pembahasan konkeb 5p.docx
-
Upload
melinda-samrotulfuaddah-mustopa -
Category
Documents
-
view
77 -
download
3
description
Transcript of pembahasan konkeb 5p.docx
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Peran Bidan dalam Pelayanan Kebidanan
1. Peran sebagai Pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan memepunyai tiga kategori tugas yaitu:
1) Tugas Mandiri:
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuahn kebidanan
yang diberikan:
1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien
2. Menetukan diagnose
3. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapi
4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disususun
5. Mengevalusi tindakan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan
7. Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra
nikah dengan melibatkan klien:
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan
wanita dalam masa pra nikah
2. Menentukan diagnose dan kebutuhan pelayanan dasar
3. Menyusun rencana tindakan/pelayanan sebagai prioritas dasar
bersama klien
4. Menyusun rencana tindakan/layanan sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan bersama klien
6. Membuat rencana tindak lanjut/layanan bersama klien
7. Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan
c. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal:
1. Mengkaji status kesehan klien yang dalma keadaan hamil
2. Menentukan diagnose kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien
3. Menyusun rencana asuahan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun
5. Mengevaluasi hasil asuahan yang telah diberikan bersama klien
6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
7. Membuat pencatatan dan laporan asuahn kebidanan yang telah
diberikan
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibkatkan klien/keluarga:
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan
2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam
masa persalinan
3. Menyusun rencana asuahan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun
5. Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan
6. Memebuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing
dengan prioritas
7. Membuat asuhan kebidanan
e. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir:
1. Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga
2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir
3. Menyusun rencana asuahan kebidanan sesuai prioritas
4. Melaksanakan asuahn kebidanan sesuai rencaan yang telah dibuat
5. Mengevaluasi asuahn kebidanan yang telah diberikan
6. Memebuat rencana tindak lanjut
7. Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah
diberikan
f. Memberikan asuahn kebidanan pada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien/keluarga:
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebbidanan pada ibu nifas
2. Menetukan diagnose dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas
3. Menyusun rencana asuahan kebidanan berdasarkan prioritas
masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi bersama klien asuahn kebidanan yang telah
diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana:
1. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus/vus
2. Menetukan diagnose dan kebutuhan pelayanana
3. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah
bersama klien
4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
5. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien
7. Memebuat pencatatan dan laporan
h. memberikan asuhan kebidanan pada wanita ganguan siistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimaterium dan menopause:
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien
2. Menetukan diagnose, prognosa, prioritas, dan kebutuhan asuhan
3. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien
7. Membuat pencatatan dan pelaporan asuahn kebidanan
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan
melibatkan keluarga:
1. Mengkaji asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang
bayi/balita
2. Menentukan diagnosa dan prioritas masalah
3. Menyusun rencana asuahan sesuai dengan rencana
4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah
5. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut
7. Membuat catatan dan laporan asuhan
2. Tugas Kolaborasi/Kerjasama
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
1. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi an
keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
2. Menentukan diagnosa, progsa dan prioritas kegawatan yang
memerlukam tindakan kolaborasi.
3. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan
hasil kolaborasi serta kerjasama dengan klien.
4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan encana dan dengan
melibatkan klien.
5. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7. Membuat pencatatan dan pelaporan.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan
keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dan tindakan kolaborasi.
2. Menenukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan
faktor resiko dan keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko
tinggi.
3. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama
sesuai prioritas.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko
tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7. Membuat catatan dan laporan.
c. Memberikan asuhan kebidan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan
yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi.
2. Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas sesuai dengan
faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
4. Melaksanakan asuhankebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan memberikan pertolongan
pertama sesuai prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
pada ibu hamil dengan resiko tinggi.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/ keluarga.
7. Membuat catatan dan laporan.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongn pertama dalam keadaan kegawat
daruratan yang memerukan tindakan kolaborasi dengan klien dan
keluarga.
