pembahasan konkeb 5p.docx

44
BAB II PEMBAHASAN 2.1.1 Peran Bidan dalam Pelayanan Kebidanan 1. Peran sebagai Pelaksana Sebagai pelaksana, bidan memepunyai tiga kategori tugas yaitu: 1) Tugas Mandiri: a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuahn kebidanan yang diberikan: 1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien 2. Menetukan diagnose 3. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi 4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disususun 5. Mengevalusi tindakan yang telah diberikan 6. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan 7. Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien:

description

konsep kebidanan

Transcript of pembahasan konkeb 5p.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Peran Bidan dalam Pelayanan Kebidanan

1. Peran sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memepunyai tiga kategori tugas yaitu:

1) Tugas Mandiri:

a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuahn kebidanan

yang diberikan:

1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan

klien

2. Menetukan diagnose

3. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang

dihadapi

4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disususun

5. Mengevalusi tindakan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan

7. Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan

b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra

nikah dengan melibatkan klien:

1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan

wanita dalam masa pra nikah

2. Menentukan diagnose dan kebutuhan pelayanan dasar

3. Menyusun rencana tindakan/pelayanan sebagai prioritas dasar

bersama klien

4. Menyusun rencana tindakan/layanan sesuai dengan rencana

5. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan bersama klien

6. Membuat rencana tindak lanjut/layanan bersama klien

7. Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan

c. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

normal:

1. Mengkaji status kesehan klien yang dalma keadaan hamil

2. Menentukan diagnose kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien

3. Menyusun rencana asuahan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

telah disusun

5. Mengevaluasi hasil asuahan yang telah diberikan bersama klien

6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

7. Membuat pencatatan dan laporan asuahn kebidanan yang telah

diberikan

d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa

persalinan dengan melibkatkan klien/keluarga:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa

persalinan

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam

masa persalinan

3. Menyusun rencana asuahan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

telah disusun

5. Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan

6. Memebuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing

dengan prioritas

7. Membuat asuhan kebidanan

e. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir:

1. Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan

keluarga

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada

bayi baru lahir

3. Menyusun rencana asuahan kebidanan sesuai prioritas

4. Melaksanakan asuahn kebidanan sesuai rencaan yang telah dibuat

5. Mengevaluasi asuahn kebidanan yang telah diberikan

6. Memebuat rencana tindak lanjut

7. Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah

diberikan

f. Memberikan asuahn kebidanan pada klien dalam masa nifas

dengan melibatkan klien/keluarga:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebbidanan pada ibu nifas

2. Menetukan diagnose dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa

nifas

3. Menyusun rencana asuahan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

5. Mengevaluasi bersama klien asuahn kebidanan yang telah

diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana:

1. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus/vus

2. Menetukan diagnose dan kebutuhan pelayanana

3. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah

bersama klien

4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat

5. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien

7. Memebuat pencatatan dan laporan

h. memberikan asuhan kebidanan pada wanita ganguan siistem

reproduksi dan wanita dalam masa klimaterium dan menopause:

1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien

2. Menetukan diagnose, prognosa, prioritas, dan kebutuhan asuhan

3. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

5. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah

diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien

7. Membuat pencatatan dan pelaporan asuahn kebidanan

i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan

melibatkan keluarga:

1. Mengkaji asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang

bayi/balita

2. Menentukan diagnosa dan prioritas masalah

3. Menyusun rencana asuahan sesuai dengan rencana

4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah

5. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut

7. Membuat catatan dan laporan asuhan

2. Tugas Kolaborasi/Kerjasama

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.

1. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi an

keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

2. Menentukan diagnosa, progsa dan prioritas kegawatan yang

memerlukam tindakan kolaborasi.

3. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan

hasil kolaborasi serta kerjasama dengan klien.

4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan encana dan dengan

melibatkan klien.

5. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

7. Membuat pencatatan dan pelaporan.

b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko

tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan

keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan

pertama dan tindakan kolaborasi.

2. Menenukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko

tinggi.

3. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama

sesuai prioritas.

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko

tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan

prioritas.

5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

7. Membuat catatan dan laporan.

c. Memberikan asuhan kebidan pada ibu dalam masa persalinan

dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan yang memerlukan

pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan

yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan

kolaborasi.

2. Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai

dengan prioritas.

4. Melaksanakan asuhankebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan resiko tinggi dan memberikan pertolongan

pertama sesuai prioritas.

