MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

22
Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 29 MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL_2A) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TAHUN 2011 Vindira Ariantika Rizky 1 , Sri Sugiarsi 2 , Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1 , Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2 ABSTRAK Manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, peyajian, akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan manfaat bagi setiap orang atau organisasi yang membutuhkan. Dalam pelaporan RL_2a masih terjadi keterlambatan pengiriman, seperti pada tahun 2011 triwulan III baru dapat dikirimkan pada bulan November. Hal ini dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan laporan tersebut oleh pihak yang membutuhkan seperti peneliti dan monitoring oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten. Tujuan penelitian ini mengetahui manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian adalah wawancara dan observasi dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Objek penelitian adalah pelaksanaan manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL_2A) di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Subjek penelitian adalah petugas di unit rekam medis khususnya petugas pelaporan di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Sumber data RL 2a dari data pasien rawat inap yang telah diinput bagian indeks ke program SIMPATI. Bagian reporting mengolah kembali data tersebut dengan menggunakan program Ms. Acces kemudian dicopy ke Ms. Excel pada format hasil download dari website Departemen Kesehatan RI. Laporan RL 2a dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dan DirJenYanMed dalam bentuk paper namun untuk pengiriman ke dinas kesehatan provinsi dikirimkan dalam bentuk paper dan softfile. Pada triwulan III tahun 2011 pelaporan masih mengalami keterlambatan yang disebabkan adanya perangkapan tugas di bagian assembling. Pemanfaatan informasi RL_2a oleh pihak rumah sakit dan feed back dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum maksimal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaporan RL 2a tahun 2011 masih mengalami keterlambatan, hasil SIMPATI belum sesuai dengan kebutuhan, pemanfaatan informasi RL_2a dan feed back yang diberikan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum maksimal. Saran untuk pihak rumah sakit yaitu sebaiknya petugas lebih disiplin dalam melakukan permintaan kelengkapan syarat klaim JAMKESMAS, mengadakan upgrade pada item entry data dan output dari program SIMPATI disesuaikan dengan format pelaporan yang terbaru (RL 4 - SIRS VI), mengkomunikasikan kepada dinas kesehatan tentang feed back yang diharapkan oleh pihak rumah sakit. Kata Kunci : Data Keadaan Morbiditas, RL_2A, Manajemen Data Kepustakaan : 14 (1997-2011) PENDAHULUAN Sistem pelaporan rumah sakit atau yang sering disebut dengan Sistem Informasi Rumah Sakit adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit. Sistem informasi ini diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang. Seperti pada Permenkes 1171 pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan sistem informasi rumah

Transcript of MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Page 1: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 29

MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP

(RL_2A) DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH SRAGEN TAHUN 2011

Vindira Ariantika Rizky

1, Sri Sugiarsi

2, Tri Lestari

2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

2

ABSTRAK Manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap mulai dari pengumpulan data, pengolahan

data, peyajian, akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan manfaat bagi setiap

orang atau organisasi yang membutuhkan. Dalam pelaporan RL_2a masih terjadi keterlambatan

pengiriman, seperti pada tahun 2011 triwulan III baru dapat dikirimkan pada bulan November. Hal

ini dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan laporan tersebut oleh pihak yang membutuhkan

seperti peneliti dan monitoring oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten. Tujuan penelitian ini

mengetahui manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Sragen.

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian adalah wawancara dan observasi

dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Objek penelitian adalah pelaksanaan

manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL_2A) di Rumah Sakit Umum Daerah

Sragen. Subjek penelitian adalah petugas di unit rekam medis khususnya petugas pelaporan di

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Sumber data RL 2a dari data pasien rawat inap yang telah diinput bagian indeks ke program

SIMPATI. Bagian reporting mengolah kembali data tersebut dengan menggunakan program Ms.

Acces kemudian dicopy ke Ms. Excel pada format hasil download dari website Departemen

Kesehatan RI. Laporan RL 2a dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dan DirJenYanMed

dalam bentuk paper namun untuk pengiriman ke dinas kesehatan provinsi dikirimkan dalam

bentuk paper dan softfile. Pada triwulan III tahun 2011 pelaporan masih mengalami keterlambatan

yang disebabkan adanya perangkapan tugas di bagian assembling. Pemanfaatan informasi RL_2a

oleh pihak rumah sakit dan feed back dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum

maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaporan RL 2a tahun 2011 masih

mengalami keterlambatan, hasil SIMPATI belum sesuai dengan kebutuhan, pemanfaatan informasi

RL_2a dan feed back yang diberikan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum maksimal.

Saran untuk pihak rumah sakit yaitu sebaiknya petugas lebih disiplin dalam melakukan permintaan

kelengkapan syarat klaim JAMKESMAS, mengadakan upgrade pada item entry data dan output

dari program SIMPATI disesuaikan dengan format pelaporan yang terbaru (RL 4 - SIRS VI),

mengkomunikasikan kepada dinas kesehatan tentang feed back yang diharapkan oleh pihak rumah

sakit.

Kata Kunci : Data Keadaan Morbiditas, RL_2A, Manajemen Data

Kepustakaan : 14 (1997-2011)

PENDAHULUAN

Sistem pelaporan rumah sakit atau

yang sering disebut dengan Sistem Informasi

Rumah Sakit adalah suatu proses

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian

data rumah sakit. Sistem informasi ini

diperlukan agar dapat menunjang

pemanfaatan data yang optimal serta

semakin meningkatnya kebutuhan data saat

ini dan yang akan datang. Seperti pada

Permenkes 1171 pasal 1 ayat 1 dan 2

menyebutkan bahwa setiap rumah sakit

wajib melaksanakan sistem informasi rumah

Page 2: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

30 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

sakit yaitu suatu proses pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data rumah sakit

(KemenKes, 2011).

Data keadaan Morbiditas pasien rawat

inap (RL_2A) memuat data kompilasi

penyakit/ morbiditas pasien rawat inap yang

dikelompokkan menurut Daftar Tabulasi

Dasar. Untuk masing-masing kelompok

penyakit dilaporkan mengenai jumlah pasien

keluar menurut golongan umur dan menurut

jenis kelamin serta jumlah pasien mati untuk

masing-masing kelompok penyakit (DepKes

RI, 2003).