1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi an keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
2. Menentukan dignosa, prognosa, dan prioritas sesuai dengan
faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
nifas dengan esiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai
prioritas.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi an
memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama keluarga/klien.
7. Membuat catatan dan laporan.
e. Memerikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan
yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dalam dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
2. Menentukan dignosa, pognosa, dan prioritas sesuai dengan
faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan.
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama
sesuai prioritas.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi an pertolongan pertama sesuai prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah
diberikan.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7. Membuat catatan dan laporan.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi
dan keadaan kegawat daruratan yang memrlukan tindakan
kolaborasi.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan
faktor resiko dan kegawat daruratan.
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah
diberikan.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7. Membuat catatan dan laporan.
3. Tugas ketergantungan/Merujuk
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan
tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan
rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas serta sumber-
sumber dan fasilitas untuk kebutuhan interversi lebih lanjut
bersama klien/keluarga.
3. Mengirim klien untuk untuk keperluan intervensi lebih lanjut
kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
dengan dokumentasi yang lengkap.
4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan:
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan.
2. Menentukan iagnosa, prognosa, dan prioritas.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. Meberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
6. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi.
c. Memberikan asuhankebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien
dan keluarga:
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu
dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang membutuhkan
rujukan.
4. Mengirim klien untuk interverensi lebih lanjut kepada petugas
atau instansi pelayanan kesehatan yang berwenang.
5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan interverensi yang sudah diberikan.
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
ibu dalam masa nifas dan penyulit tertentu dengan kegawatdarutan
dengan melibatkan klien dan keluarga
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu pada
masa nifas yang memerlukan konsultasi rujukan
2. Menetukan diagnose, prognosa dan prioritas masalah
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
4. Memberikan klien unutk keperluan interfensi lebih lanjut pada
petugas atau institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultan dan
rujukan dengan melibatkan keluarga
1. Mengkaji adanya penyulut dan keadaan kegawatan pada bayi
baru lahir yang memerlukan konsultan dan rujukan
2. Memerlukan diagnose, prognosa dan prioritas masalah
3. Memebrikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujuka dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan
tindakan
4. Mengrim klien kepada institusi pelayanan kesehatan yang
berwenang
5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan
f. memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan klien/keluarga.
1. mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada balita
yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
2. menerima diagnosa dan prioritas.
3. memberlikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. mengirim klien kepata petugas/institusi pelayanan kesehatan
yang berwenang.
5. membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan.
2. Peran Sebagai Pengelola
1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/klien.
a. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji
kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu
dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan
masyarakat.
c. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan
rencana.
d. Mengkordinir mengawasi dan membimbing kader, dukun atau
petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB
e. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khusunya kesehatan ibu dan anak serta KB
termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program
dan sektor terkait.
f. Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan
memelihara kesehatan dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada.
g. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktek
profesioal melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan-
kegiatan dalam kelompok profesi.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
1. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun
bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.
a. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota
tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk
konsultasi rujukan dan tindak lanjut.
b. Membina hubungan baik dengan dukun kader kesehatan/ PLKB
dan masyarakat.
c. Melaksanakan pelathan, membimbing dukun bayi, kader dan
petugas kesehatan lain.
d. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
e. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang
berkaitan dengan kesehatan.
3. Peran Sebagai Pendidik
1) Memberikn pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang
penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana.
a. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
b. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan
kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah di
kaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana yang telah di susun.
d. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyulihan
kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan
jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk
masyarakat.
e. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan
kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki
dan meningkatkan program di masa yang akan datang.
f. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap
dan sistematis.
1. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan
keperawartan serta membina dukun diwilayah atau tempat
kerjanya
a. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan
siswa.
b. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
pengkajian.
c. Menyiapkan alat, AVA dan bahan untuk keperluan latihan
bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
d. Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana
yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
e. Membimbing siswa bidan dan siswa keperawatan dalam
lingkup kerjanya.
f. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program
bimbingan.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
bimbingan dan pelatihan secara sistematis dan lengkap.
