pembahasan

11
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebagai seorang bidan dan seorang dokter yang bergelut di bida kesehatan pastilah tau mengenai apa itu persalinan, dan apa terlibat dalam persalinan tersebut. Begitu pula yang akan dibahas da makalah ini mengenai Air ketuban ( liquor amnii ). Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air ketuban ( liquor amnii ). Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Air ketuban sangat lah penting bagi calon bayi atau j berada didalam kandungan ibu karena merupakan hal terpenting bagi ja untuk melindungi janin dari pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhad gerakan-gerakan anak. Jika air ketuban berkurang, pergerakan dalam akan terasa nyeri oleh si ibu. Maka dari itu air ketuban sanga penting bakal calon janin, dan dalam makalah ini akan diperjelas bagaimana proses pembentukan, fungsi, serta kegunaannya. B. Tujuan a. Mengetahui fungsi dari liquor amnii. b. Mengetahui proses pembentukan liquor amnii.

Transcript of pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebagai seorang bidan dan seorang dokter yang bergelut di bidang kesehatan pastilah tau mengenai apa itu persalinan, dan apa saja yang terlibat dalam persalinan tersebut. Begitu pula yang akan dibahas dalam makalah ini mengenai Air ketuban (liquor amnii). Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air ketuban (liquor amnii). Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Air ketuban sangat lah penting bagi calon bayi atau janin yang berada didalam kandungan ibu karena merupakan hal terpenting bagi janin untuk melindungi janin dari pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan anak. Jika air ketuban berkurang, pergerakan anak di dalam akan terasa nyeri oleh si ibu. Maka dari itu air ketuban sangatlah penting bakal calon janin, dan dalam makalah ini akan diperjelas bagaimana proses pembentukan, fungsi, serta kegunaannya.

B. Tujuan a. Mengetahui fungsi dari liquor amnii. b. Mengetahui proses pembentukan liquor amnii.

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Likuor Amnii Di dalam ruang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (air krtuban). Volume likuor amnii pada hamil cukup bulan 1000-1500 ml; warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan berat jenis 1,008, terdiri dari 98% air. Sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organik dan bila diteliti benar terdapat lanugo (rambut halus berasal dari bayi), sel-sel epitel, dan verniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi ). Protein ditemukan rata-rata 2.6% g per liter, sebagian besar sebagai albumin. Terdapatnya lesitin dan sfingomielin amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi. Dengan peningkatan kadar lesitin permukaan alveolus paruparu diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan merupakan syarat untuk berkembangnya paru-paru dan untuk bernafas dan merupakan syarat untuk berkembangnya paru-paru untuk bernapas. Untuk menilai hal ini dipakai perbandingan antara lesitin dan sfingomielin.Kadang-kadang pada partus, warna air ketuban ini menjadi kehijau-hijauan karena tercampur mekonium (kotoran pertama yang dikeluarkan bayi dan yang mengandung

2

empedu). Berat jenis likuor menurun dengan turunnya kehamilan (1,025 1,010). Dari mana likuor ini berasal belum diketahui dengan pasti, masih dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Telah banyak teori diungkapkan mengenai hal ini, antara lain bahwa air ketuban ini berasal dari lapisan amnion, terutama dari bagian pada plasenta. Teori lain mengungkapkan kemungkinannya berasal dari plasenta. Dikemukakan bahwa peredaran likuor amnii cukup baik. Dalam satu jam didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml. Mengenai cara perputaran inipun terdapat banyak teori, antara lain bayi menelan air ketuban yang kemudian dikeluarkan melalui air kencing. Prichard dan Sparr menyuntikkan kromat radioaktif ke dalam air ketuban ini. Mereka menemukan bahwa janin menelan kurang lebih 810 cc air ketuban atau 1% dari seluruh volume air ketuban dalam tiap jam. Apabila janin tidak menelan air ketuban ini janin dengan stenosis akan di dapat keadaan hidramnion. Keadaan hidramnion ini terdapat pula pada anensefalus, spina bifida, dan karioangioma (tumor pembuluh darah plasenta) . Potter juga mengemukakan adanya hidramnion pada agnesis ginjal bawaan. Likuor amnii makin banyak menarik perhatian untuk pembuatan diagnosis melalui kelainan atau keadaan janin, misalnya jenis kelamin janin, golongan darah ABO, janin dalam Rhesus isoimunisasi, apakah janin cukup bulan, adanya macam-macam kelainan genetik, dan lain-lain. Obstetri modern menginginkan deteksi kelainan kehamilan sedini

3

mungkin. Untuk menggunakan diagnosis umumnya dipakai sel-sel yang terdapat di dalam likuor amnii dengan melakukan amniosintesis. Amniosentesis dewasa ini sering dilakukan melalui perut

(transabdominal), umumnya pada kehamilan 14-16. Bila amniosentesis dilaksanakan lebih dini, maka resiko terjadinya abortus lebih tinggi. Dengan ultrasonografi ditentukan sebelumnya letak plasenta, untuk menghindarkan plasenta ditembus. Fungsi melalui plasenta dapat menimbulkan perdarahan dan pencemaran likuor amnii oleh darah. Bila ini terjadi maka likuor amnii ini tidak dapat untuk mengadakan analisis kimiawi dan sitogenetik. Amniosentesis ini bukan tidak berbahaya, ia dapat menimbulkan trauma pada janin, plasenta, percampuran darah antara janin dan ibu dengan kemungkinan sensitisasi, dan abortus, meskipun komplikasi ini jarang terjadi. Maka dari itu amniosentesis hendaknya hanya dikerjakan bila ada indikasi yang tepat. Likuor amnii sendiri tanpa sel-sel merupakan suatu bahan untuk penyelidikan lebih lanjut, misalnya dalam pemeriksaan adrenogenital syndrome, Tay-sack disease,methyl malonic acidemia, dan sebagainya. Di samping banyaknya lipid dan polipeptid di dalamnya, ditemukan pula enzim-enzim yang terdapat di cellular organelles. Mengingat banyaknya hal-hal tersebut dapat diselidiki di dalam likuor amnii secara biokimiawi, maka jelas bahwa hanya pusat penyelidikan tertentu saja yang dapat mengerjakan hal tersebut.

