PEMBAHASAN PATOFISIOLOGI

3

Click here to load reader

Transcript of PEMBAHASAN PATOFISIOLOGI

Page 1: PEMBAHASAN PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN PATOFISIOLOGI

A. Kasus

Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas.

Keluhan tersebut dirasakan sejak 6 hari yang lalu dan timbul saat malam hari saat pasien

tidur dengan posisi terlentang dan saat beraktivitas ringan. Pasien dengan riwayat

hipertensi 7 tahun yang lalu dengan pengobatan yang tidak teratur. Pemeriksaan fisik: TD

160/100 mmHg, N 110x/menit, RR: 28, tempak adanya retraksi dada, kesadaran compos

mentis, tekanan vena jugularis 5+3 cm H2O dan ditemukan adanya udem tungkai. Hasil

auskultasi didapatkan ronchi di kedua basal paru, BJ I dan II, irama irreguler dan

murmur.

Pasien seorang sopir agkot, istrinya adalah seorang ibu rumah tangga denga 2 orang

putri dan satu orang putra, 11, 7 dan 3 tahun. Pasien berasal dari suku sumatra.

Berdasarkan hasil pemerikasaan X-ray dada didapatkan CTR 70 % dengan

kongesti pulmonal. Pada pemeriksaan echocardiografi didapatkan ejeksi fraksi 45 %.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Natrium 140 mmol/L, Clorida 100

mmol/L, magnesium 2,4 mmol/L dan Calsium 4 liter/menit dan diberikan obat captopril

3 x 6,25 mg, lasix 2 X 1 amp dan pembatasan cairan.

B. Pembahasan

Ada 2 kemungkinan penyebab timbulnya penyakit gagal jantung pada klien. Pertama,

pada kasus dikatakan profesi klien adalah sopir angkot. Jika kita perhatikan, pekerjaan sopir

angkot sehari-hari berhadapan dengan kemacetan. Hal tersebut biasanya menimbulkan stress

pada orang yang menghadapi kemacetan. Begitu pula dengan klien yang terlebih lagi

profesinya adalah sopir angkot sehingga sehari-hari menghadapi kemacetan. Kesehariannya

yang menghadapi kemacetan dapat menimbulkan klien stress. Stress klien yang berkelanjutan

tersebut dapat menyebabkan klien mengalami hipertensi. Kemungkinan kedua adalah pada

kasus dikatakan klien merupakan orang sumatra. Kebiasaan orang Sumatra adalah

mengkonsumsi makanan bersantan. Kelebihan makanan bersantan dapat menyebabkan

hipertensi karena makanan santan berlebihan dapat menyebabkan tingginya kolesterol dalam

darah. Tingginya kolesterol dalam darah ini dapat menyebabkan timbulnya penyumbatan

Page 2: PEMBAHASAN PATOFISIOLOGI

pembuluh darah sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan hipertensi

juga.

Hipertensi pada jantung klien dapat menyebabkan jantung klien bekerja lebih cepat

sehingga otot jantung akan menyesuaikan. Penyesuaian otot jantung ini akan menyebabkan

pembesaran pada jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendur dan berkurang

elastisitasnya, yang disebut kompensasi. Sehingga akibatnya jantung tidak mampu lagi

memompa. Ketidakmampuan ventrikel kiri dalam memompa akan menyebabkan kenaikan

tekanan hidrostatik pada pulmonary vascular bed cenderung mengganggu keseimbangan

Starling dengan mengakibatkan transudasi (penimbunan) cairan dalam paru.

Penimbunan cairan pada paru ini dapat menyebabkan penerunun kelenturan paru.

Penerunun kelenturan paru yang menyebabkan kerja otot respirasi lebih keras ini akan

menyebabkan kelelahan otot respirasi sehingga dapat mengakibatkan klien sulit untuk

bernafas. Selain menyebabkan dipsnea, penimbunan cairan ini juga dapat menyebabkan

ortopnea. Otopnea merupakan gejala dipsnea dalam posisi berbaring, yang diakibatkan oleh

perubahan gaya gravitasi ketika pasien berbaring. Penambahan volume darah intratorakal ini

menaikkan tekanan vena dan kapiler pulmonalis yang kemudian meningkatkan volume

penutupan pulmonalis serta menurunkan kapasitas vital. Faktor tambahan yang menyertai

posisi berbaring adalah elevasi diagrama yang membuat end-expiratory lung volume menjadi

lebih rendah. Kombinasi ini mengakibatkan perubahan yang berarti pada pertukaran gas

alveoli-kapiler. Itulah yang menyebabkan klien pada kasus mengalami ortopnea.

Penimbunan cairan pada paru-paru ini juga dapat menyebabkan batuk menjadi tidak

efektif karena banyaknya sputum pada paru. Banyaknya sputum pada paru ini dapat

menyebabkan terdengarnya suara ronchi. Selain itu kegagalan pompa jantung akibat

hipertensi ini juga dapat menyebabkan kurangnya sirkulasi darah dan suplai oksigen pada

jaringan-jaringan di tubuh. Ketidakmampuan ventrikel kanan memompa darah, akan

menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik sehingga menyebabkan terjadinya edema pada

jaringan.