Kelainan Kongenital

60
Kelainan Kongenital Genitalia Pria Ciho Olfriani

Transcript of Kelainan Kongenital

Page 1: Kelainan Kongenital

Kelainan KongenitalGenitalia Pria

Ciho Olfriani

Page 2: Kelainan Kongenital

Hipospadia

Hipospadia adalah suatu kondisi di mana pembukaan uretra berada di bawah penis bukan di ujung. Sementara lokasi pembukaan dapat bervariasi, biasanya dekat tetapi di bawah ujung penis.

Page 3: Kelainan Kongenital

Epidemiologi• Di beberapa negara, kejadian hipospadia dapat naik tapi

sepertinya agak konstan, pada 0,26 per 1.000 kelahiran hidup di Meksiko dan Skandinavia dan 2,11 per 1000 kelahiran hidup di Hongaria.

• Hipospadia insiden lebih besar dalam putih daripada kulit hitam, dan lebih sering terjadi pada orang-orang Yahudi dan keturunan Italia. Sebuah komponen genetik mungkin ada dalam keluarga tertentu; tingkat kekeluargaan hipospadia adalah sekitar 7%

• Angka kejadian : 3,2 dari 1000 kelahiran hidup.• Kejadian seluruh hipospadia yg bersamaan dgn

kriptorkismus : 9%, tetapi pd hipospadia psoterior sebesar 32%.

Page 4: Kelainan Kongenital

Embriologi• Minggu 2: ektoderm dan

endoderm lekukan ditengah (mesoderm) memisahkan ekto dan endoderm yang kemudian bersatu di kaudal.

• Minggu 6 : terbentuk genital tuberkel dan dilateral terdapat genital fold

• Minggu 7 : genital tuberkel membentuk glans Bila terjadi agenesis dari mesoderm maka genital tuberkel tidak terbentuk shg penis tidak terbentuk.

Page 5: Kelainan Kongenital

Embriologi

• Bagian anterior dari membrana kloaka akan ruptur dan membentuk sinus, dan genital fold membentuk sisi – sisi dari sinus urogenitalia

• Bila genital fold gagal bersatu di atas sinus urogenitalia maka akan terjadi hipospadia

Page 6: Kelainan Kongenital
Page 7: Kelainan Kongenital

Etiologi

• Penggunaan terapi hormon progesteron pada masa kehamilan dapat meningkatkan angka kejadian hipospadia

• Kadar hormon testosteron yang berlfuktuasi atau tubuh yang gagal merespon testosteron pada saat masa gestasi juga dapat meningkatkan resiko terjadi hipospadia

Page 8: Kelainan Kongenital

Etiologi

Belum diketahui pasti, diduga :• Gagalnya testis memproduksi testosteron

dalam jumlah yang cukup• Sel – sel struktur genital kekurangan reseptor –

reseptor androgen• Sel – sel kekurangan enzim 5 alfa reduktese

sehingga rangsangan androgen untuk merubah testosterone menjadi dihydrotestosteron menjadi tidak adekuat.

• Silver 2000 : Faktor genetik, endokrinologi dan lingkungan

Page 9: Kelainan Kongenital

FAKTOR PREDISPOSISI• Faktor genetik

– Pada kelahiran kembar lebih rentah mengalami hipospadia k/ insufisiensi hCG tidak mencukupi u/ mencegah perkembangan uretra.

• Faktor endokrin

– Penurunan androgen hipospadia

• Faktor lingkungan

– Terpapar estrogen selama perkembangan uretra (dr buah yg mengandung petsidia atau minum susu sapi yg hamil )

Page 10: Kelainan Kongenital

Gejala klinik– Meatus uretra tidak terdapat di ujung penis. – Chordee pelekukan dan pembengkokan batang penis– Bentuk penis yang abnormal (kulit penis bagian ventral

kurang atau tidak ada sama sekali)– Kesulitan mengarahkan aliran urine– Penis melengkung ke arah bawah yang tampak

jelas saat ereksi problem infertilitas.– Stenosis (hipospadia meatus)

