PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat itu mahal harganya, apabila tubuh kita ini sehat maka kehidupan kita disadari atau tidak insyaallah senantiasa merasa tenang, senang, lapang dan beraktifitas dengan maksimal. Akan tetapi sebaliknya bila tubuh kita tidak sehat dapat dipastikan kegiatan akan terhambat, tidak bersemangat, mudah sekali emosi atau tersinggung sehingga hari-hari akan kita lalui dengan suram. Saat ini, di negara maju telah terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit non infeksi, tetapi hal ini tidak berarti negara maju telah terbebas dari masalah penyakit khususnya penyakit menular karena penyakit akut yang timbul sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular. Namun, sebelum membahas penyakit menular dan penyakit tidak menular hal yang paling untuk diketahui adalah konsep sehat dan konsep sakit itu sendiri atau dapat dikatakan awal suatu penyakit. Konsep “sehat’ secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis 1

Transcript of PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

Page 1: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat itu mahal harganya, apabila tubuh kita ini sehat maka kehidupan kita

disadari atau tidak insyaallah senantiasa merasa tenang, senang, lapang dan

beraktifitas dengan maksimal. Akan tetapi sebaliknya bila tubuh kita tidak sehat

dapat dipastikan kegiatan akan terhambat, tidak bersemangat, mudah sekali emosi

atau tersinggung sehingga hari-hari akan kita lalui dengan suram.

Saat ini, di negara maju telah terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit

menular ke penyakit non infeksi, tetapi hal ini tidak berarti negara maju telah

terbebas dari masalah penyakit khususnya penyakit menular karena penyakit akut

yang timbul sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular. Namun, sebelum

membahas penyakit menular dan penyakit tidak menular hal yang paling untuk

diketahui adalah konsep sehat dan konsep sakit itu sendiri atau dapat dikatakan

awal suatu penyakit. Konsep “sehat’ secara fisik dan bersifat individu ialah

seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-

batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Konsep “sakit” merupakan

proses yang dinamis dan bersifat relatif. Misalnya hari ini sehat, mungkin besok

sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai meninggal.

Kualitas penduduk, secara fisik khususnya, dapat dilihat dari derajat

kesehatan secara keseluruhan. Indikator utama yang dipakai untuk melihat 

derajat kesehatan adalah angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Selain

derajat kesehatan, aspek penting lain dari kualitas fisik penduduk adalah status

kesehatan yang antara lain dapat diukur dari angka kesakitan (tingkat morbiditas)

penduduk. Kesehatan penduduk pada suatu waktu dapat dilihat dari angka

kesakitan (tingkat morbiditas) penduduk. Angka Kesakitan dapat menggambarkan

tingkat kesehatan penduduk pada umumnya. Dalam kaitan dengan tingkat

kesejahteraan, status kesehatan berkaitan erat dengan produktivitas seseorang.

B. Rumusan Masalah

1

Page 2: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

1. Apa pengertian dari Morbiditas?

2. Apa manfaat dari Morbiditas?

3. Bagaimana cara mengukur angka morbiditas di suatu daerah?

4. Bagaimana pandangan Islam tentang morbiditas?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Morbiditas.

2. Untuk mengetahui manfaat morbiditas.

3. Untuk mengetahui cara mengukur angka morbiditas di suatu daerah.

4. Untuk mengetahui pandangan islam tentang morbiditas.

D. Manfaat

1. Dapat mengetahui hal-hal tentang morbiditas secara umum.

2. Sebagai bahan dalam memenuhi tugas dari dosen.

BAB II

2

Page 3: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Morbiditas

Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang

mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas atau Keluhan kesehatan

adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena

kecelakaan, atau hal lain yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari.

Pada umumnya keluhan kesehatan utama yang banyak dialami oleh penduduk

adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas, sakit gigi. Orang

yang menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan

walaupun pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak

kambuh penyakitnya.

Pada pengobatan dan epidemiologi, kata morbiditas dapat merujuk kepada:

pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat),

derajat kerasnya penyakit,

meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi,

insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi.

Cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh kecelakaan).

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang

dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit,

semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal MORBIDITAS.

Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu

populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan

sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada

angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi

tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang

beresiko.

