasi berawal pada minggu keiga

sampai minggu kedelapan kehamilan.

b. Disrupsi menyebabkan perubahan morfologis pada struktur yang sudah terbentuk

dan disebabkan oleh proses destruktif. Gangguan vascular yang menyebabkan

atresia usus dan cacat yang ditimbulkan pita amnion adalah contoh dari factor-

faktor perusak yang menyebabkan disrupsi.

c. Deformasi terjadi karena gaya mekanis yang mencetak suatu bagian janjin dalam

jangka lama. Club feet, sebagai contoh, disebabkan oleh penekanan di rongga

amnion. Deformasi sering mengenai system musculoskeletal dan mungkin pulih

setelah lahir.

d. Sindrom, adalah kumpulan anomaly yang terjadi bersamaan dan memiliki satu

penyebab spesifik.

Sumber : Langman, Embriologi Kedokteran Edisi 10, 2010.

Kelainan Kongenital merupakan kelainan morfologik dalam pertumbuhan struktur

bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi dalam kandungan. Secara umum

dapat dibagi menjadi 2 kelompok :

1. Malformasi : yaitu kelainan congenital yang timbul sejak periode embrional sebagai

gangguan primer morfogenesis atau organogenesis.

2. Deformitas kongenital yang timbul pada fetus akibat mengalami perubahan posisi,

betuk, ukuran organ tubuh yang semla tumbuh normal.

Berdasarkan gangguan pertumbuhan organ, kelainan kongenital dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

Page 2: Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

1. Gangguan pembentukan organ : tidak terbentuknya suatu organ atau sebagian organ,

misalnya anensefali, atau suatu organ terbentuk tetapi lebih kecil, misalnya

mikrosefali.

2. Gangguan fusi jaringan tubuh : misalnya labiopalatoskisis.

3. Gangguan diferensiasi organ : misalnya ginjal tapal kuda.

4. Gangguan menghilangnya jaringan yang seharusnya hilang pada pertumbuhan

normal, misalnya divertikulum Meckel.

5. Gangguan invaginas jaringan, misalnya atresia ani.

6. Gangguan migrasi suatu organ, misalnya adensus testis.

7. Gangguan pembentukan saluran, misalnya atresia esophagus.

8. Reduplikasi organ, misalnya ureter ganda.

9. Hipertrofi organ, msalnya hipertrofi adrenal.

10. “Abberant development and displacemen” misalnya transposisi pada kelainan

jantung.

Pembagian kelainan kongenital secara sederhana adalah :

1. Kelainan kongenital mayor yaitu kelainan daripada struktur yang memerlukan

pengelolaan yang serius, pengelolaan medis, pembedahan ataupun bedah plastic dan

berpengaruh terhadap morbidias ataupun mortalitasnya.

2. Kelainan kongenital minor yaitu kelainan kongenital yang tidak memerlukan

pengelolaan khusus dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan normal penderita.

3. Sindrom yaitu kumpulan bentuk kelainan oleh karena penyebab tunggal atau

penyebab yang spesifik.

(Sumber : Kejadian Bayi Lahir dengan Kelainan Kongenital, Made Prabawa)

A. Faktor-Faktor Penyebab Malformasi Kongenital

Faktor-faktor yg menenetukan kapasitas suatu agen untuk menimbulkan cacat lahir

telah diajukan sebagai prinsip teratology oleh Wilson (1959), yang mencakup :

1. Kerentanan terhadap teratogenesis yang bergantung pada genotip konseptus dan

cara bagaimana komposisi genetik ini berinteraksi dengan lingkungan. Genom ibu

juga penting dalam kaitannya dengan metabolism obat, resistensi terhadap infeksi,

dan proses biokimiawi dan molekular lainnya yang mempengaruhi konseptus.