4. Peran Sebai Peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidan
kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan infestigasi sesuai dengan rencana.
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
e. Menusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
2.1.2 Fungsi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan
a. Pelaksanaan asuhan/pelayanan kebidanan
1) Melaksanakan asuhan/pelayanan kebidanan pada ibu hamil
normal dengan komplikasi patologis dan risiko tinggi.
2) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal
dengan komplikasi patologis dan risiko tinggi.
3) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal,
komplikasi patologis dan risiko tinggi.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu meneteki.
5) Melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi dan balita.
6) Melaksanakan asuhan kesehatan pada wanita/ibu dengan
gangguan sistem reproduksi.
7) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.
8) Melaksanakan pelayanan KB.
b. Pengelola unit KIA/KB.
1) Melaksanakan pelayanan KIA/KB.
2) Mengkoordinasi pelayanan KIA/KB.
c. Pendidik dalam asuhan/pelayanan kebidanan.
1) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan pada wanita dalam masa
pra perkawinan, ibu dan akseptor KB.
2) Melatih dan membina tenaga kesehatan, kader dan dukun bayi
dalam pelayanan KIA/KB.
d. Pelaksana penelitian dalam asuhan kebidanan.
1) Merencanakan penelitian.
2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisa data serta
menulis kesimpulan penelitian.
2.1.3 Ruang Lingkup Praktik Bidan
1. Pengertian
Lingkup praktik kebidanan adalah terkait erat dengan fungsi,
tanggung jawab dan aktifitas bidan yang telah mendapatkan
pendidikan, kompeten dan memiliki kewenangan untuk
melaksanakannya.
2. Kerangka kerja dalam pelayanan meliputi:
a. PERMENKES No. 1464/MENKES/SK/II/2010
b. Standar Praktik Bidan
c. Kode Etik Bidan
d. Kepmenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007
3. Lingkup praktik kebidanan meliputi pemberihan asuhan pada:
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan
pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan.Kewenangan
tersebut diatur melalui Peratura Menteri Kesehatan
(Permenkes).Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat, serta kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
a. Permenkes No.5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada
pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas
lain.
b. Permekes No. 363/IX/1980 yang kemudian diubah menjadi
Permenkes 623/1989, wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu
Permekes khusus. Dalam wewenang khusus ditetapkan bahwa
bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah pengawasan dokter.
c. Permenkes No.572/PER/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang
registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya
diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai
dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam
wewenang tersebut mencakup:
1) Pelayanan kebidanan meliputi pelayanan ibu dan anak
2) Pelayanan Keluarga Berencana
3) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
d. Permekes No. 900/SK/VII/2002, wewenang ini mengatur tentang
registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya
diberi kewenangan yang mandiri.
e. Permenkes no. HK.02.02/Menkes/149/I/2010, yang kemudian
diubah menjadi Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010,
wewenang ini mengatur tentang izin dan penyelenggaraan praktik
bidan.
Dalam menjalankan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi,
konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan
kemampuannya.Dalam keadaan arurat bidan juga diberi wewenang
pelayanan kebidanan yaitu yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa.
Lingkup praktik bidan adalah pada BBL, bayi, balita, anak
perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil,
bersalin, dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menoupose.
Ruang Lingkup Praktik Bidan
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwnang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan, anak, pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pra konsepsi,
kehamilan, persalinan, masa nifasm masa menyusui, dan masa antara
dua kehamilan meliputi:
Pelayana konseling pada masa pra hamil
Pelayanan ante natal pada kehamilan normal
Pelayana persalinan normal
Pelayana ibu nifas
Pelayana ibu menyusui
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilah
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu berwenang:
Episiotomy
Penjahitan luka jalan lahir derajat I, II
Penanganan kegawatdaruratam, dilanjutkan untuk perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
Fasilitas atau bimbingan IMD dan promosi ASI Ekslusif
Pemberian uterotonika pada Manajemen Aktif Kala III, post partum
Penyuluhan dan konseling
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
Pemberian surat keterangan kematian
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
Pelayanan kebidanan pada anak meliputi Pelayanan bayi baru lahir,
bayi, anak balita, dan anak pra sekolah. Bidan dalam pelayanan pada
anak tersebut berwenang:
Melakukan asuhan bayi baru lahir mormal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), injeksi vitamin
K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat.