Keadaan morbiditas pasien rawat inap

di suatu rumah sakit dapat menentukan

bagaimana melakukan suatu kebijakan

dalam mengambil suatu keputusan dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh

pihak dinas kesehatan kabupaten. Untuk

melakukan suatu pengambilan keputusan

yang tepat diperlukan suatu informasi yang

akurat, tepat dan jelas. Begitu pula informasi

yang didapat dari formulir data keadaan

morbiditas pasien rawat inap. Manajemen

data keadaan morbiditas pasien rawat inap

mulai dari pengumpulan data, pengolahan

data, penyajian, akan menghasilkan suatu

informasi yang dapat memberikan manfaat

bagi setiap orang atau organisasi yang

membutuhkan.

Berdasarkan survei pendahuluaan,

dalam pelaporan RL_2a masih terjadi

keterlambatan pengiriman, seperti pada

tahun 2011 triwulan III baru dapat

dikirimkan pada bulan November. Hal ini

dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan

laporan tersebut oleh pihak yang

membutuhkan seperti peneliti dan

monitoring oleh pihak Dinas Kesehatan

Kabupaten Sragen. Oleh karena itu penulis

melakukan penelitian tentang manajemen

data keadaan morbiditas pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen tahun

2011.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Informasi Kesehatan

Manajemen dapat diartikan sebagai

proses memanfaatkan berbagai sumber daya

yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.

Umumnya sumber daya yang tersedia dalam

manajemen meliputi manusia, material, dan

modal. Konsep sumber daya manajemen

akan menjadi bertambah ketika pembahasan

difokuskan pada Sistem Informasi

Manajemen. Dalam Sistem Informasi

Manajemen, sumber daya manajemen

meliputi tiga sumber daya tersebut ditambah

dengan sumber daya berupa informasi

(Sutanta, E. 2003).

Manajemen Sumber Daya Informasi

atau kita kenal juga sebagai IRM

(Information Resources Management)

adalah keseluruhan usaha perusahaan untuk

menciptakan dan memelihara sumber daya

informasi. Karena data adalah sumber daya,

maka perlu dikelola proses ini disebut

manajemen data. Manajemen data adalah

bagian dari manajemen sumber daya

informasi yang mencakup semua kegiatan

yang memastikan bahwa sumber daya data

perusahaan akurat, mutakhir dan aman dari

gangguan, serta juga tersedia bagi pemakai.

Page 3: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 31

B. Sistem Informasi Kesehatan

1. Definisi Sistem Informasi

Kesehatan

Mengutip pendapat Hurtubise,

sistem informasi didefinisikan

sebagai sistem yang menyediakan

informasi yang spesifik untuk

mendukung proses pengambilan

keputusan di setiap tingkat

organisasi. Sehingga, tujuan akhir

sistem kesehatan bukanlah untuk

mengumpulkan data dan informasi

melainkan memperbaiki tindakan

(improve action). Oleh karena itu,

pengertian sistem informasi

kesehatan adalah seperangkat

komponen dan prosedur yang

terorganisasi dengan tujuan untuk

menghasilkan informasi untuk

memperbaiki keputusan manajemen

di semua tingkatan organisasi

sistem pelayanan kesehatan.

2. Ruang Lingkup Sistem Informasi

Kesehatan

Secara umum, sistem informasi

kesehatan akan tersusun atas 2

entitas utama yaitu pengolahan

informasi dan struktur manajemen

sistem informasi kesehatan.

Pengolahan informasi meliputi

beberapa komponen sebagai

berikut:

a. Pengumpulan data.

b. Pengiriman data.

c. Pengolahan data.

d. Analisis data.

e. Presentasi informasi untuk

perencanaan dan manajemen.

Agar pengolahan informasi berjalan

secara efisien, struktur manajemen

sistem informasi kesehatan

diperlukan untuk menjamin

penggunaan sumber daya

sedemikian rupa sehingga

menghasilkan informasi yang

bermutu secara tepat waktu.

Struktur ini dapat dibedakan

menjadi 2 komponen:

a. Sumber daya sistem informasi

kesehatan, meliputi: orang,

perangkat keras, perangkat

lunak dan sumber daya

keuangan.

b. Seperangkat aturan-aturan

organisasi, seperti standar

diagnostik dan terapi, deskripsi

pekerjaan dan tanggung jawab,

produser manajemen suplai,

prosedur pencatatan dan

pelaporan dan prosedur

pemeliharaan komputer.

3. Keterkaitan Pelayanan Kesehatan

dengan Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi pelayanan

kesehatan bukan merupakan entitas

yang berdiri sendiri, tetapi terkait

dengan sistem kesehatan secara

luas. Sistem informasi kesehatan

memiliki peran dalam setiap

rangkaian pelayanan kesehatan,

baik dalam pelayanan promotif,

preventif, kuratif maupun

rehabilitatif. Dalam konteks

Page 4: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

32 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

desentralisasi kesehatan, sistem

informasi pelayanan kesehatan

untuk mendukung manajemen

kesehatan baik di tingkat pusat,

provinsi maupun kabupaten/kota

dengan wewenang dan tanggung

jawab yang berbeda-beda, baik dari

sisi administratif, penyelenggaraan

pelayanan kesehatan maupun

ketersediaan sumber daya. Dalam

masing-masing tingkatan, sistem

informasi pelayanan kesehatan

mendukung terselenggaranya upaya

pelayanan kesehatan baik yang

bersifat perorangan (Upaya

Kesehatan Perorangan) maupun

masyarakat (Upaya Kesehatan

Masyarakat).

Sistem informasi pada upaya

kesehatan perorangan (SI UKP)

meliputi lingkup spesifik seperti

aspek klinis spesifik-pasien (patien-

spesific clinical information system)

hingga sistem financial dan bahkan

sistem yang terintegrasi penuh yang

mengombinasikan informasi klinis

dan financial.

Sistem informasi pada upaya

kesehatan masyarakat (SI UKM)

bertujuan mengumpulkan,

mengolah dan menganalisis

informasi serta menyediakan umpan

balik untuk mendukung kegiatan,

pemeliharaan, pencegahan dan

penanggulangan masalah kesehatan

masyarakat. Cakupan, komponen,

serta kerumitan sistem informasi

pada UKM berbeda-beda,

tergantung pada strata UKM itu

sendiri. Sistem informasi pada

UKM strata pertama yaitu

Puskesmas, mengombinasikan

sikus informasi untuk manajemen

klien dengan kegiatan surveilans,

fungsi administrative serta

pemantauan wiliayah. Sedangkan

pada dinas kesehatan kabupaten,

sistem informasinya bertujuan

untuk mengitegrasikan data agregat

dari berbagai UKM dan UKP strata

I serta berperan sebagai regulator.