Page 3: Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

2. Kerentanan tehadap teratogen bervariasi sesuai stadium perkembangan saat

pajanan. Periode paling peka untuk timbulnya cacat lahir adalah minggu ke tiga

hingga ke delapan kehamilan, yaitu periode embryogenesis. Setiap system organ

mungkin memiliki satu atau lebih tahap kerentanan. Sebagai contoh, langit-langit

sumbing dapa terinduksi pada tahap blastokista (hari ke-6), selama gastrulasi (hari

ke-14), pada tahap awal pembentukan tunas ekstremitas (minggu ke-5).

3. Manifestasi gangguan perkembangan bergantung pada dosis dan lama pajanan ke

teratogen.

4. Teratogen bekerja melalui jalur (mekanisme) spesifik pada sel dan jaringan yang

sedang berkembang untuk memicu kelainan embriogenesis (patogenesis).

Mekanisme ini mungkin melibatkan inhibitor proses biokimiawi atau molecular

tertentu, patogenesis mungkin melibatkan kematian sel, penurunan proliferasi sel,

atau fenomena sel lainnya.

5. Manifestasi kelainan perkembangan adalah kematian, malformasi, retardasi

pertumbuhan dan gangguan fungsional.

Sumber : Langman, Embriologi Kedokteran, 2010

Teratologi

Suatu teratogen adalah unsur atau factor apapun yang kalau mengenai janin akan

menimbulkan perubahan permanen pda bentuk atau fungus janin tersebut (Shepard,

1986). Faktor yang paling penting adalah periode waktu dalam kehamilan ketika janin

terkena unsur teratogen yang fatal.

Periode embrio merupakan periode yang paling kritis sehubungan dengan malformasi

karena periode ini mencakup organogenesis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi janin pada masa kehamilan:

a. Genetik dan Lingkungan

b. Obat-obat medikasi selama kehamilan

c. Infeksi virus

d. Infeksi Virus lain dan Hipertermia

e. Radiasi

f. Bahan Kimia

g. Penyakit Ibu

h. Defisiensi gizi

Page 4: Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

i. Obesitas

j. Logam Berat

Sumber : Langman, Embriogenesis Kedokteran, Edisi 10, 2010.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelainan kongenital antara laian :

a. Faktor genetik dan kromosom

Kelainan kongenital yang terdapat pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan

bepengaruh atas kejadian kelainan kongenital pada anaknya. Gen yang normal

ataupun yang tidak normal dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.

Beberapa kelainan kongenital yang dihubungkan dengan kelainan kromosom,

dapat diketahui prenatal antara lain kelainan kromosom autosomal trisomi 21

sebagai sindrom Down maupun kelainan kromosom lainnya.

b. Faktor infeksi

Infeksi virus pada ibu hamil sering tidak menimbulkan gejala yang nyata, atau

tidak ada pengaruhnya terhadap ibu sendiri, tetapi mempunyai akibat yang serius

pada janin yang dikandungnya. Infeksi yang dapat menyebabkan kelainan

kongenital terutama yang terjadi pada trimester pertama kehamilan, yaitu pada

masa organogenesis. Adanya infeksi tertentu pada periode ini dapat berakibat

abortus ataupun menimbulkan gangguan pertumbuhan organ yang kemudian akan

mengakibatkan kelainan kongenital. Beberapa infeksi yang sering menyababkan

kelainan kongenital antara lain adalah TORCH yang terdiri dari Toksoplasmosis,

Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus.

Infeksi yang terjadi pada trimester pertama sering kali menyebabkan abortus atau

kelainan kongenital yang berat, sedangkan infeksi pada kehamilan trimester dua

dan trimester tiga sering menyebabkan kelahiran premature dan bila terjadi

kelainan biasanya menyangkut fungsi suatu organ.

c. Faktor mekanis

Tekanan mekanis pada janin pada masa pertumbuhannya dalam rahim dapat

menyebabkan kelainan kongenital berupa kelainan bentuk organ tubuh sehingga

menaimbulkan kelainan deformitas organ tersebut. Sebagai contoh, kelainan

kongenital yang disebabkan oleh factor mekanis adalah jeratan pita amnion yang

dapat menimbulkan deformitas hingga amputasi organ (sindroma pita amnion).