5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama

pada ibu hamil dengan resiko tinggi.

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/ keluarga.

7. Membuat catatan dan laporan.

d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan

resiko tinggi dan pertolongn pertama dalam keadaan kegawat

daruratan yang memerukan tindakan kolaborasi dengan klien dan

keluarga.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan

resiko tinggi an keadaan kegawat daruratan yang memerlukan

pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.

2. Menentukan dignosa, prognosa, dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

nifas dengan esiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai

prioritas.

4. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi an

memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas.

5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama keluarga/klien.

7. Membuat catatan dan laporan.

e. Memerikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko

tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan

yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dalam dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

2. Menentukan dignosa, pognosa, dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama

sesuai prioritas.

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

resiko tinggi an pertolongan pertama sesuai prioritas.

5. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah

diberikan.

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.

7. Membuat catatan dan laporan.

f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi

dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi

dan keadaan kegawat daruratan yang memrlukan tindakan

kolaborasi.

2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan

faktor resiko dan kegawat daruratan.

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko

tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas.

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko

tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.

5. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah

diberikan.

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.

7. Membuat catatan dan laporan.

3. Tugas ketergantungan/Merujuk

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan

tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan

rujukan.

2. Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas serta sumber-

sumber dan fasilitas untuk kebutuhan interversi lebih lanjut

bersama klien/keluarga.

3. Mengirim klien untuk untuk keperluan intervensi lebih lanjut

kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang

dengan dokumentasi yang lengkap.

4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan

seluruh kejadian dan intervensi.

b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada

ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan.

2. Menentukan iagnosa, prognosa, dan prioritas.

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan.

4. Meberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada

petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

6. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh

kejadian dan intervensi.

c. Memberikan asuhankebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada

masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien

dan keluarga:

1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu

dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.

2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang membutuhkan

rujukan.

4. Mengirim klien untuk interverensi lebih lanjut kepada petugas

atau instansi pelayanan kesehatan yang berwenang.

5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh

kejadian dan interverensi yang sudah diberikan.

d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada

ibu dalam masa nifas dan penyulit tertentu dengan kegawatdarutan

dengan melibatkan klien dan keluarga

1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu pada

masa nifas yang memerlukan konsultasi rujukan

2. Menetukan diagnose, prognosa dan prioritas masalah

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan

4. Memberikan klien unutk keperluan interfensi lebih lanjut pada

petugas atau institusi pelayanan kesehatan yang berwenang

5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh

kejadian dan intervensi yang sudah diberikan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan

tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultan dan

rujukan dengan melibatkan keluarga

1. Mengkaji adanya penyulut dan keadaan kegawatan pada bayi

baru lahir yang memerlukan konsultan dan rujukan

2. Memerlukan diagnose, prognosa dan prioritas masalah

3. Memebrikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujuka dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan

tindakan

4. Mengrim klien kepada institusi pelayanan kesehatan yang

berwenang

5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan

f. memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan

tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan

dengan melibatkan klien/keluarga.

1. mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada balita

yang memerlukan konsultasi dan rujukan.

2. menerima diagnosa dan prioritas.

3. memberlikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan

rujukan.

4. mengirim klien kepata petugas/institusi pelayanan kesehatan

yang berwenang.

5. membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan.

2. Peran Sebagai Pengelola

1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama

pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan

masyarakat/klien.

a. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji

kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu

dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan

masyarakat.

c. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan

rencana.

d. Mengkordinir mengawasi dan membimbing kader, dukun atau

petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB

e. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat khusunya kesehatan ibu dan anak serta KB

termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program

dan sektor terkait.

f. Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan

memelihara kesehatan dengan memanfaatkan potensi-potensi

yang ada.

g. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktek

profesioal melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan-

kegiatan dalam kelompok profesi.

h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

1. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan

sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun

bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah

bimbingan dalam wilayah kerjanya.

a. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota

tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk

konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

b. Membina hubungan baik dengan dukun kader kesehatan/ PLKB

dan masyarakat.

c. Melaksanakan pelathan, membimbing dukun bayi, kader dan

petugas kesehatan lain.

d. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

e. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang

berkaitan dengan kesehatan.