• Terjadi peningkatan insidens undesensus testis. • Pada kasus umumnya tidak menimbulkan gejala berarti.• Masalah terbesar yang timbul adalah gangguan pada saat

berkemih

Page 11: Kelainan Kongenital

Pemeriksaan

• Hipospadia biasanya ditemukan dengan cara pemeriksaan fisik dan apabila diduga menderita dilakukan excretory urogram (x-ray)

Page 12: Kelainan Kongenital

Pemeriksaan penunjang

• Foto polos abdomen atau KUB (Kidney Ureter Bladder) adalah foto screaning untuk pemeriksaan kelainan – kelainan urologi

• Pyelografi Intravena (PIV) atau Intra Venous Pyelografi (IVP) atau dikenal dengan Intravenous Urografi melalui bahan – bahan kontras radio opak

• USG Sistem Kemih Kelamin • Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap

gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ – organ yang berbeda kepadatannya, ultrasonografi banyak dipakai untuk mencari kelainan – kelainan pada ginjal, buli – buli, prostat, testis dan pemeriksaan pada kasus keganasan

Page 13: Kelainan Kongenital

PENATALAKSANAAN• Tujuan operasi hipospadia :

– Kosmetik fungsi miksi dan funsgi seksual normal (ereksi lurus dan pancaran ejakulasi kuat)

– Penis dpt tumbuh dgn normal.• Tahapan rekonstruksi :

– Koreksi korde (ortoplasti)– Membuat neouretra dr kulit penis (uteroplasti)– Membuat glans

• Reparasi hipospadia dianjurkan usia pra sekolah, usia 18bln.• Rekonstuksi hipospadia membutuhkan > 1x operasi, koreksi ulang jika tjd

komplikasi.• Penyulit yg dpt tjd setelah operasi hipospadia :

– Fistula uterokutan– Stenosis meatus uretra– Striktur uretra– Korde yg blm sepenuhnya terkoreksi– Divertikel uretra

Page 14: Kelainan Kongenital
Page 15: Kelainan Kongenital

• Proximal shaft hypospadias is shown. Note the deficient ventral foreskin, blind urethral pit at the glanular level, and lighter pigmented urethral plate extending to the true meatus at the proximal shaft level.

•Proximal shaft hypospadias is shown. Note the typical dorsal hood of foreskin and ventral penile skin deficiency.

Page 16: Kelainan Kongenital

• Penoscrotal hypospadias is shown. Note the associated ventral chordee and true urethral meatus located at the scrotal level.

Page 17: Kelainan Kongenital
Page 18: Kelainan Kongenital

Penatalaksanaan

• Umur 6 – 18 bulan• Sirkumsisi KI absolut• Prosedur operasi selesai sebelum anak masuk sekolah.• Langkah – langkah pada operasi hipospadia

1. Koreksi meatus2. Koreksi chordee bila ada3. Rekonstruksi uretra4. Pengalihan kulit dorsal penis yang berlebihan ke ventral5. Koreksi malformasi – malformasi yg berhubungan

Page 19: Kelainan Kongenital

Perbaikan multi tahap

1. Perbaikan dua tahap Tahap I : ChordectomyChordectomy dgn memotong uretra plat distal, meluruskan penis sehingga meatus tertarik lebih proksimal

Page 20: Kelainan Kongenital

Perbaikan multi tahap

Perbaikan dua tahapStage II: Urethroplasty• Penutupan kulit bagian ventral

dilakukan dengan memindahkan prepusium dorsal dan kulit penis mengelilingi bagian ventral dalam tahap uretroplasti

• Contoh : Browne (1953), Byars (1955),Smith (1981)

Page 21: Kelainan Kongenital

Penatalaksanaan

2. Perbaikan satu tahap– Akhir tahun 1950– Pelepasan korde kendala utama, tetapi dapat

dihilangkan sejak ditemukan teknik ereksi buatan.– Contoh : Broadbent (1961), McCormack (1954), Devine