Untuk menjamin kemudahan

pertukaran data antar berbagai UKP

dan UKP diperlukan kesepakatan

mengenai infrastruktur informasi

kesehatan yang meliputi standar

data serta mekanisme

pertukarannya (Gemala R.Hatta,

2011).

C. Rekam Medis

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 269/MENKES/PER/III/2008

Bab II Pasal 2 Rekam medis catatan

berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, tindakan dan pelayanan

lain yang telah diberikan kepada pasien

(Gemala, 2008).

Menurut Huffman EK, (1992) rekam

medis adalah rekaman atau catatan

mengenai siapa, apa, mengapa,

bilamana, dan bagaimana pelayanan

yang diberikan kepada pasien selama

masa perawatan yang memuat

Page 5: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 33

pengetahuan mengenai pasien dan

pelayanan yang diperolehnya serta

memuat informasi yang cukup

mengidentifikasi pasien, membenarkan

diagnosis dan pengobatan serta

merekam hasilnya.

D. Pasien Unit Rawat Inap

Pasien rawat inap yaitu pasien yang

diterima untuk dirawat di rumah sakit.

Pasien yang dirawat merupakan

masukan/input bagi rumah sakit

khususnya jasa rawat inap. Oleh karena

itu jika semakin banyak jumlah pasien

yang dirawat menunjukan pelayanan

rumah sakit yang semakin baik

sehingga mampu meningkatkan jasa

penggunaan kembali (ulang) maupun

jasa baru (Depkes RI, 1997).

Pasien rawat inap adalah seseorang

yang menggunakan tempat tidur rumah

sakit untuk tujuan mendapatkan

pelayanan (Sudra, 2010). Data pasien

rawat inap ini digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang jumlah

pasien rawat inap pada periode tertentu,

jumlah kasus penyakit yang ada di

bangsal tertentu pada periode tertentu.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian secara deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang hasilnya menggambarkan keadaan

objek penelitian tanpa memberikan

kesimpulan yang berlaku umum (Arief

M, 2003). Sedangkan penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengolahan data dilakukan secara

gabungan, analisis data bersifat induktif

dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada

generalisasi (Sugiyono, 2005).

B. Definisi Istilah

1. Manajemen data adalah rangkaian

kegiatan yang meliputi pencatatan

data, pengolahan, pelaporan hingga

mendapatkan feed back dari hasil

pengiriman data keadaan

morbiditas pasien rawat inap.

2. Data keadaan morbiditas pasien

rawat inap (RL_2A) adalah

formulir rekapitulasi dari jumlah

pasien keluar Rumah Sakit (hidup

dan mati) untuk periode triwulan

untuk masing-masing kelompok

penyakit.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah petugas di

unit rekam medis khususnya

petugas pelaporan di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen.

2. Objek penelitian adalah

pelaksanaan manajemen data

keadaan morbiditas pasien rawat

inap (RL_2A) di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen.

Page 6: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

34 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

D. Instrumen dan Cara Pengumpulan

Data

1. Instrumen

a. Pedoman observasi yaitu daftar

pengamatan terhadap proses

manajemen data keadaan

morbiditas pasien rawat inap

mulai dari proses indeksing,

pengolahan sampai dengan

print laporan di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen.

b. Pedoman wawancara adalah

berupa daftar pertanyaan yang

sudah tersusun dan terencana

dengan baik untuk

mendapatkan informasi tentang

manajemen data keadaan

morbiditas pasien rawat inap

(RL_2A) di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Metode observasional yaitu

suatu prosedur yang berencana

yang antara lain meliputi

melihat dan mencatat jumlah

serta tingkat aktivitas tertentu

yang ada hubungannya dengan

masalah penelitian

(Notoatmodjo S, 2005).

b. Metode wawancara adalah

suatu metode yang diperlukan

untuk mengumpulkan data,

proses tanya jawab dalam

penelitian yang berlangsung

secara lisan dalam mana dua

orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau

keterangan-keterangan

(Narbuko. C dan Achmadi. A,

2008).

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif

ini dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan

setelah selesai di lapangan. Analisis

telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke

lapangan, dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian. Dalam

penelitian, analisis data lebih

difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam

analisis data penelitian ini adalah:

1. Data reduction (reduksi

data).Mereduksi data yaitu

merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas.

2. Data display (penyajian data).

Dalam penelitian ini penyajian data

dilakukan dalam bentuk teks yang

bersifat naratif dari hasil

wawancara kepada dan observasi

lapangan.

3. Penarikan Kesimpulan

Conclusion yaitu suatu langkah

menarik sebuah kesimpulan yang

dapat menjawab rumusan masalah

Page 7: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 35

yang dirumuskan sejak

awal.(Sugiyono, 2010)

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pencatatan Data Keadaan

Morbiditas Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

Proses pencatatan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap adalah

penangkapan data yang diperoleh mulai dari

pasien memperoleh perawatan di bangsal

perawatan. Proses pencatatan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap dilakukan oleh

petugas medis yang merawat pasien. Setelah

dokumen rekam medis pasien rawat inap

yang pulang dikembalikan oleh bangsal

kepada bagian assembling untuk dilakukan

pemeriksaan kelengkapan data dan

perakitan. Dalam pengembalian dokumen

rekam medis oleh bagian bangsal kepada

bagian assembling masih terjadi

keterlambatan. Lalu dilakukan kodefikasi

penyakit dan tindakan sesuai dengan

prosedur tetap nomor P. 05. 05. 005 tanggal

6 Januari 2011 tentang pemberian kode

penyakit (lampiran 3), kemudian diserahkan

ke bagian indeksing untuk dilakukan

pengindekan penyakit dan tindakan.