B. Manfaat Morbiditas

3

Page 4: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

Morbiditas dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan

masyarakat secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan

terkena suatu penyakit tertentu. Pengetahuan mengenai derajat kesehatan suatu

masyarakat dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang

kesehatan,yang bertujuan agar semua lapisan masyarakaat memperoleh pelayanan

kesehatan secara mudah, murah, dan merata. Melalui upaya tersebut,diharapkan

akan tercapai derajat kesehatan masarakat yang lebih baik. Semakin banyak

penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berarti semakin rendah derajat

kesehatan dari masyarakat bersangkutan.

Morbiditas dapat digunakan untuk :

a. menggambarkan keadaan kesehatan secara umum

b. mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit

c. mengetahui keadaan sanitasi lingkungan

d. memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan

kesehatan

C. Angka Morbiditas

Secara umum, untuk menghitung Angka Morbiditas disuatu daerah

digunakan rumus sebagai berikut:

AM = JPKK

JP X 100

Keterangan :

AM : Angka Morbiditas

JPKK : Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan

terganggunya aktivitas

JP : Jumlah Penduduk

Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi &

prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap

4

Page 5: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka

insidensi dan angka prevalensi.

a. INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit

yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus

diketahui terlebih dahulu tentang: Data tentang jumlah penderita baru.

Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at Risk ).

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1). Incidence Rate

Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan.

Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi

sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga

menjadi sakit.

Rumus incidence rate=jumlah penderita baru : jumlah penduduk yg mungkin

terkena penyakit x K

K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)

Manfaat Incidence Rate adalah :

- Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

- Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

- Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan.

2). Insidens kumulatif (Incidence Risk)

5

Page 6: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam

periode waktu tertentu. Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena

penyakit

Denominator haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan periode

(observasi atau tindak lanjut) Subyek bebas dari penyakit pada awal studi

Subyek potensial untuk sakit Sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari

pengamatan karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan.

Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu Merujuk pada individu

Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik

Incidence risk=jml kasus insidens selama periode waktu tertentu :

jml orang yg berisiko pada permulaan waktu

3). Attack Rate

Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada

suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit tersebut pada saat yang sama.

Manfaat Attack Rate adalah : Memperkirakan derajat serangan atau

penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula

kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

Rumus : Attack Rate=jml penderita baru dlm satu saat : jml penduduk yg

mungkin terkena penyakittersebut pada saat yg samax X K

4). Secondary Attack Rate

Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.

Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).

Rumus SAR=jml penderita baru pd serangan kedua : jml penduduk-

penduduk yg terkena serangan pertama x K

b. PREVALENSI

6

Page 7: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang

ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat

tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh

penduduk tanpa memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau

penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan

bahwa angka prevalensi sebenarnya bukan suatu rate yang murni, karena

penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam

perhitungan. Prevalens tergantung pada 2 faktor : Berapa banyak orang

jumlah orang yang telah sakit Durasi/lamanya penyakit

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :

1). Period Prevalen Rate

Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate

hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya,

misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.

Rumus Periode Prevalen Rate=jml penderita lama & baru : jml

penduduk pertengahan x XK

2). Point Prevalen Rate

Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk

mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Rumus Point Prevalen Rate=jml penderita lama & baru saat itu : jml

penduduk saat itu x XK

D. Pandangan Islam Tentang Morbiditas

7

Page 8: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

Terdapat dalam QS. As-Sajdah : 21 yaitu:

ج�ع�ون� �ر� ي ه�م� �ع�ل ل �ر� �ب األك �ع�ذ�اب� ال د�ون� �ى األد�ن �ع�ذ�اب� ال م�ن� ه�م� �ذ�يق�ن �ن و�ل

Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian

azab yang kecil (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-

mudahan mereka kembali (kejalan yang benar). QS: As-Sajdah 32 : 21

Disebutkan “azab yang kecil didunia” berarti sesuatu yang berhubungan

dengan azab pastilah amat tidak mengenakkan. Apa saja yang tidak

mengenakkan buat kita didunia ini? Pastinya adalah musibah, tabrakan, kecurian,

kerampokan, kena tipu, diejek dan dihina dan banyak lagi termasuk didalamnya

adalah terkena suatu penyakit.

Ayat yang tersebut diatas lebih memperjelas lagi keinginan Allah SWT

menurunkan suatu musibah semata-mata karena Allah SWT sayang kepada kita.