& Horton (1961), Teknik Y-V modifikasi Mathieu, Teknik Lateral Based (LB) Flap

Page 22: Kelainan Kongenital

Meatus terletakproksimal & ventral

Dorsal hood Abnormal penile curvature

Foto Klinis

Page 23: Kelainan Kongenital

Operasi 1 : Chordectomy

Insisi Release chorde Test ereksi dengan Nacl

Penis telah lurus Jahit luka operasi Tutup luka operasi

Page 24: Kelainan Kongenital

Operasi 2 : Urethroplasty

Pasang kateter silicon Insisi paramedian kiri dan kanan

Dilakukan undermining

Penutupan kateter sebagai tract urethra

Over hecting dgn jaringan kulit penis

Tutup luka operasi

Page 25: Kelainan Kongenital
Page 26: Kelainan Kongenital

EPISPADIA• Suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki,

dimana lubang urethra terdapat di bagian punggung penis atau urethra tidak berbentuk tabung

Page 27: Kelainan Kongenital

EPIDEMIOLOGI

• Insidens epispadia lengkap sekitar 1 dalm 120.000 laki2.

• Keadaan ini biasanya tdk tjd sendirian, tapi jg disertai anomali saluran kemih.

• Dapat ditemukan pd anak dan ♀ ♂

• Sering disertai kelainan leher buli-buli → inkontinentia

• Anak : klitoris terbelah♀

• Anak : penis tertarik kedorsal♂

Page 28: Kelainan Kongenital

KLASIFIKASI

• Lubang urethra terdapat di puncak kepala penis

• Seluruh urethra terbuka di sepanjang penis• Seluruh urethra terbuka dan lubang kandung

kemih terdapat pada dinding perut

Page 29: Kelainan Kongenital

KLASIFIKASI berdasarkan letak meatus kemih :• Glandular pd glans bagian dorsal• Penis antara simfisis pubis dan sulkus koronarius• Penopubis pd pertemuan antara penis dan pubis

MANIFESTASI KLINIS• Penis pipih dan kecil mgkn akan melengkung ke

dorsal akibat adanya chordee.• Inkontinensia urin timbul pd epispadia penopubis

(95%) dan penis (75%) k/ perkembangan yg slh dr sfingter urinarius.

Page 30: Kelainan Kongenital

PEMERIKSAAN PENUNJANG • IVP• USG

PENATALAKSANAAN• Perbaikan dgn pembedahan dilakukan u/

memperbaiki inkontinensia, membuang chordee, dan memperluas uretra ke glans.

• Prepusium digunakan dlm proses rekonstruksi bayi baru lahir dgn epispadia tdk blh disirkumsisi.

Page 31: Kelainan Kongenital

TESTIS MALDESENSUS

Page 32: Kelainan Kongenital

Undescended testis

Page 33: Kelainan Kongenital

• Pada ms janin testis berada di rongga abdomen dan bbrp saat sblm bayi dilahirkan testis mengalami desensus testikulorum atau turun ke dlm kantung skrotum.

• Bbrp faktor yg mempengaruhi penurunan testis ke dalam skrotum :– Adanya tarikan dari gubernakulum testis dan

refleks dari otot kremaster.– Perbedaan pertumbuhan gubernakulum dgn

pertumbuhan badan– Dorongan dari tek intraabdominal

Page 34: Kelainan Kongenital

DEFINISI

• Proses desensus tdk berjalan dgn baik maldesensus.

• Testis tdk mampu mencapai skrotum tetapi msh berada pd jalurnya yg normal kriptorkismus.

• Testis keluar dari jalurnya yang normal testis ektopik.

Page 35: Kelainan Kongenital

Letak testis maldesensus.Gambar di sebelah kanan adalah beberapa

letak testis kriptorkismus yaitu :1. Testis retraktil2. Inguinal3. Abdominal

Gambar di sebelah kiri menunjukkan testis ektopik, antara lain :

4. Inguinal superfisial5. Penil6. Femoral

Page 36: Kelainan Kongenital

ETIOLOGI

• Gubernakulum testis• Kelainan intristik testis• Defisiensi hormon gonadotropin yg memacu

proses desensus testis

Page 37: Kelainan Kongenital

Undescended testis

Congenital — boys who are born with undescended testes.• In babies born early (premature babies), the testes may not have dropped down yet (usually happens in the eight month of pregnancy).• Some hormone and genetic disorders can cause undescended testes• Usually doctors cannot find the cause.