Pada proses pengindekan ini data

morbiditas pasien rawat inap mulai dientry

pada program SIMPATI (Sistem Informasi

Manajemen dan Pengelolaan Administrasi

Terintegrasi). Langkah-langkah dalam

proses pengindeksan tersebut yaitu sebagai

berikut :

a. Memunculkan kembali data yang telah

terekam pada saat pendaftaran

menggunakan nomor rekam medis,

seperti pada gambar 1

Gambar 1. Proses Indeksing Tahap

Pemanggilan Data Pasien

Data-data yang sudah terekam

meliputi:

1) No rekam medis

2) Nama

3) Umur (otomatis muncul saat kita

ketikan tanggal lahir pasien)

4) Jenis kelamin

5) Alamat

Page 8: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

36 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

b. Menginput data-data yang belum terisi

pada halaman1, 2 dan 3, seperti pada

gambar 2, 3, dan 4 berikut ini:

Gambar 2. Proses Input Data Pasien pada

Halaman 1

Data-data yang perlu dilengkapi pada

halaman 1tersebut meliputi :

a. Kelompok umur

b. Tanggal masuk

c. Tanggal keluar

d. Jenis oasien

e. Bangsal

f. Kode diagnosa

g. Diadnosa utama

h. Kode sebab

i. Uraian sebab

j. No DTD

k. Nama DTD

Gambar 3. Proses Input Data Pasien pada

Halaman 2

Data-data yang perlu dilengkapi pada

halaman 2 tersebut meliputi

a. Komplikasi

b. Diagnosa (penyakit lain)

c. Operasi

d. Jenis operasi

e. Jenis anestesi

f. Tanggal operasi

g. Rawat bersama

h. Operasi lain

i. Dr. Operator

j. Keluar operasi

k. Jam masuk RSU

l. Jam keluar

m. Sebab mati

n. Sebab APS

o. Rujuk ke

Page 9: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 37

p. Menular (ya atau tidak)

q. Tanggal sakit

r. Sakit jiwa

s. Pendidikan

t. Pekerjaan

Gambar 4. Proses Input Data Pasien pada

Halaman 3

Data-data yang harus dilengkapi pada

halaman 3 tersebut adalah :

a. Status

b. Keracunan

c. Jenis racun (diisi dengan

JAMPERSAL)

d. Gejala (diganti SMF)

e. Disengaja (ya atau tidak)

f.

g. ESO (di isi kelas perawatan)

h. Tarif

i. Tidak menular (ya atau tidak)

j. Dr. IGD

k. Asal Pasien

2. Pengolahan Data Keadaan

Morbiditas Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Proses pengolahan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap di RSUD

Sragen dilakukan secara manual dan

komputerisasi menggunakan program

SIMPATI. Proses pengolahan laporan ini

dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap

yang berlaku di RSUD Sragen nomor P. 05.

07. 012 tanggal 6 Januari 2011 tentang

pembuatan laporan data morbiditas pasien

rawat jalan dan rawat inap (lampiran 5).

Adapun alur pengolahan data adalah sebagai

berikut:

a. Input

Input data keadaan morbiditas pasien

rawat inap yang telah selesai

mendapatkan perawatan dilakukan

pada saat pengindekan yang bersumber

dari dokumen pasien rawat inap yang

telah pulang. Data yang dientry pada

saat proses indeksing melalui program

SIMPATI RSUD Sragen meliputi data-

data morbiditas pasien yang dicatat

dalam dokumen rekam medis pada saat

pasien mendapatkan perawatan di

bangsal perawatan.

b. Proses

Proses pengolahan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap dilakukan

secara komputerisasi dengan program

Page 10: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

38 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

SIMPATI, Microsoft Acces, dan

Microsoft Excel. Data keadaan

morbiditas pasien rawat inap direkap

bulanan. Setelah data diinput pada

program SIMPATI salah satu hasil

yang diperoleh yaitu laporan data

keadaan morbiditas pasien rawat inap

di RSUD Sragen, namun hasil tersebut

belum sesuai dengan format yang

diminta oleh Direktorat Jendral

Pelayanan Medik, Dinas Kesehatan

Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Oleh

karena itu petugas melakukan

pemrosesan kembali. Pemrosesan

tersebut dilakukan dengan mengambil

data untuk rawat inap pada ODBC 1

(Open Database Connectivity 1) dalam

Microsoft Acces kemudian diolah

kembali dan dientrikan pada program

Microsoft Excel dengan format sesuai

dengan permintaan pihak

DitJenYanMed, Dinas Kesehatan

Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Adapun

prosesnya adalah sebagai berikut:

1) Mengubah query penyakit pada

ODBC 1 sesuai dengan bulan dan

tahun yang diinginkan (Lihat

gambar 5).

Gambar 5. Query Penyakit Pada ODBC 1

2) Buka pada query penyakit_crosstab

maka akan terlihat data keadaan

jumlah penyakit berdasarkan

kelompok umur pada setiap nomor

DTD pada bulan dan tahun sesuai

yang akan dilaporkan seperti pada

gambar 6 di bawah ini :

Gambar 6. Query Penyakit_Crosstab

Page 11: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 39

Dalam gambar tersebut ditampilkan

nomor DTD dari kelompok

penyakit yang diderita oleh pasien

rawat inap di RSUD Sragen, jumlah

penderita menurut kelompok umur

dengan kode angka 1 s/d 8 dan

jumlah seluruh penderita dari

masing-masing nomor DTD.

Untuk mengambil data jumlah

pasien berdasarkan jenis kelamin

dan jumlah pasien meninggal pada

masing-masing nomor DTD dengan

cara memilih penyakit_crosstab2

maka akan tampil seperti pada

gambar 7dan 8.

Gambar 7. Jumlah Kasus Berdasarkan

Jenis Kelamin

Gambar 8. Jumlah Pasien Keluar Hidup

Dan Mati

Pada gambar diatas dapat dilihat

jumlah pasien keluar hidup pada

kode angka 1 dan keluar mati pada

kode angka 2.

3) Data nomor DTD, jumlah penderita

berdasarkan kelompok umur dan

jenis kelamin serta jumlah pasien

meninggal pada masing-masing

nomor DTD diekstrak kedalam

Microsoft Excel sehingga akan

tampak seperti pada gambar 9

Page 12: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

40 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

Gambar 9. Hasil Ekstract dari ODBC ke

Microsoft Excel

4) Melakukan input dengan

mengcopy per item data dari

Microsoft Acces kedalam format

hasil download pada update

Departemen Kesehatan RI seperti

pada gambar 10 yang telah

dilengkapi dengan sistem pengingat

pada setiap item yang memerlukan

perhatian khusus contohnya untuk

kelompok penyakit tentang ibu

melahirkan jika diisi pada jenis

kelamin laki-laki maka aka nada

peringatan dan muncul kotak dialog

yang berisi “ The cell or chart that

you are tryngto change is protected

and therefore read only. To modify

a protected cell or chart, first

remove protection using the

unprotect sheet command (review

tab, changes group). You may be

prompted for a password.