Kita diingatkan dengan sakit agar kita segera sadar dan segera kembali

kejalan yang benar, jalan Allah SWT yang sesuai dengan Al-Qur’an dan itu

semua dimata Allah SWT hanya azab yang kecil saja.Apakah kita pernah

berpikir lebih jauh apa yang dimaksudkan Allah SWT dengan “sebelum azab

yang lebih besar (di akhirat)”? Ini bisa berarti bahwa azab/siksa yang mendera

kita di akhirat kelak berhubungan dengan sakit yang kita derita didunia. Bahwa

sakit pusing yang mendera kepala kita sekarang adalah perwujudan siksa Allah

besok diakhirat dimana kepala kita akan dipukul dan atau ditusuk dengan besi

panas. Bahwa sakit perut kita sekarang adalah kelak diakherat kita akan diberi

minum timah panas yang mendidih………naudzubillahimindzalik……!!Siksa

Allah amatlah pedih.

Kita tidak akan pernah bisa membayangkan seberapa pedih dan sakitnya

siksa itu kelak mendera kita. Kalau sekarang saja dengan kondisi fisik kita yang

lemah karena suatu penyakit kita sudah merasakan sakit yang teramat sangat

bagaimana kelak diakherat….???? Astaghfirullah…. naudzubillahimindzalik.

Marilah kita bersama-sama segera kembali kejalanNya, mari bersama-sama

kita saling berlomba dalam kebaikan dan saling mengingatkan bila ada saudara

8

Page 9: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

kita yang lupa. Semoga ini bisa menjadi bahan renungan buat kita semua dan

kami khususnya dan bisa bermanfaat. Kita pahami bahwa sesuatu musibah,sakit

dan lain lain adalah karena ulah kita sendiri. jadi ada dalilnya.itu bukan mengada

ada Ada kata-kata ustad yang selalu sy ingat dan menumbuhkan bisa semangat

berjuang (untuk meraih kesembuhan) – pesan bahwa : “Karunia Allah itu

langsung datangnya, begitu kita mohon ampun dan segera memperbaiki perilaku

kita - langsung akan terlihat perbaikan pada kesehatan kita, Karena Allah maha

pengasih dan penyayang kepada hambanya”. Bahkan untuk beberapa penyakit

(yang belum timbul kerusakan organ) kesembuhan itu terjadi dalam hitungan

menit – subhanalloh tanpa kita sadari tingkah laku/sikap kita yang kadang

“emosi”, “suka marah, “gampang tersinggung”, “dendam”, dan sebagainya

membawa penyakit ke diri kita sendiri, disamping disebabkan oleh makanan atau

faktor lain. Menjaga mulut agar tidak berkata-kata pedas atau menyakiti orang

lain, melupakan dendam dan memaafkan orang yang berbuat salah/mendzolimi

kita memang sulit. Namun dengan memperbanyak “istigfar” dan sholat, Insya

Allah sikap/tabiat kita yang tidak terpuji dapat berubah.

BAB III

PENUTUP

9

Page 10: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

A. Kesimpulan

1. Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang

mengubah kesehatan dan kualitas hidup.

2. Morbiditas dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat

secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan terkena

suatu penyakit tertentu.

3. Angka morbiditas dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan antara

jumlahh penderita dengan jumlah penduduk dalam wktu yang sama dikali

100.

4. Kita diingatkan dengan sakit agar kita segera sadar dan segera kembali kejalan

yang benar, jalan Allah SWT yang sesuai dengan Al-Qur’an dan itu semua

dimata Allah SWT hanya azab yang kecil saja.

B. Saran

1. Morbiditas dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan juga sangat

mendukung angka morbiditas di suatu daerah

2. Upaya pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam peningkatan derajat

kesehatan. Morbiditas sangat mempengaruhi derajat kesehatan di suatu daerah

atau masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: PEMBAHASAN MORBIDITAS (3)

Eko Budiarto dan Dewi Angggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC

http://farahlauziah.wordpress.com/2010/10/21/ukuran-ukuran-epidemiologi/. diakses

pada tanggal 29 Oktober 2012.

http://id.wikipedia.org/wiki/Morbiditas. diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.

http://kamuskesehatan.com/arti/morbiditas/. diakses pada tanggal 29 Oktober 2012

http://sitarokab.bps.go.id/index.php/statistik-sosial/98-morbiditas/124-angka-

kesakitanmorbiditaspersentase-penduduk-yang-mempunyai-keluhan-kesehatan.

diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.

11