Acquired — boys who develop undescended testes after birth.• This can happen between 1-10 years of age.• A boy is born with the testes in the normal place (in the scrotum).• As the boy grows the cord attached to the testes (spermatic cord), fails to grow at the same rate. It ends up too short and pulls the testes back up into the groin.

Page 38: Kelainan Kongenital

PATOGENESIS• Suhu di dlm rongga abdomen ± 1 C > tinggi drpd suhu

didalam skrotum testis abdominal mendapatkan suhu yg lebih tinggi dr testis normal kerusakan sel2 epitel germinal testis.

• Usia 2thn 1/5 bagian dr sel germinal yg rusak.• Usia 3thn 1/3 sel germinal yg masih normal.• Kerusakan makin lama makin progresif testis

mengecil.• Akibat testis tdk berada di skrotum mudah

terpelintir (torsio), mudah terkena trauma, lebih mudah mengalami degenerasi maligna.

Page 39: Kelainan Kongenital

GAMBARAN KLINIS

• Tdk menjumpai testis di katong skrotum• Pd pasien dewasa infertilitas• Benjolan di perut bagian bawah (kdg2) k/

testis maldesensus mengalami trauma, torsio, atau berubah menjadi tumor testis.

Page 40: Kelainan Kongenital

DIAGNOSIS• Inspeksi pd regio skrotum terlihat hipoplasia kulit

skrotum k/ tdk pernah ditempati oleh testis.• Palpasi testis tdk teraba di kantung skrotum,

melainkan berada di inguinal atau tempat lain.• Pada saat melakukan palpasi jari tangan pemeriksa

harus dalam keadaan hangat.

DD : • Testis retraktil atau kriptorkismus fisiologis• Anorkismus testis testis memang tidak ada

Page 41: Kelainan Kongenital
Page 42: Kelainan Kongenital
Page 43: Kelainan Kongenital

PEMERIKSAAN

• Flebografi selektif usaha u/ mencari keberadaan testis secar tdk langsung dgn mencari keberadaan pleksus pampiniformis.– Jika tdk didapatkan pleksus pampiniformis

kemungkinan testis memang tdk pernah ada.• Laparoskopi dicari keberadaan testis mulai dr

fossa renalis hingga anulus inguinalis internus.

Page 44: Kelainan Kongenital

PENATALAKSANAANUsia yg tepat u/ th/ 1 thn.MEDIKAMENTOSA• Pemberian hormon hCG yg disemprotkan intranasal.OPERASI• Tujuan : – Mempertahankan fertilitas– Mencegah timbulnya degenerasi maligna– Mencegah timbulnya torsio testis– Melakukan koreksi hernia – Psikologis mencegah terjadinya rs rendah diri

• Operasi orkidopeksi meletakkan testis dlm skrotum dgn melakukan fiksasi pd kantung sub dartos.

Page 45: Kelainan Kongenital

An orchiopexy is used to repair an undescended testicle in childhood. An incision is made into the abdomen, the site of the undescended testicle, and another is made in the scrotum (A). The testis is detached from surrounding tissues (B) and pulled out of the abdominal incision attached to the spermatic cord (C). The testis is then pulled down into the scrotum (D) and stitched into place (E). ( Illustration by Argosy.

Page 46: Kelainan Kongenital

Testis found in the inguinal canal

The testis with blood vessels separated from hernia sac

Testis brought down and fixed in scrotum

Page 47: Kelainan Kongenital

Komplikasi

Keterlambata maturasi elemen germinal Fibrosis tubulus Keganasan

Page 48: Kelainan Kongenital

TESTIS RETRAKTIL• Testis ini tertarik dalam saluran inguinal dlm merespon thd

refleks kremaster yg >>.• Refleks kremaster ini lemah atau tidak ada pd saat lahir.• Apabila testis teraba pd saat lahir kmd menjadi tdk teraba

curiga testis retraktil !!!• Testis retraktil dpt dibawa turun kebawah dgn palpasi scr

hati2 pd saat anak relaksasi.• Testis retraktil biasanya mengambil posisi sskrotum

permanen selama pubertas dan tidak mempunyai komplikasi yg biasanya terkait dgn testis yg tdk turun sejati atau testis ektopik.