Gambar 10. Format RL_2a SIRS V

5) Copy dalam format laporan yang

siap untuk dicetak dan dikirimkan

(lihat gambar 11).

Page 13: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 41

Gambar 11. Laporan Rl_2a Siap Dicetak

Untuk mengetahui lebih lanjut hasil

wawancara dari responden tentang

proses pengolahan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap dapat

dilihat dari jawaban responden

berikut ini:

“…Setelah data diinput ke program

SIMPATI pada saat indeksing nanti

hasilnya berupa data mentah yang harus

saya olah lagi dari Acces yang saya ambil

dari ODBC 1 lalu saya pindahkan ke

Excel yang sudah sesuai dengan format

laporan RL_2a. Itu saya lakukan setiap

bulan untuk mempercepat proses

rekapitulasi triwulannya”

R 1

“…Data diinput ke SIMPATI waktu

indeksing, terus nanti hasilnya diolah

dipindahkan dari Acces ke Excel sama

mba eri. Soalnya hasil itu belum sesuai.”

R 2

“…hasil itu disebut data mentah soalnya

dari output SIMPATI belum bisa

mengeluarkan laporan yang sesuai tetapi

harus diolah lagi karena hasil dari

SIMPATI itu yang terlaporkan hanya

DTD yang terdapat kasusnya di periode

itu, kalo ga ada yang menderita ya ga

muncul, de. Padahal untuk laporan itu

kan tetap harus sesuai dengan format,

walaupun tidak ada kasus tetapi kan

harus tetap dicantumkan.”

R 1

c. Output

Dari proses data tersebut dihasilkan

laporan data keadaan morbiditas pasien

rawat inap sesuai dengan permintaan

yaitu dengan format seperti pada

Page 14: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

42 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

lampiran 5a. Seperti yang disebutkan

oleh petugas pada saat wawancara.

Pada laporan data keadaan morbiditas

pasien rawat inap triwulan I dapat kita

lihat bahwa kasus penyakit tertinggi

yang diderita oleh pasien rawat inap

yaitu gastritis dan duodenitis kode

DTD 184 dengan jumlah kasus 190.

Pada triwulan II kasus penyakit

tertinggi yang diderita oleh pasien

rawat inap yaitu gastritis dan

duodenitis kode DTD 184 dengan

jumlah kasus 201.

Pada triwulan III kasus penyakit

tertinggi yang diderita oleh pasien

rawat inap yaitu diabetes mellitus tidak

tergantung insulin kode DTD E11

dengan jumlah kasus 171. Pada

triwulan IV kasus penyakit tertinggi

yang diderita oleh pasien rawat inap

yaitu gastritis dan duodenitis kode

DTD 184 dengan jumlah kasus 221.

3. Pelaporan Data Keadaan Morbiditas

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen.

Pelaporan data keadaan morbiditas

pasien rawat inap dilaporkan setiap triwulan

berdasarkan hasil rekapitulasi setiap bulan

yang dilakukan oleh petugas bagian

pelaporan. Sebelum dimintakan tanda tangan

direktur rumah sakit, terlebih dahulu

dikoreksi oleh KaSubBag Rekam Medis

mengenai kebenaran hasil laporan. Laporan

dibuatkan surat pengantar oleh bagian

kesekretariatan untuk kemudian dikirim.

Data yang dilaporkan tersebut mencakup

keadaan mulai tanggal 1 bulan pertama

sampai dengan tanggal 30/31 bulan ketiga

pada setiap triwulan yang bersangkutan dan

dikirimkan paling lambat 15 hari sesudah

jangka waktu data yang dilaporkan. Laporan

data keadaan morbiditas pasien rawat inap

dikirimkan kepada:

a. Direktorat Jendral Pelayanan Medik

b. Dinas Kesehatan Provinsi

c. Dinas Kesehatan Kabupaten

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

mengirimkan laporan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap dalam bentuk

paper hasil printout dari Microsoft Excel,

kecuali untuk pengiriman kepada dinas

kesehatan provinsi dikirimkan dalam bentuk

paper dan softfile juga.

Dalam pengiriman laporan tersebut

RSUD Sragen masih sering terjadi

keterlambatan pengiriman laporan, seperti

yang dikatakan oleh petugas saat

wawancara.

“ ya setelah melalui proses pengentrian

ulang baru bisa didapatkan hasil yang

sesuai permintaan, de.”

R 1

“…habis dilakukan entry ulang itu baru

dapet hasil yang sesuai.”

R 2

Page 15: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 43

“…ya de pengiriman laporan RL_2a tahun

2011 setiap triwulannya masih terjadi

keterlambatan ya walaupun

keterlambatannya itu sekitar 1 bulan

contohnya untuk triwulan III yang

seharusnya sudah dikirimkan awal

Oktokber ini baru bisa dikirimkan tanggal

7 November 2011 ”

R 1

“…untuk penyebab keterlambatan itu, ya

karena kegiatan ini saling berhubungan,

misalnya berhubungan dengan

pengembalian dokumen rekam medis

pasien dari bangsal perawatan, kemudian

untuk sekarang kan petugas assembling

tidak hanya mengecek dokumen rekam

medis tetapi harus mengecek kelengkapan

persyaratan klaim untuk pasien ASKES

dan JAMKESMAS yang terkadang masih

ada yang kurang.”

R 1

Feed back pelaporan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen

Laporan data keadaaan morbiditas

pasien rawat inap yang telah dibuat dan

dilaporkan kepada dinas kesehatan

harapannya dapat memberikan manfaat dan

berguna baik bagi pihak intern rumah sakit

maupun bagi dinas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada

beberapa narasumber diketahui feed back

laporan data keadaan morbiditas pasien

rawat inap sebagai berikut:

“…ya de pengiriman laporan RL_2a tahun

2011 setiap triwulannya masih terjadi

keterlambatan ya walaupun

keterlambatannya itu sekitar 1 bulan

contohnya untuk triwulan III yang

seharusnya sudah dikirimkan awal

Oktokber ini baru bisa dikirimkan tanggal

7 November 2011 ”

R 1

“…sampai saat ini kami tidak pernah

menerima feed back. Padahal kami sudah

berusaha membuat laporan, tapi setelah

laporan dikirim kami tidak ada umpan

balik dari DKK. Rumah Sakit

mengharapkan feed back dari Dinas

Kesehatan berupa penilaian terhadap

kinerja dan mutu pelayanan yang ada di

rumah sakit kami. Selain itu misalnya

profil keadaan rumah sakit dibandingkan

dengan rumah sakit yang ada di Jawa

Tengah.”