3. Peran Sebagai Pendidik

1) Memberikn pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang

penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang

berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan

keluarga berencana.

a. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan

penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang

kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

b. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan

kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah di

kaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai

dengan rencana yang telah di susun.

d. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyulihan

kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan

jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk

masyarakat.

e. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan

kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki

dan meningkatkan program di masa yang akan datang.

f. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil

pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap

dan sistematis.

1. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan

keperawartan serta membina dukun diwilayah atau tempat

kerjanya

a. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan

siswa.

b. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil

pengkajian.

c. Menyiapkan alat, AVA dan bahan untuk keperluan latihan

bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

d. Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana

yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.

e. Membimbing siswa bidan dan siswa keperawatan dalam

lingkup kerjanya.

f. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.

g. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program

bimbingan.

h. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi

bimbingan dan pelatihan secara sistematis dan lengkap.

4. Peran Sebai Peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidan

kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

b. Menyusun rencana kerja pelatihan.

c. Melaksanakan infestigasi sesuai dengan rencana.

d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

e. Menusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

2.1.2 Fungsi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan

a. Pelaksanaan asuhan/pelayanan kebidanan

1) Melaksanakan asuhan/pelayanan kebidanan pada ibu hamil

normal dengan komplikasi patologis dan risiko tinggi.

2) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal

dengan komplikasi patologis dan risiko tinggi.

3) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal,

komplikasi patologis dan risiko tinggi.

4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu meneteki.

5) Melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi dan balita.

6) Melaksanakan asuhan kesehatan pada wanita/ibu dengan

gangguan sistem reproduksi.

7) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.

8) Melaksanakan pelayanan KB.

b. Pengelola unit KIA/KB.

1) Melaksanakan pelayanan KIA/KB.

2) Mengkoordinasi pelayanan KIA/KB.

c. Pendidik dalam asuhan/pelayanan kebidanan.

1) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan pada wanita dalam masa

pra perkawinan, ibu dan akseptor KB.

2) Melatih dan membina tenaga kesehatan, kader dan dukun bayi

dalam pelayanan KIA/KB.

d. Pelaksana penelitian dalam asuhan kebidanan.

1) Merencanakan penelitian.

2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisa data serta

menulis kesimpulan penelitian.

2.1.3 Ruang Lingkup Praktik Bidan

1. Pengertian

Lingkup praktik kebidanan adalah terkait erat dengan fungsi,

tanggung jawab dan aktifitas bidan yang telah mendapatkan

pendidikan, kompeten dan memiliki kewenangan untuk

melaksanakannya.

2. Kerangka kerja dalam pelayanan meliputi:

a. PERMENKES No. 1464/MENKES/SK/II/2010

b. Standar Praktik Bidan

c. Kode Etik Bidan

d. Kepmenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007

3. Lingkup praktik kebidanan meliputi pemberihan asuhan pada:

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan

pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan.Kewenangan

tersebut diatur melalui Peratura Menteri Kesehatan

(Permenkes).Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu

mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

masyarakat, serta kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

a. Permenkes No.5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada

pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas

lain.

b. Permekes No. 363/IX/1980 yang kemudian diubah menjadi

Permenkes 623/1989, wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu

Permekes khusus. Dalam wewenang khusus ditetapkan bahwa

bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah pengawasan dokter.

c. Permenkes No.572/PER/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang

registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya

diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai

dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam

wewenang tersebut mencakup:

1) Pelayanan kebidanan meliputi pelayanan ibu dan anak

2) Pelayanan Keluarga Berencana

3) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

d. Permekes No. 900/SK/VII/2002, wewenang ini mengatur tentang

registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya

diberi kewenangan yang mandiri.

e. Permenkes no. HK.02.02/Menkes/149/I/2010, yang kemudian

diubah menjadi Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010,

wewenang ini mengatur tentang izin dan penyelenggaraan praktik

bidan.

Dalam menjalankan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi,

konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan

kemampuannya.Dalam keadaan arurat bidan juga diberi wewenang

pelayanan kebidanan yaitu yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa.

Lingkup praktik bidan adalah pada BBL, bayi, balita, anak

perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil,

bersalin, dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menoupose.

Ruang Lingkup Praktik Bidan

Bidan dalam menjalankan praktiknya berwnang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan kesehatan ibu,

pelayanan kesehatan, anak, pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana.

Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pra konsepsi,

kehamilan, persalinan, masa nifasm masa menyusui, dan masa antara

dua kehamilan meliputi:

Pelayana konseling pada masa pra hamil

Pelayanan ante natal pada kehamilan normal

Pelayana persalinan normal

Pelayana ibu nifas

Pelayana ibu menyusui

Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilah

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu berwenang:

Episiotomy

Penjahitan luka jalan lahir derajat I, II

Penanganan kegawatdaruratam, dilanjutkan untuk perujukan

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas

Fasilitas atau bimbingan IMD dan promosi ASI Ekslusif

Pemberian uterotonika pada Manajemen Aktif Kala III, post partum

Penyuluhan dan konseling

Bimbingan pada kelompok ibu hamil

Pemberian surat keterangan kematian

Pemberian surat keterangan cuti bersalin

Pelayanan kebidanan pada anak meliputi Pelayanan bayi baru lahir,

bayi, anak balita, dan anak pra sekolah. Bidan dalam pelayanan pada

anak tersebut berwenang:

Melakukan asuhan bayi baru lahir mormal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), injeksi vitamin

K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan

perawatan tali pusat.

Penangangan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerinta

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra

sekolah

Pemberian konseling dan penyuluhan

Pemberian surat keterangna kelahiran

Pemberian surat keterangna kematian

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga

Berencana.Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana berwenang untuk memberikan

penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana, dan memberikan alat kontrasepsi oral dan

kondom.

Bagi bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang

melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:

Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,

dan memberikan pelayana alat kontrasepsi bawah kulit

Melakukan asuhan ante nata; terintegrasi dengan interfensi khusus

penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah superviese dokter

Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang

ditetapkan

Melakukan pembinaan peran seta masyarakat di bidang kesehatan

ibu dan anak, anak usia sekolah, dan remaja dan penyehatan

lingkungan

Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan

terhadap IMS termasuk kondom dan penyakit lainnya

Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropikan dan zat

adiktif melalui informasi dan edukasi.

Pelayanan kesehatan lain yang menjadi program pemerintah.

Pelayanan AKBK, penanganan bayi dan Balita sakit, pelaksanaan

deteksi dini, merujuk dan memberi penyuluhan IMS dan NAPZA

hanya dapat dilakukan pada bidan yang telah dilatih untuk itu.

Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki

dokter (kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), dapat melakukan pelayanan

kesehatan di luar kewenangan.Dalam keadaan tidak terdapat dokter

yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat memberikan

pelaanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai

dengan kemampuannya.

Dalam keadaan darurat yang daiajukan untuk penyelamatan jiwa,

seorang bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain

kewenangannya.

2.1.4 Wewenang dalam Kebidanan

1. Pemberian kewengan lebih lluas kepada bidan di maksudkan untuk

mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada

setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar

penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat di

lakukan secara tepat dan tepat waktu.

2. Dalam menjalankan kewenangan yang di berikan, bidan harus :

a. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi

b. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang di

lakukannya

c. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya

d. Bertanggung jawab atas pelayanan yang di berikan dan berupaya

secara optimal dengan mengutamaan keselamatan ibu dan bayi

atau janin.

3. Pelayanan kebidaann kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan

pada masa pranikah termasuk remaja puteri, pra hamil, kehamilan,

persainan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode

interval ).

4. Pelayanan kepada wanita dalam masa pra nikah meliputi konseling

untuk remaja puteri, konseling persiapan pra nikah dan pemeriksaan

fisik yang di lakukan menjelang pra nikah. Tujuan dari pemberian

pelayanan ini adalah untuk mempersiapka waita usia subur dan

pasangannya yang akan menikah agar mengetahui kesehatan

reproduksi, sehingga dapat berperilaku reproduksi sehat secara

mandiri dala kehidupan rumah tangga kelak.

5. Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan masa persalinan dan

masa nifas meliputi pelayanan yang bekaitan dengan kewenangan

yang di berikan.

Perhatian khusus di berikan kepada masa sekitar persalinan karena

kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.

6. Pelayanan kesehatan kepada anak di berikan pada masa bayi

( khususnya bayi baru lahir ), balita dan anak pra sekolah.

7. Dalam melaksanaan pertolongan persalonan, bidan dapat memberikan

uterotonika.

8. Pelayanan dan pengobatan kelainann ginekologik yang dapat di

lakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti

keputihan dan penundaan haid. Pengobatan ginekologik yang di

berikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara

sebelum di rujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis

dokter.

