pembahasan dexametashone

3
Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan uji toksisitas dexamethasone. Dexamethasone merupakan kelompok obat kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat-zat di dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.Dexamethasone digunakan dalam menangani berbagai kondisi, misalnya penyakit autoimun seperti sarcoidosis dan lupus, penyakit inflamasi usus seperti ulcerative colitis dan penyakit Crohn, beberapa penyakit kanker, dan alergi. Deksamethasone adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan Deksamethasone bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi Deksamethasone dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi. Mekanisme kerjanya adalah kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormone memasuki sel melewati membrane plasma secara difusi pasif.Hanya di jaringan target hormone ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk kompleks reseptor- steroid.Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nucleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik.

description

farmakologi pembahasan dexametason

Transcript of pembahasan dexametashone

PembahasanPraktikum kali ini dilakukan uji toksisitas dexamethasone. Dexamethasone merupakan kelompok obat kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat-zat di dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.Dexamethasone digunakan dalam menangani berbagai kondisi, misalnya penyakit autoimun seperti sarcoidosis dan lupus, penyakit inflamasi usus seperti ulcerative colitis dan penyakit Crohn, beberapa penyakit kanker, dan alergi.Deksamethasone adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan Deksamethasone bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi Deksamethasone dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.Mekanisme kerjanya adalah kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormone memasuki sel melewati membrane plasma secara difusi pasif.Hanya di jaringan target hormone ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk kompleks reseptor-steroid.Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nucleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini yang akan menghasilkan efek fisiologik steroidUntuk tosisitasnya, pada penggunaan jangka panjang, khususnya pada dosis tinggi, supresi aksis kelenjar hipotalamus-adenokortikal (hypothalamus-pituitary-adenocortical axis) dapat mengarah pada ketergantungan psikologis dan gejala penarikan yang muncul selama pengobatan dihentikan atau selama stress psikologis terjadi.Dalam praktikum kali ini, setiap mencit diberikan sediaan asetosal dengan dosis toksik yang telah di konversi. Pengamatan dilakukan selama 1 jam setelah pemberian sediaan terhadap mencit. Selama 1 jam, kedua mencit mengalami gejala keracunan dexamethasone. Gejala yang terjadi adalah tremor pada tubuh mencit. Hal ini terjadi karena mencit mengalami keracunan atau overdose dari asetosal yang diberikan. Kelompok kami menggunakan dosis 4.

Dalam praktikum, hewan percobaan atau mencit kelompok kami tidak mengalami koma atau kematian. Gejala keracunan atau toksisitas asetosal pada kelompok kami ditandai dengan gejala tremor, hal tersebut menandakan bahwa dosis yang diberikan sudah mengalami dosis toksik.

SimpulanSetelah dilakukan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa pada dosis 4 mencit mengalami gejala tokisistas dexamethasone. Gejala toksik tersebut berupa tremor pada tubuh mencit.