R 3

Page 16: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

44 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

“…selama ini ya kami buat laporan

RL_2a ini hanya untuk memenuhi

permintaan dari pihak Departemen

kesehatan, dinas kesehatan provinsi dan

kabupaten/ kota. Untuk pemanfaatan oleh

pihak intern rumah sakit kurang de, paling

jika ada permintaan data penyakit tertentu

seperti kemarin poliklinik paru minta data

tentang pasien penderita penyakit paru.

Selain itu paling untuk permintaan data

oleh para peneliti untuk keprluan

penelitian.”

R 1

B. PEMBAHASAN

1. Pencatatan Data Keadaan

Morbiditas Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

Proses pencatatan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap di RSUD

Sragen dilakukan pada saat pasien

mendapatkan perawatan di bangsal

perawatan yang dilakukan oleh petugas

medis yang menangani pasien. Kemudian

setelah pasien pulang, dokumen rekam

medis dikembalikan kepada bagian

assembling untuk dilakukan proses

pemeriksaan kelengkapan dokumen rekam

medis, lalu dilakukan pemberian kode oleh

bagian koding, selanjutnya dilakukan proses

indeksing menggunakan program SIMPATI.

Namun di RSUD Sragen masih

mengalami keterlambatan pengembalian

dokumen rekam medis ≥ 14 hari terkait

kelengkapan syarat pasien JAMKESMAS

yang secara tidak langsung menyebabkan

tertundanya kegiatan pemberian kode dan

proses entry data pada proses indeksing

sehingga berpengaruh terhadap rekapitulasi

bulanan data keadaan morbiditas pasien

rawat inap. Selain hal tersebut pada saat

entry data di program SIMPATI ini

ditemukan adanya kendala yang berupa

ketidaksesuaian nama item dengan isian

item seperti pada item gejala diisikan dengan

jenis SMF, pada item ESO diisikan dengan

kelas perawatan pasien, kemudian pada item

nama obat diisikan dengan jumlah biaya

perawatan pasien.

Selain itu jika disesuaikan dengan

adanya peraturan baru mengenai Sistem

Informasi Rumah Sakit nomor

1171/Menkes/Per/VI/2011 item pada

kelompok umur belum sesuai dengan

laporan yang diminta oleh Dinas Kesehatan.

Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian output

yang dihasilkan dengan laporan yang

diminta oleh pihak dinas kesehatan.

2. Pengolahan Data Keadaan

Morbiditas Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Proses pengolahan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap di RSUD

Sragen dilakukan secara komputerisasi

menggunakan program SIMPATI hal ini

sudah sesuai dengan prosedur tetap yang

berlaku di RSUD Sragen (lampiran 5).

Namun dalam pengolahan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap petugas masih

mengalami kendala yang disebabkan karena

entry data pada program SIMPATI saat

proses indeksing dan output dari program

SIMPATI tersebut belum sesuai dengan

format yang diminta oleh Departemen

Page 17: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 45

Kesehatan RI dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI No.

1410/MENKES/SK/X/2003 tentang

Penetapan Penggunaan Sistem Informasi

Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan

Rumah Sakit) Revisi Kelima.

Ketidaksesuaian entry data tersebut

meliputi item gejala yang seharusnya diisi

dengan gejala dari kejadian keracunan pada

saat ini diisi dengan jenis SMF, item ESO

diisi dengan kelas perawatan dan untuk item

nama obat diisi dengan jumlah biaya

perawatan pasien. Selain itu ketidaksesuaian

untuk output dari SIMPATI berupa data

jumlah pasien keluar dari masing-masing

nomor DTD yang harus dilaporkan tidak

semua terekap dalam laporan.

Data yang tercantum pada laporan

hanya data dengan nomor DTD atau

kelompok penyakit yang sedang terjadi di

RSUD Sragen. Sementara kasus-kasus yang

tidak ada maka tidak tercetak pada laporan

tersebut. Kendala tersebut menyebabkan

pekerjaan pengentrian data yang berulang-

ulang oleh petugas pelaporan. Petugas harus

mengcopy dari Microsoft Acces (ODBC 1)

ke Microsoft Excel untuk setiap item data

mulai dari jumlah pasien keluar per-

kelompok umur, jumlah pasien keluar

berdasarkan jenis kelamin dan jumlah pasien

keluar mati dari masing-masing kelompok

penyakit sesuai nomor DTD.

Dalam format pada Microsoft Excel

tersebut sudah dilengkapi dengan tanda

pengingat untuk setiap item tertentu yang

memerlukan perhatian khusus, misalnya

pada kelompok penyakit untuk ibu

melahirkan maka tidak bisa diisi pada kolom

pasien keluar dengan jenis kelamin laki-laki.

Format tersebut didapat dari hasil

mengunduh pada website Departemen

Kesehatan RI.

Selain hal tersebut dengan adanya surat

edaran yang mengharuskan rumah sakit

mengirimkan dengan format baru sesuai

Permenkes 1171/Menkes/PER/VI/2011

tentang Sistem Informasi Rumah Sakit yang

memiliki beberapa perbedaan dengan format

pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1410/MENKES/SK/X/2003 juga menjadi

kendala baru bagi rumah sakit.

Dalam format yang baru kelompok

umur dibedakan dalam 9 kelompok umur

yang sebelumnya hanya 8 kelompok umur,

pelaporan pasien keluar masing-masing

kelompok penyakit berdasarkan kelompok

umur dan jenis kelamin untuk format

sebelumnya dalam kelompok umur tidak

dibedakan jenis kelaminnya, serta terdapat

penambahan jumlah DTD yang harus

dilaporkan sesuai dengan Permenkes

1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem

Informasi Rumah Sakit. Karena perubahan

tersebut untuk saat ini hasil dari SIMPATI

belum sesuai dengan format dan perubahan

item data yang diminta.