9. Pelayanan kesehatan pada anak meliputi :

a. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonaatal sakit di

luar rumah sakit yang meliputi :

1. Pertolongan persalian yang atraumatik, bersih dan aman.

2. Menjaga tubuh bayi tetap hangat denagn kontak dini.

3. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas

spontan.

4. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan

5. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain meliputi

perawatan tali pusat secara higienis, pemberian imunisasi

dan pemberian ASI ekslusif.

b. Pemeriksaan dan perawaatan bayi baru lahir di laksanakan pada

bayi 0-28 hari.

c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif untuk

bayi di bawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI)

untuk bayi di atas 6 bln.

d. Pemantan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitas

tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulisasi

tumbuh kemnbang balita.

e. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan

sepanjang sesuai denagn obat – obatan yang sudah di tetapka dan

segera merujuk pada dokter.

10. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara

lain :

a. Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja

puteri, calon pengantin, ibu dan bayi.

b. Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi

pemberian secara parental antibiotika pada infeksi/sepsi, oksitosin

pada kala III dan kala IV untuk pencegahan/penanganan

perdarahan posst partum karena hipotonia uteri, sedativa pada

preeeklampsia/eklampsi , sebagai pertolongan pertama sebelum di

rujuk.

c. Melakukan tindakan amniotomi pada pembukaan serviks lebih

dari 4cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia

uteri diyakini bahwa bayi dapat lahir pervaginan.

d. Kompresi bimanual internal dan atau eksternal dapat di lakukan

untuk menyelamatkan jiwa ibu pada perdarahan post partum

untuk meghentikan perdarahan. Di perlukan keterampilan bidan

dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.

e. Versi luar pada gemeli pada kelahiran bayi kedua. Kehamilan

ganda seharusnya sejak semula di rencanakan pertolongan

persalinannya di rumah sakit oleh dokter. Bila hal tersebut tidak

di ketahui, bidna yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat

melakuka versi luar pada bayi kedua yang tidak dalam masa

presentasi kepala, sesuai dengan protap.

f. Ekstraksi vacum pada bayi dengan kepala di pasang di dasar

panggul. Demi penyelamatan hidp bayi dan ibu bidan yang telah

mempunyai kompetensi, dapat melakukan ekstrasi vacum atau

ekstrasi cunam bila janin dalam presentasi belakang kepala dan

kepala janin telah berada di dasar panggul.

g. Resusitasi pada bayi baru lahir denagn asfisika.

Bidan di berikan wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru

lahir yang mengalami asfisika, yang sering terjadi pada partus

lama, ketuban pecah dini, persalinan denagn tindakan dan pada

bayi dengan berat badan lahir rendah, utamanya bayi

premature.Nayi tersebut selanjutnya perlu di rawat di fasilitas

kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari

1750 gram.

h. Hipotermi pada bayi baru lahir. Bidan di beri wewnang untuk

melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir denag

mengeringkan, menghangatkan, kontak dini metode kangguru.

11. Bidan dalam meberikan pelayanan keluarga berencana harus

memperhatikan kompetesi dan protap yang berlaku di wilayahnya

meliputi :

a. Membrikan pelayanan keluarga berencana yakni pemasangan IUD,

alat konstrasepsi bawah kulit (AKBK), pemberiran suntikan, tablet,

kondom, diafragma, jelly dan melaksanakan konseling.Melakukan

pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tanpa penyulit.

Tindakan ini dilakukan atas dasar kompetensi dan pelaksanaannya

berdasarkan Protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untuk

dilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.

b. Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa, bidan

berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan

yang diberikan bila tidak mungkin memperoleh pertolongan dari

tenaga ahli. Dalam memberikan pertolongan bidan harus mengikuti

protap yang berlaku.

12. Bidan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakt

mengacu pada pefoman yang telah ditetapkan.

13. Beberapa kewajiban bidan yang perlu diperhatikan dalam

menjalankan kewenangan:

a. Meminta persetujuan yang akan dilakukan. Pasien berhak untuk

mengetahui dan mendapat penjelasan mengenai semua tindakan

yang dilakukan kepadanya. Persetujuan dari pasien dan orang

terdekat dalam keluarga perlu dimintakan sebelum tindakan

dilakukan.

b. Memberikan informasi. Informasi mengenai pelayanan/tindakan

bidan yang diberikan dan efek samping yang ditimbulakn perlu

diberikan secara jelas, sehingga memberikan kesempatan

kepada pasien untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi

dirinya.

c. Melakukan rekam medic dengan baik. Setiap pelayanan yang

diberikan oleh bidan perlu didokumentasikan/dicatat seperti

hasil pemeriksaan dan tindakan yang diberikan dengna

menggunakan format yang berlaku.

14. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan:

a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai

dengna ketentuan yang sudah ditetapkan.

b. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang

untuk keperluan darurat dan sesuai dengan protap.

15. pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian dilaksanakan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk surat keterangan kelahiran hanya dapat dibuat oleh bidan yang

memberikan pertolongan persalinan dengan menyebutkan:

1. Identitas bidan penolong persalinan;

2. Identitas suami dan ibu yang melahirkan;

3. Jenis kelamin, berat badan dan panjang badan anak yang dilahirkan;

4. Waktu kelahiran (tempat, tanggal dan jam).

b. Untuk surat keterangan kematian dapat diberikan kepada ibu dan bayi

yang meninggal pada waktu pertolongan persalinan dengna

menyebutkan:

1. Identitas bidan;

2. Identitas ibu/bayi yang meninggal;

3. Identitas suami dari ibu yang meninggal;

4. Identitas ayah dan ibu dari bayi yang meniggal;

5. Jenis kelamin;

6. Waktu kematian;

7. Umur;

8. Dugaan penyebab kematian.

c. Setiap pemberian surat keterangan kelahiran atau surat keterangan

kematian harus dilakukan pencatatan.

2.2 Pengkajian permenkes nomer 1646/2010 tentang izin dan

penyelenggaraan praktek bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)

Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran

Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1. Kewenangan normal:

Pelayanan kesehatan ibu

Pelayanan kesehatan anak

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki

dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh

bidan. Kewenangan ini meliputi:

1. Pelayanan kesehatan ibu

1. Ruang lingkup:

Pelayanan konseling pada masa pra hamil

Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

Pelayanan persalinan normal

Pelayanan ibu nifas normal

Pelayanan ibu menyusui

Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

2. Kewenangan:

Episiotomi

Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air

susu ibu (ASI) eksklusif

Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

Penyuluhan dan konseling

Bimbingan pada kelompok ibu hamil

Pemberian surat keterangan kematian

Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2. Pelayanan kesehatan anak

1. Ruang lingkup:

Pelayanan bayi baru lahir

Pelayanan bayi

Pelayanan anak balita

Pelayanan anak pra sekolah

2. Kewenangan:

Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin

K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan

perawatan tali pusat

Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra

sekolah

Pemberian konseling dan penyuluhan

Pemberian surat keterangan kelahiran

Pemberian surat keterangan kematian

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan

kewenangan:

Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana

Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas,

khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah

mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan

kesehatan yang meliputi:

Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan

memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis

tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)

Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan

anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak

sekolah

Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap

Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit

lainnya

Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

2.3 Ruang lingkup dan Kewenangan Bidan di Negara Lain

2.3.1 Austria

Tugas dan tanggung jawab tanggung jawab pekerjaan bidan di Austria

melingkupi penyediaan perawatan dan saran kepada wanita hamil,

wanita yang melahirkan, ibu-ibu muda dan bayinya. Dengan

melakukan kegiatan ini, bidan bekerja dalam bingkai hukum sistem

medis sosial.

Kegiatan bidan adalah:

Memberikan informasi keluarga berencana.

Mendiagnosa kehamilan.

Mengenali kelainan dari waktu ke waktu dengan bekerja sama

dengan dokter.

Mempersiapkan wanita / pasangan untuk menjadi orang tua.

Melakukan persalinan spontan (termasuk episiotomi bila

diperlukan dan melahirkan sungsang dalam kasus yang

mendesak)

Merawat ibu dan bayi baru lahir.

Secara hukum, bidan bertanggung jawab untuk kehamilan

normal dan kelahiran, tetapi dalam prakteknya dokter dan bidan

berbagi tanggung jawab. Dalam kasus kelainan, bidan merujuk ke

dokter kandungan setelah itu berbagi tanggung jawab. Bidan harus

selalu hadir pada saat persalinan, karena dilarang oleh hukum jika

melahirkan tanpa bidan. Profesi kebidanan telah dilindungi oleh

hukum sejak "Bundeshebammengesetz" di tahun 1984.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan

pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan

kewenangannya.Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat

dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat

memahami sejauh mana peran bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai

peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti. Serta hak,

kewajiban dan tanggung jawab seorang bidan dalam melakukan pelayanan

kesehatan dalam masyarakat.