Page 5: Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

d. Faktor obat-obaan

Resiko pemberian obat wanita hamil akan mempunyai akibat yang sangat besar

pada janin. Beberapa jenis obat yang diberikan pada masa kehamilan dapat

bersifat teratogen dan menyebabkan kelainan kongenital pada janin.

Sifat teratogen suatu jenis obat tergantung dari beberapa factor, yaitu :

1. Jenis obat itu sendiri : Beberapa jenis obat tertentu mempunyai sifat teratogen

ada setiap keadaan.

2. Farmakogenetik dari ibu dan fetus : Sifat teratogen obat tergantung dari

penyerapan, metabolism ibu, transfer plasenta dan metabolism fetus.

3. Saat pemberian obat pada kehamilan : Sifat teratogen suatu jenis obat akan

paling berat terlihat apabila diberikan pada masa-masa embryogenesis, di

mana pada saat ini terjadi pembelahan sel yang sangat cepat dalam proses

pembentukan organ.

4. Dosis pemberian obat : Dosis yang kecil mungki tidak menyebabkan efek

teratogen, akan tetapi pada dosis yang besar akan menyebabkan kematian

janin ataupun menyebabkan kelainan kongenital.

e. Radiasi

Setelah terjadi proses oembuahan, sel-sel menjadi sangat radiosensitive dan

mudah rusak oleh karena radiasi. Sinar radiasi akan berefek desrupsi dan

diferensiasi jaringan. Beratnya tingkat kerusakan sangat tergantung dari usia

kehamilan dan dosis dari radiasi.

Sumber : Kejadian Bayi Lahir dengan Kelainan Kongenital, Made Prabawa

f. Penyakit Ibu

Diabetes merupakan gangguan matabolisme karbohidrat. Gangguan metabolism

ini selama kehamilan pada pengidap diabetes menyebabkan peningkatan insiden

lahir-mati, kematian neonates, bayi yang terlalu besar, dan malformasi kongnital.

Resiko anomaly kongenital pada anak dari ibu pengidap diabetes adalah tiga

sampai empat kali lebih banyak dibandingkan anak dari ibu nondiabetik dan

pernah dilaporkan hingga setinggi 80 % pada anak dari ibu yang telah lama

mengidap diabetes.

Page 6: Pembahasan Pemicu 1 Multiple Malformasi Kongenital

Faktor-faktor yang berperan menimbulkan kelainan ini belum diketahui secara

pasti, namun, bukti-bukti menunjukkan bahwa perubahan kadar glukosa berperan

dan bahwa insulin tidak bersifat teratogenik. Dalam hal ini terdapat korelasi

signifikan antara keparahan dan lama penyakit ibu dan insiden malformasi.

Pengendalian ketat metabolism ibu dengan terapi insulin yang agresif sebelum

konsepsi dapat menguangi malformasi. Namun, terapi ini meningkatkan frekuensi

dan keparahan episode hipoglikemia.

Sumber : Embriologi Kedokteran, Edisi 10, Langman.

g. Obesitas

Obesitas prakehamilan yang didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) > 30

kg/m2, berkaitan dengan dua sampai tiga kali lipat resiko melahirkan anak dengan

cacat tabung saraf.

Hubungan sebab-akibatnya belum dipastikan tetapi mungkin berkaitan dengan

gangguan metabolisme ibu yang mengenai glukosa, insulin, atau faktor lainnya.

Studi-studi juga memperlihatkan bahwa obesitas pra kehamilan mengingkatkan

resiko memiliki bayi dengan cacat jantung, onfalopel, dan anomali multipel.

1. Diagnosis Prenatal / Pemeriksaan Penunjang Janin

2. Pencegahan Multiple Malformasi Kongenital