4

Akhirnya, air ketuban mempunyai fungsi : 1. Melindungi janin terhadap trauma dari luar 2. Memungkinkan janin bergerak dengan bebas 3. Melindungi suhu tubuh janin 4. Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga serviks membuka 5. Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah- dengan cairan yang steril, dan mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi.

B. Ruangan amonion Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion merapat pada chorion dan melekat denganya ruangan amnion berisi air ketuban. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion, mesoderm, chorion, dan lapisan tipis dari decidua. Liquor amnii (air ketuban) Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban. Banyaknya kadangkadang sangat berbeda. a. Pada minggu ke-36 banyaknya : 1030 cc b. Pada minggu ke-40 banyaknya: 790 cc c. Pada minggu ke -43 sudah berkurang menjadi 240 cc.

5

Jika banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan polyhy dramnion atau hydramnion. Jika terlalu sedikit, kurang dari 500 cc, disebut

oligohydramnion. Air ketuban reaksinya alkalis, B.D.-nya 1.007-1.025, baunya anyir. Air ketuban untuk bagian besar terdiri dari air, tapi mengandung juga sedikit ureum, protein, asam protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzym-enzym. Juga terdapat bintik-bintik lemak yang berasal dari kulit badan anak (vernix caseose), rambut yang halus yang juga berasal dari anak (lanugo) dan sel-sel yang berasal dari kulit anak maupun dari amnion. Sifat-sifat air ketuban yang harus kita ketahui untuk memedakan apakah yang keluar dari alat kemaluan ituair ketuban atau air kencing. Sifat air kencing asam (dapat dibedakan dengan kertas lakmus), baunya pesing dan jernih tidak mengandung vernix caseosa atau lanugo. Sifat-sifat air ketuban: seperti jernih atau keruhnya, banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi atau amniocentesis. Amnioskopi: Dengan amnioskopi air ketuban dapat berwarna kuning, hijau muda, hijau tua. Warna hijau tua menunjukan bayi dalam keadaan bahaya (distress). Dengan amniocentesis dapat ditentukan umur janin dan sex janin.

6

Faal air ketuban adalah: a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas ke segala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarya maka pertumbuhan tentu terganggu. b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan naik. Kalau air ketuban berkurang, pergerakan anak di rasakan nyari oleh ibu. c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak. d. Waktu persalinan membuka servix dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang di atas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka cervix.

Asal liquor amnii belum begitu jelas, kemungkinan berasal dari: 1. Kencing janin 2. Transudat darah ibu. 3. Sekret epithel ammnion. 4. Campuran 1,2 dan 3 Air ketuban terus menerus diganti, artinya dibuat tapi juga dialirkan hydramnion misalnya dapat terjadi karena pembuatan berlebihan atau pengaliran tidak sempurna.

7

Ternyata bahwa ada pertukaran air antara ibu dan janin, antara ibu dan air ketuban dan antara janin dan air ketuban. Ada bukti bahwa sebagian air ketuban diminu oleh bayi, diabsorpsi oleh usus, kemudian diangkut ke placenta untuk diserahkan kedalam darah ibu. Kalau jalan ini terhalang misalanya karena anak tak dapat menelan atau karena ada tekanan pada tali pusat maka dapat terjadi hydramnion.

8

BAB III KESIMPULAN Di dalam ruang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (air ketuban). Volume likuor amnii pada hamil cukup bulan 1000-1500 ml; warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Terdapatnya lesitin dan sfingomielin amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi. Dengan peningkatan kadar lesitin permukaan alveolus paru-paru diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan merupakan syarat untuk berkembangnya paru-paru untuk bernapas. ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion merapat pada chorion dan melekat denganya ruangan amnion berisi air ketuban. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion, mesoderm, chorion, dan lapisan tipis dari decidua. Sifat-sifat air ketuban yang harus kita ketahui untuk memedakan apakah yang keluar dari alat kemaluan ituair ketuban atau air kencing. Sifat air kencing asam (dapat dibedakan dengan kertas lakmus), baunya pesing dan jernih tidak

mengandung vernix caseosa atau lanugo. Sifat-sifat air ketuban seperti jernih atau keruhnya, banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi atau amniocentesis. Dengan amnioskopi

9

air ketuban dapat berwarna kuning, hijau muda, hijau tua. Warna hijau tua menunjukan bayi dalam keadaan bahaya (distress) dengan amniocentesis dapat ditentukan umur janin dan sex janin. Air ketuban terus menerus diganti, artinya dibuat tapi juga dialirkan hydramnion misalnya dapat terjadi karena pembuatan berlebihan atau pengaliran tidak sempurna.

10

DAFTAR PUSTAKA Sumber : Winkjosastro,Hanifa. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka. Jakarta : 2007. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran EGC. Jakarta:1998

11