Page 49: Kelainan Kongenital

Testis Retraktil

• Disebabkan oleh hiperaktivitas m. kremaster, terutama sewaktu ada rangsangan karena dingin / sentuhan. Kadang sukar dibedakan dari kriptorkismus karena keadaan retraksi sewaktu anak menghadapi pemeriksaan.

• Keadaan ini bersifat sementara.

Page 50: Kelainan Kongenital

TESTIS LETAK EKTOPIK

• Adalah testis yang tidak berada di jalur desensus fisiologik.

• Tidak disebabkan oleh gangguan hormonal, tapi oleh insersi abnormal gubernakulum testis.

Page 51: Kelainan Kongenital

TORSIO TESTIS

Page 52: Kelainan Kongenital

• Terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis

• 1 dari 4000 pria berumur < 25 th, plg banyak pada masa pubertas (12-20 th)

• Testis normal permukaan anterior dan lateral dikelilingi tunika vaginalis yg terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan viseralis yg menempel ke testis, lapisan parietalis (luar) menempel ke muskulus dartos pada dinding skrotum

Page 53: Kelainan Kongenital

• pada janin dan neonatus lapisan parietal belum banyak jaringan penyanggahnya testis, epididimis, tunika vaginalis mudah bergerak memungkinkan terpeluntir pada sumbu funikulus spermatikus torsio testis ekstravaginal

• Seluruh permukaan testis dikelilingi tunika vaginalis mencegah insersi epididimis ke dinding skrotum testis dan epididimis mudah bergerak di tunika vaginalis dan menggantung pada funikulus spermatikus anomali bell-clapper torsio testis intravaginal

Page 54: Kelainan Kongenital
Page 55: Kelainan Kongenital

PATOGENESIS

• Secara fisiologis otot kremaster menggerakkan testis mendekati dan menjauhi rongga abdomen mempertahankan suhu ideal testis

• Adanya kelainan sistem penyanggah testis torsio testis jika bergerak berlebihan

• Keadaan yang menyebabkan pergerakan berlebihan :– Perubahan suhu yang mendadak (berenang)– Ketakutan– Latihan berlebihan– Batuk– Celana ketat– Defekasi– Trauma yang mengenai skrotum

• Terpeluntirnya funikulus spermatikus obstruksi aliran darah testis testis hipoksia, edema, iskemia nekrosis

Page 56: Kelainan Kongenital

GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSIS

• Nyeri hebat di daerah skrotum (mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis) akut skrotum

• Nyeri dapat menjalar ke inguinal atau perut bawah• Bayi tidak khas gelisah, rewel, tidak mau menyusu• Pemeriksaan fisik testis bengkak, letak lebih tinggi dan

lebih horozontal dari testis sisi kontralateral• Torsio testis yang baru terjadi teraba lilitan atau

penebalan funikulus spermatikus, tidak demam• Pemeriksaan urine tidak ada leukosit dalam urine• Pemeriksaan darah tidak ada inflamasi, kecuali pada torsio

testis yang lama dan telah mengalami keradangan steril

Page 57: Kelainan Kongenital

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• membedakan torsio testis dengan akut skrotum, menilai aliran darah ke testis stetoskop Doppler, ultrasonografi Doppler dan sintigrafi testis

• Torsio testis tidak ada aliran darah ke testis• Keradangan akut testis peningkatan aliran

darah ke testis

Page 58: Kelainan Kongenital

DIAGNOSIS BANDING

• Epididimis akut• Hernia skrotalis inkarserata• Hidrokel terinfeksi• Tumor testis• Edema skrotum

Page 59: Kelainan Kongenital

PENATALAKSANAAN

• Detorsi manual mengembalikan posisi testis ke asalnya, dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio

• Operasi mengembalikan testis ke arah yang benar penilaian testis masih hidup atau udah nekrosis

• Jika masih hidup orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika dartos orkidopeksi pada testis kontralateral

Page 60: Kelainan Kongenital

• Orkidopeksi benang yang tidak diserap pada 3 tempat mencegah terpeluntir kembali

• Testis yang sudah nekrosis pengangkatan testis (orkidektomi) orkidopeksi pada testis kontralateral

• Jika dibiarkan merangsang terbentuknya antibodi antisperma mengurangi kemampuan fertilitas