Sehingga dalam pengolahan data

keadaan morbiditas pasien rawat inap

dengan format baru tersebut petugas perlu

melakukan pengolahan ulang yaitu dengan

mengambil data pada ODBC 1 yang

sebelumnya disesuaikan dengan kebutuhan

data yang akan dilaporkan, misalnya petugas

harus memilah satu persatu dari setiap data

Page 18: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

46 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

pasien dengan kelompok umur 0-6 hari, 7-28

hari, selain itu petugas juga harus memilah

pasien berdasarkan jenis kelamin dari setiap

kelompok umur, dan memilah diagnosis

yang termasuk dalam kelompok penyakit

nomor DTD tambahan.

Setelah data-data tersebut tersedia lalu

dilakukan copy secara manual ke Microsoft

Excel dengan format sesuai Permenkes

1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem

Informasi Rumah Sakit.

3. Pelaporan Data Keadaan Morbiditas

Pasien Rawat Inap di Rumah Skait

Umum Daerah Sragen.

Pelaporan data keadaan morbiditas

pasien rawat inap oleh RSUD Sragen

dilaporkan dalam bentuk tabel yang memuat

data kompilasi penyakit/ morbiditas pasien

rawat inap yang dikelompokan menurut

Daftar Tabulasi Dasar. Untuk masing-

masing kelompok penyakit dilaporkan

mengenai jumlah pasien keluar menurut

golongan umur dan menurut jenis kelamin,

serta jumlah pasien mati untuk masing-

masing kelompok penyakit sesuai dengan

format yang diminta oleh Departemen

Kesehatan yang diatur dalam Keputusan

Menteri Kesehatan RI No.

1410/MENKES/SK/X/2003 tentang

Penetapan Penggunaan Sistem Informasi

Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan

Rumah Sakit) Revisi Kelima. Pengiriman

kepada pihak Direktorat Jendral Pelayanan

Medik dan Dinas Kesehatan dikirimkan

dalam bentuk paper hasil printout, tetapi

untuk pelaporan ke Dinas Kesehatan

Provinsi selain dalam bentuk paper juga

dikirim dalam bentuk softfile.

Dalam pengiriman laporan tersebut

untuk tahun 2011 masih mengalami

keterlambatan. Hal tersebut disebabkan

karena adanya keterlambatan pengembalian

dokumen rekam medis dari bangsal

perawatan kepada bagian assembling

sehingga akan mempengaruhi pada proses

selanjutnya, yaitu proses koding dan

indeksing. Satu dokumen belum lengkap

maka akan menghambat proses rekapitulasi

bulanan data keadaan morbiditas pasien

rawat inap pelaporan keterlambatan

pengiriman laporan pada triwulan yang

bersangkutan.

Untuk pengiriman laporan triwulan IV

tahun 2011 sampai bulan April 2012 belum

dikirimkan. Berdasarkan hasil wawancara

kepada pihak rumah sakit hal tersebut

disebabkan karena adanya surat edaran dari

Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan

yang menyebutkan bahwa rumah sakit yang

ada dilingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melaporkan

kegiatan Rumah Sakit (RL 1 s/d RL 5) untuk

tahun pelaporan 2011 dan seterusnya sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor :

1171/Menkes/Per/VI/2011 tanggal 15 Juni

2011 tentang Sisitem Informasi Rumah

Sakit. Rumah sakit akan mengirimkan

langsung dalam format sesuai peraturan

tersebut seperti pada lampiran 12. Namun

untuk saat ini baru bisa dikerjakan sampai

bulan juni 2011 karena format data yang

diminta berbeda dengan peraturan

Page 19: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 47

sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat kita

lihat pada tabel 1

Tabel 1. Perbedaan Laporan Data

Keadaan Morbiditas Pada SIRS V dan

SIRS VI

N

o

Keputusan

Menteri

Kesehatan RI

Nomor

1410/MENKES/

SK/X/2003

Peraturan

Menteri

Kesehatan RI

Nomor :

1171/Menkes/Pe

r/VI/2011

1

Dikelompokan

dalam 8

kelompok umur

(0-28hari, 28hr-

<1th, 1-4 th, 5-14

th, 15-24 th, 25-

44 th, 45-64 th,

65+ th)

Dikelompokan

dalam 9

kelompok umur

(0-6 hari, 7-

28hari, 28hr-

<1th, 1-4 th, 5-14

th, 15-24 th, 25-

44 th, 45-64 th,

65+ th) dan

dibedakan

berdasarkan jenis

kelamin.

2

Terdapat 496

nomor DTD dan

30 nomor DTD

penyebab

kecelakaan.

Terdapat 508

nomor DTD dan

30 nomor DTD

penyebab

kecelakaan.

3

Periode Pelaporan

Triwulan

Periode

Pelaporan

Tahunan

4 Pengiriman RL 2a

dilakukan Secara

Pengiriman RL

2a dilakukan

Manual secara online

Sumber : Data Primer

4. Feed Back Pelaporan Data Keadaan

Morbiditas Pasien Rawat Inap

Berdasarkan pelaporan yang telah

dikirimkan oleh RSUD Sragen tindak lanjut

dan feed back yang diberikan oleh pihak

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen yaitu

berupa monitoring dan evaluasi yang

dikemas dalam bentuk pertemuan rutin

setiap satu tahun sekali yang mengundang

perwakilan dari masing-masing rumah sakit.

Namun dalam pertemuan tersebut belum

maksimal karena monitoring dan evaluasi

tidak spesifik membahas isi laporan yang

telah dikirimkan, tetapi monitoring dan

evaluasi tersebut lebih menitikberatkan pada

pembahasan keterlambatan pengiriman

laporan oleh rumah sakit.

Bagi rumah sakit sendiri laporan data

keadaan morbiditas pasien rawat inap tidak

ada manfaat yang khusus. Data keadaan

morbiditas pasien rawat inap hanya

digunakan apabila ada permintaan dari pihak

tertentu yang membutuhkan misalnya

poliklinik atau peneliti.

