Pembahasan Orto Kasus 1

download Pembahasan Orto Kasus 1

of 2

description

orthodontia 2

Transcript of Pembahasan Orto Kasus 1

Pada kasus ini didapatkkan pasien laki-laki usia 12 tahun, diantar oleh orang tuanya ke RSGMP FKG Unair. Ibunya ingin anak ini dirawat giginya karena tumbuh berantakan dan gigi taringnya gingsul kanan kiri. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan diagnosa bahwa pasien ini mengalami maloklusi menurut klasifikasi Angle Kelas 1. Ciri-ciri dari maloklusi ini adalah didapatkannya relasi molar neutroklusi, yaitu relasi dimana cusp mesiobukal molar pertama rahang atas kontak dengan lekukan bukal (buccal groove) molar pertama rahang bawah dan tonjol mesiopalatal molar pertama rahang atas terletak pada fossa sentral molar pertama rahang bawah. Selain itu juga didapatkannya relasi kaninus yang neutrocuspid, yaitu hubungan kaninus rahang atas terletak di antara kaninus dan premolar rahang bawah. Pada kasus ini didapatkan pasien memiliki hubungan kaninus kanan dan kaninus kiri merupakan neutroklusi, relasi molar pertama kanan merupakan gigitan tonjol, dan relasi molar pertama kiri merupakan neutroklusi. Selain itu pasien terlihat memiliki multiple diastema pada regio 63-22, 22-21, 11-12, dan 12-53 serta protrusi pada rahang atas.Untuk pemeriksaan lebih lanjut gigi pasien dicetak untuk kemudian dibuatkan model studi. Selanjutnya pada model studi ini dilakukan pengukuran tumpang gigit, jarak gigit, kurva spee, dan diskrepansi model. Tumpang gigit pasien didapatkan berkurang 3 mm dan jarak gigitnya bertambah 5 mm. Kemudian didapatkan kurva spee positif. Kurva spee adalah lengkung yang menghubungkan insisial insisiv dengan bidang oklusal molar terakhir pada rahang bawah. Kurva spee yang positif biasanya didapatkan gigi insisiv yang supraposisi atau gigi posterior yang infraposisi atau gabungan kedua dari keadaan tadi. Setelah itu kemudian diukur diskrepansi dari model studi tersebut. Diskrepansi model adalah perbedaan antara tempat yang tersedia ( available space ) dengan tempat yang dibutuhkan ( requiered space ). Available space merupakan jarak yang ada di gigi-gigi, diukur dari mesial molar pertama permanen rahang atas kanan ke mesial molar pertama permanen rahang atas kiri dan biasanya diukur menggunakan brass wire. Sedangkan requiered space adalah tempat yang dibutuhkan untuk gigi permanen pengganti untuk erupsi dalam lengkung yang terbesar gigi permanen pengganti. Pada kasus ini didapatkan diskrepansi model rahang atas sebesar -2 mm dan rahang bawah -3 mm. Pada pasien didapatkan geligi anterior rahang atas protrusif dan gigitan terbuka anterior sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan etiologi maloklusi adalah kebiasaan penempatan lidah yang salah (tongue thrusting) dan didapatkan geligi anterior rahang atas terdorong ke labial dan jarak gigit bertambah sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan etiologi maloklusi adalah kebiasaan menghisap bibir bawah (lip sucking). Selain itu juga, adanya rotasi pada gigi 31 dan 41 yang baru erupsi sehingga kemungkinan terjadinya rotasi akibat kebiasaan jelek lebih sedikit bila dibandingkan dengan adanya letak salah benih pada gigi 31 dan 41.Macam perawatan yang akan dilakukan adalah tidak ada pencabutan, hal ini karena kekurangan tempat hanya 4 mm (kurang dari 7 mm) sehingga tidak perlu dilakukan pencabutan sehingga perawatandilakukan dengan cara dilkukannya distalisasi molar, piranti lepasan dan ekspansi.Rencana perawatan yang harus dilakukan adalah menghilangkan kebiasaan buruk, koreksi protrusi, koreksi gigitan terbuka, koreksi multiple diastema, koreksi rotasi gigi 31 dan 41, evaluasi, dan fase retensi. Menghilangkan kebiasaan buruk merupakan hal yang penting karena apabila perawatan telah dilakukan dan selesai, namun bila kebiasaan buruk tidak dihilangkan, maka kemungkinan dapat terjadi lagi maloklusi setelah dilakukan perawatan.. Koreksi multiple diastema terbuka karena pasien didapatkan multiple diastema pada rahang atas, regio 63-22, 22-21, 11-12, dan 12-53. Koreksi rotasi gigi 31 dan 41 karena gigi 31 mengalami rotasi eksentris dan gigi 41 mengalami rotasi sentris.