Penangangan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerinta
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
Pemberian konseling dan penyuluhan
Pemberian surat keterangna kelahiran
Pemberian surat keterangna kematian
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga
Berencana.Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana berwenang untuk memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana, dan memberikan alat kontrasepsi oral dan
kondom.
Bagi bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayana alat kontrasepsi bawah kulit
Melakukan asuhan ante nata; terintegrasi dengan interfensi khusus
penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah superviese dokter
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
Melakukan pembinaan peran seta masyarakat di bidang kesehatan
ibu dan anak, anak usia sekolah, dan remaja dan penyehatan
lingkungan
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap IMS termasuk kondom dan penyakit lainnya
Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropikan dan zat
adiktif melalui informasi dan edukasi.
Pelayanan kesehatan lain yang menjadi program pemerintah.
Pelayanan AKBK, penanganan bayi dan Balita sakit, pelaksanaan
deteksi dini, merujuk dan memberi penyuluhan IMS dan NAPZA
hanya dapat dilakukan pada bidan yang telah dilatih untuk itu.
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter (kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), dapat melakukan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan.Dalam keadaan tidak terdapat dokter
yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat memberikan
pelaanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai
dengan kemampuannya.
Dalam keadaan darurat yang daiajukan untuk penyelamatan jiwa,
seorang bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain
kewenangannya.
2.1.4 Wewenang dalam Kebidanan
1. Pemberian kewengan lebih lluas kepada bidan di maksudkan untuk
mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada
setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar
penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat di
lakukan secara tepat dan tepat waktu.
2. Dalam menjalankan kewenangan yang di berikan, bidan harus :
a. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
b. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang di
lakukannya
c. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
d. Bertanggung jawab atas pelayanan yang di berikan dan berupaya
secara optimal dengan mengutamaan keselamatan ibu dan bayi
atau janin.
3. Pelayanan kebidaann kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan
pada masa pranikah termasuk remaja puteri, pra hamil, kehamilan,
persainan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode
interval ).
4. Pelayanan kepada wanita dalam masa pra nikah meliputi konseling
untuk remaja puteri, konseling persiapan pra nikah dan pemeriksaan
fisik yang di lakukan menjelang pra nikah. Tujuan dari pemberian
pelayanan ini adalah untuk mempersiapka waita usia subur dan
pasangannya yang akan menikah agar mengetahui kesehatan
reproduksi, sehingga dapat berperilaku reproduksi sehat secara
mandiri dala kehidupan rumah tangga kelak.
5. Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan masa persalinan dan
masa nifas meliputi pelayanan yang bekaitan dengan kewenangan
yang di berikan.
Perhatian khusus di berikan kepada masa sekitar persalinan karena
kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.
6. Pelayanan kesehatan kepada anak di berikan pada masa bayi
( khususnya bayi baru lahir ), balita dan anak pra sekolah.
7. Dalam melaksanaan pertolongan persalonan, bidan dapat memberikan
uterotonika.
8. Pelayanan dan pengobatan kelainann ginekologik yang dapat di
lakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti
keputihan dan penundaan haid. Pengobatan ginekologik yang di
berikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara
sebelum di rujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis
dokter.
9. Pelayanan kesehatan pada anak meliputi :
a. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonaatal sakit di
luar rumah sakit yang meliputi :
1. Pertolongan persalian yang atraumatik, bersih dan aman.
2. Menjaga tubuh bayi tetap hangat denagn kontak dini.
3. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas
spontan.
4. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
5. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain meliputi
perawatan tali pusat secara higienis, pemberian imunisasi
dan pemberian ASI ekslusif.
b. Pemeriksaan dan perawaatan bayi baru lahir di laksanakan pada
bayi 0-28 hari.
c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif untuk
bayi di bawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI)
untuk bayi di atas 6 bln.
d. Pemantan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitas
tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulisasi
tumbuh kemnbang balita.
e. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan
sepanjang sesuai denagn obat – obatan yang sudah di tetapka dan
segera merujuk pada dokter.
10. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara
lain :
a. Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja
puteri, calon pengantin, ibu dan bayi.
b. Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi
pemberian secara parental antibiotika pada infeksi/sepsi, oksitosin
pada kala III dan kala IV untuk pencegahan/penanganan
perdarahan posst partum karena hipotonia uteri, sedativa pada
preeeklampsia/eklampsi , sebagai pertolongan pertama sebelum di
rujuk.
c. Melakukan tindakan amniotomi pada pembukaan serviks lebih
dari 4cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia
uteri diyakini bahwa bayi dapat lahir pervaginan.
d. Kompresi bimanual internal dan atau eksternal dapat di lakukan
untuk menyelamatkan jiwa ibu pada perdarahan post partum
untuk meghentikan perdarahan. Di perlukan keterampilan bidan
dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.
e. Versi luar pada gemeli pada kelahiran bayi kedua. Kehamilan
ganda seharusnya sejak semula di rencanakan pertolongan
persalinannya di rumah sakit oleh dokter. Bila hal tersebut tidak
di ketahui, bidna yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat
melakuka versi luar pada bayi kedua yang tidak dalam masa
presentasi kepala, sesuai dengan protap.
f. Ekstraksi vacum pada bayi dengan kepala di pasang di dasar
panggul. Demi penyelamatan hidp bayi dan ibu bidan yang telah
mempunyai kompetensi, dapat melakukan ekstrasi vacum atau
ekstrasi cunam bila janin dalam presentasi belakang kepala dan
kepala janin telah berada di dasar panggul.
g. Resusitasi pada bayi baru lahir denagn asfisika.
Bidan di berikan wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru
lahir yang mengalami asfisika, yang sering terjadi pada partus
lama, ketuban pecah dini, persalinan denagn tindakan dan pada
bayi dengan berat badan lahir rendah, utamanya bayi
premature.Nayi tersebut selanjutnya perlu di rawat di fasilitas
kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari
1750 gram.
h. Hipotermi pada bayi baru lahir. Bidan di beri wewnang untuk
melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir denag
mengeringkan, menghangatkan, kontak dini metode kangguru.
11. Bidan dalam meberikan pelayanan keluarga berencana harus
memperhatikan kompetesi dan protap yang berlaku di wilayahnya
meliputi :
a. Membrikan pelayanan keluarga berencana yakni pemasangan IUD,
alat konstrasepsi bawah kulit (AKBK), pemberiran suntikan, tablet,
kondom, diafragma, jelly dan melaksanakan konseling.Melakukan
pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tanpa penyulit.
Tindakan ini dilakukan atas dasar kompetensi dan pelaksanaannya
berdasarkan Protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untuk
dilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.
b. Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa, bidan
berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan
yang diberikan bila tidak mungkin memperoleh pertolongan dari
tenaga ahli. Dalam memberikan pertolongan bidan harus mengikuti
protap yang berlaku.
12. Bidan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakt
mengacu pada pefoman yang telah ditetapkan.
13. Beberapa kewajiban bidan yang perlu diperhatikan dalam
menjalankan kewenangan:
a. Meminta persetujuan yang akan dilakukan. Pasien berhak untuk
mengetahui dan mendapat penjelasan mengenai semua tindakan
yang dilakukan kepadanya. Persetujuan dari pasien dan orang
terdekat dalam keluarga perlu dimintakan sebelum tindakan
dilakukan.
b. Memberikan informasi. Informasi mengenai pelayanan/tindakan
bidan yang diberikan dan efek samping yang ditimbulakn perlu
diberikan secara jelas, sehingga memberikan kesempatan
kepada pasien untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi
dirinya.
c. Melakukan rekam medic dengan baik. Setiap pelayanan yang
diberikan oleh bidan perlu didokumentasikan/dicatat seperti
hasil pemeriksaan dan tindakan yang diberikan dengna
menggunakan format yang berlaku.
14. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan:
a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai
dengna ketentuan yang sudah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang
untuk keperluan darurat dan sesuai dengan protap.
15. pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk surat keterangan kelahiran hanya dapat dibuat oleh bidan yang
memberikan pertolongan persalinan dengan menyebutkan:
1. Identitas bidan penolong persalinan;
2. Identitas suami dan ibu yang melahirkan;
3. Jenis kelamin, berat badan dan panjang badan anak yang dilahirkan;
4. Waktu kelahiran (tempat, tanggal dan jam).
b. Untuk surat keterangan kematian dapat diberikan kepada ibu dan bayi
yang meninggal pada waktu pertolongan persalinan dengna
menyebutkan:
1. Identitas bidan;
2. Identitas ibu/bayi yang meninggal;
3. Identitas suami dari ibu yang meninggal;
4. Identitas ayah dan ibu dari bayi yang meniggal;
5. Jenis kelamin;
6. Waktu kematian;
7. Umur;
8. Dugaan penyebab kematian.
c. Setiap pemberian surat keterangan kelahiran atau surat keterangan
kematian harus dilakukan pencatatan.
2.2 Pengkajian permenkes nomer 1646/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktek bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran
Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
Pelayanan kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan anak
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu
1. Ruang lingkup:
Pelayanan konseling pada masa pra hamil
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
Pelayanan persalinan normal
Pelayanan ibu nifas normal
Pelayanan ibu menyusui
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Kewenangan:
Episiotomi
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air
susu ibu (ASI) eksklusif
Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
Penyuluhan dan konseling
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
Pemberian surat keterangan kematian
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
1. Ruang lingkup:
Pelayanan bayi baru lahir
Pelayanan bayi
Pelayanan anak balita
Pelayanan anak pra sekolah
2. Kewenangan:
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin
K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
Pemberian konseling dan penyuluhan
Pemberian surat keterangan kelahiran
Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas,
khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah
mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang meliputi:
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan
anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit
lainnya
Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
2.3 Ruang lingkup dan Kewenangan Bidan di Negara Lain
2.3.1 Austria
Tugas dan tanggung jawab tanggung jawab pekerjaan bidan di Austria
melingkupi penyediaan perawatan dan saran kepada wanita hamil,
wanita yang melahirkan, ibu-ibu muda dan bayinya. Dengan
melakukan kegiatan ini, bidan bekerja dalam bingkai hukum sistem
medis sosial.
Kegiatan bidan adalah:
Memberikan informasi keluarga berencana.
Mendiagnosa kehamilan.
Mengenali kelainan dari waktu ke waktu dengan bekerja sama
dengan dokter.
Mempersiapkan wanita / pasangan untuk menjadi orang tua.
Melakukan persalinan spontan (termasuk episiotomi bila
diperlukan dan melahirkan sungsang dalam kasus yang
mendesak)
Merawat ibu dan bayi baru lahir.
Secara hukum, bidan bertanggung jawab untuk kehamilan
normal dan kelahiran, tetapi dalam prakteknya dokter dan bidan
berbagi tanggung jawab. Dalam kasus kelainan, bidan merujuk ke
dokter kandungan setelah itu berbagi tanggung jawab. Bidan harus
selalu hadir pada saat persalinan, karena dilarang oleh hukum jika
melahirkan tanpa bidan. Profesi kebidanan telah dilindungi oleh
hukum sejak "Bundeshebammengesetz" di tahun 1984.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat
dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat
memahami sejauh mana peran bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai
peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti. Serta hak,
kewajiban dan tanggung jawab seorang bidan dalam melakukan pelayanan
kesehatan dalam masyarakat.