Menurut peneliti laporan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap ini dapat

digunakan untuk:

a. Evaluasi pelayanan di Rumah Sakit

khususnya rawat inap

Pada laporan RL_2a tahun 2011

kasus tertinggi yang diderita oleh

pasien rawat inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen yaitu

gastritis dan duodenum dengan

kode DTD 184 dari triwulan I ke

Page 20: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

48 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

triwulan II meningkat lalu triwulan

II ke triwulan III menurun namun

dari triwulan III ke triwulan IV

kembali meningkat dengan jumlah

penderita lebih banyak dari triwulan

sebelumnya. Hal tersebut dapat di

jadikan sebagai bahan evaluasi

pelayanan yang diberikan kepada

pasien, misalnya dengan

memberikan pelayanan yang lebih

maksimal kepada penderita gastritis

dan duodenum.

b. Penyediaan Obat-obatan

Berdasarkan data pada RL_2a

pihak rumah sakit dapat

menentukan perencanaan

penyediaan obat dengan melihat

jumlah kasus pada kelompok-

kelompok penyakit yang

terlaporkan pada RL_2a tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Proses pencatatan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap di RSUD

Sragen dilakukan secara manual pada

saat pasien mendapatkan perawatan di

bangsal perawatan. Kemudian

dilakukan entry data pada proses

indeksing menggunakan program

SIMPATI.

2. Proses pengolahan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap di RSUD

Sragen dilakukan secara manual dan

komputerisasi. Pengolahan secara

komputerisasi dilaksanakan

menggunakan program SIMPATI,

tetapi hasilnya belum sesuai dengan

format yang diinginkan.

3. Pelaporan data keadaan morbiditas

pasien rawat inap oleh RSUD Sragen

dilaporkan sesuai format yang telah

diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI No.

1410/MENKES/SK/X/2003. RL_2a

dikirimkan dalam bentuk paper dan

softfile. Dalam pengiriman laporan

data keadaan morbiditas pasien rawat

inap RSUD Sragen tahun 2011 masih

terjadi keterlambatan. Selain itu pihak

rumah sakit juga harus mengirimkan

laporan data keadaan morbiditas pasien

rawat inap sesuai dengan SIRS revisi

VI.

4. Feed back yang diberikan oleh pihak

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen

belum optimal, karena monitoring dan

evaluasi belum terspesifik terhadap

setiap kelompok penyakit dalam

laporan RL_2a. Selain itu pemanfaatan

informasi dari RL_2a oleh pihak rumah

sakit belum maksimal, selama ini

RL_2a hanya dimanfaatkan jika ada

permintaan saja oleh pihak yang

membutuhkan seperti peneliti atau

poliklinik.

B. Saran

1. Untuk menghindari keterlambatan

proses coding dan proses entry data

pada saat indeksing yang berakibat

pada proses pembuatan rekapitulasi dan

pengiriman laporan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap yang

disebabkan karena keterlambatan

Page 21: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk) 49

pengembalian dokumen rekam medis

kepada bagian assembling terkait

kelengkapan syarat klaim

JAMKESMAS, maka sebaiknya

petugas bangsal lebih disiplin dalam

melakukan pelengkapan syarat klaim

pasien JAMKESMAS yaitu ≤ 2x 24

jam sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan RI nomor 686/ MENKES/

SK/ VI/ 2010 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat jika dalam batas

waktu tersebut tidak dilengkapi maka

pasien dialihkan menjadi pasien umum.

2. Untuk mempermudah dalam

pengolahan data keadaan morbiditas

pasien rawat inap oleh petugas

pelaporan, diharapkan adanya

pembenahan atau upgrade pada item

entry data kelompok umur disesuaikan

dengan pengelompokan umur pada

format laporan yang baru, gejala

diganti dengan SMF, ESO diganti

dengan kelas perawatan, dan nama obat

diganti dengan jumlah biaya perawatan

serta format output yang dihasilkan

dari program SIMPATI agar dapat

menghasilkan laporan sesuai dengan

kebutuhan. Untuk saat ini lebih

menyesuaikan pada Peraturan Menteri

Kesehatan nomor

1171/Menkes/Per/VI/2011 tanggal 15

Juni 2011 tentang Sistem Informasi

Rumah Sakit.

3. Sebaiknya pihak rumah sakit

mengkomunikasikan kepada pihak

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen

pada saat pertemuan rutin, tentang feed

back yang diharapkan oleh pihak

rumah sakit dari hasil pelaporan data

keadaan morbiditas pasien rawat inap

yang telah dikirimkan kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten misalnya berupa

penilaian terhadap kinerja dan mutu

pelayanan yang ada di rumah sakit.

Selain itu misalnya profil keadaan

rumah sakit dibandingkan dengan

rumah sakit yang ada di Jawa Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Arief TQM. 2003. Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Klaten

Selatan: CSGF . Hal: 8-9

Depkes RI . 1997. Pengelolaan Rekam

Medis Rumah Sakit Di Indonesia Revisi

I, Jakarta: Depkes RI. Hal: 6-7

_______. 2003. Sistem Informasi Rumah

Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan

Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah

Sakit Revisi V). Jakarta: Depkes RI.

Hal: 29-44

________ . 2006. Pedoman Pengelolaan

Rekam Medis Rumah Sakit Di

Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Jimmy L Gaol C. 2008. System Informasi

Manajemen Penerapan Dan Aplikasi.

Yogyakarta: Grasindo.

Kemenkes RI. 2011. Juknis SIRS

2011(Sistem Informasi Rumah Sakit).

Jakarta : KemenKes RI.

Kevin. 2010. Idk 7 Manajemen Informasi,

Home Care, Puskesmas, dan Ekonomi

Kesehatan. Diakses: 30 Mei 2012.

Page 22: MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT …

50 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

Http://Kevinrestu.Blogspot.Com/2010/

11/Idk-7-Manajemen-Informasi-

Kesehatan.Html

Menkes RI. 2008. Peraturan Menteri

Kesehatan Indonesia Nomor

269/MENKES/PER/2008 Tentang

Rekam Medis. Jakarta: Menteri

Kesehatan RI.

Narbuko K. 2008. Metodologi Penelitian

Memberikan Bekal Teoritis pada

mahasiswa tentang metodologi

penelitian serta diharapkan dapat

melaksanakan penelitian dengan

langkah-langkah yang benar. Cetakan

kesembilan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal:

83-85

Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Shofari B. 2002. Modul Pembelajaran

Pengelolaan Rekam Medis dan

Dokumentasi Rekam Medis. PSRK_01.

Semarang.(tidak dipublikasikan)

Sudra RI. 2010. Statistik Rumah Sakit-Dari

Sensus Pasien dan Grafik Barber-

Johnson Hingga Statistik Kematian

dan Otopsi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hal: 8-10.

Sugiyono. 2005.Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta

________. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitaf,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV

Alfabeta. Hal: 337-345.